INDONESIA SEHAT 2014 STRATEGI PENANGGULANGAN MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA
WENNY NUGRAHATI CARSITA R.08.01.031
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
( STIKes) INDRAMAYU Jl. Olah Raga No. 26 No. Telp. (0234) 271229 2011 1
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI PENANGGULANGAN MASALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA
WENNY NUGRAHATI CARSITA R.08.01.031
Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim karya tulis ilmiah STIKes Indramayu
Indramayu, 18 April 2011 Mengetahui, Puket III
Bachtiar Efendi, S.Kep.,Ns NIK 043 213 004
Dosen Pembimbing
Ian Riyani, S.Kep., Ns 2
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya kami bisa menulis makalah Strategi Penanggulangan Masalah Gizi pada Bayi dan Balita. Makalah ini berisi penjelasan-penjelasan dan strategi untuk menanggulangi masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia. Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya pembaca mengetahui informasiinformasi tentang pentingnya gizi seimbang dan penyebab masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu meyusun makalah ini, terutama kepada pihak pimpinan STIKes Indramayu serta dosen-dosen dan teman-teman yang ada di STIKes Indramayu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tak luput dari kesalahan. Baik dari segi teori, sistematika, maupun bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Indramayu, 18 April 2011
Penulis
3
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar..………………………………………………………………………i Daftar Isi……………………………………………………………………………...ii Ringkasan……………………………………………………………………………iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………………….1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………3 C. Gagasan Singkat……………………………………………………………...3 D. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..3 E. Manfaat Penulisan……………………………………………………………4 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Indonesia 2014……………………………………………………………….5 B. Gizi Seimbang Masa Balita………………………………………………….6 C. Faktor Penyebab Kurang Gizi……………………………………………….9 D. Pemecahan Masalah Gizi……………………………………………………10 E. Dampak Gizi Kurang pada Bayi dan Balita…………………………………11 BAB III METODE PENULISAN BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB V KESIMPULAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………………………………......……………………………...19 B. Rekomendasi………………………………………………………………...20 DAFTAR PUSTAKA
4
RINGKASAN
Keadaan kesehatan masyarakat di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Salah satu faktor utama yaitu perbaikan gizi pada bayi dan balita. Kesehatan bayi dan balita yang menjadi masalah adalah kurang gizi. Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita. Manfaat penulisan ini di harapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang pada bayi dan balita. Sebagai upaya perbaikan dan penanganan gizi kurang pada bayi dan balita. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah cukup. Masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor baik langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi. Sedangkan tidak langsung dipengaruhi oleh rendanhya pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan. Sedangkan faktor lain yaitu kemiskinan. Strategi Departemen Kesehatan untuk menangani masalah gizi di Indonesia di antaranya, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, mental, dan kecerdasan anak, menurunnya daya tahan tubuh, menciptakan gnerasi lemah, serta rentan penyakit.
5
SUMMARY The health condition for Indonesia society are still pitiful. One of that factors, namely the infant and toddler’s improving nutrient. Toddlers and infants health who become a problem it is because of lack nutrition. The goal of this paper is for analyzing strategic of nutrient controlling for the infants and toddlers. The useful of this paper is hoped, it can give information to the society about the importance of balance nutrition for the infants and toddlers. As the effort of the improvement and controlling of being lack of nutrients, especially to the infants and toddlers. Balancing nutrient is the individual food consumption daily it must be different and being fulfill five groups nutrient substance in enough total. The nutrient problem is caused by some factors both direct and indirect. Directly it is impacted by infection diseases and it is not enough nutrient, while indirectly is impacted by the lowest of education, knowledge, and income. While another factor is poverty. Strategic of health department to handle the nutrient in Indonesia, namely movement and using the society to live healthy, increase the society access for serving health quality. The nutrient is one factor of the quality decision of the humans resources. The result of lack nutrient will impact the unsuccess of the infant growing or malformations, mental, and the children’s ability, reducing health condition or immune system, creating weak generation, also easy being sick.
6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keadaan
Kesehatan
masyarakat
Indonesia
masih
cukup
memprihatinkan. Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kesehatan masyarakat adalah perbaikan gizi pada bayi dan balita. Kesehatan bayi dan balita merupakan ukuran penting kesehatan nasional karena variabel itu berkaitan dengan berbagai faktor, antara lain kesehatan bayi dan balita, kondisi sosial ekonomi, dan praktik kesehatan masyarakat. Kesehatan bayi dan balita menjadi masalah di Indonesia diantaranya kurang gizi yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan balita di negara berkembang. Prevalensi kurang gizi di Indonesia masih sangat tinggi, yang bisa berdampak pada penurunan kualitas Sumber Daya Manusia. Keadaan
ini
berkaitan
erat
dengan
berbagai
kondisi
yang
melatarbelakanginya, seperti malnutrisi, kondisi lingkungan, kondisi sosial, ekonomi, seperti kemiskinan dan sebagainya. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) yang menunjukkan kesehatan masyarakat Indonesia terendah di Asia dan peringkat ke-142 dari 170 negara. Data WHO menyebutkan angka kejadian 7
gizi buruk dan kurang gizi pada balita 2002 masing-masing meningkat menjadi 8,3 % dan 27,5 % ,serta pada 2005 naik lagi menjadi masing-masing 8,8 % dan 28 %. ( www.eramuslim.com). Menurut Sub Direktorat Gizi Makro Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan, angka kejadian (prevalensi) gizi kurang yang terjadi di 53 kabupaten/kota di Indonesia masih di atas 40 % dari populasi balita ( www.eramuslim.com). Hasil penelitian “ Early Child Development “ di Pangalengan, Jawa Barat menunjukkan bahwa kurang gizi erat hubungannya dengan kemunduran kecerdasan anak, dan masalah kurang gizi yang ringan. Sekalipun demikian sudah dapat menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari program perbaikan gizi bukan hanya untuk menambah berat badan atau tinggi badan anak, melainkan juga untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Jadi, tumbuh dan kembang anak harus mendapatkan perhatian serius, agar anak-anak lebih cerdas dan berkualitas (Depkes RI, 2006). Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kurang gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang perlu untuk segera dicarikan strategi yang tepat untuk menanganinya. Penulis merasa tertarik untuk menganalisis strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia.
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dituliskan rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia?
C. Gagasan Singkat Melakukan perbaikan gizi mayarakat disamping dari bidang kesehatan itu sendiri di antaranya, melakukan upaya promotif mengenai gizi seimbang, revitalisasi Posyandu, dan melaksanakan kembali program pemberian makanan tambahan, juga penulis mengharapkan perbaikan gizi masyarakat melalui kerjasama lintas sektoral, diantaranya sektor pertanian, ekonomi,sosial dan budaya.
D. Tujuan Penulisan Makalah 1. Tujuan Umum Menganalisis strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita. 2. Tujuan Khusus 1) Mengetahui pengertian gizi seimbang pada bayi dan balita 2) Mengetahui faktor-faktor penyebab gizi kurang pada bayi dan balita 3) Mengetahui gambaran dampak gizi kurang pada bayi dan balita
9
4) Menganalisis strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang masalah gizi pada bayi dan balita untuk penelitian yang lebih mendalam. 2. Manfaat Praktis 1) Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya terkait permasalahan gizi pada bayi dan balita. 2) Memberikan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang pada bayi dan balita, sebagai upaya perbaikan gizi dan pecegahan gizi kurang pada bayi dan balita.
10
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Indonesia 2014 Indonesia Sehat 2014 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam: lingkungan sehat, perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya. Ada dua persepsi berbeda yang cukup menarik ketika kita mendengar ungkapan atau semboyan “Menuju Indonesia Sehat 2014”, pertama adalah jelas bahwa di tahun 2014 diharapkan mayoritas penduduk Indonesia berada pada kondisi sehat dalam konteks kesehatan pada umumnya baik lahir maupun batin, dan kedua adalah di tahun 2014 nanti Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi sebuah negara yang sehat dan kuat sehingga dapat melindungi dan mensejahterakan seluruh penduduknya dalam pemenuhan hak-hak Sipol (sipil dan politik) dan juga hak-hak Ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya). Salah satu program unggulan yang dicanangkan yaitu Perbaikan Gizi.
11
B. Gizi Seimbang Masa Balita Masalah gizi balita yang dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan. Sedang masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan (Almasteir, 2002). 1.
Pengertian Zat gizi adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam
makananyang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh kita (Paath, 2005). Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu seharihari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001).
12
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang berumur dibawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan kalori protein (Back, 2000). 2.
Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya
energy dan protein. Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan : a.
Balita Usia 1-3 tahun Jenis makanan yang disukai anak balita diusia ini biasanya
adalah makanan yang manis-manis, seperti coklat, permen es krim, dll. Pada usia ini sebaiknya makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (carries). Pada usia ini biasanya anak sangat rentang terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mebgakibatkan gangguan fungsi mata, sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.
13
b.
Balita Usia4-6 tahun Pada usia ini , anak-anak masih rentan terhadap gangguan
penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua, para pembimbing dan pendidik disekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan kepada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua serta lingkungan sekitarnya. Sehingga anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi (waryana, 2010). 3.
Upaya Memberikan makanan Untuk balita : a.
Berikan makanan 5-6 kali sehari, pada masa ini lambung anak belum mampu mengakomdasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6 kali sehari (3 kali makanan berat dirambah cemilan sehat).
b.
Berikan porsi kecil, batita di kenal sebagai anak yang mempunyai nafsu makan yang naik turun. Terkadang makan dengan makan dengan porsi banyak dan kadang makan dengan porsi sedikit, namun tetap bisa tumbuh dengan sehat. Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan (Sitorus, 2009).
14
C. Faktor Penyebab Kurang Gizi Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, pengetahuan dan tingkat pendapatan yang rendah (Anonymous, 2007). Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan , tetapi merupakan masalah
gizi
buruk
adalah
kemiskinan,
dan
kesempatan
kerja.
(www.pemprovmaluku.go.id) Masalah gizi di Indonesia dan Negara bergembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah kurang energy Protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional pangan dan gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih (www.gizinet.com).
15
D. Pemecahan Masalah Gizi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan titik pangkal bagi terciptanya lingkungan sehat. Untuk mengatasi hal tersebut, diharapkan
mampu
untuk
membiasakan
perilaku
sehat,
keluarga diantaranya
mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang, mengkonsumsi
garam
yodium, memberikan ASI eksklusif, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi. 1.
Strategi Depkes Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi masyarakat yang paling erat kaitannya dengan pembangunan pertanian situasi produksi pangan dalam negeri serta ekspor dan impor pangan akan menentukan ketersediaan pangan yang selanjutnya akan mempengaruhi ketahanan pangan di tingkat wilayah, sementara ketahanan pangan tingkat rumah tanggaakan ditentukan pula oleh daya beli masyarakat terhadap pangan. (www.pemprovmaluku.go.id)
16
E. Dampak Gizi Kurang pada Bayi dan Balita Tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) disebabkan ibu hamil menderita kurang energy protein akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental, dan kecerdasan anak. Dan yang meningkatkan resiko tinggi yang dilahirkan kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak yang kemudian hari dapat mengurangi IQ anak, menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah, serta rentan penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh ( Syarief, 2004 ). Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan. Akibat lainya adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian (Soekirman, 2000).
17
BAB III METODE PENULISAN
1. Penulisan makalah ini menggunakan metode studi/kajian pustaka. Dalam kajian pustaka ini penulis mengawali dengan mengumpulkan fakta dan informasi yang menunjang, sebagai dasar/latar belakang masalah sampai dengan analisis dari permasalahan. Referensi yang digunakan dalam makalah ini didapatkan dari berbagai sumber, baik dari buku, media masa, maupun internet. 2. Analisis Data Berdasarkan referensi yang sudah penulis kumpulkan, penulis berupaya untuk membuat suatu analisis tentang strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita dengan melihat dari kemungkinan penyebab masalah tersebut. 3. Mengambil Kesimpulan dan Merumuskan Saran/Rekomendasi Dari hasil analisis berdasarkan kajian pustaka tersebut kemudian penulis menarik kesimpulan, yang kemudian menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi yang berupa strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita.
18
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, pengetahuan dan tingkat pendapatan yang rendah (Anonymous, 2007). Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi merupakan masalah gizi buruk adalah kemiskinan dan kesempatan kerja. (www.pemprovmaluku.go.id) Selain faktor-faktor tersebut, masalah gizi juga sangat berkaitan denagan faktor ekologi : 1. Infeksi Terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi, hal ini hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zatzat makanan secara baik. (www.lusa.wed.id) 2. Ekonomi Kemiskinan terhadap masyarakat umunya begitu banyak dan komplek. Dengan banyaknya pengangguran masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya, sehingga akan memberikan dampak secara 19
langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran ratarata. (www.nurinoviantipramesti.com) 3. Budaya Budaya sangat mempengaruhi pengolahan pangan dan pola pengasuhan anak. Budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan yang kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip gizi. Misalnya seorang balita tidak boleh makan daging atau ikan.( www.antarnews.com) 4. Lingkungan Perilaku bersih dan sehat (PHBS) merupakan titik pangkal bagi terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa penyebab utama timbulnya masalamasalah gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku. Terjadinya kekurangan protein pada balita maka perilaku dalam pemberian makan balitanya harus diubah, sehingga menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Untuk mengatasi faktor penyebab masalah gizi tersebut, penulis memandang perlu untuk memberikan strategi penanggulangan masalah berupa : 1.
Dalam menangani masalah gizi yang disebabkan kemiskinan dan tingkat pendapatan yang rendah, sebagai alternatifnya diperlukan adanya sebuah kelompok usaha bersama di dalam masyarakat yang bertujuan untuk membuka kesempatan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. 20
Kemudian
pemerintah
dapat
memfasilitasi
kegiatan
tersebut
dengan
memberikan pinjaman modal usaha kepada masyarakat. 2.
Dalam mengatasi faktor penyebab keterbatasan kesediaan pangan pemerintah mengadakan kerja sama lintas sektor. Misalkan melakukan kerjasama dengan sektor pertanian dengan mengganti padi dengan sumber karbohidrat lain yang kandungan gizinya sama untuk menghasilkan makanan pokok sehingga masyarakat mampu berswasembada pangan. Melaksanakan kembali program pemberian makanan tambahan bagi anak usia pra dan sekolah.
3.
Melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang. Penulis juga merasa perlu untuk merumuskan strategi yang menunjang strategi
departemen kesehatan. Strategi departemen kesehatan dalam menanggulangi permasalahan gizi adalah sebagai berikut: Menggerakkan
dan
memberdayakan
masyarakat
untuk
hidup
sehat,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. Untuk mensukseskan
strategi
yang dilakukan pemerintah khususnya
Departemen Kesehatan, penulis memandang perlu untuk memberikan gagasan berupa strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita yaitu:
21
1.
Untuk memonitor masalah gizi di masyarakat khususnya bayi dan balita diharapkan tenaga kesehatan bekerjasama dengan tokoh masyarakat setempat sebagai perantara dalam melakukan kegiatan survey ke lapangan, guna untuk mendapatkan data-data penderita gizi kurang.
2.
Melakukan kegiatan pengkaderisasian yang anggotanya masyarakat setempat, guna untuk membantu upaya promotif.
3.
Melakukan revitalisasi Posyandu dengan melakukan konseling kepada tenaga kesehatan setelah dilakuakn Posyandu, serta menindak tegas terhadap tenaga kesehatan yang dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu tidak sesuai dengan prosedur.
4.
Dilakukannya pemasangan-pemasangan spanduk tentang gizi seimbang dan dampaknya di setiap sudut jalan dan pemberian brosur kepada masyarakat, diharapkan masyarakat akan mengetahui dan senantiasa melakukan perilaku sehat, karena dimulai dari sesuatu yang kecil itulah perilaku sehat akan mengubah seuatu yang besar.
5.
Untuk menerapkan gizi seimbang berawal dari perilaku dan lingkungan yang sehat, di pandang perlu bahwa di setiap desa terdapat pembuangan sampah yang dibedakan antara sampah organik dan anorganik. Selain apa yang telah dipaparkan diatas, masalah gizi di Indonesia dan Negara
bergembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energy Protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), 22
masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional pangan dan gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, sudah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih. (www.gizinet.com) Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis memandang perlu untuk memberikan gagasan alternatif model pemecahan masalah berupa : 1.
Upaya tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada ibu menyusui mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-4 bulan.
2.
Pemberian vitamin dan zat besi kepada ibu hamil
3.
Penyuluhan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi garam yodium
4.
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai persepsi yang salah yang menganggap adanya larangan memakan makanan tertentu.
23
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Simpulan 1. Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) tidak berlebihan dan tidak kekurangan. (Almatsier, 2001). 2. Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan, pengetahuan dan tingkat pendapatan yang rendah. (Anonymous, 2007) 3. Strategi pemerintah untuk mengatasi perbaikan gizi di antaranya, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. 4. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti 24
kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan. Akibat lainya adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian. (Soekirman, 2000) B.
Rekomendasi 1. Untuk melakukan strategi penanggulangan masalah gizi pada bayi dan balita, pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor penyebab gizi kurang pada bayi dan balita
selain kesehatan, yaitu faktor ekonomi,
budaya, dan lingkungan. 2. Mengingat gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Maka seyogyanya pemerintah harus lebih serius dalam penanganan dan pemantauan terhadap masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia.
25
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Ronald. 2009. Makanan Sehat dan bergizi. Bandung : Yrama Widya Depkes RI. 2006. Jurnal Penelitian gizi dan Makanan. Bogor : Depkes RI Eramuslim. 2004. Masalah Gizi Kurang di Indonesia. www.eramuslim.com. Pemprovmaluku. 2004. Penyebab Gizi Kurang. pemprovmaluku.go.id Gizinet. 2006. Penyebab Gizi Kurang Pada Bayi Dan Balita. www.gizi.net Antarnews. 2004. Faktor Penyebab Gizi Kurang. www.antarnews.com Lusawed. 2004. Faktor Infeksi Penyebab Gizi Kurang. www.lusa.wed.id
26