INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG
Daftar Isi KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2012
Daftar isi BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
……………………………………………………………..
i
Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ...................................................................
1
1.2. Maksud dan Tujuan Penentuan IKU....................................
2
1.3. Landasan Hukum..................................................................
2
Pengertian Indikator Kinerja 2.1. Difinisi Indikator Kinerja Utama..........................................
4
2.2. Syarat Kriteria Indikator Kinerja Utama.............................
4
Gambaran Umum 3.1. Visi ………………….........................................................
6
3.2. Misi......................................................................................
6
3.3. Tugas Pokok dan Fungsi......................................................
6
3.4. Arah Kebijakan ...................................................................
7
Penutup........................................................................................
10
Lampiran Indikator Kinerja Utama
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan melalui pelaksanaan program dan
kegiatan diharapkan semaksimal mungkin dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut lembaga pemerintah harus
mampu
menerakan sistem
yang kondusif
bagi
berlangsungnya pembangunan sejak dari perencanaan hingga proses evaluasi. Prinsip Good Governance atau kepemerintahan yang baik merupakan sebuah komitmen yang mutlak dalam penyelenggaraan kepemerintahan dengan bercirikan profesionalisme, transparan, efektif, efisien akuntabel, demokratis dengan tetap menjungjung supremasi hukum. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja untuk menunjukan apakah sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai, yang kemudian dituangkan dalam Indikator Kinerja. Agar sasaran kegiatan dan program berjalan efektif, efisien dan optimal maka ditetapkan suatu pengukuran Indikator Kinerja strategis yang menjadi prioritas di setiap Instansi pemerintah sebagai suatu bentuk penajaman sasaran sehingga diharapkan tujuan visi dan misi organisasi dapat tercapai sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA maupun RENJA, yang
telah
ditetapkan. Melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/2007 tentang pedoman umum Penetapan Indikator Kerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Pemilihan dan penetapan Indikator Kinerja utama melibatkan pemangku kepentingan dilingkungan lembaga/ Instansi pemerintah yang bersangkutan, maka Pimpinan Instansi Pemerintah diwajibkan menetapkan Indikator Kinerja Utama. 1.2 .
Maksud dan Tujuan Penentuan IKU
1
Penetapan
Indikator
Kinerja
Utama
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Badung disusun dengan maksud dan tujuan : 1.
Untuk memproleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan menejeman kinerja secara baik.
2.
Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja
1.3.
Landasan Hukum 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4406): 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576):
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585)
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614)
2
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663)
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan
Rencana
Pembangunan
Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664) 8.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009
9.
Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terahir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005
tentang
Kedudukan,
Tugas,
Fungsi,
Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia 10.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
11.
Instruksi
Presiden
Nomor
7
Tahun
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
3
1999
tentang
BAB II PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA
2.1.
DEFINISI INDIKATOR KINERJA UTAMA Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional. Setiap lembaga atau Instansi pemerintah wajib merumuskan Indikator Kinerja Utama sebagai suatu prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis dalam RPJMD dan RENSTRA
Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Indikator Kinerja Utama pada Unit Organisasi setingkat Eselon II/SKPD/Unit kerja mandiri sekurang-kurangnya adalah Indikator keluaran (Out Put) untuk mendukung pencapaian sasaran strategis.
2.2.
SYARAT KRITERIA INDIKATOR KINERJA UTAMA Penetapan Indikator Utama harus memenuhi karakteristik dan kriteria Indikator Kinerja yang memadai untuk pengukuran kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) yaitu : 1.
Spesifik; Indikator Kinerja harus spesifik mengacu pada apa yang akan diukur, sehingga mempunyai persepsi yang sama.
2.
Measurable; Indikator Kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
3.
Achievable; Indikator Kinerja yang ditetapkan harus dapat dikumpulkan datanya oleh organisasi.
4.
Relevant; Indikator
Kinerja harus merupakan
alat
ukur
yang
menggambarkan sedekat mungkin ( keberhasilan/kegagalan) yang akan diukur.
4
5.
Timelines; Indikator kinerja yang ditetapkan menggambarkan suatu kinerja yang dapat dicapai untuk kurun waktu tertentu. Sedapat mungkin Indikator Kinerja juga fleksibel apabila dikemudian hari terjadi perubahan.
Dalam penetapkan dan pemilihan Indikator Kinerja Utama hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1.
Adanya keselarasan dan mengacu pada Dokumen RPJMD, RENSTRA dan Kebijakan Umum.
2.
Bidang kewenangan, tugas dan fungsi SKPD.
3.
Kebutuhan informasi kinerja untuk menyelenggarakan Akuntabilitas Kinerja.
4.
Kebutuhan statistik pemerintah.
5.
Perkembangan issue dan ilmu pengetahuan.
5
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1.
Visi Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung ”Mewujudkan
Perencanaan
tahun 2010 - 2015 adalah
Pembangunan
Daerah
yang
Partisipatif, Inovatif dan Akuntabel Menuju Badung yang Santhi dan Jagadhita” 3.2.
Misi Misi merupakan pemandu dalam mencapai Visi dengan menawarkan keunggulan seperti peningkatan efisiensi, hasil yang lebih baik, inovasi dan fleksibelitas serta meningkatkan semangat bagi pimpinan dan seluruh staf unit kerja. Misi Bappeda Litbang dituangkan dalam pernyataan sebagai berikut : a.
Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia perencanaan pembangunan Daerah;
b.
Meningkatkan ketersediaan basis data dan sarana prasarana pendukung perencanaan pembangunan daerah dengan sistem teknologi informasi dan komunikasi;
c.
Memperkuat
koordinasi
antar
stakeholder
dalam
proses
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah; d.
Mengoptimalkan perencanaan pembangunan daerah yang inovatif serta sinergis antar sektor dan wilayah;
e.
Mewujudkan perencanaan tata ruang wilayah sebagai matra dari pembangunan daerah.
3.3.
Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung yang dijabarkan kedalam Peraturan Bupati Badung nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Badung.
6
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung mempunyai tugas pokok melaksakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan pengembangan. Selain tugas Pokok Bappeda Litbang menyelenggarakan fungsi diantaranya : a.
Perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b.
Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah;
d.
Pelaksanaan tugas dibidang penelitian dan pengembangan;
e.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.4.
Arah dan Kebijakan Tujuan dan sasaran jangka menengah yang ingin diwujudkan oleh Bappeda Litbang adalah sebagai berikut : a. Tujuan :
Meningkatnya kualitas SDM perencana pembangunan daerah. Sasaran : Meningkatnya kapasitas SDM perencana pembangunan daerah. b. Tujuan :
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah. Sasaran : 1)
Meningkatnya kesesuaian muatan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah.
2)
Meningkatnya kesesuaian muatan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD.
c. Tujuan :
Meningkatnya
kualitas
hasil
penelitian
dan
pengembangan
pembangunan daerah Sasaran : Meningkatnya ketersediaan hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
7
d. Tujuan :
Meningkatnya
peranserta
stakeholders
dalam
perencanaan
stakeholders
dalam
perencanaan
pembangunan daerah. Sasaran : Meningkatnya
peranserta
pembangunan daerah. e. Tujuan :
Meningkatnya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Sasaran : Meningkatnya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.
Untuk mengukur kesesuaian antar dokumen perencanaan daerah/SKPD, maka variabel-variabel yang dipergunakan sebagai berikut : 1. Tujuan 2. Indikator Tujuan 3. Kebijakan 4. Strategi 5. Indikator Kinerja Utama (IKU) 6. Sasaran 7. Indikator Sasaran 8. Target 9. Program 10. Kegiatan
Untuk mencapai sasaran-sasaran jangka menengah tersebut diatas, maka strategi dan Arah Kebijakan yang dilaksanakan oleh Bappeda Litbang Kabupaten Badung adalah sebagai berikut : Strategi I :
Peningkatan koordinasi, sinkronisasi dan akselerasi pelaksanaan pembangunan daerah.
8
Arah Kebijakan : 1.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD, baik secara vertikal maupun horisontal dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah.
2.
Meningkatkan
koordinasi
dengan
pemerintah
provinsi,
pemerintah kabupaten/kota lain maupun dengan pemerintah pusat dalam melaksanakan pembangunan terintegrasi. Strategi II :
Peningkatan pembangunan yang seimbang antar wilayah sesuai dengan RTRW Kabupaten Badung
Arah Kebijakan : 1.
Meningkatkan pembangunan Yang seimbang antar sektor dan antar wilayah sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan.
2.
Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
perencanaan
pembangunan agar sesuai dengan kondisi setempat dan kebutuhan masyarakat setempat. Strategi III :
Peningkatan pembangunan infrastruktur berdasarkan RTRW Kabupaten Badung.
Arah Kebijakan : 1.
Meningkatkan mutu infrastruktur secara bertahap baik dikawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.
2.
Memelihara
infrastruktur
yang
telah
terbangun
secara
berkesinambungan serta mengembangkan jaringan infrastruktur yang terpadu antar sistem dan terintegrasi antar wilayah serta ramah lingkungan.
9
BAB IV PENUTUP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2007, tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), bahwa setiap unit kerja wajib melaksanakan penetapan IKU dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai parameter terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra masing-masing unit kerja. Indikator Kinerja Utama Bappeda Litbang Kabupaten Badung merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis yang telah tersusun dalam RPJMD dan Renstra Bappeda Litbang.
10
PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ( UNIT 14 LANTAI 2 ) PUSAT PEMERINTAHAN MANGUPRAJA MANDALA JALAN RAYA SEMPIDI MENGWI – BADUNG BALI TELP : 0361 - 9009239 FAX : 0361 - 9009239
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 3 dan pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian, dan Pengembangan Kabupaten Badung tentang Indikator Kinerja Utama; Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah – daerahTingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembran Negara Republik Indonesia 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;
5. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi ; 6. Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah ; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M/PAN/11/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2011 Nomor 2); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Badung Tahun 2011 Nomor 13 tambahan Lembaran Daerah kabupaten Badung Nomor 11; 12. Peraturan Bupati Badung Nomor 35 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah Kabubaten Badung (Lembaran Daerah Kabupaten badung Tahun 2008 Nomor 28);. 13.Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KESATU
:
Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Bappeda Litbang untuk menetapkan Rencana Kerja Tahunan, menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja.
KEDUA
:
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Evaluasi terhadap pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap pimpinan Unit kerja dan disampaikan Kepada Bupati Badung
KETIGA
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Mangupura Pada tanggal 12 Maret 2012 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG
I WAYAN SUAMBARA, SH., MM PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19631025 198810 1 002
Keputusan ini disampaikan kepada yth : 1. Bupati Badung sebagai Laporan 2. Ketua DPRD Kabupaten Badung 3. Yang bersangkutan
INDIKATOR KINERJA UTAMA PADA BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG
Tujuan
Indikator
Formula
INDIKATOR
SASARAN
FORMULA
PENJELASAN
BIDANG PENANGGUNGJAWAB
1 1. Meningkatnya kualitas SDM perencana pembangunan daerah
2. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
2
3
a. Persentase SKPD yang memiliki SDM yang berkualitas
Jumlah Pejabat SKPD yang berkualitas
b. Persentase SDM Bappeda Litbang yang telah mengikuti diklat perencanaan
Jumlah Pejabat Bappeda Litbang yang telah mengikuti diklat perencanaan
a. Persentase kesesuaian muatan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah
Jumlah Pejabat SKPD
Jumlah Pejabat Bappeda Litbang
Jumlah Variabel pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD Jumlah Variabel pada RPJMD
Jumlah Variabel Penataan Ruang Wilayah yang telah diterapkan Jumlah Variabel Penataan Ruang Wilayah
b. Persentase kesesuaian muatan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD
Jumlah Variabel pada Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD Jumlah Variabel pada RPJMD
Jumlah Variabel pada Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD Jumlah Variabel pada RKPD
Jumlah Variabel Renstra SKPD yang telah diterapkan Jumlah Variabel Penataan
5
4
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
Meningkatnya kapasitas SDM perencana pembangunan daerah
a. Persentase SKPD yang memiliki SDM yang berkualitas
b. Persentase SDM Bappeda Litbang yang telah mengikuti diklat perencanaan
Jumlah Pejabat SKPD yang berkualitas Jumlah Pejabat SKPD
Jumlah Pejabat Bappeda Litbang yang telah mengikuti diklat perencanaan Jumlah Pejabat Bappeda Litbang
Meningkatnya kesesuaian a. Persentase kesesuaian muatan antar dokumen antara RPJMD dengan perencanaan RKPD pembangunan daerah
Jumlah Variabel pada RKPD yang sesuai dengan RPJMD
b. Persentase kesesuaian antara RPJMD dengan RTRW
Jumlah Variabel Penataan Ruang Wilayah yang telah diterapkan
Meningkatnya kesesuaian a. Persentase kesesuaian muatan antara dokumen antara RPJMD dengan perencanaan Renstra SKPD pembangunan daerah dengan dokumen perencanaan SKPD b. Persentase kesesuaian antara RKPD dengan Renja x 100% SKPD x 100%
x 100%
6
c. Persentase kesesuaian antara RTRW dengan Renstra SKPD
-1-
Jumlah Variabel pada RPJMD
Jumlah Variabel Penataan Ruang Wilayah
Jumlah Variabel pada Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD Jumlah Variabel pada RPJMD
Jumlah Variabel pada Renja SKPD yang sesuai dengan RKPD Jumlah Variabel pada RKPD
Jumlah Variabel Renstra SKPD yang telah diterapkan Jumlah Variabel Penataan
7
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
8
SDM yang berkualitas diperlukan dalam rangka penyusunan dokumen rencana SKPD
SKPD
SDM yang berkualitas diperlukan dalam rangka penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah
Bappeda Litbang
RKPD merupakan penjabaran RPJMD sehingga muatan RKPD mesti sesuai dengan RPJMD
Bappeda Litbang
Dalam penyusunan RPJMD memperhatikan RTRW sehingga ada kesesuaian antara RPJMD dengan RTRW
Bappeda Litbang
Renstra SKPD merupakan penjabaran RPJMD sehingga muatan Renstra SKPD mesti sesuai dengan RPJMD
Bappeda Litbang
RKPD disusun
Bappeda Litbang
x 100% berdasarkan Renja SKPD
sehingga muatan RKPD sesuai dengan Renja SKPD Dalam penyusunan x 100% Renstra SKPD
memperhatikan RTRW sehingga ada kesesuaian antara Renstra SKPD dengan RTRW
Bappeda Litbang
Tujuan
Indikator
Formula
INDIKATOR
SASARAN
FORMULA
PENJELASAN
BIDANG PENANGGUNGJAWAB
1 3. Meningkatnya kualitas hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
4. Meningkatnya peranserta stakeholders dalam perencanaan pembangunan daerah
2 Persentase hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah yang ditindaklanjuti oleh stakeholders
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
Jumlah stakeholder yang hadir dalam Musrenbang Jumlah stakeholder yang diundang dalam Musrenbang
a. Persentase capaian target kinerja yang 100% keatas
Jumlah Program yang capaian target kinerjanya 100% keatas
b. Persentase capaian target kegiatan yang 100% keatas
Jumlah Kegiatan yang capaian target kinerjanya 100% keatas
Jumlah Program
Jumlah Kegiatan
5
4 Meningkatnya ketersediaan hasil x 100% penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
a. Jumlah stakeholder Jumlah stakeholder yang menyampaikan yang menyampaikan usulan usulan
b. Persentase kehadiran stakeholders dalam Musrenbang
5. Meningkatnya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah
3 Jumlah penelitian dan pengembangan pembangunan daerah yang ditindaklanjuti oleh stakeholders
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
Meningkatnya peranserta stakeholders dalam perencanaan pembangunan daerah
x 100%
x 100%
x 100%
a. Jumlah stakeholders yang menyampaikan usulan
b. Persentase kehadiran stakeholders dalam Musrenbang
Meningkatnya kesesuaian a. Persentase capaian target antara perencanaan dan kinerja yang 100% keatas pelaksanaan pembangunan daerah
b. Persentase capaian target kegiatan yang 100% keatas
6
7
8
Jumlah hasil penelitian dan pengembangan pembangunan daerah
Hasil penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bahan penting dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah
Bappeda Litbang
Jumlah stakeholder yang menyampaikan usulan
Usulan yang disampaikan oleh stakholders merupakan cerminan bottom up planning
Bappeda Litbang
Kehadiran stakholders dalam musrenbang menunjukkan tingkat partisipasi dalam perencanaan pembangunan
Bappeda Litbang
capaian target kinerja yang 100% keatas menunjukkan tingkat keberhasilan capaian pembangunan
Bappeda Litbang
Jumlah stakeholder yang hadir dalam Musrenbang Jumlah stakeholder yang diundang dalam Musrenbang
Jumlah Program yang capaian target kinerjanya 100% keatas Jumlah Program
Jumlah Kegiatan yang capaian target kinerjanya 100% keatas Jumlah Kegiatan
x 100%
x 100%
x 100%
capaian target kegiatan yang 100% keatas menunjukkan tingkat keberhasilan capaian kegiatan
KEPALA BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG
I WAYAN SUAMBARA, SH., MM Pembina Utama Muda NIP. 19631025 198810 1 002
-2-