EDISI 85 JANUARI - FEBRUARI 2013 www. bakti.or.id
MEMAHAMI KTI DENGAN SEKSAMA
INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT JENEPONTO Potret Partisipasi Perempuan Basis dalam Pembangunan di Kabupaten Bone
Kabupaten Raja Ampat, Pemrakarsa Perlindungan Hiu dan Pari Manta Pertama di Indonesia
Presentasi yang Mengubah Dunia
Mengurai Pertambangan Mangan Oekopa dan Oerinbesi
Daftar Isi
Editor
MILA SHWAIKO VICTORIA NGANTUNG Forum KTI ZUSANNA GOSAL ITA MASITA IBNU Events at BaKTI SHERLY HEUMASSE Smart Practices Info Book & Design Visual & Layout
Presentasi yang Mengubah Dunia
5
Berbagi Pengalaman dan Terinspirasi
8
Menghubungkan Upaya Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat Linking Conservation Effort and Community Empowerment: Story from Leatherback Turtle Conservation Site in Abun, West Papua, Indonesia
SUMARNI ARIANTO ICHSAN DJUNAID
PERTANYAAN DAN TANGGAPAN Redaksi Jl. H.A. Mappanyukki No. 32 Makassar 90125 Sulawesi Selatan - Indonesia T. +62 411 832228, 833383 F. +62 411 852146 E.
[email protected]
www.bakti.or.id SMS BaKTINews 085255776165 E-mail:
[email protected] Anda juga bisa menjadi penggemar BaKTINews di Facebook : www.facebook.com/yayasanbakti BaKTINews adalah media pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur lndonesia. Tujuan BaKTINews adalah mempromosikan praktik cerdas pembangunan dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia agar dapat diketahui oleh khalayak luas dan menginspirasi pelaku pembangunan di berbagai daerah dalam upaya menjawab berbagai tantangan pembangunan. BaKTINews terbit setiap bulan dalam dua bahasa, Indonesia dan lnggris, untuk memudahkan pembaca dalam mendapatkan informasi pembangunan dari Kawasan Timur Indonesia. BaKTINews disirkulasi melalui pos kepada pembaca dengan target utama adalah para pelaku pembangunan yang berdomisili di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Tidak dikenakan biaya apapun untuk berlangganan BaKTINews agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses informasi pembangunan melalui majalah ini. Selain dalam bentuk cetak, BaKTINews juga dapat diakses di website BaKTI: www.bakti.or.id dan dikirimkan melalui email kepada pelanggan yang dapat mengakses internet. BaKTINews dikelola oleh Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Seluruh artikel BaKTINews adalah kontribusi sukarela para pelaku pembangunan dari berbagai kalangan dan daerah yang ingin berbagi pengetahuan dengan khalayak luas. BaKTINews is a knowledge exchange media platform for development issues in eastern Indonesia. BaKTINews aims to promote development smart practices from different regions in eastern Indonesia so that the practices become known to a wider audience and inspire development stakeholders in other regions in their efforts to answer development challenges. BaKTINews is published monthly in two languages, Indonesian and English, to facilitate readers who don't understand indonesian to gain a better understanding of development in eastern Indonesia. BaKTINews is sent by post to readers and rhe main target is development stakeholders living in isolated regions and island regions. BaKTINews is provided free of charge so the development community can access relevant development information easily. BaKTINews is also provided in an electronic version that can be accessed on www.bakti.or.id and can be sent electronically to subscribers with internet access. BaKTINews is managed by the Eastern Indonesia Knowledge Exchange (BaKTI). All articles are contributed voluntarily by development stakeholders from different areas in eastern Indonesia who wish to share their information with a wider audience.
1
3
News
11
Kabupaten Raja Ampat, Pemrakarsa Perlindungan Hiu dan Pari Manta Pertama di Indonesia
13
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Jeneponto Sangat Rendah
15
Harmoni Totobuang, Hadrat dan Sawat Untuk Maluku yang Damai
17
Potret Partisipasi Perempuan Basis dalam Pembangunan di Kabupaten Bone
19
Mengurai Pertambangan Mangan Oekopa dan Oerinbesi
21
Tiga Unit Motor Baru untuk Layanan Kesehatan Pedesaan di Flores Timur
23
Ibu-Ibu Menjadi Ujung Tombak Tanggulangi kemiskinan di Desa Batujangkih Kabupaten Lombok Tengah
24
Inisiatif Cerdas dari Jayapura
25
Wajah KTI
27
Gugus Siola : Harmonisasi Pemerintah Daerah dan LSM Lokal
28
Indonesia Social Innovator Award
29 Website Bulan ini 29 Profil LSM
Gerakan @bukuntukpapua
30
Kegiatan di BaKTI Informasi Buku
BERKONTRIBUSI UNTUK BaKTINews BaKTINews menerima artikel tentang kemajuan pembangunan, pembelajaran dari suatu kegiatan, praktik cerdas pembangunan, hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan, dan teknologi tepat guna dari berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua). Panjang artikel adalah 1.000 - 1.100 kata,menggunakan Bahasa Indonesia maupun lnggris, ditulis dengan gaya populer. Foto-foto penunjang artikel sangat dibutuhkan. Tim editor BaKTINews akan melakukan edit terhadap setiap artikel yang akan dimuat untuk kesesuaian tempat dan gaya bahasa. Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat. BaKTINews accepts articles about development programs, lessons learnt from an activity, development smart practices, research results that can be applied, and applied technology from different stakeholders and regions in eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, and Papua). Articles should be 1,000-1, 100 words, in either Indonesian or English, and written in a popular style. Articles should also be sent with photos that illustrate the article. The editors of BaKTINews will edit every article for reasons of space and style. BaKTINews does not provide payment to writers for articles.
Bagi yang berdomisili di Makassar, Anda dapat mengambil BaKTINews di Display Corner Gedung BaKTI pada setiap hari kerja. To subscribe to BaKTINews please send us your full contacts details (including organization. position, HP number and email address) with full postal address to
[email protected] or SMS to 085255776165. For those living in Makassar, please stop by the BaKTI office and pick up your copy from the display corner from Monday to Friday.
BaKTINEWS DITERBITKAN OLEH YAYASAN BaKTI DENGAN DUKUNGAN PEMERINTAH AUSTRALIA / BaKTINEWS IS PUBLISHED BY THE BaKTI FOUNDATION WITH SUPPORT OF THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA. PANDANGAN YANG DIKEMUKAKAN TAK SEPENUHNYA MENCERMINKAN PANDANGAN YAYASAN BaKTI MAUPUN PEMERINTAH AUSTRALIA. / THE VIEWS EXPRESSED DO NOT NECESSARILY REFLECT THE VIEWS OF YAYASAN BaKTI AND THE GOVERNMENT OF AUSTRALIA.
MENJADI PELANGGAN BaKTINews Subscribing to BaKTINews Untuk berlangganan BaKTINews, silakan mengirimkan data diri anda (organisasi, posisi, nomor HP, alamat email) lengkap dengan alamat lengkap yang disertai dengan kode pos melalui email
[email protected] atau SMS 085255776165.
JANUARI - FEBRUARI 2013
Edisi 85
A PLACE WHERE KNOWLEDGE MEETS CREATIVITY
Ingin mengadakan kegiatan workshop, pelatihan, diskusi pembangunan, pemutaran film, peluncuran buku dan sebagainya tapi tidak punya tempat? Ayo ke BaKTI saja! Untuk reservasi tempat dan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Kantor Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI)
Menyediakan ruang pertemuan bagi para pelaku pembangunan yang dapat menampung sampai 80 orang. Ruang Pertemuan BaKTI dilengkapi dengan fasilitas Air-conditioning, Sound system dan Mic, LCD projector, Screen, White board, Flip Chart serta free akses internet dan WiFi. Att: Sherly Heumasse (Client Relation Officer) Jl. H. A. Mappanyuki No.32 Makassar 90125 - Sulawesi Selatan. T. +62 411 832228 F. +62 411 852146; Email:
[email protected]
BENGKEL KOMUNIKASI IV
PRESENTASI
YANG MENGUBAH
DUNIA
3
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Edisi 85
Anda bisa mengubah dunia melalui sebuah presentasi. Tapi, seperti apa sih presentasi yang keren? Bagaimana cara memenangkan hati audiens? Bengkel Komunikasi kali ini berbagi tips penting bagaimana meramu dan memunculkan ide dan pesan untuk memukau audiens.
V
OLEH VICTORIA NGANTUNG
B
eragam software dan alat bantu komunikasi kini semakin memudahkan siapa saja untuk menyajikan ide dan menyampaikan pesan lewat sebuah presentasi. Melalui berbagai aplikasi media online, presentasi tidak lagi hanya dapat ditampilkan di depan atasan, klien, atau tim kecil di kantor. Sebuah presentasi kini bisa disaksikan oleh seseorang yang berjarak ribuan kilometer dari tempat Anda dan oleh seluruh masyarakat global bumi. Tema Bengkel Komunikasi kali ini adalah Presentasi yang Mengubah Dunia karena kami meyakini sebuah ide positif berharga untuk dibagi dan menginspirasi dunia hingga melahirkan perubahan besar atau kecil, dalam diri sendiri maupun banyak orang. Bengkel Komunikasi yang keempat diadakan di Gedung BaKTI Makassar ini mengangkat tiga hal penting dalam presentasi: mempersiapkan presentasi termasuk menyusun alur cerita, memilih alat bantu, dan memvisualisasikan ide; menyampaikan presentasi termasuk bagaimana menguasai diri, bahasa tubuh dan berinteraksi dengan audiens; dan menghidupkan presentasi dengan storytelling. Dalam satu setengah hari, peserta mendapatkan insights dan berlatih menyiapkan dan menyampaikan presentasi. Review atas presentasi yang ditampilkan di hari kedua Bengkel Komunikasi kemudian menjadi pembelajaran tersendiri bagi setiap peserta. Di akhir pelatihan narasumber kembali mengingatkan beberapa poin penting dalam penyajian presentasi, khususnya dalam menampilkan ide dan pokok pikirian dalam bentuk visual. Selain itu narasumber juga merangkum dan melakukan review dalam bentuk visual-menampilkan rekaman gambar peserta saat melakukan presentasi dilengkapi catatancatatan penting atas presentasi yang disajikan.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
4
PELATIHAN MENDOKUMENTASIKAN PRAKTIK CERDAS MALARIA CENTER - BaKTI
Berbagi Pengalaman dan Terinspirasi OLEH VICTORIA NGANTUNG
B
elajar dari pengalaman orang lain dapat membantu kita mengefisienkan waktu, menghemat biaya, dan menghindari kesalahan yang sama. Sayangnya banyak pengalaman berharga dan keberhasilan yang belum diketahui banyak orang. Seringkali upayaupaya yang berhasil tidak disadari sebagai sebuah pelajaran penting yang dapat membantu orang atau komunitas di tempat lain dalam menghadapi atau menghindari tantangan serupa. Upaya yang berhasil menjawab sebuah tantangan pembangunan yang dihadapi oleh sebuah komunitas di daerah tertentu inilah yang disebut Praktik Cerdas. Praktik Cerdas berakar dari kearfian lokal, sehingga mudah ditiru atau direplikasi. Selain sebagai media pembelajaran, mendokumentasikan sebuah Praktik Cerdas juga merupakan apresiasi terhadap kreativitas, kolaborasi, dan keberhasilan komunitas dalam menjawab tantangan pembangunan.
5
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Akhir Februari silam, mendokumentasikan Praktik Cerdas dan menjadikannya sebuah produk informasi yang inspiratif menjadi pokok bahasan seru dalam pelatihan yang diadakan Malaria Center, Unicef, dan BaKTI di Labuha, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dalam pelatihan bertajuk Pendokumentasian Praktik Cerdas ini, BaKTI berbagi pengetahuan, tips, dan trik yang diperoleh dari pengalaman mendokumentasikan berbagai Praktik Cerdas. Berbagi pengalaman di Malaria Center Sebanyak duapuluh tiga peserta mengikuti dengan antusias pelatihan yang diadakan selama empat hari. Pelatihan diawali dengan pengenalan dan penyegaran isu-isu kesehatan yang dihadapi di Halmahera Selatan. Isu kesehatan tersebut antara lain penanganan dan p e n c e g a h a n p e ny a k i t m a l a r i a , u p ay a meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta upaya meningkatkan kesadaran orang tua untuk melengkapi imunisasi anak-anak mereka. Keduapuluhtiga peserta dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan materi utama pelatihan, yaitu Kelompok Menulis, Kelompok Desain Grafis, dan Kelompok Film Dokumenter. Setelah mendapatk an pembek alan tentang isu-isu kesehatan yang dihadapi di Halmahera Selatan, peserta kemudian diajak berkenalan dengan Praktik Cerdas dan mengapa penting mendokumentasikannya. Pada sesi ini, BaKTI berbagi motivasi mendokumentasikan praktik cerdas. BaKTI percaya, pendekatan Praktik Cerdas dapat mengefektifkan pembangunan di kawasan timur Indonesia, karena masyarakat dapat saling belajar satu sama lain dari kegiatan yang telah berhasil menjawab tantangan pembangunan tertentu. Edisi 85
S elanjutnya, peser ta diperkenalkan dengan pendek atan Appreciative Inquiry dan Assertive Thinking. Sesi ini membuka perspektif peserta tentang pentingnya menggunakan pendekatan positif yang menghargai potensi diri dan faktor pendukung yang ada di sekitar mereka serta bagaimana menggunakannya untuk menghasilkan perubahan bagi komunitas di sekitar mereka. Sesi ini mengantar peser ta pada pemik iran bahwa kita bisa mengubah dunia dengan mulai mendengarkan suara-suara orang biasa. Dimulai dengan mendengarkan mereka bercerita tentang kekuatan, kepedulian dan keinginan mereka. Kegiatan per tama di Kelas Menulis adalah MENENTUKAN CERITA. NARASUMBER, IBU VICTORIA NGANTUNG DARI BaKTI MEMANDU PARA PESERTA PADA SESI menentukan cerita. Sebagai MENULIS KREATIF. MENGAJAK MEREKA MENCERITAKAN KEMBALI PENGALAMAN MEREKA DILAPANGAN DENGAN GAYA p e n g a n t a r, B a K T I m e n PENULISAN YANG LUGAS, ENAK DIBACA DAN KREATIF. ceritakan ragam pengalaman menemukan banyak kegiatan yang diperoleh saat interview. Karenanya tahap interview sederhana yang inspiratif dan menghasilkan perubahan besar. menjadi sangat menentukan informasi yang akan diterima. Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk menceritakan hal Peserta diajak untuk mengenali bagaimana proses interview inspiratif di sekitar mereka kepada teman dalam kelompok. yang nyaman bagi narasumber, bahasa tubuh saat menjadi S ebuah k isah tidak menjadi berk esan apalagi pendengar yang baik, seperti apa kutipan menggugah yang menghasilkan perubahan jika tidak mengandung pesan bagi penting, dan tentu saja siapa yang perlu diinterview serta hal-hal pembaca atau orang yang mendengarkan. Setelah apa yang perlu ditanyakan. menceritakan hal yang inspiratif dari kehidupan sehari-hari di Di akhir sesi pengenalan interview yang apresiatif ini, sekitar mereka, peserta berlatih memilih pesan kunci dari kisah peserta diberi tugas untuk mengidentifikasi siapa saja yang diceritakan sebelumnya. narasumber yang akan diinterview dan membuat daftar Pesan yang disajikan bersama informasi yang tepat, pertanyaan untuk setiap narsumber. Di akhir hari peserta berimbang, dan humanis juga ditentukan dari kualitas informasi memilih sendiri akan menulis profil sosok yang menginspirasi, tulisan pendek tentang sebuah kegiatan, naskah radio, poster, dan lain sebagainya. Selain berbagi pengalaman dalam hal menulis, peserta di kelompok menulis juga disegarkan kembali dengan ragam media visual untuk penyampaian beragam pesan. Pada sesi ini, peserta belajar membedakan beragam media visual dan penggunaannya serta bagaimana menampilkan media visual jika dikaitkan dengan audiens yang ditargetkan. Peserta yang tergabung dalam tim Film Dokumenter memulai k egiatan dengan mengenal hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat menyiapkan proses produksi sebuah film dokumenter. Peserta juga diperkenalkan dengan teknik pengambilan gambar, komposisi, sudut pandang, pergerakan kamera, hingga komposisi dan peran sebuah tim produksi film dokumenter. MEMFRAME CERITA. MULAI DARI TEORI DASAR, PENGAMBILAN GAMBAR, HINGGA MENGKOMPILASI SEMUA POTONGAN KISAH Menjelang akhir hari, peserta di DALAM VIDEO SINGKAT. MAS RENDRA ALMATSIER, VIDEOGRAFER DARI IMPRO MELATIH PESERTA YANG TERTARIK MEMPERDALAM kelompok ini menentukan topik KEMAMPUANNYA MEMBUAT FILM DOKUMENTER. yang akan diangkat menjadi
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
6
Kelompok Desain Grafis berlatih membuat poster dan mengintegrasikan pesan kunci dengan visualisasi dalam poster tersebut. Selain itu peserta kelompok ini juga berlatih mengambil gambar (foto) untuk keperluan pembuatan poster dan ilustrasi penunjang tulisan. Setelah itu peserta kelompok mulai berlatih membuat poster dan melayout majalah hingga sore menjelang. Kelompok Film Dokumenter melakukan kegiatan pengambilan gambar di Pulau Belang-Belang. Dalam kegiatan ini, peserta mendokumentasikan kehidupan masyarakat Belang-Belang, kegiatan KOMUNIKASI PESAN LEWAT GAMBAR. MENGKOMUNIKASIKAN PESAN YANG KUAT KEPADA MASYARAKAT belajar di SD Negeri Belang-Belang, TAK HARUS MENJADI RUMIT. MEMAHAMI AUDIENS DAN BERBAGAI KARAKTERISTIKNYA MEMBUAT VISUALISASI PESAN dan melakukan wawancara dengan MENJADI EFKTIF, BEGITU YANG INGIN DISAMPAIKAN ICHSAN DJUNAED, VISUAL COMMUNICATION BaKTI. seorang Kader Kesehatan yang inspiratif. Setelah pengambilan gambar, tim Film Dokumenter berlatih mengedit film dengan sebuah film dokumenter, menyusun storyboard, menggunakan software yang telah mereka kenali. memilih narasumber, dan merencanakan proses syuting untuk sesi latihan di hari berikutnya. Berlatih dan terinspirasi Hari ketiga pelatihan adalah hari dimana peserta berkesempatan langsung . Kelompok Menulis melakukan peliputan ke sekolah yang mengajarkan muatan lokal pengenalan malaria, dan mewawancara beberapa kader kesehatan yang inspiratif di sekitar Labuha. Kelompok Desain Grafis berlatih membuat poster dan layout buletin dan kelompok Film Dokumenter melakukan pengambilan gambar di Pulau Belang-Belang.
BERBAGI IDE DAN PENGALAMAN. SUASANA DISKUSI TERBANGUN DALAM PROSES PENGGALIAN GAGASAN ANTAR PARA PESERTA.
Kegiatan di pagi hari terakhir pelatihan adalah mereview hasil karya tulis masing-masing peserta. Setiap peserta kemudian berkesempatan untuk merevisi beberapa bagian dari tulisan. Menjelang siang, seluruh karya tulis dari peserta telah dikumpulkan untuk kemudian dilayout oleh kelompok Desain Grafis menjadi sebuah majalah sederhana. Selain menjadi artikel majalah, sebuah hasil karya tulis peserta juga menjadi naskah radio. ”Ini adalah pengalaman unik bagi kami. Telah sering kami mengikuti pelatihan menulis, tapi baru kali ini kami punya kesempatan untuk langsung mempraktikkan apa yang baru kami pelajari”, tutur Novita Taher, peserta pelatihan yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan. Ia juga senang karena bisa bertemu dengan kawankawan baru dari beragam instansi. Pelatihan ditutup dengan menampilkan seluruh hasil karya peserta dari kelompok menulis, desain grafis, dan film dokumenter. ”Ternyata katong bisa bikin sandiri! Tara perlu lai bergantung sama produksi dari daerah lain”, ucap Faris bin Usman seusai menonton hasil film dokumenter yang dibuatnya bersama teman-teman di kelompok. Acara ini dirangkaikan dengan kesan dan pesan dari para narasumber dan sambutan penutup oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION BERBAGAI KOMPONEN. ANTUSIASME PESERTA DARI BERBAGAI SKPD DAN CSO YANG HADIR PADA PELATIHAN.
7
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pelatihan Dokumentasi Praktik Cerdas, anda dapat menghubungi :
[email protected]
Edisi 85
LINGKUNGAN OLEH FITRYANTI PAKIDING , GINO N. CEPEDA , YAVED MUYAN, WILSON P. AMAN, DAN ISAK SILAMBA
S
itus pelestarian Abun adalah sebuah daerah yan gmenangkap perhatian banyak peneliti (lokal, nasional, dan internasional) karena nilai pentingnya sebagai pantai peneluran penyu Belimbing. Keberadaan penyu yang terancam punah ini membuat penyu yang unik dan adalah lambang Kabupaten Tambrau Papua Barat ini dilindungi dari ancaman kepunahan. Berbagai upaya pelestarian telah dilakukan oleh beberapa LSM seperti WWF-Indonesia, yayasan Aalam lestari (sekarang Yayasan Penyu Indonesia) dengan dukungan dari pemerintah pusat melalui BBKSDA Papua II, pemerintah, dan masyarakat setempat. Upaya ini bertujuan untuk melindungan pantai Jamursba Medi-Wermon daerah Konservasi Abun, yang adalah pantai peneluran penyu Belimbing terbesar di wilayah Pasifik. Sebuah studi tentang penyu Belimbing diadakan oleh Ricardo F. Tapilatu, peneliti dari Fakultas Peternakan, Perikianan, dan Kelautan Universitas Papua. Studi ii bertujuan untuk memperkirakan penyebab penurunan populasi dan
Abun conservation area is an area that caught the attention of many scientists (local, national, and international) due to its importance as a leatherback turtle nesting beach. The existence of these endangered turtles has led to conservation efforts to prevent the extinction of this unique species that became the official emblem of Tambrauw District, West Papua Province. Efforts toward conservation have been initiated by some NGOs like WWFIndonesia and Yayasan Alam Lestari (now Sea Turtle Foundation Indonesia) with the support of the central government through BBKSDA Papua II, governments and local communities. this effort aims to protect the beaches of Jamursba Medi-Wermon Abun Conservation area, which is the largest leatherback turtle nesting beach in the Pacific region. One study of leatherback turtles is being conducted by Ricardo F. Tapilatu, a researcher from the Faculty of Animal Husbandry, Fisheries and Maritime Affairs, UNIPA. This study aims to The study aims to uncover causes of population decline and what conservation efforts could be undertaken to save these animals.
KISAH DARI SITUS PELESTARIAN PENYU BELIMBING DI ABUN, PAPUA BARAT, INDONESIA
Menghubungkan Upaya Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Linking Conservation Efforts and Community Empowerment: Story from Leatherback Turtle Conservation Site in Abun, West Papua, Indonesia Edisi 85
8
pertimbangan-pertimbangan upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan satwa ini. Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh berbagai donor baik dari dalam maupun luar negeri yang peduli terhadap keberlangsungan hidup spesies penyu ini di Pantai Jamursba Medi-Wermon. Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat di daerah Konservasi Abun untuk upaya-upaya pelestarian penyu Belimbing, perhatian juga diberikan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar pantai tersebut. Pada tahun 2010, Fitri Pakiding (UNIPA) dan Heidi Gjertsen (One Reef ) melakukan sebuah survey sosial-ekonomis di tiga desa dalam wilayah Abun: Desa Saubeba,Warmandi, dan Wau. Hasil survey itu menyediakan informasi potensi sosial ekonomi berikut beragam tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di ketiga desa tersebut. Karena wilayah perairan di daerah tersebut bergantung pada transportasi air untuk menghubungkan satu aerah dengan daerah lain, masalah keterseiaan infrastruktur setemapt menjadi masalah mendasar. Kurangnya infrastruktur dasar seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan membuat masyarakt di daerah tersebut harus mencari layanan kesehatan dan pendidikan di daerah lain, seperti di Sorong dan Manokwari. Layanan tersebut menjadi mahal karena terbatasnya fasilitas transportasi yang mengubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Tidak sama dengan masyarakat pesisir yang mendasarkan ekonominya pada laut, masyarakat di tiga desa yang diseruve menggantungkan perekonomiannya pada kegiatan pertanian. Bagi kebanyakan orang, bertani, berkebun, dan berburu adalah cara keluarga mereka memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, dan juga sebagai sumber pendapatan bagi kebutuhan rumah tangga. Anggota masyarakat, khususnya perempuan, menanam berbagai jenis sayuran dan menjualnya pada perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar Jamursba Medi dan juga ke kota Sorong bila waktu panen bertepatan dengan jadwal kapal bertolak ke Sorong. Kaum laki-laki biasanya berburu rusa dan satwa liar dan menjualnya dalam bentuk daging potong segar ke Sorong dan Manokwari. Selain itu, masyarakat juga mengusahakan komoditas cokelat dan kelapa sebagai sumber pendapatan mereka.
9
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Implementation of these activities are supported by various donors both within and outside the country who are concerned about the leatherback turtles at Jamursba Medi-Wermon Beach. Given the importance of community participation in Abun Conservation area for leatherback turtle conservation efforts, attention is also given to socio-economic conditions of the people who live in the area around the beach. In 2010, Fitry Pakiding (UNIPA) and Heidi Gjertsen (One Reef) led a socioeconomic survey in three villages in the district of Abun: the villages of Saubeba, Warmandi, and Wau. The survey results provided information on the socioeconomic potential and problems faced by the people in the three villages. As coastal areas in the region depend on the sea for transport links with other areas, the problem of the availability of local infrastructure becomes a fundamental problem. The lack of basic infrastructure such as health facilities and education means that people in the area need to seek out health and education facilities in other areas, such as in Sorong and Manokwari. This is expensive because of the limited transportation facilities that connect these areas. Unlike coastal communities that base their economies on the sea, people in these three villages use farming as a way to meet their economic needs. For most people, farming, gardening, and hunting are the way families meet basic food needs and are also a source of income for the household. Communities, especially women, cultivate various vegetables and sell them to a mining company that operates around Jamursba Medi and also the city of Sorong, when harvest time coincides with the scheduled boat to Sorong. Men generally hunt deer and wild boar and sell in fresh form or in the form of jerky to Sorong and Manokwari. People also manage coconut and cocoa plantations as a source of income. Some of the obstacles encountered by the people, as recorded in the socio-economic survey of 2010, include pest problems, decreased productivity of vegetables grown by the community, and jerky quality problems. In addition, the issues around managing finances is a major challenge in business development. Edisi 85
Copyright @ Barakhiel Heri, 2012
Beberapa tantangan yang dihadapi masyarakat, sebagaimana terekam dalam survey sosial ekonomi 2010, antara lain adalah masalah hama, berkurangnya produktivitas dan mutu sayuran yang ditanam mayarakat, dan semakin. Selain ketiga hal tersebut, masalah pengelolaan bisnis keuangan juga menjadi isu yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan usaha. Menjawab isu-isu tersebut, beberapa tenaga pengajar Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Papua (Fapertek, UNIPA) bersama tim peneliti penyu Belimbing dipimpin oleh Ricardo F. Tapilatu mengadakan sebuah training di Desa Saubeba, dan Wau. Dengan dukungan dari Western Pacific Regional Fishery Management Council mereka mengadakan pelatihan tentang budidaya sayuran, pengendalian hama kakao, pengelolaan keuangan usaha kecil, teknologi pengawetan daging, dan pengendali predator penyu. Sebagai tambahan bagi masarakat desa, juga berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah perwakilan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, dan Kelautan juga dari Dinas Industri, Perdagangan dan Koperasi dari Kebupaten Tambrauw. Melalui pelatihan teknologi budidaya dan pengendalian hama kakao, warga diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman komoditas dan secara tak langsung juga meningkatkan pendapatan dan keamanan pangan perdesaan. Sementara pelatihan pemrosesan daging diharapkan dapat meningkatkan kualitas daging olahan dan harga jualnya, juga adkan mendorong warga untuk mengambil peran aktif dalam upaya-upaya mengendalikan predator telur penyu, seperti babi hutan. Akhirnya, untuk mendokong berbagai upaya meningkatkan keberlanjutan ekonomi, masyarakat diperkenalkan dengan beberapa teknik manajemen keuangan sederhana. Secara umum pelaihtan diharapkan dapat menjadi dasar penguatan ekonomi di kedua desa tersebut, namun juga mendorong partisipasi aktif komunitas setempat dalam melestarikan simbol daerahnya, penyu Belimbing. Warga sangat antusias mengikuti setiap kegiatan pelatihan. Mereka berharap pelatihan tersebut juga dapat diikuti dengan mentoring dari dinas-dinas terkait di jajaran Pemerintah Kabupaten Tambrawu.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Responding to the issues, teaching staff from the Faculty of Agriculture and Agricultural Technology (FAPERTEK, UNIPA) with a Leatherback Turtle Research Team, coordinated by Ricardo F. Tapilatu, initiated a training program in Saubeba and Wau Villages. With a grant from the Western Pacific Regional Fishery Management Council, they held training in vegetable cultivation, pest control for cocoa, small business financial management, meat preservation technology, and predator control for turtles. In addition to community members in the villages, there were also representatives from the Department of Agriculture, Animal Husbandry, Agriculture, Forestry, and Marine as well as from the Department of Industry, Trade and Cooperatives of Tambrauw District who participated in this training. Through cultivation technology training and cocoa pest control, people are expected to improve the quantity and quality of their crops so as to increase their income and improve rural food security. While the meat processing training is expected to improve the quality of processed meat to increase its selling price, it will ultimately encourage people to take an active role in efforts to control the leatherback turtle egg predators, especially wild pigs. Finally, to support efforts to improve economic sustainability, the community was provided with simple financial management techniques. Overall, the training was expected to not only lay the groundwork for economic empowerment in these two villages, but also encourage the active participation of local communities in preserving a regional symbol, Penyu Belimbing (leatherback turtles). The community was very enthusiastic following each training activity and it is hoped that such training can be followed by ongoing mentoring by the relevant agencies of the Government of Tambrauw District.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION
Penulis adalah tenaga pengajar pada Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Papua
Edisi 85
10
LINGKUNGAN
Kabupaten Raja Ampat, Pemrakarsa Perlindungan Hiu dan Pari Manta Pertama di Indonesia OLEH PETRUS RABU, S. Fil
11
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Inisiatif Pemda Raja Ampat untuk melindungi keseimbangan ekosistem perairan melalui Peraturan Daerah tentang Larangan Penangkapan Ikan Hiu, Pari Manta dan Jenis-Jenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Kabupaten Raja Ampat Waisai, 20 Februari 2013 – Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat menetapkan kawasan perairan Kabupaten Raja Ampat seluas 46.000 km2 menjadi kawasan perlindungan hiu dan pari manta pertama di Indonesia dan kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia melalui Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Larangan Penangkapan Ikan Hiu, Pari Manta Dan JenisJenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Kabupaten Raja Ampat yang dideklarasikan di Waisai, Raja Ampat hari ini (20/02).
Edisi 85
Data yang diperoleh dari FAO menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 sampai 2008 Indonesia merupakan penyumbang ikan hiu terbesar dengan lebih dari 100.000 ton per tahun. Laporan yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan CSIRO pada tahun 2009 juga menegaskan bahwa menurunnya populasi hiu di Indonesia sudah sangat memprihatinkan
Terobosan besar yang dibuat oleh Kabupaten Raja Ampat telah berhasil menempatkan Raja Ampat bersama Palau, Kepulauan Maldives, Bahama, Honduras Kepulauan Marshall dan Tokelau yang telah mengukuhkan komitmen untuk mengakhiri segala kegiatan penangkapan ikan hiu. Bupati Raja Ampat, Drs. Marcus Wanma, dalam sambutannya mengatakan, “penetapan peraturan daerah ini merupakan salah satu wujud komitmen Raja Ampat sebagai Kabupaten Bahari dan kami bangga menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang menyatakan kawasan perairannya terlarang bagi segala penangkapan ikan hiu dan pari manta.” Berdasarkan data yang diperoleh dari FAO menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 sampai 2008 Indonesia merupakan penyumbang ikan hiu terbesar dengan lebih dari 100.000 ton per tahun. Laporan yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan CSIRO pada tahun 2009 juga menegaskan bahwa menurunnya populasi hiu di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Dengan tingkat tekanan terhadap perburuan hiu yang sangat tinggi tersebut, populasi hiu di Indonesia pun berada di ujung tanduk. Penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa eksploitasi terhadap hiu dapat berakibat menurunnya spesies ikan komersial dan kerang yang penting pada rantai makanan, termasuk ikan-ikan utama seperti tuna dan spesies ikan penting lainnya yang menjaga kesehatan terumbu karang. Terlebih, dengan tingkat reproduksi yang rendah, populasi hiu dan pari manta dapat punah dengan cepat dan membutuhkan berpuluh tahun untuk pulih kembali.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat, Manuel Urbinas, S.Pi, M.Si menuturkan, “menurunnya populasi hiu dan pari manta akan memicu ketidakseimbangan pada fungsi ekosistem dan akan berdampak pada ketahanan pangan dan sektor perikanan lokal, dan akhirnya akan berdampak pada penghidupan masyarakat lokal.” Pemerintah Daerah Raja Ampat telah mengidentifikasi wisata bahari dan sektor perikanan sebagai bagian penting dari ekonomi lokal yang dapat memberikan penghidupan dan kesejahteraan yang berkelanjutan kepada masyarakat Kabupaten tersebut dengan menjaga dan melindungi jenisjenis ikan tertentu sehingga tidak terjadi kepunahan akibat penangkapan dan perburuan liar secara tidak bertanggungjawab. Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat, Hendrik A. G. Wairara, mengatakan, “Perda ini mengukuhkan kerangka kerja hukum yang kuat dalam melindungi serta memulihkan populasi hiu, pari manta, dan spesies ikan yang penting bagi pencapaian tujuan pemerintah Raja Ampat untuk menyukseskan perikanan yang berkelanjutan, lingkungan terumbu karang yang sehat, dan wisata bahari yang kuat.” Kepulauan Raja Ampat terletak di bagian ujung barat laut Provinsi Papua Barat, tepat di jantung Segitiga Terumbu Karang
Dwi Aryo, 2012
yang diakui sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Kajian ekologis yang dilakukan TNC dan Conservation International (CI) menunjukkan bahwa Raja Ampat merupakan rumah bagi 75% jenis terumbu karang di dunia dengan 553 jenis terumbu karang dan 1.437 jenis ikan karang. Kabupaten Raja Ampat memulai inisiatif perlindungan terhadap ikan hiu, pari manta dan beberapa jenis biota laut lainnya pada tahun 2010 dimana Bupati Raja Ampat menerbitkan Surat Edaran Bupati Raja Ampat No.430/07/2010 yang menyatakan bahwa Raja Ampat adalah kawasan konservasi atau suaka hiu, serta melarang eksploitasi ikan hiu, pari manta, penyu, dugong dan ikan untuk perdagangan akuarium di seluruh wilayah perairan Raja Ampat. Di tahun 2006, pemerintah daerah Raja Ampat juga menjadi pemerintah kabupaten per tama di Indonesia yang mendeklarasikan sebuah Jejaring Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKLD) dengan luas lebih dari 1 juta hektar yang secara global telah diakui sebagai sebuah perangkat yang efektif dalam menopang perikanan yang berkelanjutan, melindungi habitat laut penting dan menjamin mata pencaharian untuk masyarakat lokal.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION
Dwi Aryo, 2012
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Penulis adalah Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat dapat dihubungi di nomor : +62813 4428 7177 Edisi 85
12
OLEH M.LUKMAN ARSYAD
P
emberlakuan kebijakan desentralisasi kesehatan dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten / Kota dan Provinsi agar dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang lebih dekat dan merata agar dapat diakses masyarakat, khususnya keluarga miskin secara cepat, mudah dan berkualitas. Namun hingga saat ini, masih banyak Kabupaten atau Kota bahkan Provinsi yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah bahkan sangat rendah. IPM di pengaruhi oleh angak melek huruf dan lama sekolah, umur harapan hidup (UHH) waktu lahir, dan tingkat pendapatan atau daya beli masyarakat. Terkait capaian program kesehatan dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010, IPKM untuk daerah Kabupaten Jeneponto adalah 0,350624. Nilai ini menempatkan daerah tersebut pada peringkat 20 besar terakhir dari seluruh Kabupaten / Kota di Indonesia. Indikator Umur Harapan Hidup ditentukan sedikitnya 24 dari 56 cakupan pelayanan kesehatan dasar, analisis data hasil studi kebijakan menyajikan banyak informasi capaian progam kesehatan, karena keterbatasan ruang, artikel ini hanya membahas tiga cakupan pelayanan kesehatan dasar. Analisis Data dan Kecenderungan Cakupan K4 periode 2006-2010 sebanyak 34.083 (84,09%) dari 40.560 ibu hamil, yang berarti terdapat 6.477 (15,91%) atau rata-rata 6.817 ibu hamil per tahun yang tidak mendapat pemeriksaan kehamilan, target SPM tahun 2005 sebesar 78% hingga tahun 2010 sebesar 95%, terjadi kecenderungan perkembangan cakupan K4 -20,56% atau turn rata-rata -4,11% per tahun, tabel 1. TABEL 1 Cakupan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Ibu Hamil 8,398 8,312 8,518 7,668 7,664
K4 7,136 6,934 6,907 6,643 6,463
% 84.97 83.42 81.09 86.63 84.33
SPM 81.40 84.80 88.20 91.60 95.00
3.57 -1.38 -7.11 -4.97 -10.67
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan periode 2006-2010 sebanyak 30.961 (85,59%) dari 36.319 ibu melahirkan, yang berarti terdapat 5.358 (14,41%) atau rata-rata 1.072 persalinan per tahun yang tidak mendapat pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan atau tenaga terlatih yang didampingi oleh tenaga kesehatan, target SPM tahun 2005 sebesar 77% hingga tahun 2010 sebesar 90%, terjadi kecenderungan perkembangan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 3,97% atau naik rata-rata 9,78% per tahun, tabel 2. TABEL 2 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
13
News
Bulin 7,162 7,921 6,627 7,290 7,319
Nakes 6,706 6,219 6,360 5,964 5,712
% 93.63 78.51 95.97 81.81 78.04
JANUARI - FEBRUARI 2013
SPM 79.60 82.20 84.80 87.40 90.00
14.03 -3.69 11.17 -5.59 -11.96
Indeks Pem Masyarakat J Cakupan KB periode 2006-2010 sebanyak 26.794 (71,32%) dari 37.361 bayi, yang berarti terdapat 10.567 (28,68%) atau ratarata 2.113 bayi per tahun yang tidak mendapat pemeriksaan kesehatan, target SPM tahun 2005 sebesar 65% hingga tahun 2010 sebesar 90%, terjadi kecenderungan perkembangan kunjungan bayi -43,40% atau turun rata-rata -8,68% per tahun, tabel 3. TABEL 2 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Bayi 7,576 7,932 7,801 7,029 7,023
KB 7,070 7,629 3,570 4,458 4,067
% 93.32 96.18 45.76 63.42 57.91
SPM 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00
23.32 21.18 -34.24 -21.58 -32.09
Status Kesehatan Masyarakat Rendah Berdasarkan analisis data hasil studi kebijakan, diketahui bahwa rendahnya IPK di kabupaten Jeneponto pada periode Edisi 85
KESEHATAN
mbangunan Kesehatan Jeneponto Sangat Rendah 2006-2010 lebih disebabkan karena sebanyak 6.477 ibu hamil atau rata-rata 1.295 ibu hamil per tahun yang tidak pernah melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan lengkap sehingga tidak dilakukan penimbangan berat badan, pemeriksaan tekananan darah, pengukuran tinggi fundus, deteksi dini kondisi kandungan, pemberian tablet zat besi, suntikan anti tetanus, tes kondisi kesehatan dan kandungan. Terdapat 5.358 pertolongan persalinan atau rata-rata 1.072 pertolongan persalinan per tahun yang tidak mendapat pelayanan kesehatan lengkap dan pemulihan kesehatan pasca melahirkan, termasuk bayi baru lahir tidak mendapat pelayanan kesehatan lengkap dan pemberian imunisasi. Ditemukan sebanyak 10.567 bayi atau rata-rata 2.113 bayi per tahun yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan pada fasilitas pelayanan dasar di Puskesmas, Pustu, Posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan atau di rumah tempat tinggal bayi yang kunjungi tenaga bidan sehingga tidak dilakukan deteksi dini kelainan tumbuh kembang bayi stimulasi perkembangan bayi, manajemen terpadu bayi muda, manajemen terpadu balita sakit dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi di rumah, sesuai standar pelayanan setiap bayi harus memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 1-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-12 bulan.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Dari hasil analisis data dan kecenderungan tiga cakupan pelayanan kesehatan dasar di kabupaten Jeneponto periode 2006-2010 memggambarkan status kesehatan masyarakat yang rendah, karena masih ditemukan ibu hamil yang tidak pernah melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan lengkap rata-rata 1.295 per tahun. Selain itu pertolongan persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih yang didampingi tenaga keshatan rata-rata 1.072 per tahun, dan yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan kesehatan bayi pada pertolongan persalinan per tahun, fasilitas pelayanan kesehatan dasar rata-rata 2.113 per tahun. Hal tersebut terjadi akibat keterbatasan kemampuan masyarakat untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang lebih disebabkan oleh faktor ketiadaan biaya, letak rumah tempat tinggal yang jauh dan pemahaman tentang kesehatan yang terbatas.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION
Penulis dapat dihubungi melalui email pada alamat berikut
[email protected]
Edisi 85
14
FORUM KTI W
K
onflik berkepanjangan yang terjadi di Ambon, Maluku pada tahun 1999 - 2004 meninggalkan banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat maupun daerah, organisasi sosial, pemuda, dan juga masyarakat Maluku secara general. Sebagai salah satu putri daerah yang pernah merasakan pahitnya konflik dan kerugiaan yang diakibatkan oleh konflik saya merasa berkewajiban untuk bersama-sama dengan actor yang lain dalam mengerjakan PR ini. Oleh karena itu, setelah menyelesaikan studi saya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, saya kembali pulang ke Ambon untuk bekerja bersama lembaga sosial masyarakat Lakpesdam NU Ambon yang fokus pada isu perdamaian yang berkelanjutaan dan reintegrasi sosial. Saat itu saya begitu tertarik dan bersemangat untuk melakukan pekerjaan ini karena saya merasa perdamaian yang tercipta di Ambon secara khusus dan Maluku secara general tidaklah seutuhnya. Masyarakat Maluku paska konflik masih hidup terpisah berdasarkan latar belakang agama mereka, Muslim tinggal di tempat yang di dominasi oleh masyarakat Muslim begitu juga dengan masyarakat Kristen. Hal ini membuat saya khawatir kalau suatu saat konflik komunal bisa saja terjadi kembali karena tidak ada modal sosial yang tercipta. Beruntungnya, passion saya yang menggebu-gebu untuk bisa menyatukan masyarakat Maluku seperti sedia kala sebelum terjadinya konflik bisa tersalurkan dengan bekerja bersama teman-teman di Lakpesdam NU Ambon. Meskipun, bisa dibilang apa yang kami lakukan hanyalah sebagian kecil dari PR yang sangat besar. Disitu juga saya belajar banyak tentang budaya masyarakat Maluku, kebiasaan dan juga adat istiadat yang berlaku di berbagai macam negeri adat yang ada di negeri seribu raja ini. Program yang dikerjakan oleh Lakpesdam NU Ambon saat itu adalah menciptakan perdamaian yang berkelanjutan melalui seni musik tradisional Maluku. Bisa dibilang setelah konflik, bukan hanya manusia yang memiliki agama dan menunjukan identitas agamanya, pantai-pantai dan musik pun ikut memiliki agama. Target dari project ini adalah anak-anak pada usia 10-17 tahun. Anak-anak dipilih sebagai target utama program karena kami percaya akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian bagi anak-anak dibandingankan dengan orang tua yang sudah memiliki persepsi dan pemahaman tersendiri tentang satu dan lainnya. Disamping itu, anak-anak inilah juga yang nantinya akan menjadi penerus generasi Maluku kedepan, ditangan merekalah masa depan masyarakat Maluku di pertaruhkan. Totobuang, Hadrat dan Sawat adalah tiga jenis alat musik tradisional yang dipilih untuk dikolaborasikan dalam project ini. Totobuang merepresentasikan budaya masyarakat Kristen Ambon, sementara Hadrat dan Sawat merepresentasi budaya masyarakat Muslim Ambon. Ada tiga desa adat yang dijadikan sebagai pilot project kami yaitu, Desa Batu Merah, Tial, dan Amahusu. Ketiga desa ini dipilih karena masing-masih desa memiliki jenis masyarakat yang berbeda, Batu Merah adalah desa dengan mayoritas Islam namun bersifat heterogen dimana ada banyak pendatang dari berbagai daerah di Maluku dan Indonesia yang kemudian menjadi penduduk tetap di desa ini, sementara Tial adalah desa dengan mayoritas penduduk Muslim asli dari desa Tial. Sedangkan Amahusu adalah salah desa adat dengan mayoritas penduduk Kristen asli dari Amahusu. Kebetulan juga, desa Amahusu dan Tial memiliki hubungan pela yang menurut kami akan lebih mempermudah proses reintegrasi. Pada awalnya, ada beberapa kendala yang kami hadapi seperti, susahnya mencari orang-orang yang masih bisa memainkan alat-alat musik ini dan mau mengajarkannya kepada anak-anak bimbingan kami, kepercayaan orang tua untuk membiarkan anak-anaknya bermain dan berkumpul bersama dengan atribut perbedaan yang mereka miliki, dan
15
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Harmoni T Hadrat da
UNTUK MALUKU
OLEH NABIL
Edisi 85
WILAYAH MALUKU
Totobuang, an Sawat
U YANG DAMAI
LLA SABAN
juga ketakutan pada anak-anak tersebut akan lingkungan baru dan kebiasaan yang berbeda. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh teman-teman perlahan-lahan kendala-kendala ini pun bisa dipecahkan dan diselesaikan. Anak-anak mulai bisa membaur tanpa membedakan satu dan yang lainnya, orang tua pun mulai mempercayai kami dan memberikan izin, bahkan ada yang ikut mengantarkan dan mau berinteraksi dengan orang tua anak yang lain dari agama yang berbeda. Dengan semangat dan ambisi yang besar untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Maluku, kami pun berhasil meruntuhkan gunung es yang berdiri di tengahtengah anak-anak ini dan bisa menciptakan suatu jenis musik kolaborasi baru yang dimainkan untuk mengkampanyekan perdamaian di Maluku. Namun, kesuksesan ini bukan berarti permasalahan di Maluku paska konflik sudah selesai dan perdamaian berkelanjutan sudah terealisir, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus dilengkapi dan diperbaiki. Masih banyak kelompok-kelompok lain yang belum bisa kita jamah karena kendala waktu, tenaga dan juga dana. Tetapi setidaknya, sudah ada bibit-bibit perdamiaan yang kami tanam untuk masa depan yang lebih baik. Semoga bibit-bibit ini bisa terus dijaga dan disirami dengan nilai-nilai perdamaian sehingga suatu saat mereka akan tumbuh kokoh dan kuat.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION
Penulis adalah seorang Pemuda KTI yang terpilih mengikuti Festival Forum Kawasan Timur Indonesia 2012 di Palu dan dapat dihubungi melalui email
[email protected] News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
16
GENDER DAN PE OLEH FATMAWATI SULOLIPU
B
ila di cermati secara seksama, pelaksanaan hak politik masyarakat masih jauh dari harapan. Jika ditelusuri secara mendalam lagi ada kelompok masyarakat yang keterlibatan dan partisipasinya masih sangat minim. Mereka adalah kelompok miskin dan kelompok rentan, seperti anak-anak, orang yang berkebutuhan khusus, lansia, baik laki-laki maupun perempuan. Kelompok miskin dan rentan, jika dikaji lebih jauh lagi jenis kelamin dari kelompok tersebut maka akan terlihat bahwa partisipasi/keterlibatan perempuan sangat sedikit dibanding dengan lakilaki. Perempuan memiliki peran ganda karena selain bekerja di ranah domestik, perempuan juga berperan di rana publik, tak terkecuali perempuan memiliki hambatan ganda dalam proses partisipasi karena adanya budaya, kebiasaan dan mekanisme, tata nilai sosial, nilai-nilai dan adat istiadat yang kurang mendukung perempuan. Fakta membuktikan bahwa yang banyak merasakan dampak kemiskinan adalah perempuan dibanding laki-laki. Kondisi kemiskinan perempuan lebih parah dibanding laki-laki dan ada kecenderungan kemiskinan lebih parah pada perempuan ketika perempuan menjadi orang tua tunggal. Dengan adanya beban kerja dan stereotip terhadap perempuan, maka cenderung lebih banyak melakukan kerja domestik (reproduktif) yang tidak dibayar, sedangkan laki-laki lebih banyak melakukan kerja-kerja yang menghasilkan uang (produktif ). Dampak lebih jauh adalah kurangnya penghargaan pemerintah pada kerjakerja reproduktif yang terefleksikan dalam program-program pembangunan. Dari fakta tersebut menunjukkan bahwa memang telah terjadi ketimpangan gender yang salah satunya disebabkan oleh kemiskinan struktural. Satu titik krusial dalam konsep ini adalah bahwa kelompok rentan termasuk perempuan dan orang yang berkebutuhan khusus banyak mengalami hambatan. Kendala mendasar partisipasi masyarakat khususnya perempuan terutama dalam hal mengajukan aspirasi perempuan pada tahap I, tahap perencanaan dan tahap penjaringan aspirasi masyarakat. Proses tersebut tidak dirancang untuk mendengarkan suara perempuan miskin. Bagi perempuan yang notabene tidak berorganisasi dan tidak terbiasa menyuarakan kepentingannya, maka proses ini sulit untuk dimanfaatkan. Pada tahap II, penentuan Kebijakan Umum Anggaran ( K UA ) , k e m b a l i p e r s o a l a n perempuan tidak terangkat, karena hal ini berhubungan dengan luputnya memasukkan analisis persoalan perempuan dalam RPJMD dan atau RKPD. Untuk memastikan agar kebutuhan dan kepentingan perempuan benar-benar masuk dalam perencanaan dan penganggaran daerah maupun nasional maka perlu diadakan programprogram peningkatan kapasitas bagi perempuan dan organisasi perempuan beserta adanya regulasi /kebijakan yang jelas yang mengatur keterwakilan perempuan yang ada di dalamnya agar agenda k ebutuhan perempuan dapat terakomodir.
17
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
POTRET PA
PEREMPUA
DALAM PEM
DI KABUPA
Lahirnya PERBUP Nomor 42 ta Musrenbang Terintegrasi di ha segar dalam proses perubaha
Edisi 85
EMBANGUNAN
ARTISIPASI
AN BASIS
MBANGUNAN
ATEN BONE
ahun 2012 tentang Pelaksanaan arapkan akan membawa angin an di Bumi Latenritatta Bone.
Perempuan memiliki peran ganda karena selain bekerja di ranah domestik, perempuan juga berperan di ranah publik, tak terkecuali perempuan memiliki hambatan ganda dalam proses partisipasi karena adanya budaya, kebiasaan dan mekanisme, tata nilai sosial, nilai-nilai dan adat istiadat yang kurang mendukung perempuan. Fakta membuktikan bahwa yang banyak merasakan dampak kemiskinan adalah perempuan dibanding laki-laki.
Hal yang lebih penting lagi adalah agar perempuan dan kelompok perempuan mampu memasukkan kepentingan gender dalam agenda proses perencanaan daerah maupun nasional. Masih terdapat kendala partisipasi khususnya perempuan di Kabupaten Bone yang sering dimaknai oleh berbagai pihak bahwa adanya ketidakpuasan masyarakat khususnya perempuan terhadap proses partisipasi itu sendiri. Sebagai contoh proses Musrenbang mulai dari Musrenbang Desa dan Kelurahan sampai Musrenbang Kabupaten dianggap hanya sekedar formalitas saja dan menjadi partisipasi semu atau memanipulasi, alasanya masyarak at k hususnya perempuan dimintai mengajukan usulan namun tidak berakhir dengan disetujuinya usulan mereka. Usulan yang sama dilakukan selama bertahun-tahun, namun tetap saja tidak diakomodir oleh pemerintah. Lahirnya Peraturan Bupati Nomor 42 Ta h u n 2 0 1 2 t e n t a n g P e l a k s a n a a n Musrenbang Terintegrasi di Kabupaten Bone membawa angin segar bagi perbaikan mekanisme Perencanaan di Kabupaten Bone tahun 2013 untuk TA 2014. Hal ini k arena Interpensi Pemerintah Daerah melalui leading sektor di Bappeda mulai memaksimalkan Proses Musrenbang Desa/Kelurahan yang di mulai bulan November hingga Januari dengan memilih satu Desa Pilot Proyek di 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone oleh Bappeda . Peraturan Bupati ini juga mengatur tentang keterwakilan perempuan minimal 2 orang dari 5 orang Delegasi mulai dari Delegasi Desa/Kelurahan. Delegasi Kecamatan,dan Delegasi Forum SKPD dan Delegasi Kabupaten.
INFORMASI LEBIH LANJUT FOR MORE INFORMATION
Penulis dapat dihubungi melalui email
[email protected]
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
18
SUARA FORUM KTI NUSA TENGGARA TIMUR
Mengurai Pertambangan Mangan Oekopa dan Oerinbesi OLEH HERRY NAIF
S
ecara historis, Desa Oekopa termasuk wilayah kevetoran Tamkesi (Biboki). Suku yang dominan ada di wilayah itu adalah Usatnesi Sonaf'Kbat, Soanbubu, Suilkono selain itu ada suku Monemnasi, Tasi, Amteme Taekab, Amsikan, Naitsea, Leoklaran, Taslulu, Usboko. Sedangkan secara Administrasigeografis, desa Oekopa terletak di Kecamatan Biboki Tanpah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dimana sebelah utara berbatasan dengan dengan desa Tualene, Selatan dengan desa Oerinbesi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Belu, sebelah barat berbatasan dengan desa Tautpah. Penduduk desa Oekopa berjumlah 1.563 pada tahun 2011. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani yang mengelola sawah. Karena itu, Oekopa dikenal sebagai salah satu daerah pemasok beras bagi masyarakat Kabupaten TTU dan Kabupaten Belu. Karena jarak menuju Atambua lebih dekat bila dibandingkan dengan kota Kefa, maka para petani Oekopa lebih memilih menjual panen beras ke Atambua. Potensi persawahan Oekopa dan Oerinbesi didukung kawasan penyanggah yang mana terdapat enam sumber mata air, yakni Oetobe, Oenenas, Oecikam, Oeekam, Oeoni dan Oesanlat. Keenam sumber mata air tersebut digunakan untuk mengairi persawahan Oekopa seluas 840 hektar. Keenam mata air ini juga menjadi penyangga bagi desa Tualene, Oerinbesi, Tautpah, Taunbaen dan Biloe yang berada di sekitar Oekopa. Secara historis-kultural, wilayah ini dipandang warga sebagai kawasan yang harus dilindungi karena di kawasan itu ada tempat ritus adat (Fatukanaf dan Oekanaf ) dari beberapa suku yang ada di Oekopa. Pertambangan dan dampak ekologi di Oekopa Sejak tahun 2007, pertambangan mangan masif dilakukan hampir di seluruh wilayah di Pulau Timor seolah menjadi leading sector dari berbagai bidang lainnya. Pertambangan mangan di Pulau Timor dilihat sebagai pertambangan berjemaat. Tanpa sebuah kajian-kritis atas pertambangan yang dilakukan para pihak, tidak heran bila kemudian banyak wilayah pertambangan yang mendapat reaksi penolakan dari warga setempat. Beberapa temuan lapangan di Oekopa yang disampaikan sebelumnya, tentunya tidak jauh berbeda dengan fakta pertambangan lain di Indonesia dan NTT. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah NTT dan Lembaga Advokasi Masyarakat Sipil (LAKMAS) membuat kajian atas beberapa fakta yang ditemukan 9 Agustus 2012 dan 18 Agustus 2012 sebagai pertimbangan untuk meninjau kebijakan pertambangan Oekopa dan Oerinbesi yang sedang ramai dibicarakan. Topografi wilayah O ekopa sangat mendukung pengembangan persawahan. Sejak tahun 1970-an warga Oekopa mulai mengenal sebuah pola pengelolaan persawahan yang baik. Kehidupan mereka ditopang oleh persawahan dan pengembangan peternakan. Apabila kebijakan diarahkan pada
19
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
pertambangan mangan dengan menetapkan wilayah pertambangan seluas 200 hektare pada wilayah yang sama dengan lahan pertanian, maka akan menimbulkan perubahan lansekap dan mengganggu tata air di daerah tersebut. Pertambangan Oekopa dan Oerinbesi tentunya membawa perubahan lansekap yang berakibat pada penyempitan lahan pertanian, dan penghilangan padang penggembalaan. Lebih dari itu akan berakibat pada terganggunya ekosistem di wilayah tersebut seiring dengan berubahnya lansekap wilayah itu. Pembongkaran permukaan tanah itu dilakukan di kawasan hutan yang adalah penyangga bagi kehidupan masyarakat Oekupa dan sekitarnya. Ini dapat berakibat fatal pada pengembangan persawahan dan peternakan yang selama ini menjadi penopang hidup warga. Selain itu, pada kawasan hutan ini terdapat mata air yang menjadi sumber air bagi masyarakat di banyak wilayah di sekitarnya. Bila hutan tersebut dikonversi menjadi pertambangan maka dapat berakibat pada kekeringan sumber mata air karena terjadi perubahan tata hidrologi air. Apakah ketersedian air di wilayah Oekopa dan Oerinbesi akan mampu mengairi persawahan bila air itu harus didistribusikan lagi untuk kepentingan proses pemurnian mangan? Penting untuk mengingat bahwa kebutuhan air untuk pemurnian mangan tidak jauh lebih banyak dibandingkan air yang digunakan untuk keperluan mencuci seluruh perabot rumah tangga. Analisa resiko pertambangan mangan Pertambangan mangan yang dilakukan di Oekopa dan Oerinbesi harus mempertimbangkan analisa terhadap resiko yang dapat ditimbulkannya bagi masyarakat di sekitar daerah tersebut. Apalagi karena pembongkaran permukaan tanah yang luas dapat menimbulkan tanah longsor. Selain itu, ledakan tambang, keruntuhan tambang serta keselamatan warga pekerja apa sudah dipertimbangkan. Padahal dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan penanggulangan bencana yang meliputi pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan, serta perlindungan masyarakat dari dampak bencana. Undang-Undang ini juga menyatakan bahwa perencanaan pembangunan harus memasukkan unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana. Itu berarti, perlu ada kajian analisa resiko dalam kasus pertambangan Oekopa dan Oerinbesi. Sayangnya, secara faktual negara tidak melakukan tindakan mitigatif dengan melakukan analisa resiko bencana di Oekopa dan oerinbesi. Lalu siapa lagi yang harus menerapkan undang-undang ini? Bila ada bencana longsor pada musim hujan dan kekeringan pada musim panas yang berdampak pada persawahan rakyat siapa yang harus bertanggung jawab? Edisi 85
Ke mana kebijakan tata ruang? Kebijakan penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, yang kemudian diperbaharui dengan Undang- undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan kualitas tata ruang yang semakin baik, yang oleh undang-undang dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Dalam konteks pertambangan di Oekopa dan Oerinbesi, menjadi pertanyaan apakah pertambangan tersebut telah melalui penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar tidak mengganggu ruang hutan, persawahan dan peternakan warga sebagai sumber penghidupan warga? Apabila pertambangan mangan di Oekopa dan Oerinbesi diberlakukan sesuai dengan kebijakan penataan ruang, semestinya tidak mengganggu ruang hidup rakyat. Pemerintah K abupaten T TU menjadik an K ajian Lingkungan Hidup Strategis dan Strategic Environmental Assesment (SEA) sebagai salah satu pilihan alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup di Kabupaten TTU.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Pemerintah Kabupaten TTU perlu melakukan penataan ruang sesuai dengan perintah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Hanya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara komprehensif Pemkab TTU mampu memetakan seluruh potensinya, baik di bidang pertanian, peternakan, pariwisata, dan kehutanan yang dilandasi pada analisa keseimbangan ekologi dan analisa resiko ancaman. Masyarakat Oekopa sendiri sebenarnya sudah memiliki konsep perlindungan ekologi yang mestinya diadopsi pemerintah kabupaten TTU. Kearifan lokal mereka telah melakukan penataan ruang dimana kawasan lindung, mata air yang mana melindungi wilayah kelola rakyat. Andai saja suara masyarakat Oekopa bisa didengarkan..
INFORMASI LEBIH LANJUT
Penulis Herry Naif adalah aktivis Institusi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah Nusa Tenggara Timur dan dapat dihubungi melalui email
[email protected] Edisi 85
20
P
T. Astra international, Tbk memberikan bantuan tiga unit sepeda motor dan perlengkapan bagi pengendara berupa helm dan jaket untuk pelayanan kesehatan di daerah pedesaan di Flores Timur. Bantuan tiga unit sepeda motor tersebut diberikan kepada Yayasan Kesehatan untuk Semua selaku lembaga yang mengembangkan Program Manajemen Kerusakan Minimum Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan di Pedesaan yang dijalankan sejak tahun 2002 lalu. Sebelumnya, pada tahun 2010 Astra International juga memberikan pengharagaan SATU Indonesia Award kepada Yayasan Kesehatan untuk Semua sebagai satu-satunya lembaga di Indonesia dan Asia yang mengusung program Manajemen Kerusakan Minimum sepeda motor untuk Pelayanan Kesehatan di Pedesaan. Program ini bertujuan untuk mendekatkan akses masyarakat pedesaan terhadap pendidikan, informasi dan layanan kesehatan. Oleh Astra International, Tbk, program tersebut dinilai sebagai sebuah program inovatif dan karenanya Yayasan Kesehatan untuk Semua berhak mendapatkan penghargaan setelah melalui seleksi oleh dewan juri. Pengharagan diberikan dalam bentuk trofi dan uang tunai sebesar 40 juta rupiah. Manajemen Yayasan Kesehatan untuk Semua saat menerima tiga unit sepeda motor bantuan yang dikirim langsung dari Jakarta itu mengatakan akan menggunakan bantuan tersebut dengan sebaik mungkin untuk mendukung pelayanan kesehatan di desa-desa yang menjadi wilayah kerja mereka. Rencananya sepeda motor ini akan dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan program setelah semua yang berkaitan dengan administrasi kendaraan selesai diurus.
“PT Astra International telah membantu memecahkan persoalan yang kami alami selama ini dengan memberikan bantuan tiga unit sepeda motor kepada kami” jelas Mansetus Balawala, Koordinator Program Manajemen Kerusakan Minimum Sepeda Motor untuk Pelayanan Kesehatan di Pedesaan. Menurutnya, Yayasan Kesehatan untuk Semua saat ini tengah membutuhkan tigabelas unit untuk mengganti semua motor pelayan kesehatan yang telah beroperasi lebih dari sepuluh tahun. ”Kami mash ada pekerjaan besar untuk menggantkan sepuluh unit motor lagi. Karenanya kami akan terus berupaya bekerja sama dengan semua pihak yang mau membantu kami dalam hal ini,”ujar Balawala. Kepada Manajemen Astra International, Balawala menyampaikan terimakasihnya atas dukungan yang telah diberikan. Ia berharap, ke depan kerja sama ini dapat lebih baik lagi untuk meningkatkan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan
FORUM KTI WILAYAH NUSA TE
Tiga Un Motor Baru Layanan Kes Pedesa di Flores T
OLEH MANSETUS
21
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Edisi 85
bersama antara Yayasan Kesehatan untuk Semua dan Astra International serta semua pihak yang peduli terhadap pembangunan kesehatan di Indonesia umumnya terutama di daerah-daerah terpencil, seperti di Flores Timur. ”Ini juga merupakan bagian dari kerja ktia bersama untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) di bidang kesehatan”,tutur Balawala. Balawala menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan komitmen Astra sebagai perusahaan otomotif terbesar di Indonesia untuk berbuat lebih bagi Indonesia. Oleh karena itu setiap tahun PT. Astra International melalui bagian Coorporate Sosial Rensposibilty (CSR)-nya selalu menggelontorkan dana yang besar untuk mendukung berbagai bentuk kegiatan yang oleh Astra dinilai bermanfaat. “Bantuan ini merupakan bentuk apresiasi Astra International terhadap setiap invoasi yang dilakukan oleh anak-anak negeri ini.
ENGGARA TIMUR
nit u untuk sehatan aan Timur
Dan itu diwujudkan dalam bentuk penganugerahan award setiap tahun oleh Astra. Karena itu jangan pernah berpikir berhenti untuk melakukan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan negeri ini,” jelas Balawala sembari mengajak generasi muda untuk melakukan hal-hal inovatif yang berdampak signifikan pada perubahan hidup dalam masyarakat. Dalam mengembangk an Program Manajemen Kerusakan Minimum (zero breakdown) sepeda motor untuk Pelayanan Kesehatan di Pedesaan, Yayasan Kesehatan untuk Semua telah bekerja sama dengan Motorcycle Outreach (MoR) Inggris dan berbagai organisasi penggemar sepeda motor dan industri sepeda motor di seluruh dunia. Program Manajemen kerusakan minimum sepeda motor u n t u k p e l ay a n a n k e s e h a t a n k e p a d a m a s y a ra k a t mengedepankan kecepatan memberikan pelayanan terutama kecepatan merespon panggilan yang bersifat emergensi seperti kelahiran yang bermasalah dan lainnya. Sejak program ini diimplementasikan, telah membawa banyak manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dampingan. Program ini juga menjadi salah unsur penting dalam pelaksanaan program Revolusi Kesehatan Ibu Anak (KIA) yang diluncurkan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diterjemahkan ke dalam Program 2H2 Center oleh pemerintah Kabupaten Flores Timur. “Saat ini kehadiran program 2H2 Center yang diinisiasi oleh dr. Yoseph Usen Aman selaku kepala Dinas Kesehatan Flores Timur sejak tahun 2010 lalu bersinergi dengan Program Manajemen Kerusakan Minimum sepeda motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Bila 2H2 center memantau perkembangan kehamilan ibu dan penanganan yang cepat dan tepat, maka untuk mencapai kecepatan penanganan itu dibutuhkan armada kendaraan untuk menjangkau fasilitas kesehatan. Dengan demikian kedua program ini saling mendukung dengan satu tujuan yang sama yakni menekan angka kematian ibu anak.
S BALAWALA
INFORMASI LEBIH LANJUT
Penulis adalah staff pada Yayasan Kesehatan Untuk Semua dan dapat dihubungi melalui email
[email protected]
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
22
FORUM KTI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT
Ibu-Ibu Menjadi Ujung Tombak Tanggulangi kemiskinan di desa Batujangkih Kabupaten Lombok Tengah OLEH SAIFUL M DAN LALU BAKRI
P
ersoalan pekerjaan, pendapatan sehari-hari, air bersih, kesehatan, pendidikan, menjadi sebagian cerita yang tidak kunjung selesai bagi warga desa di Kabupaten Lombok Tengah. Potret buram ini menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kondisi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat desa, terutama desa-desa yang jauh dari perkotaan, salah satunya adalah desa Batujangkih Kecamatan Praya Barat Daya kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bila dilihat dari data penerima program Jamkesmas yaitu sebanyak 2.245 orang dan jamkesda 176 orang dari jumlah penduduk desa Batujangkih sekitar 5.261 orang (Biro Pusat Statistik, 2011), artinya lebih dari limapuluh persen masyarakat desa Batujangkih tergolong miskin. Kalau menurut aturannya, sebagian penerima bantuan jamkesmas sudah otomatis juga menerima bantuan Raskin dan Program Keluarga Harapan (PKH). Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Batujangkih relatif masih sangat rendah. Mata pencaharian utama masyarakat adalah pertanian lahan kering dengan produktifitas yang rendah. Masyarakat juga menggantungkan hidup keluarganya pada lahan hutan, sedangkan kegiatan usaha rumah juga ada, seperti menenun kain tradisional, berdagang bakulan, usaha kecil lainnya, juga sebagai tukang bangunan serta menjadi TKI/TKW juga banyak, yaitu sekitar 288 orang per Desember 2012. Kondisi lainnya adalah tingkat derajat kesehatan masyarakat masih rendah karena ketersediaan sarana air bersih sebagai salah satu penunjang kehidupan rumah tangga belum memenuhi standar kesehatan, sehari-hari air yang dimasak maupun untuk mandi masih diambil di sumur-sumur yang ada di sungai yang bercampur dengan tempat pemandian ternak. Pelibatan kelompok perempuan dalam proses pembangunan (Musyawarah, pelaksanaan & Pengawaasan) masih minim. SDM warga juga masih rendah, rata-rata hanya sampai tingkat SD atau sederajat, juga ada yang tidak pernah sekolah, terutama orang tua. Sentuhan berbagai Pihak Kondisi Desa Batujangkih tersebut menjadi pilihan bagi beberapa program kemiskinan untuk berkiprah di desa tersebut. Mulai dari berbagai program PNPM sejak tahun 2008 dengan kegiatan fisik seperti pembangunan jalan dan irigasi, bantuan untuk kader kesehatan, simpan pinjam perempuan dan lainnya. Dalam bidang Sumberdaya Manusia dan pengawalan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ser ta pemenuhan hak-hak dasar, sejak Januari 2011hingga Desember 2012, Konsorsium LSM Loteng dan Mitra Samya atas bantuan Ford Foundation melakukan pendampingan. Kemudian sejak bulan September 2011 ada PNPM Peduli yang dilaksanakan oleh Samanta, Le-Sa Demarkasi atas bantuan Bank Dunia lewat Kemitraan menyentuh pemberdayaan
23
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
keluarga TKI/TKW miskin dengan kegiatan pendampingan usaha rumah tangga dalam bentuk pengolahan makanan dan tenun, bantuan air bersih dengan perpipaan, sosialsiasi pelayanan kesehatan dan pendataan tingkat kesejahteraan masyarakat miskin. Selain itu juga ada program dari Pemda Lombok Tengah, yaitu pelatihan dan bantuan alat untuk olahan makanan bagi kelompok usaha dari Dinas Perindag, fasilitasi terbentuknya Koperasi Wanita dari Dinas Koperasi & UKM, bantuan bibit padi dari dinas Petenakan dan lainnya. Dengan semangat yang tinggi, para kader desa bersama fasilitator Konsorsium LSM, Samanta dan Le-SA Demarkasi melakukan pendampingan, komunikasi, kolaborasi dan kerjasama dengan pemerintah dan berbagai program kemiskinan yang ada di desa. Sehingga pelaksanaan program kemiskinan yang masuk ke Desa Batujangkih bisa berjalan dengan maksimal dan berdampak maksimal juga. Hasil Kolaborasi Kolaborasi yang dilakukan di desa Batujangkih oleh berbagai pihak dalam penanggulangan kemiskinan menghasilkan beberapa dampak, yaitu beberapa kader desa memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang bagaimana mengawal hasil perencanaan desa terutama hak-hak dasar bagi warga mikin, terbentuknya sebelas kelompok usaha rumah tangga seperti pengolahan makanan dan tenun, dengan bantuan alat-alat usaha, meningkatnya pendapatan anggota kelompok usaha rumah tangga (11 kelompok dengan 110 orang anggota), terbangunnya tiga buah bak penampung air bersih dan pipa sepanjang 700 meter. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pelayanan kesehatan serta terbentuknya Koperasi Wanita Permata Hati Desa Batujangkih, sebagai ajang untuk meningkatkan kapasitas para ibu disamping juga meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. ”Alhamdulillah dengan semangat dan kesadaran serta komitmen yang tinggi, akhirnya koperasi kami telah mampu menghimpun dana untuk kas koperasi baik melalui simpanan pokok, simpanan wajib dan jimpitan setiap bulan, kami juga selalu melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah misalnya kerjasama dalam kegiatan pelatihan peningkatan keterampilan makanan olahan dan pelatihan usaha tenun”, ungkap Ibu Sanipah, Ketua Kopwa Permata Hati. Melalui koperasi ini mimpi Ibu Sanipah ingin agar para anggotanya mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggota keluarganya dan tidak hanya bergantung kepada suami saja.
INFORMASI LEBIH LANJUT
Penulis adalah anggota Konsorsium LSM Lombok Tengah dan dapat dihubungi melalui email
[email protected]
Edisi 85
KEUANGAN PUBLIK
Inisiatif Cerdas dari Jayapura Dengan mengelola dana operasional sendiri, diharapkan dapat meningkatkan kinerja aparat kepada masyarakat. OLEH ANGELA FLASSY
S
ebagai kota paling timur dari negara ini, Jayapura ternyata dapat pula memiliki terobosan kebijakan di bidang keuangan. Sejak 2011, seluruh Puskesmas di Kota Jayapura telah mengelola anggaran operasionalnya sendiri dan tak menunggu pasokan dana dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura. “Jangan karena tidak ada cairan infus saja, pegawai puskesmas harus menunda pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Pendapatan (DISPENDA) Kota Jayapura, Fachruddin Pasolo, dalam acara Diskusi Potret Pengelolaan Keuangan Publik Pemerintah Kota Jayapura dalam rangka Road Show PEACH Papua yang digelar oleh Yayasan BaKTI di ruang rapat Walikota Jayapura, Kamis 28 Februari. Kebijakan ini diambil karena selama operasional Puskesmas ditangani Dinas Kesehatan Kota Jayapura, ditemukan masalah sehingga mempengaruhi kinerja Puskesmas. Pemerintah kota lalu mengambil kebijakan memberikan dana operasional puskesmas kepada puskesmas secara langsung untuk dikelola sendiri dengan regulasi sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA) yang memiliki Dokumen Pelaksanaan Anggaran sendiri (DPA). “Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari, kami juga menerbitkan surak keputusan (SK),” kata Ketua Bappeda, Frans Pekey. Sejak dikelola sendiri, peningkatan pelayanan Puskesmas meningkat hingga 20 persen. Kebutuhan Puskesmas dapat diperoleh dengan segera, meski Puskesmas Kota Jayapura tak menerima bantuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Bantuan dari Dinkes provinsi hanya diterima oleh 6 Puskesmas dari 13 Puskesmas yang ada di kota. Bantuan diberikan bagi Puskesmas yang VCT dan ditujukan untuk pelayanan VCT.“Kami tidak menerima Jamkespa sejak diterbitkan tahun 2009 hingga sekarang. Tetapi kami tetap harus menerima pasien dengan kartu Jamkespa. Tetapi pasien Jamkespa tidak pernah kami tolak meski harus kerja bakti,” kata Kepala Puskesmas Abe Pantai, Fany Korwa. Obat-obatan Puskesmas sepenuhnya Puskesmas terima dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Jaminan Kesehatan Papua (Jamkespa) adalah jaminan kesehatan khusus untuk orang Papua yang dibiayai dengan dana otonomi khusus (otsus) dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua. “Setelah mempelajari dan mengevaluasi, tahun 2013 dengan alasan yang sama, kami berencana akan menyerah dana operasionak kelurahan langsung dikelola oleh kelurahan dengan regulasi yang sama dengan Puskesmas,” ujar Frans Pekey. Kebijakan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik agar pelayanan publik dapat ditingkatkan.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Berdasarkan sensus tahun 2010, penduduk Kota Jayapura sebanyak 261.776 ribu jiwa, dengan jumlah aparatur hampir 5700 orang, maka Kota Jayapura mulai berbenah diri. “Sejak tahun 2010 kami tidak lagi menerima pegawai baru untuk menekan anggaran belanja langsung pegawai dan terus meningkatkan belanja publik,” ujar walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano yang baru 1,5 tahun menjabat. Walikota juga melebur beberapa dinas agar menjadi lebih ramping. Jugamenempatkan standart pelayanan publik pada dinas maupun Puskesmas yang melayani masyarakat secara langsung. Sebagai satu-satunya kota di Provinsi Papua, selama ini Kota Jayapura justru mendapatkan dana Otsus yang kecil.“Selama ini kami hanya menerima sekitar 48 milyar rupiah dari total 3,6 trilyun rupiah. Hanya 2012 kami menerima 62 milyar rupiah. Semoga tahun ini bertambah,” ujar Mano. Dengan dana otsus sekecil itu, dari total APBD hampir 800 milyar rupiah, dapat dikatakan pendapata Kota Jayapura diperoleh dari APBD dan PAD saja. Dengan daya serap anggaran mencapai 90 persen, audit keuangan Kota Jayapura wajar tanpa pengecualian (WTP).“Soal pengelolaan keuangan kami tidak masalah. Yang bermasalah justru di aset. “Kami memiliki bayak aset yang diserahkan oleh Provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura karena saat penyerahaan tidak disertakan surat-surat maupun sertifikat bukti kepemilikan, sehingga bermasalah saat dimasukkan dalam penyertaan modal,”kata Kepala Bappeda. “Padahal wajah Papua adalah wajah ibukotanya, Kota Jayapura. Tetapi Provinsi sedikit sekali membantu kota untuk menyelesaikan masalahnya,” lanjut walikota. Masalah kota Jayapura, hampir sama dengan masalah ibukota lainnya, imigrasi yang besar, tingginya angka pengangguran, kemacetan dan kebersihan. Sebab itu, Pemkot Jayapura mengharapkan perhatian yang lebih besar dari provinsi. “Insiatif-insiatif cerdas yang diambil oleh Pemkot Jayapura ini patut dihargai dan di promosikan. Agar semua tahu, Papua juga memiliki inisiatif cerdas yang dapat diikuti provinsi lain di Indonesia,” kata Konsultan Komunilasi BaKTI untuk PEACH Program, Luna Vidia.
INFORMASI LEBIH LANJUT
Angela Flassy adalah Pimpinan Redaksi Suara Perempuan Papua dan dapat dihubungi melalui
[email protected]
Edisi 85
24
WAJAH KTI
Ogenetan, Karet dan Mantra pengusir Kutukan Sumberdaya
A
dalah Bapa Josep Nuy, seorang pastor yang pertama memperkenalkan karet kepada masyarakat Ogenetan, Distrik Iniyandit, dahulu ditahun 70an.
Kini, pohon penghasil lateks yang berasal muasal dari Brasil tersebut menjadi sumber penyangga hidup bagi masyarakat kampung dipelosok Merauke, Papua, selain tentunya hasil perkebunan lain. Hevea braziliensis, begitu ia sapa oleh para ilmiawan. Karet memiliki nilai ekonomis tinggi, tetapi ketidakmampuan masyarakat kampung dalam mengakses pasarnya membuat para tengkulak berpesta. Mereka, para tengkulak, mampu merusak harganya. Sarana transportasi dan infrastuktur jalan yang amat buruk untuk mengangkut hasil sadapan membuat upaya dan biaya menjadi besar dan mahal, petani di Ogenetanpun memilih menjual atau menyewakan kebun mereka kepada tengkulak. Mereka hidup miskin dan didera utang demi memenuhi kebutuhan paling pokok. Makan. Getah lateks dari pohon karet yang berharga tak mampu menjadi penopang. Utang laksana luka yang menganga.
Namun Hidup sulit tak membuat orang Papua patah arang. Yan Karowa, Kepala Distrik Iniyandit, menemui Riswanto dan Frans Upessy, dua fasilitator Wahana Visi Indonesia yang tengah bertugas untuk program pemberdayaan masyarakat di Iniyandit. Hasil pembicaraan berujung upaya untuk membawa masyarakat keluar dari keterpurukan ekonomi. “Koperasi”, menjadi matra ekonomi yang tepat. Kerja keras dan kepercayaan masyarakat berbuah sudah. Dalam beberapa tahun, Koperasi Nonggup, begitu mereka menamakannya, berhasil menjadi sandaran hidup masyarakat. Kini koperasi itu bertotal aset Rp. 500 juta dan murni swadaya masyarakat.
25
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
Edisi 85
Limpah ruah getah karet yang dulu malah menjadi ‘kutukan sumberdaya alam’ kini berubah menjadi berkah bagi mereka. Jalur tengkulak dibatasi dan karet petani dibeli dengan harga pasar yang pantas. Koperasi Nonggup kini mampu menghapus mimpi buruk masyarakat Ogenetan, nun jauh dipedalaman. Dan Bung Hatta pasti akan tersenyum, karena Koperasi, Lembaga yang menjadi soko guru perekonomian masyarakat yang ia perjuangkan dulu, telah menjadi penyelamat masyarakat, ditanah tempat dahulu ia diasingkan....Boven Digul. FOTO STEVEN FEBRIANDY TEXT ICHSAN DJUNAED
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
Edisi 85
26
PENDIDIKAN
GUGUS SIOLA
HARMONISASI PEMERINTAH DAERAH DAN LSM LOKAL OLEH STEVENT FEBRIANDY
D
i depan rumah kayu dua lantai itu ada seorang anak kecil sedang asyik bermain sendiri. Ia bermain sambil duduk di alat permainan yang berbentuk bundar dari bahan besi. Di belakangnya ada spanduk kecil yang bertuliskan huruf cukup besar 'SIOLA MATAHARI'. Masuk ke dalam rumah, mata langsung diajak melihat permainan, tempelan dan pernak pernik yang memiliki aneka warna, sehingga menarik perhatian anak-anak bahkan orang dewasa. Seorang guru dengan senyuman yang sangat ramah menyambut kedatangan siapa saja yang datang. Dibelakang guru tersebut tertulis “Selamat Datang di Sentra Persiapan”. Dilihat dari ruangan secara keseluruhan tempat ini sepertinya tempat bermain untuk anakanak bahkan bisa jadi untuk anak balita saja. Beralih ke ruangan selanjutnya, tepat di sebelah ruangan besar, ada ruangan pemeriksanaan untuk anak dan ibu hamil. Setiap balita dan ibu hamil dicatat riwayat kesehatannya disebuah papan tulis berwarna putih. Ternyata ruangan ini berfungsi sebagai posyandu. Salah seorang guru yang ikut mengantar menjelaskan bahwa pemeriksaan secara rutin untuk ibu dan anak dilakukan juga di tempat ini. Bila disimpulkan maka rumah 'SIOLA MATAHARI' sudah memberikan dua pelayanan dasar untuk anak yaitu pelayanan kesehatan dan pendidikan usuai dini. Nama SIOLA sendiri merupakan nama yang diambil dari bahasa Mandar. SIOLA artinya bersama-sama-bersatu. Lalu SIOLA adalah singkatan dari Stimulasi, Intervensi, Optimalisasi, Layanan Anak. Program ini memberikan pelayanan terpadu Pengembangan Anak Usia Dini secara Holistik dan Integratif di Kabupaten Mamuju. Pelayanan yang diberikan adalah untuk anak-anak berusia 0-6 tahun, ibu dan keluarganya. Siola dilaksanakan secara holistik, integratif dan partisipatif, dengan memperluas kesempatan bagi setiap anak usia emas untuk memperoleh dan menikmati pendidikan usia dini. Pemerintah Kabupaten Mamuju memiliki komitmen untuk mendorong dan mendukung pembinaan anak usia dini dalam bentuk program yang mendorong keterlibatan keluarga untuk mengambil peran yang lebih besar dalam pengasuhan, perlindungan, dan perkembangan anak. Bupati Mamuju Bapak Suhardi Duka, mendorong keterlibatan aktif masing-masing SKPD untuk mensukseskan program SIOLA. Hasilnya, Gugus SIOLA yang baru diinisiasi saat Lokakarya PAUD HI di bulan Desember 2011, telah menjadi model percontohan Pengembangan anak Usia Dini Holistik Integratif se-Indonesia. Rekomendasi dari Lokakarya adalah pembentukan tim koordinasi di tingkat kabupaten dan dikukuhkan melalui payung hukum Keputusan Bupati Mamuju No 1 Tahun 2012 tentang pembentukan Tim Gugus Pengembangan Anak Usia Dini SIOLA yang melibatakn hampir semua unsur SKPD didalamnya, PKK dan Yayasan Karampuang. Akhirnya Pemerintah Kabupaten Mamuju bekerjasama dengan Unicef, melalui SIOLA mencanangkan program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif dengan melaksanakan proyek percontohan di 8 titik yang terdapat di 4 desa dan 4 kelurahan di Kecamatan Mamuju pada tahun 2012. Pusat pelayanan terpadu terhadap anak dikenal dengan Gugus SIOLA. Dimulai dengan 8 SIOLA, Pemerintah Kabupaten Mamuju berkomitmen untuk memperluas program ini keseluruh
27
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
kecamatan di Kabupaten Mamuju hingga tahun 2015. Gugus SIOLA yang merupakan Tim kerja pelayanan terpadu yang terbentuk ditingkat kabupaten yang terdiri dari perwakilan masing-masing SKPD dan LSM. Kemudian Gugus SIOLA ini dibentuk di beberapa titik di Kabupaten Mamuju. Keunikan dari SIOLA adalah kerjasama semua unsur, baik itu pemerintah dan LSM lokal. Hal ini dibenarkan oleh Aditya, pengurus SIOLA dari Yayasan Karampuang. “Pemerintah dan kami bahu membahu melaksanakan kegiatan ini dengan baik,” jelasnya. Selain itu, bila program PAUD HI lain berkonsentrasi saja untuk pendidikan dan kesehatan, maka SIOLA menambahkan aspek ekonomi di dalamnya. Ada LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang dibentuk di masing-masing SIOLA. Pembentukan lembaga Keuangan mikro di masing-masing SIOLA bertujuan khusus untuk mengurangi beban Ibu yang akan melahirkan dan anak yang kekurangan gizi. Kemudian tujuan umumnya adalah untuk memandirikan keluarga melalui pembinaan dari Dinas Koperasi. Dana setiap SIOLA bervariasi sebesar 5-10 juta. Dimana setiap keluarga yang dilayani oleh SIOLA bisa meminjam sejumlah uang dari 250-500 ribu. Pengembalian pinjaman bisa dilakukan sesuai dengan kondisi keluarga tersebut dan tanpa bunga. Ada yang harian, mingguan bahkan bulanan. “Ternyata ini jalan, rapi sekali pembukuannya, mereka nyicilnya boleh, bila tidak bisa dibayar, bisa dibantu oleh teman-temannya yang lain,” terang Aditya dengan semangat. Di SIOLA matahari, ibu-ibu yang meminjam dibantu dengan usaha kebun sayur. Dari hasil kebun sayur, uangnya dipakai untuk pengembalian pinjaman. “Uang yang dpinjam biasanya dipakai untuk membeli susu atau membeli obat untuk anaknya,”lanjut Aditya. Ada rencana ke depan, dana masing-masing SIOLA akan ditingkatkan dengan bekerjasama dengan BRI. Pak Suhardi Duka, Bupati Kabupaten Mamuju sudah melakukan koordinasi dengan pihak BRI agar sebagian KUR bisa dialirkan ke SIOLA. Dari dana 10 juta tiap SIOLA akan ditingkatkan menjadi 20 juta masing-masing SIOLA. Aditya lebih lanjut menjelaskan bahwa kader-kader di SIOLA sendiri juga mendapat pendampingan dari pengurus Koperasi daerah untuk membantu mereka dalam mengelola keuangan. Apalagi dana 5-10 juta yang diputar, rentang waktu pengembalian bisa lama atau cepat, tergantung skema pembayarannya nanti. Walaupun SIOLA baru berjalan kurang lebih 1 tahun, Aditya menerangkan bahwa sudah ada perubahan yang cukup mendasar terjadi di ibu-ibu atau keluarga yang anaknya dilayani oleh SIOLA. Salah satunya adalah tanggung jawab untuk mengembalikan dana pinjaman.“Walau pun masih dini, dengan mereka meminjam di SIOLA bukan hanya untuk kepentingan mereka saja, tetapi dia (ada kesadaran) juga wajib mengembalikan,” ujar Aditya. “Mereka tertib mengembalikan dengan baik, orang tua melihat bantuan pemerintah bukan hanya dihabiskan saja, tetapi bantuan ini untuk mereka semua,” sambung Aditya menutup pembicaraan.
INFORMASI LEBIH LANJUT Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan ini, Anda dapat menghubungi Ahmad Taufiq melalui email:
[email protected] Edisi 85
THE AUSAID
Indonesian Social Innovator
POWERED BY
SPONSOR
Y
ayasan Kopernik selalu mencari solusi sederhana untuk masalah yang kompleks. Sekarang Yayasan Kopernik bekerja sama dengan Australian Agency for International Development (AusAID) mencari pemuda inovatif dan idealis (atau pragmatis yang sanggup menawarkan solusi) dengan harapan untuk membantu masyarakat kurang mampu di Indonesia dengan solusi-solusi untuk masalah sosial dalam bidang pertanian, pendidikan, energi dan lingkungan, kesehatan, teknologi informasi, air dan sanitasi. Untuk memperoleh inovasi-inovasi itu, Yayasan Kopernik dan AusAID mengadakan kompetisi ide inovatif sebagai sarana memberi dukungan bagi ide dengan potensi terbesar untuk memberi dampak sosial positif. The AusAID Indonesian Social Innovator Award, diprakarsai oleh Yayasan Kopernik, adalah kompetisi bagi invidu berjiwa entrepreneur yang tertarik untuk mengaplikasikan inovasi sosial terhadap berbagai masalah di Indonesia terkait dengan kebutuhan dasar manusia. Tim pemenang akan dibekali untuk merealisasikan ide mereka. Isi formulir aplikasi atau kirimkan video kreatif berdurasi maksimal 3 menit yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam formulir. Formulir dapat diunduh: http://kopernik.info/en-us/socialinnovatoraward SEMUA MATERI HARUS DIKIRIM KE SELAMBAT-LAMBATNYA
22 Agustus 2013 pada pukul 11.59.59 WITA
PROSES PENJURIAN
Peserta akan dinilai oleh juri yang terdiri dari tiga social enterprenur dan pakar inovasi di Indonesia.
PERATURAN DAN KETENTUAN ·
· · · · · ·
Kompetisi ini dibuka untuk individual, tim dan organisasi selama sekurangnya satu dari antara anggota tim adalah berwarganegara Indonesia. Peserta yang merupakan warga Negara Indonesia harus menjadi presenter utama dalam presentasi yang akan diselenggarakan pada event di bulan September, apabila tim tersebut terpilih menjadi finalis. Tidak ada batas minimum dan maksimum jumlah anggota dalam setiap tim. Setiap individual dapat berpartisipasi dalam lebih dari satu team/ atau mengumpulkan lebih dari satu proposal. Ide proposal yang diterima harus berbahasa Inggris ATAU Indonesia Setiap aplikasi yang masuk harus merupakan ide orisinil peserta. Setiap peserta harus menampilkan sebuah ide baru dan inovatif. Para pemenang yang terpilih setuju untuk memakai uang hadiah yang diterima untuk merealisasikan ide proposal mereka. Karyawan dan anggota keluarga dekat Yayasan Kopernik tidak diperbolehkan mengikuti kompetisi
KATEGORI PENGHARGAAN
·
·
CARA MENGIKUTI
·
·
THE AUSAID INDONESIAN SOCIAL INNOVATOR AWARD: Ide terbaik dengan potensi terbesar untuk menciptakan transformasi sosial di Indonesia. Hadiah utama termasuk Rp 30.000.000, ruang kerja untuk enam bulan dan mentoring agar tim pemenang dapat segera menciptakan perubahan! THE SERVING THE LAST MILE AWARD: Ide yang paling berpotensi mengatasi masalah komunitas marjinal di Indonesia yang tinggal di daerah-daerah tidak terjangkau. Hadiah sejumlah Rp 5.000.000. THE PEOPLE'S CHOICE: Ditentukan melalui vote para pengunjung pada acara di akhir September 2013 setelah presentasi dilakukan oleh para finalis. Hadiah sejumlah Rp 2.500.000.
JADWAL KOMPETISI · · · · ·
22 FEBRUARI 2013 Periode pengiriman ide dimulai 22 AGUSTUS 2013 pada pukul 11.59.59 WITA (siang) Batas akhir pengiriman 23 AGUSTUS - 5 SEPTEMBER Wawancara bagi peserta yang masuk ke dalam shortlist 5 SEPTEMBER 2013 Pengumuman finalis. AKHIR SEPTEMBER Finalis mempresentasikan ide mereka di Yayasan Kopernik dalam sebuah acara spesial. Pemenang akan diumumkan dalam acara ini.
KRITERIA Peserta harus berstatus WNI atau memiliki anggota tim berstatus WNI.
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
AWARD
Isi dengan lengkap formulir aplikasi yang tersedia di https://kopernik.info/en-us/socialinnovatoraward atau mengirimkan video kreatif sepanjang 3 (tiga) menit yang dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada formulir aplikasi. Semua materi dikirim ke
[email protected] selambat-lambatnya 22 Agustus 2013 pukul 11.59.59 WITA.
DEADLINE KOMPETISI, PROSEDUR DAN PERATURAN Setiap materi harus dikirimkan ke
[email protected] pada tanggal 22 Agustus 2013 pukul 11.59.59 WITA
KEPATUHAN DENGAN BATASAN HUKUM Yayasan Kopernik memenuhi segala hukum yang berlaku di Indonesia. Setiap hadiah akan dianugerahkan dengan memenuhi hukum yang berlaku. Yayasan Kopernik mempunyai hak untuk menolak aplikasi yang diterima dengan alasan sebagai berikut, namun tidak hanya sebatas: · Menyalahi hukum yang berlaku di Indonesia · Berbau kekerasan dan pornografi Tidak mempersembahkan isi dan material yang lengkap dan pantas diserahkan kepada dewan juri untuk keperluasi evaluasi dan umpan.
Edisi 85
28
WEBSITE BULAN INI
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) http://seknasfitra.org
F
ITRA adalah organisasi yang bergerak dalam bidang kontrol sosial untuk transparansi proses-proses penganggaran Negara. Organisasi ini bersifat otonom, non profit (nirlaba), d a l a m m e l a k s a n a k a n g e ra k a n ny a b ersifat independen. Ada tiga fitur menarik dari website organisasi ini. Fitur menarik pertama adalah Publikasi FITRA yang mengupas beragam hal seputar transparansi penganggaran negara, seperti OBI 2012 Indeks Keterbukaan Anggaran, Budget Brief Indeks Keterbukaan Badan Publik, dan lain sebagainya. Fitur menarik kedua adalah Analisis. Fitur ini menyediakan hasil analisis yang dilakukan FITRA terkati penganggaran negara. Salah satu contoh menarik adalah analisis tentang Moratorium Belanja Pegawai. Anda juga dapat mempelajari analisisanalisis menarik lainnya dalam fitur ini. Melalui website-nya FITRA menyediakan layanan informasi dengan cara mengisi formulir permohonan informasi yang dapat didownload dari website ini. Ini adalah fitur menarik ketiga dan akan sangat bagi Anda yang sedang membutuhkan informasi seputar penganggaran negara.
Festival Teluk Jailolo 2013 http://www.festivaltelukjailolo2013. com/
F
estival Teluk Jailolo merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat dengan tujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata, kekayaan alam, budaya, juga bisnis di wilayah Jailolo, Halmahera Barat. Bagi anda yang tertarik untuk mengeksplorasi keindahan alam dan budaya kami lebih jauh dapat mengikuti beragam acara yang telah disiapkan seperti spice parade, spice expo, menyusuri perkebunan rempah-rempah di acara spice trip, l o m b a m e m a n c i n g, l o m b a re n a n g, l o m b a mendayung, fun diving dimana anda akan diajak menanam karang laut, ritual laut Sigofi Ngolo, juga cultural party di pinggir pantai untuk menikmati pesta makanan adat bersama masyarakat lokal dengan membakar ikan sebanyak 10 ton. Festival Teluk Jailolo 2013 yang bertemakan The Treasure of Golden Spice Islands ini ditargetkan untuk memecahkan dua rekor MURI yang bersifat kebudayaan, hal ini didukung dengan pertunjukan akhir yang bertempat pada sebuah panggung diatas laut, bertajuk Sasadu on the Sea. Pertunjukan musikal drama dan tari ini merupakan hasil karya Eko Supriyanto, Oleg Sanchabakhtiar, dan Dimas Leimana.
29
News
JANUARI - FEBRUARI 2013
PROFIL LSM
Profil Gerakan @bukuntukpapua
P
erjalanan sejauh apapun dimulai dari langkah pertama, kata seorang guru besar bangsa Cina Lao Tzu. Ini akan jadi cerita langkah pertama sebuah perjalanan panjang dari gerakan yang kami buat, mengumpulkan buku, media, mainan edukatif untuk disumbangkan ke Perpustakaan Mandiri di Papua. Untuk meningkatkan kualitas SDM, diawali dengan membentuk pola pikir. Pola pikir yang baik dapat terasah dari pendidikan, baik formal maupun nonformal. Pola pikir juga bisa terbentuk dari adanya minat baca yang tinggi dan tersedianya bacaan yang sesuai. Membaca merupakan salah satu ikhtiar membangun sebuah bangsa yang besar. (Ari Zuntriana, Pustakawati Perpustakaan UIN Maliki, Malang, Jawa Timur, dalam kompas.com, Senin, 17 Mei 2010 | 18:15 WIB, Nasib Perpustakaan Daerah menulis ) Saat membaca hal ini, rasanya saya tersentak apalagi saat coba bertanya dan browsing tentang fenomena buku di tanah Papua, seperti yang terekam dalam salah satu berita di bawah ini: Pimpinan Toko Buku Gramedia Cabang Kota Jayapura, Yakobus M mengungkapkan, bahwa penjualan buku di Papua termasuk yang paling mahal di Indonesia. Hal ini karena ekspedisi atau jasa pengiriman yang sangat mahal. Bahkan jasa pengiriman terkadang lebih mahal dibanding dengan harga buku itu sendiri. Selaku pimpinan Toko Buku Gramedia yang sudah berdiri selama tujuh tahun di Kota Jayapura-Papua ini, ia mengaku merasa prihatin dengan masyarakat di Papua. Hal ini dikarenakan minat baca anak-anak di Papua, dimana peningkatannya cukup sedikit atau masih rendah. Karena faktor harga yang terlalu mahal. “Padahal kita masih di dalam kota. Bagaimana dengan yang ada di pedalaman,” ucapnya ( dalam berita http://bintangpapua.com/headline/27160-ongkos-kirim-lebihmahal-dari-harga-jual-buku ) Buku memang bukan beras dan tidak termasuk sembilan kebutuhan bahan pokok. Kekurangan buku pastilah tak membuat rakyat kelaparan. Kekurangan produksi buku, juga tak membuat rakyat turun berdemo di jalanan. Kenaikan harga buku juga tak memusingkan pemerintah. DPR tak perlu bersidang khusus untuk urusan buku. Pemerintah juga tak merasa perlu mengatur tataniaga buku agar harga buku terjangkau oleh rakyat. Toh, tak ada buku, tak membuat rakyat mati. ( tulis Isson Khoirul di h t t p : / / m e d i a . k o m p a s i a n a . co m / b u k u / 2 0 1 1 / 0 5 / 2 1 / h a r i bukunasional-700-toko-buku-3700-perpustakaan-tak-cukupuntuk-10-juta-pecintabuku) LATAR BELAKANG BERDIRINYA @BUKUNTUKPAPUA Selain cerita diatas, awalnya ide ini muncul akibat keinginan founder gerakan ini yaitu @dayurifanto untuk membantu sahabat baik di Nabire (Bpk Longginus Pekei-seorang guru dan pegiat PAUD di Nabire) Papua yang ingin membuat sebuah perpustakaan mandiri, tetapi tidak memiliki buku. Awalnya gerakan pengumpulan buku hanya untuk satu perpustakaan, tetapi karena permasalahan di daerah – daerah di Papua relatif sama (minat baca rendah, buku yang mahal) kami membuat gerakan ini bergerak lebih luas, mendukung proses pemberdayaan masyarakat di Papua dengan menyumbang & mengajak peran aktif masyarakat untuk menjaga, mengelola perpustakaan. Kami berangkat dengan ide partisipasi masyarakat, warga boleh memiliki buku-buku yang kami sumbang, asal mau mengelola buku-buku tersebut dalam bentuk perpustakaan walaupun sederhana. Mengapa demikian ?, sebab dengan begitu, warga akan aktif mengajak yang lain untuk meminjam buku, dan Edisi 85
membacanya, bahkan ke depan kami bergerak dengan ide progresif, tempat belajar dimana saja, dengan siapapun dapat menjadi guru. Begitupun dengan pengiriman buku ke Papua, kami usahakan ada titik-titik drop off buku di tiap kota di Papua, dan dengan begitu kami fasilitasi teman, saudara, sahabat atau siapapun yang berangkat dari Jawa dan ingin membawa bekal buku ke titik drop off diperbolehkan, tentu selain dengan pengiriman banyak setiap bulannya via kapal laut. BAGAIMANA KAMI BERGERAK Menggunakan sosial media-dengan akun twitter @bukuntukpapua yang aktif digunakan untuk mengorganisir pengumpulan buku di masing-masing daerah. Dengan sosial media diharapkan menjadi gerakan yang luas dan dapat menarik keterlibatan, peran aktif semua orang yang peduli pendidikan di Papua. Kegiatan juga akan di update p a d a f a n p a g e d i Fa c e b o o k u n t u k d a p a t d i i k u t i perkembangannya oleh mereka yang peduli gerakan ini tetapi tidak memiliki akun twitter. Selain itu, muara dari berita dan dinamika yang dialami oleh gerakan ini, milestonesnya di update dalam blog www.bukuntukpapua.wordpress.com dimana ke depannya mitra pengelola perpustakaan di daerah wajib mengirimkan berita tentang dinamika perpustakaan, kegiatan yang dilakukanya dan dikirim agar dapat diupload ke dalam blog tersebut, tujuannya agar orang luas bisa membaca
TEMPAT MENGUMPULKAN BUKU Drop Off Pengumpulan Buku : Jawa Yogyakarta Perumahan Bumi Seturan Permai I no 2b, Seturan, Yogyakarta cp @arie7rose. No Hp 085328113311 Puri Sewon Asri Blog F No 10, Panggungharjo, Sewon.Yogyakarta cp @marcokilima 085643062247 Jl.sambisari 06/34 duwet sendangadi mlati sleman,, cp @idaayum Hp 081227564885 Jakarta Regency Melati Mas Blok F4, No 10, BSD -Serpong. cp @hadi_priyo 081381304556 Jl. Komando Raya I No 24. RT 08/ RW 03. Kel. Karet Kec. Setiabudi Jakarta Selatan. cp @duwiry 0817748416 Jl. Kalibata tengah 3 No 15 RT 11 Rw 06, Kompleks Pomad Para Kalibata, Pancoran cp @JT_DC no Hp 085860015125 Sumedang/Bandung Pondok Citra 86 RT 04/ RW 03, Ciseke, Jatinangor-Sumedang cp @marmulia_s 085254076416 Semarang - Salatiga RT 3/ RW 4 Gang Cendrawasih, Patemon Gunung Pati-Semarang cp @rizzakbar 085727106665 Jalan Karang Taruna I/12 Turusan-Salatiga cp @bidarani 085640005064 Surabaya - Jember Jl. Sulung 3/19 RT 004/RW 001-Kelurahan Alon-Alon Contong, Kecamatan Bubutan – Surabaya cp @AnthySalam 082122211579 Jalan Sunan Kalijogo No 16. Jember 68131 – Jember, dengan cp @triputramayor email :
[email protected] No telp 0331 421382 Drop Off Pengelolaan Buku di Papua Nabire Perpustakaan Mandiri yang akan didirikan oleh kawankawan dari Majalah Selangkah di Nabire, dan akan di kelola oleh Pak Longginus Pekei. Membutuhkan buku-buku PAUD, Sastra,
News
JANUARI -FEBRUARI 2013
dan mengerti permasalahan yang dialami bersama lalu tergerak mensupport gerakan ini. VISI KAMI Kami ingin warga masyarakat di Papua bisa menjadi lebih baik pengetahuannya, bahan bacaan yang baik dan kemauan baca adalah kunci dari peningkatan sumberdaya manusia tetapi syaratnya adalah adanya ketersediaan buku, kemudahan akses buku dan penggiat pendidik yang peduli. Itu jadi syarat mutlak untuk menumbuhkan minat baca, kami percaya bahwa buku adalah milik semua orang, sehingga akses terhadap buku adalah mutlak bagi pembangunan sumber daya manusia. Singkatnya : buku untuk semua. Kami memimpikan akan ada banyak perpustakaan-perpustakaan mandiri yang akan berdiri, dan di kelola aktif oleh warga masyarakat yang terpanggil untuk membantu kami mewujudkan mimpi ini. Itu sebabnya gerakan ini tidak boleh berhenti, harus terus bergerak, awal dari kumpulkan buku terus menerus namun selanjutnya bisa bergerak ke bekerjasama dengan mitra pengelola perpustakaan mengemas kegiatan yang menarik, menciptakan standar perpustakaan yang menarik dengan mengajak banyak orang terlibat dan seterusnya, pada intinya : gerakan ini tidak boleh berhenti karena ini bukan tentang kami, ini tentang saudara kami di Papua.
novel, cerpen, menulis dan mainan untuk pendidikan-Alamat di Jl Merdeka, Nabire. No Hp 081383763630 Perpustakaan Mandiri yang akan didirikan dan dikelola oleh Ibu Guru SMA Bhakti Mandala Nabire, Leny Irawati di Nabire Membutuhkan buku-buku SD, SMP, Cerita anak, cerita rakyat novel, cerpen-Alamat Jl Bandung No 09, Karang Mulia Nabire 081240240224 Manokwari TBM Sufado di Manokwari, yang dikelola oleh Mama Aksamina di TBM Sufado Manokwari Jl Sufado Pasir Putih Manokwari Papua Barat. -Manokwari. Keperluan : Buku-buku tentang keagamaan, Pertanian, Peternakan, Kamus bahasa dan buku lainnya. Cp Mama Aksamina No Hp 081344582995 Merauke Perpustakaan Mandiri di Asmat yang akan dikelola oleh Pdt Umbu Akwan dan teman-teman Guru Honorer (Andi Panaungi dkk) Agats- Asmat. Buku-buku tentang cerita rakyat, pelajaran membaca, cerita anak-menggambar cp Pendeta Umbu Akwan Hp 0812199355400 dan Andi Panaungi Hp 081241737689 Dogiyai Perpustakaan Mandiri di Diogiyai yang akan dikelola oleh Pak Fadli Syafriadi yang juga bekerja sebagai Fasilitator PNPM Mandiri, Alamat di Dogiyai menyusul dan bisa di hubungi di No HP 081210450195 Apakah hanya ini saja ? tentu tidak nantinya kami berharap banyak sobat warga di Papua yang bisa mendirikan, mengelola perpustakaan mandiri, sehingga masing – masing daerah akan memiliki perpustakaan yang dikelola secara mandiri. Untuk Info: Dayu Rifanto Founder dari gerakan @bukuntukpapua Bisa dijumpai di akun twitter @dayurifanto Facebook Dayu Rifanto Email
[email protected] - 081222967475
Edisi 85
30
INFO BUKU Jurnal Perempuan: Perempuan Pejabat Publik Penerbit Jurnal Perempuan
Deskripsi Fisik 142 hal, 15 x 23 cm
ISBN 1410-153x
Jumlah perempuan yang menduduki jabatan publik bertambah. Apakah bertambahnya jumlah ini berpengaruh pada penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan? Apa keberadaan mereka berpengaruh terhadap kebijakan yang bermanfaat bagi kebutuhan perempuan?
Reformasi Birokrasi dalam Rangka Good Governance Penulis Dr. Asmawi Rewansyah MSc
Deskripsi fisik x + 230 Hal, 14.5 x 20.5 cm
ISBN 978-979-9013-41-5
Reformasi birokrasi telah berlangsung di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Kebijakan reformasi birokrasi sendiri diarahkan pada perubahan kelembagaan (organisasi) system ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan, kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur dan system pengawasan dan pemeriksaan. Buku ini mengulas transformasi birokrasi pemerintahan untuk mengawal reformasi total yang harus dilaksanakan secara komprehensif melalui tiga lembaga kekuasaan yakni legislative, eksekutif dan yudikatif.
Supply Chain Economic; Rekonstruksi inovasi daya saing Increasing Return Penulis Arman Hakim dan Hermawan Kartajaya
Deskripsi fisik xii + 132 Hal, 19 x 23 cm
ISBN 978-979-29-3451-9
Berbagai aspek tentang pertumbuhan ekonomi, peran inovasi teknologi dan network diulas dengan menarik dalam buku ini. Supply Chain Economic dalam buku ini mencerminkan kemandirian dan kemitraan yang diharapkan mampu menguatkan daya saing bangsa karena daya saing adalah indicator kinerja penting dalam menghadapi persaingan ekonomi global.
Menggugat Logika APBN Penulis Fary Djemy Francis
Deskripsi fisik 260 Hal; 13 x 21 cm
ISBN 979-9447-03-8
Nilai APBN terus menerus melejit dari satu tahun anggaran ke tahun anggaran yang lain, namun kontradiktif dengan kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia yang statis bahkan mundur. Kemanakah anggaran APBN yang besar itu dialokasikan? Bagaimana “kue” APBN dibagi-bagi kepada rakyat Indonesia?. Dalam buku ini tertuang pokok pemikiran yang dikemas dengan memperhatikan aneka pemikiran sehubungan dengan APBN yang berkembang di media misalnya yang juga berusaha menggugat kebijakan APBN.
Terima kasih kepada Fary Djemy Francis, Iwan Sandiago dan Lembaga Administrasi Negara atas atas sumbangan buku-bukunya untuk perpustakaan BaKTI. Buku-buku tersebut diatas tersedia di Perpustakaan BaKTI. Perpustakaan BaKTI berada di Kantor BaKTI Jl. H.A. Mappanyukki No. 32, Makassar Fasilitas ini terbuka untuk umum setiap hari kerja mulai dari jam 08:00 – 17:00.