PERUBAHAN SIKAP SISWA SD TOSAREN IV KEDIRI DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN Effect Counseling On The Attitude Toward Selecting Foods In Elementary School Tosaren 4 Kediri City Indasah Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Surya Mitra Huasada Kediri Abstrak Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyaraka..Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan sikap siswa SD Torasen IV dalam memilih makanan jajanan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen (one group pre test – post test desaign). Dimana dalam populasi ini sebanyak 35 siswa dan sampel yang diteliti sebanyak 35 siswa.. Analisa data dengan menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan 19 (54,3%) siswa memiliki sikap kurang dalam memilih jajajan sebelum diberikan penyuluhan dan 21 (60%) siswa mempunyai sikap cukup dalam memilih jajanan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Bedasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji wilcoxon pada α = 0,05 diperoleh signifikansi 0,011. Hasil ini berarti ada perubahan sikap dalam memilih jajanan setelah diberi pendidikan kesehatan. Penelitian ini membuktikan sikap anak dipengaruhi oleh informasi atau pengetahuan, sehingga apabila anak mendapatkan informasi yang lebih maka akan mempengaruhi sikap anak menjadi lebih baik dalam memilih jajanan serta keikut sertaan guru dalam pemberian informasi atau pengetahuan tentang memilih jajanan yang baik dan sehat. Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Sikap memilih jajanan. Abstract Snacks have become an integral part of the life of society,. This study aims to prove the influence of information towards stance choose snacks fourth graders at SDN Tosaren 4 Kediri City . This study used a pre-experimental research design (one group pre test-post test design). Where in this population sample of 35 students and as many as 35 students. Data analysis using the wilcoxon statistical test. The results showed 19 (54.3%) students had less attitude in choosing snack before being given counseling and 21 (60%) students to have enough attitude in choosing a snack after the given extension. Based on the results of data analysis using the Wilcoxon test at α = 0.05 significance obtained 0.011. This result means that there is the influence of education on attitudes of children to choose snacks. This study proves the child’s attitude is influenced by information or knowledge, so when the kids get more information then it will affect the attitude of children to vii
become better at choosing snacks as the participation of teachers in the provision of information or knowledge about picking a good and healthy snacks. Keywords: Health Education, Attitude
viii
Comment [T1]:
PENDAHULUAN Anak generasi
sekolah penerus
pembangunan.
merupakan dan
Oleh
Menurut Februhartanty (2004)
modal
karena
dari
itu,
hasil
wawancara
terhadap
pedagang makanan jajanan di daerah
tingkat kesehatanya perlu dibina dan
Jakarta
ditingkatkan.
menunjukkan bahwa mereka tidak
Salah
satu
upaya
timur
tahun
kesehatan tersebut adalah perbaikan
mengetahui
gizi terutama diusia sekolah dasar
Tambahan Makanan) yang mereka
usia 7-12 tahun. Gizi yang baik akan
gunakan adalah yang dilarang atau
menghasilkan SDM Sumber Daya
tidak
Manusia) yang berkualitas yaitu
umumnya menggunakan BTP yang
sehat, cerdas dan memilih fisik yang
mudah didapat, murah dan dapat
tangguh
memberikan
serat
produktif.
Jadi
oleh
apakah
BTP
2004
pemerintah.
penampilan
(Bahan
Mereka
makanan
perbaiakan gizi anak sekolah dasar
yang menarik tanpa mencari tahu
khususnya
apakah itu dapat membahayakan bagi
merupakan
langkah
strategis karena dampaknya secara langsung
berkaitan
pencapaian
SDM
kesehatan.
dengan
Karena banyak pedagang yang
berkualitas
kurang mengetahui bahaya BTP bagi
(Depkes RI, 2005).
kesehatan, maka Badan Pengawas
Meskipun makanan jajanan memiliki
Obat Makanan (BPOM) bekerja sama
keunggulan-keunggulan
dengan
Departemen
Pendidikan
tersebut,ternyata makanan jajanan
Nasional dalam meningkatkan kualitas
masih beresiko terhadap kesehatan
mengenai makanan jajanan di sekolah
karena penanganannya masih tidak
dasar.
higienis
METODE PENELITIAN
yang
memungkinkan
makanan jajanan terkontaminasi oleh
Penelitian menggunakan desain
mikroba beracun. Banyak jajanan
pra-eksperimen (one group pre test –
yang
syarat
post test desaign). Ciri dari tipe
sehingga
penelitian ini adalah mengungkapkan
jutaan
hubungan sebab akibat dengan cara
tidak
keamanan membahayakan
memenuhi pangan kesehatan
anak sekolah dasar.
melibatkan satu kelompok subyek. ix
Comment [u2]:
Kelompok sebelum
subyek
diobservasi
dilakukan
intervensi,
Dalam
penelitian
ini
menggunakan uji wilcoxson untuk
kemudian diobservasi lagi setelah
menguji
intervensi.
sampel berpasangan jika populasi :
Suatu
kelompok
akan
diberikan pre test terlebih dahulu
hipotesis
komparatif
2
datanya Ordinal.
sebelum dilakukan post test untuk mengetahui
perubahan
sebelum
HASIL PENELITIAN
dilakukan intervensi. Hal ini dilakukan untuk
melihat
perbedaan
yang
dihasilkan antara pre test dan post test.
1.
Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SDN
3% 6%
Tosaren 4 Kota Kediri sejumlah 35
Umur 9
28%
Umur 10
anak. Pada penelitian ini sampelnya
63%
adalah semua siswa kelas IV di SDN Tosaren
4
Kota
Kediri
Umur 11 Umur 12
yang
jumlahnya 35 siswa, dengan tehnik sampling
menggunakan
“sampling
jenuh” yaitu suatu tehnik penentuan
Gambar 1 Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Umur Siswa Kelas IV Di SDN Tosaren
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini variabel independentnya
Berdasarkan
penyuluhan tentang bahan tambahan
diketahui bahwa dari 35 responden
makanan.
sebagian besar umur responden yaitu
Variabel
dependentnya
gambar
sikap memilih jajanan anak. Instrumen
sebanyak 22
dalam penelitian ini
berusia 10 tahun.
menggunakan
kuisioner untuk melihat perubahan sikap. Tempat penelitian dilakukan di SDN Tosaren 4 Kota Kediri Analisis Data viii
1
dapat
responden (63 %)
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden sebagian besar yaitu sebanyak 12 responden (34%) menjadi anak ke 2. 1.
Karakteristik Variabel Sikap siswa kelas IV dalam memilih jajanan sebelum diberikan penyuluhan tentang bahan tambahan makanan 2,9 % 54,3 %
Gambar 2 Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas IV Di SDN Tosaren 4 Kota Kediri Berdasarkan
gambar
2
besar
responden
Baik Cukup Kurang
Gambar 4 Diagram Frekuensi Sikap Responden Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang Bahan Tambahan Makanan Di SDN Tosaren 4 Kota Kediri
dapat
diketahui bahwa dari 35 responden sebagian
Comment [u3]:
42,9 %
yaitu
sebanyak 20 responden (57 %) berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan
3. Distribusi Responden Berdasarkan Urutan Kelahiran
diagram
pie
diatas dari 35 responden, frekuensi sikap memilih jajanan siswa sebelum diberikan penyuluhan tentang bahan tambahan responden memiliki sikap kurang baik dalam memilih jajanan sebanyak 19 responden (54,3%).
Gambar 3 Diagram Pie Distribusi Responden Berdasarkan Urutan Kelahiran Siswa Kelas IV Di SDN Tosaren 4 Kota Kediri
ix
Comment [u4]:
2. Sikap siswa kelas IV dalam memilih jajanan sesudah diberikan penyuluhan tentang bahan tambahan makanan
Dari tabel diatas dapat diketahui
Gambar 5 Distribusi Frekuensi Sikap Memilih Jajanan Siswa Kelas IV Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Di SDN Tosaren 4 Kota Kediri
bahwa sebagian besar yaitu 12 responden (34,3%) berusia 10 tahun dan memiliki sikap kurang dalam memilih jajanan.
Berdasarkan diagram pie diatas
2. Jenis kelamin terhadap sikap
dapat diketahui bahwa dari 35
Tabel 2 Tabulasi silang antara jenis kelamin terhadap sikap responden dalam memilih jajanan sebelum diberikan penyuluhan
responden, frekuensi sikap memilih jajanan
sesudah
diberikan
penyuluhan kesehatan sebanyak 21 siswa (60,0%) dengan sikap cukup dalam memilih jajanan. A. Tabulasi Silang antara Karakteristik Responden Dengan Variabel Sebelum diberikan Penyuluhan 1. Umur terhadap sikap
Jenis Kelamin Lakilaki
Pre sikap Baik Cuku p 0 6 0% 17,1%
Kuran g 9 25,7%
Peremp uan
1 2,9%
9 25,7%
10 28,6%
Total
1 2,9%
15 42,9%
19 54,3%
Tabel 1 tabulasi silang antara umur responden terhadap sikap memilih jajan sebelum diberikan penyuluhan
Dari
data
Total
diatas
15 42,9 % 20 57,1 % 35 100%
dapat
diketahui bahwa sebagian besar yaitu 10 x
responden
(28,6%)
berjenis
un Total
kelamin perempuan dan memiliki sikap kurang dalam memilih jajanan.
4 11,4%
21 60%
10 28,6%
Dari
data
35 100%
3. Uruan kelahiran terhadap sikap Tabel 3 Tabulasi silang antara urutan kelahiran terhadap sikap responden dalam memilih jajanan sebelum diberikan penyuluhan
diatas
dapat
diketahui bahwa sebagian besar yaitu 13 responden (37%) berusia 10 tahun memiliki sikap cukup dalam memilih
Anak ke 1 2 3 4 Total
Pre sikap Baik Cukup
Kurang
0 0% 1 2,9% 0 0% 0 0% 1 2,9%
6 17,1% 6 17,1% 4 11,4% 3 8,6% 19 54,3%
5 14,3% 5 14,3% 2 5,7% 3 8,6% 15 42,9%
Total
jajanan
sesudah
diberikan
penyuluhan.
11 31,4% 12 34,3% 6 17,1% 6 17,1% 35 100%
2. Jenis kelamin terhadap sikap Tabel.5 Tabulasi silang antara jenis kelamin terhadap sikap responden dalam memilih jajanan sesudah diberikan penyuluhan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa
Jenis Kelamin Laki-laki
sebagian besar yaitu 6 responden
Perempuan
(17,1%) dengan urutan kelahiran anak
Total
Post sikap Baik Cukup
Kurang
1 2,9% 3 8,6% 4 11,4%
2 5,7% 8 22,9% 10 28,6%
12 34,3% 9 25,7% 21 60%
Total
15 42,9% 20 57,1% 35 100%
ke-1 dan ke-2 memiliki sikap kurang dalam memilih jajanan. B. Tabulasi silang antara karakteristik responden terhadap sikap memilih jajanan sesudah diberikan penyuluhan 1. Umur terhadap sikap
Dari
Post sikap Baik Cukup 0 1 0% 2,9% 3 13 8,6% 37,1% 1 7 2,9% 20% 0 0 0% 0%
12
dapat
responden
(34,3%)
berjenis
kelamin laki-laki memiliki sikap cukup
dalam
memilih
jajanan
sesudah diberikan penyuluhan. 3. Urutan kelahiran terhadap sikap
Total Kurang 1 2,9% 6 17,1% 2 5,7% 1 2,9%
diatas
diketahui bahwa sebagian besar yaitu
Tabel 4 Tabulasi silang antara umur terhadap sikap responden dalam memilih jajanan sesudah diberikan penyuluhan Umur 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tah
data
Tabel 6 Tabulasi silang antara urutan kelahiran terhadap sikap responden dalam memilih jajanan sesudah diberikan penyuluhan
2 5,7% 22 62,9% 10 28,6% 1 2,9%
xi
mengalami Anak ke 1 2 3 4 Total
Pre sikap Baik Cukup
Kurang
Total
1 2,9% 3 8,6% 0 0% 0 0% 4 11,4%
2 5,7% 2 5,7% 3 8,6% 3 8,6% 10 28,6%
Dari
data
11 31,4% 12 34,3% 6 17,1% 6 17,1% 35 100%
diatas
turun
setelah
diberikan penyuluhan D.
8 22,9% 7 20% 3 8,6% 3 8,6% 21 60%
sikap
Hasil uji statistik Berdasarkan tabel 8 dari hasil uji
statistik wilcoxon didapatkan nilai signifikasi sesudah
sikap
sebelum
diberikan
dan
penyuluhan
tentang bahan tambahan maskanan ρ = 0,011 < 0,05 sehingga H0 ditolak
dapat
diketahui bahwa sebagian besar yaitu
yang
8 responden (22,9%) dengan urutan
penyuluhan tentang bahan tambahan
kelahiran anak ke-1 memiliki sikap
makanan terhadap sikap memilih
cukup
jajanan anak kelas IV di SDN
dalam
memilih
jajanan
artinya
ada
sesudah diberikan penyuluhan.
Tosaren 4 Kota Kediri
C. Tabulasi Silang Antar Variabel
PEMBAHASAN
Tabel 7 Tabulasi silang antar varibel sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Pre Sikap
Post Sikap Baik 1 2,9% 2 5,7% 1 2,9% 4 11,4%
Baik Cukup Kurang Total
Dari diketahui (42,9%) sikap, sikapnya
Kurang 0 0% 4 11,4% 6 17,1% 10 28,6%
data bahwa
diatas 15
mengalami 16
tidak
Hasil
1 2,9% 15 42,9% 19 54,3% 35 100%
penelitian
yang
dilakukan
menunjukan bahwa 19 responden (54,3%) mempunyai sikap kurang baik
dalam
jajanan.
pribadi,
memilih
makanan
Faktor-faktor
mempengaruhi
dapat
responden
sikap
pengaruh
yang
pengalaman orang
lain,
pengaruh kebudayaan, media massa,
peningkatan
responden
tetap
Sikap Anak Dalam Memilih Jajanan Sebelum Dilakukan Penyuluhan
Total
Cukup 0 0% 9 25,7% 12 34,3% 21 60%
pengaruh
lembaga pendidikan, lembaga agama
(43,3%)
dan fektor emosional (Azwar, 2002)
mengalami
perubahan dan 4 responden (11,4%)
Secara biologis anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai xii
masa kematangan bila dibandingkan
memperlihatkan lebih pandai dengan
dengan
berusaha sekeras-kerasnya.
anak
laki-laki.
Tetapi
disamping itu perkembangan sikap
Sikap kurang baik yang muncul
anak laki-laki cenderung lebih cepat dibandingkan
anak
disebabkan oleh responden belum
perempuan
pernah mendapat penyuluhan dan
Pencapaian suatu sikap pada setiap
hanya melihat atau mendengar secara
anak berbeda-beda, namun demikian
selintas dimedia massa. Hal ini
dengan patokan umur tentang sikap
ditunjukan oleh penelitian, adanya
apa saja yang perlu dicapai seorang
sikap yang salah yaitu anak atau
anak pada umur tertentu. Adanya
siswa
patokan ini dimaksudkan agar anak
dapat
yang
adanya kebiasaan dari orang tua
tertentu itu perlu dilatih berbagai untuk
jajanan
berwarna mencolok, selain itu juga
yang belum mencapai tahap sikap
sikap
memilih
dalam memilih jajanan dilihat dari
mencapai
harga yang lebih murah dan menarik
perkembangan sikap yang optimal
bukan dari kualitas dan kandungan
(DepKes RI, 2001)
gizi makanan tersebut.
Anak pertama lebih cerdas dan
Sikap Anak Dalam Memilih Jajanan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
memiliki IQ tertinggi dari pada adikadiknya. Meskipun sebab-sebabnya pasti.
Hasil penelitian yang dilakukan
Biasanya anak pertama dijadikan
menunjukan bahwa 21 responden
contoh bagi adik-adiknya oleh orang
(60,0%) mempunyai sikap cukup
tua. Selain itu orang tua cenderung
dalam memilih jajanan.
belum
diketahui
menyesuaikan
dengan
taraf
percakapan
Sikap bukan dibawa sejak lahir
mereka pada anak yang tertua.
melainkan dibentuk atau dipelajari
Sesudah adik-adiknya lahir maka
sepanjang perkembangan itu dalam
anak pertama itu kekurangan cinta
hubungan dengan obyeknya. Sifat ini
yang sekarang dilimpahkan kepada
membedakannya dengan sifat moti-
adik-adiknya. Tapi cenderung untuk
motif biogenis seperti lapar, haus,
xiii
kebuituhan akan istirahat (Purwanto,
lingkungan
2000).
terutama
lain
selain
sekolah.
Anak
mengembangkan
Selama periode masa kanak-kanak
keluarga, banyak
kemampuan
interaksi sosial, belajar tentang nilai
ini, anak-anak mulai berhubungan
moral dan budaya dari lingkungan
dengan suatu kelompok sosial yang
selain keluarganya (Supatini, 2004)
lebih luas dan memahami pengaruh sosial. Mereka mungkin menjadi
Setiap anak mempunyai tahap
orang yang masuk dan yang keluar
untuk bersikap yang berbeda-beda,
diantara
sebayanya.
yang mana pada anak usia 10 tahun
Pada waktu yang sama anak-anak
anak mulai bersikap aktif dan rasa
mulai
ingin tahunya tinggi. Sehingga orang
rekan-rekan
tumbuh
secara
kognitif,
dengamempelajari kekuatan intelek
tua
atas emosi. Pada waktu yang sama,
memberikan penjelasan tentang cara
ketika
memilih jajanan yang baik agar
anak
mencekik
usia
ini
mencoba
emosi-emosi
mereka,
bijak
dalam
Perubahan Sikap dalam Memilih
kekuatan intelek. Kurang lebih diusia
Jajanan Anak Kelas IV Di SDN 4
ini, banyak anak yang mengalami dramatis
lebih
tercipta sikap yang baik pada anak.
mereka akan semakin sadar dengan
peningkatan
harus
Tosaren Kota Kediri sebelum dan
dalam
sesudah
kemampuan mereka untuk bernalar
diberikan
pendidikan
Kesehatah.
secara logis. (Gottam,2008)
Dari
Pada usia 8-10 tahun atau 12
hasil
penelitian
tahun, dengan pertumbuhan anak
menunjukan p value
laki-laki sedikit meningkat dari pada
0,05 maka Ho ditolak dan H1
perempuan
diterima
dan
perkembangan
yang
berarti
terdapat
motorik lebih sempurna. Untuk hal
pengaruh penyuluhan terhadap sikap
ini, anak membutuhkan aktifitas
memilih jajanan anak. Dari 35
yang regular kurang lebih 4-5 jam
responden, 15 (42,9%) responden
per hari. Periode ini dikenel dengan
mengalami peningkatan sikap setelah
usia sekolah, yaiitu anak mempunyai
diberikan penyuluhan, 16 (43,3%) xiv
responden
tidak
mengalami
individu. Dengan adanya pesan tersebut
perubahan sikap setelah diberikan
maka
penyuluhan,
kelompok,
responden
dan
4
(11,4%)
mengalami
penurunan
kesehatan
masyarakat, individu
dapat
pengetahuan yang
tentang
lebih
baik
metode
yang
(Notoatmodjo, 2007).
Sikap tidak berdiri sendiri, senantiasa
atau
memperoleh
sikap setelah diberikan penyuluhan.
tetapi
diharapkan
mempunyai
Salah
satu
hubungan tertentu terhadap suatu
digunakan dalam pemberian pendidikan
obyek dengan kata lain, sikap itu
kesehatan adalah metode ceramah tanya
terbentuk, dipelajari atau berubah
jawab. Pengertian dari ceramah tanya
senantiasa berkenan dengan suatu
jawab adalah suatu interaksi antara
obyek tertentu yang dirumuskan
pemberi materi dengan peserta didik
dengan
yang
jelas
Perubahan
(Purwanto,2000).
sikap
lebih
langgeng
disampaikan
peraga
Menurut
penyampaian
dalam
(2002),
sebelum
Notoadmodjo
yaitu
pendidikan
dalam kesehatan
awareness Adanya keinginan siswa untuk memperbaiki sikap dalam memilih
stimulus), evaluation (menimbanh
jajanan
timbang manfaatnya), trial (mulai
berperilaku
menyebabkan
terjadinya
perubahan sikap dari siswa. Sebelum
mencoba) dan adoption (individu memulai
digunakan
& Suryani, 2007).
(kesadaran), interst (tertarik pada
telah
yang
salah satunya adalah leaflet(Machfoedz
perilaku baru terjadi proses yang berurutan
lisan.
Sedangkan salah satu media atau alat
apabila didasari oleh pengetahuan. konsepnya
secara
dilakukan penyuluhan sikap siswa
baru
dalam
sesuai dengan penuh kesadaran dan
memilih
jajanan
masih
memilih jajanan yang dirasa murah,
sikapnya terhadap stimulus).
menarik dan rasanya enak. Hal ini Promosi
atau
pendidikan
disebabkan karena banyak siswa
kesehatan adalah suatu kegiatan atau
yang jajan diluar sekolah dan masih
usaha menyampaikan pesan kesehatan
memilih jajanan yang mengandung
kepada masyarakat, kelompok, atau
bahan tambahan makanan, setelah
xv
diberikan penyuluhan tentang bahan
1. Sikap anak dalam memilih jajanan
tambahan makanan sikap siswa ada
sebelum
yang mengalami peningkatan, ada
menunjukan
yang sikapnya tetap dan ada yang
menunjukan sikap kurang baik dalam
sikapnya turun. Penyebab dari anak
memilih makanan jajanan.
mengalami penurunan sikap bisa
dilakukan
penyuluhan
bahwa
54,3%
2. Sikap anak dalam memilih jajanan
disebabkan dari pemahaman anak
sesudah
tentang informasi masih kurang,
menunjukan
selain itu dari pihak sekolah tidak
menunjukan
ada
memilih makanan jajanan.
pengawasan
kepada
siswa
tentang sikap siswa dalam memilih jajanan. Hal
tersebut
3. Ada
dibuktikan
dilakukan
penyuluhan
bahwa sikap
perubahan
60,0%
cukup
sikap
dalam
memilih
makanan jajanan dengan pendidikan
dengan tidak adanya kantin sekolah
kesehatan
yang membuat siswa harus jajan
Saran
diluar sekolah, pagar sekolah pun
a. Diharapkan untuk memilih makanan
terlihat
dibuka
sehingga
jajanan sehat dan baik yang berada
memudahkan siswa untuk keluar masuk
membeli
memperhatikan
jajanan nilai
gizi
tanpa
dikantin sekolah b. Diharapkan untuk selalu sadar dalam
dan
keamanan pangannya. Solusi untuk
menjaga kesehatan c. Orang
tua
sebaiknya
lebih
para siswa apabila tidak ada kantin
73 memperhatikan sikap anak dalam
sekolah
memilih makanan jajanan
sebaiknya
membawa
makanan dari rumah, karena mutu
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
dan keamanannya lebih terjamin,
masukan untuk mengambil kebijakan
dari
disekolah guna menyediakan tempat
pihak
sekolah
juga
harus
menyediakan kantin sekolah untuk
jajan
menjaga kemanan pangan dalam
sekolah, serta mengaktifkan program
lingkungan sekolah.
UKS
SIMPULAN DAN SARAN
untuk
siswa
yaitu
kantin
e. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan penelitian xvi
dapat ini
menjadikan
sebagai
acuan,
gambaran melakukan
dan
informasi
penelitian
dalam
yang
selanjutnya
berkaitan
dengan
bahan
tambahan makanan.
Ilmiah. Edisi 2 . Jakarta : Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, Azrul. (2001). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
_________http://www.vrion.co.cc/uj i-wilcoxon.html&page=4. diakses pada tanggal 22 Maret 2011 07.30 pm
Balitbang. (2002). Memilih Makanan Dan Jajanan Yang Sehat. Bogor
_________http://kesmasunsoed.blogspot.com/2010/06/pr omosi-kesehatan-danparadigma-sehat.html diakses pada tanggal 12 April 2011 09.00 Am
Cahyadi, W. (2008). Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisis 2. Jakarta : bumi aksara Depkes RI. (2001). Pedoman Penyuluhan Gizi Pada Anak Sekolah Bagi Petugas Puskesmas. Jakarta
Irianto, P. (2007). Gizi Dan Pola Hidup Sehat. Bandung : CV. Yrama widya
Depkes RI. (2004). Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman (HSMM). Buku pedoman milik kesehatan. Jakarta
Mudjajanto, E, S. (2006). Keamanan Makanan Jajanan Tradisional. Jakarta : kompas
Februhartanty dam Iswarawanti.2004. Amankan Makanan Jajanan Anak sekolah di Indonesia. http://www.gizi.net/cgibin/berita/full news.cgi?newsid1097726693.98302 yang diakses 12 April 2011 09.00 Am
Notoadmodjo, S. (2002). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : rineka Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : rineka cipta
Gottam, Jhon & Declaire, Jhon. (2008). Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jakarta : Gramedia
Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : rineka cipta 75
Hidayat , A. Azis Alimul . (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan xvii
Comment [pn5]:
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skirsi Tesis Dan Instrument Penelitian Keperawatan). Jakarta : Salemba Medika
Rahmawati, E. (2006). Waspadai Jajanan Anak Disekolah. Jakarta : buku kompas Supartini , Yupi ( 2004 ). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak . Jakarta : EGC.
Purwanto, H. (2000). Pengantar Perilaku Menusia Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta : EGC
viii