Variabel-Variabel Pembelaj a ran: Ta ksonomi Tuj
ua n
Pembelajaran, Taksonomi Hasil Belajar, Karakteristik Pebelajar, Strategi dan Metode Pembelajaran, Organisasi Isi Pembelaj
lr'an
Hety Mustika Anil
Atlstract : Character education aims to improve the quality of the implementation and outcomes of education that leads to the completed, integrated and balanced achievements of the character building and good moral values of students, which is in line with the standard competencies. Through the character education, students are expected to be able to independently improve and use their knowledge, to study and internalize and personalize the values of character and good moral values that manifest to their everyday behavior. Through character education is expected that each graduate has the faith and devotion to the God Almighty, to be a noble both attitude and character, completely integrated academic competence, and also have a good personality that frts with the norms and cultures of Indonesia.
in
Keywords : Character Education, Educational World
PENDAHULUAN Ilmu pembelajaran sebagai disiplin ilmu menaruh perhatian pada
upaya untuk meningkatkan pemahaman dan perbaikan
proses
pembelajaran. Sasaran utamanya adalah mempreskripsikan strategi 1
Hety Mustika Ani, S.Pd, M.Pd adalah staf pengajar prog. Studi Ekonomi FKIP TINEJ
t45
146
pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan
belajar siswa. Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar. Perancangan pembelajaran harus didasarkan pada
hasil identifikasi dan analisis tentang semua variabel yang secara teoritik
dan empirik
mempengaruhi belajar. Variabel-variabel yang
mempengaruhi terjadinya perilaku belajar dapat dikelompokan rnenjadi
yaitu: kondis i pembelajaran, metode pembelajaran, dan
has i I
3
belajar.
Kondisi pembelajaran mencakup variabel tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, keterbatasan sumber belajar dan karakteristik si-belajar.
Metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang termasuk
ini adalah strategi mengorganisasikan isi strategi menyampaikan isi pembelajaran dan strategi
dalam kelompok variabel pembelajaran,
mengelola pembelajaran. Hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu. Pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan
siswa bukan pada apa yang dipelajari siswa. Perhatian pada apa yang
dipelajari siswa merupakan bidang kajian kurikulum yang lebih menekankan pada deskripsi tentang apa tujuan yang ingin dicapai dan
apa isi pembelajaran yang seharusnya dipelajari siswa untuk mencapai
tujuan itu. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cata untuk mencapai tujuan
ini, yaitu berkaitan
dengan bagaimana cara
mengorganisasi isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran dan
147
mengelola pembelajaran. Itulah sebabnya. dapat dikatakan bahwa kajian int i pernbe lajaran adalah metode pembelajaran.
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasir pembelajaran yang diharapkan berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dahulu, dan berikutnya semua upaya pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan
ini. Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, sejalan dengan 2 jenis strategi pengorganisasian pembelajaran yang ada (
strategi makro dan strategi mikro), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum merupakan pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan. Tujuan ini diacukan pada keseluruhan isi
bidang studi, yaitu pada struktur orientasi atau struktur ganda bidang studi. oleh karena itu, tujuan umum akan banyak mempengaruhi strategi pengorganisasian makro. Tujuan khusus merupakan pernyataan khusus
tentang hasil pembelajaran yang diinginkan. Tujuan ini diacukan pada konstruk tertentu (apakah itu fakta, konsep, prosedur atau prinsip) dari bidang studi. oleh karena itu tujuan khusus akan banyak mempengaruhi strategi pengorganisasian mikro.
Taksonomi hasil belajar Deskripsi tentang hasil belajar banyak dikemukakan para ahli dengan sudut pandang dan terminologi masing-masing. Beberapa
148
diantaranya yang terkenal antara lain Bloom (1979), Gagne
Merrill (1983),
dan
(l 985)
a.
Taksonomitujuan pendidikan dari Bloom
Bloom dkk. (1979) mendeskripsikan aspek-aspek pendidikan yang disebut taxonomy
of
tujuan
educational objectives
sebagai sasaran pembentukan. Taksosnomi tujuan pendidikan diklasifikasikan kedalam 3 ranah, yaitu:
l.
Ranah kognitif (pengetahuan, pemahaman,
penerapan,
analisis, sintesis,dan evaluasi)
2.
Ranah afektif (penerimaan, responsif, penilaian, organisasi, karakterisasi)
3.
Ranah psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan tubuh secara
umum, gerakan terbimbing, kemahiran komunikasi verbal, kemahiran komunikasi non verbal)
b.
Component display theoryt dari Merrill
Merrill (1983) mengajukan teori yang dinamakan component Display Theory untuk memberikan penjelasan tentang hasil belajar. Menurut Merrill hasil belajar terdiri atas dua dimensi yaitu dimensi isi (fakta, konsep, prosedur, dan prinsip) dan dimensi unjuk kerja (mengingat, menggunakan, dan menemukan).
149
c.
Kapabilitas belajar dari Gagne
Gagne menemukan adanya lima golongan kompetensi yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitil ketrampilan motorik dan sikap.
Karakteristik Pebelaj ar Variabel
ini
didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas
perseorangan si-belajar. Aspek-aspek
ini bisa berupa bakat, motivasi
belajar atau kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik si-belajar akan sangat berpengaruh dalam pemilihan strategi
pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran agar sesuai dengan
karakteristik perseorangan si-belajar. Sebenarnya banyak karakteristik yang bisa diidentifikasi dalam
diri si-belajar yang dapat membawa pengaruh pada pelaksanaan dan hasil pengajaran secara keseluruhan. Pada bagian
ini hanya akan diuraikan
karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan-kemampuan awal yang telah dipelajari yang berguna sebagai pijakan dalam pemilihan strategi pengajaran yang optimal.
Ini dilakukan karena kemampuan awal
sangat
penting peranannya dalam meningkatkan kebermaknaan pengajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalam diri si-belajar ketika belajar. Suatu teori pengajaran dapat dikatakan komprehensif apabtla ra
berurusan dengan bagaimana cara mengoptimalkan proses-proses
150
internal ketika seseorang belajar: perolehan, pengorganisasian,
serta
pengungkapan kembali pengetahuan baru. pada awal tahun 1960-an.
Ausabel mengemukakan bahwa untuk mengoptimarkan perolehan, pengorganisasian serta pengungkapan pengetahuan baru dapat dilakukan
dengan membuat pengetahuan baru itu bermakna bagi si-berajar, dan
telah diterima secara luas oleh pembelajaran, bahwa
pengernbang-pengembang teori
ini dapat dilakukan dengan
pengetahuan yang telah
mengaitkan pada
dimiliki si-belajar. Berpijak pada pemikiran
Ausubel ini, banyak orang pada masa sekarang ini telah secara keliru mengartikan bahwa untuk "membuat pengetahuan baru bermakna" hanya dapat dilakukan dengan mengaitkannya dengan pengetahuan tingkat yang
lebih tinggi (superordinate lcnowlwdge) yang telah dimiliki oleh sibelajar. Itupun hanya dalam konteks
isi
pengajaran yang sedang
dipelajari.
Kini diakui bahwa
semua
itu bukan satu-satunya cara. Ausubel
(1968) sendiri telah menunjukkan ketika ia memperluas teorinya, dari subsumption theory menjadi assimilation theory, ia memasukkan jenis
kemampuan lain untuk membuat pembelajaran menjadi bermakna.
Advance organizer dapat dipakai untuk membuat belajar menjadi bermakna dengan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain
yang setingkat (yang dimiliki oleh si-belajar) diluar isi pembela.iaran yang akan dibicarakan. cara lain yang sering diabaikan dalam literatur, adalah mengaitkan pengetahuan baru dengan specific sensoty events
lsl yang tersimpan dalam experiential data 6ase. Sensory events diacukan
oleh teorikus pembelajaran sebagai "instances", dan experiential data base serupa dengan apa yang diacukan oleh Lindsay dan Norman (1977) sebagai sensori-motor data base. Mengaitkan pengetahuan baru dengan
experiental data-base telah menjadi cara yang umum digunakan untuk
membuat pengetahuan baru menjadi bermakna ketika masa awal pengembangan teori-teori pembelaj aran ko gn it if.
Para peneliti dan pengembang teori pembelajaran telah memperkenalkan cara-caru yang berbeda untuk membuat pengetahuan
baru menjadi bermakna, yaitu dengan mengaitkannya pada jenis kemampuan awal yang berbeda. Bagian ini akan menguraikan jenis-jenis kemampuan awal yang dapat digunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru.
Menurut Reigeluth (1983b) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan
awal yang dapat dipakai untuk
memudahkan perolehan,
pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Tujuh
jenis kemampuan awal ini adalah:
a.
Pengetahuan bermakna tak terorganisasi
(arbitrarily meaningful
knowledge), sebagai tempat mengaitkan pengetahuan hapalan (yang tak bermakna) untuk memudahkan retensi.
b.
Pengetahuan analogis (analogic lorcwledge), yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
lain yang amat
yang berada di luar isi yang sedang dibicarakan.
serupa?
t52 Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate lorcwledge),
yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru. d.
Pengetalrtran setingkat (coordinate knowledge),
yang
dapat
memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif, dan atau komparatif. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge),
yang berfungsi untuk mengkonkritkan pengetahuan baru atau juga penyediaan contoh-contoh bagi pengetahuan baru.
Pengetahuan pengalaman (experiential knowledge), yang
memiliki fungsi yang sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkritkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru' o b.
Strategi ko gnitif (co gnitive strate gy), yang menyediakan
mengolah pengetahuan baru, mulai
dari
cat a-car a
penyandian,
penyimpanan, sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.
Ketujuh jenis kemampuan awal ini dapat diklasifikasikan menjadi
3 yaitu kemampuan yang berkaitan dengan:
l)
pengetahuan yang akan
diajarkan yaitu pengetahuan tingkat lebih tinggi, pengetahuan setingkat, pengetahuan tingkat lebih rendah dan pengtahuan pengalaman, 2) pengetahuan yang berada pengetahuan bermakna
di luar pengetahuan
yang dibicarakan yaitu
tak terorganisasi dan pengetahuan analogis,
3)
153
pengetahuan mengenai ketrarnpilan generik (generik skill) yattu strategi
kognitif.
Bila dilihat dari tingkat
pengLlasaannya, kemalxpLlan
awal bisa
diklasiflkasikan menjadi 3 yaitu;
a. b.
Kemampuan awal siap pakai
c.
Kemampuan awal pengenalan
Kemampuan awal siap ulang
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah
kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran ini diacukan sebagai cara
yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Cara-cara inijuga disebut strategi pembelajaran.
Variabel metode atau strategi pembelajaran ini merupakan variabel yang
sangat penting akan keberadaan pembelajaran. Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi
3 jenis yaitu: 1), strategi
pengorganisasian, 2) strategi penyampaian, dan 3) strategi pengelolaan.
Strategi pengorganisasian pembelajaran adalah metode untuk mengorganisasi
isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran.
"Mengorganisasi" mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya setingkat dengan
t54 itu. Strategi pengorganisasian pembelajaran lebih lanjut dapat dibedakan meniadi 2 jenis, yaitu strategi makro dan strategi mikro' Strategi penyampaian isi pembelajaran adalah komponen variabel metode
u
ntuk
me
laksanakan
p
ro gran"I pe rnbalaj
aran. S ekurang -kuran gnya
ada dua fungsi dari strategi ini yaitu: menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar dan menyediakan informasi/ bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan dan
tes). Strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, dosen, bahanbahan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Secara lengkap ada 3 komponen yang perlu diperhatikan dalam
mempreskripsikan strategi panyampaian:
interaksi pebelajar dengan media,
(l),
media pembelajaran, (2),
dan (3), bentuk/ struktur belajar
mengajar. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian
yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar, apakah itu orang, alat, atau bahan.
Ada 5 cara dalam mengklasifikasi media pembelajaran untuk keperluan mempreskripsikan strategi penyampaian yaitu: tingkat kecermatan representasi. tingkat interaktif yang mampu ditimbulkannya,
tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya, tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya, dan tingkat biaya yang diperlukan. Interaksi pebelajar dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada kegiatan apa yang dilakukan oleh
155
pebelajar dan bagairnana peranan media merangsang kegiatan belajar itu.
Bentuk belajar nrengajar adalah komponen strategi
penyampaian
pembelajaran yang mengacu kepada apakah mahasiswa belajar dalam
kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan ataukah mandiri. Strategi pengelolaan adalah metode untuk menata interaksi antara
si-belajar dan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama
proses pembelajaran. Paling tidak ada
4
klasifikasi penting variabel
strategi pengelolaan yaitu: penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan
belajar, pengelolaan motivasi dan kontrol belajar. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran mengacu kepada kapan dan berapa
kali suatu strategi pembelajaran dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Pembuatan catatan kemajuan belajar mengacu kepada kapan dan berapa kali penilaian hasil belajar dilakukan serta bagaimana prosedur penilaiannya. Pengelolaan motiiasional mengacu kepada caracarayang
d
ipakai untuk meningkatkan mot ivas i belajar pebelaj ar. Kontro
1
belajar mengacu kepada kebebasan pebelajar dalam melakukan pilihan tindakan belajar. Beberapa metode dalam proses belajar mengajar:
a. b.
Metode ceramah
c.
Metode diskusi
Metode tanya jawab
156
d. e.
Metode demonstrasi
f.
Metode latihan
g. h.
Metode pemberian tugas
Metode sosiodrama
Metode eksperimen
Penetapan Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran Strategi mengorganisasikan isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson dan
Merrill (1977)
sebagai structural strateg), yang mengacu
kepada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu kepada pembuatan urutan penyajian
isi
bidang
studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada
si-belajar keterkaitan fakta, konsep, prosedur atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi. Pengorganisasian pengajaran secara khusus merupakan fase yang sangat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat
topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi sibelajar (Ausubel, 1968), yaitu dengan menunjukkan bagaimana topik-
topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan si-belajar memiliki retensi yang lebih baik dan lebih
lama terhadap topiktopik yang dipelajari. Sequencing atau penataan urutan juga penting karena sangat diperlukan dalam pembuatan sintesis.
157
Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu dan yang lebih penting karena pada hakekatnya semua isi bidang studi memiliki prasyarat belajar (Gagne, 1968,1977a, 1977c).
Penggarapan strategi pengorganisasian pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur bidang studi. Ini disebabkan oleh karena struktur isi bidang studi memiliki implikasi yang sangat penting
bagi upaya pembuatan urutan dan sintesis antar isi suatu bidang studi.
Struktur bidang studi mengacu pada keterkaitan diantara bagian-bagian yang tercakup dalam suatu bidang studi. Ia bisa berupa struktur belajar atau hierarki belajar, struktur prosedural, struktur konseptual dan struktur
teoritik (Reigeluth dan Stein, 1983). Bagian ini akan menguraikan strategi pengorganisasian makro yang diajukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi dan strategi pengorganisasian mikro yang diacukan untuk menata sajian suatu konsep atau prinsip atau prosedur.
Strategi Mikro.
Teori Gagne dan Briggs. Teori pengaj aran y ang dikembangk anny a mempreskr
hal yang berkaitan dengan: kapabilitas belajar, peristiwa
ip
s
ikan hal -
pengajaran,
pengorganisasian pengajarun atau dengan ungkapan aslinya, urutan pengajaran.
158 a.
Kapabilitas belajar dibagimenjadi 5 kategori
1.
Informasi verbal: si-belajar telah belajar informasi verbal apabila ia dapat mengingat kembali informasi itu. Indikator: yang biasanya dipakai untuk menunjukan kapabilitas ini bisa
berupa: menyebutkan atau menuliskan informasi seperti nama, kalimat, alasan, argumen, proposisi atau seperangkat proposisi yang terkait.
2.
Ketrampilan intelektual: kapabilitas dalam menggunakan
simbul untuk mengorganisasi dan berinteraksi
dengan
lingkungan. Si belajar akan menggunakan suatu ketrampilan
intelektual apabila ia berinteraksi dengan lingkungan. Dua
bentuk simbul, bahasa dan angka dapat digunakan dalam berbagai kegiatan seperti membaca, menulis
dll.
Penggunaan
simbul-simbul untuk mendiskriminasi, membentuk konsep
dari kaidah serta memecahkan masalah menghasilkan apa yang disebut dengan ketererampilan intelektual.
a)
diskriminasi: suatu kapabilitas untuk melakukan respon
yang berbeda pada perangsang yang memiliki dimensi fisik yang berbeda.
b)
konsep konkrit: si-belajar telah belajar konsep konkrit apabila ia telah dapat mengidentifikasi contoh-contoh baru
(atau yang belum dipelajari) dari sekelompok objek atau kelompok-kelompok objek.
159
c) konsep abstrak:
si-belajar telah belajar konsep abstrak
apabila ia menggunakan suatu definisi untuk mengklasifikasi contoh-contoh yang tidak dipelajari sebelumnya.
d)
kaidah: sibelajar telah belajar kaidah apabila menggunakan kaidah
itu
ia
dapat
pada contoh-contoh yang
sebelumnya tidak dipe lajari.
e)
kaidah tingkat lebih tinggi (pemecahan masalah): sibelajar
telah mencapai kaidah tingkat tinggi apabila
ia
menggunakan dua kaidah atau lebih yang sudah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru. )-
Strategi kognitif: siswa telah belajar strategi kognitif apabtla
ia telah
mengembangkan cara'cara untuk meningkatkan
keefektifan dan efisiensi proses berpikir dan
proses
belajarnya. 4.
Sikap: adalah keadaan mental yang kompleks dari si belajar
yang dapat mempengaruhi pilihannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya pribadi terhadap orang lain, benda atau peristiwa.
5. Ketrampilan motorik: sibelajar telah mengembangkan ketrampilan motorik apabila ia telah menampilkan gerakan-
gerakan
fisik dalam
menggunakan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan menurut prosedur yang semestinya.
r60
b.
Peristiwa pengajaran dibagi menjadi 9 tahapan
1.
Menarik perhatian
2. Memberitahukan tujuan pengajaran 3. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar 4. Menyajikan bahan perangsang 5. Memberikan bimbingan 6. Mendorong unjuk kerja 7. Memberikan balikan informatif 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
c.
Pengorganisasian pengajaran
Ada dua jenis prasyarat belajar yaitu prasyarat belajar utama dan prasyarat belajar pendukung.
1.
Pengorganisasian pengajaran ranah ketrampilan intelektual,
Gagne menunjukkan bahwa prasyarat belajar utama dan keterkaitanya yang satu dengan yang lain digambarkan dalam
bentuk hierarki belajar.
2. Pengorganisasian
pengajaran ranah informasi verbal,
prasyarat utama untuk belajar informasi verbal adalah bahwa
sibelajar telah memiliki cara-cara tertentu untuk mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
3.
Pengorganisasian pengajaran ranah strategi
kognitif, belajar
t61
strategi kognitif nampaknya banyak memiliki prasyarat ketran-rpilan intelektual. Karena
itu
pengurutan pengajaran
untuk ranah ini hendaknya memasukkan
ketrampilan
intelektual yang belum dipelaiari.
4.
Pengorganisasian pengajaran ranah sikap, belajar sikap
memiliki prasyarat sudah dipelajarinya sejumlah informasi tentang pilihan -pilihan tindakan yang tepat untuk situasi tertentu. 5.
Pengorganisasian pengajaran ranah ketrarnpilan motorik, disarankan bahwa untuk belajar keterampilan motorik dimulai
dengan mengajarkan kaidah mengenai urutan yang harus
diikuti dalam melakukan unjuk kerja keterampilan dipelajari.
yang
162
Strategi makro Strategi pengajaran pada tingkat makro mempreskripsikan cara penanganan
4
bidang masalah yang oleh Reigeluth (1983a) disebut
sebagai 43: selection, sequencing, synthesizing dan summary,-. Beberapa
pemikiran ke arah strategi makro ini diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Hirarki
belajar: Gagne menekankan kajiannya pada
aspek
penataan urutan dengan memunculkan gagasan mengenai prasyarat belajar yang dituangkan dalam suatu struktur isi
b.
Analisis tugas: tipe hubungan prosedural memberikan urutan dalam menampilkan tugas-tugas belajar.
c.
Subsumtive sequence'. menggunakan urutan umum
ke
rinci,
pengetahuan baru diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada
d.
Kurikulum spiral: pengurutan dimulai dengan mengajarkan isi pengajaran secara umum kemudian secara berkala kembali mengjarkan isi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci
e. Teori skema: proses belajar sebagai perolehan pengetahuan dalam
diri si
baru
belajar dengan cara mengaitkannya dengan atau
struktur kognitif yang sudah ada dan hasil belajar sebagai hasil yang baru yang mengintegrasikan pengetahuan lama dengan yang baru.
f.
Webteaching: pengetahuan
baru secara bertahap
harus
163
diintegrasikan dengan struktur pengetahuan yang telah dimiliki.
g. Teori elaborasi: mempreskripsikan cara pengorganisasian pengajaran dengan mengikuti urutan umum
ke rinci dimulai
isi
bidang studiyang
dengan menampilkan epitome (struktur
dipelajari) kemudian mengelaborasikan bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.
Ada
7 komponen
Strategi Teori Elaborasi yang diintegrasikan
dalam teori elaborasi (Reigeluth dan Stein, 1983):
a. b.
Urutan elaboratif Urutan prasyarat belajar
c. Rangkuman d. Sintesis e.
Analogi
f.
Pengaktif strategi kognitif
g.
Kontrol belajar
Prinsip-prinsip model elaborasi
a. b.
Penyajian kerangka isi
c.
Bagian terpenting disajikan pertama kali
d. e.
Cakupan optimal elaborasi
f.
Penyajian jenis pensintesis
g.
Tahapan pemberian rangkuman.
Elaborasi secara bertahap
Penyajian pensintesis secara bertahap
164
DAFTAR RUJUKAN Degeng,
I
Nyoman Sudana. 1989. Ilruu Pengajaran: Taksonomi
Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidkan. Degeng, I Nyoman Sudana dan Yusuflradi, Miarso. 1993. Buku pegangan
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antara Universitasl
IUC
(Bank Dunia XVII).
Hamalik, Oemar. 2004. Prose,s Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan Jakarta: Gaung Persada Press
Jakarta