Improvement Of And Result Aktivitas Learn With Model Of Word Square In Study Of Ips [In] Class Of VI SDN 09 River Of Nanam Sub-Province Of Solok. Rofi Suryadi1,Yusrizal2, Erwinsyah Satria 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] ABSCTRACT This research of low overshadowing background of activity him and result learn student. target of research of activity mendeskripsikan in discusing, presenting result of discussion and reply/ answer quiz. this research type is research of class action. this research sabjek is class student of VI amounting to 19 people. research instrument in this research is student activity observation sheet, teacher activity observation sheet, and tes result of learning. result of research got that pengunaan of model of Word square can improve result learn student and also student activity in discusing . At prasentase at make-up of ability discuse student of cycle of I with its percentage mean is 63,16% and cycle of II is 89,47% so that experience of the make-up of counted 26,32%. make-up of student activity present result of discussion of cycle of I with mean is 28,95% and cycle of II is 81,58% so that experience of the make-up of counted 52,63%. make-up of student activity do quiz of cycle of I with mean 63,16% and cycle of II is 94,74% natural segingga is make-up of counted 31,58%. make-up of result learn cognately of student is value of UH mean assess as a whole that is 77,63 so that experience of increase 13, 68%. Keyword: Activity, Word Square, IPS melalui proses pembelajaran. Proses
A. PENDAHULUAN
pembelajaran ini merupakan ini dari 1. Latar Belakang Masalah pendidikan secara keselurtesan. Pendidikan merupakan suatu Wina usaha
untuk
membangun
(2007:1)
mengatakan
manusia salah satu masalah yang dihadapi dunia
seutuhnya
yang
berkualitas
sesuai pendidkan Indonesia adalah masalah
dengan yang diinginkan. Pendidikan lemahnya proses pembelajaran. Dalam tersebut antara lain dapat ditempuh
proses pemebalajaran, anak kurang
apapun diharapkan dapat membekali
didorong
siswa baik untuk terjun kemasyarakat,
untuk
kemampuan pembelajaran kepada
mengembangkan
berfikir.
Proses
kelas
diarahkan
di
kemampuan
menghafal dipaksa
anak
imformasi. untuk
untuk
Tak
anak
mengingat
dan
maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang
Kekeliruan
ini
sebagian
besar
berpendapat
lebih
juga
tinggi.
terjadi
guru.
bahwa
Mereka
IPS
hakikatnya
dituntut untuk memahami informasi
hapalan yang tidak menanatang untuk
yang
berfikir.
menghubungkan
itu
dengan
untuk kehidupan
sehari-hari.
mata
pada
menimbun berbagai informasi. Tanpa
diingatnya
adalah
pada
Berdasarkan
pelajaran
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Selanjutnya Wina (2007:226) mengatakan,
berdasarkan
penelitian,
selama
ini
(2006:575), mata pelajaran IPS adalah
hasil
“Mata
pelajaran
Ilmu
kehidupan
sosial
yang
mengkaji
yang
bahannya
Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap
didasarkan kepada Sejarah, Geografi,
mata pelajaran kelas dua. Para orang
Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan
tua siswa berpendapat, IPS merupakan
Tata Negara yang mengkaji fakta,
pelajaran yang tidak terlalu penting
konsep dan generalisasi yang berkaitan
disbanding
dengan isu sosial”. Mata pelajaran IPS
mata
pelajaran
lainya,
seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dirancang
dan Matematika. Hal merupakan hal
pengetahuan,
yang
kemampuan analisis terhadap kondisi
keliru.
sebab,
pembelajaran
untuk
mengembangkan
pemahaman
dan
social masyarakat dalam memasuki
seperti, mengganggu teman, jalan-jalan
kehidupan
yang
di dalam kelas, siswa sering keluar
dinamis, serta menjadikan manusia
masuk kelas dan berbicara dengan
memiliki kualitas yang lebih baik, dari
teman. Pada waktu mempresentasikan
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
hasil diskusinya hanya sebagian kecil
mengerti
saja
bermasyarakat
menjadi
sebagainya. tentang
mengerti,
dan
IPS merupakan kajian manusa
dan
yang
kelompok
mau 1
kedepan
kelompok
dari
saja
4
mau
dunia
mempresentasikan hasil kelompoknya
sekelilingnya serta hubungan tentang
dan dari 19 orang siswa yang terdiri
manusia. Dengan mepelajari IPS, dapat
dari 4 kelompok hanya 4 orang saja
dibangkitkan
dan
yang berkerja mencatat laporan hasil
mendorong kepekaan siswa terhadap
diskusi dan hanya meminta ketua
kehidupan sosial.
kelompok
kesadaran
siswa
Berdasarkan hasil pengalaman
saja
Kemudian
yang
pada
menulisnya. saat
siswa
dua tahun yang penulis peroleh, di
mengerjakan tes masih banyak yang
Sekolah Dasar Negeri 09 Sungai
belum tuntas dan belum mencapai
Nanam, Kabupaten Solok, khususnya
target 75%. siswa tampak mengobrol
pada kelas VI, terlihat bahwa Aktivitas
dengan teman sebangkunya. Mereka
siswa kurang kondusif. Dalam kegiatan
juga tak mendengarkan teguran dari
berdiskusi,
guru. Dalam hal ini guru lebih dominan
beberapa
penulis orang
melihat
saja
yang
siswa aktif
berkerja, dari 19 orang siswa 11 orang sibuk
dengan
kegiatannya
sendiri
menggunakan Dengan
metode
demikian
ceramah.
model
yang
digunakan tidak menunjang proses
meningkatnya aktivitas siswa dalam
berfikir siswa.
proses pemebelajaran IPS.
Dilihat dari nilai siswa pada ujian
Agar
pembelajaran
yang
semester 1 Tahun Ajaran
dilakukan dapat meningkatkan aktivitas
2013/2014 , dari 19 orang siswa hanya
siswa, maka dibutuhkan cara-cara yang
35% yang tuntas dan 65% yang belum
lebih menarik. Salah satu model dari
tuntas dengan nilai < 75.
model Pembelajaran kooperatif yang
Hal ini dapat terlihat dari nilai
dianggap
ulangan harian siswa khususnya pada
aktivitas
mata
pembelajaran Word Square. Menurut
pelajaran
IPS,
untuk
lebih
mampu siswa
meningkatkan adalah
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
anonymous (1992)
Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Ulangan Harian IPS Siswa Kelas VI Pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
(1996:6)
Word
model
dalam
Mulyati
square
adalah
permainan mencari atau menemukan kunci jawaban berdasarkan pertanyaan
KK M
Rat aRat a
Tunt as
Perta ma
75
50.1
3
2
Kedua
75
50.3
5
3
Ketiga
75
55.2
7
N o
1
Ulang an Haria n
Ketuntasan
% 15. 8 26. 3 36. 8
Tida k Tunt as 16 14 12
% 84. 2 73. 7 63. 2
Juml ah
19 19 19
yang ada, dan kata yang dicari dipilih dari acakan huruf yang tersedia bias mendatar,
menurun
dan
diagonal.
Sumber: Guru Kelas VI SDN. 09 Sungai Nanam Tahun 2013
Berdasarkan uraian di atas,
Permainan ini dibuat dalam bentuk
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
lembaran kerja.
IPS
2.
yang
dominan
menggunakan
Metode Ceramah cenderung kurang berdampak
efektif
terhadap
Tujuan Penelitian Sejalan
dengan
rumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.
Untuk
mendeskripsikan
peningkatan
Untuk
mendeskripsikan
siswa
peningkatan Hasil belajar kognitif
berdiskusi pada pembelajaran IPS
siswa dalam pembelajaran IPS
kelas
dengan model Word Square di
IV
aktivitas
4.
setelah
dilakukan
tindakan
dengan
model
Word
Square
di kelas VI SDN 09
kelas VI SDN 09 Sungai Nanam Kabupaten Solok.
Sungai Nanam Kabupaten Solok. B. KERANGKA TEORETIS 2.
Untuk peningkatan
mendeskripsikan aktivitas
siswa
mempresentasikan hasil diskusi pada pembelajaran IPS kelas IV setelah dilakukan tindakan dengan model Word Square di kelas VI SDN 09 Sungai Nanam Kabupaten Solok.. 3.
Untuk peningkatan mengerjakan
1. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS SD Menurut
Djahiri
(dalam
Sapriya, 2006:7), “IPS merupakan ilmu pengetahuan
yang
memadukan
sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang Ilmu Sosial dan ilmu lainnya,
mendeskripsikan aktivitas kuis
siswa pada
pembelajaran IPS kelas IV setelah dilakukan tindakan dengan model Word Square di kelas VI SDN 09 Sungai Nanam Kabupaten Solok..
kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan
dan
didaktik
untuk
dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”. Depdiknas menjelaskan
bahwa
(2006:575) IPS
mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu-isu sosial. Melalui mata pelajaran
model dapat diartikan sebagai suatu
IPS peserta didik diarahkan untuk
kerangka
dapat menjadi warga negara yang
digunakan sebagai pedoman dalam
demokratis dan bertanggung jawab.
melakukan suatu kegiatan, sedangkan
Dimasa yang akan datang diharapkan
pembelajaran lebih dititik beratkan
peserta didik menghadapi tantangan
kepad perwujudan aktivitas belajar
berat karena kehidupan masyarakat
siswa. Menurut Sagala ( 2009:123)
global dan mengalami perubahan setiap
bahwa:
saat.
terdapat dua hal sangat menentukan tidaknya
suatu
yang
dapat
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melakukan aktivitas belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar
berhasil
konseptual
proses
pengajaran yaitu Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran itu sendiri.
Pengertian model belajar Word Menurut Hamalik (2002:155), “Hasil Square belajar
tampak
sebagai
dalam
pembelajaran
IPS
terjadinya menurut Laurence Urdang (1968), “
perubahan tingkah laku pada diri siswa, Word Square is a set of words such that yang dapat diamati dan diukur dalam when arranged one beneath another in perubahan pengetahuan, sikap, dan the form of a square the read a like keterampilan” horizontally”, artinya word square Dalam
model
pembelajaran adalah sejumlah kata yang disusun
terdapat dua kata yang penting yaitu “ satu di bawah yang lain dalam bentuk model” dan “pemebelajaran”. Istilah bujur
sangkar
dan
dibaca
secara
mendatar dan menurun. Word Square
meningkatkan aktivitas belajar siswa,
menurut
karena Word square
Hornby
(1994)
adalah
sudah dikenal
sejumlah kata yang disusun sehingga
sebagian siswa sebagai suatu bentuk
kata-kata tersebut dapat dibaca ke
permainan yang menarik. Menurut
depan dan ke belakang.
anonim (1992) dalam Mulyati (1996:6)
Pembelajaran
dengan
Word
square
permainan
menggunakan permainan akan menarik
mencari
perhatian siswa karena menyenangkan.
jawaban berdasarkan pertanyaan yang
Menurut
Latuheru
ada, dan kata yang dicari dipilih dari
“Permainan
adalah
(1988:107) suatu
bentuk
acakan
atau
adalah
huruf
menemukan
yang
mendatar,
didalamnya atau
Permainan ini dibuat dalam bentuk
bertindak sesuai dengan aturan-aturan
Menurut
psikologis
pandangan
perkembangan
ahli
bermain
diagonal.
lembaran kerja. Wurianingrum
yang telah diterapkan untuk mencapai tujuan.
dan
bias
kegiatan dimana peserta yang terlibat pemain-pemainnya
menurun
tersedia
kunci
(2007)
mengatakan Word square adalah salah satu
model
pembelajaran
yang
sangat bermanfaat bagi perkembangan
didalamnya terdapat unsur permainan,
koknitif dan kreatifitas. Permainan
sehingga siswa tidak merasa bosan dan
dapat menimbulkan kegiatan belajar
dapat menambah minat belajar siswa.
yang menarik.
Permainan ini dilakukan dengan cara
Word
square
merupakan
memilih atau mencari kunci jawaban
merupakan model alternative yang
dalam
kiranya
pertanyaan yang ada dan kata yang
dapat
digunakan
untuk
acakan
huruf
berdasarkan
dicari dipilih dari acakan huruf yang
pembelajaran Word
tersedia, bisa mendatar, menurun, dan
sebagai berikut:
diagonal. Permainan ini dibuat dalam
1.
Guru menyiapkan Word square
bentuk lembaran kegiatan siswa.
2.
Guru menyampaikan indicator
3.
Guru membagikan lembar kerja
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran ini menurut Silberman
square adalah
berupa LKS Word square
(2006:256) adalah sebagai berikut :
4.
Siswa mengerjakan Word square
1) Menjelaskan
5.
Siswa
penting
beberapa
terkait
istilah
dengan
materi
pelajaran. 2) Menyusun sebuah teka-teki silang
kata-kata
pemandu
pengisian teka-teki silang 4) Membagikan kepada
siswa
perorangan
Siswa
lain
mengamati
dan
Guru menambahkan pemahaman materi
8.
Guru
bersama
siswa
teka-teki
silang
baik
secara
Jenis–jenis aktivitas menurut
secara
Paul B. Diedrich (dalam Hamalik, 2011
maupun
kelompok
menyimpulkan materi
: 90–91) sebagai berikut :
5) Menetapkan batas waktu 6) Meberikan penghargaan kepada individu atau tim yang terbaik. Sedangkan menurut Iryasman (2006:13)
diminta
menanggapi 7.
3) Menyusun
acak
mengemungkakan jawaban 6.
sederhana
secara
langkah-langkah
1) Kegiatan–kegiatan visual, sepereti membaca, melihat gambar–gambar ,
mengamati
demonstrasi,
eksperimen, pameran,
dan
mengamati orang lain bekerja atau
grafik, chart, diagram, peta, dan
bermain.
pola.
2) Kegiatan–kegiatan seperti
lisan
mengemungkakan
(oral), suatu
6) Kegiatan–kegiatan metric, seperti melakukan
percobaan,
memilih
fakta atau prinsip, menghubungi
alat2,
suatu
membuat model, menyelengarakan
kejadian,
pertanyaan,
mengajukan
memberi
,mengemungkakan
saran pendapat,
wawancara, diskusi , dan interupsi. 3) Kegiatan–kegiatan
melaksanakan
pameran,
permainan, menari, dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan
mental,
merenungkan,
mengingat,
mendengar,
memecahkan
masalah,
seperti mendengarkan penyaian
menganalisis
faktor–faktor,
bahan, endengarkan percakapan
menemukan hubungan–hubungan,
atau
membuat keputusan.
diskusi
kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
8) Kegiatan–kegiatan minat,
4) Kegiatan–kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan,
emosional,
membedakan,
berani,
tenang dan sebagainya. Berdasarkan
aktivitas
yang
memeriksa karangan, bahan-bahan
telah di kemungkakan tersebut bahwa
copy,
rangkuman,
model Word Square juga dapat memicu
dan mengisi
kegiatan kegiatan tersebut diantaranya
membuat
mengerjakan
tes,
angket.
adalah kegiatan emosional, kegiatan
5) Kegiatan–kegiatan seperti
menggambar,
menggambar,
membuat
menulis, dan kegiatan mental.
Penjelasan
di
atas
dapat
disimpulkan dalam Gambar. 1 Pembel ajaran IPS dengan Model Pembel ajaran Kooper
dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran di kelas. Dari penjelasan di atas, maka
langkah-langkah pembelajaran Word Square menurut Iryasman (2006:13) adalah sebagai berikut : 1. Guru menyiapkan Word square 2. Guru menyampaikan indicator 3. Guru membagikan lembar kerja berupa LKS Word square 4. Siswa mengerjakan Word square 5. Siswa secara
Akti vitas dan Hasil Belaj ar
PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah pemeblajaran tersebut dengan cara
Gambar 1. Kerangka Konseptual
melakukan tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
C. METODOLOGI PENELITIAN setiap
peningkatan
dari
perlaukan
Jenis penelitian yang digunakan tersebut. adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK).
Menurut
Wardhani,
dkk.
Penelitian ini dilakukan di SDN 09 Sungai Nanam, kecamatan Lembah (2003:1.4), “PTK adalah penelitian Gumanti, Kabupaten Solok, dengan yang dilakukan oleh guru di dalam pertimbangan bahwa : sekolah tersebut kelasnya sendiri dengan refleksi diri bersedia menerima inovasi pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki terutama
dalam
proses
kinerja sebagai seorang guru sehingga pembelajaran.Subjek dalam penelitian hasil belajar siswa meningkat”. Tujuan ini adalah siswa kelas VI
SDN 09
PTK tersebut adalah perbaikan praktek Sungai Nanam yang mana jumlah pembelajaran
yang
seharusnya siswanya 19 orang siswa, yang terdiri
dilakukan guru dan fokus PTK ini dari 10 orang siswa laki-laki dan 9 merupakan tindakan alternatif yang
orang siswa perempuan. Penelitian ini
1.
Hasil Penelitian
dilaksanakan pada semester II Tahun
Penelitian ini dilakukan di SDN
Ajaran 2013/2014 , terhitung mulai
09 Sungai Nanam Kecamatan Lembah
tanggal 30 Desember 2013 sampai
Gumanti Kabupaten Solok. Pada bab
dengan 30 Januari 2014 dari waktu
ini
perencanaan
pembuatan
penelitian peningkatan aktivitas siswa
laporan hasil penelitian, sedangkan
pada pembelajaran IPS melalui model
pelaksanaan tindakan dimulai Januari
Word Square pada semester II tahun
2014.
pelajaran 2013/2014. Penelitian ini
sampai
Sumber
penelitian
temuan
hasil
ini
dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu
berupa data primer dan sekunder. Data
siklus I dan siklus II. Siklus I
primer
dilaksanakan pada tanggal, 6 Januari
yang
data
dikemukakan
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data langsung di
dan13
ambil dari sampel yang diteliti yang
dilanjutkan dengan tes hasil belajar
mencakup
siswa
pada siklus I pada tanggal, 18 Januari
IPS.
2014. Siklus II dilaksanakan pada
Sedangkan data sekunder adalah data
tanggal, 20 Januari dan 27 Januari
yang diperoleh dari orang lain (data
2014, kemudian dilanjutkan dengan tes
dari guru) yang mencakup jumlah
hasil belajar pada siklus II
siswa, jumlah kelas, dan nilai akhir
tanggal, 1 Februari 2014.
selama
tentang
proses
aktivitas
pembelajaran
semester II tahun pelajaran 2012/2013. D.
Januari
2014,
Berdasarkan
kemudian
hasil
pada
diskusi
HASIL PENELITIAN DAN
peneliti dengan kedua observer, yang
PEMBAHASAN
bertujuan
untuk
mendapatkan
gambaran tindakan
tentang
pelaksanaan
siswa, aktivitas guru, dan tes hasil
pada siklus II yaitu dari
belajar siswa berupa ulangan harian
lembar aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswadan
hasil
belajar
(TES). persentase
peningkatan
siswa.yang mana dapat digambarkan
kemampuan
sebagai berikut :
siklus I dengan rata-rata persentasenya
1) Pada indikator kemampuan siswa
adalah 63,16% dan siklus II adalah
berdiskusi
yaitu
persentasenya
mencapai 89,47%.
sehingga
siswa
dari
mengalami
peningkatan sebayak 26,32%.
2) Pada indikator kemampuan siswa
persentase
peningkatan
mempresentasikan hasil diskusi
kemampuan mempresentasikan hasil
yaitu
diskusi dari siklus I dengan rata-rata
persentasenya
mencapai
81,58%.
adalah 28,95% dan siklus II adalah
3) Pada indikator kemampuan siswa mengerjakan kuis dengan jawaban yang tepat secara individu yaitu persentasenya mencapai 94,74%.. 2.
89,47%
berdiskusi
Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
model
Word Square. Pelaksanaan penelitian menggunakan berupa
lembar
instrument observasi
sehingga
mengalami
peningkatan sebanyak 52,63% persentase
peningkatan
kemampuan mengerjakan kuis secara individu dari siklus I dengan rata-rata
Pembahasan
dilaksanakan
76,32%
penelitian aktivitas
adalah 63,16% dan siklus II adalah 94,74%
sehingga
mengalami
peningkatan sebanyak 31,58%. Keberhasilan
siswa
dalam
pembelajaran pada umumnya dilihat
juga dari pengelolaan pelaksanaan
ketuntasan 75%.sehingga mengalami
pembelajaran pada persentase aktivitas
kenaikan 13,68%.
guru. Dalam hal ini terlihat dari siklus I
A. Saran
ke siklus II. Persentase aktivitas guru
Sehubungan
dapat dilihat pada
penelitian
Tabel 4.10 Persentase Aktivitas Guru
peneliti
pada Siklus I dan Siklus II
pelaksanaan
No
Siklus
Rata-rata Per Siklus
1
I
73,33%
2
II
96,67%
Rata-rata Persentase
yang
hasil
diperoleh,
maka
memberikan
saran
pembelajaran
dalam melalui
model Word Square sebagai berikut : 1. Bagi siswa, agar berpartisipasi aktif dalam
85 %
proses
misalnya
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
pembelajaran,
melakukan
diskusi,
1.
dengan
membuat
diskusi,
hasil
membuat
menjawab
aktivitas laporan
pertanyaan,
pertanyaan,
dan
Berdasarkan hasil tes siklus I mengerjakan tes dengan jawaban terkait dengan hasil belajar siswa pada yang tepat secara individu. tes akhir secara keseluruhan masih 2. Bagi
guru
yang
melaksanakan
tergolong rendah dan rata-rata nilai tes pembelajaran dengan model Word juga belum mencapai KKM yang Square
diharapkan
dapat
ditetapkan dengan rata-rata nilai tes memotivasi siswa serta memberikan pada siklus I
yaitu 63,95 persentase kesempatan kepada siswa dalam
ketuntasan
75%.
Sedangkan
pada proses
pembelajaran,
membuat
laporan
hasil diskusi,
membuat
siklus II nilai tes rata-rata nilai secara keseluruhan yaitu 77,63 persentase
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
mengerjakan
tes
dengan
Latuheru, J.D, 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Dirjen Dikti
jawaban yang tepat secara individu. 3. Bagi
peneliti,
pengetahuan penggunaan
peneliti
menambah
Mudjiono, Dimyanti, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetak ke -6. Jakarta: Rineka Cipta
tentang
model pembelajaran
Word Square pada mata pelajaran IP dan dapat sebagai bahan rujukan di
Mulyati, Sri. 2009. Pengaruh Penggunaan Latihan dengan Word Square terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pengajaran Biologi Kelas 1 SMPN 4 Bukit Tinggi. Skripsi. SI FMIPA IKIP Padang.
kemudian hari.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Djamarah, S. Bahri dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah, B.Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. Iryasman, 2006:13. Pembelajaran KontekstualPendidikan Berorientasi Kecapakan Hidup dan Model-model Pembelajaran. Padang: Tim Instruktur LPMP dan Dinas. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Pebriyenni. 2009. Pembelajaran IPS II (Kelas Tinggi). Padang: Kerjasama Dikti Depdiknas dan Jurusan PGSD FKIP Universitas Bung Hatta. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pemebelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya,Wina 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Bandung: Nuansa Nusa Media Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo. Masmedia Buana Pustaka. Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.