Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG Dwi Fitriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email:
[email protected] Abstract This research is pragmatic study which investigate conversational implicature of students of STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung. This study is aimed to investigate type and function of students’ conversational implicature. The researcher used pramatic-in-dividing. The indicator is inter locutor. In collecting the data, the researcher used recording, observation, and writing technique. In analysing the data, the researcher recorded the source data, observed, wrote, and examined the conversation which is related to type and function of impilacture. The result indicated that many students of STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung used nonconventional implicature. While the conversational implicature function that students used was communicative and informative. Keywords: conversational implicature, students, Pringsewu, and pragmatic.
Misalnya seperti permintaan, perintah,
1. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi
bertanya, dan lainnya. Bahasa sebagai
yang sangat penting dalam kehidupan
alat
manusia. Dalam kapasitasnya sebagai alat
penutur dan mitra tuturnya sehingga
komunikasi, bahasa memiliki fungsi yang
penggunaannya tidak menimbulkan salah
spesifik, seperti untuk menjalin hubungan
pengertian. Pesan seorang penutur kepada
dengan
menyatakan
mitra tuturnya dapat berjalan baik apabila
keinginan, dan sebagainya. Tanpa bahasa
antara mitra tutur dengan penutur saling
tentu akan sangat sulit bagi manusia
memahami maksud tuturan yang sedang
untuk menyatakan kamauan, perasaan,
dituturkan. Pemahaman tuturan tidak
pendapat, dan sebagainya.
hanya pada makna tersurat saja tetapi
orang
lain,
Bahasa sebagai penjalin hubungan dengan orang lain banyak memiliki
juga
komunikasi
harus
haruslah
paham
dengan
dipahami
makna
tersiratnya.
fungsi atau tujuan yang beraneka ragam.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
53
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
Kajian bahasa yang mengkaji tentang makna
tersirat
adalah
pragmatik.
percakapan
agar
komunikasi
yang
dilakukan dapat berjalan lancar.
Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang
Selain itu agar komunikasi berjalan
mengkaji satuan bahasa secara eksternal
dengan lancar, antara penutur dengan
yaitu ilmu bahasa yang mempelajari
mitra tutur memiliki semacam kesamaan
tentang makna yang terikat konteks (Sam
latar
Mukhtar Chaniago, 1998: 18). Beberapa
sesuatu yang dipertuturkan. Di antara
ahli bahasa, seperti Kunjana Rahardi
penutur dan mitra tutur terdapat semacam
(2006)
(2014)
kontrak percakapan tidak tertulis bahwa
memaparkan bahwa dalam pragmatik
apa yang sedang dipertuturkan itu saling
terdapat makna tersirat yang dikenal
dimengerti. Penutur dan mitra tutur pun
dengan implikatur konvensional
harus
dan
George
Yule
dan
implikatur percakapan nonkonvensional. Implikatur
konvensional
belakang
pengetahuan
memahami
tentang
kaidah-kaidah
pragmatik, dengan demikian penutur dan
adalah
lawan tutur akan terbiasa menggunakan
implikatur yang secara konvensional
kalimat-kalimat bentuk implikatur dalam
suatu
telah
komunikasi sehari-sehari. Penutur akan
memberi konotasi atau ditentukan oleh
lebih efektif dalam menyampaikan apa
arti konvensional kata-kata yang dipakai,
yang diinginkan. Bagi mitra tutur akan
sedangkan implikatur percakapan adalah
lebih responsif menanggapi pembicaraan
propoposisi atau pernyataan implikatif,
penutur.
yaitu
memperkirakan arah pembicaraan orang
ucapan
apa
disiratkan penutur
atau
ungkapan
yang
mungkin
atau
yang
dimaksudkan apa
dapat
lain lebih tepat. Pemahaman terhadap implikatur juga
sebenarnya dikatakan oleh penutur dalam
sangat bergantung pada situasi dan
suatu percakapan. Implikatur suatu ujaran
kondisi saat tuturan berlangsung. Apakah
ditimbulkan akibat adanya pelanggaran
antara penutur dan lawan tutur sudah
prinsip percakapan. Prinsip percakapan
saling
merupakan
prinsip
percapakan menggunakan intonasi yang
diperhatikan
dan bahasa
dengan
tutur
yang
pengguna
berbeda
diartikan,
Mitra
yang digunakan
dalam
harus oleh
melakukan
tepat
mengenal
atau
memegang
tidak, peranan
dan
pada
karena penting
saat
intonasi dalam
percapakapan lisan. Manusia sebagai
54
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
mahluk
sosial
dalam
berkomunikasi
yang dituturkan penutur. Karena kaidah-
sering menggunakan bentuk implikatur.
kaidah
Ini terlihat dalam percakapan mahasiswa
mahasiswa dalam mata kuliah pragmatik.
STKIP
Muhammadiyah
Pringsewu
pragmatik
Penelitian
telah
ini
mengkaji
bentuk
digunakan
dalam
Lampung (STKIP MPL). STKIP MPL
implikatur
terletak di jalan KH. Gholib Pringsewu
percapakan mahasiswa STKIP MPL dan
kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
fungsi dari implikatur dalam percapakan
dengan
mahasiswa
mahasiswa
berbagai
prodi.
yang
dipelajari
STKIP
MPL.
Tujuan
Progam studi yang ada di STKIP MPL
penelitian yang diakukan di STKIP MPL
terdiri dari empat prodi yaitu Prodi
pada
Matematika, Prodi BK, Prodi Bahasa
pendidikan
dan Sastra Indonesia serta Prodi Bahasa
semester
Inggris. Mahasiswanya pun beraneka
mengetahui
bentuk
ragam latar belakang pengetahuan, sosial
digunakan
dan
dan ekonominya. Para mahasiswa ini
implikatur tersebut. Melalui penelitian
menggunakan bahasa pragmatik tanpa
yang peneliti lakukan, diharapkan dapat
menyadari
bahwa
menambah pengetahuan bagi pembaca
kalimat-kalimat yang digunakan bentuk
tantang kajian pragmatik. Khususnya
implikatur
bentuk-bentuk implikatur.
dan
mengetahui
yang
merupakan
kajian
mahasiswa
program
bahasa V
dan
(lima)
studi
Indonesia
adalah
untuk
implikatur
yang
mengetahui
fungsi
pragmatik. Kadangkala percakapan yang dilakukan tidak berjalan lancar. Mitra tutur tidak memahami makna tersirat
2. METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam
yang diucapkan penutur. Semua ini
penelitian ini adalah metode padan yang
disebabkan
belakang
bersifat pragmatis (Sudaryanto, 1993:
pengetahuan mahasiswa berbeda-beda.
13). Metode padan merupakan metode
Bahkan banyak mahasiswa yang tidak
yang digunakan dalam upaya menemukan
memahami
pragmatik.
kaidah dalam tahap analisis data yang alat
Akan tetapi tidak semua percakapan tidak
penentunya di luar, terlepas, dan tidak
berjalan
menjadi
karena
latar
kaidah-kaidah
lancar.
Ada
sebagaian
bagian
dari
Alat
bahasa penentu
yang
mahasiswa yang telah memahami makna
bersangkutan.
dalam
tersirat yang terkadung dalam kalimat
penelitian ini dikaitkan dengan metode
55
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
: “Spidolnya mana?”
yang digunakan adalah mitra wicara.
Mahasiswa
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
(menanyakan pada sekretaris kelas).
STKIP MPL Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia semester V
(lima) yang
Pada
percakapan
antara
dosen
keseluruhan berjumlah 74 mahasiswa.
dengan mahasiswa di atas merupakan
Dalam penelitian ini peneliti mengambil
bentuk implikatur percakapan dengan
sampel 20 percakapan dari populasi
fungsi perintah. Kalimat-kalimat yang
tersebut.
dituturkan oleh dosen dan mahasiswa
Adapun teknik untuk mengumpulkan data yang digunakan oleh peneliti adalah
mengimplikasikan
perintah
untuk
mengambil atau mencarikan spidol.
teknik rekam dan catat. Peneliti merekam sumber
data
dari
subjek
penelitian
2.
Percakapan antara dua mahasiswa
kemudian mencatat tuturan yang ada
dalam situasi akan diadakan tes atau
dalam rekaman. Setelah itu peneliti
kuis dalam perkuliahan di ruang
melakukan kajian yang dikaitkan dengan
kelas.
bentuk
implikatur
yang
ada
dalam
tuturan.
Mahasiswa
1: “He...ada dosen!”
Mahasiswa
2:“Aku
ini
terdiri
dari
satu
variabel yaitu implikatur percakapan mahasiswa di SKIP
Muhammadiyah
Pringsewu Lampung yang terangkum dalam 20 percakapan di bawah ini: 1.
Percapakan antara dosen dengan mahasiswa
dalam
situasi
proses
perkuliahan di dalam kelas. Dosen
: “Ada yang punya spidol?”
di
belakang ya.”
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian
duduk
Pada percakapan antara ke dua mahasiswa di atas merupakan implikatur percakapan
dengan
fungsi
perintah.
Kalimat yang dituturkan mahasiswa 1, mengimplikasikan memerintah temannya untuk duduk, sedangkan kalimat yang dituturkan
oleh
mahasiswa
2
mengimplikasikan bahwa dosen tersebut sangat disiplin dan ketat pada saat melakukan pengawasan tes atau kuis.
56
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
3.
Percakapan antara dua mahasiswa
Percakapan
di
atas
merupakan
dalam situasi mengikuti perkuliahan
implikatur percakapan dengan fungsi
di ruang kelas.
perintah.
Mahasiswa 1: “Jam berapa?”
mahasiswa ke dua tersirat untuk tidak
Mahasiswa 2: “Bentar lagi selesai.”
memukul pada saat mengajak ke kantin,
Terlihat
pada
kalimat
karena sakit. Pada percakapan di atas terlihat sekali
pelanggaran
prinsip-prinsip
5.
percakapan karena jawaban tidak sesuai
Percakapan antara dua mahasiswa pada saat baru keluar kelas.
dengan pertanyaan tersurat tetapi sesuai dengan
makna
tersirat.
Mahasiswa 1: “Aku jengkel lo
Percakapan
tersebut di sebut dengan implikatur
sekelompok
percakapan (nonkonvensional) dengan
dia. Dia tuh orang
fungsi bertanya. Pada tuturan mahasiswa
apa sih? Mahasiswa 2: “Kayaknya jawa lo,
1, mengimplikasikan sudah akan berakhir
emang kenapa?”
atau belum proses perkulihan. Mahasiswa 1 sudah ingin keluar kelas.
4.
sama
Mahasiswa
1:
“Lelet
banget
orangnya
jadi
males banget aku.”
Percakapan antara dua mahasiswa pada saat baru keluar kelas. Percakapan
di
atas
merupakan
Mahasiswa 1: “Eh ke kantin yuk.”
implikatur konvensional dengan fungsi
(Sambil memukul pudak temennya
informatif. Terlihat pada kalimat yang
dengan keras).
dituturkan mahasiswa 2. Kalimat tersebut
Mahasiswa 2: “Anggap aja ini
mengimplikasikan bahwa orang Jawa
patung”
pasti lelet atau lambat kerjanya.
(Sambil mengelus pudaknya yang dipukul).
6.
Percakapan antara mahasiswa pada
Mahasiswa 1: “He...he...Maaf ya.”
saat istirahat.
(Mengelus pudak temennya).
Mahasiswa 1: “Si Dian aja yang kita jadikan
ketua
57
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
kelompok,
Dia
kan
Percakapan
di
atas
merupakan
oke apa lagi dengan
implikatur percakapan (nonkonvensional)
penampilan yang pake
dengan fungsi informatif. terlihat pada
kaca mata.”
percakapan keduanya mengimplikasikan
Mahasiswa 2: “Emang hubungnnya
bahwa Hp (handphone) yang dibeli
apa?”
mahasiswa 2 lebih murah dibanding HP
Mahasiswa 3: “Iya emang apa
yang ditawarkan mahasiswa 1.
ngaruhnya lo?” Mahasiswa 1: “La kamu orang tuh
8.
Percakapan antara mahasiswa pada saat akan mengikuti perkuliahan.
kok g pada ngerti.” Mahasiswa 2: “Ooo... iya ya dah aku
Mahasiswa 1 : “Eh ada Bu Dwi.”
setuju.”
Ketua Tingkat: “Ambil LCD!”
Mahasiwa 3: “Sip, oke banget deh.” Percakapan Percakapan
di
atas
merupakan
di
implikatur
atas
merupakan
percakapan
(non
implikatur konvensional yang memiliki
konvensional)
fungsi menginformasikan. Kalimat yang
sebagai tuturan perintah dan tuturan
dituturkan
informatif.
oleh
mahasiswa
1
yang
berfungsi
Percakapan
di
atas
mengimplikasikan bahwa orang yang
mengimplikasikan bahwa Bu Dwi
menggunakan kaca mata adalah orang
pada saat memberikan perkuliahan
pintar.
selalu menggunakan LCD.
7.
Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat.
9.
Percakapan antara mahasiswa pada saat perkulihan akan mengadakan diskusi.
Mahasiswa 1: “HP mu baru ya?” Kok
gak
Samsung aja. Mahasiswa 2: “Ah kemahalan”.
beli
Mahasiswa 1: “Kamu aja si Tur yang
jadi
moderator
kan
kamu yang cowok
58
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
sendiri
terus
Mahasiswa 1: “Besok mata kuliah
badanmu
yang
telaah buku teks ada
paling gede!”
tambahan ya?”
Mahasiswa 2: “Iya bener tuh.”
Mahasiswa 2: “Mudah-mudahan Bu
Mahasiswa 3: “Cepet Tur!”
Dwi gak berangkat soalnya aku belum
Percakapan
di
atas
implikatur konvensional yang berfungsi perintah.
Kalimat
mahasiswa
1
mengimplikasikan bahwa yang berbadan besar pasti suaranya lantang.
10. Percakapan
antara
satpam
dan
Satpam : “Parkirnya di belakang ini
Percakapan
di
atas
merupakan
implikatur percakapan (nonkonvensional) dalam bentuk pertanyaan. Tuturan di atas berfungsi sebagai tuturan yang bertujuan
mahasiswa di lapangan parkir.
Mas,
ngerjain.”
merupakan
parkiran
dosen.”
mencari
informasi.
Tuturan
oleh
mahasiswa
dituturkan
yang 2
mengimplikasikan bahwa tugas yang diberikan Bu Dwi untuk dikerjakan di rumah belum dikerjakan. 12. Percakapan dua mahasiswa di saat
Mahasiswa: “Maaf Pak saya cuma
akan mengikuti perkuliahan.
sebentar.” Percakapan
di
atas
merupakan
implikatur percakapan (nonkonvensional)
Mahasiswa 1
: “Jam berapa?”
Mahasiswa
2:“Nayantai
aja
yang berfungsi perintah dan informatif.
Bapaknya belum
Kalimat
berangakat.”
yang
dituturkan
Satpam
mengimplikasikan bahwa yang parkir di tempat itu hanya dosen.
Percakapan
di
atas
merupakan
implikatur percakapan (nonkonvensional) yang berfungsi perintah dan meminta
11. Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat.
informasi.
Kalimat
yang
dituturkan
mahasiswa 2 mengimplikasikan bahwa dosennya sering terlambat.
59
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
13. Percakapan mahasiswa di waktu istirahat.
Percakapan
di
atas
merupakan
implikatur percakapan (nonkonvensional) dengan fungsi permintaan. Kalimat yang
Mahasiswa 1: “Aku mau beli HP baru
yang
bagus
dituturkan mahasiswa mengimplikasikan bahwa mereka banyak tugas.
merek apa ya?” Mahasiswa 2: “Jangan beli HP yang
15.
pada saat istirahat.
enggak bermerek, beli tuh
yang
merek
Mahasiswa 1: “Selamat ya kamu
terkenal.” Percakapan
di
atas
sekarang
berfungsi
sudah
punya suami.”
merupakan
Mahasiswa 2: “Makasih ya.”
implikatur percakapan (nonkonvensional) yang
Percakapan antara dua mahasiswa
menginformasikan.
Kalimat yang dituturkan oleh mahasiswa
Percakapan
di
atas
merupakan
2 mengimplikasikan bahwa merek tidak
implikatur percakapan (nonkonvensional)
terkenal
yang berfungsi memberi ucapan selamat
tidak
bagus
dibandingkan
dengan yang merek terkenal.
atau tuturan informatif. Kalimat yang dituturkan
14. Percakapan antara dosen dengan mahasiswa pada saat perkuliahan. Dosen:
“Telaahlah
buku
pelajaran Indonesia
1
mengimplikasikan bahwa mahasiswa 2 dulu belum mempunyai suami .
teks bahasa
I
mahasiswa
sampai
3
16.
Percakapan antara dua mahasiswa pada saat istirahat.
tingkat SMP dan SMA!” Dikumpulkan
minggu
depan!” Mahasiswa: “Bu, kumpulnya jangan minggu depan ya Bu!”
Mahasiswa 1: “Ee...kalo mau minta
tuh
jangan dia,
sama dia
kan
kuciran.” Mahasiswa 2: “Ha...ha..haa..”
60
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
Percakapan Percakapan di atas merupakan
di
atas
merupakan
implikatur percakapan (nonkonvensional)
implikatur konvensional yang berfungsi
yang
informasi.
dituturkan
bentuknya pertanyaan. Kalimat yang
mahasiswa 1 mengimplikasikan bahwa
dituturkan dosen menyiratkan perintah
kalo
kepada mahasiswa untuk menyalakan
Kalimat
orang
yang
kuciran,
rambut
yang
berbentuk kerucut di bawah bagian leher
berfungsi
perintah
walaupun
kipas angin.
bagi laki-laki menandakan pelit. 19. Percakapan antara dua mahasiswa 17. Percakapan antara dua mahasiswa pada
saat
akan
pada saat istirahat.
mengikuti Mahasiswa 1: “ Mbak, semester 6
perkuliahan.
nanti
ada
mata
Mahasiswa 1: “Keren lo laptopmu.”
kuliah pewara gak
Mahasiswa 2: “Ya iya dunk kan
ya?” Mahasiswa 2: “Emang kenapa?”
baru.”
Mahasiswa 1: “Aku mau ngulang Percakapan
di
atas
merupakan
soalnya aku dapet D.”
implikatur percakapan (nonkonvensional) yang memiliki fungsi pujian. Kalimat yang
dituturkan
mahasiswa
1
Mahasiswa 2: “Ya enggak ada lah, kan
mengimplikasikan bahwa laptop yang
mahasiswa pada saat perkuliahan.
di
semester 3.”
keren atau bagus pasti mahal harganya.
18. Percakapan antara dosen dengan
adanya
Percakapan
di
atas
merupakan
implikatur konvensional yang berfungsi informasi. Kalimat yang dituturkan oleh
Dosen
: “Ruangan ini panas sekali ya?”
Mahasiswa : “Baik saya nyalakan
mahasiswa 2, mengimplikasikan bahwa mata kuliah pewara hanya ada di semester tiga, tidak di semester lainnya.
kipas anginnya.”
61
Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 53- 62
20. Percakapan antara dosen dengan mahasiswa
pada
saat
akan
melakukan perkuliahan. :”Tidak ada LCD?”
Dosen
prodi
itu sendiri tetapi tidak menyurutkan mahasiswa
untuk
menggunakan
implikatur
dalam
berkomunikasi
sehingga
Mahasiswa: “Permisi BU.” (Menuju ke
belakang pengetahuan tentang pragmatik
untuk
mengambil LCD).
mahasiswa
telah
terbiasa
menggunakannya. Terbukti dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Mahasiwa STKIP MPL Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dalam melakukan
Percakapan
merupakan
komunikasi banyak menggunakan bentuk
implikatur percakapan nonkonvensional,
implikatur. Hasil penelitian terhadap
berfungsi memerintah. Dari percakapan
mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra
di
Indonesia
menghasilkan
banyaknya
tersirat, terlihat pada kedua kalimat yang
bentuk
implikatur
percakapan
dituturkan.
(nonkonvensional)
atas
di
atas
memunculkan
Kalimat
makna
yang
yang
dituturkan
dosen
menyiratkan
maksud
untuk
mengambil
LCD,
sedangkan
dituturkan
mahasiswa
kalimat
yang
perintah
dibanding
dengan
bentuk implikatur konvensional.
5. DAFTAR PUSTAKA
menyiratkan bahwa dosen tersebut selalu menggunakan LCD pada saat melakukan perkuliahan.
Kunjana Rahardi. 2002. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
4. SIMPULAN Berdasarkan
permasalahan,
hasil
penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, mahasiswa melakukan
George Yule. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dapat
disimpulkan
STKIP
MPL
percakapan
bahwa dalam banyak
menggunakan implikatur, walaupun tidak
Sam Mukhtar Chaniago, dkk. 1997. Pragmatik. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
semua mahasiswa melakukan percakapan dengan lancar karena perbedaan latar
62