IMPLIKASI PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS PADA KONSUMEN WALEU KAOS LAMPUNG)
(Skripsi)
Oleh Nick Kurniawan Rozali
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
IMPLIKASI PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS PADA KONSUMEN WALEU KAOS LAMPUNG)
Oleh NICK KURNIAWAN ROZALI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung. Timbulnya minat, terdapat 3 unsur yaitu adanya sesuatu yang diminati, adanya penonjolan kontras antara suatu yang diminati dengan lingkungan, kemudian adanya harapan yang menyenangkan atau bermanfaat atas sesuatu yang tidak menyenangkan atau mengganggu. Penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linear berganda yang dibantu oleh program SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara periklanan dan hubungan masyarakat terhadap minat beli, tentunya bisa menjadi strategi yang harus dipertahankan bagi toko Waleu Kaos Lampung demi mempertahankan eksistensi produk Kaos Waleu.
Kata Kunci: Periklanan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Minat beli
ABSTRACT
THE IMPLICATIONS OF ADVERTISING, SALES PROMOTION AND PUBLIC RELATIONS ON CONSUMER BUYING (CASE STUDY ON WALEU KAOS LAMPUNG CONSUMER) By NICK KURNIAWAN ROZALI
This study aims to determine and analyze the influence of advertising, sales promotion, and public relations to consumer buying interest WaleuKaos Lampung. The emergence of interest, there are 3 elements of the existence of something of interest, the protrusion of contrast between an interest in the environment, then the hope of a fun or useful for something unpleasant or disturbing. This study uses multiple linear regression approach which is assisted by SPSS program version 21. The result of research shows that partially there is significant influence between advertising and publicity to buying interest, and there is no significant influence between sales promotion to buying interest. In this research, advertising and public relations factor has significant influence It certainly can be a strategic to keep an exsistencies product for Waleu and can be an improvement for Waleu Lampung store itself made in order to maintain the existence of WaleuKaos Lampung products. Keywords: Advertising, Sales Promotion, Public Relation and Buying Interest
IMPLIKASI PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS PADA KONSUMEN WALEU KAOS LAMPUNG)
Oleh NICK KURNIAWAN ROZALI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS Pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, sebuah kota di wilayah Provinsi Lampung, tercatat pada tanggal 6 Oktober
1993
sebagai
anak
pertama
dari
tiga
bersaudara. Penulis merasakan bangga atas nikmat tuhan penulis dapat hadir kedunia melalui rahim wanita yang
luar
biasa
yang
hingga
saat
ini
selalu
mendampingi penulis, Ibunda-ku Martini, darinya lah penulis menemukan arti penting bahwa surga hanya terletak di bawah kakinya yang menjadikan penulis selalu ingin membanggakan dan mengabdi selalu kepada dirinya. Juga kepada Ayahanda-ku Rustam Effendi, yang telah banyak memberikan pelajaran hidup bahwa ilmu pengetahuan menjadi suatu jendela dunia yang dapat menjadikan manusia menjadi pribadi yang lebih baik. Terlahir di Kota Bandar Lampung menjadi kebanggaan bagi penulis tidak merasakan kesulitan seperti orang lain yang terlahir di wilayah terpencil. Menamatkan Sekolah Dasar(SD) di SD Kartika II-5 Bandar Lampung yang diselesaikan penulis dengan tepat waktu pada tahun 2005, Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 4 Bandar Lampung yang diselesaikan di tahun 2008, dan setelah itu penulis terus
melanjutkan pendidikan pada SMAN 9 Bandar Lampung dan penulis lulus pada tahun 2011. Tahun 2012 penulis mengikuti tes untuk memasuki perguruan tinggi dan pada akhirnya penulis terdaftar sebagai Mahasiswa pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Lampung. Pengabdian penulis sebagai Mahasiswa pada Almamater Universitas Lampung, penulis menyelami organisasi internal Jurusan yaitu HMJ Administrasi Bisnis sebagai Anggota Bidang Entrepreneur di periode kepengurusan 2014-2015, Pimpinan Usaha di LPM Republica FISIP periode 2014-2015, Wakil Gubernur BEM FISIP UNILA periode 2015-2017. Penulis juga semasa aktif berkuliah mengikuti organisasi eksternal yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan dalam prosesnya penulis mengabdikan diri hingga memperoleh amanat sebagai Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi HMI Komisariat Sosial Politik UNILA. Menjadi suatu kebanggan penulis mendapat kepercayaan dari temanteman untuk saya menjabat di posisi tersebut.
MOTO
“BANYAK BICARA, BANYAK BEKERJA” (PENULIS)
IT ALWAYS SEEMS IMPOSSIBLE UNTIL ITS DONE! (NELSON MANDELA)
LIFE IS THE MOST DIFFICULT EXAM. MANY PEOPLE FAIL BECAUSE THEY TRY TO COPY OTHERS, NOT REALISING THAT EVERYONE HAS A DIFFERENT QUESTION PAPER. (UNKNOWN)
PERSEMBAHAN
Karya ini merupakan rasa syukur dan cintaku yang mendalam untuk; Allah SWT sumber kekuatanku Muhammad SAW selaku panutanku Papa dan Mamaku Tersayang Umar Hadi Kusuma dan Marissa Fadhila, Adikadik kebanggaan Serta Melati Nurul Utami S,Ked teman berjuang Terimakasih atas do’a dan motivasinya, semoga Allah selalu meridhoi segala usaha hambanya yang berkemauan untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain, AMIN
SANWACANA
Assalamuala’ikum Wr. Wb Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Skripsi dengan judul “Implikasi Periklanan, Promosi Penjualan, dan Hubungan Masyarakat terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Konsumen Waleu Kaos Lampung)”. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, khususnya yang berada pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini: 1. ALLAH SWT 2. Muhammad Saw 3. Terisitimewa untuk Ibunda-ku Martini yang selalu ada untuk penulis hingga saat ini dan selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini dengan lancar dan Ayahanda-ku Rustam Effendi yang menjadi motivasi besar untuk saya menyelesaikan karya ilmiah ini dengan lancar dan melanjutkan jenjang pendidikan hingga akhir hayat. Terima kasih sebesar-besarnya untuk
cinta dan kasih sayang sepanjang masa yang senantiasa telah memberikan motivasi, semangat dan kepercayaan serta do’a selama ini yang telah mengiringi kesuksesan sehingga mampu menyelesaikan Skripsi ini. 4. Adik-adik tersayang Umar Hadi Kusuma dan Marissa Fadhilla, terima kasih telah memberikan motivasi serta do’a dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Semoga adik-adik tersayang menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat. 5. Teman dekat, teman berjuang Melati Nurul Utami S.Ked yang senantiasa selalu mengingatkan menyelesaikan skripsi. Ditengah kesibukan tetap konsisten memberi dukungan dan kepercayaan. Alhamdulillah skripsi mampu terselesaikan. Terimakasih untuk kesabaran dan ketulusannya, semoga segenap aktivitas kita selalu diiringi dengan ridho Allah SWT. 6. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 7. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 8. Bapak Hartono, S.sos., M.A selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta bersedia meluangkan waktu untuk penulis dalam proses penyusunan Skripsi ini walaupun dengan kondisi Pak Hartono yang dipadatkan dengan kegiatan pengabdian bapak. Terima kasih Pak semoga saya dapat menjadi seorang sarjana yang Pak Hartono harapkan.
9. Bapak Drs. Dian Komarsyah, D., M.S selaku Dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan Skripsi ini dengan baik sampai selesai. 10. Ibu Damayanti, S.A.B., M.A.B selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. 11. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis. 12. Seluruh Dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung, terima kasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama ini kepada penulis. 13. Terima kasih kepada saudaraku, teman berfikir dibangku kuliah yang sedang menjalankan pendidikan di program pasca sarjana, Dafista Fidel S.AB yang sangat berjasa membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga segenap aktivitas selalu di ridhoi Allah SWT hingga kesuksesan dunia akhirat dapat diraih. 14. Teman-teman HMJ Bisnis angkatan 2012 dari absen awal hingga akhir yang tidak saya sebutkan satu persatu, karena kebersamaan kita yang sangat berkesan, selalu menghibur disetiap macam aktivitas. Tidak terasa menghabiskan waktu, meluangkan waktu, memberikan motivasi dan selalu memberikan semangat di bangku perkuliahan, saya do’a kan yang terbaik untuk kita semua. Semoga dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing.
15. Teman-teman HMJ Bisnis yang memasuki tahun ke lima masih berkutat dengan skripsi (Afik, Aan, Rohman, Daru, Romario, Romi, Sentong, Ardi, Bona, Widi, Ical, Arly, Sima) jangan pernah menyerah, semangat teruuus! 16. Teman-teman di HMI Komsospol, satu kepengurusan, satu pemikiran (Darji, Vico, Juanda, Nico, Purnama, Rosim, Ucan, Fatih, Iis, Rudi, Nohari, Panji, Nugraha) terimakasih untuk semua nasihat, konflik, dan pemikiran maju yang telah kalian berikan. Semoga segala aktivitas baik yang kita lakukan bermanfaat dan setiap langkah di ridhoi Allah SWT, hingga kita selalu istiqomah dijalannya. Amin. 17. Teman-teman pengurus di BEM FISIP (Deya, Adis, Winda, Bakti, Reja, Sisil, Bani, Deka, Putra, Yuni, Kumara, Sinta, Alvilia, Panji, Idris) terimakasih untuk kerjasama dalam satu tahun terakhir ini. Begitu berkesan, begitu indah, penuh drama. Semoga pengabdian yang dilalui bisa menjadi pembelajaran berharga. 18. Adik-adik di HMI Komsospol yang sudah basic, terus perbanyak lagi pengetahuan dengan banyak membaca, perkaya pengalaman dengan terlibat dikepanitian, dan terus rajut silaturahmi. Semoga tempaan baik dapat menciptakan kader yang baik. Terus berproses! 19. Adik-adik di BEM FISIP, para staff dan garda muda, mohon maaf apabila belum bisa menyuguhkan yang terbaik. Terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang berupa sindiran untuk menyelesaikan skripsi. Kalian tak terlupakan. 20. Teman-teman Administrasi Bisnis 2011,2013, 2014, serta 2015 yang senantiasa membantu saya dan memberikan kritik dan saran untuk kemajuan
saya kedepannya. Untuk adik tingkatku semangat terus kuliahnya jangan kecewain kedua orang tua kalian. 21. Abang-abang senior (Bang Okta, Bang Putra, Bang Robi, Bang Radit, Bang Iin, Bang Eki, Bang Ipan, Bang Adrian, Bang Gusti, Bang Dam) terimakasih untuk segala wejangannya, sebuah kebanggaan dalam proses menjadi mahasiswa mendapat perhatian dari abang-abang sekalian. 22. Mira dan Novia, sahabat kepompong sejak SMA, terimakasih untuk motivasinya agar skripsi ini selesai. Tanpa kalian mungkin kenyamanan menjadi mahasiswa selalu menghantui. 23. Teman SMP yang masih berjuang menjadi sarjana (Didit, Darma, Angga, Imam, Jodi) terimakasih telah senantiasa mengingatkan dalam kebaikan, semoga kemudahan selalu kita dapatkan, dan cita-cita menjadi orang kaya dapat terwujud. Amin.
Bandar Lampung, 12 Juni 2017 Penulis,
Nick Kurniawan Rozali
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI…………………………………………………………………
i
DAFTAR TABEL ............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................... A. Latar Belakang ...................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan Penelitian .................................................................. D. Kegunaan Penelitian .............................................................
1 1 9 10 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... A. Konsep Pemasaran ................................................................ B. Konsep Promosi .................................................................... C. Konsep Bauran Promosi (Promotion Mix) ........................... D. Konsep Minat Beli ................................................................ E. Penelitian Terdahulu............................................................... F. Kerangka Pikir ...................................................................... G. Hipotesis ...............................................................................
11 11 14 17 22 24 25 27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................. A. Tipe Penelitian ...................................................................... B. Sumber Data ......................................................................... C. Teknik Pengumpulan Data.................................................... D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. E. Definisi Konseptual Variabel ................................................ F. Definisi Operasional Variabel............................................... G. Populasi dan Sampel ............................................................ H. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ I. Teknik Pengujian Instrumen ................................................. 1. Uji Validitas Kuisioner .................................................. 2. Uji Reliabilitas ............................................................... J. Teknik Analisis Data ............................................................
29 29 30 30 32 32 33 35 36 37 37 39 40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ A. Gambaran Umum Penelitian ................................................. B. Karakteristik Responden .......................................................
46 46 51
ii
C. Frekuensi Jawaban Responden ............................................. D. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 1. Uji Normalitas................................................................. 2. Uji Multikolinearitas ....................................................... 3. Uji Heteroskedastisitas ................................................... E. Regresi Linear Berganda ...................................................... F. Uji Hipotesis ......................................................................... 1. Uji Parsial (Uji t)............................................................. 2. Uji Simultan (Uji F) ........................................................ 3. Uji R Square (Koefisien Determinasi) ............................ G. Pembahasan .......................................................................... 1. Pengaruh Periklanan terhadap Minat Beli Kaos Waleu Lampung .......................................................................... 2. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Minat Beli Kaos Waleu Lampung ................................................................ 3. Pengaruh Hubungan Masyarakat atau Publisitas terhadap Minat Beli Kaos Waleu Lampung .................................... 4. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan dan Hubungan Masyarakat terhadap Minat Beli Kaos Waleu Lampung ..
54 57 57 59 60 61 63 63 65 67 68
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ A. Kesimpulan .......................................................................... B. Saran ....................................................................................
75 75 76
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
77
BAB V
LAMPIRAN
68 70 71 73
iii
DAFTAR TABEL
1.
Halaman Tabel 1.1. Data Persaingan Oleh-oleh Pakaian di Bandar Lampung ........ 4
2.
Tabel 1.2 Produk yang Ditawarkan Waleu Kaos Lampung......................
5
3.
Tabel 1.3 Jumlah Target dan Realisasi Tahun 2011-2015 ........................
6
4.
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................
34
5.
Tabel 3.2 Tabel Uji Validitas ....................................................................
38
6.
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas................................................................... .......
40
7.
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................
45
8.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............
52
9.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.............................
53
10. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Periklanan... 55 11. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Promosi Penjualan .......................................................................................... ........
55
12. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Hubungan Masyarakat ........................................................................................... ....
56
13. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Minat Beli
57
14. Tabel 4.7. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ....................................
59
15. Tabel 4.8. Uji Multikolinearitas ...............................................................
60
16. Tabel 4.9. Regresi Linear Berganda .........................................................
61
17. Tabel 4.10. Hasil Uji t (Uji Parsial) .........................................................
64
18. Tabel 4.11. Tabel Uji F .............................................................................
65
19. Tabel 4.12. Tabel Uji Koefisien Determinasi ...........................................
67
iv
DAFTAR GAMBAR
1.
Halaman Gambar 2.1. Kerangka Pikir.................... ................................................. 27
2.
Gambar 4.1 Toko Waleu Lampung...........................................................
51
3.
Gambar 4.2. Kaos Waleu Lampung........................................ ..................
49
4.
Gambar 4.3. Remaja Pengguna Produk Waleu............... ..........................
52
5.
Gambar 4.4. Gambar Grafik Normal Plot................................... ..............
54
6.
Gambar 4.5. Gambar Grafik Scatterplot ............................. .....................
58
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Perkembangan pariwisata di Indonesia belakangan ini semakin meningkat. Hal ini didukung dari data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan kunjungan wisatawan mancanegera terus meningkat setiap tahunnya,bahkan di tahun 2014 kunjungan wisatawan mencapai sekitar 15,7juta jiwa di Indonesia. (www.bps.go.id) Selain itu juga menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif jumlah perjalanan wisatawan domestik di tahun 2013 - 2014 menyentuh angka 36,5 juta jiwa dimana pertumbuhan setiap tahunnya meningkat sekitar 3-4 persen. Hal ini membuat industri pariwisata semakin bergeliat menggarap potensi pasar yang begitu luas dan potensial. (www.parekraf.go.id) Kedatangan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara ke beberapa daerah membuat perekonomian daerah tersebut menjadi lebih baik. Tidak hanya meningkatkan pendapatan asli daerah akan tetapi masyarakat lokal pun mendapatkan penghasilan tambahan di industri ini. Provinsi Lampung merupakan salah satu dari sekian banyak daerah yang cukup banyak dikunjungi oleh para
2
wisatawan. Hal ini di dukung oleh program pemerintah yang mengajak wisatawan mengeksplorasi keindahan cagar alam dan budaya yang dimiliki oleh Provinsi Lampung. Wisata bahari, konservasi alam, taman rekreasi dan lain sebagainya merupakan beberapa tujuan alternatif pilihan yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan tersebut. Selain menikmati indahnya tempat pariwisata, para wisatawan yang berkunjung biasanya membeli produk kerajinan atau oleh-oleh khas daerah tersebut sebagai buah tangan yang akan diberikan kepada sanak saudara yang mereka miliki. Hal ini pun ditangkap sebagai pasar yang cukup potensial oleh pelaku usaha industri pariwisata dengan membuka toko oleh-oleh atau kerajinan tangan yang dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan dalam hal produk lokal yang dijadikan buah tangan saat mereka berkunjung di suatu daerah. Provinsi Lampung cukup dikenal oleh wisatawan melalui produk makanan olahan seperti keripik pisang, keripik singkong, sale pisang dan lain sebagainya. Lain halnya dengan daerah wisata di Indonesia yang banyak menjadikan produk sandang sebagai andalan buah tangan daerahnya seperti Dagadu di Jogjakarta, Joger di Provinsi Bali, Tangkelek di Provinsi Sumatera Barat dan lain sebagainya. Begitu pula di Provinsi Lampung yang menjadi pintu gerbang Pulau Sumatera juga memiliki oleh-oleh pakaian khas bercirikan budaya Lampung. Waleu Kaos Lampung adalah salah satu dari sekian banyak toko oleh-oleh berupa sandang dan aksesori pelengkap yang berciri khas ornamen budaya Lampung. Lokasinya berada di Jalan Wolter Monginsidi No. 89,Bandar Lampung. Letaknya cukup strategis, dekat dengan hotel berbintang, taman rekreasi, dan Kantor
3
Pemerintahan Kota Bandar Lampung serta Pemerintah Provinsi Lampung. Oleh karena lokasinya yang strategis itu dan mudah di akses maka banyak wisatawan yang berdatangan mengunjungi Gerai Waleu Kaos Lampung. Waleu Kaos Lampung merupakan usaha bisnis yang dirintis oleh Albert Destanto sejak 6 Agustus 2011. Waleu Kaos Lampung memiliki satu tujuan, yaitu menciptakan dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Kata yang menjadi merek Waleu
memiliki arti delapan (8), dimana filosofi angka delapan
merupakan angka keberuntungan menurut versi fengshui Bangsa China, Karena angka ini dinilai garisnya tidak bisa terputus. Hal ini juga dimaksudkan agar Waleu Kaos Lampung akan selalu memiliki keberuntungan dan kelancaran usaha. Dalam dunia usaha tidak semua produk yang ditawarkan dapat dikenal dan mampu bersaing dipasaran. Terutama usaha yang bergerak dalam industri tekstil merupakan usaha yang sudah berkembang pesat. Seiring dengan berkembang pesatnya mode berpakaian pada jaman sekarang, orang-orang terutama anak muda berusaha tidak ketinggalan zaman dalam hal berpakaian dengan mengikuti mode yang sedang menjadi tren. Hal tersebut merupakan peluang sekaligus ancaman bagi pelaku usaha pakaian jadi. Waleu Kaos Lampung adalah salah satu produsen pakaian kaos yang berumur 5 tahun lebih terhitung sejak pendiriannya di bulan Agustus 2011 lalu. Usaha yang berorientasi pada produk souvenir khas Lampung berupa kaos yang memiliki khas yakni pada permainan kata dari produk kaos yang dijualnya. Mulai dari penggunaan Bahasa Lampung, nama Kabupaten/Kota di Lampung, Pahlawan Lampung, dan berbagai tema lain yang kental dengan identitas Bumi Ruwa Jurai.
4
Agar produk Waleu Kaos Lampung dapat dikenal konsumen dan menimbulkan minat beli, hal yang sangat menentukan adalah suatu promosi yang efektif sehingga target pasar dapat tercapai dan dapat meningkatkan volume penjualan produk yang ditawarkan. Promosi meliputi seluruh alat-alat di dalam bauran pemasaran untuk melakukan komunikasi yang persuasif. (Kotler, 2001:93) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu usaha komunikasi dari produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen untuk mencari laba. Promosi yang dilakukan oleh Waleu Kaos Lampung berperan dalam mencapai keberhasilan usaha. Terbukti dengan kesuksesan Waleu Kaos Lampung bertahan hingga saat ini. Pengenalan produk Waleu Kaos Lampung melalui promosi di kota Bandar Lampung melalui variabel periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Kegiatan promosi yang dilakukan Waleu Kaos Lampung sangat penting sebagai sarana pemberi informasi dan mengingatkan sasaran produknya tentang sebuah keunggulan suatu produk sehingga dapat menarik minat pembelian terhadap produk Waleu Kaos Lampung. Tabel 1.1. Data Persaingan Oleh-oleh Pakaian di Bandar Lampung
No 1 2 3 4 5
Nama Usaha Singgah Pai Shop Waleu Kaos Lampung Ninda Shop Kawos Lampung Lain-lain
Pangsa Pasar 38% 22% 20% 15% 5%
Sumber: Asosiasi Pengusaha Oleh-Oleh Provinsi Lampung 2015
5
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data pesaing dari toko oleh-olehWaleu Kaos Lampung adalah Singgah Pai Shop dimana sebagai pemimpin pasar lalu Ninda Shop, Kawoz Lampung dan lain sebagainya. Meski tergolong baru, Waleu Kaos Lampung dapat bersaing dengan toko oleh-oleh lainnya dengan yang sudah lama berdiri dengan ide yang selalu baru dan segar. Semakin gencarnya pemasaran dari pesaing mengenai keunggulan dan produk-produk yang inovatif, Waleu Kaos Lampung meluncurkan produk oleh-oleh yang lebih variatif dan mudah dilihat oleh konsumen secara langsung.
Berikut adalah produk yang ditawarkan oleh Gerai Waleu Kaos Lampung: Tabel 1.2 Produk yang Ditawarkan Waleu Kaos Lampung
No.
Produk
Harga
1
Kaos/Polo Shirt Dewasa
Rp. 89.000
2
Kaos Sanak Lunik (Anak Kecil)
Rp. 58.000
3
Topi
Rp. 58.000
4
Tote Bag
Rp. 108.000
5
Jaket
Rp. 258.000
6.
Sandal
Rp. 58.000 Sumber: Gerai Waleu Kaos Lampung, 2015
Waleu Kaos Lampung mencoba mencari strategi agar mampu bersaing dengan para pesaingnya dan menguasai pangsa pasar industri oleh-oleh khususnya dalam bentuk pakaian. Waleu Kaos Lampung merupakan salah satu perusahaan yang masih terhitung baru dalam sektor industri oleh-oleh. Usaha ini berupaya untuk bersaing dengan para kompetitor sejenis yang tentu saja sudah memiliki pangsa pasar sendiri.
6
Dalam usahanya melakukan promosi, Waleu Kaos Lampung meggunakan caranya dalam bentuk periklanan, promosi penjualan, dan publisitas atau hubungan masyarakat. Tiga cara promosi tersebut dilakukan secara teratur maupun berkala sesuai dengan kebutuhan dalam upaya mencapai target penjualan dan agar dapat selalu diingat oleh konsumen maupun membangun minat kepada pembeli baru. Terbukti dari waktu kewaktu dengan strategi promosi yang efektif Waleu Kaos Lampung dapat terus tumbuh dan berkembang menggapai realisasi dari terget yang direncanakan.
Di bawah ini disajikan data mengenai jumlah transaksi pembelian selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tabel 1.3 Jumlah Target dan Realisasi Tahun 2011-2015
Tahun
Target Penjualan
Realisasi
Persentase
2011
2000 pcs
1953 pcs
97,65 %
2012
2100 pcs
1865 pcs
88,80 %
2013
2200 pcs
2266 pcs
103 %
2014
2300 pcs
2178 pcs
94,69 %
2015
2400 pcs
2654 pcs
110,58 %
Sumber: Gerai Waleu Kaos Lampung, 2015
Karena hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian terhadap waleu kaos lampung yang tergolong masih baru namun perkembangannya mulai menanjak melewati para pesaingnya. Hal tersebut tidak lepas dari promosi usaha waleu itu sendiri. Dengan semakin maraknya penggunaan sosial media, pemilik waleu sendiri mengambil langkah tersebut menjadi sebuah keuntungan tersendiri terkait
7
promosi produknya. Promosi, periklanan serta hubungan terhadap konsumen menjadi fokus penelitian ini. Periklanan Waleu Kaos Lampung dilakukan dengan menggunakan media cetak (surat kabar, majalah), media elektronik (radio), media online (website dan sosial media). Selain itu, Waleu Kaos Lampung juga menggunakan media luar ruang seperti papan reklame yang ditempatkan di lokasi-lokasi yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Sesekali produk Waleu Kaos Lampung pernah melibatkan sosok seorang artis sebagai endorser product yang menjadi strategi untuk meningkatkan minat beli konsumen.
Iklan media cetak ditayangkan dengan menampilkan gambar dengan ukuran tertentu disalah satu halaman yang ada didalam surat kabar atau majalah. Iklan di radio ditampilkan dalam bentuk pesan suara disaat jeda waktu siaran musik disalah satu stasiun radio lokal di Lampung. Iklan di media online Waleu Kaos Lampung memiliki akun facebook dan instagram yang selalu up to date untuk melakukan promosi. Iklan di luar ruang ditampilkan melalui pesan gambar yang lebih besar, ditempatkan di lokasi-lokasi tempat pemasangan reklame atau billboard.
Waleu Kaos Lampung selalu memberikan promosi penjualan melalui potongan harga dan bonus-bonus menarik untuk memikat dan menarik minat pelanggan. Potongan harga biasa diberikan ketika momentum hari raya dan akhir tahun. Dalam rangka untuk memasarkan produknya Waleu Kaos Lampung juga sering terlibat dalam kegiatan mahasiswa dan dalam kegiatan tersebut Waleu Kaos
8
Lampung menjadi sponsor serbagai bentuk usaha untuk menjalin serta menjaga hubungan antara produsen dan konsumen.
Sasaran akhir dari berbagai kebijakan promosi meliputi periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dilakukan adalah menumbuhkan minat beli konsumen terhadap produk Waleu Kaos Lampung. Untuk mencapai hal tersebut maka pemahaman yang jelas dan menyeluruh tentang berbagai hal yang menyangkut konsumen sangatlah diperlukan. Hal ini penting agar kegiatan periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang menjadi sasarannmya.
Target pasar yang dituju Waleu Kaos Lampung adalah kelompok anak muda atau golongan tua yang berjiwa muda dan berusia 17-35 tahun. Salah satu kelompok masyarakat yang masuk dalam target Waleu Kaos Lampung adalah anak muda yang berusia 17-35 tahun yang berdomisili di Kota Bandar Lampung. Salah satu alasan utamanya adalah belum adanya penelitian yang mengangkat hal yang sama yaitu tentang implikasi periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen (studi kasus pada konsumen Waleu Kaos Lampung), yang ada hanya tentang Pengaruh Dimensi Manfaat Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Oleh-Oleh Khas Lampung Pada Waleu Kaos Lampung (Fahreza, 2015) dan Pengaruh Promotion Mix Rokok Clas Mild Terhadap Minat Beli Konsumen (Suhardi, 2010).
Perbedaan penelitian ini dengan dua peneletian di atas adalah terletak pada penggunaan variabel-variabel penelitiannya. Misalnya penelitian Andrean Fahreza
9
(2015), yang menitikberatkan manfaat citra merek terhadap minat beli. Sedangkan perbedaan dengan penelitian Suhardi (2010) pada variabelnya, yang menekankan pada penggunaan promotion mix rokok Clas Mild. Sementara penelitian ini hanya menitikberatkan pada implikasi cabang dari promotion mix yaitu periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen produk Waleu Kaos Lampung. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penelitian ini mengambil judul “IMPLIKASI PERIKLANAN, PROMOSI PENJUALAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN” (Studi Kasus pada konsumen Waleu Kaos Lampung)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka permasalahan utama yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh periklanan terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung ? 2. Bagaimana pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung ? 3. Bagaimana pengaruh hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung ? 4. Bagaimana pengaruh periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung ?
10
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh periklanan terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung. 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen Waleu Kaos Lampung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi UMKM Waleu Kaos Lampung dalam melakukan kebijakan
periklanan,
promosi
penjualan,
dan hubungan
masyarakat yang sesuai dengan minat beli konsumen. 2. Sebagai sumbangan penelitian khususnya pada jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang mungkin dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. 3. Sebagai sumbangan penelitian dalam bidang keilmuan pemasaran khususnya dalam perilaku konsumen yang dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pemasaran
Dalam suatu perusahaan yang ingin maju, maka pemasaran merupakan ujung tombak dari berbagai kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengelolaan bidang pemasaran ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan. Agar suatu perusahaan dapat mengembangkan kegiatan usahanya dan tidak tenggelam karena ketatnya tingkat persaingan, maka perusahaan tersebut harus dapat mengkombinasikan fungsifungsi penting yang dapat menciptakan nilai ekonomi seoptimal mungkin. Salah satu fungsi tersebut adalah pemasaran, pendekatan pemasaran lebih menitikberatkan pada pelanggan/pembeli. Jika pihak perusahaan menaruh perhatian yang lebih besar dan selalu mengikuti adanya perkembangan, perubahan dan keinginan baru, maka tidaklah sulit bagi suatu perusahaan tersebut untuk dapat mengetahui adanya peluang-peluang pasar, salah satu cara untuk memahami pemasaran adalah bahwa pemasaran merupakan suatu disiplin ilmu yang dipergunakan suatu perusahaan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan organisasi menjadi peluang yang menguntungkan bagi perusahaan.
12
Menurut
Kotler
(2000:8)
definisi
pemasaran
adalah
sebuah
proses
kemasyarakatan dimana perseorangan dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan
dan
inginkan
melalui
penciptaan,
menawarkan,
dan
mempertukarkan suatu produk yang mempunyai nilai tertentu kepada yang lain Mowen dan Minor (2001:4) mengemukakan bahwa, pemasaranadalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun yang potensial.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa tujuan dari kegiatan pemasaran adalah
memuaskan
kebutuhan/keinginan
konsumen.
Sebagaimana
telah
disinggung diatas bila suatu perusahaan telah mengetahui adanya peluang pasar maka perusahaan tersebut harus menyediakan produknya dengan apa yang menjadi kebutuhan/keinginan konsumen.
Tujuan pemasaran adalah memberi kemungkinan kemudahan dan mendorong adanya pertukaran. Pemasaran dilakukan oleh penjual dan pembeli. Tujuan pertukaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi kegiatan pemasaran bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan baik yang menyangkut barang barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan.
Untuk
mencapai
pasar
yang
menjadi
sasaran
atau
segmen
berarti
mengkombinasikan dan memadukan sumber-sumber yang dapat dikuasai dan dikendalikan oleh manajemen suatu organisasi pemasaran (intern) dengan sumber-sumber yang ada di luar suatu organisasi pemasaran tetapi masih
13
merupakan bagian dari sistem organisasi pemasaran itu sendiri (ekstern) kemudian menyesuaikan kedua sumber tadi dengan unsur lingkungan (unsurunsur lingkungan yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh manajemen suatu organisasi pemasaran namun dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan) untuk merumuskan suatu kegiatan pemasaran.
Kegiatan-kegiatan tersebut berwujud variabel-variabel yang dikendalikan, dapat dipilih dan kemudian dipadukan untuk meliput suatu pasar yang menjadi sasaran. Perpaduan variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh suatu organisasi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen disebut Bauran Pemasaran. Menurut Kotler (2000:98), bauran pemasaran adalah campuran dari variabelvariabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Variabel-variabel yang dimaksud dalam definisi tersebut termasuk keputusan-keputusan dalam empat variabel yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Keempat variabel tersebut saling berhubungan dan perlu dikombinasikan serta dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya dengan baik. Secara rinci variabel-variabel dari bauran pemasaran tersebut adalah produk, harga, saluran distribusi dan promosi.
14
B. Konsep Promosi
Promosi merupakan salah satu unsur unsur pemasaran yang memiliki peranan penting dalam memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen. Menurut Kotler (2001:93), promosi merupakan aktivitas yang mengonsumsi kegunaan produk dan menyakinkan konsumen untuk membelinya. Sedangkan menurut Stanton (2002:450), promosi adalah bagian dari bauran pemasaran suatu organisasi
yang
digunakan
untuk
menginformasikan,
meyakinkan,
dan
mengingatkan pasar dari sebuah produk atau organisasi yang menjualnya dengan harapan untuk mempengaruhi perasaan, kepercayaan, atau tingkah laku konsumen.
Berdasarkan pengertian diatas menerangkan bahwa konsumen baru akan membeli produk yang ditawarkan memiliki keunggulan maupun kegunaan yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara langsung atau melewati media komunikasi massa. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan pada tujuan promosi sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Secara garis besar tujuan yang dikehendaki dapat dibagi 2, yaitu :
1. Tujuan jangka pendek Misalnya:
berusaha
untuk
meningkatkan
memperkenalkan produk kepada masyarakat.
volume
penjualan
serta
15
2. Tujuan jangka panjang Misalnya: diharapkan dapat menciptakan nama baik perusahaan serta memberikan pelayanan kepada konsumen dan menciptakan reputasi tinggi disuatu perusahaan. Menurut Swasta dan Irawan (2000:321), tujuan promosi adalah sebagai berikut : 1. Modifikasi tingkah laku Orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain mencari
kesenangan,
mencari
bantuan,
memberikan
informasi,
mengemukakan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain berusaha merubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku yang ada. 2. Memberitahukan Kegiatan promosi dapat ditunjukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Biasanya pada tahap awal siklus kehidupan produk, karena orang tidak akan memiliki barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa kegunaannya.
3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk diarahkan untuk mendorong pembelian. Promosi ini akan menjadi jaminan bila produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk. 4. Mengingatkan Tujuan untuk mempertahankan merek produk di masyarakat, berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
16
Promosi yang bertujuan mengingatkan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan siklus produk.
Jadi pada dasarnya promosi adalah salah satu kegiatan untuk memberitahukan, membujuk, dan berkomunikasi dengan calon konsumen, dimana dalam fungsi komunikasi ada delapan hal yang perlu diperhatikan : 1. Sender, adalah orang yang menyampaikan pesan. 2. Encoding, adalah proses untuk menyatakan pikiran dalam bentuk kode. 3. Message,
adalah
serangkaian
dari
hal-hal
yang
mempunyai
arti
untukdisampaikan. 4. Media, adalah saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan daripengirim kepada penerima. 4. Decoding,
adalah
proses
yang
diterapkan
untuk
mengerti
maksud
darilambang-lambang yang dikirimkan oleh pihak pengirim. 5. Receiver, adalah orang yang menerima pesan. 6. Respond, adalah reaksi yang diberikan oleh si penerima setelah menerima suatupesan. 7. Feedback adalah tanggapan si penerima yang disampaikan kembali kepadapihak pengirim pesan.
17
C. Konsep Bauran Promosi (Promotion Mix)
Bauran promosi merupakan serangkaian kegiatan promosi yang dilakukan secara terpadu melalui kegiatan periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan publisitas untuk mensukseskan kegiatan pemasaran produk perusahaan. Menurut Mc Carthy (2003:296) bauran promosi adalah penggunaan media melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan publisitas (hubungan masyarakat) agar perusahaan dapat mengembangkan program pemasarannya. Bentuk-bentuk kegiatan promosi akan diuraikan lebih lanjut. 1.
Periklanan (Advertising)
Menurut Nickels (dalam Swastha dan Hani, 1997:245), periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non
laba serta individu-individu.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan periklanan merupakan kegiatan yang penting karena melalui periklanan, perusahaan dapat menawarkan produknya dengan memberikan informasi yang terbaik untuk mempengaruhinya, paling tidak dapat memberikan kesan terhadap produk yang diiklannya. Periklanan dapat diartikan sebagai cara untuk mempromosikan barang, jasa, gagasan atau ide yang dibiayai oleh sponsor. Bentuk periklanan secara garis besar dapat dilakukan melalui: 1. Media tertulis atau visual, seperti surat kabar, majalah, buletin, pamflet, dan logo 2. Media tidak tertulis atau audio seperti radio, film dan kaset rekaman.
18
3. Media lain, berupa peragaan seperti demonstrasi, pameran dan ruang pamer (show room) Menurut Swasha dan Hani (1997:245), tujuan periklanansecara khusus adalah: 1. Mempertahankan pelanggan yang setia dengan membujuk para pelanggan agar tetap membeli. 2. Menarik kembali para pelanggan yang hilang atau lari dengan menarik atau mengarahkan arus pelanggan secara perlahan-lahan ke arah produk yang dihasilkan perusahaan dari merek produk pesaing. 3. Menarik pelanggan baru, dengan menarik arus pembeli ke arah produk yang diiklankan perusahaan dan menggantikan tempat para pelanggan yang pindah ke merek produk pesaing serta memperluas pasar secara keseluruhan.
Untuk suksesnya periklanan, diperlukan perencanaan yang baik dan teliti serta harus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang didapat dari kegiatan periklanan adalah: a. Penghematan biaya Suatu periklanan yang berhasil harus dilaksanakan terus menerus sehingga diperlukan biaya yang besar dan harus direncanakan sesuai dengan luas pasar. Periklanan dapat sekaligus dilakukan dengan mendatangi calon konsumen. b. Mencapai sasaran yang dimaksud Media yang harus dipakai untuk melaksanakan periklanan harus disesuaikan dengan masyarakat yang dituju. Apabila masyarakat yang berpendapatan
19
rendah maka cukup dengan memakai media yang mudah dilihat dengan gambar di jalan dan lain-lain. c. Mengingatkan calon pembeli Suatu gambar-gambar yang dipajang akan selalu mengingatkan calon pembeli karena tulisan atau gambar yang dapat dilihat setiap saat. d. Menghindari hubungan pribadi Kontak langsung dengan calon pembeli secara pribadi tidak diinginkan untuk menghindari subyektifitas e. Membentuk motif produk Periklanan ini membuat orang diberi alasan atau diarahkan untuk membeli barang tertentu atau kepada toko tertentu.
2.
Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Menurut Nickels (dalam Swastha dan Hani, 1997:279), promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publikasi yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
Secara luas fungsi promosi penjualan adalah menghubungkan antara periklanan, penjualan perorangan dan alat promosi lainya. Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi untuk menggugah atau menstimulasikan pembelian sehingga merupakan usaha penjualan khusus. Adapun bentuk promosi penjualan meliputi kupon gratis, premi, potongan harga pembelian, hadiah, peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi, dan perlombaan.
20
Kegiatan promosi penjualan dapat dikelompokam ke dalam tiga golongan berdasarkan obyek yang dituju, yaitu: 1. Promosi konsumen (consumer promotion) Promosi konsumen yaitu promosi penjualan yang ditujukan untuk konsumen akhir. Misalnya dengan pemberian kupon berhadiah, pemberian sampel produk, jaminan uang kembali bila produk mengecewakan setelah dipakai, atau dipertunjukkan dengan memperlihatkan kegunaan dan keunggulan produk tersebut. 2. Promosi perdagangan (trade promotion) Promosi perdagangan yaitu promosi penjualan yang ditujukan kepada pedagang perantara atau badan-badan. Misalnya pembelian barang dengan hadiah, potongan harga atau pembelian pada waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu. 3. Promosi tenaga penjual (sales force promotion) Promosi tenaga penjual yaitu promosi penjualan yang ditujukan kepada pramuniaga dari perusahaan. Misalnya pemberian bonus sebagai tambahan gaji karena prestasi yang dibuat diatas standar yang telah ditetapkan olehperusahaan dan recognizition programme yaitu pemberian penghargaan kepada pegawai sehingga ia dikenal di lingkungan perusahaan.Promosi penjualan pada kenyataannya paling sering digunakan untuk tujuan menarik pembeli agar dapat menembus atau memasuki pasar yang baru sehingga memperoleh pelanggan baru.
21
3.
Hubungan Masyarakat ( Public Relation)
Menurut Kotler (2001:605) mengatakan bahwa publisitas dan hubungan masyarakat adalah kelompok apapun yang memiliki kepentingan aktual atau potensial/pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya yang melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra perusahaan atau produknya.
Publisitas merupakan rangsangan terhadap permintaan akan suatu produk yang berupa barang dan jasa dengan cara memuat berita yang mempunyai arti komersil dalam suatu media seperti radio, televisi, dan pertunjukan yang tidak dibayar oleh sponsor. Publisitas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Tingkat kebenaran dan kepercayaan tinggi (high credibility) Pemberitaan publisitas yang diberikan kepada masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang benar dan lebih dipercaya sebab pemberitaannya tidak bersifat memihak. 2. Tidak disadari adanya maksud promosi yang sebenarnya (off guard) Melalui publisitas dapat dicapai calon pembeli yang potensial pada umumnya menyangsikan bujukan atau rayuan dari iklan-iklan maupun pramuniaga. Hal ini karena pesan yang disampaikan kepada konsumen melalui publisitas adalah dalam bentuk berita dan bukan sebagai komunikasi untuk maksud penjualan. 3. Pendramaan (dramazation) Publisitas mempunyai kemampuan untuk menggambarkan produk atau jasa perusahaan dalam bentuk berita yang jelas.
22
Dibanding alat promosi yang lain, publisitas mempunyai beberapa keuntungan: 1. Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca sebuah iklan 2. Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang mencolok. 3. Lebih dapat dipercaya. Apabila ada surat kabar atau majalah mempublikasikan sebuah berita, pembaca menganggap cerita tersebut merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan. 4. Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
D. Konsep Minat Beli
1.
Pengertian Minat Beli
Minat merupakan kecenderungan psikologis seseorang yang diiringi oleh sikap yang ditunjukkan. Dalam hal ini, minat tersebut meliputi keinginan seseorang konsumen terhadap suatu produk. Jadi minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk. Minat juga merupakan kecenderungan yang mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan aktivitas yang dianggap menarik. Pengertian minat menurut Besar Bahasa Indonesia adalah kecenderunagn hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan (KBBI, 1998:656).
23
Pengertian minat menurut Onong (1993:990) adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan si pembuat iklan. Dari pengertian tersebut berarti tahapan minat terjadi pada saat para konsumen bergerak dari tahapan timbulnya kesadaran dan mulai mengetahui informasi keunggulan produk. Para calon pelanggan tersebut mulai meluangkan waktu mereka untuk mulai memikirkan produk tersebut dan mulai survey harga. Pada tahapan timbulnya minat ini, para calon pembeli mulai mengumpulkan informasi.
Beli adalah memperoleh sesuatu dengan pengorbanan yang berat (KBBI, 1998:111). Dalam hal ini, beli yang dimaksud adalah pengorbanan yang dikeluarkan berupa uang untuk mendapatkan suatu produk tertentu. Dengan demikian minat beli adalah kecenderungan hati konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk tertentu.
2.
Tahap-Tahap Pembentukan Minat Beli
Menurut Onong (1993:995), pmbentukan minat beli melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. Timbulnya minat, terdapat 3 unsur yaitu adanya sesuatu yang diminati, adanya penonjolan kontras antara suatu yang diminati dengan lingkungan, kemudian adanya harapan yang menyenangkan atau bermanfaat atas sesuatu yang tidak menyenangkan atau mengganggu.
24
2. Timbulnya perhatian yang berarti bahwa dalam benak atau tingkah lakunya mencari keterangan tentang pesan yang diterima itu karena menurutnya menarik. 3. Selanjutnya pada komunikan akan timbul suatu keinginan, ia berkeinginan pesan itu bermanfaat baginya dan memilikinya. 4. Keinginan kemudian disusul dengan pertimbangan mengenai manfaat tidaknya bilamana ia menerima pesan tersebut dan melaksanakannya. 5. Adanya penerimaan pesan dan manfaatnya dalam menimbulkan suatu hasil atau produk.
E. Penelitian Terdahulu
Berikut ini diuraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Penelitian Suhardi (2010) tentang pengaruh Promotion Mix Rokok Class Mild terhadap minat beli konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). 2. Penelitian Fahreza (2015) tentang pengaruh dimensi manfaat citra merek terhadap minat beli produk oleh-oleh khas Lampung pada Waleu Kaos Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif.
25
Perbedaan penelitian ini dengan dua peneletian di atas adalah terletak pada penggunaan variabel-variabel penelitiannya. Misalnya penelitian Andrean Fahreza (2015), yang menitikberatkan manfaat citra merek terhadap minat beli. Sedangkan perbedaan dengan penelitian Suhardi (2010) pada variabel dan objek penelitiannya, yang menekankan pada penggunaan promotion mix rokok Clas Mild. Sementara penelitian ini hanya menitikberatkan pada implikasi cabang dari promotion mix yaitu periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat terhadap minat beli konsumen produk Waleu Kaos Lampung. Kesamaannya adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif verifikatif.
F. Kerangka Pikir
Waleu Kaos Lampung dalam menjalankan aktivitas usahanya melakukan salah satu upaya yaitu dengan meningkatkan jumlah konsumen dan jumlah pelanggan maka perlu memperhatikan mengenai strategi promosinya, dimana dengan penggunaan
periklanan,
promosi
penjualan
dan
hubungan
masyarakat
dimaksudkan untuk dapat meningkatkan minat beli konsumen.
Ketiga variabel promosi tersebut memiliki indikator-indikator yang perlu diperhatikan dan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan kegiatannya.(1) Variabel periklanan, indikator yang dilihat adalah penayangan iklan di radio, surat kabar, dan Billboard. (2) Variabel promosi penjualan, indikator yang dilihat adalah bonus yang menarik, paket harga murah, dan kupon undian. (3) Variabel
26
hubungan masyarakat dan publisitas, indikator yang dilihat adalah pemberitaan produk yang aktual, penyelenggaraan acara khusus (special event), dan keterlibatan sebagai sponsor.
Sasaran akhir dari berbagai kegiatan promosi tersebut adalah menimbulkan minat beli konsumen terhadap produk Waleu Kaos Lampung. Untuk itu maka perusahaan perlu mengetahui lebih dalam tentang berbagai hal tentang minat beli seorang konsumen. Minat beli seorang konsumen umumnya ditunjukkan dari ada tidaknya kebutuhan dan keinginan untuk mengkonsumsi suatu produk. Semakin tinggi dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan terhadap suatu produk maka akan semakin besar minatnya untuk membeli produk tersebut. Begitupula sebaliknya, dengan demikian kesuksesan kegiatan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan akan ditentukan oleh seberapa besar kemampuannya menyelaraskan informasi yang disampaikan sejalan dengan minat beli konsumen, khususnya dengan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Berdasarkan beberapa uraian diatas maka penelitian bagan kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
27
Periklanan (X1)
1. Iklan radio 2. Iklan Surat kabar 3. Iklan di Billboard Minat Beli Konsumen Promosi Penjualan
(Y)
(X2) 1. Perhatian terhadap produk 2. Mengetahui perbedaan produk 3. Menyukai keunggulan produk 4. Meyakini kualitas produk 5. Keinginan mencoba membeli
1. Bonus menarik 2. Paket harga murah 3. Kupon hadiah
Hubungan Masyarakat (X3)
1. Pemberitaan produk yang aktual 2. Penyelenggaraan special event 3. Keterlibatan sebagai sponsor
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Tujuan perumusan hipotesis adalah sebagai langkah untuk menfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk dikumpulkan, menunjukkan bentuk desain penelitian, termasuk teknik analisis yang akan digunakan,
28
menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka penyimpulan, merangsang penelitian lebih lanjut. Hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Ha1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara periklanan pada Waleu Kaos Lampung terhadap minat beli konsumen. 2. Ha2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi penjualan pada Waleu Kaos Lampung terhadap minat beli. 3. Ha3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan hubungan masyarakat pada Waleu Kaos Lampung terhadap minat beli konsumen. 4. Ha4 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat pada Waleu Kaos Lampung terhadap minat beli konsumen.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono, (1999: 10) Penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (1999: 11) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel independen yaitu periklanan (X1), promosi penjualan (X2), dan publisitas atau hubungan masyarakat (X3) dan variabel dependen minat beli konsumen (Y).
30
B. Sumber Data
Data yang diperoleh secara langsung dari responden, khususnya data yang diperoleh berdasarkan pada jawaban responden terhadap kuesioner. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari: Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2010:135) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis responden untuk dijawabnya. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert. Skala pengukuran yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu skala likert.
Menurut Kinnear dalam Hussein (2003:98), skala likert berhubungan terhadap sesuatu. Alternatif pertanyaannya, misalnya dari setuju sampai tidak setuju, senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik sampai tidak baik. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala interval berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu, bisa 5, 7 dan seterusnya (hendaknya ganjil, agar dapat menampung kategori yang netral) atau memasukkan kategori ”tidak tahu”. Peneliti menggunakan skala likert karena skala ini menjabarkan nilai-nilai dari positif ke negatif, sebagai contoh peneliti menggunakan lima tingkatan skor yaitu:
31
3. Skor 5 menunjukkan bahwa konsumen sangat setuju terhadap pernyataan yang ada pada lembar kuesioner yang diberikan, 4. Skor 4 menunjukkan konsumen setuju dengan pernyataan tersebut. 5. Skor 3 menunjukkan konsumen lebih memilih jawaban netral atau ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, 6. Skor 2 menunjukkan konsumen menjawab tidak setuju, dan 7. skor 1 menunjukkan konsumen sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan.
Berdasarkan penskalaan nilai di atas maka dapat dlihat terdapat tiga kategori jawaban diantaranya kategori jawaban positif, kategori jawaaban netral dan kategori jawaban negatif. Selain itu konsumen diberi kesempatan untuk memilih jawaban spesifiknya diantara jawaban positif dan negatif, misalnya untuk jawaban positif yaitu sangat setuju dan setuju.
Proses pengumpulan data diawali dengan mendatangi langsung responden yang pernah mengetahui tentang produk waleu lampung. Setiap responden akan diberikan pertanyaan lisan tentang apakah dirinya mengetahui produk Waleu atau tidak. Kuisioner akan diberikan kepada responden yang memberikan jawaban lisan bahwa dirinya mengetahui produk Waleu.
32
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian yang ini adalah para calon konsumen yang mengetahui produk Waleu. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan minat konsumen membeli produk Waleu.
E. Definisi Konseptual Variabel
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan mengeneralisasikan hal khusus (Kerlinger, 2001: 12). Tujuan konsep adalah untuk menyederhanakan pemikiran dengan jalan menggambungkan sejumlah peristiwa di bawah suatu judul umum. Definisi konseptual menggambarkan batasan-batasan masalah terhadap variabel yang dijadikan pedoman penelitian sehingga arah dan tujuan penelitian tidak menyimpang. Definisi konseptual variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 5. Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu (Nickels dalam Swasha dan Hani, 1997:245). 6. Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publikasi yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Nickels dalam Basu Swasha dan Hani, 1997:279).
33
7. Hubungan masyarakat adalah kelompok apapun yang memiliki kepentingan aktual atau potensial/pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya yang melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra perusahaan atau produknya (Kotler, 2000:605). 8. Pengertian minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan si pembuat iklan (Onong, 1993:990).
F. Definisi Operasional Variabel
Menurut Umar (2002:233), definisi operasional adalah penentuan suatu construct sehingga menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain melakukan repliklasi (pengulanagan) pengukuran dengan cara yang sama atau mencoba untuk mengembangkan pengukuran construct yang lebih baik. Construct adalah hal-hal yang sulit diukur. Seperti pengukuran terhadap manusia yang sifatnya subyektif seperti mengenai perasaan, sikap, perilaku, kepuasan, dan persepsi. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
34
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional No.
Indikator
Skala
Variabel 1. Periklanan (x1) adalah kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk penyampaian pesan melalui media cetak, elektronik, maupun luar ruang yang dilakukan oleh waleu lampung 2
3
Tayangan Iklan televisi. Tayangan Iklan Radio Interval Tayangan Iklan surat kabar Tayangan Iklan Billboard
Promosi penjualan (X2) adalah Bonus yang menarik kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk peragaan, pameran, Paket harga murah demonstrasi waleu kaos lampung Kupon undian Hubungan Masyarakat (X3) Pemberitaan produk yang adalah kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk aktual penyampaian berita kepada Penyelenggaraan special konsumen waleu kaos lampung event
Interval
Interval
Keterlibatan dalam sponsor 4
Minat beli konsumen (Y)
Sering memperhatikan
adalah kecenderungan hati
produk
konsumen untuk melakukan
Mengetahui perbedaan
pembelian terhadap suatu
produk
produk tertentu.
Menyukai keunggulan produk Meyakini kualitas produk Keinginan mencoba membeli produk Sumber: data Diolah, 2016
Interval
35
G. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Menurut Sugiyono (1999: 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandar Lampung yang mengetahui produk Waleu Kaos Lampung. 2.
Sampel
Adapun sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasinya itu sendiri (Mamang & Sopiah, 2010:33). Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Roscoe dalam Sugiyono, (2009:119) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini: 1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. 2) Bila sampel dibagi dalam kategori (misal: pria-wanita, pegawai negeri – swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. 3) Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
36
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (Independent + Dependent), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50 4) Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan poin ketiga dari saran tersebut, sebagai acuan
penentuan sampel. Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini 25 x 4 variabel = 100 sampel pengunjung Toko Waleu Lampung.
H. Teknik Pengambilan Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling (sampel tanpa sengaja). Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja (Nasution, 2003:72).
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi kriteria sampel yang menjadi dasar pertimbangan dalam penelitian ini adalah:
37
1. Warga Kota Bandar Lampung 2. Berusia 17-30 tahun . 3. Mengetahui tentang produk Waleu Kaos Lampung
I.
Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas kuisioner dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan (pra riset). Hal ini bertujuan agar kuisioner benar-benar layak diberikan kepada responden utama yang menjadi sampel penelitian ini. Uji coba kuisioner diberikan kepada 30 orang responden di luar responden utama, namun memiliki kriteria yang sama dengan sampel utama. Hasil jawaban uji coba kuisioner tersebut dihitung dengan uji validitas dan uji reliabilitas. 1.
Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat kevalidan atau kesahihan dari suatu instrumen (Arikunto, 1989: 160). Untuk mengetahui tingkat validitas kuisioner digunakan rumus korelasi product moment dengan formula sebagai berikut :
n XY
( X )( Y )
2
2
r X Y {n X Keterangan:
( X )}(n Y
2
2 ( Y )}
38
rXY=
Koefisien korelasi X dengan Y
5.
= Nilai skor per butir pertanyaan
6.
= Total nilai skor seluruh pertanyaan
n
= besar sampel
Validitas berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Penelitian ini dilakukan pre test sebanyak 30 responden dengan nilai r tabel (n-2) sebesar 0.3610. Suatu instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel (rhitung > rtabel).
Tabel 3.2 Tabel Uji Validitas
Instrumen Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
rhitung 0.935 0.897 0.854 0.795 0.691 0.708 0.776 0.820 0.575 0.718
rtabel
Keterangan
0.3610
Valid
39
Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
0.674 0.568 0.735 0.796 0.691 Sumber: Data Diolah, 2017
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan alat ukur (kuesioner). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicocokan berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan formula sebagai berikut: k
1
b
2
r
x 2
11
k 1
t
Keterangan :
r11
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal 2
b t
2
= Jumlah varians butir pertanyaan = Varians Total
Pengertian reliabilitas sebenarnya adalah untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:35). Pengukuran keandalan butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuisioner pada reponden, kemudian hasil
40
skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan program komputer SPSS, dengan fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai Alpha Cronbach
Periklanan
0.893
Promosi Penjualan
0.648
Publisitas
0.602
Minat Beli
0.733
Keterangan
Reliabel
Sumber: Data Diolah, 2017
J.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + et Keterangan: Y
=
Minat beli konsumen
8.
= konstanta
9.
= koefisien regresi
41
X1
= Periklanan
X2
= promosi penjualan
X3
= hubungan masyarakat
Et
= kesalahan pengganggu
Proses perhitungan rumus regresi linier berganda tersebut menggunakan melalui program SPSS 21.0.
1.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan. a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Gujarati, 2003:102). Untuk mengujinya akan digunakan alat uji normalitas, yaitu dengan melihat Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual adalah: 4. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 5. Jika data menyebar jauh dan garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000:214).
42
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi yaitu dengan melihat grafik scatterplot (Santoso, 2000: 210). Dasar pengambilan keputusannya adalah: 4. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi heteroskedastisitas. 5. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda (Gujarati, 2003:328). Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk melihat apakah ada multikolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah: 1) Mempunyai nilai VIF dibawah angka 10. 2) Mempunyai angka tolerance diatas angka 0.
43
2. Uji Hipotesis a. Uji parsial Uji t merupakan cara untuk menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua populasi sama atau berbeda secara signifikan. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial menggunakan uji t, pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 5% dengan df = (n-k-1) (Jogiyanto, 2007). Dasar pengambilan keputusan: a.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima
b.
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah a.
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
b. Uji Keseluruhan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen, Ghozali (2005). Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α) = 5% derajat bebas pembilang df1 = (k-l) dan derajat bebas penyebut df2 = (n-k), k merupakan banyaknya parameter (koefisien) model regresi linier dan n merupakan jumlah pengamatan. Nilai F dapat dirumuskan sebagai berikut:
-
- -
... 3.3
44
Keterangan: n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel bebas R2
= Koefisien determinasi
Dasar pengambilan keputusan: a.
Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima
b.
Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah: a.
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
b.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
c. Uji Determinasi (R2) Koefisien determinasi (
) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,2005:77).
45
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya Nilai (α)
Interpretasi
Antara 0,800-1,00
Sangat kuat
Antara 0,600-0,799
Kuat
Antara 0,400-0,599
Sedang
Antara 0,200-0,399
Rendah
Antara 0,000-0,199
Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2009)
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Implikasi Periklanan, Promosi Penjualan Dan Hubungan Masyarakat Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus pada konsumen Waleu Kaos Lampung). Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara periklanan terhadap minat beli pada produk Waleu Kaos Lampung. 2. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara promosi penjualan terhadap minat beli pada produk Waleu Kaos Lampung. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara hubungan masyarakat terhadap minat beli pada produk Waleu Kaos Lampung. 4. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Periklanan, Promosi Penjualan dan Hubungan Masyarakat terhadap Minat Beli pada produk Waleu kaos Lampung.
76
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Bagi Toko Waleu Lampung Pada penelitian ini faktor periklanan dan hubungan masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen Waleu. Mengiklankan produk Waleu pada media cetak, elektronik dan media luar ruang serta keterlibatan Waleu dalam suatu event dan turut mensposonsori kegiatan tentunya bisa menjadi strategi yang harus dipertahankan bagi toko Waleu Kaos Lampung demi mempertahankan eksistensi produk Kaos Waleu. 2. Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli, misalnya faktor citra merek dan harga. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan metode lain dalam meneliti minat beli, misalnya melalui wawancara mendalam terhadap responden, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih bervariasi daripada angket yang jawabannya telah tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 1989. Prosedur Penelitian, PT Ghalia Indonesia, Jakarta Asosiasi Pengusaha Toko Oleh-Oleh Provinsi Lampung. 2015. Buku Tahunan Hasil Produksi. Beckwith, Sandra. (2003). Complete Publicity Plants:How to Create Publicity That willSpark Media Exposure and Excitement. Avon,MA:Adams Media Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Engel, F, James, Blackwell, D, Roger, Minard, B. Paul, 1995. Perilaku Konsumen Jilid 1 dan 2, (F. X. Budiyanto, Trans, Jakarta: Binarupa Aksara). Fahreza, Andrean. 2015. Pengaruh Dimensi Manfaat Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Oleh-Oleh Khas Lampung Pada Waleu Kaos Lampung. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Universitas Lampung. Bandar Lampung. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan SPSS. BP UNDIP. Semarang. Gujarati, 2003. Ekonomimetrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta: BPFE. Kardes, F. R. 2001. Consumer Behavior and Management Decision Making, Massachussetts: Addision-Wesley Education Publishers, Inc., KBBI, 1998: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Kotler, Philip. 2000. Pemasaran. Alih Bahasa Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Penerbit P.T Prenhallindo. Jakarta Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran. PT. Indeks. Jakarta. Kotler, Philip.2007. Manajemen Pemasaran. Edisi ke 12, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
78
Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu Mamang, Sangadji Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. CV Andi. Yogyakarta Mc Carthy, E Jerome dan Wiliam D. Pereault. Jr. 2003. Dasar-dasar Pemasaran, Edisis Bahasa Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mowen dan Minor. 2001. Perilaku Konsumen,Penerbit Erlangga. Yogyakarta. Mowen, Jhon C. dan Michael Minor. 2001. Pemasaran. Alih Bahasa Handoyo Nasution, 2003. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara Onong, Uchjana E. 1993. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Penerbit RemajaRodaskarya, Bandung Purnomo, Awing Priscilla. (2010). Pengaruh Publisitas pada Image Selebritis di Mata Penggemar (Studi pada Grup Band Keris Patih). Skripsi. Universitas Indonesia Santoso, 2000: 210 Latihan SPSS Statistik Parametrik PT. Gramedia, Jakarta Schiffman, Leon G. and Leslin Lazar Kanuk, 2000. Cunsomer Behavior,USA: Prentice Hall Inc., Staton, William J, 2002, Prinsip Pemasaran, terj. oleh Alexander Sindoro. Jakarta, Penerbit Erlangga. Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suhardi, 2010. Pengaruh Promotion Mix terhadap minat beli konsumen Swasta DH, Basu dan Irawan 2000. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. Swasta DH., dan T. Hani Handoko. 1997. Manajemen Pemasaran, Liberty, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: CV.Andi Offset Umar, Husein 2003. Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua P.T Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
79
Sumber Online: Website BPS. www.bps.go.id www.parekraf.go.id
Website Facebook. https://www.facebook.com/WaleuKaosLampung/ http://kaoswaleu.blogspot.co.id/