IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA HINDU DI SEKOLAH DASAR NEGERI No. 2 NYAMBU KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN Oleh: Ida Bagus Agung Mahadiputra Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Pembimbing I Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M.Si Pembimbing II Dr. Drs. I Wayan Wastawa, M.Si
ABSTRAK Implementasi Tri Hita Karana di lingkungan sekolah dasar merupakan upaya dalam pembelajaran agama Hindu dalam mengembangkan ke tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui Pendidikan Agama siswa Hindu dibimbing agar selalu membina hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama dan dengan lingkungan. Ajaran Tri Hita Karana akan terwujud melalui keseimbangan dalam pelaksanaannya dalam menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungannya. Dari pengamatan awal peneliti terdapat beberapa jenis kasus pelanggaran atau penyimpangan perilaku siswa yang cenderung negatip antara lain perilaku siswa yang kurang hormat kepada guru, melawan atau menentang nasehat guru, siswa yang selalu bercanda saat melaksanakan tri sandya, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kerja bakti dengan lebih banyak mengobrol atau menjauh saat teman – temannya bergotong – royong untuk membersihkan lingkungan sekolah, dan ada beberapa siswa yang terlihat lebih suka membuang sampah sembarangan di ruang kelas atau di halaman sekolah. Guna menelaah fenomena di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1). Bagaimanakah pola penerapan Ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu, 2) Bagaimanakah strategi penerapan ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu, 3) Apakah dampak implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. Tujuan penelitian ini adalah :1) Untuk mengetahui pola penerapan ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. 2) Untuk mengetahui strategi penerapan ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu, 3) Untuk mengetahui dampak implementasi ajaran Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, digunakan analisis berupa teori yang relevan seperti teori Motivasi, dan teori Fungsional
1
Struktural. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yang dipilih berdasarkan kemampuan pemahaman para informan itu tentang Tri Hita Karana. Peneliti bertindak sebagai key instrument dibantu pedoman wawancara, kamera, dan alat tulis. Data yang terkumpul berbentuk data kualitatif, data dianalisis dengan melakukan serangkaian kegiatan , yakni reduksi data, menyajikan data, menafsirkan dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pola penerapan Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa meliputi: Penerapan bidang Parahyangan yang pelaksanaannya meliputi: pelaksanaan yadnya yang dilakukan meliputi pelaksanaan nitya karma dan naimitika karma. Penerapan bidang pawongan dengan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menaati tata tertib sekolah, melaksanakan ajaran susila terutama tri kaya parisudha sebagai wujud nyata pelaksanaan implementasi Tri Hita Karana dalam menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama. Penerapan bidang palemahan, dengan meningkatkan displin dan tanggungjawab dalam menjaga kebersihan alam dilingkungan sekolah di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. Strategi Implementasi Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa meliputi upaya dalam implementasi Tri Hita Karana yaitu upaya dalam bidang parahyangan, dengan menjaga kebersihan padmasana sekolah, dan lingkungan sekolah agar terjaga dan menjadi lingkungan yang asri. Guru agama secara langsung memimpin saat pelaksanaan tri sandya sebagai upaya untuk memberikan teladan kepada siswa dengan didampingi wali kelas. Upaya dalam bidang pawongan melalui bimbingan, memberikan keteladanan , arahan dan nasehat dari Kepala Sekolah dan guru sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi melalui perkataan dan perilaku yang mendukung implementasi pawongan di lingkungan sekolah. Pada palemahan, sikap disiplin dan peduli lingkungan ditumbuhkan dengan memberikan tanggungjawab pada siswa dengan selalu membersihkan sekolah setiap hari, menyediakan tempat sampah didepan kelas masing – masing , memberikan teguran dan peringatan bagi siswa yang membuang sampah sembarangan, membiasakan warga sekolah bersemangat dalam mengadakan kegiatan bersih - bersih. Hambatan dalam implementasinya antara lain: kurangnya disiplin siswa dalam menaati peraturan sekolah, perlunya kerjasama semua warga sekolah dalam meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah. Dampak implementasi Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu yaitu melalui implementasi Tri Hita Karana siswa diharapkan dimasa yang akan datang akan dapat meningkatkan karakter siswa yang nantinya berdampak dalam perubahan perilaku siswa yang selalu menerapkan nilai – nilai ajaran agamanya. Respon positif siswa dalam bidang parahyangan, dengan terjaganya kebersihan tempat suci dengan baik serta pelaksanaan sembahyang yang lebih tertib. Di bidang pawongan, siswa berkata yang sopan kepada orang lain. Dampak terhadap lingkungan (palemahan), yaitu melalui pengelolaan lingkungan hidup kondisi lingkungan Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu menjadi asri, ini menjadikan suasana belajar siswa menjadi sangat nyaman,
2
kesehatan warga sekolah yang meningkat dan kondisi lingkungan yang bersih serta penataan halaman sekolah yang menjadi lebih baik. Kata Kunci: Implementasi, Tri Hita Karana, Karakter. PENDAHULUAN Pulau Bali dikenal dengan istilah pulau seribu pura yang berada di wilayah negara Republik Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Pulau Bali sudah terkenal dengan daerah pariwisata yang terkenal di seluruh dunia. Banyak toris dari manca Negara maupun dari dalam berkunjung
ke
Bali.
Hal
tersebut
membuat
pembangunan
negeri yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat, karena tuntutan dan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Pembangunan di segala sektor di Bali yang belum dan yang sudah berjalan perlu mendapatkan batasan-batasan dan perhatian secara khusus dari semua pihak yang terkait, untuk menghindari tata ruang yang tidak teratur khususnya dibidang penataan lingkungan. Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1982 tentang lingkungan hidup, yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Sarwono, 1995: 45). Sumber daya alam umumnya terbagi atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui (seperti hutan, pertanian, perikanan, dan lain-lain). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (seperti minyak, batu bara, gas dan lain-lain). Dari sudut pemakaian sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui harus dkelola menurut pola yang mengindahkan kelestarian alam (Salim, 1986 :5) Maka dari itu sebagai pelaku pembangunan, perlu memahami bahwa kegiatan pembangunan ialah mengelola sumber daya alam dan menata lingkungan. Dampak negatif perubahan ini dapat memutuskan rantai-rantai dalam berbagai siklus yang hidup dalam ekosistem, sehingga menganggu keselarasan manusia dengan lingkungan.
3
Menyadari hal tersebut, membangun diri sebagai individu dan mahluk sosial adalah membangun diri untuk memahami bahwa setiap orang bisa hidup di bumi ini karena ada pihak lain yang saling berkontribusi sehingga hidup ini dapat berlangsung. Apalagi mengharapkan hidup bahagia tentunya saling berkontribusi itu harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Bagavadgita III.16 mengajarkan tentang Cakra Yajna. Ajaran Cakra Yajna itu adalah alam beryajna pada manusia, seyogyanya manusia wajid beryajna pada alam. Dengan ajaran Cakra Yajna manusia akan sadar bahwa disamping ada manusia lain selain dirinya, juga ada alam lingkungan dan yang paling utama dan yang Maha Kuasa serta Mahaesa adalah Tuhan. Kesadaran akan adanya Tuhan, sesama manusia dan lingkungan alam itu akan membangun pola kesadaran bahwa mutlak perlunya melakukan hubungan harmonis dengan ketiga unsur tersebut sebagai media untuk membangun kebahagian hidup di bumi ini. Mencapai kehidupan yang bahagia dengan melalukan hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan lingkungan alam inilah yang disebut Tri Hita Karana. Membangun hubungan harmonis pada Tuhan dengan Bhakti, pada sesama manusia dengan dasar punia dan dengan lingkungan alam dengan asih (Wiana, 2007:2) Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pendidikan formal, tempat bagi siswa menuntut ilmu pengetahuan. Pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap siswa serta lingkungan masyarakat sebagai penerima out put dari proses pendidikan . Pendidikan berlangsung dengan baik saat pendidik dan siswanya sama – sama mengusahakan kondisi pembelajaran yang baik dan dapat saling memberi dan menerima dalam proses belajar mengajar, terjadi komunikasi dua arah antara guru dan murid. Salah satu upaya dalam menciptakan siswa berdasarkan tujuan pendidikan nasional dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan diberikannya pendidikan Agama di sekolah yang berperan dalam pembentukan karakter siswa. Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu sebagai salah satu sekolah dasar yang ada di kabupaten Tabanan, dipakai sebagai objek penelitian dalam penulisan ini. Implementasi Tri Hita Karana di lingkungan sekolah dasar merupakan upaya
4
dalam pembelajaran agama Hindu dalam mengembangkan ke tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui Pendidikan Agama siswa Hindu dibimbing agar selalu membina hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama dan dengan lingkungan. Ajaran Tri Hita Karana akan terwujud melalui keseimbangan dalam pelaksanaannya. Dari pengamatan awal peneliti terdapat beberapa jenis kasus pelanggaran atau penyimpangan perilaku siswa yang cenderung negatife antara lain perilaku siswa yang kurang hormat kepada guru, melawan atau menentang nasehat guru, siswa yang selalu bercanda saat melaksanakan tri sandya, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kerja bakti dengan lebih banyak mengobrol atau menjauh saat teman – temannya bergotong – royong untuk membersihkan lingkungan sekolah, dan ada beberapa siswa yang terlihat lebih suka membuang sampah sisa makanan atau minuman di sekitar tempat duduknya dihalaman sekolah. Berdasarkan pemaparan tersebut diatas, telah disadari bahwa untuk mewujudkan hidup bahagia lahir bathin haruslah menjaga keseimbangan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dengan sesamanya, dan hubungan dengan lingkungan. Konsep dasar ini ditanamkan melalui pendidikan lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan agama di sekolah. Siswa Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu khususnya yang beragama Hindu belum melaksanakan ajaran Tri Hita Karana secara penuh, dan masih ada beberapa siswa yang belum sembahyang dengan baik, sikap antara sesama teman maupun guru acuh tak acuh, dan belum seluruhnya siswa peduli pada lingkungan. Untuk itu ajaran Tri Hita Karana pelaksanaanya masih perlu ditingkatkan untuk membentuk karakter siswa Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. Berdasarkan hal tersebut penulis meneliti tentang Implementasi Tri Hita Karana dalam Meningkatkan Karakter Siswa Hindu di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini diharapkan nantinya memberikan kontribusi dalam meningkatkan karakter siswa yang nantinya pada pembentukan siswa yang baik ( suputra) dalam mengantisipasi penyimpangan perilaku di masa yang akan datang.
5
METODE PENELITIAN Secara metodelogis penelitian ini dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu, yang terletak di Banjar Dukuh, Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Ajaran Tri Hita Karana perlu diterapkan untuk membentuk karakter siswa Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data diperoleh dari informan yang telah ditentukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan kemampuan pemahaman para informan itu tentang Tri Hita Karana. Peneliti bertidak sebagai key instrument dalam pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan pedoman wawancara, kamera, tape recorder, dan alat tulis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, studi kepustakaan, dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Motivasi, dan teori Fungsional Struktural. HASIL ANALISIS Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, digunakan analisis berupa teori Motivasi, dan teori Fungsional Struktural. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Motivasi adalah faktor pemicu timbulnya prilaku manusia dimana manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dan pada dasarnya berorientasi pada tujuan, yaitu dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Maslow berpendapat bahwa motivasi yang pertama-tama didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu berkembang secara hirarki yang dimulai dari tingkat yang paling bawah. Kebutuhan akan terus meningkat apabila kebutuhan ditingkat bawah terpenuhi (Moekijat:1999). Teori Motivasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji permasalahan yang pertama dan kedua yaitu Pola Penerapan Implementasi Tri Hita Karana dalam Meningkatkan Karakter Siswa Hindu di Sekolah Dasar No. 2 Nyambu. Terkait dengan penelitian ini pola penerapan sebagai upaya yang
6
dilakukan oleh guru merupakan bentuk motivasi agar siswa dapat memahami dan kemudian menerapkan ajaran Tri Hita Karana. Motivasi dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya manfaat yang diperoleh dari implementasi Tri Hita Karana dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia. Seorang tokoh perspekftif fungsional struktural, Robert K. Merton menyatakan bahwa para penganut perspektif ini seyogyanya memperhatikan aspek-aspek peranan sosial keagamaan, pola-pola institusional keagamaan, proses sosial keagamaan, serta organisasi kelompok keagamaan. Walaupun demikian banyak aspek yang dapat dikaji, tetapi pusat perhatiannya senantiasa pada fungsi dari suatu fakta terhadap fakta lainnya. Menurutnya fungsi adalah akibat-akibat yang diamati yang menuju adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem (Triguna, 1987:30). Menurut teori fungsional struktural, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian bagian yang saling berhubungan dan menyatu dalam keseimbangan. Para penganut perspektif
fungsional menekankan pada
keteraturan serta mengabaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Teori ini menggambarkan masyarakat merupakan sistem sosial yang komplek terdiri atas bagian-bagian yang saling berhubungan, saling ketergantungan dan menyatu dalam kesimbangan. Setiap bagian berpengaruh secara signifikan, perubahan yang terjadi pada satu bagian akan berakibat perubahan pada bagian yang lain, sebab setiap struktur berakibat terhadap orang lain. Teori fungsional memandang agama dalam kaitan dengan aspek pengalaman meliputi sejumlah peristiwa melibatkan kepercayaan dan anggapan kepada suatu yang ada di luar jangkauan manusia. Oleh karena itu, secara sosiologi agama menjadi penting
dalam kehidupan
manusia karena pengetahuan tidak berhasil memberikan sarana adaptasi atau mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan (Swanada, 2005 :12) Menurut teori fungsionalisme struktural, setiap struktur berfungsi terhadap struktur yang lainnya. Teori fungsional struktural dalam penelitian ini akan digunakan untuk mengkaji Strategi Penerapan Tri Hita Karana dalam Meningkatkan Karakter Siswa Hindu dan Dampak Implementasi Tri Hita Karana dalam Meningkatkan Karakter siswa Hindu di Sekolah Dasar No. 2 Nyambu.
7
Strategi dalam penelitian ini menemukan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah, guru Agama Hindu maupun wali kelas menerapkan hirarki kebijakan dalam mmenejemen sekolah dari pucuk pimpinan dalam hal ini kepala sekolah sampai kepada anggota dewan guru, memberikan contoh tingkah laku saling menghormati, berperilaku disiplin serta berbagai upaya lainnya diharapkan memberikan dampak yang positif dan menginduksi karakter siswa. Dalam implementasi Tri Hita karana dalam pelaksanaannya tentunya mengalami banyak kendala atau hambatan antara lain faktor internal ( sumber daya sekolah) maupun faktor ekternal (lingkungan, bimbingan orang tua, komite sekolah, maupun kebijakan Pemerintah ) yang merupakan dampak dari tidak berfungsinya faktor – faktor yang mempengaruhi proses implementasi Tri Hita Karana dengan baik . Visi dan misi sekolah telah mengarah kepada srategi yang baik untuk meningkatkan perilaku ke arah yang lebih baik pada perserta didik akan tetapi apabila strategi tersebut kurang berhasil atau tidak berfungsinya sistem sosial kearah keseimbangan akan menyebabkan ketidaksesuaian antara harapan atau tujuan pendidikan dengan kenyataan, yang pada akhirnya akan berdampak kepada perilaku yang ditunjukkan siswa yang tidak baik atau tidak beretika. Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri No.2 Nyambu, mampu mentaati konsep hirarki menejemen sekolah dengan baik dengan meningkatnya pola prilaku siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan telah sejalan dengan pemahamannya terhadap stimulus yang diberikan oleh menejemen sekolah, maupun motivasi yang diberikan oleh guru-guru. Ini berarti bahwa penguatan ajaran Tri Hita Karana
perlu ditingkatkan, dijadikan sebagai
kompetensi dasar pembelajaran untuk memperoleh nilai positif di masa yang akan datang, yang bermanfaat secara individu maupun lingkungan sosial di masyarakat. Simpulan Berdasarkan data yang terkumpul dan hasil pengolahan data yang disajikan dalam bagian-bagian sebelumnya maka pada akhir penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut .
8
1. Pola penerapan Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter meliputi: Implementasi Parahyangan yang pelaksanaannya meliputi: pelaksanaan yadnya yang dilakukan meliputi pelaksanaan nitya karma ( yajna yang dilaksanakan sehari – hari) dan naimitika karma ( yajna yang dilakukan waktu – waktu tertentu). Implementasi pawongan, terlihat dari tumbuhnya kesadaran dalam diri siswa untuk menaati tata tertib sekolah, melaksanakan ajaran susila terutama tri kaya parisuda sebagai wujud nyata pelaksanaan implementasi Tri Hita Karana dalam menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama. Implementasi palemahan, melalui pelaksanaan yang menekankan displin dan tanggungjawab dalam menjaga kebersihan dilingkungan sekolah di Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu. 2. Strategi Implementasi Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa meliputi upaya dalam implementasi Tri Hita Karana yaitu upaya dalam bidang Parahyangan, adanya pemeliharaan tempat suci Padmasana sekolah, dan lingkungan sekolah yang selalu di upayakan dalam kondisi baik dan kebersihannya terjaga serta penataan lingkungan yang asri. Guru secara langsung memimpin saat pelaksanaan tri sandya sebagai upaya untuk memberikan teladan kepada siswa. Upaya dalam bidang pawongan melalui bimbingan, memberikan keteladanan , arahan dan nasehat terus menerus dari kepala sekolah dan guru–guru sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi
melalui
perkataan
dan
perilaku
yang
mendukung
implementasi pawongan di lingkungan sekolah. Pada palemahan, sikap disiplin dan peduli lingkungan ditumbuhkan
dengan memberikan
tanggungjawab pada siswa dengan selalu membersihkan sekolah setiap hari, menyediakan tempat sampah didepan kelas masing – masing , memberikan teguran dan peringatan bagi siswa yang membuang sampah sembarangan, membiasakan warga sekolah bersemangat dalam mengadakan kegiatan bersih - bersih. Hambatan dalam implementasinya antara lain: kurangnya disiplin siswa dalam menaati peraturan sekolah , perlunya kerjasama semua warga sekolah dalam meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah.
9
3. Dampak implementasi Tri Hita Karana dalam meningkatkan karakter siswa Hindu yaitu melalui implementasi Tri Hita Karana siswa diharapkan dimasa yang akan datang akan terus mengalami peningkatan. Respon positif siswa dalam bidang parahyangan dengan menjaga kebersihan tempat suci serta tertib dalam pelaksanaan sembahyang , terhadap sesama ( pawongan ) siswa berkata sopan, dan terhadap lingkungan ( palemahan) yaitu melalui pengelolaan lingkungan hidup kondisi lingkungan Sekolah Dasar Negeri No. 2 Nyambu menjadi asri, ini menjadikan suasana belajar siswa menjadi nyaman, dan kondisi lingkungan yang bersih serta penataan halaman sekolah yang menjadi lebih baik. SARAN Berdasarkan atas simpulan – simpulan di atas maka dalam kesempatan ini peneliti ingin memberikan beberapa saran mengenai penelitian yang dilakukan, kepada : 1. Bagi sekolah upaya pelaksanaan implementasi ajaran Tri Hita Karana
diharapkan dirancang dan dilaksanakan secara terpadu sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. 2. Bagi guru upaya dalam implementasi Tri Hita Karana perlu ditingkatkan
dalam meningkatkan karakter dimana banyak tindakan yang semakin menyimpang dengan nilai - nilai ajaran agama dan guru dalam hal ini diharapkan menjadi teladan bagi siswa dalam menerapkan ajaran agama. 3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menyelenggarakan implementasi Tri Hita Karana kearah yang lebih baik. 4. Bagi
pemerintah
khususnya
Departemen
Agama
diharapkan
memperhatikan jumlah guru agama Hindu yang masih minim serta tidak meratanya distribusi guru antar sekolah. Kendala lain adalah mutu pendidik, peningkatan profesionalisme guru mutlak dilakukan dengan
10
meningkatkan jumlah dan kualitas pelatihan (workshop) bagi guru agama Hindu yang difasilitasi oleh Departemen Agama.
DAFTAR PUSTAKA
Artawa, M. 2003 . Kesemetaan Tri Hita Karana, Denpasar: Majalah Gumi Bali Sarad (salah Makna Tri Hita Karana). Arwati, Sri M . 2006 . Konsep Tri Hita Karana dalam Agama Hindu. Naskah kerja,Kegiatan Orientasi Sekaa Pesantiaan. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Gamia,I Nyoman, 2011. “ Sistem penyelenggaraan Pendidikan di Pasraman Putra Sesana Bali Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar “ (tesis) Denpasar: Universitas Hindu Indonesia. Gunawan, Heri. 2012. Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Kadjeng, dkk. 2003. Sarasamuccaya. Jakarta : Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama. Marzuki, MM. 2002. Metodologi Riset. Jogjakarta: PT. Prasetia Widya Pratama. Moeleong, Lexy J . 2009 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mukajir . 1994 . Metodelogi Penelitian . Bandung : IKIP. Munir, Abdulah. 2010. Karakter Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Nasution. 2008 . Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Redana, I Made. 2006. Panduan Praktis menulis karya ilmuah dan Proposal Riset. Denpasar: Dikat Kuliah Pennulisan Karya Ilmiah IHDN Denpasar. Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial. Jakarta :LP3ES.
11
Sarwono, WS.1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonasia. Suastika, I Wayan. 2005. Tri Hita Karana, Antara Konsep dan Realita. Denpasar:Majalah Hindu Raditya. Sudhartha, Tjok Rai. 2003. Slokantara (untaian Ajaran Etika, Teks, Terjemahan, dan Ulasan).Surabaya : Paramitha. Sugiyono . 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sugiyono . 2005 . Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : IKAPI. Sugiyono . 2009 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta : Gajahmada University Press. Suryawan, Ida Bagus Putu Kompiang. 2011. Tesis (Implementasi Tri Hita Karana terhadap Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 2 Negara. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia. Tim Penyusun. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita. Zubaedi. 2011. Desain Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
12