IMPLEMENTASI TIDERNA (Teknologi Informasi Sederhana Dan Bermakna) DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA DI MI NURUL HUDA KOTA KEDIRI
Oleh : Boedi Santosa, S.Pd.I
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pengantar Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran di setiap jenjang sekolah ataupun madrasah bukanlah hal yang baru dan sudah banyak diterapkan di sekolah diperkotaan, pedesaan bahkan pedalaman. Namun penerapan dan pemanfaatan teknologi tersebut belum merata karena akses internet dan sumber daya manusia adalah faktor utama penentu dan teknologi informasi pendidikan masih memerlukan budget/ biaya yang besar sehingga banyak sekolah yang belum mampu memenuhinya. Di era globlalisasi sekarang sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital dan kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat modern. Internet membantu manusia mendapatkan informasi secara cepat. Hal ini yang sangat memudahkan bagi guru dan siswa untuk memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan penjelasan guru. Namun arus deras globlalisasi teknologi informasi pendidikan juga terkena imbas, maraknya berita yang mencoreng dunia pendidikan akhir-akhir ini membuat pemerintah berupaya membentengi derasnya globlalisasi tersebut dengan pendidikan karakter di sekolah sehingga penumbuhan karakter juga merupakan tanggung jawab yang besar di sekolah yang diamanahkan undangundang selain kebutuhan media IT tersebut. Tugas guru sebagai pendidik sebaiknya menyajikan pembelajaran yang menarik agar siswa dengan giat dan tekun mengikuti pembelajaran yang disajikan , namun kenyataan dilapangan masih banyak yang tidak sesuai dengan harapan tersebut sehingga tujuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) belum tercapai seperti tabel dibawah ini merupakan contoh capaian hasil belajar Mata Pelajaran IPS kelas 4 di M Nurul Huda
1
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Tabel Nilai IPS Materi Kenampakan Alam Kelas 4 MI Nurul Huda Kota Kediri No
Nilai
Jumlah Siswa Persentase (%)
Kriteria
1.
40 - 50
5
33 %
Tidak Tuntas
2.
51 – 70
7
43 %
Tuntas
3.
71 – 90
4
24 %
Tuntas
Dari perolehan hasil belajar diatas 12 siswa dari 16 siswa kelas 4 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yaitu 70. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi, minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi kenampakan alam disebakan oleh beberapa faktor: 1. Siswa kesulitan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dan siswa tidak suka menghafal materi yang disampaikan begitu banyak dan beragam tanpa alat bantu atau media ajar. 2. Siswa merasa bosan dengan model pembelajaran karena tidak ada variasi dalam metode pembelajarannya terutama dalam penggunaan media dan sumber belajar yang tidak pernah ada pembaruan atau variasi hanya memusatkan pada guru dan buku teks pelajaran. 3. Peran guru sebagai pusat sumber belajar
baik sebagai pendidik
maupun sebagai media belajar. Guru belum bisa berinovasi dalam membuat media yang menarik minat belajar siswa, misalnya penggunaan Teknologi Informasi sebagai media pembelajaran atau dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajarnya. 4. Media atau alat bantu pembelajaran di sekolah yang belum tersedia atau tidak memadai, misalnya akses internet dan fasilitas laboratorium yang memadai untuk menunjang guru mengembangkan metode pembelajarannya. Hasil belajar sangat dipengaruhi proses belajar dan media yang digunakan,
proses
pembelajaran
secara
efektif
dan
memberikan
2
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
pengalaman yang riil kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih konkrit dan tidak verbalistik adalah pembelajaran yang ingin disajikan dan digalakan penulis yang menjabat sebagai Kepala MI Nurul Huda. Untuk memberikan pengalaman riil kepada siswa dalam pembelajaran maka Penggunaan media berbasis teknologi mulai diterapkan. Madrasah Ibtidaiayah Nurul Huda yang terletak di perbatasan antara wilayah Kota Kediri dan Kabupaten Kediri, memiliki gedung yang memadai meski banyak kerusakan yang diakibatkan letusan Gunung Kelud beberapa tahun yang lalu. Siswa yang belajar di MI Nurul Huda bersal dari sebagian wilayah Kabupaten Kediri dan masyarakat sekitar madrasah. Sebagian besar dari siswa kami berasal dari keluarga tidak mampu. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki MI Nurul Huda tidak menyurutkan semangat pendidik dan siswa dalam belajar. Dari sinilah kita belajar memanfaatkan segala kemampuan pendidik untuk mengatasi masalah media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar setiap hari. Saya sebagai pendidik sekaligus kepala sekolah tidak pernah berkecil hati dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki untuk membekali pengetahuan teknologi
informasi dan menumbuhkan
karakter untuk siswa kami. Sebagai kepala sekolah/ madrasah , menuntut tanggung jawab untuk mengatasi masalah dan berupaya memanfaatkan segala sesuatu untuk dijadikan media sederhana berbasis teknologi tersebut. Sehingga masalah media pembelajaran berbasis IT dan upaya menumbuhkan kararkter siswa dapat segera terpenuhi sehingga bekal pengetahuan siswa kami tidak ketinggalan jaman. Lalu “Bagaimanakah implementasi
Tiderna
(
Teknologi
Informasi
Sederhana
dan
Bermakna ) dalam upaya menumbuhkan karakter siswa di MI Nurul Huda Kota Kediri ?”
3
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Pembahasan Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti to engrave atau mengukir. Menurut Sigmund Freud (dalam Zaenal Abidin 2011: 30) “character is a striving system which underly behaviour. Karakter diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang akan ditampilkan secara mantap.” Menurut Gordon W. Allport (dalam Sri Marwanti 2011: 2) karakter merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psikofisik mengarahkan tingkah laku manusia. Karakter bukan sekedar sebuah kepribadian (personality) karena karakter sesungguhnya adalah kepribadian yang ternilai (personality evaluated). Menurut Hardiman (2001: 70) pendidik dan psikolog yang terlibat dalam pendidikan karakter mendefinisikan karakter sebagai sifat-sifat suatu
keperibadian
yang
tunduk
pada
sanksi-sanksi
moral
dari
masyarakat. Karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisai nilai-nilai moral dari luar agar menjadi bagian dari kepribadian. Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri melalui pendidikan, pola asuh, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan sehingga menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku seseorang. Karakter
tidak
datang
sendirinya
melainkan
harus
dibentuk,
ditumbuhkembangkan dan dibangun dengan sadar dan sengaja. Menurut Mendiknas (2011: 8), terdapat sembilan pilar karakter yaitu: a. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya. b. Kemandirian dan tanggung jawab. c. Kejujuran/ amanah dan diplomatis. d. Hormat dan santun. e. Dermawan dan suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama.
4
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
f. Percaya diri dan pekerja keras. g. Kepemimpinan dan keadilan. h. Baik dan rendah hati. i.
Karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan. Pendidikan karakter bukanlah sebuah wacana yang baru dalam dunia
pendidikan. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru dan sampai masa reformasi sekarang ini sudah diakukan dengan berbagai macam bentuk. Namun hingga saat ini belum membuahkan hasil yang optimal, terbukti masih marakanya kasus kasus seperti yang telah disinggung di depan. Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian pendidikan karakter. T. Ramli (Sri Narwanti, 2011: 15), mengemukakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi
karakter
peserta
didik.
Guru
membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Zainal Aqib (2011:38), mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Agar pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka. Singkatnya, pendidikan karakter bisa diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar individu itu dapat bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain di dunia.
5
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Menurut Kemendiknas (2011: 21), secara praktis pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME). Diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun, kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus,yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona (dalam Kemendiknas 2011: 7), tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan tidak akan efektif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan akhlak yang bertujunnya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, dan mewujudkan kebaikan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Kehidupan seorang anak sangat bergantung kepada orang tuanya, dirinya sendiri, dan lingkungan di mana anak itu lahir dan dibesarkan. Orang tua menurunkan faktor gen, berupa karakter, kepribadian, serta keinginannya terhadap anak mereka di kemudian hari. Pertanyaannya yang biasa muncul di sini ialah apakah setiap anak dalam perkembangan fisik, intelektual, dan psikologisnya akan menyerupai orang tuanya atau karena hal tersebut terjadi atas kemauan orang tuanya? Ternyata, banyak kenyataan menunjukkan bahwa tidak selamanya seperti itu terjadi. Lalu apa penyebabnya? Menarik untuk memetakan dan menjawab pertanyaan seperti di atas. Pertanyaan tersebut di atas ternyata bisa dijawab melalui riset yang dilakukan Toshitaka Nomi (2009) dan kawan-kawannya bahwa karakter yang akan membentuk kepribadian anak di kemudian hari dalam kehidupannya adalah ditentukan oleh golongan darah anak itu sendiri. Ini
6
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
penting diketahui oleh kita. Jadi, melalui golongan darahlah, kita bisa membaca karakter seseorang termasuk anak didik. Pilar utama pendidikan karakter pada prinsip dasarnya adalah bahwa setiap orang tak terkecuali anak didik memiliki aspek yang datang dari dirinya sendiri dan aspek yang datang dari luar dirinya. Kedua hal tersebut kadang
ada
kesesuaian,
tapi tidak tertutup kemungkinan terjadi
pertentangan dengan apa yang ada dalam dirinya sendiri. Karakter adalah watak dasar setiap orang yang bisa diubah dan dibentuk. Pembentukan karakter anak didik melalui pendidikan dengan menggunakan berbagai cara atau metode. Cara atau metode ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan anak didik Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 yang menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Kementerian Pengembangan
Pendidikan Pendidikan
Nasional
Budaya
dan
dalam
naskah
Karakter
akademik
Bangsa,
telah
merumuskan lebih banyak nilai-nilai karakter (18 nilai) yang akan dikembangkan atau ditanamkan kepada anak-anak dan generasi muda bangsa Indonesia. Nilai-nilai karakter tersebut dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:
7
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
No. Nilai 1. Religius
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Deskripsi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Jujur Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar Semangat Kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
8
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
No. Nilai
Deskripsi untuk menghasilkan sesuai yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kekrusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, halaman 10 – 11. Berdasarkan uraian di atas, maka perilaku-perilaku positif tersebut perlu secara dini diberikan kepada para peserta didik agar mereka dapat memahami manfaatnya dan segera mempraktikannya. Sesuai rencana, kegiatan
dan
evaluasi
pembentukan
karakter
siswa,
dengan
memperkenalkan aspek-aspek kejujuran, tanggung jawab, menghargai orang lain dan bersikap adil. Penyajian materi dan evaluasi dilakukan melalui metoda ceramah, simulasi, diskusi, praktik dan evaluasi yang dilakukan di sekolah dan juga di rumah. Seperti kurikulum akademis lainnya,
maka
keberhasilan
pelaksanaan
“kurikulum
pembentukan
karakter” ini, juga sangat ditentukan oleh peran aktif orang tua.
9
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Implementasi
TIDERNA
(Teknologi
Informasi
Sederhana
dan
Bermakna) Menumbuhkan Karakter Siswa di Mi Nurull Huda Perkembangan peradaban manusia seiring dengan perkembangan cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah teknologi informasi), mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti, sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang dikenal dengan nama internet. Teknologi informasi sebelumnya dikenal dengan sebutan teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (PDE). Komputer yang mampu dengan mudah dan canggih mengolah data sehingga menghasilkan informasi sangatlah dibutuhkan sebagai pembantu kerja manusia untuk keberlangsungan hidup. Secara bahasa menurut kbbi edisi iii teknologi adalah keseluruhan sarana
untuk
menyediakan
barang-barang
yang
diperlukan
bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, sedangkan informasi adalah pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu. Jadi teknologi informasi adalah hasil pemrosesan alat atau perangkat tertentu yang bisa membantu manusia untuk mengolah, mengorganisasikan data atau pesan untuk di sampaikan kepada suatu objek yang di tuju. (Lucas, 2000) mengatakan teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis. Kehadiran teknologi informasi di butuhkan dalam dunia pendidikan. Karena Ia memiliki kenggulan yang kuat dan harus dimanfaatkan oleh tenaga pendidik terutama guru, sebagai sarana siswa untuk mendapatkan ilmu dan meningkatkan kemampuan belajar mereka. Teknologi informasi berkembang semakin pesat dan tanpa batas. Namun perkembangan teknologi informasi yang pesat itu tak semua guru dan siswa mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut dengan
10
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
baik dan lancar, karena perlu kita sadari bersama syarat mutlak adanya teknologi informasi adalah dengan mengadakan sarana dan prasarana, seperti tenaga listrik, alat elektronik dan alat-alat yang berbasis komputer. Penulis berfikir terasa berat jika kita sebagai guru dituntut untuk menghadirkan sarana dan prasarana yang di sebutkan di atas di tengah kondisi sekolah yang anggaran dana serba pas-pasan. Berawal dari latar belakang tersebut penulis menyampaikan gagasan jika kembali pada tujuan awal dibuatnya teknologi adalah untuk memudahkan dan membantu kerja manusia maka adakan cara lain untuk menghadirkan teknologi informasi sederhana dan bermakna. Yaitu dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode belajar serba IT tersebut. TIDERNA (Teknologi Informasi Sederhana dan Bermakna) adalah penggunaan IT dalam pembelajaran di MI Nurul Huda secara sederhana yaitu teknologi yang mudah dipelajari dan digunakan guru dan siswa agar motivasi dan hasil belajar siswa meningkat, serta bermakna yaitu guru dan siswa mampu mengaplikasikan/menggunakan media berbasis teknologi agar tujuan pembelajaran tercapai. Penerapan TIDERNA dalam pembelajaran telah dilaksanakan dalam 2 tahun berjalan sekarang
yaitu mulai tahun pembelajaran
2015/2016 hingga
berhasil meningkatkan hasil belajar serta menumbuhkan
karakter siswa di MI Nurul Huda selain itu penggunaan teknologi sederhana dan bermakna yang telah dilakukan dituangkan dalam laporan penelitian yang di ikutkan dan menang dalam berbagai lomba tingkat nasional antara lain : Penggunaan GOSEMAP dan CD Peta Tematik, Penggunaan MERAMAR dan KIT IPA, Kolase dengan Herbarium, LCD Proyektor, Internet dll. ( lihat lampiran)
11
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Kelebihan
Dan
Kelemahan
Pembelajaran
Berbasis
Teknologi
Informasi Menurut (Ildaf Oke : 2011) Kelemahan tersebut diantaranya: 1. Komputer cenderung mengisolasi. Komputer dianggap merupakan media yang mengisolasi pengguna dengan orang lain. Media ini cenderung individualis. Belajar dengan komputer berarti melakukan kegiatan secara mandiri. Padahal, orang belajar paling baik bukan dengan menyendiri, melainkan lewat interaksi dengan orang lain dalam konteks dunia nyata. 2. Komputer cenderung membuat orang pasif secara fisik. Orang yang menyusun program pembelajaran berdasarkan-teknologi sekarang ini cenderung masih menganggap pembelajaran bersifat verbal, linear, rasionalistis, dan hanya merupakan kerja "otak". Mereka tampaknya tidak tahu tentang segala penelitian atas peranan tubuh dalam pembelajaran. Dengan tidak mengajak orang terlibat secara fisik, CBT dan WBT hanya memanfaatkan sebagian dari seluruh sumber daya seseorang. 3. Komputer cenderung hanya cocok dengan satu gaya belajar. Sebagian orang memang dapat duduk dan belajar melalui komputer dengan
tenang.
Namun, kebanyakan orang
yang merupakan
pembelajar kinestetis, bersifat fisik, dan nonlinier sering menganggap bentuk pembelajaran berdasar komputer itu lamban, membosankan, dan tidak efektif. Namun
pembelajaran
berbasis
Teknologi
tersebut
mempunyai
keunggulan yang luar biasa dari kelemahan yang dimiliki
menurut
(Ramdani :2012) adalah sebagai berikut : 1. Teknologi Informasi dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan,
dan sangat sabar dalam menjalankan instruksi
12
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
seperti yang diinginkan program yang digunakan. 2. TI dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya
animasi
grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme. 3. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi
dengan
siswa
secara
perorangan misalnya bertanya dan menilai jawaban. 4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran pembelajaran
memberi
kesempatan
lebih
baik
untuk
secara perorangan dan perkembangan setiap siswa
selalu dapat dipantau. 5. Dapat berhubungan dengan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer-komputer Dari beberapa hasoil penelitian yang telah dilakukan dan pendapat beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Media Pembelajaran berbasis IT sangat membantu kegiatan belajar guru dan siswa dalam pembelajaran. 2. Terciptanya generasi unggul dengan pemahaman ilmu yang cukup, konkrit dan tidak verbalistik 3. Meski Media berbasis IT sangat baik dan komplit di semua materi namun penananam pilar-pilar karakter ke peserta didik
masih
diperlukan sehingga peran IT dalam pembelajaran akan lebih bermakna. 4. Penggunaan IT dalam pembelajaran di SD/MI jika tidak di barengi penanaman karakter ke peserta didik maka nilai karakter siswa tidak akan terbentuk dan terjadi
pergeseran tingkah laku yang
membahayakan meskipun banyak faktor yang berpengaruh seperti keluarga, masyarakat dan lingkungan.
13
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Kesimpulan dan Harapan Simpulan Globalisasi
telah
membawa
perubahan
pada
semua
aspek
kehidupan khususnya dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi membawa perubahan positif di dunia pendidikan kearah yang lebih maju namun dapat memberikan dampak negatif di dunia pendidikan jika menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia. Maka sudah sepantasnya hal tersebut lebih dikembangkan dan dimanfaatkan namun perlu juga ditananamkan karakter akhlak mulia sesuai amanat undang-undang. Penanaman karakter sangat vital untuk membentuk pondasi generasi bangsa Indonesia karena saat ini banyak terjadi peristiwa yang diakibatkan rusaknya tersebut. TIDERNA ( Teknologi Informasi Sederhana dan Bermakna ) merupakan alternative yang penulis telah penulis lakukan di MI Nurul Huda selama 2 tahun berjalan dan berhasil menjawab problem pembelajaran berbasis IT yang sedang marak di dunia pendidikan. Harapan Apa yang penulis lakukan mungkin sangat sederhana , semoga yang telah penulis teliti akan memberikan inspirasi akan arti pentinganya media dan teknologi sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini penulis merokomendasikan : 1. Kepada Kepala Sekolah / Madrasah untuk memberikan porsi dana untuk
pengembangan
ICT
di
tiap
sekolah/
madrasah
memberikan diklat penggunaan ICT dalam pembelajaran.
14
dan
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2. Kepada Guru Kelas untuk terus berupaya mengasah diri , berinovasi dan berkreasi dalam membuat media pembelajaran untuk membekali peserta didik dengan pemahaman yang cukup. 3. Kepada Kementrian Agama/ Kementrian Pendidikan untuk segera mengalokasikan dana untuk pembangunan Lab. Komputer/ ICT /internet
serta
memberikan
diklat
penggunaan
ICT
dalam
pembelajaran bagi guru di tiap satuan pendidikan se-Indonesia.
15
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1982. Educational Theorya Quranic Outlook. Makkah: Um al-Qura. Budi Hardiman. 2001. Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan dalam Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius Ditpais. 2009. PP RI No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Jakarta: Ditpais. Fatchul Mu’in. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Ildaf Oke, 2011. Kelemahan Pembelajaran Menggunakan Komputer (http://www.kompasiana.com/ildaf_oke/kelemahan-pembelajaran-menggunakankomputer_550ab254a333119e712e3a69 akses 11 11 16) Majid, Abdul. 2010. Peranan Pendidik dalam Upaya Membentuk karakter Peserta Didik dalam Prosiding “Kualitas Manusia Indonesia: Upaya Peningkatan Pendidikan Karakter Bangsa” Pertemuan Majelis Guru Besar/Dewan Guru Besar. Yogyakarta: UGM (2010). Majid, Abdul. 2011. Takwa Dasar Pembentukan Karakter dalam Buku Pendidikan Karakter: Nilai inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widaya Aksara Press. Nomi, Toshitaka dan Holy Setyowati. 2009. Membaca Karakter Melalui Golongan Darah. Jakarta: Elek Media Komputindo. Syamsudin, Aziz. 2009. 23 KarakterPemuda Pilihan. Jakarta: RMBOOKS. TP. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Citra Umbara. TP. 2006. UUD 45 dan Perubahannya. Bandung: Kawan Pustaka. TP. 2009. Undang-undang Sisdiknas Edisi Lengkap. Bandung: Fokusmedia. Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Mencari Karakter Terbaik dari Belajar Sejarah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PKn. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Sri Narwanti. 2011. Pendidikan Karakter (Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter Dalam Mata Pelajaran). Yogyakarta: Familia. Zainal Aqib. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
16
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lampiran 1 PENGGUNAAN TIDERNA ( TEKNOLGI INFORMASI SEDERHANA DAN BERMAKNA) DALAM PEMBELAJARAN MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA DI MI NURUL HUDA A. Penggunaan Google search/image dan MS Office Sway untuk menumbuhkan Karakter cinta tanah air dengan mencintai dan bangga akan Peninggalan Sejarah Peninggalan Agama Hndu Budha Dan Islam di kelas 5 MI Nurul Huda , penelitian ini berhasil menjadi pemenang di Simposium Guru 2015
Menemukan Gambar Peninggalan Sejarah Dan Mempresentasikan
Penguatan materi di akhir mampu meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan karakter siswa di MI Nurul Huda
17
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
B. Pembelajaran menggambar menggunakan Ms Paint siswa kelas 2 untuk menumbuhkan karakter kreatif mencipta dan berkreasi pada materi Pengenalan Bangun Datar serta kelas 4 materi membaca dan membuat puisi dengan Ms. Word 2007
Menggambar dengan Ms Paint dan Membuat Puisi dengan Ms Word berhasil menumbuhkan karakter siswa MI Nurul Huda
C. Pembelajaran Kolase dengan Herbarium (menggunakan tumbuhan sebagai karya seni) dengan memanfaatkan sampah daun menumbuhkan karakter cinta lingkungan
18
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
D. Memotret dengan HP untuk materi jenis tulang daun merupakan pengenalan teknologi sederhana dan bermakna sekaligus menanamkan karakter siswa untuk menjaga lingkungan di kelas 3 MI Nurul Huda
Mengambil gambar daun secara berkelompok menananmkan banyak karakter
Mengenalkan materi ajar secara riil membekali siswa berpikir lebih kongkrit
E. Penggunaan Gosemap ( Google Maps and Street View ) dan CD tematik materi kenampakan alam kelas 4 dengan model pembelajaran Inkuiri meningkatkan hasil belajar dan menanamkan karakter siswa dan penelitian ini telah meraih Hibah Penelitian Seamolec 2016
19
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
F. Meramar media bermakna pembelajaran rangkaian listrik dengan memanfaatkan barang bekas guru menciptakan media maket rumah rangkaian listrik ( Meramar) materi rangkaian listrik dikelas 5 MI Nurul Huda , penelitian ini berhasil memenangkan Research Grants 2016 SEAMEO QITEP In Science ( SEAQIS)
Media Maket Rumah Rangkaian Listrik memudahkan siswa memahami materi
Media pembelajaran tidak harus mahal dan buatan pabrik, kreatif guru itu perlu
20
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lampiran 2 BIODATA PENELITI
A. IDENTITAS DIRI 1
Nama Lengkap (dengan Gelar)
Boedi Santosa, S.Pd.I
2
Jenis Kelamin
Laki-Laki
3
Tempat Tanggal Lahir
Kediri, 23 Nopember 1972
4
NUPTK
8452750652200003
5
NRG
140282159045
6
NPWP
463367854622000
7
Jabatan
Kepala MI Nurul HUda
8
Email
[email protected]
9
Nomor Telephone/HP
085649141654
10
Alamat Kantor
Jln Raya Ngletih 5 Pesantren Kota kediri 64137
11
Nomor Telephone
0354-767741/ 0856
B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan NO
1
2
21
Tahun
Judul Penelitian Sumber
Jml ( Juta Rp).
2013
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV MI Nurul Huda Kota Kediri Mata Pelajaran IPA Materi Kerangka Manusia dengan Menggunakan Media torso Kerangka Manusia Metode Inkuiri
Pribadi
Rp. 5.000.000,-
2015
Klipping Gambar Digital “Microsoft Sway” Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 5 MI Nurul Huda
Simposium Guru Kemdikbud
Rp.5.000.000,-
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Kota Kediri
3
4
2016
Penerapan Inkuiri Learning menggunakan Software CD Peta Tematik dipadu GOSEMAP( Google Maps & Street View) meningkatkan motivasi dan hasil belajar Materi Kenampakan Alam Dan Buatan Indonesia Siswa Kelas 4 MI Nurul Huda Kota Kediri
SEAMOLEC
Rp. 7.500.000,-
2016
Penerapan Inkuiri Learning dengan MERAMAR ( Media Rangkaian Listrik Maket Rumah ) Dari Barang Bekas Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas 5 MI Nurul Huda Kota Kediri
SEAMEO QITEP IN SCIENCE
Rp.15.000.000,-
22
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lampiran 4
23
B B O E D S A N O S A S P BO OE ED DIII S SA AN NTTTO OS SA A,,, S S...P Pddd N N A S K A H O M B A K A R Y A G U R U S M P O S U M G U R U D A N G K NA AS SK KA AH H LLLO OM MB BA AK KA AR RY YA AG GU UR RU US SIIIM MP PO OS SIIIU UM MG GU UR RU UD DA AN NG GTTTK K 222000111666 K K E M E N E R A N P E N D D K A N D A N K E B U D A Y A A N KE EM ME EN NTTTE ER RIIIA AN NP PE EN ND DIIID DIIIK KA AN ND DA AN NK KE EB BU UD DA AY YA AA AN N
Lampiran 5
24