Implementasi Strategi PT XL Axiata Tbk. Nama : Wahyu Setyoko NIM : 0803015107 WEB : http://wahyusetyoko.wordpress.com/
Lingkungan Umum (Remote Environment) Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa XL ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis. Percaya dengan manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, XL secara terus menerus mencari tempat dimana perusahaan dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. XL juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini. Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa XL ke suatu titik di mana perusahaan tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tapi sesuatuyang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis. Selain memastikan kepatuhan perusahaan pada seluruh hukum dan peraturan yang berlaku, XL juga ingin menggunakan praktek tata kelola perusahaan sebagai suatu elemen penting dalam mengembangkan daya saing kami baik di pasar modal dalam negeri maupun luar negeri. Melalui komitmen XL yang tinggi dalam menjunjung prinsipprinsip GCG, perusahaan dapat memaksimalkan imbal hasil, memperbaiki kinerja melalui nilai-nilai perusahaan XL dan melindungi kepentingan para pemegang saham. XL secara berkesinambungan memperkuat bagan kerja tata kelola perusahaan dalam menghadapi pertumbuhan bisnis yang pesat ditengah-tengah lingkungan persaingan bisnis yang amat ketat. 1. Jaringan dan Infrastruktur Di area pengembangan jaringan, strategi XL untuk menghadapi perubahan dalam bisnis model, dari tariftinggi dan volume-rendah ke tarif-rendah dan volume-tinggi adalah meningkatkan kapasitas jaringan. Pada akhir 2007, jangkauan perusahaan telah mencapai sekitar 90% populasi penduduk Indonesia. Kapasitas jaringan yang lebih besar dan peningkatan kualitas membuat XL mampu menangani pertumbuhan pelanggan, memperluas pangsa pasar dan mengakomodasi lonjakan trafik, baik untuk pelanggan baru maupun yang sudah ada.
Di tahun 2008 XL mengeluarkan USD 1,2 miliar untuk belanja modal, 90% dari belanja modal yang ditujukan bagi site development adalah untuk peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan. Beberapa inisiatif untuk pengembangan jaringan XL lakukan, lima diantaranya memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan teknologi XL, yaitu: peningkatan BTS sebesar 51%, sistem penagihan dengan versi yang lebih canggih, kesinambungan dari pemasangan kabel serat optik di darat dan bawah laut, aplikasi teknologi terkini untuk teknologi switching, serta pembangunan pusat penanganan bencana (Disaster Recovery Center) yang konsisten di seluruh Indonesia. Dengan senantiasa merencanakan dan menjalankan penyediaan kapasitas, XL mampu meningkatkan kapasitas jaringan empat sampai lima kali lipat dibandingkan awal 2007. Hasilnya, di 2008 XL berhasil menangani 109,5 miliar total menit, atau meningkat tujuh kali dari 13,8 miliar pada tahun lalu. Angka penggunaan (utilization rate) juga meningkat menjadi 60% - 70%. Aplikasi teknologi dan sistem terkini juga mempersiapkan perusahaan menghadapi tantangan dan tuntutan yang akan datang di industri telekomunikasi. 2. Akses Radio Untuk mendukung peningkatan pendapatan melalui minutes of usage (MoU) dan menangani tambahan pelanggan yang disebabkan strategi penetapan tarif, XL mendirikan 5.572 BTS di 2008. Ini merupakan jumlah BTS terbanyak yang didirikan XL dalam rentang satu tahun selama lima tahun terakhir, sehingga total BTS XL di akhir 2008 adalah 16.729. Perusahaan menempatkan sebagian besar BTS dengan model regular grid, sehingga dapat mengatur kepadatan trafik dari satu BTS ke BTS lain. Dengan cara ini, penggunaan BTS dan spektrum lebih efisien di seluruh jaringan, tanpa mengabaikan kualitas jaringan. XL juga terus menggali kemungkinan untuk mempertinggi efisiensi penggunaan frekuensi dalam meningkatkan kapasitas jaringan dan mengimplementasikan fitur-fitur jaringan radio demi menjaga kualitas suara. Pembangunan BTS dengan manajemen in-house serta lokasi BTS terpadu, di samping menjalin kerja sama dengan beberapa vendor, perusahaan lakukan untuk memastikan penyelesaian BTS tepat pada waktunya. Sebagian besar BTS dan infrastruktur jaringan dibeli dari Ericsson AB, Huawei Technologies Company Limited, Alcatel Lucent dan Nokia Siemens. Selain itu, XL lebih efisien dalam mendirikan lokasi transmisi BTS melalui model self-managed dibanding operator lainnya, yang umumnya menggunakan turnkey model. Di 2008, mulai diterapkan pendekatan ‘build to suit’ untuk pembangunan BTS, sejalan dengan rencana untuk lebih fokus dalam bisnis utama dan secara bertahap meninggalkan model ‘self-built’. Pada akhir Desember 2008 jumlah BTS yang sewa telah mencapai 15% dari jumlah keseluruhan. 3. Bisnis Menara Untuk mendayagunakan potensi yang tersimpan dalam infrastruktur pasif XL, di 2008 mulai melakukan beberapa langkah bisnis terkait dengan menara kami. Inisiatif yang telah diwujudkan pada awal 2008 adalah membangun unit bisnis menara terpisah, di mana perusahaan akan menyewakan lokasi menara kepada operator lainnya. Pada 31 Desember 2008 XL telah menyiapkan 3.325 lokasi, di mana pemasangan peralatan dari empat penyewa sudah dimulai dan mencatat pendapatan Rp. 277 miliar. XL telah menutup negosiasi penjualan menara karena kondisi pasar keuangan yang saat ini tidak menguntungkan. Karena itu, perusahaan akan terus menyewakan menara kepada
para penyewa yang sudah ada. Penjualan ini dapat dibuka kembali bila ada penawaran menarik dan kondisi ekonomi membaik. 4. Transmisi XL telah berhasil mengembangkan dan memperkuat jaringan serat optik di beberapa kota besar di Indonesia. Secara nasional, XL telah membangun jaringan infrastruktur transmisi yang terdiri dari jaringan serat optik di semua kota besar di Jawa, dan jaringan transmisi gelombang mikro di luar Jawayang didukung oleh jaringan VSAT. Sampai 31 Desember 2008, kami telah memasang sekitar 11.600 kilometer kabel darat dan bawah laut. Jaringan serat optik darat XL sudah dipasang sepanjang lebih kurang 9.200 kilometer, termasuk jaringan transmisi pendukung yang membentang sepanjang jalur kereta api utara dari Banten ke Surabaya di Jawa Timur, juga enam jaringan pendukung (ring) serat optik yang terhubung dengan jaringan transmisi utama (backbone). Konfigurasi ini bertujuan untuk meningkatkan redundansi jaringan dan mengakses trafik telekomunikasi dari kotakota di tengah dan selatan Jawa. Selain itu, terdapat dua jaringan pendukung di Lingkar Luar Jakarta untuk melayani area Jakarta. Di wilayah Sumatera, XL telah membangun dan mengoperasikan kabel darat yang menghubungkan Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung. Untuk kabel bawah laut, sampai 31 Desember 2008 kami telah memasang dan mengoperasikan lebih kurang 2.400 kilometer kabel berkapasitas besar. Di Indonesia sendiri, XL telah memasang jaringan bawah laut antara Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini, pembangunan jaringan yang menghubungkan Kalianda (Lampung) ke Anyer, dan Jawa ke Kalimantan sedang berjalan. Dengan selesainya pembangunan ini, Sumatera dan Jawa akan terhubung dalam konfigurasi cincin, dan antara Jawa dan Kalimantan akan memiliki koneksi langsung. Didukung dengan jaringan transmisi serat optik dan jaringan transmisi gelombang berkapasitas tinggi, perusahaan dapat menyediakan layanan berkualitas untuk pelanggan kami dengan ketergantungan minimal terhadap jaringan yang dioperasikan operator lain. Sistem komunikasi berbasis VSAT(Very Small Aperture Terminal) digunakan untuk mendukung perluasan di daerah berpopulasi rendah. Teknologi ini juga memungkinkan penetrasi jaringan selular ke daerah-daerah di seluruh Indonesia yang belum memiliki jaringan utama. Agar dapat menyediakan solusi komunikasi yang cepat, berkapasitas besar dengan tarif terjangkau secara nasional dan internasional, XL telah memasang kabel serat optik bawah laut, yang disebut Batam Rengit Cable System (BRCS), yang menghubungkan Batam dengan Johor (Malaysia). Sistem ini didukung dengan jaringan transmisi gelombang mikro yang menghubungkan Batam dan Singapura, serta Batam dan Penggarang (Malaysia). XL juga terus memperluas jaringan internasional melalui kerja sama dengan mitra XL di negara lain. Di 2008, kami telah menjalin kerja sama dengan 353 operator selular di 140 negara, sehingga pengguna XL pasca bayar dapat menikmati fasilitas jelajah internasional. Kerja sama ini didukung oleh kerjasama GPRS internasional dengan 133 operator, kerja sama MMS internasional dengan 52 operator, dan kerja sama 3G internasional dengan 56 operator. Dimulai tahun 2008, pengguna prabayar XL dapat menerima dan melakukan panggilan di Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Taiwan, Hong Kong, Inggris, Belgia, Perancis, India, Spanyol, Cina, dan Ukraina. Mereka juga mendapatkan layanan GPRS melalui kerja sama dengan Mobile 1 (Singapura), Chunghwa (Taiwan), Smartone (Hong Kong), Celcom (Malaysia), DTAC (Thailand), IDEA (India), Smartone (Macau), Telstra
(Australia), Softbank (Jepang), Cingular (Amerika), KPN (Belanda), Vodafone D2 GmbH (Jerman), Dialog (Sri Lanka), Vodafone (Inggris), TMIC (Kamboja), Orange (Perancis), Vodafone (Selandia Baru), Vodafone (Spanyol), Swisscom (Swiss), Vodafone (Turki), Vodafone (Portugis), Vodafone (Irlandia), Vodafone (Itali), Vodafone (Republik Ceko), dan DST (Brunei). Untuk perluasan jaringan transmisi, XL telah berhasil mengaplikasikan teknologi canggih dengan membangun jaringan multiplex DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing), MPLS dan NGN (Next Generation Network), untuk melengkapi teknologi TDM (Time Division Multiplexing) seperti PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy), SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan CWDM (Coarse Wavelength Division Multiplexing) yang konvensional. 5. Switching Saat ini XL menggunakan teknologi switch terkini yaitu NGN (Next Generation Network), yang merupakan perpaduan antara MGW (Media Gateway) dan MSC-S (MSCServer). Teknologi baru ini telah berbasis IP menggantikan teknologi lama yang berbasis TDM pada jaringannya. NGN diperlukan untuk mempertahankan kualitas dan kehandalan telepon dan menyediakan kebutuhan internet dan telepon selular. NGN memungkinkan akses jaringan yang tak terbatas dan memiliki daya saing tinggi dengan provider lainnya. Selain itu, NGN juga mendukung mobilitas secara umum yang menghasilkan layanan yang konsisten dan merata kepada pelanggan. Keunggulan utama dari teknologi ini adalah memiliki fitur yang lebih kuat untuk 2G dan 3G, dengan kapasitas empat kali lebih besar, pemakaian energi yang lebih efisien, dan ukuran peralatan yang lebih kecil sehingga lebih menghemat tempat. Dengan kecanggihan yang dimiliki, kami dapat memberikan kualitas terbaik bagi pelanggan. Di akhir tahun 2008, XL Successful Call Rate adalah 95,4% sedangkan Call Completion Rate adalah 98,7%, dan Blocking Rate dibawah 0,8%. Selain manfaat yang diperoleh sekarang, NGN membuat XL lebih siap menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju. Strategi Perusahaan Pasar selular berkembang dari 52 juta di tahun 2005 menjadi 68 juta di tahun 2006, dan meskipun persaingan semakin hebat dan menantang, XL dapat mempertahankan pangsa pasar, dan yang lebih penting lagi, dapat memperbesarpasar melalui pendapatan yang dihasilkan. Melalui hasil penawaran perdana saham Perseroan di tahun 2005 dan penerbitan obligasi yang kedua pada awal tahun 2006, XL telah memperluas wilayah cakupan secara signifikan selama tahun 2008, dan mengelola wilayah cakupan di Pulau Jawa kepada tingkat yang sangat kompetitif sementara jaringan cakupan wilayah terus diperluas melalui peningkatan BTS menjadi lebih dari 14.000 BTS (termasuk 981 node B – BTS untuk 3G) hingga Agustus 2008 yang membentang di sepanjang daerah wilayah Indonesia. Di masa mendatang, XL akan senantiasa mengembangkan wilayah cakupan, khususnya di luar Pulau Jawa, mengembangkan produk dan layanan yang menarik dan terjangkau untuk pelanggan. Karena XL menyadari sepenuhnya bahwa jangkauan jaringan pelayanan yang berkualitas tinggi, kapasitas bandwidth, dan produk serta layanan yang inovatif merupakan kunci bagi kesinambungan pertumbuhan jangka panjang Perseroan. XL telah berhasil meluncurkan layanan 3G di 13 kota di 9 propinsi Indonesia sebagai penyedia jasa layanan 3G ”Pertama Terluas dan Tercepat” di Indonesia. Didukung oleh teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yangmemungkinkan kecepatan akses data hingga 2.6Mbps, menjadikan XL sebagai penyedia layanan 3G ‘tercepat’ sampai dengan saat ini.
Inisiatif pemasaran yang inovatif dilakukan dengan cara memperluas jangkauan layanan, serta menawarkan produk dan layanan unggulan yang lebih mudah dijangkau pelanggan melalui lebih dari 156 XL Center dan hampir 34.000 outlet XL Kita di hampir semua kota besar di Indonesia. Berbagai inisiatif ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai lebih dari 22 juta pelanggan pada semester 1 2008. Selain solusi konsumer, XL juga mengembangkan layanan pasar korporat yang sedang berkembang pesat dengan meningkatkan sinergi dengan TMI. Saat ini XL dalam proses untuk lebih lanjut mengembangkan jaringan serat optik digital mencakup seluruh Pulau Jawa; jaringan gelombang mikro digital berkapasitas tinggi di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi; dan kabel jaringan serat optik digital bawah laut yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi dan Kalimantan. Dengan tersedianya jaringan backbone di sepanjang kawasan industri dan daerah yang berpopulasi padat, XL memiliki peluang strategis untuk menggabungkan jaringan backbone dengan seluler digital bagi pemenuhan kebutuhan pelanggan ritel maupun korporat. Untuk memenuhi kebutuhan pasar korporasi, XL menyediakan solusi telekomunikasi yang terintegrasi, yaitu penggabungan antara jaringan backbone serat optik dengan fasilitas dedicated leased line, komunikasi data, platform Dengan menjadi salah satu anggota dari TMI, memungkinkan XL untuk semakin mengasah kemampuan melalui pertukaran pengalamanpengalaman yang terbaik, saling membagi keahlian dan sumber daya, serta penghematan biaya melalui standar harga dan kerja sama-kerja sama, dan percaya keuntungan lebih lanjut akan didapatkan di masa yang akan datang. Dengan dukungan para pemegang saham, segenap Dewan Komisaris, para investor, mitra bisnis dan pelanggan setia, serta segenap karyawan yang berdedikasi, XL yakin berbagai peluang dan tantangan ke depan sepanjang tahun 2007 dapat dihadapi dengan lebih baik. VoIP berskala besar, layanan telekomunikasi seluler GSM, dan layanan komunikasi terkini lainnya. Pada saat ini, XL adalah satu-satunya penyedia jasa telepon bergerak selular, telekomunikasi dan informasi terpadu yang bisa menyediakan semua layanan ini dalam satu atap, di Indonesia. Tata Kelola Perusahaan Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tetapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruhaspek bisnis. Percaya dengan manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan tata kelola perusahaan, XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini. Upaya XL dan perkembangan eksternal telah membawa perusahaan ke suatu titik di mana XL tidak memandang tata kelola perusahaan yang baik hanya sebagai konsep ideal, tapi sesuatu yang harus diterapkan secara seksama di seluruh aspek bisnis. Selain memastikan kepatuhan perusahaan XL pada seluruh hukum dan peraturan yang berlaku, perusahaan juga ingin menggunakan praktek tata kelola perusahaan sebagai suatu elemen penting dalam mengembangkan daya saing baik di pasar modal dalam negeri maupun luar negeri. Melalui komitmen yang tinggi dalam menjunjung prinsip-prinsip GCG, dapat memaksimalkan imbal hasil, memperbaiki kinerja melalui nilai-nilai perusahaan dan melindungi kepentingan para pemegang saham. XL secara berkesinambungan memperkuat bagan kerja tata kelola perusahaan dalam menghadapi pertumbuhan bisnis yang pesat ditengah-tengah lingkungan persaingan bisnis yang amat ketat. Pada 2008, XL telah mengupayakan peningkatan untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan telah dilaksanakan pada ruang lingkup yang lebih luas. Dua peningkatan penting yang telah dilakukan pada tata kelola perusahaan pada tahun ini adalah :
a. Penyusunan dan penerbitan kumpulan pedoman tata kelola perusahaan, yang diberi judul Buku Manual Tata Kelola Perusahaan 1, mencakup penjelasan dan informasi umum mengenai hukum dan peraturan yang berlaku. Penerbitan buku ini berfungsi sebagai suatu alat strategis, yang akan menjadi pedoman bagi manajemen dalam meminimalkan paparan dan resiko masalah yang mungkin terjadi, sekaligus menghindari kegagalan Perusahaan dalam mematuhi standar peraturan yang dapat menyebabkan terjadinya penalti. b. Memulai penyusunan Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2 yang berisikan penjelasan secara terinci tentang langkah-langkah dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang tertulis pada Buku 1, yang prosesnya dikembangkan pada internal dan pedoman utama kegiatan operasional XL. Pondasi pelaksanaan tata kelola perusahaan yang kokoh telah dibuat pada kerangka kerja tata kelola perusahaan dan alat-alat strategis pelaksanaannya, yaitu : Rapat Umum Pemegang Saham Dewan Komisaris Direksi Komite Nominasi dan Renumerasi Komite Audit Komite-komite dibawah Direksi Untuk memastikan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan akan meningkatkan nilai XL baik pada saham dan juga kepada para stakeholder, Perusahaan telah membentuk sejumlah posisi yang spesifik, seperti Internal Audit, Kepatuhan, Sekretaris Perusahaan, Komunikasi Perusahaan dan Hubungan Investor. Analisa SWOT 1. Strength Kekuatan XL antara lain terdapat pada: XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini. 2. Weakness Kelemahan XL antara lain terdapat pada: Masalah tarif murah XL juga bisa dikaitkan dengan iklan. Banyak iklan yang menipu untuk industri selular, dalam artian banyak syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya. 3. Oppurtunities Peluang bagi XL antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, terutama di daerah – daerah. Perluasan jaringan yang dilakukan oleh XL cukup menguntungkan XL di masa mendatang. 4. Threat Ancaman bagi XL antara lain: banyak masuknya pendatang baru dalam dunia operator selular di Indonesia, pendatang baru tersebut dari dalam negeri dan dari luar negeri. Semua operator menawarkan nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini harus benar – benar ditanggapi serius dengan XL. Pengawasan dan Pengendalian Internal Komite Audit melakukan evaluasi terhadap laporan mengenai kecukupan, efektifitas dan keandalan sistem pengendalian internal berdasarkan self assessment yang dilakukan oleh Manajemen
melalui surat pernyataan Annual Internal Control Assurance yang disampaikan kepada Komite Audit. Perseroan telah mengadopsi kerangka pengendalian internal yang diterbitkan oleh COSO (Committe of the Sponsoring Organizations of the Tradeway Commission) dalam rangka proses evaluasi tersebut di atas. Komite Audit juga melakukan evaluasi terhadap laporan kuartalan Risiko Perusahaan (Corporate Risk Profile) dan laporan audit internal terhadap Manajemen Risiko sebagai bagian dari fungsi pengawasannya terhadap manajemen risiko Perseroan. Komite Audit juga mengetahui bahwa Komite Manajemen Risiko akan dibentuk sebagai bagian dari struktur Tata Kelola Perusahaan. Komite Audit dalam melakukan tugasnya didukung penuh oleh tim Internal Audit yang kompeten dan melaporkan kegiatannya kepada Komite Audit berdasarkan rencana Internal Audit tahunan yang telah disetujui. Penyusunan rencana internal audit berbasis risiko mencakup permasalahan mengenai kepatuhan, finansial, operasional, dan hal-hal strategis yang signifikan bagi keseluruhan kinerja Perseroan. Komite Audit menerima laporan secara berkala dan reguler dari Kepala Internal Audit atas kegiatan audit yang dilakukan. Internal Audit juga melakukan koordinasi untuk peninjauan atas tindak lanjut resolusi mengenai pengendalian dan melaporkan statusnya kepada Komite Audit. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Manajemen dan Internal Audit, Komite Audit memandang bahwa sistem pengendalian internal dan manajemen risiko Perseroan cukup dan pada tingkat yang dapat diterima, dalam konteks lingkungan bisnis Perseroan. Komite Audit juga mengetahui bahwa Manajemen Perseroan senantiasa melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan sistem pengendalian atas lingkungannya. Sumber www.xl.co.id/