IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh WIWI DADAHRI NIM 083911011
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Wiwi Dadahri
NIM
: 083911011
Jurusan/Program Studi: PGMI menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang drujuk sumbernya.
Semarang, 11 Mei 2012 Saya yang menyatakan,
Wiwi Dadahri NIM: 083911011
Semarang, 11 Mei M 2012
NOTA PEMBIMBIN BING
Kepada Yth. Dekan Fakultas ltas Tarbiyah T IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahu ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga bingan, arahan dan koreksi naskah skripsi kripsi dengan: Judul
: IMPLEMENTASI IM SM SMALL
GROUP
STRATEGI DISCUSSION
PEMB PEMBELAJARAN PA PADA
MATA
PE PELAJARAN IPS DI KELAS VII MI AL-FALAH JA JATIROKEH SONGGOM BREBES Nama
: Wiwi W Dadahri
NIM
: 083911011 08
Jurusan
: PGMI PG
Program Studi
: PGMI PG
Saya memandang g bahwa bah naskah skripsi tersebut sudah dapat pat diajukan di kepada Fakultas Tarbiyah h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang ng Munaqasah. Mu Wassalamu’alaikum m Wr. W Wb Pembimbing ing I,
Dr. Hj. Sukasi ukasih, M.Pd NIP. 19570202 70202 199203 2 001
Semarang, 12 Mei M 2012
NOTA PEMBIMBIN BING
Kepada Yth. Dekan Fakultas ltas Tarbiyah T IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahu ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga bingan, arahan dan koreksi naskah skripsi kripsi dengan: Judul
: IMPLEMENTASI IM SM SMALL
GROUP
STRATEGI DISCUSSION
PEMB PEMBELAJARAN PA PADA
MATA
PE PELAJARAN IPS DI KELAS VII MI AL-FALAH JA JATIROKEH SONGGOM BREBES Nama
: Wiwi W Dadahri
NIM
: 083911011 08
Jurusan
: PGMI PG
Program Studi
: PGMI PG
Saya memandang g bahwa bah naskah skripsi tersebut sudah dapat pat diajukan di kepada Fakultas Tarbiyah h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang ng Munaqasah. Mu Wassalamu’alaikum m Wr. W Wb Pembimbing ing II, I
Dr. Ahwan an Fa Fanani, M.Ag NIP. 19780933 8093302003121001
ABSTRAK Judul : Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Penulis : Wiwi Dadahri NIM
: 083911011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI AlFalah Jatirokeh Songgom Brebes. Studi ini dimaksudkan untuk membahas tentang: (1) Implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pembelajaran IPS problematika, serta upaya mengatasinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: (1) Observasi, yaitu untuk mengamati proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI AlFalah Jatirokeh Songgom Brebes. (2) Interview atau wawancara yaitu untuk mengetahui tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. (3) Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penerapan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, yang berupa rencana pembelajaran, data guru, karyawan, data siswa serta dokumen kegiatan dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi pembelajaran Small Group Discussion yang diterapkan dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgm Brebes dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tahap persiapan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran, serta tahap evaluasi pembelajaran. Pada praktiknya, kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sudah hampir mendekati teori yang ada. Ini dibuktikan persiapan guru dalam proses pembelajaran yang telah melalui tahapan-tahapan seperti yang di atas; seperti pada pelaksanaan metode diskusi kelompok, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima siswa, serta meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hasil penelitian di atas, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan rujukan bagi para civitas akademik, para tenaga pengajar, dan semua pihak yang membutuhkannya di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang {al} disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya. Huruf Hijaiyah
Huruf Latin
Huruf Hijaiyah
Huruf Latin
ا
a
ط
t}
ب
b
ظ
z}
ت
t
ع
‘
ث
s\
غ
g
ج
j
ف
f
ح
h}
ق
q
خ
kh
ك
k
د
d
ل
l
ذ
z\
م
m
ر
r
ن
n
ز
z
و
w
س
s
h
ش
sy
ء
’
ص
s}
ي
y
ض
d}
Bacaan Maad:
Bacaan Diftong:
ã
= panjang
او
= au
î
= i panjang
اي
= ai
ũ
= u panjang
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi agung Muhamad SAW. Rasul terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat dunia akhirat serta mendapatkan syafaat di hari kiamat kelak. Dengan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, bimbingan dan motivasi dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, terutama kepada; 1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang; 2. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dr. Ahwan Fanani M.Ag. selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya di tengah kesibukan yang teramat padat. Terima kasih atas nasihat, motivasi dan bimbingan yang sungguh tiada ternilai harganya. Mudahmudahan Allah SWT membalas atas semua kebaikannya; 3. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. selaku wali studi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta arahan bagi penulis; 4. semua dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberi penulis bekal ilmu pengetahuan dengan penuh kesabaran dan pengertian; 5. staf karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang senantiasa membantu penulis dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan administrasi penulis selama belajar; 6. staf pengelola perpustakaan baik Fakultas, Institut, maupun TPM yang telah memberikan pelayanan yang baik ketika penulis membutuhkan bahan rujukan sebagai referensi;
7. Keluarga besar MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang telah berkenan memberikan bantuan dan kerjasamanya; 8. Setiawati Sintha Era S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS kelas VI yang telah berkenan memberikan waktu, bantuan dan kerjasama yang baik bagi penulis dalam mengadakan penelitian; 9. Orang tuaku tersayang yang dengan segala usaha , ketulusan, kasih sayang, serta dukungan yang tidak pernah lelah baik materiil maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Strata Satu (S1); 10. Kedua kakakku yang selalu memberikan doa dan dukungannya, terimakasih atas dukungannya akhirnya aku bisa membuktikan kepada kalian bahwa aku bisa; 11. Pak Ustadz yang dengan kerendahan hatinya selalu memberiku pencerahan hati, terima kasih atas doanya pak; 12. Teruntuk (Nodi Asrudy) orang yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi serta semangat demi terselesaikannya skripsi dan studi penulis; 13. Seluruh teman-teman seperjuanganku PGMI A 2008; 14. Bapak Imam Santoso, Mbak Pipit dan Mas Hasan yang telah memberikan tempat dan suasana rumah yang nyaman; 15. Semua pihak yang mungkin belum dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis alam penyusunan skripsi ini. Demikianlah ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, penulis hanya bisa berdoa semoga doa, dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT, dan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 11 Mei 2012 Penulis, Wiwi Dadahri 083911011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................................ii PENGESAHAN ................................................................................................................iii NOTA PEMBIMBING .....................................................................................................iv ABSTRAK .......................................................................................................................vi TRANSLITERASI ..........................................................................................................vii KATA PENGANTAR ....................................................................................................viii DAFTAR ISI .....................................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................xi
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................7 D. Metode Penelitian ................................................................................7
BAB II
: STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA
PELAJARAN IPS A. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 14 B. Strategi Pembelajaran ..........................................................................................16 1. Pengertian Strategi Pembelajaran ..............................................................16 2. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion.........................................22 3. Pembelajaran IPS .....................................................................................29 C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI MI .............................33 D. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion dalam Pembelajaran IPS ..........34
BAB III
:
IMPLEMENTASI
STRATEGI
PEMBELAJARAN
SMALL
GROUP
DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES A. Gambaran Umum MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.....................33 1. Tinjauan Historis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes.....40 2. Visi dan Misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ..........40 3. Letak Geografis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ......41 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ....................................................42 5. Struktur Organisasi ................................................................................44 6. Sarana dan Prasarana .............................................................................46 7. Ekstra Kurikuler ....................................................................................47 B. Penerapan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Perencanaan Pembelajaran ....................................................................47 2. Peran Guru ............................................................................................49 3. Pelaksanaan Pembelajaran .....................................................................50 4. Evaluasi Pembelajaran ...........................................................................52 BAB IV
: ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP
DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES A. Analisis Penerapan Strategi Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran .....................................................58 2. Analisis Peran Guru .............................................................................60 3. Analisi Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................62 4. Analisis Evaluasi Pembelajaran ...........................................................65 B. Problematika dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Strategi Small Group Discussion di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Faktor Pendukung ................................................................................67 2. Faktor Penghambat ..............................................................................68 3. Upaya Mengatasi Problematika ...........................................................70 C. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Small Group Discussion dalam Penerapan Pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion .................71
2. Kekurangan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion ..............72 BAB V
: PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................................74 B. Saran .............................................................................................................75 C. Penutup .........................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 2
Surat Izin Riset
Lampiran 3
Surat Keterangan Telah Melakukan Riset
Lampiran 4
Surat Keterangan Melaksanakan Ko Kurikuler
Lampiran 6
Transkip Ko. Kurikuler
Lampiran 7
Riwayat Hidup
Lampiran 8
Pedoman Observasi
Lampiran 9
Pedoman Dokumentasi
Lampiran 10 Instrumen Evaluasi Proses Lampiran 11 Pedoman Wawancara Lampiran 12 Transkip Wawancara Lampiran 13 Silabus Pembelajaran Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 15 Nama Kelompok Lampiran 16 Contoh Soal Lampiran 17 Contoh Soal PR Lampiran 18 Nilai Hasil Observasi Lampiran 19 Lampiran Foto Lampiran 20 Sertifikat OPAK Fakultas Lampiran 21 Sertifikat OPAK Institut Lampiran 22 Piagam Orientasi Akademik dan Orientasi Keagamaan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha dalam pembaharuan sistem pendidikan nasional, karena pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, dan proses belajar mengajar terjadi manakala adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau sesama peserta didik. Dalam interaksi tersebut pendidik memerankan fungsi sebagai pengajar atau fasilitator dalam belajar, sedangkan peserta didik sendiri sebagai pelajar atau individu yang belajar. Belajar hakekatnya tidak hanya pada mata pelajar saja, tetapi penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita. Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Madjid dalam kitab at-tarbiyah wa turuqu tadris, mengemukakan yang dimaksud belajar adalah;
ﺍﻐﹺﻴﺮ ﺗ ﺎﻴﻬﻓ ﺙ ﺪ ﹸ ﺤ ﻴﺔ ﹶﻓ ﺎﹺﺑ ﹶﻘﺓ ﺳ ﺮ ﺒﺧ ﻋﻠﹶﻰ ﻳ ﹾﻄ ﹺﺮﹸﺃ ﻌﱢﻠ ﹺﻢ ﺘﻫ ﹺﻦ ﹾﺍ ﹸﳌ ﺫ ﻰﺮ ﻓ ﻴﻐﹺﻴ ﺗ ﻮ ﻫ ﻢ ﻠﻌ ﺘﹶﺃ ﱠﻥ ﺍﻟ ١ .ﺍﻳﺪﺪ ﺟ Sesungguhnya belajar merupakan perubahan di dalam orang yang belajar (murid) yang terdiri atas pengalaman lama, kemudian menjadi perubahan baru Dalam konteks dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran yang lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran adalah seorang pendidik sementara peserta didik kurang dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang diterimanya sehingga potensi diri yang ada pada peserta didik kurang dapat diaktualisasikan secara optimal.
1
Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi, Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), hlm. 179
1
Tampak pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih memprihatinkan. Hal ini tentunya merupakan hasil dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, dalam arti substansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi pendidik dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya.2 Pembelajaran dijadikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak belakang dari landasan dan selalu mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan dengan pembelajaran, diantaranya yaitu: (al-alaq:1-5),
ﻡ ﺮ ﻚ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﹾﻛ ﺑﺭ ﻭ ﺮﹾﺃ ﴾ ﺍ ﹾﻗ٢﴿ ﻋﹶﻠ ﹴﻖ ﻦ ﻣ ﺎ ﹶﻥﻧﺴﻖ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﺧﹶﻠ ﴾١﴿ ﻖ ﺧﹶﻠ ﻱﻚ ﺍﱠﻟﺬ ﺑﺭ ﺳ ﹺﻢ ﺮﹾﺃ ﺑﹺﺎ ﺍ ﹾﻗ ﴾٥﴿ ﻢ ﻌﹶﻠ ﻳ ﻢ ﺎ ﹶﻟﺎ ﹶﻥ ﻣﻧﺴﻢ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﻋﱠﻠ ﴾٤﴿ ﻢ ﺑﹺﺎﹾﻟ ﹶﻘﹶﻠ ﹺﻢ ﻋﱠﻠ ﺬﻱ ﴾ ﺍﱠﻟ٣﴿ “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan ,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-Alaq:1-5) 3 Pembelajaran dewasa ini bukan hanya sekedar transfer of knowledge dari pendidik kepada peserta didik, jika yang ditekankan hanya sebatas transfer of knowledge semata tanpa transfer of value maka peserta didik hanya mengetahui tentang fakta-fakta, tanpa perubahan tingkah laku yang berarti, sementara para pendidik pun selalu mengindahkan metodologi pembelajaran, anggapan mereka merencanakan & melaksanakan metodologi pembelajaran akan mempersulit pekerjaan mereka. 2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 5 3
Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 1271.
2
Metodologi pembelajaran yang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia sendiri masih tetap mempertahankan cara-cara tradisional seperti ceramah & menghafal, cara-cara semacam ini dianggap mempermudah & memperingan pekerjaan pendidik, akan tetapi justru sebaliknya bagi peserta didik. Cara-cara seperti dalam belajar ini yang membuat peserta didik bosan dan malas jika mendengarkan informasi yang disampaikan oleh pendidik, Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan strategi yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feed back) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Guru yang mengetahui seberapa besar minat belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran yang disampaikan, akan lebih mudah melaksanakan tugas mengajar & mendidik. Bila siswa berminat terhadap suatu pelajaran dengan sendirinya dia akan memperhatikan pelajaran dalam jangka waktu tertentu.4 Oleh karena itu sebuah proses pembelajaran sudah seharusnya menggunakan strategi belajar yang banyak melibatkan peserta didik bukan hanya sekedar transfer of knowledge dari pendidik. Telah diketahui bahwasannya hidup di dunia ini tidak sendiri, melainkan hidup juga perlu bantuan orang lain karena kita merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, begitu halnya dengan IPS, dengan pengetahuanpengetahuan serta sikap sosial yang dipelajari dalam ilmu pengetahuan ini, maka diharapkan manusia/peserta didik dapat menyesuaikan diri/ menempatkan diri dalam kehidupan masyarakatnya dan lingkungan sosialnya. IPS sendiri merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan membentuk peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga negara yang cinta damai. Pada dasarnya pendidikan IPS itu sendiri bertujuan untuk menjadikan manusia yang baik dalam kehidupannya. Baik dalam kehidupannya dalam artian manusia tidak mengalami kesulitan hidup dalam memenuhi berbagai macam kebutuhannya dengan sumbersumber yang relatif langka, manusia bisa hidup secara harmonis dengan
4
Sardjiyo, dkk, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 28.
3
lingkungan dan ruang hidupnya, ia mempunyai pengetahuan, sikap, dan kepedulian sosial yang tinggi di tengah-tengah kehidupan sosialnya, sangat menghargai nilai-nilai agama, sejarah, budaya, sosial, politik, ekonomi dan lainnya, dan dengan nilai-nilai itu menjadi pengarah dan pengendali sikap dan perilaku dalam kehidupannya. Realita yang terjadi di lapangan adalah mayoritas peserta didik enggan terhadap mata pelajaran IPS, mereka sudah terdoktrin paham bahwa IPS adalah mata pelajaran yang menjemukan dan sebatas mata pelajaran hafalan yang tidak perlu diseriusi, apalagi ditambah dengan strategi mengajar yang digunakan oleh sebagian pendidik adalah metode ceramah tanpa variasi metode lain. Metode ini merupakan metode yang amat laku keras di dalam proses pembelajaran, metode ceramah ini dianggap sebagai metode yang praktis digunakan, pendidik tidak perlu repot-repot membuat persiapan kegiatan pembelajaran. Guru malas jika harus menyediakan alat dan media. Pekerjaan guru dirasa lebih ringan sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup dengan menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain5, sementara penerapan model pembelajaran variatif dirasa mempersulit pekerjaan guru. Persiapan guru lebih rumit dan membutuhkan banyak biaya itulah suatu kenyataan di lapangan, masalah seperti ini banyak dijumpai dalam proses belajar mengajar. Sudah sewajarnya seorang pendidik memberikan materi pelajaran dengan berbagai metode yang melibatkan keaktifan siswa, yaitu pembelajaran aktif inovatif kreatif dan menyenangkan. Sementara itu sebuah metode pembelajaran bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan atau ketepatan strategi yang dipakai. Hasil pembelajaran yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan, akan tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Sebaik apapun metodenya jika tidak disertai dengan strategi pembelajaran yang tepat pun tidak mungkin berhasil. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau 5
Trianto, Mendesain, hlm. 6.
4
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri.6 Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, banyak siswa yang kurang paham atau menguasai mata pelajaran IPS apabila strategi yang digunakan guru hanya ceramah. Karena strategi mengajar dengan hanya mengandalkan ceramah tidak akan efektif dengan berbagai alasan seperti: sebagian dari mereka tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh pendidik, mereka asyik berbicara sendiri dengan temannya dan pendidik kurang optimal mengawasi siswanya. Alasan-alasan tersebut merupakan indikasi bahwasannya dalam kegiatan belajar mengajar seorang pendidik harus mengubah cara pandang bahwasannya datang hanya untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, kemudian hal demikian bisa dilakukan dengan ceramah agar siswa dapat lebih cepat menangkap materi. Sebenarnya pandangan yang demikian merupakan pandangan yang keliru dan paham yang mengatakan siswa itu bak kertas kosong dan tugas dari seorang guru adalah menulis sesuka hati itu juga merupakan pandangan yang salah besar, karena pada hakekatnya siswa akan lebih paham terhadap materi jika siswa yang melakukan sendiri dan menemukan sendiri pengetahuannya. Seperti yang dikemukakan oleh Melvin L. Silberman bahwasannya: Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.7 6
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSSAIL, 2008), hlm. 31. 7
Melvin L Silberman, Active Learning, (Allyn and Bacon, Boston, 1996), hlm. 3.
5
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Melvin S. Silberman tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa akan lebih menguasai pengetahuan jika mereka dilibatkan secara penuh dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya guru yang aktif memberikan ceramah akan tetapi justru muridlah yang harusnya aktif. Dasar pemikiran di ataslah yang menjadikan guru mata pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes mengubah strategi yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran IPS, kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan ceramah, sekarang divariasikan dengan salah satu pembelajaran aktive learning yaitu Small Group Discussion. Hal demikian dimaksudkan agar nantinya pembelajaran IPS yang berlangsung di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dapat menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih mengetahui terhadap materi yang dipelajari bukan sebatas fakta dan konsep belaka, melainkan dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah bersama dengan kelompoknya. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, karena guru yakin bahwa student centered akan lebih efektif dari pada teacher centered. Berdasarkan pemikiran di atas, skripsi ini berusaha untuk mengetahui kegiatan pembelajaran IPS melalui strategi pembelajaran Small Group Discussion dengan judul “IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? 2. Apa saja problematika dalam penerapan strategi pembelajaran Small Group Discussion mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dan upaya mengatasinya? 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari data/ informasi yang kemudian data tersebut dianalisis dan diolah secara sistematis dalam rangka menyajikan gambaran tentang penerapan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. 2. Untuk mengetahui problematika dalam penerapan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes serta upaya mengatasinya. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoretis Manfaat teoritis yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah keilmuan. 2. Manfaat praktis a. Bagi pendidik Kegunaan bagi guru mata pelajaran adalah agar dapat mengetahui lebih dalam lagi konsep strategi pembelajaran Small Group Discussion serta problematika & upaya mengatasinya ketika menerapkan strategi pembelajaran Small Group Discussion. b. Bagi peserta didik Sedangkan manfaat bagi peserta didik itu sendiri adalah menumbuhkan
keaktifan,
kemampuan
bekerjasama,
kemampuan
berkomunikasi serta suasana pembelajaran yang menyenangkan. D. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) oleh karena itu obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan yang sekiranya mampu memberikan informasi tentang kajian penelitian. 7
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian, antara lain: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (qualitative research) yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.8 Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Mengutip Bodgan dan Taylor, Lexy J. Moleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9 Penelitian
ini
adalah
penelitian
kualitatif
deskriptif
yakni
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dalam proses belajar mengajar IPS kelas di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Yakni proses yang dilakukan guru mata pelajaran IPS dalam tahapan proses pembelajaran dan perilaku peserta didik dalam pembelajaran serta interaksi selama proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan guru mata pelajaran IPS. 2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dimana penelitian ini dilaksanakan
di
MI
Al-Falah
Jatirokeh
Songgom
Brebes
yang
beralamatkan di jalan raya Jatirokeh Songgom Brebes, dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut: 1) Lokasi sekolah yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal masyarakat 8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 60. 9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 3.
8
2) Suasana sekolah yang mencerminkan sekolah berlatar belakang pondok pesantren sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 3) Semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian. b. Waktu penelitian Penelitian ini diadakan dalam kurun waktu satu bulan terhitung mulai dari izin penelitian baik secara lisan maupun tertulis dengan ditunjukkan surat rekomendasi dari pihak kampus Fakultas Tarbiyah. Sedangkan penelitian atau proses pengumpulan data dimulai dari tanggal 01 Februari – 28 Februari 2012. 3. Sumber Penelitian Sumber penelitian dalam penelitian ini adalah berasal dari MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sebagai pihak yang melaksanakan strategi Small Group Discussion yang meliputi peserta didik kelas VI dan Guru mata pelajaran IPS yang menjadi obyek kajian penelitian, serta semua pihak yang ada kaitannya dengan penerapan strategi Small Group Discussion. 4. Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah perihal yang akan diteliti dalam sebuah kegiatan penelitian untuk menghindari permaslahan yang terlalu luas. Oleh karena itu fokus dalam penelitian ini adalah pengkajian tentang penerapan strategi Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS pada kelas VI di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang meliputi pendidik dan peserta didik, proses belajar mengajar serta lingkungan pembelajaran. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang dihasilkan dari data empiris. Jadi dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, penulis menelaah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan alat utama bagi praktek penelitian lapangan tersebut. 9
Pengumpulan data empirik, penulis menggunakan beberapa metode yaitu: a. Observasi atau pengamatan Mengutip Banister dalam Haris Herdiansyah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju.10 Metode observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.11 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dengan hanya mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menerapkan strategi pembelajaran Small Group Discussion sekaligus pengamatan terhadap lingkungan sekitar. b. Interview atau wawancara Metode interview yaitu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.12 Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara yang lebih bebas dalam pelaksanaannya. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat & ide-idenya. Metode ini digunakan untuk
mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS serta
peserta didik. c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu salah satu metode pengumpulan data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat 10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 131. 11
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.
12
S. Margono, Metodologi, hlm. 165.
158.
10
kabar, majalah, notulen, dan sebagainya.13 Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, data guru, data siswa, data karyawan, data-data lain yang terdapat di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, sebagai data pelengkap yang tidak diperoleh dari observasi dan wawancara. 6. Metode Analisis Data Menurut Bodgan dalam Sugiyono “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcript, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others” Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 14 Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.15 Sehingga analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah pengumpulan data. a. Analisis deskriptif Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data yang diperoleh dari hasil interview, observasi, serta dokumentasi. Dalam artian data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian data deskriptif. Analisis
deskriptif
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil wawancara,
observasi
maupun
dokumentasi
selama
mengadakan
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 274. 14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2008), hlm. 244. 15
Sugiyono, Metode, hlm. 245
11
penelitian di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes tentang “Strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes” yang kemudian data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu secara induktif. b. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik dan waktu. 1) Triangulasi sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 2) Triangulasi teknik Triangulasi teknik digunakan untuk kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalkan data yang telah diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Jika dengan melalui tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau bisa jadi semuanya benar akan tetapi karena sudut pandangnya berbeda-beda. 3) Triangulasi waktu Triangulasi waktu digunakan untuk mengecek kredibilitas data dalam waktu yang berbeda. Karena waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, bisa jadi data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.16
16
Sugiyono, Metode, hlm. 273-274.
12
BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS
A. Kajian Pustaka Berdasarkan judul skripsi diatas, ada beberapa kajian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain, yang relevan dengan penelitian ini, dengan segala kemampuan, penulis berusaha menelusuri dan menelaah beberapa hasil kajian antara lain: Pertama skripsi Yayuk Afiana lulus tahun 2004 dengan judul “Penerapan metode diskusi pada pembelajaran PAI di SMUN Jumantono Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi mampu membangun kreativitas & daya kritis siswa dalam mempelajari mata pelajaran PAI di SMUN Jumantono, hal ini dibuktikan dengan keaktifan siswa untuk berargumen dalam kelompok maupun dalam diskusi kelas.1 Kedua skripsi Nur Hayati (073111515) dengan judul “Studi tentang penerapan metode PAIKEM pada pembelajaran Fiqh di MI Al-hidayah Tugu Semarang”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana metode PAIKEM tersebut ketika diterapkan dalam pembelajaran Fiqh dan hasilnya siswa terlihat lebih antusias dan berkesan dibenak siswa dengan adanya metode PAIKEM tersebut.2 Ketiga skripsi Muhamad Syekhudin (3105180) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2009 dengan judul “(Penerapan model pembelajaran berbasis PAIKEM strategi Index Card Match dan Small Group Discussion pada mata pelajaran Qur’an Hadits (Studi pada kelas VII MTs Asysyafiiyah Jatibarang-Brebes)” hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran Qur’an Hadits kelas VII MTs Asy-syafiiyah Jatibarang Brebes
1
Yayuk Afiana, “Penerapan metode diskusi pada pembelajaran PAI di SMUN Jumantono Karanganyar” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004) 2
Nur Hayati, “Studi tentang penerapan metode PAIKEM pada pembelajaran Fiqh di MI Al-hidayah Tugu Semarang” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2009)
13
dengan menerapkan strategi pembelajaran Index Card Match dan Small Group Discussion secara keseluruhan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyusunan RPP dan instrumen pembelajarannya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Suasana pembelajaran juga terlihat aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Hal tersebut terlihat dari keaktifan peserta didik dalam bertanya, mengemukakan pendapat dalam diskusi, membacakan kartu yang dipegang masing-masing, keaktifan guru dalam memberikan jawaban, memantau diskusi dll.3 Keempat skripsi Nur Hudayana (3105073) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2010 dengan judul “Upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI materi pokok binatang halal dan haram melalui model pembelajaran Small Group Discussion (Studi tindakan di kelas VIII E Semester II SMP N 31 Semarang)” hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PAI yang tidak menggunakan strategi Small Group Discussion hanya didapatkan nilai 1190 dengan prosentase 49,58 %. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada tahap siklus I meningkat menjadi 1540 dengan prosentase 64,16 %, dan setelah diadakannya siklus II yaitu proses pembelajaran dengan strategi Small Group Discussion yang efektif, motivasi belajar dari peserta didik meningkat menjadi 1689 dengan prosentase 70,37 %. Kelima Ismail SM, M.Ag dalam karyanya yang berjudul “ Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efekif, dan menyenangkan) dalam buku tersebut dijelaskan beberapa strategi pembelajaran yang salah satu diantaranya adalah strategi Small Group Discussion yang menekankan pada keaktifan peserta didik baik dalam kelompoknya maupun di dalam kelas dan dengan adanya salah satu strategi pembelajaran ini diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
3
Muhamad Syekhudin “Penerapan model pembelajaran berbasis PAIKEM strategi Index Card Match dan Small Group Discussion pada mata pelajaran Qur’an Hadits (Studi pada kelas VII MTs Asy-syafiiyah Jatibarang-Brebes” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2009)
14
kondusif, mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih menekankan pada siswa atau student centered. Dari penelitian tersebut diatas, sekilas memang tampak adanya persamaan dengan permasalahan yang akan dilakukan/dikaji oleh penulis, namun dalam penelitian ini penulis lebih menitikberatkan pada strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-falah Jatirokeh Songgom Brebes.
B. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran a. Definisi strategi pembelajaran Secara umum strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.4 Adapun strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan gurumurid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup, ia harus menguasai berbagai metode atau teknik penyampaian materi yang diajarkan dan harus mengetahui kemampuan anak yang menerima. Pemilihan metode dan teknik yang tepat kiranya memerlukan keahlian tersendiri, para pendidik harus pandai memiliki dan mempergunakan teknik apa yang akan digunakan. Dalam konteks dunia pendidikan, istilah strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Hamruni menegaskan bahwa istilah strategi dalam konteks pendidikan 4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 139.
15
adalah “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal”5 strategi adalah rencana, cara atau rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemudian dalam aplikasi pembelajaran, strategi adalah langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran. Sedangkan istilah strategi pembelajaran banyak para ahli yang mendefinisikannya antara lain: 1) Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. 2) Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengelaman belajar kepada peserta didik.6 Seorang guru di samping harus menguasai berbagai metode pembelajaran dia juga harus menguasai teknik dan strategi agar metode yang telah dikuasainya bisa diterapkan dengan tepat dalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu pembelajaran bagi anak didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran disini tidaklah lain adalah untuk menanamkan sejumlah komponen norma kedalam jiwa anak didik. b. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran Dalam penggunaan strategi pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik, prinsip penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran 5
Hamruni H, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 1. 6
Hamruni, Strategi, hlm. 2.
16
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan, setiap strategi pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Prinsip- prinsip penggunaan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut; 1) Berorientasi pada tujuan (kompetensi) Segala aktivitas pendidik dan peserta didik seharusnya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengajar adalah suat proses yang bertujuan oleh karena itu keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. 2) Aktivitas Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi, melainkan belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. 3) Individualitas Mengajar merupakan usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Walaupun mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik. 4) Integritas Mengajar haruslah dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek afektif, dan psikomotorik. 5) Interaktif Prinsip interaktif mengandung artian bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa, akan tetapi mengajar pada hakekatnya adalah proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk untuk belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. 7 c. Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Oleh karena itu seorang guru harus menentukan strategi apa yang tepat agar proses pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. 7
Hamruni, Strategi, hlm. 21-22.
17
Sebelum seorang guru itu menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, maka ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan yaitu: 1) Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai 2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran 3) Pertimbangan dari sudut siswa 4) Pertimbangan dari sudut strategi8 2. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion a. Pengertian Small Group Discussion Strategi Small Group Discussion adalah salah satu strategi pembelajaran aktif dimana dalam proses pembelajaran peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil guna memecahkan dan mendiskusikan beberapa topik permasalahan. Topik yang didiskusikan berupa materi yang sesui dengn Stndar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Berkaitan dengan pola cara yang dipakai oleh seorang guru untuk menyampaikan informasi ilmu pengetahuan, di dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwasannya dalam menyeru atau mengajak seseorang untuk beribadah kepada Allah SWT hendaknya menggunakan beberapa metode atau pola yang bijaksana dan bantahlah mereka dengan cara-cara yang baik. Di antara cara-cara yang baik itu adalah dengan cara diskusi. Sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an surat An-Nahl : 125.
ﻲ ﻫ ﻲﻢ ﺑﹺﺎﱠﻟﺘ ﻬ ﺩﹾﻟ ﺎﻭﺟ ﺔ ﻨﺴ ﺤ ﺔ ﺍﹾﻟ ﻋ ﹶﻈ ﻮ ﻤ ﺍﹾﻟﺔ ﻭ ﻤ ﺤ ﹾﻜ ﻚ ﺑﹺﺎﹾﻟ ﺑﺭ ﺳﺒﹺﻴ ﹺﻞ ﻉ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺩ ﺍ ﻦ ﻳﺘﺪﻬ ﻤ ﻢ ﺑﹺﺎﹾﻟ ﻋﹶﻠ ﻮ ﹶﺃ ﻫ ﻭ ﻪ ﻠﺳﺒﹺﻴ ﻦ ﻋ ﺿ ﱠﻞ ﻦ ﻤ ﻢ ﹺﺑ ﻋﹶﻠ ﻮ ﹶﺃ ﻫ ﻚ ﺑﺭ ﻦ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺴ ﺣ ﹶﺃ ﴾١٢٥﴿ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
8
Hamruni, Strategi, hlm. 24-25.
18
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl:125) 9 Berdasarkan pedoman pada dalil Al-Qur’an tersebut, ada dua pendekatan yang dipakai untuk menyeru kepada orang lain agar ia taat dan patuh terhadap perintah Allah, yaitu hikmah dan mauidzah (nasehat). Sedangkan strategi yang bisa dipakai adalah salah satunya dengan menggunakan diskusi kelompok kecil. Diskusi merupakan percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban atas suatu masalah.10 Sedangkan diskusi kelompok (Group Discussion) dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam menyumbangkan
pikiran-pikirannya
untuk
memecahkan
suatu
permasalahan. Sedangkan tujuan penggunaan model diskusi adalah untuk mendorong (memotivasi) dan memberi stimulasi (rangsangan) kepada peserta didik agar berfikir dengan renungan yang dalam (reflective thinking).11 Dalam belajar kelompok kecil (small group), pengetahuan yang total yang ada dalam kelompok cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan yang dimiliki oleh peserta didik perorang.12 Oleh karena itu, dengan adanya strategi pembelajaran Small Group Discussion ini, sangat memungkinkan bagi seorang pendidik untuk bisa memberikan soal-soal 9
Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 536.
10
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
11
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
hlm. 179
205. 12
Daniel Mujis dan David Reynolds, Effective Teaching, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 82.
19
yang relative lebih sulit jika dibandingkan dengan jika diberikan kepada peserta didik secara perseorangan. Dengan demikian pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk berfikir kritis, sistematis dan saling menyumbangkan fikirannya baik dalam kelompoknya maupun secara klasikal. Pembelajaran dengan strategi Small Group Discussion lebih mengutamakan pola kerjasama dalam kelompok kecil sehingga peserta didik tidak ada yang merasa bahwa dirinya yang paling pintar dan menguasai materi. Dengan adanya strategi Small Group Discussion, diharapkan peserta didik terbiasa untuk mengeluarkan pendapat & bekerjasama dalam mengembangkan keterampilan sosial. b. Langkah-langkah
penerapan
strategi
pembelajaran
Small
Group
Discussion Dalam penerapan strategi pembelajaran Small Group Discussion ini, pendidik perlu memperhatikan langkah-langkah penerapannya agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif & efisien, langkahlangkah tersebut adalah: 1) Pendidik membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5 murid). 2) Guru memberikan soal studi kasus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) & Kompetensi Dasar (KD). 3) Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut. 4) Guru memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi. 5) Guru menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas. 6) Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan & tindak lanjut. 13 c. Ciri-ciri strategi pembelajaran Small Group Discussion Diantara ciri-ciri dari pembelajaran Small Group Discussion antara lain: 1) Adanya kerjasama antar sesama anggota kelompok.
13
Ismail, SM, Strategi, hlm. 87.
20
Kerja kelompok kecil berhubungan dengan prestasi bila interaksi kelompoknya bersifat saling menghormati dan inklusif. Dan berhubungan negatif dengan prestasi bila interaksi kelompok tidak saling menghormati atau tidak setara. Yang demikian ini, berarti dalam kerja kelompok tidak ada asas saling memberi dan saling menerima. 2) Adanya keterampilan berbagi dalam kelompok. Hal ini dapat berarti bahwa dalam diskusi kelompok kecil, keterampilan berbagi sangat diperlukan, berbagi yang dimaksud disini adalah
saling
berbagi
pengetahuan,
materi
bersama
teman
sekelompoknya. 3) Adanya peran aktif atau keterampilan partisipasi dari masing-masing anggota kelompok. Peran aktif disini yang dimaksud adalah seyogyanya peserta didik itu aktif dalam kegiatan diskusi, aktif yang dimaksud adalah aktif dalam mengutarakan jawaban ataupun pertanyaan, hal demikian merupakan keterampilan berpartisipasi dalam kelompok.14 Dari ketiga ciri tersebut, maka dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group Discussion peserta didik dituntut untuk memiliki berbagai macam keterampilan seperti yang telah dikemukakan di atas, sehingga strategi Small Group Discussion dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Agar sebuah diskusi dapat tercapai efektif, maka yang tidak kalah pentingnya adalah peran seorang guru. Guru sebagai seorang fasilitator perlu memperhatikan agar permasalahan-permasalahan seperti diantaranya mengatasi perdebatan masing-masing siswa dalam kelompok maupun dalam forum kelas, atau dalam kebanyakan kelas, beberapa peserta didik berbicara banyak sekali dan yang lainnya tak mau bicara sepatah katapun. Untuk mengatasi keadaan ini di samping menggunakan teknis yang berupa
14
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
hlm. 120.
21
keterampilan guru sendiri, ada juga strategi yang bisa ‘memaksa’ mereka untuk mengatasi keadaan seperti di atas.
d. Peran Guru dalam memimpin diskusi kelompok Guru merupakan elemen penting yang langsung bersinggungan dengan
peserta
didik,
guru
harus
mempunyai
kemampuan-
kemampuan/kompetensi sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang melalui pendidikan profesi.15 Salah satu usaha dalam meningkatkan mutu
pendidikan
pembelajaran
yang
dapat
dilakukan
tepat,
efektif
dengan dan
menerapkan
efisien.
Dalam
strategi kegiatan
pembelajaran, peserta didik bukan hanya duduk diam dan mendengarkan apa yang disampaikan pendidik, akan tetapi peserta didik dilibatkan secara penuh dalam kegiatan pembelajaran Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu kegiatan belajar aktif, siswa ditantang untuk mengemukakan pendapatnya ataupun mengomentari pendapat siswa yang lain, seorang guru ketika kegiatan pembelajaran diskusi berlangsung tidaklah hanya sebagai penonton saja akan tetapi seorang guru juga memerankan peran yang penting, yaitu sebagai fasilitator. Dibawah ini adalah menu bantuan ketika seorang guru memfasilitasi kegiatan diskusi: 1) Kemukakan kembali apa yang telah dikatakan siswa agar ia merasa bahwa pendapatnya telah dipahami dan siswa yang lain bisa mendengarkan ikhtisar dari apa yang telah disampaikan secara panjang lebar. 2) Pastikan agar seorang guru itu memahami kata-kata yang disampaikan oleh siswa atau perintahkan siswa untuk memperjelas apa yang dia maksud. 15
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005), hlm. 11.
22
3) Berikan pujian kepada pendapat yang menarik dan mendalam. 4) Perjelaslah kembali sumbang saran siswa terhadap diskusi dengan menggunakan contoh, atau sarankan cara baru untuk membahas persoalan. 5) Semarakkan diskusi dengan mempercepat prosesnya, menggunakan humor atau jika perlu dengan memacu semangat kelompok untuk memberikan lebih banyak sumbang saran. 6) Tunjukkan ketidaksepahaman (dengan halus) terhadap pendapat siswa untuk memicu diskusi lebih lanjut. 7) Perantarai perbedaan pendapat antar siswa dan redakan ketegangan yang mungkin timbul. 8) Tampung semua pendapat, tunjukkan kaitannya satu sama lain. 9) Ubahlah proses kelompok dengan mengubah metode untuk mengundang partisipasi atau menghantarkan kelompok menuju tahap evaluasi gagasan yang telah dikemukakan sebelum dibentuknya kelompok. 10) Ikhtisarkan (dan catat bila perlu) pendapat-pendapat utama kelompok.16 e. Kelebihan dan kekurangan strategi Small Group Discussion Sebuah strategi pembelajaran, pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan strategi Small Group Discussion, strategi pembelajaran ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. 1) Kelebihan strategi Small Group Discussion a) Semua peserta didik bisa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. b) Mengajarkan kepada peserta didik agar mau menghargai pendapat orang lain dan bekerjasama dengan teman yang lain. c) Dapat melatih dan mengembangkan sikap sosial dan demokratis bagi siswa. d) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi siswa. e) Mempertinggi partisipasi peserta didik baik secara individual dalam kelompok maupun dalam kelas. f) Mengembangkan pengetahuan mereka, karena bisa saling bertukar pendapat antar siswa baik dalam kelompoknya maupun dengan kelompok yang lain.
16
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2009), hlm. 52-54.
23
2) Kekurangan strategi Small Group Discussion a) Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.17 b) Dapat menimbulkan ketergantungan pada kelompok sehingga ia tidak ikut terlibat dalam kegiatan diskusi, karena hanya mengandalkan teman dalam kelompoknya. c) Dapat menimbulkan dominasi dari kelompok yang sekiranya lebih banyak dan lebih mampu mengungkapkan ide sehingga kelompok yang lain tidak memberikan kontribusi yang berarti. d) Bagi guru, diskusi kelompok kecil dapat mempersulit dalam mengelola iklim kelas. 3. Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” atau yang lebih familiar disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal Social Studies di negara lain itu merupakan sebuah kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.18 Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1990-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.19 Dimana dalam kurikulum 1975 mengelompokkan tiga jenis pendidikan, yakni pendidikan 17
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 208. 18
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 19. 19
Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, 2008), hlm. 6.
24
umum, pendidikan akademis, dan pendidikan keahlian khusus, kemudian dalam kurikulum 1975 tersebut juga dikemukakan secara eksplisit istilah mata pelajaran IPS yang merupakan perpaduan dari mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi. Sementara itu gagasan tentang IPS di Indonesia sendiri banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan Social Studies yang terjadi di luar negeri terutama perkembangan pada NCSS. Sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan Social Studies, NCSS bahkan sudah mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum persekolahan. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan membentuk peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga negara yang cinta damai. Pada dasarnya pendidikan IPS itu sendiri bertujuan untuk menjadikan manusia yang baik dalam kehidupannya. Baik dalam kehidupannya dalam artian manusia tidak mengalami kesulitan hidup dalam memenuhi berbagai macam kebutuhannya dengan sumber-sumber yang relatif langka, manusia bisa hidup secara harmonis dengan lingkungan dan ruang hidupnya, ia mempunyai pengetahuan, sikap, dan kepedulian sosial yang tinggi di tengah-tengah kehidupan sosialnya, sangat menghargai nilai-nilai itu menjadi
pengarah
dan
pengendali
sikap
dan
perilaku
dalam
kehidupannya.20 Menurut Sapriya, IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi 20
Sa’dun Akbar, Hadi Sriwiyana, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS, (Yogyakarta: Cipta Medika, 2010), hlm. Xi.
25
warga negara yang baik. Sardjiyo dkk (2008) mengungkapkan bahwa pengertian dari IPS itu sendiri yakni bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. IPS itu sendiri mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi
sosial
masyarakat
dalam
memasuki
kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.21 b. Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS 1) Fungsi dan peranan mata pelajaran IPS Fungsi dari mata pelajaran IPS adalah untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu dengan mempelajari IPS, siswa tidak hanya disuguhi konsep-konsep belaka, akan tetapi siswa secara langsung dapat mengamati dan mempelajari norma-norma/peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. 2) Tujuan mata pelajaran IPS
21
Agung Eko Purwana, et.al., Pembelajaran IPS MI, (ttp: LAPIS PGMI, 2009), hlm. 8-
15.
26
Secara keseluruhan tujuan dari pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut. a) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. b) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. c) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. d) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. e) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. 22 3) Ruang lingkup mata pelajaran IPS Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c) Sistem Sosial dan Budaya d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan23 C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI MI Kelas VI, Semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Memahami 1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem Perkembangan wilayah administrasi wilayah Indonesia Indonesia, kenampakan 1.2 Membandingkan kenampakan alam dan alam dan keadaan sosial keadaan sosial negara-negara tetangga negara-negara di Asia 1.3 Mengidentifikasi benua-benua Tenggara, serta benua-benua 22
Sardjiyo dkk, Pendidikan, hlm. 1.28.
23
PERMENDIKNAS RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
27
Kelas VI, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2. Memahami gejala alam yang 2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) terjadi di Indonesia dan alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya negara tetangga 2.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam
3. Memahami peranan bangsa 3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada Indonesia di era global era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia 3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa
D. Strategi Pembelajaran Small Group Discussion dalam Pembelajaran IPS Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam hal kemampuan, sikap dan perilaku dari seorang siswa yang relative permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan. Perubahan dari kemampuan yang hanya berlangsung sekejap dan kemudian kembali kepada perilaku semula, menunjukkan bahwa belum terjadi perubahan peristiwa pembelajaran walaupun mungkin terjadi sebuah proses pengajaran. Tugas dari seorang guru adalah membuat proses pembelajaran pada siswa agar berlangsung secara efektif. Komponen yang paling lumrah dari pekerjaan guru adalah mengajar sementara itu pekerjaan dari siswa adalah belajar. Akan tetapi pekerjaan guru bukanlah semata-mata “mengajar” melainkan juga harus mengerjakan berbagai hal yang bersangkut paut dengan pendidikan murid, demikian halnya dengan siswa, siswa bukan hanya sebatas “belajar” dalam artian
28
tradisional melainkan ia juga harus berusaha untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya dengan tenaganya sendiri. Siswa adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar di kelas. Siswa sebagai pihak yang ingin meraih tujuan, ingin mencapai hasil secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan adalah siswa, bagaimana keadaan dan kemampuannya. Sebuah pendapat yang menyatakan bahwa siswa itu hanya diibaratkan seperti kertas putih yang dapat ditulisi sesuka hati oleh gurunya adalah salah, karena sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman, proses belajar mengajar semata-mata tidak hanya gurunya yang aktif dan siswa hanya bertugas mendengarkan ceramah dari guru akan tetapi siswalah yang harusnya aktif. Seorang guru seharusnya memberikan kesempatan untuk berfikir dan berbicara, namun disini bukan berarti peran dari seorang guru menjadi pasif dalam proses belajar mengajar akan tetapi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi Small Group Discussion ini seorang guru hanya sebagai fasilitator. Strategi Small Group Discussion itu sendiri adalah salah satu strategi pembelajaran aktif yang bersifat kerjasama, saling tolong menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dari seorang guru lewat diskusi kelompok kecil. Dalam dunia islam, hal ini bukan merupakan hal yang baru lagi karena Islam sendiripun menganjurkan untuk tolong menolong dalam kebaikan seperti disebutkan dalam firman Allah SWT dalam (Q.S al-Ma’dah: 2)
ﻭﻟﹶﺎ ﺪ ﺋﻭﻟﹶﺎ ﺍﹾﻟ ﹶﻘﻠﹶﺎ ﻱ ﺪ ﻬ ﻭﻟﹶﺎ ﺍﹾﻟ ﻡ ﺍﺤﺮ ﺮ ﺍﹾﻟ ﻬ ﺸ ﻭﻟﹶﺎ ﺍﻟ ﻪ ﺮ ﺍﻟﱠﻠ ﺋﺎﺷﻌ ﺤﻠﱡﻮﺍ ﺗ ﻮﺍ ﻟﹶﺎﻣﻨ ﻦ َﺁ ﻳﺎ ﺍﱠﻟﺬﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ ﻭﻟﹶﺎ ﻭﺍﺻﻄﹶﺎﺩ ﻢ ﻓﹶﺎ ﺘﺣﹶﻠ ﹾﻠ ﻭﹺﺇﺫﹶﺍ ﺎﺍﻧﺿﻮ ﻭ ﹺﺭ ﻢ ﺑ ﹺﻬﺭ ﻦ ﻣ ﻀﻠﹰﺎ ﻮ ﹶﻥ ﹶﻓﺘﻐﺒﻳ ﻡ ﺍﺤﺮ ﺖ ﺍﹾﻟ ﻴﺒﲔ ﺍﹾﻟ ﻣ َﺁ ﺮ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﹺﺒ ﻮﺍﻭﻧ ﺎﺗﻌﻭ ﻭﺍﺘﺪﻌ ﺗ ﺍ ﹺﻡ ﹶﺃ ﹾﻥﺤﺮ ﺪ ﺍﹾﻟ ﺠ ﺴﹺ ﻤ ﻋ ﹺﻦ ﺍﹾﻟ ﻢ ﻭ ﹸﻛﺻﺪ ﻮ ﹴﻡ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻨ َﺂ ﹸﻥ ﹶﻗﺷ ﻢ ﻨ ﹸﻜﻣ ﺠ ﹺﺮ ﻳ ﴾٢﴿ ﺏ ﻌﻘﹶﺎ ﹺ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳﺷﺪ ﻪ ﻪ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﱠﻠ ﺗﻘﹸﻮﺍ ﺍﻟﱠﻠﺍﻥ ﻭ ﺍﺪﻭ ﻌ ﺍﹾﻟﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﹺﺈﹾﺛ ﹺﻢ ﻭ ﻮﺍﻭﻧ ﺎﺗﻌ ﻭﻟﹶﺎ ﻯﺘ ﹾﻘﻮﺍﻟﻭ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan 29
janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (Q.S al-Ma’dah}: 2)24 Suatu pembelajaran bisa dikatakan aktif, inovatif, kreatif & menyenangkan jika terjadi perubahan tingkah laku yang muncul dalam proses belajar mengajar berdasarkan rancangan guru, indikator tersebut dapat dilihat dari 5 segi, yaitu: 1) Segi siswa a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya. b. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. c. Penampilan berbagai usaha belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar sempai mencapai hasil. d. Kemandirian belajar 2) Segi guru, tampak adanya a. Usaha mendorong, membina gairah belajar dan berpartisipasi dalam prose pengajaran secara aktif. b. Peranan guru yang tidak mendominasi kegiatan belajar siswa. c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing. d. Menggunakan berbagai metode mengajar dan pendekatan multi media. 3) Segi program tampak hal-hal berikut a. Tujuan pengajaran sesuai dengan minat, kebutuhan serta kemampuan siswa. b. Program cukup jelas bagi siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 4) Segi situasi menampakkan hal-hal berikut a. Hubungan erat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, serta dengan unsur pimpinan sekolah. b. Siswa bergairah belajar 5) Segi sarana belajar tampak adanya a. Sumber belajar yang cukup. b. Fleksibilitas waktu bagi kegiatan belajar. c. Dukungan media pengeajaran. d. Kegiatan belajar di alam maupun di luar kelas.25
24
Soenarjo, dkk, Al-Qur'an, hlm. 200.
25
Ahmad Tafsir, Meodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 146.
30
Implementasi dari strategi Small Group Discussion dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS dengan cara kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil, hal ini dimungkinkan karena materi pelajaran IPS bertujuan untuk membekali anak dengan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis, maka dari itu seorang guru tidak hanya saja sekedar mengajarkan konsep- konsep, akan tetapi bagaimana seorang guru harus menciptakan suatu proses pembelajaran IPS menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa, karena fakta yang terjadi di lapangan pembelajaran IPS masih bersifat hafalan, membaca serta masih didominasi oleh aspek kognitif, sementara pembelajaran di kelas juga masih menggunakan Teacher Centered. Untuk mengatasi hal demikian disini bisa diaplikasikan salah satu strategi pembelajaran aktif yaitu Small Group Discussion. Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion, guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar dari peserta didik itu sendiri, sehingga sebelum seorang guru menerapkan sebuah strategi pembelajaran tertentu, maka seorang guru tersebut harus mampu dalam mengelola dan melaksanakan strategi Small Group Discussion, seorang guru seyogyanya mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi dari peserta didik, sehingga sebelum memilih strategi pembelajaran tertentu, seorang guru harus mampu memahami kemampuan anak didiknya yang beragam. Ada yang memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang bahkan ada pula yang rendah. Untuk itu seorang guru dalam membagi kelas dalam kelompok- kelompok kecil seyogyanya tidak mengelompokkan anak yang tingkat kepandaiannya tinggi sendiri, sedang sendiri, dan rendah sendiri, akan tetapi dalam membagi kelas dalam kelompok- kelompok kecil seyogyanya serang guru itu membagi secara acak, bisa dengan berhitung, sesuai absen atau yang lainnya sehingga tidak akan muncul kasus kelompok dominan dan kelompok pasif. Begitu juga seorang guru ketika hendak membagi kelas dalam kelompok-kelompok, maka seorang guru juga harus mempersiapkan
31
dan menjadi pekerjaan pokok mereka yaitu memastikan kelompok diskusi agar tiap anggota kelompok berpartisipasi.26 Keberadaan
pembelajaran
masih
bersifat
monoton
dan
masih
mengedepankan Teacher Centered merupakan sumber utama yang turut memberikan sebuah kontribusi terhadap lemahnya sebuah proses pembelajaran IPS yang selama ini berdampak pada kegagalan sebuah proses pembelajaran. Dalam hal ini dapat berawal dari kelemahan sumber daya manusia, kurikulum, sumber-sumber belajar, media, strategi, metode, pendekatan dan evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Sebagai salah satu upaya mengatasi hal tersebut, perlu dicari sebuah strategi pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan yang melibatkan keaktifan peserta didik secara penuh sehingga memungkinkan proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai sosial yang diharapkan dapat tertanam lebih kuat pada diri pribadi siswa itu sendiri. Salah satu alternatif strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah adalah dengan menggunakan strategi Small Group Discussion. Ironisnya, strategi pembelajaran Small Group Discussion belum banyak digunakan dalam pembelajaran IPS, walaupun dalam kehidupan masyarakat Indonesia masih membanggakan sifat gotong royong dan kerjasama, akan tetapi kebanyakan seorang pendidik enggan menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika ditempatkan dalam kelompok. Selain itu juga banyak orang yang beranggapan negatif dalam kegiatan diskusi karena
banyak yang beranggapan bahwa jika anak dilibatkan dalam
kelompok, siswa bukannya membahas apa yang telah diinstruksikan oleh gurunya akan tetapi malah sebaliknya mereka hanya asyik bermain dalam kelompok tersebut begitu juga dengan kondisi siswa yang biasanya belajar secara individual kemudian di bentuk dalam kelompok diskusi akan menghambat proses belajar siswa karena siswa harus mengetahui dan memahami keunikan dan karakteristik 26
Robert E. Slavin, Cooperative Learning terori, riset dan praktik, terj. Lita (London: Allymand Bacon, 2005), hlm. 252.
32
dari pribadi masing-masing anggota kelompok itu sendiri. Selain itu alasan lain adalah kerja dari kelompok kecil itu membutuhkan persiapan yang cukup signifikan
dan
sejumlah
prasyarat
yang
harus
dipenuhi
untuk
mengefektifkannya.27 Dalam pelaksanaan strategi Small Group Discussion, seorang guru yang berperan sebagai ujung tombak dalam pembelajaran harus mampu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi peserta didik dengan tetap memperhatikan beberapa prinsip yang antara lain: seorang guru harus mampu memberikan keseimbangan antara reward dan punishment, kebermaknaan (meaningful), penguasaan keterampilan prasyarat, penggunaan model, komunikasi yang bersifat terbuka, penggunaan model, komunikasi yang bersifat terbuka, pemberian tugas yang menantang, latihan yang tepat, penilaian tugas, penciptaan kondisi yang menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam kemampuan, dan melibatkan indera sebanyak- banyaknya.28 Kebekuan dalam pembelajaran IPS yang masih monoton dan statis, serta keengganan dari kalangan pendidik untuk menerapkan beberapa strategi pembelajaran aktif yaitu Small Group Discussion karena berbagai alasan dan kekhawatiran sebagaimana dijelaskan diatas, MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes mencoba menerapkan strategi Small Group Discussion yang menekankan aspek kerjasama, berfikir aktif dan cepat dan mampu mengemukakan pendapat di depan kelas baik bertanya maupun menjawab dalam proses belajar mengajar di kelas. Strategi ini menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang terlibat aktif dalam menyerap pengetahuan, sementara guru berperan sebagai fasilitator. Dengan menggunakan strategi Small Group Discussion ini guru yakin bahwa Student Centered akan lebih efektif dari pada Teacher Centered.
27
Daniel Muijs & David Reynols, Effective, hlm. 82.
28
Ismail SM, Strategi, hlm. 72.
33
BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Gambaran Umum MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Tinjauan Historis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes merupakan salah satu MI swasta yang ada di wilayah kecamatan Songgom, lembaga ini bernaung dibawah yayasan Ismiyah Al-Falah dan termasuk salah satu lembaga pendidikan yang berlatar belakang pondok pesantren. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes berdiri pada tahun 1946 berdasarkan keputusan menteri Pendidikan Republik Indonesia dengan NSM 15123319290194, Nomor Induk Sekolah 112032917189. Lembaga ini berdiri diatas tanah dan gedung yang berstatus wakaf bersertifikat dengan luas tanah 450 M2 dan luas bangunan 360 M2.1 Demikian sekilas gambaran tentang MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes yang beralamatkan di Jalan raya Jatirokeh Desa Jatirokeh Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes yang hingga saat ini masih berusaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam bidang akademik maupun non akademik yang tetap berwawaskan ajaran Islam dalam rangka mengisi hasil kemerdekaan. 2. Visi dan Misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Sebagaimana lembaga pendidikan yang lain, MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes juga memiliki visi dan misi yang sejalan danmendukung bagi tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: a. Visi Iman dan takwa sebagai dasar berfikir, berbuat dan bercita-cita. b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian berprestasi akademik dan non akademik 1
Dokumentasi sekolah, dikutip tanggal 11 Februari 2012
34
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al-Quran dan menjalankan ajaran Agama Islam 3) Mewujudkan
pembentukan
karakter
Islam
yang
mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat 4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabilitas.2 Dengan adanya visi dan misi tersebut diharapkan MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dapat menciptakan para generasi penerus bangsa yang memiliki prestasi akademik maupun non akademik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya dengan tetap memegang teguh ajaran islam dalam kehidupannya. 3. Letak geografis MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Dilihat secara geografis, letak MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sangat strategis karena terletak di depan jalan raya Jatirokeh. Desa Jatirokeh sehingga memudahkan sarana siswa, guru dan karyawan dalam hal transportasi karena dilalui angkutan umum dari berbagai jurusan. Walaupun letak dari MI yang dekat dengan jalan raya, akan tetapi proses belajar mengajar tidak terganggu karena sekolah yang terlindung pagar yang mengelilingi MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Letak MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom
Brebes
yang
berada
disamping
pondok
pesantren
memudahkan bagi para siswa dalam hal pengawasan dan pelatihan ataupun pengkajian tentang pengetahuan agama dengan bantuan para ustadz. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes berada di perkampungan yang lokasinya berbatasan dengan: a. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk b. Sebelah barat berbatasan dengan pondok pesantren Al-Falah c. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya d. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan penduduk 2
Dokumentasi sekolah, dikutip tanggal 13 Februari 2012.
35
Berdasarkan batas-batas MI Al-Falah Jatirokeh tersebut diatas, letak MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sangat strategis karena berbatasan langsung dengan perumahan penduduk dan jalan raya yang memudahkan sarana transportasi siswa, sekaligus pondok pesantren yang berfungsi bagi siswa untuk menambah ilmu keislaman mereka. 4. Keadaan guru, karyawan dan siswa Kegiatan belajar mengajar di MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dilaksanakan pada waktu pagi hari yang dimulai pada pukul 07.15-12.25, menyadari akan pentingnya tenaga pendidikan dan keberhasilan proses belajar mengajar sesuai dengan visi dan misi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, maka lembaga pendidikan ini benar-benar memperhatikan mutu guru. Hal ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang mengajar di lembaga pendidikan ini hampir semua guru berlatar belakang pendidikan dan mereka mengampu bidang studi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Jumlah tenaga seluruhnya ada 12 orang guru. Adapun siswa MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes pada tahun 2012 sebanyak 202 siswa, untuk lebih jelasnya keadaan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Daftar Guru MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Tahun Pelajaran 2011/20123 Nama Guru Pendidikan Akhir No 1 Agus Ahmad Zahzaman S.Hi S1 IAIN Walisongo 2 Abdul Halim A.Md D2 STAIN Purwokerto 3 Salimah A.Md D2 STAIN Cirebon 4 Sapuroh S.Ag S1 IAIN Walisongo 5 Said A.Ma D2 STAIN Cirebon 6 Badriyah A.Ma D2 STAIN Cirebon 7 Kasirin A.Ma D2 STAIN Cirebon 8 Neli Zulfah A.Ma D2 STAIN Purwokerto 9 Darpuah A.Ma D2 STAIN Cirebon 10 Ekoyati S.Pdi S1 IAIN Walisongo 3
Jabatan Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru Guru Guru+TU Guru Guru Guru
Dokumentasi MI Al-Falah Jatirokeh tahun 2012
36
11 12
Muasif A.Ma Setiawati Sintha ED, SPd
D2 STAIN Cirebon S1 UNNES Semarang
Guru Guru
Keterangan: Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwasannya ada 4 pendidik yang telah mendapatkan gelar S1, sebagian besar guru yang ada di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah lulusan D2 yang berjumlah 7 orang, hal ini bisa dikatakan bahwa sebagian besar pendidik belum memenuhi kriteria kualifikasi, namun untuk meningkatkan kualifikasi akademik mereka seluruh pendidik yang berijazah D2 sedang menempuh studi untuk mendapatkan gelar S1. Tabel 3.2 Jumlah Siswa-Siswi MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Tahun Ajaran 2011-2012 Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jumlah L 19 16 19 15 19 23 111
Total P 5 10 16 21 22 17 91
24 26 35 36 41 40 202
Keterangan: Berdasarkan tabel tentang jumlah siswa di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, terlihat bahwasannya jumlah murid terbanyak berada di kelas V dan VI, sedangkan untuk kelas IV, III, II dan I mengalami penurunan jumlah peserta didik. Hal ini tentunya yang menjadi masalah intern di Lembaga Pendidikan tersebut, tidak hanya di MI Al-Falah saja akan tetapi hampir semua sekolah MI kurang diminati karena orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di SD, Berbagai upaya sedang dlakukan untuk menarik minat siswa-siswi untuk mendaftar dan bersekolah di MI Al-Falah.
37
5. Struktur organisasi Untuk dapat melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kelancaran serta kemudahan dalam mengelola dan merapikan administrasi sekolah, maka disusunlah struktur organisasi sekolah sehingga dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun untuk struktur organisasi MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah sebagai berikut:4
4
Dokumentasi MI, dikutip tanggal 13 februai 2012
38
BAGAN 3.1 STRUKTUR ORGANISASI MI ISLAMIYAH AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BEREBES Ketua Yayasan Kepala MI
Sekretaris
Kebersihan
Kurikulum
W.K. I
W.K. II
Keterangan
Bendahara
SBK
W.K. III
Kesiswaan
W.K. IV
Pramuka
W.K. VA
Or/Kes
W.K. VB
Sosial
W.K. VIA
Keagamaan
BP/BK
W.K. VIB
Guru-Guru
: Garis Distribusi : Garis Koordinasi
Siswa-Siswi
39 33
6. Sarana dan prasarana MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pelaksanaan suatu lembaga pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut, suatu program pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Oleh karena itu MI Islamiyah AlFalah Jatirokeh Songgom Brebes sebagai sebuah lembaga pendidikan formal berusaha secara maksimal dalam hal menyediakan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan dalam hal pelaksanaan pendidikan. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang disediakan/ yang ada di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.3 Keadaan Sarana dan Prasarana MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 10 11 12 13 14 15
5
Nama alat perlengkapan Kantor kepala sekolah Kantor guru Ruang kelas Perpustakaan Laboratorium IPA Lab Komputer Kamar kecil Komputer Printer Bel Drum band Lemari Gambar garuda Foto presiden & wakil presiden Jam dinding Papan tulis Papan data Tiang bendera
Jumlah 1 ruang 1 ruang 8 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 6 unit 2 buah 1 buah 1 unit 4 buah 9 buah 18 buah 1 buah 8 buah 4 buah 1 buah
Dikutip dari arsip MI Al-Falah 16 Februari 2012
40
7. Ekstra Kurikuler Seperti halnya sekolah-sekolah yang lain, MI Al-falah Jatirokeh Songgom Brebes juga mengadakan ekstra kurikuler untuk menggali potensi dan kreativitas anak didik sejak di bangku MI, adapun untuk jenis ekstra kurikuler yang ada adalah sebagai berikut: a. Pramuka b. Drumband c. Rebana B. Penerapan Strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS kelas VI MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Perencanaan Pembelajaran Sesuai dengan perkembangan pendidikan modern, di berbagai lembaga pendidikan dikembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya (1994 dan KBK) maka KTSP memuat dua ketentuan yakni standar isi dan standar kelulusan. Pada pelaksanaannya proses pencapaian kedua standar tersebut sangat terbuka dan diserahkan kepada daerah masing-masing dan memberikan keleluasaan kepada tingkat satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik di sekolah masing-masing. Dalam penyusunan KTSP, sekolah memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan selain mengelola proses belajar mengajar di sekolah, yaitu: a. Kemampuan menganalisis potensi dan kekuatan/ kelemahan yang ada di sekolah. b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar. c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan.
41
Ketiga kemampuan tersebut merupakan kemampuan baru yang harus dimiliki oleh sekolah terutama bagi seorang guru. KTSP sendiri memberikan wewenang kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Proses pembelajaran yang dilakukan di MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes juga telah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Prinsip yang dipergunakan oleh MI Islamiyah Al-Falah Jatirokeh Songgom
Brebes
dalam
menerapkan
KTSP
berpusat
pada
peserta
perkembangan dan peningkatan kemampuan peserta didik baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik dalam menunjang kehidupannya, selain itu kurikulum tingkat satuan pendidikan di MI Islamiyah Al-Falah dipersiapkan untuk mengatasi gejolak globalisme yang semakin kuat yang menuntut kreativitas dari seseorang untuk menghadapinya. Persiapan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merealisasikan apa yang telah disusun, termuat dalam Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP dan Silabus merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai ketuntasan belajar. Guru
IPS
kelas
VI sebagai
fasilitator
dalam
melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion haruslah memiliki kreatifitas dalam mengembangkan materi dan Kompetensi Dasar setiap pokok pembahasan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal yang dilakukan Guru IPS dalam mengembangkan silabus antara lain: 1) Mendefinisikan dan menentukan jenis-jenis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari setiap bidang studi 2) Mengkonsep setiap bidang studi sesuai pokok bahasan yang akan disampaikan 3) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari pokok bahasan serta mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap
42
4) Mengembangkan
indikator untuk setiap
kompetensi dan kriteria
pencapaiannya 5) Mengembangkan materi sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 6) Merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan 7) Membuat penilaian yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan tujuan dari pembelajaran. Selain menyusun Silabus, Guru mata pelajaran IPS juga membuat perencanaan pembelajaran yang mendukung terlaksananya strategi Small Group Discussion. Rencana pembelajaran yang dimaksud adalah dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu sebuah persiapan yang dilakukan oleh seorang guru dalam setiap kali mengajar. untuk MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes setiap guru mata pelajaran sudah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tidak terkecuali guru IPS. Pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group Discussion diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan. Yaitu antara kesesuaian materi pemahaman siswa dan hasil belajar siswa. 2. Peran Guru Guru adalah sosok yang terpenting dalam suatu proses pembelajaran, tidak bisa dipungkiri bahwa tanpa seorang guru tidak akan ada sebuah proses pembelajaran. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Sementara itu sebuah proses pembelajaran dapat berlangsung efektif manakala dilakukan oleh guru yang profesional dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi dalam mengelola pembelajaran. Guru profesional adalah guru yang memliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta rasa kebersamaan yang tinggi. Mereka mampu melaksanakan fungsinya sebagai pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi peranannya di masa depan. MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes memposisikan seorang guru sebagaimana mestinya yakni disamping sebagai pengajar, juga sebagai teman
43
atau sahabat yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Begitu juga suasana sosialisasi antara kepala sekolah, guru yang satu dengan guru yang lain terlihat begitu harmonis. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, seorang guru dituntut untuk bisa menjabarkan rencana pelaksanaan pembelajaran secara sistematis dengan target yang lebih konkret, serta didukung pula dengan strategi pembelajaran yang
tepat.
Dengan
menerapkan
strategi
pembelajaran
Small
GroupDiscussion, guru mempunyai target yang jelas, kerangka berfikir yang melandasi tindakan yang sistematis dan terarah sesuai dengan kebutuhan siswa. Sementara itu dalam membuat dan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran, antara guru yang satu dengan guru yang lain terlihat saling membantu, saling membantu yang dimaksud adalah saling memberi masukan, menyadari akan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, kepala sekolah MI Al-Falah Jatirokeh Songgom selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta mendukung setiap pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru akan tetapi lebih melibatkan keaktifan dari pesesrta didik. Dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, peran guru dalam kelas terlihat jelas sekali, karena kegiatan pembelajaran ini dipusatkan pada siswa, maka peran guru dalam kelas adalah sebagai fasilitator yang memenuhi yang memenuhi kebutuhan siswa dalam berdiskusi,
instruktur yang mengarahkan pada tiap-tiap
kelompok serta mediator yang menengahi siswa ketika mengalami ketegangan dalam kegiatan diksusi. 3. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun baik di dalam silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Strategi yang biasa dipakai dalam kegiatan pembelajaran IPS di MI AlFalah adalah metode ceramah, sedangkan strategi-strategi yang lain seperti
44
Small Group Discussion kurang lebih dua bulan sekali baru diterapkan, hal ini dikarenakan materi dari pelajaran IPS yang terlalu banyak sehingga materi tidak akan tercapai karena waktu akan tersita untuk kegiatan diskusi, apalagi untuk kelas VI yang fokus pada Ujian Nasional sehingga guru IPS lebih memprioritaskan mengejar materi terlebih dahulu agar siswa memiliki konsep yang matang untuk bekal mereka menghadapi Ujian Nasional. Namun sebenarnya jika strategi Small Group Discussion ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS, maka secara langsung akan terjadi sebuah hubungan antara siswa dan guru secara harmonis serta dapat mewujudkan apa yang diharapkan yaitu tujuan akhir dari sebuah pembelajaran. Penggunaaan Strategi Small Group Discussion yang dipilih oleh guru mata pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan kehidupan sosial di kelas pada khususnya maupun di sekolah pada umumnya, karena seyogyanya manusia sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam kehidupannya. Salah satu keterampilan sosial ini tidak lepas dari mata pelajaran IPS, karena mata pelajaran IPS sendiri bertujuan mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion pada pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kegiatan awal 1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, berdoa dan mengabsen siswa. 2) Guru memberikan apersepsi
45
Apersepsi dilakukan secara sederhana yang dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan memberi motivasi kepada siswa. 3) Guru membentuk kelas menjadi 4 kelompok yang dipilih secara acak berdasarkan hitungan. 4) Guru memberikan pre tes yang berhubungan dengan materi b. Kegiatan inti 1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, maslah yang didiskusikan berupa materi peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Kemudian membagikan soal yang akan didiskusikan sekaligus memberikan pengarahan sepenuhnya mengenai cara-cara berdiskusi yang ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Dalam kegiatan diskusi kelompok kecil ini, guru berfungsi sebagai fasilitator. 2) Siswa bersama dengan kelompoknya masing-masing mendiskusikan soal yang telah diberikan oleh guru. 3) Kemudian tiap perwakilan kelompok diskusinya
didepan
kelas.
Hasil-hasil
mempresentasikan hasil diskusi
yang
telah
dipresentasikan oleh perwakilan kelompok di tanggapi oleh semua siswa dan guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporanlaporan tersebut. 4) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan sekaligus menanggapinya. 5) Guru mengumpulkan hasil laporan diskusi dari tiap-tiap kelompok.6 c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan kesimpulan 2) Siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru 3) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi, hal demikian digunakan untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang baru diajarkan. 6
Observasi 16 Februari 2012
46
4) Memberikan tugas yang berupa PR. 5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup. 4. Evaluasi
Pembelajaran
dengan
Menggunakan
Strategi
Small
Group
Discussion pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara umum evaluasi proses pembelajaran di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes difokuskan pada hasil pembelajaran siswa yang berupa nilai, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. A. Penilaian selama proses pembelajaran Penilaian selama proses pembelajaran dilaksanakan untuk memperoleh nilai hasil proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dan mendapatkan nilai, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa dalam siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu: 1) Pertanyaan terbuka 2) Observasi langsung guru kepada siswa dalam proses pembelajaran, baik kepada setiap siswa maupun sebagian siswa di setiap kelas 3) Tugas/praktek individu atau kelompok, tes ini dalam bentuk tes tertulis (pekerjaan rumah), tugas tertentu (pengamatan dan praktek langsung).7 B. Penilaian akhir 1) Ulangan harian Ulangan harian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif. Ulangan harian biasanya dilaksanakan setelah pembelajaran satu Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi selesai sesuai dengan program semester yang ditetapkan guru. 2) Ujian tengah semester
7
Wawancara dengan guru IPS, dikutip tanggal 16 Februari 2012
47
Ujian tengah semester dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selama 1 semester berakhir.
3) Ujian akhir semester Ujian akhir semester dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selama 2 semester (1 tahun ajaran) berakhir. 4) Ulangan kenaikan kelas Ulangan kenaikan kelas dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa selama 1 tahun kegiatan pembelajaran sekaligus menentukan naik kelas/ tidaknya siswa. 5) Ujian Ujian dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan kognitif maupun psikomotorik siswa, ujian ini diperuntukkan bagi siswa-siswi kelas VI yang menentukan apakah dia lulus atau tidak dari satuan pendidikan tertentu. Sementara itu untuk mengetahui tingkat
keberhasilan proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI, maka evaluasi yang digunakan Guru mata pelajaran IPS MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah sebagai berikut: a) Kuis Bentuk kuis yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI, digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah lalu secara singkat, bentuknya berupa pertanyaan lisan dan dilakukan sebelum dimulai pelajaran, hal ini dilakukan agar peserta didik tetap mengingat materi pelajaran yang telah lalu. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan, akan mendapat nilai tersendiri yang akan dicatat khusus oleh guru. b) Penilaian proses
48
Bentuk penilaian yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI, digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku ke arah yang positif. Penilaian ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi Small Group Discussion. Siswa akan mendapat nilai plus jika selalu berpartisipasi aktif baik secara individual maupun dalam kelompok. Penilaian proses ini dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam penerapan strategi Small Group Discussion dapat dilihat mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif. Hal ini dapat terlihat mulai dari presentasi materi kepada teman/ kelompok lain serta bagaimana siswa tersebut dapat menghidupkan suasana diskusi kelas. c) Penilaian tertulis Tes tertulis merupakan jenis tes yang sering digunakan baik secara individual maupun kelompok. di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes jenis tes ini biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran satu pokok bahasan. Tes ini bisa berbentuk pilihan ganda maupun essay yang bermanfaat sebagai alat ukur keberhasilan proses belajar mengajar dalam ranah kognitif dan afektif.8 d) Penilaian produk Penilaian produk yang ada di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes digunakan untuk mengetahui sejauh mana daya tangkap siswa dalam proses belajar mengajar. Penilaian produk ini tidak bisa dipandang sebelah mata oleh guru karena biasanya sumber informasi dari tes produk ini tidak hanya diperoleh dari dalam kelas saja tetapi juga dari luar kelas. Tes ini biasanya berbentuk pembuatan laporan resume maupun tugas PR mengenai materi pelajaran IPS secara kelompok maupun tugas-tugas lain yang sifatnya masih berhubungan dengan pelajaran IPS. 8
Wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VI, dikutip tanggal 17 Februari 2012
49
Berdasarkan pemaparan tentang implementasi strategi pembelajaran Small Group Discussion pada mata elajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes diatas, maka dapat disimpulkan dalam tabel berikut ini: Kegiatan
No 1
Keterangan
Perencanaan Pembelajaran IPS Perencanaan yang dibuat guru mata dengan
menggunakan
strategi pelajaran
Small Group Discussion
IPS
ketika
menggunakan
strategi Small Group Discussion adalah: membuat
Silabus,
dan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2
Peran Guru dalam Pembelajaran Antara guru yang satu dengan yang IPS dengan menggunakan strategi lainnya terlihat saling membantu satu Small Group Discussion
sama lain, saling memberi masukan agar pembelajaran
dapat
tercapai
secara
efektif dan efisien, sedangkan Peran guru dalam
pembelajaran
menggunakan Discussion
strategi
IPS
dengan
Small
Group
adalah sebagai fasilitator,
instruktur dan mediator. 3
Pelaksanaan dengan
Pembelajaran
menggunakan
Small Group Discussion
IPS Pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan
strategi dalam tiga kegiatan, yaitu: a. Kegiatan awal Berisi salam pembuka, apersepsi, dan pembentukan
kelas
kelompok-kelompok
menjadi kecil,
dan
pemberian pre-test b. Kegiatan inti Berisi tentang inti dari kegiatan pembelajaran,
yaitu:
siswa
mendiskusikan & mempresentasikan soal yang diberikan guru.
50
c. Kegiatan penutup Berisi
tentang
kesimpulan
pembelajaran yang dibuat oleh guru bersama
dengan
memberikan
siswa,
pertanyaan
guru
sekaligus
memberikan tugas yang berupa PR serta menutup kegiatan pembelajaran. 4
Evaluasi dengan
Pembelajaran menggunakan
Small Group Discussion
IPS Evaluasi dilaksanakan dalam beberapa strategi cara yaitu: a. Kuis Dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab
sebelum
kegiatan
inti
pembelajaran b. Penilaian proses Dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab selama kegiatan pembelajaran berlangsung c. Penilaian tertulis Diberikan ketika akhir pembelajaran satu pokok bahasan d. Penilaian produk Diberikan ketika pembelajaran telah selesai dalam bentuk tugas resume atau PR.
51
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES
A. Analisis Penerapan Strategi Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Pelaksanaan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes merupakan sebuah realisasi dari perpindahan metode pembelajaran konvensional yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sesuai dengan KTSP strategi pembelajaran Small Group Discussion di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, semua tahapan pembelajaran tersebut telah dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPS sesuai dengan apa yang telah dirancang dalam tahapan perencanaan, untuk mengetahui lebih jelas tentang bagaimana tahapantahapan tersebut dapat dijelaskan seperti dibawah ini: 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Tahapan persiapan yang dilakukan guru mata pelajaran IPS pada saat kegiatan diskusi kelompok kecil merupakan bagian dari sebuah persiapan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Small Group Discussion sebagai strategi pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh
Songgom
Brebes
merupakan
sebuah
variasi
dalam
kegiatan
pembelajaran, strategi ini digunakan untuk membantu penyampaian fakta dan konsep dengan tetap memperhatikan tujuan pelaksanaan strategi dan tujuan pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka perlu adanya persiapan yang matang dari seorang guru, hal ini untuk menyiasati proses pembelajaran dengan rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian yang rasional dan menyeluruh. Sesuai dengan UU (undang-undang) Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang 52
menyebutkan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yang salah satunya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik itu sendiri adalah kompetensi dalam pengelolaan pembelajaran, yang dimaksud disini adalah kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Persiapan yang dilakukan guru mata pelajaran IPS kelas VI MIAl-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sebelum menerapkan strategi Small Group Discussion adalah dengan membuat persiapan secara tertulis yaitu yang berbentuk Silabus, dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).
Silabus dan RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran) merupakan perencanaan pembelajaran secara tertulis yang dijadikan pedoman bagi guru agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap silabus maupun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, dalam pembuatannya sudah masuk dalam kriteria penetapan pembuatan silabus maupun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang telah diamanatkan pemerintah dalam PP (peraturan pemerintah) Nomor 19 tahun 2005 yang menyatakan bahwa, perencanaan dari proses pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) sekurang-kurangnya memuat tentang tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Secara lebih rinci dapat dijelaskan seperti dibawah ini: a. Penyusunan silabus Silabus yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI memuat tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Semua komponen ini sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dalam praktek dilapangan ketika guru menerapkan strategi pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion semua yang ada dalam komponen silabus sudah dilaksanakan sesuai dengan rancangan secara tertulis.
53
b. Penyusunan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ketika menggunakan strategi Small Group Discussion didalamnya memuat: Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang didalamnya memuat kegiatan awal, inti dan penutup, penilaian hasil belajar serta sumber belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika pembelajaran IPS kelas VI dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di MI AlFalah berlangsung, seluruh kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sesuai dengan prosedural yang ada dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Skenario pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion pun sudah sesuai dengan perencanaan secara tertulis, yang menjadi nilai tambah lagi adalah RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan, karena biasanya para guru dalam membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)dibuatkan oleh orang lain, bahkan jarang sekali guru yang akan mengajar kemudian membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Akan tetapi berbeda dengan Ibu S.S Era, RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) sudah dikerjakan ketika awal tahun ajaran baru dan benar-benar dikerjakan sendiri. Persiapan
dari
guru
yang maksimal
akan
menghasilkan tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien, hal ini tergantung bagaimana konsep yang disajikan sebelum pelaksanaan strategi pembelajaran Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sebagai sarana dalam kegiatan pembelajaran IPS. 2. Analisis Peran Guru Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
Al-Falah
Jatirokeh
Songgom
Brebes
memposisikan guru sebagaimana mestinya yakni sebagai pengajar, sementara komunikasi antara guru yang satu dengan yang lainnya, dengan kepala sekolah 54
maupun dengan siswa terlihat harmonis, terbukti ketika semua guru berada di dalam ruangan yang sama terjalin keakraban antara satu sama lain. Hal ini sesuai dengan UU (undang-undang) Nomor 14 tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan seorang guru harus memiliki kompetensi sosial yang mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial yang baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. Sementara itu dalam pelaksanaan pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion peran guru menjadi sangat vital, peran dari guru yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Fasilitator Peran guru sebagai fasilitator, mengindikasikan bahwa dalam kegiatan pembelajaran aktif, guru diposisikan sebagai fasilitator, yakni hanya memfasilitasi kegiatan pembelajaran ketika siswa mengalamai kesulitan. Sehingga siswa yang harus aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ketika pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion berlangsung, guru tidak begitu dominan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi siswa yang aktif hal ini terlihat dari siswa yang mulai banyak bertanya kepada guru yang bersangkutan maupun saling bertanya kepada teman. b. Instruktur Peran guru sebagai instruktur dalam kegiatan diskusi menekankan pada pengarahan guru kepada tiap-tiap kelompok. Hal tersebut juga terlihat ketika pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran, guru terlihat mendekati kelompok demi kelompok untuk membantu kesulitan yang dialami kelompok, maupun menginstruksikan
tiap-tiap
kelompok
untuk
menunjuk salah
seorang
perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya. 55
c. Mediator Peran guru sebagai mediator dalam kegiatan diskusi menekankan pada Menengahi kegiatan diskusi ketika siswa mengalami perbedaan pendapat dan terlibat adu mulut. Jika guru tidak menjadi penengah, yang terjadi dalam kelas adalah kegaduhan suasana kelas. Ketika pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, guru terlihat memposisikan dirinya sebagai mediator, terlihat ketika ada beberapa siswa yang berbeda pendapat yang mengakibatkan perdebatan panjang yang berujung pada pertengkaran khas usia anak MI, yang berujung dengan saling mengejek satu sama lain, guru mapel IPS berusaha menenangkan dan menengahi pertengkaran mereka. Ketiga peran tersebut ketika pembelajaran IPS kelas VI dengan menggunakan strategi Small Group Discussion sudah dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI sesuai dengan tuntutan. Sehingga menjadikan siswa lebih termotivasi untuk lebih mengembangkan potensi yang ada di dirinya karena dengan menggunakan pembelajaran aktifpun guru masih mendampingi dan memperlihatkan sikap yang kooperatif. 3. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Alokasi waktu mata pelajaran IPS yang hanya 2x35 (dua kali tiga puluh lima) menit tiap minggu memaksa guru mata pelajaran IPS lebih banyak menghabiskan waktu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, namun sebenarnya guru harus mendukung penuh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran aktif. Apabila seorang guru mendukung penuh terhadap strategi pembelajaran aktif, maka salah satu strategi Small Group Discussion bisa digunakan sebagai alat bantu untuk menunjang keberhasilan mengajar dan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatiroekh Songgom Brebes secara prosedural sebagian besar sudah dilaksanakan 56
sesuai dengan apa yang telah direncanakan secara tertulis didalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), Hal ini terlihat dari pelaksanaan pembelajarannya itu sendiri mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil serta meminta perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi bersama dengan kelompoknya. Hal yang terlihat tidak sesuai dengan rancangan tertulis adalah dalam hal pemetaan waktu, alokasi waktu untuk satu kegiatan pembelajaran IPS yang tertuang dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) adalah 70 (tujuh puluh) menit. Walaupun setiap tahapan kegiatan pembelajaran sudah dipetakan waktunya, namun dalam prakteknya setiap tahapan kegiatan pembelajaran alokasi waktu tidak sesuai dengan yang telah direncanakan dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), hal ini dikarenakan beberapa sebab yaitu: a. Guru lebih mengikuti arus pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, guru tidak memperhatikan efisiensi waktu yang telah direncanakan, akan tetapi guru terlihat menunggu sampai siswa selesai mengerjakan soal b. Siswa masih ada yang terlihat kebingungan dalam menjawab soal sehingga memerlukan waktu yang lama dalam mendiskusikan jawaban bersama dengan kelompoknya c. Masih ada siswa yang sibuk bermain sendiri, sehingga ketika guru menegur siswa yang sibuk bermain sendiri, siswa yang lain tidak fokus lagi kepada soal yang harus dikerjakan melainkan semua perhatian tertuju kepada siswa yang ditegur Guru mata pelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes sadar bahwa pembelajaran IPS tidak mungkin hanya diberikan dengan hafalan konsep dan fakta. Akan tetapi harus dilaksanakan dengan kegiatan diskusi agar menjadi bekal bagi mereka menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya sehingga siswa tidak asing lagi dengan kegiatan diskusi yang melatih kemampuan komunikasi antar siswa maupun keterampilan berbicara didepan umum. Pelaksanaan kegiatan Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes baik secara konsep maupun
57
praktek sudah terlaksana sesuai dengan konsep langkah-langkah dalam penerapan strategi Small Group Discussion, hal ini terlihat dalam: 1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru membagi siswa menjadi 4 (empat) kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang, pembagian kelompok didasarkan pada urutan bangku. 2) Guru membagi soal studi kasus yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, soal yang diberikan adalah soal yang ada dalam Buku Sekolah Elektronik yang merupakan buku pegangan guru. 3) Guru
memerintahkan
kepada
tiap
kelompok
untuk
menjawab
dan
mendiskusikan soal yang telah diberikan. 4) Guru mengawasi tiap kelompok dengan berjalan mengelilingi tiap kelompok untuk memastikan semua siswa memberikan sumbangsih ide maupun pendapatnya dan menegur siswa yang tidak ikut terlibat dalam kerja kelompok. 5) Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Ketika guru memerintahkan perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusinya, siswa terlihat saling menunjuk satu sama lain untuk maju ke depan kelas. dua Perwakilan kelompok
dari empat
kelompok yang ada merupakan siswa yang maju secara terpaksa karena ditunjuk oleh temannya. 6) Setelah kegiatan diskusi kelompok kecil selesai, guru memberikan klarifikasi yang berupa pemberian jawaban atas soal-soal yang ada, sekaligus bersamasama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta memberikan tugas yang berupa (PR) pekerjaan rumah. Terlepas dari langkah kegiatan pembelajaran Small Group Discussion yang sudah sesuai dengan langkah-langkah secara teoritis, dalam pelaksanaannya masih ada hal yang perlu dibenahi dalam penerapan strategi Small Group Discussion kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, yaitu: a. Siswa laki-laki masih ada yang sibuk bermain sendiri dan mengganggu aktivitas teman yang lain, hal itu juga yang membuat kebisingan dalam kelas. 58
b. Siswa terlihat masih bingung tentang prosedur pembelajarannya, walaupun sebelumnya guru telah menerangkan secara detail. Hal ini menurut peneliti masih wajar karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran diskusi kelompok kecil. c. Guru harus lebih tegas dengan memberikan teguran dalam mengatasi siswa yang masih sibuk dengan permainannya. d. Siswa masih terlihat saling tunjuk satu sama lain untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. e. Siswa masih terlihat malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusinya, hal ini bisa disiasati dengan sering melaksanakan kegiatan diskusi dalam setiap pembelajaran. Adapun strategi Small Group Discussion yang diterapkan di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes pada mata pelajaran IPS bertujuan untuk melatih siswa mengungkapkan ide/gagasannya baik di dalam kelompok maupun di depan kelas. Sehingga bisa menjadi bekal bagi mereka dalam memecahkan masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyrakatan agar menjadi warga negara yang baik. 4. Analisis Evaluasi Pembelajaran Bentuk evaluasi secara umum yang digunakan di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes telah mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua guru menggunakan tiga ranah tersebut untuk mengadakan evaluasi, kebanyakan guru hanya menggunakan aspek kognitif untuk mengadakan evaluasi. Alasan guru MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes hanya mengadakan evaluasi kognitif adalah sebagai berikut: a. Guru terlihat malas jika harus membuat instrumen dalam evaluasi proses. b. Guru beranggapan bahwa tidak semua mata pelajaran dapat diadakan dengan tes psikomotor. c. Sebagian besar guru menganggap mengajar adalah menyampaikan konsep dan fakta, sehingga bentuk evaluasi dalam bentuk soal kognitif. Hanya sebagian kecil guru yang mengajar dengan diselingi strategi pembelajaran aktif. 59
d. Sebagian besar guru terbiasa menggunakan evaluasi kognitif dan hal ini dianggap mempermudah pekerjaan guru, karena biasanya soal ada dalam LKS sehingga guru tidak perlu repot-repot dalam membuat soal. Sedangkan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, Guru tidak hanya menggunakan aspek kognitif, akan tetapi juga aspek afektif. Aspek kognitif, dengan memberikan soal, diantaranya adalah: a. Soal pilihan ganda b. Soal isian c. Soal uraian Semua bentuk soal tersebut diambil dari LKS (lembar kerja siswa) maupun buku pegangan guru. Soal-soal tersebut merupakan soal tentang pemahaman aspek kognitif yang berupa pemahaman konsep/ fakta yang berkaitan dengan materi. Soal-soal tersebut juga digunakan sebagai kuis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran inti, hal ini digunakan untuk mengetes ingatan siswa tentang materi sebelumnya, soal-soal tersebut juga digunakan sebagai penilaian produk yang berupa tugas atau PR yang diberikan ketika pembelajaran usai. Selain aspek kognitif, untuk mengadakan evaluasi pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion juga terdapat evaluasi aspek afektif. Evaluasi afektif yaitu penilaian proses yang berupa sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran dan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum mengadakan pembelajaran, guru sebelumnya sudah membuat sepuluh instrumen evaluasi proses yang nantinya dijadikan sebagai bahan pedoman dalam menilai aspek afektif siswa. Evaluasi afektif dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes agar setelah proses pembelajaran selesai, siswa tidak hanya sekedar menghafal konsep/fakta melainkan juga tercermin dalam tingkah laku siswa baik ketika pembelajaran berlangsung maupun ketika pembelajaran usai. Namun
dalam
mengadakan
evaluasi
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh 60
Songgom Brebes ini, ranah psikomotor tidak digunakan oleh guru yang bersangkutan dengan beberapa alasan, diantaranya adalah: a. Sulit untuk mengukurnya, karena setelah pembelajaran usai tidak diadakan tindak lanjut. b. Sulit untuk menentukan instrumen penilaiannya c. Aspek psikomotor jarang dilaksanakan sehingga guru hanya terbiasa dengan menggunakan aspek kognitif dan afektif saja. Dalam praktenya, harusnya guru mata pelajaran IPS tetap menggunakan evaluasi psikomotor, karena dengan adanya evaluasi psikomotor, guru dapat mengetahui keterampilan yang didapat siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat bermanfaat bagi siswa untuk membekali siswa keterampilan sosial yang bisa bermanfaat dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang mampu menghadapi masalah sosial dalam kehidupannya kelak.
B. Problematika dalam Pembelajaran IPS dengan menggunakan Strategi Small Group Discussion di kelas VI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Suatu pembelajaran agar mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan, banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah strategi pembelajaran yang digunakan, materi yang diberikan, lingkungan dan sarana belajar serta pendidik dan peserta didik. Keberhasilan strategi Small Group Discussion dalam kegiatan pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes didukung oleh beberapa faktor pendukung yang menunjang kegiatan pembelajaran, faktor pendukung dan penghambat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung a. Guru yang bersangkutan mau untuk menggunakan stratetgi-strategi pembelajaran aktif, khususnya strategi pembelajaran Small Group Discussion sehingga dalam pembelajaran IPS tidak hanya menggunakan metode ceramah akan tetapi ada variasi dalam kegiatan pembelajaran, walaupun
dalam
prakteknya
strategi
pembelajaran
Small
Group 61
Discussion jarang dilaksanakan, strategi ini digunakan kurang lebih dua kali dalam sebulan. b.
Antusiasme siswa kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, hal ini terlihat dari aktivitas bertanya dan berdiskusi siswa, siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini dibuktikan
dengan
setelah
proses
pembelajaran,
beberapa
siswa
menyatakan hal demikian yakni merasa senang dan melatih keberanian dalam berpendapat dan berbicara didepan kelas.1 c. Adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut terlihat ketika pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion berlangsung guru terlihat membantu kelompok yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal maupun siswa yang mau dan bersedia mendengarkan penjelasan guru. 2. Faktor Penghambat a. Materi dari mata pelajaran IPS yang terlalu banyak sehingga jika kegiatan pembelajaran IPS dilakukan dengan diskusi kelompok kecil, maka materi pelajaran tidak tercapai. Hal ini yang menjadikan guru yang bersangkutan lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan alasan: 1) Kelas VI yang harus mengejar materi karena harus konsentrasi terhadap ujian nasional. 2) Dengan menggunakan metode ceramah, materi akan cepat selesai, karena guru hanya menerangkan, siswa mendengarkan atau bisa juga siswa hanya disuruh membaca materi sendiri, kemudian menanyakan hal yang belum paham.
1
Hasil wawancara dengan Sri Wijayanti (siswi kelas VI B), dikutip tanggal 17 Februari
2012
62
b. Ketika pembelajaran IPS menggunakan strategi Small Group Discussion dilaksanakan, maka akan banyak menyita waktu. Menyita waktu yang dimaksud disini adalah: 1) Kegiatan diskusi bisa melebar pembahasannya sehingga waktu akan terbuang
untuk
pembahasan
yang
tidak
seharusnya
dibahas.
Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini yang menjadikan diskusi menjadi banyak menyita waktu, akan tetapi guru yang bersangkutan langsung tanggap dan mengembalikan pembahasan diskusi kepada pokok permasalahan. 2) Pada saat kelompok mengerjakan soal yang telah diberikan, guru mata pelajaran IPS lebih banyak menunggu sampai siswa selesai mengerjakan soal, guru yang bersangkutan membuang waktu 10 (sepuluh) menit untuk menunggu hasil jawaban siswa, padahal waktu yang seharusnya untuk hanya menjawab soal adalah 20 (dua puluh) menit, akan tetapi melebar menjadi 30 (tiga puluh) menit. c. Tidak semua siswa kelas VI dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, sehingga bisa dikatakan diskusi kurang efektif ketika diterapkan. Ketidak aktifan siswa tersebut terlihat ketika dalam kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang lebih baik diam dan bermain sendiri sehingga tidak menyumbangkan ide dalam kelompoknya. d. Siswa kurang faham dengan skenario pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion, walaupun sebelumnya sudah diterangkan tentang langkah-langkah kegiatan pembelajarannya oleh guru yang bersangkutan, namun siswa masih banyak yang terlihat kebingungan. e. Siswa terlihat kesulitan dalam menjawab soal, karena soal yang biasanya diberikan oleh guru mata pelajaran IPS adalah soal-soal uraian yang ada di LKS (lembar kerja siswa), Sedangkan ketika menggunakan strategi Small Group Discussion, soal berupa soal studi kasus yang ada di buku paket pegangan guru, sehingga siswa kesulitan dalam menjawab dan 63
menganalisis soal. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwasannya keterampilan (skill) siswa dalam menelaah soal agak kurang karena memang guru jarang melatih keterampilan siswa dalam hal analisis soal. f. Siswa masih terlihat malu-malu dalam mengungkapkan ide/gagasannya. Hal ini yang menjadi kendala tersendiri dimana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group Discussion siswa yang harusnya lebih aktif daripada guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi kenyataan itu muncul ketika pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI AlFalah Jatirokeh Songgom Brebes. g. Siswa saling menunjuk temannya satu sama lain ketika disuruh untuk untuk membacakan/ mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Ketika hal itu terjadi, guru yang bersangkutan akhirnya menunjuk beberapa perwakilan siswa untuk maju mewakili kelompoknya. Demikian merupakan faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes. 3. Upaya mengatasi Problematika Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes tidak bisa lepas dari berbagai kendala yang muncul seperti yang telah dijelaskan di atas. Untuk mengatasi problematika tersebut, yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes adalah dengan cara kegiatan diskusi sering dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran IPS sehingga bisa melatih keberanian siswa untuk mengutarakan pendapatnya di depan umum, hal ini tentunya sesuai dengan tujuan dari IPS yang mempelajari masalah sosial dan hidup perlu bersosialisasi dengan orang lain. Untuk mengatasi permasalahan waktu bisa disiasati dengan jika kegiatan diskusi sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas, maka guru bisa langsung menyela. Bisa juga dibuat pembagian waktunya agar kegiatan diskusi tidak lagi menyita waktu. 64
C. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Small Group Discussion dalam Penerapan Pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Banyaknya metode maupun strategi yang dewasa ini di tawarkan, mengindikasikan kepada seorang pendidik untuk dapat memilih mana yang sekiranya cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran juga harus melihat apakah sesuai dengan materi atau tidak/ apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut akan dapat memahamkan siswa, karena tidak ada sebuah strategi yang sempurna dan paling cocok, yang ada adalah antara strategi yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi karena sebuah strategi pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing. Berdasarkan hasil penerapan strategi Small Group Discussion pada mata pelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes, strategi Small Group Discussion ini juga tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut: 1. Kelebihan Strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes a. Membuat kegiatan pembelajaran menjadi aktif, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide dan gagasannya. b. Mengajarkan kepada siswa agar mau menghargai pendapat orang lain dan saling bekerjasama dengan teman yang lain. Ketika hal ini diaplikasikan dalam kegiatan Small Group Discussion, siswa secara tidak langsung belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan belajar bekerjasama dalam mengerjakan soal. c. Dapat melatih dan mengembangkan sikap sosial dan demokratis bagi siswa. Hal ini bisa dilatih dengan kegiatan diskusi kelompok kecil sedari dini sejak usia MI, hal inilah yang menjadikan guru mata pelajaran IPS menggunakan strategi Small Group Discussion, dengan seringnya menggunakan strategi ini siswa semakin paham tentang arti dari hidup sosial serta bisa bersikap demokratis dalam menghadapi masalah. 65
d. Bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi siswa. Siswa yang biasanya hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru, kurang melatih komunikasi antara siswa dengan guru maupun dengan siswa yang lain. Dengan menggunakan strategi Small Group Discussion ini komunikasi antara siswa dengan guru maupun antar siswa akan terjalin lebih intens. e. Mengembangkan pengetahuan mereka, karena bisa saling bertukar pendapat dan pengetahuan antar siswa baik dalam kelompoknya maupun dengan kelompok yang lain. Dengan kegiatan diskusi kelompok kecil pengetahuan siswa tidak hanya berasal dari guru akan tetapi berasal dari siswa lain juga, hal ini berbeda ketika guru menggunakan metode ceramah, yang menjadi sumber informan hanya guru. 2. Kekurangan Strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes a. Dengan kegiatan Small Group Discussion pembelajaran akan lebih banyak menyita waktu, hal ini dikarenakan pembahasan pada kegiatan diskusi bisa saja keluar dari apa yang seharusnya dibahas sehingga waktu akan lebih lama, inilah yang menjadi tugas guru ketika kegiatan diskusi kiranya sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas, maka guru harus bersikap tegas dan mengembalikan perdebatan siswa kepada persoalan yang sebenarnya harus dibahas. b. Siswa yang kebetulan mendapatkan kelompok dengan siswa yang boleh dikatakan pandai, akan menimbulkan ketergantungan pada kelompoknya, sehingga dia hanya mengandalkan teman satu kelompok untuk menjawab dan mendiskusikan soal yang telah diberikan, sehingga peran siswa tersebut dalam kelompok tidak memberikan sumbangsih ide/ gagasannya. c. Pembagian kelompok yang sesuai urutan bangku siswa mengakibatkan ada dua kelompok yang paling mendominasi dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI AlFalah Jatirokeh Songgom Brebes ini, sementara kelompok yang lain tidak memberikan kontribusi yang berarti, mereka tidak terlalu memberikan sumbangsih ide/pendapatnya yang berarti. 66
d. Ketika pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes ini menggunakan strategi pembelajaran Small Group Discussion, kelas yang biasanya kondusif ketika guru menerangkan materi, berubah menjadi kelas yang ramai dan penuh kebisingan, dan pembagian kelas menjadi 4 (empat) kelompok Membuat guru sulit jika harus mengawasi
siswa dari depan kelas, akan tetapi guru harus berkeliling mengelilingi kelompok sehingga dirasa pekerjaan guru menjadi lebih berat karena perhatian guru bukan hanya pada individu masing-masing siswa melainkan kelompok juga tidak luput dari perhatian guru. Dengan berbagai kekurangan tersebut, sekiranya kelebihan-kelebihan itu bisa menutupi kekurangan yang ada. Disinilah seorang guru harus mampu meminimalisir kekurangan yang ada dengan cara kegiatan diskusi sering dilaksanakan agar siswa lebih faham dan terbiasa melaksanakan prosedur kegiatan diskusi kelompok kecil sehingga kekurangan-kekurangan yang ada bisa diminimalisir keadaannya dengan kelebihan yang ada.
67
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berawal dari sebuah permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini, lalu penulis kuatkan dengan beberapa landasan teori, kemudian dibuktikan dengan mengadakan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan bukti nyata dari suatu pernyataan yang diajukan. Kemudian berdasarkan hasil penelitian dan landasan teori yang ada, maka pada akhir skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes secara prosedural sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan secara tertulis dalam rencana pelaksananaan pembelajaran (RPP), yaitu: mulai dari menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil serta meminta perwakilan kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes telah terlaksana sesuai dengan konsep dan langkah-langkah dalam penerapan strategi Small Group Discussion. 2. Problematika yang dihadapi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion berkisar pada: siswa kurang faham dengan skenario pembelajaran, siswa kesulitan dalam menjawab soal, siswa terlihat malu-malu dalam mengungkapkan pendapatnya, serta siswa saling tunjuk ketika diperintahkan untuk maju mewakili kelompoknya di depan kelas. Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika dalam penerapan strategi Small Group Discussion adalah dengan cara kegiatan diskusi sering dilaksanakan, sehingga dapat melatih keberanian siswa untuk mengutarakan pendapatnya di depan umum dan melatih keterampilan (skill) berdiskusi sejak dini. Sementara itu guru juga terlihat kurang dapat mengelola dan terampil
68
dalam pengelolaan kelas sehingga kegiatan pembelajaran menghabiskan banyak waktu. Sehingga yang harus dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan kelas dan waktu agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
B. Saran Mengingat betapa pentingnya beberapa strategi pembelajaran aktif yang merupakan
salah
satu
cara
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
siswa,
mengembangkan potensi, serta mewujudkan suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara penuh dalam pembelajaran, maka dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan permasalahan diatas. Saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Guru a. Guru harus lebih memiliki persiapan yang matang dalam membuat perencanaan pembelajaran. b. Guru harus lebih tegas dalam menanggapi siswa yang masih sibuk dengan aktivitas bermain. c. Guru harus memperhatikan efisiensi waktu sehingga waktu yang telah ada dalam perencanaan pembelajaran bisa dilaksanakan dengan baik. 2. Siswa a. Tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu suasana kelas sehingga kelas semakin gaduh. b. Disiplin waktu dan mempelajari kembali materi yang telah diajarkan guru. c. Mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. 3. MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes Memberikan perhatian yang lebih terhadap pembelajaran yang berbasiskan inovatif dan kreatif sehingga mampu mendorong siswa lebih semangat dalam belajar. 4. Orang tua a. Harusnya benar-benar mengontrol kegiatan belajar siswa didalam rumah. b. Memberikan dukungan dan pendampingan ketika siswa belajar dirumah.
69
5. Masyarakat Mendukung penuh terhadap pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan adalah sarana mengembangkan potensi peserta didik. C. Penutup Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Dengan disertai doa, semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya. Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia tentu tidak ada yang sempurna, oleh karena itu penulis sangat menyadari akan adanya hal itu, sehingga penulis mengharapkan kritik yang inovatif serta saran yang konstruktif dari para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua dan memberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal Alamin..
70
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Sa’dun, Sriwiyana Hadi, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS, Yogyakarta: Cipta Medika, 2010. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Azis, Sholeh Abdul, dan Madjid, Abdul Azis Abdul, Al-Tarbiyah Waturuqu AlTadrisi, Mesir: Darul Ma’arif, 1979 Eko Purwana, Agung, et.al., Pembelajaran IPS MI, ttp (tanpa tempat terbit): LAPIS PGMI, 2009. H, Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009. Herdiansyah, Haris, Metodologi Humanika, 2010.
Penelitian Kualitatif, Jakarta:
Salemba
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. ----------, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Mujis Daniel, Reynolds David, Effective Teaching, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. PERMENDIKNAS RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. ----------, Pendidikan IPS, Bandung: CV Yasindo Multi Aspek, 2008. Sardjiyo, dkk, Pendidikan IPS di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Silberman, L Melvin, Active Learning, Boston: Allyn and Bacon, 1996.
Slavin E, Robert, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek, Terj. Lita, London: Allymand Bacon, 2005. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSSAIL, 2008. Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2006. Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: DEPDIKNAS, 2005. Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul
: IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES Nama : Wiwi Dadahri NIM : 083911011 Jurusan : PGMI Program Studi : PGMI telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang,
Juni 2012
DEWAN PENGUJI Penguji I,
Penguji II ,
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd NIP. 19570202 199203 2001
Dra. Ani Hidayati, M.Pd NIP. 19611205 199303 2001
Penguji I,
Penguji IV,
Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag NIP. 19511005 197612 1001
Drs. Sajid Iskandar Setyohadi NIP. 19480212 198703 1001
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd NIP. 19570202 199203 2 001
Dr. Ahwan Fanani, M.Ag NIP. 1978093302003121001
iii
PEDOMAN DOKUMENTASI
Pengumpulan data dokumentasi di lakukan dengan cara wawancara kepada pihak terkait dan informasi yang berupa dokumen dalam bentuk laporan. Gambaran umum MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes 1. Tujuan Historis Sejarah berdirinya Visi dan misi 2. Letak geografis Nama sekolah Letak daerah Luas wilayah 3. Struktur organisasi MI Al-Falah Jatirokeh 4. Kondisi guru dan siswa Jumlah tenaga pendidik dan karyawan di MI Al-Falah Jatirokeh Jumlah siswa dan guru tahun ajaran 2011/2012 5. Kondisi sarana dan pra sarana Sarana dan pra sarana pendidikan di MI Al-Falah Jatirokeh
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS 1. Strategi apa yang biasanya dipakai dalam pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? 2. Apa saja perencanaan yang anda lakukan dalam penerapan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)? 3. Bagaimana cara anda mengelola kelas dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion? 4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? 5. Bagaimana bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di MI AL-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? 6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes & bagaimana upaya mengatasinya?
Wawancara dengan peserta didik kelas VI 1. Menurut
pendapatmu
bagaimana
proses
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)? 2. Apakah keuntungan yang kamu peroleh ketika guru menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)? 3. Kendala apa saja yang kamu hadapi ketika guru menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil) dalam pembelajaran IPS? 4. Menurut pendapatmu apakah kekurangan dari strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS?
HASIL OBSERVASI NILAI PROSES KELAS VI A MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES No
Nama 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Abdul aziz Aris wanto Atika FZ Khasannudin Khomisatun musyarofah Listiyawati Moh. Riyawan Moh. Zaenuri yazen Moh. Bagus qunullah Moh. Muhtadho Samsul ma’arif Siti taronah Imam tantowi Supri yatno Yumniatul yumna Ratna sari Khoerun Nisa Iis samaiyah Moh. Faisal Amin Mufidah
2
3
4
Nilai proses 5 6 7
8
9
10
HASIL OBSERVASI NILAI PROSES KELAS VI B MI AL-FALAH JATIROKEH SONGGOM BREBES No
Nama 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ayu maesaharani Wulandari A.Faik setiawan A.Wahyudin Abdul wahab Budi hartono Maulana haya Husni mubarok Inayah M.Musmulyadi M.Tasirin Najwa fikri zuhri Putri silvia. N. Samsul falah Santi Sri wijayanti Toriqotun niam Taryanti Triyani sohibi
2
3
4
Nilai proses 5 6 7
8
9
10
BENTUK INSTRUMEN EVALUASI PROSES
No
Sikap yang diamati
1
Saling membantu dalam kerja kelompok
2
Memperhatikan usulan teman
3
Memberikan masukan dalam kerja kelompok
4
Tidak bermain sendiri
5
Saling bertanya
6
Membaca bahan materi
7
Tidak menyela anggota lain saat berbicara
8
Aktif menjawab pertanyaan dari kelompok lain
9
Tidak membuat gaduh dalam kelompok
10
Aktif bertanya
Ya
Tidak
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Sekolah
: MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Mata Pelajaran
: Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion
Nama Guru
: Setiawati Sintha ED, S.Pd
No Yang diamati Persiapan Guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion 1
a. Guru membuat Silabus dan RPP sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran b. Guru mempersiapkan anak didik c. Guru mensetting ruangan kelas Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion a. Menerangkan materi
2
b. Tanya jawab c. Penugasan d. Kerja kelompok e. Diskusi kelas f. fasilitator g. Klarifikasi & kesimpulan Penutup
3
a. Memberi tugas b. Do’a bersama
Ya Tidak Keterangan
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal
: Nilai Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kami beritahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudara: Nama
: Wiwi Dadahri
NIM
: 083911011
Judul
: Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Maka nilai bimbingannya adalah
: ................ ( ...................................................)
Catatan pembimbingan: 1.......................................................................................... 2. ........................................................................................ Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 11 Mei 2012 Pembimbing I
Dr. Hj. Sukasih, M.Pd NIP. 19570202 199203 2 001
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Hal
: Nilai Bimbingan Skripsi Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Kami beritahukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi Saudara: Nama
:
Wiwi Dadahri
NIM
: 083911011
Judul
: Implementasi Strategi Pembelajaran Small Group Discussion Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes
Maka nilai bimbingannya adalah
: ................ ( ...................................................)
Catatan pembimbingan: 1.......................................................................................... 2. ........................................................................................ Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 12 Mei 2011 Pembimbing II
Dr. Ahwan Fanani, M.Ag NIP. 1978093302003121001
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS pada tanggal 17 Februari 2012 1. Strategi apa yang biasanya dipakai dalam pembelajaran IPS di MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? Strategi yang saya pakai dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran IPS itu menggunakan ceramah, kadang-kadang juga menggunakan diskusi. 2. Apa saja perencanaan yang anda lakukan dalam penerapan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)? Dalam penerapan strategi diskusi kelompok kecil, yang saya rencanakan adalah membuat Silabus, RPP dan tentunya membentuk kelompok. 3. Bagaimana cara anda mengelola kelas dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion? Ketika pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion kelas dibentuk menjadi 4 kelompok. 4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? Setelah kelompok terbentuk, siswa mendiskusikan soal yang telah saya bagikan kemudian siswa mempresentasikan di depan kelas kemudian siswa/ kelompok yang lain bisa menambahi. 5. Bagaimana bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Small Group Discussion di MI AL-Falah Jatirokeh Songgom Brebes? Bentuk evaluasi yang digunakan diantaranya dengan membuka pertanyaan/ kuis, penilaian proses, mengerjakan LKS dan tugas yang berupa PR. 6. Apa saja problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS di kelas VI MI Al-Falah Jatirokeh Songgom Brebes & bagaimana upaya mengatasinya? Permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika menggunakan strategi Small Group Discussion antara lain: a. Tidak semua siswa aktif, sehingga diskusi ini kurang efektif b. Kebanyakan anak masih belum bisa menelaah soal
c. Dengan diskusi kelompok kecil ini, banyak menyita waktu sehingga efisiensi waktu dipertanyakan d. Materi dari IPS sendiri yang terlampau banyak sehingga jika diskusi dilaksanakan materi tidak tercapai karena waktu terbuang untuk kegiatan diskusi. Untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan
ketika
diterapkan
strategi Small Group Discussion secara umum yaitu dengan cara kegiatan diskusi sering dilakukan sehingga bisa melatih keberanian siswa untuk mengutarakan pendapatnya di muka umum, hal ini tentunya sesuai dengan tujuan dari IPS yang mempelajari masalah sosial dan hidup perlu bersosialisasi dengan orang lain. Untuk permasalahan waktu bisa disiasati dengan jika kegiatan diskusi sudah keluar dari apa yang seharusnya dibahas, maka guru bisa langsung menyela dan bisa juga dibuat pembagian waktunya agar kegiatan diskusi idak lagi menyita waktu. Wawancara dengan peserta didik kelas VI 1. Menurut
pendapatmu
bagaimana
proses
pembelajaran
IPS
dengan
menggunakan strategi Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)? a. Sri Wijayanti Menyenangkan b. Yumniatul Yumna Senang,mudah, tidak ceramah terus c. Moh. Faisal Amin Bisa berpendapat, enak. 2. Apakah keuntungan yang kamu peroleh ketika guru menggunakan strategi Small Group Discussion? a. Sri Wijayanti Membuat
lebih
pandai,
mendapatkan
pengetahuan
mengutarakan pendapat di depan kelas b. Yumniatul Yumna Senang, karena gurunya tidak hanya ceramah saja c. Moh. Faisal Amin
baru,
bisa
Melatih keberanian berbicara di depan kelas 3. Kendala apa saja yang kamu hadapi ketika guru menggunakan strategi Small Group Discussion dalam pembelajaran IPS? a. Sri Wijayanti Tidak bisa konsentrasi karena sebagian anak-laki sibuk dengan permainan mereka b. Yumniatul Yumna Tidak mengerti apa maksud guru c. Moh. Faisal Amin Terlalu rame, tidak bisa konsentrasi 4. Menurut pendapatmu apakah kekurangan dari strategi Small Group Discussion ketika diterapkan dalam pembelajaran IPS? a. Sri Wijayanti Terlalu ribet, soalnya terlalu susah b. Yumniatul Yumna Ada yang pinter ada yang tidak, ada yang mengerjakan ada yang tidak c. Moh. Faisal Amin Banyak yang main sendiri.
LAMPIRAN FOTO
FOTO SARANA PRA SARANA
LAMPIRAN FOTO
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama Lengkap
: Wiwi Dadahri
Tempat & Tanggal Lahir
: Brebes, 01 April 1989
NIM
: 083911011
Alamat Rumah
: Ds. Tegallurung RT 004 RW 003 Kec. Songgom Kab. Brebes 52266
Hp
: 085210994778
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. SDN Cenang IV Songgom Lulus Tahun 2002 2. MTS Ma’arif NU IV Songgom Lulus Tahun 2005 3. MAN Babakan Lebaksiu Tegal Lulus Tahun 2008 4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan PGMI 2008
Semarang, 11 Mei 2012 Peneliti,
Wiwi Dadahri 083911011