IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS LANSKAP DENGAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING
ISWARAWATI
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap Dengan Teknologi Cloud Computing adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2013 Iswarawati NIM G64090042
ABSTRAK ISWARAWATI. Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing. Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH. Penggarapan lahan lanskap dapat dilakukan di lingkungan sekitar kita. Hal ini sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan. Dalam penggarapan lahan ini, tentunya dibutuhkan tanaman yang memiliki keanekaragaman dan karakteristik tertentu, yaitu tanaman hias lanskap. Sistem informasi merupakan salah satu solusi untuk mengelola data tanaman hias lanskap secara digital. Hal ini bertujuan memberikan akses informasi mengenai tanaman hias, yang dapat digunakan tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Pada penelitian ini, dikembangkan Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava) yang berbasis web. Teknologi yang digunakan untuk implementasinya adalah teknologi cloud computing berupa Platform as a Service (PaaS). Penggunaan teknologi ini adalah sebagai perwujudan dalam pengembangan aplikasi yang lebih atraktif sebagai sebuah layanan. Adapun tahap pengembangannya, yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pemeliharaan. Dari pengembangan sistem ini dihasilkanlah Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava). Kata Kunci: cloud computing, sistem informasi, tanaman hias lanskap, platform as a service, PaaS
ABSTRACT ISWARAWATI. Implementation of Ornamental Plants Information System in Cloud Computing Technology. Supervised by MEUTHIA RACHMANIAH. Landscaped land cultivation is relevant anywhere in our neighborhoods. The landscaped feature in this research is aimed to create magnificent and fashion landscape architecture of flowers and ornamental plants as well as an effort to conserve the environment. However, great number of diversity and unique characteristics of flowers and ornamental plants requires proper fitting of the selected flowers and ornamentals plants within the landscape. The information system (IS) establishment of digitalized flowers and ornamental plants is one solution to cope with this constriction. The IS developed is targeted to help out and as a tool for general end users and specific end users such as landscape architect. The established IS is further called “Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap” (De’Flava) and is a web-based IS. De’Flava employs cloud computing technology i.e. the platform as a service (PaaS) type. The uses of PaaS type is to support the IS application development in an attractive manner for the end users in term of its service allowed. The development method follows planning, analysis, design, implementation, and support phases. The result is De’Flava IS that can be accessed at end users pace of time and locations. Keywords: cloud computing, information system, flowers, ornamental landscape plants, Platform as a Service, PaaS
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI TANAMAN HIAS LANSKAP DENGAN TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING
ISWARAWATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Penguji : 1 Dr Heru Sukoco, SSi, MT 2 M. Ahsyar Agmalaro, SSi, MKom
Judul Skripsi : Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing Nama : Iswarawati NIM : G64090042
Disetujui oleh
Ir Meuthia Rachmaniah, MSc Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah cloud computing dan sistem informasi, dengan judul Implementasi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap dengan Teknologi Cloud Computing. Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, banyak pihak yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1 Bapak, Ibu, dan kedua adik yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat. 2 Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat selama pengerjaan tugas akhir. 3 Bapak Dr Heru Sukoco, SSi, MT dan Bapak M. Ahsyar Agmalaro, SSi, MKom selaku dosen penguji atas kesediaannya menjadi penguji pada tugas akhir penulis. 4 Bapak Hendra Rahmawan, SKom, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan. 5 Luksi, Nurul, Hanna, Fara, Rini, Wulan, Ari, Haqqi, Rangga, Erwin, Aziz, Yuzar, Fahri, serta kepada teman-teman Ilmu Komputer 46 yang selalu memberikan semangat, bantuan, dan dukungannya. 6 Keluarga Mahasiswa Lampung yang selalu memberikan rasa kekeluargaan dan rasa kebersamaan. 7 Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013 Iswarawati
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Arsitektur Lanskap
4
Tanaman Hias Lanskap
4
Cloud Computing
6
METODE PENELITIAN
7
Tahap Perencanaan
9
Tahap Analisis
9
Tahap Perancangan
9
Tahap Implementasi
10
Tahap Pemeliharaan
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Tahap Perencanaan
10
Tahap Analisis
11
Tahap Perancangan
14
Tahap Implementasi
15
Tahap Pemeliharaan
16
SIMPULAN DAN SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
17
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR GAMBAR 1 2
Kerangka penelitian DFD level 0
7 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Model layanan cloud computing Entity Relationship Diagrams (ERD) Kebutuhan fungsional aplikasi Perbandingan kelebihan dan kekurangan alternatif layanan PaaS Relational Database Model Normalisasi basis data pada tabel tanaman Perancangan basis data Antarmuka aplikasi Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi tertentu Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis data) pada cloud Pengujian black box aplikasi
18 19 20 21 22 25 27 28 31 32 33
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Olmstead yang pertama kali memperkenalkan arsitektur lanskap pada tahun 1858 dalam Lestari dan Kencana (2008), arsitektur lanskap ditujukan pada pekerjaan penggarapan lahan yang memerlukan perhatian mendalam. Hal yang harus diperhatikan adalah pada pelestarian keindahan pemandangan alam serta keseimbangan ekologis di antara sumber-sumber alam, lahan, vegetasi, dan ekologis. Penerapan penggarapan lahan pada arsitektur lanskap dapat dilakukan sebagai upaya pelestarian di lingkungan sekitar kita, contohnya di wilayah kampus maupun halaman rumah. Pada penggarapan lahan lanskap dibutuhkan tanaman khusus, yaitu tanaman hias lanskap. Tanaman hias lanskap memiliki keanekaragaman dan karakteristik tertentu, baik dari ragam, fungsi, cara pemilihan, maupun cara dan kondisi penanaman. Dalam penanaman, pemilihan jenis tanaman berdasarkan ragam dan fungsinya merupakan hal yang perlu diperhatikan. Hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya terhadap lingkungan. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan juga merupakan hal yang perlu diperhitungkan dalam penanaman agar tanaman tampil prima. Adapun kondisi lingkungan yang diperhitungkan meliputi ketinggian tempat, suhu, kelembapan, cahaya, kandungan air, dan kandungan unsur hara. Fajar (2011) telah membuat sebuah perangkat lunak Plant and Tree Information System (PLATIS). Program ini dibuat untuk mengelola data dan informasi mengenai tanaman. Data dan informasi tersebut ditampilkan dalam bentuk digital untuk berbagai keperluan, salah satunya dalam rencana pembangunan hutan kota yang efektif dan tepat sasaran, sesuai dengan karakteristik tanaman dan kondisi lingkungan. Perangkat lunak ini berbasis desktop, sehingga hanya dapat diakses secara terbatas. Menurut Fajar (2011), perangkat lunak ini juga masih perlu tambahan data dan informasi tanaman yang lebih banyak karena jumlahnya masih terbatas. Data dan informasi mengenai tanaman yang ada pada PLATIS spesifik untuk pembangunan hutan kota, namun dapat digunakan untuk keperluan penggarapan lahan lanskap. Untuk itu, dibutuhkan spesifikasi data dan informasi tanaman dari yang digunakan dalam PLATIS. Data dan informasi yang spesifik berperan dalam pemilihan tanaman yang tepat sasaran untuk penggarapan lahan lanskap. Data dan informasi tanaman yang spesifik untuk keperluan ini adalah tanaman hias lanskap. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari perangkat lunak PLATIS. Pengembangan tersebut berupa perangkat lunak yang ditujukan khusus untuk penggarapan lahan lanskap yang tepat sasaran. Dibutuhkan juga perangkat lunak yang mampu mengelola data dan informasi tanaman hias lanskap yang beranekaragam, serta memiliki kemampuan untuk membantu menentukan tanaman hias lanskap yang sesuai dengan kondisi lingkungan penggunanya untuk pertumbuhan tanaman yang prima. Hal ini bertujuan mempermudah pengelolaan dan penggarapan lahan lanskap dengan tanaman yang sesuai.
2 Menurut Armbrust et al. (2010), cloud computing merupakan perwujudan mimpi jangka panjang dari manfaat komputasi yang memiliki potensi besar dalam transformasi industri teknologi informasi dan pembuatan perangkat lunak yang lebih atraktif sebagai sebuah layanan. Salah satu jenis layanan dalam cloud computing adalah Platform as a Service (PaaS). Dalam layanan ini, perangkat lunak yang dapat dibuat adalah aplikasi berbasis web. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan sistem informasi yang atraktif dan dapat mengelola data informasi mengenai tanaman hias lanskap dengan memanfaatkan teknologi cloud computing.
Perumusan Masalah Lahan lanskap yang dikelola dengan baik akan berperan dalam upaya pelestarian lingkungan. Upaya ini dapat menciptakan ruang hijau yang asri, berkualitas, dan bernilai estetika. Dalam penerapannya, tidak hanya menjadi tugas arsitek lanskap saja, namun kesadaran masyarakat umum juga diperlukan. Bagi arsitek lanskap, penggarapan lahan lanskap dapat dilakukan dalam skala besar maupun kecil. Bagi masyarakat umum, penerapan ini dapat dilakukan di lingkungan sekitar seperti pekarangan. Dalam penerapannya dibutuhkan pengetahuan agar penggarapan lahan menjadi tepat sasaran. Pengetahuan bermanfaat dalam memahami sekumpulan informasi tertentu. Selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan tugas, masalah, dan pengambilan keputusan yang spesifik. Pengetahuan ini di antaranya penentuan tanaman yang termasuk dalam tanaman hias lanskap, pemilihan tanaman hias lanskap, dan pertimbangan faktor yang harus diperhatikan dalam penanaman. Bagi arsitek lanskap mungkin tidak terdapat banyak permasalahan karena mereka memiliki pengetahuan khusus, tidak seperti masyarakat umum yang pengetahuannya terbatas. Perbedaan dan keterbatasan pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap ini merupakan permasalahan yang dihadapi dalam penggarapan lahan lanksap. Sistem informasi merupakan salah satu solusi untuk mengelola pengetahuan berupa data dan informasi tanaman hias lanskap yang terkait penggarapan lahan lanskap. Sistem informasi dapat mempermudah arsitek lanskap dalam pengelolaan pengetahuan dalam penentuan tanaman dan penggarapan lahan. Bagi masyarakat umum, sistem informasi ini dapat dijadikan sarana penyampaian informasi, sehingga pengguna dapat memperoleh pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap dan informasi terkait penggarapan lahan lanskap. Sistem informasi ini dapat dikembangkan dalam aplikasi berbasis web. Teknologi cloud computing merupakan salah satu alternatif untuk mengimplementasikan aplikasi berbasis web. Teknologi ini digunakan karena tidak membutuhkan peralatan yang canggih, mudah digunakan, data dan tempat penyimpanan yang disediakan dapat dipercaya keamanannya, memungkinkan pertukaran data antar peralatan yang berbeda, dan memungkinkan pengguna untuk menggunakan internet hampir tanpa batasan (Zhang et al. 2010). Dalam penggunanan teknologi ini, keuntungan tersebut menjadi petimbangan untuk dijadikan alternatif penyelesaian masalah yang ada. Oleh karena itu, pada
3 penelitian ini dikembangkan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi cloud computing.
Tujuan Penelitian 1
2 3
Menyajikan informasi mengenai tanaman hias lanskap berbasis web untuk keperluan penggarapan lahan lanskap dengan memanfaatkan teknologi cloud computing. Membuat sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan rekomendasi tanaman hias lanskap yang sesuai dengan kondisi lahan tertentu. Membuat sistem yang memberikan akses informasi mengenai tanaman hias lanskap, yang dapat digunakan tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara mikro maupun makro. Manfaat secara mikro adalah pengguna dengan latar belakang arsitektur lanskap maupun masyarakat umum dapat menggunakan sistem informasi ini untuk menentukan tanaman hias yang tepat untuk penggarapan lahan lanksap. Manfaat makro adalah sistem ini dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan mengenai tanaman hias lanskap. Dari manfaat makro tersebut, sistem ini diharapkan menjadi salah satu upaya dalam mendukung kesadaran masyarakat untuk mengelola lahan lanskap. Selain itu dari adanya penelitian ini diharapkan juga manfaat jangka pendek, jangka panjang, dan bagi bidang keilmuan. Manfaat jangka pendeknya adalah pengguna dapat lebih mudah menentukan tanaman untuk penggarapan lahan lanskap jika dibandingkan dengan membaca literatur tertulis. Manfaat jangka panjangnya adalah semakin meningkatnya kesadaran pengguna untuk mengelola lahan lanskap sebagai upaya pelestarian lingkungan. Pada bidang keilmuan, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi salah satu contoh bahwa ilmu komputer dapat digunakan sebagai pemecahan masalah yang ada pada bidang ilmu lain, khususnya permasalahan dalam penentuan tanaman hias lanskap yang dapat dipecahkan dengan pembuatan sistem informasi.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu data tanaman dan layanan cloud computing yang digunakan. Data tanaman yang digunakan dibagi berdasarkan ragamnya. Pembagian tanaman tersebut yaitu tanaman penutup tanah, tanaman semak rendah, tanaman semak tinggi, tanaman semak sedang, tanaman semak tinggi, tanaman perdu rendah, tanaman perdu tinggi, tanaman pohon rendah, tanaman pohon sedang, tanaman pohon tinggi, tanaman air, dan tanaman merambat (Lestari dan Kencana 2008). Layanan cloud computing yang digunakan ialah Platform as a Service (PaaS).
4
TINJAUAN PUSTAKA Arsitektur Lanskap Arsitektur lanskap ditujukan pada pekerjaan penggarapan lahan yang memerlukan perhatian mendalam pada pelestarian keindahan pemandangan alam serta keseimbangan ekologis di antara sumber-sumber alam, lahan, vegetasi, dan ekologis (Olmstead 1858 dalam Lestari dan Kencana 2008). Menurut Hakim dan Utomo (2003), arsitektur lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan, serta pengaturan lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan elemen-elemen buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya. Aplikasi ilmu tersebut adalah dengan memerhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, sehingga dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan memiliki nilai estetis. Dari dua pengertian diatas, dapat dinyatakan bahwa arsitektur lanskap memiliki wawasan dan dapat berperan aktif dalam berbagai proyek pelestarian lingkungan yang memerhatikan keindahan alam dan nilai estetika, mulai dari yang berskala besar seperti studi perancangan regional, studi kebijaksanaan ruang terbuka, perancangan kawasan wisata, taman umum, sampai proyek yang berskala kecil seperti taman lingkungan dan taman rumah.
Tanaman Hias Lanskap Tanaman hias adalah tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, meningkatkan lingkungan, dan memiliki nilai kepuasan sebagai hobi (Manaker 1987 dalam Rimando 2003). Tanaman dan keindahannya menimbulkan efek imajinasi yang luas dan menghidupkan kembali semangat diri. Adanya tanaman dalam lingkungan hidup dapat memberikan efek memanusiakan dan dapat membantu mengembalikan kondisi kesehatan pikiran yang dibebani dengan kesedihan, rasa sakit, dan masalah. Secara fungsional, tanaman hias dapat membantu memperbarui oksigen di udara, membantu mengurangi polutan gas dan kebisingan. Tanaman yang diatur dengan semestinya akan membantu sirkulasi udara secara langsung, menjadi tabir, melembutkan garis arsitektur yang keras, dan memberikan tekstur ke permukaan yang mencolok. Tanaman lanskap merupakan tanaman yang digunakan untuk berbagai pekerjaan lanskap, baik skala luas maupun skala kecil (Lestari dan Kencana 2008). Luas lahan, tujuan, dan sasaran pelaksanaan pekerjaan lanksap ini mempengaruhi hasil desain lanskap. Berdasarkan desain ini, akan mempengaruhi ragam tanaman yang digunakan. Hampir semua ragam tanaman dapat digunakan pada lahan luas, namun tidak pada lahan yang lebih sempit. Pada lahan sempit, tanaman yang digunakan lebih diutamakan berdasarkan nilai estetikanya. Tanaman lanksap merupakan komponen soft material yang berperan sebagai penyusun dan berperan dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Selain perannya sebagai komponen penyusun, tanaman lanskap juga berfungsi
5 mempercantik dalam penyusun lahan. Pemilihan tanaman sebagai komponen penyusun ini berdasarkan fungsinya terhadap lingkungan dan nilai estetikanya. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa tanaman hias lanskap adalah tanaman yang digunakan dalam berbagai pekerjaan lanskap dengan memperhatikan nilai estetika dan psikologis, serta manfaatnya dalam peningkatan kualitas lingkungan. Pemilihan tanaman lanskap merupakan penentuan tanaman yang dipilih dari berbagai keanekaragamn jenis tanaman yang ada. Tanaman lanskap adalah tanaman yang ditentukan desainer lanskap untuk memenuhi peranannya dalam lanskap dengan kriteria yang spesifik. Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih sebuah tanaman yang spesifik untuk lanskap, yaitu (Ingels 2004): 1 Faktor Peran (Role factors) Hal ini berkaitan dengan pertimbangan kesesuaian peranan tanaman dalam lahan lanskap. 2 Faktor Ketahanan (Hardiness factors) Faktor ini terkait pertimbangan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup pada dugaan suhu minimum saat musin dingin di wilayah tersebut. Selain itu, hal yang harus dipertimbangkan adalah wilayah panas (heat zone). Hal yang harus diperhatikan pada wilayah panas ini adalah kesesuaian kemampuan hidup tanaman pada wilayah tersebut. 3 Faktor Fisik (Physical factors) Faktor ini terkait erat dengan peran tanaman (role factors). Faktor ini memungkinkan tanaman untuk memenuhi peran atau mungkin membuatnya tidak cocok dengan perannya. Beberapa fitur untuk menentukan kesesuaian tanaman meliputi ukuran dewasa dan tingkat pertumbuhan, kerapatan kanopi, pola percabangan, duri, bentuk dan siluet, ukuran dan ketebalan daun, pubertas daun, jenis sistem akar, kerakteristik pembungaan, dan variasi musiman. 4 Faktor Budaya (Cultural factors) Syarat pertumbuhan dan pemeliharaan penanaman adalah faktor budaya dari tanaman. Dalam penentuan tanaman, harus dipastikan bahwa faktor budaya tanaman dipilih untuk lanskap yang sesuai dengan lahan lanskap dan klien. Untuk memastikannya, faktor ini dapat dicek dengan mempertimbangkan pertanyaan berikut: a Akankah tanaman mencapai dan dapat bertahan pada ukuran dan bentuk yang diinginkan tanpa perlu pemangkasan ekstensif dan perlakuan tertentu? b Seberapa sering tanaman perlu pemangkasan untuk mencegah legginess atau mengurangi kepadatan atau menghilangkan air dan penghambat pertumbuhan? c Apakah tanah dan karakteristik drainase tempat tumbuh cocok untuk pertumbuhan tanaman yang baik? d Akankah transplantasi atau pencangkokan tanaman yang dipilih dapat dilakukan dengan mudah pada sepanjang tahun saat projek lanksap ini akan dilakukan? e Apakah tanaman tersebut rentan terhadap serangga dan penyakit yang umum pada daerah tumbuhnya?
6 f
Akankah penyemprotan atau pembersihan debu diperlukan untuk menjaga tanaman terbebas dari penyakit? g Apakah semua tanaman yang digunakan dalam satu lahan lankap memiliki kesamaan persyaratan budaya? h Jika pengganti diperlukan, apakah tanaman sejenis bisa tersedia dari sumber yang terdekat? i Bagaimana sikap klien atau pemilik lahan lanskap dalam pemeliharan lahannya? Jika jawaban dari pertanyaan persyaratan budaya di atas sesuai dengan kemungkinan tanaman yang dipilih, maka tanaman tersebut sesuai digunakan untuk lahan lanskap. Dapat disebut juga bahwa tanaman tersebut termasuk tanaman hias lanskap.
Cloud Computing Cloud Computing terdiri dari dua kata yaitu Cloud dan Computing. Cloud atau awan adalah pusat data perangkat keras dan perangkat lunak yang tersedia melalui internet, sedangkan computing berarti proses komputasi (Armbrust 2010). Berikut ini merupakan definisi cloud computing menurut National Institute of Standards and Technology (NIST 2011) dalam Mell dan Grace (2011). “Cloud computing adalah sebuah model untuk memungkinkan kenyamanan akses jaringan ke sumber berbagi pakai, yang sumber komputasinya dapat dikonfigurasi berdasarkan permintaan (misalnya jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan upaya manajemen yang minimal atau interaksi layanan penyedia.” Dalam cloud computing, ada tiga jenis layanan yang disediakan, yaitu: 1 Software as a Service (SaaS) Jenis layanan ini merupakan kemampuan cloud dalam penyediaan untuk penggunaan aplikasi oleh penggunanya, dan aplikasi tersebut berjalan di sebuah infrastruktur. Pengguna tanpa mengetahui, mengelola, dan mengendalikan infrastruktur yang ada di baliknya. Salah satu contoh SaaS adalah Salesforce yang menawarkan aplikasi Customer Relationship Management (CRM) sebagai sebuah layanan. Contoh lain adalah Google Web berbasis aplikasi perkantoran (seperti pengolah kata dan spreadsheet). 2 Platform as a Service (PaaS) Jenis layanan ini adalah bentuk lain dari SaaS. Pada layanan ini, cloud menyediakan platform sebagai lingkungan pengembangan suatu aplikasi dengan perantara internet dan server (Zhang et al. 2010). Kemampuan cloud dalam penyediaan layanan ini memungkinkan pelanggan untuk membuat suatu aplikasi dengan bahasa pemrograman tertentu dengan peralatan dan infrastruktur yang disediakan oleh cloud. Sama halnya dengan SaaS, layanan ini tidak memungkinkan pelanggan untuk mengelola dan mengendalikan infrastruktur yang ada di baliknya seperti server, jaringan, dan penyimpanan, tetapi hanya perlu mengelola konfigurasi lingkungan hosting dan kontrol aplikasi yang
7 dikembangkannya. Contoh PaaS antara lain Google App Engine, Amazon, dan Appfog. 3 Infrastucture as a Service (IaaS) Dalam layanan IaaS ini, kemampuan yang diberikan cloud kepada konsumennya adalah proses penyediaan, penyimpanan, jaringan, dan sumber daya komputasi mendasar yang memungkinkan konsumen dapat membangun dan menjalankan perangkat lunak yang dapat mencakup sistem operasi dan aplikasi (Mell dan Grace 2011). Para pelanggan hanya menyewa sumber daya atau infrastruktur yang telah disediakan tanpa harus membeli server dan peralatan jaringan sendiri, sehingga pelanggan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya teknologi informasi dan dapat mengurangi biaya. Contoh IaaS adalah Amazon Elastic Compute Cloud.
METODE PENELITIAN Pengembangan sistem informasi ini berdasarkan Stair dan Reynolds (2010), yaitu menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem Tradisional (Traditional System Development Life Cycle) yang diintegrasikan dengan cloud computing. Dari kedua pendekatan tersebut, maka digunakan metode penelitian yang menggabungkan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem Tradisional dengan integrasi cloud computing pada tiap tahapannya (Gambar 1).
Perencanaan Analisis Perancangan
Integrasi cloud computing
Implementasi Pemeliharaan
Gambar 1 Kerangka penelitian
8
9 Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah, pencarian alternatif, penentuan tujuan dibuatnya sistem, perumusan keuntungan dengan adanya sistem, dan identifikasi kendala. Identifikasi masalah diperlukan untuk menentukan dan merumuskan permasalahan yang dihadapi. Setelah itu dilakukan pencarian alternatif, yaitu untuk mencari kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Penentuan tujuan bertujuan memberikan pedoman acuan akhir dibuatnya sistem. Perumusan keuntungan dan kendala adalah sebagai pertimbangan dalam tahap pengembangan selanjutnya. Dilakukan integrasi cloud computing dalam pengembangan sistem pada tahap ini. Integrasi tersebut ialah dengan melakukan penelitian model bisnis yang berbeda di setiap pasar layanan cloud. Dilakukan juga identifikasi potensi layanan cloud yang sesuai untuk digunakan sebagai bagian dari solusi permasalahan yang ada.
Tahap Analisis Tahap ini dilakukan untuk menganalisis hal yang harus dapat dilakukan oleh sistem informasi untuk meyelesaikan masalah yang telah dididentifikasi sebelumnya. Hal yang dilakukan dalam analisis tersebut adalah menentukan kebutuhan sistem yaitu deskripsi sistem, identifikasi pengguna, kebutuhan pengguna, kebutuhan data, pengumpulan data, kebutuhan fungsional, dan spesifikasi perangkat lunak. Pada tahap ini dilakukan juga pengintegrasian dengan cloud computing, yaitu dengan membangun prototipe dalam lingkungan operasi maya pada cloud. Tujuan integrasi ini ialah menemukan kebutuhan sistem yang sesuai dan menguji kesesuaian layanan cloud untuk digunakan sebagai solusi pemecahan masalah.
Tahap Perancangan Tujuan utama tahap ini ialah menentukan cara kerja sistem dalam memecahkan masalah. Sebelum penentuan cara kerja tersebut, diperlukan penentuan spesifikasi untuk memenuhi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini meliputi perancangan basis data, perancangan antarmuka, serta perancangan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam tahap ini ada dua aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu desain logis (logical design) dan desain fisik (physical design). Desain logis adalah deskripsi mengenai kebutuhan fungsional dari sistem dan mencakup tujuan perencanaan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan sistem. Berdasarkan deskripsi dan tujuan perencanaan, maka ditentukan spesifikasi desain, dan kemudian didokumentasikan. Adapun spesifikasi tersebut di antaranya meliputi output, input, proses, dan basis data. Desain fisik adalah spesifikasi karakteristik dari komponen yang dibutuhkan sistem untuk digunakan dalam penerapan desain logis. Dalam desain fisik ini, karakteristik komponen kebutuhan sistem (perangkat keras, perangkat lunak, dan basis data) harus dideskripsikan secara detail.
10 Dalam perancangan ini dilakukan juga integrasi dengan cloud computing dengan memastikan bahwa layanan cloud yang digunakan untuk pembangunan sistem dapat diintegrasikan dengan baik. Hal ini sangat diperlukan karena untuk beberapa kasus, suatu layanan platform yang berbeda untuk pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman atau framework yang berbeda juga. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa layanan yang digunakan harus sesuai dengan yang disediakan. Tahap Implementasi Tahapan selanjutnya setelah dilakukan proses perancangan adalah tahap implementasi. Tahap ini meliputi pemrograman, instalasi, dan pengujian. Pembuatan sistem melalui instruksi yang dimengerti oleh mesin atau komputer dengan bahasa pemrograman. Instalasi adalah proses penerapan sistem pada situs tertentu agar dapat dioperasikan. Pengujian adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik. Pada pengintegrasian dengan cloud computing dalam pembangunan sebuah sistem, diperlukan konfigurasi ulang layanan pada cloud yang dipilih untuk memenuhi desain yang telah dibuat seperti konfigurasi framework, basis data, dan server pada cloud.
Tahap Pemeliharaan Setelah instalasi sistem, sistem juga dijaga produktivitasnya. Pada tahap ini, pengembang sistem hanya harus menjaga dan meningkatkan produktivitas dari sistemnya tanpa memikirkan pengelolaan infrastrukturnya. Hal ini disebabkan infrastruktur atau mesin fisik pada cloud sudah dikelola oleh penyedia layanannya. Oleh karena itu, pengembang hanya harus memikirkan manajemen pengelolaan sistemnya saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, ditentukan permasalahan, perumusan keuntungan adanya sistem, kendala yang mungkin dihadapi, dan perumusan alternatif solusinya. Permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya data tanaman hias lanskap yang perlu dikelola untuk keperluan penggarapan lahan lanskap, serta keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai tanaman hias lanksap. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, dibuat sistem informasi berbasis web yang memanfaatkan layanan cloud computing. Keuntungan dengan adanya sistem berbasis web ini adalah: 1 Pengguna dapat mengelola data tanaman hias lanskap untuk keperluan penggarapan lahan lanskap tanpa terbatas waktu dan tempat.
11 2
Data tanaman yang digunakan pada sistem ini merupakan data yang spesifik untuk lahan lanskap, sehingga tepat sasaran jika digunakan untuk pengarapan lahan lanksap. 3 Sistem ini dirancang agar dapat digunakan bagi pengguna dari berbagai kalangan, baik dari pengguna yang berlatar belakang arsitektur lanskap maupun masyarakat umum. Penentuan alternatif untuk permasalahan yaitu dengan membuat sistem berbasis web yang memanfaatkan layanan teknologi cloud computing. Sebelum memastikan layanan cloud computing yang akan digunakan, perlu adanya pencarian alternatif dari layanan cloud yang tersedia. Alternatif layanan cloud tersebut adalah Software as a Service (SaaS), Infrastructure as a Service (IaaS), dan Platform as a Service (PaaS). Dalam pemilihan alternatif ini, dilakukan perbandingan karakteristik antarlayanan (Lampiran 1). Hal ini diperlukan untuk menentukan layanan cloud yang sesuai untuk digunakan dan diintegrasikan dengan sistem. Dalam pengembangan web, layanan yang sesuai untuk permasalahan tersebut adalah Platform as a Service (PaaS). Selain perumusan masalah, keuntungan, dan alternatif solusi, kendala yang mungkin dihadapi juga harus ditentukan. Hal ini sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan sistem pada tahap selanjutnya. Adapun kendala yang mungkin dihadapi dalam pembuatan sistem yaitu pengumpulan data tanaman hias lanskap yang harus sesuai kebutuhan dan tepat sasaran, serta penentuan layanan yang harus sesuai dengan kebutuhan sistem.
Tahap Analisis Analisi kebutuhan sistem dilakukan untuk merumuskan spesifikasi perangkat lunak yang akan digunakan dalam pengembangan sistem. Berikut langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini: Deskripsi Sistem Langkah awal dalam tahap ini adalah menentukan deskripsi sistem. Adapun deskripsi Sistem Informasi Tanaman Hias Lanskap (diberi nama De’Flava) adalah sistem informasi berbasis web yang menyajikan informasi dan data yang terkait tanaman hias lanskap. Sistem ini bertujuan menyajikan informasi mengenai tanaman hias lanskap yang dapat digunakan tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Pengguna dapat mengakses informasi terkait penggarapan lahan lanskap dan tanaman hias lanksap. Pengguna juga bisa mendapatkan rekomendasi tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungannya dengan memasukkan parameter lingkungan yang dimiliki ke dalam sistem. Rekomendasi tanaman ini dibagi menjadi dua ketegori, yaitu untuk pengguna umum dan pengguna dengan latar belakang arsitektur lanskap. Pengelompokan ini bertujuan memberikan informasi yang tepat sasaran bagi masing-masing kelompok penggunanya. Pengelompokan ini berdasarkan kompleksitas parameter input dan pengetahuan dasar yang dimiliki. Pengguna umum dapat memperoleh rekomendasi dengan memasukkan input berupa parameter lingkungan yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan pengguna dengan latar belakang arsitektur lanskap. Cara
12 kerja sistem untuk mengolah parameter input dari kedua kategori pengguna hampir sama. Dengan parameter yang dimasukkan oleh pengguna akan diolah oleh sistem. Setelah parameter diolah, sistem akan menampilkan output berupa daftar tanaman hias lanskap yang sesuai dengan kondisi lingkungan penggunannya. Identifikasi Pengguna Penggunanya dibagi menjadi dua kategori berdasarkan hak aksesnya. Berikut kategori pengguna sistem informasi ini: 1 User yang ingin mengetahui informasi yang terkait tanaman hias lanskap dan yang ingin berkonsultasi dalam pemilihan tanaman untuk penggarapan lahan lanskap. 2 Administrator yang merupakan pemegang hak akses penuh terhadap pengelolaan web. Kebutuhan Pengguna Identifikasi kebutuhan pengguna adalah untuk mendapatkan informasi mengenai fungsi sistem yang dibutuhkan pengguna. Identifikasi ini dapat dibuat dalam tabel pertanyaan seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Tabel kebutuhan pengguna Kebutuhan pengguna User
Administrator
1. Bagaimana cara mengelola data tanaman hias lanskap yang ada? 2. Tanaman hias lanskap apa saja yang cocok tumbuh di Indonesia? 3. Tanaman hias lanskap apa yang cocok tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu? 4. Informasi apa saja yang terkait arsitektur lanskap dan tanaman hias lanskap itu sendiri? 1. Informasi apa yang dibutuhkan pengguna?
Kebutuhan dan Pengumpulan data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan jumlah 250 data. Data primer adalah beberapa gambar dari tanaman hias lanskap. Data sekunder, yaitu data tanaman hias lanskap, artikel mengenai arsitektur lanskap, serta sebagian gambar dari tanaman hias lanskap. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari literatur berupa buku. Izin penggunaan buku yang berjudul Galeri Tanaman Hias Lanskap oleh Lestari dan Kencana (2008) sebagai referensi didapatkan dengan melakukan kontak melalui email dan jejaring sosial. Melalui kontak tersebut, didapatkan izin penggunaan buku tersebut. Pengambilan data primer dilakukan secara langsung di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil foto tanaman di berbagai lokasi dengan bantuan kamera digital. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan gambar di antaranya Kebun Raya Bogor dan lingkungan sekitar Institut Pertanian Bogor. Data tanaman yang dikumpulkan terbagi menjadi dua kelompok. Pengelompokan ini dibagi berdasarkan ragam dan fungsinya. Ragam seperti yang
13 telah disebutkan di ruang lingkup, sedangkan fungsi terdiri atas tanaman penutup tanah, tanaman pagar, tanaman pelindung, tanaman merambat, tanaman tabir, tanaman pengarah jalan, tanaman point of interest, tanaman penyemarak taman, tanaman pembatas, tanaman pelengkap, tanaman peneduh, tanaman penutup permukaan air, dan tanaman pergola. Satu tanaman hanya memiliki satu ragam, namun dapat memiliki satu atau lebih fungsi. Dalam analisis data ini, diperlukan pemodelan data dengan mengunakan data flow diagrams (DFD) dan entity-relationship diagrams (ERD). Pemodelan ini untuk memperlihatkan aliran data, keterhubungan antar objek, dan aktivitasnya. Selanjutnya, analisis data akan ditampilkan dalam DFD (Gambar 2) dan ERD dengan relasi many to many (Lampiran 2), sehingga pada tahap selanjutnya perlu dilakukan normalisasi. Informasi tanaman Artikel Kata kunci pencarian Informasi hasil pencarian Sistem
User Parameter lingkungan Rekomendasi tanaman
Data tanaman Data artikel Data indeks Informasi data
Administrator
Kriteria pencarian Informasi hasil pencarian
Gambar 2 DFD level 0 Kebutuhan Fungsional Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk membahas fungsi-fungsi yang dibutuhkan dalam sistem. Fungsi yang dibutuhkan antara lain menampilkan informasi, menampilkan foto, penentuan rekomendasi tanaman, dan pencarian. Fungsi-fungsi pada sistem akan ditampilkan dalam format DeFlava-xxx (Lampiran 3) Spesifikasi Perangkat Lunak Pengembangan sistem berbasis web ini berfokus untuk menampilkan dan mengelola informasi. Dibutuhkan pemrograman HTML dan PHP untuk membuat tampilan sistemnya, serta MySQL untuk mengelola basis datanya. Pada penelitian ini, perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Dreamweaver dan phpMyAdmin. Prototipe Dalam pembuatan prototipe sistem, dilakukan pemilihan alternatif layanan PaaS. Selain itu, didapat beberapa kandidat dari berbagai penyedia layanan cloud, seperti Amazon, IBM, Windows Azure, Google App Engine, dan Appfog. Alternatif layanan tersebut kemudian dianalisis dengan membandingkan kelebihan dan kekurangannya (Lampiran 4). Layanan yang paling sesuai untuk lingkungan
14 pengembangan sistem akan dipilih sebagai kandidat. Pada penelitian ini dipilih layanan PaaS yang disediakan oleh Appfog. Pada lingkungan pengembangan cloud yang sudah dipilih dibuat prototipe yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Pembuatan prototipe ini bertujuan menguji kesesuaian layanan sebagai bagian dari solusi permasalahan. Prototipe untuk pengintegrasian dan pengujian ini berupa aplikasi default yang dipilih pada Appfog. Prototipe ini dibuat berdasarkan pemilihan bahasa pemrograman dan database management system yang sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak sistem, yaitu PHP dan MySQL.
Tahap Perancangan Sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah didefinisikan pada tahap analisis, dibuat perancangan kebutuhan yang terkait dengan sistem. Perancangan terdiri atas perancangan basis data, antarmuka, dan perancangan lingkungan pengembangan sistem. Pada perancangan basis data, terdapat perancangan logis dan fisik. Entitas yang digunakan dalam perancangan yaitu tabel tanaman, tabel artikel, dan tabel indeks. Perancangan logis ditampilkan dalam bentuk relational database design. Dari relational database design tersebut dibuat tabel dua dimensi. Di dalam tabel tersebut dimasukkan elemen data pada setiap tabel. Hal ini untuk menganalisis relasi antartabelnya (Lampiran 5). Dari analisis relasi tabel tanaman dengan tabel indeks ternyata terdapat redundansi, maka perlu dilakukan normalisasi pada tabel tanaman (Lampiran 6). Setelah normalisasi, dibuat kembali relational database design yang sesuai analisis relasi sebelumnya. Pada perancangan fisik basis data dibuat berdasarkan perancangan logis (Lampiran 7). Perancangan ini dengan mencantumkan tipe data untuk setiap atribut pada tabel tanaman, artikel, dan indeks. Hasil rancangan fisik ini yang akan diimplementasikan pada sistem. Pada tahap ini juga dibuat perancangan antarmuka untuk masing-masing halaman sistem. Halaman yang dirancang adalah home, resource materials, consult, gallery, about, dan contact (Lampiran 8). Perancangan ini bertujuan mengefektifkan tampilan dan mempermudah user dalam penggunaan sistem. Setelah itu, ditentukan spesifikasi lingkungan pengembangan sistemnya. Lingkungan pengembangan dibagi menjadi dua, yaitu pada server lokal (localhost) dan server pada cloud. Lingkungan pengembangan lokal sebagai berikut: 1 Sistem operasi Windows 7. 2 Database management system MySQL. 3 Web server Apache. 4 Adobe Dreamweaver CS3. Pada pengintegrasian dengan cloud computing dilakukan juga perancangan lingkungan pengembangan sistem pada platform yang disediakan cloud. Perancangan ini dilakukan dengan menentukan sendiri infrastruktur dan layanan yang digunakan. Penentuan ini tentunya dibatasi oleh layanan pada cloud. Adapun batasannya yaitu alokasi memori maksimal 2GB, RAM 2GB, infrastruktur berupa HP atau Amazon, sebanyak maksimal delapan service, serta kapasitas penyimpanan maksimal 100MB untuk service MySQL. Penentuan lingkungan
15 pengembangan ini harus saling sesuai antara sistem dan cloud, agar dapat dipastikan bahwa keduanya dapat diintegrasikan dengan baik. Lingkungan pengembangan pada cloud ditentukan sebagai berikut: 1 Infrastruktur HP Openstack AZ 2. 2 Service satu layanan dengan MySQL. 3 Alokasi memori 128 MB. 4 RAM 1GB. 5 Ruby 1.9.3. 6 Caldecott.
Tahap Implementasi Berdasarkan hasil dari tahapan sebelumnya, sistem kemudian diimplementasikan dengan bahasa pemrograman. Implementasi sistem ini menggunakan Adobe Dreamweaver dengan bahasa pemrograman PHP dan database management system (DBMS) yang digunakan adalah phpMyAdmin untuk MySQL. Implementasi ini juga berupa pembuatan fungsi-fungsi sistem yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk web. Pada implementasi fungsi rekomendasi tanaman, digunakan kombinasi query untuk menghasilkan output yang sesuai dengan input dari pengguna. Kombinasi input yang berbeda akan menghasilkan rekomendasi yang berbeda juga, lalu hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel pada menu consult. Pada implementasi fungsi menampilkan informasi, ditampilkan konten artikel pada menu resource materials. Implementasi menampilkan gambar dan informasi detail tanaman ditampilkan pada menu gallery. Fungsi pendukung lainnya ditampilkan pada menu home, contact, dan about. Implementasi fungsifungsi ini hanya dapat diakses oleh end user, tidak mencakup administrator. Pada implementasi halaman administrator bertujuan memungkinkan administrator mengakses fungsi khusus, yaitu untuk menambah, menghapus, dan mengedit data. Hasil implementasi halaman administrator hanya dapat diakes pada localhost, karena pada cloud tidak memungkinkan adanya perubahan secara langsung. Hasil ini merupakan implementasi yang dilakukan di lingkungan pengembangan sistem lokal. Implementasi sistem pada localhost dan cloud perlu diintegrasikan. Hal yang dilakukan pada cloud adalah mengatur konfigurasi yang sesuai dengan lingkungan pengembangan sistem yang telah ditentukan pada tahap perancangan. Kemudian sistem diitegrasikan dengan cloud. Pengintegrasian ini dilakukan dengan bantuan aplikasi Ruby dengan instruksi tertentu. Operasi pengintegrasian yang dilakukan adalah update, cloning, binding, dan tunneling (Lampiran 9). Operasi update dilakukan untuk mengintegrasikan source code sistem yang telah dibuat pada localhost. Hal ini dilakukan untuk mengunggah source code tersebut agar dapat diakses melalui cloud. Operasi cloning dilakukan untuk membuat aplikasi pendukung yang memiliki infrastruktur yang sama dengan sistem utamanya. Pada pengembangan sistem ini, dibutuhkan aplikasi pendukung berupa aplikasi pengelola basis data pada cloud, yaitu phpMyAdmin. Aplikasi DBMS ini berfungsi menunjang integrasi basis data sistem yang sebelumnya disimpan pada localhost. Integrasi basis data dan sistem utama yang telah diimplementasikan
16 pada cloud dapat dilakukan dengan operasi binding. Operasi ini dilakukan untuk “mengikat” sistem dan service agar saling terintegrasi. Operasi bind juga dapat digantikan dengan variabel yang disebut VCAP_SERVICES (Lampiran 10). Selain itu, untuk dapat saling mengakses data pada kedua sistem tersebut, dilakukan operasi tunneling yang bertujuan membuat jalur untuk akses data. Pada sistem yang dikembangkan, sistem utama dan aplikasi pendukung telah berhasil diimplementasikan pada cloud dan saling terintegrasi. Sistem Infomasi Tanaman Hias Lanskap (De’Flava) ini telah dapat diakses dari cloud melalui alamat domain http://deflava.hp.af.cm/. Fungsi-fungsi yang telah diimplementasikan kemudian diuji fungsionalitasnya. Pengujian ini dilakukan dengan teknik black box. Pengujian fungsi rekomendasi tanaman yaitu dengan meng-input-kan parameter lingkungan, sehingga menghasilkan output berupa daftar rekomendasi tanaman. Pengujian fungsi menampilkan informasi adalah dengan memilih informasi yang ingin ditampilkan. Pengujian fungsi pencarian adalah dengan meng-input-kan kata kunci pencarian. Fungsi-fungsi ini dapat berjalan baik pada localhost dan pada cloud, sedangkan untuk fungsi administrator hanya dilakukan pada localhost dan telah berfungsi dengan baik. Hasil pengujian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tahap Pemeliharaan Setelah sistem berhasil diimplementasikan dengan cloud, sistem ini harus dijaga produktifitasnya. Hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah penambahan informasi yang terkait tanaman hias lanskap untuk memperbanyak informasi yang bisa ditampilkan. Namun, untuk penambahan atau perubahan data dan informasi melalui halaman administrator hanya dapat dilakukan pada localhost. Perlu dilakukan update ulang antara sistem dan cloud dengan bantuan aplikasi Ruby untuk mengintegrasikannya dengan cloud. Hal ini disebabkan penyedia layanan PaaS Appfog belum memiliki penyimpanan data yang persisten untuk layanan yang tidak berbayar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian ini dihasilkan sistem informasi tanaman hias lanskap berbasis web yang memanfaatkan teknologi cloud computing dalam pengembangannya. Sistem yang dihasilkan ini mampu menyajikan informasi dan memberikan rekomendasi mengenai tanaman hias lanskap untuk keperluan penggarapan lahan lanskap. Sistem ini juga dapat diakses tanpa batasan, tidak hanya bagi masyarakat dengan latar belakang arsitektur lanskap, tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya.
17 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran untuk pengembangan dalam penelitian selanjutnya antara lain: 1 Penambahan jumlah data tanaman dan penambahan kriteria pencarian data tanaman agar lebih representatif untuk digunakan pada pengelolaan lahan lanskap secara nyata. 2 Mengintegrasikan layanan PaaS pada cloud computing dengan penyedia layanan lain untuk mengakomodasi penyimpanan data yang persisten.
DAFTAR PUSTAKA Armbrust M , Fox A, Griffith R, Joseph AD, Katz R, Konwinski A, Lee G, Patterson D, Rabkin A, Stoica I et al. 2010. A view of cloud computing. Communications of The ACM. 53(4):50-58. doi: 10.1145/1721654.1721672. Fajar M. 2011. Plant and Tree Information System [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hakim R, Utomo H. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta (ID): Penerbit Bumi Aksara. Ingels JE. 2004. Landscaping Principles and Practises. Ed ke-6. New York (US): Delmar Learning. Lestari G, Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Depok (ID): Penebar Swadaya. Mell P, Grance T. 2011. The NIST Cloud Computing Definition. Gaithersburg (US): National Institute of Standards and Technology. Rimando TJ. 2003. Ornamental Horticulture: A Little Giant in the Tropics. Los Banos (PH): SEAMEO SEARCA and UPLB. Stair R, Reynolds G. 2010. Principles of Information Systems. Boston (US): Course Technology. Zhang S, Zhang S, Chen X, Huo X. 2010. Cloud computing research and development trend. ICFN '10 Proceedings of the 2010 Second International Conference on Future Networks; 2010 Jan 22-24; Sanya, Hainan, Cina (CN): IEEE Computer Society. hlm 93-97.
18 Lampiran 1 Model layanan cloud computing Keterangan: warna abu-abu terang menunjukkan level yang dimiliki dan dioperasikan oleh organisasi atau pengguna, sedangakan warna abu-abu gelap menunjukkan level yang dijalankan dan dioperasikan oleh penyedia layanan
Sumber: berdasarkan model yang dikembangkan oleh NIST (2011) Applications: Aplikasi khusus yang digunakan oleh perusahaan atau pengguna layanan. Runtime: Lingkungan untuk dijalankannya aplikasi yang dipilih, mencakup runtime library dari fungsi yang dibutuhkan oleh aplikasi Middleware: Perangkat lunak tengah dan atau switching software yang dibutuhkan untuk komunikasi dengan aplikasi lain, basis data, dan sistem operasi. OS: Sistem operasi adalah yang menyediakan dan mengelola sumber daya hardware atau hypervisor kepada pengguna. Hypervisor: Sebuah lapisan virtualisasi yang menyediakan virtualisasi sumber daya infrastruktur ke sistem operasi. Infrastructure: Infrastruktur yang terdiri dari unit fisik, seperti server, CPU, penyimpanan, dan jaringan. IaaS Produk IaaS adalah infrastruktur komputer lengkap yang disampaikan melalui internet
PaaS Produk PaaS ditawarkan dalam bentuk lingkungan pengembangan aplikasi yang lengkap atau parsial. Produk PaaS ini memungkinkan user untuk mengakses atau menggunakan secara online walaupun digunakan secara bersamaan dengan pengguna lainnya
SaaS Produk yang disediakan berupa aplikasi yang sudah lengkap, hanya tinggal digunakan saja
Lampiran 2 Entity Relationship Diagrams (ERD)
19
20 Lampiran 3 Kebutuhan fungsional aplikasi Kode DeFlava-001 DeFlava-002 DeFlava-003 DeFlava-004
DeFlava-005
DeFlava-006 DeFlava-007 DeFlava-008 DeFlava-009 DeFlava-010 DeFlava-011 DeFlava-012
Fungsi Fungsi untuk menampilkan informasi (artikel) terkait tanaman hias lanskap pada menu resource materials. Fungsi untuk menampilkan gambar dan rincian informasi tanaman hias lanskap. Fungsi untuk mengkategorikan gambar berdasarkan ragam dan fungsinya. Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam mendapatkan rekomendasi tanaman hias lanksap dengan kriteria yang ditentukan pengguna. Fungsi untuk memungkinkan pengguna dalam mendapatkan informasi tanaman hias lanksap dengan kriteria pencarian yang ditentukan pengguna. Fungsi pencarian dengan keyword. Menambahkan data tanaman hias lanskap. Mengubah data tanaman hias lanskap. Menambahkan data artikel. Mengubah data artikel. Menambahkan data indeks. Mengubah data indeks.
21 Lampiran 4 Perbandingan kelebihan dan kekurangan alternatif layanan PaaS Amazon
IBM
Windows Azure
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 30 hari
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 60 hari
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 90 hari
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 30 hari
+ Pemakaian gratis tanpa masa percobaan
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
- Tidak mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
- Tidak mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
- Tidak mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
- Tidak + Memiliki memiliki tempat tempat penyimpanpenyimpanan data yang an data yang persisten persisten
Google Apps Engine
Appfog
Liliaceae
Liliaceae
Hymenocallis Leli dan Lily mayor
Hymenocallis Leli dan Lily mayor
99
99
Umbi dan biji
Umbi dan biji
Amaryllidaceae Umbi, anakan, dan biji
Pemupukan dilakukan saat penanaman
Pemupukan dilakukan saat penanaman
Pemupukan dilakukan saat penanaman dan pembungaan
Ragam r2
r2
r2
p9
p7
p9
d3
d3
d3
p01 d2
Fungsi
r2
Ketinggian
Pemupukan dilakukan saat penanaman dan pembungaan
Perawatan
k3 dt3
k3 dt3
k3 dt3
k3 dt3
Kelembapan
Hymenocallis Spider speciosa lily atau White spice
Perbanyakan
Daya tumbuh
Amaryllidaceae Umbi, anakan, dan biji
Famili
c2
c2
c3
c2
Kebutuhan cahaya
98
Nama lain
ka3
ka3
ka3
ka3
Kebutuhan air
Hymenocallis Spider speciosa lily atau White spice
Nama
NULL
NULL
NULL
NULL
Gambar
98
Id
Tabel Tanaman
Lampiran 5 Relational Database Model 22
Tanaman semak rendah
Tanaman point of interest
Tanaman border/batas
Tanaman pelengkap
Pantai
Dataran rendah
Dataran tinggi
Tinggi
Cepat
Penyinaran dengan naungan
Sinar matahari penuh dan langsung
Penyinaran dengan seminaungan
p7
P9
p10
d1
d2
d3
k3
dt3
c1
c2
c3
Keterangan
r2
Kode
Lanjutan Tabel indeks
23
Judul
Tanaman air
Tanaman penyemarak taman
Id
19
28
Lanjutan Tabel artikel
Keberadaan tanaman penyemarak adalah sebagai elemen taman yang berfungsi membuat taman tidak terkensan kosong. Dengan adanya tanaman tersebut, dapat menciptakan kesegaran dan menghilangkan kepenatan, bahkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan.Terutaman bila tanaman ditanam dengan komposisi dan kombinasi yang baik dan menarik, dapat membuat taman menjadi semarak dan memiliki daya tarik tersendiri
T
Tanaman air adlah tanamna yang habitatnya di air. Lingkungan tumbuhnya memiliki kelembapan tinggi, hal ini merupaka syarat mutlak bagi tanamna jenis ini. Tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai penyemarak taman atau penghias kolam. Perpaduan tanamna ini dengan dekorasi bebatuan akan menambah daya tarik tersendiri. Beberapa tanaman dari jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai tanamna pagar yang memiliki kesan alami. Selain ditanamn si kolam, tanaman ini juga dapat ditanam di dalma pot
Isi artikel
Sumber
14-05-2013
14-05-2013
Tanggal
images/ gallery/ mili.jpg
images/ gallery/ lotus.jpg
Gambar
24
p01
p9
p7
p9
98
98
99
99
d3
d3
d3
d2
Ketinggian
Fungsi
id
Umbi dan biji Pemupukan dilakukan saat penanaman
c3
c3
c2
c2
Kebutuhan cahaya
Lilia-ceae
Perbanyakan
Leli dan Lily
Perawatan r2
r2
Ragam
Umbi, anakan, Pemupukan dan biji dilakukan saat k3
k3
Kelembapan
99 Hymenocallis mayor
Famili
dt3
dt3
Daya tumbuh
Amaryllidaceae
Nama lain
ka3
ka3
Kebutuhan air
Spider lily
Nama
NULL
NULL
Gambar
98 Hymenocallis speciosa
Id
Second Normal Form
Lampiran 6 Normalisasi basis data pada tabel tanaman
25
Nama
Nama lain
kode
p01
p9
d2
p7
p9
c3
Id
98
98
98
99
99
99
Umbi dan Pemupukan dilakukan biji saat penanaman
Perbanyakan
Lilia-ceae
Perawatan r2
r2
Ragam
Pemupukan dilakukan saat penanaman dan k3
k3
Kelembapan
Umbi, anakan, dt3
dt3
Daya tumbuh
Amaryllidaceae
Famili
ka3
ka3
Kebutuhan air
98 Hymenocallis Spider speciosa lily 99 Hymenocallis Leli dan mayor Lily
Id
Lanjutan Third Normal Form
26
Gambar
27 Lampiran 7 Perancangan basis data Logical data model
Tanaman Id tanaman Nama Nama lain Famili Perbanyakan Perawatan Ragam Fungsi Ketinggian Kelembapan Daya tumbuh Cahaya Kebutuhan air Gambar
Indeks has
Kode Keterangan
has Artikel Id artikel Judul Tanggal Isi artikel Sumber Gambar
Physical data model
tb_tanaman
tb_detailtanaman
# id: integer nama: varchar(100) nama_lain: text famili: varchar(50) perbanyakan: text perawatan: text ragam: varchar(5) kelembapan: varchar(5) daya_tumbuh: varchar(5) kebutuhan_air: varchar(5) gambar: varchar(150)
# id_tanaman: integer # kode: varchar(5)
tb_indeks # kode: varchar (5) keterangan: varchar(100)
tb_artikel #id_artikel: integer judul: text tanggal: date isi_artikel: text sumber: text gambar: varchar(200)
28 Lampiran 8 Antarmuka aplikasi 1. Gambar antarmuka “Home”
2. Gambar antarmuka “Resource Materials”
29 Lanjutan 3. Gambar antarmuka “Consult”
4. Gambar antarmuka “Gallery”
30 Lanjutan 5. Gambar antarmuka fungsi pencarian rekomendasi tanaman pada menu “Consult”
6. Gambar antarmuka hasil pencarian rekomendasi tanaman pada menu “Consult”
31 Lampiran 9 Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi tertentu 1. Instalasi fungsi “af” gem install af 2. Instalasi Caldecott gem install caldecott 3. Login pengguna untuk melakukan berbagai operasi dan instruksi dalam implementasi aplikasi pada layanan PaaS Appfog af login Attempting login to [https://api.appfog.com] Email:
[email protected] Password: ************** Successfully logged into [https://api.appfog.com] 4. Melihat daftar service yang ada pada akun Appfog pengguna af services 5. Membuat tunnel pada service af tunnel <service> 6. Melakukan binding antara service dengan aplikasi PHP yang dibuat af bind-service <service>
7. Melakukan update source code aplikasi PHP (dari localhost ke cloud) af update Uploading Application: Checking for available resources: OK Processing resources: OK Packing application: OK Uploading (3M): OK Push Status: OK Stopping Application 'php-application': OK Staging Application 'php-application': OK Starting Application 'php-application': OK
32 Lampiran 10 Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis data) pada cloud $services_json = json_decode(getenv("VCAP_SERVICES"),true); $mysql_config = $services_json["mysql5.1"][0]["credentials"]; $username = $mysql_config["username"]; $password = $mysql_config["password"]; $hostname = $mysql_config["hostname"]; $port = $mysql_config["port"]; $db = $mysql_config["name"]; $link = mysql_connect("$hostname:$port", $username, $password); $db_selected = mysql_select_db($db, $link);
33 Lampiran 11 Pengujian black box aplikasi Kode
Fungsi
Keadaan awal
Skenario uji
DeFlava- Fungsi untuk 001 menampilkan informasi (artikel) terkait tanaman hias lanskap pada menu resource materials DeFlava- Fungsi untuk 002 menampilkan gambar dan rincian informasi tanaman hias lanskap
Halaman “resource materials”
Klik tautan artikel yang ingin ditampilkan
Halaman “gallery”
Klik gambar tanaman
DeFlava- Fungsi untuk 003 mengkategorikan gambar berdasarkan ragam dan fungsinya
Halaman “gallery”
DeFlava- Fungsi untuk 004 memungkinkan pengguna dalam mendapatkan rekomendasi tanaman hias lanksap dengan kriteria sederhana yang ditentukan pengguna
Halaman “consult”
Hasil yang diharapkan
Hasil uji
Tampilan artikel sesuai yang dipilih
Ok
Tampilan pop up gambar dan rincian informasi mengenai tanaman yang dipilih Klik kategori Tampilan tanaman yang daftar tersedia di tanaman panel kiri yang sesuai halaman dengan “gallery” kategori yang dipilih Klik tombol Tampilan pilih pada halaman “Pencarian hasil Rekomendasi”, pencarian lalu masuk ke rekomendasi halaman input, tanaman masukkan berdasarkan input kriteria pencarian input rekomendasi
Ok
Ok
Ok
34 Lanjutan Kode
Fungsi
Keadaan awal
Skenario uji
Hasil yang diharapkan
Hasil uji
DeFlava- Fungsi untuk 005 memungkinkan pengguna dalam mendapatkan informasi tanaman hias lanksap dengan kriteria pencarian kompleks yang ditentukan pengguna DeFlava- Fungsi pencarian 006 dengan keyword
Halaman “consult”
Klik tombol pilih pada “Pencarian Tingkat Lanjut”, lalu masuk ke halaman input, masukkan input pencarian rekomendasi
Tampilan halaman hasil pencarian rekomendasi tanaman berdasarkan kriteria input
Ok
Halaman yang memiliki box pencarian
Ketikkan keyword pencarian dan klik tombol “cari”
Ok
DeFlava- Menambahkan 007 data tanaman hias lanskap
Halaman admin
Klik tombol tambah data tanaman, lalu inputkan data
DeFlava- Mengubah data 008 tanaman hias lanskap
Halaman admin
DeFlava- Menambahkan 009 data artikel
Halaman admin
Klik tombol ubah data tanaman, lalu inputkan data Klik tombol tambah artikel, lalu inputkan artikel
DeFlava- Mengubah data 010 artikel
Halaman admin
DeFlava- Menambahkan 011 data indeks
Halaman admin
Tampilan hasil pencarian berdasarkan keyword pencarian Data berhasil ditambahkan ke dalam basis data Data berhasil diubah dari basis data Artikel berhasil ditambahkan ke dalam basis data Data berhasil diubah dari basis data Data berhasil ditambahkan ke dalam basis data
Klik tombol ubah data artikel, lalu inputkan data Klik tombol tambah data indeks, lalu inputkan data
Ok
Ok
Ok
Ok
Ok
35 Lanjutan Kode
Fungsi
DeFlava- Mengubah data 012 indeks
Keadaan awal Halaman admin
Skenario uji Klik tombol ubah data indeks, lalu inputkan data
Hasil yang diharapkan Data berhasil diubah dari basis data
Hasil uji Ok
36
RIWAYAT HIDUP Iswarawati dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1991 di Bandar Lampung dari pasangan Bapak Subiyakto dan Ibu Sholihatin. Pada tahun 2009, penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung dan diterima menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Intitut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi asisten praktikum Penerapan Komputer (2012-2013) di Departemen Ilmu Komputer. Pada tahun 2012, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Kominfo Balai Kota Bogor selama 40 hari kerja. Selama perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer dan Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung. Penulis juga telah beberapa kali memperoleh penghargaan dalam kegiatan di luar akademik selama perkuliahan, yaitu juara 3 Lomba Film Dokumenter Aspirasi Rakyat TPB IPB pada tahun 2010, juara 1 Lomba Poster COMIC with MSIG pada tahun 2011, juara 2 Lomba Poster Nasional dalam acara Bogor Art Festival pada tahun 2011, juara 1 Lomba Poster pada IPB Art Contest pada tahun 2012, penerima Women Participant’s Award IMULAI 4.0 2012 (Kompetisi dan Penghargaan Inovasi Bisnis Berbasis TIK) oleh USAID dan Microsoft pada tahun 2012, dan peserta kegiatan PKMKC pada tahun 2012 dan 2013.