PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DESAIN LANSKAP TANAMAN OBAT KELUARGA PADA CLOUD COMPUTING
ANNISA AMALIA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem Informasi Desain Lanskap Tanaman Obat Keluarga pada Cloud Computing adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014 Annisa Amalia NIM G64100067
ABSTRAK ANNISA AMALIA. Pengembangan Sistem Informasi Desain Lanskap Tanaman Obat Keluarga pada Cloud Computing. Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH. Sistem bertujuan memberikan akses informasi mengenai desain lanskap tanaman obat keluarga yang dapat digunakan sebagai inspirasi tidak hanya bagi masyarakat berlatar belakang arsitektur lanskap tetapi juga bagi masyarakat pada umumnya. Pada penelitian ini, dikembangkan Sistem Informasi Taman Tanaman Obat Keluarga (SITOGA) menggunakan teknologi cloud computing dengan layanan Platform as a Service (PaaS). Hasil pengembangan sistem adalah desain taman sesuai dengan penyakit tertentu, perkiraan anggaran taman, dan resep yang dapat diracik dari komponen pada taman tersebut. Pengguna dapat memilih penyakit diabetes kemudian sistem menampilkan gambar desain taman diabetes. Pada gambar desain, pengguna dapat melihat informasi tanaman obat dengan mengklik objek tanaman yang ada. Sistem juga menampilkan harga tanaman, volume tanaman yang dibutuhkan, dan total perkiraan biaya pembangunan taman. Sistem juga menampilkan daftar resep (contoh: ramuan tapak dara sebagai obat bagi penderita diabetes) dan cara pengolahannya. Jika pengguna merasa ukuran taman terlalu luas, pengguna diberikan pilihan untuk mengurangi luas taman dengan cara mengurangi rasio ukuran taman. Rasio yang disediakan yaitu 25%, 50%, dan 75% dari ukuran awal. Kata Kunci: cloud computing, tanaman obat keluarga, platform as a service, desain taman
ABSTRACT ANNISA AMALIA. Development of Information Systems Design Landscape Medicinal Plants in Cloud Computing. Supervised by MEUTHIA RACHMANIAH. The system aims to give access of information on the design of medicinal plants garden for specific and general users. This research develops a system called SITOGA that utilizing cloud computing technology of Platform as a Service (PaaS) type. SITOGA portrays garden design, budget estimation, and medicinal recipes which can be made from the medicinal plants of the garden. User can choose diabetes disease. Next, the system will provide diabetic garden design. On the design figure, user can explore the informations of the medicinal plants presented by clicking the objects. The system also presents plants price, plant volume, and total budget estimation to build the garden. In addition, the system presents recipe list (example: ramuan tapak dara as a medicine for diabetics) and the technique to implement the recipe. If the users think that the size of garden is too wide, they can cut it off by select the ratio of their garden size. The offered ratio are 25%, 50%, and 75% of its original size. Keywords: cloud computing, medicinal plants, platform as a service, garden design
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DESAIN LANSKAP TANAMAN OBAT KELUARGA PADA CLOUD COMPUTING
ANNISA AMALIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Penguji : 1 Ir. Sri Wahyuni, M.T 2 Irman Hermadi, SKom, MS, Phd
Judul Skripsi: Pengembangan Sistem Informasi Desain Lanskap Tanaman Obat Keluarga pada Cloud Computing. Nama : Annisa Amalia NIM : G64100067
Disetujui oleh
Ir Meuthia Rachmaniah, MSc Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, Msi MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari ini adalah cloud computing dan sistem informasi, dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Desain Lanskap Tanaman Obat Keluarga pada Cloud Computing. Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, banyak pihak yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1 Bapak, Ibu, dan kedua adik yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih sayang, dan semangat. 2 Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat selama pengerjaan tugas akhir. 3 Ibu Ir Sri Wahyuni, M.T dan Bapak Irman Hermadi, SKom, MS, Phd selaku dosen penguji atas kesediaannya menjadi penguji pada tugas akhir penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014 Annisa Amalia
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Cloud Computing
3
Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
5
METODE PENELITIAN
5
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
5
Integrasi Teknologi Cloud Computing
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Tahap Perencanaan
8
Tahap Analisis
9
Tahap Perancangan
12
Tahap Implementasi
14
Tahap Pemeliharaan
15
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
RIWAYAT HIDUP
34
DAFTAR TABEL 1 2
Analisis kebutuhan pengguna Daftar fungsionalitas yang berhasil ditampilkan
10 14
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7
Bagan layanan cloud computing berdasarkan pembagian manajemen penanganan sumber daya (https://www.engineyard.com/paas-vs-iaas). Kerangka tahapan metode penelitian Bagan integrasi cloud computing Data Flow Diagram (DFD) level 0 Data Flow Diagram (DFD) level 1 Integrasi arsitektur sistem SITOGA Flowchart pemeliharaan data pada localhost dan cloud
4 6 7 11 12 14 16
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis data) pada cloud Model layanan cloud computing Perbedaan antar layanan cloud computing. Entity Relationship Diagrams (ERD) Tahapan normalisasi 1NF Tahapan normalisasi 2NF Tahapan normalisasi 3NF Entity Relationship Diagrams (ERD) normalisasi Desain fisik (physical data model) Antarmuka aplikasi Integrasi cloud computing Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi tertentu Pengujian black box aplikasi
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 30 31 32
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Armbrust et al. (2010), cloud computing adalah interpretasi dari sebuah mimpi jangka panjang mengenai manfaat komputasi yang memiliki potensi besar dalam bidang transformasi industri teknologi informasi dan pengembangan perangkat lunak yang lebih atraktif sebagai sebuah layanan. Teknologi cloud computing menyediakan tiga layanan bagi para pengembang yaitu Infrastructure as a Service (Iaas), Software as a service (SaaS), dan Platform as a Service (PaaS) Setiap layanan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. IaaS menawarkan layanan berupa sumber daya perangkat keras (seperti server data) dan kemampuan komputasi (seperti CPU). SaaS menawarkan layanan berupa aplikasi software. Sementara itu, PaaS menyediakan sebuah layanan kemudahan bagi para pengembang aplikasi web seperti platform yang telah disediakan oleh cloud. Sistem informasi adalah salah satu solusi yang dapat membantu konsumen dalam mencari informasi yang diinginkan. Sistem informasi yang ditawarkan yaitu berupa sistem yang mampu memberikan inspirasi bagi konsumen dengan menyajikan informasi seputar desain taman dengan tanaman obat sebagai penyusunnya. Penyajian sistem informasi berbasis web yaitu dengan cara mengakses informasi dengan koneksi internet sebagai perantara. Jasa hosting web merupakan salah satu hal yang dipilih untuk menyajikan informasi melalui web. Terdapat banyak perusahaan hosting yang menawarkan jasa beragam. Hal-hal mendasar yang ditawarkan seperti penyewaan server, CPU, dan RAM. Pada traditional hosting seperti ini, website pengguna (penyedia informasi) berbagi pakai dengan website pihak lain dalam hal sumber daya. Hal ini menyebabkan kelemahan dari berbagai aspek yaitu: 1 Segi keamanan rentan karena data disimpan pada hard disk yang sama dan digunakan oleh pengguna lain. 2 Jika ada website yang membebani server, website lain akan merasakan dampaknya yaitu kecepatan loading website menurun, kinerja yang buruk, bahkan dapat terjadi kegagalan server secara menyeluruh (server down). 3 Lebih mahal karena jika membutuhkan penambahan sumber daya, pengguna diharuskan membeli atau membayar secara menyeluruh (tidak dapat membayar sesuai dengan yang dibutuhkan). Cloud computing adalah solusi untuk menggantikan bentuk traditional hosting. Menurut Barnatt (2010), kelebihan cloud yang dapat memperbaiki kelemahan dari traditional hosting yaitu: 1 Pada cloud, website pengguna diletakkan pada serangkaian server yang bekerja bersama-sama (dedicated server) sehingga tidak perlu mengkhawatirkan kegagalan server (server down). 2 Website pengguna dialokasikan pada sumber daya yang tidak berbagi pakai dengan pengguna lain sehingga dari segi keamanan lebih baik.
2 3 Cloud computing menggunakan metode pay-as-you-go yang artinya pengguna membayar sesuai dengan kebutuhannya. Tanaman obat sudah menjadi tradisi pengobatan sejak zaman dahulu kala. Selama ini, penanaman tanaman obat hanya ditanam untuk keperluan pengobatan saja. Namun, tanaman obat yang ditanam juga dapat membentuk taman yang tidak kalah menarik seperti tanaman hias pada umumnya. Kuncinya yaitu dengan menata tanaman tersebut secara apik menurut kaidah-kaidah tertentu. Taman ini dikenal sebagai taman tanaman obat keluarga (TOGA). Ada beberapa penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan tanaman obat. Penyakit tersebut seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, asam urat, asma, jantung, kanker dan tumor, hepatitis, dan beberapa penyakit lain yang marak menjangkiti masyarakat Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012). Iswarawati (2013) telah membangun suatu sistem informasi berbasis web mengenai tanaman hias lanskap (De’Flava). Sistem informasi yang dibangun menyajikan informasi seputar tanaman hias berdasarkan kondisi lingkungan yang diinginkan oleh pengguna. Sistem ini spesifik menangani informasi seputar tanaman hias. Berawal dari penelitian yang telah dilakukan oleh Iswarawati pada tahun 2013, maka terdapat potensi untuk membangun sistem informasi yang lebih spesifik yaitu mengenai TOGA. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan suatu sistem informasi yang mengelola data informasi mengenai TOGA dengan memanfaatkan teknologi cloud computing pada basis layanan PaaS.
Perumusan Masalah Sistem informasi untuk desain lanskap tanaman obat dibutuhkan bagi pengguna yang ingin mencari inspirasi maupun mempelajari desain lanskap suatu taman. Kemudahan akses diperlukan agar informasi dapat tersampaikan secara tepat dan cepat karena salah satu kelebihan cloud computing yaitu menggunakan konsep dedicated server yang menempatkan suatu web pada serangkaian server sehingga dapat meminimalisir kegagalan server. Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1 Bagaimana membuat sistem informasi untuk mendesain tanaman obat keluarga. 2 Bagaimana melakukan integrasi dari lingkungan localhost ke lingkungan cloud sehingga informasi dapat diakses oleh pengguna.
Tujuan Penelitian 1 Membangun sistem informasi TOGA dengan memanfaatkan teknologi cloud computing. 2 Membuat sistem yang memiliki kemampuan untuk memberikan rekomendasi desain taman TOGA yang sesuai dengan jenis penyakit yang paling sering ditemukan.
3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu diharapkan mampu menyediakan sistem informasi yang dapat mendukung pengguna dalam mencari inspirasi untuk membangun taman tanaman obat keluarga. Manfaat lain yaitu dengan adanya sistem informasi taman tanaman obat keluarga berbasis web dapat memudahkan akses pengetahuan bagi para pengguna tanpa mengenal tempat dan waktu selama tersedianya koneksi internet. Teknologi cloud computing dengan menggunakan layanan PaaS yang digunakan pada penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada para pengembang maupun perusahaan yang ingin mengembangkan sistem berbasis web. Kelebihan dari PaaS yaitu tersedianya platform yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem sehingga pengembang dapat fokus dalam pengembangan sistem tanpa perlu memikirkan infrastruktur dari pengembangan sistem. Bagi perusahaan, hal ini memberikan keuntungan karena dapat menghemat biaya dari pembelian infrastruktur.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi empat hal yaitu data tanaman obat keluarga, data desain taman, data penyakit, dan layanan cloud yang digunakan. Data tanaman obat yang digunakan terdiri atas 59 tanaman obat keluarga. Data desain taman yang sesuai dengan kategori penyakit sebanyak empat buah. Kategori penyakit tersebut yaitu (i) pencernaan bermasalah, (ii) masalah pada kulit, (iii) penyakit degeneratif, (iv) diabetes, hipertensi, dan asam urat. Layanan cloud computing yang digunakan adalah Platform as a Service (PaaS).
TINJAUAN PUSTAKA Cloud Computing Menurut Mell dan Grance (2011), cloud computing adalah sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya bersama dan mudah, menyediakan akses tanpa bergantung lokasi, dapat dikonfigurasi, dan layanan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan (on demand). Berdasarkan definisi tersebut maka layanan cloud computing dapat disediakan dengan cepat dan mudah serta meminimalisasi interaksi dengan penyedia layanan cloud computing. Cloud computing memiliki tiga layanan yaitu IaaS (Infrastructure as a Service), PaaS (Platform as a Service) dan Saas (Software as a Service). Terdapat dua pihak yang terlibat dalam cloud computing, yaitu pihak vendor (perusahaan penyedia layanan cloud) dan pihak pengguna (customer). Setiap layanan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan mengembangkan sistem (Gambar 1). Perbedaan tersebut terletak pada pihak yang akan melakukan pengaturan terkait sistem. Pada IaaS, pengembangan aplikasi dan platform akan dilakukan oleh customer sedangkan infrastruktur diserahkan kepada vendor. Pada
4 PaaS, aplikasi diserahkan kepada customer sedangkan platform dan infrastruktur akan ditangani oleh vendor. Pada SaaS, seluruh kebutuhan sistem akan diserahkan kepada vendor. IaaS menawarkan layanan berupa sumber daya perangkat keras (seperti server data) dan kemampuan komputasi (seperti CPU). Konsep ini dapat digunakan untuk meminimalkan biaya karena dibandingkan menginvestasikan uang untuk keperluan server dan kebutuhan jaringan lainnya, perusahaan dapat menyewa sumber daya perangkat keras maupun kemampuan komputasi yang ditawarkan oleh IaaS. Selain itu, alokasi pemakaian dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan sehingga dengan fleksibilitas seperti ini, perusahaan dapat menambah efektivitas penggunaan sumber daya dengan mengurangi biaya yang dibutuhkan. Vendor-managed
Customer-managed
APPLICATION
APPLICATION
APPLICATION
PLATFORM
PLATFORM
PLATFORM
INFRASTRUCTURE
INFRASTRUCTURE
INFRASTRUCTURE
IaaS
PaaS
SaaS
Gambar 1 Bagan layanan cloud computing berdasarkan pembagian manajemen penanganan sumber daya (https://www.engineyard.com/paas-vs-iaas). Pada model SaaS, layanan yang ditawarkan yaitu berupa pemakaian bersama perangkat lunak (aplikasi). SaaS memudahkan para pengguna dalam mengoperasikan aplikasi karena tidak membutuhkan pengetahuan teknis mengenai instalasi dan konfigurasi. Hal yang dibutuhkan oleh pengguna hanya komputer atau perangkat mobile, sistem operasi, dan koneksi internet. Contoh layanan berbasis SaaS di antaranya layanan email dan layanan Customer Relationship Manager (CRM). PaaS merupakan jenis layanan pada cloud computing yang menekankan pada penyediaan platform untuk membantu pengembangan perangkat lunak secara tepat dan mudah (Pratama 2014). Layanan yang disediakan oleh PaaS umunya berbasis web. Terdapat empat kategori PaaS berdasarkan produk atau layanan platform yang diberikan (Pratama 2014), yaitu: 1 Social Application Platform yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi jejaring sosial. Contoh dari jenis ini adalah Facebook. Pada Facebook disediakan platform cloud untuk membantu pihak yang ingin mengembangkan aplikasi seperti aplikasi permainan (game). 2 Raw Compute Platform yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis raw computation. Raw computation adalah komputasi yang membutuhkan kompleksitas tinggi. Contoh utama dari jenis ini adalah Amazone yang menyediakan platform kepada para pengembang perangkat lunak sehingga mereka dapat membuat, mengunggah, dan menjalankan aplikasi-aplikasi untuk raw computation.
5 3 Web Application Platform yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis web. Contoh utama dari jenis ini adalah Google yang menyediakan platform yaitu API (Application Programming Interface). 4 Business Application Platform yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi bisnis. Contoh dari jenis ini adalah Cloudify yang merupakan salah satu penyedia layanan aplikasi bisnis.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Menurut Lestari dan Kencana (2008), arsitektur lanskap merupakan seni yang berfungsi menciptakan dan melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat tinggal manusia dan pada pemandangan alam yang lebih luas lagi. Menurut Lestari (2008), taman tanaman obat keluarga (TOGA) adalah lahan yang digunakan untuk membudidayakan tanaman berkhasiat demi memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan sehingga diharapkan akan lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada obat-obatan kimia. Menurut Lestari (2008), selain bermanfaat dari segi kesehatan, tanaman obat dapat digunakan sebagai salah satu elemen pembentuk taman. Elemen pembentuk taman terdiri dari tanaman penutup tanah, semak rendah, semak sedang, semak tinggi, perdu rendah, perdu tinggi, pohon rendah, pohon sedang, pohon tinggi, tanaman air, dan tanaman merambat. Bagian yang dapat digunakan dari tanaman obat bermacam-macam yaitu mulai dari umbi, daun, herba, akar, buah, bahkan biji dari tanaman tersebut. Menurut Hartati (2011), bagian-bagian dari tanaman obat dapat dikonsumsi sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Menurut Lestari (2008), terdapat beberapa kelemahan dari obat tradisional. Kelemahan tersebut adalah bahan baku belum terstandarisasi, memiliki efek farmakologis yang lemah, memiliki sifat higroskopis dan volumnis, mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme, dan tidak semua bahan dan racikan sudah teruji secara klinis maupun pra-klinis.
METODE PENELITIAN Sistem informasi yang dibangun menggunakan model PaaS (Platform as a Service) yang telah disediakan oleh layanan cloud computing. Pengembangan sistem berdasarkan siklus hidup pengembangan Stair et al. (2011) yang meliputi perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pemeliharaan yang akan diintegrasikan dengan cloud (Chou dan Chou 2011) (Gambar 2). Siklus Hidup Pengembangan Sistem Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah dan penjadwalan pengerjaan sistem. Pendefinisian masalah dilakukan dengan melihat permasalahan yang muncul akibat banyaknya data yang ada namun informasi yang didapatkan belum
6 optimal. Penjadwalan pengerjaan sistem diperlukan agar pengerjaan sistem cepat tanpa menghilangkan informasi yang terkandung pada data. Pada tahap ini juga dilakukan pemilihan layanan cloud yang akan digunakan. Pemilihan berdasarkan pada kebutuhan dan fokus dari sistem yang akan dibangun.
Perencanaan
Analisis
Perancangan
Integrasi cloud computing dengan PaaS
Implementasi
Pemeliharaan
Gambar 2 Kerangka tahapan metode penelitian Tahap Analisis Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi, pendefinisian kebutuhan sistem, pembuatan prototipe, pemilihan prioritas kebutuhan sistem, dan pemilihan alternatif dalam mengembangkan dan mengevaluasi sistem. Informasi berupa data baik data primer maupun data sekunder dikumpulkan sehingga berdasarkan informasi yang ada dapat didefinisikan untuk kebutuhan sistem. Pembuatan prototipe bertujuan untuk menemukan requirement dari pengguna dan menguji layanan cloud sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan. Tahap Perancangan Pada tahap ini dilakukan perancangan basis data, perancangan antar muka, pemilihan bahasa pemrograman yang akan digunakan, serta perancangan spesifikasi hardware dan software yang akan digunakan. Tujuan utama pada tahap ini adalah menentukan cara kerja sistem dalam memecahkan masalah. Perancangan basis data dilakukan dengan membuat desain logis (logical design) dan desain fisik (physical design). Desain logis adalah pendekatan pengembangan basis data dari dua perspektif. Pertama, model data konseptual ditransformasikan menjadi notasi standar melalui normalisasi, berdasarkan teori basis data relasional. Kedua, perancangan sistem informasi dengan menggunakan program komputer. Sistem informasi yang dikembangkan meliputi format input dan output program yang didukung oleh basis data. Desain fisik adalah sekumpulan spesifikasi yang mendetail mengenai cara data dari desain logis disimpan pada secondary memory komputer untuk keperluan database management system (Hoffer 2011).
7 Tahap Implementasi Tahapan selanjutnya setelah dilakukan proses perancangan adalah tahap implementasi. Tahap ini meliputi pemrograman, instalasi, dan pengujian. Pembuatan sistem melalui instruksi yang dimengerti oleh mesin atau komputer dengan bahasa pemrograman. Instalasi adalah proses penerapan sistem pada situs tertentu agar dapat dioperasikan. Pengujian adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi dengan baik. Pada pengintegrasian dengan cloud computing dalam pembangunan sebuah sistem, diperlukan konfigurasi ulang layanan pada cloud yang dipilih untuk memenuhi desain yang telah dibuat seperti konfigurasi framework, basis data, dan server pada cloud. Tahap Pemeliharaan Setelah instalasi sistem, sistem juga dijaga produktivitasnya. Pada tahap ini, pengembang sistem hanya perlu menjaga dan meningkatkan produktivitas dari sistem tanpa memikirkan pengelolaan infrastruktur. Hal ini disebabkan infrastruktur atau mesin fisik pada cloud sudah dikelola oleh penyedia layanan. Oleh karena itu, pengembang hanya harus memikirkan manajemen pengelolaan sistem. Integrasi Teknologi Cloud Computing Integrasi dilakukan agar sistem yang dibangun pada lingkungan localhost dapat diakses melalui cloud. Proses integrasi dilakukan dengan menggunakan operasi-operasi pada Ruby. Operasi-operasi tersebut meliputi update, cloning, binding, dan tunneling (Gambar 3). Push
Update
Tunneling
Cloning
Binding
Gambar 3 Bagan integrasi cloud computing Integrasi dilakukan pada saat sistem telah selesai dibangun pada lingkungan localhost. Hal ini disebabkan pembangunan sistem tidak dapat dilakukan secara langsung pada lingkungan cloud. Proses integrasi dilakukan pada tahap implementasi dan pemeliharaan, sedangkan pada tahap perencanaan, analisis, dan perancangan dilakukan pada lingkungan localhost dengan tetap mempertimbangkan layanan cloud yang digunakan. Integrasi localhost dan cloud dilakukan dengan bantuan aplikasi Ruby. Ruby diakses melalui command prompt with Ruby dengan melakukan login terlebih dahulu sebelum melakukan integrasi. Operasi yang dilakukan pada saat pengintegrasian adalah update, cloning, binding, dan tunneling. Sebelum melakukan keempat operasi tersebut, dilakukan operasi push yang bertujuan membuat manifest document. Manifest document adalah dokumen yang mencatat
8 keseluruhan konfigurasi dari pengembangan aplikasi yang dibuat. Tujuan manifest document adalah memberi tanda pada aplikasi yang telah dibuat di lingkungan lokal yang akan diintegrasikan dengan cloud. Manifest document akan muncul secara otomatis ketika operasi push selesai dilakukan dan tersimpan dalam direktori root pada aplikasi yang dibuat. Operasi update dilakukan setiap kali ada perubahan pada kode program sehingga sistem yang berjalan pada lingkungan localhost akan selalu sama dengan sistem yang berjalan pada cloud. Operasi cloning bertujuan membuat aplikasi yang memiliki infrastruktur yang sama dengan sistem utamanya. Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi pengolah basis data yaitu phpMyAdmin yang diakses melalui cloud sehingga basis data pada localhost akan sama dengan basis data pada cloud. Operasi binding bertujuan untuk menghubungkan sistem dan service agar saling terintegrasi. Appfog menyediakan layanan MySQL yang dapat diakses oleh aplikasi yang sedang berjalan. Aplikasi yang dikembangkan pada Appfog dapat secara otomatis terkonfigurasi dengan service MySQL dengan cara membentuk variabel lingkungan pengembangan yang disebut VCAP_SERVICE. Variabel tersebut berisi sebuah dokumen JSON yang mendaftarkan seluruh hal kredensial dan informasi koneksi untuk mengikat service (Lampiran 1). Operasi tunneling bertujuan agar sistem dapat berinteraksi dengan service yang telah di-binding. Pada saat tunneling digunakan aplikasi yang bernama Caldecott. Caldecott merupakan proxy TCP melalui HTTPS. Caldecott membuat sebuah jalur yang menghubungkan komputer lokal dengan service pada Appfog. Pada tahap pemeliharaan, integrasi dilakukan setiap kali ada perubahan sistem pada localhost. Hal ini bertujuan agar sistem yang berjalan sama, baik pada localhost maupun pada cloud.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Perencanaan Taman dibangun dengan tujuan mempercantik bagian rumah. Komponen penyusun taman yang sangat variatif membebaskan konsumen dalam mendesain taman. Namun, taman akan bernilai lebih jika tidak hanya memiliki seni arsitektur lanskap tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber obat. Sistem dibuat dengan menggunakan data tanaman obat, desain taman tanaman obat, dan penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan resep tradisional. Pada tahap perencanaan dilakukan pendefinisian masalah dan penjadwalan pengerjaan sistem. Permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya data tanaman obat keluarga yang perlu dikelola agar masyarakat tahu bahwa tanaman obat tidak hanya berfungsi sebagai sumber obat tetapi juga dapat dijadikan sebagai elemen pembentuk taman. Data yang telah diolah kemudian dikembangkan menjadi sistem informasi berbasis web dengan memanfaatkan layanan cloud computing. Beberapa keuntungan dengan adanya sistem informasi berbasis web ini adalah:
9 1 Pengguna dapat mengakses informasi seputar pengelolaan tanaman obat dalam penggarapan lahan lanskap tanpa terbatas waktu dan tempat selama tersedianya koneksi internet. 2 Data tanaman obat yang digunakan pada sistem ini adalah data yang spesifik untuk lahan lanskap, sehingga tepat sasaran jika digunakan untuk pengarapan lahan lanksap. 3 Sistem menampilkan perkiraan biaya pembangunan taman dan resep yang dapat diracik dari komponen taman, sehingga tepat digunakan bagi pengguna yang ingin mencari inspirasi untuk membangun taman tanaman obat keluarga. 4 Sistem dirancang untuk semua kalangan pengguna, baik bagi pengguna berlatar belakang arsitektur lanskap maupun pengguna umum. Pemilihan layanan cloud computing dalam penelitian ini berdasarkan beberapa hal yang dilihat dari aspek penyediaan perangkat keras dan biaya penyewaan yaitu: 1 Tersedianya sumber daya komputasi yang tidak terbatas dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan permintaan pengguna serta cukup cepat mengatasi beban lonjakan (load surges). 2 Mengizinkan perusahaan untuk memulai dari sumber daya yang kecil dan menambah sumber daya perangkat keras hanya jika diperlukan. 3 Metode pembayaran pay for use yaitu membayar sumber daya yang hanya sedang digunakan. Jenis pembayaran jangka pendek sehingga memungkinkan pengguna untuk mengurangi atau menambah sumber daya yang dibutuhkan. Setiap jenis layanan (SaaS, IaaS, dan PaaS) memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi acuan suatu sistem dibangun (Lampiran 2). Pada penelitian ini digunakan layanan PaaS berdasarkan karakteristik dari layanan tersebut yang sesuai dalam pembangunan sistem informasi berbasis web. Hal ini disebabkan PaaS mengakomodasi pengembang dalam hal infrastruktur sehingga pengembang hanya perlu fokus pada pengembangan sistem Penjadwalan pengerjaan sistem dilakukan agar pengerjaan sistem dapat berjalan dengan baik. Hal ini diperlukan agar pengembangan sistem selesai tepat pada waktunya Tahap Analisis Deskripsi Sistem Sistem Informasi Tanaman Obat Keluarga (SITOGA) adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai desain taman tanaman obat yang sesuai dengan penyakit tertentu. Terdapat empat kategori penyakit yang disediakan oleh SITOGA yaitu (i) pencernaan bermasalah, (ii) penyakit degeneratif, (iii) masalah pada kulit, serta (iv) diabetes, hipertensi, dan asam urat. Untuk mendapatkan desain taman sesuai kategori penyakit, pengguna diharuskan memilih satu dari empat kategori penyakit yang disediakan. Selanjutnya sistem akan menampilkan ukuran lahan dari taman yang telah dipilih. Ukuran lahan terdiri atas empat kategori yaitu ukuran asli, 75% dari ukuran asli, 50% dari ukuran asli, dan 25% dari ukuran asli. Setelah memilih salah satu ukuran, sistem akan menampilkan desain taman, perkiraan biaya pembangunan taman, dan resep yang dapat diracik dari komponen taman tersebut. Jika pengguna ingin mengetahui lebih detail tentang vegetasi yang tumbuh pada taman, maka pengguna dapat mengklik
10 vegetasi tersebut pada desain taman kemudian sistem akan menampilkan rincian mengenai tanaman obat yang diklik. Selain itu disediakan menu galeri yang berisi aneka ragam tanaman obat. Identifikasi Pengguna Pengguna dibagi menjadi dua kategori berdasarkan hak aksesnya. Kedua kategori pengguna tersebut yaitu: 1 User yang menggunakan SITOGA untuk mencari informasi seputar desain taman tanaman obat keluarga dan resep yang dapat diracik dari komponen pembangun taman tersebut. 2 Administrator yang merupakan pemegang hak akses penuh terhadap pengelolaan web. Kebutuhan Pengguna Pengguna dibagi menjadi dua kategori yaitu user dan administrator. User adalah pihak yang menggunakan sistem untuk mencari informasi yang diinginkan, sedangkan administrator adalah pihak yang memiliki hak akses penuh terhadap pengelolaan sistem. Untuk mengetahui kebutuhan pengguna yaitu dengan dilakukannya identifikasi pengguna sehingga didapatkan informasi seputar fungsi dari sistem (Tabel 1). Kebutuhan pengguna didasarkan pada serangkaian pertanyaan yang diajukan pada pakar. Pertanyaan tersebut terdiri dari: 1 Apa saja tanaman obat yang dapat ditanam untuk taman dengan penyakit tertentu? 2 Adakah alternatif pengurangan anggaran dana pembangunan taman? 3 Bagaimana aturan pengurangan rasio taman agar anggaran pembangunan taman dapat berkurang? Tabel 1 Analisis kebutuhan pengguna Kategori Pengguna User
1 2 3
Administrator
4 5
Kebutuhan pengguna Bagaimana desain taman tanaman obat keluarga yang cocok untuk penyakit tertentu? Bagaimana cara meracik resep tanaman obat? Berapa anggaran dana yang dibutuhkan untuk membangun sebuah taman? Bagaimana menyediakan informasi yang diinginkan oleh user dalam bentuk yang mudah dipahami? Bagaimana menyertakan semua informasi yang dibutuhkan user dalam sistem?
Kebutuhan dan Pengumpulan data Semua data merupakan data sekunder yang didapat dari Lestari (2008). Penggunaan data sudah mendapatkan izin dari penulis. Berdasarkan hal ini data dimodelkan dalam data flow diagram (DFD) Level 0 (Gambar 4) dan DFD Level 1 (Gambar 5). Tujuan dibuatnya DFD adalah menyediakan jembatan semantik antara pengguna dan pengembang sistem. DFD mengambil sudut pandang inputproses-output dari sistem. Objek data mengalir ke dalam sistem, diolah oleh
11 elemen pemrosesan sistem, dan objek data hasil mengalir keluar dari sistem (Presmann 2010). Data penyakit dibagi menjadi empat kategori yaitu (i) pencernaan bermasalah, (ii) masalah pada kulit, (iii) penyakit degeneratif, dan (iv) diabetes, hipertensi, dan asam urat. Setiap kategori penyakit memiliki satu desain taman dengan komponen penyusun tamannya adalah tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit dari masing-masing kategori penyakit. Kategori pencernaan bermasalah terdiri dari tujuh resep untuk mengatasi sembelit, tifus, muntah-muntah, maag, disentri, diare, dan sakit perut pada anak. Kategori masalah pada kulit terdiri dari empat resep untuk mengatasi eksim/kurap, panu, kudis, kutil, dan bisul. Kategori penyakit degeneratif terdiri dari lima resep untuk mengatasi asma, bronkhitis, hepatitis, kanker, dan tumor. Kategori diabetes, hipertensi, dan asam urat terdiri dari tiga resep untuk mengatasi diabetes, hipertensi, dan asam urat. Data taman dilengkapi dengan estimasi biaya yang diperlukan untuk membangun taman. Biaya yang tercantum hanya perkiraan biaya softmaterial (tanaman penyusun taman) dan tidak termasuk biaya persiapan lahan serta biaya pekerja. Pada desain taman juga dilengkapi dengan keterangan tanaman penyusun taman. Keterangan didapat dengan cara mengarahkan kursor pada tanaman kemudian sistem akan memunculkan highlight dan tooltip yang berisikan nama tanaman tersebut. Kebutuhan Fungsional Fungsi-fungsi yang akan ditampilkan dalam sistem didapat dengan melakukan analisis kebutuhan fungsional. Fungsi yang dibutuhkan antara lain menampilkan desain taman sesuai kategori penyakit, menampilkan estimasi biaya pembangunan taman, menampilkan informasi tanaman obat, dan menampilkan resep yang dapat diracik dari komponen taman tersebut. Tanaman obat Kategori taman User
Informasi tanaman obat 0
Informasi taman Interface sistem
SITOGA Ukuran taman
Informasi biaya
Gambar 4 Data Flow Diagram (DFD) level 0 Spesifikasi Perangkat Lunak Sistem berbasis web dan memiliki fungsi utama yaitu menampilkan informasi kepada pengguna. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan Adobe Dreamweaver CS6 sebagai tools utamanya, sedangkan pembangunan basis data menggunakan MySQL pada phpMyAdmin. Prototipe Prototipe menyajikan mekanisme untuk mengidentifikasi software requirements (Pressman 2010). Pembuatan prototipe sistem diterapkan pada
12 layanan PaaS. Terdapat beberapa penyedia layanan cloud yaitu Amazon, Windows Azure, Google App Engine, dan Appfog. Pemilihan layanan tersebut didasarkan pada analisis perbandingan mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing penyedia layanan (Lampiran 3). Layanan yang dipilih adalah yang paling sesuai dalam lingkungan pengembangan sistem. Pada penelitian ini dipilih layanan PaaS dengan Appfog sebagai penyedia layanannya Prototipe dibuat pada lingkungan pengembangan yang telah dipilih. Pembuatan prototipe bertujuan menghasilkan antar muka sistem serta memenuhi requirement dari pengguna. Pengintegrasian dan pengujian prototipe yang dihasilkan berupa aplikasi default yang dipilih pada Appfog. Prototipe dibuat berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP dan basis data menggunakan MySQL.
Tanaman obat
1.0 Galeri tanaman
Kategori taman
User
Ukuran taman
Informasi tanaman obat
Informasi taman 2.0 Interaksi dengan user
tamanobat
Pilihan ukuran taman
Informasi taman
Interface sistem
Informasi biaya
Gambar 5 Data Flow Diagram (DFD) level 1
Tahap Perancangan Berdasarkan kebutuhan sistem yang telah didefinisikan pada tahap analisis, dibuatlah perancangan yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada tahap ini dilakukan perancangan basis data, antar muka sistem, dan perancangan lingkungan pengembangan sistem Perancangan basis data dibagi menjadi dua yaitu perancangan logis dan perancangan fisik.Terdapat sepuluh entitas yang digunakan dalam perancangan basis data. Kesepuluh entitas tersebut kemudian dibuat relasi antar entitasnya dan ditampilkan dalam bentuk relational database design. Relational data model adalah representasi data dalam bentuk tabel yang kemudian menghubungkan dua tabel dengan relasi tertentu (Hoffer 2011). Oleh karena itu dibuatlah entity relationship diagram (ERD) (Lampiran 4) yang merupakan bagian dari perancangan logis. Perancangan logis bertujuan untuk menerjemahkan requirements data dari sebuah organisasi ke dalam logical database design yang dapat diimplementasikan melalui sistem manajemen basis data. Hasil dari perancangan logis harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna untuk data sharing, fleksibilitas, dan kemudahan akses (Hoffer 2011). Pada ERD yang terbentuk masih terdapat relasi many-to-many sehingga perlu dilakukan normalisasi agar
13 anomali tersebut hilang. Normalisasi yang dilakukan yaitu normalisasi 1NF (Lampiran 5), 2NF (Lampiran 6), dan 3NF (Lampiran 7). Berdasarkan hasil normalisasi, diperoleh empat entitas tambahan sehingga total keseluruhan entitas adalah empat belas. Keempat belas entitas tersebut kemudian dibuat kembali relational database design untuk melihat relasi keseluruhan entitas (Lampiran 8). Setelah perancangan logis selesai, dilakukan perancangan fisik yang bertujuan menerjemahkan perancangan logis dari data ke dalam spesifikasi teknis untuk menyimpan dan me-retrieve data sehingga pengembang, administrator basis data, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan sistem informasi dapat menggunakannya selama tahap implementasi (Hoffer 2011). Pada perancangan fisik, setiap atribut entitas dapat diketahui tipe datanya (Lampiran 9). Perancangan antarmuka dilakukan pada tahap ini. Perancangan ini bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan sistem. Antarmuka yang dibuat meliputi halaman beranda, prediksi taman, galeri tanaman, tentang kami, dan kontak (Lampiran 10). Dalam mengembangkan sistem perlu ditentukan lingkungan pengembangan sistem. Lingkungan pengembangan sistem dibagi menjadi dua yaitu server lokal (localhost) dan server pada cloud. Lingkungan pengembangan pada server lokal sebagai berikut: 1 Sistem operasi Windows 7 32 bit. 2 Processor Intel Core i3. 3 RAM 3GB. 4 Database management system MySQL. 5 Web server Apache. 6 Adobe Dreamweaver CS6. Integrasi lingkungan pengembangan lokal dengan cloud diperlukan agar sistem yang dibuat dapat diakses melalui cloud. Oleh karena itu, dilakukan perancangan pada lingkungan pengembangan cloud. Hal yang pertama dilakukan adalah menentukan infrastruktur dari layanan yang telah dipilih yaitu PaaS. Infrastruktur yang disediakan terbatas sesuai dengan penyedia layanan yang dipilih. Pada kasus Appfog, hal-hal yang dibatasi meliputi: 1 Terdapat empat infrastruktur yang dapat dipilih yaitu Amazon Web Service Asia Southeast, Amazon Web Service Europe West, Amazon Web Service US East, dan HP Openstack AZ 2. 2 Memori maksimal 512 MB dan RAM maksimal 512 MB. 3 Maksimal dua service. 4 Maksimal aplikasi yang dapat dijalankan sebanyak 2 aplikasi. Pada penelitian ini, lingkungan pengembangan cloud yang dipilih sebagai berikut: 1 Infrastruktur Amazon Web Service Asia Southeast. 2 Satu service layanan dengan MySQL. 3 Alokasi memori 128 MB. 4 RAM 512 MB. 5 Ruby 1.9.3. 6 Caldecott.
14 Tahap Implementasi Integrasi pemrograman sistem yang berada pada localhost dengan cloud computing dilakukan dengan melakukan konfigurasi yang sesuai dengan lingkungan pengembangan sistem. Tahapan pengintegrasian (Gambar 6) dilakukan dengan bantuan aplikasi Ruby yang dijalankan pada command prompt. Hasil dari tahapan tersebut adalah SITOGA. Cloud : Appfog PaaS
Localhost Ruby 1.9.3 Basis data MySQL
SITOGA (situs utama)
phpMyAdmin (aplikasi pendukung)
Basis data MySQL
Gambar 6 Integrasi arsitektur sistem SITOGA Aktivitas admin hanya dapat dilakukan pada localhost karena Appfog PaaS tidak memiliki layanan yang persisten terhadap penyimpanan data. Oleh karena itu implementasi localhost dengan cloud dilakukan dengan konfigurasi menggunakan bantuan Ruby dengan operasi update, cloning, binding, dan tunneling (Lampiran 11). Keseluruhan proses integrasi telah berhasil diimplementasikan. Berdasarkan uji black box, fungsionalitas sistem telah berhasil ditampilkan (Tabel 2). Tabel 2 Daftar fungsionalitas yang berhasil ditampilkan Kategori Penyakit
Ukuran lahan
Resep
Deskripsi Masalah pada kulit Pencernaan bermasalah Penyakit degeneratif Diabetes, hipertensi, dan asam urat Ukuran asli (sesuai jenis taman) 75 % dari ukuran asli 50 % dari ukuran asli 25 %dari ukuran asli Eksim/kurap, panu kudis, kutil, bisul Sembelit, tifus, muntah-muntah, maag, disentri, diare, sakit perut pada anak Diabetes, hipertensi, dan asam urat Asma, bronkhitis, hepatitis, kanker, dan tumor
Implementasi meliputi pembuatan fungsi-fungsi pada sistem. Pada menu prediksi taman, digunakan kombinasi query untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Sistem menyediakan alternatif pilihan ukuran taman yang bertujuan mengakomodasi jumlah tanaman sesuai dengan ukuran taman. Sistem pengurangan ukuran lahan menggunakan rasio. Rasio didapatkan berdasarkan ide pribadi dan konsultasi dengan pakar. Sebagai contoh, untuk kategori taman
15 diabetes, hipertensi, dan asam urat memiliki ukuran 8x6 m2. Kemudian 75% dari ukuran taman tersebut menjadi 6x4m2 dan jumlah tanaman mengikuti aturan pengurangan yang sama. Selanjutnya, jika pada ukuran 8x6 m2 terdapat sepuluh tanaman kumis kucing, pada ukuran 6x4m2 jumlah tanaman kumis kucing menjadi tujuh (pembulatan ke atas). Fungsi pendukung lainnya ditampilkan pada menu beranda, galeri tanaman, tentang kami, dan kontak. Fungsi-fungsi tersebut dapat diakses oleh end user, sedangkan halaman implementasi untuk administrator tidak dibuat. Administrator dapat melakukan perubahan pada sistem dengan cara mengubah kode program atau mengubah basis data yangselanjutnya dilakukan pengintegrasian ulang dengan cloud. Pada penelitian ini, sistem informasi yang dikembangkan telah berhasil diimplementasikan dan dapat diakses melalui alamat domain http://sitoga.ap01.aws.af.cm. Fungsi-fungsi pada sistem diuji dengan menggunakan uji black box. Hasil pengujian menunjukkan bahwa fungsi sistem telah berjalan seluruhnya (Lampiran 12).
Tahap Pemeliharaan Agar data dapat ditambah dan diperbaharui diperlukan pemeliharaan. Saat ini terdapat 347 data yang telah tersimpan dalam basis data. Hal ini perlu ditambah karena masih banyak jenis tanaman obat dan jenis penyakit yang ada agar SITOGA menjadi lebih baik dalam pelayanannya. Penambahan dan perubahan data pada Appfog PaaS dilakukan dengan dua tahapan. Pertama administrator melakukan penambahan dan perubahan data pada localhost. Kedua, dilakukan integrasi dengan bantuan operasi Ruby (update, cloning, binding, dan tunneling) (Gambar 7).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan SITOGA adalah sistem informasi mengenai desain taman tanaman obat keluarga berbasis web yang telah berhasil dikembangkan dalam lingkungan cloud. SITOGA menyajikan informasi dan memberikan inspirasi desain taman tanaman obat untuk keperluan penggarapan lahan lanskap. SITOGA ditujukan tidak hanya bagi masyarakat berlatar belakang arsitektur lanskap tetapi juga bagi masyarakat umum. Pengembangan SITOGA menggunakan teknologi cloud computing Appfog PaaS. SITOGA dapat diakses pada http://sitoga.ap01.aws.af.cm. Alamat email dan facebook disediakan bagi pihak yang ingin berkomunikasi.
16 Saran Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan jumlah penyakit dapat ditambah sehingga jenis penyakit yang ada lebih banyak. Pada tabel perkiraan anggaran sistem diharapkan memakai daftar harga terbaru sehingga perkiraan lebih akurat. Untuk selanjutnya, penentuan rasio taman diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut kepada pakar lanskap sehingga aturan pengurangan tanaman dan ukuran taman dapat memiliki dasar yang kuat. Selain itu, diharapkan pengguna dapat menginputkan ukuran lahan yang diinginkan sehingga ukuran taman dan biaya pembangunan taman sesuai dengan keinginan pengguna. Start
Update data (Edit, Add, Delete)
Localhost
Update operation
Cloning operation
Binding operation
Cloud database via Ruby
Tunneling operation
End
Gambar 7 Flowchart pemeliharaan data pada localhost dan cloud
DAFTAR PUSTAKA Armbrust M, Fox A, Griffith R, Joseph AD, Katz R, Konwinski A, Lee G, Patterson D, Rabkin A, Stoica I, et al. 2010. A view of cloud computing. Communications of The ACM. 53(4): 50-58. doi: 10.1145/1721654.1721672. Barnatt C. 2010. A Brief Guide to Cloud Computing. Nottingham (UK): Robinson Publishing. Chou AY, Chou DC. 2011. Cloud computing from the perspective of system analysis. 2011 SWDSI Proceedings; 2011 9-12 Mar; Houston, TX (US): SWDSI. hlm 1091-1098. Hartati S. 2011. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Bogor (ID): IPB Press. Hoffer JA, Ramesh V, Topi Heikki. 2011. Modern Database Management. Ed ke10. New Jersey (US): Pearson Education.
17 Iswarawati. 2010. Cloud computing tanaman hias lanskap [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan RI. Lestari G. 2008. 13 Inspirasi Taman TOGA. Jakarta (ID): Prima Infosarana Media. Lestari G, Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Depok (ID): Penebar Swadaya. Mell P, Grance T. 2011. The NIST Cloud Computing Definition. Gaitherburg (US): Delmar Learning. Pratama, IPAE. 2014. Smart City Bersama Cloud Computing. Bandung (ID): Informatika Bandung. Pressman, RS. 2010. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. Ed ke-7. New York (US): McGraw-Hill. Stair R, Reynolds G, Aldcorn J, Neufeld D. 2012. Principles of Information System: A Managerial Approach. Toronto (CA): Nelson Education Ltd.
18 Lampiran 1 Variabel VCAP_SERVICE untuk mengakses layanan MySQL (basis data) pada cloud $services_json = json_decode(getenv("VCAP_SERVICES"),true); $mysql_config = $services_json["mysql5.1"][0]["credentials"]; $username = $mysql_config["username"]; $password = $mysql_config["password"]; $hostname = $mysql_config["hostname"]; $port = $mysql_config["port"]; $db = $mysql_config["name"]; $link = mysql_connect("$hostname:$port", $username, $password); $db_selected = mysql_select_db($db, $link);
19 Lampiran 2 Model layanan cloud computing Keterangan: Warna hijau menunjukkan level yang dimiliki dan dioperasikan oleh organisasi atau pengguna, sedangkan warna merah menunjukkan level yang dijalankan dan dioperasikan oleh penyedia layanan
Sumber: berdasarkan model yang dikembangkan oleh NIST (2011) Applications: Aplikasi khusus yang digunakan oleh perusahaan atau pengguna layanan. Runtime: Lingkungan untuk dijalankannya aplikasi yang dipilih, mencakup runtime library dari fungsi yang dibutuhkan oleh aplikasi Middleware: Perangkat lunak tengah dan atau switching software yang dibutuhkan untuk komunikasi dengan aplikasi lain, basis data, dan sistem operasi. OS: Sistem operasi adalah yang menyediakan dan mengelola sumber daya hardware atau hypervisor kepada pengguna. Hypervisor: Sebuah lapisan virtualisasi yang menyediakan virtualisasi sumber daya infrastruktur ke sistem operasi. Infrastructure: Infrastruktur yang terdiri dari unit fisik, seperti server, CPU, penyimpanan, dan jaringan.
20 Lampiran 3 Perbedaan antar layanan cloud computing. Amazon
Windows Azure
Google Apps Engine
Appfog
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 30 hari
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 90 hari
- Pemakaian gratis dengan masa percobaan 30 hari
+ Pemakaian gratis tanpa masa percobaan
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
- Tidak mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman PHP
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
- Tidak mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Mendukung pengembangan aplikasi dengan service MySQL
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
+ Memiliki tempat penyimpanan data yang persisten
- Tidak memiliki tempat penyimpan-an data yang persisten
Lampiran 4 Entity Relationship Diagrams (ERD)
21
KAMBOJA
BEKAS LUKA
JERAWAT
LUKA GORES
LUKA BAKAR
JERAWAT
KECANTIKAN
KECANTIKAN
LUKA LUAR
LUKA LUAR
KECANTIKAN
PEGAGAN
SENGGANI
KAMBOJA
PEGAGAN
Soft Material
Penyakit
Jenis Taman
Lampiran 5 Tahapan normalisasi 1NF
10
5
1
10
1
Volume
5000
7000
180000
5000
180000
Harga
SARI SENGGANI MASKER WAJAH
TUMBUKAN
SARI KAMBOJA MASKER WAJAH
Nama Resep
PEGAGAN
SENGGANI
KAMBOJA
PEGAGAN
KAMBOJA
Bahan
AKAR
AKAR
DAUN
DAUN
BUNGA
Bagian Berkhasiat
4 BUAH
2 BUAH
5 HELAI
3 HELAI
5 HELAI
Dosis
KURSI TAMAN BATU KALI
KOLAM
Hard Material PAVING STONE BATU KALI
22
DAUN BUNGA
MELATI KAMBOJA
180000 5000
BagianBerkhasiat
KAMBOJA MELATI
SoftMaterial
S01 S02
HargaSoft
SENGGANI
KAMBOJA
PEGAGAN
KAMBOJA
2 BUAH
5 HELAI
3 HELAI
5 HELAI
Dosis
TRANSITIVE DEPENDENCY
SARI SENGGANI
TUMBUKAN
LUKA GORES LUKA BAKAR
MASKER WAJAH
SARI KAMBOJA
Bahan
20000
10000
HargaHard
JERAWAT
BEKAS LUKA
NamaResep
PAVING STONE
BATU KALI
NamaHardMaterial
NamaPenyakit
H02
TAMAN LUKA LUAR
B
NamaSoftMaterial
H01
KECANTIKAN DAN PERAWATAN
A
IDSoft
IDHard
JenisTaman
IDTaman
Lampiran 6 Tahapan normalisasi 2NF
LUKA LUAR
LUKA LUAR
KECANTIKA N
LUKA LUAR
JenisTaman
23
MELATI
S02
A A
LUKA BAKAR RINGAN
GIGITAN SERANGGA
P01
P02
BU DA
IDBagian
BUNGA DAUN
NamaBagian
bagianberkhasiat
IDTaman
NamaPenyakit
5000
180000
IDPenyakit
penyakit
KAMBOJA
NamaSoftMaterial
S01
IDSoft
PAVING STONE
BATU KALI
NamaHardMaterial
BT01 BT01
Dosis 1 2
P01
RAMUAN BUNGA SEGAR
IDBagian DA BU
P01
IDPenyakit
RA01 RB01
racikanbahantambahan IDResep IDBahan
20000
10000
HargaHard
BUBUR TAPAK DARA
NamaPenyakit
NamaBahan AIR PUTIH BERAS
racikanobat IDResep IDSoft RA01 S01 RB01 S02
RB01
RA01
IDResep
resep
IDBahan BT01 BT02
bahantambahan
H02
TAMAN LUKA LUAR
B
HargaSoft
H01
KECANTIKAN DAN PERAWATAN
A
softmateriaal
IDHard
JenisTaman
hardmaterial
IDTaman
taman
Lampiran 7 Tahapan normalisasi 3NF
1 sdm 2 sdt
Dosis
24
Lampiran 8 Entity Relationship Diagrams (ERD) normalisasi
25
26 Lampiran 9 Desain fisik (physical data model)
27 Lampiran 10 Antarmuka aplikasi 1. Gambar antarmuka “Beranda”
2. Gambar antarmuka “Prediksi Taman”
28 Lanjutan 3. Gambar antarmuka “Galeri Tanaman”
4. Gambar antarmuka fungsi rekomendasi desain taman tanam pada menu “Prediksi Taman”
29 Lanjutan 5. Gambar antarmuka hasil rekomendasi desain taman pada menu “Prediksi Taman”
30 Lampiran 11 Integrasi cloud computing Operasi “update”
Operasi “cloning”
Operasi “binding”
Operasi “tunneling”
31 Lampiran 12 Instruksi pada Ruby 1.9.3 untuk menjalankan fungsi atau operasi tertentu 1. Instalasi fungsi “af” gem install af 2. Instalasi Caldecott gem install caldecott 3. Login pengguna untuk melakukan berbagai operasi dan instruksi dalam implementasi aplikasi pada layanan PaaS Appfog af login Attempting login to [https://api.appfog.com] Email:
[email protected] Password: ********** Successfully logged into [https://api.appfog.com]
32 Lampiran 13 Pengujian black box aplikasi Kode
Fungsi
Keadaan awal
Skenario uji
Hasil yang diharapkan
Hasil uji
SITOGA- Fungsi untuk 001 menampilkan empat kategori penyakit SITOGA- Fungsi untuk 002 menampilkan ukuran lahan dari salah satu kategori penyakit
Halaman “Prediksi Taman”
Halaman “Prediksi Taman”
SITOGA- Fungsi untuk 004 memetakan tanaman
Halaman “Prediksi Taman”
Arahkan kursor pada tanaman yang ada pada desain taman
Muncul empat kategori penyakit Muncul daftar ukuran lahan dari kategori penyakit yang sipilih Tampilan desain taman sesuai dengan pilihan pengguna Tanaman yang dipilih, tampilannya menjadi highlight dan muncu tooltip nama tanaman tersebut
Ok
SITOGA- Fungsi untuk 003 menampilkan hasil dari kategori penyakit dan ukuran lahan yang dipilih
Klik menu dropdown pada kategori penyakit Pilih salah satu kategori taman berdasarkan penyakit yang diinginkan Sudah memilih kategori penyakit dan ukuran lahan
SITOGA- Fungsi untuk 005 menampilkan rincian dari tanaman yang dipilih
Halaman “Prediksi Taman”
Klik pada tanaman
Muncultabel ketrangan dari tanaman yang dipilih
Ok
Halaman “Prediksi Taman”
Ok
Ok
Ok
33 Kode
Fungsi
Keadaan awal
Skenario uji
Hasil yang diharapkan
Hasil uji
SITOGA- Fungsi untuk 006 menampilkan tabel perkiraan biaya pembangunan taman
Halaman “Prediksi Taman”
Sudah memilih kategori penyakit dan ukuran lahan
Muncul tabel biaya perkiraan taman
Ok
SITOGA- Fungsi untuk 007 menampilkan resep yang dapat Lanjutan diracik dari komponen suatu taman
Halaman “Prediksi Taman”
Sudah memilih kategori penyakit dan ukuran lahan
Muncul daftar resep dari setiap penyakit
Ok
SITOGA- Fungsi untuk 008 menampilkan cara meracik resep tanaman obat
Halaman “Prediksi Taman”
Memilih salah satu resep dari penyakit tertentu
Muncul tabel cara meracik tanaman obat
Ok
SITOGA- Fungsi untuk 009 menampilkan daftar seluruh tanaman obat
Halaman Klik salah Muncul “Galeri satu gambar pop-upTanaman” tanaman obat menu yang berisikan rincian tanaman yang dipilih
Ok
34
RIWAYAT HIDUP Annisa Amalia dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1992 di Jakarta dari pasangan Bapak Surya Nurhadi dan Ibu Nurhayatun. Pada tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 5 Depok dan diterima menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi asisten praktikum Penerapan Komputer (2013) dan asisten praktikum Sistem Informasi (2014) di Departemen Ilmu Komputer. Pada tahun 2013, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia selama 35 hari kerja. Selama perkuliahan, penulis juga aktif dalam kepanitiaan seperti divisi sekretariat sub bagian departemen pada Pesta SAINS 2012, ketua divisi konsumsi pada IT TODAY 2013, dan anggota divisi sekretariat pada SEMIRATA 2014.