perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) (Studi Pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto)
TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : Slamet Rohadi S811102029
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: Slamet Rohadi
NIM
: S 811102029
Menyatakan
dengan
IMPLEMENTASI
sesungguhnya, PROGRAM
bahwa
RINTISAN
tesis
saya
SEKOLAH
berjudul
“
BERTARAF
INTERNASIONAL (RSBI) (Studi Pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto)” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai peraturan yang berlaku.
Purwokerto,
Desember 2012
Yang membuat pernyataan,
Slamet Rohadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (AlBaqarah: 153)
2. Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan kepada : 1. Ibu dan Bapak yang terhormat 2. Isteri dan anak-anakku yang tercinta 3. Rekan-rekan guru SMK Negeri 1 Purwokerto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Slamet Rohadi (S 811102029), IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) (Studi Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMK Negeri 1 Purwokerto), TESIS, Pembimbing I : Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. Pembimbing II : Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Implementasi Program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto, (2) Kendala-kendala yang dihadapi dan upaya-upaya mengatasinya, (3) Kualitas lulusan, penerimaan di Dunia Kerja, penerimaan Perguruan Tinggi melalui Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto . Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tempat dan waktu penelitian yaitu di SMK Negeri 1 Purwokerto ,pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012. Sumber data diperoleh dari dokumen tertulis, informan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, QMR ISO, ketua BKK, guru, siswa) dan peristiwa. Teknik pengumpulan data dengan dokumen/arsip ,wawancara ,dan observasi langsung. Pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu dengan menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Pengambilan sampel peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam dan dapat dipercaya. Validitas keabsahan data dengan triangulasi data, trianggulasi metode, dan trianggulasi sumber, dan review informan. Analisis data dengan reduction data, display data, dan conclusion drawing yang saling berinteraksi untuk verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian ditemukan bahwa : (1) Implementasi Program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto, meliputi : (a) kurikulum menggunakan KTSP dengan adopsi dan adaptasi dari kurikulum internasional Australia. (b) Setiap awal semester guru membuat silabus, RPP, Program Semester, Proses pembelajaran bilingual (c) Penerimaan peserta didik baru SMK Negeri 1 Purwokerto menerapkan standard nilai (d) Pendidik sudah memanfaatkan sarana ICT dan pernah mengikuti diklat kompetensi pada bidangnya, (e) Sarana dan prasarana SMK N 1 Purwokerto sudah baik meskipun masih terdapat kekurangan ruang. (f) Pengelolaan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008. (2) Kendala-kendala yang dihadapi adalah : (a) Jaringan internet belum optimal untuk diakses siswa dan guru pada saat mengajar, (b) Kurikulum hasil adopsi dan adaptasi belum semua program keahlian, pembelajaran dengan pengantar bahasa Inggris belum sepenuhnya dilakukan, modul pembelajaran guru belum maksimal dilakukan, perpustakaan belum berbasis ICT, Jumlah staf yang perlu disesuaikan dengan rasio siswa, (c) Peran komite dan pemerintah daerah terhadap SBI belum optimal. (3) Kualitas lulusan, penerimaan di Dunia Kerja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerimaan Perguruan Tinggi, meliputi : hasil lulusan 3 tahun terakhir berturutturut : 98,54%, 99,76%, dan 99,74% dan penerimaan di dunia kerja 79,65%, 70,6%, dan 72,95%, sedangkan yang melanjutkan ke perguruan tinggi baik PTN maupun PTS : 13,27%, 19,35%, dan 19,35%. untuk siswa yang berwirausaha masih sangat sedikit kerkisar 0,26%. Saran : sekolah hendaknya mempersiapkan semua komponen-komponennya secara matang dan cermat meliputi : kurikulum, SDM (kepala sekolah, guru, staf, siswa, komite sekolah, orang tua siswa), dan sarana prasarana penunjang pembelajaran. Kesiapan kurikulum adopsi dan adaptasi yang fleksibel digunakan sebagai pedoman penerapan dalam pembelajaran. Tersedianya bahan ajar : buku referensi siswa, guru sesuai dengan rasio siswa dan buku perpustakaan billingual, tersedianya internet untuk setiap ruang kelas, sehingga memudahkan mengaksesnya. Program sekolah SBI hendaknya memiliki skala prioritas bagi lulusannya untuk memasuki dunia usaha dan industri atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Kata Kunci : Belajar, Kualitas Pembelajaran, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Slamet Rohadi, (S 811102029), THE IMPLEMENTATION PROGRAM PILOT INTERNATIONAL STANDARD SCHOOL AT SMK NEGERI 1 PURWOKERTO. Thesis, Surakarta : Technology of Education Department, Post Graduate Program, Sebelas Maret University Surakarta, 2012. Consultant I : Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. Consultant II : Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd. The research is aimed to know (1) The implementation of RSBI in State Senior High School 1 of Purwokerto, (2) the obstacles which are found and the efforts of problem solving, (3) the quality of the graduate, the acceptance in occupation and university through International Standard School Pioneering (RSBI) program in State Senior High School 1 of Purwokerto. The research is a descriptive qualitative research. The research is conducted in State Senior High School 1 of Purwokerto in May to July 2012. The data of the research is taken from written documents, informants (the head master, the vice head master, QMR ISO, the dean of BKK, teachers, and students), and any incidents. The data are collected from documents/files, interview, and direct observation. Then, the researcher uses a purposive sampling that is by collecting information from any sources as much as possible. The researcher chooses the informants who are reliable and know any information deeply as stable and accurate data sources. Data triangulation and informants review are used in the research to keep the data validity. The data are analyzed by using data reduction, data display, and drawing conclusion which are interconnected each other for verification or drawing conclusion. The results of the research (1) the implementation of RSBI program in State Senior High School 1 of Purwokerto (a) the curriculum is adopted and adapted from Australian International curriculum. (b) in the beginning of semester, teachers make sylabus, teaching planning, semester program, and bilingual learning process. (c) State Senior High School 1 of Purwokerto implies mark standard for students recruitment. (d) teachers have used ICT and joined competency training, (e) State Senior High School 1 of Purwokerto has good equipments and tools, although the rooms are not sufficient. (f) the management implies quality management system of ISO 9001:2008. (2) The obstacles that are faced are (a) the network is not optimal to access by students and teachers during the lesson, (b) not all study program implies the adopted and adapted curriculum, English as a lingua franca in learning process is not completely used, learning modulfor teacher is not used maximally, the library does not imply ICT based, the numbers of staff should
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
be matched with the numbers of students, (c) the government of district and school comitee does not support international standard school optimally. (3) The quality of the graduate, the acceptance in occupation and university : The percentage of graduation in the last three years are 98,54%, 99,76%, and 99,74%. The graduates who work are 79,65%, 70,6%, and 72, 95%. The graduates who continue their study in state or private colledges are 13,27%, 19,35%, and 19,35%. Only a few graduates who conduct enterprenuership, for about 0,26%. Advises schools should prepare all components carefully and meticulously covering curriculum, HR (principals, teachers, staff, students, school, parents), learning support infrastructure. Readiness curriculum adoption and flexible adaptation to guide the direction and application of learning. The availability of teaching materials: reference books students, teachers according to student ratio and billingual library books, internet unavailability for each classroom, making it easier to access them. SBI School programs should have priority for graduates to enter the world of business and industry or go on to college. Key Words : Study, Quality Learning, Pilot International Standard School
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan tesis ini dengan judul “Implementasi Program
Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) (Studi Pelaksanaan Rintisan SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto). Dalam rangka menyelesaikan penulisan usulan tesis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan penelitian ini.
3.
Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. selaku Pembimbing I dalam penyusunan usulan tesis ini yang telah memberikan masukan.
4.
DR. Nunuk Suryani, M.Pd. selaku Pembimbing II dalam penyusunan usulan tesis ini yang dengan sabar memberikan arahan dan masukan.
5.
Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu kami dalam penyusunan tesis ini dengan sungguh-sungguh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Drs. Ruslan Haris R, M.Pd. Kepala SMK Negeri 1 Purwokerto yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.
7.
Bapak/Ibu Guru SMK Negeri 1 Purwokerto yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan wawancara penelitian.
8.
Isteri dan anak-anak tercinta atas dorongan dan kesabarannya.
9.
Teman-teman mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu terselesainya penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan anugerah-Nya berlimpah atas amal baik yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari masih ada hal-hal yang belum sempurna, untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun. Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Purwokerto,
Penulis
commit to user
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING …………………….
iii
PERNYATAAN ………………………………………………………
iv
MOTTO ……………………………………………………………….
v
PERSEMBAHAN …………………………………………………….
vi
ABSTRAK …………………………………………………………….
vii
ABSTRACT …………………………………………………………..
viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….
x
DAFTAR ISI ……………………………………………………….…..
xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………….
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………
xvii
BAB
BAB
I.
II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………….
1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………..
6
C.
Tujuan Penelitian ………………………………….......
6
D. Manfaat Penelitian …………………………………….
7
TINJAUAN PUSTAKA A.
Kajian Teori …………………………………………….
9
1.
9
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)……………..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB
digilib.uns.ac.id
2.
Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) …….
9
3.
Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ...
17
4.
Hakekat Belajar ……………………………………
21
5.
Hasil Belajar ………………………………………
23
6.
Komponen Ketenagaan SBI ……………………..
25
a.
Kepala Sekolah ………………………………
25
b.
Guru …………………………………………
27
c.
Tenaga Kependidikan …………………………
28
7.
Program Pendampingan …………………………….
32
8.
Program Sister Scholl ……………………………….
34
9.
Sistem Manaemen Mutu ISO ……………………….
35
10. Pelatihan Leadership Untuk Kepala Sekolah ……….
37
11. Komponen Sarana dan Prasarana …………………
37
12. Komponen Siswa (Peserta Didik) ………………..
40
13. Peranan Orang Tua dan Masyarakat ……………..
41
B.
Hasil Penelitian Lain Yang Sejenis ……………………
42
C.
Kerangka Berpikir ……………………………………..
45
D.
Skema Kerangka Berpikir ……………………………..
47
III. METODE PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian ………………...……….
49
B.
Jenis Penelitian …………………………………………
50
C.
Strategi Penelitian …. ………………………………….
51
D.
Sumber Data ……………………………………………..
52
1.
Informan …………………………………………….
52
2.
Dokumen dan Arsip ………………………………...
53
3.
Lokasi Penelitian dan Aktivitas Penelitian ………….
53
E.
Teknik Sampling ……………………. …………………
53
F.
Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB
digilib.uns.ac.id
1.
Wawancara …………………………………………..
55
2.
Observasi ……………………………………………
56
3.
Teknik Dokumentasi ………………………………..
56
G.
Uji Validitas Data ………………………………………… 57
H.
Analisis Data ……………………………………………… 59
I.
Prosedur Penelitian ……………………………………….. 60
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
B.
Deskripsi Tempat Penelitian ……………...……….
61
1.
Visi SMK Negeri 1 Purwokerto ……..…
61
2.
Misi SMK Negeri 1 Purwokerto ………………….
61
3.
Tujuan SMK Negeri 1 Purwokerto ……………….
61
Temuan Hasil Penelitian…………………………………. 1.
63
Implementasi RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto ….. 63 a.
b.
Kurikulum dan Proses Pembelajaran……………. 63 1). Muatan Kurikulum ………............................
64
a) Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu …….
54
b). Muatan Lokal dan Pengayaan ………….
66
c). Pengaturan Beban Belajar ……… ……..
66
c.1) Pengaturan Jam Tatap Muka ….……
67
c.2) Penugasan Terstruktur ……………..
69
c.3) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur .
69
c.4) Kegiatan Prakerin ………………….
70
c.5) Ketuntasan Belajar …………………
72
2). Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ……….
72
Ketenagaan SMK Negeri 1 Purwokerto ……….
76
1.
Kepala Sekolah …………………….. …….
76
2.
Guru (Tenaga Pendidik)……………………. 77
3.
Tenaga Administasi Sekolah ………………
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.
Siswa (Input) …….…………………………. 80
c.
Program Pendampingan SMK RSBI ……………. 83
d.
Sister School …………………………………….. 84
e.
Sistem Manajemen Mutu ISO …………………… 85
2.
3.
f.
Pelatihan Leadership Kepala Sekolah ………….. 86
g.
Sarana dan Prasarana …………………. ……….
h.
Orang Tua Siswa/Masyarakat (Komite Sekolah) . 89
i.
Output (Lulusan) ………………………………..
Hambatan/Kendala Pelaksanaan RSBI …………….
91 98
a.
Kurikulum …………………… ………………… 98
b.
Proses Pembelajaran ……………………………. 99
c.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan ……………. 100
d.
Sarana dan Prasarana …………………………… 101
Hasil yang dicapai Program RSBI …………………
102
a.
Penerapan program RSBI ……………………..
102
b.
Pelaksanaan
Pembelajaran
………………………..
C.
86
103
c.
Sarana Pendukung ……………………………….. 104
d.
Hasil Pembelajaran …………………………….. 104
Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 105 1.
Penerapan Program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto 105
2.
Pelaksanaan Pembelajaran Program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto …………………………………. 107
3.
Sarana Pendukung Program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto …………………………………………… 109
4.
Hasil Pembelajaran (Output) ………………………… 111
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
BAB
V.
digilib.uns.ac.id
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN a.
Kesimpulan ………………………………………………… 113
b.
Implikasi …………………………………………………… 115
c.
Saran/Rekomendasi ………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
119
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Rincian pengumpulan data
2.
Jumlah jam tatap muka per – minggu dalam struktur kurikulum
57
SMK Negeri 1 Purwokerto, Tahun pelajaran 2011/2012
67
3.
Keadaan Guru SMK Negeri 1 Purwokerto Tahun 2012
78
4.
Keadaan Staf Tenaga Administrasi SMK N 1 Purwokerto
80
5.
Keadaan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
80
6.
Angka Mengulang Siswa 3 (tiga) tahun terakhir
80
7.
Jenis Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Purwokerto
88
8.
Nilai UN SMK Negeri 1 Purwokerto 3 Tahun terakhir
91
9.
Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan Tahun 2010/2011
92
10.
Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan Tahun 2009/2010
92
11.
Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan Tahun 2008/2009
92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Surat Penetapan SMK RSBI ………………………………………
116
2.
Perbandingan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum Adopsi (AK)..
133
3.
Catatan Lapangan Hasil Wawancara ………………………………
149
4.
Struktur Kurikulum Kelas X, XI, XII ……………………………..
188
5.
Kalender Pendidikan ………………………………………………
190
6.
Jadwal Tambahan Materi Pelajaran ……………………………….
192
7.
KKM Semua Mata Pelajaran ………………………………………
195
8.
Media Pembelajaran dengan Power Point (AP) …………………...
200
9.
RPP dengan Bahasa Inggris (PM) …………………………………
205
10. Daftar Inventaris Ruang …………………………………………...
213
11. Daftar Inventaris Barang …………………………………………..
214
12. Data Pokok SMK Tahun 2011 …………………………………….
217
13. Daftar Guru dan Karyawan ………………………………………..
224
14. Hasil Tes TOEIC Guru …………………………………………….
228
15. Panduan Prakerin dan Daftar Institusi Pasangan (DUDI) …… ……
240
16. Daftar Hasil Ujian Nasional Tahun 2011/2012 …………………….
268
17. Program Bimbingan Konseling (BK) ………………………………
285
18. SK Macam Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pembinanya ……………
301
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19. Denah Ruang Pembelajaran SMK Negeri 1 Purwokerto ………….
304
20. School Bussines Plan (SBP)/SDIP …………………………………
305
21. Data Prestasi Siswa ………………………………………………...
337
22. SK Komite Sekolah ………………………………………………..
338
23. Rencana Penggunaan Dana Bantuan SMK ADB Invest …………...
341
24. Program Kegiatan BKK ……………………………………………
343
25. Sertifikat ISO ……………………………………………………….
348
26. Struktur Organisasi Sekolah ………………………………………..
350
27. Laporan Evaluasi Kinerja SMK RSBI Tahun 2012 ………………..
351
28. Hasil Pelaksanaan Pendampingan SBI Tahap II ……………………. 378 29. MOU Sister School …………………………………………………. 385 30. Laporan Hasil Audit Internal Tahun 2012 …………………………… 387 31. Foto-Foto Kegiatan …………………………………………………
commit to user
395
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Hal ini merupakan amanah dari pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan bahwa : (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; serta (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
system pendidikan
nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih jelas lagi pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang menetapkan tahapan skala prioritas utama dalam Rencana
commit user 2005 – 2009 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1to tahun 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Pembangunan Jangka Menengah ke-2 tahun 2010 – 2014 yakni peningkatan kualitas dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Tuntutan kebutuhan masayarakat yang tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam proses pembangunan peradaban. Berbagai kajian
dan
pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan mampu memberi manfaat yang luas bagi suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan sejahtera. Pendidikan juga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup harmonis dan toleran dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kohesi sosial dan memantapkan wawasan kebangsaan guna mewujudkan masyarakat yang demokratis. Pada sisi lain pendidikan mampu memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian serta keterampilan. Tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan yang memadai akan mampu memberikan kontribusi pada peningkatan produktivitas nasional. Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa ada korelasi positif antara tingkat pendidikan suatu masyarakat dengan kemajuan ekonomi. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan diperoleh melalui pendidikan memiliki nilai ekonomis, karena dapat meningkatkan produktifitas yang memacu proses pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat 3, yakni “Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang
pendidikan
internasional”.
untuk
dikembangkan menjadi sekolah
Pengembangan
Sekolah/Madrasah
Bertaraf
yang
bertaraf
Internasional
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum internasional sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah sekolah yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan, sebagaimana yang termuat dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, ditambah variable “X” yaitu telah diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional” Daya saing di forum internasional memiliki makna bahwa siswa lulusan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional mampu : (1) melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri; (2) mengikuti sertifikasi bertaraf internasional yang diselengarakan oleh salah satu negara OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; (3) meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga; dan (4) bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain. Program Sekolah Bertaraf Internasional adalah penyelenggaraan program pendidikan skala nasional dengan mutu internasional diharapkan menjadi tuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
rumah di negeri sendiri. Oleh karena itu dalam penyelenggaraannya menuntut kesiapan semua unsur baik pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemerintah provinsi/pemerintah kabupaten/kota) maupun
masyarakat serta stakeholder
(orang tua peserta didik, komite sekolah, warga sekolah, dewan pendidikan serta lembaga-lembaga yang peduli pada pendidikan). Kebijakan
renstra
Depdiknas
mengarahkan
untuk
menggalakkan
pembangunan sekolah kejuruan sebagai upaya menciptakan manusia Indonesia yang mempunyai skill (pengetahuan, kemampuan dan keterampilan) dalam menghadapi
persaingan
pasar
kerja
internasional.
Selanjutnya
target
perbandingan antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 70% : 30%. Hal ini sejalan dengan data statistik yang menunjukkan bahwa lulusan SMA lebih memilih untuk bekerja sebesar 65%-70%, sisanya meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi. Kondisi lain juga menunjukkan bahwa lulusan SMK lebih siap memasuki pasar kerja dibanding dengan lulusan SMA, bahkan sebagai faktor penentu keberhasilan perekonomian di suatu daerah serta dapat mengurangi pengangguran. Pelaksanaan Program Sekolah Bertaraf Internasional di SMK Negeri 1 Purwokerto dimulai sejak tahun 2006 dengan dasar Surat
Penetapan SMK
Bertaraf Internasional dari Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tanggal 02 Oktober 2006. Pada awal tahun 2007 sebagai tahap persiapan SMK Bertaraf Internasional, SMK Negeri 1 Purwokerto menetapkan Program Keahlian Akuntansi sebagai program keahlian unggulan untuk dapat dikembangkan menjadi program keahlian bertaraf internasional, tetapi secara bertahap setiap program keahlian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
SMK akan disiapkan sebagai program SBI. Sebagai persiapan program keahlian bertaraf internasional melakukan pembenahan mulai dari guru, sarana dan prasarana, dan siswa. Pada awal tahun pertama telah melakukan pembenahan
untuk
mewujudkan performance SMK-SBI dengan dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah meliputi kegiatan : sertifikasi ISO 9001 : 2000, pembenahan TUK Akuntansi, peningkatan standar TOEIC, peningkatan kemampuan berbahasa Inggris
bagi
guru,
pengembangan
lingkungan
berbasis
green
school,
pengembangan bengkel Standar Trainning Workshop dan Advance Training Workshop, pengembangan Teaching Factory (Unit Produksi), pengembangan ICT dalam rangka pencitraan SMK. Pemberian bantuan untuk pembenahan SMK sehingga menjadi SMK SBI sangat membantu dalam rangka mempersiapkan lulusan SMK agar mampu menghadapi tuntutan era globalisasi. Undang
- Undang
Sistem Pendidikan
No.20
Tahun
2003
telah
menggariskan secara tegas memanfaatkan perkembangan globalisasi agar mampu membawa kemajuan di bidang pendidikan yang berkualitas internasional. Dengan tingginya tingkat persaingan yang ada, maka sekarang ini tidak lagi hanya mengandalkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu negara, tetapi juga harus meningkatkan keunggulan kompetitif yang tercipta dari keunggulan SDM untuk lebih mampu bersaing memperebutkan berbagai peluang dan kesempatan. Pada dasarnya peningkatan kualitas SDM sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ada di suatu negara, karena antara kualitas SDM dan kualitas pendidikan memiliki korelasi positif. Undang - Undang pendidikan juga mengamanatkan secara langsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
tentang keberadaan sekolah - sekolah bertaraf internasional di setiap jenjang pendidikan dalam suatu daerah otonom, yang berarti setiap daerah otonom berkewajiban menyelenggaran pendidikan bertaraf internasional minimal satu di setiap jenjang pendidikan agar dapat menyumbangkan SDM yang berkualitas internasional. B.
R umus an M a sa la h
Berdasar pada penjelasan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto ? 2. Kendala-kendala apakah yang dihadapi oleh sekolah dalam mengimplementasikan Program RSBI ? 3. Bagaimanakah kualitas lulusan, penerimaan di Dunia Kerja, dan penerimaan di perguruan tinggi negeri dalam pelaksanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional? C . Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, antara lain : 1. Untuk mengetahui kesiapan dan upaya-upaya apakah yang dilakukan sekolah dalam mengimplementasikan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto. 2. Untuk
mengetahui
kendala-kendala
yang
di
hadapi
sekolah
dalam
mengimplementasikan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto. 3. Mengetahui kualitas lulusan, penerimaan di Dunia Kerja, penerimaan Perguruan Tinggi melalui Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
(RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto. D.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat antara lain : 1.
Manfaat Teoritis a.
Hasill penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya memahami implementasi Program Rintisan Sekolah. Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto atau jenjang satuan pendidikan lainnya.
b.
Dapat dijadikan bahan penelitian dan kajian lebih lanjut tentang implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 1 Purwokerto atau jenjang pendidikan lainnya.
2.
Manf aat Prakt is
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif yaitu : a.
Bagi sekolah yang mulai tahun pelajaran 2007/2008 melaksanakan Rintisan SBI, sebagai bahan kajian untuk dapat melaksanakan RSBI tersebut secara lebih baik lagi.
b.
Bagi Kepala Sekolah sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan
manajemen
dan
mengambil
langkah-langkah
dalam
meningkatkan kualitas SDM guru dan staf, melalui berbagai macam kegiatan c.
Bagi para guru, akan memberikan langkah awal dan arah yang jelas dalam kesiapannya menghadapi pelaksanaan program Rintisan SBI.
d.
Bagi Depdiknas dan lembaga-lembaga terkait lainnya, sebagai bahan masukan sehingga dalam mengambil kebijakan akan dapat mendukung dan memfasilitasi demi suksesnya pelaksanaan Program Rintisan SBI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
pada tahun-tahun mendatang. e.
Bagi para peneliti berikutnya, penelitian ini sebagai referensi untuk memahami SBI lebih mendalam lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1.
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sebuah jenjang sekolah
nasional di Indonesia dengan standar mutu Internasional. Proses belajar mengajar di sekolah ini menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang belum pernah ada. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Indonesia di dasari oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat 3. Dalam ketentuan ini, pemerintah didorong untuk mengembangkan satuan pendidikan yang bertaraf Internasional. Standar Internasional yang dituntut dalam SBI adalah Standar Kompetensi Lulusan, Kurikulum, Proses Belajar Mengajar, SDM, Fasilitas, Manajemen, Pembiayaan, dan Penilaian standar internasional, proses belajar mengajar disampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 2.
Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) a. Filosofi Eksistensialisme dan Esensialisme Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialisme dan esensialisme
(fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, properubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam
commit9 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan
semua potensinya,
baik
potensi
(kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ). Filosofi essensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara Internasional. Ada empat pilar pendidikan untuk mengaktualkan kedua filosofi tersebut, yaitu : learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be, merupakan pathokan berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraaan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya (Haryana 2007). b. SNP (Standar Nasional Pendidikan) + X (OECD) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah/madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dan atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Oleh karena itu Sekolah Bertaraf Internasional harus menyiapkan peserta didiknya agar memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional
sehingga
lulusannya
memiliki
kemampuan
daya
saing
Internasional, dengan kata lain Standar SBI adalah SNP + X (OECD). Standar Nasional Pendidikan seperti diatur pada PP No. 19 tahun 2005
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
adalah “kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dengan pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan, yang berlaku diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”. SNP tersebut mencakup : standar isi, standar proses, standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. SNP harus digunakan sebagai acuan bagi pengembangan seluruh komponen pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (sekolah). SNP merupakan standar minimal dan oleh karenanya tidak boleh dikurangi, namun boleh ditambah. Adapun pengertian dari masing-masing isi cakupan SNP tersebut adalah : 1.
Standar kompetensi lulusan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang harus dimiliki untuk dapat dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
2.
Standar isi pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman materi pelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3.
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
4.
Standar pendidik dan kependidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan.
5.
Standar prasarana dan sarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat olah raga,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
tempat ibadah, laboratorium, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. 6.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
7.
Standar pembiayaan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
8.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian prestasi belajar peserta didik. (Depdiknas 2007). Kedelapan komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatas selanjutnya
menjadi acuan dasar dalam rangka mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional. Terkait dengan SNP bahwa fungsi SNP adalah ”sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu” (Pasal 3: PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP) Fungsi inilah yang justru menjadi tantangan besar di masa depan untuk pegiat pendidikan, baik dari unsur birokrasi (dinas pendidikan) maupun dari unsur masyarakat (dewan pendidikan dan komite sekolah). Semua kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pendidikan yang dirumuskan harus berdasarkan SNP. ( http://www.suparlan.com)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Dengan demikian sekolah SBI harus mampu memberikan jaminan bahwa baik dalam penyelenggaraan maupun hasil-hasil pendidikannya lebih tinggi standarnya daripada SNP. Hal ini sesuai juga dengan kebijakan Depdiknas dalam kerangka pencapaian standar mutu internasional maka tiap sekolah SBI atau RSBI harus memenuhi indikator kinerja kunci minimal (delapan unsur SNP) dan indikator kinerja kunci tambahan (terdiri dari berbagai unsur “x”). Ada dua cara yang dapat dilakukan sekolah/madrasah untuk memenuhi karakteristik (konsep) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yaitu : (1) adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (standar/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) adopsi yaitu penambahan atau pengayaan/pendalaman/ penguatan/perluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara unsur SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/Negara maju lainnya (Haryana 2007). Selain harus melebihi SNP ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh sebuah sekolah untuk menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI): a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Mempersiapkan kurikulum yang mengacu pada kurikulum negara maju Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru Mendapatkan pendampingan dari tenaga ahli Menjalin Sister Schooll Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa Internasional Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO) Menyelenggarakan pelatihan leadership untuk Kepala Sekolah Melengkapi sarana dan prasarana sekolah (Depdiknas 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Sekolah dikatakan bertaraf Internasional apabila sekolah tersebut memiliki proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta properubahan, yaitu proses belajar mengajar yang menekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan atau ide-ide baru yang belum pernah ada. Dengan demikian keluarannya memiliki keunggulan-keunggulan mutu secara nasional dan sekaligus internasional, baik itu menyangkut aspek kognitif,
afektif,
maupun psikomotornya sehingga dapat
meningkatkan daya saing secara global. (www.mandikdasmen.depdiknas.go.id) SBI menurut Depdiknas adalah sekolah yang menggunakan kurikulum nasional dengan melakukan inovasi-inovasi dibidang pengelolaan sekolah dan inovasi dibidang proses pembelajaran, serta didukung sarana memadai (sesuai dengan perkembangan teknologi) untuk menciptakan lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan yang diakui secara internasional. Berdasarkan hal tersebut , maka SBI dapat berarti sekolah yang melakukan peningkatan kualitas yang berkesinambungan sehingga menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah terbaik di dunia. Dalam konteks implementasi kebijakan SBI pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka upaya pengembangannya didasarkan pada orientasi tujuan pendidikan kejuruan , yaitu : 1. Melakukan transformasi status dari manusia “beban” menjadi manusia “asset” 2. Mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. 3. Memberi bekal bagi siswa/tamatan untuk berkembang secara berkelanjutan. Sebagai suatu sistem pendidikan, kriteria SMK Bertaraf Internasional yang akan dikembangkan secara terintegrasi dan berkesinambungan meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
1.
Output/outcomes bercirikan : (a) lulusan SMK-SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, (b) lulusan SMK-SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga dan/atau dunia bisnis bertaraf internasional, dan atau berusaha secara mandiri dalam kancah persaingan global.
2.
Proses
pembelajaran, penilaian,
dan
penyelenggaraan harus
bercirikan
internasional, yaitu : (a) menumbuhkan kreativitas, dan kewirausahawanan, (b) menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, (c) menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), (d) proses pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (bilingual), (e) proses penilaian menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD, (f) manajemen penyelenggaraan memenuhi standar internasional yaitu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan iso 14000, serta menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri. 3.
Input SBI yang essensial bertaraf internasional antara lain : (a) telah terakreditasi dengan nilai A dari Badan Akreditasi Sekolah/Nasional dan terakreditasi dari salah satu negara anggota OECD, dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, (b) menggunakan standar kelulusan lebih tinggi dari pada standar kelulusan nasional, system administrasi akademik berbasis TIK, muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran sekolah unggul diantara negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, (c) jumlah guru minimal 30% berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya terakreditasi A
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
dan mampu berbahasa asing/berbahasa Inggris aktif, (d) kepala sekolah minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang Program Studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa asing/berbahasa Inggris aktif, serta semua guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK, (e) tiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pembelajaran
berbasis
TIK,
laboratorium
dilengkapi
sarana
digital/berbasis TIK dan memiliki ruang serta fasilitas multimedia, dan (f) menerapkan berbagai model pembiayaan yang efisien. Penyelenggaraan SBI pada SMK bertujuan untuk "menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional sekaligus ". Lulusan yang berkelas nasional secara jelas telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan lebih dirincikan lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah pasal 2 adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki : a.
Kompetensi yang sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
b.
Daya saing komparatif yang tinggi dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat Internasional.
c.
Kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya.
d.
Kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
kejuruan. e.
Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris (skor TOEFL Test >7,5) dalam skala internet based test bagi SMA, skor TOEIC 450 bagi SMK, dan/atau bahasa asing lainnya.
f.
Kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio kultural, dan lingkungan hidup.
g.
Kemampuan menggunakan teknologi dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara professional. (Depdiknas 2009)
3.
Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Istilah kurikulum (curriculum) menurut Arifin (2011) berasal dari bahasa
Yunani “curir” yang artinya pelari dan "curere" yang artinya tempat berpacu, istilah ini berasal dari dunia olah raga terutama bidang atletik. Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Istilah ini kemudian dipergunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian awal sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. Implikasi dari pengertian ini adalah : (a) kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran (subject matter), (b) peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran, (c) mata pelajaran tersebut terpisah-pisah, (d) tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijasah. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan tuntutan masyarakat, perkembangan seni budaya, penduduk, mengakibatkan beban tugas dan tanggungjawab sekolah semakin berat, hal ini berdampak pada perubahan pengertian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
kurikulum secara luas. Secara modern pengertian kurikulum adalah (a) semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik terjadi di dalam kelas seperti menyimak, bertanya, diskusi dan lain-lain, maupun diluar sekolah melakukan observasi, wawancara, termasuk kegiatan pengalaman langsung dan tidak langsung. untuk mencapai tujuan pendidikan, (b) guru sebagai pengembang kurikulum perlu menggunakan berbagai strategi dan pendekatan serta sumber belajar secara bervariasi, (c) tujuan akhir kurikulum bukan untuk memperoleh ijasah tetapi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (Bab I, Pasal I butir 9). Berdasarkan kedua sumber tersebut di atas pada dasarnya implikasi dari pengertian kurikulum ini adalah : (1) kurikulum harus memiliki rencana. Rencana tersebut berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun pengembangan peserta didik pada semua jenis dan jenjang pendidikan. (2) di dalam kurikulum terdapat tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. (3) kurikulum harus ada hasil sesuai dengan tujuan pendidikan, baik yang berbentuk pengetahuan, ketrampilan. (Arifin 2011). Dari beberapa batasan kurikulun bisa disimpulkan : 1) Kurikulum diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar 2) Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa di sekolah, 3) Kurikulum diartikan sebagai langkah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
untuk menerjemahkan bahan yang tercantum didalamnya sehingga dibutuhkan suatu strategi mengajar yang meliputi metode, prosedur, dan teknik yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu
sistem
keseluruhan,
kurikulum
memiliki
beberapa
komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Menurut Hamalik (2010) komponen kurikulum meliputi : a.
Tujuan setiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional.
b.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
c.
Metode : cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam mencapai tujuan kurikulum yang dilaksanakan menurut prosedur tertentu.
d.
Organisasi kurikulum : bentuk pengaturan isi kurikulum yang memiliki cirri sendiri-sendiri.
e.
Evaluasi : merupakan suatu komponen kurikulum sebagai alat untuk memperoleh informasi yang akurat tentang mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Kurikulum yang digunakan pada sekolah SBI, selain memenuhi Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, dan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menerapkan Sistem Kredit Semester, maka model kurikulum SBI harus memenuhi : 1. Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
(TIK) di mana setiap siswa bias mengakses transkripnya masing-masing; 2. Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu Negara anggota OECD dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan 3. Menerapkan standar kelulusan sekolah/madrasah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan; 4. Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik yang memenuhi Standar Proses. Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional harus mampu memenuhi unsurunsur diatas dan dikembangkan oleh sekolah bersama komite sekolah sesuai dengan kondisi sekolah. (Depdiknas 2007). Kurikulum SBI dapat dikembangkan sesuai dan dapat diperkaya dengan cara memasukkan materi-materi muatan lokal atau kurikulum berbasis global agar lulusan (output) yang
dihasilkan mempunyai keunggulan lokal dan berbasis
global. Yang dimaksud dengan keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya dan bahasa, teknologi info rmasi dan komunikasi, ekologi (Depdiknas 2006). Apabila adaptasi atau adopsi terhadap program- program pendidikan dari luar negeri dilakukan, maka SBI perlu mencari mitra internasional untuk mengembangkan kurikulumnya, misalnya sekolah-sekolah dari USA, Australia, Jerman, perancis, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapore yang mutunya telah diakui secara internasional atau pusat- pusat pelatihan industri, lembaga- lembaga tes/ sertifikasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
internasional atau seperti misalnya Cambridge, TOEF. TOEIC, ISO, pusat- pusat studi dan organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, dan SEAMEO dll. 4.
Hakekat Belajar Menurut Suyono (2011) belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam proses memperoleh pengetahuan menurut pemahaman sains konvensional adalah kontak manusia dengan alam yang distilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge). Belajar menurut Sudjana (2010) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaanya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Pengertian
belajar
menurut
Hamalik
(2010)
adalah
modifikasi
atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behafior through experiencing) jadi belajar merupakan suatu kegiatan yang meliputi mengingat, mengalami, dan hasilnya berupa perubahan tingkah laku. Dengan pengertian ini maka belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktifitas fisik dan mental yang dilakukan oleh individu dalam tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Menurut Gagne dalam Dimyati (2009) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Kapabilitas ini timbul dari rangsangan yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Jadi belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang meliputi : informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap, dan strategi koginitif. Keberhasilan dalam belajar sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan ini. Kemudian menurut Witherington dalam bukunya Educational Psychology (Purwanto 2010) mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kepandaian, atau suatu pengertian. Dalam pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat dimasukkan dalam pengertian belajar yaitu perubahan yang mengandung suatu usaha secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar yaitu : a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk. Perubahan itu tidak harus segera tampak setelah proses belajar tetapi dapat di kesempatan yang akan datang. b. Tingkah laku yang meugalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
5.
Hasil Belajar Dalam sistem pendidikan nasional pada rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. -
Ranah Koginitif berkenaan dengan hasil beljar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
-
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 jenjang kemampuan meliputi menerima,
menjawab
atau
reaksi,
menilai, organisasi
dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. -
Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotoris yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kehamonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar, namun ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini digunakan oleh guru untuk dijadikan alat ukur tercapainya tujuan pendidikan, hal ini dapat terjadi apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik. Howard Kingsley dalam Nana Sudjana (2010) membagi tiga macam hasil belajar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
yakni : (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dari pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu yang berasal dari pengalaman-pengalaman belajarnya setelah mengikuti serangkaian pembelajaran dan ditunjukan dengan adanya perubahan yang terjadi pada diri siswa berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu. Dengan menguasai ketiga komponen diatas dapat diketahui sejauh mana siswa dapat menyerap apa yang sudah dipelajari. Bagi Sekolah Bertaraf Internasional, Standar Proses Pembelajaran yang harus dicapai tercantum dalam Peraturan Mendiknas RI Nomor 78 Tahun 2009 Bagian Ketiga, Pasal 5 yaitu : a. SBI melaksanakan standar proses yang diperkaya dengan model proses pembelajaran di negara-negara anggota OECD atau negara maju lainnya. b. Proses
pembelajaran
sebagaimana
dimaksud
ayat
(1)
menerapkan
pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan kontekstual. c. Sekolah Bertaraf Internasional dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional bagi mata pelajaran tertentu. d. Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, dan muatan lokal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia. e. Penggunaan bahasa
pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dimulai dari kelas IV untuk SD. Dari ketentuan pasal-pasal diatas, dalam proses belajar mengajar, siswa SBI menggunakan
bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pembelajarannya terutama
untuk mata pelajaran science, serta
menerapkan standar kelulusan setiap
mata
pelajaran diatas angka 8. Dengan konsep pembelajaran seperti ini diharapkan siswa SBI dalam penyelenggaraan dan hasil-hasil pendidikannya mampu menunjukkan prestasi akademik yang lebih unggul dibandingkan sekolah regular. Untuk dapat mencapai
kesuksesan dalam bidang akademik ini diperlukan
kemampuan siswa yang memiliki motivasi, fokus dan bersikap positif untuk mencapai sukses. Dengan kata lain siswa SBI harus memiliki kemampuan yang lebih dalam menghadapi tuntutan akademik yang tinggi. 6.
Komponen Ketenagaan SBI
a.
Kepala Sekolah Dalam UU 20/2003 Sisdiknas, dijelaskan dalam pasal 39 ayat (1) kepala
sekolah/madrasah disebut sebagai pengelola satuan pendidikan yang merupakan salah satu dari sekian banyak Tenaga Kependidikan yang lain, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar. Dalam PP 19 Tahun 2005 tentang SNP, pasal 38 menegaskan kriteria seorang kepala sekolah/madrasah meliputi antara lain memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan. Peraturan ini dijelaskan lebih rinci lagi dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, beberapa standar yang tak boleh dilewatkan adalah meliputi : 1) memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D IV); 2) berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK; 3) memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang - undangan yang berlaku; 4) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK; 5) memiliki integritas kepribadian, kemampuan manajerial di bidang pendidikan dan jiwa kewirausahaan yang kuat, serta kecakapan sosial. Agar sekolah SBI dapat berjalan dengan baik sesuai dengan acuan, maka Kepala Sekolah khususnya SMK harus memiliki kriteria sebagai berikut : Depdiknas (2006) 1.
Tingkat pendidikan minimal S 2
2.
Memiliki kemampuan manajerial dan leadership yang dibuktikan dengan sertifikat talent scouting atau yang sejenis.
3.
Mampu berkomunikasi Bahasa Inggris secara aktif (membaca buku dan referensi, menulis bahan ajar, modul/makalah, memahami pendapat, mengemukakan pendapat, mengajar sesuai dengan mata diklat/kompetensi sesuai program keahlian/jurusannya) ekuivalen dengan TOEIC sebesar >600
4.
Bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional
5.
Penguasaan dalam bidang komputer : a.
Mampu mengoperasikan komputer untuk keperluan tugasnya.
b.
Mampu merumuskan rencana strategi dan program kerja pengembangan ICT sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
c.
Mampu berkomunikasi dan berperan aktif dalam diskusi-diskusi di dalam/luar negeri melalui forum diskusi elektronik
d.
Mampu memberdayakan dan mendayagunakan berbagai informasi sekolah untuk membantu pengambilan keputusan
6.
Memiliki pengalaman mengajar minimal 8 tahun.
7.
Memiliki sertifikat training dari institusi pendidikan/industri.
b.
Guru Guru pada SMK SBI harus memenuhi kriteria : 1) Tingkat pendidikan guru minimal S1 2) Sesuai dengan kompetensi yang diajarkan 3) Memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya 4) Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan standar TOEIC skor > 550 (untuk guru kompetensi produktif), 450 untuk guru adaptif dan normatif, sedang guru Bahasa Inggris >600. 5) Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK : a)
Mampu mengajar menggunakan media elektronik sebagai alat bantu pengajaran
b) Mampu membuat materi pengajaran dalam satu atau lebih format media elektronik. c)
Mampu men-download materi pelajaran dari internet
d) Mampu meng-upload materi mata pelajaran ke internet dan atau intranet. 6) Memiliki pengalaman mengajar minimal 1 tahun sesuai dengan kompetensi yang diajarkan. 7) Minimal pernah mengikuti 6 bulan bekerja atau on-the job training di industri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
8) Memiliki pengembangan profesi dengan mengikuti pelatihan dengan sertifikat internasional. a.
Tenaga Kependidikan Seperti yang tentuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan SBI Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 8 ayat (1) menyatakan bahwa Tenaga kependidikan SBI sekurang-kurangnya meliputi
kepala sekolah, tenaga
laboratorium,
tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga administrasi, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan, pada ayat (2) Tenaga kependidikan SBI memenuhi standar tenaga kependidikan yang diperkaya dengan standar tenaga kependidikan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya. c.1. Tenaga Pustakawan Menurut Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah menyatakan : A. Standar Kualifikasi Kepala Perpustakaan : Kepala Perpustakaan yang diangkat melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat : (1) berkualifikasi D4 atau S1; (2) memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah; (3) masa kerja minimal 3 tahun, Kepala Perpustakaan yang diangkat melalui jalur tenaga kependidikan harus memenuhi salah satu syarat : (1) berkualifikasi D2 Ilmu Perpustakaan dan masa kerja minimal 4 tahun; (2) berkualifikasi D2 non-ilmu Perpustakaan dengan ditambah sertifikat kompetensi pengelolaan Perpustakaan. B. Standar Kompetensi Kepala dan Tenaga Perpustakaan meliputi : (1) kompetensi manajerial, (2) kompetensi pengelolaaan informasi, (3) kompetensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
kependidikan; (4) kompetensi kepribadian; (5) kompetensi sosial; (6) kompetensi pengembangan profesi. Pustakawan sebagai tenaga pendukung pada SMK RSBI harus memenuhi syarat kompetensi antara lain : a.
tingkat pendidikan minimal D3;
b.
memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, meliputi: 1) memahami
dan
mampu
mengaplikasikan
system
pengelolaan
perpustakaan; 2) mampu melakukan akses dan kerjasama dengan perpustakaan lain di dalam negeri maupun luar negeri untuk pertukaran informasi; 3) memahami dan mengoperasikan berbagai koleksi media elektronik yang terdapat di perpustakaan; c.
mampu berbahasa inggris sesuai dengan bidang kepustakaan ekuivalen standar toeic > 450
d.
memiliki kemampuan dalam bidang komputer meliputi : 1) mampu mengoperasikan system pengelolaan perpustakaan berbasis komputer; 2) mampu mengoperasikan word processing, spread sheet, dan basis data; 3) mampu menggunakan internet untuk pencarian dan temu kembali sumbersumber referensi.
e.
memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun; c.2. Tenaga Laboratorium Menurut Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
A. Standar Kualifikasi Kepala Laboratorium : Kepala Laboratorium yang diangkat melalui jalur pendidik harus memenuhi syarat : (1) berkualifikasi S1; (2) memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan laboratorium sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah; (3) masa kerja minimal 3 tahun, Kepala laboratorium yang diangkat melalui jalur tenaga teknisi/laboran harus memenuhi salah satu syarat : (1) berkualifikasi D3 dan masa kerja minimal 5 tahun; (2) memiliki sertifikat sebagai kepala laboratorium dari lembaga. B. Standar Kompetensi Tenaga Laboratorium meliputi : (1) kompetensi kepala laboratorium : kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi professional. (2) kompetensi teknisi laboratorium : kompetensi kepribadian, kompetesni sosial,
kompetensi
administrative,
kompetesni professional, (3) kompetensi laboran ; kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi administrative, kompetensi professional. Tenaga Laboran sebagai tenaga pendukung pada SMK RSBI harus memnuhi syarat kompetensi antara lain : a.
tingkat pendidikan minimal D3/SMK;
b.
memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, meliputi: 1) mampu melakukan pendataan dan penyimpanan secara sistematik alat-alat laborat/bengkel; 2) mampu
mengoperasikan,
memelihara,
dan
memperbaiki
alat-alat
laboratorium/bengkel; 3) mampu membantu guru dalam mempersiapkan kegiatan laboratorium; 4) memahami dan mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip keselamatan kerja;.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
c.
mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris ekuivalen standar toeic > 300
d.
memiliki kemampuan dalam bidang komputer meliputi : 1) mampu mengoperasikan
system
pengelolaan laboratorium
berbasis
komputer; 2) mampu mengoperasikan word processing, spread sheet, dan basis data; 3) mampu menggunakan internet untuk pencarian dan temu kembali sumbersumber referensi berkaitan dengan kegiatan laboratorium/bengkel. e.
memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun; c.2. Tenaga Administrasi Sekolah Adapun standar tenaga administrasi sekolah menurut Permendiknas Nomor
24 Tahun 2008 menyebutkan bahwa kompetensi teknis yang harus dimiliki tenaga administrasi sekolah meliputi : 1) mampu melaksanakan administrasi kepegawaian 2) mampu melaksanakan administrasi keuangan 3) mampu melaksanakan administrasi sarana dan prasarana 4) mampu melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat 5) mampu melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan 6) mampu melaksanakan administrasi kesiswaan 7) mampu melaksanakan administrasi kurikulum 8) mampu melaksanakan administrasi layanan khusus 9) mampu menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Khusus Kepala Tata Usaha Sekolah harus memiliki kualifikasi : a.
berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
b.
pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi sekolah minimal 4 tahun;
c.
memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, meliputi: 1) mampu mengelola manajemen SDM, keuangan, sarana dan prasarana, dan kesekretarisan; 2) mampu mengoperasikan data entry dan pemutakhiran data;
d.
mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris ekuivalen standar toeic > 450
e.
memiliki kemampuan dalam bidang komputer meliputi: 1) mampu mengelola administrasi sekolah berbasis komputer; 2) mampu menggunakan internet untuk pencarian dan temu kembali sumbersumber informasi untuk pengambilan keputusan.
7. Program Pendampingan Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMK pada tahun 2007 telah menetapkan pemberian dana imbal swadaya kepada 170 SMK untuk mempercepat pencapaian SMK bertaraf Internasional sesuai dengan profil yang ditetapkan. SMK sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang mampu memasuki pasar kerja Nasional dan Internasional. Untuk meningkatkan mutu SMK tersebut, Direktorat Pembinaan SMK telah melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah Program Bantuan Pendampingan SMK RSBI oleh Institusi lain. Program Bantuan Pendampingan SMK oleh institusi lain adalah program bantuan
yang dilakukan oleh Lembaga/Institusi Pendidikan yang memiliki
pengalaman dan kompetensi untuk memberikan bimbingan dan layanan dalam bidang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) SMK, peningkatan mutu pembelajaran, pengembangan inovasi metodologi pembelajaran, membangun sumber belajar, peningkatan networking, dan pengembangan standar-standar pendidikan. Pada tahun 2007 Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, telah menunjuk PPPPTK (P4TK) Bisnis dan Pariwisata Jakarta, sebagai salah satu Institusi lain untuk melaksanakan Program Pendampingan SMK RSBI. Menurut Permendiknas Nomor 8 Tahun 2007 tugas dan fungsi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bisnis dan Pariwisata adalah “melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan bidangnya”, tugas dan maksud pendampingan adalah dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan program pendampingan SMK RSBI oleh P4TK sebagai lembaga yang ditunjuk adalah untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing SMK RSBI, serta dapat : 1) Memberikan layanan pendampingan dibidang manajemen, SDM, penataan bengkel, kerjasama industri, dan pengembangan model-model metodologi pembelajaran; 2) Mendampingi pelaksanaan manajemen KBM; 3) Mengembangkan alat bantu pembelajaran; 4) Mengembangkan model pembelajaran berbasis produksi; 5) Mengembangkan standar-standar pendidikan dalam upaya peningkatan mutu SMK;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
6) Mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran dalam rangka Produstion Based Trainning (PBT) di SMK; 7) Mengembangkan networking dengan institusi dalam dan luar negeri; 8) Mendampingi pelaksanaan penerapan Teaching Factory dalam rangka menuju SMK mandiri; 9) Melalkukan pembinaan dan pengembangan sekolah untuk mencapai profil Sekolah Bertaraf Internasional. (P4TK 2007) 8.
Program Sister School Dalam buku Panduan penjaminan mutu sekolah bertaraf internasional yang
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional menetapkan satu indikator mutu operasional sekolah adalah melaksanakan kegiatan sister school. Puncak dari keberhasilan itu ditandai dengan pelaksanaan kerja sama kemitraan dengan sekolah di negara-negara yang berkeunggulan dalam bidang pendidikan dalam meningkatkan mutu lulusan sehingga sekolah menghasilkan mutu yang setara dengan sekolah unggul lainnya. Sister school adalah serangkaian kegiatan kerja sama antara dua lembaga pendidikan atau lebih yang berada dalam naungan yayasan atau penyelenggara yang sama atau berbeda baik dalam satu negara atau dalam ruang lingkup global yang mengembangkan kesamaan prinsip pada peningkatan mutu perencanaan, disain program,
maupun
meningkatkan
kerja
sama
dalam
memfasilitasi
siswa
mengembangkan potensi kolaborasi pada tingkat nasional atau global. Wikipedia menyatakan bahwa melalui kegiatan sister school sekolah dapat mengembangkan kerja sama kemitraan tingkat internasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Untuk mengembangkan kegiatan sister school diperlukan prasyarat utama; yaitu sekolah: ·
memiliki kemampuan berinteraksi secara lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris.
·
memiliki sambungan ke jaringan internet
·
memiliki informasi yang mamadai untuk dipertukarkan, misalnya sistem informasi sekolah telah didokumentasikan dalam bentuk dokumen elektronik.
·
memiliki biaya jika akan melakukan kunjungan langsung
·
memiliki keunggulan tertentu sebagai bahan kerja sama (Depdiknas 2009)
9.
Sistem Manajemen Mutu ISO SMK Negeri 1 Purwokerto Komitmen peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat
mutlak dalam rangka mengantisipasi dampak era globalisasi dan pasar bebas. Disisi lain peningkatan daya
tampung
serta relevansi pendidikan perlu mendapatkan
perhatian yang memadai dari semua pihak, agar lembaga pendidikan terkait dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai suatu system dari pendidikan nasional mempunyai tugas khusus menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang trampil serta professional untuk mengisi pada berbagai posisi pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Untuk mewujudkan hal tersebut maka SMK RSBI harus berupaya semaksimal mungkin mencapai standar tenaga kerja sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja serta mampu bersaing di tingkat Nasional maupun Internasional. Sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
salah satu SMK berstandar internasional telah mencanangkan dalam proses pendidikan dan pelatihannya menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2000 adalah system yang ditetapkan oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan di bidang mutu sesuai persyaratan dalam memenuhi tuntutan dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian program SMM di SMK RSBI ditekankan pada
kegiatan perbaikan system
manajemen sekolah dengan menerapkan seluruh persyaratan-persyaratan yang ada pada dokumen ISO 9001 : 2000, dimulai dari penerapan prinsip-prinsipnya sampai dengan pencapaian setifikasi,
hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan (stakeholders) yaitu masyarakat, dunia industri dan dunia kerja. Keuntungan-keuntungan lain dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 di SMK RSBI, adalah : 1.
membantu meningkatkan daya saing;
2.
dapat menjalankan system yang taat asas;
3.
kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan data-data yang akurat;
4.
membantu sekolah menemukan peluang untuk perbaikan-perbaikan yang terus menerus berkelanjutan;
5.
menghilangkan
kemandegan
perkembangan
system
dengan
selalu
ditetapkannya sasaran dan tantangan baru; 6.
kualitas tamatan dapat selalu ditingkatkan karena system ini menekankan pada upaya mewujudkan kepuasan pelanggan;
7.
mendapatkan pengakuan internasional dalam system manajemen yang diterapkan. (Depdiknas 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
10. Pelatihan leadership untuk Kepala Sekolah Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Maju mundurnya kinerja sebuah organisasi ditentukan oleh sang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer merupakan pemegang kunci maju mundurnya sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Richardson dan Barbe (1986) yang menyatakan, “principals is perhaps the most significant single factor in establishing an effective school” (Kepala Sekolah merupakan faktor yang paling penting didalam membentuk sebuah sekolah yang efektif). Disisi lain kepala sekolah sebagai sebagai administrator telah memiliki kemampuan profesional dan ketrampilan yang memadai. Keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu ketrampilan konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan tehnikal. Keterampilan konseptual meliputi; kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok.. Keterampilan tehnikal merupakan kecakapan dan keahlihan kepala sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolahan kelas. 11. Komponen Sarana dan Prasarana Sarana prasarana sebagai pendukung program SBI sesuai Pasal 45 ayat I UU
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Standar sarana dan prasarana lebih lanjut dijelaskan dengan Peraturan Pemerintah Mendiknas RI Nomor 78 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah pada bagian kelima pasal 10 : (1) SBI memenuhi standar sarana dan prasarana yang diperkaya dengan standar negara anggota OECD atau negara maju lainnya, (2) Setiap ruang kelas SBI dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK, (3) SBI memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran (e-library) di seluruh dunia, (4) SBI memiliki ruang dan fasilitas untuk mendukung pengembangan profesionalisme guru, (5) SBI melengkapi sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk mengembangkan potensinya dibidang akademik dan non-akademik. Dalam Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 dinyatakan Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK secara umum meliputi : a.
Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan prasarana untuk melayani 3 rombongan belajar.
b.
Ketentuan tentang lahan antara lain : efektif, aman, sesuai dengan peruntukannya, jelas kepemilikannya.
c.
Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan banyaknya jenis dan program keahlian dan rombongan belajar masing-masing program keahlian.
d.
Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan, persyaratan keselamatan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
kesehatan, kemudahan akses, kenyamanan, dilengkapi dengan instalasi listrik, dapat bertahan minimal 20 tahun, dan dilengkapi dengan ijin mendirikan bangunan. e.
Pemeliharaan bangunan dibagi dua yaitu pemeliharaan ringan dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun dan pemeliharaan berat dilakukan minimal sekali dalam 20 tahun.
f.
Kelengkapan sarana dan prasarana ruang meliputi : 1) ruang kelas 2) ruang laboratorium 3) ruang laboratorium fisika 4) ruang laboratorium kimia 5) ruang laboratorium IPA 6) ruang laboratorium komputer 7) ruang laboratorium bahasa Berkaitan dengan sarana dan prasarana khususnya SMK SBI menurut P4TK
Jakarta (2007) maka terdapat ciri khasnya meliputi : 1.
Memiliki Fasilitas Standar Trainning Workshop Fasilitas ini harus dimiliki oleh SMK untuk proses pembelajaran dengan
tujuan agar lulusannya mampu bekerja sesuai dengan standar industry, kriteria standar training ini meliputi : 1) Program diklat penguasaan kompetensi dasar. 2) Terintegrasi dengan Unit Produksi untuk pembelajaran kompetensi dasar 3) Sebagai tempat pelaksanaan uji kompetesni sekolah 4) Telah
menggabungkan
berbagai
pembelajaran
commit to user
kompetensi
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
menghasilkan produk utuh. 2.
Memiliki Fasilitas Advance Trainning Workshop Pada tahapan ini SMK SBI telah memiliki : 1) Paket pembelajaran; 2) Memiliki program training ketrampilan untuk masyarakat; 3) Memiliki sertifikasi dengan pengakuan internasional; 4) Pelanggan dari sekolah lain dan industry ikut dalam paket training; 5) Sebagai perwakilan pelaksana training institusi internasional;
3.
Memiliki Fasilitas Teaching Factory Kriteria SMK SBI bidang fasilitas Teaching Factory meliputi : 1) Memiliki paket training kewirausahaan 2) Adanya minimal satu produk terjual 3) Adanya lima produk inovasi setiap tahun 4) Kontribusi hasil TF untuk 20% operasional sekolah
4.
Memiliki Fasilitas Tempat Uji Kompetensi (TUK)
12. Komponen Siswa (Peserta Didik) Kriteria Keluaran Sekolah SBI : (a) SBI memiliki keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek; (b) Mempunyai pengakuan internasional yang dibuktikan dengan hasil sertifikasi dan akreditasi berpredikat baik dari salah satu Negara anggota OECD dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Siswa atau peserta didik merupakan target utama yang diharapkan untuk berubah, berkembang dan pada akhirrnya akan menjadi lulusan yang mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Dalam mencapai tujuan tersebut maka diperlukan pembelajaran yang sinkron dengan tujuan yang diharapkan. (www.mandikdasmen.depdiknas.go.id). Ada 3 hal sifat/karakteristik siswa yaitu : 1.
karakteristik atau keberadaan yang beikenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir. Mengucapkan hal - hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor.
2.
karakteristik yang hubungannya dengan latar belakang dan status social (Sociacrhard).
3.
karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan - perbedaan kepribadian seperti sikap, perataan, minat. Karakteristik tersebut digunakan sebagai acuan untuk memberdayakan seluruh
sistem dalam satuan pendidikan agar alumnusnya mampu bersaing dengan alumnus sekolah asing baik dalam negeri maupun luar negeri. (Sardiman 2007) 13. Peranan Orang Tua/Masyarakat (Komite Sekolah) Menurut Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002 Komite Sekolah merupakan sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. Peranan Komite sekolah (orang tua dan masyarakat) terhadap penyelenggaraan sekolah bertujuan untuk : 1.
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
2.
Meningkatkan
tanggung
jawab
dan
peran
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 3.
Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sangat dibutuhkan
untuk peningkatan mutu pendidikan, bukan hanya berwujud material saja tetapi dapat berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah. Fungsi dari komite sekolah adalah pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), Controlling agency (pengawas), dan
sebagai
mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu layanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Sebagaimana komite sekolah, Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan herarkis. B. Hasil Penelitian Yang Sejenis 1.
Kamid Priyanto : IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 KEBUMEN.
Tesis : Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan ; a. Program RSBI di SMA N 1 Kebumen. b. Implementasi Program RSBI terhadap peningkatan mutu pendidikan di SMA N 1 Kebumen. c. Pencapaian hasil program RSBI, dan d. Kendala-kendala dan upaya mengatasinya. Hasil penelitian ditemukan bahwa ; 1. Program RSBI berupa SDIP (School Developing and Invesment Plan), merupakan program jangka lima tahun dengan sasaran pengembangan pada komponenkomponen ; kurikulum dan proses pembelajaran, Penilaian, manajemen sekolah, kesiswaan, Pendidik dan tenaga kependidikan,, sarana prasarana dan kerja sama institusi. 2. Implementasi Program RSBI mengacu pada SDIP tertuang pada program kerja tahunan sekolah dengan target sasaran prioritas didasarkan pada sembilan penjaminan mutu RSBI. 3. Pencapaian hasil program RSBI di SMA N 1 Kebumen secara umum dapat dinyatakan semua program dapat memenuhi Sembilan penjaminan mutu RSBI. 4. Beberapa kendala implementasi RSBI di SMAN 1 Kebumen antara lain : b. penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM guru dan Staf masih tergolong rendah; c. dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandar internasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolah masih belum sesuai yang diharapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
d. siswa belum semuanya dapat mengikuti tes berstandar internasional, baik dari Cambrigde University maupun dari ICAS ataupun yang lainnya. e. kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA) masih belum semua memenuhi sesuai ketentuan. Semua ini masih terkait dengan keterbatasan dalam pendanaan. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan kualifikasi SDM guru dan Staf melalui berbagai pelatihan, kursus, pemberian subsidi studi lanjut dan pendekatan kepada pemkab Kebumen
dan komite sekolah, agar
dapat meningkatkan
dukungan
pendanaannya. 2.
Aditya Tri Nugroho : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SURAKARTA, Skripsi, FKIP, UNS Tahun 2010, Hasil penelitian : a.
Pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta dipengaruhi oleh komponen-komponen pembelajaran yang terdiri dari: Kurikulum KTSP Spektrum, Kompetensi Guru, Kompetensi Siswa, Bahan pembelajaran berupa modul, Media pembelajaran bervariasi, Metode Pembelajaran inovatif, Lingkungan Pembelajaran kondusif, Evaluasi Pembelajaran yang valid. Sistem bilingual dan moving class belum diterapkan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.
b.
Faktor penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta: (a) Tenaga pendidik yang berkualitas secara akademis dan berpengalaman serta berprestasi. (b) Lingkungan sekolah yang kondusif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
lahan yang luas menjadi alternatif dalam melaksanakan pembelajaran. (c) SMK Negeri 6 Surakarta telah bersertifikat ISO 9001:2000. c.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta adalah (a) Belum sempurnanya proses adaptasi para tenaga pendidik dan anak didik dalam perubahan paradigma pembelajaran yang menjadi pembelajaran model RSBI. (b) Terbatasnya skill individu tenaga pendidik dan anak didik. (c) Komponen-komponen pembelajaran belum sesuai dengan standar program RSBI.
d.
Cara-cara mengatasi faktor pengahambat dalam pelakanaan pembelajaran di RSBI SMK Negeri 6 Surakarta adalah (a) Perbaikan sumber daya tenaga pendidik melalui pelatihan-pelatihan dan kursus. (b) Peningkatan kualitas anak didik dan sosialisasi program pembelajaran RSBI bagi para siswa. (c) Perbaikan terhadap fasilitas sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran RSBI. C. Kerangka Berpikir Sebagai bagian dari negara di dunia, Indonesia turut berpartisipasi dalam kancah
internasional, baik dalam bidang politik, ekonomi, perdagangan, keamanan, dan pendidikan. Dalam era globalisasi ini terjadi persaingan yang semakin ketat dalam bidang teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk mengatasi itu diperlukan beberapa macam upaya, upaya yang pertama adalah penguasaan teknologi agar dapat meningkatkan nilai tambah, memperluas keragaman produk (barang dan jasa), dan mutu produk. Langkah kedua adalah meningkatkan manajemen yang dapat menambah efektifitas dan efisiensi proses peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Upaya yang ketiga adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, perkembangan, dan pemenangan persaingan pada era global ini secara berkelanjutan dengan dukungan teknologi dan manajemen yang kuat. Terkait hal-hal tersebut sektor pendidikan di Indonesia terdorong membuka program pendidikan berstandar internasional dalam rangka untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul lewat pembenahan system pendidikan nasional. Untuk merealisasikan program tersebut dicantumkan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat (3), dan dipertegas dalam rencana strategis (RENSTRA) Depdiknas tahun 2005-2009 yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota. Upaya pemerintah untuk merealisasikan program SBI dengan memberikan bantuan pengembangan yang bermacam jenis baik yang berasal dari APBN, APBD Tk 1 maupun dari pemerintah daerah kabupaten/kota, dengan sasaran kegiatan bidang kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, dengan harapan mampu menghasilkan keluaran (out put) yang berkualitas internasional. Keleluasaan satuan pendidikan untuk mengembangkan sendiri dengan dipimpin kepala sekolah beserta warga sekolahnya (guru, siswa, orang tua siswa, komite sekolah dan masyarakat) didukung tim kerja yang professional dan kompak serta transparan merupakan wujud dari implementasi SBI. Ada empat sasaran utama implementasi kegiatan SBI, yaitu meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan ditingkat regional dan internasional, antisipasi terjadinya migrasi tenaga kerja internasional, meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar kerja internasional, mempertahankan peluang kerja tenaga kerja Indonesia di pasar kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
nasional yang dibentuk oleh perusahaan asing di Indonesia. Sekolah Bertaraf Internasional sebagai salah satu program unggulan untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Disamping itu sekolah juga diberi kebebasan untuk mengatur, mengembangkan kurikulum pembelajaran sendiri dengan mengembangkan standar yang telah ditentukan.
D.
Pelaksanaan RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto
Skema Kerangka Berpikir
Kriteria SMK RSBI : - Kurikulum dan Proses Pembelajaran - Ketenagaan dan siswa - Sarana dan Prasarana - Output (Lulusan) - Orang Tua/ Komite Sekolah, dan Masyarakat - Memiliki Syster School - Menerapkan Standar ISO dalam manajemen
Hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto
commit to user
Hasil Pelaksanaan RSBI sesuai dengan kriteria SMK RSBI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yakni kata metode dan penelitian, kata metode dari bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian sebagai cara yang tepat dan capat dalam mengerjakan sesuatu, sedang pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa “Metode Penelitian Pendidikan adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Dengan demikian metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan antara lain : (1) rasional, (2) empiris, dan (3) sistematis. Sedangkan istilah metode penelitian menurut Sugiyono (2010) adalah “Suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.” Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang membahas tentang cara kerja untuk memahami obyek atau peristiwa dengan menggunakan metode ilmiah.
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
A. 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian Tempat penelitian yang akan dijadikan obyek untuk memperoleh data yang
diperlukan guna mendukung terjadinya penelitian adalah SMK Negeri 1 Purwokerto sebagai Pelaksana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), yang berlokasi di Jalan dr. Soeparno No. 29 Purwokerto, Jawa Tengah. 2.
Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester kedua tahun pelajaran 2011/2012,
dengan prosedur kegiatan meliputi beberapa tahap : tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian. Secara rinci tahapan tersebut sebagai berikut :
No
Tahap Kegiatan
Nopember- JanuariDesember Maret
1
Persiapan Penelitian
v
2
Penulisan Judul dan Penyusunan Proposal
v
3
Studi penjajahan / studi pendahuluan
v
4
Konsultasi Dosen Pembimbing
v
5
Seminar Proposal
6
Revisi Proposal
7
Pengajuan Ijin Penelitian
8
Pelaksanaan Penelitian
v
9
Pengumpulan data dan Konsultasi Pembimbing
v
10
AnalisaData
v
11
Penyusunan Laporan Penelitian
v
12
Penulisan Bab 1, II dan III
v
v v v
commit to user
April
Mei
Juni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
13
Konsultasi Dosen Pembimbing
14
Revisi atau Perbaikan Bab I,IIdanIII
v
15
Penyusunan Bab IV s.d Bab V
v
16
Konsultasi Dosen Pembimbing
v
17
Revisi Bab IV s.d Bab V
v
18
Penyusunan Laporan Akhir Penelitian
v
19
Revisi - revisi
v
20
Penjilidan dan penyerahan tesis
v
v
B. Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009) Metode penelitian kualitatif adalah metode peneilitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dalam hal ini peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Kirk dan Miller dalam bukunya Lexy J. Moleong (2012) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial, yang fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya”. Dari dua pengertian tersebut disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif, data yang diambil berupa kata-kata tertulis, lisan serta perilaku yang berhasil diamati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
dari obyek yang diteliti. Data yang dikumpulkan harus dapat menggambarkan objek yang diteliti sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. C. Strategi Penelitian Strategi adalah cara dalam mencapai suatu tujuan, terkait dengan upaya ilmiah maka strategi adalah upaya memahami obyek yang menjadi sasaran ilmiah. Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif,
eksploratif
untuk menemukan
hal-hal
dan baru,
deskriptif. sedangkan
Penelitian penelitian
eksploratif
bertujuan
eksplanatif
bertujuan
menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan. Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini,
yang
lebih menekankan pada masalah
proses
dan
makna
(implementasi), maka jenis penelitian dengan strategi yang dipilih adalah penelitian kualitatif deskriptif. Strategi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian deskriptif dengan pendekatan tunggal terpancang. Karena tujuan penelitian adalah
untuk menggambarkan informasi dengan kata-kata atau uraian penjelasan
tertulis dari informan, sedangkan tunggal terpancang fokus permasalahan tentang Pelaksanaan RSBI pada SMK Negeri 1 Purwokerto. Dengan strategi penelitian kualitatif deskriptif tunggal terpancang peneliti optimis dapat mendeskripsikan data dan informasi berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang berbgai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan RSBI pada SMK RSBI – SMK Negeri 1 Purwokerto.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
D.
Sumber Data
Data atau informasi yang akan dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah: 1.
Informan Adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan
bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian. Setelah peneliti melakukan presurvey, sebagai kegiatan pendahuluan kemudian peneliti menetapkan pihak-pihak yang akan menjadi subyek informasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti. Sebelum melakukan penelitian lebih dahulu peneliti melakukan penjajakan lapangan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang keadaan sekolah yang menjadi sasaran penelitian. Setting penelitian sebagai wadah pencarian data terdiri dari tiga dimensi sosial yaitu tempat dan peristiwa, pelaku, dan dokumen sekolah. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber informan melalui teknik wawancara dengan subyek penelitian kemudian dituliskan dalam bentuk catatan lapangan, diantaranya : Kepala Sekolah (Drs. Ruslan Haris R, M.Pd.), Dra. Rubiyah (Wakil Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008), WKS Urusan Kurikulum (Drs, Khairul SRB), Thoyib Abdullah (WKS Sarpras), Drs. H. Sugiyanto, M.Pd. (WKS HKI), Insan, S.Pd., Dra. Suparwini, Tanton Cahyanto, S.Kom. (Ketua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Kompetensi Keahlian), Dra. Tuti Hartini (Guru BK/BP), Drs. Agus Nuryanto (Ketua BKK), dan Siswa Kelas XII AP1. 2.
Dokumen dan Arsip Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang digunakan adalah segala bentuk
arsip dan dokumen yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, meliputi : Surat Ketetapan RSBI, Visi dan Misi sekolah, dokumen/arsip pengelolaan RSBI, rekaman peristiwa, data dan foto-foto pelatihan guru, arsip dan data prestasi siawa, sarana dan prasarana pendukung, data guru dan karyawan. 3.
Lokasi Penelitian dan Aktivitas Penelitian Adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini tempat
yang digunakan sebagai sumber data yaitu SMK RSBI – SMK Negeri 1 Purwokerto. Aktivitas yang diteliti adalah proses awal penerimaan siswa baru, kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, penyiapan sarana dan prasarana, penyiapan SDM (Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan), serta lulusan. E. Teknik Sampling Dalam penelitian ini, peneliti hanya menentukan sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan permasalahan yang diteliti. Penentuan informan
ini
menggunakan
teknik
purposive
sampling.
Moleong
(2012)
mengemukakan bahwa “Dengan teknik purposive sampling ini terkandung maksud untuk menyaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber data dan bangunannya”. Peneliti juga dapat menggunakan teknik bola salju (snowball sampling), untuk memperoleh data yang mendalam yaitu dengan menentukan informan yang mengetahui masalah penelitian. Informan yang terpilih dapat menunjukan informan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
yang lebih tahu, maka pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan pendalaman dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Sehingga teknik pengambilan data dan informasi diibaratkan bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin berkembang besar. Dalam penentuan sampel menggunakan teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama menentukan satu atau beberapa orang informan untuk diwawancarai. Tahap kedua, dari informan yang pertama selanjutnya menunjuk informan berikutnya yang dirasa lebih mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Kemudian peneliti mewawancarai informan tersebut dan demikian seterusnya sampai pada suatu saat dimana peneliti memutuskan data telah mencukupi. Sumber data atau key informan adalah Kepala Sekolah untuk mengetahui pelaksanaan SBI secara umum. Wakil kepala sekolah urusan kurikulum untuk mengetahui tentang struktur program kerja dalam pelaksanaan SBI, wakil kepala urusan sarana prasarana untuk mengetahui tentang sarana pendukung proses pembelajaran. Sumber lain yaitu guru kompetensi produktif Akuntansi dan Administrasi Perkantoran untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan pengantar Bahasa Inggris dan ICT dan sumber data dari siswa, untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya kendala dalam menerima pelajaran metode SBI dengan sarana prasarana yang ada sekarang ini, serta staf Tata Usaha, komite/orangtua dan masyarakat guna memperoleh data-data keadminisrasian pada unit kerja SMK Negeri 1 Purwokerto. F. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dalam penelitian yang bertujuan untuk membuktikan tentang kebenaran suatu peristiwa atau kegiatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Untuk dapat memenuhi keabsahan data yang nantinya didapat, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi: 1. Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi antara peneliti dengan informan guna memperoleh data atau informasi untuk kepentingan tertentu melalui komunikasi langsung dengan serangkaian pertanyaan secara sistematis. Menurut Arikunto (2010) menyatakan “wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan sebuah dialog yang dilakukan oleh eneliti secara langsung kepada informan atau pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi/gambaran yang jelas dan terperinci serta mendalam mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara yang merupakan suatu cara pengumpulan data secara langsung dengan informan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan beberapa informan yang dianggap memahami masalah yang diteliti. Oleh sebab itu sebelum melakukan wawancara peneliti perlu menentukan informan kunci. Beberapa
pertimbangan
dalam
menentukan
informan
kunci
adalah
(1) Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang manajemen sekolah, (2) Mengetahui arah perkembangan sekolah sesuai visi dan misi sekolah, (3) Memahami prinsip pengembangan kurikulum sekolah, (4) Memahami prosedur pengembangan kurikulum, (5) Memahami isi dan materi dari kurikulum nasional dan internasional. Adapun infroman kunci tersebut adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wakil Manajemen Mutu ISO, Ketua Kompetensi Keahlian, dan Guru Mata Pelajaran Kompetensi Produktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Pencatatan hasil wawancara merupakan suatu aspek yang penting, karena jika tidak dilakukan dengan semestinya maka sebagian dari data hasil wawancara akan mudah hilang, dan wawancara akan sia-sia. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan cara pencatatan langsung dengan alat recording, dan pencatatan dari ingatan secara terpadu. Proses wawancara dilakukan baik secara formal maupun informal, wawancara informal dilakukan kepada siswa secara spontanitas. Materi wawancara diarahkan pada implementasi program RSBI di sekolah yang meliputi bidang-bidang kurikulum, sarana dan prasarana, kegiatan PBM RSBI serta kendalakendala dalam pelaksanaannya. 2. Observasi Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan subyek dan obyek penelitian di lokasi penelitian sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini proses observasi adalah mengamati tentang segala sesuatu yang dapat mendukung permasalahan penetian tentang implementasi program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto yang meliputi bidang-bidang kurikulum, sarana dan prasarana, KBM, pembinaan kesiswaan, praktek kerja di industri, dan penyaluran tamatan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan implementasi. 3. Teknik Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat, mengumpulkan dan mempelajari dokumen dan arsip yang isinya berhubungan dengan masalah dan tujuan penelitian, serta mempelajari benda-benda tertulis, seperti buku-buku, laporanlaporan, literature, dan dokumen yang relevan dengan masalah penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan rekaman dari dokumen-dokumen yang dimiliki informan untuk melengkapi data tentang : (1) kriteria SMK RSBI (2) kurikulum nasional dan internasional, (3) sarana dan prasarana di RSBI, (4) perangkat KBM (5) pembinaan siswa SMK RSBI (6) penyaluran tamatan. Tabel 1. Rincian pengumpulan data : No Karakteristik Data 1.
2.
3
Sub Data
Gambaran Umum Sejarah, Visi, dan SMK Negeri 1 Misi SMK Negeri 1 Purwokerto Purwokerto Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto
Implementasi RSBI
Faktor-faktor penghambat dan upaya mengatasinya
Teknik
Sumber Data
Wawancara, dokumentasi
Kepala Sekolah, dokumentasi
Wawancara, dan dokumentasi
Kepala Sekolah, dan dokumentasi
Sarana dan prasarana Wawancara dan observasi
Wakasek Sarpras
Sejarah, Persiapan, Wawancara dan penyiapan SDM (guru, staf, dan siswa)
Kepala Sekolah dan Wakasek Kurikulum
Implementasi Pembelajaran RSBI
Wawancara, observasi
Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Siswa, Waka Sarpras.
Kendala yang dihadapi
Wawancara
Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, Siswa, Waka Sarpras.
Faktor penghambat dan optimalisasi implementasi SBI
Wawancara, Observasi
Wakasek dan guru
G. Uji Validitas Data Setelah data yang didapatkan terkumpul maka diperlukan verifikasi data untuk memperoleh keabsahan penelitian, teknik validitas data yang digunakan adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
1. Triangulasi Menurut Moleong (2012)
Trianggulasi
adalah teknik
pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap
obyek
penelitian.
Pada
trianggulasi
metode peneliti
mencocokan (cross check) antara hasil wawancara dan observasi dengan bukti dokumen. Selain itu peneliti juga menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran suatu informasi, khusunya tentang implementasi RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto. Pada triangulasi sumber data, peneliti menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Metode yang digunakan yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. 2. Review Informan. Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpul atau ditulis merupakan sesuatu yang dapat mereka setujui atau tidak, dilakukan review informan. Dalam kaitan itu, maka antara pengumpul atau penulis data dengan informan perlu berdiskusi agar tercapai saling pengertian dan kesepakatan di antara mereka. Review Informan dilakukan untuk mengetahui bahwa apa yang ditulis hasil wawancara benar dan dapat dipercaya, sebelum dibuat suatu laporan penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
perlu direview dan dimintakan lagi persetujuan dari informan (key informan) melalui diskusi sehingga disepakati oleh kedua belah pihak (Sumardjoko 2003). H. Analisis Data Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2009) menyatakan aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification). Keterangan : 1. Reduksi Data Merupakan proses menyeleksi data awal, menfokuskan, menyederhanakan dan menganalisis data kasar yang ada dalam fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sampai dengan tersusunya laporan akhir penelitian. 2. Penyajian Data Merupakan rangkaian
pengorganisasian informasi yang tersusun
dan
memungkinkan untuk melakukan tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Penyajian data ini dapat berbentuk grafik, matriks, dan bagan yang tersusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya. 3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi Dalam tahap ini berupa analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala dan kasus yang terdapat dalam lapangan. Analisis ini nanti dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, kemudian disajikan dan dipergunakan untuk menyusun kesimpulan sementara mengingat proses pengumpulan data masih berlangsung. Setelah mendapat data baru, kesimpulan tersebut dapat berubah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
I.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa langkah atau prosedur : 1.
Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan mulai dari menusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan.
2.
Tahap Pelaksanaan Sering disebut tahap lapangan, yakni peneliti menggali data dan sumber data yang relevan dengan tujuan penelitian.
3.
Tahap Analisis Data Merupakan usaha untuk menemukan data yang relevan dengan masalah penelitian.
4.
Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun dan menulis laporan setelah menganalisis data
5.
Tahap Penggandaan Laporan Setelah menyusun dan menulis laporan, kemudian digandakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian (SMK Negeri 1 Purwokerto) Hal-hal yang diperoleh dari hasil dokumentasi dan kegiatan pengumpulan data adalah sebagai berikut : Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Purwokerto 1.
Visi SMK Negeri 1 Purwokerto Visi SMK Negeri 1 Purwokerto adalah “SMK Negeri 1 Purwokerto sebagai pusat pendidikan dan pelatihan menuju sekolah bertaraf Internasional”
2.
Misi SMK Negeri 1 Purwokerto Berdasarkan Visi diatas maka Misi SMK Negeri 1 Purwokerto adalah : a.
Menghasilkan tamatan yang berkepribadian unggul dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3.
b.
Menyiapkan tenaga kerja yang handal dan professional;
c.
Menyiapkan tamatan menjadi wirausahawan mandiri dan tangguh;
d.
Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang siap mengisi pasar global.
Tujuan SMK Negeri 1 Purwokerto SMK Negeri 1 Purwokerto dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan
mempunyai tujuan sebagai berikut : a.
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b.
Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
commit 61 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi; c.
Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang produktif, kreatif, mampu bekerja secara mandiri serta mampu mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya;
d.
Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet, gigih dan tangguh dalam berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan kerja serta mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang dimilikinya.
e.
Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga sekolah;
f.
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal yang berorientasi kepada pencapaian kompetensi berstandar nasional serta menanamkan sikap professional dengan tetap mempertimbangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik;
g.
Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan DUDI dan institusi lain yang telah memiliki reputasi nasional dan internasional;
h.
Membekali peserta didik dengan keimanan, ketaqwaan serta kemampuan untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.
i.
Melaksanakan kegiatan praktik sesuai dengan bidang keahliannya dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
j.
Pembenahan yang berkelanjutan atas system manajemen sekolah dengan menerapkan seluruh persyaratan-persyaratan yang ada pada dokumen ISO 9001 : 2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
B. Temuan Hasil Penelitian 1. a.
Implementasi RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto
Kurikulum dan Proses Pembelajaran Sejak keluarnya Surat dari Dirjen Manikdasmen yang ditandatanganni oleh
Direktur Pembinaan SMK Nomor : 2835/C5.4/MN/2006 Tanggal 02 Oktober 2006 tentang Penetapan SMK Bertaraf Internasional, (catatan hasil dokumentasi No. 01, Surat Penetapan SMK SBI, lampiran 1). SMK Negeri 1 Purwokerto telah memberlakukan Kurikulum KTSP mulai awal tahun pelajaran 2006/2007 secara menyeluruh untuk semua mata pelajaran.(Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) No. 03, tanggal 28 Mei 2012, Pkl. 10.30, lampiran 3).
Pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan keharusan sesuai dengan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa KTSP disusun dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta dikembangkan sesuai dengan kondisi, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan peserta didik dari suatu sekolah/madrasah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran selain memenuhi standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) juga diperkaya dengan mengacu pada kurikulum salah satu sekolah yang setara dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga lulusannya (output) memiliki daya saing di forum internasional. Pelaksanaan kurikulum yang mengacu negara maju tersebut dilakukan melalui dua cara yaitu adaptasi dan adopsi. Adaptasi adalah penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam standar isi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
dan standar kompetensi lulusan dengan kurikulum negara anggota OECD dan atau Negara maju lainnya, sedang Adopsi adalah penambahan unsur-unsur tertentu yang belum ada dalam standar isi dan standar kompetensi lulusan dengan mengacu pada kurikulum
negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya. Demikian pula
pelaksanaan KTSP di SMK Negeri 1 Purwokerto telah melaksanakan adaptasi dan adopsi kurikulum dari Box Hill Institute Global Educations Melbourne-Australia, dengan maksud agar output sesuai dengan kriteria SBI, walaupun masih terbatas pada program keahlian Akuntansi. (catatan hasil dokumentasi (CHD)No.02. Perbandingan Kurikulum Nasional KTSP dengan kurikulum hasil adopsi dan adaptasi SBI, lampiran 2). 1). Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar yang harus diikuti oleh peserta didik. Muatan Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto meliputi : a)
Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu Struktur kurikulum SMK RSBI – SMK Negeri 1 Purwokerto meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. (catatan dokumentasi no. 03, struktur kurikulum kelas X, XI, dan kelas XII, lampiran 4). Struktur kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto terbagi atas 2 (dua) bidang keahlian yaitu : Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen serta Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, struktur masing-masing bidang keahlian disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, Struktur Kurikulum SMK RSBI- SMK Negeri 1 Purwokerto kelas X, XI, dan XII secara umum berisi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
-
Mata pelajaran wajib, dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) kelompok mata pelajaran Normatif, meliputi : Pend. Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, Penjaskes dan Olah Raga, (2) kelompok mata pelajaran Adaptif, meliputi : Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI, Kewirausahaan, Fisika, dan IPA, tujuan mata pelajaran wajib adalah membentuk manusia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
-
Mata pelajaran kejuruan, dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1) Dasar Kompetensi Kejuruan dan (2) Kompetensi Kejuruan, masing-masing memuat mata pelajaran-mata pelajaran produktif pada kompetensi keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Multimedia, Teknik Komputer
dan
Jaringan (TKJ), dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). tujuan mata pelajaran kejuruan adalah untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan, dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. -
Muatan Lokal, merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Jawa, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang.. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Mata pelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah -
Pengembangan diri, adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, PMR, Kerohanian Islam, kelompok tim olahraga, dan kelompok Paskibra. b). Muatan Lokal dan Pengayaan Muatan lokal yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Purwokerto bertujuan
untuk melengkapi Proses Belajar Mengajar (PBM), meliputi : Bahasa Jawa, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, kegiatan upacara setiap hari senin sebagai upaya pembinaan kedisiplinan, kegiatan kebersihan, dan pembinaan karier oleh BK, diberlakukan mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Sedang kegiatan pengayaan diberikan pada kelas XII berupa penambahan jam pelajaran untuk latihan-latihan menghadapi Ujian Nasional. c). Pengaturan Beban Belajar Pengaturan beban belajar yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Purwokerto menggunakan sistem paket yaitu penyelenggaraan program pendidikan dimana peserta didik wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dengan beban belajar yang sudah ditetapkan dalam struktur kurikulum. Pengaturan beban belajar ini dilakukan melalui : 1). Pengaturan jam tatap muka, 2). Penugasan terstruktur,
commit to user
3). Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
mandiri tak terstruktur, 4). Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin), dan 5). Ketuntasan Belajar Tabel 2. Jumlah jam pelajaran (tatap muka) per – minggu dalam struktur kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto, Tahun pelajaran 2011/2012 tercantum dalam tabel berikut : Kelas X XI XII
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen 46 46 46
Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi 48 48 48
c. 1) Pengaturan Jam Tatap Muka Alokasi waktu untuk setiap jam mata pelajaran seperti tercantum dalam struktur kurikulum. Alokasi waktu untuk semester genap dan gasal
pada tahun
pelajaran yang sama, diatur secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Penambahan jam pelajaran diberikan di kelas XII pada semester 5 dan 6, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ditambah 1 jam pelajaran, Bahasa Inggris, dan Matematika ditambah 2 jam pelajaran setiap minggu. Penambahan ini dimaksudkan dalam rangka menghadapi Ujian Nasional, agar siswa lebih siap. Adapun jadwal pendalaman materi ujian nasional mengikuti jadwal pelajaran biasa waktunya setelah selesai jam pelajaran terakhir. Untuk kelompok keahlian Bisnis Manajemen adalah : Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis
13.45 – 15.15
Sedang kelompok Teknologi Informatika, hari Rabu – Sabtu (jadwal menyesuaikan). (catatan dokumentasi No. 05. Jadwal Tambahan jam pelajaran, lampiran 6) Waktu dan Jadwal Pembelajaran Kegiatan Intrakurikuler.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Jam Belajar Hari Bisman Senin 8 Selasa 8 Rabu 8 Kamis 8 Jumat 6 Sabtu 8 Jumlah 46
Pukul Belajar TIK 9 9 8 8 6 8 48
No. 1 2 3 4 Break 5 6 Break 7 8 9
Non Jumat 7:15 8:00 8:00 8:45 8:45 9:30 9:30 10:15 10:15 10:30 10:30 11:15 11:15 12:00 12:00 12:30 12:30 13:15 13:15 14:00 14:00 14:45
Jumat 7:00 7:00 7:00 7:45 7:45 8:30 8:30 9:15 9:15 9:30 9:30 10:15 10:15 11:00
Pelaksanaan jam belajar untuk Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen dengan jumlah jam belajar 46 adalah sebagai berikut : Senin
07.00 – 07.45 Upacara 07.45 – 14.00 PBM (7 jam pelajaran)
Selasa, Rabu, Kamis 07.00 – 14.00 PBM (8 jam pelajaran) Jumat
07.00 – 07.45 Kebersihan Lingkungan dan Olah Raga 07.45 – 12.00 PBM (5 jam pelajaran)
Sabtu
07.00 – 14.00 PBM (8 jam pelajaran)
Pelaksanaan jam belajar untuk kelompok Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan jumlah jam belajar 48 ada perbedaan pada hari senin dan selasa yakni PBM dilakukan selama 9 jam pelajaran dengan 1 jam untuk upacara. Pengaturan tentang istirahat, selama 15 menit, kecuali hari jumat, break/istirahat ke-dua selama 30 menit digunakan untuk sholat dluhur bagi siswa dan guru muslim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum adalah 45 menit untuk 1 jam pembelajaran. Minggu efektif dalam 1 tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 – 38 minggu. (catatan hasil dokumentasi No. 04 Kalender Pendidikan, lampiran 5). c. 2). Penugasan Terstruktur Kegiatan penugasan terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Kegiatan pembelajarannya berupa pendalaman materi untuk peserta didik yang dirancang oleh guru sesuai silabus dan standar kompetensi lulusan (SKL) untuk mencapai kompetensi. Alokasi waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh guru misalnya satu minggu, atau pada hari itu juga. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Alokasi waktu 0% - 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. c. 3). Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru namun tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran. Kegiatan pembelajarannya berupa pendalaman materi untuk peserta didik dan dirancang untuk mencapai kompetensi tertentu. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pelaksanaan kegiatan mandiri ini pada setiap mata pelajaran bervariasi disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing. Penyelesaian tugas mandiri tidak terstruktur ditentukan oleh guru dan siswa boleh mengumpulkannya kapan saja yang penting komitmen sampai dengan batas maksimum yang telah ditentukan. Misalnya tugas dikumpulkan paling lambat satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
minggu sebelum UTS atau satu minggu sebelum semester atau dua minggu sebelum ujian nasional. Tugas mandiri tidak terstruktur ini oleh guru dibarengi dengan pegangan murid seperti konsep materi pembelajaran dari guru, diktat , modul, bahan ajar lainnya, seperti perpustakaan sebagai referensi mereka dalam melaksanakan tugas tersebut, bisa juga koran atau Internet, dapat juga dikerjakan secara berkelompok. Alokasi yang tersedia yaitu antara 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. c. 4). Kegiatan Prakerin (Praktek Kerja Industri) Tantangan kualifikasi SDM di era globalisasi menuntut lulusan SMK harus melakukan peningkatan kompetensinya agar dapat bersaing di pasar bebas. Prakerin (Praktek Kerja di Industri) merupakan sistem pemelajaran di SMK yang dilakukan diluar Proses Belajar Mengajar (PBM) dan dilaksanakan pada perusahaan/industri atau instansi yang relevan, dimana siswa melakukan kegiatan bekerja langsung di dunia industri sehingga memiliki tingkat keahlian yang ditentukan, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh WKS Hubungan Kerja Industri (HKI) SMK Negeri 1 Purwokerto bahwa ”peran dunia usaha dan industri pada SMK
adalah
menjadi mitra bagi sekolah dalam menghasilkan tamatan yang berbobot di bidang kejuruan, serta meningkatkan efektifitas pembelajaran di sekolah” (Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) no. 04, tanggal 29 Mei 2012, pkl. 11.00, lampiran 3). Menurut Keputusan Mendikbud No. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG) pada SMK pasal 1 ayat 1 menyebutkan Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang dilaksanakan di DUDI meliputi 2 (dua) kompetensi yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
a.
Praktek Kompetensi Dasar Kejuruan, dilaksanakan di industri yang memiliki fasilitas pelatihan memadai, dilaksanakan di sekolah bila fasilitas pelatihan di industri tidak memadai.
b.
Praktek Kompetensi Kejuruan, dilaksanakan di industri dalam bentuk praktek kerja industri atau on job trainning, dengan kegiatan berupa mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan. Agar pelaksanaan prakerin efektif
dan efisien, maka sekolah harus
mempersiapkan siswanya sebelum praktik di dunia kerja. Alokasi waktu untuk prakerin diambil dari durasi waktu mata pelajaran kompetensi kejuruan (1044 jam), lama minimal 500 jam (45 menit) atau setara dengan 2 bulan. Pelaksanaan kegiatan praktek kerja di industri SMK Negeri 1 Purwokerto dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan terbagi menjadi 2 bagian (catatan hasil dokumentasi No. 12, Panduan Singkat Praktek Kerja Industri (Prakerin) Tahun Pelajaran 2011/2012, lampiran 15) yaitu : a.
Pada saat siswa kelas XI melaksanakan praktek kerja di industri baik di instansi pemerintah maupun di instansi swasta. Sebelum dilakukan pelepasan ke industri, siswa diberi pembekalan dengan materi tentang berbagai hal berkaitan dengan seluk beluk dunia kerja
b.
Pada saat siswa kelas XII selama kurang lebih satu bulan dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan idhul fitri, tempat prakerin dikhususkan di pasar-pasar swalayan di sekitar kota Purwokerto. Prakerin
ini
dinamakan
”prakerin
produktif”
karena
selama
siswa
melaksanakan prakerin akan diberikan imbalan atas kegiatan yang dilakukan, hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
merupakan realisasi kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan dunia industri c. 5). Ketuntasan Belajar SMK Negeri 1 Purwokerto dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai target pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Secara bertahap dan berkelanjutan sekolah selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. (catatan hasil dokumentasi No. 06, Kriteria Ketuntasan Minimal, lampiran 7). 2). Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran setelah SMK Negeri 1 Purwokerto memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 pada tanggal 20 Mei 2005, kemudian dilanjutkan ISO 9000 : 2008 pada tahun 2011, selalu mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada standar operasional prosedur (SOP). Penerapan standar mutu ISO di sekolah RSBI sangat bermanfaat bagi sekolah seperti apa yang dikemukakan oleh Wakil Manajemen Mutu ISO SMK Negeri 1 Purwokerto bahwa “apabila semua warga sekolah taat pada ketentuan yang berlaku yang tercantum pada sasaran mutu masing-masing unit kerja kemudian melakukan tugas-tugas secara tepat, cepat, dan selalu siap dengan data/catatan, maka pelayanan kepada pelanggan terutama siswa akan terjamin dan terpuaskan, hal ini akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah termasuk didalamnya dunia usaha dan dunia industry” (Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) no. 08, tanggal 31 Mei 2012, pkl. 09.00, lampiran 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Demikian pula pada bidang kegiatan pemelajaran yaitu setiap awal semester guru diharuskan menyusun administrasi pemelajaran secara lengkap antara lain : silabus, RPP, alat evaluasi, materi bahan ajar berbasis TIK misalnya berupa power point, termasuk referensi apa yang digunakan oleh guru dan siswa pada semester tersebut. (catatan hasil dokumentasi No. 10 contoh materi pembelajaran berbasis TIK (powerpoint) mata pelajaran mengelola dokumen di tempat kerja, kelas XII, lampiran 11). Penggunaan media pembelajaran berbasis TIK sesuai dengan karakteristik dari sekolah bertaraf internasional (SBI) yaitu penerapan pembelajaran berbasis TIK. Dalam buku Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional menyebutkan bahwa “ proses pembelajaran di sekolah SBI menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran”, termasuk penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar khususnya pada mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan. Saat ini SMK Negeri 1 Purwokerto baru menerapkan sekitar 10%-20% dengan bahasa Inggris, nantinya secara bertahap akan ditingkatkan. (Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional, Depdiknas, Jakarta, 2007). Untuk menunjang proses pembelajaran buku berbahasa Inggris (bilingual) untuk kebutuhan siswa SMK tidak banyak tersedia di pasaran mengingat sebagian besar mata pelajaran berupa keterampilan, sedang untuk mata pelajaran sains dan matematika baru tersedia sekitar 5% dari rasio jumlah siswa, ini berarti belum mencukupi sementara baru tersedia buku pegangan untuk guru. Sejak tahun pelajaran 2010/2011 pengadaan buku teks oleh sekolah terus dilakukan untuk semua mata pelajaran menggunakan anggaran dari bantuan APBD I dan APBN, proses pengadaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
dilakukan secara berjenjang dimulai usulan dari program-program keahlian, sampai kepada kepala perpustakaan sebagai tim pengadaan.
Hal ini diharapkan dapat
memenuhi kriteria sekolah SBI, dimana setiap siswa dan guru memiliki minimal 1 buku (textbooks) untuk masing-masing mata pelajaran. Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di kelas untuk memenuhi kriteria SBI, SMK Negeri 1 Purwokerto telah mengadakan berbagai program untuk menumbuhkan
kreatifitas
dan kualitas guru
dalam
pembelajaran, misalnya :
workshop implementasi metode mengajar yang baru, workshop PTK, pelatihan bahasa Inggris kerjasama dengan lembaga kursus. (catatan dokumentasi : foto kegiatan workshop/pelatihan) Dengan mengikuti berbagai pelatihan tersebut guru SBI diharapkan menggunakan metode pembelajaran, media pembelajaran, serta system evaluasi yang bervariasi termasuk juga kelengkapan administrasi pemelajaran meliputi : silabus, RPP (lesson plan), alat evaluasi, menggunakan bahasa Inggris. (catatan hasil dokumentasi No. 11, contoh lesson plan mata pelajaran pemasaran, lampiran 9). Penggunaan pengantar bahasa Inggris dalam pembelajaran khususnya guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan masih kurang dan belum memenuhi standar SBI. Demikian pula siswa sebagian masih kurang dalam penguasaan bahasa Inggrisnya tetapi sebagian lain cukup memuaskan, seperti apa yang dikemukakan oleh WKS Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto bahwa “Siswa kita sangat bervariasi kemampuan Bahasa Inggrisnya, maka untuk meningkatkan kemampuannya disamping melalui proses pembelajaran juga melalui kegiatan ekstrakurikuler misalnya debat bahasa Inggris, Tes TOEIC untuk kelas XII, English Day, dan pidato berbahasa Inggris setiap hari Senin.” (Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) no. 03, tanggal 28 Mei 2012, pkl. 10.30, lampiran 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Tuntutan SBI menyebutkan bahwa guru pengajar harus memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan atau tertulis menggunakan bahasa Inggris, memenuhi standar skor TOEIC > 450. Selain kemampuan dalam berbahasa Inggris, guru SBI harus memiliki kemampuan untuk menggunakan media pembelajaran berbasis TIK/ICT, dan mampu mengembangkan materi pengajaran berbasis internet baik download maupun upload, serta mengajar dengan menggunakan media elektronik tersebut. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Secara keseluruhan fungsi tersebut antara lain : a.
Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang sebelumnya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang sebelumnya teoritis menjadi fungsional praktis.
b.
Membangkitkan motivasi belajar
c.
Memperjelas penyajian pesan dan informasi.
d.
Memberikan stimulasi belajar atau keinginan untuk mencari tahu.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh – pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi, hal ini sesuai dengan kriteria model pembelajaran SBI.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media berbasis TIK/ICT dan internet harus difasilitasi dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pembelajaran ini, pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Purwokerto telah merealisasikan pemasangan : komputer (PC) dan LCD pada setiap ruang kelas, ruang laboratorium, ruang guru, dan ruang sidang, hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran oleh guru berjalan lancar, efektif dan efisien (catatan hasil dokumentasi No. 07 daftar inventaris sarana dan prasarana, lampiran 10). b.
Ketenagaan SMK Negeri 1 Purwokerto 1.
Kepala Sekolah Kepala Sekolah telah memiliki pengalaman dalam manajemen sekolah cukup
baik, dengan bekal pengalaman selama 6 tahun sebagai kepala sekolah, sebelumnya telah memimpin beberapa sekolah diantaranya : SMK Pertanian Kalibagor, Kabupaten Banyumas, SMK Negeri Purwojati, Kab. Banyumas, dan SMK Negeri 2 Purwokerto. Dengan kemampuan professional dan pengalaman manajemen yang dimiliki kepala sekolah telah sesuai dengan kriteria SBI yaitu menunjukkan kemampuannya dalam menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. Kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan mengevaluasi (supervisi) kinerja mereka seharihari. Disisi lain kepala sekolah sebagai sebagai administrator telah memiliki kemampuan profesional dan ketrampilan yang memadai. Keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu ketrampilan konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan teknikal. Keterampilan konseptual meliputi;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok. Keterampilan tehnikal merupakan kecakapan dan keahlihan kepala sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolahan kelas. Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan wawasannya, kepala sekolah telah menyelesaikan pendidikan S1 bidang Administrasi Perkantoran dan Pascasarjana S2 bidang Magister Pendidikan. Kepala Sekolah juga telah beberapa kali mengikuti kegiatan seminar, loka karya, dan studi banding baik yang diselenggarakan di dalam dan luar negeri, termasuk juga guru-guru SMK Negeri 1 Purwokerto secara bergantian. Negara-negara tujuan studi banding dan attachment antara lain : Australia, Kanada, Pilipina, Inggris, Perancis, Singapura, dan Thailand. 2.
Guru (Tenaga Pendidik) Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka seorang guru harus mempunyai sejumlah kompetensi atau menguasai sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terkait dengan bidang tugasnya. Tenaga pengajar di SMK Negeri 1 Purwokerto sekitar 50% telah memiliki pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun. (catatan hasil dokumentasi No. 12, daftar guru dan karyawan, lampiran 13)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Upaya sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru dilakukan setiap tahun sekali dengan mengadakan berbagai macam workshop, IHT, seminar, dan loka karya, bekerja sama dengan perguruan tinggi yaitu UMP, dengan mengundang nara sumber sebagai konsultan dan pendampingan guru dalam menyiapkan pembelajaran, seperti : penelitian tindakan kelas (PTK), metode-metode pembelajaran. Sedang kemampuan menggunakan komputer berbasis ICT/internet dan bahasa Inggris baru mencapai 70% dari jumlah guru yang ada yaitu 92 orang, untuk itu pelatihan-pelatihan bahasa Inggris dan komputer berbasis ICT/Internet terus diprogramkan setiap semester sekali dengan bekerjasama dengan lembaga kursus dan pengelola ICT sekolah. (catatan hasil dokumentasi No. 13, hasil tes TOEIC guru, lampiran 14). Guru pada sekolah SBI harus meningkatkan tingkat pendidikannya minimal S1, Berdasarkan data hasil dokumentasi keadaan guru SMK Negeri 1 Purwokerto, disajikan pada tabel berikut : Tabel 3. Keadaan guru SMK Negeri 1 Purwokerto Tahun 2012 URAIAN
KETERANGAN Laki-Laki Perempuan 52 40
Jenis Kelamin Diklat Kejuruan/ Magang di Industri Tingkat Pendidikan
25 S2 5
10 S1 84
D3 1
Jumlah 92 35
Mhs 2
92
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dari jumlah guru sebanyak 92 orang, yang berpendidikan S2 baru sekitar 5% sehingga belum memenuhi kriteria sebagai SBI, untuk itu saat ini sedang ditugaskan kepada beberapa guru untuk meningkatkan pendidikannya di S2 dengan dana dari komite sekolah dan dana bantuan APBN dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
APBD I. Jumlah guru yang telah mengikuti magang/diklat kejuruan di industri sehingga memperoleh sertifikat adalah 35 orang ini berarti baru sekitar 38% jadi masih belum memenuhi target SBI, maka upaya sekolah adalah mengalokasikan dana untuk kegiatan ini di RAPBS. 3.
Tenaga Administrasi Sekolah (Tenaga Kependidikan) Tenaga administrasi yang ada di SMK Negeri 1 Purwokerto sekitar 80% telah
menguasai sistem administrasi berbasis komputer terbukti bahwa hasil-hasil pekerjaan selalu dikerjakan dengan komputer, namun masih perlu untuk ditingkatkan lagi kemampuannya.
Untuk keperluan pengelolaan informasi berbasis komputer
(Sistem Informasi Manajemen) belum diterapkan. SMK Negeri 1 Purwokerto belum memiliki tenaga pustakawan dan laboran yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk Sekolah Bartaraf Internasional, karena masih belum memiliki sertifikat khusus bidang perpustakaan dan laboratorium, hal ini disebabkan belum adanya lembaga yang akan melatih khusus berkaitan dengan bidang pekerjaannya. Jumlah tenaga administrasi seluruhnya ada 27 orang dan 13 orang masih berstatus pegawai tidak tetap/PTT. Sebagian besar tenaga administrasi meliputi bidang keuangan, kepegawaian, kearsipan, kesekretarisan, dan sarana prasarana berpendidikan SLTA, meskipun demikian kemampuan bidang komputer yang dimiliki cukup baik walaupun masih harus ditingkatkan lagi kemampuannya. Kepala Tata Usaha telah memenuhi kualfikasi SBI yaitu berpendidikan S1, memahami administrasi sekolah, memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan berbasis komputer, memiliki pengalaman lebih dari 4 tahun. Tenaga teknisi komputer saat ini meskipun berstatus PTT namun mempunyai kemampuan cukup baik untuk menfasilitasi kebutuhan sekolah dibidang ICT dan internet, hal ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
sangat menunjang bagi proses pembelajaran di sekolah SBI. Kemampuan berbahasa Inggris tenaga administrasi masih kurang, maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang cukup untuk mendukung pelaksanaan tugas administrasi SBI.(catatan hasil dokumentasi No. 12 daftar guru dan karyawan, lampiran 13) Tabel 4. Keadaan Staf Tenaga Administrasi SMK Negeri 1 Purwokerto URAIAN Laki-Laki 19 S1 2
Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan
4.
KETERANGAN Perempuan 8 SLTA 22
Jumlah 27 SLTP 3
Siswa (Input) Jumlah siswa SMK Negeri 1 Purwokerto pada tahun pelajaran 2011/2012
sebanyak 1193 siswa yang terbagi menjadi 39 rombongan belajar dengan perincian sebagai berikut : Tabel 5. Keadaan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat dan Program Keahlian Kelas X AK Kelas X AP Kelas X PM Kelas X MM Kelas X TKJ Kelas X RPL Kelas XI AK Kelas XI AP Kelas XI PM Kelas XI MM Kelas XI TKJ Kelas XI RPL Kelas XII AK Kelas XII AP Kelas XII PM Kelas XII MM
Jumlah Siswa (orang) Laki-Laki
Perempuan
L+P
4 0 1 15 22 20 4 3 2 6 18 13 8 3 3 14
112 96 95 17 10 12 112 93 95 26 14 17 106 90 86 18
116 96 96 32 32 32 116 96 97 32 32 30 114 93 89 32
commit to user
Jumlah Rombongan Belajar 4 3 3 1 1 1 4 3 3 1 1 1 4 3 3 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Kelas XII TKJ Kelas XII RPL Jumlah
22 15 173
9 15 1023
31 30 1196
1 1 39
Berdasarkan tabel diatas, ratio jumlah siswa terhadap jumlah kelas adalah 1 : 31 artinya setiap kelas rata-rata isinya 31 siswa, ini berarti setiap satu orang guru harus mengajar 31 siswa dikelasnya hal ini mengakibatkan : a.
Pemahaman guru terhadap siswa secara individual kurang maksimal.
b.
Ketrampilan yang diperoleh siswa tidak maksimal, dikarenakan penggunaan alat praktek tidak satu siswa satu (1 : 1) Dapat dikatakan jumlah kelas belum memenuhi syarat SBI yang idealnya
setiap kelas berisi maksimal 30 siswa sesuai ketentuan syarat ideal jumlah siswa RSBI per-kelas (Kebijakan SBI, www.mandikdasmen.depdiknas.go.id). Dengan demikian SMK Negeri 1 Purwokerto masih dibutuhkan penambahan jumlah kelas sekitar 20% sampai dengan 25% dari 1196 siswa. Sedangkan untuk ratio jumlah staf tenaga kependidikan dengan jumlah siswa masih kurang yaitu 1 : 2, hal ini belum sesuai dengan harapan SBI, disamping itu jumlah tenaga yang memiliki kemampuan bidang pengelolaan administrasi sekolah berbasis komputer masih kurang sehingga mengakibatkan pelayanan terhadap siswa kurang optimal. Oleh karena itu sekolah terus berupaya untuk mengadakan pelatihan-pelatihan bagi tenaga administrasi sekolah menggunakan anggaran dari komite dan bantuan APBN. Input siswa SMK Negeri 1 Purwokerto sejauh ini menggunakan nilai UN SLTP, Tes Minat Bakat, dan Surat keterangan sehat dari dokter, sehingga masih belum sesuai dengan ketentuan SBI yaitu Peraturan Mendiknas Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Dasar dan Menengah, pada Bab III pasal 16 ayat (1) c. yang menyatakan bahwa penerimaan siswa baru SBI pada jenjang SMA/SMK disyaratkan : (1) Nilai rata-rata rapor SMP minimal 7,5, (2) Nilai rata-rata ijazah SMP minimal 7,5, (3) Tes kecerdasan dan atau TPA diatas rata-rata, (4) Tes minat dan bakat, (5) Tes Bahasa Inggris, (6) Tes kemampuan TIK, (7) Surat keterangan sehat dari dokter, (8) Kesediaan membayar biaya kekurangan. Kondisi ini akan mempengaruhi siswa ketika dalam pembelajaran di kelas harus menggunakan alat-alat praktek yang berbasis IT serta pembelajaran berbahasa pengantar Bahasa Inggris untuk beberapa mata pelajaran produktif dan adaptif. Kenaikan kelas bagi seluruh siswa SMK Negeri 1 Purwokerto harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : siswa ditetapkan dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya apabila : a.
Telah menempuh dan memiliki seluruh nilai mata pelajaranyang harus dipelajari pada tahun yang bersangkutan.
b.
Tidak memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari 3 mata pelajaran (Program Adaptif/Normatif) atau kompetensi (Program Produktif).
c.
Tidak memiliki nilai kurang dari KKM untuk mata pelajaran :Agama, Pend. Kewarganegaraan, Seni dan Budaya, PenjasOrkes.
d.
Memiliki nilai sekurang-kurangnya “baik” pada penilaian sikap/afeksi : Akhlak Mulia dan Kepribadian Berdasarkan catatan hasil dokumentasi kondisi siswa yang mengulang tiga
tahun terakhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Tabel 6. Angka Mengulang Siswa 3 (tiga) tahun terakhir. Tahun Pelajaran 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Total
Jumlah Siswa 402 411 404 1217
Kelas X/orang 2 3 2 7
% 0,50 0,73 0,50 0,58
Jumlah Siswa 420 398 403 1221
Kelas XI/orang 1 4 1 6
% 0,24 1,01 0,25 0,49
Jumlah Siswa 542 415 389 1346
Kelas % XII/orang 3 0,55 ---0,00 1 0,26 4 0,30
Berdasarkan tabel 7 diatas, angka mengulang siswa secara keseluruhan menunjukkan telah memenuhi standar kenaikan kelas karena angka tinggal kelas 0,45% yaitu rata-rata persentase total,
dan keberhasilan kenaikan kelas 99,55%
selama tiga tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa penentuan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tiap mata pelajaran/kompetensi dinyatakan telah berhasil dan tuntas karena telah memperoleh nilai minimal sama dengan KKM, demikian pula dilihat dari penilaian afektif, akhlak mulia dan kepribadian menunjukkan telah memenuhi ketentuan diatas. (catatan hasil dokumentasi No. 09, tabel KKM per-mata pelajaran/kompetensi, lampiran 7). c.
Program pendampingan SMK Negeri 1 Purwokerto Program pendampingan SMK RSBI – SMK Negeri 1 Purwokerto telah
dilakukan sejak tahun 2008 namun kemudian pada tahun-tahun selanjutnya dilakukan melalui pembinaan dan dukungan dana oleh pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat sampai dengan sekarang tahun 2012. Hasil pendampingan sebagai berikut : 1). Pengembangan SMM ISO 9001- 2000, telah sesuai dengan tuntutan SMM ISO 9001 : 2000 dan berjalan dengan baik serta telah ada penyesuaian dengan format yang berkaitan dengan KTSP 2). 4 Mata pelajaran produktif menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia (Billingual)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
3). Fasilitas Standar Trainning Workshop (STW) masih dalam proses penyelesaian 4). Advance Trainning Workshop (ATW) dalam tahap persiapan dan pelaksanaan 5). Teaching Factory telah tercapai 100% 6). Penataan lingkungan sekolah menjadi Green School telah terlaksana dan terpelihara dengan baik 7). Komunikasi dengan Bahasa Inggris telah dilakukan dengan implementasi English Day, Guru Tamu dan Native Speaker 8). Partner Asing baru dalam tahap persiapan dan akan dikembangkan dengan MOU 9). Lulusan ke luar negeri telah berhasil mengirimkan tamatan 12 orang ke luar negeri untuk bekerja 10) Score TOEIC telah tercapai 60% siswa kelas XII telah memiliki skore >400 11). Program ICT telah terlaksana : mempunyai web, adanya virtual library, pembelajaran berbasis ICT, pemanfaatan ICT untuk e-learning dan administrasi pendidikan 12). Sertifikat Tempat Uji Kompetensi (TUK) telah memiliki 2 TUK yaitu Akuntansi dan ICT (catatan hasil dokumentasi No.22, hasil program pendampingan, lampiran 28)
d.
Sister School SMK Negeri 1 Purwokerto pada tahun 2011 telah mengutus 1 orang guru
untuk mengikuti studi banding ke Pilipina sebagai bentuk tindak lanjut dari MoU yang telah ditandatangani oleh Kepala SMK Negeri 1 Purwokerto dan President of La Consolecion College Manila, Philippine. Keberadaan tim dari SMK Indonesia mendapat dukungan penuh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Manila City. Program ini dijembatani oleh SEAMOLEC dan Konjen RI. MoU ditandatangani oleh DR. Gatot Hari Prijanto sebagai direktur SEAMOLEC dan Konjen RI di Manila.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Program ini adalah program studi banding untuk mata pelajaran adaptif dan produktif serta bencmarking dalam peningkatan mutu manajemen. Kerja sama yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Purwokerto bukan merupakan kegiatan yang pertama. Sekolah ini sukses pula menjalin kerja sama dengan Australia, Korea dan Singapura. Kegiatan ini melibatkan guru dan siswa sehingga koloborasi ini membuka cakrawala baru dalam membung kultur belajar yang berbasis kerja sama global. (catatan hasil dokumentasi No.23, MOU Sister School, lampiran 29) e.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 Dalam rangka peningkatan mutu sekolah, SMK Negeri 1 Purwokerto telah
sukses mengembangkan program SMK berstandar Nasional dan telah memperoleh pengakuan sebagai sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI). (catatan hasil dokumentasi No. 01, Surat Penetapan SMK SBI, lampiran 1) Sebagai konsekuensinya SMK Negeri 1 Purwokerto harus komitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip SMM ISO 9001 : 2000 dan ISO 9001 : 2008 pada seluruh bidang kegiatannya, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan yaitu masyarakat, dunia industri dan dunia kerja. Program-program kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011/2012 antara lain : 1. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah tentang SMM ISO 9001:2008 2. Audit Internal SMM ISO 9001:2008 3. Pelatihan pemahaman SMM ISO 9001:2008 diikuti oleh Tim ISO dan Komite Sekolah serta Dinas Pendidikan. ( catatan hasil dokumentasi No.24, Laporan Audit Internal Tahun 2012, lampiran
30)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
f.
Pelatihan Leadership Kepala Sekolah Kepala SMK Negeri 1 Purwokerto telah mengikuti berbagai pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan manajemennya. Ada tiga jenis pelatihan keterampilan yang telah diikuti kepala sekolah yaitu : (1) keterampilan pengelolaan (manajerial skill) yang berhubungan dengan pengajaran dan pengembangan kurikulum, keuangan, pemeliharaan sarana prasarana dan hubungan masyarakat; (2) pelatihan pengetahuan teknis (technical knoledgel) diantaranya : equipment simulator, computer instruction; (3) keterampilan konseptual (conceptual skills) diantaranya : pelatihan kewirausahaan, keterampilan pengambilan keputusan, dan berbagai bentuk pelatihan khusus. (catatan hasil dokumentasi No.25, data pelatihan yang telah diikuti Kepala Sekolah, lampiran 31) g.
Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana SMK Negeri 1 Purwokerto telah cukup
memenuhi standar sekolah SBI, luas lahan yang dimilki : 14320 m2, luas bangunan (total) : 8223 m2, saat proses penelitian ini berlangsung sedang dilakukan pembangunan gedung khususnya untuk ruang-ruang pembelajaran sehingga ada beberapa kelas proses PBM-nya berpindah (moving class) namun dilihat dari jumlahnya (jumlah rombongan belajar 39, jumlah ruang kelas 39) jadi telah terpenuhi dan sesuai dengan kriteria SBI seperti rata-rata luas 63 m2, semua ruang kelas terdapat LCD, PC, dan terhubung dengan internet.(catatan hasil dokumentasi No.18, denah ruang dan sarana penunjang kegiatan pembelajaran, lampiran 21). Sarana praktek siswa telah terpenuhi 90% semua program keahlian telah memiliki laborat praktek sendiri, seperti laborat komputer multimedia, TKJ, dan RPL, laborat bahasa, laborat komputer KKPI, laborat administrasi perkantoran, laborat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
komputer
akuntansi, laborat pemasaran/praktek penjualan dengan jumlah alat
mencukupi bahkan laborat-laborat tersebut telah difungsikan untuk pelatihan tidak hanya bagi warga sekolah sendiri tetapi juga untuk masyarakat umum termasuk alumni, institusi pasangan (DUDI). Hal ini sesuai dengan kriteria SBI – SMK yaitu laborat telah berfungsi sebagai Standar Trainning Workshop (STW) dan Advance Trainning Workshop (ATW). (P4TK Bispar, Jakarta, 2007). Pemanfaatan laborat tidak hanya untuk pelatihan saja tetapi juga telah digunakan untuk fasilitas Teaching Factory yaitu model pembelajaran praktek produktif secara langsung (learning by doing) oleh factory, dimana
proses
siswa pada
setting sebuah
dan hasil belajarnya dimuati tanggung jawab standar
kompetensi sehingga siswa tahu apa yang dihasilkan dari proses belajarnya dapat diterima oleh pasar (konsumen) atau tidak, kegiatan ini memanfaatkan keberadaan laborat beserta sarana dan prasarana yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah seperti membantu menambah biaya operasional sekolah dan tempat pembelajaran kewirausahaan bagi siswa. Sarana perpustakaan, secara fisik sudah representatif memenuhi kriteria perpustakaan SBI namun dari koleksi buku-buku dan jaringan IT-nya masih belum. Jumlah koleksi buku yang ada belum mencapai 1000 judul agar sesuai dengan jumlah siswa, buku-buku yang ada 90% masih berbahasa Indonesia dan belum bilingual, jaringan internet belum sempurna sehingga siswa belum dapat mempergunakannya secara maksimal. Berbagai upaya sekolah telah dilakukan untuk memenuhi jenis dan jumlah koleksi buku serta pembangunan jaringan internet di perpustakaan melalui program e-library menggunakan dana dari komite sekolah, APBN, dan APBD I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Jenis sarana prasarana dan peralatan/perabotan yang dimiliki sekolah adalah sebagai berikut : Tabel 7. Jenis Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Purwokerto
No
Nama Ruang
Jumlah Ruang / Unit
Panjang/ Unit (m)
Lebar/ Unit (m)
Luas (m2)
Kondisi B
v v
1
Ruang Teori / Kelas
32
12
9
120
2
Laboratorium IPA Laboratorium Komputer Akuntansi Laboratorium Praktek Perkantoran Laboratorium Praktek Komputer Multimedia Laboratorium Bahasa Laboratorium MesinMesin Bisnis Laboratorium Komputer (KKPI) Laboratorium Praktek Komputer RPL Laboratorium Praktek Komputer TKJ Laboratorium Praktek Kantor Mini Ruang Perpustakaan Ruang SAS (Self Access Studi) Ruang ICT Ruang Praktek Kewirausahaan (Bisnis Center) Ruang Gudang Inventaris Ruang UKS Toko Praktek (Swalayan) Ruang BP / BK Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang OSIS Ruang Sekretariat ADB
2
10
8
80
1
12
12
144
1
12
10
120
1
10
10
100
1
12
9
108
1
10
9
90
2
12
9
108
1
10
9
90
1
10
9
90
1
10
6
60
1
12
11
132
1
8
7
56
1
4
3
12
v
1
10
4
40
v
1 1 1 1 1
8 4 12 8 6
4 4 10 6 5
32 16 120 48 30
1
6
12
72
v v v v v v
4 1 1 1
16 9 6 6
10 6 5 5
160 54 30 30
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
commit to user
v v v v v v v v v v v
v v v v
RR
RB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Dari
Invest SMK Ruang QMR ISO 1 6 5 30 Kamar Mandi Guru Laki4 3 2 6 Laki Kamar Mandi Guru 4 3 2 6 Perempuan Kamar Mandi Siswa Laki6 3 2 6 Laki Kamar Mandi Siswa 6 3 2 6 Perempuan Ruang UKS 1 10 3 30 Ruang Ibadah 1 13 10 130 Ruang Sidang/Rapat 1 12 5 60 Rumah Penjaga Sekolah 1 6 5 30 Unit Produksi 1 11 6 66 Ruang Multimedia Teacher Resource Research Centre (TRRC) Ruang Olahraga Dapur / Pantry 1 2 2 4 Kantin / Warung Sekolah 2 10 8 80 Lapangan Olahraga / 3 125 100 1250 Upacara Tempat Parkir 4 15 3 45 uraian diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya potensi dasar
v v v v v v v v v v
v v v v SMK Negeri 1
Purwokerto untuk maju telah memadai, ini ditunjukkan dengan tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang potensial, sarana prasarana yang cukup memadai. Akan tetapi potensi tersebut belum diolah secara maksimal karena keterbatasan dana dan tenaga ahli yang mampu. h.
Orang tua siswa/masyarakat (Komite Sekolah) Penyelenggaraan program RSBI merupakan program yang memerlukan daya
dukung semua pihak mulai sejak perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Peranan dan keterlibatan komite sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat sebagai partner sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah pada dasarnya merupakan bagian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
integral dari system pendidikan di sekolah, maka sudah seharusnya pihak-pihak tersebut memberikan dukungan baik moril maupun materiil untuk kemajuan sekolah. Komite sekolah SMK Negeri 1 Purwokerto dibentuk pada tanggal 14 Juli 2008 dengan SK Komite Sekolah Nomor : 001/Komite SMKN1/VIII/2008,
tugas dan
fungsi komite sekolah sesuai dengan Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002 yang mempunyai tujuan untuk : 1.
Menjadi penghubung antara orang tua siswa dan masyarakat dengan sekolah dalam berbagai kepentingan untuk kemajuan sekolah;
2.
Memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan;
3.
Membantu melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program-program
sekolah
khususnya
program
rintisan
sekolah
bertaraf
internasional; 4.
Membantu sekolah dalam menggali dana dari masyarakat dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan sekolah;
5.
Memberikan pertimbangan, menyetujui, dan mengesahkan RAPBS menjadi APBS. Adapun susunan komite sekolah SMK Negeri1 Purwokerto periode tahun 2008
– 2011 adalah sebagai berikut : No.
Jabatan Dalam Orgamnisasi
1.
Penasehat
2. 3. 4.
Ketua Sekretaris Bendahara Ketua Bidang Pendidikan
5. 6.
Ketua Bidang
NAMA Drs. Ruslan Haris. R, M.Pd. Bambang Parmono, S.E Agus Susilo, S.Pd. Drs. Fatah Hidayat Y. H. Sachidin Joyomartono Untung Suwarto
commit to user
Unsur Kepala Sekolah Tokoh Masyarakat KTU Guru Dunia Usaha/Industri Orang Tua/Wali
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
7. 8. 9. 10. 11. 12.
i.
Pengembangan Kasubdit Prakerin dan UP Kasubdit BKK Kasubdit Sarpras Ketua Bidang Humas Kasubdit Kurikulum dan Kesiswaan Kasubdit Dokumentasi dan Pelaporan
Miftahul Jannah Drs. Indi Sutopo Sarikin, S.H. Drs. Sugiyanto, M.Pd.
Siswa Siswa Tokoh Pendidikan Alumni Dewan Guru
Dra. Rubiyah
Dewan Guru
Sriyatno, S.Kom.
Dewan Guru
Output (Lulusan) Hasil Ujian Nasional Siswa SMK Negeri 1 Purwokerto, sebagai produk atau
output SBI menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini terlihat dari nilai rata-rata Ujian Nasional pada periode 3 tahun terakhir, seperti disajikan dalam tabel berikut : Tabel 8. Nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Purwokerto, 3 tahun terakhir. Tahun Pelajaran 2009/2010 2010/2011 2011/2012 1. Bahasa Indonesia 7,67 8,03 7,97 2. Bahasa Inggris 6,63 7,96 8,17 3. Matematika 7,61 8,30 7,94 4. Kompetensi Kejuruan 9,07 8,90 9,02 5. Tingkat Kelulusan 98,54% 99,76% 99,74% (sumber dokumen kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto Tahun 2012) No.
Mata Pelajaran
Rata-Rata 7,89 7,59 7,95 9,00
Berdasarkan tabel diatas, nilai Ujian Nasional SMK Negeri 1 Purwokerto selama tiga tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata 7,89, Bahasa Inggris 7,59, Matematika 7,95, dan Kompetensi Kejuruan 9,00, sehingga secara umum membuktikan bahwa siswa telah mencapai standar kelulusan minimal. (catatan hasil dokumentasi No. 13. Daftar Hasil UN, lampiran 16). Demikian pula tingkat kelulusan selama tiga tahun terakhir menunjukkan tingkat kelulusan yang tinggi, karena telah memenuhi syarat ketentuan lulus yaitu : (1) lulus Ujian Nasional, dengan kriteria kelulusan dari Depdiknas dan (2) lulus Ujian Sekolah dengan kriteria kelulusan yang ditentukan dari ujian sekolah dan rapat dewan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Keberhasilan sekolah kejuruan sering dikaitkan atau diukur dengan besarnya jumlah tamatan yang telah bekerja atau berwiraswasta. Berkaitan dengan hal tersebut, dibawah ini disajikan tabel prosentase lulusan siswa SMK Negeri 1 Purwokerto yang bekerja dan melanjutkan ke perguruan tinggi selama 3 (tiga) tahun terakhir. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan, Tahun 2010/2011 No.
Program Keahlian
1. 2. 3. 4. 5.
Akuntansi Adm.Perkantoran Penjualan Multimedia TKJ Jumlah Prosentase
Jumlah Siswa 128 116 112 29 30 415
Jumlah Siswa Lulus 128 115 112 29 30 414
Bekerja
%
100 86 81 18 17 302 72,95
78,13 74,78 72,32 62,07 56,67
Melanjutkan 27 24 22 7 12 92 22,22
% 21,09 20,87 19,64 24,14 40,00
Wirausaha ------1 --1 0,24
(sumber : materi Manajemen Review ISO 9001 : 2000 Tahun 2012) Tabel 10. Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan, Tahun 2009/2010 No.
Program Keahlian
1. 2. 3. 4.
Akuntansi Adm.Perkantoran Penjualan Multimedia Jumlah Prosentase
Jumlah Siswa 119 80 113 30 342
Jumlah Siswa Lulus 119 80 112 30 341
Bekerja
%
89 57 79 16 241 70,67
74,79 71,25 70,54 53,33
Melanjutkan 20 16 21 9 66 19,35
% 16,61 20,00 18,75 30,00
Wirausaha --1 1 --2 0,59
(sumber : materi Manajemen Review ISO 9001 : 2000 Tahun 2011) Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Penelusuran Tamatan, Tahun 2008/2009 No.
Program Keahlian
1. 2. 3. 4.
Akuntansi Adm.Perkantoran Penjualan Multimedia Jumlah Prosentase
Jumlah Siswa 119 77 112 33
Jumlah Siswa Lulus 119 77 112 33 339
Bekerja
%
97 63 91 19 270 79,65
82,91 81,82 81,25 57,58
Melanjutkan 10 12 16 7 45 13,27
(sumber : materi Manajemen Review ISO 9001 : 2000 Tahun 2010)
commit to user
% 8,55 15,58 14,29 21,21
Wirausaha 1 ------1 0,29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang bekerja sebanyak 79.65% dan yang melanjutkan 13,27%, tahun pelajaran 2009/2010 siswa yang bekerja sebanyak 70,67%, yang melanjutkan 19,35%, tahun pelajaran 2010/2011 siswa yang bekerja sebanyak 72, 95% dan yang melanjutkan sebesar 19,35%. Presentasi siswa yang bekerja dan berwirausaha 3 tahun terakhir mengalami fluktuatif, sebaliknya presentase siswa yang melanjutkan menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Namun persentase siswa yang bekerja masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa lulusan SMK tidak dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 15 yang menegaskan bahwa ;”Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”, ini berarti orientasi utama lulusan SMK adalah untuk bekerja atau berwirausaha mandiri sesuai bidang kejuruan yang ditekuninya. Sedangkan melanjutkan ke perguruan tinggi masih dipandang sebagai lembaga pendidikan yang eksklusif dan memerlukan biaya mahal. Keberhasilan siswa memperoleh pekerjaan setelah lulus tidak lepas dari peran Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Negeri 1 Purwokerto yang secara aktif memberikan layanan khusus terhadap tamatan SMK untuk mendapatkan pekerjaan. Peran BKK bagi lulusan SMK sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Ketua BKK SMK Negeri 1 Purwokerto :” peran BKK “BINA USAHA KARYA” SMK Negeri 1 Purwokerto adalah : 1.
Memberikan pelayanan informasi ketenaga-kerjaan kepada siswa dan almuninya yang akan memasuki dunia kerja;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
2.
Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah dan lembaga swasta dalam memberikan informasi ketenaga-kerjaan termasuk kegiatan pelatihan dan penyalurannya;
3.
Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan seleksi calon tenaga kerja yang bersumber dari tamatan SMK Negeri 1 Purwokerto bersama-sama dengan instansi pemerintah dan lembaga swasta;
4.
Membina hubungan kerjasama dengan alumni SMK Negeri 1 Purwokerto yang telah bekerja dan berhasil dalam bidang usahanya untuk membantu member peluang penempatan bagi tamatan yang memerlukan pekerjaan.” (Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) no. 09. Tanggal 31 Mei 2012, pkl. 10.30, lampiran 3). Keberadaan BKK di SMK merupakan realisasi dari Keputusan Bersama Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud RI dan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja RI nomor : 009/C/KEP/U/1994 dan nomor : KEP.02/BP/1994 tentang Pembentukan Bursa Kerja di satuan Pendidikan Menengah dan Pemanduan Penyelenggaraan Bursa Kerja, yang mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut : 1.
Memberikan layanan kerja bagi para lulusan SMK dalam mendapatkan informasi tentang pekerjaan di dunia industri maupun sebaliknya.
2.
Memberikan informasi mengenai pasar kerja, pendaftaran pencari kerja, memberikan penyuluhan dan bimbingan karir serta menyalurkan dan penempatan pencari kerja.
3.
Membantu sekolah dalam menyalurkan tamatan dan mendata keterserapan sekolah terhadap tamatannya melalui Aplikasi Informasi Bursa Kerja Khusus Online.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
(catatan hasil dokumentasi No. 17, Program BKK SMK Negeri 1 Purwokerto, tahun 2011, lampiran 25) Prestasi output pendidikan pada SMK - Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dapat dilihat dari prestasi akademik dan non akademik. Prestasi akademik telah ditunjukkan pada peningkatan nilai Ujian Nasional (UN), tingginya presentase kelulusan, dan banyaknya lulusan SMK yang diterima di dunia kerja. Sedangkan untuk prestasi non akademik dapat dilihat dari keberhasilan sekolah meraih juara dalam berbagai lomba yang bertaraf nasional dan internasional. (catatan hasil dokumentasi No. 15, daftar hasil kejuaraan yang diraih siswa, lampiran 21). Prestasi siswa non akademik tidak terlepas dari peran beberapa pihak antara lain : Guru Bimbingan Konseling, guru bidang Adaptif dan Normatif, serta tenaga kependidikan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan konseling dan ekstra kurikuler. Kegiatan pembinaan prestasi non akademik di SMK Negeri 1 Purwokerto merupakan wujud dari program pengembangan diri siswa, melalui aktif mengikuti kegiatan berbagai lomba baik tingkat regional, nasional, dan internasional. Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah atau madrasah sebagai penyelenggara
pendidikan.
Kegiatan
pengembangan
diri
merupakan
upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler. Seperti dikatakan oleh WKS Kesiswaan SMK Negeri 1 Purwokerto bahwa "kegiatan pembinaan siswa melalui program pengembangan diri dilaksanakan untuk membantu siswa agar tercapai perkembangan yang optimal baik kompetensinya, kepribadiannya, serta bertanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
jawab, jujur dan percaya diri” (Catatan Lapangan Hasil Wawancara (CLHW) no. 10, tanggal 31 Mei 2012 pkl. 12.30, lampiran 03). Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, diantaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan
karir,
dan
kegiatan-kegiatan
yang
tercakup dalam
kegiatan
ekstrakurikuler. Pengembangan diri di SMK Negeri 1 Purwokerto terutama ditujukan untuk bimbingan karir dan pengembangan kreativitas peserta didik, baik sebagai individu maupun kelompok yang akan menjadi generasi siap bekerja di segala bidang baik formal atupun informal. Bentuk-bentuk pelaksanaan pengembangan diri siswa meliputi : kegiatan bimbingan karir, bimbingan konseling dan bimbingan pengembangan kreativitas, dilakukan secara terprogram dan tidak terprogram. -
Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya, dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kelas yakni guru Bimbingan Konseling masuk kelas selama 1 jam per-minggu. Sedang pengembangan diri siswa dalam bentuk pengembangan kreatifitas dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain : Pramuka, PMR, OSIS, Pecinta Alam, dan Olah Raga. (catatan hasil dokumentasi No. 16, daftar kegiatan ekstrakurikuler, lampiran 18)
-
Kegiatan tidak terprogram (rutin, spontan, keteladanan) dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang diikuti oleh semua peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dilaksanakan melalui : a.
Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari besar nasional, senam setiap hari jumat, ibadah keagamaan bersama, pemeliharaan kebersihan kelas dan lingkungan misalnya melakukan piket kelas.
b.
Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: kunjungan rumah (home visit), pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c.
Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu. Jenis-jenis layanan konseling yang dilakukan di SMK Negeri 1 Purwokerto
antara lain : a.
Layanan Orientasi adalah layanan membantu peserta didik memahami lingkungan sekolah;
b.
Layanan Informasi adalah layanan untuk membantu peserta didik memahami berbagai informasi diri, social, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan;
c.
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan membantu peserta didik memperoleh
penempatan
dan
penyaluran
yang
tepat di
dalam
kelas,
jurusan/program keahlian, kegiatan ekstrakurikuler; d.
Layanan konten yaitu layanan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi, atau kebiasaan di sekolah, keluarga, dan masyarakat;
e.
Layanan konseling perorangan adalah layanan kepada peserta didik dalam menyelesaikan masalah pribadinya;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
f.
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam penyelesaian masalah pribadi melalui dinamika kelompok;
g.
Layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara tertentu dalam menangani masalah;
h.
Layanan mediasi yaitu layanan untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan permsalahan dan memperbaiki hubungan antar peserta didik. (catatan hasil dokumentasi No. 20, Program Bimbingan dan Konseling Model Pengembangan Diri. Tahun Pelajaran 2011/2012, SMK Negeri 1 Purwokerto, lampiran 17). 2.
Hambatan/Kendala Pelaksanaan RSBI Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program SBI di SMK
Negeri Purwokerto antara lain : (1) adopsi dan adaptasi kurikulum negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya, penerapan pembelajaran bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris), (2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (3) Sarana dan prasarana. a. Kurikulum Dari hasil observasi dan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan sebagian guru di SMK Negeri 1 Purwokerto, masih banyak ditemukan hambatan diantaranya : 1.
Sekolah belum memiliki internasional partnership untuk adopsi (penyetaraan) atau adaptasi (penyesuaian) kurikulum sekolah dengan kurikulum internasional sebagai salah satu penjaminan mutu RSBI, meskipun kepala sekolah dan guru SMK Negeri 1 Purwokerto telah ada yang melakukan studi banding ke luar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
negeri misalnya : Australia, Inggris, Philipina, Thailand, Korea, untuk menjalin sister schooll dan melakukan MOU tetapi tidak berjalan efektif karena keterbatasan penguasaan Bahasa Inggris, keterbatasan kerjasama melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi (internet) serta kelemahan pada pengembangan sistem 2.
Belum diterapkannya sistem kredit semester (SKS);
3.
Minimnya pengalaman membangun kerjasama dengan sekolah-sekolah mitra dinegerinya sendiri;
4.
Minimnya lembaga-lembaga yang bersertifikat internasional untuk menjalin kerjasama dalam bidang pengembangan profesi tingkat internasional.
b. Proses Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran masih banyak hambatan yang dialami, antara lain : 1) Masih banyaknya guru yang menggunakan model pembelajaran cenderung monoton (kurang variatif) dan sulit untuk diajak melakukan perubahan, padahal tuntutan SBI adalah guru harus mengajar dengan model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan); 2) Banyak guru yang kurang trampil berkomunikasi dengan bahasa Inggris sehingga pembelajaran sains, matematika dan mata pelajaran produktif belum sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris; 3) Masih terbatasnya kemampuan guru untuk akses terhadap TI berbasis internet sehingga pembelajaran masih sebatas menggunakan power point; 4) Belum adanya mitra internasional dalam pelaksanaan penilaian kompetensi siswa;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
5) Masih terbatasnya jumlah buku bilingual untuk referensi siswa dan guru yang tersedia di perpustakaan, terutama untuk mata pelajaran sains, matematika, dan teori kejuruan. c. Pendidik dan tenaga kependidikan Hambatan yang dialami pada masalah pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain : 1. Belum semua pendidik dan tenaga kependidikan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dikarenakan mind set bahwa dengan kemampuan yang ada pekerjaan dapat berjalan lancar, hal ini membawa implikasi terhadap peningkatan kualitas lulusan; 2. Masih banyaknya guru dan tenaga kependidikan yang belum termotivasi untuk meningkatkan tingkat kependidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dari data yang ada guru yang sudah berpendidikan S2 di SMK Negeri 1 Purwokerto baru sekitar 15%, padahal tuntutan SBI harus 30% dari jumlah guru yang ada. Sedang untuk tenaga kependidikan baru 1 orang S1 yaitu KTU sedang yang lain SLTA dan D3 dari jumlah tenaga kependidikan 24 orang. (catatan hasil dokumentasi No. 19, Data pokok sekolah tahun 2011, lampiran 12) 3. Banyak guru dan tenaga kependidikan yang kurang menguasai bahasa Inggris seperti yang dipersyaratkan oleh SBI minimal memiliki skor TOEIC > 450; 4. Masih terbatasnya kemampuan guru dan tenaga kependidikan untuk akses terhadap TI berbasis internet sehingga system informasi manajemen berbasis TI masih belum diterapkan;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
5. Terbatasnya jumlah teknisi komputer dan peralatan elektronik lainnya, sehingga menghambat proses pembelajaran ketika komputer dan peralatan yang digunakan rusak; Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi masalah-masalah diatas adalah mengadakan berbagai pelatihan antara lain : a. Workshop implementasi metode mengajar yang baru b. Pelatihan pembelajaran berbasis TIK c. Trainning bahasa Inggris bagi guru dan tenaga administrasi sekolah d. Workshop sinkronisasi kurikulum (catatan hasil dokumentasi No. 18, Rencana Penggunaan Dana SBP Non Fisik SMK ADB INVEST Tahun 2011, lampiran 24) d. Sarana dan Prasarana Dari hasil observasi dan wawancara terhadap Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana ditemukan beberapa hambatan yang berkaitan dengan sarana penunjang pembelajaran SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto, diantaranya adalah : 1) Terbatasnya jumlah buku referensi bilingual yang tersedia di perpustakaan, baik untuk pegangan guru maupun siswa. Sekolah pada tahun pelajaran 2010/2011 telah melakukan pengadaan buku referensi untuk siswa dan guru namun jumlahnya masih terbatas belum mencapai 1000 judul buku, sebagian besar berbahasa Indonesia, sedangkan untuk buku bilingual khususnya untuk mata pelajaran produktif, masih sulit ditemukan. 2) Tidak berfungsinya jaringan internet secara optimal, sehingga mengganggu dalam mengakses materi pelajaran. Permasalahan ini disebabkan pada tahun pelajaran 2011/2012 sekolah sedang melaksanakan pebongkaran dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
pembangunan kembali ruang-ruang kelas baru serta pengadaan sarana jaringan yang baru sehingga akses internet tidak maksimal. 3) Terbatasnya jumlah teknisi komputer IT sehingga apabila terjadi kerusakan sarana pembelajaran menggunakan komputer, LCD dan internet sehingga mengganggu proses pembelajaran oleh guru baik teori maupun praktik di kelas dan laborat. 4) Belum tersedia tenaga laboran khusus IPA sehingga penyiapan bahan dan sarana serta pemeliharaan alat dan bahan di laborat IPA tidak berjalan baik, kondisi ini mengakibatkan banyaknya alat-alat yang rusak serta kegiatan praktikum guru yang terganggu. 5) Pada tahun pelajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Purwokerto banyak melakukan pembangunan sarana dan prasarana gedung untuk ruang kelas dan laborat, hal ini mengakibatkan terganggunya proses pembelajaran. 5.
Hasil yang dicapai program RSBI
Berdasarkan uraian tersebut diatas temuan hasil penelitian tentang implementasi RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto adalah sebagai berikut : a. Penerapan program RSBI Seperti dijelaskan dalam “Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan “Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan atau negara maju lainnya yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum internasional”. Sesuai dengan konsep tersebut, implementasi program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto telah mempersiapkan diri memenuhi standar SBI dengan melaksanakan seluruh standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kinerja RSBI tingkat provinsi Jawa Tengah (catatan
hasl
dokumentasi
No.
21,
Rekapitulasi
Hasil
Evaluasi
Kinerja
Penyelenggaraan SMK RSBI Tahun 2012, lampiran 27) penerapan SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto telah sesuai dengan pencapaian standar kinerja minimal SBI, bahkan telah diperkaya dengan komponen X yang merupakan penambahan atau penguatan dari 8 (delapan) unsur SNP sebagai indikator kinerja kunci tambahan yang berstandar internasional. b.
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto selalu
berpedoman pada KTSP secara menyeluruh ditambah dengan muatan keunggulan sesuai dengan kriteria SBI. Setiap awal semester perangkat pembelajaran telah dipersiapkan oleh guru melalui kegiatan workshop dan pelatihan, termasuk pembelajaran untuk beberapa mata pelajaran menggunakan pengantar bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris dalam pembelajaran oleh guru belum baik, pemanfaatan media pembelajaran berbasis IT seperti komputer, dan LCD sudah cukup baik yakni 90% guru telah mampu menggunakan, namun pemanfaatan internet untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
pembelajaran belum optimal, karena terkendala oleh jaringan internet yang belum sempurna sehingga mengganggu akses materi pelajaran. c. Sarana Pendukung Sumber Daya Manusia (SDM) SMK Negeri 1 Purwokerto meliputi : kepala sekolah, guru, dan staf administrasi sekolah telah dipersiapkan sesuai dengan kriteria SBI, sekolah telah memprogramkan pelatihan berbahasa Inggris bekerjasama dengan lembaga kursus, pelatihan pembelajaran berbasis TIK telah diprogramkan melalui kegiatan workshop, seminar, IHT untuk mendukung proses pembelajaran. Selain SDM komponen sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran tersedia cukup lengkap, jumlah kelas sesuai rasio siswa, namun model pembelajaran moving class belum dapat dilaksanakan. Sarana dan prasarana laboratorium (IPA, Bahasa, Komputer KKPI, Praktek Produktif) telah disesuaikan dengan rasio siswa, sedang jaringan internet masih belum sempurna, perpustakaan belum memadai demikian pula ruang multimedia. d. Hasil Pembelajaran Hasil prestasi yang dicapai siswa SMK Negeri 1 Purwokerto dalam bidang akademik maupun non akademik tingkat regional, dan nasional cukup baik meskipun belum mencapai tingkat internasional. Hasil pembelajaran untuk angka mengulang siswa (tidak naik kelas) pada tiga tahun terakhir menunjukan secara keseluruhan telah memenuhi standar kenaikan kelas yaitu 0,98% angka tinggal kelas dan 99,02% angka keberhasilan kelas. Hasil Ujian Nasional Siswa SMK Negeri 1 Purwokerto, menunjukan hasil yang cukup baik, berdasarkan nilai rata-rata hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah telah menunjukan peningkatan kualitas out put SMK Negeri 1 Purwokerto yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata 7,89, Bahasa Inggris 7,59, Matematika 7,95, dan Kompetensi Kejuruan 9,00, sehingga secara umum membuktikan bahwa siswa telah mencapai standar kelulusan minimal. (catatan hasil dokumentasi No. 13. Daftar Hasil UN, lampiran 16). Meskipun demikian pembelajaran dengan pengantar bahasa Inggris dan pembelajaran berbasis TIK sebagai target SBI masih harus ditingkatkan. Hasil output (lulusan/tamatan) SMK Negeri 1 Purwokerto yang melanjutkan di Perguruan Tinggi dan bekerja telah memenuhi standar SBI dengan data sebagai berikut : pada tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang bekerja sebanyak 79.65% dan yang melanjutkan 13,27%, tahun pelajaran 2009/2010 siswa yang bekerja sebanyak 70,67%, yang melanjutkan 19,35%, tahun pelajaran 2010/2011 siswa yang bekerja sebanyak 72, 95% dan yang melanjutkan sebesar 19,35%. Presentasi siswa yang bekerja dan berwirausaha 3 tahun terakhir mengalami fluktuatif, sebaliknya presentase siswa yang melanjutkan menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Namun persentase siswa yang bekerja masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa lulusan SMK tidak dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tetapi dipersiapkan untuk bekerja atau berwirausaha mandiri. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian tentang Implementasi program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Penerapan program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto Penerapan program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto diawali dengan
persiapan beberapa komponen pendukung antara lain : kurikulum, sarana dan prasarana, kepala sekolah, tenaga administrasi sekolah, perpustakaan, dan kesiswaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Disamping komponen-komponen tersebut sekolah juga telah mempersiapkan dan melaksanakan 8 (delapan) unsur utama standar nasional pendidikan (SNP) sebagai jaminan akan mutu pendidikan secara standar nasional serta menerapkan tambahan X sebagai indikator standar internasional yang dijabarkan secara rinci pada Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT), meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Kondisi ini sesuai dengan kriteria sekolah yang akan dikembangkan menjadi SMK SBI antara lain : (1) mempunyai jumlah siswa minimal 1000 orang, (2) mempunyai luas lahan sampai dengan 10.000 m 2, mempunyai akreditasi A, (3) mendapat rekomendasi dan dukungan dari pemerintah daerah dan provinsi, (4) memilki Rencana Pengembangan Sekolah. (www. dikdas.kemdiknas.go.id/docs/Kebijakan-SBI.pdf) Di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen Sekolah, SMK Negeri 1 Purwokerto telah mempersiapkan dan melaksanakan dengan cukup baik. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan, “ sampai saat ini saya terus mengupayakan yang terbaik untuk mengembangkan sekolah ini, saya juga melakukan evaluasi rutin untuk melihat pencapaian hasil dan kinerja para guru.” (hasil wawancara dengan kepala sekolah). Peran kepala sekolah sebagai motor penggerak dan penentu arah kebijakan sekolah telah menjalankan sistem manajemen sekolah dengan cukup baik, terutama dalam mengorganisasikan guru dan tenaga staf sekolah dalam upaya mengembangkan mutu pendidikan meliputi : pengelolaan proses belajar mengajar, pengelolaan fasilitas belajar, dan menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2009) dalam bukunya “Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional” menyatakan kepala sekolah harus memilki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu. Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan (stakeholder) yaitu peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, pemerintah, dan masyarakat. Layanan yang harus diwujudkan tersebut meliputi : (1) layanan sesuai yang dijanjikan (reliability), jaminan kualitas pembelajaran (assurance), (3) iklim sekolah yang kondusif (tangible), (4) memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness). Sedangkan peran guru dalam pelaksanaan RSBI sudah cukup baik, selain sebagai pengelola kelas yaitu pemegang kendali jalannya proses belajar mengajar guru juga aktif mengikuti berbagai pelatihan metode pembelajaran dan penelitian tindakan kelas (PTK) disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung. Hasil wawancara dengan guru mengungkapkan bahwa “saya mengajar tentunya sesuai dengan RPP, dan bila alatnya memungkinkan menggunakan power point”. 2.
Pelaksanaan Pembelajaran Program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto Setiap awal tahun pelajaran dan awal semester semua guru telah
mempersiapkan perangkat pembelajaran. Mata pelajaran tertentu dipersiapkan menggunakan bahasa Inggris, khususnya matematika, sains, dan mata pelajaran kompetensi produktif. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, sekolah menfasilitasi pelatihan-pelatihan (kursus) bahasa Inggris, disamping juga mengadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
pelatihan-pelatihan pembelajaran berbasis teknologi seperti pembelajaran dengan power point, internet, dan pelatihan-pelatihan lain untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga lebih efektif, efisien dan menarik. Sejalan dengan pernyataan UNESCO dalam kaitannya dengan pemanfaatan TIK untuk pendidikan yaitu : Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan; Level 2: Applying baru mempelajari TIK (learning tom use ICT); Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn); Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum. . (Aplikasi dan Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di Sekolah, Wijaya Kusuma, 2010, www: edukasi.kompasiana.com). Salah satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Sedang proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet dinamakan cyber teaching atau e-learning. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif. 3. Sarana Pendukung Program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto Sarana sebagai pendukung pelaksanaan program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto telah memadai, seperti setiap ruang kelas dilengkapi dengan komputer dan LCD untuk proses pembelajaran. Ruang laboratorium telah memadai baik dalam jumlah maupun peralatan yang digunakan untuk praktek siswa pada setiap kompetensi keahlian. Fasilitas pembelajaran berbasis internet belum optimal, bukan karena kemampuan guru dan siswa untuk memanfaatkannya melainkan kondisi jaringan yang belum secara penuh dapat diakses di setiap ruang kelas. Sehingga untuk mengakses materi pembelajaran dan informasi lain, sedikit terhambat. Menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) manfaat pembelajaran elektronik (e-learning) terdiri atas 4 hal : 1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). 2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. 3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. 4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. (Technology Open Learning and Distance Education, AW Bates, 1995 www: edukasi.kompasiana.com) Ketersediaan buku di perpustakaan baik jumlah maupun judul bukunya belum memadai namun telah diupayakan pengadaan dan pengembangannya. Buku referensi billingual masih sedikit jumlahnya namun terus diupayakan untuk ditambah, demikian pula koleksi buku untuk siswa akan ditambah hingga mencapai jumlah minimal 1000 judul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
4.
Hasil Pembelajaran (Output) Sejak diterapkannya standar sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 (catatan
hasil dokumentasi No. 14. Sertifikat ISO, lampiran 26) di SMK Negeri 1 Purwokerto berdampak positif pada meningkatnya kepercayaan pengguna tamatan SMK Negeri 1 Purwokerto yaitu masyarakat dan perusahaan, disamping dampak positif yang lain : meningkatnya kinerja guru dan staf administrasi,
meningkatnya kepuasan pelanggan
termasuk siswa, jadi ketercapaian hasil pembelajaran tidak hanya pada hasil belajar saja tetapi juga mencakup karakteristik personal siswa seperti kepercayaan diri, motivasi berprestai, dan semangat belajar. Ketercapaian program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto secara akademik seperti meningkatnya jumlah siswa yang berhasil lulus dari UN dan diterima di Perguruan Tinggi serta Dunia Usaha dan Industri cukup signifikan. Ketercapaian standar mutu pembelajaran yang bertaraf internasional dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis TIK oleh semua guru. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai upaya pengembangan diri siswa telah banyak menunjukkan prestasi baik tingkat regional maupun nasional, walaupun belum sampai ke tingkat internasional. Output SMK Negeri 1 Purwokerto telah sesuai dengan kriteria sekolah SBI yaitu : 1.
Lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri,
2.
Lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negaranegara lain,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
3.
Memiliki prestasi pada berbagai kompetisi baik regional, nasional, maupun tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.
4.
Proses penyelenggaraan dan pembelajaran telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen maupun praktek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN a.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dipaparkan pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pelaksanaan program RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto telah mempersiapkan diri memenuhi standar SBI dengan melaksanakan seluruh standar nasional pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan dari salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Dalam pembelajaran telah menggunakan kurikulum KTSP secara menyeluruh ditambah dengan muatan keunggulan sesuai dengan kriteria sekolah SBI. Komponen pendukung PBM telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya seperti : kurikulum, tenaga laboran, tenaga perpustakaan, staf tata usaha, kepala sekolah, manajemen sekolah, sarana dan prasarana, serta kesiswaan. Demikian pula 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) antara lain : Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian. Pelaksanaan pembelajaran untuk 8 mata pelajaran produktif menggunakan pengantar bahasa Inggris, walaupun belum dilaksanakan secara optimal. Pembelajaran menggunakan bahan dan media berbasis TIK telah dilaksanakan secara baik dan akan ditingkatkan berbasis internet/jaringan melalui berbagai
commit to user 113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
pelatihan. Sarana dan prasarana ditingkatkan jumlahnya agar sesuai dengan rasio siswa meliputi sarana laboratorium, dan buku perpustakaan. Peningkatan kualitas SDM agar memenuhi kualifikasi SBI melalui berbagai pelatihan, workshop, IHT dll. Pendampingan dan pembinaan terus menerus dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat (direktorat Pembinaan SMK Depdiknas) sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Pengelolaan manajemen sekolah selalu didasarkan pada pelaksanaan Standar Operating Proses (SOP) SMM ISO 9001 : 2008 sampai dengan tahun 2012. MOU Sister School selalu diupayakan dengan negara-negara maju di bidang pendidikan dalam rangka adopsi dan adaptasi kurikulum. 2.
Kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program SBI di SMK Negeri 1 Purwokerto antara lain adopsi dan adaptasi kurikulum negara maju (SNP + X) belum dilakukan oleh guru khususnya mata pelajaran kompetensi produktif, matematika, dan sains, pembelajaran bilingual dan pemanfaatan internet yang belum optimal oleh guru, referensi billingual yang masih minim jumlahnya dan belum
sesuai
dengan
rasio
siswa.
Belum
optimalnya
partisipasi
masyarakat/alumni, pemerintah kabupaten terhadap pelaksanaan RSBI di SMK Negeri 1 Purwokerto. 3.
Lulusan/output, tingkat kelulusan SMK Negeri 1 Purwokerto tiga tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu Bahasa Indonesia dengan nilai ratarata 7,89, Bahasa Inggris 7,59, Matematika 7,95, dan Kompetensi Kejuruan 9,00, sehingga secara umum membuktikan bahwa siswa telah mencapai standar kelulusan minimal. Data output siswa yang bekerja atau berwirausaha dan yang melanjutkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun pelajaran 2008/2009 siswa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
bekerja sebanyak
79.65% dan yang melanjutkan 13,27%, tahun pelajaran
2009/2010 siswa yang bekerja sebanyak 70,67%, yang melanjutkan 19,35%, tahun pelajaran 2010/2011 siswa yang bekerja sebanyak 72, 95% dan yang melanjutkan sebesar 19,35%. Presentasi siswa yang bekerja dan berwirausaha 3 tahun terakhir mengalami fluktuatif, sebaliknya presentase siswa yang melanjutkan menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Namun persentase siswa yang bekerja masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa lulusan SMK tidak dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 15 yang menegaskan bahwa ;”Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”, ini berarti orientasi utama lulusan SMK adalah untuk bekerja atau berwirausaha mandiri sesuai bidang kejuruan yang ditekuninya. Sedangkan melanjutkan ke perguruan tinggi masih dipandang sebagai lembaga pendidikan yang eksklusif dan memerlukan biaya mahal. b. 1.
Implikasi
Bagi Sekolah a.
Kurikulum SMK Negeri 1 Purwokerto telah menggunakan kurikulum KTSP secara
menyeluruh dalam proses pembelajarannya ditambah dengan muatan keunggulan sesuai dengan kriteria sekolah SBI. Demikian pula 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah diterapkan dan dikembangkan dengan muatan lokal seperti Bahasa Jawa, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, disamping itu telah mengadopsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
kurikulum dari Box Hill Institut Australia bidang Akuntansi. Dalam pengelolaan manajemen SMK Negeri 1 Purwokerto telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 untuk penjaminan sistem layanan administrasi, penjaminan mutu output/lulusan, penerimaan di dunia kerja dan Perguruan Tinggi. Adanya program pengembangan diri oleh guru BK telah dilaksanakan dengan baik dengan tujuan agar lulusan sesuai dengan kualifikasi SBI. b. Pembelajaran Proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Purwokerto, hampir semua guru telah menggunakan fasilitas ICT, komputer dan LCD yang ada di setiap ruang kelas dimanfaatkan untuk menyampaikan materi pembelajaran menggunakan power point, internet belum secara penuh bisa diakses oleh guru dan siswa, kendala yang dihadapi adalah jaringan internet yang belum berfungsi secara penuh. Oleh karena itu tugastugas guru dikerjakan oleh siswa dengan mencari sumber referensi di perpustakaan atau sumber lain yang sesuai materi. Penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran belum
sepenuhnya dilakukan
baru
terbatas
pada kelengkapan
administrasi
pemelajaran seperti RPP, Silabus, dan alat evaluasi, sedang diupayakan oleh sekolah mengadakan pelatihan-pelatihan bahasa Inggris dan ICT untuk memenuhi kualifikasi SMK SBI, disamping proses pembelajaran akan menjadi lebih inovatif dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. c.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru dilakukan setiap
tahun sekali oleh sekolah dengan mengadakan berbagai macam workshop, IHT, seminar, dan tugas belajar S2, baik dilakukan sendiri atau bekerja sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
perguruan tinggi yaitu UMP, UNSOED dan atau dengan mengundang nara sumber sebagai
konsultan
dan
pendampingan
guru
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran, seperti : penelitian tindakan kelas (PTK), workshop implemenasi metode mengajar baru. Sedang kemampuan menggunakan komputer berbasis ICT/internet dan bahasa Inggris baru mencapai 70% dari jumlah guru yang ada yaitu 92 orang, untuk itu pelatihan-pelatihan bahasa Inggris dan komputer berbasis ICT/Internet terus diprogramkan setiap semester sekali dengan bekerjasama dengan lembaga kursus dan pengelola ICT sekolah. d. Sarana dan Prasarana Pelaksanaan program RSBI menuntut terpenuhinya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, kegiatan praktik di laboratorium, sarana ICT untuk akses materi pembelajaran, dan penambahan ruang kelas, buku referensi billingual serta alat kelengkapan lainnya sesuai dengan rasio siswa. Tercukupinya kebutuhan sarana prasarana yang memadai akan berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran dan pelayanan terhadap siswa. Sekolah harus selalu mengupayakan secara terus menerus pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarananya agar tuntutan kualifikasi sekolah SBI dapat terealisasi sesuai dengan amanat Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat 3 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraaan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. e.
Siswa Siswa (Input) pada sekolah RSBI merupakan sasaran pokok tujuan penerapan
SBI yang akan diharapkan memiliki keunggulan dibanding dengan siswa non RSBI. Proses pembelajaran pada sekolah RSBI lebih menekankan pada proses kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
siswa yang aktif mencari, menemukan sekaligus mempresentasikan temuan belajarnya. Sehingga diharapkan mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan kompetensinya, bahasa Inggris dan penggunaan sarana ICT yang merupakan tuntutan globalisasi yaitu memilki daya saing di tingkat internasional. Kualifikasi output (keluaran) yang berkualitas juga menguntungkan bagi dunia industri dan dunia kerja serta perguruan tinggi mereka akan memperoleh input calon tenaga kerja atau calon mahasiswa yang berkualitas dan handal dalam penguasaan kompetensi, bahasa Inggris, dan teknologi ICT. f.
Masyarakat, Orang Tua dan Pemerintah Peran orang tua dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa sangat diharapkan terutama dalam memberikan dorongan kepada siswa agar selalu tekun, disiplin, dan tertib dalam mengikuti kegiatan akademik maupun non akademik di sekolah sesuai dengan tuntutan sekolah SBI, selain itu juga harus bersedia mendukung bidang pembiayaan kegiatan-kegiatan sekolah bilamana bantuan dari pemerintah berkurang. Dengan semakin terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah, maka peranserta masyarakat sangat dibutuhkan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Tanpa sumbangsih finansial yang bermakna dari masyarakat atau orang tua murid, akan sangat sulit bagi sekolah untuk mempertahankan keberadaannya apalagi memperbaiki kinerjanya. Kinerja sekolah ditentukan oleh kinerja semua elemen sekolah. Keberhasilan sekolah tidak ditentukan oleh kinerja kepala sekolah saja, juga bukan oleh kinerja pendidiknya saja, atau juga bukan karena gedungnya yang megah, juga bukan karena fasilitasnya yang lengkap, melainkan oleh sinergi yang dibangun dari semua elemen sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Salah satu wadah untuk menampung partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah dewan pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan Komite Sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. c. Berdasarkan
hasil
Saran/Rekomendasi
temuan
dalam
penelitian
ini,
maka
penulis
merekomendasikan antara lain : 1.
Sekolah yang akan melaksanakan program RSBI hendaknya mempersiapkan semua komponen-komponennya seperti : Kurikulum, Sumber Daya Manusia (kepala sekolah, guru, staf administrasi,
siswa), sarana dan prasarana yang
memadai secara matang. 2.
Sekolah mengupayakan tersusunnya kurikulum adopsi dan adaptasi dari negara anggota OECD dan atau negara maju sebagai acuan penerapan dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengirimkan guru-guru ke luar negeri atau proaktif melakukan komunikasi dengan sekolah di luar negeri melalui media internet.
3.
Pembelajaran billingual lengkap dengan perangkat pembelajarannya secara bertahap hendaknya terus dilakukan dan ditingkatkan kualitasnya.
4.
Pembelajaran berbasis TIK hendaknya terus diupayakan dan ditingkatkan hingga berbasis internet, baik menggunakan jaringan atau tidak.
5.
Tersedianya bahan ajar siswa, guru model billingual di perpustakaan sesuai dengan rasio siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
6.
Tersedianya sarana dan prasarana ICT di laborat dan ruang kelas sehingga memudahkan mengakses materi pelajaran.
7.
Sekolah berupaya menerapkan pembelajaran sistem SKS dengan model evaluasi dan hasilnya yang dapat diakses dan bersifat online. Serta penerapan sistem belajar moving class yaitu pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan pelajaran yang dipelajarinya
8.
Program SBI merupakan program unggulan pemerintah sehingga harus ada skala prioritas bagi lulusannya untuk memasuki dunia usaha dan industri atau melanjutkan ke perguruan tinggi.
9.
Sekolah SBI hendaknya berupaya mendorong dan mengoptimalkan peran serta masyarakat, orang tua, komite sekolah, dan pemerintah untuk kepentingan kemajuan sekolah, karena keberhasilan sekolah sangat tergantung sinergi yang dibangun dari semua elemen sekolah.
10. Jumlah siswa di kelas disarankan disesuaikan dengan kemampuan kontrol guru untuk mencapai kualitas pembelajaran. 11. Sekolah hendaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajarannya meskipun Status RSBI telah dihapus sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 8 Januari 2013, namun peningkatan kualitas pembelajaran sekolah harus tetap dilanjutkan dalam rangka menghasilkan calon-calon tenaga kerja yang berkualitas dan berbasis global, meliputi bidang-bidang : pengembangan bahan ajar berbasis ICT, partnership with industry melibatkan pihak eksternal sekolah, pengembangan kewirausahaan, pengembangan SDM, pengembangan kurikulum dan system penilaian yang mengacu pada negara Anggota OECD dan atau negara maju dibidang pendidikan lainnya.
commit to user