KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
IMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAMPAK LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN
22 FEBRUARI 2012 JAKARTA
SISTEMATIKA
LATAR BELAKANG DASAR HUKUM RIWAYAT KENDARAAN BERMOTOR PENYELENGGARAAN PKB PROSEDUR UJI TIPE PENGUJIAN BERKALA KB ITEM PENGUJIAN AMBANG BATAS LAIK JALAN AMBANG BATAS EMISI PENUTUP
LATAR BELAKANG Emisi Kendaraan Kontributor pencemaran udara terbesar dibanyak negara di dunia, Biaya pencemaran Udara Lebih dari 5% GDP di negara negara berkembang termasuk di Indonesia.
46% Penyakit di akibatkan oleh pencemaran Udara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diagnosis Asthma Brochopneumonia Ca Nasopharing Febris ISPA Pneumonia PPOK TB Pulmonary heart
Kondisi di JAKARTA
• Kemacetan di Jakarta tidak hanya menyebabkan memburuknya kualitas udara juga kerugian ekonomi
Berbagai sumber studi menyebutkan potensial economic loss akibat kemacetan mencapai Rp.12 trilliun dan Rp 1.8 trilliun economic loss karena pencemaran udara dan emisi kendaraan. Bahkan diperkirakan mencapai Rp 3.4 Trilliun pertahun pada 2015. Meningkatnya jumlah kendaraan 890.000 mobil dan 8.040.000 Motor Tahun 2011 di Produksi di Indonesia , sekitar 60% digunakan di Jakarta.
Berdasarkan Laporan Data AQMS Tahun 2009 dari Tiga kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, diketahui bahwa level PM 10 dan O3 di Jakarta melebihi baku mutu kualitas udara ambient yang telah di tetapkan oleh propinsi maupun WHO. 90 75 60 45 30
15 0 2001
2003
2005
2007
Jakarta
Surabaya
Bandung
WHO
Biaya ekonomi akibat pencemaran PM10 di Jakarta: Rp 1.7 trillion (ADB, 1998)
Resiko kesehatan yang disebabkan PM 10 dan CO di Jakarta tahun 2005 menunjukkan konsentrasi diatas baku mutu yang ditetapkan. Data menunjukkan pencemaran udara terhirup oleh responden ketika mereka bepergian atau sekolah, termasuk mereka yang menggunakan mobil ber AC (Study oleh UI - US-Asia Environmental Partnership /US-AEP )
DASAR HUKUM 1. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 2004 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor; 3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor; 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 63 Tahun 1993 tentang Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan Bak Muatan serta Komponen-Komponennya ;
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru; 6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 1996 tentang Program Langit Biru
RIWAYAT KENDARAAN BERMOTOR
Kend. Bermotor yang akan diproduksi/ dirakit/diimpor secara massal WAJIB LULUS UJI TIPE (Uji Tipe Fisik dan Rancang Bangun KB) yang dibuktikan dengan Sertifikat Uji Tipe.
Untuk menjamin spesifikasi teknis dan unjuk kerja untuk setiap unit atau series produksi/impor KB. sesuai dengan prototypenya & untuk pengawasan di lapangan DITERBITKAN Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT)
Sebagai salah satu persyaratan penerbitan STNK, BPKB, dan TNK
Beroperasi di jalan
Melaksanakan Uji Berkala dan
perawatan kendaraan bermotor (Inspection & Maintenance)
MENGAPA
PERLU ADA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR ?
• SETIAP KENDARAAN BERMOTOR YANG AKAN BEROPERASI DI JALAN MAUPUN YANG SUDAH BEROPERASI DI JALAN MEMPUNYAI POTENSI MENCELAKAKAN ORANG DAN BERPOTENSI MENCEMARI LINGKUNGAN • MENJAGA KINERJA KEND. BERMOTOR SUPAYA MENDEKATI PADA SAAT AWAL KEND. BERMOTOR TSB DIKELUARKAN
DENGAN DEMIKIAN SETIAP KENDARAAN MEMENUHIPERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN
KINERJA
BERMOTOR
HARUS
DENGAN CARA MELAKUKAN PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR SECARA TERUS- MENERUS DIMULAI DARI AWAL DIPRODUKSI HINGGA KENDARAAN BERMOTOR TERSEBUT BEROPERASI DI JALAN
YAITU MELALUI PELAKSANAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
APA
ITU PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR ?
RANGKAIAN KEGIATAN MEMERIKSA DAN MENGUJI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN PERSYARATAN TEKNIS MELIPUTI :
-Susunan; -Perlengkapan; -Ukuran; -Karoseri; dan -Rancangan Teknis KB Sesuai dengan Peruntukanya. LAIK JALAN MELIPUTI : - Tingkat Emisi Gas Buang - Tingkat Kebisingan Suara - Efisiensi Sistem Rem Utama - Efisiensi Sistem Rem Parkir - Kincup Roda Depan - Tingkat Suara Klakson - Kemampuan Pancar dan arah Sinar lampu Utama
- Kemampuan Radius Putar - Akurasi Alat Penunjuk Kecepatan - Kekuatan, Unjuk Kerja dan Ketahanan Ban Luar - Kedalaman Alur Ban - Kesesuaian Power Weight Ratio
DIMANA
DILAKUKAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR ?
UJI TIPE : OLEH PEMERINTAH, KARENA UJI TIPE BERLAKU SECARA NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL DAN HASIL UJI TIPE SEBAGAI DASAR PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MELAKUKAN UJI BERKALA. BERTEMPAT DI BPLJSKB DAN BALAI TERMODINAMIKA MOTOR DAN PROPULSIBADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BTMP-BPPT) UNTUK PENGGUNAAN JASA PENGUJIAN EMISI SESUAI STANDAR EURO 2. (PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR AJ.402/4/19/DRJD/2005 DAN NOMOR 332.1/M.LLAJ/IV/06 DAN NOMOR 056.1/BTMP/BPPT/IV/2006 TANGGAL 7 APRIL 2006)
UJI BERKALA : OLEH UNIT PKB PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (UNTUK WILAYAH DKI JAKARTA OLEH PEMERINTAH PROVINSI) DAN/ATAU UNIT PKB SWASTA, YANG TELAH DIAKREDITASI OLEH LEMBAGA INDEPENDEN YANG DITUNJUK PEMERINTAH
BAGAIMANA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DILAKSANAKAN?
UJI TIPE FISIK - Persy Teknis - Laik Jalan
LENGKAP
LANDASAN
SERTF. UJI TIPE
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KB PERSY TEKNIS DAN LAIK JALAN
RANCANG BANGUN DAN REKAYASA K.B
•RUMAH-2 •BAK MUATAN •K. GANDENGAN •K. TEMPELAN •MODIFIKASI
SK PENGESAHAN RB & REKAYASA KB
PENGESAHAN HASIL UJI TANDA UJI DAN KARTU UJI
BAGAIMANA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DILAKSANAKAN? (Penerbitan SUT) PEMOHON DIRJEN HUBDAT
PERSYARATAN TIDAK LENGKAP
PEMERIKSAAN
BERKAS LENGKAP TIDAK LULUS UJI ULANG/PERBAIKI ITEM TIDAK LULUS
SURAT PENGANTAR UJI TIPE BUKTI PEMBAYARAN UJI TIPE
UJI TIPE BPLJSKB/BTMP
LAIK JALAN KENDARAAN BERMOTOR PENERBITAN SURAT IDENTITAS KENDARAAN BERMOTOR
SERTIFIKAT REGISTRASI UJI TIPE PER SERI KB DENGAN TIPE YANG SAMA
RESUME HASIL UJI
LULUS
SERTIFIKAT UJI TIPE
BAGAIMANA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DILAKSANAKAN? (PENERBITAN PENERBITAN PENGESAHAN PENELITIAN RANCANG BANGUN & REKAYASA) PEMOHON/PERUSAHAAN KAROSERI
DOKUMEN PERSYARATAN TIDAK LULUS/REVISI PENGAJUAN
DIRJEN HUBDAT
PROSES UJI RANCANG BANGUN
LULUS
PERSYARATAN TIDAK LENGKAP
SERTIFIKAT REGISTRASI UJI TIPE*
SERTIFIKAT RANCANG BANGUN
• Sertifikat Registrasi Uji Tipe diberikan oleh Dishub Kab/Kota setelah diperiksa kesesuaian kendaraan dengan sertifikat rancang bangun
BAGAIMANA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DILAKSANAKAN? (PENERBITAN PENERBITAN SERTIFIKAT REGISTRASI UJI TIPE –SRUT-)
PEMOHON
DIRJEN HUBDAT DISHUB PROVINSI (KAROSERI/ DEKONSENTRASI)
PERSYARATAN TIDAK SESUAI/LENGKAP
CEK KESESUAIA N BERKAS
PENCETAKAN SRUT PER SERI KB DENGAN TIPE YANG SAMA & BERITA ACARA PENYERAHAN SRUT
PENYELENGGARAAN PKB PERSYARATAN TEKNIS: PERSYARATAN TTG SUSUNAN, PERALATAN,PERLENGKAPAN, UKURAN, BENTUK, KAROSERI, PEMUATAN, RANCANGAN TEKNIS KEND. SESUAI DGN PERUNTUKKANNYA, EMISI GAS BUANG, PENGGUNAAN, PENGGANDENGAN & KEBISINGAN LINGKUNGAN SAAT DIOPERASIKAN DI JALAN. LAIK JALAN : PERSYARATAN MINIMUM KONDISI SUATU KENDARAAN YG HARUS DIPENUHI AGAR TERJAMINNYA KESELAMATAN & MENCEGAH TERJADINYA PENCEMARAN UDARA & KEBISINGAN LINGKUNGAN SAAT DIOPERASIKAN DI JALAN. KETENTUAN LAIN YG DIPERSYARATKAN DLM KRITERIA PENGUJIAN KB ADALAH MEMENUHI SYARAT SESUAI AMBANG BATAS UJI KB. AMBANG BATAS UJI MERUPAKAN PEDOMAN/ACUAN YG HARUS DIPENUHI DLM RANGKA PENGUKURAN/PENILAIAN METODE UJI DGN STANDARD TERTENTU SHG KB DIMAKSUD LULUS UJI. JENIS2 AMBANG BATASDLM PENGERTIAN INI A.L : BRAKE SYSTEM, HEAD LIGHT SYSTEM, SIDE SLIP SYSTEM, SPEEDOMETER SYSTEM, DIMENSION CONFORMITY, WEIGHT/LOADING, SMOKE/CO-HC SYSTEM, TURNING RADIUS SYSTEM, HORN LEVEL SYSTEM
PROSEDUR UJI TIPE FISIK KENDARAAN BERMOTOR Perusahaan Pembuat/Perakit/Importir mengajukan Permohonan Uji Tipe Pemohon mendapat surat pengantar dari Dirjen Perhubungan Darat untuk melakukan pembayaran biaya uji tipe fisik, dan membawa kendaraannya untuk di uji ke BPLJSKB Diuji di lulus Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi KB (BPLJSKB) Resume Hasil Uji dibawa ke Dirjen Phb.Darat
Lulus
Lulus ?
Penerbitan Sertifikat Uji Tipe Penerbitan Sertifikat Registrasi Uji Tipe untuk setiap series sbg jaminan
tidak lulus (uji ulang maks. 1 kali, jika tidak lulus lagi maka harus mengajukan permohonan baru. Uji ulang hanya untuk item uji yang tidak lulus)
SERTIFIKAT REGISTRASI UJI TIPE KENDARAAN BERMOTOR SERTIFIKAT REGISTRASI UJI TIPE MERUPAKAN JAMINAN BAHWA SETIAP UNIT KENDARAAN YANG DIBUAT/DIRAKIT/DIIMPOR MEMILIKI SPESIFIKASI TEKNIK DAN UNJUK KERJA YANG SAMA DENGAN TIPENYA YANG TELAH DIUJI SERTIFIKAT REGISTRASI INI HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP UNIT/SERIES KENDARAAN BERMOTOR
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR Pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala (setiap 6 bulan) terhadap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan. Jenis Kendaraan Bermotor yang diwajibkan uji berkala : - mobil bus - mobil barang - kendaraan angkutan umum Pelaksana : Pemerintah Kabupaten/Kota
ITEM PENGUJIAN ITEM PENGUJIAN TIPE & BERKALA KENDARAAN BERMOTOR : 1. PEMERIKSAAN KONDISI TEKNIS BAGIAN BAWAH KENDARAAN BERMOTOR 2. UJI REM 3. UJI LAMPU UTAMA 4. UJI SPEEDOMETER 5. UJI EMISI GAS BUANG 6. PENGUKURAN BERAT 7. UJI KINCUP RODA DEPAN (SIDE SLIP TESTER) 8. PENGUKURAN SUARA KLAKSON (SOUND LEVEL METER) 9. PENGUKURAN DIMENSI
PENGUJIAN EMISI
PENGUJIAN EMISI RODA DUA DI BPLJSKB/KEMENHUB
PENGUJIAN EMISI RODA EMPAT DI BTMP/BPPT
DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
Lebar kendaraan ≤ 2.500 mm
Tinggi ≤ 4.200 mm dan tidak lebih dari 1,7 x lebar kendaraan
Panjang kendaraan tunggal ≤ 12.000 mm
Panjang rangka kendaraan bermotor dengan kereta gandengan atau kereta tempelan ≤ 18.000 mm
Panjang mobil bus tempel ≤ 18.000 mm
Lebar bak sepeda motor roda 3 ≤ 1.000 mm atau tidak melebihi lebar stang/kemudi
Front Over Hang (FOH) ≤ 47,50% x Wheelbase
Rear Over Hang (ROH) ≤ 62,50% x Wheelbase
AMBANG BATAS LAIK JALAN KM. 63 TAHUN 1993 Efisiensi sistem rem utama mobil penumpang, serendah-rendahnya sebesar 60% pada gaya kendali rem sebesar ≤ 500 Newton (50 kg). Efisiensi sistem rem utama mobil barang dan bus, serendah-rendahnya sebesar 60% pada gaya kendali rem sebesar ≤ 700 Newton (70 kg). Sistem rem parkir kendaraan dengan kendali rem tangan untuk: Mobil penumpang, efisiensinya ditentukan serendahrendahnya sebesar 16% pada gaya kendali rem tangan sebesar ≤ 400 Newton (40 kg) Mobil barang dan bus, efisiensinya ditentukan serendahrendahnya sebesar 12% pada gaya kendali rem tangan sebesar ≤ 500 Newton (50 kg) Sistem rem parkir kendaraan dengan kendali rem kaki untuk: Mobil penumpang, serendah-rendahnya sebesar 16% pada gaya kendali rem kaki sebesar ≤ 600 Newton (60 kg) Mobil barang dan bus, serendah-rendahnya sebesar 16% pada gaya kendali rem kaki sebesar ≤ 700 Newton (70 kg)
AMBANG BATAS LAIK JALAN (LANJUTAN)
Side slip depan kendaraan bermotor sebesar - 5 mm/m sampai dengan + 5 mm/m. Tingkat suara klakson kendaraan bermotor serendah-rendahnya 90 dB (A) dan setinggi tingginya 118 dB (A). Kekuatan pancar utama kendaraan bermotor, ditentukan serendahrendahnya 12.000 cd untuk lampu utama jauh. Kemampuan pancar utama diukur dengan defiasi ke kanan 0°.34` dan ke kiri sebesar 1°.09`. Radius putar minimum kendaraan bermotor maksimum sebesar 12 meter. Penyimpangan speedometer ditentukan sebesar – 10% atau 36 km/jam sampai dengan +15% atau 46 km/jam, diukur pada kecepatan 40 km/jam. Kedalaman alur ban luar kendaraan bermotor serendah-rendahnya 1,00 mm.
AMBANG BATAS EMISI (KLH 04 TAHUN 2009 - EURO 2) Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru Kendaraan Bermotor Kategori L (Sepeda Motor) Parameter
Nilai Ambang Batas gram/km
a. L1
CO HC + NOx
1,0 1,2
ECE R47
b. L2
CO HC + NOx
3,5 1,2
ECE R47
c. L3 < 150 cm3
CO HC NOx
5,5 1,2 0,3
ECE R40
d. L3 > 150 cm3
CO HC NOx
5,5 1,0 0,3
ECE R40
e. L4 dan L5 motor bakar cetus api
CO HC NOx
7,0 1,5 0,4
ECE R40
f. L4 dan L5 motor bakar penyalaan kompresi
CO HC NOx
2,0 1,0 0,65
ECE R40
Kategori
Metode Uji
AMBANG BATAS EMISI (KLH 04 TAHUN 2009 - EURO 2) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi Dengan Penggerak Motor Bakar Cetus Api Berbahan Bakar Bensin Kendaraan Bermotor Kategori M ( mobil penumpang) & N (mobil barang) Kategori
Parameter
Nilai Ambang Batas gram/ km
M1, GVW < 2,5 ton, tempat duduk < 5, tidak termasuk tempat duduk pengemudi
CO HC + NOx
2,2 0,5
a. Kelas I, RM < 1250 kg
CO HC + NOx
2,2 0,5
b. Kelas II, 1250 kg < RM < 1700 kg
CO HC + NOx
4,0 0,6
c. Kelas III, RM > 1700 kg
CO HC + NOx
5,0 0,7
M1, tempat duduk 6-8 tidak termasuk tempat duduk pengemudi, GVW > 2,5 ton atau N1, GVW < 3,5 ton
AMBANG BATAS EMISI (KLH 04 TAHUN 2009 - EURO 2) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi Dengan Penggerak Motor Bakar Penyalaan Kompresi (Diesel) Kendaraan Bermotor Kategori M ( mobil penumpang) & N (mobil barang) Parameter
Nilai Ambang Batas gram/ km
CO HC + NOx PM
1,0 0,7 (0,9) 0,08 (0,1)
a. Kelas I, RM < 1250 kg
CO HC + NOx PM
1,0 0,7 (0,9) 0,08 (0,1)
b. Kelas II, 1250 kg < RM < 1700 kg
CO HC + NOx PM
1,25 1,0 (1,3) 0,12 (0,14)
c. Kelas III, RM > 1700 kg
CO HC + NOx PM
1,5 1,2 (1,6) 0,17 (0,2)
Kategori
M1, GVW < 2,5 ton, tempat duduk < 5, tidak termasuk tempat duduk pengemudi M1, tempat duduk 6-8 tidak termasuk tempat duduk pengemudi, GVW > 2,5 ton atau N1, GVW < 3,5 ton
AMBANG BATAS EMISI (KLH 04 TAHUN 2009 - EURO 2) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi Dengan Penggerak Motor Bakar Penyalaan Kompresi (Diesel)
Kendaraan Bermotor Kategori M ( mobil penumpang) & N (mobil barang) Kategori
Parameter
Nilai Ambang Batas gram/ km
M2, M3, N2, N3, O3, dan O4, GVW > 3,5 ton
CO HC NOx PM
4,0 1,1 7,0 0,15
AMBANG BATAS EMISI (KLH 04 TAHUN 2009 - EURO 2) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang Sedang Diproduksi Dengan Penggerak Motor Bakar Cetus Api Berbahan Bakar Gas (LPG/CNG)
Kendaraan Bermotor Kategori M ( mobil penumpang) & N (mobil barang) Parameter
Nilai Ambang Batas gram/ km
CO HC + NOx
2,2 0,5
a. Kelas I, RM < 1250 kg
CO HC + NOx
2,2 0,5
b. Kelas II, 1250 kg < RM < 1700 kg
CO HC + NOx
4,0 0,6
c. Kelas III, RM > 1700 kg
CO HC + NOx
5,0 0,7
Kategori M1, GVW < 2,5 ton, tempat duduk < 5, tidak termasuk tempat duduk pengemudi M1, tempat duduk 6-8 tidak termasuk tempat duduk pengemudi, GVW > 2,5 ton atau N1, GVW < 3,5 ton
PENUTUP -Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor Euro 2 Sudah Mengacu Pada UN Regulation. -Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor Berdasar pada Peraturan Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dari Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2009.
- Pengujian KB Dilaksanakan di Dit. LLAJ (Uji Tipe Baru KB) dan UPT Daerah Kab. Kota (Uji Berkala KB). - Pengujian Emisi Roda 2 diLaksanakan di BPLJSKB, Roda 4 dilaksanakan di BTMP/BPPT (Kerjasama Dirjen Hubdat & BPPT). - Dirjen Hubdat Mendukung Kebijakan dan Rencana Aksi Nasional Pemanfaatan Gas Untuk Transportasi dalam Pencanangan Go Gas 2011 : Clean Economical.
Terima Kasih