IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Imron Wahyono 13108241128
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
i
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya (Terjemahan Q. S Al-Baqarah: 286)
Nilai luhur dan budaya adalah warisan yang tidak ternilai harganya. Melestarikannya adalah kewajiban kita generasi penerus bangsa. (Penulis)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran dalam menyusun skripsi ini, skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya, keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan, serta teman-teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kelas B 2013 Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menemani saya dalam perjalanan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak lupa skripsi ini aku persembahkan untuk almamater Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
vi
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI Oleh: Imron Wahyono NIM. 13108241128
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran, faktor pendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila, dan faktor penghambat dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli. Jenis Penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian menggunakan purposive, yaitu penentuan subjek penelitian dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan antaralain subjek mengerti masalah dan paham terhadap masalah yang ditelili. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tiga guru, dan empat siswa. Guru dan siswa diambil dari kelas tinggi dan kelas rendah karena karakteristik siswa kelas tinggi dan kelas rendah berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dalam beberapa kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan memasukkannya dalam metode mengajar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, sikap terhadap siswa dan kegiatan rutin sekolah. Guru juga selalu mengingatkan siswa yang melanggar nilai-nilai Pancasila. Faktor pendukung dari implementasi nilai-nilai Pancasila ini yaitu adanya kesadaran, dukungan dan upaya dari kepala sekolah, guru, dinas pendidikan, serta lingkungan sekolah yang mendukung. Hambatan yang dihadapi sekolah yaitu adanya beberapa anak yang sulit dinasehati dan beberapa kebiasaan anak diluar sekolah yang kurang baik terbawa ke sekolah. Sekolah mengatasi hambatan tersebut dengan terus melakukan pembiasaan, bimbingan, dan pembinaan kepada anak. Kata kunci : nilai-nilai, Pancasila, Sekolah Dasar
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebgaian dari persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya dukungan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat sebagai berikut : 1. Rektor
Universitas Negeri Yogyakarta,
yang telah
memberikan
kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin serta memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 4. Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi M.Si, Dosen pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas membimbing dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi. viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………….........
i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..
ii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………
v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………
vi
HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………….
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………….
viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..
xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
xv
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………... 1 A. Latar Belakang…………………………………………………………… B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… C. Fokus Masalah..…………………………………………………….…… D. Rumusan Masalah……………………………………………………….. E. Tujuan Penelitian………………………………………………………… F. Manfaat Penelitian………………………………………………………. G. Penegasan Istilah…………………………………………………………
1 6 6 6 7 7 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................
10
A. Kajian tentang Pancasila………………………………………………… 1. Pengertian Pancasila………………………………………………….. 2. Pancasila sebagai Dasar Negara…………………………………….... 3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa……………………………………
10 10 12 14
B. Kajian tentang Nilai-nilai Pancasila…………………………………….. 1. Pengertian Nilai……………………………………………………... 2. Sistem Nilai dalam Pancasila……………………………………….. 3. Perkembangan Unsur-unsur pembentuk nilai Pancasila…………….
16 16 16 19
x
4. Makna sila Pancasila………………………………………………... 5. Implementasi Nilai-nilai Pancasila…………………………………. C. Tinjauan Tentang Sekolah Dasar……………………………………….. 1. Pengertian Sekolah Dasar…………………………………………... 2. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar………………………………….. 3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar…………………………………. 4. Pembelajaran di Sekolah Dasar…………………………………….. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak Sekolah Dasar…… D. Penelitian yang Relevan………………………………………………… E. Kerangka Berfikir………………………………………………………. F. Pertanyaan Penelitian……………………………………………………
21 26 34 35 36 37 38 49 42 42 44
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….
45
A. Jenis Penelitian………………………………………………………….. B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………... C. Subjek Penelitian………………………………………………………… D. Metode Pengumpulan Data……………………………………………… E. Instrumen Penelitian……………………………………………………... F. Teknik Analisis data……………………………………………………... G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………………
45 45 46 47 49 52 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………
55
A. Hasil Penelitian………………………………………………………….. 1. Gambaran Umum Sekolah…………………………………………… a. Visi dan Misi Sekolah……………………………………………. b. Sarana dan Prasarana Sekolah……………………………………. c. Potensi Siswa…………………………………………………….. d. Potensi Guru……………………………………………………... 2. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran…. a. Pengamamalan sila 1……………………………………………. b. Pengamalan sila ke 2……………………………………………. c. Pengamalan sila ke 3……………………………………………. d. Pengamalan sila ke 4…………………………………………….. e. Pengamalan sila ke 5…………………………………………….. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi………………….. a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-Nilai Pancasila…………. b. Faktor Penghambat dan upaya mengatasi hambatan……………. B. Pembahasan……………………………………………………………... 1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran….. a. Pengamamalan sila 1……………………………………………. b. Pengamalan sila ke 2……………………………………………. c. Pengamalan sila ke 3…………………………………………….
55 55 55 56 58 59 60 62 65 68 73 76 77 77 79 81 82 83 85 87
xi
d. Pengamalan sila ke 4……………………………………………. e. Pengamalan sila ke 5……………………………………………. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi…………………. a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-Nilai Pancasila………… b. Faktor Penghambat dan upaya mengatasi hambatan……………
89 91 92 93 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
96
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. B. Saran……………………………………………………………………
96 96
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
97
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
99
xii
DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel 1 Indikator Kaedah Implementasi Nilai-nilai Pancasila………... 31 2. Tabel 2 Kisi-kisi Pedoman Observasi………………………………… 49 3. Tabel 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara………………………………. 51 4. Tabel 4 Jumlah Siswa SDN 1 Sekarsuli……………………………… 58 5. Tabel 5 Daftar Nama Guru dan Karyawan SDN 1 Sekarsuli…………
xiii
59
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar 1 Kerangka Berfikir………………………………………….
43
2. Gambar 2 Komponen Dalam Analisis Data…………………………..
53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Pedoman Memperoleh Data……………..………………….. 100 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah……………………… 102 Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru…………………………………. 104 Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa………………………………..
107
Lampiran 5 Hasil Observasi……………………………………………..
109
Lampiran 6 Transkrip Wawancara……………………………………….
125
Lampiran 7 Reduksi Hasil Observasi……………………………………
151
Lampiran 8 Reduksi Hasil Wawancara………………………………….
166
Lampiran 9 Dafar Ruangan SDN 1 Sekarsuli……………………………
188
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Lingkungan, Kegiatan dan dokumen….. 190 Lampiran 11 Denah Lokasi Penelitian…………………………………..
196
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian……………………………………….
197
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari lima
sila negara yang perumusannya tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia dihayati sebagai corak yang khas dan tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia. Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa yang didalamnya terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Pancasila juga merupakan perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan. Pancasila memiliki nilai-nilai luhur dalam setiap sila pancasila yang harus diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia agar dapat mencapai tujuan hidup bangsa. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila tersebut tumbuh dan berkembang dari dalam diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia manjadi landasan, dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan. Dengan perkataan lain, nilai-nilai Pancasila merupakan das “Sollen” atau cita-cita 1
tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das “Sein” (Rukiyati, dkk 2013: 57). Pancasila sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta harus tertanam dalam diri setiap warga negara Indonesia dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. Berbagai upaya sudah pernah dilakukan oleh para pemimpin bangsa agar Pancasila dapat tertanam dalam diri setiap warga negara Indonesia seperti dengan adanya Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa yang menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Pada tahun 2003 Tap MPR Nomor II/MPR/1978 dicabut dengan Tap MPR Nomor I/MPR/2003 dengan 45 butir pengamalan Pancasila, namun dalam kenyataannya tidak dipublikasikan kajian mengenai butir-butir Pancasila benarbenar diamalkan dalam keseharian masyarakat di Indonesia atau tidak. Permasalahan yang dihadapi akhir-akhir ini yaitu mulai kurangnya pengamalan dan pengetahuan mengenai Pancasila. Indikasi mulai berkurangnya pengetahuan dan pengamalan pancasila pada warga negara antaralain masih ditemukan warga negara yang tidak hafal sila pancasila, mulai lunturnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan berkurangnya sikap cinta tanah air
dan
terjadinya degradasi moral di masyarakat. Selain hal tersebut indikasi mulai lunturnya jiwa Pancasila dalam diri masyarakat Indonesia yaitu semakin banyaknya masyarakat yang bangga terhadap budaya luar dan kurang tertarik untuk melestarikan budaya Indonesia sendiri. Semakin lunturnya jiwa Pancasila
2
dalam diri warga negara Indonesia akan mengancam keuutuhan dan keberlangsungan hidup bangsa, Indonesia dapat terpecah belah dan keadaan menjadi kacau. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berdampak sangat serius bagi bangsa Indonesia pada masa yang akan datang. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menamamkan dan memberikan pengetahuan mengenai Pancasila sejak usia dini. Penanaman nilai Pancasila sejak usia dini akan lebih efektif dalam membentuk karakter bangsa. Pada anak usia dini pengalaman dan kejadiankejadian yang pernah ia alami akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Apabila karakter-karakter
yang ditanamkan sejak kecil baik, maka karakter-
karakter tersebut akan melekat pada proses pendewasaan selanjutnya. Penanaman nilai sila Pancasila sejak usia dini dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal anak, dan lembaga pendidikan anak. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini mengisyaratkan besarnya peran lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila. Para siswa harus memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannnya agar dapat menjadi pedoman hidup dan dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak moral. Sekolah dasar sebagai sebuah lembaga pendidikan dasar mempunyai peranan penting dalam penananaman dan pengetahuan nilai-nilai Pancasila. Penanaman nilai Pancasila dan pengetahuan mengenai Pancasila di sekolah dasar dilakukan melalui mata
3
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan dikembangkan dalam proses pembelajaran serta kegiatan ekstra kurikuler. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah dasar memuat beberapa materi mengenai Pancasila seperti sila-sila pancasila, lambang setiap sila Pancasila, makna lambang Pancasila, pengamalan sila Pancasila dan lain-lain. Materi mengenai Pancasila ini diajarkan secara bertahap dari hal yang paling sederhana kemudian menjadi hal yang lebih mendalam pada jenjang kelas yang lebih tinggi. Palajaran Pancasila dalam pembelajaran di kelas jika tidak disampaikan dengan baik maka akan dapat menimbulkan kebosanan dan materi tidak dapat diterima dan diamalkan dengan baik oleh peserta didik. Guru memberikan pengetahuan mengenai Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, namun selain itu guru harus dapat menanamkan sikap wujud dari pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru dapat mengembangkan pengamalan sila Pancasila di kelas dengan memahami terlebih dahulu makna sila Pancasila dan mengembangkannya dalam kegaitan pembelajaran. Dilain pihak, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli yang terletak di jalan Wonosari Kilometer (Km) 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli bertempat di lokasi yang strategis karena berada dipinggir jalan raya Jogja - Wonosari dan dekat dengan UPT (Unit Pelayanan Teknis) tingkat Kecamatan Banguntapan. Sekolah Dasar Negeri (SDN)
1
Sekarsuli mempunyai sumber daya dari siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli mempunyai karakteristik yang
4
beragam dan berasal dari latar belakang keluarga dan budaya masyarakat yang berbeda-beda. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli juga mempunyai beberapa kegiatan sekolah seperti pramuka, latihan membaca Al-Quran, dan menari. Kegiatan tesebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli masih dijumpai beberapa siswa yang belum menampilkan akhlak yang mencerminkan pengamalan sila Pancasila. Sikap ramah, sopan
santun, suka menolong, dan menghormati orang lain
sepertinya masih kurang melekat pada diri sebagian siswa tersebut. Namun demikian, banyak juga siswa yang sudah menampilkan akhlak terpuji yang mencerminkan pengamalan sila Pancasila. Berdasarkan uraian permasalahan di atas peneliti berpendapat bahwa sekolah juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Kegiatan yang dilakukan anak di sekolah juga akan berdampak pada perkembangan moral dan kepribadian anak. Pendidikan dan pengamalan nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila sangat penting untuk diterapkan dan dibiasakan pada anak. Mengingat pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar (SD) dan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengamalan nilai-nilai pancasila di Sekolah Dasar (SD) maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian “IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 1 SEKARSULI”
5
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan observasi dan mencari dari beberapa sumber ditemukan
beberapa permasalahan mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli. Permasalahan tersebut diantaranya : 1. Implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar masih kurang optimal. 2. Persiapan pembelajaran yang dilakukan guru masih kurang.
C.
Fokus Masalah Adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka peneliti memfokuskan
penelitian ini hanya pada Impementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli.
D.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,
maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SD Sekarsuli 1? 2. Apa saja faktor pendukung
dan hambatan yang ditemui sekolah dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli?
6
E.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mendeskripsikan bagaimana implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. 2.
Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang ditemui sekolah dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli.
F.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran implementasi nilai-nilai Pancasila pada kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a.
Bagi siswa 1) Siswa dapat memperoleh tambahan pengetahuan mengenai Pancasila dan diharapkan dapat lebih meningkatkan pengamalan nilai-nilai sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di masyarakat.
7
b.
Bagi guru/peneliti 1) Dapat menjadi masukan atau informasi tambahan bagi guru untuk selanjutnya dapat memperbaiki kegiatan di sekolah dalam mengajarkan Pancasila ke arah yang lebih baik lagi.
c.
Bagi sekolah 1) Dapat
menjadi masukan dan informasi mengenai implementasi
pengamalan nilai-nilai Pancasila dan mengajarkannya pada peserta didik.
G.
Penegasan Istilah Meghindari adanya kesalahan penafsiran maka perlu adanya penegasan
istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian yaitu: 1.
Implementasi Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman, 2002: 70). Implementasi
yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kegiatan
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. 2.
Nilai-nilai Pancasila Pancasila pada hakikatnya merupakan nilai atau prinsip yang jumlahnya
lima sehingga dalam bahasa inggris disebut The Five Principle. Lima nilai atau prinsip tersebut adalah 1) Ketuhanan,
2) Kemanusiaan, 3) Persatuan, 4)
Kerakyatan, dan 5) Keadilan (Winarno Narmoatmjo, 2014: 70).
8
3.
Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang No 20 Tahun 2003). 4.
Sekolah dasar Sekolah dasar adalah sebuah organisasi sosial yang mempunyai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan utama sekolah dasar adalah memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di sekolah dasar. Sekolah dasar mempunyai sumber daya sendiri baik finasial, material, dan fisik (Arita Marini, 2014: 2).
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan tentang Pancasila
1.
Pengertian Pancasila
a.
Pengertian Pancasila Secara Etimologis Pengertian Pancasila secara etimologis berarti memaknai Pancasila
berdasarkan asal usul kata Pancasila. Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta Pancasila memiliki 2 macam arti secara leksikal yaitu : “panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar” “syiila” vockal I panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh” (Kaelan, 2011: 21). Kata-kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Indonesia dan diartikan “susila” yang berkaitan dengan moralitas. Oleh karena hal tersebut secara etimologis diartikan sebagai “Panca Syila” yang memiliki makna berbatu sendi lima atau secara harafiah berarti “dasar yang memiliki lima unsur”. Berdasarkan Penjelasan di atas maka secara etimolgis Pancasila dapat diartikan sebagai dasar/landasan hidup yang berjumlah lima unsur atau memiliki lima unsur. b.
Pengertian Pancasila Secara Historis Proses perumusan pancasila dimulai pada sidang pertama Badan Penyelidik
Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh dr Radjiman Widyodiningrat. Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia
10
(BPUPKI) yang pertama dibahas mengenai masalah rumusan dasar negara yang akan dibentuk. Pada sidang BPUPKI ini ada tiga tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara yaitu Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Dr. Soepomo. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato mengenai calon rumusan dasar negara yang diberi nama Pancasila. Pancasila memiliki arti lima dasar. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka dan pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan Undang-Undang dasar 1945 termasuk Pembukaaan Undang-Undang dasar 1945. Dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 termuat lima prinsip dasar yang dijadikan dasar negara yang kemudian dikenal dengan istilah Pancasila. Sejak saat itu Pancasila menjadi istilah umum walaupun dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak disebutka istilah “Pancasila”, namun dasar negara Indonesia dikenal dengan istilah Pancasila. c.
Pengertian Pancasila Secara Terminologis Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 melahirkan
negara
Republik
Indonesia.
Negara
Republik
Indonesia
membutuhkan
seperangkat alat-alat perlengkapan sebagai negara seperti negara-negara lain yang merdeka. Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.
11
Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tercantum rumusan Pancasila yaitu : (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab (3) Persatuan Indonesia (4) Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan Pancasila sebagimana tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia (Kaelan, 2010: 26). 2.
Pancasila Sebagai Dasar Negara Sejak awal kemerdekaan kedudukan Pancasila yang paling utama yaitu
sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat ditemukan dalam landasan konstitusional yang pernah berlaku di Indonesia. Dalam dokumen-dokumen tersebut tidak disebutkan istilah Pancasila namun dengan penyebutan sila-sila Pancasila, dengan demikian dokumen-dokumen tersebut memuat dasar negara Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai landasan dasar dalam penyelenggaraan negara. Nilai dasar Pancasila bersifat abstrak dan normatif. Pancasila sebagai dasar negara berarti
seluruh
pelaksanaan
dan
penyelenggaraan
12
pemerintahan
harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Makna atau peran Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia menurut Bambang Suteng Sulasmono (2015: 68) adalah sebagai berikut: a.
Dasar berdiri dan tegaknya negara Pancasila merupakan tonggak berdirinya negara Republik Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa Pancasila berperan sebagai dasar pembentukan negara Indonesia merdeka. Pancasila diharapkan dapat menjadi landasan bagi pengelolaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila harus dijadikan dasar dalam setiap kegiatan bernegara. b.
Dasar kegiatan penyelenggaraan negara Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
bangsa yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945. Para penyelenggara negara dituntut untuk memimpin pencapaian tujuan itu. Agar penyelenggaran negara benar-benar dapat
mewujudkan tujuan nasional,
penyelenggara negara harus mendasarkan semua kegiatan pemerintahan negara kepada Pancasila. Setiap kegiatan penyelenggara negara harus didasarkan dan mempertimbangkan Pancasila sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan negara. c.
Dasar partisipasi warga negara Warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
mempertahankan negara dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunkan hak dan menunaikan kewajibannya itu seluruh warga
13
negara harus berpedoman kepada dasar negara Pancasila. Warga negara harus dapat mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam partisipasi upaya mencapai tujuan bangsa Indonesia. d.
Dasar Pergaulan antar warga negara Pancasila tidak hanya menjadi dasar perhubung antara warga negara dengan
negara, melainkan juga dasar perhubungan antar warga negara. Dalam pergaulan sehari-hari tentunya setiap warga negara akan berhubungan dengan warga negara lainnya, dalam hal ini Pancasila dapat dijadikan landasan dasar dalam bergaul dengan warga negara lain. e.
Dasar dan sumber hukum nasional Seluruh aktivitas penyelenggara negara dan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara haruslah didasarkan pada hukum yang berlaku. Peraturan perundang-undangan atau hukum yang dibentuk untuk penyelengaraan negara harus berdasarkan pada Pancasila. Peraturan yang ada di Indonesia harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. 3.
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu.
Secara harafiah ideologi dapat
diartikan sebagai ilmu tentang pengertian dasar atau
ide. Ideologi dalam
kehidupan sehari-hari dapat diartikan dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaskud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan yang harus dicapai, cita-cita tersebut juga dijadikan sebagai dasar/ pandangan hidup.
14
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan
bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan gambaran bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun Pancasila dapat bersifat dinamis, reformatif, dan terbuka. Pancasila dapat berperan sebagai pemersatu bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta dapat mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pancasila dapat memberi gambaran cita-cita dan dapat dijadikan motivasi dan tekad untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Sebagain Ideologi Pancasila juga dapat memberikan tekad untuk menjaga identitas bangsa. Pancasila dapat dijadikan gambaran identitas bangsa, sehingga dengan
Pancasila
masyarakat dapat mengembangkan karakter dan identitas bangsa Indonesia sendiri. Dalam era globalisasi menjaga identitas bangsa sangat penting unruk dapat menjaga keutuhan bangsa dan dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Pancasila memuat gagasan tentang bagaimana cara mengelola kehidupan bernegara. Rumusan-rumusan dalam Pancasila tidak langsung operasional maka dari itu harus dilakukan penafsiran ulang terhadap pancasila sesuai perkembangan zaman.
15
B.
Tinjauan tentang nilai-nilai Pancasila
1.
Pengertian Nilai Kehidupan setiap manusia dan masyarakat pasti berkaitan dengan nilai.
Dalam filsafat ada salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan membahas tentang nilai, cabang filsafat tersebut disebut dengan aksiologi. Filsafat sering juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dipakai untuk menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “Keberhargaan” atau kebaikan. Disamping itu nilai juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian (Rukiyati, 2013: 51). Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Misalnya lukisan itu indah, dan perbuatan itu susila. Indah dan susila adalah kualitas yang melekat pada lukisan dan perbuatan. Dalam nilai terkandung cita-cita, harapan serta keharusan, maka jika berbicara tentang nilai maka yang dibicarakan tentang hal yang ideal. Nilai dipakai manusia sebagai landasan, motivasi dan pedoman dalam segala perbuatan dalam hidupnya Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat yang melekat pada suatu objek yang didalamnya terdapat cita-cita, harapan dan keharusan dan sesuatu yang dianggap ideal. 2.
Sistem Nilai dalam Pancasila Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa
yang dipandang baik, berharga, dan penting dalam hidup yang ada dalam pikiran seseorang atau sebagian masyarakat. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk
16
ke dalam nilai moral atau nilai kebaikan dan merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak. Pancasila sebagai suatu sitem nilai mengandung serangkain nilai yag saling berkaitan satu sama lain dan tidak terpisahkan. Serangkaian nilai yang terdapat dalam Pancasila yaitu: nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pancasila sebagai sistem nilai juga mengakui nilai-lainnya secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai kebenaran, estetis, etis, maupun religius. Kualitas nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Nilai-nilai dasar Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang bersifat universal. Objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaupun tentunya tidak diberinama Pancasila, misalnya saja nilai kemanusiaan di negara lain diberi nama humanisme. Kaelan (2001: 182) mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak, karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai. b. Inti Nilai-nilai Pancasila
berlaku
tidak terikat
oleh ruang,
artinya
keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa yang akan datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara lain yang secara eksplisit tampak dalam adat istiadat, kebudayaan, tata hidup kenegaraan dan tata hidup beragama.
17
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menuntut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi, maka secara objektif tidak dapat diubah secara hukum, sehingga terletak pada kelangsungan hidup negara. Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu terletak pada pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri yaitu, masyarakat, bangsa , dan negara Indonesia. Darmdihardjo dalam Rukiyati dkk (2013: 56) mengatakan bahwa : a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran, penilaian,
dan refleksi filosofis bangsa Indonesia. Jika dihadapkan atau
disejajarkan dengan ideologi lainnya, maka tampak perbedaan Pancasila dengan ideologi lainnya. b. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga menjadi jatidiri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan,
keadilan
dan
kebijaksanaan
dalam
hidup
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara c. Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa.
18
3.
Perkembangan Unsur-unsur Pembentuk Nilai dalam Pancasila Pada zaman sebelum masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia, berbagai
suku bangsa yang ada di Indonesia telah mengenal nilai-nilai kehidupan yang selanjutnya dapat disebut embrio dari Pancasila. Unsur-unsur pembentuk Pancasila sudah
ada sejak
dahulu dan terus berkembang sejalan dengan
berkembangnya peradaban manusia Indonesia. Unsur-unsur tersebut sebenarnya bersifat universal atau umum. Pancasila secara sah menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, namun unsur-unsur pembentuk Pancasila sudah adaa dan berkembang serta dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Sarinah dkk (2016 : 7 – 9) unsur-unsur tersebut dapat kita lihat dari sejarah bangsa Indonesia dalam berbagai alat misalnya tulisan, kesenian, adat istiadat, kepercayaan, dan kebudayaan pada umumnya misalnya: a. Masyarakat Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, bukti-buktinya : bangunan, kitab suci dari berbagai agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan pada peringatan hari besar agama, pendidikan agama, rumah-rumah ibadah, tulisan karangan sejarah/dongeng yang mengandung nilai-nilai agama. Hal ini menunjukkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesama manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan, pondokpondok, semboyang aja dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus,
19
aja kemaki, aja sawiyah-wiyah dan sebagainya, tulisan Bharatayuda, Ramayana, Malin Kundang, Batu Pagat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras, Riwayat Dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin, membantu orang sakit dan sebagainya, hubungan luar negeri semisal perdagangan perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua meng-indikasikan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan kekeluargaan, sebagai bukti-buktinya bangunan candi Borobudur, Candi Prambanan, dan sebagainya, tulisan sejarah tentang pembagian kerajaan, Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara Nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit, semboyan bersatu teguh bercerai runtuh, crah agawe bubrah rukun agawe santhosa, bersatu laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, gotong royong mambangun negara Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru, pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan. d. Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyarakat kita, bukti-buktinya: bangunan Balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali untuk musyawarah, Nagari di Minangkabau dengan syarat adanya Balai, Balai Desa di Jawa, tulisan tentang Musyawarah Para Wali, Puteri Dayang Merindu, Loro Jonggrang,
Kisah
Negeri
Sule,
perbuatan
musyawarah
di
balai,
menggambarkan sifat demokratis Indonesia. e. Dalam Hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku
20
adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbung desa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebaginya. 4.
Makna Sila Pancasila Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka Pancasila merupakan suatu sistem
nilai. Dalam sila-sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan satu sama yang lainnya tetapi nilai-nilai tersebut merupakan sautu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai sila Pancasila tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan nilai-nilai pada sila Pancasila yang lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila adalah sebagai berikut: a.
Sila Ketuhanan Yang maha Esa Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai yang menjiwai
keempat sila lainnya. Negara didirikan sebagai penjawantahan tujuan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara harus dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Rukiyati, dkk (2013: 58) arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain adalah sebagai berikut: 1) Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pencipta seluruh apa yang ada di alam semesta. 2) Menjamin penduduk untuk dapat memeluk suatu agama dan dapat menjalankan ibadah sesuai denagn agamanya masing-masing. 3) Warga negara wajib mempunyai agama dan tidak dierbolehkan atheis.
21
4) Menjamin tumbuh dan berkembangnya agama dan saling toleransi antar umat beragama. 5) Negara menjadi fasilitator tumbuh dan berkembangnya agama serta menjadi moderator jika terjadi konflik antar agama. Mausia ada di dunia ini diciptakan oleh sang pencipta yaitu Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan. Masyarakat Indonesia sudah mengenal kepercayaan terhadap Tuhan sejak dahulu dengan berkembangnya ajaran animisme, dinamisme dan paham politheisme. Masa selanjutnya, masuklah agama-agama Hindu, Budha, Islam, dan Nasrani ke Indonesia. Dalam bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara menjamin hak-hak warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang dianutnya. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin setiap warga negara untuk dapat memeluk agama sesuai yang diinginkannya dan dapat menjalankan peribadatan agamanya dengan baik. b.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan sesuatu dengan semestinya. Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai-nilai bahwa negara harus dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia harus dapat mewujudkan tujuan tercapainya harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia adalah hal yang paling dasar yang harus dijamin dalam pemerintahan di
22
Indonesia. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan perwujudan manusia yang bermoral, berbudaya dan beragama. Kehidupan berbangsa dan bernegara harus dilandasi oleh sifat adil karena hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya harus mempunyai sifat adil. Dalam hukum di Indonesia manusia mempunyai kedudukan yang sama serta mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Manusia harus bersikap adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, masyarakat bangsa dan negara, lingkungan serta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama, ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. c.
Sila Persatuan Indonesia Makna persatuan artinya menjadi satu dan tidak terpecah atau terpisah-
pisah. Makna Persatuan Indonesia sering dikaitkan degan rasa Nasionalisme. Nasionalisme merupakan rasa cinta tanah air dan adanya perasaan bersatu sebagai suatu bangsa atau negara. Nilai-nilai nasionalisme harus tercermin dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
23
Rukiyati dkk (2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan seperjuangan. Berdasarkan berbagai keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan Indonesia bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan sikap rasa nasionalisme serta kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan Indonesia menghendaki warga masyarakat bersatu padu demi mencapai tujuan bersama sebagai bangsa dan negara yang berdaulat. d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Nilai filosofis yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah bahwa hakikat negara adalah perwujudan dari sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah negara untuk mencapai tujuan bersama. Rakyat adalah kekuatan terbesar negara. Negara adalah oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dalam sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan terkandung nilai demokrasi. Demokrasi dalam negara harus dijamin secara bebas namun demokrasi juga harus disertai dengan rasa tanggung jawab oleh warga negara.
24
Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
juga
mengandung
pokok
pikiran
tentang
permusyawaratan yang artinya mengusahakan keputusan bersama secara bulat yang dilakukan dengan pengambilan keputusan secara bersama. Dalam menjalankan keputusan bersama harus disertai dengan rasa kejujuran dan tanggung jawab bersama. Dapat disimpulkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menngandung nilai demokrasi yang bertanggung jawab bagi warga negara, penjaminan hak warga negara untuk berpendapat dimuka umum, dan pengambilan suatu keputusan secara bulat dan bijaksana serta dilaksanakan dengan penuh rasa kejujuran dan tanggung jawab. e.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Keadilan artinya dalah memberikan sesuatu hal kepada seseorang sesuai
dengan haknya. Dalam sila kelima niai keadilan harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut harus dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan yang Maha Esa. Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya.
25
Kaelan (2010: 83) disebutkan bahwa konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah keadilan distributif, keadilan legal, dan keadilan komutatif. Keadilan distributif adalah suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan pada hak dan kewajiban. Keadilan legal adalah yaitu suatu keadilan hubungan antara warga negara dengan negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai keadilan harus diwujudkan dalam kehidupan sosial atau kehidupan bersama warga negara. Negara juga harus memberikan keadilan kepada setiap warga negara sesuai dengan hak dan kewajibannya. Nilai-nilai keadilan juga harus dapat dijadikan dasar oleh negara untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mensejahterakan seluruh rakyat, melindungi seluruh rakyat, dan juga mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia. 4.
Implementasi Nilai-nilai Pancasila Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman, 2002: 70). Menurut Muhammad Joko Susilo (2008: 174) Implementasi
26
merupakan penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keerampilan, maupun nilai dan sikap. Berdasarkan definisi implementasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila adalah pelaksanaan atau pengamalan nilai-nilai Pancasila yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau aktivitas. Pancasila sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan agar cita-cita dan harapan bangsa Indonesia dapat tercapai. Butir-butir pengamalan sila Pancasila berdasarkan Tap MPR Nomor I/MPR/2003: a) Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
27
b) Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. c) Sila ketiga: Persatuan Indonesia 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. d) Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan 1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
28
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. e) Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4. Menghormati hak orang lain. 5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9. Suka bekerja keras. 10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. (Tap MPR no 1/MPR/2003) Secara umum, pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a.
Pengamalan secara objektif Pengamalan objektif dilakukan dengan menataati peraturan perundang-
undangan sebagai norma hukum negara yang berdasarkan Pancasila. Menurut Kaelan (2010: 259) menyatakan bahwa pengamalan Pancasila yang obyektif yaitu
29
aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan bernegara yang meliputi kelembagaan negara dan bidang-bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum terutama penjabarannya dalam undang-undang. Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan kekuasaan negara dalam menerapkannya. Setiap warga negara atau penyelenggara negara tidak boleh menyimpang dari peraturan perundang-undangan, jika menyimpang maka akan dikenakan sanksi. Pengamalan secara objektif bersifat memaksa artinya jika ada yang melanggar aturan hukum maka akan dikenakan sanksi. Pengamalan secara objektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai pancasila sebagai norma hukum negara. b.
Pengamalan secara subjektif Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
Pancasila secara pribadi atau kelompok dalam berperilaku atau bersikap pada kehidupan sehari-hari. Pengamalan secara subjektif dilakukan oleh siapa saja baik itu warga negara biasa, aparatur negara, kalangan elit politik maupun yang lainnya.
30
Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Melanggar norma etik tidak mendapat sanksi hukum namun akan mendapat sanksi dari diri sendiri. Adanya pengamalan secara subjektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai norma etik bangsa dan negara. Inti nilai-nilai Pancasila beserta Indikator kaedah implementasinya menurut Ketut Rindjin (2012: 192-193) sebagai berikut: Tabel 1. Indikator kaedah implementasi nilai-nilai Pancasila Pancasila Nilai-nilai Kaidah Implementasi 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Ketaqwaan Personal
1) Sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama. 2) Mengakui kebebasan beragama/ berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ketaqwaan Publik
1) Menyanyangi semua makhluk ciptaan Tuhan YME 2) Mengakui keberagaman agama / kepercayaan pada Tuhan YME 3) Mempunyai toleransi agama/ kepercayaan pada Tuhan YME 4) Membantu yang lemah, menderita, dan miskin.
31
Sosial/
Pancasila 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai-Nilai 1. Kemanusiaan
2. Keadilan keberadaban
3. Persatuan Indonesia
1. Persatuan
32
Kaidah Implementasi kesamaan 1) Mengakui derajad manusia 2) Menyayangi, menolong, kerja sama sesama manusia 3) Mengakui kebutuhan rohani-jasmani dan individu-sosial 4) Memengang teguh dan menerapkan kejujuran, kebenaran, dan keadilan. dan
1) Memberlakukan semua manusia sama. 2) Memberlakukan aturan emas 3) Menaati semua norma yang berlaku 4) Mengakui hak atas perlindungan dari kekerasan, mengembangkan diri dan memeroleh pendidikan. 5) Berlaku sopan, santun, ramah, tamah dan rendah hati.
1) Mengakui negara persatuan 2) Menyatupadukan semua unsur yang berbeda 3) Mengakui manfaat persatuan 4) Mengutamakan kepentingan masyarakat dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Pancasila
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Nilai-Nilai 2. Kecintaan Indonesia
Pada
1. Kerakyatan
Kaidah Implementasi 1) ACBI (Aku Cinta Bangsa Indonesia) 2) ACTAI (Aku Cinta Tanah Air Indonesia 3) ACBI & BI ( Aku Cinta Budaya Indonesia dan Bahasa Indonesia) 4) ACPI (Aku Cinta Produk Indonesia) 5) ABNKRI (Aku Bela NKRI) 1) Mengakui Daulat Rakyat 2) Kekuasaan berasal dari rakyat dan untuk rakyat 3) Kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat.
2. Dipimpin oleh 1) Mengambil keputusan hikmat berdasarkan pikiran yang kebijaksanaan rasional dan bijaksana. dalam 2) Mengutamakan permusyawaratan/ pengambilan keputusan perwakilan berdasarkan musyawarah mufakat 3) Mengikutsertakan anggota/rakyat dalam kehidupan berorganisasi, bernegara dan berbangsa.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Pengakuan hak hidup manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. 2. Pengakuan hukum kerja dan etos kerja 3. Menganjurkan kerja gotong royong.
33
1) Menciptakan pekerjaan sendiri, tetapi pemerintah mencptakan lapangan pekerjaan serta memberikan jaminan sosial. 2) Mereka yang nganggur diberi pelatihan kerja.
Pancasila
Nilai-Nilai Kaidah Implementasi 4. Pengakuan justitia 3) Menerapkan kerja distributive dan gotong royong dan yang creative. kuat membantu yang lemah (sistem bapak/ anak angkat) 4) Memberi imbalan/penghargaan dengan peran dan kontribusinya serta kreativitas yang inovatif
C.
Tinjauan tentang Sekolah Dasar
1.
Pengertian Sekolah Dasar Sekolah Dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Pendidikan di Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun. Sekolah dasar adalah sebuah organisasi sosial yang mempunyai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama Sekolah Dasar adalah memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di sekolah dasar. Sekolah dasar mempunyai sumber daya sendiri baik finansial, material, dan fisik (Arita Marini, 2014: 2). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah Dasar adalah sebuah lembaga pendidikan dasar yang ditempuh dalam waktu 6 tahun dan bertujuan untuk mempersiapakan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi peserta didik.
34
2.
Tujuan Pendidikan di Sekolah Dasar Tujuan pendidikan merupakan rumusan yang menyatakan gambaran ideal
tentang manusia dan masyarakat yang dicita-citakan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan Nasional adalah: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan Nasional tersebut dapat diwujudkan jika diimplementasikan dalam setiap jenjang satuan pendidikan. Tujuan masing-masing lembaga pendidikan formal disebut tujuan institusional. Tujuan Institusional suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari standar kompetensi lulusan, pada sekolah dasar tujuan institusional dapat dilihat pada standar kompetensi lulusan sekolah dasar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 yang dimaksud dengan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi, kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 juga ditulisakan standar kompetensi lulusan untuk Sekolah Dasar. Standar kompetensi lulusan sekolah dasar dibagi menjadi tiga dimensi yaitu dimensi sikap, pengetahun, dan ketrampilan. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 menyebutkan bahwa ada beberapa kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimiliki siswa.
35
Kompetensi lulusan dimensi sikap pada pendidikan di Sekolah Dasar yaitu: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3.
bertanggungjawab,
4.
pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkunganalam sekitar, bangsa, dan negara. Kompetensi lulusan dimensi pengetahuan pada pendidikan di Sekolah Dasar yaitu : Memiliki pengetahuan fakual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan: 1.
ilmu pengetahuan,
2.
teknologi,
3.
seni, dan
4.
budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
36
Kompetensi lulusan dimensi keterampilan pada pendidikan di Sekolah Dasar yaitu : Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak : 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif
melaluii
pendekatan
ilmiah
sesuai
dengan
tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan. 3.
Karakteristik Anak Sekolah Dasar Anak usia Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang berbeda dari anak
usia Sekolah Menengah Pertama, hal ini sesuai dengan perkembangan usia anak. Anak Sekolah Dasar pada umumnya berusia 6 – 13 tahun. Karakteristik anak usia Sekolah Dasar dapat dibagi lagi kedalam karakteristik anak kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi. Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar menurut Rita Eka dkk (2013: 115) adalah : a. Adanya hubungan antara keadaan fisik siswa dengan prestasi belajarnya di sekolah. b. Bangga terhadap diri dan suka memuji diri sendiri. c. Tugas yang tidak dapat dikerjakannya atau sulit dikerjakan dianggap tidak penting.
37
d. Suka membandingkan dirinya dengan orang lain jika menguntungkan bagi dirinya. e. Kadang suka meremehkan orang lain. Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah dasar adalah : a. Menaruh perhatian pada kehidupan praktis sehari-hari. b. Mempunyai rasa ingin tahu, ingin belajar dan realistis. c. Menaruh minat minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. e. Anak-anak suka membuat kelompok dan membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. 4.
Pembelajaran di Sekolah Dasar Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang No 20 Tahun 2003). Menurut Oemar Hamalik (2010: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran yaitu seperti siswa dan guru. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, dan benda lain yang digunakan dalam pembelajaran. Fasilitas atau perlengkapan meliputi ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan lain-lain. Prosedur, meliputi jadwal kegiatan, metode pembelajaran, ujian dan lain-lain.
38
Pembelajaran di sekolah dasar adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam lingkungan belajar dan melibatkan beberapa unsur untuk dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran di sekolah dasar. Pembelajaran di sekolah dasar dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara dan teknik tertentu oleh pendidik. Menurut Oemar Hamalik (2010: 57-64), Teori-teori pembelajaran ada beberapa teori seperti: a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar anak SD Faktor yang mempengaruhi belajar anak ada banyak, namun secara umum
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri anak dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor internal antara lain: kematangan atau pertumbuhan, intelegensi, sifat-sifat pribadi dan motivasi belajar. Faktor eksternal antara lain: keadaan keluarga anak, masyarakat kelompok sebaya, dan pemujaan anak terhadap pribadi acuan di luar keluarga.
39
a.
Faktor Internal
1)
Kematangan atau pertumbuhan Anak selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik pertumbuhan
dan perkembangan jasmani maupun rohani. Tiap organ jasmani dikatakan sudah matang apabila sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Guru sekolah dasar tidak dapat memberikan materi pelajaran yang terlalu abstrak karena anak sekolah dasar masih pada tahap praoperasional konkret dan belum bisa berfikir abstrak. Anak tidak dapat dipaksakan untuk berkembang ke tahap perkembangan berikutnya sebelum jasmani dan rohaninya matang untuk melakukan kegiatan itu. 2)
Intelegensi Setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda walaupun usia anak
sama atau sebaya. Perbedaan ini dikarenakan anak sudah memiliki potensi-potensi yang berbeda sejak lahir. Perbedaan intelegensi dapat mempengaruhi belajar anak. 3)
Sifat-sifat pribadi seseorang Setiap anak mempunyai sifat dan kepribadian yang berbeda-beda
Keperibadian setiap orang unik dan khas. Sifat-sifat kepribadian anak itu bermacam-macam dan beda antara satu dengan yang lainnya. Beberapa anak ada yang mempunyai sifat keras kepala, lembut, tekun, dan ulet. 4)
Motivasi Belajar Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. Seorang anak mau belajar dan membaca karena adanya motivasi dalam dirinya. Dengan adanya motivasi akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak/berbuat dan menentukan arah perbuatan.
40
b.
Faktor Eksternal
1)
Keadaan keluarga anak Keadaan keluarga anak sangat beragam. Perbedaan tersebut dapat terletak
pada tingkat pendidikan orangtua, status sosial, pola pendidikan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan ini akan dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. 2)
Masyarakat kelompok sebaya Anak dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan lingkungan sekitar baik
di rumah maupun di sekolah. Pergaulan anak di sekolah dan di masyarakat akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Pergaulan dengan orang yang baik akan membawa anak kearah yang baik sedangkan dengan yang tidak baik akan membawa dampak yang tidak baik pula. 3)
Pemujaan anak terhadap pribadi acuan di luar keluarga Anak biasanya ingin mengidentifikasi diri dengan orang lain atau tokoh
yang menjadi idolanya. Misalnya ada seseorang yang mengidolakan tokoh budayawan tertentu, maka anak akan berusaha untuk meniru atau mencontoh idolanya tersebut.
41
D.
Penelitian Yang Relevan Penelitiaan yang relevan dengan penelitian ini salah satunya yaitu Skripsi
Dian Susanti (2013) yang berjudul Implementasi nilai-niali Pancasila dalam kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Skripsi ini menggambarkan pengamalan sila Pancasila dalam
kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,
hambatan dalam implementasi pengamalan sila Pancasila dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengamalan sila Pancasila pada kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga tersebut. Hasil penelitian tersebut peneliti jadikan pijakan, perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian Dian Susanti melakukan penelitian pada kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga sedangkan penelitian ini meneliti implementasi nilai-nilai Pancasila pada proses pembelajaran siswa sekolah dasar.
E.
Kerangka Berfikir Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Pancasila juga merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan hidup dan pedoman dalam setiap kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila harus tertanam dalam diri setiap warga negara. Penanaman Nilai-nilai Pancasila harus dimulai sejak usia dini agar hasilnya maksimal. Cara yang dapat dilakukan yaitu melalui proses pembelajaran di sekolah. Sekolah Dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan dimana peserta
42
didiknya masih berusia anak-anak mempunyai tanggung jawab yang besar dalam penanaman nilai Pancasila tersebut. Namun dalam kenyataanya penanaman nilainilai sila Pancasila masih kurang optimal. Selain ditanamkan nilai-nilainya sejak kecil, pengetahuan mengenai Pancasila juga diberikan di sekolah dasar melaui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Oleh karena pentingnya penanaman Pancasila sejak usia dini, maka peneliti perlu meneliti pengetahuan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada saat proses pembelajaran agar kita dapat mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengetahuan dan pengamalan Pancasila pada saat proses pembelajaran di sekolah dasar.
Gambar 1. Kerangka berfikir
43
F.
Pertanyaan Penelitian` Pertanyaan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan guru mengenai pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli? 2. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelejaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli? 3. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli? 4. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli? 5. Apa saja hambatan-hambatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
44
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian
kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
berlandaskan
pada
filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Teknik pengumpulan data menggunakann triangulasi. Pada penelitian kulaitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013: 15). Peneliti akan mendeskripsikan bagaimana implementasi nilai-nilai sila pancasila dalam pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila, faktor penghambat implementasi nilai-nilai Pancasila, serta cara sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Data yang akan disajikan berupa kata-kata, gambar dan bukan angkaangka. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SDN 1 Sekarsuli, Kecamatan Banguntapan,
Kabupaten Bantul. SDN 1 Sekasrsuli beralamat di jalan Wonosari Km.7 Mantup, Baturetno. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. SDN 1 Sekarsuli dipilih karena SDN 1 Sekarsuli merupakan SD yang mempunyai siswa dari latar belakang yang beragam dan mempunyai karakteristik yang berbeda-
45
beda, selain itu SDN 1 Sekarsuli berlokasi strategis di Jalan Wonosari dan dekat dengan Unit Pelayanan Teknis kecamatan Banguntapan, selain hal-hal tersebut SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai beberapa program pendidikan karakter yang unik seperti pembiasaan shalat dhuha, membaca buku, dan menari tradisional. Hal ini menarik peneliti untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli.
C.
Subjek Penelitian Subjek penelitian dilakukan dengan
pengambilan
subjek
dari
sumber
data
menggunakan purposive atau dengan
pertimbangan
tertentu.
Pertimbangan yang digunakan antara lain sampel mengerti masalah dan paham masalah yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, tiga guru, dan empat siswa SDN 1 Sekarsuli. Kepala sekolah dipilih karena kepala sekolah merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di sekolah, semua kebijakan sekolah biasanya selalu ditentukan atau melalui persetujuan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai peranan yang penting dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Guru juga merupakan subjek penelitian yang penting dalam penelitian ini karena guru merupakan pelaksana dalam kegiatan pembelajaran langsung kepada siswa. Guru yang dijadikan sumber informan pada penelitian ini berjumlah tiga orang. Terdiri dari satu guru kelas tinggi dan dua guru kelas rendah. Guru diambil dari kelas tinggi dan kelas rendah karena anak usia kelas tinggi dan kelas rendah mempunyai karakteristik yang berbeda. Siswa juga merupakan subjek
46
penelitian karena siswa merupakan sasaran dari pengamalan nilai-nilai sila Pancasila. Siswa yang dijadikan sampel berjumlah empat orang. Siswa yang dijadikan sampel terdiri dari satu siswa kelas rendah dan tiga siswa kelas tinggi. Siswa yang dijadikan sampel terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan, serta dari satu siswa beragama Islam, dua siswa beragama Kristen, dan satu siswa beragama Katolik.
D.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. a.
Observasi Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Menurut Harris Herdiansyah (2013: 131), Observasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk
memberikan
suatu
kesimpulan
atau
diagnosis,
Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi yang dilakukan di SDN 1 Sekarsuli dilakukan untuk mencari data mengenai profil sekolah, program sekolah, implementasikan nilai-nilai Pancasila, faktor pendukung dan penghambat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran, serta cara sekolah dalam mengatasi
47
hambatan-hambatan tersebut. Observasi akan dilakukan secara langsung oleh peneliti. b.
Wawancara Menurut Herdiansyah (2013: 31), wawancara adalah sebuah proses interaksi
komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami. Wawancara akan dilakukan peneliti kepada kepala sekolah, guru dan siswa SDN 1 Sekarsuli. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data berupa keterangan langsung dari pelaksana dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. Wawancara akan dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan panduan wawancara. c.
Dokumentasi Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan sebagainya. Dokumen akan dijadikan data tambahan dalam penelitian ini untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Pada penelitian ini peneliti akan menganalisis dokumen berupa foto kegiatan, foto lingkungan sekolah, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.
48
E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Alat utama dalam penelitian kualitatif ini yaitu peneliti itu sendiri. Adapun Instrumen lain yang digunakan peneliti untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data antaralain : 1. Pedoman Observasi Pedoman Observasi digunakan peneliti agar dapat memfokuskan pada data apa yang akan dicari dari kegiatan observasi tersebut. Pedoman Observasi berisi tentang apa saja hal-hal yang harus diamati dan dapat dijadikan data dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi di dalam kelas dan di luar kelas. Observasi di dalam kelas meliputi observasi kegiatan belajar mengajar, cara guru mengajar, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di dalam kelas. Tabel 2. Kisi-kisi pedoman observasi No.
Aspek yang diamati
Kegiatan yang diamati
1
Pelaksanaan pembelajaran
kegiatan Kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
2
Pengamalan Pancasila
nilai-nilai Kegiatan pembelajaran yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila.Ketuhanan
3
Faktor pendukung Pihak-pihak yang implementasi nilai-nilai lingkungan sekolah, Pancasila prasarana.
4
Faktor penghambat dan Hambatan dalam implementasi nilaicara guru mengatasi nilai Pancasila dan bagaimana cara hambatan guru mengatasi hambatan tersebut.
49
mendukung, sarana dan
Deskripsi
2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti dengan menyajikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. Pedoman wawancara dalam penelitian ini ada 3 yaitu pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa.
50
Tabel 3. Kisi-kisi pedoman wawancara No 1
Kisi-kisi Pertanyaann Strategi sekolah dalam mengimplementasinakan nilainilai Pancasila. Strategi yang dilakukan sekolah dan guru dalam. implementasi nilai-nilai sila Pancasila. Peran guru dan kepala sekolah dalam implementasi. nilai-nilai Pancasila. Wujud konkrit usaha sekolah.
2
Implementasi nilai-nilai sila Pertama.
3
Berdoa. Membaca kitab suci. Sholat/beribadah. Implementasi nilai-nilai sila Kedua.
4
Kepedulian terhadap sesama. Persamaan derajad manusia. Implementasi nilai-nilai sila Ketiga. Cinta tanah air. Persatuan.
5
Implementasi nilai-nilai sila Keempat.
6
Demokrasi. Musyawarah mufakat. Kepengurusan kelas. Implementasi nilai-nilai sila Kelima.
7
Keadilan guru terhadap siswa. Keadilan dalam berteman. Faktor Pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila.
8
Peran dan usaha sekolah. Pemanfaatan lingkungan. Pemanfaatan sarana dan prasarana. Faktor penghambat dan usaha guru dalam menghadapi hambatan dalam implementasi nilai-nilai sila Pancasila.
51
Jawaban
3.
Pedoman Dokumentasi Pedoman dokumentasi digunakan peneliti untuk memudahkan dokumen-
dokumen apa saja yang harus dicari dan dapat membantu memperjelas data dalam penelitian kualitatif ini. Dokumen yang dicari berupa foto kegiatan, rencana pelaksanaan pembelajaran, profil sekolah dan dokumen lain yang mendukung penelitian.
F.
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskriptif
kualitatif. Menelaah data yang didapat dari beberapa sumber seperti
hasil
observasi pada saat pembelajaran, dan wawancara. Peneliti akan menganalisis data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis sebelum di lapangan Analisis sebelum di lapangan dilakukan dengan mencari informasi mengenai hasil penelitian terdahulu terhadap nilai-nilai Pancasila dan observasi awal di sekolah tempat penelitian. Analisis sebelum dilapangan untuk memeproleh gambaran
52
2. Analisis selama di lapangan Analisis selama dilapangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model) a.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dicatat secara objektif dan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Data didapat dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian ini seperti Kepala sekolah, guru, siswa, dan lingkungan sekolah. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan implementasi nilainilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. b.
Reduksi Data Dalam tahap reduksi data, data yang diperoleh peneliti dipilih mana yang
penting dan yang tidak perlu digunakan dalam penelitian ini. Peneliti akan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.
53
c.
Penyajian Data Data yang diperoleh dari tahap reduksi data maka data selanjutnya disajikan
dan dibandingkan dengan kajian teori yang telah dibuat. d.
Penarikan Kesimpulan dan verifikasi Data yang telah diolah dan disajikan tersebut kemudian akan ditarik
kesimpulan yang dapat menjawab fokus masalah atau rumusan masalah dalam penelitian ini.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan pemeriksaan data dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mempunyai berbagai data pendukung yang kuat. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi. Menurut (Lexy J. Moleong, 2007: 330) bahwa ”Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu”. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti membandingkan data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Pada bab hasil penelitian ini akan dituliskan secara deskriptif hasil
penelitian menegenai profil sekolah, Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli dan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli. Hasil penelitian ini diperoleh dengan berpedoman pada triangulasi sumber dan dan triangulasi teknik. 1.
Gambaran Umum Sekolah SD Negeri 1 Sekarsuli beralamat
di jalan Wonosari Km. 7 Mantup,
Baturetno, Banguntapan, Bantul. Lokasi sekolah cukup strategis yang berada di pinggir jalan Wonosari – Jogja. SDN 1 Sekarsuli berada di samping Unit Pelayanan Teknis (UPT) kecamatan Banguntapan, Bantul. a.
Visi dan Misi Sekolah SDN 1 Sekarsuli mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:
1)
Visi Sekolah Terwujudnya Insan yang Berakhlak Mulia, Cerdas , Terampil, Berkarakter, dan Berwawasan Global.
55
Indikator: a. Unggul Dalam Bidang Keilmuwan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa. b. Unggul Dalam Bidang Akademik. c. Unggul Dalam Keterampilan, Seni, Kerajinan serta Olahraga. d. Unggul Dalam Sikap cinta Budaya Yogyakarta dan Berkepribadian Bangsa. e. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2) Misi Sekolah a. Meningkatkan Pelaksanaan Ibadah Sesuai Dengan Agama dan Kepercayaan Masing-masing. b. Meningkatkan Pelaksanaan Pembelajaran Untuk Semua Mata Pelajaran. c. Mengimplementasikan Pembelajaran Yang Berwawasan Lingkungan. d. Menumbuhkan Rasa Didiplin, Cinta Seni, Terampil, Sehingga Mampu Berkarya dan Berkreasi. e. Melaksanakan Pendampingan Siswa Dalam Pengembangan Diri Untuk Peningkatan Potensi Dirinya Dengan Memberikan Wadah Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler. f. Menumbuhkan Cinta Budaya Yogyakarta dan Keterampilan Batik. g. Melaksanakan Budaya Budi Pekerti Guna Membentuk Perilaku Siswa Yang Berkarter. h. Melaksanakan Pendampingan Siswa dalam Peningkatan Kemampuan TIK. b.
Sarana dan Prasarana Sekolah SDN 1 Sekarsuli sudah mempunyai ruang kelas yang cukup baik, ruang
kelas di SDN 1 Sekarsuli berjumlah enam (Ruang kelas 1 sampai kelas 6). Pada ruang kelas terdapat meja dan kursi yang cukup untuk siswa walaupun kondisinya kurang baik. Dalam ruang kelas juga terdapat perlengkapan pembelajaran yang cukup lengkap, ada papan tulis, alat tulis, penghapus dan papan data kelas. Selain itu, di dalam kelas juga terdapat gambar burung garuda, Foto presiden dan wakil presiden, serta beberapa karya siswa juga di pajang di dinding samping dan belakang setiap kelas. Fasilitas lain seperti kipas angin dan alat bersih-bersih juga ada namun kondisinya kurang baik. Sekolah juga mempunyai Liquid Crystal 56
Display (LCD) proyektor, namun hanya berjumlah 1 sehingga jika guru ingin menggunkan harus bergantian dan bongkar pasang tidak menetap di kelas. Halaman SD sekarsuli cukup bersih dengan adanya taman kecil di depan kelas. Adanya taman ini dapat memperindah suasana sekolah, selain itu di depan ruang kelas juga disediakan tempat untuk cuci tangan beserta sabun cuci tangan untuk dapat mendukung kebersihan lingkungan serta kebersihan anggota warga sekolah. Pada halaman sekolah juga terdapat arena permainan gobak sodor dan engklek yang kadang digunakan siswa untuk bermain. Ruang guru dan ruang kepala sekolah terletak berdekatan. Kondisi ruang guru sudah bagus. Penataan meja dan kursi tersebar di sekeliling ruang sehingga memudahkan setiap siswa yang akan bertemu dengan gurunya serta mudah untuk dikondisikan ketika ada rapat sekolah. Ruang kepala sekolah terpisah dengan ruang guru. SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai masjid di selatan ruang kelas 1. Kondisi masjid cukup bagus dan bersih. Fasilitas yang ada di Masjid yaitu adanya karpet sajadah yang cukup, kamar mandi, tempat wudhu yang cukup banyak untuk siswa, kipas angin dan tersedianya beberapa sandal untuk wudhu. Masjid setiap hari dimanfaatkan untuk melaksanan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah oleh siswa dan guru. Secara keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di SDN 1 Sekarsuli sudah cukup baik. Namun dalam pemanfaatanya masih kurang optimal dan perlu ditingkatkan. Pemanfaatan yang perlu ditingkatkan seperti pemanfaatan
57
perpustakaan, komputer yang tersedia, serta pemanfaatan media pembelajaran yang ada di sekolah. c.
Potensi Siswa Jumlah siswa SDN 1 Sekarsuli tidak begitu banyak. Sekolah sudah
memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa dengan beberapa ekstra kurikuler seperti Pramuka, Batik, Seni Tari dan
belajar membaca Al-Quran. Dengan adanya
berbagai kegaitan ekstra diharapkan potensi siswa dapat lebih dikembangankan. Tabel 4. Jumlah Siswa SD Negeri1 Sekarsuli No. Kelas Jumlah Siswa 1. Kelas I (satu)
14
2. Kelas II (dua)
14
3. Kelas III (tiga)
10
4. Kelas IV (empat)
21
5. Kelas V (lima)
27
6. Kelas VI (enam)
21
58
d.
Potensi Guru dan Karyawan Berikut adalah daftar nama guru dan karyawan SD Negeri 1 Sekarsuli
tahun ajaran 2016/2017: Tabel 5. Daftar Nama Guru dan Karyawan No.
Jabatan
Nama
1.
Muhinnah, S.Pd.
Kepala Sekolah dan Guru IPS
2.
Ananda Galuh, S.Pd
Guru Kelas I
3.
Windyarti Setyaningrum, S.Pd.
Guru Kelas II
4.
Milani Dyan Rahatu, S.Pd.
Guru Kelas III
5.
Fitri Maryatun, A.Ma.
Guru Kelas IV
6.
Wulan Pranajmitha, S.Pd.
Guru Kelas V
7.
Sri Tentrem, S.Pd. SD.
Guru Kelas VI
8.
Celine
9.
Romanus Krismantoro
10.
Aslim, S.Ag.
11.
Rud Yuniatari, M.Th.
12.
Tutik Sundari
13.
I Nyoman Suyasa, M.Sn.
14.
Ika Wahyuti, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris
15.
Ismanto
Tenaga Administrasi
16.
Suradi
Penjaga Sekolah
Guru PJOK Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Kristen Guru Seni Tari
59
Guru Seni Lukis
2.
Implementasi Nilai-nilai Sila Pancasila dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah
sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar. Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli, penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting dilakukan. Penanaman nilai Pancasila bukan hanya pada pelajaran Pkn saja melainkan harus pada semua mata pelajaran dan kegiatan sekolah. (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu ST selaku wali kelas 6 yang menyatakan bahwa guru merasa bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila penting agar anak memiliki rasa, jiwa pratiotisme, kemanusiaaan, dan jiwa sosial (wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru). Pendapat Bu ST didukung oleh pendapat dari Bu WS selaku wali kelas 2 yang menyatakan guru merasa penanaman nilai-nilai sila Pancasila sangat penting karena kalau tidak ditanamkan sejak dini nanti anak tidak mengenal nilai-nilai Pancasila (wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2). Pemaparan dari beberapa narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran sangat penting untuk dilaksanakan karena Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan seharihari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
60
Implementasi Nilai-nilai Pancasila di dalam pembelajaran agar dapat diterima siswa dengan baik tentunya harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Menurut
Kepala
Sekolah
SDN
1
Sekarsuli
strategi
sekolah
dalam
mengimplementasikan nilai-nilai sila Pancasila yaitu dengan membiasakan siswa dan dimasukkan dalam beberapa materi pelajaran, selain itu implementasi nilainilai Pancasila dapat
dilakukan guru dengan mengembangkan metode
pembelajaran yang sesuai (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli). Menurut Bu ST yang merupakan guru kelas 6, guru menanamkan nilai Pancasila dengan memasukkannya dalam kegiatan pembelajaran seperti kegiatan berkelompok dan belajar di perpustakaan (wawancara,Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru). Menurut Bu WS, Guru memasukkan penanaman nilai Pancasila dalam pembelajaran, misalnya saat materi upacara bendera, guru sambil menanamkan pada anak sikap disiplin, memberi contoh hormat yang benar, menjaga ketertiban, dan lain-lain (wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2). Berdasarkan wawancara dari beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi yang ditetapkan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai sila Pancasila
dalam
kegiatan
Pembelajaran
dapat
dilaksanakan
dengan
mengembangkan metode pembelajaran yang digunkan, kegiatan-kegiatan saat pembelajaran, dan dalam materi pelajaran. Pelaksanaan atau pengamalan Pancasila dibedakan menjadi dua yaitu pengamalan secara obyektif dan secara subyektif. Pengamalan Pancasila dalam
61
kegiatan di SDN 1 Sekarsuli dapat berupa pengamalan secara obyektif dan subyektif. a.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) di SDN 1 Sekarsuli Siswa di SDN 1 Sekarsuli menganut agama yang berbeda-beda, ada yang
beragama Islam, Kristen, dan Katolik. Sebagian besar siswa beragama Islam. Kebiasaan mengucapkan salam di SDN 1 Sekarsuli sudah diterapkan dalam berbagai kegiatan sekolah seperti diadakannya salam pagi, sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran, dan dalam berbagai aktivitas sekolah lainnya. Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap guru kelas 3 dan kelas 6 (wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) dan guru kelas 2 (wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa guru selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam). Hal ini juga didukung dengan hasil Observasi (31 Januari – 2 Februari 2017) di lapangan bahwa guru selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam, selain itu siswa juga mengucapkan salam ketika kegiatan salam pagi di halaman sekolah. Dalam pembelajaran dan kegiatan di sekolah, guru juga mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa bersama. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan dalam pembelajaran di sekolah (31 Januari – 2 Februari 2017). Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara terhadap guru kelas 3 dan kelas 6 (wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) dan guru kelas 2 (wawancara,
62
Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa guru selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa). Pembelajaran di kelas dimulai pukul 07.00, sebelum membahas materi pelajaran diadakan kegiatan membaca surat Al-Fathihah dan Surat-Surat Pendek bagi yang muslim. Berdasarkan Wawancara kepada guru kelas 6 (wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) yang menyatakan bahwa sebelum pembelajaran siswa dibiasakan tadarus terlebih dahulu
dan guru kelas 2
(wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa sebelum pembelajaran siswa dibiasakan membaca juz ama. Hal ini juga didukung dengan hasil observasi
(31 Januari – 3 Februari 2017) bahwa siswa dalam
memulai pembelajaran selalu diawali dengan membaca surat Al- Fathihah dan beberapa Surat Pendek. Guru yang memimpin dalam kegiatan ini. Kegiatan sholat dan kegiatan keagamaan yang lain juga dibiasakan di SDN 1 Sekarsuli. Siswa dan guru setiap hari melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur secara berjamaah di masjid. Dalam kegiatan sholat ini siswa berbaur antara satu kelas dengan kelas lainnya, namun dalam kegiatan sholat ini masih banyak siswa yang kurang tertib sehingga harus selalu diingatkan oleh guru. Pada kegiatan sholat dhuha juga dilaksanakan kegiatan berdzikir dan membaca doadoa. Siswa yang beragama nonmuslim diminta untuk membaca kitab sucinya masing-masing, namun untuk kegiatan ini kurang begitu terawasi oleh guru (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017). Hal ini juga didukung dengan wawancara kepada siswa Z siswi kelas 3 yang menyatakan selalu mengikuti sholat dhuha dan kegiatan keagamaan (wawancara,
63
Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan siswa ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 yang menyatakan bahwa ia kerap mengikuti kegiatan keagamaan seperti doa pagi dan doa di perpustakaan (wawancara, 30 Januari 2017). Selain kegiatan diatas masih ada kegiatan lain seperti Taman Pendidikan AlQuran (TPA) untuk yang muslim dan membaca kitab suci untuk yang non muslim. Kegiatan TPA diikuti oleh setiap kelas sesuai dengan jadwalnya masingmasing, saat siswa yang muslim melaksanakan kegiatan TPA di dalam kelas, maka siswa yang nonmuslim akan melaksanakan kegiatan di perpustakaan. Kegiatan TPA yaitu kegiatan membaca Al-quran atau Iqro yang dibimbing oleh salah satu karyawan SDN 1 Sekarsuli dan untuk Agama non muslim dibimbing oleh guru agama masing-masing (observasi, Rabu 1 Februari 2017). Hal ini juga di dukung dengan wawancara terhadap kepala sekolah sebagai berikut: “Misalnya zakat fitrah, kemudian nanti diberikan kepada anak kembali kepada anak yang tidak mampu. Misalnya Infak juga diberikan untuk anak yang sakit. Infak biasanya dilaksanakan hari senin dan jumat. Hari senin untuk Qurban, dan hari jumat untuk sosial. Tpa juga wajib untuk semua kelas (Wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli)”. Berdasarkan wawancara kepada kepala sekolah juga didapatkan Informasi bahwa sekolah juga melaksanakan zakat fitrah dan kegiatan infak. Kegiatan Infak dilaksanakan setiap hari senin dan jumat. Hari senin untuk kegiatan Qurban dan hari jumat untuk kegiatan sosial. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi nilainilai sila pertama pancasila yaitu dengan membiasakan budaya mengucapkan salam, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, membaca surat pendek 64
sebelum memulai pembelajaran, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah kegiatan keagaamaan untuk non muslim, TPA, kegiatan Infak dan Qurban saaat hari Raya. Kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan menjadi budaya di sekolah. b.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) di SDN 1 Sekarsuli Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti kesadaran sikap
dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan sesuatu dengan semestinya. Nilai yang ada dalam sila ini adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai kesamaan hak dan derajad tanpa membedakan suku, agama, ras, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai sesama manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai perwujudan sila kedua ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian terhadap sesama, menghormati orang yang lebih tua, serta menjunjung tinggi nlai-nilai kemanusiann lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli kegiatan yang dilakukan dengan membiasakan anak untuk melakukan budaya senyum, salam dan sapa setiap pagi. Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti (observasi 31 Januari – 3 Februari) yang memperlihatkan setiap pagi anak melakukan kegiatan salam pagi, yaitu berjabat tangan dengan guru serta mengucapkan salam. Kegiatan ini dilakukan setiap pagi, namun berdasarkan hasil observasi tidak semua guru ikut dalam kegiatan di pagi hari ini, beberapa guru hanya melaksanakan kegiatan ini
65
kepada siswa kelasnya saja. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan sikap menghormati kepada orang lain dan orang yang lebih tua, selain itu dapat mengajarkan nilai kesopanan kepada siswa. Hal ini juga didukung dengan wawancara kepada Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) yang menyatakan bahwa siswa selalu melakukan kegiatan salam pagi dengan guru. Kegiatan salam pagi ini sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap pagi. Nilai dari sila kedua yang lain yaitu dengan tidak membeda-bedakan anak dan menjunjung tinggi hak tanpa melihat suku, agama, ras dan status sosial. Dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, hal ini dilakukan guru dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat di depan kelas dan siswa mempunyai hak yang sama di kelas (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017). Hal ini didukung dengan wawancara terhadap 3 guru SDN 1 Sekarsuli yang menyatakan bahwa mereka memberi kesempatan yang sama kepada seluruh siswa jika ingin menyampaikan pendapatnya. Makna dari sila kedua ini juga terdapat nilai saling menghargai hak orang lain. Dalam kegiatan di SDN 1 Sekarsuli, siswa mau tertib dalam baris masuk ke kelas dan saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017). Selain hal tersebut berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kepada Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan
66
6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) menyatakan bahwa mereka mau menghargai orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Sikap saling peduli terhadap sesama juga dilaksanakan di sekolah dengan berbagai kegiatan seperti siswa yang sudah paham terhadap suatu materi mau mengajari siswa lain yang belum paham (observasi, 31 Januari 2017 di kelas 3), hal lain juga ditunjukkan oleh guru dengan membiasakan agar anak mau berbagi, seperti saat kegiatan mewarnai anak yang mempunyai pewarna mau meminjami anak yang belum punya atau tidak membawa pewarna (observasi, 1 Februari 2017), serta kesadaran dalam diri anak akan peduli sesama juga terlihat saat peneliti akan mengembalikan dan membereskan alat-alat untuk upacara, ada anak yang tanpa diminta mau membantu dalam tugas ini (observasi, Senin 6 Februari 2017). Sikap saling peduli terhadap sesama manusia sudah tercermin dalam beberapa kegiatan siswa, selain itu sekolah juga membiasakan siswa untuk mau menjenguk siswa yang sedang sakit, seperti hasil wawancara dengan guru kelas 6 Bu ST yang menyatakan bahwa guru membiasakan anak menjenguk ke rumah siswa lain yang sedang sakit jika sakitnya lumayan parah seperti pada hari itu guru dan siswa akan menjenguk siswa S yang sakit karena terjatuh saat bermain di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017). Hal ini juga didukung oleh keterangan dari ibu W yang mengatakan bahwa siswa akan diajak menjenguk jika ada yang sakit lebih dari 4 hari (wawancara, 1 Februari 2017). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai Pancasila Implementasi Nilai-nilai sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan membiasakan siswa untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa,
67
dan menghormati kepada orang yang lebih tua serta hak-hak orang lain. Guru juga membiasakan siswa untuk bersikap sopan dan menegur siswa yang tidak sopan. Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang latar belakang siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam kegiatan pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Siswa juga terlihat sudah ada kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman yang tidak bisa, membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang butuh bantuan. Sekolah juga membiasakan anak untuk menjenguk temannya yang sedang sakit, hal ini akan dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia. c.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 3 (Persatuan Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan
Indonesia bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan Indonesia menghendaki warga masyarakat bersatu padu demi mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa dan negara berdaulat, sesuai dengan semboyang “Bhineka Tunggal Ika”. Pengamalan sila ketiga dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Seakrsuli yaitu dengan wujud cinta tanah air dan bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai kegiatan sekolah seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap akan memulai pembelajaran (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap bu ST yang mengatahan bahwa: “Ada mas, kita ada apa namanya implementasi itu hlo. Doa, kemudian tadarus, dan membaca bersama, terus menyanyikan lagu Indonesia Raya terus menghormati bendera sang merah putih kalau saya. Jadi sebelum pembelajaran dimulai kita berdoa, setelah berdoa kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian menghormati pada sang merah putih, setelah itu tadarus sebentar, setelah tadarus sebentar kita membaca buku sebentar, yang 68
kita baca pelajaran yang hari itu akan dilakukan. (Wawancara, 30 Januari 2017 di ruang guru)”. Hal ini juga didukung dengan keterangan dari ibu W yang mangatakan bahwa sekarang sudah dibiasakan sebelum pembelajaran dimulai itu ada menyanyikan lagu Indonesia Raya (wawancara, 1 Februari 2017 di ruang kelas 2). Hal ini juga didukung dengan keterangan dari siswa mengenai lagu-lagu wajib nasional yang mereka tahu, seperti wawancara terhadap siswa A dan SYP yang hafal Siswa hafal lagu Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku, Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Garuda Pancasila (wawancara, 30 Januari 2017). Selain itu penanaman nilai-nilai sila ketiga ini dilakukan dengan kegiatan rutin upacara bendera setiap hari senin. Hal ini sesuai denga hasil observasi berikut: “Kegiatan atau susunan acara dalam upacara bendera antara lain, masing masing pemimpin menyiapkan barisannya, hormat kepada pemimpin upacara, Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila, pembacaan doa dan amanat pembina upacara. Pada saat amanat Pembina upacara menyampaikan agar siswa selalu menjaga kebersihan,kesehatan dan ketertiban (Observasi, 6 Februari 2017)”. Kegiatan lain yang dilakukan untuk menanamkan cinta tanah air dan persatuan yaitu dengan mengembangkan sikap gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Siswa setiap hari diberi giliran untuk menjalankan piket kelas. Hal ini didukung dengan wawancara terhadap bu ST yang menyatakan: “Ada yang jelas ya mas. Kita bagi sesui dengan tempat tinggal mas kalau saya. Jadi kita bagi adil rata kalu rumahnya jauh kita bareng dengan yang dekat. Jadi biar piket itu dapat terlaksana semua. Jadi jangan yang dekat semua, kasihan nanti yang jauh semua kephontal-phontal. Jadi kita bagi rata yang dekat kita campur yang jauh agar dapat melaksanakan piket dengan baik (wawancara, 30 Januari 2017)”. 69
Berdasarkan hasil observasi, siswa memang terlihat melaksankan piket kelasnya masing-masing. Mereka ada yang menyapu lantai, membuang sampah, atau membagikan buku kepada teman-temannya (observasi 31 Januari – 3 Februari). Berdasarkan wawancara dengan Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa, 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) menyatakan bahwa mereka selalu melakukan piket kelas sesuai dengan jadwal mereka masing-masing. Pada setiap kelas di SDN 1 Sekarsuli juga dipasang gambar foto Presiden, Wakil Presiden, dan Burung Garuda Pancasila sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air. Pada dinding setiap ruang kelas juga di pajang beberapa karya siswa seperti batik ikat celup, hasil menggambar siswa, dan hasil mewarnai siswa. Hal ini akan menumbuhkan rasa bangga terhadap diri siswa, dengan dibuktikan pada saat peneliti ada di kelasnya ada salah satu siswa yang mengatakan bahwa karyanya bagus (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017). SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai berbagai macam tanaman yang diletakkan di depan ruang kelas dan ada kelompok tanaman obat yang ditanam di depan ruang kelas 1. Dalam kegiatan merawat tanaman guru juga melibatkan siswa dalam perawatannya, hal ini sesuai dengan wawancara terhadap bu ST yang menyatakan sebagai berikut: “Ya mas, terutama kalu ada pelanggaran, anak yang misalnya kurang tertib dalam pembelajaran kita suruh langsung membersihkan taman sambil menata bunga-bunganya (Wawancara, 30 Januari 2017)”.
Wawancara dari bu ST juga sejalan dengan bu W yang menyatakan bahwa siswa dilibatkan dalam merawat tanaman yang ada di halaman, biasanya setelah 70
upacara hari senin (wawancara, 1 Februari 2017). Berdasarkan hasil observasi, pada saat upacara kepala sekolah juga menyampaikan pengumuman bahwa siswa yang tidak tertib saat upacara diminta membersihkan lingkungan dan menata tanaman yang ada di halaman didampingi oleh guru. Hal itu dilaksanakan setelah kegiatan upacara berlangsung terlihat siswa dengan didampingi beberapa guru melakukan kegiatan merawat tanaman tersebut dengan gotong royong (observasi, 6 Februari 2017). Guru juga memasukkan pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke tiga ini dalam kegiatan pembelajaran seperti terlihat di kelas 2 pada materi bahasa Indonesia mengajarkan siswa untuk tertib saat upacara, berpakaian rapi, cara hormat yang benar dan mengenai lagu Indonesia Raya serta mengheningkan cipta dalam pembelajaran (observasi, 1 Februari 2017 di ruang kelas 2). Contoh lainnya terjadi saat kegiatan olahraga, siswa bermain permainan tradisional gobak sodor. Permainan ini dapat meningkatkan kerjasama siswa dan kekompakan siswa (observasi, 2 Februari 2017). Kegiatan lain yang dilaksanakan sekolah untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan siswa yaitu dengan kegiatan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam kegiatan sholat ini siswa bercampur jadi satu tidak dipisah berdasarkan kelas. Sekolah juga memasukkan pelajaran membatik dan tari sebagai pengembangan diri siswa. Kegiatan tari dilaksanakan setiap hari sabtu dan batik dibagi sesuai jadwal masing-masing kelas, namun untuk saat ini kegiatan membatik baru sampai membuat pola di kertas gambar (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini juga didukung dengan wawancara terhadap siswa ZLS yang menyatakan suka dengan permainan atau tari-tarian daerah, siswa
71
mengikuti ekstra di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017), hal ini juga didukung dengan keterangan dari siswa A dan YSP yang mengatakan siswa suka permainan tradisional seperti cublak-cublak suweng dan Jamuran (wawancara, 30 Januari 2017). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Persatuan Indonesia dilaksankan dengan berbagai cara diantaranya membudayakan kegiatan gotong royong dalam piket, mengajarkan cinta tanah air dan lingkungan dengan berbagam cara seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, kegiatan Upacara Bendera dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu sekolah juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat menjadikan antar siswa lebih akrab dan dapat membaur. Sekolah juga membiasakan untuk tertib dalam upacara maupun dalam kegiatan lainnya. Dalam setiap kelas juga dipasang foto Presiden, Wakil Presiden, serta Burung Garuda sebagai wujud bangga terhadap bangsa Indonesia, selain itu di dalam kelas juga dipajang berbagai karya siswa seperti hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya yang dapat menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap karyanya. Guru juga mengajarkan nilai-nilai sila ketiga ini dalam pembelajaran yang sesuai contohnya saat ada materi Upacara Bendera, saat olahraga dan bermain permainan tradisional gobak sodor. Siswa juga diajarkan dengan budaya yang ada di Indonesia seperti tari-tari dan juga batik. Siswa juga hafal beberapa lagu wajib nasional serta menyukai permainan tradisonal Indonesia.
72
d.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 4 (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di SDN 1 Sekarsuli Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanann Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai demokrasi. Demokrasi harus dijamin secara bebas tetapi juga harus disertai dengan rasa tanggung jawab, menjamin hak warga negara untuk menyampaikan pendapat, dan pengambilan keputusan dilaksanakan secara bulat dan bijaksana disertai dengan rasa kejujuran dan tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli berdasarkan observasi langsung ke lapangan, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Hal itu terlihat dengan banyaknya siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapatnya di dalam proses pembelajaran. Guru juga menanggapi pertanyaan ataupun masukan dari siswa (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap bu ST dan bu MD (wawancara, 30 Januari 2017), dan bu W (wawancara 1 Februari 2017) yang menyatakan bahwa mereka memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau berpendapat dalam proses pembelajaran di sekolah. Wawancara terhadap siswa Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa, 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) juga mengatakan bahwa mereka berani menyampaikan pendapat di depan kelas ataupun sekedar bertanya kepada guru.
73
Susunan kepengurusan kelas yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara ada dalam setiap kelas. Dalam hal ini anak dilatih untuk dapat memimpin dan menjalankan tugasnya di kelas. Dalam pemilihan pengurus kelas dilakukan dengan musyawarah kelas, seperti yang dikemukakan oleh bu ST sebagai berikut: “Kita pilihnya secara musyawarah mas. Musyawarah satu kelas menentukan yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi kita melalui musyawarah (wawancara, 30 Januari 2017)”.
Hal senada juga disampaikan oleh Bu W sebagai berikut: “Musyawarah kelas mas. Jadi teman-teman siapa yang mau jadi ketua. Terus temen-temen, pakai itu mas kertas. Saya bagikan kertas siapa yang mau jadi ketua terus yang polling suara terbanyak jadi ketua, kedua sekretaris, kayak gitu (Wawancara, 1 Februari 2017)”. Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan musyawarah dalam penentuan kepengurusan di kelas. Selain itu, di dalam kelas sering terjadi konflik antar siswa, hal ini menuntut guru untuk dapat menyelesaikannya secara bijaksana. Berdasarkan wawancara terhadap bu ST yang menyatakan sebagai berikut: “Ya, pernah ada, biasa mas perbedaan pendapat mereka, tapi tidak sampai menjurus ke hal-hal yang lebih parah hanya sampai sebatas berbeda pendapat ya kita selesaikan. Kita selesaikan secara musyawarah juga penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana yang kurang pas kita paskan biar mereka juga terus tidak ada kesalahpahaman lagi tidak ada masalah lagi (wawancara, 30 Januari 2017)”.
74
Hal senada disampaikan juga oleh ibu W sebagai berikut: “Ya sering mas. Contohnyakan anak-anak sering berkelahi misalnya gak sengaja njegal atau apa. Terus kemarin itu Dandi gak sengaja jatuhin tas Kiki ternyata tempat pensilnya Kiki sampai rusak, terus sampai di rumah dimarahin orangtuanya, terus bilang disini rame lagi kayak gitu. Cuma saya kasih tahu Kiki, maafan dulu yang pertama, biasanya anak-anak saya suruh maaafan dulu terus yang kedua Kiki saya tanya, saya konfirmasi dulu permasalahannya apa, kalau sudah Dandi sama Kiki biasannya saya ajak ngobro (wawancara, 1 Februari 2017)”. Berdasarkan keterangan diatas dan dari hasil observasi, guru dalam menyelesaikan konflik atau permasalahan di kelas dilaksanakan dengan musyawarah dan mengedepankan rasa kekeluargaan kepada siswa. Guru juga tidak hanya melihat dari satu pihak saja, tetapi guru melihat dari setiap anak yang mempunayi konflik tersebut dan dapat diselesaikan secara bijaksana. Hal lain yang sudah dilakukan sekolah yaitu dengan melatih siswa untuk berani memimpin teman-temannya. Hal itu dilakukan dengan kegiatan memimpin baris masuk ke kelas dan memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pembelajaran. Siswa mendapatkan giliran secara bergantian setiap hari untuk melaksankan tugas tersebut. Berdasarkan observasi, siswa sudah melaksankan hal tersebut dengan baik (observasi 31 Januari – 3 Februari). Berdasarkan
uraian
keterangan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
implementasi nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegitan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yaitu guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya, di dalam kelas juga terdapat susunan kepengurusan kelas yang ditentukan dengan cara musyawarah, dan penyelesaian masalah dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang adil dan bijaksana. 75
Guru juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk berani memimpin temannya secara bergantian dalam beberapa kegiatan sekolah seperti memimpin baris dan memimpin bernyanyi. e.
Pengamalan Nilai-nilai sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli Keadilan artinya memberikan sesuatu hal kepada seseorang sesuai dengan
haknya. Keadilan harus dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keadilan harus diberikan sesuai dan kewajibannya. Kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa dalam berpendapat dan guru juga menanggapi pertanyaan atau pendapat siswa tersebut tanpa membeda-bedakan siswa (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan bu ST sebagai berikut: “Ya, kita beri kesempatan yang sama. Baik laki-lakin maupun perempuan kita beri kesempatan yang sama. Kita selalu menawarkan waktu mas, monggo yang belum jelas, atau mau berpendapat atau yang mau mengusulkan idenya terserah (wawancara, 30 Januari 2017)”. Keterangan dari bu ST juga sejalan dengan wawancara terhadap bu MD (wawancara, 30 Januari 2017) dan bu W (wawancara, 1 Februari 2017) yang menyatakan bahwa setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya. Dalam kegitan memimpin baris berbaris dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, guru juga membagi tugasnya dengan adil dengan cara siswa bergantian setiap harinya, jadi semua siswa akan dapat merasakan pengalaman yang sama dalam memimpin temannya. Guru juga 76
bersikap adil dengan memberikan pujian kepada siswa yang rajin serta menegur atau memberikan motivasi kepada beberapa siswa yang malas (observasi 31 Januari – 3 Februari). Dalam kegiatan sehari-hari siswa juga tidak memilih-milih dalam berteman. Siswa mau berteman dengan siapa saja di dalam lingkungan sekolah (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini juga disampaikan oleh kepada Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa, 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) yang menyatakan bahwa mereka tidak pilih-pilih dalam berteman. Siswa mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang status sosial atau perbedaan lainnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam kegiatan pembelajaran diwujudkan guru dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap anak. Guru juga memberikan kesempatan sama kepada anak untuk dapat memimpin temannya dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya dan memimpin barisan. Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman. 3.
Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pembelajaran
a.
Faktor Pendukung Implementasi Nilai-nilai Pancasila Upaya
mengimplementasikan
nilai-nilai
Pancasila
dalam
kegiatan
pembelajaran tentunya ada faktor pendukung agar tujuan tersebut dapat tercapai. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terdapat beberapa hal yang
77
mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli yaitu adanya dukungan dari Kepala Sekolah, Guru, dan Dinas Pendidikan serta sarana dan prasarana sekolah yang cukup mendukung. Dukungan dari Kepala Sekolah dan pemerintah ditunjukkan dengan diadakannya beberapa program sekolah yang dapat mengembangkan nilai-nilai Pancasila anak seperti kegiatan sholat berjamaah, menjaga kebersihan lingkungan, pengembangan 18 karakter mulia yang di dalamnya juga bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dukungan dari guru yaitu dengan membimbing anak untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan membiasakan anak untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan berbagai kegiatan pembelajaran dan dengan pembiasaan di sekolah. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga sudah cukup mendukung dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. (observasi 31 Januari – 6 Februari 2017). Hal ini sejalan dengan wawancara terhadap bu M kepala SDN 1 Sekarsuli yang menyatakan: “Dari guru, lingkungan, orangtua, dan dari anak sendiri. Kalau dari pemerintah misalnya untuk pelaksanaan sholat dhuaha kemarinkan belum begitu banyak, tapi waktu itu pengawasnya tahu. Maka pengawas memberikan satu lembar kertas yang berisi dao-doa dan diperbanyak dan dibagikan ke siswa sehingga anak-anak hafal doa-doa. Dari dinaspun juga ikut andil, terutama untuk sila pertama ya (wawancara, 31 Januari 2017)”. Berdasarkan wawancara terhada bu MD menyatakan bahwa faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila ini yaitu faktor lingkungan dan guru bagaimanan memberi contoh (wawancara, 30 Januari 2017), hal senada juga disampaikan bu ST yang menyatakan bahwa faktor pendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu dari masyarakat dan dari lingkungan 78
sekolah. Dari lingkungan sekolah misalnya dengan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila di SD Sekarsuli datang dari Kepala Sekolah, Guru, Dinas Pendidikan, dan lingkungan sekolah yang mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Kepala Sekolah dan dinas Pendidikan mendukung dengan mengadakan program atau kebijakan sekolah yang dapat meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila, guru sebagai pelaksana menanamkan dalam diri siswa dalam berbagai kegiatan yang ada serta memanfaatkan lingkungan yang ada di sekolah untuk mengimplementasikan nilainilai Pancasila pada anak. b.
Faktor Penghambat dan Upaya Sekolah Mengatasi Hambatan Dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila Pada berbagai kegiatan sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila, ditemukan berbagai hambatan atau masalah. Berdasarkan wawancara terhadap bu M yang mengatakan sebagai berikut: “Hambatannya kalau lingkungan anak kalau tidak dominan otomatis untuk penanaman disini agak sulit, misalnya menghormati guru, mengolok-olok teman itu karena sudah biasa di rumah jadi agak sulit, tergantung lingkungannya juga (wawancara, 31 Januari 2017)”. Kepala sekolah menyatakan bahwa lingkungan anak di rumah yang kurang baik dan kebiasaan di rumah anak yang kurang baik akan terbawa ke sekolah, hal itu akan menyulitkan guru dalm upaya implementasi nilai-nilai Pancasila di sekolah. Hal ini juga seperti yang disampaikan bu W yang menyatakan bahwa lingkungan anak di laur sekolah yang kurang mendukung akan menghambat guru 79
di sekolah, contohnya setelah liburan, kebiasaan anak yang sudah dibentuk di sekolah seperti dilupakan. Anak kembali ke kebiasaanya di rumah yang tidak semua baik (wawancara, 1 Februari 2017). Bu MD juga mendukung pendapat dari bu M dan ST dengan mengatakan bahwa karakter anak dan kebiasaan anak yang kurang baik di lingkungan luar sekolah akan dapat menghambat implementasi nilai-nilai sila Pancasila di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017). Berdasarkan observasi dilapangan memang ditemukan beberepa siswa yang mempunyai sifat sulit diatur dan kurang sopan walaupun sudah diingatkan guru berulang kali. Guru harus berulangkali menasehati siswa tersebut, seperti harus berkata sopan, tertib dalam pelajaran, dan tidak menggangu temannya (observasi 31 Januari – 6 Februari 2017). Dalam mengatasi hambatan tersebut sekolah tentunya mempunyai strategi untuk meminimalisirrnya, upaya yang dilakukan sekolah dengan terus membiasakan anak dan melaksanakan beberapa program sekolah yang mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila (observasi 31 Janurai – 6 Februari 2017). Hal ini senada dengan yang disampaikan bu MD dan W yang meyatakan untuk mengatasi hambatan tersebut harus dilakukan pembiasaan lagi di sekolah. Pembiasaan dilakukan dengan terus mengingatkan siswa jikia ada yang kurang baik. Sedangkan menurut bu M sebagai Kepala Sekolah menyatakan bahwa upaya sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut dengan ada pembinaan dari pihak sekolah. Jadi misal ada anak-anak yang melanggar itu harus langsung dibina agar tidak melakukannya kembali (wawancara, 31 Januari 2017). Wawancara dengan bu ST, untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara konsultasi kepada kepala
80
sekolah atau guru yang lebih senior, guru tanya dulu bagaimana cara menyelesaikannya, setelah itu guru menerapkannya pada siswa (wawancara, 30 Januari 2017). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami sekolah dalam implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu jika lingkungan anak di rumah atau masyarakat kurang mendukung maka akan sulit untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah, selain itu karakter anak dan kebiasaan anak di luar sekolah yang kurang baik yang kadang ada yang sulit untuk dinasehati juga menjadi hambatan bagi guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di sekolah. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan pembiasaan di sekolah, diingatkan di sekolah, dan dilakukan pembinaan oleh sekolah.
B.
PEMBAHASAN Pancasila merupakan dasar negara republik Indonesia, yang didalamnya
mengandung nilai-nilai luhur yang harus diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan gambaran bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Nilai-nilai Pancasila tersebut akan tidak berarti apabila kita sebagai warga negara tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa sekarang, nilai-nilai luhur Pancasila tampaknya sudah mulai hilang dari kepribadian masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
81
banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila. Keutuhan negara serta kedamaian negara akan terganggu jika hal ini terus terjadi dalam masyarakat Indonesia, dan bukan tidak mungkin kelak akan sangat mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila haruslah menjadi pedoman dalam bertindak, untuk itu dilakukan beberapa cara untuk dapat menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada generasi sekarang. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengimplementasikannya melalui pendidikan formal, salah satunya Pendidikan Dasar. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa besar peran lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan hasil penelitian terhadap informan kepala sekolah, guru, dan siswa SDN 1 Sekarsuli serta dilakukannya observasi dan pengumpulan beberapa dokumen maka diperoleh informasi dan pembahasan sebagai berikut: 1.
Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli Berdasarkan
hasil
penelitian,
SDN
1
Sekarsuli
sudah
berupaya
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dari sila I sampai sila ke V. Sekolah mengimplementasikan
nilai-nilai
Pancasila
dalam
berbagai
kegiatan
pembelajaran. Implementasi nilai-nilai Pancasila juga dicerminkan dari hubungan keseharian antar anggota sekolah, baik antara guru dengan guru, guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya. Mengimplementasikan nilai-nilai
82
Pancasila di sekolah sepertinya tidak sulit dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini sependapat dengan Kaelan (2010: 259) yang menyatakan pengamalan Pancasila secara subjektif adalah pengamalan Pancasila dalam pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Kegiatan
pembelajaran
di
SDN
1
Sekarsuli
setiap
harinya
juga
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Guru memasukkannya dalam metode mengajar, materi ajar, dan memanfaatkan lingkungan sekolah. Guru membiasakan siswa untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan terus melakukan pembinaan di sekolah. a.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) di SDN 1 Sekarsuli Sila I yaitu “ Ketuhanan Yang Maha Esa” . Sejak zaman dahulu masyarakat
Indonesia tidak pernah putus-putusnya percaya kepada Tuhan. Sila pertama ini mengandung nilai-nilai yang menjiwai keempat sila lainnya. Negara didirikan sebagai penjawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara menjamin hak-hak warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang dianutnya. Bedasarkan hasil Penelitian, kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yang mengimplementasikan nilai-niali Pancasila sila I ini yaitu dengan membiasakan budaya mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran. Kegiatan ini selalu dilakukan setiap hari. Pembelajaran dimulai dengan dilaksanakan kegiatan membaca surat pendek bagi yang muslim dan berdoa untuk yang non Islam. Dalam kegiatan ini juga terlihat toleransi antar
83
siswa yang Islam dan non Islam, dengan terbukti siswa tidak saling menggangu dalam kegiatan beribadah. Selain itu, di sekolah juga diadakan kegiatan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah. Siswa sudah terbiasa setiap hari mengikuti kegiatan ini sehingga tidak perlu diminta guru, setiap jam sholat mereka langsung menuju masjid. Pada kegiatan sholat juga dilaksanakan kegiatan dzikir dan membaca doa bersama-sama yang dipimpin dan diawasi oleh guru. Siswa non muslim yang tidak melaksanakan sholat juga terlihat sangat menghormati dan tidak menggangu siswa yang sedang sholat. Sealin kegiatan tersebut, di SDN 1 Sekarsuli juga diadakan kegiatan TPA yang melatih siswa untuk belajar membaca Al-quran sebagai kitab suci umat muslim. Kegiatan implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama di SDN 1 Sekarsuli sudah mencerminkan beberapa nilai-nilai Pancasila sila pertama. Hasil penelitian sesuai dengan arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa diantaranya Pengakuan adanya kausa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa, menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya (Rukiyati dkk, 2010: 58). Hal ini juga sejalan dengan kaedah implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama menurut Ketut Rindjin yaitu sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama, serta mempunyai toleransi agama/ kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ketut Ridjin, 2012: 192). Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila pertama Pancasila di SDN 1 Sekarsuli dilakukan dengan membiasakan anak berdoa, mengucapkan salam, beribadah menurut
84
kepercayaan masing-masing siswa, membaca kitab suci, serta mengembangkan rasa toleransi antar umat beragama dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru melakukan pengawasan pada setiap kegiatan pembelajaran siswa. Pada saat kegiatan sholat berjamaah, guru selalu mengingatkan siswa untuk tertib mengikuti kegiatan, membimbing siswa secara langsung dalam membaca kitab suci, serta memeberikan contoh perilaku yang baik sesuai nilai-nilai sila pertama dengan ikut langsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa. b.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) di SDN 1 Sekarsuli Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli menunjukkan adanya
implementasi nilai-nilai sila kedua. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan membiasakan siswa untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, dan menghormati kepada yang lebih tua. Kegiatan senyum salam sapa dibiasakan dalam kegiatan sehari-hari siswa di sekolah. Budaya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menghormati hak-hak orang lain juga dibiasakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Menghormati hak orang lain dilakukan dengan membiasakan mengantri dan menghargai pendapat oranglain. Guru juga membiasakan siswa untuk bersikap sopan dan menegur siswa yang tidak sopan. Guru membiasakan siswa untuk sopan dalam berbagai hal seperti dalam kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang sopan seperti berkata kasar dan bercanda saat kegiatan sholat, guru langsung menegur dan mengingatkan siswa.
85
Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang latar belakang siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam kegiatan pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Hal itu terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam berpendapat, memimpin siswa lain secara bergiliran, dan pembagian tugas piket secara adil. Siswa juga terlihat sudah ada kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman yang tidak bisa, membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang butuh bantuan. Sekolah juga membiasakan anak untuk menjenguk temannya yang sedang sakit, hal ini akan dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia. Siswa biasanya diajak kerumah untuk menjenguk, namun jika rumahnya jauh hanya perwakilan beberapa siswa saja yang menjenguk. Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama, ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila kedua dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli dilakukan dengan membudayakan senyum, salam, sapa dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga membiasakan siswa untuk menghargai hak orang lain, peduli terhadap sesama, serta berlaku adil. Kegiatan pembelajaran ini sesuai
86
dengan hakikat sila kedua yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan rasa saling mencintai, dan rasa saling menghormati. c.
Pengamalan Nilai-nilai Sila 3 (Persatuan Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Persatuan Indonesia di SDN 1
Sekarsuli dilaksanakan dengan berbagai cara. Menanamkan rasa cinta bangsa dan tanah air, guru memulainya dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar yaitu dengan mengadakan piket, merawat tanaman di sekolah, menjaga kebersihan lingkungan, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan piket diadakan di semua kelas dengan pembagian setiap siswa mendapat bagian yang sama setiap minggunya dan untuk pembagian kelompok setiap guru mempunyai pertimbangan tersendiri sesuai keadaan siswa. Kegiatan merawat tanaman dilaksanakan setiap hari senin setelah upacara, dan dilakukan oleh siswa dan guru. Pada pagi hari, saat akan memulai pembelajaran materi, siswa juga menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama dengan dipimpin oleh salah seorang siswa yang maju kedepan. Siswa yang memimpin setiap harinya berganti sesuai gilirannya. Secara tidak langsung sekolah juga mengajarkan rasa cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia dengan dipasang foto Presiden, Wakil Presiden, serta Burung Garuda di setiap kelas. Selain itu, di dalam kelas juga dipajang berbagai karya siswa seperti hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya yang dapat menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap karyanya Nilai yang terkandung dalam sila ketiga yang lain yaitu nilai persatuan, sekolah juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat menjadikan antar siswa lebih akrab dan dapat membaur. Kegiatan sholat bersama ini dilakukan
87
setiap hari di masjid sekolah, yaitu sholat dhuha berjamaah dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam kegiatan sholat ini semua siswa dari berbagai kelas dijadikan satu dan tidak dipisah berdasarkan kelas, jadi siswa dapat berbaur dengan siswa lain dan merasa menjadi satu kesatuan sebagai siswa. Hal lain yang dilakukan untuk menanamkan nilai persatuan yaitu dengan membiasakan gotong royong dalam berbagai hal seperti dalam kegiatan piket dan merawat tanaman yang ada di sekolah. Guru membiasakan untuk tertib dalam melaksanakan setiap kegitan sekolah tersebut. Guru juga mengajarkan nilai-nilai sila ketiga ini pada saat ada materi pembelajaran yang sesuai contohnya saat ada materi Upacara Bendera di kelas 2, guru mengajarkan bagaimana cara hormat yang benar, bagaimana sikap yang baik saat upacara, mengenalkan lebih lanjut tentang lagu Indonesia Raya dan maksud dari mengheningkan cipta. Contoh lain terlihat ketika kegiatan olahraga, guru juga mengenalkan permainan
tradisional gobak sodor. Dalam permainan ini juga
dituntut kerjasama antar siswa dalam tim dan sekaligus dapat mengenalkan permainan tradisional pada anak. Pada halaman sekolah juga sudah disediakan area bermain gobak sodor dan engklek. Berdasarkan wawancara dengan siswa juga menunjukkan data bahwa siswa juga hafal beberapa lagu wajib nasional serta menyukai permainan tradisonal Indonesia. Siswa juga diajarkan dengan budaya yang ada di Indonesia seperti tari-tari dan juga batik. Kegiatan tari dilaksanakan setiap hari sabtu sedangkan batik setiap kelas ada jadwalnya masing-masing. Pada saat penelitian ini kegiatan membatik baru sampai belajar membauat pola di kertas.
88
Hasil penelitian sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga menurut Rukiyati dkk (2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan seperjuangan. Inti dari nilai-nilai sila ketiga yaitu persatuan dan nasionalisme. Guru mengimplementasikan nilai-nilai sila ketiga ini dengan berbagai kegiatan yaitu pengenalan lagu wajib nasional, permainan tradisional, mencintai lingkungan sekitar, dan membiasakan siswa untuk bergotong royong. Dengan berbagai kegiatan diatas dan dengan bimbingan guru diharapkan nilai-nilai sila ketiga ini dapat dipahami serta tertanam dalam diri siswa. Siswa juga diharapkan dapat mengamalkannya dalam kegiatan sehari-hari. Dengan pengamalan nilai-nilai sila ketiga ini siswa akan mempunyai rasa nasionalisme, persatuan, cinta bangsa dan tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia. d.
Pengamalan NIiai-nilai Sila 4 (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di SDN 1 Sekarsuli Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yaitu yang pertama guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan kesempatan siswa menyampaikan pendapatnya, seperti pada
89
saat pembelajaran siswa dibolehkan bertanya, menyampaikan jawabannya dan menyampaikan idenya. Siswa juga terlihat sudah berani menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Pada ruang kelas juga terdapat susunan kepengurusan kelas yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Penentuan pengurus kelas dilaksanakan secara musyawarah. Menurut penuturan guru kelas 6, guru hanya sebgai fasilitator, siswa yang menentukan berdasarkan pilihannya. Guru kelas 2 juga menyampaikan bahwa pemilihan pengurus kelas dilakukan dengan pemilihan. Siswa diminta menuliskan nama siswa yang ia tunjuk di selembar kertas, kemudian dihitung. Siswa yang paling banyak dipilih menjadi ketua, kemudia selanjutnya menjadi sekretaris dan bendahara. Namun pada kelas rendah, susunan kepengurusan kelas belum dapat sepenuhnya berjalan. Selain hal tersebut, guru juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk berani memimpin temannya secara bergantian dalam beberapa kegiatan sekolah seperti memimpin baris dan memimpin bernyanyi. Siswa secara bergantian melaksanakan tugas ini setiap hari. Setiap siswa akan mendapat giliran sehingga pada akhirnya semua dapat merasakan menjadi seorang pemimpin walupun dalam kegiatan kecil dan sederhana. Pada saat pembelajaran di sekolah tentunya pernah ada suatu masalah. Masalah dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan guru. Namun yang paling sering terjadi adalah masalah antar siswa. Siswa sering berbeda pendapat, mengejek, dan bermain berlebihan yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik dan permusuhan antar siswa. Dalam
90
menghadapi konflik antar siswa tersebut guru menyelesaikan masalah antar siswa tersebut dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang adil dan bijaksana. Guru akan mencari informasi dari kedua belah pihak yang berselisih dan menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah dan seadil mungkin, sehingga tidak menimbulkan permasalahan lain bagi siswa. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Kelan (2010: 82), menyatakan bahwa dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara. Rukiyati (2013: 62) juga menyatakan bahwa hakikat utama sila keempat ini adalah demokrasi dan permusyawaratan. Demokrasi dalam arti umum yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru setelah itu diadakan tindakan bersama. Inti dari nilai-nilai sila keempat yaitu demokrasi dan musyawarah mufakat. Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli mengimplementasikan nilai-nilai sila keempat ini dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat, mengajarkan demokrasi, serta menyelesaikan masalah dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Guru dalam kegiatan pembelajaran selalu menerima masukan dari siswa dan berusaha bersikap bijaksana dalam menghadapi setiap permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. e.
Pengamalan Nilai-nilai sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli Implementasi nilai-nilai sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli diwujudkan guru dengan
91
memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap anak. Guru menanggapi jawaban siswa tanpa membeda-bedakan siswa. Contoh lain yaitu guru pada saat pembelajaran di kelas 3 ada beberapa siswa yang tidak membawa penggaris, guru berusaha meminjami penggaris untuk semua siswa yang tidak membawa penggaris. Guru juga memberikan kesempatan sama kepada anak untuk dapat memimpin temannya dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya dan memimpin barisan secara bergiliran. Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman. Siswa mau berteman dengan siapa saja di dalam kelas. Siswa juga mau berbagi dengan temannya, hal ini ditunjukkan saat siswa kelas 2 ada kegiatan menggambar siswa mau membagi pewarnanya dengan siswa lain serta siswa juga mau bermain bersama mainan milik salah satu siswa. Dengan berbagai kebiasaan dan kegiatan tersebut diharapkan
siswa
dapat
menerapkan
nilai-nilai
keadilan
sosial
dalam
kehidupannya sehari-hari. Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya. Nilai keadilan harus tercermin dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai sila kelima dilakukan dengan guru bersikap adil terhadap semua siswa dan mengajarkan siswa untuk mau berbagi dengan sesama. Siswa
92
juga sudah terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman dan sudah muncul rasa peduli terhadap sesama teman lainnya dengan mau berbagi. Keadilan dapat diwujudkan dengan memberikan hak kepada orang lain sesuai haknya, berlaku adil, tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras, suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 2.
Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-nilai sila Pancasila dalam Pembelajaran Ada beberapa pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai-nilai
sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: a.
Faktor Pendukung Implementasi Nilai-nilai sila Pancasila Faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli
datang dari kepala sekolah, guru, Dinas Pendidikan, dan lingkungan sekolah yang mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Kepala Sekolah dan dinas Pendidikan mendukung dengan mengadakan program atau kebijakan sekolah yang dapat meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah juga mengembangkan pendidikan karakter yang didalamnya mengandung dari nilainilai luhur Pancasila. Kepala Sekolah juga mengadakan kebijakan seperti kegiatan pengembangan seni anak dan kegiatan keagamaan. Dinas Pendidikan juga memantau kegiatan sekolah seperti contohnya pada saat kegiatan sholat berjamaah, saat ada petugas dari Dinas, kemudian petugas tersebut memberikan bacaan doa-doa untuk di fotocopy agar siswa dapat hafal dan mengerti doa-doa
93
setelah sholat. Hal ini menunjukan kepedulian Dinas Pendidikan terhadap penyelenggaraan pendidikan di Sekolah. Guru sebagai pelaksana menanamkan dalam diri siswa dalam berbagai kegiatan. Guru menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, seperti yang telah diuraikan pada bagian implementasi di atas. Guru memasukkan
nilai-nilai
Pancasila
dalam
memilih
metode
mengajar,
mengembangkan kegiatan siswa yang mengimplementasikan nilai-nilai sila Pancasila, serta memasukkannya dalam materi pelajaran. Lingkungan sekolah juga sudah cukup mendukung dalam implementasi nilai-nilai sila Pancasila. Guru sudah memanfaatkan lingkungan yang ada di sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada anak. Guru memanfaatkan lingkungan seperti menanamkan anak untuk cinta lingkungan, menjaga lingkungan dan mengenalkan permainan tradisional pada anak. Guru juga sudah memanfaatkan lingkungan yang ada di sekolah seperti masjid, perpustakaan, taman, dan berbagai buku bacaan yang ada di sekolah. b.
Faktor Penghambat dan Upaya Sekolah Mengatasi Hambatan Dalam Implementasi Nilai-nilai Pancasila Hambatan yang dialami sekolah dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
yaitu jika lingkungan anak di rumah atau masyarakat kurang mendukung maka akan sulit untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah. Guru sudah menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah namun apabila di rumah anak mendapatkan contoh yang kurang baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal anak, maka hal ini akan mempengaruhi keberhasilan
94
penanaman nilai-nilai Pancasila pada anak. Hal ini sependapat dengan pendapat Rita Eka dkk (2013: 16) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu pola asuh dan kasih sayang dari orang tua. Bagaimana Individu terbentuk dapat dipengaruhi oleh pembiasaanpembiasaan yang terjadi pada situasi rumah. Hal lain yang menjadi hambatan guru dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli yaitu karakter anak. Setiap anak tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda. Berdasarkan observasi, ada anak yang sulit dinasehati. Anak yang sulit diberi nasihat ini akan meyulitkan guru dalam mengarahkan anak untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu dengan pembiasaan disekolah, diingatkan di sekolah, dan dilakukan pembinaan oleh sekolah. Anak setiap hari dibiasakan di sekolah agar dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan berbagai kegiatan. Selain itu, guru juga selalu berusaha untuk terus mengingatkan dan menasehati siswa yang bertindak melanggar nilai-nilai Pancasila. Diharapkan dengan pembiasaan di sekolah anak dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli dilakukan melaui
beberapa kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam metode mengajar dan dalam pembelajaran sehari-hari siswa. Faktor pendukung dari implementasi nilai-nilai Pancasila berasal dari Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan lingkungan. Hambatan dari implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu pengaruh lingkungan anak di luar sekolah yang kurang mendukung akan berpengaruh pada anak saat di sekolah.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , peneliti dapat memberikan
saran yaitu sebagai berikut: 1. Guru
diharapkan
dapat
terus
meningkatkan
upaya
dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran. 2. Guru diharapkan lebih dapat mempersiapkan pembelajaran dengan baik serta mengembangkan metode mengajar yang baik dan inovatif. 3. Masyarakat hendaknya mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dengan membiasakannya juga di rumah dan membimbing anak di rumah dengan baik.
96
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Burhanuddin Salam. 1996. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: CV Rineka Cipta. Daryono. (2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Diana, R. (1992). Pancasila Dasar Filsafat Negara. Jakarta: CV Rajawali. Eka, R, et al. (2013). Perkembangan PesertaDidik.Yogyakarta: UNY Press. Hadi, P.H. (1994). Kanisius.
Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Yogyakarta:
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Herdiansyah, Harris. (2015). Wawancara, Observasi, dan focus groups sebagai instrument Penggalian Data Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. ht t p:/ / w w w .kemendikbud.go.id/ main/ sekolah-dasar . diakses pada 7 Januari
2017 Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Kaelan. (1996). Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Ketetapan Majelis Perwusyawaratan Rakyat Nomor 1 Tahun 2003 Marini, A. (2014). Manajemen Sekolah Dasar. Bandung.
PT Remaja Rosdakarya:
Narmoatmojo, W. (2014). Seri Pendidikan Politik buku 1 Pancasila dan UUD 1945.Yogyakarta: Ombak. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Rindjin, K. (2012).Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rukiyati, Purwastuti, L.A., Dwikurniani,D., et al. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press. Sarinah, Muhtar Dahri, & Harmaini. (2016). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Deepublish . Sugihartono, Fathiyah, K.N., Setiawati, F.A. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alvabeta. 97
Sulasmono, B.S. (2015). Dasar Negara Pancasila. Sleman: PT Kanisius. Sunoto. (1995). Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekatann Melalui Metafisika, Logika dan Etika. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya. Suparman. (2012). Pancasila. Jakarta Timur: Balai Pustaka. Susanti, D. (2013). ”Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan PKK di desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak”. Diambil dari lib.unnes.ac.id/19978/3301409054.pdf pada 10 Januari 2017. Susilo, M.J. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winarno.(2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
98
LAMPIRAN
99
Lampiran 1 PEDOMAN MEMPEROLEH DATA IMPLEMENTASI PENGAMALAN NILAI- NILAI SILA PANCASILA DALAM KEGAIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
A. Kegiatan Observasi mencari informasi tentang : 1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran 2. Kesiapan guru dalam mengajar 3. Metode yang digunakan guru dalam mengajar 4. Interaksi antara guru dan peserta didik 5. Respon peserta didik saat pembelajaran 6. Pembelajaran pengamalan nilai-nilai pancasila B. Kegiatan mengumpulkan Dokumen tentang : 1. Profil Sekolah 2. Visi dan Misi Sekolah 3. Kurikulum Sekolah 4. Jadwal pelajaran di Sekolah 5. Sarana dan Prasarana Sekolah 6. Bahan Ajar 7. Media Pembelajaran 8. Catatan kegiatan 9.
Foto-foto kegiatan
100
10. Dokumen pendukung lainnya yang dianggap perlu dan mendukung penelitian C. Pedoman Wawacara diajukan kepada : 1. Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli 2. Guru SDN 1 Sekarsuli 3. Siswa SDN 1 Sekarsuli
101
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Kepala Sekolah B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
1.
Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1 Sekarsuli?
2.
Apa saja yang menjadi visi dan misi SDN 1 Sekarsuli?
3.
Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1 Sekarsuli?
4.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
5.
Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
6.
Bagaimana
peran
kepala
sekolah
dan
guru
dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? 7.
Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam mengimplementasikan
pengamalan
nilai
sila
Pancasila
dalam
pembelajaran di sekolah? 8.
Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
102
9.
Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah?
10. Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1 Sekarsuli sudah memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dengan baik? 11. Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak? 12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak? 13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan sila pancasila di sekolah? 14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah? 15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut?
103
Lampiran 3 PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Guru B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
1.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
2.
Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam pembelajaran?
3.
Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
4.
Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama?
5.
Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu dilakukan?
6.
Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin menyampaikan pendapat?
7.
Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat mengerjakan tugas di sekolah? 104
8.
Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
9.
Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu?
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan musyawarah kelas atau langsung ditentukan? 11. JIka ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk kerumah? 12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas? 13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan? 14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau kesenian yang ada di lingkungan sekitar? 15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar nilai-nilai Pancasila? 16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak? 17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru? 18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran?
105
19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila dalam pembelajaran? 20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah tersebut?
106
Lampiran 4 PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Siswa B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang kamu lakukan saat salam pagi? 2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran? 3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu? 4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas? 5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran? 6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas? 7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap perbedaan itu? 8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu? 9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan? 10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman? 11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada kegiatan apa? 12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman? 107
13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib? 14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui? 15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti sholat dhuha di masjid sekolah? 16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah? 17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian daerah? 18. Apa saja fasilitas yang ada di sekolah yang sering kamu gunakan?
108
Lampiran 5 HASIL OBSERVASI (Observasi 1)
Tanggal 30 Januari 2017, peneliti selesai mengurus ijin dari Bappeda kabupaten Bantul. Peneliti kemudian datang ke sekolah untuk mengkonfirmasi tanggal mulai penelitian dan dua orang guru SDN 1 Sekarsuli pada hari itu. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 3 dan guru kelas 6 SDN 1 Sekarsuli. Guru dan Kepala Sekolah sangat ramah dalam menanggapi wawancara. Pada saat itu saya juga bertemu dengan beberapa siswa, siswa-siswa SDN 1 Sekarsuli menyapa dan berjabat tangan. Pada hari itu saya juga melanjutkan observasi mengenai lingkungan sekolah dan mengumpulkan beberapa data observasi lingkungan sekolah seperti jadwal pelajaran, visi dan misi sekolah, dan lain-lain.
109
HASIL OBSERVASI (Observasi 2)
Observasi tanggal 31 Januari 2017, dimulai sejak pagi hari yaitu pukul 06.30. Pada pagi hari kegiatan dimulai dengan diadakannya salam pagi yang berlangsung di halaman sekolah. Salam pagi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap pagi sebelum anak masuk sekolah. Kegiatan salam pagi dilakukan dengan siswa berjabat tangan dengan guru di halaman sekolah. Siswa berjabat tangan dan biasanya mengucapkan selamat pagi atau assalamualaikum. Pada kesempatan ini guru menanyakan kabar siswa dan menyapanya sambil tersenyum. Namun kegiatan salam pagi pada tanggal 31 Januari 2017 hanya dilakukan oleh beberapa guru saja belum semua guru melakukan kegiatan salam pagi ini. Kegiatan salam pagi ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kebiasaan senyum, salam sapa. Tulisan senyum salam, dan sapa juga tertempel pada pintu masuk ruang kelas 1. Pada pagi hari juga terlihat aktivitas siswa melakukan kegiatan bersih-bersih di kelas sesuai jadwal piket. Pada pagi ini siswa kelas 6 yang terlihat sangat rajin membersihkan kelas. Terlihat siswa saling bergotong royong menyapu dan membuang sampah yang ada dikelas. Namun piket kelas ini belum terlihat pada siswa kelas rendah seperti kelas 1 dan kelas 2. Siswa kelas 1 dan kelas 2 masih suka berlari-larian di halaman sekolah, hal ini dimaklumi karena memang mereka masih pada tahap anak yang suka bergerak dan bermain. Setelah jam menunjukkan pukul 07.00 bel masuk berbunyi. Semua siswa baris didepan kelas mereka masing-masing. Pada saat baris, ada salah satu siswa yang memimpin barisan di depan. Salah satu siswa tersebut memberikan aba-aba untuk merapikan barisan dan masuk dengan tertib. Pada saat masuk kelas, siswa berjabat tangan dengan guru kelas masing-masing. Siswa masuk dengan tertib ke kelas masing-masing.
110
Setelah siswa masuk kelas, guru kemudian juga mengikuti masuk ke kelas masing-masing. Pada pagi ini saya melakukan observasi di kelas 3 SDN 1 Sekarsuli. Setelah masuk kelas, guru kelas 3 meminta siswa berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. Doa ini dipimpin oleh salah satu siswa kelas 3. Setelah selesai berdoa, guru mengucapkan selamat pagi dan Assalamualaikum untuk membuka pelajaran. Setelah salam, siswa dan guru bersama-sama membaca surat Al-Fathihah. Setelah membaca al-Fathihah salah satu siswa diminta memimpin membaca surat ad-dhuha. Setelah selesai membaca surat Ad-dhuha, semua yang ada di kelas diminta berdiri oleh guru dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya ini ada salah satu siswa yang mempimpin di depan yang pada saat itu mendapatkan
giliran
memimpin.
Jadi
yang
menjadi
pemimpin
dalam
menyanyikan lagu Indonesia Raya digilir bergantian setiap hari. Setelah menyanyikan lagu, guru menanyakan kabar siswa. Pada hari itu ada siswa yang tidak masuk yang berinisial N, siswa tersebut menurut perkataan guru sering tidak masuk. Guru meminta jika ada siswa yang bertemu dengannya untuk menanyakan kabarnya dan memintanya untuk segera masuk ke sekolah. Mata pelajaran pertama pada hari selasa adalah matematika. Guru memeriksa tugas yang telah diberikan sebelumnya, ternyata ada siswa yang belum mengerjakan tugas tersebut. Kemudian guru menyita sementara uang saku siswa tersebut, namun sepertinya hal tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama sebelumnya, karena semua siswa sudah tahua apa yang harus dilakukan jika tidak mengerjakan PR. Setelah itu siswa yang bersangkutan diminta segera mengerjakan PRnya tersebut. Siswa secara bergiliran mencocokkan PR matematika mengenai membaca pecahan, tanda pertidaksamaan pecahan dan operasi hitung pecahan biasa. Suara guru saat mencocokan soal sangat lantang. Dari hasil pekerjaan siswa ternyata ada beberapa siswa yang belum paham mengenai materi operasi penjumlahan pecahan biasa, untuk itu guru memberikan soal tambahan dan mencontohkan cara mengerjakannya di depan kelas. Guru mencontohkan cara mengerjakannya dengan menulisnya di papan tulis. Pada saat mencocokkan latihan yang kedua, guru menawarkan pada siswa siapa yang ingin 111
maju ke depan kelas. Kemudian siswa satu persatu mengerjakan soal di depan kelas. Setelah selesai guru memberikan latihan soal lagi mengenai operasi penjumlahan pecahan biasa. Sementara siswa mengerjakan latihan soal, Peneliti mengobservasi lingkungan ruang kelas 3 SDN 1 Sekarsuli. Di dalam kelas terdapat beberapa fasilitas untuk belajar seperti meja, kursi, papan tulis, alat tulis, almari, bukubuku, penggaris, dan penghapus. Selain alat-alat untuk pembelajaran, di ruang kelas juga terdapat garuda Pancasila, Presiden, Wakil Presiden, beberapa tokoh wayang, daftar program karakter yang coaba dikembangkan, dan tulisan huruf jawa Hanacaraka. Hal yang menarik selanjutnya yang ada dikelas yaitu dipajangnya beberapa karya siswa yang pernah dibuat seperti : batik ikat celup, gambar mozaik, hasil mewarnai, hasil anyaman, dan hasil karya siswa lainnya. Hal ini menimbulkan kebanggan siswa tersendiri karena pada saat melihat karya tersebut ada salah satu siswa yang menyatakan pada saya bahwa gambarnya bagus. Siswa kemudaian diminta mengerjakan di depan kelas, terutama yang ditunjuk guru yang terlihat rame sendiri dan belum bisa. Guru juga membimbing siswa yang belum bisa saat maju mengerjakan di depan kelas. Guru juga mencoba memotivasi agar salah satu siwa mau mengerjakan dengan memanggil “ayo cah bagus”. Suasana di dalam kelas cukup kondusif, namun ada beberapa siswa yang rame, kemudian diingatkan oleh guru serta ada salah satu siswa berinisial F yang selama pelajaran tidak memperhatikan dan selalu tertinggal dalam mengerjakan walupun sudah berkali-kali ditegur dan diingatkan guru. Guru sudah mencoba menyuruh siswa untuk maju dan duduk di depan guru untuk diajari, namun siswa tersebut tetap tidak mau. Setelah hasil pekerjaan dicocokkan, siswa kemudian diberi tugas mengerjakan soal yang ada di buku, materi mengenai bangun datar. Siswa diminta menjiplak dan menggambar bangun datar yang ada dalam buku tersebut. Pada kegiatan kali ini terlihat ada siswa yang sudah bisa mengajari siswa yang belum paham. Guru memberikan siswa waktu untuk menngerjakan sampai istirahat, jika 112
tidak selesai dijadikan PR. Pada kesempatan ini guru juga meminjami siswa yang tidak membawa penggaris. Pada pukul 09.00 semua siswa keluar kelas dan menjalankan sholat dhuha bersama di masjid. Sholat dhuha ini merupakan kegiatan rutin di SDN 1 Sekarsuli. Siswa tanpa diminta guru sudah dengan sendirinya menuju ke masjid dan membawa perlengkapan sholat mukena untuk yang putri. Sebelum sholat siswa juga terlihat tertib dalam mengantri wudhu dan tidak berebut, walaupun ada beberapa siswa yang masih bercanda bermain air dengan temannya. Setelah semua siswa selesai wudhu siswa melaksanakan sholat dhuha berjamaah yang dipimpin oleh salah satu staff SDN 1 Sekarsuli yaitu pak Ismanto. Sholat dilakukan dengan dua rakaat. Setelah sholat, siswa melakukan dzikir dan membaca doa-doa secara bersama-sama. Pada saat dzikir dan membaca doa ada beberapa siswa yang bercanda dan tidak serius sehingga ditegur oleh salah satu guru dan diminta melafalkan kembali dzikir dan doa yang tadi telah dibaca. Setelah selesai sholat, siswa istirahat di luar kelas dengan jajan di kantin maupun mengobrol bersama teman di halaman sekolah. Setelah bel masuk berbunyi, siswa masuk ke kelas masing-masing. Siswa kelas 3 masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya yaitu bahasa jawa. Pelajaran bahasa jawa dilakukan dengan mengerjakan soal-soal. Pada saat mengerjakan ada siswa yang berasal dari luar daerah yang baru saja pindah ke SDN 1 Sekarsuli, untuk itu guru membimbingnya dalam mengerjakan di depan kelas dan dibantu menterjemahkan dalam memahami soal bahasa jawa. Pada pelajaran bahasa Jawa ini banyak siswa yang bertanya mengenai maksud suatu kata dan guru menanggapi semua siswa yang bertanya. Guru juga sempat menegur siswa yang kurang sopan. Setelah semua selesai soal dicocokkan dan diberi nilai. Cara mencocokkannya dengan menukarkan pekerjaannya dengan siswa lain. Setelah jam pelajaran bahasa jawa selesai, siswa melanjuutkan pelajaran Bahasa Indonesia. Pada awal pembelajaran bahasa Indonesia guru mengingatkan materi sebelumnya dan menjelaskan beberapa pengertian dari suatu kata. Siswa 113
diminta membuat puisi mengenai benda yang ada di sekitarnya setelah terlebih dahulu diberi contoh oleh guru. Siswa diminta mengamati lingkungan yang ada disekitarnya dan membuat puisi sederhana 2 bait dengan masing-masing bait berjumlah 4 baris. Siswa menulisnya diselembar kertas kemudian dikumpulkan kepada guru. Pada pukul 11.00 siswa istirahat kedua, pada kesempatan ini peneliti melakukan wawancara kepada salah satu siswa di kelas 3 dan juga kepala sekolah SDN 1 Sekarsuli. Setelah jam masuk kembali berbunyi, siswa melanjutkan tugas mereka membuat puisi tentang benda yang ada di lingkungan kelas siswa. Pada pukul 12.00 siswa kelas 3 bersiap-siap untuk sholat dhuhur di masjid. Setelah imam datang dan siswa kelas lain juga sudah siap siswa dan guru bersama-sama melaksanakan sholat dhuhur di masjid. Setelah sholat dhuhur, dilakukan kegiatan dzikir dan membaca doa bersama seperti pada sholat dhuha. Setelah selesai sholat, siswa kelas 3 kembali ke kelas. Guru kemudian menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama.
114
HASIL OBSERVASI (Observasi 3)
Observasi tanggal 1 Februari 2017, dimulai pukul 06.30 pagi. Pada pagi hari seperti biasa kegiatan di sekolah dimulai dengan kegiatan salam pagi di halaman sekolah. Para siswa berangkat sekolah dan bersalaman dengan beberapa guru dan peneliti. Pada kesempatan ini hanya ada beberapa guru yang ikut dalam kegiatan salam pagi. Pada kegiatan salam pagi ini siswa berjabat tangan dan mengucapkan salam atau hanya sekedar tersenyum. Pada pagi ini juga terlihat beberapa aktivitas siswa yang sedang bersih-bersih kelas, ada juga siswa yang baru saja membuang sampah dari tong sampah ke pembuangan sampah bersama di sekolah. Selain siswa bersih-bersih, ada beberapa siswa terlihat duduk-duduk dan mengobrol tentang suatu hal serta ada yang bermain bersama teman-teman terutama untuk anak usia kelas rendah. Pada saat siswa berangkat siswa ada yang diantar dan ada yang menggunakan sepeda atau jalan kaki. Siswa yang menggunkan sepeda memarkinkan sepedanya di tempat biasanya dengan rapi walaupun ada beberapa siswa yang memarkinnya dengan kurang rapi. Jam 07.00 jam masuk berbunyi. Siswa langsung berbaris di depan kelas masing-masing dan bersiap masuk kelas. Ada siswa yang bertugas mengatur barisan. Siswa yang guru kelasnya sudah hadir langsung masuk ke kelas sambil berjabat tangan dengan guru kelasnya, namun bagi yang guru kelasnya belum hadir siswa langsung masuk saja ke dalam kelas. Pada pagi ini peneliti melakukan observasi pada kelas 2 SDN 1 Sekarsuli. Pada pagi ini guru kelas 2 belum datang, tetapi siswa secara mandiri sudah melakukan apa yang menjadi kebiasaan mereka setiap pagi yaitu berdoa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, ada salah satu siswa yang memimpin di depan kelas. Pembagian siapa yang memimpin di kelas dilakukan dengan cara bergiliran, jadi setiap siswa nantinya akan mendapatkan giliran untuk memimpin. Setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya semua siswa mengucapkan “Terima kasih mas Dandi, Mas Dandi hebat”. Dandi adalah siswa yang bertugas 115
pada hari ini. Hal itu merupakan wujud penghargaan kepasa siswa yang telah memimpin di depan. Pada saat siswa selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Guru kelas 2 baru masuk ke kelas. Bu guru langsung menyapa siswa dan berkeliling berjabat tangan dengan siswa. Setelah berkeliling, guru berdoa sendiri di depan karena siswa yang lain telah berdoa sebelum guru datang. Setelah itu, kegiatan selanjutnya yaitu siswa dan guru bersama-sama membaca surat al-Fathihah dan membaca beberapa surat pendek. Setelah membaca surat pendek, guru mengucapkan terimakasih karena semua siswa datang dan mengingatkan siswa untuk menjaga kesehatan. Guru selanjutnya menanyakan siswa yang hari ini mau menabung, kemudian siswa mengumpulkan buku tabungannya di depan kelas bagi siswa yang akan menabung. Sebelum pelajaran dimulai guru mengingatkan perjanjian kepada siswa agar tidak rame dan jika rame akan mendapat hukuman yaitu menulis atau menyapu kelas. Siswa yang piket pada hari itu diminta guru untuk membagikan buku paket bahasa Indonesia kepada teman-temannya. Siswa diminta membaca terlebih dahulu bacaan yang ada di buku tersebut. Setelah selesai kegiatan membaca guru meminta siswa membuka buku paket halaman 24 tentang teks Upacara Bendera. Siswa diminta membacanya dan guru mengingatkan agar siswa memperhatikan tanda baca bacaan dalam membaca. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membacakannya denganlantang, semua siswa mengacungkan tangan berebut untuk membaca. Guru kemudian menunjuk siswa secara bergantian untuk membaca teks tersebut. Guru menanyakan kepada siswa upacara bendera dilaksanakan setiap hari apa dan juga menanyakan ketertiban siswa dalam upacara. Guru juga mengingatkan agar siswa selalu tertib dalam mengikuti upacara, sikap yang baik dan berpakaian yang rapi.. Guru dan siswa saling berkomunikasi tentang upacara dan siswa berani bercerita dan menyampaikannya kepada guru. Guru kemudian menanyakan apa saja kelengkapan upacara, dan siswa secara bersaut-sautan menjawab pertanyaan guru seperti sepatu hitam, ikat pinggang, topi, dan lain-lain. Guru memberikan contoh cara hormat bendera yang 116
benar dan siswa mengikuti apa yang dilakukan guru, guru juga membenarkan cara hormat siswa yang salah juga menegur siswa yang hormat dengan menggunkan tangan kiri. Guru kemudian melakukan tanya jawab mengenai lagu Indonesia Raya dan menanyakan siapa penciptanya. Banyak siswa yang belum tahu siapa pencipta lagu Indonesia raya, kemudian guru memberitahu bahwa pencipta lagu Indonesia Raya yaitu WR. Supratman. Guru menjelaskan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Saat guru membahsa lagu mengheningkan cipta, siswa tanpa diminta secara serempak menyanyika lagu mengheningkan cipta. Guru menjelskan bahwa lagu mengheningkan cipta merupakan lagu untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur. Setelah selesai membaca dan mendapat penjelasan dari guru, siswa mengerjakan soal yang ada di LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Setelah semua siswa selesai mengerjakan siswa diminta menukar pekerjaan dan mencocokannya secara bersama-sama. Dalam mencocokkan soal siswa berebut ingin menjawab, kemudain guru memilih siswa yang paling tenang dan tidak rame. Setelah di cocokkan pekerjaan dinilai dan dikembalikan ke siswa. Pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran agama, guru kelas diganti dengan guru agam apda jam pelajaran agama. Guru agama masuk dan mengucapkan salam. Guru kemudian mengabsen siswa. Siswa membaca surat al-fathihah kemudian diminta untuk duduk rapid an tenang. Guru kemudian meminta dua siswa yang berinisial D dan R untuk mengulang membaca surat al-fathihah sendiri karena saat yang lainmembaca siswa tersebut tidak ikut melafalkan. Setelah itu siswa dan guru bersama-sama membaca doa untuk kedua orang tua secara bersama-sama. Guru mengingatkan pelajaran lalu tentang menulis huruf sambung. Guru menanyakan apakah ada siwa yang belum bisa dan mengingatkan agar memperhatikan guru. Siswa dan guru membaca bersama huruf arab, guru mencontohkan cara membaca dan diikuti oleh siswa, namun ada beberapa siswa yang belum bisa dan guru kembali mengingatkan untuk memperhatikan jika di jelaskan. Guru kemudian meminta salah satu siswa untuk mencoba membaca, siswa yang dapat membaca diberi penguatan dengan mengatakan “bagus:. Siswa lain yang tidak membaca diminta untuk menyimak. Siswa mengerjakan PR di 117
depan kelas, guru membimbing dan menjelaskan ulang karena siswa banyak yang belum paham. Pukul 08.50 siswa bersiap-siap untuk sholat dhuha. Siswa dengan sendiri melepas alas kaki dan ditaruh di belakang kelas dan mengambil perlengkapan sholat mereka. Saat siswa kelas 2 ke masjid ternyata disana sudah banyak siswa lain. Semua siswa antri untuk wudhu dan ada siswa yang bercanda dan bermain air sampai bajunya basah. Setelah wudhu siswa, sholat bersama di masjid, namun banyak siswa yang masih rame sehingga guru harus mengingatkan siswa berkalikali. Setelah selesai sholat siswa membaca dzikir dan doa doa. Setelah sholat dhuha, peneliti kembali ke kelas 2 dan melihat aktivitas siswa. Siswa di kelas ternyata sedang bermain bersama mainan yang baru saja mereka beli, ada juga anak yang sedang makan belak ataupun jajan dari kantin. Dari beberapa anak ada salah satu anak yang mau membagi makanannya kepada temannya. Pada kesempatan ini peneliti juga melakukan observasi kepada fasilitas yang ada di kelas. Di kelas 2 terdapat lambang garuda, bendera merah putih, gambar presiden dan wakil presiden, papan tulis, alat tulis dan penghapus. Selain itu di dalam kelas juga dipajang beberapa karya siswa seperti mewarnai gambar hewan. Pukul 09.15 bel masuk berbunyi. Guru masuk ke kelas dan meminta siswa yang piket untuk membagikan buku paket. Guru menanyakan siapa yang tadi malam belajar. Siswa menanggapi pertanyaan guru. Pada saat mengangkat tangan ada yang menggunakan tangan kiri, kemudian guru mengingatkan agar siswa menggunakan tangan kanan. Guru menayakan materi sebelumnya yaitu tentang keluarga. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai tugas masing-masing anggota keluarga. Siswa saling menyampaikan pendapatnya, ada yang tepat ada yang kurang tepat atau menjawab asal. Guru kemudian meminta siswa untuk membaca teks mengenai keluarga dan meminta siswa mengerjakan latihan soal yang ada di dalamnya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan siswa membantu orang tua dirumah dan siapa yang sudah dapat merapikan baju sendiri. Siswa saling bercerita masing-masing, ada yang bercerita di rumah 118
membantu menyapu, memasak dan atau membelikan bumbu masak. Guru dan siswa mencocokkan jawaban. Guru mengingatkan siswa agar dalam mengerjakan soal tidak boleh mencontek. Setelah selesai mencocokan jawaba, kemudian pelajaran selanjutnya yaitu menggambar. Siswa diberi selembar kertas kemudaian diminta menggambar sesuatu dan mewarnainya. Da siswa yang menggambar bus, hewan, kartun, dan lain-lain. Pada kegiatan ini juga terlihat siswa yang mempunyai pewarna mau berbagi kepada teman lain yang tidak membawa atau belum punya pewarna. Pelajaran pada hari itu berakhirt dan diakhiri dengan berdoa bersama. Setelah selesai, peneliti lalu pergi ke perpustakaan sekolah. Pada saat di perpustakaan peneliti bertemu dengan tiga siswa yang sedang membaca di perpustakaan. Tiga siswa tersebut merupakan siswa kelas 1, mereka menunggu jemputan dan belum pulang. Setelah peneliti dekati, ternyata mereka membaca buku cerita tentang hewan, namun dalam cerita tersebut mengandung nilai-nilai moral. Peneliti mencoba melihat proses membaca mereka dengan mendekati dan mendengarkan cara mereka membaca, ternyata salah satu siswa tersebut hanya melihat gambarnya saja, setelah peneliti tanya dan selidiki ternyata ia belum bisa membaca dan hanya baru mengerti huruf. Di perpustakaan juga ada 2 siswa non muslim kelas 4 yang ke perpustakaan karena pada jam itu kelas 4 ada kegiatan rutin TPA. TPA adalah kegiatan membaca al quran atau iqro bagi siswa yang dibimbing oleh guru. Kedua siswa yang nonmuslim tadi ke perpustakan menunggu guru agama mereka untuk kajian sendiri, namun guru mereka tidak hadir pada jam tersebut. Pukul 12.20 semua siswa muslim pergi ke masjid dan menjlankan sholat dhuhur bersama. Seperti biasa siswa antri wudhu dan sholat berjamaah. Setelah sholat siswa membaca dzikir dan berdoa bersama. Setelah kegiatan selesai siswa yang masih ada jadwal kembali ke kelas masing-masing dan yang sudah tidak ada jadwal diperbolehkan untuk pulang.
119
HASIL OBSERVASI (Observasi 4)
Observasi tanggal 2 Februari 2017, observasi dimuali pukul 06.30. Pada pagi ini suasana hujan sehingga salam pagi yang biasanya dilakukan tidak dapat dilakukan. Pada pagi ini terlihat siswa ada yang bermain dan ada yang sarapan bersama di depan kelas. Terlihat juga saat salah satu guru dan kepala sekolah datang, siswa langsung menyambut ke parkiran dan berjabat tangan. Pada pukul 07.00 bel masuk berbunyi, siswa baris di depan kelas untuk masuk ke kelas, namun barisnya sekarang menyamping karena sedang hujan. Siswa masuk ke dalm kelas dan berdoa, membaca surat surat pendek dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada paagi ini siswa kelas 5 ada pelajaran agama, siswa yang muslim melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan siswa yang non muslim melakukan pembelajaran agama di dalam perpustakaan. Pada pagi ini peneliti berada di ruang perpustakaan jadi dapat mendengarkan dan menyaksikan pelajaran agama Kristen di perpustakaan. Guru membuka pelajaran dengan berdoa, setelah itu guru mengingatkan siswa untuk merapikan pakainnya, ada salah satu siswa yang diingatkan untuk merapikan ikat pinggang yang kurang rapi. Pembelajaran selanjutnya diawali dengan membaca kitab suci dan dilanjutkan dengan menghafal salah satu ayat kitab suci tersebut. Pada pagi itu juga terlihat salah satu siswa kelas 3 mengambil alat pel untuk membersihkan ruang kelas. Setelah selesai membersihkan kelas siswa kelas tiga cuci tangan di depan ruang guru. Saat hujan sudah reda, siswa kelas 3 yang pagi itu ada jadwal untuk olahraga melakukan kegiatan bermain gobak sodor di halaman sekolah SDN 1 Sekarsuli. Di halaman sekolah kebetulan sudah ada area bermain gobak sodor tersebut. Siswa terlihat sangat gembira bermain. Siswa dibagi menjadi dua tim untuk bermain gobak sodor ini.
120
Pada pukul 09.00 seperti biasa siswa melakukan shalat dhuha berjamaah di masjid. Siswa menagntri wudhu dan sambil bermain air. Pada pagi itu kebetulan pak Ismanto tidak dapat menjadi imam untuk sholat dhuha maka peneliti mendapat kesempatan untuk menjadi imam pagi ini. Sebelum sholat siswa rame sehingga beberapa kali diingatkan oleh guru untuk tenang. Setelah selesai sholat siswa membaca doa-doa seperti biasa. Waktu istirahat sampai pukul 09.30 jadi setelah sholat siswa masih dapat jajan dan bermain dengan teman. Pada pukul 09.30 bel masuk berbunyi, peneliti masuk ke kelas 5 untuk observasi pembelajaran di kelas. Pada pelajaran kali ini materi yang disampaikan yaitu operasi hitung pecahan campuran. Siswa mengerjakan latihan soal dan mencocokkan PR. Setelah PR dicocokan ternyata masih banyak siswa yang salah menjawab dan kurang paham, untuk itu siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut, guru menjelaskan ulang dan memberikan latihan soal kepada siswa. Siswa terlihat tidak canggung dalam menyampaikan pendapat atau bertanya kepada guru. Guru juga membimbing siswa jika ada yang bertanya ke depan kelas saat ada yang ia belum paham. Siswa yang belum paham terlihat ada yang bertanya dengan temannya, kemudian teman tersebut mau menjelaskan kepada temannya yang belum paham. Pelajaran selesai pada pukul 11.00, setelah itu peneliti kembali ke perpustakaan.
Setelah
pukul
12.15
siswa
melaksanakan sholat dhuhur bersama seperti biasa.
121
bersama-sama
dengan
guru
HASIL OBSERVASI (Observasi 5)
Observasi tanggal 6 Februari 2017, observasi dimuali pukul 06.45, pada saat peneliti datang, sudah ada Kepala Sekolah yang melakukan kegiatan salam pagi di halaman selain itu ada penjaga sekolah yang sedang mempersiapkan alat-alat untuk upacara bendera. Pada kegiatan salam pagi hanya diikuti oleh Kepala Sekolah, pagi itu guru tidak ikut salam pagi. Pada pukul 07.00, bel masuk berbunyi, namun ada beberapa guru yang belum datang sampai upacara dimulai. Ada dua guru dan beberapa siswa yang terlambat mengikuti upacara. Siswa kemudian berbaris dengan rapi sambil diatur oleh beberapa guru. Pada pagi ini siswa yang bertugas yaitu siswa kelas 6.Pemimpin upacara pada pagi itu yaitu seorang perempuan. Kegaiatan atau susunan acara dalam upacara bendera antara lain, masing masing pemimpin menyiapkan barisannya, hormat kepada pemimpin upacara, Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila, pembacaan doa dan amanat pembina upacara. Pada saat amanat Pembina upacara menyampaikan agar siswa selalu menjaga kebersihan,kesehatan dan ketertiban. Pada saat upacara kepala sekolah juga menyampaikan pengumuman bahwa siswa yang tidak tertib saat upacara diminta membersihkan lingkungan dan menata tanaman yang ada di halaman didampingi oleh guru. Kepala Sekolah juga menyampaikan bahwa sekolah akan dijadikan sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat kabupaten, untuk itu saat membuang sampah siswa harus memisahkan menjadi sampah plastik, sampak organik, dan sampah kertas pada tempat sampah yang berbeda-beda. Setelah selesai upacara, siswa membantu mengembalikan peralatan upacara. Sebelum memulai pelajaran, siswa dan guru terlihat bersama-sama membersihkan rumput di halaman dan menata serta merawat tanaman. Ada beberapa guru yang ikut membersihkan dan menata tanaman bersama siswa. Setelah selesai 122
membersihkan tanaman, guru kelas 1 membimbing siswa untuk cuci tangan sebelum masuk kedalam kelas. Setelah siswa masuk kedalam kelas, siswa melakukan kegiatan seperti biasa yaitu berdoa, membaca surat pendek, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Observasi pagi ini berakhir pada pukuln 08.00 karena peneliti ada urusan mengurus surat ke kampus.
123
Lampiran 6
TRANSKRIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
A. Nama Responden : Muhinnah S.Pd (M) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: Selasa, 31 Januari 2017
Waktu
: 11.00 – 11.10
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli
1.
Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1 Sekarsuli? Jawab
:
Perkembangannya,
untuk
dari
tahun
ke
tahun
perkembangannya ya ada meskipun tidak begitu signifikan tapi ada perkembangannya, baik dalam tingkah laku siswa maupun prestasi akademik dan non akademik. 2.
Apa saja yang menjadi visi dan misi SDN 1 Sekarsuli? Jawab : Mewujudkan Insan yang Berakhlak Mulia, cerdas, Terampil, Berkarakter dan berwawasan Global.
3.
Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1 Sekarsuli? Jawab : KTSP dan Kurikulum2013. KTSP untuk kelas dua, tiga, dan enam. Untuk kelas 1 dan 4 menggunakan kurikulum 2013.
4.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
124
Jawab : Iya, sangat penting sekali karena itu juga diwajibkan untuk menanmankan 18 karakter sehingga 18 karakter tersebut harus diwujudkan bukan hanya dalam pelajaran Pkn tapi di semua mata pelajaran harus diisi dengan karakter itu tadi. 5.
Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? Jawab
:
Dalam
Pembiasaan,
maupun
dimasukkan
dalam
pembelajaran. Dalam penyampaian materi itu juga ada dan dimasukkan dalam metode-metode itu. Misalnya kerjasama dan dalam diskusi, sudah termasuk dalam situ. 6.
Bagaimana
peran
kepala
sekolah
dan
guru
dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? Jawab : Otomatis kita selalu berkaitan, dalam mengajar kita langsung ikut penanaman di situ. Kita secara tidak langsung sudah menanamkan itu sudah tercover dalam pembelajaran, terutama dimasukikan dalam metode. Misalnya mau menyampaikan diskusi itu sudah ada karakter yang ditanamkan, kerjasama dalam kelompok, mandiri, rela berkorban kalau dalam kelompok itu kalau tidak ada yang mau maju otomatis anak harus ada yang rela untuk maju kedepan.
125
7.
Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam mengimplementasikan
pengamalan
nilai
sila
Pancasila
dalam
pembelajaran di sekolah? Jawab : khususnya pembiasaan, pembiasaan itu, kemudian untuk ketaqwaan pembiasaaan dalam sholat, tegur sapa, menjaga kebersihan, dalam pembiasaan juga ada disitu. 8.
Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila? Jawab : Ya, kalau prasarananya kurang, tapi kalau untuk sholat kita sudah ada. Kalau misalnya dalam sosial kita tidak memerlukan sarana dan prasarana yang begitu banyak. Kita langsung menggunakan yang ada di lingkungan sekitar.Kalau untuk yang lainnya gak ada.
9.
Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah? Jawab ; Ya, sudah lumayan.
10. Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1 Sekarsuli sudah memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dengan baik? Jawab : Sudah, meskipun belum seratus persen.
126
11. Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak? Jawab : Iya jelas, memang keteladanan dari guru sangat penting sekali kalu tidak anak-anak tidak akan melaksanakan kalu tidak dicontohkan. 12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat menanamkan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada anak? Jawab : Misalnya zakat fitrah, kemudian nanti diberikan kepada anak kembali kepada anak yang tidak mampu. Misalnya Infak juga diberikan untuk anak yang sakit. Infak biasanya dilaksanakan hari senin dan jumat. Hari senin untuk Qurban, dan hari jumat untuk sosial. Tpa juga wajib untuk semua kelas. 13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan sila pancasila di sekolah? Jawab : Dari guru, lingkungan, orangtua, dan dari anak sendiri. Kalau dari
pemerintah
misalnya
untuk
pelaksanaan
sholat
dhuaha
kemarinkan belum begitu banyak, tapi waktu itu pengawasnya tahu. Maka pengawas memberikan satu lembar kertas yang berisi dao-doa dan diperbanyak dan dibagikan ke siswa sehingga anak-anak hafal doa-doa. Dari dinaspun juga ikut andil, terutama untuk sila pertama ya.
127
14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah? Jawab : Hambatannya kalau lingkungan anak kalau tidak dominan otomatis untuk penanaman disini agak sulit, misalnya menghormati guru, mengolok-olok teman itu karena sudah biasa di rumah jadi agak sulit, tergantung lingkungannya juga. 15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut? Jawab : ada pembinaan dari pihak sekolah. Jadi misal ada anak-anak yang melanggar itu harus langsung dibina agar tidak melakukannya kembali.
128
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Nama Responden : Milani Dyan Rahatu, S.Pd. (MD guru kelas 3) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: Senin, 30 Januari 2017
Waktu
: 08.24 – 08.32
Tempat
: Ruang guru SD
1.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? Jawab : Ya, harus memang untuk penanaman Pancasila itu penting sekali mas, terutama untuk anak-anak SD ya, itu sangat penting.
2.
Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam pembelajaran? Jawab : Kalau kita menanamkan pertama itu moral dulu mas, karenakan pembelajaran Pancasila itukan kita menanamkan moral, kejujuran dan lain sebagainya itu to. Cuma itu dulu.
3.
Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa? Jawab : biasanya kita menanamkan perbuatan sehari-hari tadi, misalnya kalian hari ini sudah berbuat apa yang mencerminkan nilai kejujuran apa dan sebagainya itu juga termasuk dalam Pkn juga to. Pengamalan yang termasuk Pancasila yaitu kerjasama, tolong menolong, itu kita tanyakan terlebih dahulu ibaratnya untuk apersepsi 129
ya kalau dalam pembelajaran ya, kalau misalnya ada yang bertanya atau kalau tidak. Ya pokoknya yang berkaitan dengan moral lah mas. 4.
Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama? Jawab : Ya
5.
Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu dilakukan? Jawab : Ya, biasanya saat pelajaran, akhir pelajaran atau pada saat pelajaran berlangsung.
6.
Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin menyampaikan pendapat? Jawab : Ya
7.
Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat mengerjakan tugas di sekolah? Jawab : Ya, untuk beberapa mata pelajaran
8.
Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket? Jawab : Ada, Pembagiannya laki-laki dan perempuan sesuai dengan anak.
9.
Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu? Jawab : Pengurusnya ya biasa ada ketua, sekretaris dan bendahara seperti itu mas.
130
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan musyawarah kelas atau langsung ditentukan? Jawab : Kita menggunakan musyawarah 11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk kerumah? Jawab : Ya, kalau dekat, kalau jauh biasanya perwakilan. 12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas? Jawab : Ya 13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan? Jawab : Sering mas, kalau cuma konflik kan anak biasa ya, kita menyelesaikannya ya gimana ya kita lihat kesalahannya gitu lho. Ya kita lihat kesalahannya lalu kita akhiri dengan minta maaf. 14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau kesenian yang ada di lingkungan sekitar? Jawab : Ada, Cuma untuk materi kelas tiga tidak ada. Kalu di kelas tiga materinya norma, kalau gak salah disiplin ya. 15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar nilai-nilai Pancasila? Jawab : Kita beri sanksi, sesui dengan urutan to mas. Pertama kita tegur dulu, kedua kita memanggilnya untuk kita tindak lanjuti.
131
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak? Jawab : Insyaallah sudah 17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru? Jawab : Ada yang dimanfaatkan ada yang kurang. Ya contohnya lingkungan masyarakat gitu kan kalau Pkn kitakan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. sama teman, sama orang tua, sama adat istiadat yang ada di lingkungan itu, bagimana mensikapinya mas. 18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : Faktor yang mendukung ya kayak faktor lingkungan, gurunya juga bagaimana memberikan contoh. 19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : Karakter anak dan keluarga, latar belakang. Karena kebiasaan anak akan jadi berpengaruh. 20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah tersebut? Jawab : Pembiasaan
132
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Nama Responden : Sri Tentrem, S.Pd. SD. (ST guru kelas 6) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: Senin, 30 Januari 2017
Waktu
: 08.32 – 08.40
Tempat
: Ruang guru
1.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? Jawab : Menurut saya sangat penting mas, agar anak memiliki rasa jiwa pratiotisme, kemanusiaaan, jiwa sosial.
2.
Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam pembelajaran? Jawab : untuk pembelajaran Pancasila ini mas. Kita ada belajar kelompok, belajar di luar, belajar di perpustakaan.
3.
Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa? Jawab : Ada mas, kita ada apa namaanya implementasi itu hlo. Doa, kemudian tadarus, dan membaca bersama, terus menyanyikan lagu Indonesia Raya terus menghormati bendera sang merah putih kalau saya. Jadi sebelum pembelajaran dimulai kita berdoa, setelah berdoa kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian menghormati pada sang merah putih, setelah itu tadarus sebentar, setelah tadarus sebentar 133
kita membaca buku sebentar, yang kita baca pelajaran yang hari itu akan dilakukan. 4.
Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama? Jawab : Ya, dari pagi kalau kita pagi mengucapkan selamat pagi berdoa. Kalau siang kita berdoa dulu, baru selamat siang.
5.
Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu dilakukan? Jawab : Banyak mas, iya kita memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dalam banyak hal ini mas dalam pelajaran ada dalam musyawarah juga ada. Jadi kalu dalam pelajran misalnya setelah kita selesai memberi penjelasan, kita memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang jelas atau memberi pendapat.
6.
Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin menyampaikan pendapat? Jawab : Ya, kita beri kesempatan yang sama. Baik laki-lakin maupun perempuan kita beri kesempatan yang sama. Kita selalu menawarkan waktu mas, monggo yang belum jelas, atau mau berpendapat atau yang mau mengusulkan idenya terserah.
7.
Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat mengerjakan tugas di sekolah? Jawab : Iya,tapi ini gak selalu ya tapi sering.
134
8.
Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket? Jawab : Ada yang jelas ya mas. Kita bagi sesui dengan tempat tinggal mas kalau saya. Jadi kita bagi adil rata kalu rumahnya jauh kita bareng dengan yang dekat. Jadi biar piket itu dapat terlaksana semua. Jadi jangan yang dekat semua, kasihan nanti yang jauh semua kephontalphontal. Jadi kita bagi rata yang dekat kita campur yang jauh agar dapat melaksanakan piket dengan baik.
9.
Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu? Jawab : Kita pilihnya secara musyawarah mas. Musyawarah satu kelas menentukan yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi kita melalui musyawarah.
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan musyawarah kelas atau langsung ditentukan? Jawab : Ya, dengan musyawarah sesui pilihan anak-anak. Kita hanya sebagai fasilitator 11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk kerumah? Jawab : Ya, kemarin njenengan sudah ikut to kerumah mas taufik.Ini nanti kita rencana mau menegok mas stevanus. Kemarin saat kita ada rapat dia jatuh jadi kita mau menengok kesana.
135
12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas? Jawab : Ya mas, terutama kalu ada pelanggaran, anak yang misalnya kurang tertib dalam pembelajaran kita suruh langsung membersihkan taman sambil menata bunga-bunganya. 13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan? Jawab : Ya, pernah ada, biasa mas perbedaan pendapat mereka, tapi tidak sampai menjurus ke hal-hal yang lebih parah hanya sampai sebatas berbeda pendapat ya kita selesaikan. Kita selesaikan secara musyawarah juga penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana yang kurang pas kita paskan biar mereka juga terus tidak ada kesalahpahaman lagi tidak ada masalah lagi. 14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau kesenian yang ada di lingkungan sekitar? Jawab : Ada, kita ada tari. Tapi untuk kelas 6 karena kita mempersiapkan UN jadi kita hanya lagu-lagu daerah saja yang kita ajarkan, lagu daerah dari Yogyakarta. 15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar nilai-nilai Pancasila? Jawab : Kalau saya kita panggil dulu, kita beri penjelasan nasihat. Kita beri Pandangan bahwa sikap itu kurang baik harus berubah menjadi yang baik dan tidak diulangi lagi.
136
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak? Jawab : Kalau mendukung atau tidaknya ya tergantung dari kita ya mas. Kalau kita hanya untuk apa ya sudah mendukung tetapi kalau untuk lebih luasnya ya mungkin belum, tergantung dari kita sendiri. Kalau kita untuk mempaskan ya sudah pas sudah ada, ya tapi kalau kita ingin lebih luas lagi ya mungkin belum. 17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru? Jawab : Sudah 18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : banyak mas faktor pendukungnya, bisa lingkungan, bisa masyarakat . Bisa lingkungan sekolah, bisa lingkungan masyarakat bisa alat-alat yang ada di sekolahyang bisa kita manfaatkan. Kalau lingkungan sekolah misalnya, ini kan ada masjid mas, kita sholat berjamaah bareng dengan masyarakat. Kita bisa memanfaatkan itu untuk menanamkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan sholat berjamaah, dengan masyarakat. 19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : Hambatannya. Kalau dimana-mana setiap sesuatu ada hambatannya ya mas. Terutama hambatannya untuk Pancasila ini
137
kadang-kadang kalau kita menanamkan pada anak kalau tidak langsung praktekkan langsung itu sulit jadi kita langsung ke prakteknya. Langsung memberi contoh langsung praktek langsung. 20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah tersebut? Jawab : Ya kita konsultasi sama kepala sekolah atau guru yang lebih senior kita tanya dulu bagaimana cara menyelesaikannya nanti kalau sudah kita langsung ke permasalahannya keanak.
138
PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Windyarti Setyaningrum, S.Pd. (WS guru kelas 3) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: Rabu, 1 Februari 2017
Waktu
: 11.00 – 11.10
Tempat
: Ruang kelas 2 SDN 1 Sekarsuli
1.
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah? Jawab : Ya penting, soalnya sambil ya menerapkan, takutnya nanti kalau gak diretapin mereka gak tahu nilai-nilai Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari apa, takutnya malah gak diterapkan di kelas dan di pelajaran.
2.
Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam pembelajaran? Jawab : Ya, kaya tadi itu mas kan misalnya kebetulan tadi materinya tentang upacara terus anak-anak saya masukkan ke nilai Pancasilanya. Contohnya kayak lagu Indonesia raya, menyanyikan lagu Indonesia raya, terus ketika upacara harus tertib, terus ketika mengheningkan cipta ya mengheningkan cipta, terus sikapnya ketika upacara sikapnya yang baik.
3.
Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
139
Jawab : Ada, kalau sekarang sudah dibiasakan sebelum pembelajaran dimulai itu ada menyanyikan lagu Indonesia Raya sama membaca juz ama. Kemudian setelah itu membaca buku. 4.
Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama? Jawab : Iya.
5.
Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu dilakukan? Jawab : Iya, ketika pelajaran atau kalau nggak pas pelajaranpun kadang-kadang mereka, ya kaya tadi itu sebelum pelajaran saya flashback dulu.
6.
Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin menyampaikan pendapat? Jawab : Iya.
7.
Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat mengerjakan tugas di sekolah? Jawab : kalau itu jarang mas. Soalnya kalau pas dikerjakan kelompok itu mereka malah gak bekerja, malah gak dikerjakan, malah pada rame jadinya lebih ke individu masing-masing dulu kalau sudah biasanya kelompoknya Cuma dua anak-dua anak aja.
8.
Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
140
Jawab : Ada, pembagian siswa pas nyapu atau apa itu,. Kan ada 4 anak. Ada sapu tiga itu mas, biasanya yang 3 anak nyapu yang lainnya merapikan meja kursi, menghapus papan tulis, sama membuang sampah, sama yang menyerok di luar itu. 9.
Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu? Jawab : Udah dibentuk, tapi yang berjalan itu menarikki infak itu seperti Dandi dan Riski itu saya beri kepercayaan untuk menariki infak, tapi kalau untuk anak kelas dua untuk menjadi ketua, sekretaris, bendahara itu belum bisa.
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan musyawarah kelas atau langsung ditentukan? Jawab : Musyawarah kelas mas. Jadi teman-teman siapa yang mau jadi ketua. Terus temen-temen, pakai itu mas kertas. Saya bagikan kertas siapa yang mau jadi ketua terus yang polling suara terbanyak jadi ketua, kedua sekretaris, kayak gitu. 11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk kerumah? Jawab : iya, kalau sakitnya lebih dari 4 sampai 5 hari biasanya saya ajak njenguk. 12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas? Jawab ; Iya, kalau setiap hari senin biasanya. Setiap hari senin itu setelah upacara biasanya pada bersihin di depan.
141
13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan? Jawab : Ya sering mas. Contohnyakan anak-anak sering berkelahi misalnya gak sengaja njegal atau apa. Terus kemarin itu Dandi gak sengaja jatuhin tas Kiki ternyata tempat pensilnya Kiki sampai rusak, terus sampai di rumah dimarahin orangtuanya, terus bilang disini rame lagi kayak gitu. Cuma saya kasih tahu Kiki, maafan dulu yang pertama, biasanya anak-anak saya suruh maaafan dulu terus yang kedua Kiki saya tanya, saya konfirmasi dulu permasalahannya apa, kalau sudah Dandi sama Kiki biasannya saya ajak ngobrol. 14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau kesenian yang ada di lingkungan sekitar? Jawab : Ada, seni tari. Setiap hari sabtu. Itu masuk ekstra. 15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar nilai-nilai Pancasila? Jawab : biasanya saya beri sanksi mereka nulis di buku tulis terus saya carikan bacaan tentang pendidikan Pancasila. Misalnya rame atau gojek dengan temannya saya carikan artikel yang tentang itu. Mereka tak suruh nulis terus tak suruh membaca. Biar mereka itu tahu. 16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak? Jawab : Sudah.
142
17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru? Jawab : Sudah 18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : Peraturan sekolah belum terlalau bagus. Misalnya kalau anak nakalkan harus di skor atau apa tapi kalau disini belum. Jadi masih kaya hubungannya dengan wali kelas sendiri, nanti baru kalau yang komplek banget baru sampai ke kepala sekolah. Itupun gak berani mngeluarkan kalau sekolah sini mas. Cuma ditegur, tapi ya masih diulang lagi tapi ya Cuma yaudah. Ya kalau untuk aturan belum tertalu. 19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila dalam pembelajaran? Jawab : Hambatannya itu, mereka kalau di sekolah kan sudah dibentuk. Kaya aku udah sering nanya nanya, tapi ribetnya kalau setelah hari minggu atau liburan, kebiasaan mereka di rumah kebawa ke sekolah. Entah mereka di lingkungan luar sana bagaimana keadaannya kan mas. Mereka jadi lupa apa kebiasaan yang ada di sekolah. Mereka jadi kaya liar lagi. Jadi kebiasaan kebiasaan di luar itu masuk semua. 20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah tersebut?
143
Jawab : Tak ulang ulang terus, jadi kalau di sekolah diingatkan. Diingatkan kemarin kita sudah kesepakatan apa, kita sudah begini begini begini. Ayo kaya gitu lagi kebiasaanya. Ini sudah mending mas, sebelumnya itu mereka misalnya terlambat langsung masuk gitu aja,terus saya biasakan kalau terlambat itu kalau masih berdoa ditunggu di luar , kalau sudah selesai ketok pintu, assalamualaikum, permisi bu. Terus kalau terlambat salim sama temen-temennya. Kalau sebelum. makan cuci tangan, malah mereka yang sekarang yang sering ngingetin kalau sebelum makan cuci tangan.
144
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Zefanya Lanang Sungsang (ZLS siswa kelas 4) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: 30 Januari 2017
Waktu
: 08.57 – 09.03
Tempat
: Ruang Kelas 4 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang kamu lakukan saat salam pagi? Jawab : iya, menyapa guru. 2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran? Jawab : Iya 3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu? Jawab : Iya, pada saat kerja kelompok 4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas? Jawab : Suka, dengan mengacungkan tangan 5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran? Jawab : Tidak 6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas? Jawab : Selalu, setiap jumat 7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap perbedaan itu? Jawab :Menghargainya 8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu? Jawab : ikut, menyiram tanaman 9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan? Jawab : Menjenguknya ke rumah 10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman? Jawab : Tidak 145
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada kegiatan apa? Jawab : Tidak, eehm pramuka 12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman? Jawab : Mau 13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib? Jawab : Selalu 14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui? Jawab : Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku 15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti sholat dhuha di masjid sekolah? Jawab : Tidak karena non, biasanya baca kitab suci di perpustakaan. 16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah? Jawab : Iya 17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian daerah? Jawab : Suka, ikut ekstra 18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan? Jawab : Bola, Raket Badminton
146
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Arya dan Yeriko Saka Pradana (A dan YS siswa kelas 6) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: 30 Januari 2017
Waktu
: 08.05 – 09.10
Tempat
: Ruang Kelas 4 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang kamu lakukan saat salam pagi? Jawab : iya, mengucapkan selamat pagi, berjabat tangan. 2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran? Jawab : Iya 3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu? Jawab : Iya, Kerja Kelompok 4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas? Jawab : Iya 5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran? Jawab :Tidak 6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas? Jawab : Iya 7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap perbedaan itu? Jawab : Menghargai 8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu? Jawab : Iya 9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan? Jawab : Menjenguk dan mendoakannya supaya cepat sembuh 147
10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman? Jawab : Tidak 11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada kegiatan apa? Jawab : Tidak 12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman? Jawab : Iya 13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib? Jawab : Iya 14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui? Jawab : Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku, Satu nusa satu bangsa, Garuda Pancasila 15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti sholat dhuha di masjid sekolah? Jawab : Iya, Misalnya doa pagi 16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah? Jawab : Iya, contohnya tidak terlambat sekolah, mengikuti upacara dengan tertib, disiplin 17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian daerah? Jawab : Suka, Cublak-cublak suweng, Jamuran. 18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan? Jawab : Buku, meja belajar.
148
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Zahra ( Z siswi kelas 3) B. Pelaksanaan : Hari/ Tanggal
: 31 Januari 2017
Waktu
: 10.54 – 10.58
Tempat
: Ruang Kelas 3 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang kamu lakukan saat salam pagi? Jawab : Iya, selamat pagi 2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran? Jawab : Iya 3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu? Jawab : Suka, pas kerja kelompok 4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas? Jawab : Kadang 5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran? Jawab : Tidak 6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas? Jawab : Selalu, senin sama kamis 7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap perbedaan itu? Jawab : menghormatinya 8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu? Jawab : Nggak, Nggak pernah 9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan? Jawab : Menjenguknya 10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman? Jawab : Tidak 149
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada kegiatan apa? Jawab : Ada, menggambar 12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman? Jawab : Mau 13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib? Jawab : Selalu 14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui? Jawab : Indonesia Raya, Dari Sabang Sampai Merauke 15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti sholat dhuha di masjid sekolah? Jawab : Ikut, setiap hari 16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah? Jawab : Iya, disiplin, mengerjakan PR 17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian daerah? Jawab : Suka, misalnya egrang 18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan? Jawab : membaca buku, sama sholat
150
Lampiran 7 REDUKSI HASIL OBSERVASI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
No 1
Aspek Yang Diamati
Deskripsi
Kesimpulan Implementasi
Implementasi Nilai-nilai sila Observasi 2 Ketuhanan Yang Maha Esa
Guru
kelas
3
mengawali
dan
mengakhiri
Pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama Guru kelas 3 dan siswa secara bersama-sama membeca surat Al-Fathihah dan surat-surat pendek
guru
melaksanakan
SDN 1 Sekarsuli yaitu dengan membiasakan
mengucapkan salam dan berdoa sebelum
dan
sesudah
pembelajaran, selain itu sebelum
sebelum memulai pelajaran. dan
sila
Ketuhahan yang Maha Esa di
guru
dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa
nilai-nilai
sholat
dhuha
berjamaah di Masjid yang ada di Lingkungan
memulai
pembelajran
siswa
diminta membeca bersama-sama surat Al-Fathihah dan Surat-
sekolah. Siswa dan guru melaksanakan sholat dhuhur
surat Pendek. Kegiatan sholat dhuha
berjamaah. 151
dan
sholat
dhuhur
Setelah selesai sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa berjamaah bagi yang muslim bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa.
diadakan setiap hari di masjid dan bagi yang non muslim ada
Observasi 3
kegiatan pembinaan tersendiri.
Guru kelas 2 mengawali pembelajaran dengan
SDN
berdoa dan mengucapkan salam, pada pagi itu guru sedikit terlambat jadi guru berdoa sendiri karena siswa sudah berdoa terlebih dahulu. Guru dan siwa membca surat Al-Fathihan dan suratsurat pendek sebelum pembelajaran di mulai. Siswa dan guru melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid. Setelah sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa. Pada pembelajaran agama Islam siswa paad hari ini memperlajari cara membaca dan menulis huruf arab
1
Sekarsuli
mengadakan kegiatan TPA bagi semua
kelas
dengan
dibagi
berdasarkan jadwal. Kegiatan TPA ini merupakan kegiatan latihan membaca Iqro dan AlQuran,
dan
dilaksanakan
pada TPA,
saaat biasanya
siswa non muslim akan pergi ke perpustakaan untuk mengadakan kegiatan keagamaan tersendiri seperti
membaca
kitab
agamanya masing-masing.
sederhana. Siswa kelas 5 pada hari itu mendapat jadwal 152
juga
suci
pelajaran TPA, yang merupakan kegiatan membaca iqro dan Al-Quran, siswa yang non islam kemudian ke
perpustakaan
untuk
mengadakan
kegiatan
keagamaan tersendiri.
Observasi 4 Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa. Kelas 5 pada jam pertama adalah mata pelajaran agama,
untuk
yang
beragama
Islam
siswa
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dan untuk yang beragama nonislam siswa melaksanakan pembelajaran di ruang perpustakaan. Guru agama non islam membuka pelajaran dengan salam dan membaca kitab suci, serta dilanjutkan dengan menghafal salah satu ayat di kitab suci. Guru dan siswa yang beragama Islam melaksankana sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid. Setelah sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa sevara 153
bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa.
2
Implementasi sila
Kemanusiaan
Adil dan Beradab
Implementasi
Nilai-nilai Observasi 2 Yang
Adanya kegiatan salam pagi yang mengembangkan budaya senyum, salam , dan sapa antar warga
Nilai-nilai
sila
KemanusiaanYang
Adil
Beradab
mebiasakan
dengan
dan
siswa untuk mengembangkan
sekolah. Guru membiasakan siswa untuk sopan terbukti dengan guru memberikan teguran saat ada siswa yang bertingkah kurang sopan. Guru kelas 3 menanggapi semua pertanyaan siswa dan tidak membeda-bedakan Siswa yang sudah bisa mau mengajari siswa lain
budaya senyum, salam, sapa, dan menghormati kepada orang yang lebih tua serta hak-hak orang
lain.
membiasakan
Guru siswa
juga untuk
bersikap sopan dan menegur siswa yang tidak sopan. Guru
yang belum paham. Siswa mau tertib dalam baris masuk ke kelas dan saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing.
juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang
latar
belakang
siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya
dalam
kegiatan
pembelajaran atau melaksankan 154
Observasi 3
suatu tugas. Siswa juga terlihat
Guru dan siswa melaksanakan kegiatan salam pagi
sudah ada kepedulain dengan
untuk mengembangkan budaya senyum, salam, dan
teman yang tidak bisa, membagi
sapa. Guru
sesama dengan mau mengajari
tidak
membeda-bedakan
siswa
dalam
pembelajaran dengan menganggapi dan memberi perhatian kepada seluruh siswa. Anak mau meminjamkan dan bermain bersama dengan mainan yang dibelinya. Ada anak yang sedang makan dan membagi makanannya kepada siswa lain. Guru mengingatklan siswa yang mengangkat tangan dengan tangan kiri saat akan menjawab agar menggunkan tangan kanan sesuai dengan norma kesopanan yang berlaku umum di masyarakat Indonesia. Guru membiasakan agar anak mau berbagi, seperti saat kegiatan mewarnai anak yang mempunyai 155
makanan,
maupun membantu
dalam orang yang sedang butuh bantuan mereka.
pewarna mau meminjami anak yang belum punya atau tidak membawa pewarna. Siswa mau tertib dalam baris masuk ke kelas dan saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing.
Observasi 4 Kegiatan salam pagi pada hari ini tidak dapat dilaksanakan karena hujan. Guru memberikan hak yang sama kepada siswa untuk bertanya. Siswa baris dengan tertib saat masuk kedalam kelas dan mengantri berwudhu. Siswa yang sudah paham terhadap materi mau mengajari siswa lain yang belum paham.
156
Observasi 5 Guru dan siswa melaksanakan kegiatan salam pagi. Pemimpin upacara pada waktu itu perempaun, mengindikasikan sekolah memberi kesempatan yang sama untuk setiap anak dalam bertugas tidak membedakan-bedakan. Siswa dengan sukarela dan tanpa diminta bantuan mau
membantu
penneliti
mengembalikan
perlengkapam untuk kegiatan upacara. 3
Implementasi
Nilai-nilai Observasi 2
Pancasila
Persatuan
Indonesia
sila
Siswa
Implementasi menjaga
kebersihan
kelas
dengan
melaksankan kegiatan piket sebagai wujud dari cinta
Pancasila
Siswa mengerjakan piket kelas dengan bergotong Siswa baris dengan tertib saat masuk ke kelas dan
Persatuan
cara
diantaranya
membudayakan kegiatan gotong royong
royong satu sama lain.
sila
Indonesia dilaksankan dengan berbagai
lingkungan.
nilai-nilai
dalam
piket,
mengajarkan cinta tanah air dan lingkungan dengan berbagam
tidak saling berebutan. Siswa sebelum memulai pembelajaran menyanyikan 157
cara seperti menyanyikan lagu
lagu Indonesia Raya terlebih dahulu.
Indonesia
Raya,
kegiatan
Karya siswa di pajang di dalam kelas berupa hasil Upacara Bendera dan menjaga batik ikat celup, anyaman, dan gambar mozaik, hal kebersihan lingkungan. Selain ini menimbulkan kebanggan tersendiri bagi siswa.
itu sekolah juga mengadakan
Di dalam kelas juga dipasang foto Presiden dan kegiatan sholat bersama yang Wakil Presiden serta Gambar Burung Garuda dapat menjadikan antar siswa sebagai wujud bangga terhadap tanah iar Indonesia.
lebih akrab dan dapat membaur.
Siswa bersama-sama melaksanakan kegiatan sholat Sekolah berjamaah dengan tertib dan semua kelas membaur untuk jadi satu tidak dipisah-pisah.
juga tertib
membiasakan dalam
upacara
maupun dalam kegiatan lainnya. Di dalam setiap kelas
Observasi 3 Siswa
jiga
dipasng foto Presiden, Wakil melaksanakan
kegiatan
piket
dengan
bergotong royong dan sesuai dengan tanggung
Presiden, serta Burung Garuda sebagai wujud bangga terhadap bangsa Indonesia, selain itu di
jawabnya. Siswa baris dengan tertib saat masuk kedalam kelas.
dalam
Sebelum
berbagai karya siswa seperti
memulai
pembelajaran
menyanyikan lgu Indonesia Raya.
dengan
kelas
juga
dipajang
hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya
158
Guru kelas 2 mengajarkan siswa untuk tertib saat yang dapat menumbuhkan rasa upacara, berpakaian rapi, cara hormat yang benar bangga dan
mengenai
lagu
Indonesia
siswa
terhadap
serta karyanya.Guru
Raya
juga
mengajarkan nilai-nilai sila ke
mengheningkan cipta dalam pembelajaran.
Di dalam kelas juga dipasang foto Presiden dan tiga ini dalam pembelajaran Wakil Presiden serta Gambar Burung Garuda yang sesuai contohnya saat ada sebagai wujud bangga terhadap tanah iar Indonesia.
materi Upaya Bendera,
Siswa melaksanakan sholat berjamaah, saat sholat Olahraga permainan
bercampur antar kelas tidak menyendiri.
Di dalam kelas dipasang berbagai hasil karya siswa sodo. seperti hasil karya mewarnai dan menggambar.
Observasi 4 Siswa
melaksanakan kebersihan kelas
dengan
bergotong royong seperti ada siswa yang mengambil alat pel unntuk memgepel kelas. Siswa baris dengan tertib saat masuk ke kelas. Sebelum memulai Permbelajarran menyanyikan 159
dan tradisional
saat
bermain gobak
Lagu Indonesia Raya terlebih dahulu. Sholat berjamah secra bersama-sama. Siswa kelas 3 pada jam Olahrag bermain permainan Gobak Sodor, kebetulan dalam halaman sekolah sudah ada arena bermain gobak sodor.
Observasi 5 Siswa mengikuti kegiatan upacara dengan tertiub walaupun ada beberapa siswa yang kurang tertib. Dalam
Upacara
ada
berbagai
acara
seperti
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Pengibaran Bendera Merah Putih, Pembacaan Pembukaan UUD 45, Pembacaan Pancasila dan mengheningkan cipta yang dapat emumpuk rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Setelah Upacara, Siswa dan guru bersama-sama membersihkan dan menata tanaman yang ada di sekolah, untuk siswa terutama yang saat upacara 160
tidak tertib atau kelengkapan upacara kurang.
4
Implementasi sila
Nilai-nilai Observasi 2
Kerakyatan
Dipimpin
Oleh
Kebijaksanaan Permusyawaratan/ Perwakilan.
yang Hikmat dalam
Implementasi Nilai-nilai
Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan, memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia Guru
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/
Raya. memberikan
kesempatan
siswa
untuk
menyampaikan pendapat. Siswa berani menyampaikan pendapatnya di depan
dalm
kegiatan
Adanya kepengurusan di kelas seperti ketua, sekretaris dan bendahara walupun perannya belum
Perwakilan pembelajaran
diantaranya Guru memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk
kelas.
sila
temannya
berani
memimpin
secara
bergantian,
guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk
maksimal.
dapat
menyampaikan
pendapatnya, di dalam kelas
Observai 3
juga
terdapat
Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan, kepengurusan kelas memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia mengedepankan 161
susunan serta cara
bermusyawarah
Raya. Guru
memberikan
kesempatan
siswa
untuk menyelesaikan suatu masalah.
menyampaikan pendapat. Siswa berani menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Guru menghargai setiap pendapat siswa. Adanya kepengurusan di kelas seperti ketua, sekretaris dan bendahara walupun perannya belum maksimal.
Observai 4 Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan, memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan
kesempatan
siswa
untuk
menyampaikan pendapat. Siswa berani menyampaikan pendapat di depan kelas. 162
dalam
Siswa
menyelesaikan
suatu
masalah
dengan
berdiskusi atau musyawarah.
5
Implementasi Nilai-nilai sila Observasi 2
Implementasi
Keadilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Sosial
bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan
Rakyat
Nilai-nilai
Indonesia
kegiatan
pendapat. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan. Guru meminjami semua siswa yang tidak membawa
dalam
pembelajaran
diwujudkan
guru
dengan
memberikan kesempatan yang sama
kepada
anak
untuk
berpendapat dan berlaku adil terhadap
penggaris.
sila
anak.
Guru
juga
Siswa dalam berteman tidak pilih-pilih.
memberikan kesempatan sama
Guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin
kepada
dan memberi nasihat pada siswa yang malas
anak
memimpin menyanyikan
mengerjakan tugas. Guru mengingatkan siswa agar tidak menggangu siswa lain saat mengerjakan. 163
untuk
dapat
temannya
dalam
lagu
Indonesia
Raya dan memimpin barisan. Siswa juga terlihat tidak pilih-
Observasi 3
pilih dalm berteman.
Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan. Siswa terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman di dalam kelas. Observasi 4 Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan. Siswa terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman di dalam kelas. 164
6
Faktor
Pendukung Faktor pendukung pelaksanaan implementasi nilai-nilai Adanya dukungan dari Kepala
Implementasi
Nilai-nilai Pancasila yaitu adanya dukungan guru dan kepala Sekolah, Guru, dan Pemerintah,
Pancasila dalam kegiatan sekolah pembelajaran di Sekolah
dan
pemerintah
dalam
upaya serta
sarana
dan
prasarana
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, selain itu sekolah yang cukup mendukung. sarana dan prasarana yang ada di sekolah jika dimanfaatkan dengan baik akan dapat mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
7
Faktor
Penhambat
masalah Implementasi
atau Faktor penghambat atau masalah dalam implementasi Kebiasaan anak yang kurang dalam nilai-niali Pancasila yaitu beberapa karakter anak yang baik
terbawa
ke
sekolah,
Nilai-nilai tidak mau atau sulit mendengarkan nasihat guru, karakter beberapa anak yang
Pancasila dalam kegiatan terbawanya kebiasaan kurang baik anak di luar sekolah, sulit dinasehati, dan beberapa pembelajaran di Sekolah
tidak semua guru mau benar-benar memperhatikan guru
yang
tidak
menaruh
perhatian pada seluruh anak.
seluruh siswa yang ada.
165
Lampiran 8
REDUKSI WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SDN 1 SEKARSULI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
No 1
Pertanyaan
Reduksi
Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1 Perkembangan SDN 1 Sekarsuli dari tahun ke tahun terus Sekarsuli?
berkembang walaupun tidak signifikan. Perkembangan terjadi baik dalam peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
2
Apa saja yang menjadi visi dan Sekarsuli?
3
misi SDN 1 Mewujudkan Insan yang Berakhlak Mulia, cerdas, Terampil, Berkarakter dan berwawasan Global.
Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1 SDN 1 Sekarsuli menggunkan dua kurikulum. Kurikulum KTSP Sekarsuli?
untuk kelas 2, kelas 3, kelas 5, dan 6 sedangkan kurikulum 2013 digunakan untuk kelas 1 dan kelas 4.
4
Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan Penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting dilakukan. Sekolah penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan juga mempunyai program 18 karakter mulia yang dikembangkan. pembelajaran di sekolah?
Penanaman nilai Pancasila bukan hanya pada pelajaran Pkn saja 166
melainkan harus pada semua mata pelajaran dan kegiatan sekolah. 5
Bagaimana
strategi
sekolah
dalam Strategi sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai sila
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila Pancasila yaitu dengan membiasakan siswa dan dimasukkan dalam dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
beberapa materi pelajaran, selain itu implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan guru dengan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai.
6
Bagaimana peran kepala sekolah dan guru dalam Peran
kepala
sekolah
dan
guru
saling
berkaitan
dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada anak, kepala dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
sekolah dan guru sebagi pelaksana dalam pengimplementasian nilainilai Pancasila di sekolah. Kepala sekolah dan guru membimbing anak di sekolah.
7
Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan Wujud konkrit yang dilakukan sekolah dalam implementasi nilaisekolah dalam mengimplementasikan pengamalan nilai Pancasila adalah pembiasaan sholat berjamaah, senyum salam nilai sila Pancasila dalam pembelajaran di sekolah?
sapa, ketertiban, menjaga kebersihan dan berbagai pembiasaan lainnya.
8
Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada Sarana dan prasarana menurut kepala sekolah masih kurang untuk di
sekolah
yang
mendukung
implementasi penanaman yang lebih kepada siswa, namun sekolah sudah 167
pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
berusaha memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sekolah
juga
memanfaatkan
lingkungan
sosial
untuk
mendukung
dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. 9
Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah Lingkungan
sekolah
sudah
cukup
mendukung dalam pengamalan nilai sila Pancasila mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. di Sekolah? 10
Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1 Guru sudah cukup baik dalam mamanfaatkan lingkungan sekolah Sekarsuli sudah memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di sekolah walaupun belum dan sarana prasarana yang ada di sekolah untuk maksimal. mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dengan baik?
11
Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan Keteladanan dari guru sangat sangat
berpengaruh
terhadap
penting dalam keberhasilan
keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila Pancasila.
pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak? 12
Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan Sekolah mengadakan zakat fitrah dan Qurban, selain itu sekolah khusus yang dapat menanamkan pengamalan nilai- mengadakan infaq yang dilaksanakan setiap hari senin dan jumat. nilai Pancasila pada anak?
TPA juga salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan di sekolah. 168
Sekolah berupaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kegiatan sekolah tersebut. 13
Apa
saja
faktor-faktor
pendukung
dalam Faktor yang mendukung yaitu dari pihak guru, lingkungan,
implementasi pengamalan sila pancasila di sekolah?
orangtua, dan kesadaan anak itu sendiri. Selain itu dari pihak dinas juga memberi dukungan dengan peraturan tau kebijakan-kebijakan serta memberi bantuan secra real di sekolah seperti melakukan pengawasan.
14
Apa
hambatan yang dialami sekolah dalam Hambatran dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yaitu
mengimplementasikan
pengamalan
Pancasila di Sekolah?
nilai-nilai apabila lingkungan di rumah maupun kebiasaan anak di rumah tidak mendukung maka akan sulit dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di sekolah. Misalnya kebiasaan anak mengolok-olok temannya di rumah akan terbawa ke sekolah.
15
Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi Upaya yang dilakukan sekolah yaitu dengan melakukan pembinaan hambatan-hambatan tersebut?
kepada anak dan pembiasaan kembali di sekolah.
169
REDUKSI WAWANCARA GURU SDN 1 SEKARSULI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
No 1
Pertanyaaan
Guru Kelas III
Menurut ibu apakah penting Guru
merasa
untuk dilakukan penanaman penanaman
sekolah?
pembelajaran
di penting
bahwa Guru
merasa
nilai-nilai penanaman
Guru Kelas II
bahwa Guru
nilai-nilai
untuk
sekolah dasar.
anak anak jiwa
memiliki
rasa,
penanaman
nilai-nilai
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di sekolah
sila
Pancasila
sangat
sangat penting agar anak
pratiotisme, penting karena kalau mempunyai
kemanusiaaan, dan jiwa
tidak ditanamkan sejak
sosial.
mengenal Pancasila.
nilai-nilai
jiwa
nasionalisme, patriotisme, kemanusiaan,
dini nanti anak tidak
170
Kesimpulan
merasa Guru merasa penanaman
sangat Pancasila penting agar
nilai-nilai Pancasila dalam Pancasila kegiatan
Guru Kelas VI
dan
sosial yang baik.
jiwa
2
menanamkan Guru menanamkan nilai Guru
Apa strategi pembelajaran Guru
yang sering ibu gunakan di moral terlebih dahulu Pancasila dalam pembelajaran?
pada
anak,
kejujuran.
dengan
memasukkan Strategi yang guru lakukan
penanaman
nilai
mengimplementasikan
misalnya memasukkannya dalam kegiatan pembelajaran seperti berkelompok
untuk
Pancasila
dalam
nilai-nilai
Pancasila
kegiatan pembelajaran, misalnya dilakukan dengan berbagai dan
saat
materi
upacara
belajar di perpustakaan. bendera, guru sambil
metode pembelajaran dan dalam
materi-materi
pelajaran.
Guru
juga
menanamkan pada anak mengajarkanj moral yang sikap disiplin, memberi
mendasar terlebih dahulu pada
contoh
hormat
benar, ketertiban, lain.
171
yang
menjaga dan
lain-
anak
seperti
kejujuran dan kedisiplinan.
3
memulai
sudah pembelajaran Guru
dan
terlebih kemudian
tadarus, pembelajaran
pembelajaran dahulu hal-hal apa yang membaca
bersama, membiasakan
siswa melakukan kegiatan
lagu menyanyikan
lagu berdoa, menyanyikan lagu
dilakukan siswa dan guru menanyakan sebelum
sebelum Sebelum
biasanya Guru dan siswa berdoa, Guru
Apakah ada kegiatan yang Guru
dimulai? Jika ada kegiatan telah dilakukan siswa menyanyikan seperti
apa?
perbuatan
baik
Raya, Indonesia Raya, membaca
Raya, Indonesia
menanyakan Indonesia apa menghormati
bendera membaca
juz
ama. surat-surat
pendek,
yang telah dilakukan sang merah putih.
Kemudian setelah itu membaca
juz
ama,
siswa dan hal lain yang
membaca buku.
membaca
awal
materi
berkaiatn dengan moral
yang akan dipelajari, atau
sebagai apersepsi dalam
apersepsi dari guru.
pembelajaran. 4
Apakah ibu selalu memulai Guru selalu memulai Guru selalu memulai Guru selalu memulai Guru selalu memulai dan mengakhiri dan
dan
dengan pembelajaran
pembelajaran mengucapkan
mengakhiri dan
salam
berdoa bersama?
dan berdoa.
mengakhiri dan
dengan pembelajaran berdoa
dengan pembelajarn dan berdoa.
mengucapkan salam.
172
mengakhiri mengakhiri pembelajaran dengan dengan
berdoa
mengucapkan salam.
dan
5
Apakah
kesempatan
siswa
siswa kesempatan
untuk kesempatan
saat bertanya
mengajukan pertanyaan atau bertanya
memberi Guru
memberi Guru
memberikan Guru
memberikan Guru
ibu
memberikan
siswa kesempatan siswa untuk kesempatan siswa untuk dan bertanya
saaat bertanya
dan
pembelajaran jika ada menyampaikan
menyampaikan
pendapat
biasanya pada saat apa hal
yang belum jelas atau pendapat.
dalam
beberapa
itu dilakukan?
pada saat musyawarah
kesempatan seperti saat
kelas.
pelajaran atau musyawarah
berpendapat?
Jika
iya, pembelajaran.
kelas. 6
Apakah
ibu
kesempatan kepada
siswa
memberi Guru
memberikan Guru yang jika
memberi Guru
memberi Guru
memberin
sama kesempatan yang sama kesempatan yang sama kesempatan yang sama kesempatan ingin kepada
menyampaikan pendapat?
siswa
untuk kepada siswa baik laki- kepada
siswa
menyampaikan
laki maupun perempaun menyampaikan
pendapat.
untuk
menyampaikan pendapat.
pendapat atau usulan.
173
untuk kepada
yang
siswa
sama untuk
menyampaikan pendapat.
7
Apakah ibu sering meminta Guru meminta siswa Guru sering meminta Guru jarang meminta Guru
kadang
meminta
siswa
untuk
berkerja
siswa
bekerja untuk kerja kelompk siswa
untuk
untuk
kelompok saat mengerjakan dalam beberapa mata mengerjakan
mnegerjakan
kelompok dalam beberapa
tugas
secara berkelompok.
pelajaran.
tugas di sekolah?
siswa
kelompok, karena kalu
mata pelajaran tetapi ada
mengerjakan
tugas guru
kelompok
siswa
biasanya rame.
yang
jarang
menggunakan
metode
berkelompok
karena
pertimbangan siswa akan rame jika berkelompok. Kegiatan
berkelompok
digunakan dengan melihat materi pembelajaran dan situasi siswa di kelas. 8
Apakah ada jadwal piket Ada jadwal piket di Ada Jadwal piket di Ada jadwal piket di Ada jadwal piket disetiap untuk membersihkan kelas? kelas Jika
ada
pembagian dalam piket?
III
dengan kelas
VI
bagaimana pembagian laki-laki dan pembagian tugas
siswa perempuan disendirikan.
dengan
174
II
dengan
yang
tempat
kelas,
setiap
anak
mendapat jadwal piket dan
kelompok
berdasarkan tinggal,
kelas
pembagian tugas dibagi
untuk
pembagian
tugas
jauh oleh guru seperti ada dan kelompok piket guru
dicampur dengan yang yang dekat
agar
dapat
melaksanakan
tugas
Bagaimana dengan susunan Ada pengurus ketua, Ada kepengurusan kelas di kelas sekretaris ibu?
bendahara.
dan ketua,
membersihkan
papan
pengurus
kelas Ada
sekretaris,
tersendiri
kondisi yang ada. pengurus
namun
belum
kelas, Sudah ada kepengurusan dapat
dalam kelas yaitu Ketua, Sekretaria dan bendahara,
bendahara dan seksiseksi.
pertimbangan
dengan melihat situasi dan tulis.
dengan baik. 9
menyapu, mempeunyai
menjalankan
tugasnya
namun
dalam
secara optimal karena pelaksanaannya masih
kecil,
belum
berjalan
secara
belum optimal
mengenai masing-masing paham
tugas
tanggung jawab.
175
dan
peran tersebut.
10
Pada
saat
pembentukan Pembentukan pengurus Pembentukan pengurus Pembentukan pengurus Pembentukan
kepengurusan kelas, apakah kelas
dengan
musyawarah
kelas
dengan
cara
kelas dilakukan dengan
hanya berperan sebagai
atau
fasilitator.
langsung ditentukan?
kelas
dilakukan dengan
musyawarah, guru hanya
musyawarah dan guru
dengan musyawarah.
dilakukan
cara kelas
pengurus
cara musyawarah, siswa diberi
kertas
menulis
berperan
sebagai
dan fasilitator. siapa
pilihannya. 11
Jika ada siswa yang sakit, Guru apakah
siswa
siswa Guru
dan
dan
siswa Guru
dan
siswa Guru
membaisakan
biasanya menjenguk siswa yang menjenguk siswa yang menjenguk siswa yang mengajak
diajak menjenguk kerumah?
sakit
jika
rumahnya sakit seperti siang ini sakitnya lebih dari 4 menjenguk
dekat, jika jauh hanya akan menjenguk siswa sampai 5 hari. perwakilan saja.
yang
jatuh
sekolah.
saat
di
siswa teman
yang
sakit beberapa hari atau yang
mengalami
cukup rumahnya
sakit
parah,
jika
jauh
maka
hanya perwakilan siswa yang ikut menjenguk.
176
12
Di depan kelas ada tanaman, Siswa dilibatkan secara Siswa dilibatkan langsung
apakah
siswa
secara
langsung
dilibatkan Siswa dilibatkan dalam Siswa
dalam langsung
dalam merawat
dilibatkan secara
tanaman langsung dalam merawat
dan kalau setiap hari senin. lingkungan sekolah seperti
dalam merawat tanaman yang merawat
taman Setiap hari senin itu merawat tanaman yang ada
merawat tanaman yang ada ada di depan kelas.
membersihkan
di depan kelas?
sambil menata bunga- setelah
upacara di depan kelas. Kegiatan
biasanya ada kegiatan itu
bunga.
dilaksanakan
setiap
membersihkan
dan hari senin setelah upacara
menata taman.
bendera, khususnya untuk anak-anak yang tidak tertib saat upacara.
13
Apakah sering ada konflik Sering terjadi konflik, Siswa
sering
terjadi Siswa
biasanya siswa,guru
antar siswa di dalam kelas? guru kemudian melihat konflik dan biasanya konflik, Jika ada bagaimana biasanya seberapa masalah diselesaikan?
tersebut kesalahannya diselesaikan
jauh diselesaikan dan musyawarah.
terjadi Sering terjadi konflik antar
sering
biasanya
dengan diselesaikan
dengan menyelesaikannya dengan
musyawarah
dan musyawarah atau diminta
meminta maaf , guru saling memamafkan.
dengan
juga memberi contoh
minta maaf.
konflik
yang
lama ini terjadi. 177
belum
14
Apakah ada pembelajaran Kelas III hanya ada Ada pembelajaran seni Ada kegiatan seni tari. yang
berkaitan
dengan pelajaran
sekolah yang dilaksanakan
tentang tari, tapi untuk kelas 6
budaya atau kesenian yang norma.
tidak
ikut
ada di lingkungan sekitar?
mempersiapkan
setiap hari sabtu, termasuk
karena
guru
Ada kegiatan seni tari di
dalam kegiatan ekstra.
UN, hanya
mengajarkan lagu-lagu daerah
khususnya
daerah Yogyakarta. 15
Bagaimana sikap ibu dalam Guru menghadapi
siswa
siswi sanksi
akan
memberi Guru akan memanggil Guru biasanya memberi Guru
akan
menasihati
siswa
yang
melanggar
sesuai siswa
dan
yang melanggar nilai-nilai pelanggaran siswa.
menasihatinya.
Pancasila?
juga akan memberikan
sanksi
siswa
dengan
nilai-nilai Pancasila dan
Guru menulis di buku dan
jika
pandangan agar siswa dicarikan bacaan yang diberi dapat
terbuka
pikirannya
dan
diharapkan
dapat
berkaitan dengan nilai yang siswa langgar agar
berubah menjadi lebih siswa mengerti. baik lagi. 178
cukup
berat
sanksi
pelanggarannya.
akan sesuai
16
Menurut ibu, apakah sarana Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana di dan prasarana yang ada di yang ada di sekolah yang ada di sekolah yang ada di sekolah sekolah
sudah
sekolah sudah mendukung sudah mendukung.
tergantung guru yang sudah mendukung.
mendukung,
dalam
memanfaatkannya,
optimal
nilai sila Pancasila pada
tetapi
pemanfaatannya
anak?
yang
pengamalan
nilai-
untuk
hal-hal
masing
sudah
yang
komplek
tidaknya
guru
dalam
memanfaatkannya.
mendukung, dan untuk hal-hal
namun
tergantung dari masing-
sederhana
mungkin
atau
cukup
lebih belum
mendukung. 17
Apakah
dan Ada yang dimanfaatkan Guru dan siswa sudah Guru dan siswa sudah Sarana dan prasarana yang
sarana
prasarana
yang
sekolah
sudah
ada
di ada yang kurang.
dapat
dimanfaatkan dengan baik
memanfaatkan
sarana memanfaatkan
sarana ada
di
sekolah
sudah
dan prasarana yang ada dan prasarana yang ada dimanfaatkan oleh siswa di sekolah dengan baik.
di sekolah dengan baik.
dan guru dengan cukup baik, namun ada beberapa
oleh siswa dan guru?
sarana dan prasarana yang kurang dimanfaatkan. 179
18
Apa
yang Faktor
pendukung Faktor
faktor
lingkungan Pada pertanyaa ini guru Faktor lingkungan sekolah
dalam
mendukung yaitu faktor masyarakat, lingkungan malah
mengimplementasikan
lingkungan dan guru sekolah dan sarana dan bahwa
nilai-nilai juga
pengamalan
sekolah
bisa faktor
pendukung
dalam
implementasi
seperti
nilai-nilai
Pancasila
pemanfaatan masjid.
pembelajaran?
masyarakat
peraturan dijadikan
bagaimana prasarana yang ada di sekolah kurang tegas.
dalam memberikan contoh.
Pancasila
menjelaskan dan
jika
dimanfaatkan dengan baik. 19
Apa
saja
menjadi
hal-hal
hambatan
yang Karakter
anak
latar dipraktekkan
dalam keluarga,
pembelajaran?
dalam kebiasaan anak dapat memahaminya. menjadi
secara
dari
lingkungan
luar
dari
implementasi
nilai-nilai
Pancasila yaitu lingkungan
dan langsung, anak susah
pengamalan nilai-nilai sila belakang, Pancasila
dan Hambatannya jika tidak Hambatannya pengaruh Hambatan
anak yang kurang baik,
yang
kadang
guru memberi contoh mendukung,
hambatan
dalam pengamalan nila-
kasus.
anak
kurang kebiasaan
di
lingkungan,
pengaruh dari luar dan jika
nilai Pancasila.
tidak
dipraktekkan
langsung dapat
anak
memahami
nilai Pancasila. 180
kurang nilai-
20
Bagaimana usaha ibu dalam Guru mengatasi
hambatan atau masalah
masalah tersebut?
mengatasi Guru
mengatasi Guru mengatasi maslah Guru mengatasi hambatan
dengan masalah
pembiasaan pada anak.
dengan
tersebut
tersebut
dengan cara
konsultasi
kepada kepala sekolah
pembiasaan dan terus
tersebut
dengan
melakukan
pembiasaan
pada
dan
anak
terus
atau guru yang lebih mengingatkan siswa.
mengingatkan,
dan
senior, guru tanya dulu
biasanya
juga
bagaimana
berdiskusi dengan kepasla
cara
sekolah atau guru senior
menyelesaikannya, setelah
itu
menerapkannya siswa.
181
guru
guru
dalam mengatasi hambatan
pada
yang ada.
REDUKSI WAWANCARA SISWA SDN 1 SEKARSULI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
No 1
Pertanyaan
ZLS
A dan SYP
Apakah kamu selalu mengikuti Siswa selalu mengikuti Siswa salam pagi bersama guru? Apa salam
pagi?
selamat tangan
pagi kepada guru.
mengucapkan kepada guru.
Kesimpulan selalu Siswa
mengikuti Siswa
dan salam dengan berjabat mengikuti
pagi
yang kamu lakukan saat salam mengucapkan
Z
salam mengikuti salam pagi
dan pagi, pada saat salam dan salam pagi
selalu
kegiatan
mengucapkan dilakukan
yaitu
selamat pagi kepada berjabat guru.
dengan
yang
tangan guru
atau
menyapa mengucapkan selamat pagi.
182
2
Apakah kamu selalu berdoa Siswa
selalu
sebelum memulai mengikuti sebelum pelajaran? 3
berdoa Siswa selalu berdoa Siswa selalu berdoa Siswa selalu memulai memulai sebelum
pelajaran.
Apakah kamu suka bekerja Siswa sama dengan temanmu?
sama
memulai sebelum
pelajaran.
suka
pelajaran.
bekerja Siswa suka kerja sama
saat
saat
dengan
berdoa.
bekerja Siswa suka bekerja Siswa kerja sama
kelompok di kelas.
kelompok di kelas.
memulai pelajaran
saat
suka
kerja bekerjasama
saat
mengerjakan
tugas
kelompok di kelas.
kelompok di sekolah.
4
Apakah
kamu
menyampaikan
pendapat
dalam kelas?
menyampaikan
di menyampaikan pendapat kelas,
suka Siswa kadang suka Siswa sudah berani
suka Siswa
suka Siswa
di dengan
mengangkat
depan pendapat
di
menyampaikan
depan pendapat di depan pendapatnya di depan kelas.
kelas.
cara kelas.
menyampaikan
tangan
terlebih dahulu. 5
Apakah kamu suka mencontek Siswa dalam pembelajaran?
tidak
mencontek.
suka Siswa
tidak
mencontek.
suka Siswa
tidak
mencontek.
suka Siswa
tidak
mencontek pembelajaran.
183
suka dalam
6
Apakah
kamu
selalu Siswa
selalu Siswa
melaksanakan piket kelas?
piket, melaksanakan
melaksanakan piketnya
setiap
hari kelas.
jumat. 7
mau Siswa
Jika di dalam kelas ada yang Siswa
perbedaan itu?
8
ikut
tanaman yang ada di depan tanaman, kelasmu?
orang
lain orang lain.
menyirami
sesuai
hari
senin mereka
sama kamis.
masing.
setiap
mau Siswa menghormatin Siswa
yang
berbeda oranglain
dengannya.
yang berbeda.
Apakah kamu ikut merawat Siswa
piket melaksanakan piket piket
melaksanakan jadwal masing-
mau
menghargai pendapat pendapat orang lain menghargai pendapat
berbeda pendapat denganmu, menghargainya bagaimana sikapmu terhadap pendapat
selalu Siswa
selalu Siswa
yang
berbeda dengannya.
merawat Siswa ikut merawat Siswa mearsa tidak Siswa ada yang ikut dengan tanaman yang ada di pernah ikut dalam berpartisipasi tanaman halaman.
merawat tanaman di merawat tanaman tapi halaman sekolah.
tersebut.
dalam
belum semua siswa benar-benar dilibatkan dalam tanaman.
184
merawat
9
apa yang akan kamu lakukan?
supaya cepat sembuh
temannya yang sakit.
Apakah kamu memilih-milih Siswa tidak memilih- Siswa tidak memilih- Siswa orang dalam berteman?
teman yang sedang
temannya yang sedang mendoakan temannya menjenguk sakit.
10
mau Siswa mau menjenguk
Jika ada temanmu yang sakit, Siswa mau menjenguk Siswa menjenguk dan Siswa
milih dalam berteman.
milih dalam berteman.
tidak Siswa tidak memilih-
memilih-milih orang milih dalam berteman.
11
orang
yang menarik minatmu? Jika menjawab tidak suka, pada
kegiatan
di kegiatan
namun setelah diberi sekolah.
menggambar.
dalam
berteman.
awalnya Siswa tidak tertarik Siswa tertarik pada Siswa
Apakah ada kegiatan sekolah Siswa
ada kegiatan apa?
sakit.
kurang
berminat
pada
kegiatan
sekolah,
contoh kegiatan sekolah
namun ada siswa yang
itu apa, ia kemudian
mempunyai
menyebutkan pramuka.
khusus pada kegiatan seperti
minat
menggambar
dan pramuka. 12
Apakah kamu mau meminta Siswa
mau
meminta Siswa mau meminta Siswa mau meminta Siswa mau meminta
maaf jika punya salah terhadap maaf jika punya salah.
maaf jika punya salah.
teman?
maaf salah.
185
jika
punya maaf jika punya salah terhadap teman.
13
Apakah kamu selalu mengikuti Siswa upacara bendera dengan tertib?
mengikuti Siswa
upacara dengan tertib.
mengikuti Siswa
mengikuti Siswa
upacara dengan tertib.
dengan mengikuti
upacara
Apa
saja
lagu-lagu
wajib Siswa
nasional yang kamu ketahui?
hafal
lagu Siswa Raya, Indonesia
Indonesia
Berkibarlah Benderaku
lagu Siswa
hafal
upacara
bendera dengan tertib.
tertib. 14
selalu
hafal
lagu Siswa
mengetahui
Raya, Indonesia Raya, Dari lagu wajib nasional Sampai walupun tidak banyak.
Sabang
Berkibarlah
Benderaku, Satu nusa Merauke satu bangsa, Garuda Pancasila 15
Apakah kamu selalu mengikuti Siswa tidak mengikuti Siswa kegiatan keagamaan di sekolah sholat
dhuha
mengikuti Siswa
karena kegiatan doa pagi
dalam
selalu
ikut Siswa
kegiatan mengikuti
selalu kegiatan
seperti sholat dhuha di masjid non muslim, tetapi ada
sholat berjamaah di keagaaman di sekolah
sekolah?
sekolah.
kegiatan
doa
di
seperti berjamaah
perpustakaan.
sholat dan
membaca kitab suci.
186
16
Apakah
kamu
menaati Siswa
peraturan yang ada di sekolah?
peraturan sekolah dan peraturan
peraturan sekolah.
memberi
17
Apakah kamu suka dengan Siswa
suka
permainan tradisional atau tari- permainan tarian daerah?
tarian
contohnya seperti mengerjakan sekolah seperti datang
yaitu tidak terlambat PR dan disiplin.
tidak
sekolah,
mengikuti
mengikuti
upacara dengan tertib,
dengan
disiplin
disiplin.
tari- tradisional
atau
mentaati
sekolah peraturan yang ada di
terlambat, upacara tertib,
suka Siswa
dengan Siswa suka permainan Siswa
daerah,
mengikuti
menaati Siswa
menaati Siswa
menaati Siswa
beberapa
seperti permainan
menyukai permainan
siswa cublak-cublak suweng tradisional misalnya tradisional
ekstra
di dan Jamuran.
dan
seperti
cublak-cublak
egrang.
suweng, jamuran, dan
sekolah.
egrang. 18
Apa saja fasilitas yang ada Siswa
menggunakan Siswa
menggunakan Siswa
menggunkan Siswa
disekolah yang sering kamu fasilitas sekolah Bola, fasilitas buku, meja fasilitas gunakan?
Raket Badminton.
belajar.
seperti mushola.
187
sudah
sekolah menggunakan fasilitas buku,
dan sekolah namun belum optimal.
Lampiran 9 Daftar Ruang SDN 1 Sekarsuli Daftar Ruangan SD Negeri 1 Sekarsuli No.
Infrastruktur
Jumlah
Keterangan
1.
Ruang Kelas I
1
Baik
2.
Ruang Kelas II
1
Baik
3.
Ruang Kelas III
1
Baik
4.
Ruang Kelas IV
1
Baik
5.
Ruang Kelas V
1
Baik
6.
Ruang Kelas VI
1
Baik
7.
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
8.
Ruang Guru
1
Baik
9.
Ruang Tata Usaha
Baik, ruang ini berada di samping ruang 1
kepala sekolah tepatnya berada menjadi satu dengan ruang tamu kepala sekolah.
10.
Ruang Perpustakaan
Baik, sudah cukup banyak buku yang 1
tersedia, namun buku yang baru masih kurang.
11.
Masjid
12.
Ruang Ekstrakulikuler
1
Baik Kurang baik, karena masih meminjam
1 ruang kelas biasa
188
No. 13.
Infrastruktur Ruang
Jumlah
Laboratorium
IPA dan Komputer
Keterangan Belum memiliki laboratorium IPA dan
-
Komputer, komputer ada tapi tidak dapat dimanfaatkan hanya di perpustakaan.
14.
Ruang UKS
Kurang baik, karena belum berfungsi 1 secara optimal.
15.
Koperasi Sekolah
Baik, sudah mulai beroperasi di depan 1
ruang kepala sekolah. Koperasi sekolah juga belum mempunyai ruangan khusus.
16.
Kantin
Kurang 1
memadai,
karena
tempatnya
terlalu sempit dan kecil. Selain itu makanan sehat yang dijual masih kurang.
17.
Ruang Parkir
Baik, namun penataan kendaraan masih 1
kurang rapi.
18.
Kamar Mandi/WC
6
Cukup baik
19.
Gudang
1
Kurang baik dan kurang tertata rapi.
20.
Dapur
1
Baik, namun terlalu sempit.
189
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Lingkungan dan Kegiatan
Foto-Foto Lingkungan Sekolah
190
Foto-foto Kegiatan
191
192
Foto Dokumen yang ada di Sekolah
193
194
195
Lampiran 11 Denah Lokasi Sekolah
Kamar
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
M andi
Kelas 6
Kelas 5
Kelas 4
Kelas 3
Kantin
Ruang
UKS
Guru Halaman Sekolah Ruang
U
Kelas 2 Ruang Ruang Kelas 1
Kepala Sekolah
Tempat Parkir
Perpustakaan M asjid
Peta Lokasi Sekolah
196
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian
197
198
199
200