Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 195 – 203
IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK LIFT Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Mercu Buana e-mail:
[email protected] ;
[email protected] ABSTRAK Dalam situasi persaingan yang semakin sengit, kualitas produk yang dihasilkan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan perusahaan terutama ketika produk-produk dari luar negeri membanjiri pasar domestik, termasuk produk lift. Penjualan yang menurun dialami oleh produk Angkat PT. Louserindo Megah Permai. Selain itu terdapat 50 keluhan pada periode 2010 dan 2011, dimana 50 % mengeluh interior kusam. Berdasarkan data tersebut, maka PT. Louserindo Megah Permai harus melakukan perbaikan terhadap kualitas produk . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan desain produk Louser yang berkualitas, melalui implementasi Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini menggunakan empat fase House of Quality (HOQ), antara lain HOQ Perencanaan Produk, HOQ Desain Produk, HOQ Proses Perencanaan dan HOQ Perencanaan Produksi. Penelitian ini menggunakan 342 responden yang mewakili populasi Louser lift produk lift yang berjumlah 1500 pelanggan. Rencana proses atau process planning yang dihasilkan dari penyusunan matriks Process Planning adalah penggunaan 8 mm bending punch, penggunaan 8mm bending dies, penanganan material dengan hati-hati, pengadaan material impor, setting parameter mesin bending, setting parameter mesin potong, dan pengadaan material lokal. Kata Kunci: Quality Function Deployment, House of Quality, Voice of Customer, Planning Matrix, Quality Dimension. ABSTRACT In the increasingly fierce competitive situation, the role of the quality of the products produced are a very important role in the development of the company especially when these products from overseas flooding the domestic market products including elevators. The sales decline experienced by the product Lift PT. Louserindo Megah Permai. According to the data consumer complaints Louser Lift products decrease the quality of the product produced. There are 50 complaints in the period 2010 and 2011. 50% complained of dull interiors easy. Based on these data, then the PT. Louserindo Megah Permai should make improvements to the quality of the product. This study aims to obtain quality products Louser Lift design through implementation using Quality Function Deployment (QFD). This study uses four phases House of Quality (HOQ), among others HOQ Product Planning, Product Design HOQ, HOQ Process Planning and Production Planning HOQ. This study used 342 respondents representative of the population in 1500 Louser product lifts. Plan planning process or process resulting from the preparation of the matrix Planning Process is the use of 8 mm bending punch, use 8mm bending dies, material handling with a heart-the heart, the procurement of imported materials, setting parameters of bending machine, cutting machine parameter settings, and the procurement of local materials. Keywords: Quality Function Deployment, House of Quality, Voice of Customer, Planning Matrix, Quality Dimension.
PENDAHULUAN Dalam situasi persaingan yang sangat ketat saat ini kualitas yang baik, harga murah dan penyerahan produk yang cepat dari sebuah produk memiliki peran penting agar produk tersebut mampu bersaing dengan produk lainnya. Dan saat ini produk-produk yang berasal dari luar negeri atau impor sangat diminati oleh konsumen domestik termasuk produk Lift buatan lokal. PT. Louserindo Megah Permai merupakan produsen produk Lift
lokal di Jakarta. Menurut data penjualan perusahaan pada tahun 2010 perusahaan berhasil menjual 105 unit Lift dengan target penjualan 120 unit Lift sedangkan tahun 2011 perusahaan hanya mampu menjual 80 unit Lift, terjadi penurunan penjualan sebesar 25 unit pada periode 2010–2011. Penurunan tersebut diakibatkan menurunnya minat beli konsumen terhadap produk Lift yang dihasilkan PT. Louserindo Megah Permai. Menurut data keluhan periode 2010–2011 ada 50 unit Lift
195
Implementasi Metode Quality Function Deployment untuk Meningkatkan Kualitas Produk Lift Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari
yang dikeluhkan oleh konsumen. Dan tipe Lift yang banyak dikeluhkan adalah tipe Lift P15 Standard Deluxe Speed 60 rpm. Berdasarkan data keluhan yang paling banyak dikeluhkan adalah interior yang kurang bagus, sebuah produk Lift memiliki kesan kualitas yang baik adalah bagusnya desain interior. Maka penelitian ini bertujuan memperoleh rancangan perbaikan kualitas produk Lift menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD merupakan alat analisis yang mengintegrasikan suara konsumen kedalam sebuah dalam pengembangan produk atau jasa. TINJAUAN PUSTAKA Quality Function Deployment (QFD) adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen [1]. QFD dikembangkan pertama kali oleh Yoji Akao dan Shigeru Mizuno pada awal 1960. QFD kemudian diaplikasikan di Jepang dan negara lainnya (terutama Amerika dan Eropa) untuk bidang manajemen strategi, manajemen kualitas dan perencanaan strategi. Konsep QFD dikembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan para konsumen atau pelanggan dengan jalan membentuk kualitas yang diperlukan dan kesesuaian maksimum pada setiap pengembangan produk. QFD merupakan suatu sistem yang menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan perusahaan yang disesuaikan pada setiap langkah (dari siklus pengembangan produk) dari penelitian dan pengembangan produk sampai ke perencanaan dan bagian produksi hingga bagian marketing/penjualan dan bagian distribusi, “Ford Motor Company” [2]. Menurut Kathawala dan Motwani menyatakan bahwa QFD dapat mengurangi resiko dari salah penafsiran kebutuhan konsumen. Menurut Akao ada dua definisi QFD, yaitu [2]:
1. Definisi Sempit: Suatu fungsi usaha atau tugas yang bertanggung jawab atas kualitas (desain, pabrik, produksi). 2. Definisi Luas: Kombinasi dari fungsi usaha atau tugas yang bertanggung jawab atas kualitas dan skema pengembangan. Menurut Maddux et al. tujuan dari QFD adalah mengidentifikasi konsumen, menentukan apa yang konsumen butuhkan, dan memberikan sesuai dengan keinginan konsumen [3]. QFD adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan pastikan secara efektif identifikasi kebutuhan tersebut dijadikan kedalam desain produk [4]. QFD merupakan proses untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen kedalam atribut atau karakteristik produk yang dihasilkan [5]. QFD merupakan Alat kualitas untuk membantu menterjemahkan suara dari konsumen (Voice of Customer) menjadi produk baru yang nyata untuk memuaskan apa yang mereka butuhkan [6]. QFD merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (Voice of Customer) menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan [7]. Fokus utama dari QFD adalah melibatkan konsumen atau pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Langkah-langkah dalam membangun QFD adalah sebagai berikut: 1. Mengindentifikasi kebutuhan konsumen. 2. Membuat matriks perencanaan (Planning Matrix). Matrix perencanaan terdiri dari: a) Tingkat kepentingan konsumen (Importance to Customer) b) Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk (Current Satisfaction Performance) c) Target (Goal) d) Rasio perbaikan (Improvement Ratio) e) Titik jual (Sales Point) f) Raw Weight g) Normalized Raw Weight. 3. Penyusunan kepentingan teknik 4. Penentuan hubungan antara kebutuhan konsumen dengan kepentingan teknik 5. Penentuan prioritas
196
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 195 – 203
Tujuan dari Quality Function Deployment tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen, tetapi juga berusaha melampaui harapan-harapan konsumen agar dapat berkompetisi dengan para pesaing. Impelementasi QFD terdiri dari tiga tahap dimana setiap tahapnya dapat diterapkan seperti layaknya sebuah proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga tahapan tersebut adalah [1]: (1) Tahap pengumpulan Voice of Customer, (2)Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality), dan (3)Tahap analisis dan implementasi. Menurut Benner et al. QFD adalah sebuah adaptasi dari beberapa perangkat yang digunakan dalam Total Quality Management (TQM) [7]. QFD adalah sebuah metode untuk mendorong anggota tim pengembangan produk untuk dapat berkomunikasi secara lebih efektif dengan anggota yang lain dengan menggunakan seperangkat data yang kompleks. QFD dapat menurunkan waktu desain produk sampai dengan 40 persen dan menurunkan biaya desain produk sampai 60 persen. Hal ini dapat terwujud karena QFD dapat meningkatkan komunikasi lebih awal diantara tim yang terlibat dalam proses pengembangan. Organisasi atau perusahaan yang menggunakan filosofi Total Quality Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Komponen kunci dalam TQM adalah mengadopsi alat-alat untuk membantu dalam pemikiran kreatif dan penyelesaian masalah.
Alat yang dimaksud bukanlah peralatan fisik seperti komputer dengan berbagai software-nya, melainkan lebih dari itu, alat yang dimaksud adalah metode yang menghubungkan data satu dengan yang lain dan mendorong komunikasi lebih efektif antar anggota tim [7]. Metode QFD memilik beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu [1]: 1. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer need, technical requirements, corelationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target. 2. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk. 3. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk. 4. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan rumah keempat (R4) yang merupakan tindakan yang perlu diambil di dalam perbaikan produksi suatu produk. 5. Empat tahap dalam analisis penyusunan matriks QFD dapat di lihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Empat Tahap QFD [1]
197
Implementasi Metode Quality Function Deployment untuk Meningkatkan Kualitas Produk Lift Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari
Unsur yang paling penting dalam QFD adalah informasi pelanggan. Informasi dari pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu umpan balik dan masukan. Umpan balik biasanya diperoleh setelah fakta terjadi. Hal ini berarti bahwa suatu produk dikembangkan, diproduksi dan ditentukan harganya. Sedangkan masukan diperoleh sebelum fakta terjadi, dalam lingkungan pemanufakturan hal ini berarti selama pengembangan produk [4]. METODE PENELITIAN Data primer di dalam penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa metode. Terdapat lima metode pengumpulan data primer yang digunakan, antara lain: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan informasi yang berkaitan tentang teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini. Informasi itu dapat diperoleh dari bukubuku ilmiah, laporan penelitian, karangankarangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumbersumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. 2. Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab (dialog) secara langsung antara pewawancara dengan responden (yang diwawancarai). 3. Metode Observasi Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dengan sengaja melakukan pengamatan terhadap gejala yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek yang tampak pada obyek penelitian, yaitu produk LOUSER LIFT. 4. Metode Survei Metode survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data yang mengenai persepsi desain Lift yang digunakan. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan [8]. 5. Metode Focus Group Discussion (FGD). Metode FGD ini dilakukan dengan cara mengumpulkan tim pengembangan yang ada dalam penentuan variabel-varibel desain yang akan digunakan di dalam kuesioner serta dilibatkan untuk keperluan menyusun matriks yang lainnya seperti matriks product design, matriks design deployment, matriks process planning, dan matriks process control planning atau production planning. Tahapan penelitian ditunjukkan pada Gambar 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan 30 kuesioner awal untuk dilakukan pengujian validitas, dalam pengujian ini menggunakan nilai r tabel 0,361. Berikut ini hasil pengujian validitas mengenai variabel pertanyaan kuesioner tingkat kepentingan produk Louser Lift, Lift impor X dan Y. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Variabel pertanyaan di dalam kuesioner harus diuji reliabilitasnya, uji reliabilitas ini dilakukan guna mengetahui bahwa data variabel pertanyaan tersebut konsisten sebagai alat ukur. Penelitian ini menggunakan batasan terendah dengan nilai 0,6. Hasil pengujian nilai reliabilitas tingkat kepentingan produk Louser Lift, Lift Impor X dan Y adalah semua reliabel. Pada penyebaran kuesioner kedua kepada 400 responden terdapat 342 kuesioner yang kembali dan pengisiannya benar, sehingga dapat diambil sampel minimum dengan menggunakan rumus Bernoulli sebagai berikut: 𝑁𝑁 ≥ 𝑁𝑁 ≥
[𝑍𝑍𝑎𝑎/2 ]2 𝑝𝑝.𝑞𝑞 𝑒𝑒 2
N ≥ 191 342 ≥ 191
198
342 58 400� . (400) 0,052
[1,96]2 �
(1)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 195 – 203
MULAI
Desain kuesioner Tidak Uji R&V
QFD II Design Requirement terpilih
Bobot kepentingan Critical process parameters yang terpilih
Matriks Product design
QFD IV Critical process parameters terpilih
Ya Sebar kuesioner n = 342
FGD Critical part & part characterisitic
Tidak Uji Cuku
Ya QFD I Customer Desires Matriks Product Planning
Matriks Process control planning
Bobot kepentingan Critical part & part characteristic yang ilih
FGD Process control characterisitic
QFD III Critical part & part characteristic terpilih
Bobot kepentingan Process control planning yang terpilih
Matriks Process planning
Pembahasan
FGD Design Requirement
Kesimpulan FGD Critical process
Bobot kepentingan Design Requirement yang terpilih
Selesai
Gambar 2. Tahapan Penelitian Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kepentingan Produk Louser Lift, Lift impor X dan Y No.
Variabel
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kemudahan dalam pengoperasian Cepat pelayanan Hemat listrik Interior tidak mudah kusam Tombol tidak mudah rusak Sensor pintu untuk anak-anak Kamera CCTV Start/stop-nya tidak menyentak Tidak berisik/berderit Desain panel tombol yang menarik Desain interiornya mewah,simpel,elegan Tahan lama atau awet
r hitung (rxy) 0,530 0,460 0,531 0,530 0,633 0,489 0,389 0,480 0,651 0,478 0,385 0,478
QFD 1: Product Planning Hasil nilai normalized raw weight yang terbesar untuk dijadikan prioritas untuk perbaikan, variabel yang memiliki nilai terbesar adalah variabel “Interior Tidak Mudah Kusam” dengan nilai 0,086. Matriks “How” pada pengolahan QFD tahap I ini adalah spesifikasi teknis. Spesifikasi teknis ditentukan oleh pihak perusahaan yang berkaitan dengan variabel
r tabel
Ket
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
keinginan konsumen. Hasil penentuan dapat dilihat pada Tabel 2. Melalui pengolahan metode QFD tahap I product planning ditemukan persyaratan yang diinginkan oleh konsumen terhadap produk Louser Lift. Hasil perbandingan spesifikasi teknis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 3.
199
Implementasi Metode Quality Function Deployment untuk Meningkatkan Kualitas Produk Lift Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari
menentukan tingkat prioritas dari komponen kritis yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4. Pada pengolahan QFD tahap II ini ditemukan persyaratan lanjutnya yaitu berupa komponen kritis (critical part) yang disesuaikan dengan persyaratan yang diperoleh dari pengolahan QFD tahap I. Hasil perbandingan komponen kritis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 5.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis Terpilih No
Spesifikasi Teknis
1. 2. 3. 4. 5.
Microswitch Button Automatic Door Operator Full Collective System Microprocessor Control Unit Permanent Magnet Synchronous Machine Type SSHL Sheet Steel LED Down Light Microscan Door System Indoor CCTV VVVF Drive Inverter Standard Deluxe Type Powder Coating Precision Bending Internal Building Maintenance Mobile Phone Call Service
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Normalized Contribution 0,121 0,045 0,045 0,107 0,113 0,148 0,041 0,035 0,020 0,092 0,035 0,048 0,097 0,039 0,013
QFD II: Product Design. Hasil nilai normalized contribution untuk
QFD III: Process Planning Hasil nilai normalized contribution ini untuk menentukan tingkat prioritas dari rencana proses yang telah ditetapkan. Seluruh rencana proses memiliki nilai yang besar yaitu di atas nilai 10. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 3. Perbandingan Spesifikasi Teknis Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Spesifikasi Teknis Terpilih Sebelum QFD Push Button Induction Motor Asynchronous Machine Type PL Down Light Safety Edge Door System Without Indoor CCTV Liquid Spray Coating Standard Bending Standby Maintenance Office Call Service
Spesifikasi Teknis Terpilih Sesudah QFD Microswitch Button Permanent Magnet Synchronous Machine Type LED Down Light Microscan Door System Indoor CCTV Powder Coating Precision Bending Internal Building Maintenance Mobile Phone Call Service
Tabel 4. Hasil Perhitungan Normalized Contribution. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Komponen Kritis SUS 304 Hairline Braile Button Type Fix Dome Cctv Type R2 Bending Radius 220Vac Input Led Down Light Type WECCO 24 Vdc Microscan Type RAL 9040 1.2mm SSHL Seet Steel Thickness Integrated Control Unit 24Vdc Push Button Type RX/TX Light Curtain Type Granito Tile Type
Nilai 1,956 0,387 0,006 1,524 1,302 0,483 0,174 1,764 3,365 0,87 0,369 0,096
Tabel 5. Perbandingan Komponen Kritis Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No.
Komponen Kritis Terpilih Sebelum QFD
Komponen Kritis Terpilih Sesudah QFD
1. 2. 3.
SUS 201 Hairline R4 Bending Radius MCB Control Unit.
SUS 304 Hairline R2 Bending Radius Integrated Control Unit
200
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 195 – 203
Pengolahan metode QFD tahap III process planning ditemukan persyaratan yang diinginkan oleh konsumen terhadap produk Louser Lift. Persyaratan tersebut berupa rencana proses terpilih hasil pengolahan QFD tahap III. Perbandingan spesifikasi teknis terpilih secara lengkap dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 7.
untuk menentukan tingkat prioritas dari rencana produksi yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8. Pada pengolahan QFD tahap IV ini ditemukan persyaratan lanjutnya yaitu berupa rencana produksi yang disesuaikan dengan persyaratan yang diperoleh dari pengolahan QFD tahap III. Perbandingan rencana produksi terpilih secara lengkap dapat dilihat secara detail pada Tabel 9.
QFD IV: Production Planning Hasil nilai normalized contribution ini Tabel 6. Nilai Interaksi Rencana Proses. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rencana Proses Penggunaan 8mm Bending Punch Penggunaan 8mm Bending Dies Penanganan material dengan hati-hati Pengadaan material impor Setting parameter mesin Bending Setting parameter mesin potong atau Shears Pengadaan material local
Nilai 383,4 383,4 555,6 630 383,4 186 27,4
Tabel 7. Perbandingan Rencana Proses Terpilih Sebelum dan Sesudah QFD No. 1. 2.
Rencana Proses Terpilih Sebelum QFD Penggunaan 16mm Bending Punch Penggunaan 16mm Bending Dies
Rencana Proses Terpilih Sesudah QFD Penggunaan 8mm Bending Punch Penggunaan 8mm Bending Dies
Tabel 8. Hasil Perhitungan Normalized Contribution No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rencana Produksi 42 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 1 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke Bagian Pengadaan 5 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 3 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 1 Jam Cek Material Produksi 7 Jam Proses Potong Plat 1 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 1 Hari Kerja Proses Bending Plat
Nilai 0,042 0,02 0,009 0,035 0,023 0,045 0,047 0,108
Tabel 9. Perbandingan Rencana Produksi Sebelum dan Sesudah QFD. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rencana Produksi Sebelum QFD 60 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 3 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke Bagian Pengadaan 10 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 5 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 1 Hari Cek Material Produksi 1 Hari Proses Potong Plat 2 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 3 Hari Kerja Proses Bending Plat
201
Rencana Produksi Sesudah QFD 42 Hari Kerja Pengadaan Material Impor 1 Hari Kerja Preorder Material Produksi ke Bagian Pengadaan 5 Hari Kerja Pengadaan Material Lokal 3 Hari Kerja Proses Shears dan Bending Plat 1 Jam Cek Material Produksi 7 Jam Proses Potong Plat 1 Hari Kerja Proses Melubangi Plat 1 Hari Kerja Proses Bending Plat
√
√
202
√
√ √
2
2
9,88 11
3,39
9,88
Ranking
Prosentase (%)
2
9,88
0,034
2
2
9,88
2
9,68
1
12,57
12
3,39
9
4,19
0,126 0,034 0,042
13
2,20
8
8,78
15
0,70
0,022 0,068 0,007
Gambar 3. QFD Tahap IV
9,88
0,099 0,089 0,099
14
1,70
10
3,79
0,017 0,038
0,058 0,038 0,099 0,099
Jumlah
0,192
0,130
0,130
7
4
Menengah Mungkin ada hubungan Tidak ada hubungan
1 0
Korelasi Keterangan Sangat kuat 3
9
Kontribusi Prioritas
0,140
15
Pengadaan material local
14
0,130
13
Setting parameter mesin potong
12
6
11
0,219
10
Setting parameter mesin BENDING
9
5
8
√
Penanganan material dengan hati-hati Pengadaan material Impor
7
√
√
3
6
√
Nilai
Negatif sangat kuat
XX
Simbol
Negatif cukup kuat
X
Positif cukup kuat Tidak ada hubungan
Penggunaan 8 mm Bending Dies
5
√√ √√ X √ √√ X
√√ √√
X
Keterangan Positif sangat kuat
√√ √
Simbol
2
42 hari kerja pengadaan material impor
Penggunaan 8 mm BENDING PUNCH
4
1 hari kerja proses bending plat
1
3
5 hari kerja pengadaan material lokal
√√
Setting parameter Bending Dies No. 5
RENCANA PRODUKSI
2
3 hari kerja proses kerja
√√
Setting parameter Bending 85o Punch & Dies
No.
1 hari kerja pre-order material produksi ke Bag. Pengadaan
1
1 jam cek material plat
X
√
√
√
7 jam proses potong plat
√ √ √ √ √√ √ √√ √ √ √ √
√√
√
√
Setting parameter 90.000 kg/mm3 tensile strength
√
1 hari kerja proses material plat
√
Setting parameter Bending Punch No. 3
√
Setting parameter ∆Tp = 0,5 s
√
Setting parameter shears No. 2
√
Setting parameter Bending Thickness=1,2
Korelasi
Implementasi Metode Quality Function Deployment untuk Meningkatkan Kualitas Produk Lift Yudi Widodo dan Zulfa Fitri Ikatrinasari
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 3, 195 – 203
KESIMPULAN Rancangan perbaikan kualitas produk Lift berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut: persyaratan pelanggan terhadap produk Louser Lift yang dihasilkan matriks product planning yaitu microswitch button, automatic door operator, full collective system, microprocessor control unit, PMSM type, SSHL sheet steel, LED down light, microscan door sensor system, indoor CCTV, VVVF drive inverter, standard deluxe type, powder coating, dan precision bending. Komponen kritis atau critical part yang dihasilkan dari penyusunan matriks design deployment berdasarkan keinginan pelanggan adalah SUS 304 hairline, R2 bending radius, 1,2 mm SSHL sheet steel, dan integrated control unit. Rencana proses atau process planning yang dihasilkan dari penyusunan matriks Process Planning adalah penggunaan 8 mm bending punch, penggunaan 8 mm bending dies, penanganan material dengan hati-hati, pengadaan material impor, setting parameter mesin bending, setting parameter mesin potong, dan pengadaan material lokal. Rencana produksi atau production planning diperoleh dari hasil pengolahan matriks Production Planning adalah 42 hari kerja pengadaan material impor, 1 hari kerja preorder material produksi ke bagian pengadaan, 5 hari kerja pengadaan material lokal, 3 hari kerja proses produksi, 1 jam cek material produksi, 7 jam proses melubangi plat, 1 hari kerja proses bending plat, setting parameter bending 90.000 kg/mm² tensile strength, setting parameter bending punch no. 3, setting parameter bending dies no. 5, setting parameter bending ΔTp= 0,5s, setting parameter shears no. 2, setting parameter bending 85⁰ punch & dies, dan setting parameter bending thickness = 1,2.
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
[7].
[8].
DAFTAR PUSTAKA [1]. Cohen, L., 1995, How to Make QFD Work for Yo., Canada: Addison-Wesley
203
Publishing Company, ISBN 0-201-633302. Ginn, D., & Zairi, M., 2005, Best parctice QFD aplication: an internal/external benchmarking approach based on Ford Motors’ experience, International Journal of Quality & Reliability Management Vol. 22 No. 1, 2005 pp. 38-5, Emerald Group Publishing Limited 0265-671X DOI 10.1108/02656710510572986. Kathawala, Y., & Motwani, J., 1994, Implementing quality function deployment: a systems approach. The TQM Magazine, Vol. 6 No. 6, pp. 31-7. Goetsch, D. L., & Davis, S. B., 2010, Quality Management for Organizational Excellence “Introduction To Total Quality”, Sixth Edition, Pearson International Edition, ISBN-13: 978-0-13800354-8. Russel, R. S., & Taylor, B. W., 2008, Operation Management “Quality And Competitivness In A Global Environment”, Fifth Edition, United State of America: Wiley, ISBN 0-471-69209-3. Delgado, D. J., & Aspinwall, E. M. 2003, QFD Methodology and Practical Application-A Review, Proceeding of the Ninth Annual Postgraduate Research Symposium, School of Engineering, The University of Birmingham, 7 May 03, pp. 1-5, ISBN:0704424150. Sriwahyuni, W., 2006, Analisis Diversikasi Produk Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode Quality Function Deployment), Tugas Akhir Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara.