IMPLEMENTASI MENTORING DENGAN KONSEP KNOWLEDGE MANAGEMENT SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN MASA DEPAN INDONESIA 1,2,3
Bintang Gumilang1, Farouk Ilmid Davik2, Helmy Bachtiar Attamimy3 S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Kampus C Unair Mulyorejo: Surabaya, 60115,
[email protected]
Abstrak Pendidikan adalah hal yang akan selalu dinamis karena menyangkut masa depan bangsa. Sebagian waktu pelajar sekarang dihabiskan dalam pendidikan formal di sekolah. Namun, sayangnya hasil pendidikan belum menampakkan hasil sesuai harapan. Satu hal yang diperhatikan tentu proses pembelajaran di dalamnya. Dalam proses belajar di dalam kelas, seorang guru tidak akan mungkin bisa intensif memberikan perhatian terhadap setiap siswanya. Padahal, masing-masing individu memiliki khasnya. Cara mendidik antara satu dengan yang lain pun tidak selalu bisa dengan metode yang sama, sehingga diperlukan alternatif bagaimana bisa melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif. Program mentoring merupakan solusi permasalahan di atas. Mentoring adalah program sekolah berbentuk kelompok kecil antara 6-8 siswa yang diadakan setiap pekan. Mentoring mengedepankan sharing sebagai inti konsep Knowledge Management (KM). Dalam mentoring yang diadakan selama 90 menit, siswa mengevaluasi hasil pembelajaran selama sepekan dan mempersiapkan pelajaran. Implementasi mentoring ini mengedepankan paradigma siswa sebagai center of learning sebab semua programnya akan dijalankan oleh siswa. Kontrol mentoring akan berupa lembar panduan dan berita acara yang dievaluasi wali kelas sebulan sekali. Ketika mentoring diadakan berkala dalam kelompok kecil maka kedekatan antarpersonal akan lebih baik. Diharapkan nilai kebersamaan dan kekeluargaan bisa terstimulus dan dapat meningkatkan prestasi belajar akibat dari sharing. Di masa depan, program ini diharapkan berlaku secara nasional sebagai program wajib di setiap sekolah. Ke depan, siswa butuh pembelajaran yang lebih dinamis. Masing-masing juga butuh aktualisasi diri. Dengan mengedepankan proses yang mengedepankan siswa sebagai pusat pembelajaran, motivasi berprestasi siswa akan terdorong dan akhirnya akan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik. Kata Kunci: mentoring, implementasi, sharing, siswa
Abstract Education is always dynamic. It involves future of the nation. Most students spent their time in formal education at school. However, unfortunately the educational outcomes have not shown positive results as expected. One thing to note is learning process in it. Learning process in the classroom, teacher can never be enough intense give attention to each student. In fact, each individual has his own typical. Education method for every person is not always same. So that, we need an alternative way to involve each student in active learning process. Mentoring program is solution to problems above. Mentoring is a school program among students form small groups between 6-8 students held every week. Mentoring focus in process of sharing with concept of Knowledge Management (KM). Mentoring held for 90 minutes, consist of evaluate learning during the week and prepare lessons for one week forward. This mentoring program implementation emphasizes student as center of learning paradigm because all the programs will be run by students. Control of mentoring by guide sheet and sheet of evaluation that evaluate once a month. Mentoring in small groups would better in interpersonal closeness. Value of togetherness can stimulate and improve achievement. In the future, we expect it will be national program as a standard program in every school. In the future, students need a more dynamic learning. Every student also need self-actualization. With the advanced process that puts students at the center of learning, students will be encouraged and will produce better human resources in Indonesia. Keywords: mentoring, implementation, sharing, student
Fogarty dalam Resmini (2006)
PENDAHULUAN
mengungkapkan bahwa faktor yang paling Pembangunan dalam pendidikan merupakan salah satu hal yang paling memengaruhi kemajuan negara. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi di negara tersebut. Sebuah negara akan bisa bisa dikatakan negara maju jika sumber daya manusianya sudah mampu berfikir produktif dan maju dengan taraf pendidikan yang tinggi pula. Bagaimana
posisi
Pembangunan
wadah yang sekolah. Jika sekolah itu mampu
Manusia
(IPM)
nasional berada pada angka 72,77. United Nations Development Program (UNDP) dalam Kompas (2012) menilai ini masih sangat rendah. Pada tahun yang sama, IPM Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang disurvey. Di kawasan ASEAN,
dan Myanmar.
keberhasilan
pembangunan
pendidikan adalah proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mujiono dalam Sukaesih
(2002)
bahwa
pembelajaran
secara bersama-sama, misalkan di kelas, lebih
maksimal
aktif
siswapun akan semakin mudah menerima pemahaman baru. Masalah yang saat ini menjadi perhatian dalam dunia pendidikan dalam sekolah sering
terciptanya
suasana
menjenuhkan dalam kelas. Tidak sedikit dari siswa yang akhirnya memilih untuk mencari bimbingan belajar di tempat lain, atau kita bisa mengamati seberapa besarnya faktor kejenuhan yang berakibat pada perilaku siswa di kelas, seperti seringnya siswa keluar kelas, kurang aktif dalam pelajaran, maupun kurang produktif dalam karya siswa. Banyak hal yang mengakibatkan siswa menjadi jenuh di kelas, menurut Muhibbi (2005) bahwa siswa mulai jenuh
Salah satu hal yang menentukan tingkat
suasana
transfer ilmu akan berjalan lancar, dan
Indonesia hanya lebih unggul dari negara tetangga seperti Vietnam, Laos, Kamboja,
menciptakan
produktif, maka proses penerimaan dan
adalah pembangunan
SDM Indonesia? Menurut BPS tahun 2011, Indeks
menentukan dari belajar itu ada dalam
apabila
dibandingkan
dengan belajar secara otodidak. Artinya belajar di kelas merupakan pembelajaran yang melibatkan guru dan murid. Sehingga keberhasilan tidak hanya dari salah satu pihak, tetapi dari hubungan keduanya.
dan malas belajar di kelas karena suasana kelas yang tidak kondusif, dan kualitas pengajar yang kurang interaktif, ataupun bahan pembelajaran yang menjenuhkan. Namun secara umum, permasalahan ada pada
pengajar
yang
kurang
biasa
membawakan materi semenarik mungkin sehinngga banyak siswa yang akhirnya malas di kelas. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah konsep pendidikan baru
untuk masa depan Indonesia yang lebih
things), tapi untuk mengetahui bagaimana
baik.
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik Dari
permasalahan
di
atas,
(things better).
mentoring dalam bentuk kelompok belajar siswa menjadi salah satu alternatif konsep yang patut diperhitungkan. Dengan basis Knowledge
Management
(KM)
yang
mengedepankan sistem sharing siswa akan terdorong untuk saling mengisi. Melalui program mentoring sebaya, bukan tidak mungkin siswa juga melengkapi peran guru
.
Konsep
ini
pembelajaran
merupakan
yang
konsep
mengedepankan
pengorganisasian informasi secara holistik dan bertitik tekan pada sistem sharing dalam
pembelajarannya.
Menurut
Davenport (1994), KM adalah proses menangkap,
mendistribusikan,
dan
menggunakan ilmu pengetahuan secara
dalam menyampaikan ilmu baru.
efektif. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian yang lain disampaikan oleh Duhon (1998). Duhon mengatakan
Knowledge Management
bahwa KM adalah sebuah disiplin ilmu
Cut Zurnali (2008) mengemukakan
yang
melakukan
pendekatan
istilah knowledge management pertama
untuk
sekali digunakan oleh Wiig pada tahun
mengambil,
1986,
pertamanya
membagikan semua informasi penting.
mengenai topik Knowledge Management
Informasi yang dimaksud adalah seputar
Foundations yang dipublikasikan pada
data, dokumen, juga pengalaman masing-
tahun 1993. Dewasa ini, konsep knowledge
masing individual.
saat
menulis
buku
mengidentifikasi,
integratif
merangkum,
mengevaluasi,
dan
management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge merupakan
management
kekhususan
organisasi
(organization-specific),
ketika
dasarnya
ekploitasi
adalah
perhatian dan
pengembangan organizational knowledge assets
kepada
tujuan-tujuan
organisasi
selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan sesuatu yang lebih baik (better
Studi Davenport & De Long (1999) mengidentifikasi
empat
titik
tekan
manajemen pengetahuan: a. Mengumpulkan pengetahuan Penekanannya adalah mengumpulkan pengetahuan yang dianggap sebagai entitas yang terpisah dari orang yang menciptakannya.
Yang
dilakukan
adalah membuat dokumentasi yang berisi pengetahuan dan menyimpannya
di tempat yang bisa diakses dengan
Mentoring digambarkan sebagai aktivitas
mudah.
yang dilakukan seseorang untuk orang lain
b. Meningkatkan akses terhadap
di sebuah kelompok kecil dalam
rangka
pengetahuan
membantu orang
Yang dimaksud adalah penekanan pada
pekerjaannya lebih
aktivitas
ke
kemajuan dalam karirnya. Jumlah peserta
pengetahuan atau memfasilitasi transfer
dalam kelompok kecil tersebut berkisar
pengetahuan antarindividu. Aktivitas
antara 3-12 orang. Pesertanya disebut
dari proyek ini biasanya berbasis
mentee, sedangkan pengisi mentoringnya
komunal.
disebut mentor.
penyediaan
akses
tersebut melakukan efektif dan untuk
c. Menyuburkan iklim pengetahuan Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan
yang
penciptaan,
kontributif
penyebaran,
untuk dan
penggunaan pengetahuan yang lebih efektif. Aktivitas yang tercakup di sini
Terdapat berbagai jenis program mentoring.
Program
boleh
diperkenalkan dalam konteks formal dan informal. a. Mentoring Informal
memunculkan kesadaran dan budaya
Mentoring informal berkembang secara
yang perhatian pada pentingnya berbagi
spontan dan tidak dikelola atau khusus
pengetahuan.
diakui sebagai hubungan mentoring
d. Mengelola pengetahuan sebagai suatu aset tersebut
paradigma
adalah
bahwa
penanaman
sebaliknya,
dan
pengetahuan
hubungan
yang
merupakan sebuah aset. Sebagai aset, artinya benar-benar dianggap penting dan
dalam organisasi yang lebih besar. Mentor menjangkau ke mentee atau
Fokus
harus
dijaga
sekalipun
tidak
berwujud konkret.
Mentoring formal berkembang dalam organisasi
pembentukan
Mentoring
adalah
hubungan
interpersonal dalam bentuk kepedulian dukungan
antara seseorang yang
berpengalaman dan berpengetahuan luas dengan
seseorang
berpengalaman
yang
kurang
(Crawford,
2010).
memanfaatkan
b. Mentoring Formal
struktur
Mentoring
mengembangkan
pengembangan profesional mentee itu.
dirancang
dan
mentoring
untuk dan
yang
khusus
memfasilitasi pemeliharaan
hubungan tersebut (Madya & Ismail, 2007).
Pekerjaan yang banyak akan mudah dipecahkan
dengan
banyak
ide.
Efisiensi juga tercapai karena waktu yang
Gambar 1. Proses Mentoring
relatif
mengerjakan
(Chakravarti & Mirchandani, 2009)
singkat beberapa
hal
adalam secara
bersama-sama. PEMBAHASAN Mentoring
dalam
berkelompok
memiliki kelebihan yang signifikan, hal ini
Konsep Knowledge Management (KM)
dikarenakan beberapa hal berikut.
dalam Mentoring Implementasi konsep knowledge
a. Adanya Rasa Kebersamaan Kebersamaan karena adanya individu
management (KM) untuk sebuah program
yang berkumpul dalam satu kelompok
pembelajaran, satu satu titik beratnya ada
belajar. Dan kelompok yang baik
pada proses sharing. Proses sharing inilah
adalah kelompok yang mempunyai rasa
yang menjadi inti dari model pembelajaran
kebersamaan
dalam
bentuk
berkumpulnya
b. Adanya Kepekaan
mentoring. beberapa
orang
Dengan dalam
Setiap individu mempunyai ciri khas
mentoring akan mendorong adanya saling
dan
Untuk
tukar pikiran dalam sebuah pembelajaran.
membuat mereka sehati dalam satu
Tentunya, dengan saling tukar pikiran,
kelompok belajar maka memerlukan
pembelajaran
kepekaan
dibandingkan dengan model pembelajaran
watak
masing-masing.
masing-masing
individu,
peka untuk bertoleransi dengan anggota
Dalam
yang baik, biasanya anggota kelompok mengajukan usulan yang kreatif agar kelompok menjadi lebih solid. Pada kelompok
menggunakan
seluruh potensi dan kelemahan anggota kelompok secara maksimal untuk saling mengisi dan bersinergi agar kelompok lebih matang. d. Mudah dan Efisien
hidup
penerapannya,
model
pembelajaran berbentuk mentoring ini akan
Untuk menjadikan kelompok belajar
umumnya,
lebih
satu arah.
kelompok yang lain. c. Adanya Pemahaman
akan
membagi kelas dalam kelompok kecil yang terdiri dari beberapa siswa. Kelompok kecil ini
diadakan
sesuai
dengan
standar
efektifnya sebuah kelompok belajar. Di dalamya, siswa diminta membuat struktur koordinasi di antara mereka. Kelompok ini dibentuk dan akan melakukan kegiatan mentoring sesuai dengan kontrol yang diberikan oleh guru. Kontrol akan dibuat
dalam bentuk lembaran presensi. Dan,
Fungsi Program
kegiatan mentoring akan dijalankan sesuai dengan panduan yang diberikan sekolah.
Dalam implementasinya, mentoring memiliki beberapa fungsi:
Implementasi program mentoring akan menjadi program yang diwajibkan di sekolah. Sehingga secara normatif aka nada rasa
kewajiban
untuk
mengikutinya.
Namun, dalam pelaksanaannya ditanamkan nilai dasar kebersamaan dan kekeluargaan yang menjadi modal menumbuhkan rasa memiliki
kelompok
mentoring.
Secara
struktural, mentoring yang berbasis siswa sekelas dan dibentuk beberapa kelompok bertanggung jawab langsung kepada wali kelas. Kontrol wali kelas kepada kelompok mentoring akan dilakukan kepada setiap ketua
kelompok
yang
membawahi
anggotanya. Sehingga, pekerjaan wali kelas akan lebih efisien.
a. Sebagai perpanjangan tangan guru Waktu belajar di dalam kelas sangat terbatas. Terlebih dengan jangkauan siswa dalam jumlah besar, guru tidak selalu bisa memperhatikan kebutuhan belajar masing-masing siswa. b. Sebagai forum diskusi Pembelajaran akan lebih dinamis bila ada diskusi. Diskusi antarsiswa tentu menjadi kebutuhan. Diskusi menjadi tempat saling membantu antarsiswa dalam memahami materi pelajaran. c. Sebagai forum curhat Curhat atau curahan hati, akhir-akhir ini menjadi istilah yang sering digunakan dan aktivitas yang menjadi kebutuhan
Program mentoring ini diharapkan
sebagian
orang.
Tidak
menutup
juga menumbuhkan rasa tanggung jawab.
kemungkinan ada siswa yang malu
Dengan siswa yang belajar bersama siswa
bertanya pada gurunya saat tidak
akan mendorong kemandirian dan rasa
mengerti pelajaran yang diberikan.
saling gotong royong dalam membentuk
Mentoring menjadi alternatif solusi
kelompok belajar yang sukses. Sehingga
dalam masalah ini.
menjadikan siswa sebenar-benar sebagai learning subject.
d. Sebagai fungsi kontrol dan evaluasi Bila berjalannya mentoring mampu menciptakan iklim keterbukaan maka
Dalam kontrolnya, setiap ketua kelompok akan dibekali lembar kontrol yang berisi presensi siswa, data capaian akademik, berita acara, dan action plan setiap pascamentoring diadakan. Setiap pekan lembar inilah yang menjadi bahan evaluasi.
evaluasi pembelajaran dapat dilakukan. Siswa yang memiliki nilai kurang baik bisa dimotivasi dan diberikan nasihat bagaimana yang seharusnya. Mentoring juga menjadi fungsi sosialisasi bagi siswa yang sudah baik pencapaiannya
nilainya. Sehingga, terjadi saling serah
merasa nyaman belajar di dalam kelompok.
terima manfaat di antara anggota
Program mentoring secara umum terdiri
mentoring.
dari dua agenda besar, pertama agenda wajib yang menyesuaikan panduan sekolah dalam
Teknik Implementasi
pelaksanaan
mentoring,
kedua
agenda pilihan siswa. Anggota Kelompok Keputusan di dalam menentukan Dalam implementasinya, mentoring dengan
pendekatan
KM
dijadikan
kewajiban sekolah. Setiap siswa akan mendapat kelompok mentoring. Kelompok mentoring terdiri dari berisi 6-8 siswa. Sehingga, dengan asumsi bila 40 siswa per kelas, maka akan ada 5-6 kelompok mentoring.
Dalam
kelompok
tersebut
dibentuk struktur koordinasi minimal ketua kelompok dan sekretaris. Bentuk dan susunan truktur tersebut fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan kreasi siswa.
ada
teknis
implementasi
dilakukan
secara
kekeluargaan. Pengambilan keputusannya secara
musyawarah dan memerhatikan
kepentingan dan kondisi semua peserta. Sehingga rasa memiliki mentoring akan didapatkan oleh semua siswa. Misalkan dalam
agenda
mengadakan kelompok
pilihan,
rekreasi mentoring.
siswa
untuk
ingin
penguatan
Mereka
bisa
mengagendakan di akhir pekan di luar agenda
mentoring untuk keluar
Menentukan
budget
dan
kota.
pembagian
Kelompok dibuat berstruktur agar
deskripsi kerja. Kemudian diputuskan dan
penanggung
dilaksanakan
jawab
pelaksana
secara
bersama.
Agenda
mentoringnya. Ketua kelompok terpilih bisa
pilihan ini diharapkan bisa meningkatkan
dipilih ulang secara berkala. Ketika proses
rasa kepemilikan kelompok mentoring.
mentoring dijalankan, salah satu ditunjuk memoderasi
jalannya
mentoring.
Berjalannya mentoring yang baik akan tergantung
pada
dinamisasi
siswa
di
dalamnya.
Agenda Program Mentoring
dilaksanakan
dengan
program sesuai dengan panduan yang dibuat sekolah. Sekali mentoring yang dilaksanakan selama 90 menit terdiri atas
Waktu, Tempat, dan Agenda Mentoring
dilaksanakan
agenda yang secara normatif berurutan dalam
kurun waktu sekali perpekan. Dalam sekali pertemuan normal 90 menit. Penentuan waktu dan tempat mentoring dibebaskan pada siswa. Hal ini mendorong siswa untuk
sebagai berikut
a. Pembukaan (5-10 menit) Pembukaan dipimpin oleh seorang moderator dan dibuka dengan doa.
Kemudian ketua mengawali dengan
bisa seputar lingkungan dan psikologis.
agenda beserta isi bahasan mentoring
Sehingga
untuk pelajaran sepekan ke depan.
mental-psikologis dan ruhani anggota
Usulan agenda juga bisa disampaikan di
mentoring penting.
awal.
memerhatikan
Dalam
agenda
kebutuhan
penutup
ini
ditutup dengan doa. Sebelum penutup
b. Review (10-20 menit) Review adalah agenda evaluasi
mentoring
bisa
dibahas
mengenai
hasil pembelajaran selama satu pekan
rencana kelompok untuk agenda bebas.
ke belakang. Jika ada materi yang
Hal yang terbahas bisa seputar rencana
masih belum paham, salah satu yang
mentoring
sudah paham menerangkan. Jika belum,
konsumsi misalkan. Agenda informal
maka bisa diadakan review ulang materi
lainnya pun bisa terbahas. Waktu 90
sebelumnya.
menit adalah waktu normatif, bila
pekan
depan.
Masalah
anggota menghendaki diteruskan atas
c. Materi Persiapan (30-40 menit) Agenda setelah evaluasi adalah materi persiapan untuk satu pekan ke
urgensi kebutuhan, mentoring bisa saja dilanjutkan.
depan. Materi satu pekan ke depan tentunya menjadi lebih mudah dilalui apabila bahan ajar sudah terbahas. Salah satu anggota mentoring bisa menjadi
fasilitator.
Tetapi
tidak
menutup
kemungkinan
bila
mengundang
kakak
atau
tingkat
anggota mentoring lain yang dianggap bisa membantu
Proses Implementasi Implementasi
mentoring
akan
dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu satu semester, sebagaimana jangka waktu evaluasi hasil pembelajaran di sekolah. Berikut ini adalah proses implementasi mentoring.
proses pembelajaran.
Sehingga mentoring bisa menjadi lebih dinamis ketika ada pihak ketiga yang terlibat.
d. Evaluasi dan Penutup (10-20 menit) Evaluasi adalah agenda mentoring
a. Forming Forming merupakan tahap awal pembentukan. Pembentukan mentoring dilakukan oleh wali kelas di pekan pertama
atas
bersama
Di
forming,
dalam rangka sharing kondisi masing-
semua
masing anggota. Hasil pembelajaran
dilakukan agenda perkenalan anggota,
terkadang tidak hanya ditentukan dari
internalisasi, dan kontrak mentoring
bisa atau tidaknya mengerjakan tugas
demi lancarnya perjalanan mentoring.
dan ujian. Faktor yang memengaruhi
siswa.
kesepakatan
b. Performing
dalam
Performing pelaksanaan
merupakan
mentoring
itu
tahap sendiri.
Pelaksanaan dijalankan oleh siswa dan
sharing
sebagai
inti
konsep
KM,
diharapkan siswa bisa lebih nyaman dalam belajar.
dievaluasi oleh guru pada akhir proses Kelompok dibuat berjumlah 6-8
mentoring, yaitu di akhir semester. Dalam tahap inilah semua target akan
mampu menumbuhkan sikap saling empati
dicapai.
dan
c. Storming Storming adalah tahap akhir dari mentoring yang meliputi evaluasi baik personal, sistem, maupun konten dalam setiap kelompok. Dalam tahap ini, dilakukan evaluasi proses. Evaluasi proses
orang agar perhatian lebih intens dan
ini
lebih
pada
bagaimana
masing-masing menilai proses dirinya sendiri (self-assessment) dan saling mengoreksi
antaranggota
mentoring
bantu-membantu
dalam
masalah
pelajaran. Sehingga mentoring menjadikan siswa sebagai center of learning. Program yang dijalankan selama 90 menit per pekan ini meliputi evaluasi hasil pembelajaran sepekan dan persiapkan pelajaran pekan depan. Dalam prosesnya, mentoring terdiri dari tiga bagian: forming, performing, dan storming. PUSTAKA RUJUKAN
(cross-assessment). Sehingga, masingmasing akan mendapatkan masukan bagaimana kepribadian diri selama
Arika, Yovita. 2012. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Sangat Rendah. (http://nasional.kompas.com/read/20
proses mentoring dijalankan.
12/04/17/12214022/Indeks%20Pemb angunan%20Manusia%20Indonesia
SIMPULAN Mentoring
%20Sangat%20Rendah) (online) [21 dengan
konsep
Knowledge Management (KM) merupakan model pembelajaran sebagai komplemen kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kelompok belajar siswa. Mentoring digagas untuk mengatasi keterbatasan jangkauan guru kepada setiap muridnya. Dalam implementasinya, mentoring
Okt 2013] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2013. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional, 1996 – 2011. (online) (http://www.bps.go.id/tab_sub/view. php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_su byek=26¬ab=2) [21 Okt 2013]
menjadi kewajiban dari sekolah. Konsepnya
Chakravarti, Ajit; Mirchandi, Govind.
dijalankan oleh siswa dengan wali kelas
2009. How Mentoring Help Leaders
sebagai kontrol. Dengan mengedepankan
Too? (http://managewell.net/?p=695)
Davenport,
Projects”.
Crawford, Curtis J. 2010. Manager's Guide
Long,
D
.1999.
The
Knowledge
Management Yearbook 1999-2000
to Mentoring. McGraw-Hill Cut Zurnali. 2008. Membangun Universitas Dunia.
De
“Successful Knowledge Management
(online) [16 Okt 2013]
Berkelas
T;
Duhon, Bryant. 1998. It's All In Our Heads. Inform, September, 12 (8)
(online)
(http://www.modusaceh.com/html/re
Saefuddin,
Ahmad
Muflih.
1993.
ad/opini/297/membangun-
Permasalahan Abad XXI, Tata Nilai
universitas-berkelas-dunia.html/) [13
dan Kehidupan Spiritual di Abad
Okt 2013]
XXI. Yogyakarta : SIPRESS
Davenport, Thomas H. 1994. Saving It's
Syah,
Muhibbin.
2005.
Psikolagi
dengan
Pendekatan
Soul: Human Centered Information
Pendidikan
Management.
Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Harvard
Business
Review, March-April, 72 (2)pp. 119131.