Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 58- 66
9 Pages
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PEMBERDAYAAN GURU PADA SMP NEGERI 6 KOTA BANDA ACEH Arslan 1, Murniati AR2, Djailani3 1) 2,3)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Email Penulis 1,2,3
Abstract: School based management is a management which gives the bigger authority on the school in making and implementing the policies in empowering the teachers. The empowering teachers’ purpose is to improve the teachers’ ability in developing the quality’s learning. This research intends to get the data of the SBM implementation in empowering the Junior high school teachers in Banda Aceh by using descriptive, qualitative research’s method on the headmaster, vice of the headmaster and teachers as the subjects of the research. The techniques in collecting the observation’s data are interview, study of documentation and qualitative data analysis, this research summarizes that (1) the headmaster has already arranged the SBM program in empowering teachers comprehensively. (2) The implementation in empowering the teachers has already been done based on the intended purposes and (3) the obstacles which are faced in implementing SBM in empowering the teachers is the situation and the way of the teachers’ work still poorly in general. Keywords: The school based management in empowering the teachers.
Abstrak: Manajemen berbasis sekolah adalah pada manajemen yang memberikan kewenangan yang lebih besar kepada sekolah untuk membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam pemberdayaan guru. Pemberdayaan guru bertujuan menambah kemampuan dan keterlibatan guru dalam membuat program mengembangkan pembelajaran berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam pemberdayaan guru SMPN 6 kota Banda Aceh dengan mempergunakan metode penelitian diskriptif kualitatif subjek penelitian kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru, teknik pengumpulan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan analisis data secara kualitatif, peneliti memberi kesimpulan. 1)Kepala sekolah telah menyusun program MBS memperdayakan guru yang koperensif 2)Pelaksanaan pemberdayaan guru dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan 3) hambatan yang dihadapkan dalam penerapan MBS dalam pemberdayaan guru adalah situasi da cara kerja umumnya masih rendah. Kata Kunci: Manajemen Berbasis Sekolah untuk Pemberdayaan Guru
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
PENDAHULUAN
Konsep manajemen berbasis sekolah
yaitu standar Manejemen atau pengelolaan
(MBS) atau school based management (SBM)
pendidikan. Secara teoritis manejemen sekolah
mulai
telah
di
sosialisasikan
melalui
renstra
diserahkan
kepada
sekolah
sebagai
pendidikan nasional tahun 2005, saat ini konsep
organisasi yang otonom dengan melibatkan
MBS
semua pemangku kepentingan, termasuk di
lebih
di
titik
beratkan
pada
implementasinya. Dalam Peraturan Pemerintah Volume 2, No. 1, Agustus 2014
- 58
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalamnya guru dan komite sekolah sebagai
rencana kerja sekolah (rencana kerja tahunan)
wadah representative dari orang tua siswa dan
dan rencana kerja sekolah harus sesuai dengan
masyarakat.
prinsip – prinsip MBS, yang merupakan
Manajemen berbasis sekolah dapat juga
implementasi
dari
diberikannya
dianggap sebagai satu model pengelolaan
(desentralisasi)
sekolah yang memberikan otonomi kepada
demikian banyak pendidik tetap berpendirian
kepala
suatu
bahwa desentralisasi kewenangan dari pusat ke
keputusan dengan melibatkan semua unsur
level sekolah tidak menjamin bahwa sekolah
terkait seperti, guru, pegawai tata usaha, serta
secara
masyarakat dan orang tua siswa, dengan
kewenangan
desentralisasi ini memberikan kepada sekolah
peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu
untuk membuat kebijakan – kebijakan dalam
pelaku pendidikan dan masyarakat luas (orang
hal
tua
sekolah
untuk
penyusunan
sekolah
dalam
mengambil
program rangka
pengembangan
peningkatan
kepada
otomatis
siswa
sekolah.
otonomi
dapat
tersebut
terutama)
secara
harus
Namun
menggunakan efektif
bagi
membantu
mutu
mendukung pengambilan keputusan /kebijakan
sekolah yang sesuai dengan standar pelayanan
sekolah. Guru memiliki peran penting dalam
yang telah di tetapkan.demikian juga halnya
usaha peningkatan dan pengembangan sumber
dengan pengelolaan kurikulum sekolah materi
daya manusia. Namun kenyataannya guru tetap
ajar di susun berdasarkan kebutuhan yang
terabaikan dalam perwujudan keberdayaannya
mendukung kegiatan sehari - hari.
sebagai insan pendidikan terutama dalam hal
Upaya untuk mewujudkan keinginan di atas maka pihak-pihak yang terlibat dengan
pengembangan diri, kreativitas dan inovasi yang masih kurang.
sekolah dapat langsung memberikan aspirasi
Dalam penelitian ini memilih Kota Banda
atau partisipasinya secara bersama-sama untuk
Aceh khususnya SMPN 6 Banda Aceh sebagai
dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan
objek penelitian , salah satunya adalah karena
program-program
SMPN 6 Banda Aceh merupakan salah satu
prioritas
sekolah
serta
sasaran-sasaran lain yang ingin di capai
Rintisan
berdasarkan harapan, keinginan dan kebutuhan
(RSBI) yang telah menetapkan MBS. SMPN 6
pihak-pihak terkait yang mendukung sekolah.
Banda Aceh yang merupakan SMP unggulan di
Sehingga tujuan akhir MBS yaitu peningkatan
Kota Banda Aceh memiliki keunggulan yang
mutu pendidikan dapat terlaksana dengan baik.
menjadikan SMP tersebut menjadi sekolah
Mengacu
Internasional
favorit. Beberapa keunggulan yang dimiliki
pendidikan nasional (permendiknas) No 19
SMPN 6 Banda Aceh sebagai SMP adalah :
tahun
Sistem pendidikan yang terintegrasi, kurikulum
pendidikan
tentang dan
sistem
pengelolaan sekolah
terpadu KTSP (nasional dan Internasional),
menyusun rencana pengembangan sekolah,
konsep belajar dengan empat pilar, penerapan
59 -
dasar
peraturan
Berstandar
menteri
2007
pada
Sekolah
menengah
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala informasi teknologi terpadu dan up to date,
mengembangkan pola pikir dan perilaku peserta
siswa mendapat remedial/pengayaan, kegiatan
didik yang sesuai dengan norma-norma yang
ekstrakurikuler
berlaku di masyarakat
yang
bervariasi,
tenaga
pendidik/kependidikan yang berdedikasi dan profesional , sarana dan prasarana yang baik,
Kesiapan
Sekolah
Dalam
Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
lingkungan yang strategis.
Sekolah
harus
melakukan
analisis
kebutuhan program sekolah dan berdasarkan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
hasil analisis kebutuhan tersebut, kemudian
(MBS)
sekolah membuat rencana peningkatan program. Berbasis
Sekolah harus melakukan evaluasi, khususnya
Sekolah (MBS) yang benar diharapkan akan
evaluasi yang dilakukan secara internal oleh
membawa
warga
Implementasi
Manajemen
sekolah
menuju
sekolah
yang
sekolah
untuk
memantau
proses
bermutu dan menghasilkan output yang sangat
pelaksanaan dan mengevaluasi hasil program-
bermutu serta menjadi favorit di antaranya
progam yang dilakukan. Hal ini penting
diperlukan proses komunikasi yang baik.
dilakukan untuk peningkatan mutu sekolah,
Implementasi Sekolah
(MBS)
Manajemen harus
diikuti
Berbasis
melalui analisis yang dilakukan sekolah dapat
dengan
lebih leluasa dalam mengembangkan program
pelaksanaan prinsip-prinsip MBS, sehingga
sekolah.
akan terjadi perubahan perilaku di berbagai
implementasi MBS adalah : (1) politikal
tingkat baik di masyarakat, sekolah dan di
pemerintah. Dukungan pemerintah sudah ada
dalam kelas itu sendiri. Perubahan perilaku
bahkan sudah diundangkan secara resmi dalam
tersebut adalah : (1) Di tingkat masyarakat,
perundang-undangan, yang menjadi masalah
semua
sebagai
adalah bagaimana pemantauan pelaksanaan dari
stakeholder diharapkan bertanggungjawab serta
Undang-Undang tersebut sudah berjalan dengan
berperan aktif dalam pengelolaan pendidikan
baik. (2) Dukungan finansial dari pemerintah
dan
bahwa
dan masyarakat yang paling peduli pendidikan.
partisipasi masyarakat sangat penting dalam
Dukungan pemerintah terutama Kota Banda
pengembangan sekolah. (2) Di tingkat sekolah
Aceh
mekanisme di sekolah berubah menjadi sistem
pendidikan yang cukup besar, diharapkan dapat
organik tingkat nasional, sistem pembelajaran
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
di kelas berubah dari mengajar ke belajar,
sekolah, dukungan masyarakat masih kurang,
sehingga
proses
masyarakat masih belum diikut sertakan dalam
pendewasaan diri, bahwa pembelajaran harus
perencanaan, pengembangan dan pelaksanaan
menyenangkan,
rancangan yang dibuat sekolah. Masyarakat
komponen
kepala
mampu
masyarakat
sekolah
proses
harus
belajar
yakin
adalah
mengasyikkan,
mencerdaskan
dan
sekaligus dapat
hanya
Faktor
sudah
diikut
pendukung
tampak,
sertakan
kesuksesan
melalui
dalam
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
anggaran
bidang - 60
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala administrasi. (3) Ketersediaan sumber daya
dikatakan professional atau tidak, dapat dilihat
manusia yang mendukung implementasi MBS.
dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari
(4)
mendukung
tingkat pendidikan minimal latar belakang
kesuksesan implementasi MBS. Diharapkan
pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia
budaya sekolah harus dibangun bersama-sama
menjadi
dengan warga sekolah. (5) Kepemimpinan yang
terhadap materi bahan ajar, mengelola proses
efektif
mampu
pembelajaran, mengelola siswa, melakukan
menggerakkan semua warga sekolah untuk
tugas- tugas bimbingan dan lain- lain. Dilihat
dapat
dengan
dari perspektif latar belakang pendidikan,
menerapkan pendekatan partisipasif model
kemampuan professional guru SMP dan SMA
transformasional. (6) Adanya pemberdayaan
di Indonesia masih sangat beragam, mulai dari
guru. Guru harus dilibatkan sejak awal untuk
yang
mengubah
berkompeten.
Budaya
sekolah
kepala
yang
sekolah
mencapai
tujuan
harus
bersama
organisasi
sekolah
dan
guru.
tidak
Kedua,
penguasaan
berkompeten
sampai
Semiawan
(1991)
mengemukakan
mengubah
berdampak
kependidikan, yaitu : (1) tenaga professional,
terhadap pengembangan dan peningkatan mutu
(2) tenaga semiprofessional, dan (3) tenaga
sekolah.
Para- professional.
sekolah
Pembinaan Guru Tugas
utama
profesi
yang
mengembangkannya. Keterlibatan guru dalam organisasi
hierarki
guru
tenaga
METODE PENELITIAN
adalah
Dalam penelitian ini pendekatan yang
peserta
digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan
didiknya. Tugas yang dilakukan guru sebagai
menggunakan teknik pengumpulan data yang
pendidik harus dilakukan secara profesional
diperoleh dari observasi dan wawancara dan
oleh
Manajemen
berupa bertanya langsung kepada responden
Sekolah
serta menggunakan studi dokumen. Analisis
memprasyaratkan adanya guru yang kreatif,
data lebih mengandalkan aspek semantik dan
mandiri, dan memiliki level abstraksi yang
kata-kata yang berasal dari sumber informasi
tinggi. Guru yang kreatif, mandiri dan memiliki
utama (key informan) sebagai subjek atau
level abstraksi akan meningkatkan kinerjanya.
sumber data dalam penelitian ini.
menyampaikan
seorang
Peningkatan
seorang
pelajaran
guru. Mutu
guru
kepada
Dalam Berbasis
Ibrahim Bafadal (2005) menyatakan ada tiga cara pembinaan guru yaitu : (1) peningkatan
HASIL PEMBAHASAN
kemampuan profesional guru, (2) supervisi
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pemberdayaan Guru Pada SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh
klinis sebagai upaya peningkatan kemampuan profesional guru dan (3) peningkatan motivasi kerja guru. Untuk melihat apakah seorang guru 61 -
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
Perencanaan sekolah di jabarkan dalam Rencana
Pengembangan
Sekolah
(RPS).
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penyusunan perencanaan sekolah disusun oleh kepala
sekolah
dengan
memberdayakan
sebagian guru yang ada di SMPN 6 Banda Aceh. Kepala
sekolah
merumuskan
lebih
program
dominan kerja.
Seharusnya
perlukan dalam merumuskan program kerja dan sangat berpengaruh dalam pelaksanaannya.
Sekolah
Rencana
Pengembangan
melalui MBS melibatkan
semua
komponen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan dengan baik. Semua guru dan komponen sekolah mulai dari Kepala Sekolah, tenaga kependidikan dan juga komite sekolah
ikut
merasakan
tanggung
jawab
terhadap keberhasilan program kerja yang direncanakan
tersebut,
tetapi
berdasarkan
wawancara kepada wakil kepala sekolah yang membidangi suatu urusan dan observasi yang dilakukan hal ini tidak berjalan dengan baik, kepala sekolah dan wakil kelihatan lebih dominan
dalam
merumuskan
perencanaan
sekolah, sehingga wajar apa bila guru – guru yang tidak di libatkan tidak mengetahui tentang program rencana pengembangan sekolah. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa bahwa
guru
berdasarkan
di
SMPN
prinsip-
6
prinsip
Banda
Program MBS Dalam Pemberdayaan Guru Rencana pengembangan Sekolah ( RPS )
dalam
kontribusi semua guru dan karyawan sangat di
Penyusunan
sekolah sejak dini.
Aceh
yang
dilibatkan atau diberdayakan dalam penyusunan serta pelaksanaan Rencana kerja Pengembangan Sekolah. hal ini tidak sesuai dengan konsep pengembangan sekolah berdasarkan MBS yaitu adanya pemberdayaan guru. Guru seharusnya dalam pembuatan perencanaan pengembangan
gambaran
dari
program
sekolah dibuat sebagai panduan bagi personil sekolah
dalam
mengembangkan
dan
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah. RPS merupakan landasan bagi sekolah dalam melaksanakan program- program kerja sekolah.
Program
sekolah
yang
baik
direncanakan bersama- sama seluruh personil sekolah.
Setiap
personil
sekolah
harus
dilibatkan, karena masing- masing personil mempunyai
ide-
ide
dalam
penyusunan
program sekolah. Semua pihak harus terlibat dan berkoordinasi dalam penyusunan program sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah dalam menyusun program sekolah perlu membentuk kerja sama dengan semua personil sekolah terutama para guru. Para guru mempunyai peran dalam penyusunan program sekolah,
sehingga
rencana
sekolah
diketahui
oleh
pengembangan
para
guru
dan
menyentuh para guru serta benar- benar mengarah kepada tanggung jawab bersama seluruh personil sekolah. Pada temuan penelitian terlihat bahwa
manajemen
berbasis sekolah belum secara keseluruhan
merupakan
tidak
semua
guru
memahami
rencana
pengembangan sekolah, karena guru tidak berperan
dalam
menyusun
rencana
pengembangan sekolah. Kepala sekolah tidak berkoordinasi
dengan
para
guru
dalam
penyusunan rencana pengembangan sekolah. Koordinasi dan sosialisasi yang dilakukan Volume 2, No. 1, Agustus 2014
- 62
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepala sekolah kepada guru- guru tidak jelas,
ini
sehingga
administrasi proses belajar mengajar hingga
wajar
kalau
para
guru
tidak
mengetahui rencana pengembangan sekolah.
yang
di
lakukan
pelaksanaannya
dalam
berupa
pembuatan
kelas.
Untuk
melaksanakan pengelolaan di dalam kelas guru Pelaksanaan
pemberdayaan
guru
yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah
professional adalah penguasaan materi secara
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa keterlibatan guru belum seluruhnya aktif dalam pengelolaan sekolah, dan jelas terlihat bahwa kepala sekolah, wakil kepala sekolah yang duduk dalam bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang humas dan wakil sarana dan prasarana
masih
sangat
dominan
dalam
pengelolaan sekolah. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah menghendaki agar guru secara keseluruhan berperan aktif tidak hanya mengajar. Berpijak pada prinsip – prinsip Manajemen
Berbasis
Sekolah
adanya
keharmonisan saling membantu saling mengisi sehingga
pendelegasian
harus bersikap professional , yang dimaksud
kekuasaan
sesuai
dengan peran guru masing – masing.
luas dan mendalam yang menjadiakan guru dapat
membimbing
pesertadidik
bila
di
jabarkan dari prinsip – prinsip MBS guru harus di bina dan di berdayakandalam hal memahami dan melaksanakan standar pengelolaan kelas dapat menggunakan media dan sumber belajar dari
lingkungan
menampilkan
keteladanan
dapat mengevaluasi serta mengelola hasil evaluasi,
penguasaan
implementasinya,
kurikulum
memahami
dan
sekaligus
melaksanakan konsep dan teori pendidikan sekaligus melaksanakan penelitian. merupakan pembinaan guru proses belajar mengajar masih belum dilaksanakan secara maksimal. Guruguru masih menggunakan paradigma lama dalam pembelajaran. Seharusnya guru mengajar
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan Pendidikan. SMPN 6 Banda Aceh yang
sudah
menggunakan
model
–
model
pembelajaran konvensional seperti contectual teaching learning dan saintifik method.
memiliki sarana dan prasarana yang cukup mendukung dalam kegiatan belajar mengajar.
Hambatan dalam menerapkan MBS
Dalam Pengelolaan fasilitas (peralatan dan perlengkapan)
sudah
diberdayakan
sehingga
seharusnya rasa
guru
kepemilikan
dirasakan oleh guru dalam hal ini belum semua guru diberdayakan.
Adapun yang menjadi hambatan dalam pemberdayaan guru terhadap proses atau program MBS yang dialami oleh kepala sekolah adalah, belum terciptanya lingkungan kerja kondusif artinya lingkungan kerja yang sesuai
Pembinaan Guru
dengan
standar
layanan
minimal
yaitu
pendidikan, kemudian belum tersedianya sarana
Pengelolaan proses belajar mengajar dalam hal
dan prasarana yang memadai, dan belum di
Kegiatan
63 -
utama
di
sekolah
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berdayakan semua guru sehingga program
organisasi sekolah ditentukan oleh kepala
sekolah dan mekanisme kerja belum terbagi
sekolah dalam hal ini belum seluruhnya
dengan jelas, masih terdapat beberapa guru
menggunakan prinsip – prinsip Manajemen
yang kualifikasi sebagai guru belum sesuai
Berbasis Sekolah sehingga terlihat kelemahan –
seperti yang di harapkan. Belum terciptanya
kelemahan secara manajemen sekolah berupa
kemandirian sekolah di sebabkan kerjasama
mekanisme kerja guru – guru dan tenaga
sesame tenaga pengajar belum tercipta dengan
kependidikan yang menyangkut wakil –wakil
baik, kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
yang ditetapkan sampai dengan urusan – urusan
belum dapat di laksanakan dengan baik, masih
lainnya tidak dapat dijelaskan tupoksinya secara
banyak di antara guru yang belum dapat
terperinci,
melaksanakan manajemen pembelajaran dan
lemahnya dalam pelaksanaannya.
manajemen kelas secara komperhensif, dalam
2.
pelaksanaan
proses
pembelajaran
yang
secara
sangat
sederhana
komunikasi pembelajaran kurang efektif.
inilah
Pelaksanaan
yang
menyebabkan
pemberdayaan guru yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah.
berlangsung di kelas masih menggunakan pembelajaran
hal
Manajemen Berbasis Sekolah menuntut adanya usaha – usaha kepala sekolah secara mandiri
untuk
meningkatkan
kemampuan
sekaligus memberdayakan guru. Kepala sekolah KESIMPULAN DAN SARAN
sudah
Kesimpulan 1. Program MBS yang disusun oleh kepala sekolah dalam rangka pemberdayaan guru.
berupaya
dalam
meningkatkan
kemampuan serta memberdayakan guru dengan mempersiapkan sarana dan pra sarana seperti penyediaan alat – alat media pembelajaran
Dalam MBS kepala sekolah harus menjamin
setelah mengadakan supervisi kelas kepala
semua unsur penting dalam pemberdayaan guru
sekolah
di
melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan
sekolah
kependidikan
baik
guru
untuk
maupun
dapat
tenaga
meningkatkan
melakukan
kemampuan
guru
tindak
dalam
lanjut
dengan
melaksanakan
pengembangan profesinya yang diperlukan
pembelajaran di kelas kepala sekolah telah
sekolah serta pemberdayaannya. Penyusunan
mengatifkan musyawarah guru mata pelajaran
rencana keterlibatan guru belum di berdayakan
(MGMP) usaha yang dilakukan kepala sekolah
secara
rencana
ini memberikan dampak positif bagi guru hal
pengembangan sekolah masih dikelola oleh
ini terlihat adanya peningkatan dalam proses
kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah
belajar mengajar sehimgga menghasilkan mutu
sehingga mungkin ada ide – ide dan gagasan
pendidikan, hal ini ditandai dengan lulusnya
guru untuk membuat perubahan kearah yang
siswa secara keseluruhan.
lebih baik yang belum tercantum dalam rencana
3. Peranan guru dalam proses mengajar.
keseluruhan
dalam
pengembangan sekolah. Pembentukan struktur Volume 2, No. 1, Agustus 2014
- 64
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala paradigma
pendapat – pendapat dan ide – ide dari guru
dalam proses belajar mengajar diharapkan guru
sehingga dalam pelaksanaannya nanti guru –
sepenuhnya
mengembangkan
guru akan berpartisipasi aktif. Dan perlu adanya
baik dalam mengajar
keterlibatan guru dalam setiap kegiatan apapun
Perlu
kemampuan
adanya
perubahan
dapat secara
dengan pembelajaran konvensional melalui pendekatan
ilmiah
berpedoman
sehingga guru merasa diberdayakan.
kepada
Keikutsertaan guru dalam pengelolaan
kurikulum, perlu adanya perubahan pola pikir
sarana dan prasarana sekolah perlu ditingkatkan
ke arah bagi guru yang mengajar dan kepala
agar timbul rasa kepemilikan. Sarana dan
sekolah diharapkan dapat memotivasi dan
prasarana sekolah yang mendukung tercapainya
melakukan inovasi bagi guru – guru SMP
tujuan pembelajaran. Guru- guru sebagai
Negeri 6 yang masih lemah kemampuannya.
pelaksanaan kegiatan belajar lebih mengetahui
4. Hambatan-hambatan apa yang dialami kepala
sarana dan prasarana yang mendukung proses
sekolah dalam menerapkan MBS untuk
belajar mengajar.
pemberdayaan guru.
Pemberdayaan guru dalam proses belajar
Adapun yang menjadi hambatan dalam pemberdayaan guru terhadap proses atau program MBS yang dialami oleh kepala sekolah adalah, belum terciptanya lingkungan kerja kondusif artinya lingkungan kerja yang sesuai
dengan
standar
layanan
minimal
mengajar. Diharapkan kepada guru – guru SMP Negeri 6 Banda Aceh agar dapat menggunakan dan melaksanakan manajemen pembelajaran yang ditunjukkan dengan adanya aplikasi, prinsip, konsep, dan teori – teori manajemen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pendidikan, kemudian belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, dan belum di berdayakan semua guru sehingga program sekolah dan mekanisme kerja terbagi dengan
diharapkan
mengorganisir kepala
pembelajaran
sekolah
memberikan
dukungan yang diperlukan untuk pengelolaan pembelajaran agar diperoleh pembelajaran yang aktif dan efektif sehingga potensi siswa dapat di
jelas.
kembangkan, memiliki pengetahuan dan dapat menunjukkan sikap dan nilai – nilai luhur,
Saran Dalam mengelola pendidikan di SMP
melalui pemberdayaan guru diharapkan guru –
Negeri 6 Banda Aceh diharapkan Kepala
dapat
sekolah harus lebih terbuka dan demokratis,
pembelajaran lama
dengan
pembelajaran konvensional dengan pendekatan
memberikan
atau
mendelegasikan
meninggalkan
kekuasaan atau tugas – tugas kepala sekolah
saintifik.
kepada guru – guru sesuai dengan tupoksinya.
pembinaan guru.
Dalam hendaknya 65 -
pengambilan kepala
sekolah
keputusan memperhatikan
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
Upaya
Dalam
model
model
dan mengubahnya
kepala
melakukan
ke
sekolah
dalam
pembinaan
guru
hendaknya kepala sekolah dapat melakukan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala secara
berkala,
berkesinambungan
berkelanjutan agar
para
guru
dan dapat
mengembangkan status sosialnya dan menjadi guru
yang
melaksanakan
profesional pembelajaran
sehingga seefektif,
dapat dan
seefisien mungkin. Sehingga SMP Negeri 6 Banda Aceh tetap menjadi sekolah fivorit di Banda Aceh. Kepala sekolah perlu bekerja sama
Sudarwan, D., 2006. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Jogyakarta: Putaka Pelajar. Suparlan, 2013. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): dari Teori sampai Praktek. Jakarta: Bumi Aksara. Syaiful, S., 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Surya, M., 2005. Percikan Perjuangan di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suryadi, 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jawa Barat: PT. Sarana Panca Karya Nusa. Sutikno, S., 2005. Menuju Pendidikan Bermutu. Jakarta : Grasindo.
dengan pengawas sekolah dalam kegietan supervisi bagi guru – guru disekolah sehingga dapat terjalin komunikasi tentang proses belajar mengajar dan dapat berkonsultasi langsung dengan pengawas untuk mengatasi kendala – kendala yang di hadapi guru terutama dalam proses belajar mengajar. DAFTAR KEPUSTAKAAN Amtu. O, 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep dan strategi dan Implementasi. Jakarta : Alfabeta. Depdiknas, 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah : Direktorat Pendidikan Umum. Depdiknas, 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran 1996. Hasbullah, 2006. Otonomi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, 2012. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya. Murniati, 2008. Manajemen Stratejik. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis. Nurkholis, 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo. Rohiat, 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditama. Sarbini, N. L., 2011. Perencana Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sedarmayanti, 2014. Restruturisasi dan Pemberdayaan Organisasi. Bandung: Refika Aditama.
Volume 2, No. 1, Agustus 2014
- 66