IMPLEMENTASI KAPAL BANTU RUMAH SAKIT KRI DR. SOEHARSO990 PADA OPERASI MILITER SELAIN PERANG (OMSP)
IMPLEMENTATION OF HOSPITAL AID VESSELS OF KRI DR.SOEHARSO-990 IN THE MILITARY OPERATIONS OTHER THAN WAR
Fransiskus Sugeng Rianto, SAP Prof. Dr. drg. Setyo Harnowo, Sp.BM.(K), FICD, FICCDE Purwanto, S.E., M.M.,M.Si, (Han) Program Studi Strategi dan Kampanye MIliter Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia
Abstract - Indonesia’s archipelago stretch among 17,499 islands. The conditions on the social status of the society, which are exist in the small islands, are still underdeveloped and they need better health care assistance. The Auxiliary Medical Ship, KRI dr. Soeharso-990 is one of the important means to increase the degree of health in those islands. However, its ability as a Second Class Medical Ship has not been exploited well, the health services are still insufficient and sometimes used for other purposes outside its function. This thesis attempts to answer how the implementation of the Auxiliary Medical Ship KRI dr. Soeharso-990 and how its effectiveness in the health services on The Military Operations Other Than War (MOOTW). To assess the extent to which the implementation and effectiveness of the Auxiliary Medical Ship, the research used a qualitative approach in the period of study between 2014 and 2015. The results showed a very supportive factor of bureaucratic structure, but the communication factor, resources and implementer’s disposition do not support the programs and targets on implementation of Auxiliary Medical Ship on health care. The success of the programs and targets, as well as clear strategic goals are still being categorized as fair and sufficient. Keywords: The implementation of Auxiliary Medical Ship, Effectiveness of Health Services, MOOTW Abstrak - Kepulauan Indonesia merentang di antara 17.499 pulau. Kondisi status sosial masyarakat, yang ada di pulau-pulau kecil, masih terbelakang dan membutuhkan bantuan kesehatan yang lebih baik. The Auxiliary Medical Ship, KRI dr. Soeharso-990 adalah salah satu sarana penting untuk meningkatkan derajat kesehatan di pulau-pulau tersebut. Namun, kemampuannya sebagai Kapal Medis Kelas II belum dimanfaatkan dengan baik, layanan kesehatan masih belum mencukupi dan terkadang digunakan untuk tujuan lain diluar fungsinya. Penelitian ini mencoba untuk menjawab bagaimana penerapan KRI Medis Bantu Pelengkap dr. Soeharso-990 dan bagaimana keefektifannya dalam pelayanan kesehatan pada Operasi Militer selain Perang (MOOTW). Untuk menilai sejauh mana pelaksanaan dan keefektifan Auxiliary Medical Ship, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada periode studi antara 2014 Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 1
dan 2015. Hasilnya menunjukkan faktor pendukung struktur birokrasi, namun faktor komunikasi, sumber daya dan Disposisi pelaksana tidak mendukung program dan target pelaksanaan Bantu Kesehatan Tambahan untuk perawatan kesehatan. Keberhasilan program dan target, serta tujuan strategis yang jelas masih dikategorikan adil dan memadai. Kata kunci: Pelaksanaan Bantu Medis, Efektivitas Pelayanan Kesehatan, MOOTW
Pendahuluan
I
KRI dr. Soeharso-990 ditetapkan
ndonesia merupakan negara
sebagai
kepulauan terbesar kedua di
berdasarkan Skep Kasal Nomor Skep
dunia yang terdiri dari 17.499
/1100/VIII/2007, tanggal 24 Agustus 2007.
pulau dengan luas lautnya ± 5.8 juta km²
Fungsi KRI dr. Soeharso-990 adalah Kapal
dan panjang garis pantai ± 81.000 km.
Rumah Sakit dengan kemampuan sebagai
Hasil
rumah sakit tingkat II yang dalam
sensus
tahun
penduduk
2010
populasi
Indonesia
237.641.326
juta
pengorganisasiannya
Rumah
masuk
Sakit
didalam
Armada RI Kawasan Timur pada jajaran
Penduduk yang berada di wilayah luar
kekuatan unsur bantu (supporting forces).
pulau Jawa, khususnya di pulau-pulau
Adapun
kecil Indonesia kondisinya masih sangat
mengikuti pola dan sasaran KRI di satuan
tertinggal yang dapat dikatakan masih
kapal bantu, sebagaimana pada tabel 1.
bantuan
bantuan,
kesehatan.
(BPS,
Bantu
2015).
membutuhkan
jiwa
sebanyak
Kapal
khususnya
Sebagai
negara
dalam
pengoperasionalan
Berdasarkan tabel 1 di bawah ini, KRI dr. Soeharso-990 digunakan untuk
maritim, TNI AL memiliki peran dalam
berbagai
menghadapi
kondisi
kegiatan pada fungsi asasinya sebagai
tersebut. Hal ini sejalan dengan amanat
kapal rumah sakit dalam pelayanan
UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI
kesehatan dirasa masih minim.
dan
mengatasi
dalam tugas Operasi Militer Selain perang
tugas
Dengan
operasi,
sebaliknya
memperhatikan
kondisi
(OMSP) antar lain tugas kemanusiaan
lingkungan strategi berkaitan dengan
untuk pelayanan kesehatan. KRI
geografi dan demografi pada kondisi
dr
Soeharso-990 sebagai kapal rumah sakit
kekinian,
terutama
mempunyai peranan strategis dan dapat
masyarakat kepada fasilitas pelayanan
menjadi pilihan utama dalam pelayanan
kesehatan
kesehatan didaerah pesisir dan pulau-
tentunya peran KRI dr. Soeharso-990
pulau kecil di wilayah Indonesia.
pada tugas OMSP harus dioptimalkan. Pelaksanaan
dengan
kegiatan
2 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
akan
tuntutan
standar
tersebut
global,
akan
memungkinkan bagi KRI dr. Soeharso-990
lebih luas layaknya sebagai Rumah Sakit
untuk digunakan dalam dimensi yang
terapung.
lebih spesifik dengan jangkauan yang
Tabel 1 Kegiatan Operasi KRI dr. Soeharso Th 2014 s.d 2015 Sumber: Jurnal Olah Gerak KRI dr. Soeharso-990 th 2014-2015 (telah diolah kembali) Waktu Ops Th
No
Jenis Operasi
Rute
(layar+leg o/ sandar)
2014
1
Ops Mentawai
Srby - Jakarta-Padang-
Megathrust Direx
Jakarta
15 hr
(pelayanan Kesehatan) 2
Ops Multilateral
Jakarta-Mempruk-Jemaja-
18 hr
Tarempa Sabang MawangJakarta- Srby 3
Ops SBJ LXIII/Sail Raja
Srby -Jakarta-P.Mutus-
Ampat (pelayanan
Sorong-Waisai-Sorong- Srby
28 hr
Kesehatan) 4
Ops Bansos Bawean
Srby -Bawean- Srby
3 hr
Srby - Gresik- Srby
3 hr
(pelayanan Kesehatan) 5
Demo Sailing Pass Sertijab Panglima
Jumlah hari kegiatan operasi pada tahun 2014 2015
1
Ops Perisai Samor
Srby - Kupang-Saumlaki-
67 hr 30 hr
Marore-Tual-Ambon- Srby 2
3
Ops Baksos Banten dan
Srby -Banten-Jakarta-
SAR L.Jakarta
Cirebon-Jakarta- Srby
Ops Komodo Jaya &
Srby -Ambon-Jayapura-Biak-
Jayapura (pelayanan
Tual-Maroke-Makasar- Srby
13 hr
45 hr
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 3
Kesehatan) 4
Ops SBJ/LXIV & Sail
Srby- Toli-toli-Marore-
36 hr
Tomini (pelayanan
Boalemo-Poso-Parigi-
Kesehatan)
Banggai-Srby
5
Ops HUT TNI
Srby-Jakarta-Banten-Srby
6
Ops Latek Pelayaran
Srby-Banyuwangi- Srby
6 hr
7
Ops Evakuasi Kabut
Srby -Banjarmasin- Srby
15 hr
10 hr
Asap Kalsel (pelayanan Kesehatan) Jumlah hari kegiatan operasi pada tahun 2015
Tujuan
penelitian
ini
untuk
dalam
proses
155 hr
implementasi
sebagai
menganalisis atau mengevaluasi, tentang:
berikut: adanya program atau kebijakan
Implementasi dan Efektifitas Kapal Bantu
yang sedang dilaksanakan, kelompok
Rumah Sakit KRI dr. Soeharso dalam
sasaran yaitu kelompok masyarakat yang
pelayanan kesehatan pada OMSP.
menjadi sasaran dan ditetapkan untuk
Menurut Browne dan Wildavsky dalam Nurdin dan
Usman (2004:70)
manfaat dari program, perubahan atau perbaikan,
menerapkan
elemen
menyatakan bahwa Implementasi adalah
(pelaksanaan) baik untuk organisasi atau
perluasan
individu yang bertanggungjawab untuk
aktivitas
menyesuaikan.
yang
Kemudian
saling menurut
Majone dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman
(2002)
mengemukakan
memperoleh
pelaksanaan
dan
pengawasan proses implementasi. Berdasarkan pendapat Edward III
implementasi sebagai evaluasi. Adapun
(1980;10)
menurut
implementasi dapat berhasil dengan baik,
Syaukani
Implementasi
dkk
adalah
(2004;
295)
pelaksanaan
bahwa
harus didukung empat adalah
pelaksanaan
unsur yaitu:
serangkaian kegiatan dalam rangka untuk
Pertama
komunikasi
yaitu
memberikan kebijakan publik sehingga
keberhasilan implementasi yang memper-
kebijakan dapat membawa hasil sesuai
syaratkan agar implementor mengetahui
yang diharapkan.
apa yang harus dilakukan, dimana yang
Menurut Syukur dalam Surmayadi
menjadi tujuan dan sasaran yang harus
(2005: 79) ada tiga hal unsur penting
ditransmisikan kepada kelompok sasaran
4 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
(target
group),
sehingga
akan
Kerangka Pemikiran
mengurangi distorsi implementasi. Kedua
Program pemerintah bidang kesehatan
adalah sumberdaya yaitu sesuatu yang
telah digulirkan antara lain dari Kemenkes
telah dikomunikasikan secara jelas dan
dengan
konsisten
meningkatkan
harus
didukung
dengan
sasaran
strategis akses
untuk
pelayanan
sumberdaya agar implementasi dapat
kesehatan. Dalam rangka meningkatkan
berjalan secara efektif. Ketiga adalah
akses pelayanan kesehatan di pulau-pulau
disposisi yaitu watak dan karakteristik
kecil Indonesia dan kawasan pesisir yang
yang dimiliki oleh implementor. Apabila
terbatas
implementor memiliki disposisi yang baik,
Kemenkes
maka
dapat
lembaga/instansi pemerintah yang lainnya
menjalankan sesuatu tugas dengan baik
untuk berupaya memberikan pelayanan
sesuai yang diinginkan. Keempat adalah
tersebut.
implementor
struktur
birokrasi
susunan
komponen
dalam
organisasi
tersebut
yaitu
merupakan
(unit-unit) yang
akan
sarana
kesehatan,
bersinergi
dengan
Berkaitan dengan tugas TNI dalam
kerja
OMSP tentunya program pemerintah
menunjukan
tersebut harus dapat diselenggarakan
adanya pembagian kerja serta adanya
oleh
kejelasan bagaimana fungsi-fungsi atau
kementerian/lembaga lain sesuai dengan
kegiatan
fungsinya. TNI AL yang memiliki unsur KRI
yang
berbeda-beda
diintegrasikan atau dikoordinasikan. Selanjutnya pengukuran efektivitas implementasi
menurut
Campbell
dr.
TNI
Soeharso-990
bersama-sama
tentunya
dapat
mengambil bagian untuk menjalankan program
pemerintah
pada
misi
(1989;121) adalah: keberhasilan program;
kemanusiaan berkaitan dengan akses
keberhasilan sasaran; kepuasan terhadap
pelayanan
program; tingkat input dan output; dan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
pencapaian tujuan menyeluruh. Menelaah
Indonesia yang membutuhkan pelayanan
teori
kesehatan.
efektivitas
kesehatan,
maka
dan
pelayanan
konsep
dalam
kesehatan
khususnya
di
Metodologi Penelitian
efektivitas pelayanan kesehatan dapat
Penelitian ini menggunakan pendekatan
diartikan sebagai mutu pemeliharaan
kualitatif,
kesehatan (quality of health care).
dikumpulkan pada penelitian ini sebagian besar
sehingga
data deskriptif
data
yang
dalam bentuk
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 5
Gambar 1 Kerangka Pemikiran (diolah oleh peneliti 2016) laporan dan uraian hasil dari informan.
Pangarmatim,
Dengan teknik pengumpulan data melalui
Kadiskes Koarmatim, Komandan KRI dan
observasi,
studi
Pengawak medis KRI dr. Soeharso-990.
dengan
Obyek dalam penelitian ini meliputi:
wawancara
kepustakaan
yang
dan
berkaitan
Dansatban
implementasi kapal bantu rumah sakit KRI
Implementasi
dr. Soeharso-990. Pendekatan ini untuk
Rumah Sakit pada OMSP.
menguraikan dan mendalami masalah-
Analisa Data Dan Pembahasan
masalah yang terjadi pada KRI dr.
Analisa Data
Soeharso-990
Untuk
dalam
menjalankan
fungsinya pada OMSP.
dan
Koarmatim,
menilai
Efektivitas
tingkat
Kapal
efektivitas
implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit
Sumber data dalam penelitian ini
KRI dr. Soeharso-990, terdapat beberapa
dari KRI dr. Soeharso-990, Staf Operasi
variabel penting yaitu: program/kebijakan
TNI AL, Staf Operasi Koarmatim, Satuan
yang dilaksanakan, kelompok sasaran,
Kapal Bantu, dan Kemenkes. Sebagai
pelaksanaan
subjek adalah Asops Kasal, Kadiskesal,
sumberdaya, disposisi pelaksanaan, dan
Kasubdit
struktur birokrasi. Dapat digambarkan
Penunjang
Ditjen
Yankes
Rujukan Kemenkes, Paban Sopsal, Asops
kebijakan,
komunikasi,
melalui alur analisis sebagaimana berikut:
6 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Gambar 2 Alur Analisis (Hasil Olahan Peneliti Th. 2016) Aspek-Aspek dalam Implementasi Kapal
kesehatan
Bantu Rumah Sakit
pengungsian serta mendukung bantuan
Sebagai Kapal Bantu Rumah Sakit KRI dr.
kemanusiaan, melaksanakan SAR, dan
Soeharso-990 mempunyai fungsi dalam
melaksanakan fungsi tambahan untuk
tugas
berikut:
dukungan kegiatan VVIP/ VIP terbatas
melaksanakan tugas perdamaian dunia
sesuai kegiatan operasi latihan Gugus
sesuai dengan kebijakan politik luar
Tugas, sebagaimana di tabel samping.
negeri,
OMSP
sebagai
khususnya
kemanusiaan,
memberikan
tugas-tugas dukungan
akibat
bencana
alam,
Bentuk partisipasi aktif TNI AL dalam
pembangunan
nasional
pengamanan bagi Presiden dan Wakil
diantaranya diwujudkan dalam kegiatan
Presiden beserta keluarganya dalam hal
kemanusiaan.
medis, membantu tugas pemerintah di
kesehatan
daerah untuk menyelesaikan masalah
dilaksanakan
yang dihadapi terutama dalam bidang
Bhakti
medis, mendukung operasi bhakti sosial
digabungkan dengan Sail Raja Ampat
Kegiatan
pada
Surya
Tahun
dalam
pelayanan 2014
bentuk
Baskara
Jaya
telah Operasi yang
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 7
Tabel 2 Tugas dan Sasaran KRI dr. Soeharso-990 Th. 2014-2015 Sumber data: Laporan Kegiatan KRI dr. Soeharso-990 Th.2014-2015 NO
JENIS OPS
LOKASI/WIL
TUGAS
SASARAN/TUJUAN
2014 1
Ops Pagar Hiu Padang Mentawai Megathrust Direct
Mendukung kegiatan latihan penang-gulangan bencana alam BNPB di Pantai Purus Padang.
Sebagai Hospital Ship Team, membantu pelaksanaan pemulihan dan penanganan korban dalam penanggulangan bencana alam di Padang Sumbar
2
Multilateral Memperuk, Naval Exercise Jemaja, Komodo Tarempa, Sabang, Mawang
Mendukung Angkutan Laut (Angla) untuk tim Medcap
Pengobatan dan operasi gratis di Kep. Anambas (P. Memperuk, P. Jemaja, Tarempa)
3
Ops SBJ LXIII/ Sail Raja Ampat
P. Mutus, Sorong, Waisai
Mendukung Angla untuk Pengobatan Gratis di P.Mutus, Sorong, Waisai tim kesehatan Koarmatim
4
Ops Bansos Bawean
Bawean
Mendukung Angla untuk Pengobatan Gratis bagi masyarakat Bawean tim kesehatan Armatim
5
Sailing Pass Sertijab
GresikSurabaya
Mendukung Giat Sertijab Melaksanakan Sailling Pass form 1 Kasal
1
Ops Perisai Samor
Kupang, Saumlaki, Marore, Tual, Ambon
Mendukung Operasi Samor-15
2015 - Pengamanan perbatasan wilayah laut IndonesiaRDTL-Australia, Operasi penangkalan dan penindakan di sekitar Laut Sawu dan Laut Timor. - Pergeseran Material Milik Lant VII Kpg - Pergeseran Material Combat Boat milik Lanal Saumlaki - Pergeseran Material KMC (Kapal Motor Komando) milik TNI AD - Pergeseran Material Swamboat milik Lant XI 2
Ops Baksos Banten, Banten dan Cirebon SAR L.Jakarta
Mendukung Bakti TNI AL 2015
3
Ops Komodo Ambon, Biak, Jaya & Baksos Jayapura, Jayapura Tual,Merauke, Makasar Ops SBJ/LXIV Toli-toli,Poso & Sail Tomini Merauke, (Yankes) Boalemo, Parigi, Bangai Ops HUT TNI Sby, Banten
Mendukung Angla untuk Pengobatan Gratis di Jayapura tim kesehatan Armatim Lant V, Rumkit Juanda
Mendukung demo
Membantu pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau terpencil Melaksanakan Sailling Pass form 1
6
Ops Latek Banyuwangi Pelayaran Gab
Mendukung Lat Praktek Siswa Pembentukan Tamtama
Memberikan pengetahuan dan gambaran tentang PDD dan Peran-peran yang ada di kapal serta menyiapkan prajurit yang siap di medan tugas.
7
Ops Evakuasi Banjarmasin Kabut Asap
Sebagai Rumah Sakit Terapung
Pengobatan Gratis bagi korban asap di Banjarmasin
4
5
Melaksanakan kegiatan bedah pesisir dan latihan kesiapsiagaan Koarmabar
Mendukung Ops SBJ sebagai unsur angkut tim kesehatan
sebagai kelanjutan dari kegiatan Sail
Koordinator PMK sebagai ketua panitia
Indonesia yang telah di laksanakan
pusat
beberapa tahun sebelumnya dan dikemas
Kementerian
sesuai dengan ciri khas setiap daerah
Pemerintah Papua Barat (Laplak Satgas
penyelenggara. Sail Raja Ampat 2014 yang
SBJ LXIII/2014; 1). Hal yang sama juga
diselenggarakan
untuk
dilaksanakan pada tahun 2015 sasaran
menempatkan Kepulauan Raja Ampat
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
sebagai tujuan Pariwisata Dunia. Menteri
sebanyak 5 (lima) wilayah terpencil dan 5
bertujuan
yang
melibatkan
beberapa
terkait,
AL
8 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
TNI
dan
(lima) wilayah kota besar. sedangkan hasil
para stake holder secara tertulis maupun
pelaksanaan dari pelayanan kesehatan
lisan dengan jelas dan konsisten.
dengan menggunakan KRI dr. Soeharso-
b. Sumber Daya
990 pada tahun 2015 di 10 (sepuluh)
Penggunaan
wilayah terdapat pasien sebanyak 8.876
implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit
orang (Laplak Satgas SBJ LXIV/2015; 1).
pada
Jumlah capaian sasaran tersebut memang
meliputi beberapa unsur yang meliputi:
tidak
karena
personel, kemampuan medis, anggaran
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
dan metode serta informasi. Hasil data
sifatnya lebih meng-arah pada pelayanan
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan TNI
kesehatan gratis, sehingga data tersebut
Angkatan Laut tahun 2016 dan Staf
belum menjamin ukuran/sejauh mana
Operasi TNI Angkatan Laut berkaitan
tingkat manfaat pelayanan kesehatan
dengan sumber daya adalah sebagai
terutama pada wilayah kota besar seperti
berikut; Pertama, personel kesehatan
contohnya di Banten, Cirebon, Jayapura,
yang mengawaki KRI dr. Soeharso-990
Toli-toli dan Poso.
disusun sesuai dengan kebutuhan tugas
Faktor
dapat
diperbandingkan
Penentu
Implementasi
Kapal
operasi
sumber
militer
daya
selain
dalam
perang
operasional yang diemban, bisa terbatas
Bantu Rumah Sakit
atau lengkap. Sumber daya personel
a. Komunikasi
kesehatan dapat berasal dari TNI, TNI
Faktor komunikasi memegang peranan
Angkatan Laut, Kemkes atau institusi lain
penting untuk mencapai keberhasilan
yang
implementasi. Pemanfaatan Kapal Bantu
Kemampuan Medis. Tim kesehatan KRI
Rumah Sakit dalam dimensi yang lebih
dr. Soeharso-990 mampu melaksanakan
luas
kegiatan
seharusnya
bisa
diterapkan.
ikut
berpartisipasi.
dukungan
dan
Kedua,
pelayanan
Beberapa program Pemerintah bidang
kesehatan sesuai dengan rumah sakit TNI
kesehatan
rencana
kelas II yang meliputi : Pelayanan gawat
strategis dari Kemkes dan pemanfaatan
daruret medis dan bedah yang dapat
kemampuan Kapal Bantu Rumah Sakit
dilakukan diatas KRI maupun regu aju
belum diakomodir secara baik. Hal ini
yang
dikarenakan pembuat kebijakan belum
dengan menggunakan ambulan udara
mengkomunikasikan
(helikopter),
yang
merupakan
program
kepada
dikirimkan
ke
ambulan
daerah
laut
sasaran
(sekoci),
ambulan darat; Pelayanan dokter umum, Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 9
gigi dan dokter spesialis; Operasi kasus
c. Disposisi pelaksana
bedah
Berdasarkan perkembangan lingkungan
minor
kebidanan;
maupun
Perawatan
mayor
serta
Intensive
Care
strategis
regional
saat
ini
mulai
(ICU); Penggelaran rumah sakit lapangan;
menampakan suatu kompetitif dibidang
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium.
pelayanan
Ketiga,
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN
yang
Sumberdaya
peralatan/sarana
dengan
(MEA) yang secara efektif diberlakukan
operasional pelayanan kesehatan adalah
pada tanggal 1 Januari 2016. Implementasi
menggunakan KRI dr Soeharso yang
ASEAN Economic Community,
dilengkapi
mencakup
dengan dan
dalam
yaitu
kegiatan
ambulan
digunakan
kesehatan,
Helikopter,
sekoci
perlengkapan
Mobil
ambulan,
fasilitas
dan
kesehatan
liberalisasi
yang
perdagangan
barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan
termasuk
tenaga
setingkat rumah sakit kelas II. Peralatan
medis/dokter, dokter gigi, dan perawat.
tersebut dapat digunakan untuk mobilitas
Menyikapi kondisi tersebut menuntut
bagi pasien ke dan dari KRI sehingga
adanya
cukup efektif untuk digunakan di daerah
kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
terpencil. Namun keterbatasan alutsista
termasuk Rumah Sakit Bergerak) yang
KRI menyebabkan KRI Dr. Soeharso-990
harus
digunakan untuk mendukung kegiatan
terencana (Renstra Kemenkes 2015-2019;
yang lain. Keempat, Informasi yang
32). Mencermati kondisi demikian dapat
dimiliki oleh Dinas Kesehatan dalam hal ini
diketahui bahwa, Kapal Bantu Rumah
sebagai Pembina fungsi bidang kesehatan
Sakit pun perlu melakukan pembenahan
dilingkungan
termasuk metode pemanfaatannya. Tidak
TNI
AL,
masih
belum
akreditasi
dilakukan
fasilitas
secara
serius,
menutup
sebagai bahan informasi untuk proses
maupun
penyusunan
program
kesehatan Negara asing akan merambah
karena kewenangan yang dimiliki terbatas
dikawasan perbatasan pulau-pulau terluar
dan belum ada struktur birokrasi yang
dan terpencil berpenduduk. Pengaruh-
mendukung
pengaruh asing dan kecintaan pada
berkaitan
penggunaan informasi.
dengan
negara
pembangunan
asing
masyarakat terpencil,
tenaga
dan
lengkap dan belum dapat dijadikan
perencanaan
kemungkinan
pelayanan
dapat tertinggal
dan
fasilitas
mempengaruhi di
perbatasan.
10 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
ahli
wilayah Kondisi
tersebut
akan
mempengaruhi
pada
bangsanya,
Ketahanan Nasional.
kondisi
d. Struktur Birokrasi
keadaan
Mekanisme kerja yang dilaksanakan oleh
sejahtera.
TNI AL dalam mengoperasionalkan KRI
untuk
dinamis
mencapai tidak
tingkat
terlepas
masyarakat
yang
dari sehat
Salah satu fokus operasi militer
dr. Soeharso-990 telah disusun dalam
selain
uraian tugas yang terstruktur mulai dari
pemerintah sipil dalam mengatasi krisis
tingkat Mabes TNI, Mabes TNI AL,
dalam
Koarmatim, Satban dan unsur KRI. Dalam
kemiskinan, kelaparan, kesehatan dan
uraian kerja juga diuraikan tentang
sebagainya merupakan tanggung jawab
koordinasi
pemerintah untuk mengatasinya yang
lainnya
dengan
yaitu:
instansi
negerinya.
mendukung
Terjadinya
krisis
dilaksanakan bersama-sama kekuatan TNI
Kementerian
dalam bentuk tugas operasi militer selain
Sosial, Pemerintah Daerah, dan institusi
perang sebagai upaya men-sejahteraan-
pendidikan maupun institusi non formal.
kan bangsanya.
Kesehatan,
PMK
adalah
RI,
Kementerian
Kemenko
samping
perang
Pembahasan
Berdasarkan UU RI Nomor 34 Tahun
Implementasi Kapal Bantu Rumah sakit
2004 tentang TNI pasal 7, maka konsep
KRI dr. Soeharso pada OMSP
operasi militer selain perang pada misi
Kondisi lingkungan strategis Indonesia
kemanusiaan memiliki arti penting dalam
tidak lepas dari
menjamin
berbagai
ancaman.
Ketahanan
Nasional.
Ancaman kedepan tidak hanya dalam
Pemanfaatan Kapal Bantu Rumah Sakit
bentuk perang, salah satu ancaman nyata
menggunakan
yang kini dihadapi adalah status kondisi
merupakan salah satu cara yang tepat
sosial pada kehidupan masyarakat di
dalam mengatasi derajad kesehatan di
wilayah
wilayah-wilayah
tertinggal,
terpencil
dan
KRI
dr.
Soeharso-990
pulau
terpencil
perbatasan (Galciltas) terutama masalah
berpenduduk. Konsep tersebut sebagai
kesehatan
salah
masyarakatnya.
Faktor
satu
demografi suatu bangsa perlu mendapat
harmonisasi
perhatian
menjadikan
strategi
dan
membutuhkan
tersendiri
agar
suatu
cara hubungan kekuatan
meningkatkan Sipil-Militer bangsa
yang
ketahanan
tangguh. Implementasi Kapal Rumah
nasional terwujud. Ketahanan nasional
Sakit KRI dr. Soeharso pada OMSP,
bangsa tercermin dari kondisi dinamis Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 11
dijabarkan menjadi 4 (empat) variabel
komunikasi untuk penyesuaian sehingga
sebagai berikut:
efisiensi tugas dapat dilaksanakan secara
a. Komunikasi yang mendukung Program,
optimal.
Kelompok Sasaran dan Pelaksanaan Dalam
proses
penyusunan
Untuk menjamin terselenggaranya
rencana
fungsi KRI dr. Soeharso-990 sebagai kapal
program kerja dan anggaran pelayanan
rumah sakit dan ke-termanfaat-an fungsi,
kesehatan,
sesuai teori implementasi Syukur (2005 ;
pemerintah
belum
sepenuhnya melibatkan TNI pada awal
79)
perencanaan
masing-masing
sasaran yaitu kelompok masyarakat yang
institusi merencanakan anggaran untuk
menjadi sasaran dan ditetapkan untuk
kegiatan tersebut. Hal tersebut tampak
manfaat dari program perubahan atau
pada saat penyusunan RKAKL tidak
perbaikan.
dilakukan komunikasi dan masih bersifat
banyak sasarannya untuk angkutan laut
sektoral, serta tidak dilakukan secara
(Angla) dan program kerjanya pun masih
terpadu. Sehingga kebijakan TNI AL
sangat terbatas dalam 1 (satu) tahun
dalam program operasional KRI dr.
hanya dilaksanakan operasi bakti sosial
Soeharso-990
pelayanan kesehatan maksimal 2 (dua)
namun
tidak
mengacu
pada
harus
memperhatikan
Beberapa
kegiatan
program
terutama
sasaran masih belum fokus pada wilayah
sasaran
yang
membutuhkan, walaupun secara nasional
yang
pemerintah
kesehatannya.
program
telah
mencanangkan
NawaCita
benar-benar
terbatas
kelompok
fasilitas
seharusnya
Berdasarkan Konsep Kapal Bantu
kedua instansi bisa melakukan komunikasi
Rumah Sakit sesuai Peraturan Menkes RI
dan penyesuaian mulai awal penyusunan
Nomor 56 Tahun 2014 pada pasal 1 dan
rencana
teori
pasal 2, bahwa Rumah Sakit Bergerak
Implementasi Browne dan Wildavsky
merupakan rumah sakit yang siapguna
dalam Nurdin dan Usman (2004; 70)
dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke
menyatakan bahwa Implementasi adalah
lokasi yang lainnya. Demikian pula peran
perluasan
KRI dr. Soeharso-990 sebagai Kapal
program.
yang
Kemudian
masih
program yang ditetapkan oleh Kemkes kelompok
kerja.
kelompok
Berdasarkan
aktivitas
yang
saling
menyesuaikan”. Dalam hal satu tujuan
Rumah Sakit
ataupun
setiap
kemana saja, tentunya memiliki arti
organisasi publik seharusnya melakukan
penting bagi pulau-pulau kecil tertinggal.
sasaran
yang
sama
yang dapat
12 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
digerakan
Namun
bila
melihat
didalam
b. Sumber
Daya
yang
pelaksanaannya saat ini banyak program
Program,
yang
dengan
Pelaksanaan
kondisi lingkungan strategis, hal tersebut
Berdasarkan
akibat dari pendekatan sasaran (goals
bahwa sumber daya manusia yang ada
approach)
pada
sudah lengkap dan komposisi personel
pemanfaatan fungsi sebagai Kapal rumah
dalam struktur jabatan satuan tugas
sakit.
dapat dilengkapi dengan baik sesuai
belum
menyesuaikan
yang
Pergeseran
belum
fokus
paradigma
tersebut
Kelompok
mendukung
data
kompetensi.
Sasaran
dan
Bahkan
dan
pengamatan
berdasarkan
menuntut fungsi TNI pada operasi militer
Laporan Pelaksanaan Kegiatan SBJ tahun
selain perang harus dikedepankan, untuk
2014 dan 2015 dilaporkan bahwa pada
itu perlu adanya kerjasama dengan
kegiatan Sail Raja Ampat dan Sail Tomini
kementerian atau lembaga lainnya. Sesuai
mendapatkan bantuan tenaga medis dari
dengan teori Edward III (1980; 10) bahwa
berbagai
keberhasilan
pemerintah
implementasi
mensyaratkan
tinggi
daerah.
dan
Pelaksanaan
implementor
pengobatan dapat terselenggara dan
mengetahui apa yang harus dilakukan,
pasien ditangani oleh para tenaga medis,
dimana yang menjadi tujuan dan sasaran
sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan
yang
lancar.
harus
kelompok
agar
yang
perguruan
ditransmisikan
sasaran
mengurangi
kepada
sehingga
distorsi
akan
implementasi.
Artinya
betapa
penting
komunikasi,
bahwa
penyusunan
program
adanya
komunikasi,
kerjasama
c. Disposisi Pelaksana yang mendukung Program,
Kelompok
Sasaran
dan
Pelaksanaan
perlu
Kebijakan pemerintah tersebut belum
dan
ditindak lanjuti oleh para implementor
sinkronisasi yang nyata agar terwujud
secara tepat sasaran. TNI Angkatan Laut
interoperability
antara
dan Kemenkes belum melakukan langkah
sehingga
inisiatif untuk melakukan evaluasi sebagai
efektivitas perencanaan program dapat
perbaikan program pelayanan kesehatan
terlaksana dengan baik.
pada wilayah sasaran. Menurut teori
kementerian/lembaga
implementasi
Majone
dalam Nurdin dan mengemukakan
dan
Wildavsky
Usman (2002)
bahwa
apa
yang
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 13
dilaksanakan
adalah
sebagai
sebuah
evaluasi.
Sesuai teori implementasi dari Syukur tentang adanya sasaran yang jelas, maka
Menurut teori Edward III, dalam implementasi
kebijakan
disposisi
pelaksanaan
khususnya
komitmen
dibangun
untuk
harus yang
bersama
tujuan
fungsi kapal bantu rumah sakit perlu
ada
adanya suatu kejelasan tujuan agar
kuat
implementasi dapat berhasil guna, karena
yang
dengan adanya standar ganda akan
memberikan
menyebabkan
disposisi
pelaksananya
manfaat yang besar bagi kelompok
kesulitan dalam penyusunan perencanaan
sasaran yaitu masyarakat tertinggal di
program.
pulau-pulau kecil.
d.
Dalam hal yang lain status KRI dr.
Struktur Birokrasi yang mendukung
Program,
Kelompok
Sasaran
dan
Soeharso-990 juga menjadi faktor keragu-
Pelaksanaan
raguan dalam pola kerjasama, sebagai KRI
Para implementor yang terlibat dalam
yang berstatus sebagai kapal perang
penyusunan program telah terstruktur
dalam
bantu
dalam jabatan strukturan di organisasi
(supporting forces). Hal tersebutlah yang
TNI AL, dimulai dari tingkat Mabesal,
menjadi alasan kuat bagi Kementerian
Koarmatim sampai dengan unsur KRI.
Kesehatan untuk operasional KRI dr.
Struktur birokrasi yang ada adalah dalam
Soeharso-990 tidak dimasukan dalam
bentuk panitia kelompok kerja operasi
program anggaran kegiatan Kementerian
bhakti
Kesehatan.
menyiapkan
jajaran
satuan
Demikian
kapal
pula
adanya
sosial
yang
bertugas
kesiapan
untuk
pelaksanaan
keengganan dari TNI AL untuk tidak
operasi, melalui MOU. Berdasarkan teori
sepenuhnya menjadikan KRI dr. Soeharso-
Edward
990 sebagai kapal rumah sakit yang
implementasi tidak lepas dari unsur
sesuai
hukum
struktur birokrasi (Bureaucratic structure),
humaniter juga cukup beralasan karena
yang artinya suatu kebijakan seringkali
kondisi kemampuan alut sista TNI yang
melibatkan
masih terbatas. Mengandung makna
organisasi
bahwa Kapal Bantu Rumah Sakit KRI dr.
implementasinya, sehingga diperlukan
Soeharso-990
koordinasi yang efektif antar lembaga-
kegiatan
dengan
ketentuan
bukan
pelayanan
hanya
untuk
kesehatan
saja,
namun menjadi KRI yang multifungsi.
lembaga
III
bahwa
beberapa
keberhasilan
lembaga
dalam
terkait
dalam
keberhasilan implementasi.
14 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
atau proses
mendukung
Efektivitas Kapal Rumah Sakit KRI dr.
ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat I
Soeharso-990 dalam OMSP
di daerah tersebut karena di daerah
Untuk menilai sejauh mana efektivitas
setempat terdapat fasilitas kesehatan.
implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit
Berdasarkan teori efektivitas menurut
KRI dr. Soeharso-990, dari pendapat para
Hidayat (1986), bahwa efektivitas adalah
ahli
yang
suatu ukuran yang menyatakan seberapa
disesuaikan dengan kultur organisasi di
jauh target ditinjau dari kuantitas, kualitas
lingkungan TNI AL, ada beberapa variabel
dan
sebagai berikut ini:
tersebut maka para implementor perlu
a. Keberhasilan Program
melakukan
tentang
teori
efektivitas
Sebagai Kapal Rumah sakit,
waktu
tercapainya.
suatu
Atas
evaluasi
dasar
terhadap
KRI dr.
program yang dilaksanakan tersebut
Soeharso-990 selalu ikut ambil bagian
apakah sudah dapat mencapai sasaran
dalam kegiatan operasi bhakti Surya
yang dikehendaki.
bhaskara Jaya, pelaksanaan program
b. Keberhasilan Sasaran
pelayanan kesehatan pada Sail Tomini
“Membangun Indonesia dari pinggiran
yang dilaksanakan di Toli-Toli, Poso,
dengan memperkuat daerah-daerah dan
Marore, Boalemo, Parigi dan Bangai
desa dalam kerangka Negara kesatuan”,
dapat memberikan pengobatan gratis
merupakan program pemerintah Jokowi-
kepada 8.876 pasien dengan hasil yang
JK melalui NawaCita. Kebijakan Kapal
cukup baik. (Laplak Satgas SBJ LXIV/2015;
Bantu Rumah Sakit merupakan salah satu
1).
bentuk peran TNI AL yang ditujukan Program yang dilaksanakan saat
ini
bertujuan
untuk
memberikan
pengobatan gratis bagi masyarakat
di
untuk
kepentingan
Nasional
dalam
menerapkan strategi militer. Salah satu bentuk
strategi
militer
tersebut
daerah yang menjadi sasaran pelayanan
diimplementasikan melalui tugas OMSP.
kesehatan, namun sebaliknya program
Sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
tersebut berbenturan dengan program
peruntukannya Kapal Bantu Rumah Sakit
pemerintah
telah menjalankan program pelayanan
tentang
BPJS
manakala
program tersebut dilaksanakan pada
kesehatan
dengan
sasaran-sasaran
daerah yang telah memiliki fasilitas
sebagaimana pada tabel 2 diatas, tentang
kesehatan tingkat I tanpa suatu proses
Tugas dan Sasaran KRI dr. Soeharso Th
rujukan. Seharusnya para pasien dapat
2014-2015. Sasaran yang telah dicapai
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 15
apabila
dihadapkan/
diperbandingkan
efektivitas tersebut tentunya tidak tepat
dengan kebutuhan masyarakat dan luas
bagi organisasi publik seperti TNI, akan
cakupan wilayah masih dianggap kurang.
dikatakan
Penentuan sasaran pada Sail Bahari
timbal
efektif
balik
apabila
antara
hubungan
organisasi
dan
selama ini belum tepat guna, karena
lingkungannya membawa manfaat bagi
dilakukan
masyarakat luas.
Hal tersebut yang
dengan menjaring jumlah masyarakat
menjadikan
ukur
yang
output dalam implementasi Kapal Bantu
dengan
menderita
model
pendataan
sakit/membutuhkan
pengobatan. Seharusnya sasaran lebih berorientasi pada daerah manasaja yang fasilitas
kesehatannya
keberhasilan
Rumah sakit. Artinya tingkat Input yang ditinjau
minim
dari sudut program anggaran dan output
sehingga kehadiran Kapal Bantu Rumah
ditinjau dari realisasi pelaksanaan bila
Sakit
bagi
ditinjau dari fungsi itu sendiri maka yang
dapat
harus menjadi ukuran adalah bagaimana
benar-benar
masyarakat
sangat
tolak
bermanfaat
tersebut
dan
mencegah timbulnya penyakit sejak dini.
keluaran
Sehingga tingkat kesehatan masyarakat
berdampak
lebih
nasional.
terpenuhi
dan
dapat
yang
dihasilkan
besar
Sesuai
dapat
bagi
kepentingan
dengan
keberadaan
mempersiapkan SDM sejak dini sebagai
Kapal Bantu Rumah Sakit dalam strategi
kekuatan nasional, sesuai konsep OMSP
militer domain tugasnya diperuntukan
berdasarkan UU TNI pasal 1 ayat 6
pada operasi militer selain perang (OMSP)
tentang Sistem Pertahanan Negara.
untuk misi kemanusiaan. TNI perlu terjun
c. Tingkat Input dan Output
kelapangan untuk melakukan pendekatan
Dalam menjalankan program kegiatan KRI
kepada masyarakat dengan melakukan
dr. Soeharso-990 dapat melaksanakan
misi kemanusiaan. Sehingga peran Kapal
tugas dengan baik, apabila ditinjau dari
Bantu Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990
pengertian
harus dikedepankan pada fungsi tersebut
implementasi
menurut
Schemerhon John R.Jr (1986;35) bahwa
sesuai
efektivitas
fungsi yang lain.
output
adalah
yang
pencapaian
diukur
dengan
target cara
dengan
asasinya,bukan
untuk
d. Kejelasan Strategi Pencapaian Tujuan
membandingkan output anggaran (OA)
Dalam suatu strategi harus ada kejelasan
atau seharusnya dengan output realisasi
dalam pencapaian tujuan, ada beberapa
atau
variabel
sesungguhnya
(OS).
Ukuran
yang
16 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
mempengaruhi
keberhasilan implementasi yang akan
diimbangi
berdampak
pada
dengan
kemampuan
efektivitas
dalam
operasional Kapal Bantu Rumah Sakit.
antara
lain;
Sesuai tuntutan global maka tuntutan
penyesuaian diri dan ada tidaknya faktor
tugas pada OMSP antara lain: upaya
hambatan.
untuk
pencapaian
tujuan
Perlunya penyesuaian diri, di era
pemberdayaan
pelaksanaan
tugas
masyarakat,
yang
globalisasi mendorong suatu organisasi
dengan
untuk lebih membuka diri pada situasi
kegiatan yang dapat berfungsi dalam
lingkungan
yang
upaya
Organisasi
publik
ada
secara
menciptakan
rakyat,
dan
persatuan
dan
kesatuan bangsa, serta dapat membantu
pemerintah tidak lagi untuk bekerja
dalam mengatasi kesulitan yang terjadi
secara
didaerah.
penyesuaian
jaringan
kerja
dan
lingkungan
Ada tidaknya faktor hambatan,
merupakan sumber kekuatan dan strategi
implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit
bagi suatu organisasi publik. KRI dr.
KRI dr. Soeharso-990 pada OMSP adalah
Soeharso-990
sebagai
sebagai upaya pemerintah melalui TNI AL
Rumah
yang
Sakit
mempunyai
terhadap
hal
pro
ini
sektoral,
dalam
cepat.
kebijakan
bersinergi
dimiliki
tugas
menyelenggarakan
Kapal
TNI
pokok misi
Bantu AL
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
dalam
kesehatan masyarakat di wilayah yang
kemanusiaan.
minim
fasilitas
kesehatan
sulit
Untuk dapat menjalankan fungsinya agar
transpotasi.
optimal harus dapat bekerja sama dengan
kebutuhan masyarakat tersebut, KRI dr.
instansi lain yang berkaitan dengan tugas
Soeharso-990
pokok
yang
tersebut.
masyarakat
Adanya
terhadap
tuntutan pelayanan
Untuk
dan
memiliki
merupakan
menjangkau
keterbatasaan
hambatan
meng-operasionalkan
didalam
sebagai
Kapal
kesehatan yang berstandar global harus
Bantu Rumah Sakit. Pertama.
dapat dicermati dengan cepat oleh para
Untuk
implementor untuk mem-perankan Kapal
Soeharso-990 membutuhkan anggaran
Bantu Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990
yang cukup besar terutama penggunaan
dalam
bahan bakar, sedangkan DIPA TNI AL
memberikan
pelayanannya.
meng-operasionalkan
sebagian
derajad
anggaran kegiatan pembinaan operasi
yang
rendah
di
beberapa kepulauan Indonesia harus
dan
latihan.
diprioritaskan
dr
Luasnya cakupan wilayah dan tingkat kesehatan
besar
KRI
Kedua.
untuk
Untuk
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 17
mengoperasionalkan KRI dr Soeharso-
disimpulkan tingkat efektivitas KRI dr.
990 pada fungsi pelayanan kesehatan
Soeharso-990 pada OMSP sebagaimana
dalam jangka waktu yang lama, TNI AL
pada Tabel 2.
mengalami kesulitan dalam penempatan
Simpulan
tenaga medis dan paramedis di Kapal.
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
Ketiga. Untuk melaksanakan pengobatan
pembahasan yang telah dilakukan, pada
dibutuhkan bekal dan material kesehatan
bagian
dengan anggaran yang besar, untuk
kesimpulan bahwa pemanfaatan fungsi
menunjang kebutuhan tersebut DIPA TNI
KRI
AL yang ada terbatas dan belum dapat
implementasinya sebagai Kapal Bantu
memenuhi
Rumah Sakit dapat dikatakan belum
norma
kebutuhan
ideal.
akhir
dr.
dapat
diambil
suatu
Suharso-990
Keempat. Belum adanya regulasi yang
optimal.
permanen untuk mengatur keterlibatan
implementasi
Kementerian lain dalam perencanaan
Soeharso-990 menunjukan indikator yang
terpadu penyusunan program kegiatan
efektif hal tersebut dapat dilihat sebagai
operasi bhakti pelayanan kesehatan di
berikut:
KRI dr. Soeharso.
Implementasi.
Tingkat Efektivitas Implementasi
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit
Dari hasil capaian tingkat efektivitas,
(BRS) KRI dr. Soeharso masih terdapat
menurut Dwidjowijoto (2004: 179) ada
beberapa
beberapa
yang
sepenuhnya mendukung pemanfaatan
dihasilkan yaitu sebagai berikut: pertama
KRI dr. Soeharso-990 pada OMSP, hal ini
efektif
yang
dapat dilihat dari unsur- unsur yang
mempengaruhi pelayanan terpenuhi dan
mendukung pelaksanaan implementasi
berjalan dengan baik, kedua cukup efektif
yaitu:
jika salah satu faktor yang mempengaruhi
a. Komunikasi
tingkatan
jika
efektivitas
semua
faktor
Belum
dalam
dari
semua aktivitas
faktor-faktor
aspek KRI
yang
dr.
belum
antar
pelayanan ada yang tidak terpenuhi, dan
organisasi/lembaga/kementerian
ketiga tidak efektif jika tidak ada satupun
dalam penyusunan rencana strategis
dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan belum bersinergi
pelayanan terpenuhi. Berdasarkan hasil
dengan
penelitian pada efektivitas implementasi
pelaksanaan
Kapal
dengan baik. Akibatnya sasaran dalam
Bantu
Rumah
Sakit
dapat
baik,
sehingga belum
18 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
sasaran
terkoordinir
Tabel 2 Matrik Tingkat Efektivitas Implementasi Sumber data: Hasil Olahan Peneliti tahun 2016 VARIABEL
TINGKAT
URAIAN
IMPLEMENTASI
EFEKTIVITAS
Masih terdapat Program non-fungsi Cukup Efektif
Program
Kapal
Rumah
Sakit
menyebabkan
minimnya kegiatan Pelayanan Kesehatan (yankes) Masih terdapat sasaran yang belum Cukup Efektif
Kelompok Sasaran
tepat. Beberapa wilayah termasuk kota besar yang memiliki faskes tk.I dan tk.II Hasil capaian target terpenuhi namun Cukup Efektif
Pelaksanaan
belum
dikomunikasikan
dengan
pemerintah daerah untuk perawatan lanjutan.
Perencanaan strategis masing-masing Cukup Efektif
Komunikasi
kementerian
lembaga
tidak
dikomunikasikan dgn lembaga lain yg terkait yankes. Sumber daya
Terbatas alutsista menyebabkan KRI dr. Cukup Efektif Soeharso untuk kegiatan non-fungsi. Belum ada disposisi dari pimpinan untuk Cukup Efektif
Disposisi
menetapkan sebagai Kapal Rumah Sakit Para implementor belum banyak mengambil
langkah
inisiatif
dalam
memperbaiki tujuan dan sasaran. Stuktur Birokrasi
Terstruktur secara baik masing-masing Efektif implementor dapat menjalankan perannya
Input output
dan
Seluruh target tercapai, namun target Cukup Efektif yang dicapai belum membawa dampak
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 19
VARIABEL
TINGKAT
URAIAN
IMPLEMENTASI
EFEKTIVITAS
luas, karena masih banyak masyarakat yang belum tersentuh dalam program yankes KRI dr Soeharso masih mengindikasikan Cukup Efektif
Kejelasan Strategi
sebuah kapal perang, tidak khusus
mencapai
sebagai Kapal Rumah Sakit.
Tujuan
pelayanan
kesehatan
belum
untuk penyusunan sasaran pelayanan
berorientasi pada daerah yang benar-
kesehatan di daerah. Keterbatasan
benar tidak memiliki fasilitas kesehatan
alutsista TNI AL mengakibatkan KRI dr.
dan hanya berorientasi pada upaya
Soeharso-990
memberikan pengobatan gratis saja.
kepentingan lain non-fungsi Rumah
b. Komunikasi
antar
organisasi/lembaga/kementerian
digunakan
untuk
Sakit. d. Disposisi
Pelaksana,
belum
ada
dalam penyusunan rencana strategis
komitmen dan sikap para pelaksana
pelayanan kesehatan belum bersinergi
kebijakan TNI AL untuk menetapkan
dengan
sasaran
KRI dr. Soeharso-990 khusus sebagai
terkoordinir
kapal rumah sakit, sehingga pada
baik,
pelaksanaan
sehingga belum
dengan baik. Akibatnya sasaran dalam pelayanan
kesehatan
kondisi idle capacity termanfaatkan.
belum
e. Struktur Birokrasi. Keterlibatan unsur-
berorientasi pada daerah yang benar-
unsur dalam struktur birokrasi di
benar tidak memiliki fasilitas kesehatan
lingkungan TNI Angkatan Laut dan
dan hanya berorientasi pada upaya
Kemenkes sudah sangat baik, masing-
memberikan pengobatan gratis saja.
masing
c. Sumber Daya yang dimiliki KRI dr. Soeharso
sudah cukup memenuhi
standar sebagai rumah sakit kelas II, namun
belum
didukung
implementor
dapat
menjalankan tugasnya secara baik sesuai
yang
direncanakan
program pelayanan kesehatan.
sumber
informasi data yang dapat digunakan 20 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
dalam
Efektivitas Efektivitas implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) dalam pelayanan kesehatan masih ditemukan
beberapa
hal yang belum tepat guna. Berkaitan dengan
program
masih
terdapat
penggunaan KRI dr Soeharso-990 yang diperuntukan bagi kepentingan angkut material Terdapat
dan pula
operasi
perbatasan.
beberapa
sasaran
pelayanan kesehatan dilaksanakan di kota-kota fasilitas,
yang
memiliki
sebaliknya
kecukupan
masih
banyak
penduduk yang berada di pulau-pulau dengan keterbatasan faskes justru belum dijangkau. Dari hal-hal yang disampaikan tersebut bisa dikatakan bahwa nilai efektivitasnya masih sedang (cukup). Dengan luasnya cakupan wilayah dan banyaknya penduduk dengan tingkat derajad kesehatan rendah di beberapa kepulauan
Indonesia,
diimbangi dengan tingkat
seharusnya efektivitas
operasional Kapal Bantu Rumah Sakit. Daftar Pustaka Buku Abdul Wahab, Solichin. (2008). Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara. Abdurahmat. (2008). Efektifitas Organisasi (edisi pertama). Jakarta: Erlangga. Agustino. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Azhar Kasim. (1989). Pengukuran Efektivitas dalam Organisasi. Jakarta: PAU Ilmu-ilmu Sosial UI. Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan. Campbell, J, P. (1989). Riset Dalam Efektivitas Organisasi (terjemahan Sahat Simamora). Jakarta: Erlangga. Depkes RI. (1990). Perawatan Kesehatan Masyarakat seri A: Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Ditjen Binkesmas. Jakarta. Dunn, William H. (1999). Analisis Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Dunn, William H. (2000). Pengantan Analisis Kebijaksanaan Publik (edisi kedua). Yogyakarta: Gajah Mada University press. Dwidjowijoto, Riant Nugroho. (2004). Komunikasi Pemerintahan, Sebuah Agenda bagi Pemimpin Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Eddy Herjanto. (2003). Manajemen Produksi dan Operasi (edisi Revisi). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Edward III. (1980). Implementasi Public Policy. Washington DC: Congresional Quarter Press. FR David. (2015). Stretegic Management: Concepts and Case (15 th Edition). Pearson. Geneva Convention for the Amelioration of the Condition of the Wounded. (1949). Sick and Shipwrecked Members of Armed Forces at Sea. Gibson, et al. (1994). Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses. (penerjemah P. Joerdan Walid) Cetakan ke 9. Jakarta: Erlangga,
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 21
Hidayat. (1986). Teori Efektifitas dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hidayat. (1986). Definisi Efektifitas. Bandung: Angkasa. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2008a). Manajemen Pemasaran. Jilid 1(edisi12). PT. Indeks. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2008b). Manajemen Pemasaran. Jilid 2, (edisi12). PT. Indeks. Kraska J. (2011). Maritime Power and the Law of the Sea: Expeditionary in Woeld Politics. Oxford: Oxford University Press. Kraska. (2011). Contemporary Maritime Pirary: International Law, Strategy, and Diplomacy at Sea. Santa Barbara: Preager. Lexy J. Moleong. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RK. Lubis, Hari SB dan Huseini, Martani. (1987). Teori Organisasi (Pendekatan Makro). Jakarta: PAU Ilmu-ilmu Sosial UI. Mahan, Alfred T. (1974). The Influence of Sea Power Upon History (Staf Pendidikan dan Latihan TNI AL, Trans). (Original work published c.1889). Jakarta: Seskoal. Martini dan Lubis. (1987). Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia. Mazmanian, Daniel H., & Paul A, Sabatier. (1983). Implementation and Public Policy. New York: Haper Collins. Moleong, L, J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, Muhidin, Syarif. (1992). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.
Nurdin Usman. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nurdin, Usman. (2004). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pangestu, Subagya. (2000). Riset Operasi (edisi pertama). Yogyakarta: BPFE. Pasolong, Harbani. (2007). Teori Administrasi Publik. ALFABETA Patton, M. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods. California: Sage Publications. Purdijatno, TE. (2010). Mengawal Perbatasan Negara Maritim. Grasindo. Razak, Amran. (2010). Politik Kesehatan Gratis, Yogyakarta: Adil Media. Ruhimat, Idin. S. (2010). Efektivitas Implementasi Kebijakan Kesatuan Pengelolaan Hutan di Kabupaten Banjar. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol 7 No 3. Bogor Rustomji dan Sapre. (1990). Manajemen Mutahir (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia, Schermerhorn, John R. (1986). Produktivitas Tenaga Kerja. Jakarta: Perpustakaan Pusat. Sharma, R,A. (1982). Organization Theory and Behavior. Mc New Delhi: GrawHill Publishing Company Limited. Stoner, A F, James. (1982). Manajemen (second edition). penerjemah Erlangga. Jakarta: Erlangga. Subaktio, Ari. (2007). Operasi Barbarossa 1941. Yogyakarta: Adil Media. Sumaryadi, Nyoman. (2005). Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: CV,Citra Utama. Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan NKRI. Jakarta: Dian Pratama. Suryo Sakti H. (2009). Batas Negara Wilayah Indonesia Dimensi, Permasalahan dan Strategi
22 | Jurnal Prodi Strategi dan Kampanye Militer | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Penanganan. Yogyakarta: Gava Media. Syaukani, dkk. (2004). Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tampubolon, P. Manahan. ( 2004). Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia Indonesia. Tangkilisan. (2003). Evaluasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Balairung. Tangkilisan, Nogi Hessel. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wasistiono. (2007). Prospek Pengembangan Desa. Bandung: Fokus Media. Winardi. (1970). Azas-Azas Management. Bandung Winarno, Budi. (2012). Kebijakan Publik. Yogyakarta: CAPS. Winarno, Budi. (2005). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo. Perundangan dan Peraturan UUD 1945 UU RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan UU RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Naskah yang tidak dipublikasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/173/XII tanggal 29 Desember 2011, tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Opspamwiltas,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Sumber Literature lainnya Berita Nusantara Banyuwangi tanggal 12 Januari 2015 Buku Jurnal Olah Gerak KRI dr. Soeharso990 oleh Letkol Laut (P) Ashari Komandan KRI dr. Soeharso tanggal 5 Januari 2016 e.jurnal.kopertis4.or.id,kesehatan_lingku ngan_modul, Suyono dan Budiman e.journal.unesa.ac.id/article/12444/37/articl e.docx (Asnawi Sujud 1990, 151) Harian Kompas tanggal 12 Oktober 2015 Sumber Internet https://www.bps.go.id https://www.depkes.go.id http://www.depkes.go.id, Kementerian Kesehatan dan TNI AL Tanda Tangani MOU Penanganan Bencana, 11 Juni 2010 http://www.depkes.go.id, Program Indonesia Sehat Untuk Atasi Masalah Kesehatan, 3 Februari 2015. http://www.kabarbisnis,25%, Penduduk Miskin tinggal di kawasan pesisir, Online, Jumat 30 Mei 2014. http://www.profil-kesehatan-indonesia2014, Profil Kesehatan Indonesia 2014
Implementasi Kapal Bantu Rumah Sakit KRI Dr. Soeharso 990 … | Fransiskus Sugeng Rianto | 23