PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA EFFECT OF CHARACTERISTICS INFORMATION MANAGEMEN HOSPITALS ON PERFOMANCE MANAGERIAL IN ORTOPEDIC HOSPITAL PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA YEAR 2010
Tri Haryati1, Sri Sugiarsi2, Dwi Linna Suswardany3 Manajemen Informasi Kesehatan FIK UMS, Surakarta 2 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FIK UMS, Surakarta 3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, FIK UMS, Surakarta 1
ABSTRACT Management information system (MIS) aims to provide support in the transaction processing at the operational level and little support at the tactical level planning and management control. MIS has characteristics broadscope, aggregation, integration, timeliness, accuracy, and clarity serve to help pedict the possible consequences of various actions that can be done on perfomance improvement activities in an effective and efficient managers. The study was conducted to determine the effect of information on the perfomance characteristic manajerial. Research type used is analytical descriptive study with cross sectional design. Respondents used in this study is the manager at the Hospital Ortopedic Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. Data analysis consisted of descriptive and analytical analysis. The method used in analyzing the data is linear regression analysis with the help of the program Statistical Package for Social Science (SPSS) version 16.0. Results obtained by analysis of the Sig. F (0.00) < Sig of alpha (0.05). Which means there is an influence together all the characteristics of variable information (broadscope, aggregation, integration, timeliness, accuracy, and clarity) on managerial perfomance. Characteristics influence the information on this research that is equal to 54.70%. Key words: characteristics of information,
management information system, and
managerial perfomance. (timeliness) (Evelyne, 2003). Gordon B.
PENDAHULUAN
Dafis (dalam Sutanta, 2003) menambahkan
Indonesia sehat akan tercapai dengan baik apabila didukung salah satunya oleh
karakteristik
informasi
tersedianya sistem informasi manajemen
berdasarkan
rumah sakit (SIMRS). Informasi yang
kejelasan (clarity).
tersedia sebaiknya memiliki karakteristik
Departemen
ketelitian
ditentukan
(accuracy)
Kesehatan
telah
yaitu memiliki cakupan yang luas dan
mengeluarkan
kebijakan
lengkap (broadscope), disampaikan dalam
pedoman
bagi
bentuk yang lebih ringkas (aggregation),
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
mencerminkan
saling
oleh pemerintah maupun swasta.Peraturan
keterkaitan antara bagian satu dan bagian
Pemerintah yang tertera dalam Undang
lain
Undang nomor 36 tahun 2009 pada Bab XIV
kompleksitas
(integration),
dan
dan
tepat
waktu
97
yang
RI
dan
menjadi
penyelenggaraan
tentang pengelolaan informasi kesehatan
manual belum bisa ditinggalkan sama sekali
harus dibuat.
dalam proses ini karena sering ditemukan
Penyedia
kesehatan,
perbedaan hasil antara data pada MIRSA
khususnya rumah sakit, juga diwajibkan
dan data di pencatatan manual. Para manajer
memiliki
dalam proses perencanaan, pengendalian,
rumah
pelayanan
sistem
sakit
informasi
seperti
manajemen
disebutkan
dalam
dan pengambilan keputusan menggunakan
Undang Undang nomor 44 tahun 2009 (pasal
data pada MIRSA.
52)tentang rumah sakit. Sistem informasi
Hasil survei yang pernah dilakukan
manajemen(SIM) rumah sakit merupakan
olehtheAmerican Institute of Certified Public
salah satu komponen yang penting dalam
Accountants (AICPA)& Lawrence S. Maisel
mewujudkan
mengenai pengukuran kinerja menyatakan
upaya
peningkatan
mutu
kesehatan.
bahwa sebanyak 77% responden menyetujui
Sistem informasi manajemen dengan
bahwa
karakteristik
informasi
yang
karakteristik tersebut pada rumah sakit
berkualitas penting dalam meningkatkan
dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan
kinerja manajerial. Nazaruddin menguji
informasi
mengenai pengaruh antara desentralisasi dan
tertentu
sesuai
dengan
kebutuhan/permasalahan unit-unit organisasi
karakteristik
rumah
untuk
manajerial menunjukkan bahwa informasi
memberikan dukungan berupa pengolahan
yang memiliki karakteristik broadscope,
transaksi pada tingkat operasional dan
tepat waktu (timeliness) memiliki agregasi
sedikit dukungan pada tingkat perencanaan
dan
taktis
manajemen.
terhadap kinerja manajerial (Evelyne 2003).
Semuanya itu berfungsi untuk meningkatkan
Mukhtar (2007), menguji pengaruh manfaat
kinerja manajer pada rumah sakit. Salah satu
terhadap
kinerja manajer pada rumah sakit dapat
berpengaruh signifikan dengan koefisien
dilihat dari kemampuan manajer dalam
nilai
memanfaatkan informasi yang ada untuk
menyarankan
melayani kebutuhan-kebutuhan informasi
mempromosikan
dalam memberikan dukungan pada proses
program
perencanaan, pengendalian dan pengambilan
efektivitas manajemen dan meningkatkan
keputusan (Sutanta, 2003).
mutu pelayanan.
sakit.
serta
SIM
bertujuan
pengendalian
informasi
terintegrasi
berpengaruh
penggunaan
sebesar
terhadap
aktual
kinerja
signifikan
SIM
dan
3.161,
Mukhtar
(2007)
agar
manajer
perlu
SIMRS
unggulan
guna
sebagai
suatu
meningkatkan
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa aplikasi MIRSA yang digunakan di
Kajian Pustaka
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
A. Karakteristik Informasi
Surakarta masih dalam tahap transisi, yaitu penggunaan
aplikasi
tersebut
Avison dan Fitzgerald (dalam Laksmi
masih
dkk,
didukung dengan laporan manual. Sistem
2008)
mengartikan
informasi
merupakan data yang diolah dalam bentuk
98
tertentu untuk keperluan tertentu. Informasi
waktu,
adalah data yang telah diolah dan dianalisis
keluwesan/fleksibiliti,
secara formal, dengan cara yang benar dan
tidak ada prasangka dan dapat diukur.
secara
efektif,
sehingga
(clarity),
dapat
dibuktikan;
bisa
Kriteria umum mengenai karakteristik
dan
informasi yang baik menurut Wilkinson
Sabarguna,
(dalam Evelyne, 2003) adalah quantifiability,
2004). Informasi yang baik memiliki ciri,
accuracy, aggregation, timeliness. Tidak
karakter dan nilai, karena salah satu fungsi
terdapat
dari informasi adalah mempunyai makna
karakteristik informasi yang baik. Evelyne
dalam rangka mengurangi ketidakpastian
(2003) dalam penelitiannya menunjukkan
dan merupakan sesuatu yang mempunyai
bahwa karakteristik informasi yang baik
nilai yang signifikan dalam organisasi.
menurut
bermanfaat
dalam
manajemen
(Austin
Ciri-ciri
dari
hasilnya
kejelasan
operasional dalam
informasi
yang
baik
indikator
persepsi
pastimengenai
manajemen
yaitu
broadscope, aggregation, integration dan
menurut Sabarguna (2008) adalah bukan
timeliness.
data,
B. Sistem Informasi Manajemen Rumah
relevan,
sensitive,
unbiased,
comprehensive, timely, action – orientated,
Sakit
uniform
Sistem
(for
perfomance
comparative
target
dan
purpose),
cost
effective.
informasi
yang
menurut
bersama-sama
dkk.
(2008)
dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem
Kriteria umum mengenai karakter informasi Laksmi
manajemen
adalah:
saling
berhubungan, dan
membentuk
satu
berinteraksi
dan
Ketidakpastian, Pengetahuan, Ambiguitas,
kesatuan,
Indeterminasi
Ridanden:
bekerjasama antara bagian satu dengan yang
informasi yang tidak penting dan ikut
lainnya dengan cara-cara tertentu untuk
terbawa, dan Sistem yang bergantung:
melakukan
informasi harus disebarkan dengan medium/
menerima masukan (input) berupa data-data,
perantara.
kemudian mengolahnya (processing), dan
(tidak
pasti),
Gordon B. Dafis (dalam Sutanta, 2003),
saling
berkumpul
fungsi
menghasilkan
pengolahan
keluaran
(output)
data,
berupa
menyatakan bahwa nilai informasi dikatakan
informasi sebagai dasar bagi pengambilan
sempurna
antara
keputusan yang berguna dan mempunyai
kebijakan optimal tanpa informasi yang
nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya
sempurna
baik pada saat itu maupun di masa
apabila
perbedaan
dan
kebijakan
optimal
menggunakan informasi yang sempurna
mendatang,
dapat
dinyatakan
Nilai
operasional,
berdasarkan
pada
organisasi, dengan memanfaatkan berbagai
kemudahan dalam memperoleh, cakupan
sumber daya yang ada dan tersedia bagi
yang luas dan lengkap, ketelitian (accuracy),
fungsi
kecocokan dengan pengguna, ketepatan
(Sutanta, 2003).
ditentukan
99
manajerial,
tersebut
guna
dan
kegiatan
jelas.
informasi
dengan
mendukung
mencapai
strategis
tujuan
McLeod dan Schell (2008) menyebutkan bahwa,
sistem
informasi
kulminasi dari tiga segmen yang saling
manajemen
berkaitan, yakni keterampilan, upaya, dan
dikembangkan untuk memberikan dukungan
sifat keadaan eksternal.Hasil yang dicapai
kepada kelompok-kelompok besar manajer
menunjukkan efektivitas perilaku kerja yang
sebagai sistem pendukung pengambilan
bersangkutan. Kinerja manajerial menurut
keputusan. Selain itu, sistem informasi
Stoner
manajemen tidak hanya berperan sebagai
ukuran seberapa efektif dan efisien manajer
pendukung pengambilan keputusan, namun
telah
juga berperan untuk melakukan perencanaan
organisasi. Manajer yang memiliki informasi
strategis dan pengendalian untuk mencapai
dengan
keputusan tersebut (Sutanta, 2003).
mampu untuk membuat perencanaan yang
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
karakteristik
mencapai
tertentu
tujuan
umumnya
Manajemen kinerja adalah suatu proses
dan
terus menerus seperti dikemukakan oleh
penyimpulan informasi yang dibutuhkan
Sluyter (dalam Wirjana, 2007) dalam arti
untuk kegiatan rumah sakit (Sabarguna,
secara kontinu memperbaiki kemampuan
2008). Peraturan Pemerintah yang tertera
secara organisasi untuk merespon kebutuhan
dalam Undang Undang nomor 44 tahun
konsumen
2009 (pasal 52 ayat 1)tentang setiap rumah
administratif, seperti: promosi, transfer,
sakit wajib melakukan pencatatan dan
demosi, keputusan kompensasi jasa. Tujuan
pelaporan
kegiatan
penelitian
misalnya
penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk
informasi
guna
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
seleksi dan evaluasi.
tentang
Direktorat
analisis
untuk
adalah
ditetapkan.
dengan pengumpulan data, pengolahan data, informasi,
bekerja
Evelyne, 2003),
lebih baik dan mencapai target yang telah
merupakan suatu tatanan yang berurusan
penyajian
(dalam
semua
Jenderal
Medikmengeluarkan
Bina
Pelayanan
kebijakan
secara
Ukuran
yang
efektif.
untuk
Tujuan
memberikan
mengevaluasi
yang
mengevaluasi
prosedur
digunakan
kinerja
untuk
manajemen
menjadi pedoman bagi penyelenggaraan
berdasarkan tiga macam proses manajemen
sistem informasi manajemen yaitu pada
yang dilakukan oleh para manajer (Sutanta,
Kebijakan Ditjen Bina Pelayanan Medik
2003), yang meliputi:
tahun
2009
point
12
adalah:
1. Proses perencanaan;
Mengembangkan SIMRS sampai Rumah
2. Proses
pengendalian
(meliputi:
Sakit Kabupaten/Kota dengan menggunakan
pengorganisasian, penggerakan, dan
website Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
koordinasi);
Medik.
3.
Analisis terhadap kinerja terjadi ketika
C. Kinerja Manajerial Snell dan Wexley (dalam Idrus, 2008) menyatakan
bahwa
kinerja
Pengambilan keputusan.
tugas-tugas yang dijalankan tidak mencapai
merupakan
sasaran (Fatta, 2007). Analisis kinerja dapat
100
dilihat dari kerangka kerja PIECES yaitu P: kebutuhan
untuk
performance/kinerja;I:
6. Terdapat
mengembangkan Kebutuhan
pengaruh
informasi
clarity
karakteristik
terhadap
kinerja
untuk
manajerial di Rumah Sakit Ortopedi
mengembangkan information;E: Kebutuhan
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun
untuk
2010;
mengembangkan
Kebutuhan
untuk
control/keamanan;E:
economy;C: mengembangkan
Kebutuhan
7. Terdapat
untuk
informasi
pengaruh
karakteristik
broadscope,
aggregation,
mengembangkan efficiency;S: Kebutuhan
integration, timeliness,accuracy, dan
untuk mengembangkan service/pelayanan.
clarityterhadap
kinerja
manajerialdi
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2010.
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian
dan
landasan
teori,
dapat
METODE
dikemukakan hipotesis penelitian yaitu: 1. Terdapat
Jenis
penelitian
adalah
penelitian
karakteristik
deskriptif
analitik.
informasi broadscopeterhadap kinerja
penelitian
ini
manajerialdi Rumah Sakit Ortopedi Prof.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2010;
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
2. Terdapat
pengaruh
pengaruh
karakteristik
Rancangan
adalah
dalam
crosssectional.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret
informasi aggregation terhadap kinerja
2010.Populasi
manajerialdi Rumah Sakit Ortopedi Prof.
penelitian ini adalah seluruh manajer di
Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2010;
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
3. Terdapat informasi
pengaruh
karakteristik
integrationterhadap
manajer fungsional. Besar
karakteristik
sampel
dihitung
berdasarkan
rumus dari Sastroasmoro (2008) yaitu:
informasi timeliness terhadap kinerja
=
manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun
( − 1)
(1 − ) + (1 − )
Jadi besar sampel dalam penelitian ini:
2010; 5. Terdapat
dalam
terdiri dari 22 manajer struktural dan 28
Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2010; pengaruh
digunakan
Surakarta dengan total 50 manajer yang
kinerja
manajerial di RumahSakit Ortopedi Prof.
4. Terdapat
yang
pengaruh
karakteristik
informasi accuracy terhadap kinerja
=
manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2010;
101
50(1.96) × 0.53(1 − 0.53)
(50 − 1)0.05 + 1.96 × 0.53(1 − 0.53) = 40 responden
Penentuan sampel pada penelitian ini
Analisis Data
berdasarkan teknik penarikan sampel acak
A. Analisis deskriptif
sederhana (simple random sampling).
Analisis deskriptif
Variabel bebas: karakteristik informasi
teknik
untuk
merupakan
suatu
mendiskripsikan
atau
yaitu broadscope, agreggation, integration,
memaparkan gejala hasil penelitian. Analisis
timeliness, accuracy, dan clarity. Variable
ini
terikat yaitu kinerja manajerial. Teknik
danpersentase
pengumpulan
data
dilakukan
informasi dan kinerja manajerialdi Rumah
padapenelitian
ini
menggunakan
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
yang yaitu
bertujuan
mengetahui variabel
jumlah,
karakteristik
kuesioner.
Surakarta.
1. Uji Validitas
B. Analisis Regresi Linear Berganda.
Uji
validitas
menggunakan
dalam
rumus
penelitian
ini
Analisis regesi merupakan suatu tehnik
“productmoment”
untuk
menentukan
ketergantungan
satu
(r)dengan program Statistical Package for
variabel dependent dengan satu atau lebih
Social Science (SPSS) versi 16.0. Adapun
variabel independent. Adapun
persamaan empirik Product Moment adalah:
persamaan
empirik
Regresi
Linear Berganda adalah: =
(∑
,
− (∑ ) ] − [ ∑
[ ∑
=
) − (∑ )(∑ )
− (∑ ) ]
Syarat
Peneliti menggunakan taraf signifikan
harus
dengan r tabel 0.361.
menggunakan
Alpha
apakah
16.0. Adapun persamaan empirik Alpha
berskala
interval
dan
di
uji
+∑
regresi,
variabel
dikatakan
statistik menjadi tidak valid. Uji normalitas
)]
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov–Smirnov (K-S). Kriteria
reliabel
ujinya adalah bila nilaiZhitung >nilai Ztabel
apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Djemari
model
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
[1 − (∑
instrumen
dalam
pengganggu atau residual memiliki distribusi
Cronbach’s test adalah:
2008)kuesioner
dalam
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Package for Social Science (SPSS) versi
Menurut
dipenuhi
+
1. Uji Normalitas Data
Cronbach’s test dengan program Statistical
Suatu
harus
+
+
yang harus dipenuhi yaitu:
reliabilitas
−1
yang
+
+
persyaratan/asumsi. Uji persyaratan/asumsi
2. Uji Reliabilitas
=
+
analisis regresi linear berganda yaitu data
5% (correlation is significant at the 0.5)
Uji
+
(1,96) maka Ho diterima yang berarti data
(dalamRiwidikdo,
dikatakan
reliabel
residual berdistribusi normal (Riwidikdo,
jika
2008).
memiliki nilai alpha minimal 0.7.
102
Pengujian
normal
probability
dapat
variance inflation faktor (VIF), Jika nilai
dilihat pada output gambar normal p-p plot
VIF di atas 10 maka dikatakan terdapat
of regression standarized residual. Menurut
korelasi antar variabel independen atau
Priyatno (2009), jika data menyebar di
terdapat multikolinieritas (korelasi yang
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
besar antar variabel bebas).
diagonal, maka model regresi memenuhi
Hasil
asumsi normalitas.
persamaan
regresi
tersebut
kemudian dianalisis dengan menggunakan beberapa uji, diantaranya adalah:
2. UjiAutokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana
1. Uji Bivariat
terjadinya korelasi dari residual untuk
Uji bivariat dengan menggunakan uji
pengamatan yang lain yang disusun menurut
t. Uji t diperlukan untuk mengetahui
runtun waktu (dampak yang diakibatkan
pengaruh masing-masing variabel bebas
yaitu
terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan
varian
sampel
tidak
dapat
menggambarkan varian populasinya). Uji
dengan
autokorelasi digunakan dalam penelitian ini
dengan ttabel. Kriteria ujinya adalah
adalah Uji Durbin Watson. Kriteria ujinya
apabila
adalah nilai uji statistik Durbin Watson
perhitungannya
terletak diantara DU dan 4 – DU berarti
dibandingkan nilai t tabel atau sig t <
autokorelasi
0,05
negatif
dan
fungsi
linier
(Priyatno, 2009).
membandingkan
nilai
maka
signifikansi
statistik
t
thitung hitung
lebih
Ho yang
ditolak.
tinggi
Tingkat
digunakan
dalam
penelitian ini adalah 5%. (Santoso,
3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
nilai
adalah
keadaan
2000);
dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari
2. Uji Multivariat
residual pada model regresi (Priyatno,
Uji multivariat dengan menggunakan
2009). Untuk mendeteksi ada tidaknya
uji F. Uji Fdiperlukan untuk mengetahui
heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-
pengaruh dari semua variabel bebas
titik pada scatterplotsregression. Jika titik-
secara bersama-sama terhadap variabel
titik menyebar dengan pola yang tidak jelas
terikat. Kriteria uji F adalah bila nilai
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
Fhitung> Ftabel atau sig F < 0,05 maka Ho
maka
masalah
ditolak artinya variabel bebas secara
heteroskedastisitas. Pada penelitian ini data
bersama-sama berpengaruh signifikan
menunjukkan nilai heteroskedastisitas.
terhadap varibel terikat (Santoso, 2000);
tidak
terjadi
3. Uji Koefisien determinasi (R2)
4. Uji Multikolinieritas Uji
independensi
digunakan
untuk
Uji
Koefisien
determinasi
(R2)
melihat apakah model regresi ditemukan
digunakan untuk mengetahui seberapa
adanya
besar prosentase sumbangan pengaruh
korelasi
antar
variabel
(independen). Hal ini dapat
bebas
dilihat dari
variabel independen secara
103
bersama
terhadap variabel dependen. Menurut
b. UjiAutokorelasi
Priyatno (2009) nilai yang digunakan
Tabel 7. Uji Durbin-Watson
adalah Adjusted R Square.
HASIL
Durbin
Nilai
Watson
DL
2,225
1,230
Nilai DU
1,785
1. Uji Asumsi Nilai d (Durbin Watson) diketahui
a. Uji Normalitas Data Uji dalam
normalitas
yang
penelitian
ini
sebesar 2,225 maka tidak ada kesimpulan
digunakan adalah
karena terletak pada daerah dL < d < dU.
uji
c. Uji Heteroskedastisitas
Kolmogorov–Smirnov (K-S). Kriteria
Pola
ujinya adalah bila nilaiZhitung >nilai Ztabel
titik-titik
pada
scatterplots
(1,96) maka Ho diterima yang berarti
regression menyebar dengan pola yang
data
tidak jelas di atas dan di bawah angka 0
residual
berdistribusi
normal
pada sumbu Y maka tidak terjadi
(Riwidikdo, 2008).
masalah heteroskedastisitas. Tabel 6. Uji Normalitas Variabel
Significan
Penelitian
cy (Zhitung)
Broadscope
1,125
d. Uji Multikolinieritas Ket.
Tabel 8. Uji Multikolinieritas
Normal
Aggregation
1,223
Normal
Integration
1,559
Normal
Timeliness
1,143
Normal
Accuracy
1,143
Normal
Clarity
1,467
Normal
Collinearity
Variabel
Ket.
Statistics
Bebas
Tolerance
Broadscope
0,495
VIF 2,020
Multikoli nieritas
Aggregation
0,258
3,876
Multikoli nieritas
Integration
0,412
2,429
Multikoli nieritas
Kinerja
1,175
Normal
Timeliness
0,350
2,860
Manajerial
nieritas 0,365
Accuracy
2,742
Untuk pengujian normal probability
plot
of
regression
Multikoli nieritas
dapat dilihat pada output gambar normal p-p
Multikoli
0,465
Clarity
2,193
Multikoli
standarized
nieritas
residual. Data pada gambar menyebar di
Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
bahwa nilai Tolerance dari keenam
diagonal, maka model regresi memenuhi
variabel independen lebih dari 0,1 dan
asumsi normalitas.
VIF
104
kurang
dari
10,
jadi
dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi
Berdasarkan analisis uji F diperoleh
tidak terjadi masalah multikolinearitas.
nilai Sig. 0.00 ( < α : 0,05). Berarti
2. Uji Bivariat
secara bersama-sama semua variabel
Tabel 9. Analisis Uji t
karakteristik
informasi
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial. Variabel
Significancy
Alpha
Ket.
4. Koefisien Determinan (R2)
Bebas
Adjusted R Square = 0,547artinya Broadscope
0,027
0,05 Signifikan
Aggregation
0,761
0,05
bahwa variabel karakteristik informasi (broadscope, agreggation, integration,
Tidak
timeliness,
Signifikan
accuracy,
dan
clarity)
berpengaruh terhadap kinerja manajerial Integration
0,515
0,05
sebesar
Tidak
54,70%
sedangkan
sisanya
45.30% dipengaruhi oleh variabel lain di
Signifikan
luar penelitian. Timeliness
0,284
0,05
Tidak
5. Persamaan Regresi
Signifikan Accuracy
0,812
0,05
Tabel 8. Uji Koefisien Regresi Variabel
Tidak Signifikan
Clarity
0,004
a. Variabel tingkat
0,05 Signifikan
broadscopemempunyai signifikan
0,027.
Berarti
signifikan
R Square
0,616
0,547
dapat
regresi
dinyatakan
regresi
Konstanta
linear sebagai
tersebut
dapat
sebesar
25,854
menyatakan bahwa dengan adanya karakteristik
Tabel 10 . Analisis Uji F
Square
garis
a. Konstanta = 25,854
kinerja
3. Uji Multivariat
Adjusted
1,990
diinterpretasikan sebagai berikut :
manajerial.
R
Clarity (X2)
Model
berpengaruh
terhadap
1,356
Y = 25,854 + 1,356 X1 + 1,990 X2
signifikan 0,004. Berarti karakteristik
signifikan
Broadscope (X1)
berikut:
b. Variabel clarity mempunyai tingkat
clarity
25,854
berganda
terhadap
kinerja manajerial.
informasi
Constant
Persamaan
karakteristik informasi broadscope berpengaruh
Koefisien Regresi
informasi
broadscope, F
Sig. F.
8,835
0,000
yaitu
agreggation,
integration, timeliness, accuracy, dan
clarity,
maka
manajerialmeningkat 25,854.
105
kinerja sebesar
b. b1 = 1,356
luas. Evelyne (2003) dalam penelitiannya
Kenaikan
pada
menyatakan bahwa karakteristik informasi
informasi
broadscope memiliki pengaruh terhadap
variabel
kinerja manajerial yang diukur dengan
lainnya bersifat tetap maka kinerja
kiprah manajer di luar perusahaan. Robbins
manajerialmeningkat sebesar1,356.
dan Hellriegel (dalam Evelyne,
variabel
satu
satuan
karakteristik
broadscopesedangkan
c. b2 = 1,990
menyatakan bahwa manajer dalam mewakili
Kenaikan variabel
2003)
satu
satuan
karakteristik
pada
perusahaan perlu melengkapi diri dengan
informasi
informasi
dan
pengetahuan
yang
luas
claritysedangkan variabel lainnya
mengenai situasi perusahaan. Kebutuhan
bersifat
kinerja
informasi ini dimaksud untuk melengkapi
sebesar
manajer dalam menghadapi kopleksnya
tetap
maka
manajerialmeningkat 1,990.
tugas dan tanggung jawab. Keadaan ini akan tercipta dengan baik, bila sistem informasi manajemen tidak masuk kategori tidak baik
PEMBAHASAN A. Pengaruh
karakteristik
broadscopeterhadap
sebesar 30% dan kategori sangat tidak baik
informasi
15%
kinerja
karakteristik
statistik
antara
Dr. R. Soeharso Surakarta.
variabel
B. Pengaruh
karakteristik informasi broadscope dengan kinerja manajerial menunjukkan adanya
aggregation
pengaruh secara parsial (nilai p = 0,027),
manajerial
sehingga Ho ditolak maka terdapat pengaruh
Analisis
antara
informasi
broadscope di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
manajerial Analisis
pada
variabel
karakteristik
karakteristik
informasi
terhadap
kinerja
statistik
antara
variabel
karakteristik informasi aggregation dengan
informasi
broadscope dengan kinerja manajerial di
kinerja
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
adanya pengaruh secara parsial (nilai p =
Surakarta. Pengaruh antara kedua variabel
0,761). Sehingga Ho diterima maka tidak
menghasilkan angka positif maka pengaruh
terdapat
kedua variabel bersifat searah yaitu jika
karakteristik informasi aggregation dengan
variabel
informasi
kinerja manajerial di Rumah Sakit Ortopedi
broadscopemeningkat maka variabel kinerja
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hasil
manajerial akan meningkat pula.
penelitian ini sejalan dengan penelitian
karakteristik
Evelyne
Hasil penelitian ini sejalan dengan
manajerial
menunjukkan
pengaruh
(2003),
antara
bahwa
variabel
karakteristik
penelitian Laksmana dan Muslichah (2002),
informasi
bahwa semakin tinggi saling ketergantungan
pengaruh secara parsial terhadap kinerja
terhadap kinerja manajerial, maka semakin
manajerial. Manajer dalam meningkatkan
dibutuhkan informasi dalam lingkup yang
kinerja tidak dipengaruhi oleh karakteristik
106
aggregation
tidak
tidak
memiliki
informasi
aggregation
(informasi
yang
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hasil
disampaikan dalam bentuk lebih ringkas,
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
tetapi tetap mencakup hal-hal penting).
Evelyne
Tidak adanya pengaruh secara parsial
(2003),
bahwa
manajer
membutuhkan informasi yang terintegrasi
antara karakteristik informasi aggregation
dalam
terhadap kinerja manajerial di Rumah Sakit
Kinerja manajerial diukur dari fungsi-fungsi
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
organisasi
bisa disebabkan karena kategori informasi
strategis, proses pengendalian, dan proses
yang ringkas dan bentuk tampilan informasi,
pengambilan keputusan.
atau yang lebih dikenal dengan informasi yang
memperhatikan
bentuk
melaksanakan
seperti
fungsi
organisasi.
proses
perencanaan
Menurut Evelyne (2003) informasi yang
kebijakan
terintegrasi dibutuhkan pada saat manajer
formal pada tiap-tiap subbagian organisasi
membuat perencanaan, karena perencanaan
berbeda-beda,
yang dibuat akan berpengaruh pada unit-unit
sehingga
karakteristik
informasi aggregation tidak bisa secara
lain.
parsial mempengaruhi kinerja manajerial
informasi integration yang tidak seimbang
pada seluruh subbagian organisasi. Hal ini
menjadi penyebab berbedanya penelitian ini
bisa
dengan
menjelaskan
adanya
distribusi
Adanya
distribusi
penelitian
karakteristik
Evelyne,
sehingga
karakteristik informasi aggregation yang
karakteristik informasi integration tidak bisa
tidak seimbang, ada beberapa subbagian
secara
yang
manajerial
sudah
menganggap
karakteristik
parsial
mempengaruhi
pada
seluruh
kinerja subbagian
informasi aggregation sudah baik dan bisa
organisasi. Ada beberapa subbagian yang
meningkatkan kinerja, namun ada juga
sudah menganggap karakteristik informasi
beberapa
integration
subbagian
yang
menganggap
sudah
baik
dan
bisa
karakteristik informasi aggregation belum
meningkatkan kinerja, namun ada juga
baik namun tidak mempengaruhi kinerja
beberapa
manajerial.
karakteristik informasi integration belum
C. Pengaruh
karakteristik
D. Pengaruh statistik
antara
variabel
manajerial
menunjukkan
karakteristik
informasi
timeliness terhadap kinerja manajerial
karakteristik informasi integration dengan kinerja
menganggap
manajerial.
kinerja
manajerial Analisis
yang
baik namun tidak mempengaruhi kinerja
informasi
integrationterhadap
subbagian
Analisis
tidak
statistik
antara
variabel
karakteristik informasi timeliness dengan
adanya pengaruh secara parsial (nilai p =
kinerja
0,515), sehingga Ho diterima maka tidak
adanya pengaruh secara parsial (nilai p = 0,
terdapat
284), sehingga Ho diterima maka tidak
pengaruh
antara
variabel
manajerial
antara
tidak
karakteristik informasi integration dengan
terdapat
kinerja manajerial di Rumah Sakit Ortopedi
karakteristik informasi timeliness dengan
107
pengaruh
menunjukkan
variabel
kinerja manajerial di Rumah Sakit Ortopedi
terdapat
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hasil
karakteristik informasi accuracy dengan
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
kinerja manajerial di Rumah Sakit Ortopedi
Evelyne
manajer
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hasil
membutuhkan informasi yang tepat waktu
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
dalam
McLeod (1994) dan Wilkinson (1999) dalam
(2003),
bahwa
melaksanakan
fungsi
organisasi.
pengaruh
Informasi yang tepat waktu dibutuhkan
Widarsono
untuk melihat sejauh mana fungsi-fungsi
membutuhkan
organisasi telah berjalan, sehingga pada
accuracy(akurat)
waktu pengambilan keputusan dapat lebih
kinerja manajerial.
terarah.
antara
(2007),
variabel
bahwa
manajer
informasi dalam
yang
meningkatkan
Menurut peneliti tidak adanya pengaruh
Menurut peneliti tidak adanya pengaruh
secara parsial antara karakteristik informasi
secara parsial antara karakteristik informasi
accuracy terhadap kinerja manajerial di
timeliness terhadap kinerja manajerial di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R.
Surakarta bisa disebabkan karena sumber
Soeharso Surakarta bisa disebabkan karena
data dan cara pengolahan validitas data antar
manajer memiliki batasan waktu tersendiri
subbagian berbeda, sehingga penentuan
yang bisa ditolelir. Sehingga karakteristik
akurat dan tidak akuratnya data pada
informasi timeliness tidak bisa secara parsial
subbagian juga berbeda. Hal ini bisa
mempengaruhi
pada
menjelaskan adanya distribusi karakteristik
seluruh subbagian organisasi. Hal ini bisa
informasi accuracy yang tidak seimbang,
menjelaskan adanya distribusi karakteristik
ada
informasi timelinessyang tidak seimbang,
menganggap
ada
sudah
accuracy sudah baik dan bisa meningkatkan
informasi
kinerja, namun ada juga beberapa subbagian
timelinesssudah baik dan bisa meningkatkan
yang menganggap karakteristik informasi
kinerja, namun ada juga beberapa subbagian
accuracy
yang menganggap karakteristik informasi
mempengaruhi kinerja manajerial.
timeliness
F. Pengaruh
beberapa
menganggap
kinerja
manajerial
subbagian
yang
karakteristik
belum
baik
namun
tidak
mempengaruhi kinerja manajerial. E. Pengaruh
karakteristik
beberapa
subbagian
yang
karakteristik
belum
baik
informasi
namun
karakteristik
sudah
tidak
informasi
clarity terhadap kinerja manajerial Analisis
informasi
statistik
karakteristik
Analisis
variabel
kinerja manajerial menunjukkan adanya
karakteristik informasi accuracy dengan
pengaruh secara parsial (nilai p = 0,004),
kinerja
sehingga Ho ditolak maka terdapat pengaruh
manajerial
antara
menunjukkan
tidak
karakteristik
dengan
adanya pengaruh secara parsial (nilai p =
antara
0,812), sehingga Ho diterima maka tidak
clarity dengan kinerja manajerial di Rumah
108
variabel
clarity
variabel
accuracy terhadap kinerja manajerial statistik
informasi
antara
informasi
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
ditolak maka terdapat pengaruh antara
Surakarta. Pengaruh antara kedua variabel
variabel karakteristik informasi (broadscope,
menghasilkan angka positif maka pengaruh
aggregation,
kedua variabel bersifat searah yaitu jika
accuracy dan clarity) terhadap kinerja
variabel
manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
karakteristik
informasi
clarity
meningkat maka variabel kinerja manajerial
integration,
timeliness,
Dr. R. Soeharso Surakarta.
akan meningkat pula.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Warren dan Fees (1992) dalam Widarsono
penelitian Warren dan Fees (1992) dalam
(2007) menyebutkan bahwa informasi yang
Widarsono
baik adalah relevance, timeliness, accuracy
(2007),
bahwa
salah
satu
karakteristik informasi yang baik adalah
dan
clarity. Informasi yang baik dan berkualitas
Widarsono (2007) juga menyebutkan bahwa
akan
manajerial,
informasi bermanfaat jika informasi tersebut
fungsi-fungsi
bersifat accuracy, timely, relevant dan
meningkatkan
karena
dapat
kinerja
mendukung
clarity.
McLeod
organisasi. Adanya pengaruh secara parsial
complete.
Wilkinson
antara
Widarsono
(2007)
karakteristik
informasi
clarity
(1994)
dalam
(1999)
dalam
memperkuat
hasil
terhadap kinerja manajerial di Rumah Sakit
penelitian sebelumnya dengan menyebutkan
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
karakteristik informasi yang baik adalah
tidak terlepas dari dibutuhkannya kejelasan
quantifiability, accuracy, aggregation dan
informasi yang dipengaruhi oleh bentuk dan
timeliness.
format informasi pada tiap subbagian.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
Keadaan ini akan tercipta dengan baik, bila
penelitian Evelyne (2003), yang menyatakan
sistem informasi manajemen tidak masuk
bahwa
kategori tidak baik sebesar 20% dan kategori
pengujian yang dilakukan menunjukkan
sangat tidak baik 15% pada karakteristik
bahwa
informasi clarity di Rumah Sakit Ortopedi
dengan keempat karakteristik informasi yang
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
terdiri
G. Pengaruh
karakteristik
secara
kinerja
dari
integration,
informasi
manajerial
broadscope, dan
broadscope, aggregation, integration,
meningkatkan
timeliness,accuracy,
perencanaan,
dan
keseluruhan
hasil-hasil
berhubungan
aggregation,
timeliness.
kinerjanya proses
Manajer
dalam
proses
pengendalian
dan
clarityterhadap kinerja manajerial
proses pengambilan keputusan tidak terlepas
Berdasarkan
dari informasi yang baik dan berkualitas.
analisis
statistik
antara
variabel karakteristik informasi (broadscope,
Pengaruh
karakteristik
aggregation,
penelitian
ini
accuracy
dan
integration,
timeliness,
clarity)terhadap
yaitu
informasi sebesar
pada
54,70%.
kinerja
Pengaruh karakteristik informasi yang cukup
manajerial menunjukkan adanya pengaruh
tinggi menyebabkan kinerja sistem informasi
secara linear (nilai p = 0,000), sehingga Ho
manajemen di Rumah Sakit Ortopedi Prof.
109
Dr. R. Soeharso Surakarta lebih tinggi, Hal
3. Terdapat pengaruh secara signifikan
ini dilakukan agar menghasilkan informasi
antara
yang memenuhi karakteristik broadscope,
broadscope,
aggregation,
timeliness,
integration, timeliness, accuracy dan
accuracy dan clarity dalam menciptakan
clarity secara bersama-sama terhadap
kinerja manajerial yang baik.
kinerja manajerialdi Rumah Sakit
H. Keterbatasan Penelitian
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
integration,
Penelitian
ini
tidak
terlepas
dari
dan
penelitian
pengembangan
berikutnya.
informasi aggregation,
Surakarta (p value = 0,000).
keterbatasan-keterbatasan yang memerlukan perbaikan
karakteristik
B. Saran
dalam
1. Bagi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr.
Keterbatasan
R. Soeharso Surakarta
penelitian yaitu manajer yang digunakan
Karakteristik informasi aggregation,
sebagai
level
integration, timeliness, dan accuracy
manajerialnya dan SIM RS diteliti secara
pada pengujian analisis statistik tidak
keseluruhan sehingga sifatnya masih bersifat
mempengaruhi
luas.
Sebaiknya pihak rumah sakit tetap
sampel
tidak
dibedakan
kinerja
manajerial.
mengevaluasi
pelaksanaan
KESIMPULAN DAN SARAN
selama
ini
dengan
A. Kesimpulan
mempertimbangkan
karakteristik
informasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka
diperoleh
tersebut
untuk
SIM
lebih
meningkatkan kinerja manajerial, hal
kesimpulan
ini dikarenakan secara bersama-sama
sebagai berikut:
karakteristik
1. Terdapat pengaruh secara signifikan
tersebut
berpengaruh
secara signifikan.
antara karakteristik broadscope (p
2. Bagi
value = 0,027) dan clarity (p value =
Manajer
di
Rumah
Sakit
0,004)terhadap kinerja manajerial di
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Surakarta
Soeharso Surakarta;
a. Membuat standar bersama dalam
2. Tidak
terdapat
signifikan aggregation
pengaruh
antara (p
0,761),integration
(p
menginterpretasikan
secara
informasi,
karakteristik
sehingga
value
=
dihasilkan tiap subbagian uniform
=
(seragam)
value
informasi
dan
menghindari
0,515),timeliness (p value = 0, 284),
beragam
dan accuracy (p value = 0,812)
menginterpretasikan informasi;
terhadap kinerja manajerial di Rumah
b. Memilih satu staf yang khusus
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
untuk melakukan koreksi data
Surakarta;
secara
110
cara
yang
berkala
dalam
dengan
membandingkan
data
pada
1. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pencatatan manual dan data pada
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
komputer
Jakarta: Rineka Cipta.
agar
tidak
terdapat
perbedaan data; c. Memilih satu staff yang khusus
2. Direktorat
Jendral
Bina
Pelayanan
untuk mengevaluasi secara terus
Medik. 2009. Kebijakan Ditjen Bina
menerus dan tidak hanya melihat
Pelayanan Medik Tahun 2009. Jakarta
laporan
priodik,
agar
tidak
diperoleh informasi yang apa adanya
melainkan
3. Evelyne. 2003. Hubungan Karakteristik
diperoleh
Informasi Yang Dihasilkan Oleh Sistem
informasi yang lengkap dan tidak
Informasi
Akuntansi
Manajemen
hanya hanya memiliki satu fungsi.
Terhadap
KinerjaManajerial
Pada
3. Bagi Pengelola SIM RS di Rumah
Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Jawa Timur. Jurnal Ekonomi. Surabaya:
Surakarta.
Universitas Kristen Petra
Penglola SIM RS harus melakukan evaluasi dan pemograman beberapa sistem informasi karena
4. Fatta,
manajer
kesulitan
Informasi.
5. Handoko, T, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
data;
Edisi
informasi
Sistem
dan
dalam
b. Tidak praktis dalam mengoreksi
masih
Analisis
Yogyakarta: Andi
memahami informasi;
c. Manajer
2007.
Perancangan
masih mengeluhkan diantaranya: a. Manajer
Hanif.
menemukan
yang
Kedua.
Yogyakarta
:
BPFE-
Yogyakarta
tidak
mencerminkan kondisi terkini.
6. Hermawan,
4. Bagi Penelitian selanjutnya
Asep.
2009.
Penelitian
Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:
Peneliti berharap tugas akhir ini dapat
Gramedia Widiasarana Indonesia
dikembangkan lebih lanjut khususnya untuk sampel (manajer) dibedakan level
manajerialnya
dan
7. Idrus, A, Salim. 2008. Kinerja Manajer
peneliti
dan Bisnis Koperasi. Malang: UIN
selanjutnya dapat fokus pada satu
Malang Press
sistem informasi agar diperoleh hasil 8. Laksmana
yang mendalam.
dan
Muslichah.
2002.
Pengaruh Teknologi Informasi, Saling
DAFTAR PUSTAKA
Ketergantungan, Akuntansi
111
Karakteristik
Manajemen
Sistem
Terhadap
KinerjaManajerial.
Jurnal
Surabaya:Universitas
Ekonomi.
Republik
Indonesia
Airlangga
Republik Indonesia
dan
Presiden
Surabaya 16. Presiden RI. 2009. Undang-undang No. 9. Laksmi, Gani dan Budiantoro. 2008. Manajemen
Perkantoran
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Modern.
Jakarta:
Jakarta: Penaku
Dewan
Republik
Perwakilan
Indonesia
dan
Rakyat Presiden
Republik Indonesia 10. Laudon, C, Kenneth dan Laudon, P, Jane. 2007. Sistem Informasi Manajemen
17. Priyatno, Duwi. 2009. SPSS untuk
Mengelola Perusahaan Digital. Edisi 10.
Analisis
Korelasi,
Regresi,
dan
Jakarta: Salemba Empat
Multivariate. Yogyakarta: Gava Media 18. Riwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan.
11. McLeod, Jr, Raymond dan Schell, P,
Yogjakarta: Mitra Cendekia Press
George. 2008. Management Information Systems, Sistem Informasi Manajemen.
19. Sabarguna,
Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
S,
Boy.
2004.
Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit
12. Mukhtar, Milizar. 2007. Penggunaan
Islam Jateng
Aktual Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Dr. Adnaan WD Payah
Kumbuh.
Tesis
20. Sabarguna,
Kesehatan.
Hadari.
2005.
Boy.
2008.
Sistem
Informasi Rumah Sakit. Yogyakarta:
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
13. Nawawi,
S,
Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng
Manajemen
21. Sabarguna, S, Boy. 2008. Organisasi dan
Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Manajemen Rumah Sakit.
Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada
Revisi. Yogyakarta: Konsorsium Rumah
University Press.
Sakit Islam Jateng
14. Notoatmodjo, Metodologi
Soekidjo. Penelitian
2002.
Edisi 2,
22. Sabarguna, S, Boy. 2009. Keterampilan
Kesehatan.
Manajemen
Jakarta: Rineka Cipta.
Berbasis
(Management
Sistem
Informasi.
Skill) Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI Press) 15. Presiden RI. 2009. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Bab XIV Tentang Pengelolaan Jakarta:
Informasi
Dewan
Kesehatan.
Perwakilan
Rakyat
112
23. Santoso, Singgih. 2000. Latihan SPSS
31. Wirjana, R, Bernardine. 2007. Mencapai
Statistik Parametrik. Jakarta: PT Alex
Manajemen
Media Komputindo
Kinerja, Program. Yogyakarta: Andi Offset
24. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian
Menggunakan
SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Andi
25. Siagian, P, Sondang. 2007. FungsiFungsi Manajerial. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
26. Sugiyono.
2008.
Kuantitatif
Metode
Kualitatif
Penelitian
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta
27. Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
28. Sutono, Djoko. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Keempat. Jakarta: Pusat
Pendidikan
dan
Pelatihan
Pengawasan BPKP
29. Syamsi, Ibnu. 2005. Efisiensi, Sistem, dan
Prosedur
Kerja.
Edisi
Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara
30. Widarsono,
Agus.
2007.
Pengaruh
Kualitas Informasi Manajemen Terhadap Kinerja
Manajerial
(survei
pada
perusahaan go-publik di Jawa Barat). Jurnal Akuntansi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
113
Berkualitas:
Organisasi,