IMAN KEPADA YESUS OLEH MARGIE NIODE
S
audara pasti pernah mendengar orang yang mengucapkan: Aku tidak punya iman seperti dia! Aku belum punya iman! Imanku belum bertumbuh! Benarkah ucapan tersebut? Benarkah seseorang bisa tidak mempunyai iman? Hal itu tidak benar. Tidak ada orang
yang tidak mempunyai iman! Semua orang di dunia mempunyai iman. Definisi umum iman ialah: percaya kepada seseorang/sesuatu bahwa seseorang/sesuatu itu memiliki kuasa dan kekuatan untuk mencelakai atau memberkati. Seorang penganut ateis percaya bahwa tidak ada Tuhan. Seorang penganut animisme percaya kepada makhluk supernatural yang tinggal di benda mati atau binatang, contohnya suku tertentu di Afrika yg menjadikan buaya sebagai Tuhan atau penganut agama Hindu India yang mengagungkan sapi. Seorang penganut Buddha, dia mempunyai iman kepada Sidharta Gautama yang disebut sebagai Buddha. Keputusannya untuk beriman kepada Buddha, membuat dia mengikuti segala pengajaran yang diajarkan oleh Buddha. Begitu juga pemeluk agama lain. Seorang teroris, dia tidak lahir sebagai seorang teroris bukan? Dalam perjalanan waktu, terbentuk kepercayaannya. Melalui pengajaran, pertemuan, doktrin yang didengar, dipelajari, direnungkan dan di meditasikan, terbentuklah opini, dan diambillah keputusan untuk beriman kepada
pemimpin
yang
berkarisma
tersebut,
yang
adalah
gembong
teroris,
yang
menciptakannya menjadi seorang teroris. Alkitab menjelaskan bahwa iman akan timbul karena pendengaran (Roma 10:17). Dasar dari kebenaran itulah, saya menyimpulkan seseorang menjadi teroris, karena dia memilih untuk percaya kepada gembong teroris sehingga dia menjadi teroris. Begitu juga dengan pengikut dari kepercayaan-kepercayaan yang lain. Waktu yang dihabiskan seseorang kepada sesuatu, akan membentuk iman orang itu kepada sesuatu itu. Apa yang seseorang dengar akan sangat amat berarti baginya. Akan membuat dia berkembang menjadi orang baik atau pribadi yang buruk. Akan menjadikan dia orang yang saleh atau orang yang murtad. Membuatnya menjadi orang benar atau tidak benar. Apapun yang didengarnya, dan semakin lama didengarnya, imannya akan semakin kokoh akan hal itu. Yang akan dibahas dalam artikel ini adalah iman kepada Yesus. Firman katakan, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Iman seseorang kepada Yesus akan timbul, jika orang itu menghabiskan waktunya untuk mendengar dan mendengar dan mendengar akan firman Kristus, firman yang Diurapi dengan urapanNya.
Seorang bisa menjadi pengikut Yesus, karena dia pernah mendengar tentang Yesus, dan dia memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan menjadikan (mengakui) Yesus sebagai Tuhan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10: 9-10). Perilaku seseorang terhadap firman yang didengar, menjadikannya sebagai ”orang benar”. Sebab dia percaya di dalam hatinya dan dia mengaku dengan mulut bahwa Yesus sebagai Tuhan, dia jadi orang benar dan diselamatkan. Terlepas dari apakah semua perilakunya sudah benar atau belum. Seseorang tidak dapat menjadi orang benar karena dia mengorbankan materi, giat di gereja atau perkumpulan rohani; semua itu tidak dapat menjadikan dia orang benar walaupun semua perbuatan itu baik! Perbuatan baik maupun kesalehan seseorang yang dilakukan tanpa iman—maaf saja—tidak dapat menyenangkan hati Tuhan (Ibrani 11:6). Iman seseorang kepada Yesus membawa dirinya diselamatkan. Kata “diselamatkan” berasal dari kata bahasa Yunani “soteria,” yang memiliki arti “dibebaskan, kesehatan, diselamatkan, keselamatan, pemeliharaan.” Coba anda renungkan satu persatu arti dari soteria itu. Di tengah-tengah sakit flu burung di sekeliling lingkunganmu, anda dan keluarga diselamatkan dari endemi itu—anda sekeluarga tidak terjamah. Kenaikan BBM menyebabkan inflasi—semua harga bahan pokok makanan naik. Karena orang benar tidak hidup dalam sistim dunia tetapi sistim Kerajaan Allah. Dengan memberikan perpuluhan dia diselamatkan. Artinya, seberapa tinggi harga sembako pembayar perpuluhan akan tetap mampu membelinya, sebab Tuhan yang mencukupi kebutuhannya. Mungkin disekelilingnya semua orang sudah makan jagung yang ditumbuk, tetapi keluarganya masih makan nasi, walaupun dengan profesi yang sama. Ini wujud dari pemeliharaan Tuhan. Dia memilih untuk hidup dalam sistim Kerajaan Allah, dia mengikat perjanjian dengan Yehova Jireh, sehingga segala kebutuhan keluarganya patut dicukupi. Bukankah Yesus katakan Segalanya mungkin bagi kamu yang percaya.
ANAK YANG BISU DISEMBUHKAN Di dalam Markus 9:14-27 (harap dibaca) tercatat bagaimana seorang ayah membawa anaknya, yang menurut saya sakit ayan, sebab dia terbanting ke tanah, mulutnya berbusa, giginya berkertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Anak ini dibawanya kepada murid-murid Yesus untuk disembuhkan.
Sebelum lebih jauh, pertanyaan saya, kenapa bapak ini membawa anaknya kepada muridmurid Yesus? Tentunya dia pernah mendengar bagaimana orang yang sakit dilayani oleh tim pelayanan Yesus dan menerima kesembuhan. Bapak ini membawa anaknya bukan kepada sembarang orang. Dia membawa anaknya kepada murid-murid Yesus—murid-murid Rabi yang tersohor, yang selalu bersama-sama dengan Rabi, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Dia begitu mengharapkan kesembuhan anaknya sebab imannya timbul dari pendengaran tentang pelayanan sang Rabi. Dengan bersemangat dia datang membawa anaknya yang sakit. Dengan disaksikan beberapa ahli Taurat, mereka gagal mengusir roh yang mengikat anak itu! Murid-murid Yesus, yang dipilih langsung oleh Yesus tidak dapat mengusir roh jahat dari anak yang sakit. Mereka, yang setiap pelayanan Yesus melihat mukjizat terjadi, gagal mengusir roh jahat dari anak itu. Mereka gagal meskipun mereka telah mendengar pengajaran langsung dari mulut Guru. Murid-murid bukan hanya mendengar pengajaran Guru seperti orang banyak, ... tetapi secara pribadi kepada murid-murid-Nya (mereka yang khusus milik-Nya) Dia menjelaskan segalagalanya (sepenuhnya) (Markus 4:34, terjemahan Amplified Bible). Khusus untuk murid-murid dijelaskan secara terinci; mereka mendapat perlakuan khusus dari Guru. Waktu melihat Yesus datang, orang banyak lari tergesa-gesa meninggalkan murid-murid dan menemui Guru. Begitu ditanya Guru, Ayah anak ini langsung melapor kegagalan murid-murid mengusir roh jahat dari anaknya. Maka Yesus langsung berkata kepada mereka: Hai kamu angkatan yang tidak percaya (ayat 19). Wow, perkataan yang keras, yang menyinggung perasaan. Jika peristiwa ini terjadi di zaman sekarang pasti ada yang menasihati Yesus untuk pakai hikmat dan tidak menegur murid-murid di depan orang banyak. Teguran itu diberikan oleh Yesus di depan banyak orang, di depan beberapa ahli Taurat, tidak sembunyi-sembunyi. Apakah Yesus teledor? Apakah Yesus tidak punya kasih? Atau Dia tidak punya hikmat? Saya jamin tidak ada satu orangpun berani mengatakan itu! Tetapi kalau ada orang lain yang berani menegur seseorang seperti itu saya berani jamin berita itu akan cepat beredar dan penghakimanpun dimulai. Bapak ini mendapat kesempatan berbicara langsung dengan Yesus, dan dia berkata: Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami (ayat 22). Intinya dia berkata: “Jika Engkau, Yesus, dapat melakukan sesuatu tolonglah!” Dia melemparkan tanggung jawab kesembuhan anak ini kepada Yesus. Saya senang melihat tanggapan Yesus, katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya! (ayat 23). Yesus kembalikan tanggung jawab kesembuhan anak itu kepada ayahnya. Sekarang bola ada di tangan ayah anak ini kembali. Anak ini amat parah dan sangat memerlukan pertolongan. Tetapi Yesus tidak tergerak oleh seberapa parah keadaannya.
Ayah ini harus mengambil keputusan mau percaya atau tidak percaya anaknya akan sembuh. Dan dengan segera dia berteriak: Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini! Kesembuhan anda, kemakmuran anda, promosi maupun kesuksesan kita semua sudah disediakan Tuhan, itulah keinginan hatiNya (3 Yohanes 2). Segala sesuatu sudah diberikan Yesus agar setiap orang yang percaya kepadaNya bisa hidup di bumi seperti di sorga (Matius 6:10). Tuhan perlu orang yang setuju denganNya dan percaya rencanaNya terlaksana di bumi. Berhenti berteriak kepada Tuhan untuk kesembuhan anda maupun keluarga. Tidak perlu memelas kepada Tuhan untuk mengulurkan tanganNya memberikan mukjizat keuangan, sebab Dia senantiasa memikirkan anda (Mazmur 138:17-19 terjemahan The Living Bible). Mukjizat tidak terjadi begitu saja! Mukjizat terjadi jika ada orang yang berada dalam posisi menerima.Dan agar bisa menerima, perlu iman kepada Yesus. Puji Tuhan, Yesus datang agar anda dan saya mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan (Yohanes 10:10). Dia tidak bersuka cita melihat setiap orang yang percaya kepadanya dan diadopsi menjadi anak, hidup serba kekurangan, serba kesakitan, serba kesusahan. Kondisi seperti itu tidak ada dalam rencanaNya. Kalau saudara saat ini dalam situasi seperti itu, keluar dari tempat itu. Jangan mau diperbudak oleh situasi dan kondisi yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan bagi hidupmu. Dia mau kita mempunyai segalanya dalam kelimpahan dan dapat menikmatinya. Saya bisa pastikan, rencana Tuhan bagi hidup anda dan saya indah. Seperti anak yang sakit ayan itu, dia berhak menerima kesembuhan, dia tidak seharusnya dikuasai oleh roh jahat, beban dan kuk yang ada padanya patut terbuang dan lenyap, sebab ayahnya percaya kepada Yesus. Yesus datang agar kita hidup merdeka, sehingga siapapun yang melakukan Roma 10:10, terbebas dari hukum dosa dan hukum maut (Roma 8:2).
PETRUS BERJALAN DI ATAS AIR Iman kepada Yesus mewujudkan hal supernatural di alam nyata. Iman kepada setiap perkataan Yesus menjadikan segala sesuatu mungkin. Terbukti iman kepada Yesus membuat yang tidak bisa dilakukan secara alami menjadi dapat dikerjakan, dan tanpa susah payah. Alkitab mencatat ada dua orang yang berhasil berjalan di atas air. Yaitu Yesus dan Petrus! Yang akan dibahas di sini adalah kunci keberhasilan Petrus berjalan di atas air, dan kegagalannya. Mari kita perhatikan dengan seksama peristiwa tersebut. Dan saya berdoa, Roh Kudus yang adalah Guru, dan urapan Yesus yang ada di dalam anda, dapat elaborasikan lebih lagi kepada anda dari apa yang disingkapkan di sini. Peristiwa itu terjadi setelah murid-murid baru saja menyaksikan demonstrasi kuasa Allah— bagaimana hanya lima roti dan dua ikan dapat dimakan oleh lima ribu orang laki-laki. Mata murid-murid Yesus melihat mukjizat itu. Terjadinya secara supernatural, karena secara normal
mustahil, mereka sendiri ragu sebab suplai yang begitu minim sedangkan orang yang mengikuti Yesus begitu banyak. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang (Matius 14:22-33). Siapa yang memberi perintah kepada mereka? Yesus yang mereka panggil Rabi, atau Guru, atau bos mereka. Karisma Guru membuat mereka rela meninggalkan bisnis, keluarga dan pekerjaan. Dengan pergaulan mereka sehari-hari dengan Guru sudah seharusnya mereka mengenal Dia, tetapi rupanya tidak demikian halnya. Kepercayaan merupakan akibat dari pilihan seseorang. Tuhan memberikan kebebasan untuk memilih kepada manusia. Karena Tuhan yang memberikan kebebasan ini, Dia tidak bisa dan tidak akan merampas hak yang telah diberikanNya (Yosua 30:19). Kalau saja mereka mengenal Guru secara intim, mereka tidak akan panik dan takut menghadapi bahaya dalam perjalanan. Murid-murid bertindak seperti yang diperintahkan Guru, mereka berlayar ke seberang. Tidak berapa lama kemudian perahu mereka terombang-ambing di tengah laut, sebab angin sakal menghadang perjalanan mereka. Sebab mereka tidak mengenal Guru sebagaimana seharusnya, maka ketika berhadapan dengan bahaya yang keluar adalah ketakutan dan kepanikan. Saudara, yang memberi perintah kepada murid-murid ialah Yesus. Tetapi apa yang dihadapi mereka? Mereka menghadapi angin sakal, bukan? Siapa bilang bahwa kalau mendapat perintah dari Tuhan seseorang akan berjalan di ”karpet merah”? Bahwa jalan akan mulus? Bahwa tidak akan ada badai topan yang menerpa? Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa di dunia badai dan topan tidak akan datang menyerang murid-murid, termasuk anda dan saya. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ”Itu hantu!” lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (ayat 25-27). Semua murid-muridNya berada di dalam perahu itu. Mereka semua melihat dan menyangka Dia itu hantu. Mereka semua mendengar perkataan Yesus untuk tenang dan jangan takut. Semua mendengarnya, tetapi hanya satu murid yang bereaksi, yaitu Petrus. Sementara yang lainnya dicekam rasa takut. Petrus menanggapi ucapan Guru: Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air. Kata Yesus: Datanglah! Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Petrus berhasil berjalan di atas air! Dengan iman dia berjalan di atas air, sebab Guru menyuruh dia datang mendekatiNya. Sebab dia mendengar perintah Guru, dan Dia yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan (Ibrani 12:2). Petrus melakukannya, berjalan di atas air, dengan mata yang tertuju kepada Yesus (ayat 2). Terbukti tidak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya, segalanya mungkin bagi orang yang percaya! Tercatat Petrus satu-satunya murid Yesus yang dapat berjalan di atas air. Imanlah yang membawa Petrus berhasil jalan di atas air. Tidak berapa lama setelah itu, Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam (ayat 30). Apa yang menyebabkan kegagalan setelah kesuksesannya? Petrus tidak fokus lagi kepada Yesus. Dia merasakan tiupan angin, yang berarti dia tidak jalan dengan iman lagi. Karena, iman atau percaya adalah berjalan tanpa penglihatan atau perasaan (tanpa panca indera), (2 Korintus 5:7). Akibat dia merasakan angin, timbul “rasa takut” sehingga ia mulai tenggelam. Kita tidak akan bisa berhubungan dengan Tuhan melalui panca indera atau dengan mental kita. Tidak bisa! Sebab Tuhan adalah Roh! Ibrani 11:6 berkata: Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada. Seperti iman membawa seseorang berhasil, sukses dan dekat kepada Tuhan. Sebaliknya takut membawa seseorang gagal, jatuh dan menjauh dari Tuhan dan mendekat kepada iblis. Yesus pun menyebut dia sebagai: orang yang kurang percaya dan bimbang (ayat 31). Bayangkan murid yang telah berhasil berjalan di atas air, masih dikatakan “bimbang dan kurang percaya.”
Bukannya
Petrus
ditepuk-tepuk
bahunya
dan
dipuji-puji,
malahan
Yesus
memarahinya. Yesus selalu bersikap tegas tanpa tedeng aling-aling. Tidak ada gunung setinggi apapun yang tidak dapat dikalahkan oleh iman anda kepada Yesus. Sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita! (1 Yohanes 5:3-4).
LAUT MERAH TERBELAH Musa menerima firman Tuhan untuk bertindak dalam saat orang Israel terdesak sebab dikejar oleh orang Mesir. Kenyataan bagi Musa, di depan mereka ada Laut Merah dan di belakang mereka pasukan berkuda Firaun. Istilahnya: maju mati, mundur juga mati. Dalam posisi demikian orang Israel berteriak minta tolong pada Tuhan, Tuhan menjawab mereka. Dia berfirman untuk berangkat! Dia juga memerintahkan Musa untuk mengangkat tongkat dan mengulurkannya ke laut, maka laut di depannya akan terbelah. Bayangkan modal Musa hanya tongkat kayu di tangannya dengan ratusan ribu orang israel yang panik dan takut. Tuhan tidak menjelaskan kepadanya bagaimana Dia akan mewujudkan penyelamatan mereka. Dalam posisi terjepit demikian, bukan hanya diri sendiri yang harus
diselamatkan, tetapi ratusan ribu orang menggantungkan nasib mereka padanya. Benar-benar dia dalam situasi yang sulit. Tetapi Musa baru saja mempunyai pengalaman yang luar biasa, dimana dia menyaksikan 10 tulah menghajar Firaun dengan bangsa Mesir. Imannya masih sangat tinggi. Sehingga dia mau bekerja sama dengan Tuhan, walaupun dengan peralatan minim. Tuhan tidak dapat melakukan sesuatu tanpa ada orang yang beriman kepada ucapanNya. Musa memilih untuk percaya kepada Tuhan, dan melakukan perintah-Nya. Dia melakukan persis seperti apa yang diperintahkan kepadanya. Laut Merah terbelah, air membentuk tembok bagi orang Israel yang berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut (baca Keluaran 14:15-31). Kembali, iman kepada perkataan Tuhan, membuat hal ini mungkin terjadi. Iman bukan sesuatu yang bisa dicoba-coba. Iman dapat bekerja, jika seseorang mendengar firman Tuhan, dan melakukan apa yang difirmankanNya. Ada hal yang amat berharga untuk kita yang berjalan dengan iman dapat pelajari. Ada perbedaan yang amat besar antara iman dan perkiraan? Kita lihat contoh dari orang Mesir yang mencoba melakukan seperti orang Israel. Karena iman maka mereka telah melintas Laut Merah sama seperti melintas tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga (Ibrani 11:29). Orang Israel berhasil melewati laut Merah di tanah yang kering, sebab mereka menaati Tuhan. Mereka menerima firman Tuhan lalu bertindak. Tuhan yang memerintahkan, berarti Tuhan menyertai mereka. Tuhan yang memimpin iman mereka dan Dia juga yang akan menyelesaikannya. Mereka berhasil karena bertindak dengan iman. Sedangkan orang Mesir tidak mendapat instruksi dari Tuhan. Seandainya saja mereka bertanya sama Tuhan, pastinya mereka akan disuruh pulang. Orang Mesir bertindak karena melihat orang Israel berhasil. Mereka tidak menerima pewahyuan sendiri. Iman bukan sesuatu yang bisa dicoba-coba. Karena melihat orang lain berhasil dan merasa punya iman, terus kita melakukan hal yang sama...hasilnya belum tentu sama. Karena Tuhan tidak mengawali iman orang Mesir Dia juga tidak wajib menyelesaikanNya. Sekali lagi, iman bukan sesuatu yang bisa dicoba-coba. Melihat orang lain sembuh dengan tidak minum obat, tidak berarti anda bisa melakukan seperti yang dilakukannya. Melihat orang lain menabur mobilnya dan menuai mobil yang lebih baik dan besar, bukan berarti anda dapat menirunya. Ingat Roma 10:17, iman akan timbul jika anda mendengar firman Kristus, bukan sekedar perkataan atau kesaksian orang lain.
IMANMU MENGARAHKAN PELAYANAN YESUS Hanya iman yang dapat menggerakkan Tuhan. Tanpa iman tidak ada yang dapat menyenangkan hati Tuhan (Ibrani 11:6). Tuhan memberi upah kepada orang yang sungguhsungguh mencari Dia. Selama Yesus di bumi lebih dari 33 tahun, dia berjalan dengan iman, itulah sebabnya Dia berkenan kepada Bapa (Matius 17:5; Lukas 3:22). Yesus juga melakukan dan mengatakan semua yang Dia dengar dan lihat Bapa kerjakan (Yohanes 7:14-16; 8:26). Tuhan adalah Tuhan beriman. Dan Yesus adalah Yesus yang berjalan dengan iman. Iman bekerja dengan kasih (Galatia 5:6). Sekarang kita lihat bagaimana seorang perempuan yang sakit pendarahan dapat mengubah arah perjalanan Yesus (baca Markus 5:21-34). Sebenarnya Yesus sedang dalam perjalanan ke rumah Yairus, seorang kepala rumah ibadat, yang anaknya sedang sakit dan hampir mati. Tetapi perjalanannya ”dihadang” oleh seorang perempuan yang mempunyai iman terhadapNya. Iman perempuan ini ditunjukkan dengan dia melawan adat istiadat yang berlaku pada zaman itu. Penyakit yang dideritanya pada zaman itu disebut kutuk. Dia harusnya diasingkan dan tidak bisa berkeliaran bebas di jalan. Dia seorang perempuan, dan tidak dapat berbaur dengan pria, apa lagi dengan kondisi sakit seperti itu dan di keramaian pula. Tetapi nyatanya, dia berada di tengah-tengah kerumunan orang. Saya bisa bayangkan orang-orang menjauh dari dia, menjaga jarak dari dia. Pastinya dia menerima cemoohan dari orang banyak sebab statusnya hina. Tanpa mempedulikan pandangan orang banyak perempuan ini maju terus mendekati Yesus dengan terus memperkatakan imannya, Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh (ayat 28). Hasilnya, ketika ia menjamah ujung jubah Yesus seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia sembuh dari penyakitnya (ayat 29). Kejadian ini amat mencengangkan tentunya. Iman dari perempuan ini untuk sementara menghentikan perjalanan Yesus. Yesus harus lebih dahulu melayani perempuan ini. Bukannya Yesus merasa terganggu karena bisa terlambat untuk menyembuhkan anaknya Yairus, tetapi sebaliknya Dia bahkan menyebutnya, “anakKu!” Oleh sebab Yesus adalah Kasih, dan iman tidak dapat bekerja tanpa kasih, Yesus tidak merasa ada hambatan dalam perjalanannya, Dia tidak takut bisa jadi anak perempuan Yairus terlanjur meninggal, kalau Dia melayani perempuan ini. Saya mau anda juga melihat, Yesus tidak membanggakan diriNya bahwa perempuan ini sembuh karena ada tenaga yang keluar dari diriNya (ayat 30), tetapi dia berkata kepadanya, Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau (ayat 34). Yesus memberikan kredit kepada iman perempuan ini atas kesembuhannya. Iman perempuan ini telah mengubah prioritas perjalanan Yesus! Bukan karena gawatnya penyakit perempuan ini, tidak karena kasihan melihat perempuan ini sudah bangkrut sebab hartanya telah habis untuk berobat. Semua itu tidak dapat menggugah hati Tuhan. Anda baca sendiri, Dia menyebut: iman perempuan itulah
yang telah menyembuhkan dirinya. Wow, saya tidak tahu tentang anda, tapi saya mau mengembangkan dan melatih iman saya agar sama seperti perempuan ini. Anda juga dapat melakukannya, jika anda memilih untuk percaya kepada Yesus. Satu lagi kesaksian Alkitab, yaitu iman seorang yang buta yang namanya Bartimeus (baca Markus 10: 46-52). Bartimeus mangkal di pinggir jalan tempat keluar dan masuk kota Yerikho untuk meminta belas kasihan orang yang lewat. Hari itu adalah hari yang berbeda, karena begitu banyak orang lewat, dan dia mendengar yang sedang lewat adalah Yesus orang Nazaret. Artinya dia sudah pernah mendengar tentang Yesus dan Bartimeus memilih untuk percaya akan orang itu. Iman Bartimeus terhadap Yesus dibuktikan dengan dia berseru-seru: Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku! Tetapi tindakan iman Bartimeus mengganggu banyak orang, dan mereka menegor agar dia diam. Tetapi tegoran itu tidak dapat membuatnya tutup mulut, malah dia semakin keras berteriak memanggil nama Yesus. Bukti lagi bahwa Yesus hanya tergerak karena iman. Ayat 49 katakan, Yesus berhenti dan menyuruh memanggil Bartimeus. Segera dia mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya: Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Tidakkah Yesus bisa melihat bahwa orang ini buta? Dan semua orang tahu bahwa yang paling diperlukan oleh orang buta, tentu saja penglihatan bukan? Tetapi kenapa Yesus masih bertanya dan tidak langsung menyembuhkannya? Yesus mengembalikan tanggung jawab kesembuhan kepada Bartimeus. Apa yang dia inginkan harus dia perkatakan! Yesus kan tidak buta, Dia tahu apa yang dibutuhkan orang ini. Kehendak Tuhan adalah semua orang mempunyai kesehatan ilahi, bahkan dengan bilurbilurNya kita telah disembuhkan (1 Petrus 2:24). Sehingga jika bicara kesembuhan, kita tidak perlu lagi berkata, “jika kesembuhan adalah kehendakmu Tuhan, tolong sembuhkan saya!” Kembali ke Bartimeus, dia langsung menjawab pertanyaan Yesus: Rabuni, supaya aku dapat melihat! (ayat 51). Segera Yesus berkata, Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau (ayat 52). Kesembuhan Bartimeus karena imannya, sebab dia percaya. Dia menyatakan imannya, melalui perkataannya tanpa goyah sedikitpun (Markus 11:24), sehingga dia menerima kesembuhan. Tidak seperti pengertian yang beredar di antara kalangan rohani, kalau memang Tuhan berkenan, Dia akan sembuhkan. Atau memang Tuhan menginginkan saya sakit, untuk bisa lebih dekat ke Tuhan. Itu semua omong kosong! Tipu daya iblis, dia adalah bapa segala dusta, tidak ada kebenaran di dalam dia. Jangan mau terima dan beli jualan iblis. Kehendak Tuhan agar anda hidup shalom! Tanpa cacat tanpa noda, sempurna, sampai kedatangan Yesus Tuhan kita (1 Tesalonika 5:23). Iman anda kepada Yesus dapat memerintahkan gunung untuk beranjak dan tercampak ke laut, dan hal itu akan terjadi. Sebab jika anda sudah membuka mulut dan mengeluarkan firman
iman, yang iblis lihat ialah Yesus, dia tidak bisa melihat siapa anda. Bagi iblis anda dan Yesus adalah sama, sebab mengeluarkan perkataan yang sama, yaitu firman Tuhan. Karena sama seperti Yesus, kita juga ada di dalam dunia ini! (1 Yohanes 4:17).
Tabitha Ministries, Februari-Maret 2006