PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)
DISSOLVED OXYGEN (DO)
Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Semakin tinggi kadar DO (dissolved oxygen ) maka kualitas air semakin baik. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antar air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun, KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut.
Peningkatan DO air dalam kegiatan pembenihan ikan/udang dapat dilakukan dengan pemberian aerasi di dalam kolam/bak.
BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND (BOD)
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut.
SUHU AIR
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kegiatan Pembenihan ikan dan udang. Suatu aktivitas metabolisme ikan berbanding lurus terhadap suhu air, Semakin tinggi suhu air semakin aktif pula metabolisme ikan, demikian pula sebaliknya. Pada suhu rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang permanen.
Suhu air yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila berkisar antara 28°C sampai 32°C. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan ikan nila yang dibudidayakan mampu beradaptasi dengan suhu air diantara keduanya, mulai dari 14°C sampai 38°C. Untuk menjaga kestabilan suhu pada bak/kolam pembenihan dapat dilakukan dengan cara menutup bak/kolam dengan menggunakan terpal, sehingga suhu air akan selalu terjaga.
SALINITAS
Salinitas adalah kadar seluruh ion-ion yang terlarut dalam air, dinyatakan juga bahwa komposisi ion-ion pada air laut dapat dikatakan mantap dan didominasi oleh ion-ion tertentu seperti sulfat, chlorida, carbonat, natrium, calsium dan magnesium. Dalam bahasa teknis, salinitas seringkali diartikan sebagai kadar garam atau tingkat keasinan. Salinitas sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semkin tinggi salinitas semakin besar pula tekanan osmotiknya. Beberapa jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas yang luas (0-35 ppt) dan beberapa diantaranya memiliki toleransi salinitas sempit.
Dalam kegiatan pembenihan ikan atau udang untuk mendapatkan salinitas air yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara pencampuran antara air laut dan air tawar. Rumus untuk menentukan salinitas air yang diinginkan adalah sbb: Dimana: Na adalah Salinitas yang diinginkan, Vb adalah Volume Air laut stok, Nb adalah Salinitas air laut stok, dan Va adalah volume air tawar yang harus ditambahkan.
KADAR KEASAMAN (pH)
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air.
Perubahan pH yg ekstrim menyebabkan ikan menjadi stres sehingga tidak tumbuh optimal. Menurut para ahli, pH yg baik untuk pembenihan ikan berkisar antara 7 - 8. Perubahan pH yg terjadi ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : Peningkatan gas CO2 sebagai hasil pernafasan dari binatang-binatang air dan tumbuhtumbuhan serta pembakaran bahan organik didalam air oleh jasad renik, Kadar gas O2 yang terlarut menurun, Kandungan garam (Salinitas) yg tinggi, Kolam yg jumlah ikannya terlalu padat, Keadaan suhu air yg tidak stabil , dan Tingkat kekeruhan air yg melebihi ambang batas.