Eko Yudha
(3507 100 045)
Fenomena letusan Gunung Berapi Teknologi InSAR
Terjadinya perubahan muka tanah (deformasi) akibat letusan gunung Berapi Penggunaan Teknologi InSAR untuk pengamatan gunung api
Mengetahui perubahan muka tanah(deformasi) akibat letusan Gunung Merapi Menganalisa besar dan karakteristik deformasi Gunung Merapi menggunakan Teknologi InSAR
Wilayah Studi yaitu Gunung Merapi Data yang dipakai yaitu citra ALOS PALSAR (Advance Land Observing Satellite - Phased
Array type L-band Synthetic Aperture Radar)
sebelum dan sesudah letusan. Penelitian mengenai deformasi ke arah vertikal (naik dan turun)
Terdiri dari tiga istilah yaitu Interferromerty, Synthetic Aperture Radar (SAR), dan Radar (Radio Detection and Ranging) Radar (Radio Detection and Ranging) Synthetic Aperture Radar (SAR)
Interferromery
SAR 1 SAR 2 DEM
Interferrogram 1
Interferrogram 2
Differential Interferrogram
Deformation Estimation
Lokasi penelitian tugas akhir ini adalah Gunung Merapi. Gunung Merapi terletak di Jawa Tengah dengan ketingian 2.968 m (9.737 kaki). Lokasinya meliputi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI Yogyakarta). Gunung dengan koordinat 7032`30`` LS 110026`30`` BT (Sumber : ESDM).
Satelit Orbit Frame Tanggal
Waktu
Arah
Citra ALOS PALSAR (Advance Land
Observing Satellite - Phased Array ALOS 7030 Synthetic 16-Jun-10 Aperture 15:30:42 Ascending type23405 L-band Radar)
dari perekaman sebelum dan sesudah letusan tanggal Juni ALOS 24747 yaitu 7030 data 16-Sep-10 15:29:3816 Ascending 2010, 16 September 2010 dan 1 November 2010. ALOS 25418 7030 1-Nov-10 15:28:57 Ascending
DEM - SRTM (Digital Elevation Model – Shuttle Radar Topographic Missions) daerah Gunung Merapi.
Data DEM yang digunakan adalah data SRTM yang diperoleh dari situs http://cgiar.srtm.org dengan resolusi 3 arc second (90 x 90 m). Data yang di-download adalah S07E110.hgt, S08E110.hgt, S09E110.hgt dan model geoid WW15MGH.DAC.
PalsarProcessing
PalsarFrings
Phase Unwarp Tool
Digunakan untuk pengolahan raw data ALOS PALSAR menjadi citra dengan format Single Look Complex. Digunakan untuk pengolahan citra dengan proses Interferromety SAR Processing dan Differential InSAR Processing. Digunakan untuk membuat Ortho Image dan Ortho DEM yang selanjutnya digunakan untuk proses geocoding. ASF Map Ready Version 2.3 Digunakan untuk membaca metadata dari citra ALOS PALSAR ArcGis Version 9.3 Digunakan untuk membuat tampilan peta hasil proses meng-estimasi besar deformasi yang sudah dilakukan
Studi Literatur Pengumpulan Data
Pengolahan Data
SAR Processing Interferrogram SAR Processing
Differential InSAR Processing Peta dan Analisa Deformasi Kesimpulan
ALOS PALSAR
DEM SRTM
Daerah berwarna kuning mengalami perubahan muka tanah sebesar 4 cm keatas. Luas daerah tersebut adalah 1,400312 km2.
Daerah berwarna kuning mengalami perubahan muka tanah sebesar 2 cm keatas. Luas daerah yang mengalami perubahan yaitu 7,266904 km2 untuk Daerah 1 dan 57,443009 km2 untuk Daerah 2.
Posisi
Awal Akhir
Daerah 1
Daerah 2
Daerah 3
Koordinat Koordinat Koordinat (m) (m) (m) 422758 ; 422710 ; 425387 ; 9163604 9149199 9164528 424510 ; 424778 ; 426652 ; 9164577 9160489 9161924
Daerah 1 memiliki perbedaan ketinggian sebesar 0,4 cm keatas. Hal ini bisa dilihat pada Gambar diatas, bahwa ketinggian antara pengolahan pasangan citra 2010061620100916 dan 20100916-20101101 memiliki perbedaan sebesar 0,4 cm.
Pada Gambar diatas, dilihat bahwa pada pasangan citra 20100616-20100916 berwarna biru dan pada citra 20100916-20101101 berwarna kuning. Perubahan muka tanah pada daerah ini sebesar 1,7 cm keatas.
Pada Daerah 3, nilai perubahan ketinggian kecil. Pada Daerah ini telah terjadi perubahan muka tanah pada pasangan citra 20100616-20100916 sebesar 4. Sedangkan pada pasangan citra 2010091620101101 (lihat Gambar 4.18) sedikit mengalami perubahan sebesar 0,3 cm.
Pengolahan data SAR untuk mendapatkan deformasi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh DEM yang digunakan, kualitas data dan korelasi data. Semakin banyak data yang digunakan dengan kualitas dan korelasi yang baik, maka semakin teliti juga hasil deformasi yang didapat.
Sebaiknya menggunakan data citra radar yang bervariasi sehingga membantu dalam proses pemasangan citra (RadarSAT, JERS-1, ERS-1, ERS-2, TerraSAR-X). Menggunakan cara pengolahan selain two-pass method untuk pasangan citra yang sama sehingga dapat diketahui perbedaan hasil dari masing-masing metode Menggunakan software yang bervariasi dalam pengolahan InSAR sehingga dapat diketahui software yang baik dalam pengolahan InSAR. Melakukan pengamatan lapangan menggunakan teknologi GPS sehingga diketahui berapa besar simpangan hasil pengolahan citra dengan pengamatan lapangan.