16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian adalah saluran pemasaran Ayam Sentul di Kelompok
Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.
Adapun pelaku saluran
pemasaran Ayam Sentul yang dijadikan sebagai informan adalah seluruh anggota Kelompok Peternak Ayam Sentul Barokah Abadi Farm sebagai produsen, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus.
Metode studi kasus merupakan metode penelitian yang menjelaskan bahwa dalam studi kasus, hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn (Ary dkk., 1982). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada semua anggota Kelompok Peternak Ayam Sentul Barokah Abadi Farm serta para pelaku lembaga pemasaran lainnya.
3.3
Penentuan Lokasi Penelitian Peternakan Ayam Sentul di Ciamis dipilih sebagai lokasi penelitian,
karena tempat tersebut merupakan salah satu sentra perbibitan Ayam Sentul yang ada di Jawa Barat, selain itu daerah tersebut letaknya cukup strategis, dekat dengan pelaku saluran pemasaran, serta usahanya sudah cukup berkembang.
17 3.3.1
Penentuan Informan Informan yang dipilih pada penelitian ini adalah seluruh anggota
Kelompok Peternak Ayam Barokah Abadi Farm serta para pelaku pemasaran lain yang terlibat dalam saluran pemasaran ayam tersebut. Adapun informan yang terlibat dalam penelitian ini, diantaranya 1) Peternak (produsen); 2) Pedagang pengumpul; dan 3) Pedangang Pengecer. Dari para pelaku saluran pemasaran tersebut dapat diperoleh informasi mengenai saluran pemasaran Ayam Sentul. Informan merupakan semua peternak yang tergabung dalam Kelompok Peternak Ayam Sentul Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis serta para pelaku pemasaran yang terlibat. Sedangkan untuk menentukan lembaga yang terlibat yaitu dengan menelusuri jalur pemasaran ayam dari produsen sampai konsumen akhir yang terlibat aktif dalam kegiatan pemasaran.
3.3.2 1.
Jenis dan Sumber Data Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari setiap pelaku pemasaran Ayam Sentul dengan menggunakan pedoman wawancara.
2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil studi literatur dari berbagai intansi terkait yang mendukung penelitian ini.
3.3.3 1.
Teknik Pengumpulan Data Metode Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada informan sebagai pelaku pemasaran
18 Ayam Sentul mulai dari peternak, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. 2.
Metode Observasi Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan data dengan mengamati secara langsung proses pemasaran Ayam Sentul, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai pola saluran pemasaran Ayam Sentul.
3. Metode Pencatatan Teknik pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari intansi atau lembaga yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
3.4 1.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel Ayam Sentul merupakan salah satu sumber daya genetik asli dari daerah Ciamis Jawa Barat. Ayam Sentul merupakan ayam buras khas Indonesia yang dijaga kelestariannya. Ayam Sentul memiliki tingkat produktivitas (daging, telur) yang cukup tinggi, performans yang baik, dibandingkan dengan beberapa ayam buras lainnya (Puslitbangnak, 2011).
2.
Pelaku pemasaran adalah lembaga atau perorangan yang terlibat dalam pemasaran Ayam Sentul, yang terdiri dari: a.
Peternak Peternak Ayam Sentul adalah orang atau sekelompok orang yang memelihara ternak dan berperan sebagai produsen penghasil Ayam Sentul.
19 b.
Pedagang Perantara Pedagang perantara adalah pedagang yang menghubungkan antara peternak dengan pedagang besar.
c.
Pedagang Besar Pedagang besar adalah pedagang yang aktif ditengah saluran pemasaran yang menerima ayam dari peternak dan pedagang perantara, kemudian dijual kembali ke pedagang pengecer ataupun langsung ke konsumen.
d.
Pedagang Pengecer Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli ayam dari peternak, pedagang perantara dan pedagang besar, kemudian dijual kembali ke konsumen. (Media Universitas Padjadjaran, 2015).
3.
Saluran pemasaran adalah saluran distribusi yang terdiri dari seperangkat pedagang yang melakukan kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen (Media Universitas Padjadjaran, 2015).
4.
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelaku rantai pemasaran dalam memasarkan ayam dari peternak ke pedagang pengecer, dihitung dalam satuan rupiah per ekor meliputi (biaya transportasi, biaya terminal โtenaga kerjaโ, penyimpanan, dan lain-lain).
5.
Keuntungan pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh dari proses pemasaran Ayam Sentul dari produsen sampai ke konsumen, diukur dalam satuan rupiah per ekor (Rp/ekor) berdasarkan harga yang terjadi pada saat penelitian dilakukan.
20 6.
Persentase biaya dan keuntungan adalah biaya dan keuntungan masingmasing pelaku pemasaran berdasarkan biaya dan keuntungan pemasaran total, dan dihitung dalam satuan persen.
7.
Persentase biaya dan keuntungan total adalah proporsi antara biaya dan keuntungan pemasaran berdasarkan marjin pemasaran total, dan dihitung dalam satuan persen.
8.
Margin pemasaran adalah perbedaan (selisih) antara harga Ayam Sentul di setiap pelaku rantai pemasaran, yang dinyatakan dalam satuan rupiah per ekor (Rp/ekor).
9.
Margin pemasaran dibagi menjadi 2 yaitu: a. Margin Parsial : selisih harga jual dengan harga beli diantara para pelaku pemasaran Ayam Sentul dihitung dalam satuan rupiah. b. Margin Total
: selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir
dengan harga yang diterima produsen atau jumlah total dari semua margin parsial. 10. Persentase margin adalah bagian margin yang diterima masing-masing pelaku pemasaran berdasarkan marjin pemasaran total dan dihitung dalam satuan persen. 11. Persentase margin total adalah besarnya harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen atau jumlah total dari semua marjin pemasaran dan dihitung dalam satuan persen. 12. Harga yang diterima oleh peternak Ayam Sentul dari harga yang dibayar oleh pedagang, dihitung dalam satuan persen, jika nilai harga terima peternak >50 persen maka saluran tersebut dapat dikatakan efisien.
21 3.5
Model Analisis Adapun model analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
margin, biaya pemasaran, keuntungan dan efisiensi.
Data yang diperoleh
dianalisa secara deskriptif, ditabulasi, dan dianalisa secara kuantitatif dengan menghitung margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan dan efisiensi, dengan menggunakan rumus (Rasyaf, 1995) sebagai berikut: Rumus Margin Pemasaran: MP= Harga Jual โ Harga Beli
M = He- Hp
Keterangan : MP = Margin Parsial M = Margin pemasaran He = Harga eceran Hp = Harga pada produsen
Rumus Persentase Margin Parsial :
๐๐๐ซ๐ ๐ข๐ง๐๐๐ซ๐ฌ๐ข๐๐ฅ ร ๐๐๐% ๐๐๐ซ๐ ๐ข๐ง๐๐จ๐ญ๐๐ฅ
Rumus Persentase Biaya Pemasaran :
Persentase Biaya Parsial =
Persentase Biaya Total =
๐๐ข๐๐ฒ๐๐๐๐ซ๐ฌ๐ข๐๐ฅ ๐๐ข๐๐ฒ๐๐๐จ๐ญ๐๐ฅ
๐๐ข๐๐ฒ๐๐๐จ๐ญ๐๐ฅ ๐๐๐ซ๐ ๐ข๐ง๐๐จ๐ญ๐๐ฅ
ร ๐๐๐%
ร ๐๐๐%
22 Rumus Keuntungan : ฮ =M-B
Keterangan: M = Margin pemasaran B = Biaya pemasaran/satuan barang
Rumus Persentase Keuntungan
Persentase Keuntungan Parsial =
Persentase KeuntunganTotal =
๐๐๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ง๐ ๐๐ง๐๐๐ซ๐ฌ๐ข๐๐ฅ ๐๐๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ง๐ ๐๐ง๐๐จ๐ญ๐๐ฅ
๐๐๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ง๐ ๐๐ง๐๐จ๐ญ๐๐ฅ ๐๐๐ซ๐ ๐ข๐ง๐๐จ๐ญ๐๐ฅ
ร ๐๐๐%
ร ๐๐๐%
Menurut Hamid (1972) perhitungan bagian harga yang diterima oleh produsen dapat dilakukan dengan rumus : Rumus Harga Terima Peternak
Lp=
Hp
He
x 100%
Keterangan : Lp = Harga ditingkat peternak (%) Hp = Harga di tingkat peternak (Rp/kg) He = Harga di tingkat pengecer (Rp/kg) Jika LP>50%, pemasaran dapat dikatakan efisien.