24
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah peternak dari tiga kelompok peternak kerbau di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian metode survei pada peternak yang ada di tiga kelompok di Kabupaten Lebak. Metode survei merupakan suatu penelitian dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi sejauh populasi dari mana sampel tersebut diambil (Paturochman, 2012). 3.2.1 Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tiga kelompok peternak yang berada pada tiga Kecamatan di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Alasan pemilihan kelompok dan daerah tersebut sebagai tempat penelitian karena tiga kelompok dari 10 kelompok yang ada merupakan kelompok peternak aktif dalam mengelola kelompoknya, yaitu : 1.
Kelompok Peternak Basisir Sukajadi, terletak di Kecamatan Panggarangan.
2.
Kelompok Peternak Aliraja, terletak di Kecamatan Cileles.
3.
Kelompok Peternak Sumber Alam, terletak di Kecamatan Cikulur.
25
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu teknik Two Multistage Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel pada tiap tahap yang dilakukan secara acak (Singarimbun dan Sofian, 1989).
Jumlah
responden yang diperoleh diharapkan dapat memberi keterangan terkait manajemen reproduksi ternak kerbau. Teknik tersebut dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : 1.
Tahap pertama, memilih 3 kelompok dari 10 kelompok yang ada di Kabupaten Lebak Provinsi Lebak yaitu kelompok Basisir Sukajadi, kelompok Aliraja, dan kelompok Sumber Alam.
2.
Tahap kedua, pemilihan responden dilakukan secara acak sederhana dengan peluang setiap anggota yang terpilih adalah sama. Adapun sampel peternak yang akan dipilih yaitu 33 peternak, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (2002) dengan ukuran sampel sebanyak n ≥ 30, maka nilai pengamatan akan mendekati sebaran normal. Pengambilan sampel dari masing-masing kelompok menggunakan rumus
Danim (1997) :
Keterangan : Sn
: Ukuran sampel sub kelompok per kelompok
Xn
: Ukuran anggota per kelompok
Xtot
: Ukuran total anggota kelompok
Stot
: Ukuran sampel yang digunakan
26
Jumlah ukuran sampel setiap kelompok diperoleh menggunakan rumus Danim (1997) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Ukuran Sampel No
Nama Kelompok
Jumlah Peternak
Jumlah Sampel
1
Basisir Sukajadi
26
13
2
Aliraja
20
10
3
Sumber Alam
20
10
Total
66
33
3.2.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dari hasil wawancara langsung secara terstruktur dengan peternak kerbau melalui wawancara langsung.
Data sekunder diperoleh dari
instansi terkait di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan beberapa tahap, diantaranya : 1.
Pengambilan dan pengumpulan data sekunder dari Dinas Peternakan Kabupaten Lebak dan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten berupa data populasi ternak kerbau dan anggota kelompok peternak kerbau.
2.
Pengambilan dan penguampulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung berkaitan dengan manajemen reproduksi ternak dan dinamika kelompok.
3.2.4
Operasional Variabel Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) yaitu
Manajemen Reproduksi Ternak dan Dinamika Kelompok.
27
1.
Variabel Manajemen Reproduksi Ternak Variabel manajemen reproduksi ternak diamati melalui indikator pola
kelola reproduksi (umur pubertas, Days Open, Service per Conception, angka kelahiran, Calving Interval, dan angka kematian), sanitasi dan pencegahan penyakit, dan pengetahuan peternak mengenai reproduksi ternak. A. Pola Kelola Reproduksi 1.
Umur Pubertas Ternak kerbau mulai mengalami estrus pada umur 2-2,5 tahun. Apabila
responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. 2.
Days Open Days Open atau masa kosong adalah jarak antara melahirkan sampai
perkawinan kembali. Pada kerbau optimumnya kurang dari 60 hari (Murti, 2002). Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. 3.
Service per conception (S/C) Service per conception didapatkan dari jumlah perkawinan pada ternak
betina dibagi dengan jumlah kebuntingan yang terjadi. Rataan S/C adalah dua
28
atau kurang dari dua (Rasad, 2014). Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. 4.
Angka Kelahiran (Calving Rate) Angka kelahiran merupakan jumlah anak yang dilahirkan oleh induk
ternak kerbau.
Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif
jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. 5.
Calving Interval (CI) Calving interval merupakan masa antar kelahiran pada ternak. Apabila
responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. 6.
Angka Kematian (Mortalitas) Angka kematian adalah persentase anak kerbau (gudel) yang mati dalam
tiap tahunnya. Mortalitas pada ternak dewasa antara 1-2 persen per tahun dan pada anakan (gudel) sekitar 5 persen per tahunnya (Rasad, 2014).
Apabila
responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya
29
2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. B. Sanitasi dan Pencegahan Penyakit Sanitasi dan pencegahan penyakit pada ternak dapat dilihat pada seringnya peternak untuk mengumpulkan feses pada satu titik, penanganan penyakit, pemisahan ternak yang terkena penyakit (karantina), pemberian pakan yang cukup, penanganan sebelum dan setelah melahirkan, dan vaksinasi.
Apabila
responden memilih satu jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. C. Pengetahuan Peternak Mengenai Reproduksi Ternak Penilaian pengetahuan peternak mengenai reproduksi ternak dapat dinilai dari jumlah pertanyaan yang dijawab oleh peternak. dijawab memiliki tiga alternatif jawaban.
Setiap pertanyaan yang
Apabila responden memilih satu
jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga alternatif jawaban maka nilainya 3. Total nilai dari keseluruhan aspek manajemen reproduksi ternak dikategorikan dalam tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah. Batas bawah kelas interval adalah nilai terendah ± 0,5 dan batas atas kelas interval adalah nilai tertinggi ± 0,5 (Sudjana, 2005).
Total pertanyaan yang mewakili variabel
30
manajemen reproduksi ternak yaitu 44, interval didapatkan dari perhitungan melalui rumus :
Panjang Interval =
= = 29,33
Berdasarkan perhitungan panjang interval, maka kelas pada variabel manajemen reproduksi ternak pada tiga kelompok adalah : 44 – 73
= Rendah
>73 – 103
= Sedang
>103
= Tinggi
2.
Variabel Dinamika Kelompok Variabel dalam penelitian ini adalah dinamika kelompok dari setiap
kelompok peternak kerbau. Dinamika kelompok merupakan perilaku kolektif antara dua orang atau lebih yang melakukan interaksi secara psikologis dalam rangka mencapai tujuan bersama atau tujuan kelompok (Rusidi, 1981). Dimensi dinamika kelompok yang diamati meliputi : 1.
Kepemimpinan Ketua Kelompok Kepemimpinan ketua kelompok merupakan sejumlah tindakan atau
perbuatan ketua dalam memimpin kelompok. Indikator dalam kepemimpinan ketua kelompok diantaranya penampilan perilaku kepemimpinan, menumbuhkan rasa kesatuan, dan menyediakan fasilitas komunikasi (Yunasaf, 2008).
31
a. Penampilan perilaku kepemimpinan Indikatornya yaitu pemimpin yang baik akan memiliki sikap yang berorientasi pada persahabatan, menghargai pendapat anggota, dan mau menerima kritikan. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3. b. Menumbuhkan rasa kesatuan Setiap pemimpin akan berusaha membuat kelompoknya bersatu dengan berbagai usaha yaitu membantu anggota yang kesulitan, mengayomi anggota
kelompoknya,
dan
membuat
kegiatan
yang
mampu
mempersatukan anggota. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3. c. Menyediakan fasilitas komunikasi Pemimpin akan mengupayakan anggotanya mendapatkan informasi yang diinginkan seperti menyediakan alat komunikasi, mengusahakan papan informasi, dan mengadakan pertemuan untuk saling berdiskusi. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3.
32
2.
Tujuan Kelompok Penilaian pada aspek tujuan kelompok yaitu dengan memberi nilai 3, 2,
dan 1 pada masing-masing jawaban.
Indikatornya yaitu kejelasan tujuan,
pemahaman tujuan, dan kesesuaian tujuan. a. Kejelasan Tujuan Tujuan kelompok diantaranya untuk mengembangkan populasi ternak kerbau di Kabupaten Lebak, untuk meningkatkan penghasilan, serta untuk meningkatkan manajemen reproduksi ternak. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3. b. Pemahaman Tujuan Pemahaman tujuan merupakan indikator peternak mengenai tujuan kelompok yaitu untuk memudahkan penanganan ternak, sebagai sarana mendapatkan informasi, dan sebagai tempat belajar. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3. c. Kesesuaian Tujuan Kesesuaian tujuan dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan dalam kelompok tersebut sesuai dengan tujuan kelompok yaitu mengembangkan populasi ternak kerbau di Kabupaten Lebak, untuk meningkatkan penghasilan, serta untuk meningkatkan manajemen reproduksi ternak.
33
Apabila kegiatan sesuai dengan ketiga tujuan maka nilainya 3, apabila hanya satu atau dua yang sesuai dengan tujuan maka nilainya 2, dan apabila tidak ada yang sesuai maka nilainya 1. 3.
Struktur Kelompok Struktur kelompok merupakan susunan keanggotaan dan tugas yang ada
pada kelompok peternaknya.
Indikator dalam struktur kelompok yaitu
kelengkapan struktur. a. Kelengkapan Struktur Indikator dalam struktur yaitu kelengkapan struktur seperti adanya ketua, sekretaris dan bendahara, serta bidang atau unit.
Apabila responden
memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3. 4.
Fungsi dan Tugas Merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan kelompok sehingga dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya.
Indikator penilaian dalam aspek ini yaitu
pemberian informasi manajemen reproduksi ternak serta pembagian tugas dalam manajemen reproduksi ternak. a. Pemberian informasi manajemen reproduksi Apabila peternak mendapatkan informasi lengkap mengenai manajemen reproduksi ternak seperti penanganan berahi, penanganan dan pencegahan penyakit, dan manajemen pakan. Apabila peternak mendapatkan semua
34
informasi mengenai manajemen maka nilainya 3, apabila hanya satu atau dua menajemen maka nilainya 2, dan apabila peternak tidak mendapatkan informasi manajemen reproduksi ternak maka nilainya 1. b. Pembagian tugas Peternak memiliki tugasnya masing-masing dalam pengelolaan ternak seperti merawat kebun rumput, membersihkan kandang, dan menjaga keamanan kandang.
Apabila peternak mengetahui ketiga tugas amka
nilainya 3, apabila peternak mengetahui dua atau satu tugas maka nilainya 2, dan apabila peternak tidak mengetahui semua tugas tersebut maka nilainya 1. 5.
Kekompakan Kelompok Merupakan perasaan keterikatan terhadap kelompok atau rasa saling
memiliki terhadap kelompoknya.
Indikator kekompakan kelompok yaitu
kerjasama antar anggota dalam manajemen reproduksi ternak, dan komitmen anggota kelompok (Yunasaf, 2008). a. Kerjasama Kerjasama dalam setiap kelompok dilakukan untuk memudahkan dalma pelaksanaan pengelolaan ternak. Apabila kerjasama dilakukan setiap ada kegiatan maka nilainya 3, apabila kerjasama dilakukan hanya ketika ada pengawasan dari dinas maka nilainya 2, dan apabila tidak ada kerjasama antar anggota maka nilainya 1. b. Komitmen anggota kelompok Komitmen pengurus dapat dinilai dari kesediaan anggota dalam menjalankan tugas yang diberikan. Apabila semua anggota menjalankan
35
tugas yang diinginkan maka nilainya 3, apabila hanya sebagian atau setengahnya dari anggota yang menjalankan tugas maka nilainya 2, dan apabila tidak ada yang menjalankan tugas maka nilainya 1. 6.
Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok Pembinaan dan pemeliharaan kelompok adalah usaha kelompok dalam
menjaga kehidupannya. Indikator yang digunakan yaitu penumbuhan partisipasi dan penyediaan fasilitas (Yunasaf, 2008). a. Penumbuhan partisipasi Penumbuhan partisipasi dapat dilihat dari keikutsertaan anggota dalam setiap kegiatan kelompok. Minimal mengikuti kegiatan sebanyak tiga kali dari lima kegiatan kelompok.
Apabila responden mengikuti kegiatan
kurang dari tiga kali maka nilainya 1, apabila responden mengikuti kegiatan tiga kali maka nilainya 2, apabila responden mengikuti kegiatan lebih dari tiga kali maka nilainya 3. b. Penyediaan fasilitas Penyediaan fasilitas dalam kelompok meliputi penyediaan bibit, adanya penyuluhan, dan pemasaran. Apabila responden memilih satu jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 1, apabila responden memilih dua jawaban dari tiga pilihan maka nilainya 2, dan apabila responden memilih tiga jawaban dari tiga pilihan tersebut maka nilainya 3.
36
7.
Suasana Kelompok Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap, dan perasaan yang
terdapat didalam kelompok.
Indikatornya yaitu interaksi di kelompok dan
lingkungan fisik. a. Interaksi di kelompok Interaksi di kelompok dapat dilihat dari hubungan antar anggota kelompok. Apabila sangat baik maka nilainya 3, apabila biasa saja maka nilainya 2, dan apabila tidak baik maka nilainya 1. b. Lingkungan fisik Lingkungan fisik dapat dilihat dari kebermanfaatan adanya kelompok bagi anggota dalam pengelolaan manajemen reproduksi ternak. Apabila sangat terbantu maka nilainya 3, apabila ragu-ragu maka nilainya 2, dan apabila tidak terbantu maka nilainya 1. Total nilai dari keseluruhan aspek dinamika kelompok dikategorikan dalam tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah. Batas bawah kelas interval adalah nilai terendah ± 0,5 dan batas atas kelas interval adalah nilai tertinggi ± 0,5 (Sudjana, 2005). Perhitungannya melalui rumus :
Panjang Interval =
= = = 10,33
37
Berdasarkan perhitungan panjang interval, maka kelas pada variabel dinamika kelompok pada tiga kelompok adalah : 15 – 25
= Rendah
>25 – 36
= Sedang
>36
= Tinggi
3.2.5 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskripsi dengan membandingkan tingkat manajemen reproduksi tiap kelompok serta dinamika dalam kelompok.