II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut
Kartasapoetra
(2000),
pengertian
industri
adalah
kegiatan
ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat digolongkan menjadi empat berdasarkan banyaknya pekerja yaitu. 1. Industri besar yaitu, industri yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih. 2. Industri sedang yaitu, industri yang mempunyai pekerja antara 20-99 orang. 3. Industri kecil yaitu, industri yang mempunyai pekerja antara 5-19 orang. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mendefinisikan bahwa industri kecil merupakan suatu kegiatan usaha yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 254/MPP/ Kep/1997, tanggal 28 Juli 1997). Kendati banyak definisi mengenai industri kecil, namun menurut Tambunan (1999) produk yang dihasilkan oleh industri kecil memiliki kekuatan-kekuatan diantaranya padat karya, produk sederhana, produk-produknya bernuansa kultur seperti kerajinan dari bambu dan rotan atau ukir-ukiran kayu, agricultural based, dan modal kerja berasal dari uang sendiri atau pinjaman dari sumber informal. Secara umum dapat dikatakan bahwa industri kecil/kerajinan merupakan suatu lapangan usaha di luar sektor pertanian yang cocok bagi golongan ekonomi lemah, permodalan yang tidak terlalu besar, serta teknologinya sederhana, memungkinkan 9
10
pemilik serta penyelenggaraanya lebih luas, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Apabila ditinjau dari jenis barang yang dihasilkan industri kecil atau kerajinan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain. 1. Industri kecil/kerajianan menghasilkan makanan. 2. Industri kecil/kerajinan kayu dan barang-barang bangunan. 3. Industri kecil/kerajinan alat rumah tangga. 4. Indsutri kecil/kerajinan tekstil. 5. Industri kecil/kerajinan aneka logam, perak dan lain-lainnya. 2.2 Industri Rumah Tangga di Perdesaan Pembangunan perdesaan adalah suatu strategi pembangunan yang dirangsang untuk meningkatan kehidupan ekonomi dan sosial dari kelompok khusus masyarakat, yaitu masyarakat di perdesaan. Pembangunan perdesaan bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, sehingga usaha ini harus dirancang secara jelas dan tegas ke arah peningkatan produksi dan produktivitas (Prayitno dan Arsyad, 1987). Pembangunan perdesaan memiliki kaitan erat dengan pembangunan pertanian, namun di sisi lain ada pembangunan perdesaan yang bersifat fisik non pertanian yang ditujukan untuk wilayah perdesaan dan sekitarnya, yaitu pembangunan di luar sektor pertanian, seperti industri kecil dan industri rumah tangga. Industri kecil dan rumah tangga merupakan usaha yang banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang mayoritas tergolong dalam perekonomian lemah dan kegiatan produksinya dilakukan dalam skala kecil dengan memanfaatkan sumber yang ada disekitarnya dengan modal yang relatif kecil serta menggunakan teknologi yang sederhana dengan ketrampilan yang bersifat turun-temurun (Arka dkk, 1992).
11
Jenis-jenis industri yang dapat digarap di daerah perdesaan meliputi industri makanan dan minuman, industri tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri kayu dan barang non kayu, industri mineral bukan logam (kecuali minyak bumi dan batu bara) dan industri logam (Prayitno dan Arsyad, 1987). Industri rumah tangga merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan yang memiliki andil besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan, walaupun sifat usahanya masih memerlukan pembinaan secara terus menerus. Kegiatan industri rumah tangga memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian pertanian di daerah perdesaan. Pada mulanya kegiatan ini merupakan pekerjaan sampingan para petani dan penduduk desa yang memiliki arti sebagai sumber penghasilan tambahan dan musiman, namun sekarang banyak industri rumah tangga yang dapat memberikan penghasilan yang lebih besar dibandingkan penghasilan dari sektor pertanian. 2.3 Kerajinan Menurut Poerwadarminta (1983 dalam Wiyasa, 2008) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kerajinan dijelaskan sebagai suatu hal yang bersifat rajin, kegetolan dalam kegiatan yang bersifat rutinitas yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dan dikerjakan dengan mengandalkan keutamaan pada keterampilan tangan, bukan pada mesin. Seni kerajinan merupakan bagian dari seni rupa yang memiliki nilai guna praktis, yang disesuaikan dengan selera konsumen, sehingga terjadi pergeseran nilai yang juga disesuaikan dengan kebutuhan pemakai yakni masyarakat dan dalam proses penciptaannya,
12
Perajin juga harus terlebih dahulu mempertimbangkan aspek kegunaan dalam rancangan disain, sebab nilai kepraktisan yang menjadi tujuan utama seni terapan (Soedarsono, 2000). Jadi, yang dimaksud dengan kerajinan dalam hal ini, adalah aktivitas yang dilakukan seseorang, dikerjakan dengan keutamaan pada keterampilan tangan, dalam menciptakan berbagai produk kerajinan dengan memanfaatkan material tertentu. 2.4 Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan diartikan sebagai hasil yang diperoleh oleh masing-masing individu dari kegiatan sebagai balas jasa (Hernanto, 1989). Pendapatan rumah tangga petani dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pendapatan usaha tani itu sendiri dan dari luar usaha tani seperti sektor pariwisata, sektor perdagangan dan sektor jasa. Menurut Sumardi dan Evers (1992) pendapatan yang diterima seseorang berasal dari berbagai sumber pendapatan yaitu. 1
Pendapatan sektor formal, yaitu pendapatan yang bersumber dari upah atau gaji yang diperoleh secara tetap dan jumlah yang telah ditentukan.
2
Pendapatan sektor informal, yaitu pendapatan yang bersumber dari perolehan atau penghasilan tambahan seperti dagang, tukang dan buruh.
3
Pendapatan sub intern, yaitu pendapatan yang bersumber dari usaha sendiri seperti dari hasil bercocok tanam, hasil dari beternak dan hasil dari berkebun.
13
Menurut pendapat Kaslan (1982 dalam Sulistyanto, 2013) perolehan pendapatan dapat diartikan menjadi dua yaitu. 1
Pendapatan Nominal Pendapatan nominal adalah pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya lainnya.
2
Pendapatan Riil Pendapatan riil yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi pengeluaran dan biaya lainnya. Setiap anggota rumah tangga memiliki kontribusi pendapatan terhadap
pendapatan total rumah tangga. Dengan memaparkan kontribusi pendapatan dapat dilihat anggota keluarga mana yang memiliki peran yang besar terhadap pendapatan total rumah tangga. Rumah tangga merupakan kesatuan antara yang terdiri atas suami, istri, anak atau anggota keluarga yang lainnya. Rumah tangga merupakan pelaku ekonomi yang selain sebagai sumber faktor produksi modal dan tenaga kerja juga merupakan kelompok atau kompulan individu yang perlu dibiayai, yang berarti memerlukan adanya sumberdaya dana yang berupa pendapatan atau penghasilan. Penghasilan yang diperoleh dari rumah tangga tersebut merupakan balasan jasa bagi faktor produksi tenaga kerja dan modal yang telah disumbangkan (Hutabarat, 1998). Perolehan penghasilan atau pendapatan dari industri kerajinan dulang terhadap pendapatan total rumah tangga di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli dijadikan objek dalam penelitian ini adalah pendapatan dalam bentuk uang yang diperoleh dari kegiatan pembuatan dulang. Dalam hal ini yang
14
dimaksud dengan pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pembuatan kerajinan dulang oleh keluarga petani selama satu bulan. 2.5 Kerangka Pemikiran Perekonomian daerah dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan industri-industri kecil menengah yang ada di daerah tersebut. Industri kecil dan menengah merupakan industri yang berbasis masyarakat, dikelola dan diproduksi oleh masyarakat dan hasilnyapun berdampak pada masyarakat. Industri kecil biasanya memiliki kaitan yang erat terhadap penduduk pedesaan. Pada umumnya masyarakat pedesaan yang mayoritasnya berprofesi sebagai petani memiliki keragaman mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya seperti membuat kerajinan, bertukang, bedagang dan sebagainya. Industri kerajinan dulang merupakan salah satu jenis kerajinan yang dihasilkan oleh beberapa petani di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, tetapi beberapa petani tersebut belum mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh pekerjaan sampingan yang mereka tekuni tersebut terhadap pendapatan total rumah tangga mereka. Dimulai dari industri kerajinan dulang yang terdapat di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli kemudian dilakukan analisis ekonomi pada industri
kerajinan
tersebut.
Analisis
ekonomi
tersebut
dilakukan
dengan
menggunakan jenis data kuantitatif dengan melihat penerimaan yang diterima dari industri kerajinan dulang tersebut, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas iaya dari hasil industri tersebut baik produk setengah jadi (belum finishing) dan yang
15
sudah jadi (sudah finishing) dan kontribusi atau sumbangannya terhadap pendapatan total rumah tangga. Setelah didapatkan hasil dan kesimpulan dari analisis tersebut, maka lebih lanjut akan menjadi rekomendasi untuk industri kerajinan dulang tersebut. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
16
Desa Pengotan KecamatanBangli Kabupaten Bangli
Industri Kerajinan Dulang
Analisis Ekonomi Terhadap Industri Kerajinan Dulang
Kuantitatif
Pendapatan
Produktivitas Tenaga Kerja dan Biaya
Kontribusi
Kerajinan Dulang
Hasil dan Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profil Industri Kerajinan Dulang dan Sumbangannya terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli.