II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
A.1. Konsep Tinjauan Historis
Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. ”Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata tinjau yang memiliki arti melihat, menjenguk, memeriksa dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan”.1 Sedangkan ”kata Historis berasal dari bahasa Latin istoria yang memiliki arti kota Istoria yaitu kota ilmu di Yunani”. 2 Kemudian kata istoria dalam perkembangannya diperuntukkan bagi ”pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai masalah manusia secara kronologis”.3
Pada perkembangan selanjutnya kata Istoria juga diadopsi oleh bahasa Inggris dengan perubahan fonem menjadi history atau historis yang dipergunakan sebagai istilah untuk menyebut ”cerita tentang peristiwa dan kejadian yang dialami manusia pada masa lampau”.4 Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata historis dikenal dengan istilah sejarah. ”Adapun pengertian historis atau sejarah adalah
1
Kamisa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1997). Halaman 554
2
Alberdian. Arti Kata Sejarah. Termuat dalam http//blogspot.com/2010/08/arti kata sejarah
3
Ibid.
4
Alberdian. Op Cit
12
deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran”.5 Pendapat lain mengatakan bahwa :
Sejarah ialah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan.6
Menurut J.V. Brice ”Sejarah adalah catatan-catatan dari apa yang telah dipikirkan dan diperbuat oleh manusia”.7 Sedangkan menurut R.G. Collengwood,”Sejarah ialah sejenis bentuk penyelidikan atau suatu penyiasatan tentang perkara-perkara yang telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau”.8
Sementara itu, sejarah juga diartikan sebagai gambaran masa lalu kehidupan manusia dan seputarnya meliputi lingkungannya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang terjadi.9
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka sejarah adalah satu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang dilakukan manusia dan ditulis secara kritis dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kebijakan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa tinjauan historis memiliki pengertian sebagai suatu 5
M. Nazir, Berbagai Konsep Sejarah, Termuat dalam http://www.edukasi.net/02-8-2010
6
Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah. Dimuat dalam http://www.edukasi.net/02-8-2010
7
Putu. Definisi sejarah menurut J.V. Brice termuat dalam www.tripood.com/02-8-2010
8
Ibid.
9
Ipsa. Definisi Sejarah menurut Drs. Sidi Gazalba, termuat dalam http://www.Wordpress.com /2010/08/02
13
bentuk penyelidikan ataupun penelitian terhadap gejala peristiwa masa lampau manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang ditulis secara ilmiah, kritis dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung serta memberi pengertian terhadap gejala peristiwa tersebut.
Dalam mempelajari sejarah, ada beberapa manfaat dan kegunaannya. Menurut Nugroho Notosusanto, kegunaan sejarah ada tiga yaitu:
1. Memberi pelajaran (edukatif), bahwa kita dapat belajar dari pengalaman-pengalaman dimasa lampau yang dapat dijadikan pelajaran sehingga hal-hal yang buruk dapat dihindari. 2. Memberi ilham (inspiratif), bahwa tindakan kepahlawanan dan peristiwa-peristiwa dimasa lampau dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan sekarang. Peristiwa-peristiwa yang benar akan memberi ilham. 3. Memberi kesenangan (rekreatif), bahwa kita bisa terpesona oleh kisah yang baik, sebagaimana kita bisa terpesona oleh sebuah roman yang bagus dengan sedihnya kita berhasil mengangkat seni.10
Selanjutnya Nugroho Susanto mengemukakan bahwa ”mempelajari sejarah supaya kita bijaksana terlebih dahulu dalam bertindak untuk berbuat sesuatu dalam sekarang masa yang akan datang yang melandaskan pada masa lampau”. 11
Berdasarkan beberapa konsep sejarah di atas, perlu dikemukakan juga bahwa manfaat mempelajari sejarah adalah agar kita dapat mengetahui peristiwa masa lampau yang dilakukan manusia yang menjadi inspirasi dan pedoman untuk melakukan tindakan yang bijaksana pada masa sekarang dan yang akan datang.
10
Nugroho Notosusanto, Hakekat Sejarah dan Azas-azas Metode Sejarah, (Bandung : ISAB,1964). Halaman 17. 11
Ibid.
14
A.2. Konsep Makna
Dengan memahami sebuah penjelasan dan pengertian suatu permasalahan diharapkan sebuah makna yang ada dalam sebuah permasalahan akan dapat diketahui. Makna adalah arti atau maksud dan antara lain dapat merujuk pada halhal berikut:
1. Makna Simbolik Yaitu suatu maksud yang tergambar atau dilambangkan pada sesuatu hal, biasanya dalam bentuk benda. 2. Makna Fundamental Yaitu makna yang bersifat dasar (pokok) dan sangat mendasar. 3. Makna Eksplisit Yaitu makna yang gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit , sehingga orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yg kabur atau salah mengenai maksudnya. 4. Makna Implisit Yaitu makna yang terkandung didalam sebuah hal yang meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan, tetapi maksudnya tersimpul di dalamnya, terkandung halus dan tersirat. 5. Makna konseptual Yaitu sebuah makna yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan konsep, atau dasar dari sebuah perencanaan.
Dalam penelitian ini makna yang digunakan adalah Makna Implisit dan makna konseptual yang terkandung di dalam Sumpah Palapa Gajah Mada. Dan sejauh mana Makna Implisit dan konseptual yang terkandung dalam Sumpah Palapa Gajah Mada berpengaruh pada perjuangan Majapahit mempersatukan Nusantara.
15
A.3 Konsep Sumpah Palapa
Sebelum menjelaskan konsep Sumpah Palapa, ada baiknya makna atau definisi dari sumpah terlebih dahulu dijelaskan. Arti kata Sumpah menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adalah:
1) pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dsb.); 2) pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; 3) janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).12
Ketiga pengertian tersebut di atas, baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan dapat dipakai dalam konteks pengertian Sumpah Palapa. Pengertian tersebut berdimensi spiritual artinya tidak main-main karena berkaitan dengan hubungan ketuhanan. Oleh sebab itu tidak berlebihan, apabila dikatakan bahwa Sumpah Palapa itu sakral.
Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi,
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa". 12
Definisi sumpah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Termuat dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi. 2-8-2010
16
Terjemahannya, Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".13
A.4. Konsep Gajah Mada
Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.
Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang menjelaskan tentang kelahiran dan darimana Gajah Mada berasal. Hingga saat ini juga belum terdapat bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan Muhammad Yamin yang menyatakan bahwa Gajah Mada berasal dari Bali. Muhammad Yamin menyatakan bahwa :
Sesuai dengan pernyataan naskah Usana Jawa yang digubah di Bali, tokoh Gajah Mada dilahirkan dipulau itu. Ketika remaja, ia mengembara dan mengabdi di istana Majapahit. Menurut kitab yang sama pula Gajah Mada lahir dengan cara memancar dari buah kelapa sebagai penjelmaan
13
Ki J. Padmapuspita. Pararaton:Teks Bahasa Kawi Terjemanahan Bahasa Indonesia. (Yogyakarta:Taman Siswa,1966) Halaman 84
17
Sang Hyang Narayana (Wisnu). Jadi Gajah Mada sebenarnya tanpa ayah dan ibu, ia lahir karena kehendak dewa-dewa.14
Mengenai Gajah Mada yang menurut Usana Jawa berasal dari Bali hingga sekarang belum ada ahli yang membantah atau mengiyakannya. Hal itu mungkin disebabkan nama Gajah Mada yang telah terkenal di berbagai tempat sehingga banyak daerah yang mencoba menghubungkan Gajah Mada sebagai anak dari daerah tersebut. Setidaknya hingga sekarang hanya sumber-sumber tertulis Bali saja yang menyebutkan bahwa Gajah Mada adalah orang Bali yang mengembara ke Jawa, sebagaimana yang dulu telah dilakukan oleh Airlangga anak Raja Bali Dharmodayana Warmmadewa yang menjadi raja di Jawa antara tahun 1019-1042.
Begitu pun uraian Babad Gajah Mada yang terkesan sebagai kisah legitimasi, sehingga sangat mungkin jika uraian itu disusun dalam era yang sangat dekat dengan zaman sekarang. Karena itu, mungkin saja kisah itu hanya dongeng belaka. Nama Gajah Mada sebenarnya dapat dibahas lebih lanjut jika hanya melihat kata “gajah mada”, maka orang yang menggunakan nama tersebut telah memikirkan dengan baik alasannya.
Kata “gajah” mengacu kepada hewan yang besar yang disegani binatang lainnya, dalam mitologi Hindu dipercaya sebagai vahana (hewan tunggangan) dari Dewa Indra, gajah milik Indra dinamakan dengan Airavata. Dewa Indra dipercaya sebagai raja para dewa, walaupun Indra bukan dewa yang paling dihormati (karena yang paling banyak dipuja adalah Uiva Mahadewa), namun pemuliaan Indra sebagai raja para dewa tetap dipegang teguh dikalangan para pemeluk Hindu Trimurti. Dengan demikian, Jayanagara, Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwarddhani dan Rajasanagara, dipandang setara dengan Indra, dewata yang mempunyai hewan tunggangan gajah. Tokoh Gajah Mada memposisikan dirinya sebagai Airavata, gajah vahana dewa Indra. Adapun kata “mada” dalam bahasa Jawa Kuno artinya mabuk, bias dibayangkan jika seekor gajah 14
Muhammad Yamin. Gajah Mada:Pahlawan Persatuan Nusantara. ( Jakarta; Balai Pustaka:1960) Halaman 13
18
sedang mabuk, ia akan berjalan seenaknya, beringas, menerabas segala rintangan.15
Gajah juga dihubungkan dengan Ganesa, dewa berkepala gajah berbadan manusia, putra Uiva dan Parwati. Ganesa dipuja sebagai pengusir segala penghalang selain dipuja sebagai dewa ilmu pengetahuan. Maka, apabila dihubungkan dengan tokoh Gajah Mada, nama itu dapat ditafsirkan dalam dua sifat, yaitu:
1. Ia menganggap dirinya sebagai vahana raja, pelaksana perintah-perintah raja, sebagaimana Gajah Airavata menjadi vahana sang raja para dewa, Indra. 2. Ia adalah orang yang seakan-akan mabuk dan beringas apabila menghadapi berbagai rintangan yang akan menghambat kemajuan kerajaan. Sungguh merupakan pilihan nama yang tepat bagi diri Gajah mada dan agaknya nama itu telah dipikirkan masak-masak maknanya sebelum dipakai untuk nama dirinya.
Mengingat nama Gajah Mada sarat dengan konsep kedewataan dan ajaran agama Hindu, tidak tertutup kemungkinan bahwa tokoh tersebut telah mendalami secara baik ajaran agama tersebut. Dalam masa Majapahit antara abad ke 14-15 M, telah berkembang pusat-pusat pendidikan keagamaan yang dinamakan dengan mandala, karsyan dan kadewaguran. Tempat-tempat pendidikan agama itu umumnya terletak jauh dari keramaian, berada di kesunyian hutan lereng gunung-gunung, atau di tempat yang sukar didatangi oleh manusia.
15
Agus Aris Munandar. Gajah Mada : Biografi Politik. (Jakarta: Komunitas Bambu.2010) Halaman 12-13
19
A.5. Konsep Perjuangan
Secara Etimologi kata perjuangan terdiri dari kata dasar juang, yang mendapat awalan -per, dan mendapatkan akhiran –an. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata juang memiliki definisi “memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi: segenap rakyat ikut serta untuk mencapai kemerdekaan;”16. Selain itu masih dijelaskan pengertian juang setelah mendapat beberapa imbuhan yaitu ; “memperjuangkan: berjuang untuk merebut sesuatu, pejuang orang yg berjuang, prajurit.”17
Konsep atau definisi perjuangan sediri adalah :
a. perkelahian (merebut sesuatu); peperangan: b. usaha yg penuh dengan kesukaran dan bahaya: c. salah satu wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik; konflik antara satu kelas atau kelompok (proletar, tani, dsb) dan kelas lain (borjuis, tuan tanah, dsb) atau kelompok lain.18
Dalam penelitian ini konsep perjuangan didefinisikan sebagai usaha yang penuh dengan tantangan, kesukaran dan hambatan yang dialami oleh Gajah Mada dalam mempersatukan beberapa wilayah-wilayah atau kerajaan-kerajaan kecil dibawah Kerajaan Majapahit yang akhirnya dikenal sebagai wilayah Nusantara.
16
Definisi juang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Termuat dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi. 2-8-2010 17
Ibid
18
Ibid
20
A.6. Konsep Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, wilayah kekuasaan Majapahit kala itu adalah:
Daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.19
Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin
19
Muljana, Slamet. Nagarakrtagama dan Tafsir Sejarahnya. (Jakarta ; Bhratara Karya Aksara,1979). Halaman 34
21
berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim dutadutanya ke Tiongkok.
Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mengambil Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan.
Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan
22
Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.
Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang, menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Salah satu panglima Gajah Mada yang terkenal adalah Adityawarman, yang termahsyur atas penaklukan Minangkabau. Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan terkadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.
A.7. Konsep Mempersatukan
Kata mempersatukan secara halfiah terdiri dari kata satu yang memperoleh awalan –mem, sisipan –per dan mendapat akhiran –kan. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata satu memiliki definisi :
1. bilangan yg dilambangkan dng angka 1 (Arab) atau I (Romawi); 2. nama bagi lambang bilangan asli 1 (angka Arab) atau I (angka Romawi); 3. urutan pertama sebelum ke-2; 4. bilangan asli terkecil sesudah 0.20
20
Definisi satu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Termuat dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi. 2-8-2010
23
Selain definisi tersebut dalam pengertian kata satu dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) terdapat sejumlah pengertian dari kata-kata berikut ini yaitu :
Pemersatu : 1) orang yg mempersatukan, 2) alat untuk mempersatukan. Pemersatuan : proses, cara, perbuatan mempersatukan Penyatuan : proses, cara, perbuatan menyatukan. Kesatu : pertama. Kesatuan : 1). perihal satu; 2) keesaan, sifat tunggal,demi dan persatuan bangsa, 3) satuan.21
Kata mempersatukan sendiri memiliki pengertian “menjadikan bersatu atau menyatukan”. Dalam penelitian ini konsep mempersatukan mengacu pada konteks usaha Gajah Mada dalam menjadikan satu wilayah-wilayah atau kerajaankerajaan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Wilayah-wilayah ini yang nantinya menjadi cikal bakal dari apa yang di sebut dengan Nusantara.
A.8. Konsep Nusantara
Secara morfologi, kata nusantara adalah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuna nusa (pulau) dan antara (lain). ”Nusantara merupakan istilah yang dipakai oleh orang Indonesia untuk menggambarkan wilayah kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke”.22 Kata ini tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16), namun untuk menggambarkan konsep yang berbeda dengan penggunaan sekarang. Pada awal abad ke-20 istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai nama alternatif untuk negara lanjutan Hindia-Belanda. Setelah penggunaan nama 21
Ibid
22
http//.wikipedia.org/wiki/nusantara// 2-8-2010
24
Indonesia disetujui, kata Nusantara dipakai sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia.
Dalam konsep kenegaraan Jawa di abad ke-13 hingga ke-15, raja adalah "RajaDewa": raja yang memerintah adalah juga penjelmaan dewa. Karena itu, daerah kekuasaannya memancarkan konsep kekuasaan seorang dewa. Kerajaan Majapahit dapat dipakai sebagai teladan. Negara dibagi menjadi tiga bagian wilayah: Negara Agung, mancanegara, dan nusantara.
Negara Agung merupakan daerah sekeliling ibukota kerajaan tempat raja memerintah. Mancanegara adalah daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di daerah perbatasan. Dilihat dari sudut pandang ini, Madura dan Bali adalah daerah "mancanegara". Selain itu Lampung dan juga Palembang juga masih bisa dianggap daerah "mancanegara". Nusantara adalah daerah di luar pengaruh budaya Jawa tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan: para penguasanya harus membayar upeti.23
Kitab Negarakertagama mencantumkan wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulaupulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan.
"Nusantara" pada zaman Majapahit dan Kepulauan Melayu yang merupakan dasar dari konsep (Alam Melayu) adalah dua konsep yang memiliki kesamaan cakupan geografis namun terdapat perbedaan sejarah sehingga dua konsep ini tidak dapat
23
http//.wikipedia.org/wiki/nusantara// 2-8-2010
25
digunakan untuk merujuk hal yang sama. Konsep "Nusantara" murni berasal dari kebudayaan asli Indonesia (Majapahit).
Hal ini terlihat dari kata Nusantara sendiri yang tidak diambil dari bahasa asing (India). Bangsa Indonesia sebagai keturunan asli (bukan pendatang) dari Majapahit memiliki hak mutlak atas terminologi Nusantara. Sebagai pewaris terminologi Nusantara, maka hakikat dari definisi terminologi ini yaitu wilayah negara adalah tetap. Jikalau pada asalnya Nusantara merujuk ke wilayah Majapahit, maka sekarang Nusantara merujuk pada wilayah Indonesia.
B. Kerangka Pikir
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Demikian salah satu ajaran yang disampaikan oleh Bung Karno untuk negeri ini. Kata tersebut jelas menggambarkan bahwa rakyat negeri ini haruslah menghargai setiap usaha dan pengorbanan setiap orang yang dianggap sebagai pahlawan dan orang yang rela memberikan jiwa dan raganya untuk negerinya. Kata pahlawan mungkin memang belum dikenal pada masa itu, tapi tidaklah berlebihan bila sosok seorang pahlawan dan sebutan sebagai pahlawan kita gunakan untuk menyebut Mahapatih Majapahit yaitu Gajah Mada. Namanya begitu terkenal dalam
khasanah
ilmu
Sejarah
Nasional
negeri
ini.
Ketenaran
dan
kepahlawanannya hampir setara dengan raja-raja dan pembesar Kerajaan Majapahit lainya. Kegigihan dan perjuangannya bersama Raja Majapahit saat itu yaitu Hayam Wuruk mampu mendatangkan masa kejayaan pada Kerajaan Majapahit.
26
Ikrar Sumpah Palapa yang dibacakan saat pelantikannya sebagai patih di hadapan Raja Majapahit dan para pembesar kerajaan, dibuktikan sebagai janji suci dan bentuk kecintaan Gajah Mada terhadap Raja dan Kerajaan Majapahit. Namun kesimpang siuran sumber sejarah menjelaskan bahwa strategi politik Gajah Mada akhirnya harus berakhir dan gagal ketika meletusnya Perang Bubat. Pendapatpendapat demikian sah-sah saja karena memang semua bisa berpendapat dan mengungkapkan pandangannya. Namun hal ini juga menjadi wajar karena ketika Sumpah Palapa di ikrarkan tidak semua para pembesar Kerajaan Majapahit juga begitu saja menerima dengan terbuka. Beberapa mengolok-olok dan menghina Sumpah Palapa Gajah Mada. Namun seiring berjalannya waktu Gajah Mada mampu menunjukan bahwa dia memegang sumpahnya.
Sumpah Palapa yang merupakan janji suci seorang kesatria tentu saja bukan sekedar sumpah atau janji biasa. Ada begitu banyak makna yang terkandung di dalam Sumpah Palapa. Dengan Sumpah Palapa maka konsep dari nusantara mulai terlihat. Selain sebagai cikal bakal NKRI, Sumpah Palapa juga memiliki makna yang begitu komplek dalam perjuangan Gajah Mada. Makna yang dimaksud disini adalah makna secara implisit yaitu sebuah makna yang memang tidak terlihat secara langsung namun arti dan maksudnya tersirat, dan makna secara konseptual dimana sumpah palapa menjadi konsep atau dasar perencanaan dari perjuangan Majapahit dalam mempersatukan Nusantara. Kemudian bagaimana makna implisit dan konseptual Sumpah Palapa Gajah Mada bagi perjuangan Majapahit dalam mempersatukan nusantara hal itu kiranya yang menjadi tujuan dari penulis mengkaji permasalaha ini.
27
C. Paradigma
Sumpah Palapa Di Ikrarkan Gajah Mada Saat Dilantik Menjadi Patih Majapahit
Munculnya Perbedaan Persepsi Terhadap Makna Sumpah Palapa Gajah Mada
Makna Sumpah Palapa Gajah Mada Dalam Perjuangan mempersatukan Nusantara
Muncul Makna Implisit dan Konseptual Sumpah Palapa Gajah Mada
Keterangan :
= Garis Sebab = Garis Hubungan = Garis Akibat