II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan dari padi yang umur tanamnya lebih lama dibanding padi penghasil beras pera. Padi penghasil beras pulen seperti beras Cianjur, biasanya dipanen dengan cara dipotong tangkai atau malainya sehingga diperoleh padi gedeng. Contoh beras pulen antara lain: beras cianjur, rojolele, bare solok, dan sebagainya. Beras ini jika ditanak akan menghasilkan nasi yang butirannya saling menempel sehingga dapat dikepal. Ini terjadi karena kandungan amilosanya rendah, sementara kandungan amilopektinnya lebih tinggi dibanding beras pera. Sedangkan padi pera atau biasa juga disebut padi cere, dipanen dengan cara diarit batangnya kemudian langsung digabahkan. Beras ini jika ditanak akan menghasilkan nasi yang butirannya tidak saling menempel karena kandungan amilosanya tinggi, sementara kandungan amilopektinnya lebih rendah dibanding beras pera. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dibagi ke dalam empat golongan, yaitu beras ketan yang sangat pulen (kadar amilosa sekitar 1-2 persen), beras pulen (kadar amilosa 7-20 persen), beras sedang (kadar amilosa 20-25 persen), dan beras pera (kadar amilosa lebih dari 25 persen). Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak, misalnya beras cianjur, pandan wangi atau rojolele. Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras. 2.2. Penelitian Terdahulu 2.2.1. Karakteristik Konsumen Penelitian Zepri (2009), dengan judul penelitian “Analisis Karakteristik dan Perilaku Konsumen Sayuran Organik di HERO Supermarket Plaza Senayan,
Jakarta Pusat”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik umum responden sayuran organik HERO Supermarket Plaza Senayan secara keseluruhan paling banyak berusia 26-40 tahun (51,67 persen), berstatus menikah (71,67 persen), dan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-5 orang (55 persen). Sebagian besar responden berpendidikan sarjana/S1 (41,67 persen), bekerja sebagai pegawai swasta (50 persen), dan memiliki tingkat pendapatan rata-rata di atas 10 juta per bulan (31,67 persen). Vera (2008), dengan judul penelitian “Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Produk Soyjoy dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran”. Penelitian ini menyebutkan karakteristik umum konsumen Soyjoy adalah sebagai berikut: berusia 20-40 tahun, status pelajar mahasiswa adalah status yang paling dominan, sebagian besar responden memiliki pendapatan sekitar Rp. 1.000.000,sampai dengan Rp. 2.000.000,-. Sembilan puluh persen responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan, dan tingkat pendidikan terakhir yang paling besar adalah SLTA. Sembilan puluh empat persen responden adalah penduduk kota Bogor, dan sisanya berasal dari luar Bogor seperti Jakarta dan Sukabumi. Imas (2008), dengan judul penelitian “Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Produk Gula Pasir Merek Gulaku di Kota Bogor. Penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik konsumen yang membeli gula pasir merek Gulaku adalah perempuan dewasa dengan usia 31 sampai 40 tahun, sudah menikah dengan jumlah anggota keluarga 3 sampai 4 orang, suku sunda dengan pekerjaan utama ibu rumah tangga, berpendidikan akhir SMU dan Sarjana dengan pendapatan keluarga hampir tersebar merata di semua kalangan. Berdasarkan penelitian di atas, maka beberapa hal yang sangat berhubungan erat dengan karakteristik konsumen adalah jenis kelamin, usia, status, pendidikan, dan pendapatan. 2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Maharani (2009), dengan judul penelitian “Analisis Kepuasan, Loyalitas, dan Preferensi Konsumen Martabak Air Mancur Bogor”. Hasil penelitian ini terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian martabak adalah varian rasa martabak, ukuran, tekstur, dan kulit berwarna kuning kecoklatan.
Panjaitan (2007), melakukan penelitian Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen terhadap Roti Unyil Venus di Kota Bogor. Penelitian ini menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian roti unyil adalah kecepatan karyawan dalam menangani proses pembelian, penanganan keluhan pengunjung, kenyamanan toko, kesesuaian menu dengan pesanan, kemudahan mencapai lokasi, kesopanan karyawan, kandungan gizi, rasa, serta kebersihan produk. Berdasarkan penelitian di atas, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk yang satu dengan produk lainnya akan berbeda. 2.2.3. Persepsi Konsumen Pratiwi (2007), dengan judul penelitian “Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Produk House brand Hero Kategori Bahan Pangan” mengemukakan bahwa hasil penilaian persepsi konsumen terhadap house brand Hero, baik gula pasir maupun beras tidak terlalu jauh berbeda. Sebagian besar responden menilai harga house brand hero lebih murah daripada merek gula pasir dan beras yang lainnya yang dijual di Hero Supermarket. Responden juga menilai pilihan ukuran dan jenis produk house brand Hero kategori bahan pangan sama banyaknya dengan merek lainnya dengan tingkat kepercayaan yang sama baiknya serta penilaian ketersediaan yang lebih banyak untuk produk house brand Hero daripada gula pasir dan beras kemasan merek lain. 2.2.4. Proses Keputusan Pembelian Nasution (2009), dengan judul penelitian “Sikap dan Preferensi Konsumen dalam Mengkonsumsi Susu Cair”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa responden susu cair secara umum melalui setiap tahapan keputusan pembelian, yaitu (1) pengenalan kebutuhan: konsumen mengenali kebutuhan untuk mengkonsumsi susu cair dengan motivasi pemenuhan gizi, pengganti susu bubuk atau susu kental manis, dan pengaruh iklan; (2) pencarian informasi: sebagian besar konsumen mendapatkan informasi mengenai susu cair dari iklan; (3) evaluasi alternatif: konsumen mempertimbangkan pembelian berdasarkan atribut yang dimiliki susu cair; (4) keputusan pembelian: pada umumnya hampir seluruh
konsuman merencanakan kapan dan di mana akan membeli produk susu cair; dan (5) perilaku pasca pembelian: konsumen merasa puas dengan produk susu cair yang mereka konsumsi dan tidak berencana menggantinya walaupun harga susu cair mengalami kenaikan. Harnasari (2009), dengan judul penelitian “Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop Bogor. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa responden Cimory Yoghurt Drink secara umum melalui setiap tahapan keputusan pembelian, yaitu (1) pengenalan kebutuhan: konsumen mengenali kebutuhan untuk mengkonsumsi yoghurt oleh karena adanya manfaat kesehatan dari produk (ingin memiliki gaya hidup sehat), dan menyukai produk susu; (2) pencarian informasi : informasi mengenai Cimory Yoghurt Drink didapat konsumen dari berbagai media elektronik baik televisi, internet, dan media cetak; (3) evaluasi alternatif: konsumen mempertimbangkan pembelian berdasarkan atribut yang dimiliki yoghurt, khususnya rasa asam yoghurt, harga, dan nutrisi; (4) keputusan pembelian: kebanyakan konsumen memilih supermarket untuk membeli yoghurt, pembelian yoghurt dilakukan secara mendadak (niat membeli baru dirasakan ketika berada di tempat pembelian), dan frekuensi konsumsi yoghurt masih sedikit (konsumen cukup jarang mengkonsumsi yoghurt); dan (5) perilaku pasca pembelian: konsumen merasa manfaat yang diterima dari yoghurt sesuai dengan uang yang dikeluarkan untuk membeli Cimory Yoghurt Drink. Novian (2009), dengan judul penelitian “Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen terhadap Mid East Cafe Lounge and Shisha, Bogor”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa responden Mid East Cafe Lounge and Shisha secara umum melalui setiap tahapan keputusan pembelian, yaitu, (1) pengenalan kebutuhan: konsumen datang ke Mid East Cafe Lounge and Shisha dengan motivasi citarasa dan suasana tempat; (2) pencarian informasi: sebagian besar konsumen mendapatkan informasi mengenai Mid East Cafe Lounge and Shisha dari keluarga, teman, dan promosi penjualan oleh Mid East Cafe Lounge and Shisha; (3) evaluasi alternatif: konsumen mempertimbangkan pembelian adalah lokasi yang mudah dijangkau, harga, dan rasa; (4) keputusan pembelian: cara responden memutuskan pembelian di Mid East Cafe Lounge and
Shisha bermacam-macam, yaitu terencana, mendadak, dan tergantung situasi; dan (5) perilaku pasca pembelian: konsumen merasa puas dengan Mid East Cafe Lounge and Shisha dan ingin melakukan pembelian ulang. Shanti (2007), dengan judul penelitian “Analisis Keputusan Konsumen dalam Mengkonsumsi Jeruk Lokal dan Impor di Ritel Modern”. Penelitian ini mengemukakan bahwa tahap proses pembelian digunakan untuk mengetahui bagaimana konsumen mengambil konsumen. Responden mengkonsumsi buah jeruk untuk menjaga kesehatan karena buah jeruk sebagai sumber vitamin. Sumber informasi pribadi yang paling banyak digunakan berasal dari penjual (37 persen) dan keluarga (36 persen). Sebanyak 77 persen responden menyatakan atribut rasa yang paling mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam membeli buah jeruk, sebagian besar responden melakukan pembelian terencana yang meliputi pembelian untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari (41 persen) dan pembelian ketika persediaan buah habis (44 persen). Alasan konsumen membeli buah di Giant karena suasana nyaman, produk bermutu, harga murah, dan konsep one stop shopping. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, proses keputusan pembelian konsumen pada umumnya ada lima yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Pengenalan kebutuhan didasarkan oleh bermacam-macam motivasi, mulai dari manfaat, pemenuhan gizi, dan terpengaruh iklan. Konsumen mendapatkan informasi produk dari berbagai media dan teman di sekelilingnya. Evaluasi alternatif biasanya dilakukan konsumen berdasarkan atribut-atribut penting produk dan keputusan pembelian produk juga bermacam-macam, ada yang terencana, mendadak, dan tergantung situasi. Hal ini berkaitan erat dengan jenis produk yang dibeli. Konsumen yang puas terhadap produk akan melakukan pembelian ulang sedangkan konsumen yang tidak puas akan mengeluh.