II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemasaran dan Konsep Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran tersebut berdasar pada konsep inti berikut: kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk (barang, jasa, gagasan); nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar dan prospek (Kotler, 1997).
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
Produk (barang, jasa, dan gagasan)
Pemasar dan calon pembeli
Nilai, biaya, dan kepuasan
Pertukaran dan transaksi
Pasar
Hubungan dan jaringan
Gambar 2.1 Konsep Inti Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan makanan, udara, air, pakaian, dan tempat untuk bertahan hidup. Adalah penting untuk membedakan kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar. Manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat berlindung, keamanan, hak milik, harga diri. Kebutuhan ini diciptakan oleh masyarakat atau pemasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan
8
9
manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan menjadi permintaan jika didukung oleh daya beli (Kotler, 1997). Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat diperlukan produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Produk dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung kepada jasa yang mereka berikan daripada kepemilikannya. Dengan kata lain, produk fisik adalah sarana yang memberikan jasa kepada pemiliknya (Kotler, 1997). Masyarakat tidak selalu mendapatkan semua yang mereka butuhkan atau mereka inginkan. Masyarakat harus menentukan pilihan terhadap banyak produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Konsep yang dapat membantu memecahkan masalah ini adalah nilai dan kepuasan. Nilai adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya. Segala produk yang bernilai juga membutuhkan biaya untuk mendapatkannya. Karena itu masyarakat harus mempertimbangkan nilai dan harga produk sebelum membuat pilihan. Setelah memilih produk maka masyarakat akan mendapat kepuasan (Kotler, 1997). Masyarakat dapat memperoleh produk dengan melakukan pertukaran antara sumber daya yang mereka miliki dengan produk yang mereka inginkan. Pemasaran muncul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya melalui pertukaran. Pertukaran adalah tindakan memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Dua
10
pihak terlibat dalam pertukaran jika mereka telah mencapai suatu kesepakatan dalam suatu perundingan.Setelah mencapai kesepakatan maka dapat dikatakan transaksi telah terjadi. Transaksi adalah perdagangan nilai-nilai antara dua pihak atau lebih (Kotler, 1997). 2.2 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi
yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 1988). Terdapat tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen menurut Loudon (1993 dalam Mangkunegara, 1988) yaitu variabel stimulus, variabel respons, dan variabel intervening. 1. Variabel Stimulus, variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu atau faktor eksternal yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang dan ruangan toko. 2. Variabel Respon, variabel respon merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk. 3. Variabel Intervening, variabel intervening merupakan variabel antara variabel stimulus dan variabel respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap tehadap suatu peristiwa, dan
11
persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respon. 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Ada dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis (William, 1978). Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, kelompok anutan, dan keluarga. Sedangkan kekuatan faktor psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, serta konsep diri. 2.3.1
Kekuatan sosial budaya
1. Faktor budaya, kebudayaan adalah hasil karya manusia, proses belajar, mempunyai aturan atau berpola, bagian dari masyarakat, menunjukkan kesamaan tertentu tetapi juga terdapat variasi-variasinya, pemenuhan kepuasan dan kemantapan, penyesuai, terorganisasi dan terintegrasi secara keseluruhan (William, 1978). 2. Faktor kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial dapat dikategorikan ke dalam
tiga kelas yaitu kelas sosial
golongan atas, golongan menengah, dan golongan rendah (William, 1978). 3. Faktor kelompok anutan, kelompok anutan didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Misalnya perhimpunan artis, atlet, kelompok pemuda, dan lain-lain (William, 1978). 4. Faktor keluarga, keluarga adalah suatu unit masyarakat terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi keputusan membeli. Keluarga berperan
12
sebagai pengambil inisiatif, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, siapa yang melakukan pembelian, dan pemakai (William, 1978). 2.3.2
Kekuatan faktor psikologis
1. Faktor pengalaman belajar, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli (William, 1978). 2. Faktor kepribadian, kepribadian adalah suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Pelayanan yang ditampilkan
oleh
seorang
pramuniaga
terhadap
konsumen
dapat
mempengaruhi perilaku konsumen terhadap produknya (William, 1978). 3. Faktor sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk dapat dirubah melalui komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen (William, 1978). 4. Konsep diri, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang apa yang kita pikirkan. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen kita perlu menciptakan situasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen (William, 1978). 2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran dan pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya lima peran ini
13
dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Menurut Kotler (1996 dalam Tjiptono, 1997), kelima peran tersebut meliputi: 1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang dan jasa tertentu 2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, dan pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian 3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya 4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian actual 5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli. Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins dan Engel (1990 dalam Tjiptono, 1997) membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision making). Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Mula-mula konsumen akan mencari informasi tentang produk tertentu dan mengevaluasi seberapa baik
14
produk tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk ini akan mengarah
kepada
keputusan
pembelian.
Selanjutnya
konsumen
akan
mengevaluasi hasil dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas ini terjadi untuk pembelian barang-barang yang mempunyai nilai prestise tinggi dan bisa digunakan dalam waktu yang lama. Contohnya: mobil, komputer, rumah mewah, dan lain-lain (Tjiptono, 1997). Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tentang produk tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian barang-barang yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Namun proses pengambilan keputusan ini juga dapat terjadi ketika seseorang memutuskan untuk membeli produk baru karena bosan dengan merek yang sudah ada atau karena ingin mencoba sesuatu yang baru (Tjiptono, 1997). Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek kegemarannaya tanpa melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi hanya dilakukan ketika merek yang dipilih tersebut tidak sebagus atau sesuai dengan yang diharapkan. Produk-produk yang biasa dibeli melalui proses ini yaitu makanan ringan, sabun mandi, pasta gigi, minyak rambut, dan lain-lain (Tjiptono, 1997). 2.5 Faktor-faktor yang Berperan Mengkonsumsi Barang atau Jasa
dalam
Keputusan
Konsumen
Menurut Kotler (2002) keputusan mengkonsumsi adalah tindakan dari konsumen untuk mau mengkonsumsi atau tidak terhadap produk. Dari berbagai
15
faktor yang berperan dalam keputusan konsumen melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pasca pembelian. Faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. 2.5.1
Faktor internal
1. Motivasi, Konsumen ingin memiliki barang dan memperoleh layanan tertentu, mencapai tujuan-tujuan tertentu dan menirukan orang dan perilaku tertentu. Daya tarik pada benefit barang, jasa, dan perilaku ini merupakan kekuatan yang mampu memotivasi. Benefit-benefit di atas memang menjanjikan. Orang merasa akan lebih bahagia atau nyaman dengan menikmati produk-jasa ini, dan melakukan perilaku yang diinginkan (Kotler, 2002). 2. Pendapatan para pembeli, pendapatan masyarakat sebagai pembeli merupakan faktor yang sangat penting di dalam menentukan permintaan terhadap berbagai jenis barang, berbagai jenis barang tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu barang normal dan inferior. Barang normal yaitu barang yang mengalami kenaikan permintaanya apabila terjadi kenaikan dalam pendapatan konsumen, sedangkan barang inferior yaitu barang yang permintannya mengalami penurunan jika terjadi kenaikan dalam pendapatan (Kotler, 2002).
16
3. Selera masyarakat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa. Namun faktor selera dan citarasa bersifat subjektif (Nuraini, 2005). 4. Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Keputusan mengkonsumsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Kotler, 2002). 2.5.2
Faktor eksternal
1. Harga barang, permintaan suatu komoditi dipengaruhi oleh harga komoditi itu sendiri dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan. Secara umum bila harga suatu komoditi tinggi, hanya sedikit orang yang mau dan mampu membelinya. Akibatnya jumlah komoditi yang dibelinya hanya sedikit saja (Nuraini, 2005). 2. Status sosial yang berbeda pada setiap konsumen dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan jenis barang atau jasa yang dikonsumsi (Nuraini, 2005). 3. Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari (Nuraini, 2005).
17
2.6 Manfaat Susu Bubuk Dancow Instant Enriched Susu DancowInstant Enriched adalah susu yang diperkaya dengan vitamin dan mineral tertentu yang mendukung 10 tanda umum anak bergizi baik, diantaranya zat besi, kalsium, zinc, vitamin C, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, niasin, vitamin B6, vitamin B9, vitamin D, vitamin E, vitamin K, dan biotin. Zat besi membantu meningkatkan kapasitas belajar anak.Zat besi juga membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.Kalsium yang membantu pertumbuhan tulang anak dan menjaga kepadatan tulang sampai dengan dua gelas memenuhi 100% kebutuhan kalsium harian berdasarkan AKG 2000 kkal. Zink adalah zat yang berperan untuk sistem kekebalan tubuh. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang bekerja dengan antioksidan lain terutama Vitamin E. kekurangan vitamin C mengakibatkan penyakit skorbut yaitu kulit mudah lecet dan berdarah, gigi goyah dan gusi berdarah, nyeri persendian dan rentan terhadap infeksi. Vitamin A membantu mempertahankan lapisan permukaan atau (mukosa) antara lain mukosa mata. Vitamin B1 berperan sebagai ko enzim perubahan karbohidrat menjadi energi, kekurangan Vitamin B1 akan menyebabkan penyakit beri-beri. Vitamin B2, membantu menjaga kesehatan mukosa antara lain mukosa pernafasan, pencernaan, terutama jika digunakan bersamaan dengan Vitamin A. Kekurangan Vitamin B2 mengakibatkan sudut bibir pecah-pecah, lidah merah dan bengkak. Niasin berfungsi sebagai bagian enzim yang terlibat dalam pelepasan energi, kekurangan enzim ini akan menyebabkan diare, dermatitis, dementia, dan kematian.Vitamin B6 membantu metabolisme sel darah merah, sistem syaraf dan sistem imunitas. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan dermatitis sekitar
18
mata, alis dan sudut bibir. Vitamin B9 berfungsi sebagai ko enzim yang terlibat dalam perubahan asam amino, berperan dalam sel-sel yang membelah dengan cepat sel darah merah, kekurangan asam folat menyebabkan anemia makrositik.Vitamin D berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfor, kekurangan vitamin D mengakibatkan penurunan penyerapan kalsium. Vitamin E, berfungsi sebagai zat anti oksidasi, Vitamin E menangkap gugus bebas sehingga tidak dapat bereaksi.Vitamin K berperan dalam pembekuan darah, juga penting untuk mineralisasi tulang karena diperlukan untuk fungsi protein pengikat kalsium. Sedangkan kekurangan biotin menyebabkan gejala-gejala antara lain; kurang nafsu makan, mual, malas dan kerontokan rambut (Senopaputra, 2012). Selain itu Dancow Instant Enriched dengan growth plus formula juga mengandung makro nutrien dan mikro nutrien umtuk pertumbuhan optimal anak, yaitu protein yang membantu pertumbuhan sel otot anak, juga berfungsi sebagai zat pengatur seperti enzim, hormon dan hemoglobin. Zat besi yang membantu meningkatkan kapasitas belajar anak. Zat besi juga membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.Kalsium yang membantu pertumbuhan tulang anak dan menjaga kepadatan tulang. Dua gelas memenuhi 100% kebutuhan kalsium harian berdasarkan AKG 2000 kkal (Senopaputra, 2012). 2.7 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Herdi Jayakusumah dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi di Kota Bekasi”. Dengan hasil penelitian menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumennya adalah Faktor Psiklogis terdiri atas variabel yang meliputi: gaya hidup konsumen produk
19
Teh Sariwangi, keyakinan responden dalam mengkonsumsi produk teh Sariwangi, dorongan responden dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi, persepsi responden dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi, dan pengalaman responden dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi. Faktor kedua dinamakan Faktor Produk yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: citarasa produk Teh Sariwangi, aroma produk Teh Sariwangi, rasa khas produk Teh Sariwangi, tingkat kekentalan produk Teh Sariwangi, dan kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi. Faktor ketiga dinamakan Faktor Sosial yang terdiri dari beberapa variabel yang meliputi: ajakan keluarga dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi, ajakan rekan kerja dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi, dan ajakan rekan sekomunitas dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi. Faktor keempat dinamakan Faktor Distribusi yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: harga sebagai pertimbangan dalam pembelian produk Teh Sariwangi, kemudahan dalam mendapatkan produk Teh Sariwangi, dan lokasi tempat konsumen membeli produk Teh Sariwangi. Faktor kelima dinamakan Faktor Harga yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: kesesuaian harga produk Teh Sariwangi terhadap manfaatnya, persaingan harga produk Teh Sariwangi, dan harga produk Teh Sariwangi meyakinkan. Faktor keenam dinamakan Faktor Promosi yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: promosi penjualan produk Teh Sariwangi, pemasaran langsung produk Teh Sariwangi, dan usia dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi. Faktor ketujuh dinamakan Faktor Individu yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: warna produk Teh Sariwangi, jenis pekerjaan konsumen dalam mengkonsumsi produk Teh Sariwangi, dan tingkat pendidikan konsumen produk
20
Teh Sariwangi. Faktor kedelapan dinamakan Faktor Pelayanan yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Luhur Sasangka dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Minuman Energi Extra Joss Di Kota Semarang”. Dengan hasil penelitian yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumennya yaitu: Faktor Kebudayaan yang berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk minuman energi Extra Joss yang dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar daripada ttabel (3,147>2,0227) dan probabilitas kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0.0, Faktor Sosial berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk minuman energi Extra Joss yang ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,189>2,0227) dan probabilitas lebih kecil daripada 0,05 yaitu sebesar 0,035, Faktor Pribadi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk minuman energi Extra Joss yang ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel(2,551>2,0227) dan probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,015, Faktor Psikologis berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk minuman energi Extra Joss yang ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel (3,614>2,0227) dan probabilitas lebih kecil daripada 0,05 yaitu sebesar 0,001. 2.8 Kerangka Pemikiran Begitu banyak perusahaan-perusahaan agroindustri di Indonesia, salah satunya adalah Nestle Indonesia. Susu Bubuk Dancow Instant Enriched adalah salah satu produk yang diproduksi oleh Nestle Indonesia. Susu bubuk Dancow
21
Instant Enriched ini didistribusikan kepada seluruh konsumen di seluruh wilayah di Indonesia termasuk didalamnya Kota Denpasar. Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan. Oleh karena itu informasi mengenai perilaku ini perlu dikumpulkan sebanyak mungkin. Perilaku konsumen merupakan tindakan langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku konsumen terbagi menjadi dua golongan, yang pertama adalah perilaku yang tampak. Variabel-variabel yang termasuk di dalamnya yaitu jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak yaitu persepsi,
ingatan
terhadap
informasi,
dan
perasaan
kepemilikan
oleh
konsumen.Untuk itulah, maka kita perlu menilai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dan variabel mana yang mewakili faktorfaktor untuk menentukan keputusan konsumen dalam pembelian produk susu bubuk Dancow Instant Enriched. Terdapat delapan variabel yang berperan dalam keputusan konsumen antara lain: Manfaat produk (X1), kelayakan harga (X2),
ketersediaan
produk
(X3), ukuran produk (X4), kemasan produk (X5), pendapatan konsumen (X6), bentuk produk (X7), peranan media (X8).
Variabel
yang
menghubungkan
konsumen dengan produk tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan metode analisis faktor konfirmatori sehingga dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan yang selanjutnya dapat memberikan saran atau rekomendasi kepada pihak terkait (Gambar 2).
22
PRODUSEN KONSUMEN KEPUTUSAN KONSUMEN Variabel-variabel Keputusan Konsumen dalam Mengkonsumsi Susu Bubuk Dancow Instant Enriched di Kota Denpasar X1
Manfaat Produk x11 pengetahuan konsumen tentang manfaat yang terkandung x12 adanya manfaat yang dirasakan
X2 Kelayakan Harga x21 harga susu bubuk Dancow x22 perbandingan harga
X3
Ketersediaan Produk x31 kemudahan mendapatkaan produk x32 ketersediaan susu bubuk
X4 Ukuran Produk x41 ukuran 400gr x42 ukuran 200gr x43 ukuran 800gr x44 kesesuaian ukuran dengan kebutuhan
X5
Kemasan Produk x51 daya tarik kemasan x52 segel kemasan susu bubuk
X6 Pendapatan Konsumen x61 jika pendapatan anda meningkat anda akan tetap membeli produk x62 jika pendapatan anda menurun anda akan tetap membeli produk
X7 Bentuk Produk x71 susu yang berbentuk bubuk memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya
X8 Peranan Media x81 informasi tentang produk di dapat dari mediacetak x82 informasi tentang produk di dapat dari media elektronik x83 informasi tentang produk di dapat dari keluarga
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KEPUTUSAN KONSUMEN MENGKONSUMSI SUSU BUBUK DANCOW INSTANT ENRICHED REKOMENDASI
Gambar 2.2 Diagram Alur Kerangka Pemikiran “Faktor-faktor yang Berperan dalam Keputusan Konsumen Mengkonsumsi Produk Susu Bubuk Dancow Instant Enriched di Kota Denpasar”