perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II. TINJAUAN PUSTAKA A.
Tanaman Jagung Manis 1. Klasifikasi Dalam sistemamtika ( taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung manis Menurut Purwono dan Hartono ( 2007) diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: spermathophyta ( tumbuhan biji)
Sub Divisio
: Angiospermae ( berbiji tertutup)
Clasis
: Monocotyledoneae ( berkeping satu)
Ordo
: Graminales
Famili
: Graminaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays Saccharata, Sturt
2. Syarat Pertumbuhan Jagung Manis dapat ditanam di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi hingga ketinggian kurang lebih 900 meter dari permukaan laut. Suhu ideal untuk tanaman jagung manis agar tumbuh baik adalah 21 – 300 C dengan tanah yang subur dan gembur, keasaman tanah antara 5,6 (Anonim, 2013)a. Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C – 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8commit %, sebaiknya to user dilakukan pembentukan teras
5
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Anonim,2013)b. 3. Deskripsi Tanaman Jagung manis Jagung manis merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 60-80 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generative ( Budiman, 2012). Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan ( Budiman, 2012). Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman ( Budiman, 2012). Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin ( Budiman, 2012). Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun ( Budiman, 2012). Bunga jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki commit to useryang disebut floret. Pada jagung, struktur khas bunga dari suku Poaceae,
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh
di
bagian
puncak
tanaman,
berupa
karangan
bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri) ( Budiman, 2012). Bunga betina jagung tersusun berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah kelamin betina itu sendiri. Bentuk biji jagung manis pada waktu masak, keriput dan transparan ( Budiman, 2012). 4. Kandungan gizi Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi jagung per 100 gram bahan adalah : ·
Kalori : 355 Kalori
·
Protein : 9,2 gr
·
Lemak : 3,9 gr
·
Karbohidrat : 73,7 gr
·
Kalsium : 10 mg
·
Fosfor : 256 mg
·
Ferrum : 2,4 mg
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
·
Vitamin A : 510 SI
·
Vitamin B : 0,38 mg
·
Air : 12 gr Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena
itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry, 2007). 5. Pemanfaatan Selain sebagai bahan pangan dan bahan pakan, saat ini jagung juga dijadikan sumber energi alternatif. Lebih dari itu, sari pati jagung dapat di ubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap di pasarkan ( Budiman, 2012). B. Budidaya Jagung Manis 1. Syarat benih Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 10-20 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan anti semut dan hama ( Budiman, 2012). 2. Pengolahan Tanah Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase ( Budiman, 2012). commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jagung ditanam untuk diambil hasilnya. Oleh karena itu penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produksi yang akan diperoleh. Saat melakukan pengolahan tanah, bersihkan tanah yang akan ditanami dari rumput liar dan jerami yang tidak berguna, cangkul lahan sedalam 30 – 40 cm, buat garitan dengan jarak antar garitan 80 – 90 cm. Taburkan pupuk organic ( Anonim,2013)a. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, ± 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung ( Anonim, 2013)b. 3. Teknik Penanaman Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanam harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanamn/ha jagung dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunakan tunggal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah ( Anonim, 2013)b. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
4. Penjarangan dan Penyulaman Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 miggu setelah tanam.tanaman yang sehat dan tegap terus dipelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan ( Budiman, 2012). 5.
Penyiangan Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai mengganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekligus dengan pembubunan pada waktu pemumupukan kedua. ( Budiman, 2012).
6. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang ( Budiman, 2012). 7. Pengairan dan Penyiraman Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan ( 45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji ( 60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu pembungaan yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada hujan terus menerus ( Budiman, 2012). Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui parit diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air ( Budiman, 2012). 8. Pemupukkan Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak tanam. Pupuk terbagi menjadi dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003). Pupuk yang digunakan adalah pupuk campuran antara ZA : SP-36 : KCL dengan perbandingan dosis perhektar adalah 280 : 210 : 35. Pemupukan pupuk campuran ini dilakukan dalam tiga aplikasi berturutturut adalah : ·
Umur 10 hari dengan dosis ZA : SP-36 : KCL adalah 70 : 110 : 35 yang diaplikasikan dengan tugal pada jarak 5 cm dari lubang dan di tutup lagi.
·
Umur 15 hari dengan dosis ZA : SP-36 : adalah 70 : 70 yang diaplikasikan dengan cara tugal 10 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi.
·
Umur 45 hari dengan dosis ZA sebanyak 140 kg yang diaplikasikan dengan di gejik pada jarak 10 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi
( Budiman, 2012). 9. Hama dan penyakit a. Hama dan pengendalianya 1) Lalat bibit (Atherigona exigua S.) Gejala serangan hama ini pada saat tanaman berumur 7 – 14 hst dengan gejala daun berubah menjadi kekuning-kuningan, disekitar gigitan atau bagian yang diserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ciri-ciri lalat bibit adalah warna lalat abu-abu dengan warna punggung kuning kehijauan
bergaris, warna perut
coklat
kekuningan, warna telur putih mutiara, panjang lalat 3 – 3,5 mm. Pengendalian hama ini adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup, terutama
setelah
selesai
panen
jagung.
Mencabut
dan
memusnahkan tanaman yang terserang, menjaga kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida menggunakan Dursban 20 EC, Marshal 25 ST dengan dosis sesuai anjuran. 2) Ulat pemotong dan penggerek buah Contoh ulat pemotong adalah Agrotis sp., Spodoptera litura. Contoh ulat penggerek adalah Ostrinia furnacalis Contoh ulat penggerek buah adalah Helicoverpa armigera Gejala serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batang, adanya tanaman muda yang roboh. Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara serempak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. b. Penyakit dan pengendaliannya 1) Penyakit bulai (Downy mildew) Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih. (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi.commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan. (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan. (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan. (4) Preventif diawal tanam dengan penyemprotan fungisida 2) Penyakit bercak daun Disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp, dengan gejala adanya bercak memanjang berwarna kuning dikelilingi wanra kecoklatan. Semula, bercak tampak basah kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningan, dan akhirnya menjadi coklat tua. Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman serta dengan menyemprot bahan kimia seperti Daconil dan Difolatan. 3) Penyakit gosong bengkak Disebabkan jamur Ustilago sp. yang menyerang biji, sehingga menyebabkan pembengkakan yang mengakibatkan pembungkus menjadi rusak. Pengendalian dengan jalan mengatur irigasi dan drainase, memotong bagian yang terserang dan dibakar, serta menggunakan benih yang sudah dicampur dengan fungisida misalnya Saromyl. 4) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Penyebabnya adalah jamur Fusarium atau Giberella zeae. Penyakit ini baru dapat diketahui setelah klobot dibuka. Biji-biji yang terserang berwarna merah jambu atau merah kecoklatan yang akan berubah warna menjadi coklat sawo matang. Pengendalian adalah dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan ( Budiman, 2012). commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. Panen Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 60 – 80 hari, dimana saat tersebut buah tanaman sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering ( menguning), bila klobot dibuka biji sudah tanpak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh. Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut : ·
Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan.
·
Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk. Buah yang dipisahkan untuk kemudian dijemur dahulu. Sedangkan yang busuk dibuang dan tidak perlu di kirim ke pabrik.
·
Buah – buah normal dimasukkan kedalam zak- zak yang sudah disiapkan, kemudian di timbang dan dikirim ke pabrik. Menentukan saat panen yang tepat sehingga kadar gula maksimum
sangat penting. Soalnya, panen awal atau lambat akan menurunkan kadar gula dalam biji. Waktu panen tidak hanya faktor umur tetapi juga varietas, ketinggian tempat, dan musim. Di dataran rendah (100-300 m) panen lebih cepat, sekitar umur 60 hari. Sedangkan dataran menengah (400-700 m) berkisar umur 70 hari. Bila musim hujan, dipastikan panen mundur sampai 75 hari, sebaliknya sewaktu kemarau lebih cepat, 65 hari. Dipastikan hasil panen buah jagung manis yang bisa 20 – 25 ton/ha itu berkualitas baik ( Budiman, 2012).
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Panen jagung manis sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat udara masih sejuk karena udara panas cenderung dapat mengurangi kandungan gula pada biji jagung. Untuk mempertahankan kadar gula lebih lama, setelah panen dari kebun harus segera masuk ke ruang pendingin pada temperature 1 – 5 derajad celcius, ini akan mempertahankan kemanisan jagung hingga 10 hari. Akan lebih baik setelah panen jagung langsung dibawa ke ruang pendingin dan langsung dilakukan penyortiran ( Anonim,2013)a. C. Analisis Usaha Tani Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah: a. Biaya tetap Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu. 2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. b. Biaya variabel Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel. 2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Penerimaan Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : TR = Q x Pq Keterangan : TR
= Total penerimaan (Rp)
Q
= Jumlah produk
Pq
= Harga produk (Rp)
d. Keuntungan Keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau kerugian merupakan hasil dari perhitungan berkala. Hal ini akan diketahui secara pasti saat perusahaan menghentikan kegiatannya dan dilakukan likuidasi (Soemarso, 2005 : 230). Tujuan dari pelaku ekonomi adalah memaksimumkan utility. Produsen
memaksimumkan
keuntungan. Keuntungan
utility
dengan
cara
memaksimumkan
(Jl) merupakan hasil pengurangan
dari
penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk (Q) dengan harga produk (P). Jika dirumaskan yaitu : ח
=R–C
ח
= (Q x P) – C
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. R/C Ratio R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Rumusnya yaitu : R/C Ratio
=
F. B/C Ratio B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh, yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/C Ratio adalah keuntungan dibagi total biaya. Rumus B/C Ratio adalah : B/C Ratio
=
commit to user