92
ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di tempat pengumpulan sampah sementara dilakukan 1 kali sehari yaitu pagi hari sekitar jam 09.00 pagi oleh petugas kebersihan yang berjumlah 3 orang. Petugas mengambil sampah yang berasal dari sampah aktifitas malam hari sebelumnya menggunakan truk dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi dan membuangnya ke TPA (Tempat Penampungan Akhir) Gunung Tugel Kabupaten Banyumas.
Petugas
sampah
memarkir
truk
sampah
setelah
melaksanakan pekerjaannya di Dinas Perindustrian. “Untuk sampah yang mengelola dari Disperindag sendiri.... kalau yang di seluruh pasar dikelola oleh Disperindag sendiri. Truk sampah standby di Disperindag.Kalau mengambil itu mengambil sekalian ke seluruh pasar-pasar lalu dibuang ke TPA. Yang mengambil sampah kalau yang sebelah barat itu tiga orang....”(Pengelola) Ketika petugas dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan peneliti melakukan inspeksi sanitasi, penumpukan sampah siang hari belum terlihat karena aktifitas pedagang baru mulai sekitar pukul 11.00 siang sampai malam hari pukul 22.00 WIB dan sampah yang malam hari sudah diambil oleh petugas kebersihan di pagi hari. Sampah tidak terlihat berserakan dan hanya tersisa sedikit di tempat sampah dan gerobag sampah. Secara umum pusat kuliner tersebut lokasinya bersih dari sampah. “...kemudian disitu juga untuk tempat-tempat sampah sudah ada hanya sebagian memang persyaratannya belum memenuhi ya. Karena itu untuk makanan maka sebetulnya persyaratan tempat pengumpulan sampah yang ada disitu mestinya menggunakan tempat sampah yang tertutup, mudah dibersihkan dan tidak mudah berkarat. Sebetulnya disana tempatnya sudah dari plastik sudah bagus hanya beberapa memang tutupny sudah mulai hilang. Barangkali aslinya sudah ada tutupnya tapi karena banyak pemakaian sebagian menjadi hilang tutupnya sehingga menjadi terbuka dan itu menjadi sedikit mengganggu dan bisa mendatangkan lalat...”(Dinkes 2)
93
Gambar 30. Gerobak Penampungan Sampah
Gambar 31. Pusat Kuliner Yang Bersih Dari Sampah Tempat penampungan sampah di Pratistha Harsa sudah ada namun sebagian besar belum memenuhi persyaratan. Tempat sampah sudah menggunakan bahan dari karet yang mudah dibersihkan dan tidak mudah berkarat namun sebagian besar tidak menggunakan tutup sehingga dapat mendatangkan lalat dan mengganggu keindahan. Tempat sampah tersebut sebenarnya bertutup namun banyak yang
94
tutupnya hilang ketika pusat kuliner tersebut belum ada yang menjaganya pada saat belum diresmikan.
Gambar 32. Tempat Sampah Yang Terbuka iii. Saluran Pembuangan Air Limbah Pusat kuliner Pratistha Harsa belum mempunyai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Dinas Cipta Karya membangun SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) baru sebatas saluran biasa saja sehingga belum dapat dinyatakan sebagai SPAL. Air limbah yang berasal dari hasil aktifitas pedagang dalam mengolah maupun mencuci peralatan makanan langsung masuk ke saluran umum. “Konstruksi itu memang belum ada IPAL, jadi langsung masuk ke saluran umum....”(Dinkes 1) “....untuk SPALnya kemarin disana baru menggunakan, belum bisa dikatakan SPAL...belum ada peresapan... Kalau SPAL yang betul mestinya disitu mulai ada saluran SPALnya kemudian disitu ada satu tempat penampungan limbahnya, ada satu prosesnya minimal dari pengumpul limbah kemudian ada bak kontrol yang fungsinya mengangkat limbah-limbah padat, grease trap baru ke septic tank...”(Dinkes 2) Sistim pembuangan air limbah belum menggunakan resapan sehingga air limbah yang berasal dari tempat pencucian peralatan langsung dibuang ke sungai kecil yang berasal dari belakang gedung dan kemudian mengalir ke tengah-tengah rumah penduduk. Kondisi
95
SPAL berupa saluran terbuka yang berfungsi sebagai saluran air hujan. Selain terbuka, drainage SPAL tidak menggunakan jeruji dan air limbahnya tidak mengalir lancar di sebelah selatan gedung sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Drainage yang lebih tinggi menyebabkan air tidak dapat mengalir. Kepala pasar dan stafnya setiap pagi membersihkan selokan agar air yang berasal dari bekas mencuci peralatan masak dan makan beberapa pedagang tersebut tidak menimbulkan bau. “....drainagenya tidak memakai jeruji atau tidak tertutup... Iya padahal di sini selokannya itu drainagenya ada yang sebelah lebih tinggi, ada yang rendah. nggak bisa mengalir itu. Makanya kalau tiap hari pagi saya datang mesti sudah pasti sama teman-teman itu bersih-bersih....”(Informan 4)
Gambar 33. Saluran Terbuka dan Tidak Mengalir Lancar Masyarakat sekitar pernah mengeluh dengan limbah yang berbau. Kepala pasar menjelaskan bahwa selokan yang berada di depan pusat kuliner pernah tertimbun tanah yang longsor, sementara bagian atasnya ditutup dengan semen sehingga petugas tidak bisa membersihkan limbah yang tersumbat. Informan sebenarnya tidak setuju jika selokan disemen, akan lebih baik menggunakan grill supaya terlihat bagian yang macet alirannya. Kepala pasar beserta stafnya mendatangkan mobil pemadam untuk menyemprot selokan sehingga air limbah dapat mengalir lancar.
96
“......Bau sekali pada waktu itu. Pak Karseno kan mendatangkan pemadam untuk menyemprot pada waktu itu. Karena memang tertimbun. Salah membuatnya sih. Mestinya kan di depan pakai grill, tidak usah di semen. Kalau pakai grill kan enak bisa kelihatan......”(Pengelola)
Gambar 34. Drainage Depan Yang Tertutup Semen iv. Jamban dan Peturasan Pusat Kuliner Pratistha Harsa memiliki 4 kamar mandi/jamban yaitu 2 di lantai atas dan 2 di lantai bawah. Kondisinya bersih, tidak terdapat retak-retak pada dinding atau lantai, lantai tidak licin, penerangan cukup namun ventilasi kurang. Kamar mandi/jamban belum dilengkapai sabun atau pengering. Ketersediaan air mencukupi untuk kebutuhan kamar mandi/jamban. Tersedia kran yang airnya mengalir lancar pada saat kran dibuka. Jumlah kamar mandi masih mencukupi dan tidak menyebabkan pengunjung atau pedagang antri menggunakannya. Kamar mandi/jamban berbau agak pesing karena jarang dibersihkan dan tutup salurannya hilang. Menurut pedagang 2, yang bertanggung jawab untuk membersihkan kamar mandi/jamban adalah petugas pengelola pasar namun diminta oleh karangtaruna. Anggota karangtaruna selanjutnya jarang membersihkan kamar mandi.