II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBERSIHAN a. Lokasi kegiatan harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali tidak ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi. b. Penyedia jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. c. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan dikumpulkan. d. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.
PEKERJAAN PENGUKURAN a. Penyedia jasa diwajibkan melakukan pengukuran dilapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing b. Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dilapangan adalah patok yang merupakan titik tetap utama (Bench Mark) yang akan ditentukan oleh pengguna jasa. c. Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disahkan oleh direksi pekerjaan dan dari waktu kewaktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan. d. Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan , direksi pekerjaan/pengawas lapangan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada penyedia jasa dan penyedia jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai cek berkala atau stick proof, misalnya kedalaman pondasi, ketebalan pasangan dan lain sebagainya e. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, penyedia jasa diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disahkan oleh direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (Asbuilt Drawing) f. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban penyedia jasa, serta sudah diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
PEKERJAAN GALIAN TANAH a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, penyedia jasa harus mengadakan cek bersama pengawas pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabila terdapat perbedaan antara lapangan dengan gambar rencana dapat segera diketahui secara dini, dan melaporkannya kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan disetujui oleh KPA. Pengajuan atas perbedaan/kelainan setelah penyedia jasa melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima. b. Dalam galian dan lebarnya lubang pondasi harus sesuai dengan gambar detail yang ada. Apabila terjadi penyimpangan akan diperhitungkan pekerjaan tambah kurang dan galian harus cukup lebar untuk dapatnya pekerja melaksanakan dengan leluasa. c. Jika Direksi menganggap galian sudah sesuai dengan gambar maka penyedia jasa dapat melaksanakan kegiatan selanjutnya.
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN a. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 15 cm sebelum dipadatkan dan pengamparan material tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-kantong dan cacat-cacat lainnya. b. Untuk bagian yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan atau urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat penggilas untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (mechanical tamper) dengan
berat dan desain cukup untuk mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain yang harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa. c. Pekerjaan timbunan dihampar lapis demi lapis maksimum setebal 15 cm setiap lapis dan dipadatkan dengan alat pemadat (stamper/vibro roller sesuai dengan material timbunan sehingga mencapai kepadatan minimum standart proctor 95%. d. Pemadatan dengan tenaga manusia. ▪ Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk dengan tangan beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat dari besi atau beton, penggunaan kayu atau batang kelapa tidak diijinkan. PASANGAN BATU BATA a. Semua pasangan batu bata menurut spesifikasi ini, harus terdiri dari bahan yang diperinci dan harus dicampur dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan dalam gambar bestek. b. Untuk pemasangan batu bata tebal 1 bata harus menghasilkan dinding finish setebal 25 cm dan untuk ½ bata menghasilkan dinding finish setebal 15 cm. c. Adukan untuk semua pasangan batu bata menggunakan adukan spesi 1 Pc : 5 Pasir (pasangan tembok) atau 1 Pc : 3 Pasir (pasangan trasram) dan air secukupnya untuk membuat ketentuan yang cocok untuk penggunaan yang dimaksudkan. d. Pemasangan ▪ Semua batu bata yang digunakan untuk pasangan harus memenuhi syarat dan disetujui Direksi. ▪ Batu bata tidak boleh dipasang apabila terjadi hujan lebat atau cukup lama yang bisa / untuk menghanyutkan adukan dari pasangan. ▪ Semua batu bata yang digunakan dengan siaran spesi harus dibasahi dengan air antara 3 – 4 jam sebelum digunakan dengan cara yang terjamin. ▪ Pasangan batu bata dalam satu hari kerja tingginya tidak boleh lebih dari 1 m’.
PEKERJAAN PLESTERAN a. Adukan spesi untuk semua plesteran menggunakan spesi 1 Pc : 3 Pasir untuk plesteran trasram dan 1 Pc : 5 Pasir untuk plesteran tembok diaduk menggunakan air tawar yang bebas dari bahan kimia dan organik b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai semua bidang yang akan diplester harus dibersihkan, disiram dengan air sampai kotoran yang melekat pada permukaan bidang yang akan diplester bersih dan dalam keadaan basah. c. Plesteran harus benar-benar rata, dan pada pertemuan sudut harus bersisi tajam. PEKERJAAN LANTAI a. Semua bahan yang akan digunakan untuk pemasangan lantai ini disesuaikan dengan yang dipersyaratkan b. Sebelum dilakukan pemasangan, bahan lantai terlebih dahulu agar terjadi perekatan dengan baik. c. Pemasangan lantai harus terkontrol kelurusannya, sedangkan untuk pemasangan lantai pada KM/WC perlu di kontrol kemiringannya 1 % ke arah pembuang. d. Adukan spesi untuk pemasangan lantai ini menggunakan spesi 1 Pc : 3 Pasir dan dipasang hingga padat dan tidak berongga. e. Setiap pertemuan antar bahan lantai (nat) harus diberi air semen untuk menghindari pergeseran dan menjaga kerataan lantai. PEKERJAAN BETON BERTULANG a. Adukan spesi pada pemasangan beton tak bertulang menggunakan spesi 1 Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil dan diaduk menggunakan air tawar yang tidak mengandung bahan kimia dan organik, untuk memenuhi mutu beton K. 225. b. Setiap proses pengadukan harus dibuatkan sample benda uji (uji kubus) dan slump harus memenuhi kekentalannya.
c. Untuk pemasangan bekisting harus dilakukan dan diawasi dengan teliti oleh tenaga ahli/supervisi agar dihasilkan bekisting yang kuat, rapi dan lurus. d. Selama minimal 14 hari kedepan setelah proses pengecoran, beton harus dijaga kelembabannya (selalu dibasahi) agar tidak terjadi penyusutan secara cepat yang bisa menyebabkan retak pada beton. e. Sebelum dilakukan pembesian, besi yang didatangkan harus sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh direksi. SYARAT-SYARAT BAHAN Bahan yang didatangkan dan dipergunakan haruslah bahan yang berkualitas baik dan disetujui Direksi. Apabila ternyata bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan spektek maka bahan tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu selambat-lambatnya 3x24 jam. a. Portland Cement ( PC ) PC yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah PC Gresik, Holcim, Tiga Roda atau sejenisnya yang mempunyai kwalitas sama dengan PC Gresik, Holcim, Tiga Roda dan harus mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja / Direksi. PC yang digunakan harus dalam keadaan baik dan tidak boleh ada bagian yang mengeras. Untuk itu maka cara penyimpanan Portland cement ( PC ) harus benar sehingga PC yang datang lebih dulu harus dipakai lebih dulu pula cara penyimpanannya harus diatas papan kayu yang jaraknya minimal 30 cm dari lantai. Bagian atas penyimpanan PC harus rapat dan tidak boleh ada bocoran atau tampesan hujan. b. Besi Tulangan - Besi tulangan untuk penulangan beton harus sesuai dengan gambar rencana dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2; - Besi tulangan yang digunakan adalah baja tulangan polos dengan mutu U24 dengan diameter sesuai dengan yang tercantum dengan gambar. - Semua besi tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, kasar dan tidak cacat seperti retak dan lain-lain; c. Pasir Jenis pasir yang digunakan harus : - Keras, tajam, tidak bercampur butir dari batuan yang rendah kualitasnya, - Tahan lama : tidak mudah lapuk oleh cuaca, - Berbutir aneka ragam (gradasi), - Bersih tidak mengandung kotoran, butir- butir halus, zat-zat organic, garam dan kimia, - Kadar Lumpur maximum 5 %. d. Kerikil Jenis kerikil yang digunakan harus : - Kerikil lokal pecah mesin, - Keras, tajam, tidak bercampur butir dari batuan yang rendah kualitasnya, - Tahan lama : tidak mudah lapuk oleh cuaca, - Berbutir aneka ragam (gradasi) d=1 s/d 3 cm, - Bersih tidak mengandung kotoran, butir-butir halus, zat-zat organic, garam dan kimia, kandungan kotoran maximum 5 %. e. Air Air yang digunakan haruslah : - Bersih, jernih dan tidak berwarna, - Tidak mengandung lumpur, bahan kimia dan zat-zat organic, - Tawar, tidak asin, tidak mengandung zat yang dapat merusak bangunan.
f.
Kayu Kayu yang digunakan untuk bekisting haruslah kayu meranti yang berkualitas baik, kering dan diserut agar mendapatkan permukaan cor yang rata.
CARA PENGADUKAN Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk / molen. Pengadukan dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Direksi. Pengadukan dengan mesin molen akan menghasilkan adukan yang lebih baik dan homogen. Setelah diaduk dengan mesin molen kemudian tuang kedalam kotak adukan sebelum digunakan. Cara pengadukan : Takar kerikil, pasir dan semen ( PC ) sesuai dengan job mix formula kemudian diaduk dalam keadaan kering sampai rata warnanya, setelah itu ditambahkan air dan diaduk lagi sampai rata. Bila dirasa masih kurang air dapat ditambahkan secukupnya dan diaduk lagi. Waktu pengadukan antara 4 s/d 10 menit. Adukan harus sudah digunakan dalam waktu setengah jam ( 30 menit ) setelah diaduk. PERHATIAN : Tidak boleh menambahkan air pada adukan yang mengeras untuk dipergunakan dengan mengaduk lagi. Lindungi adukan yang sudah siap dengan lembaran plastik untuk mencegah agar tidak cepat mengering. PEKERJAAN KAYU Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi pekerjaan, plint partisi, lisplank dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Peryaratan Bahan : a. Mutu dan kualitas kayu adalah kayu lokal sesuai dengan persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia. b. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, memiliki tekstur yang sama, serta seratserat lurus. c. Kayu harus bersih dari keretakan-keretakan, lubang-lubang, serangan jamur, pembusukan, pelapukan dan cacat lain (mata lubang, bengkah, melintir, dsb) d. Ukuran kayu adalah seperti tercantum dalam Gambar dengan tolereansi 5 mm. e. Kayu harus mempunyai teksture yang sama, serat-serat lurus. f. Sebelum pekerjaan kayu, material yang akan digunakan harus seuai dengan contoh yang disetujui Direksi/ direksi dari setiap jenis yang dipilih. g. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain, harus digalvanisasi seuai persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia. Dempul yang dipakai adalah tipe B sesuai referensi persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia. h. Kontraktor wajib melaporkan contoh bahan / material untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Jenis Kayu : a. Rangka plafond menggunakan kayu sesuai dengan yang dipersyaratkan dan berkualitas baik. b. Usuk menggunakan dimensi 5/7, reng menggunakan dimensi 3/5 menggunakan kayu yang sesuai yang dipersyaratkan, lisplank 3/30 menggunakan kayu sesuai yang dipersyaratkan dan berkualitas baik. Kelembaban Kayu : a. Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 2 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari 14% terpasang. b. Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm diijinkan kelembaban kayu maksimum 25% terpasang. c. Untuk ketebalan kayu antara 2 cm sampai 7 cm, kelembaban yang diijinkan maksimum 18% pada saat terpasang. d. Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut diatas diperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu. e. Semua kayu terkecuai lembaran kayu lapis yang dipergunakan harus sudah melalui proses pengeringan / dry klin. Penimbunan Kayu : a. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebalum pelaksanaan pekerjaan harus diletakkan disatu tempat / ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung, harus baik, dan harus dilindungi dari kerusakan. b. Timbunan kayu tersebut harus diberi alas (setinggi balok kayu 8/2) sehingga tidak langsung terhampar dilantai dan kondisi lokasi harus benar-benar kering.
Bahan Perekat : a. Jenis : Lem putih untuk kayu dan harus tahan air. b. Produk : HERFERIN, PONAL atau setara dan disetujui oleh Direksi secara tertulis. Pesyaratan Pelaksanaan : Sebelum pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan untuk : a. Mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan, detail-detail sambungan dan hubungan kayu dengan material lain sesuai Gambar Kerja atau petunjuk direksi. b. Mengadakan pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan. c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus membuat Shop Drawing yang menggambarkan detail pemasangan dan sistem perkuatan yang sesuai dengan Gambar Kerja dan Kondisi Lapangan. Shop Drawing tersebut diajukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. d. Selama pelaksanaan pekerjaan kayu, Kontraktor harus selalu berkoordinasi dengan paket pekerjaan dari disiplin lain (Mekanil, Elektrikal, Struktur, Arsitektur) dan atau dengan mempelajari Gambar pelengkap, khususnya apabila dalam pekerjaan ini terdapat pemasangan Fixture dan Armature maupun jalur-jalur dari disiplin tersebut. e. Kontraktor harus menyediakan manhole pada plafond untuk pemeliharaan / perawatan instalasi disiplin lain yang tersembunyi. f. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi. Tidak diperkenankan proses pengerjaan dilakukan ditempat pemasangan. g. Bentuk, ukuran, profil, nat, dan peil yang tercantum dalam gambar kerja adalah hasil jadi / selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa persetujuan Direksi, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah. h. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klo, baut, plat penggantung, angker, dynabolt, fisher, sekrup, paku, dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak mengotori bidang-bidang tampak. Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed tidak diperkenankan dipasang dengan cara memak, tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui oleh Direksi. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang ditutup kembali dengan kayu yang sejenis dilem dengan kayu sesuai persyaratan, kemudian diratakan dengan ampelas halus sehingga permukaannya rata dan halus serta tidak tampak bekas penutupan lubang. i. Bilamana pada sistem penguat yang tertera dalam Gambar Kerja dianggap kurang kuat, adalah kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan. j. Semua pekerjaan pendempulan harus dikerjakan dengan rapi, rata dan halus. Setelah dempul kering, permukaan digosok dengan ampelas halus. k. Rangka kayu yang akan dipasang bahan penyelesaian lain harus diperhalus, rata dan waterpass. l. Untuk bahan / material yang melekat pada kayu, bahan / material tersebut harus diberi lapisan pelindung atau lapisan cat yang sesuai seperti yang disyaratkan. m. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m. n. Semua pekerjaan kayu bukan jati untuk rangka atap harus diawetkan dengan koolter (teer) sebanyak 2 (dua) lapis yang diakukan sesuai dengan persyaratan pelaksanaan pengecatan pada bab pengecatan. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan dan sebelum pemasangan kayu tersebut. PEKERJAAN PENGECATAN Lingkup Pekerjaan : 1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat Bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap. 2. Semua permukaan kayu, dinding, beton, plafond dan lain-lain dicat kecuali kalau ditentukan lain dalam gambar pengecatan terdiri dari : a. Dinding : Plamir, cat dasar 1 Gunung dan cat warna tembok minimal 2 Gunung b. Kayu : meni kayu, plamir, cat dasar 1 Gunung dan cat warna kayu 2 Gunung. Peryaratan bahan : a. Bahan dari kualitas utama dan terbaik tahan terhadap udara dan garam jenisnya harus sesuai dengan bidang permukaan yang akan diberi lapisan cat. Seluruh bahan harus sesuai dengan standart bahan yang berlaku diindonesia. b. Produk ICI atau setara yang disetujui direksi, secara tertulis untuk pengecatan dinding, langit-langit dan besi.
c. Bahan yang didatangkan harus tersegel dalam kemasannya dan tidak cacat, kontraktor wajib dapat membuktikan keaslian cat dari produk yang dipilih mengenai kemurnian cat. Segel kaleng Test BD Test laboratorium Hasil akhir pengecatan d. Standart dari bahan dan prosedur pengecetan ditentukan oleh pabrik pembuat dan tidak dibenarkan mengubah standart dengan jalan mencampur dan mencarikan cat yang tidak sesuai dengan instruksi pabrik. e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan dan warna cat yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis bagi pelaksananaan pekerjaan. Persyaratan pelaksanaan : Sebelum pelaksanaan, kontraktor wajib membuat contoh pekerjaan pengecatan pada bidang dengan ukuran 100x100 cm, yang merupakan contoh hasil akhir pengecatan. Biaya percobaan ditanggung kontraktor dan hasil contoh tersebut harus diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan. a. Pengecatan dilaksanakan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali bila disyaratkan lain. Urutan pengecatan penggunaan lapisan dasar dan ketebalan minimal sama dengan syarat yang dikeluarkan pabrik. b. Pengecatan harus rata, tidak bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan roller. c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan manusia maka kontraktor harus menyediakan peralatan perlindungan misalnya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan. d. Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam keadaan cuaca lembab hujan, angina, yang disertai debu. e. Pada pelaksanaan pengecatan didalam ruangan dengan cat yang bahan dasarnya beracun atau membahayakan manusia maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup agar pergantian udara dapat berlangsung lancar. f. Peraatan seperti kuas, roller, sikat kawat, pompa udara, vacum cleaner, semprotan dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini. g. Khusus untuk semua cat dasar, pengerjaanya harus disapukan dengan kuas, penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui oleh direksi. h. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering, terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi kecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini. i. Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat yang utuh rata tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan hasilnya harus dijaga terhadap kotoran yang mungkin melekat. Bila hasil pekerjaan diulangi dan diganti, Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finis yang kurang menutupi atau lepas. Hasil akhir pengecatan diawasi oleh tenaga ahli / supervisi. j. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, minyak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkupas bagi permukaan yang pernah dicat, dan dalam kondisi kering. Persyaratan pelaksanaan pengecatan dinding 1. dinding siap untuk dicat setelah diplamir terlebih dahulu. Plamir untuk dinding luar tidak menggunakan bahan kalsium. Sebelum diplamir, plesteran harus betul-betul kering dan tidak retak-retak, dan lapisan plamir dibuat setipis mungkin membentuk bidang yang rata. Setelah 7 (tujuh) hari plamir terpasang dan percobaan warna telah disetujui Direksi, bidang plamir yang diampelas dengan ampelas besi yang halus no. 400, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. 2. Dinding luar menggunakan Cat exterior Paragon, decolith, atau yang setara 3. Dinding dalam menggunakan Paragon, decolith atau yang setara 4. Lapisan yang terakhir dilakukan sebanyak 2 (dua) lapis dengan pengerjaan sebagai berikut : a. Lapisan pertama mengandung 25% air dan 25% untuk permukaan yang halus, campuran 50% air untuk permukkaan kasar. b. Lapisan kedua mengandung 25%. c. Lapisan ketiga mengandung 25%. 5. Jarak waktu pengecatan antara lapisan adalah rata-rata 24 jam atau sesuai jam atau sesuai standart pabrik. Persyaratan pelaksanaan pengecatan kayu 1. Untuk pekerjaan pengecatan kayu yang tidak ditampakkan serat kayu
a. b. c. d. e.
Semua pekerjaan kayu yang tidak ditampilkan seratnya harus diberi meni kayu dan cat dasar/plamir. Pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan kuas. Semua pekerjaan kayu tersebut dalam gambar kerja yang dinyatakan kelihatan / tampak, harus di cat finish setelah diberi lapisan meni sebanyak dua lapis dengan jarak waktu pengecatan antar lapisan adalah rata-rata 16 jam atau sesuai dengan standart pabrik. Pekerjaan-pekerjaan dengan menggunakan roller atau kuas. Cara pengecatan, urutan pengecatan, ketebalan lapisan cat dan tenggang antara pelapisan satu dengan pelapisan lainnya harus sesuai dengan standart pabrik dan telah disetujui oleh Direksi.
2. Untuk pekerjaan pengecatan kayu yang ditampakkan serat kayu : a. Kayu dihaluskan memakai kertas amplas no.180 untuk menghilangkan debu, kotoran dan bulu kayu. Pengampelasan dilakukan searah serat kayu. b. Pada kayu yang telah bersih dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan Plitur dengan bahan dasar air (waterbased ). Warna ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan Direksi. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan menggunakan kuas. Setelah kondisi 80% - 90% kering, permukaan dibersihkan dengan kain lap hingga bersih dan warna menjadi rata. Untuk mendapatkan warna yang lebih tua, pekerjaan wood stain harus dilakukan berulang Gunung, atau minimum 2 ( dua ) Gunung. Tunggu hingga lapisan kering benar sebelum pelapisan selanjutnya.
PEKERJAAN ATAP Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara lengkap, meliputi : a. Pekerjaan atap Persyaratan bahan - Produk : Lokal ( Kw. I ) - Type : Genteng model Karangpilang Kamolan - Genteng terbuat dari tanah liat cetakan mesin/pabrik. - Bentuknya harus mulus dan teratus, warna merata, berukuran sama dan utuh. - Bubungan atap serta pertemuan-pertemuan lain harus khusus dari produksi yang sama dengan daun gentengnya, begitupun warnanya. Bentuknya harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pada kedudukannya dengan memakai adukan 1 Pc : 3 Ps, dengan tambahan campuran khusus yang dikeluarkan pabrik agar sesuai warna gentengnya. - Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan contoh genteng kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Pemasangan Genteng a. Atap genteng harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa sehingga betul-betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat. b. Jarak kaitan dan kedudukan genteng pada reng dan usuk sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya c. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh memotong genteng kearah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap, tapi ukuran atap dan bagian-bagian atap harus diatur supaya cocok dengan ukuran-ukuran genteng. d. Genteng hanya dipotong pada pinggul-pinggul atau lembah atap sedemikian rupa sehingga bagian untuk menempatkan kedudukannya tidak dibuang. BIAYA LAIN-LAIN Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan ini sudah harus dimasukkan kedalam harga satuan dan tidak dimintakan tambahan biaya kepada Pemberi Kerja / Direksi. Yang dimaksud dengan segala resiko disini adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa misalnya : biaya administrasi kantor, pembuatan laporan, pembersihan pra konstruksi dan pasca konstruksi, pengukuran untuk MC 0%, MC 100%, as built drawing, foto pendukung 0%, 50%, 100%, ganti rugi tanaman untuk jalan masuk, biaya pemeliharaan beton, timbunan tanah, tanaman rumput dan lainnya.
TIME SCHEDULE Penyedia jasa harus menyiapkan schedule implementasi secara detail berdasarkan schedule utama yang diberikan oleh Pemberi Kerja, 3 copy dari schedule implementasi yang dibuat dalam system bar chart, harus diserahkan kepada Pemberi Kerja / Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Seperti yang diminta oleh Pemberi Kerja / Direksi maka wakil dari penyedia jasa yang bisa dipertanggung jawabkan harus hadir dengan biaya mereka sendiri. Di dalam pelaksanaan persetujuan schedule implementasi dari kontrak, Penyedia jasa harus bekerja sama dengan Pemberi Kerja / Direksi di lapangan berkaitan dengan pengaruhnya terhadap penyelesaian pekerjaan. Jika selama pelaksanaan kontrak tigkat progress pekerjaan mengalami pengunduran dibanding dengan yang tertera didalam schedule yang telah disetujui bersama, dan sepanjang penafsiran Pemberi Kerja / Direksi maka Penyedia jasa untuk meningkatkan power kerjanya untuk mempercepat tingkat progress pada bagian pekerjaan termaksud. PELAPORAN Semua laporan yang antara lain : Laporan Harian, laporan 10 ( sepuluh ) harian dan laporan bulanan adalah merupakan tanggung jawab daripada penyedia jasa dimana laporan tersebut harus diketahui oleh pengawas lapangan dan Direksi akan memeriksa laporan tersebut. Apabila dinyatakan sudah benar, maka Direksi akan menandatangani laporan tersebut. Volume yang dihitung adalah volume yang dilaksanakan sedangkan yang tidak dilaksanakan atau bahan yang terbuang tidak boleh dihitung.
a. Pemeriksaan Bersama ( MC. 0% ) Pada tahap awal dalam periode mobilisasi, Direksi bersama penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan bersama di lapangan ( Mutual Check 0% = MC. 0% ) yaitu penerapan gambar rencana dilapangan serta mengecek kembali volume tiap-tiap kegiatan yang tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga. Hasil pemeriksaan ini dibuatkan berita acara pemeriksaan pekerjaan dan penyedia jasa harus menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survey kepada Direksi selambat-lambatnya 20 hari setelah MC.0% dilaksanakan. Selanjutnya pemeriksaan bersama tiap satuan kegiatan terus dilaksanakan dan dipantau selama periode pelaksanaan kontrak sehingga tidak sampai terjadi selisih volume lebih besar dari anggaran yang disediakan. Segala biaya pengeluaran untuk pembuatan MC. 0% ini menjadi tanggungan penyedia jasa yang sudah dimasukkan dalam harga satuan penawaran. b. Pemeriksaan Bersama Akhir Pekerjaan ( MC. 100% ) Pada tahap akhir pelaksanaan pekerjaan Direksi bersama Penyedia jasa melaksanakan pemeriksaan bersama akhir di lapangan ( Mutual Check 100% = MC. 100% ) yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta mengecek kembali volume tiap-tiap kegiatan yang tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga. Hasil pemeriksaan ini dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Akhir secara detil termasuk gambar as built drawing atau gambar pelaksaan dijilid jadi satu ( Mutual Check 100% = MC. 100% ) dan penyedia jasa harus menyerahkan laporan lengkap rangkap 6 (enam) dari hasil survey ini kepada Direksi selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum berakhirnya masa kontrak. Segala biaya pengeluaran untuk pembuatan MC. 100% ini menjadi tanggungan penyedia jasa yang sudah harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran. c. Laporan Harian Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) copy laporan harian kepada Pemberi Kerja ( Direksi ) untuk mendapatkan persetujuan. Laporan harian antara lain mencakup tentang kondisi cuaca, staf dan pekerja yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan, droping bahan, pekerjaan yang dipersiapkan, kecelakaan, situasi pelaksanaan pekerjaan. d. Laporan 10 (sepuluh) Harian Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) copy laporan 10 (sepuluh) harian tiap tanggal 10, 20 dan akhir bulan pada bulan yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Kerja / Direksi. Laporan tersebut mencakup hal-hal : Kemajuan fisik komulatif pekerjaan 10 (sepuluh) harian dalam bentuk perhitungan volume pekerjaan serta memuat kejadian-kejadian penting yang perlu ditonjolkan.
e. Laporan Bulanan Paling lambat pada setiap akhir bulan, Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) laporan bulanan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Kerja / Direksi. Laporan tersebut haruslah merekam dan menunjukkan hari-hari pelaksanaan pekerjaan staf, pekerjaan yang dipergunakan serta progress pembayaran dll. Progress pekerjaan harus ditampilkan dalam bentuk prosentase terhadap bobot total akhir pekerjaan. Laporan harus dilampiri foto-foto berwarna dan gambar-gambar maupun grafik yang penting dan relevan untuk memberikan informasi dari progress pekerjaan. Penyedia jasa harus melaporkan dengan tepat secara tertulis kepada Pemberi Kerja / Direksi tentang kemunculan dari beberapa kejadian atau kondisi yang mungkin menghambat atau menghalangi penyelesaian pekerjaan berkaitan dengan schedule yang telah disetujui serta langkah-langkah yang dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut.
PROGRESS PEMFOTOAN Penyedia jasa harus melampiri foto pendukung 1 (satu) lembar cetakan pada tiap bagian pekerjaan yang dianggap relevan untuk menunjukkan posisi yang berbeda dan aktivitas konstruksi. Selain foto pendukung penyedia jasa juga diharuskan mengirim foto 0%, 50%, 100% dengan dilengkapi tanggal, judul dan keterangan arah pengambilan. Penyedia jasa harus menyimpan rekaman foto untuk tiap kemajuan pekerjaan. Ketika pekerjaan telah terselesaikan penyedia jasa harus menyerahkan kepada Pemberi Kerja / Direksi 3 (tiga) set foto-foto tersebut yang dibendel dalam bentuk buku dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan. Biaya yang diakibatkan oleh pembuatan foto tersebut beserta keterangannya sudah termasuk didalam harga-harga yang terdapat dalam kontrak. PENCEGAHAN BAHAYA DAN KESELAMATAN KERJA a. Peralatan Keselamatan Kerja Semua personil yang bekerja pada lokasi pekerjaan harus dilengkapi dengan peralatan penyelamatan yang tepat sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Penggunaan peralatan penyelamat haruslah diwajibkan bagi semua pekerja yang melaksanakan pekerjaan. b. Perlindungan Terhadap Cuaca Berkaitan dengan progress pekerjaan yang makin maju, penyedia jasa melakukan pengamanan penting dengan biaya sendiri dengan metode yang telah disetujui oleh Pemberi Kerja / Direksi terhadap pekerjaan termaksud terhadap kemungkinan gangguan cuaca yang buruk. c. Lain-lain Tidak ada pembayaran khusus yang dipergunakan dalam tindakan pencegahan untuk keselamatan kerja dan semua biaya yang timbul dari hal-hal tersebut diatas harus sudah termasuk didalam harga satuan pekerjaan dalam kontrak.
PERTANGGUNGJAWABAN Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk melakukan semua aktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan dari pekerjaan sipil sesuai dengan yang dikehendaki di dalam kontrak. GAMBAR DAN BESTEK a. Gambar dan bestek ini tidak boleh diberikan pada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ini atau dipergunakan untuk maksud lain yang tidak diinginkan oleh Direksi. b. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk merubah dan membatalkan serta menambah gambar-gambar yang ada, bila mungkin terjadi dalam gambar ada kekurangan-kekurangan, maka penyedia jasa menanyakan kepada Direksi. c. Gambar yang tidak ada pengesahannya dari Direksi adalah tidak sah. d. Jika ada perbedaan antara gambar dan bestek, maka penyedia jasa harus konsultasi kepada Direksi dan segala keputusan yang dikeluarkan oleh Direksi, Penyedia jasa harus mentaatinya.
KETENTUAN LAIN a. Penyedia jasa harus mentaati dan mengikuti peraturan / ketentuan yang tercantum dalam bestek maupun gambar-gambar. b. Apabila dalam gambar dan bs\estek terdapat perbedaan ukuran maka gambar-gambar yang berlaku adalah yang skalanya besar atau sesuai persetujuan / ketentuan tertulis dari Direksi. c. Calon penyedia jasa harus membuat surat pernyataan bersedia diputus kontrak apabila tidak mentaati segala peraturan dan ketentuan yang ada dalam pelaksanaan pekerjaan. d. Pemutusan kontrak harus didahului dengan peringatan ke 1 (satu), peringatan ke 2 (dua). PENGUKURAN UNTUK MUTUAL CHECK 0% DAN 100% Pengukuran meliputi pekerjaan mengukur dan menghitung Mutual Check 0% dan Mutual Check 100% ( MC.0% dan MC.100% ). Perhitungan untuk Mutual Check 0% dan 100% harus dijilid rapid an digandakan 6 (enam) kali serta dilengkapi dengan gambar rencana hasil MC. 0% dan gambar pelaksanaan MC. 100%. Sedangkan ketentuan untuk gambar adalah sebagai berikut : a. Ukuran kertas dibuat standart folio. b. Gambar yang telah diperiksa dan ditandatangani kemudian dicetak dan harus dijilid rapi. Penyedia jasa juga harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai schedule yang diminta Direksi. Pengeluaran biaya yang berkaitan selama pemeliharaan haruslah sudah termasuk harga satuan pekerjaan yang tertera di dalam harga satuan dalam kontrak. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG a. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dilakukan atas perintah dan persetujuan dari Direksi dahulu. b. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin dari Direksi adalah tidak syah dan menjadi tanggungan Penyedia jasa dengan kata lain tidak ada tuntutan ganti rugi. c. Pekerjaan tambah dan kurang apabila terjadi akan diperhitungkan dan akan dibuatkan Berita Acara berdasarkan harga satuan yang dilampirkan dalam Surat Penawaran. SPK DAN MEMULAI PEKERJAAN a. Penyedia jasa yang ditunjuk dapat memulai pekerjaan setelah diberikan Surat Perintah Kerja ( SPK ) oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang merupakan hari permulaan untuk melaksanakannya. b. Jika dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari setelah SPK diterima oleh penyedia jasa belum juga ada aktifitas di lapangan maka SPK akan diserahkan kepada Penyedia jasa lain yang lebih mampu untuk melaksanakannya. c. Segala kerugian akibat pencabutan SPK hingga tercapainya SPK yang baru akan dibebankan kepada penyedia jasa pertama. d. Penandatanganan kontrak akan dilakukan kemudian mengingat prosedur penyusunan kontrak. e. Segala keperluan dan biaya sampai dengan selesainya kontrak harus ditanggung oleh penyedia jasa.
Nganjuk,
2011
Kepala Dinas PU Cipta Karya Dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk
Ir. FADJAR JUDIONO, M.Si Pembina NIP. 19640311 199303 1 012