Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Idris HM Noor Peneliti pada Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Kemdiknas. E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penyelenggaraan RSBI merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan agar mampu bersaing dengan negara lain. Sejak diselenggarakan tahun 2006, RSBI belum pernah dievaluasi secara komprehensif. Oleh karena itu, perlu dievaluasi PPDB, prestasi, pengelolaan pendanaan, dan sistem tata kelola dan akuntabilitas penyelenggaraannya. Penelitian menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Sampel sebanyak 4575910 yang diambil secara purposive. Responden: komite sekolah, kepala sekolah, guru bahasa Inggris, matematika, dan IPA yang mengajar di kelas RSBI dan kelas reguler. Temuan: Kemampuan bahasa Inggris pendidik dan tenaga kependidikan RSBI di semua tingkat masih level novice (skor TOEIC 10-250). Kemampuan guru bahasa Inggris kelas RSBI dan kelas reguler relatif sama. Di SD dan SMP, kemampuan siswa dan guru RSBI sedikit lebih tinggi daripada kelas regular. Kemampuan guru Biologi dan Fisika kelas RSBI di SMA lebih rendah daripada guru kelas reguler. Penggunaan dana kurang transparan. Rekomendasi, perlu peningkatan kualifikasi dan kompetensi akademik guru dan perlu disusun panduan pengelolaan pendanaan yang lebih rinci. Kata Kunci: RSBI, PPDB, prestasi akademik, pendanaan, tata kelola. Abstract: The implementation of pilot standard of international school (pre SIS) is one of the government’s efforts to improve educational quality in order to be able to compete with other countries. Since the establishment of the pre SIS in 2006, they have not been evaluated comprehensively yet. Therefore, it is important to evaluate the student’s enrolment, academic achievement, finance and budgetting, and management. Research method used is mixed quantitative and qualitative method. Samples are 4575910 respondents chosen purposively. They are school committee, school principals, teachers of pre SIS and regular classe. They are English, mahtematics, and science teachers, students, and students’ parents association. The English proficiency of school principals is at the novice level (10-250 TOEIC scores). Teachers’ academic competence of pre SIS and regular classes is relatively equal. The competence of biology and physics teachers of pre SIS in SSS is lower than those in the regular classes. The use of budget and finance is not transparent. Recommendation, it is important to improve teachers’ academic qualification and their competence and a rigid financial and budgeting management guide. Key words: international standard school, recruitment, academic achievement, finance, budgetting, and management.
Pendahuluan Pemerintah telah mengembangkan dan menye-
besar; dan 4) banyak sekolah yang didirikan oleh
lenggarakan program pendidikan yang bermutu
beberapa yayasan pendidikan yang menggunakan
karena berbagai alasan, antara lain: 1) untuk
identitas internasional tetapi tidak jelas standar
menciptakan sumber daya manusia unggul dan
dan kualitasnya. Berikut adalah gambar mengenai
mampu bersaing dengan negara-negara lain
komponen penyelenggaraan RSBI/SBI dan peraturan
dalam menghadapi era globalisasi; 2) sebagai
yang melandasinya.
benchmarking pendidikan dan mengakomodasi
Berdasarkan beberapa aspek dan peraturan
tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan
terkait dalam penyelenggaraan program rintisan
yang kompetitif; 3) banyak orang tua yang mampu
sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah
secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya
bertaraf internasional (SBI) di atas, maka masalah
ke luar negeri sehingga menghabiskan biaya
penelitian ini adalah sejak dilaksanakan pada
254
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
Komponen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Prestasi Akademik
Pendanaan
Tata Kelola
Pasal 16 Ayat (2): pengalokasian beasiswa dan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik berprestasi dan kurang mampu (20% dari jumlah seluruh peserta didik) Permendiknas 78 Tahun 2009: Pasal 16 Ayat (1) butir a, b, dan c: persyaratan PPDB Pasal 16 Ayat (2): pengalokasian beasiswa dan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik berprestasi dan kurang mampu (20%) * 8 standar pendidikan (PP No. 19/2005 Pasal 5 s.d Pasal 72); * Permendiknas 78 Tahun 2009 Pasal 2 butir a, b, c, d, e, f, g Permendiknas 78 Tahun 2009: * Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9); * Pasal 14 ayat (1) dan (2); * Pasal 16 ayat (1) butir A5, b6, C8; * Pasal 23 ayat (1) dan (2) Permendiknas 78 Tahun 2009 * Pasal 11: Standar Pengelolaan SBI * Pasal 29: Pengendalian Penyelenggaraan SBI * Pasal 30: Pengawasan Penyelenggaraan dan Pengelolaan SBI * Pasal 31: Pelaporan dan Tindak lanjut
Dasar Hukum Persyaratan Berprestasi Kemampuan Akademik Siswa Kemampuan Akademik Guru Kemampuan Pedagodik Guru Tingkat Pendidikan Guru & Kepsek Kemampuan Bahasa Inggris PTK Penerimaan & Penggunaan Dana Kemampuan OTS Membayar Biaya Pendidikan Rata-rata jumlah sumbangan dana OTS pertahun Distribusi sumbangan pembangunan dan SPP Kurikulum yang Digunakan RSBI Pengunaan TIK dalam Pembelajaran
Gambar 1: Komponen Penelitian dan Penilaian Program RSBI/SBI
Penyampaian Laporan
tahun 2006 penyelenggaraan RSBI belum pernah
(SNP) yang diperkaya dengan keunggulan mutu
dievaluasi secara komprehensif terutama mengenai
tertentu yang berasal dari negara anggota the
pembiayaan yang dianggap membebani masyarakat
Organisation for Economic Co-operation and
dan pengelolaanya belum transparan. Oleh karena
Development (OECD) atau negara maju lainnya
itu, perlu dievaluasi mengenai: 1) sistem seleksi
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78
penerimaan peserta didik baru (PPDB); 2) prestasi
Tahun 2009 tentang penye-lenggaraan sekolah
akademik; 3) pengelolaan pendanaan; dan 4) sistem
bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar
tata kelola dan akuntabilitas penyelenggaraan RSBI/
dan menengah).
SBI di sekolah dasar (SD), sekolah menengan
Tujuan penyelenggaran SBI yang tertuang dalam
pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan
Permendiknas No.78/2009 yaitu untuk menghasilkan
sekolah menengah kejuruan (SMK).
lulusan yang memiliki: a) Kompeten-si sesuai dengan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memper-oleh
standar lulusan dan diperkaya dengan standar
data dan informasi mengenai: 1) sistem seleksi
kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi
penerimaan peserta didik baru (PPDB); 2) prestasi;
di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
3) pengelolaan pendanaan; dan 4) sistem tata kelola
b) Daya saing kompara-tif tinggi yang dibuktikan
dan akuntabilitas penyeleng-garaan RSBI/SBI.
dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat internasional; c) Kemampuan bersaing
Kajian Literatur
dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan
Pengertian dan Tujuan RSBI/SBI
dengan perolehan medali emas, perak, perunggu,
Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah
dan bentuk penghargaan internasional lainnya; d)
yang sudah memenuhi standar nasional pendidikan
Kemampuan bersaing ke luar negeri terutama bagi 255
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
lulusan sekolah menengah kejuruan; e) Kemampuan
yang berkepentingan. Pencapaian indikator kinerja
berbahasa Inggris (skor TOEFL>7,5 (Permendiknas
kunci tambahan, yaitu memperkaya penilaian
No.78/Tahun 2009) dalam skala internet based test)
kinerja pendidikan dengan model penilai-an sekolah
dan/atau bahasa asing lainnya; f) Kemampuan
unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara
berperan aktif secara internasional dalam menjaga
maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu
kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari
dalam bidang pendidikan.
perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan
Rossi dan Freeman (1985:61) mendefinisikan
hidup; dan g) Kemampuan menggunakan dan
penelitian evaluasi adalah “an integral part
mengembangkan teknologi komunikasi dan
of broader sets of activities usually described
informasi secara internasional.
as rational policy making, scientific decisionmaking, or program planning and implementation”.
Standar Pendidikan
Dalam penelitian evaluasi, semua kegiatan yang
Penyelenggaraan RSBI/SBI harus memenuhi standar
dilakukan oleh pelaksana program yang berkaitan
pendidikan, yaitu: 1) standar isi dan harus diperkaya
dengan kebijakan, keputusan, perencanaan,
dengan standar pendidikan dari negara anggota
dan pelaksanaan program harus dikaji, dinalisis,
OECD atau negara yang pendidikanya maju; 2)
dan dinilai. Kajian tersebut dimaksudkan untuk
proses pembelajaran mencakup perencanaan,
menentukan keberhasilan program sesuai dengan
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan; 3) kepala
rencana dan tujuan yang diinginkan. Kajian juga
sekolah harus berpen-didikan S2/S3 dan guru
bertujuan untuk mengetahui kendala dan cara
minimal 20% berpendidik-an S2/S3 dan mampu
mengatasi kendala yang dihadapi oleh pelaksana
mengampu pembelajaran menggunakan bahasa
program tersebut. Selanjutnya Sallis (2006:238)
pengantar bahasa Inggris; 4) sarana dan prasarana
mengatakan bahwa fungsi evaluasi sering dilihat
harus memenuhi standar sarana dan prasarana yang
sebagai sebuah upaya pencegahan. Tujuannya
diperkaya dengan standar sarana dan prasarana
adalah untuk menemukan apa yang benar dan apa
pendidikan dari negara anggota OECD atau negara
yang salah dalam pelaksanaan sebuah program.
maju lainnya; 5) pengelolaan harus sesuai dengan
Hasil penilaian dan evaluasi akan digunakan
undang-undang sistem pendidikan nasional (USPN)
sebagai dasar dalam menetapkan keputusan,
nomor 20/2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor
perbaikan proses belajar mengajar, peningkatan
19 Tahun 2005 dan memenuhi standar pengelolaan
program penyelenggaraan pendidikan, dan
yang diperkaya dengan standar pengelolaan sekolah
peningkatkan kinerja pelaksana pendidikan pada
di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
masa yang akan datang.
dan 6) pembiayaan harus memenuhi standar
Selanjutnya, evaluasi kegiatan pembelajaran
pembiayaan yang memadai berdasarkan kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui pencapaian hasil
pencapaian ketuntasan kompetensi yang tertuang
belajar siswa atau kompetensi pembelajaran yang
dalam kurikulum.
telah diajarkan pada siswa dalam batas tertentu, misalnya: evaluasi formatif untuk mengetahui
Evaluasi Pendidikan
pemahaman siswa mengenai satu atau dua
Evaluasi pendidikan merupakan salah satu kegiatan
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa dan
yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan
evaluasi sumatif dimaksudkan untuk mengetahui
pelaksanaan dan mengukur ketecapaian program
pemahaman siswa mengenai beberapa topik
pendidikan. Evaluasi juga merupakan kegiatan
atau kompetensi dalam satu batas kegiatan
untuk menentukan keber-hasilan program belajar
tertentu. Evaluasi juga dapat dilakukan pada
siswa. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan
setiap akhir semester atau pada akhir kegiatan
untuk memper-oleh, menganalisis, dan menafsirkan
secara keseluruhan dari suatu program seperti
data tentang proses dan hasil belajar peserta
ujian akhir sekolah (UAS) atau ujian akhir nasional
didik yang dilakukan melalui pengukuran secara
(UN). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kuantitatif atau kualitatif. Penilaian dilakukan untuk
evaluasi dilakukan untuk mengetahu keberhasilan
mengendalikan mutu pendidikan sebagai bentuk
pelaksanaan program yang telah direncanakan dan
akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak
sebagai umpan balik dalam perbaikan program
256
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
tersebut.
compete against foreign nations on things like PISA
Dalam kaitan dengan evaluasi pelaksanaan
and TIMSS. We want assurances our students are
RSBI, aspek yang dievaluasi adalah seleksi
getting a top-not education measure by results, and
penerimaan siswa baru, pencapaian prestasi,
not by processes”.
pembiayaan, dan tata kelola.
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa tes merupakan alat ukur yang tepat untuk
Seleksi Penerimaan Siswa Baru (PPDB)
mengetahui ketercapaian kompetensi siswa.
Kalau ingin mengetahui kemampuan awal siswa
Melalui tes, guru dapat mengetahui sejauh mana
dalam kegiatan pembelajaran, maka pada umumnya
pokok bahasan atau kompetensi yang diajarkan
guru atau sekolah melaksanakan seleksi penerimaan
dapat dikuasai oleh siswa. Selanjutnya, Riccards
siswa. Dalam menentukan tingkat pemahaman siswa
(http://the apple.monster.com/benefits/articles)
mengenai suatu topik, guru bisanya melakukan tes
mengatakan”student achievement should be our
yang disebut dengan pretest. Dalam menentukan
primary focus, and that we must ensure that all
siswa yang akan ditempatkan pada tingkat (level
students are performing at the necessary levels in
tertentu), guru memberi tes pada siswa yang disebut
all subjects”. Tes sebagai salah satu benchmark dan
dengan tes penempatan atau penentuan tingkat
ukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran harus
(placement test). Pada PPDB di RSBI, ada beberapa
mampu mengukur apa yang telah diajarkan kepada
syarat yang harus dipenuhi oleh calon siswa.
siswa, dan bukan apa yang seharusnya diketahui
Komponen-komponen yang ditentukan sebagai
oleh siswa. Hal ini penting karena prinsip tes
syarat dalam penerimaan siswa pada setiap jenjang
khususnya tes pencapaian akademik merupa-kan
pendidikan berbeda-beda, misalnya: pada jenjang
ukuran yang dapat menentukan keberhasilan siswa.
SD syarat sebagai calon siswa berbeda dengan
Dengan demikian, tes yang diberikan kepada siswa
syarat yang ditetapkan pada jenjang SMP atau SMA
sebaiknya tes yang dapat mengu-kur keberhasilan
dan SMK. Hal ini berdasarkan pada ketentuan dan
siswa mengenai apa yang telah dipelajarinya dan
prediksi keberhasilan siswa dalam program yang
bukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara
telah ditetapkan pada level yang ingin dimasuki
umum apalagi untuk menguji siswa mengenai
oleh calon siswa.
sesuatu yang belum pernah dipelajarinya. Selanjutnya, tes juga diberikan pada guru untuk
Prestasi Akademik (Academic Achievement)
mengetahui keberhasilan mengajar yang telah
Prestasi akademik adalah suatu prestasi yang
dilakukan oleh mereka, seperti yang dikatakan oleh
ditunjukkan oleh siswa terhadap materi dan
Javier (http://www.azcentral.com/news/articles
kompetensi yang dicapai berdasarkan hasil tes
12/10/2010) “evaluating teachers is to offers more
atau evaluasi yang telah dilakukan terhadap siswa
feedback and eventually will gauge their success and
tersebut. Dalam tes tersebut, materi tes yang
salary increases, in part, on student performance
diberikan pada siswa adalah materi atau kompe-
and a better way of grading teachers as a current
tensi yang telah diajarkan oleh guru atau kompetensi
methods to sort the good from the bad teachers.
yang telah ditetapkan untuk dikuasai oleh siswa pada
Ukuran keberhasilan guru dalam mengajar bukan
tingkat/kelas dalam jangka waktu tertentu. Tes tidak
hanya kemampuan guru menguasai kompetensi atau
diberikan pada siswa yang tidak ditentukan untuk
bidang studi yang diajarkan, seperti: kompetensi
menguasai kompetensi tertentu. Misalnya, tes untuk
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial,
kelas tiga tidak diberikan pada siswa kelas dua atau
tapi lebih dari itu yaitu untuk mengetahui sejauh
sebaliknya. Hal ini dimaksud-kan untuk mengetahui
mana penampil-an kemampuan dan guru dalam
secara komprehensif mengenai pemahaman dan
mengajarkan ilmu kepada siswanya. Guru yang
penguasaan siswa terhadap kompetensi mengenai
berhasil adalah guru yang dapat membawa siswanya
topik tertentu. Riccards (http://the apple.monster.
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
com/benefits/articles) mengatakan “in today’s
menjadi menger-ti, dari tidak baik menjadi baik,
education reform era, student achievement is king.
dan sebagainya.
We want to see our kids succeeding. We want to see test scores rise. We want to know we can better
Pembiayaan
257
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
Untuk kelancaran pembiayaan pendidikan, maka
dilakukan jika perencanaan program sesuai dengan
pemerintah mengeluarkan surat keputusan (SK)
kebutuhan sekolah, adanya pelaksana program
bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
khususnya kepala sekolah, pelaksana administrasi
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan yang
sekolah, guru, teknisi, komite sekolah, dan unsur
dituangkan dalam surat keputusan bersama (SKB)
penentu kebijakan serta siswa, orang tua siswa,
No. 0209a/K/1984 dan No. 379a/KMK0011/1984
dan masyarakat. Dengan demikian, tercapainya
yaitu tentang pedoman pelaksanaan subsidi/
program pendidikan khususnya program sekolah
bantuan untuk komponen pengeluaran (pelaksanaan
akan terlaksana dengan baik jika semua komponen
pelayanan sekolah, tata usaha, pemeliharaan
tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
sekolah, kesejahteraan pegawai sekolah, porseni
telah direncanakan.
sekolah, pengadaan buku laporan pendidikan,
Definisi mutu berikutnya dilihat dari keluaran
penyelenggaraan evalusai belajar tahap akhir
jangka panjang (outcome), misalnya melihat mutu
(EBTA) dan evalusai belajar tahap akhir nasional
dari pekerjaan setelah lulus dan besarnya gaji yang
(EBTANAS), pengada-an surat tanda tamat belajar
diperoleh. Hal itu sejalan dengan definisi relevansi
(STTB), supervisi, pembinaan, pengelolaan, dan
yang cenderung melihat mutu dari pekerjaan setelah
pelaporan serta pendataan.
lulus, terutama untuk jenjang pendidikan yang
Kgeledi George Kgoroba, Menteri Pendidikan
lulusannya memiliki kesempatan bekerja setelah
Bostwana (dalam Unesco 2001:25) percaya bahwa
lulus. Dalam kaitan ini, Ishikawa dan Josep M. Juran
“cost sharing and cost recovery will facilitate the
(dalam Yuniarsih, 2003) men-definisikan mutu
transition from education for all to quality for all”.
sebagai kepuasan pelanggan dan mutu sebagai
Pada sisi lain, para pengelola biaya pendidikan
kesesuaian dengan pengguna. Selanjutnya, Eduardo
mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah, masih
Morato dalam Saepudin (2004) mengatakan:
berpikir ekonomi pribadi maupun kelompok terten-
“Quality is the function of people expressing
tu dan belum menyentuh masyarakat khususnya
themselves in the fullest way possible.” Pendapat
mereka yang tidak beruntung, Demikian pula adanya
di atas mengandung makna bahwa mutu produk
ketidakadilan pembiayaan antara sekolah swasta
merupakan hasil perpaduan usaha dari semua
dan sekolah negeri di kota-kota sampai ke desa-
komponen dan dijadikan sebagai salah satu alat
desa, kepincangan yang luar biasa antara biaya
ukur keberhasilan produsen dengan melihat tingkat
sekolah madrasah di bawah kementerian agama
kepuasan pelanggan dan pemangku kepentingan,
dan sekolah-sekolah negeri di bawah Kementerian
baik internal maupun eksternal.
Pendidikan Nasional, dan kepincang-an luar biasa dan ketidakadilan antara pem-biayaan sekolah
Kurikulum dan Silabus
yang sudah maju seperti rintisan sekolah bertaraf
Kurikulum RSBI/SBI berpedoman pada kurikulum
internasional (RSBI) dan sekolah yang betul-betul
nasional dan ditambah dengan kurikulum dari
masih membutuhkan biaya besar seperti sekolah di
negara-negara anggota OECD atau negara lain yang
desa-desa dan di daerah terpencil.
pendidikan lebih maju.
Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas
berbedan antara kurikulum dan silabus. Salah
Manajemen atau pengelolaan pendidikan adalah
satu dari ahli tersebut adalah Nunan (1989:114)
mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk
yang mendefinisikan bahwa silabus mengacu pada
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan
pemilihan isi sedangkan kurikulum mengacu pada
(Tilaar: 1998:xii dalam Zainuddin 2008:56). Dalam
semua aspek mulai dari perencanaan, pelaksana-
pendidikan unsur manajemen (tata kelola) sangat
an, evaluasi, dan pengaturan program pendidikan
penting karena tanpa pengelololaan yang baik,
pada umumnya Krahnke (1987:3) mengatakan
maka semua program yang telah direncanakan
bahwa silabus lebih spesifik dan lebih nyata dan
akan sulit diterapkan dengan baik. Akibatnya,
hanya mengatur sebagian kegiatan yang ada
tujuan yang hendak dicapai dalam perencanaan
dalam kurikulum, sedangkan kurikulum mengatur
tidak akan dapat diterapkan dalam pelaksanaan-
seluruh kegiatan dalam satu tahun. Sementara itu,
nya. Pelaksanaa program pendidikan dapat
Candlin (1984:32) dan juga Ur (1996:176-177)
Para ahli pendidikan memberikan definisi yang
258
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
mendefinisikan bahwa silabus memuat sesuatu
lebih sulit atau kompleks. Dalam proses penyusunan
yang akan diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh
bahan ajar atau pengalaman belajar, ada tiga
siswa. Lebih lanjut Ur mengatakan ada 7 (tujuh)
aspek kompetensi yang lazimnya diperhatikan,
buah karakteristik silabus, yaitu: 1) memuat daftar
yaitu: 1) penguasan minimal kompetensi dasar;
pokok-pokok bahasan; 2) tersusun dari aspek
2) praktik kompetensi dasar; dan 3) penambahan
yang mudah ke yang sukar; 3) mempunyai tujuan
penyempurnaan atau pengembangan terhadap
secara eksplisit; 4) merupakan dokumen publik;
kompetensi atau keterampilan. Ketiga proses
5) mempunya jadwal waktu; 6) metodologinya
tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada
lebih terfokus; dan 7) ada materi ajar, dan evaluasi
kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau
belajar. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa
pengembangan kompetensinya.
apapun desainnya semua kurikulum terdiri dari
Selanjutnya, kompetensi siswa adalah kata baru
empat elemen pokok, yaitu: ada tujuan, isi, metode,
dalam bahasa Indonesia yang artinya setara dengan
dan penilaian.
kemampuan. Siswa yang telah memiliki kompetensi
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas,
mengandung arti bahwa siswa telah memahami,
maka dapat disimpulkan bahwa cakupan kuriku-lum
memaknai, dan memanfaatkan materi pelajaran
lebih luas dari pada silabus atau garis besar proram
yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan
pelajaran (GBPP), dan silabus memuat hal-hal yang
lain, ia telah mampu melakukan (psikomotorik)
lebih khusus dari masing-masing topik (pokok
sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya,
bahasan) yang akan diajarkan dalam kelas.
dan pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skills). Jenis atau tingkat kompetensi
Kompetensi
tersebut mempunyai implikasi bagi perencanaan
Istilah kompetensi (competence) sering disamakan
sumber daya manusia. Kompe-tensi pengetahuan
dengan istilah kinerja (performance). Pengertian
dan keterampilan cenderung dapat dilihat dan
dasar kompetensi (competence) adalah kemampu-
nampak di permukaan serta merupakan sifat
an atau kecakapan. Kay (1997) dalam Mulyasa
seseorang. Konsep diri, sifat pembawaan (traits),
(2002) mengatakan bahwa kompetensi merupa-
dan kompetensi motivasi itu tersembunyi, ada
kan: ...” an approach to instruction that aims to
di dalam dan terpusat pada pribadi. Kompetensi
teach each students the basic knowledge, skill,
pengetahuan dan keteram-pilan agak mudah
attitudes, and values esential to competence”.
dikembangkan misalnya; melalui latihan dan
Selanjutnya, Spencer Lylem dan Signe Spencer
hal ini sangat efektif untuk mengem-bangkan
(1983:9) mendefinisikan kompetensi sebagai
keterampilan. Sedangkan motivasi dan pembawaan
suatu sifat yang mendasari pribadi yang berkaitan
agaknya sulit untuk dikembangkan.
dengan sifat pekerjaan yang efektif. Sifat yang
Apabila individu sukses mempelajari cara
mendasari kompetensi tersebut merupakan bagian
melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari
dari kepribadian seseorang dan dapat memprediksi
sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti
tingkah laku dalam berbagai situasi atau tugas
sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan
pekerjaannya. Menurut mereka ada 5 (lima) jenis
kompetensi tidak akan tampak apabila tidak ada
karakteristik kompetensi, yaitu: motives, traits,
kepentingan atau kesempatan untuk melakukan-nya.
self concept, knowledge, and skill. Kompetensi
Dengan demikian bisa diartikan bahwa kompetensi
ini merupakan perpaduan dari pengetahuan,
adalah berlangsung lama yang menyebabkan
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
individu mampu melakukan kinerja tertentu.
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Selanjutnya, Lefrancois (1995:5) mengatakan bahwa kompetensi
Materi Ajar
merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang
Bahan ajar merupakan salah satu komponen
dihasilkan dari proses belajar. Sementara itu, Cowell
utama dalam pembelajaran yang dikembangkan
R.N. (1988:95-99) mendefinisikan kompetensi
berdasarkan kurikulum dan silabus. Oleh karena
sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat
itu, bahan ajar harus dipersiapkan dengan matang
aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat
oleh guru berdasarkan kebutuhan siswa. Tomlinson
sederhana atau dasar sampai pada tingkat yang
(2001) memberikan beberapa prinsip pengembangan
259
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
bahan ajar, yaitu memberi dampak, memberi
ingin dicapai dan konteks siswa. Dengan demikian,
perasaan mudah bagi siswa, mengembangkan rasa
sebuah model pembelajaran digunakan sebagai
percaya diri siswa, mengarahkan dan memfasilitasi
cara untuk mencapai keberhasilan pembelajaran
siswa menemu-kan sendiri, membuat siswa
berdasar-kan tujuan yang ingin dicapai.
siap belajar topik-topik yang sedang diajarkan, menggambarkan perhatian siswa melalui gejala,
Metode Penelitian
memberi pengaruh positif terhadap pelajaran,
Penelitian ini menggunakan metode evaluasi.
memperhatikan perbedaan siswa dan jangan terlalu
Sampel dipilih secara purposive di 16 provinsi dan
banyak mengontrol latihan dan menyediakan umpan
masing-masing provinsi dipilih tiga SD, SMP, SMA,
balik kepada siswa.
dan tiga SMK yang memenuhi syarat yang ditentu-
Kadang-kadang bahan ajar dirasakan sulit
kan antara lain sudah melaksanakan RSBI selama
oleh siswa, oleh karena itu ada beberapa kriteria
3 tahun. Resonden penelitian sebanyak 4.575.910
yang harus diperhatikan, yaitu: siswa harus
orang yang terdiri atas 130 orang komite sekolah,
merasa senang terhadap bahan ajar tersebut,
130 orang kepala sekolah, 426 guru, 4.224 orang
lebih mudah apabila teks dihubungkan dengan
orang tua siswa, dan 4.571 siswa.
budaya siswa, konkrit, dan lebih terkini (up to
Pengumpulan data menggunakan instrumen,
date), autentik, bervariasi, menarik, menstimulasi
wawancara, focus group discussion (FGD), tes
dan mengembangkan motivasi siswa, membuat
kompetensi guru dan siswa. Selain itu, data
siswa mampu beajar sendiri, harus bermakna,
diperoleh melalui studi dokumen yaitu data dari
memberikan keuntungan serta menjawab persoalan
stakeholders, hasil studi terkait, dan perundang-
dan masalah siswa.
undangan yang terkait dengan penyelenggaraan
Jenis bahan ajar dapat berupa: bahan ajar cetakan seperti buku-buku teks dan lembaran kerja,
RSBI. Berikut ringkasan jumlah sampel penelitian RSBI.
dan bahan ajar non cetak seperti kaset, video, bahan
Analisis data menggunakan teknik analisis
ajar berbasis komputer seperti internet. Jenis bahan
kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuanti-tatif
ajar di RSBI/SBI dikembang-kan dari bahan ajar
untuk mengetahui persentase dan kecenderungan
yang diadopsi atau diadaptasi dari sister school-
(trend) tentang keempat komponen yang diteliti
nya atau lembaga pendidikan di negara OECD atau
(sistem seleksi penerimaan peserta didik baru
negara maju lainnya.
(PPDB) (recruitment), academic achievement, pengelolaan pendanaan, dan sistem tata kelola
Model Pembelajaran di RSBI/SBI
dan akuntabilitas penyelenggaraan RSBI. Untuk
Model pembelajaran yang digunakan di RSBI/
mendalami temuan tersebut, data juga dianalisis
SBI beragam, antara lain model pembelajaran:
secara kualitatif untuk melihat mengapa dan
contextual Learning (CTL), examples non examples,
bagaimanan kondisi tentang komponen-komponen
picture and picture, number heads together,
yang diteliti tersebut.
cooperative script, kepala bernomor struktur, tim peserta didik kelompok prestasi, berdasarkan
Temuan Penelitian dan Pembahasan
masalah, artikulasi, mind mapping, mencari
Persyaratan Penerimaan Peserta Didik Baru
pasangan, think pair and share, debate, role playing,
(PPDB)
group investigation, talking stick, bertukar pasangan,
Dari komponen utama yang dipersyaratkan dalam
snowball throwing, student facilitator and explaining,
PPDB (kemampuan akademik, IQ, nilai UN, minat
course review horay, demonstration, pengajaran
dan bakat, dan kesehatan) terungkap bahwa di SD
langsung, kooperatif terpadu membaca dan menulis,
komponen utamanya adalah adalah IQ (37,7%),
lingkaran kecil lingkaran besar, pembelajaran tebak
SMP adalah kemampuan akademik (22,7%), SMA
kata, concept sentence, complete sentence, time
adalah kemampuan akademik (23,8%), dan SMK
token, keliling kelompok, dua tinggal dua tamu,
adalah nilai UN (23,5%).
PAKEM, PAIKEM, dan CBSA. Model pembelajaran ini
Permendiknas No. 78 thn 2009 Pasal 16 ayat
semua merupakan model yang dapat dipilih dalam
2 mengamanatkan bahwa SBI wajib mengalokasi-
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
kan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi
260
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
peserta didik WNI yang memiliki potensi akademik
untuk matematika tidak. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi paling
tingginya kemampuan akademik siswa didukung
sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik. Jenis-
oleh kemampuan guru yang tinggi.
jenis beasiswa, antara lain:1) miskin berprestasi;
Di SMP, ditemukan bahwa kemampuan siswa
2) alumni; 3) bantuan khusus murid (BKM); 4)
dan guru kelas RSBI dalam bidang studi bahasa
beasiswa Pemda; 5) beasiswa bakat berprestasi;
Inggris, Matematika, dan IPA (biologi) lebih tinggi
6. program keahlian khusus (SMK). Berdasarkan
dari kemampuan siswa dan guru kelas reguler.
permen tersebut, data siswa miskin yang diterima
Namun, kemampuan guru IPA (Fisika) kelas RSBI
di RSBI baru mencapai 16,2%. Namun demikian,
dan guru IPA (Fisika) kelas reguler relatif sama.
hampir semua RSBI telah mempertimbangkan siswa
Walaupun kemampuan guru sama, tetapi siswa RSBI
miskin berprestasi untuk memperoleh akses dalam
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada
penerimaan peserta didik baru (PPDB). Persentase
siswa kelas. Hal ini berarti tingginya kemampuan
siswa miskin yang diterima di RSBI cenderung
akademik siswa didukung oleh kemampuan guru
meningkat mulai tahun 2008 sampai tahun 2010.
yang tinggi.
Prestasi Akademik
RSBI lebih tinggi daripada siswa reguler, sedangkan
Di SD, kempuan bahasa Inggris dan IPA siswa
kemampuan guru bahasa Inggris kelas RSBI dan
RSBI lebih tinggi dari siswa reguler. sedangkan
kelas reguler relatif sama. Kemampuan matematika
kemampuan matematika siswa RSBI dan siswa
dan IPA siswa RSBI SMA lebih tinggi daripada siswa
regular relatif sama. Kemampuan guru kelas SD
kelas reguler. Sebaliknya, kemampuan guru Biologi
RSBI relatif lebih baik dari pada guru kelas reguler.
dan Fisika kelas RSBI di SMA lebih rendah daripada
Guru kelas RSBI memberi kontribusi positif terha-
kemampuan guru biologi guru kelas reguler.
dap prestasi bahasa Inggris dan IPA, sedangkan
Rendahnya kemampu-an guru biologi dan IPA tidak
Di SMA, kemampuan bahasa Inggris siswa
Tabel 1. Afirmasi Siswa Miskin
Siswa Miskin yang menerima Beasiswa Siswa Miskin penerima keringanan biaya pendidikan Siswa RSBI tidak miskin
Permendiknas No. 78/2009 Ps. 16 ayat 2: SBI wajib mengalokasikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik WNI yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik. Jenis-jenis beasiswa, a.l: misal beprestasi, alumni, bantuan khusus murid (BKM), beasiswa Pemda, beasiswa bakat berprestasi, program keahlian khusus (SMK
261
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
terkait langsung dengan prestasi akademik siswa.
aktif atau mereka yang sudah mencapai skor TOEIC
Di SMK, kemampuan bahasa Inggris dan
minimal 405-600 (level intermediate). Kepala
matematika siswa RSBI lebih tinggi daripada siswa
Sekolah yang memenuhi persyaratan baru mencapai
kelas reguler.
14.6%.
Kemampuan pedagogik guru SD di kelas reguler
Sebagian besar guru bahasa Inggris RSBI
cenderung lebih baik daripada guru kelas RSBI.
(39,4%) telah memenuhi syarat kemampuan
Sebaliknya, di tingkat SMP dan SMA kemampuan
bahasa Inggris yaitu level intermediate. Sebanyak
pedagogik guru RSBI cenderung lebih baik dibanding
21,7% telah mencapai level yang lebih tinggi
dengan guru sekolah reguler.
(Basic Working Proficiency). Hanya sebagian kecil
Kemampuan bahasa Inggris pendidik dan
(7,4%) yang masih kurang (level Novice dan 26,1%
tenaga kependidikan di RSBI sebagian besar masih
baru mencapai level Elementary). Berikut adalah
pada level novice (skor 10-250) yaitu sekitar 50%.
grafik mengenai kemampuan bahasa Inggris guru
Hanya 12,9% guru yang mencapai level intermediate
matematika dan IPA.
dan hanya 0,1% yang mampu mencapai profesional
Tingkat pendidikan kepala sekolah pada semua
proficiency. Ini menunjukkan bahwa guru belum
jenjang pendidikan belum seluruhnya memenuhi
mampu berbahasa Inggris dan belum mencapai
persyaratan S2 (sesuai ketentuan menjadi Kepsek).
ketentuan untuk mengajar menggunakan bahasa
Kepala sekolah Dasar (SD) yang berkualifikasi S2
Inggris di kelas RSBI.
belum sampai 50%, sedangkan kepala sekolah SMP,
Kemampuan bahasa Inggris kepala sekolah
SMA/SMK sudah di atas 50% berkualifikasi S2.
RSBI masih kurang. Sebagian besar (51,0%) kepala
Tingkat pendidikan guru di semua satuan
sekolah, bahasa Inggrisnya masih berada pada
pendidikan bervariasi. Tingkat pendidikan guru SD
level novice (skor 10-250), sedangkan persyaratan
baru mencapai 10,9%, guru SMP 18,3%, guru SMA
untuk menjadi kepala sekolah SBI adalah mereka
23,4%, dan guru SMK baru 15,6%. Kalau dilihat dari
yang mampu menggunakan bahasa Inggris secara Grafik 1. Kemampuan Guru Bahasa Inggris, Guru Matematika, dan Sains
Kemampuan bahasa Inggris guru matematika dan sains RSBI pada awal setahun penetapan RSBI (tahun 2007) sebagian besar (43%-48,8%) masih berada pada level novice dan sebanyak 35,5%-42,9% baru mencapai level elementary. Selama dua tahun terakhir telah mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kemmapuan bahasa Inggrisnya. Sesuai dangan Permen 78 tahun 2009 tentang Sistem penyelenggaraan SBI pada jenjang pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 5 ayat 3: RSBI/SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya yang digunakan dalam forum internasional sebagai bahasa pengantar dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu (misalnya: guru Matematika dan Sains dituntut dapat mengampu bidang studinya dalam bahasa Inggris.
262
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
persyaratan untuk menjadi guru RSBI (10% untuk
sarana prasarana yaitu: pengembangan sumber
SD, 20% untuk SMP, dan 30% untuk SMA/SMK
belajar, laboratorium, TIK, PBM, kesejahteraan, dan
berkualifikasi pendidikan S2), maka hanya guru SD
pengembangan PTK.
yang sudah mencapai ketentuan 10% yaitu sudah mencapai 10,9%.
Penerimaan dan penggunaan dana SMAN persekolah dan persiswa tahun 2009/2010. Penerimaan dana sekolah terbesar berasal dari
Pengelolaan Pendanaan
sumbangan orgtua siswa/masyarakat diikuti
Penerimaan dan penggunaan dana SDN RSBI
oleh APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten/
persekolah dan persiswa tahun 2009/2010 (dalam
kota. Penggunaan dana terbesar digunakan untuk
ribuan rupiah) adalah: Penerimaan dana sekolah
pengembangan dan perbaikan sarana prasarana,
terbesar berasal dari APBN, diikuti oleh sumbangan
kesejahteraan PTK, kegiatan siswa, dan PBM.
orangtua siswa/masyarakat, APBD Kabupaten/
Penerimaan dan penggunaan dana SMKN
Kota, dan APBD Provinsi. Penggunaan dana
RSBI persekolah dan per siswa tahun 2009/2010.
terbesar diperuntukkan pada: 1) sarana prasarana
Penerimaan dana sekolah terbesar berasal dari
yang meliputi pengembangan sumber belajar,
sumbangan orang tua siswa/masyarakat diikuti
perpustakaan, sarana penunjang pembelajaran,
oleh APBN, APBD provinsi, dan APBD kabupaten/
TIK; 2) pengembangan dan kesejahteraan PTK
kota. Penggunaan dana terbesar diperuntukkan
(pengembangan sumber belajar); dan 3) PBM.
pada sarana prasarana (bengkel/workshop) diikuti
Penerimaan dan penggunaan dana SMPN
oleh pengembangan dan kesejahteraan PTK,
RSBI persekolah dan per siswa tahun 2009/2010.
misalnya: untuk pengembangan profesional guru
Penerimaan dana sekolah terbesar berasal dari
seperti pengembangan materi ajar dan metode
sumbangan orgtua siswa/masyarakat dan digunakan
pembelajaran dan PBM.
untuk melengkapi sarana dan pra-sarana penunjang
Grafik di atas menunjukkan pungutan terhadap
pembelajaran, pengembangan PBM, manajemen
orang tua yang relatif tinggi terjadi pada tahun 2008
berbasis TIK dan ISO, serta pengembangan
dan 2009. Pada tahun 2010, sumbangan orang
benchmarking/sister school. Anggaran lainnya
tua cenderung menurun dibandingkan dua tahun
berasal dari APBN, APBD
Provinsi dan APBD
sebelumnya. Grafik di atas juga menunjukkan bahwa
Kabupaten/Kota. Penggunaan dana terbesar
SD dan SMK umumnya memungut biaya yang lebih
adalah untuk melengkapi dan mengem-bangkan
rendah dibandingkan SMA dan SMP.
Grafik 2. Komponen sumbangan orang tua RSBI/SBI
263
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
Persepsi orang tua tentang kemampuan
SBI adalah KTSP
membayar biaya pendidikan di RSBI/SBI terungkap
Belum semua sekolah RSBI menggunakan KTSP
bahwa hampir semua orangtua siswa berpen-dapat
yang diperkaya dengan kurikulum negara anggota
beban biaya pendidikan di RSBI tidak berat. Sekitar
OECD atau negara yang pendidikannya lebih maju.
28,95% orang tua siswa RSBI berpen-dapat bahwa
Sebagian besar satuan pendidikan RSBI masih
tingkat kemampuan membayar pendidikan adalah
menggunakan KTSP. Hal ini menunjukkan bahwa
ringan, dan sekitar 61,66% berpendapat sedang
sebagian sekolah belum mampu mengakomodasi
dan hanya 9,39% berpen-dapat berat.
tuntutan pengelolalaan sekolah khususnya
Distribusi sumbangan pembangunan dan
pengayaan KTSP dengan kurikulum negara
SPP di SDN tahun 2009/2010 ditemukan bahwa
yang pendidikannya maju. Kalau pengelolaan
sumbangan pembangunan di SDN berkisar antara
sekolah tidak terencana dengan baik, seperti yang
Rp. 100 ribu hingga maksimum 7,7 juta dengan
dikemukakan oleh Tilaar (1998:xii dalam Zainuddin
rata-rata Rp. 1,5 juta. Sedangkan SPP bulanan di
2008:56) bahwa unsur manajemen (tata kelola)
SDN berkisar antara Rp. 20 ribu hingga Rp. 505
sangat penting karena tanpa pengelololaan yang
ribu dengan rata-rata Rp. 145 ribu. Sumbangan
baik, maka semua program yang telah direncanakan
pembangunan lebih kecil dari 4 juta berada 96%,
akan sulit diterapkan dengan baik. Ini terlihat
sedangkan SPP lebih kecil dari 300 ribu berada 96%.
bahwa sebagaian besar sekolah belum menerapkan
Distribusi sumbangan pembangunan dan
pengelolaan kurikulum seperti yang ditetapkan
SPP di SMPN tahun 2009/2010 ditemukan bahwa
dalam Permendiknas No.78/Tahun 2009.
sumbangan pembangunan di SMPN berkisar antara
Tingkat kepuasan orang tua terhadap layanan
Rp. 250 ribu hingga maksimum Rp. 15 juta dengan
RSBI/SBI berdasarkan komponen layanan di SD,
rata-rata Rp 2,23 juta. Sedangkan SPP bulanan di
SMP, SMA, dan SMK adalah: sekitar 19,8% orangtua
SMPN berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 556
siswa RSBI berpendapat bahwa tingkat pelayanan
ribu dengan rata-rata Rp 230 ribu. Sumbangan
penyelenggaraan RSBI sangat memuaskan, dan
pembangunan lebih kecil dari 5 juta sebanyak 90%,
sekitar 72,6% berpendapat memuaskan. Hanya
sedangkan SPP lebih kecil 500 ribu sebesar 97,5%.
sebagian kecil orang tua siswa, yakni 7,6%, yang
Distribusi sumbangan pembangunan dan
tidak puas dengan layanan RSBI. Berikut adalah
SPP di SMAN tahun 2009/2010 terungkap bahwa
tabel penyampaian laporan penyelenggaraan
sumbangan pembangunan di SMAN berkisar antara
RSBI ke Stakeholders dalam kurun waktu tertentu
Rp 135 ribu hingga maksimum Rp 10 juta dengan
(laporan bulanan, laporan semesteran, dan laporan
rata-rata Rp 2,7 juta. Sedangkan SPP bulanan di
tahunan).
SMA berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 450
Simpulan dan Saran
ribu dengan rata-rata Rp 265 ribu. Sumbangan
Simpulan
pembangunan lebih kecil dari 5 juta sebesar 88%,
Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan,
sedangkan SPP lebih kecil dari 300 ribu sebesar
sebagai berikut:
84%.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB): Ber-
Distribusi sumbangan pembangunan dan SPP di
dasarkan temuan penelitian yang diuraikan di atas,
SMK tahun 2009/2010 ditemukan bahwa sumbangan
maka dalam PPDB dapat disimpulkan, sebagai
pembangunan di SMK berkisar antara Rp. 125 ribu
berikut: 1) Dalam penyelenggaraan PPDB semua
hingga maksimum Rp 3,8 juta dengan rata-rata Rp
RSBI telah mengacu kepada dasar hukum dan
1,28 juta. Sedangkan SPP bulanan di SMK berkisar
ketentuan yang ditetapkan. Di tingkat SD yang
antara Rp 56 ribu hingga Rp 320 ribu dengan rata-
paling dipertimbangkan adalah hasil tes kecerdasan/
rata Rp 128 ribu. Sumbangan pembangunan lebih
IQ, di tingkat SMP dan SMA yang digunakan adalah
kecil dari 2 juta sebanyak 77%, sedangkan SPP lebih
kemampuan akademik dan tes minat dan bakat,
kecil dari 200 ribu sebesar 90%.
sedangkan di SMK yang digunakan adalah hasil tes kesehatan dan nilai UN dan 2) RSBI memberikan
Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas
afirmasi bagi siswa kurang mampu. Siswa dari
Kurikulum yang digunakan. Kurikulum yang
keluarga kurang mampu tetapi berprestasi telah
digunakandi oleh semua satuan pendidikan RSBI/
mendapat kesempatan untuk belajar di RSBI.
264
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
Grafik 3: Kurikulum, yang digunakan RSBI/SBI
Belum semua sekolah RSBI menggunakan KTSP yang diperkaya dengan kurikulum negara anggota OECD atau negara maju lainnya. Sebagian besar satuan pendidikan RSBI masih menggunakan KTSP
Sebagian besar siswa yang tidak mampu tersebut
tinggi 15,5% dari siswa reguler; 3) Nilai akademik
telah mem-peroleh beasiswa.
siswa SMA RSBI untuk mata pelajaran matematika,
Prestasi Akademik: Siswa RSBI menunjukkan
bahasa Inggris, dan IPA rata-rata lebih tinggi 19,5%
prestasi akademik yang lebih baik daripada siswa
dari siswa reguler; 4) Nilai akademik siswa SMK
reguler, yaitu: 1) Nilai akademik siswa SD RSBI untuk
RSBI untuk mata pelajaran matematika dan bahasa
mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan IPA
Inggris rata-rata lebih tinggi 20,4% dari siswa
rata-rata lebih tinggi 12% dari siswa reguler; 2) Nilai
reguler; 5)Belum semua kepala sekolah memenuhi
akademik siswa SMP RSBI untuk mata pelajaran
persyaratan kualifikasi akademik (S2). (Tambah
matematika, bahasa Inggris, dan IPA rata-rata lebih
data). Sebagian besar guru RSBI belum memenuhi
Tabel 2: Penyampaian Laporan
265
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
kriteria kualifikasi pendidikan S2 (SMP=18,3%;
didik baru (PPDB), termasuk penguatan transparansi
SMA=23,4%; SMK=15,6%), kecuali SD (10,9%).
sistem penerimaan. Dalam rekrutmen siswa baru,
Persyaratan guru RSBI, yaitu 10% untuk SD, 20%
salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah
untuk SMP, dan 30% untuk SMA/SMK berkualifikasi
kesamaan visi sekolah dan orang tua. Hal ini
pendidikan S2; dan 6) Kemampuan Bahasa Inggris
mengingat bahwa pendidikan adalah proses yang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan RSBI pada SD,
utuh yang dijalankan oleh pendidik di sekolah dan
SMP, SMA, dan SMK masih pada level novice (skor
orang tua di rumah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
10-250) yaitu sekitar 50%.
wawancara menyangkut komitmen orang tua dan
Pengelolaan Pendanaan: Sumber dana untuk
2) Perlu peningkatan afirmasi bagi siswa kurang
penyelenggaraan pendidikan RSBI di SD (70%)
mampu sesuai dengan ketentuan perundangan yang
dan SMP (56%) terbesar berasal dari APBN, APBD
berlaku. Dalam rekrutmen siswa baru, hal penting
Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Sedangkan
yang perlu dipertimbangkan adalah kedekatan
sumber dana untuk penyelenggaraan pendidikan
tempat tinggal siswa dengan lokasi sekolah. Hal ini
RSBI di untuk penyelenggaraan pendidikan RSBI
sesuai dengan kampanye global tentang Education
SMA (78%) dan SMK (64%) terbesar
For All (EFA) UNESCO yang juga menjadi komitmen
berasal
dari sumbangan orang tua dan masyarakat. Ini
pemerintah.
menunjukkan bahwa RSBI menyalahi ketentuan
Prestasi Akademik: 1) Untuk mempertahan-
pasal 13 bagian ke tujuh Permendiknas No.78 tahun
kan dan meningkatkan prestasi siswa, perlu
2009 yang berbunyi “SBI dapat memungut biaya
peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah
pendidikan untuk menutupi kekurangan biaya di atas
dengan memaksimalkan penggunaan TIK, perlu
standar pembiayaan yang didasarkan pada RPS/RKS
peningkatan kualifikasi akademik dan kompetensi
dan RKAS”. Hal ini menunjukkan bahwa pungutan
guru dan kepala sekolah, pemerintah, pemerintah
biaya dari masyarakat jauh lebih besar dari dana
daerah provinsi, dan kabupaten/kota perlu
yang diterima dari anggaran pemerintah. Sebagian
menyediakan sumber daya dalam rangka pencapaian
besar penggunaan dana dimanfaatkan untuk sarana
kualifikasi pendidikan guru sesuai persyaratan
dan prasarana yaitu mulai dari 38-47% diikuti
dan 2) Perlu dilakukan pembinaan terus menerus
oleh kesejahteraan dan pengembangan PTK yang
tentang peningkatan kemampuan bahasa Inggris
berkisar antara 15%-20%, PBM yang berkisar antara
bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
9%-18%, kegiatan siswa yang berkisar antara 4%-
Pengelolaan Pendanaan: 1) Perlu ada
10%, dan manajemen sekolah dan manajemen
ketentuan mengenai persentase kontribusi dana
komite yang berkisar antara 8%-18%.
pendidikan yang bersumber dari orang tua siswa
Tata Kelola dan Akuntabilitas: RSBI
dari seluruh sumber pendanaan pendidikan RSBI
yang menggunakan KTSP dan diperkaya dengan
dalam rangka pengendalian besarnya sumbang-an/
kurikulum negara anggota OECD atau negara
pungutan dari orang tua siswa; 2) Perlu disusun
yang pendidikanya lebih maju yaitu SD (21,9%),
panduan tentang pengelolaan pendana-an pendidikan
SMP (28,2%), SMA (46,76%), dan SMK
(20%).
terkait dengan sumber dana, pemanfaatan, dan
TIK di RSBI telah digunakan untuk perencanaan,
administrasi keuangan serta aspek pendanaan
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran; dan 3)
lainnya dalam rangka menjamin transparansi
Secara umum, RSBI telah mengirimkan laporan
dan akuntabilitas pengelolaan anggaran RSBI di
bulanan, semesteran, dan tahunan kepada komite
tingkat satuan pendidikan; 3) Sekolah-sekolah
sekolah, Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi, dan
negeri yang dirancang sebagai satuan pendidikan
Ditjen Mandikdasmen.
yang bertaraf internasional tidak diperkenankan memungut biaya dari peserta didik/orang tua.
Saran
Hal ini berpotensi mendukung berlangsungnya
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, berikut
komersialisasi pendidikan dan menyalahi ketentuan
beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan,
undang-undang; 4) Sekolah-sekolah tersebut
yaitu:
harus sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah dengan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB): 1) Perlu
mendorong para pengelolanya untuk kreatif
ada penataan terhadap sistem penerimaan peserta
mendapatkan sumber-sumber dana tambahan; 5)
266
Idris HM Noor, Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), .......
Prioritas alokasi dana pendidikan secara berurutan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78
adalah: pembe-lajaran, pengembangan mutu
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
pendidik, pengem-bangan sarana dan prasarana,
Sekolah Bertaraf Internasional pada
dan kegiatan kesiswaan. Dana yang dialokasikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
khusus sebagai pengembangan satuan pendidikan
——————— Surat Keputusan Bersama antara
yang bertaraf internasional tersebut tidak boleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
digunakan untuk menambah gaji/tunjangan; dan 6)
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari
Keuangan yang dituangkan dalam SKB
pemerintah harus dilakukan oleh pihak manajemen
tanggal 2 Mei 1984 No.0209a/K/1984 dan
sekolah sendiri.
No.379a/KMK0011/1984 yaitu tentang
Tata Kelola dan Akuntabilitas: 1) RSBI
Pedoman Pelaksanaan Subsidi/bantuan
yang belum memenuhi ketentuan kurikulum perlu
untuk komponen pengeluaran
segera memperkaya kurikulum dengan cara adopsi
Guy R. Lefrancois. 1995. Theories of Human
atau adaptasi kurikulum negara-negara yang
Learning (Kro: Kros Report).
pendidikanya lebih maju; 2) Karena kemampuan akademik guru RSBI masih rendah untuk beberapa mata pelajaran (biologi, fisika, dan bahasa Inggris), maka perlu pemanfaatan TIK yang lebih
Javier, Jeffrey. http://www.azcentral.com/news/ar ticles/2010/12/10/20101210peoria-pilotteacher-evaluation-program.htm. Khranke, Karl. 1987. Approaches to syllabus
terarah dalam pembelajaran; 3) Perlu penguatan
Design for Foreign Language Teaching,
monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
New Jersey: Prentice Hall Inc.
hasil laporan sekolah RSBI untuk peningkatan
Mulyasa. E. 2002. Kurikulum Berbasis
kualitas tata kelola; 4) Perlu mekanisme rekrutmen
Kompetensi Dasar, Konsep Karakteristik,
guru yang lebih selektif sebagai bagian dari upaya
Implementasi. PT. Remaja Rosdakarya,
meningkatkan mutu proses pembelajaran; 5)
Bandung.
Penggunaan merek tertentu untuk melegitimasi standar mutu pengelolaan seperti ISO tidak terlalu relevan. Cukup digunakan standar proses yang
Nunan, D. 1989. Designing Task for the Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.
ada dengan menambahkan hal-hal tertentu yang
Richard N. Cowell. 1988. Buku Pegangan Para
diperlukan; dan 6) Untuk mengontrol akuntabilitas
Penulis Paket Belajar (Jakarta: Proyek
pengelolaan dan mutu penyelenggaraan, sekolah
Pengembangan Pendidikan Tenaga
wajib memberikan laporan tiap semester kepada Menteri melalui Ditjen Pendidikan Dasar dan Dirjen Pendidikan Menengah. Pustaka Acuan Christopher N. Candlin. 1984. Syllabus Design As A Critical Process. In General English Syllabus Design Edited by Brumfit G.J. Exeter. A Wheaton Ltd.
Kependidikan, Depdikbud. Riccards. http://the apple.monster.com/benefits/ articles. Rossi, Peter H, Freeman, Howard E. 1985. Evaluation. A Systematic Approach. (third Edition). Sage Publications. Icc.Newbury Park, Calofornia, USA. Saepudin, Asep. 2004. Problematika dan Strategi
Departemen Pendidikan Nasional: Peraturan
Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jurnal Teknodik, No. 15/VIII/Desember 2004. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Depdiknas. Sallis, Edward, 2006. Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan) Penerbit IRCISOD, Yogyakarta. Spencer Jr. Lylem and Signe M. Spencer. 1983. Competence Work. Models for Superior Performance. (USA: John Wiley & Sons, Inc.). Tomlinson, Brian. 2001. Materials Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Unesco-OECD. 2001. Country Profiles: Working and Labor-Market Conditions of Teachers. Yogyakarta. 267
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011
Ur, Penny. 1996. A Course in Language Teaching Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press. Yuniarsih, Tjutju. 2003. Implementasi Konsep Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi. Bandung. FPIPS UPI Vol 1. No. 2. Januari 2003. Zainuddin, HM. 2008. Reformasi Pendidikan. Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
268