THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
IDENTIFIKASI VARIASI POLA WACANA OBITUARIUM SURAT KABAR INDONESIA Adyana Sunanda1), Atiqa Sabardila2) , Agus Buidi Wahyudi3), Yunus Sulistyono4) 1 Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, email:
[email protected] 2 Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, email:
[email protected] 3 Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, email:
[email protected] 4 Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, email:
[email protected]
Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi pola wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya mengenai identifikasi unsur internal dan eksternal dalam wacana obituarium dan penelusuran pola pengembangan wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Obituarium atau wacana yang berisi berita kematian seseorang menarik untuk dikaji karena wanaca ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia yang mengarah pada pola penulisan wacana berdasarkan prinsip kesantunan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam periode 7 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 s.d. bulan Maret 2016. Data diperoleh dengan metode elisitasi atau pemerolehan wacana dan konteks guna menganalisis isi. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalah teknik catat. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan metode padan untuk memperoleh gambaran umum perihal variasi yang ditemukan dalam pola pengembangan wacana obituarium. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa variasi pola pengembangan wacana obituarium menunjukkan beberapa variasi yang dapatdilihat dari cara pengembangannya yang mencakup keberadaan dan penempatan unsur-unsur pembuka, testimoni, isi, dan penutup. Kata kunci: Wacana, obituarium, surat kabar, variasi, pola pengembangan PENDAHULUAN Obituari atau wacana berita duka merupakan salah satu jenis wacana berita yang dimuat di surat kabar. Di Indonesia, wacana obituari dapat dengan mudah ditemui di beberapa surat kabar, seperti Kompas. Wacana obituari dapat memiliki ciri khas terseindir yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun bahan ajar menulis di sekolah. Selain itu, berita duka yang dimuat di media masa tidak terlepas dari latar belakang pemuatan berita duka seseorang. Hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam karena menurut Louis Althusser dan Antonio Gramsci (dalam Al-Zastrouw, 2000), media massa bukan merupakan sesuatu yang bebas atau independen, tetapi merupakan sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan realitas sosial. Oleh karena
THE 5TH URECOL PROCEEDING
itu, kajian ini diharapkan dapat mengarah pada upaya untuk mengangkat realitas sosial dalam masyarakat melalui wacana berita duka. Berdasarkan kajian sebelumnya oleh Sunanda, dkk. (2016) yang mengkaji pola struktur internal dan eksternal, wacana obituariu memiliki pola unsur internal dan eksternal wacana yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang mengacu pada konsep kesantunan layaknya tercermin dalam wacana obituarium. Pola pengembangan ini melibatkan unsur-unsur internal wacana yang mencakup satuan-satuan lingual, seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Selain itu, identifikasi ini juga menacakup unsur-unsur eksternal yang berasal dari luar bahasa.
136
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Gambar 1. Contoh Wacana Obituarium dalam Harian Kompas, 19 Agustus 2015 Kajian lain oleh Sunanda (2016) mengenai pola pengembangan wacana obituari dengan mengambil studi kasus wacana berita duka di beberapa surat kabar di Indonesia menunjukkan bahwa wacana obituari dapat dikembangkan dengan lngkah-lngkah tertentu yang terarah dan dapat dijadikan acuan dalm upaya mengembangkan kemampuan menulis oleh siswa. Kajian terhadap wacana dapat memunculkan kekhasan dalam berbagai hal, seperti struktur yang mengacu pada syarat kesatuan dan koherensi (Sobur, 2012:10). Sebenarnya, berita duka dapat pula disebut sebagai obituarium. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah Obituarium memiliki pengertian sebagai berita kematian seseirang yang dimuat dalam surat kabar atau sejenisnya dan disertai dengan riwayat hidup singkat. Di berbagai surat kabar, banyak terdapat berita duka yang dimuat. Namun, tidak semua termasuk ke dalam wacna obituarium. Beberapa wacana ada yang hanya memuat identitas orang yang
THE 5TH URECOL PROCEEDING
diberitakan dan waktu serta tempat pemakaman. Dalam hal ini, objek kajian dalam penelitian ini dibatasi padawacana obiturai yang memenuhi syrat engertaian utama istilah obituarium, yaitu (1) memuat berita kematian seseorang dan (2) memiliki riwayat hidup singkat di dalanya. Jadi, apabila terdapat berita kematian yang tidak memenuhi syarat tersebut, berita kematian ini tidak termasuk ke dalam data. Di beberapa surat kabar, obituari merupakan suatu media yang dimanfaatkan oleh pembaca untuk memublikasikan kerabat atau orang terdekat yang meninggal. Namun, di beberapa surat kabar, ada juga obituari yang khusus dibuat oleh redaksi yang memuat berita kematian tokoh-tokoh yang dikenal di masyrakat. Berita duka yang disusun oleh redaksi surat kabar biasanya memenuhi syrakat ibituarium, yaitu memiliki kabar duka dan memuat riwayat hidup singkat. Namun, berita duka yang dimuat karena pesanan pembaca biasanya hanya memuat informasi singkat mengenai siapa yang meninggal dan kapan acara
137
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
pemakamannya. Berikut adalah contoh wacana obituari yang dimuat dalam harian Kompas, 19 Agustus 2015. Penulisan berita duka dapat memberi cerminan perihal memori kolektif masyarakat untuk mengingat tokoh yang telah tiada (Fowler, 2007). Biasanya, memori kolektif yang dimunculkan mencakup perihal positif yang berkaitan dengan riwayat hidup dari tokoh yang diberitakan. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa wacana obituarium dapat memuat riwayat hidup seseorang dengan mengesampingkan memori kolektif dan lebih mengutamakan keobjektifan dari pemberitaan. Sebagai salah satu wacana, obituari tetu memiliki pola dan konteks. Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengacu pada kurikulum 2013, wacana mengarah pada gagasan tertentu yang termasuk ke dalam salah satu standar kompetensi lulusan agar mampu menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks yang berkaitan dengan pekerjaan (BNSP, 2006). Unsur-unsur berita yang dimunculkan dalam wacana berita duka mampu memberi cemrinan perihal kekhasan dalam penulisananya. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang selalu dimunculkan dalam wacana obituarium. Kajian ini berfokus pada upaya untuk mengidentifikasi variasi pola wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. Kajian ini merupakan lanjutan dari kajian sebelumnya mengenai identifikasi unsur internal dan eksternal dalam wacana obituarium dan penelusuran pola engembangan wacana obituarium dalam surat kabar di Indonesia. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Obituarium atau wacana yang berisi berita kematian seseorang menarik untuk dikaji karena wacana ini dapat dijadikan acuan dalam
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
pengembangan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengarah pada pola penulisan wacana berdasarkan prinsip kesantunan. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam periode 7 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 s.d. bulan Maret 2016. Data diperoleh dengan metode elisitasi atau pemerolehan wacana dan konteks guna menganalisis isi. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah teknik catat. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan metode padan untuk memperoleh gambaran umum perihal variasi yang ditemukan dalam polapengembangan wacana obiturarium. HASIL DAN PEMBAHASAN Variasi pola wacana obituarium yang dikaji dalam penelitian ini mengacu pada macammacam pola pengembangan yang ditemukan dalam wacana obituarium. Berdasarkan identifikasi terhadap pola pengembangan wacana obituarium, diperoleh 2 macam pola pengembangan, yaitu pola penulisan lengkap dan pola penulisan tak lengkap. Wacana obituari yang lengkap terdiri dari 7 unsur, yaitu judul, foto, pembukaan, testimoni, riwayat singkat, informasi pemakaman, dan kesan umum. Sementara itu, penulisan yang tak lengkap memuat sebagian dari unsur-unsur tersebut. Dari pola-pola tersebut, diperoleh gambaran umum bahwa pengembangan wacana obituarium memiliki pola yang cenderung konsisten. Hal ini dapat terlihat dari arah pengembangan wacana dan macam pola pengembangan yang menunukkan kekonsistenan pola tulisan yang disajikan. Pada macam pola pengembangan tulisan yang lengkap, dijumpai ketujuh unsur dengan lengkap. Berikut adalah contoh wacana obituary yang memiliki pola unsur penulisan yang lengkap.
138
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Judul
Pembukaan
Foto
Riwayat Singkat
Testimoni
Informasi Pemakaman
Kesan Umum
Gambar 2. Contoh bituari dengan pola penulisan lengkap Macam pola yang kedua adalah pola dipastikan selalu ada adalah judul, pembukaan, pengembanagn tulisan yang tidak lengkap. testimoni, dan riwayat singkat. Berikut adalah Dalam pola ini, wacana obituari disajikan hanya contoh obituari yang memiliki unsur tidak dengan memuat beberapa unsur tertentu. Unsur- lengkap. unsur yang sering ditinggalkan adalah informasi mengenai pemakaman, foto, dan kesan umum. Sementara itu, unsur-unsur yang hampir
THE 5TH URECOL PROCEEDING
139
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Judul Pembukaan Foto
Riwayat Singkat Testimoni
Kesan Umum
Gambar 3. Contoh obituari dengan pola penulisan tidak lengkap Perbedaan atau variasi yang ditemukan dari pola penulisan ini hanya pada penempatan tiaptiap unsur. Ada unsur yang selalu ditempatkan di posisi yang sama, tetapi ada pu8la unsur yang dapat muncul dalam posisi yang berbeda-beda, seperti unsur testimoni, informasi pemakaman, dan kesan umum. Jika pola-pola tersebut dilihat dari segi kesamaan antarunsur-unsur yang ditampilkan, terlihat bahwa macam pola yang ditemukan tidak terlalu bervariatif. Ini dapat menunukkan kekonsistenan pola penyusunan wacana obituarium. Fakta bahwa penulisan obituari yang sebagian besar mengungkapkan sisi positif dari tokoh atau orang yang diberitakan dapat menjadi contoh untuk penulisan rubrik yang mengacu pada konsep kesantunan. Dengan maraknya kebebasan berekspresi dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat di era digital seperti sekarang ini, pengutamaan aspek kesantunan dalam penulisan wacana non-fiksi terlihat mulai dilupakan. Dengan adanya contoh pola penulisan obituari yang senantiasa mengutamakan konsep kesantunan, pola pengembangan macam ini diharapkan dapat
THE 5TH URECOL PROCEEDING
menjadi contoh dan sekaligus sebagai acuan dalam pola pengambangan penulisan wacana oleh siswa, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan mengenai variasi pola wacana obiturairum dalam surat kabar di Indonesia di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahasa variasi pola pengembangan wacana obituarium menunjukkan beberapa variasi yang dapat dilihat dari cara pengembangannya yang mencakup keberadaan dan enempatan unsurunsur, seperti pembuka, testimoni, isi, dan penutup. Dari hasil analisis ini, wacana obituarium dapat digolongkan ke dalam wacana yang pola pengembangannya termsuk konsisten. Hal ini karena unsur-unsur yang dimunculkan hampir selalu sama dalam setiap wacana yang dimunculkan. Selain itu, variasi pola pengembangan yang ditemukan juga tidak terlalu menunjukkan adanya tingkat variasi yang tinggi. Selain itu, aspek kesantunan dalam berbahasa yang digunakan dalam menyusun
140
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
wacana ini juga sangat diperhatikan. Hal ini menunjukkan bahwa wacana obituari dapat dijadikan acuan yang kuat untuk menyusun bahan ajar penulisan wacana yang mengacu pada aspek kesantunan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
UAD, Yogyakarta
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Tiset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia atas dana penelitian untuk hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi tahun anggaran 2017.
REFERENSI Al-Zastrouw Ng. 2000. “Membaca Berita yang tidak Diberitakan” dalam Mendeteksi Bias Berita: Panduan untuk Pemula. Winarko, H. Yogyakarta: Kajian dan Layanan Informasi untuk Kedaulatan Rakyat (KLIKR) untuk Garda Bangsa. Hal. v-xii. Badan
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat. Jakarta: Pusat Bahasa.
BNSP. 2006. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran SMA/SMK. Fowler, Bridget. 2007. The Obituary as Collective Memory. New York: Routledge. Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana. Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sulistyono, Yunus, Margono, Sri Sumarsih, Depi Endang Sulastri. 2016. “Diksi dalam Wacana Berita Duka (Kajian terhadap Rubrik Obituari Harian Kompas)” dalam Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) IV 2016. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Titscher, Stefan, Michael Mayer, Ruth Wodak, dan Eva Vetter. 2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Penerjemah: Abdul Syukur Ibrahim dari judul asli Methods of Text and Discourse Analysis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
141
ISBN 978-979-3812-42-7