Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF BURUNG PUYUH TEGALAN LORENG (Turnix suscitator atrogularis) (Di Daerah Gunung Tilu, Desa Cihonje, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat)
IDENTIFICATION OF QUANTITATIVE TRAITS ON BAREED BUTTON QUAIL (Turnix suscitator atrogularis) (At Region Of Mount Tilu, Cihonje Village, District Pengalengan, Bandung regency, West Java Province) Listiana*, Iwan Setiawan, dan Dani garnida Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad tahun 2010
e-mail :
[email protected] Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 30 Maret 2015 dengan penangkapan puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis) di daerah Gunung Tilu, Desa Cihonje, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Pengukuran sifat kuantitatif dilakukan di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan deskripsi mengenai sifat kuantitatif yang meliputi bobot tubuh dan ukuran bagian-bagian tubuh burung puyuh Tegalan Loreng. Objek penelitian yang digunakan yaitu burung puyuh Tegalan Loreng dewasa dengan jumlah sampel 30 ekor jantan dan 30 ekor betina. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode pengambilan sampel sesaat (accidental/haphazard sampling). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rataan bobot tubuh puyuh Tegalan Loreng jantan 47,29 ± 7,50 gram dan rataan bobot tubuh puyuh betina 57,24 ±11,29 gram. Burung puyuh Tegalan Loreng jantan dan betina memiliki panjang paruh, lebar paruh, tinggi kepala, panjang kepala, lebar kepala, lingkar kepala, panjang punggung, lingkar dada, lebar dada, panjang sayap, panjang tulang pubis, panjang shank, dan panjang jari kaki ke 3 yang seragam dengan koefisien variasi dibawah 15%, sedangkan untuk bobot tubuh, panjang leher, panjang sayap, dan lingkar shank relatif bervariasi dengan nilai koefisien variasi di atas 15%. Kata Kunci : burung puyuh Tegalan Loreng, sifat kuantitatif
Abstract This research was conducted at the area of mountain Tilu, Cihonje Village, Pengalengan Subdistrict, South Bandung Regency, West Java Province and the Sayang Village, Jatinangor Subdistrict, Sumedang Regency to identified the quantitative traits. The aimed of this research was to find out and get the description of quantitative traits including the body weight and body parts of barred button quail. The Object of this research was 60 adult barred button quails devided in to 30 males and 30 females. The sampling method used was the accidental/haphazard sampling. Based on the results we concluded that body weight of barred button quail males was 47,29 ± 7,50 grams and female 57,24 ± 11,29 grams. The beak length, beak width, head length, head circle, back length, thorax circle, thorax width, wing length, pubis width, shank length, and length of the 3 rd toe were uniform with the coefficient of variation under 15%. While the body weight, neck length, wing length, and circle of shank were have variation with the coefficient of variation more than 15%. Keywords : quail barred button, quantitative traits
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
1.
PENDAHULUAN Pada dasarnya pembangunan di bidang peternakan bertujuan meningkatkan
produktivitas ternak untuk memenuhi kebutuhan hasil ternak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Burung puyuh merupakan salah satu komoditas ternak yang diarahkan ke budidaya terutama untuk produksi telur dan daging. Di Indonesia terdapat beberapa jenis burung puyuh hasil domestikasi dan burung puyuh yang masih liar, salah satunya adalah Turnix suscitator atrogularis atau sering disebut puyuh tegalan loreng, gemak loreng, gemak jawa, dan dalam bahasa ingris disebut barred button quail yang biasa hidup sendiri atau berpasangan dihabitat rumput terbuka. Jenis burung puyuh ini merupakan hewan liar sehingga sulit untuk ditemukan, sekaligus juga sebagai hewan konservasi yang dilindungi dan belum diidentifikasi dengan baik sehingga informasi burung puyuh ini belum banyak dipublikasikan, khususnya informasi keragaman sifat-sifat kuantitatifnya. Sifat kuantitatif sering dijadikan parameter program seleksi biasanya dilihat dari bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh, hal ini dilakukan untuk mendapatkan bibit yang memiliki produktivitas tinggi. Ukuran tubuh burung puyuh yang penting untuk diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan, panjang paruh, tinggi paruh, tinggi kepala, panjang kepala, tinggi leher, lingkar leher, lingkar dada, panjang punggung, panjang sayap, panjang tulang pubis, lingkar shank, panjang shank, dan panjang jari ke-3. Dari segi fisik dan penampilan burung puyuh Tegalan Loreng dengan puyuh yang tersebar di Indonesia memiliki banyak perbedaan dan informasi yang menggambarkan ciri khas dari puyuh Tegalan Loreng masih sangat terbatas. Identifikasi sifat-sifat kuantitatif pada puyuh Tegalan Loreng dilakukan untuk mengetahui sifat yang khas dan salah satu upaya untuk melestarikan keanekaragaman sumber daya genetik asli Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Puyuh Tegalan Loreng (Turnix Suscitator Atrogularis)” yang berasal dari daerah Gunung Tilu, Desa Cihonje, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
2.
METODE PENELITIAN
a.
Objek dan Alat Penelitian
Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah burung puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis) jantan dan betina yang berasal dari daerah Gunung Tilu, Desa Cihonje, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat.
Jumlah
sampel yang diteliti adalah 30 ekor betina dan 30 ekor jantan burung puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis).
Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan untuk mengukur bobot tubuh dan ukuran tubuh burung puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis) terdiri atas pita ukur, jangka sorong, alat tulis (pensil, kertas, pulpen, dan penggaris), timbangan, dan kamera. b.
Metode Penelitian
Cara Pengambilan Sample Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel sesaat (Accidental/haphazard sampling), yaitu suatu metode pengambilan sampel dimana satuan sampel dipilih sembarangan atau seadanya. Puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis) merupakan hewan langka yang sulit ditemui, dikumpulkan dan tidak diketahui secara jelas populasi yang berada dialam bebas tersebut, sehingga jumlah puyuh yang diambil untuk sampel seadanya sesuai dengan jumlah yang dapat ditangkap. Prosedur Penelitian a. Tahapan Persiapan 1. Mencari puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis). Mengadakan observasi terhadap lokasi dimana objek penelitian puyuh Tegalan Loreng hidup untuk mengetahui kondisi daerah tersebut. 2. Penangkapan puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis). Puyuh tegalan loreng ditangkap pada malam hari menggunakan jaring oleh penangkap puyuh yang memiliki keahlian khusus.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
3. Membuat Kandang Agar pengamatan berjalan dengan baik. Kandang sementara seperti kandang puyuh pada umumnya dibuat dengan system sangkar /baterai, dinding dan lantai terbuat dari kawat. b. Tahapan Pengumpulan Data. Melakukan pengumpulan data melalui pengukuran terhadap bobot tubuh dan ukuran bagian-bagian tubuh burung puyuh Tegalan Loreng (Turnix suscitator atrogularis) secara langsung setelah melakukan pemeliharaan didalam kandang. c. Tahapan Pengolahan Data. Melakukan pengolahan data dari hasil pengukuran yang sudah terkumpul menggunakan analisis statistik. Peubah yang Diamati dan Cara Pengukuran Sifat-sifat kuantitatif yang diamati pada puyuh Tegalan Loreng jantan dan betina adalah sebagai berikut : 1.
Bobot tubuh, merupakan bobot tubuh puyuh betina dan jantan yang ditimbang menggunakan timbangan dalam satuan gram.
2.
Bagian kepala terdiri dari :
a.
Panjang paruh, merupakan panjang pre maxilla (os incisivum) sampai maxilla (os maxillare) yang diukur menggunakan jangka sorong dalam satuan centimeter.
b.
Lebar paruh, merupakan lebar pre maxilla (os incisivum) diukur pada pertengahan tulang pre maxilla.
c.
Tinggi kepala merupakan tinggi tulang kepala bagian bawah sampai permukaan tempurung kepala diukur menggunakan satuan centimeter.
d.
Panjang Kepala, merupakan panjang dari pangkal paruh sampai belakang tulang occipital yang diukur menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
e.
Lebar kepala merupakan lebar tempurung kepala yang diukur menggunakan jangka sorong dengan satuan centimeter.
f.
Panjang leher, merupakan panjang dari fist cervical vertebrata dan last cervical vertebrata diukur menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
g.
Lingkar leher diukur menggunakan pita ukur pada bagian tengah leher.
3.
Bagian badan terdiri dari :
a.
Panjang punggung, merupakan jarak antara pembatas tulang leher dengan tulang punggung sampai pembatas tulang ekor yang diukur menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
b.
Lingkar dada, merupakan lingkar tubuh yang diukur dari tulang sternum sampai tulang punggung paling atas menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
c.
Lebar dada, merupakan jarak antara dada bagian kiri dan kanan diukur dari kedua pangkal sayap melalui leher dengan pita ukur dengan satuan centimeter.
d.
Panjang sayap, merupakan panjang tulang sayap diukur dari tulang humerus ke radius menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
e.
Panjang tulang pubis, diukur menggunakan jangka sorong dalam satuan centimeter.
4.
Bagian kaki terdiri dari :
a.
Panjang shank, merupakan tulang tarsometatarsus yaitu jarak dari persendian antara tulang femur dengan shank sampai persendian antara tulang shanks dengan tulang jari (digit), diukur menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
b.
Lingkar shank, merupakan keliling shank diukur pada pertengahan tulang dalam satuan centimeter.
c.
Panjang jari kaki ke-3, merupakan panjang tulang digit bagian tengah diukur dengan menggunakan pita ukur dalam satuan centimeter.
Analisis Statistik a.
Rata-rata Rata-rata adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data. Untuk
mengetahui rata-rata bobot dan ukuran-ukuran tubuh puyuh Tegalan Loreng, maka data hasil pengukuran pada setiap variabel dihitung menggunakan persamaan :
Keterangan : : Rata-rata perkiraan xi
= Jumlah sampel x ke i = Jumlah sampel
b.
Simpangan Baku Simpangan baku adalah akar dari ragam dan digunakan untuk menjelaskan
homogenitas kelompok. Simpangan baku dihitung dengan menggunakan persamaan :
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
Keterangan : S
= Simpanan baku = Rata-rata perkiraan i
= Nilai setiap individu dalam populasi = Jumlah sampel
c.
Koefisien Variasi Digunakan untuk melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya. Koefisien variasi
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Keterangan : KV
= Koefisien Variasi = Rata-rata perkiraan = Simpanan baku
d.
Maximum dan Minimum Maximum digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dari sekumpulan data
sedangkan Minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari sekumpulan data.
e.
Pendugaan Parameter Digunakan untuk menduga parameter atau karakteristik populasi berdasarkan data
sampel. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 90%. Pendugaan parameter dihitung menggunakan persamaan :
Keterangan : = Nilai Z = Rata-rata
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
= Simpanan Baku = Banyak sampel = Rata-rata populasi
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Kondisi lingkungan Penyebaran burung puyuh Tegalan Loreng berasal dari India, Jepang, Asia tenggara,
Cina selatan, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia jenis puyuh ini menyebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Habitat burung puyuh Tegalan Loreng dapat ditemui di padang rumput, semak belukar, persawahan, dan tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Burung puyuh Tegalan Loreng di daerah Bandung terdapat antara lain di daerah Gunung tilu yang memiliki wilayah tofografi ketinggian 2020 m dari permukaan laut (dpl). Kondisi lingkungan di wilayah gunung Tilu masih didominasi oleh wilayah perkebunan teh, kina, dan kopi. Selain perkebunan teh, masyarakat daerah gunung Tilu bercocok tanam cabe, kol, tomat, kentang, padi, dan jagung.
Wilayah Gunung Tilu Kabupaten Bandung memiliki daerah perkebunan dan hutan yang lebat dimana burung puyuh Tegalan Loreng dengan mudah mendapat makanan, diantaranya dari hasil sisa panen perkebunan. Hal ini lah yang menyebabkan burung puyuh Tegalan Loreng masih dapat ditemukan dengan mudah karena wilayah Gunung Tilu sesuai dengan habitatnya. Burung puyuh Tegalan Loreng biasa didapatkan dengan mudah pada musim kemarau, sebaliknya pada musim hujan relatif sulit sehingga jumlah yang dapat ditangkap sangat terbatas.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
3.2.
Bobot Tubuh dan Ukuran-Ukuran Tubuh Puyuh Tegalan Loreng Bobot Tubuh Bobot tubuh puyuh Tegalan Loreng betina dan jantan hasil penelitian disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1. Bobot Tubuh Puyuh Tegalan Loreng Analisis Statistik jantan atau Rataan betina
Var
Bobot Tubuh gram
Pendugaan Parameter
Min
Max
SB
KV (%)
Batas Bawah
Batas Atas
♂
47.29
40.00
75.00
7.50
15.86
45.04
49.54
♀
57.24
41.33
75.67
11.29
19.72
53.85
60.63
Berdasarkan data pada Tabel 1, bobot puyuh tegalan loreng jantan berkisar 40,0075,00 gram dan betina 41,33-75,67 gram. Bobot Puyuh Tegalan Loreng Jantan (47,29 ± 7,50 gram) memiliki rataan yang lebih kecil dibandingkan dengan bobot tubuh Puyuh Tegalan Loreng betina (57,24 ± 11,29 gram). Hasil ini sejalan dengan pendapat Evitadewi (2001) bahwa burung puyuh mencapai masak kelamin (dewasa kelamin) pada umur 41-42 hari atau enam minggu, dimana pada Coturnix-Coturnix Japonica bobot tubuh betina dewasa mencapai 143 gram/ekor lebih besar dibandingkan bobot tubuh puyuh jantan yang hanya mencapai 117 gram/ekor. Perbedaan ini juga didukung oleh pendapat Partodihardjo (1990) yang menyatakan bahwa pada beberapa ternak unggas, organ jantan memiki ukuran yang lebih kecil dari pada organ betina. Secara genetis puyuh liar (Turnix suscitator atrogularis) memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil dibandingkan puyuh jenis lainnya Fadly (2013). Nugroho (1981) menyatakan bahwa secara genetis puyuh domestikasi memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan puyuh liar. Puyuh domestikasi dan puyuh liar memiliki cara hidup dan pemeliharaan yang sangat berbeda. Puyuh domestikasi telah mengalami perlakuan dan campur tangan manusia secara langsung di dalam budidayanya sedangkan puyuh liar sebagian besar masih hidup sendiri di alam bebas (Listoyowati dan Roospitasari, 1992). Bobot tubuh burung puyuh Tegalan Loreng, baik Jantan maupun betina memiliki koefisien variasi di atas 15% (15,86% dan 19,72%), hal ini menunjukkan bahwa bobot tubuh puyuh tersebut relatif bervariasi. Menurut Nasoetion (1992), populasi dianggap seragam apabila memiliki koefisien variasi tidak lebih dari 15%.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
3.3.
Ukuran Bagian-Bagian Kepala Bagian kepala terdiri dari panjang paruh, lebar paruh, tinggi kepala, lebar kepala,
panjang leher, dan lingkar leher. Ukuran bagian-bagian kepala puyuh Tegalan Loreng Betina dan Jantan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ukuran Bagian-Bagian Kepala Burung Puyuh Tegalan Loreng Analisis statistik Variabel
♂/♀ Rataaan Min Max
SB
KV (%)
Pendugaan parameter Batas Bawah
P. Paruh ♂ 1,17 1,00 1,43 0,12 10,21 1,14 (cm) ♀ 1,30 1,00 1,60 0,16 12,21 1,25 L. Paruh ♂ 0,48 0,37 0,60 0,07 14,25 0,46 (cm) ♀ 0,55 0,40 0,70 0,07 12,87 0,53 T. Kepala ♂ 1,45 1,17 1,60 0,10 6,75 1,42 (cm) ♀ 1,44 1,20 1,73 0,15 10,50 1,40 P. Kepala ♂ 1,94 1,53 2,23 0,15 7,98 1,89 (cm) ♀ 2,10 1,70 2,40 0,15 6,99 2,06 L.Kepala ♂ 1,30 1,13 1,43 0,09 6,93 1,28 (cm) ♀ 1,34 1,20 1,43 0,07 5,33 1,32 P. Leher ♂ 1,85 1,03 2,57 0,37 20,07 1,74 (cm) ♀ 2,11 1,10 2,73 0,39 18,23 2,00 Ling. Leher ♂ 4,16 3,63 4,57 0,21 5,00 4,10 (cm) ♀ 3,87 2,13 4,83 0,49 12,75 3,72 Keterangan: P = Panjang, L = Lebar, T = Tinggi, Ling = Lingkaran
Batas Atas 1,21 1,34 0,50 0,57 1,48 1,49 1,99 2,15 1,33 1,36 1,97 2,23 4,22 4,02
Berdasarkan Tabel 2, ukuran panjang paruh puyuh Tegalan Loreng tergolong seragam dengan koefisien variasi di bawah 15%, jantan berkisar 1,00-1,43 cm dengan rataan (1,17 ± 0,12 cm) lebih kecil dari ukuran paruh betina yang berkisar 1,00-1,60 cm dengan rataan (1,30 ± 0,16 cm). Demikian pula lebar paruhnya seragam, jantan ukurannya berkisar 0,37-0,60 cm dengan rataan (0,48 ± 0,07) cm dan betina berkisar 0,40-0,70 cm dengan rataan (0,55 ± 0,07 cm). Hal ini sesuai dengan pernyataan Lambey, dkk., (2013) bahwa burung puyuh memiliki paruh yang berbeda, dimana ukuran, bentuk, dan warna paruh burung disesuaikan dengan jenis makanannya. Burung puyuh Tegalan Loreng memiliki tinggi kepala yang seragam, jantan berkisar 1,17-1,60 cm dengan rataan (1,45 ± 0,10 cm), hampir sama dengan rataan betina (1,44 ± 0,15
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
cm) dengan kisaran 1,20-1,73 cm. Demikian pula panjang kepala tergolong seragam, jantan berkisar 1,53-2,23 cm dengan rataan (1,94-0,15 cm) dan betina berkisar 1,70-2,40 cm dengan rataan (2,10-0,15 cm). Lebar kepala jantan berkisar antara 1,15-1,43 cm dengan rataan (1,30 ± 0,09 cm) dan betina berkisar 1,20-1,43 cm dengan rataan. (1,34 ± 0,07 cm), serta memiliki koefisien variasi di bawah 15%. Sementara itu, panjang leher relatif bervariasi dimana jantan berkisar 1,03- 2,57 cm dengan rataan (1,85 ± 0,37 cm) dan betina berkisar 1,10-2,73 dengan rataan (2,11 ± 0,39 cm). Sedangkan lingkar leher termasuk seragam, jantan berkisar 3,63-4,57 cm dengan rataan (4,16 ± 0,21 cm) dan betina berkisar 2,13-4,83 cm dengan rataan (3,87 ± 0,49 cm). 3.4.
Ukuran Bagian-Bagian Tubuh Ukuran bagian tubuh puyuh Tegalan Loreng terdiri dari panjang punggung, lingkar
dada, lebar dada, panjang sayap, dan panjang tulang pubis. Ukuran bagian-bagian tubuh ini biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi jenis kelamin pada puyuh dengan melihat ukuran tubuh, dimana biasanya ukuran tubuh betina lebih besar dari jantan. Ukuran bagian-bagian tubuh puyuh Tegalan Loreng betina dan jantan hasil penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Ukuran Bagian-Bagian Tubuh Burung Puyuh Tegalan Loreng Analisis statistik Variabel
♂/♀ Rataaan Min
Max
SB
KV (%)
P. Punggung ♂ 6,29 4,30 7,67 0,80 12,69 (cm) ♀ 7,79 6,13 9,50 0,75 9,63 Ling. Dada ♂ 9,37 6,73 11,90 1,18 12,56 (cm) ♀ 10,31 6,73 13,00 1,49 14,43 L. Dada ♂ 2,34 2,13 2,53 0,10 4,45 (cm) ♀ 2,75 2,17 3,47 0,39 14,29 P. Sayap ♂ 5,21 3,63 6,90 0,97 18,60 (cm) ♀ 5,43 4,50 6,43 0,48 8,89 P. Tulang Pubis ♂ 1,18 0,80 1,43 0,15 12,53 (cm) ♀ 1,25 1,00 1,47 0,11 8,47 Keterangan: P = Panjang, Ling = Lingkar, L= Lebar.
Pendugaan parameter Batas Bawah
Batas Atas
6,05 7,57 9,01 9,87 2,31 2,63 4,92 5,29
6,53 8,02 9,72 10,76 2,37 2,87 5,50 5,57
1,13 1,22
1,22 1,28
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
Berdasarkan data pada Tebel 3, panjang punggung puyuh Tegalan Loreng tergolong seragam, jantan berkisar 4,30-7,67 cm dengan rataan 6,29 ± 0,80 cm dan betina berkisar 6,13-9,30 cm dengan rataan (7,79 ± 9,63 cm). Demikian pula ukuran lingkar dadanya seragam, jantan dan betina berkisar 6,73-11,90 cm dan 6,73-13,00 cm dengan rataan jantan (9,37 ± 1,18 cm) sedikit lebih kecil dari betina (10,31 ± 1,49 cm). Menurut Kusuma (2002) lingkar dada merupakan lingkar tubuh yang diukur dari belakang pangkal sayap, dan biasanya dapat menentukan besar kecilnya tubuh unggas atau bobot badan. Tanudimadja, dkk., (1983) menyatakan bahwa sifat morfologi yang terbesar korelasinya dengan bobot badan adalah lingkar dada, baik jantan maupun betina. Lebar dada tergolong seragam, jantan berkisar 2,13-2,53 cm dengan rataan (2,34 ± 0,10 cm), sedangkan betina berkisar 2,17-3,47 cm dengan rataan yang lebih panjang dari jantan, yaitu (2,75 ± 0,39 cm). Panjang sayap jantan berkisar 3,63-6,90 cm dengan rataan (5,21 ± 0,97 cm) dan betina berkisar 4,50-6,43 cm dengan rataan (5,43 ± 0,48 cm), koefisien variasi untuk jantan di atas 15% sehingga dikatagorikan bervariasi. Panjang tulang pubis jantan memiliki rataan (1,18 ± 0,15 cm) lebih pendek dari betina (1,25 ± 0,11 cm), panjang tulang pubis berkisar jantan 0,80-1,43cm dan betina 1,00-1,47cm. Jarak tulang pubis pada unggas betina biasa digunakan sebagai parameter penduga kemampuan produksi telur, semakin besar maka produksinya semakin tinggi.
3.5.
Ukuran Bagian-Bagian Kaki Ukuran bagian-bagian kaki terdiri dari panjang shank, lingkar shank, dan panjang jari
kaki ke-3. Ukuran bagian-bagian kaki puyuh Tegalan Loreng betina dan jantan hasil penelitian disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Ukuran Bagian-Bagian Kaki Puyuh Tegalan Loreng Analisis statistik Variabel
P. Shank (cm) Ling. Shank (cm) P. Jari Kaki Ketiga
KV (%)
♂/♀ Rataaan Min Max
SB
♂ ♀ ♂ ♀ ♂
0,19 7,81 0,13 5,66 0,07 22,01 0,06 21,25 0,15 9,76
2,38 2,26 0,30 0,29 1,56
2,10 2,07 0,20 0,20 1,20
2,83 2,57 0,40 0,50 1,87
Pendugaan parameter Batas Bawah
Batas Atas
2,33 2,22 0,28 0,28 1,51
2,44 2,30 0,32 0,31 1,61
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
(cm)
♀ 1,69 1,17 1,90 0,19 10,96 Keterangan : P = Panjang, Ling = Lingkar
1,64
1,75
Ukuran panjang shank puyuh Tegalan Loreng termasuk seragam, jantan berkisar 2,102,83 cm dengan rataan (2,38±0,19 cm) dan betina berkisar 2,07-2,57 cm dengan rataan (2,26±0,13 cm). Menurut Mansjoer (1981) Panjang shank dapat dijadikan penduga untuk mengukur pertumbuhan, sebab bentuk tulang yang besar menunjukkan pertumbuhan yang besar. Puyuh Tegalan Loreng memiliki lingkar shank yang relatif bervariasi, jantan berkisar 0,20-0,40 cm dengan rataan (0,30 ± 0,13 cm) dan betina berkisar antara 0,20-0,50 cm dengan rataan (0,29 ± 0,06 cm). Menurut Mansjoer (1981) lingkar shank dapat dijadikan patokan untuk mengetahui bentuk kerampingan dari shank. Panjang jari kaki ke 3 puyuh Tegalan Loreng relatif seragam, pada jantan berkisar 1,20-1,87 cm dengan rataan (1,56 ± 0,15 cm) lebih pendek dari betina yang memiliki rataan (1,69 ± 0,19 cm).
4.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rataan bobot tubuh puyuh
Tegalan Loreng jantan 47,29 ± 7,50 gram dan rataan bobot tubuh puyuh betina 57,24 ±11,29 gram. Burung puyuh Tegalan Loreng jantan dan betina memiliki panjang paruh, lebar paruh, tinggi kepala, panjang kepala, lebar kepala, lingkar kepala, panjang punggung, lingkar dada, lebar dada, panjang sayap, panjang tulang pubis, panjang shank, dan panjang jari kaki ke 3 yang seragam dengan koefisien variasi dibawah 15%, sedangkan untuk bobot tubuh, panjang leher, panjang sayap, dan lingkar shank relatif bervariasi dengan nilai koefisien variasi di atas 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Evitadewi. 2001. Beternak Burung Puyuh dan Pemeliharaan Secara Modern. Semarang : Aneka Ilmu. Fadly, M. 2013. Mengenal Hewan dan Tumbuhan Asli Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta Kusuma, A. S. 2002. Karakteristik Sifat Kuantitatif dan Kualititatif Ayam Merawang dan Ayam Kampung Umur 5-12 Minggu. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor. 17-19.
Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh.......................................................................Listiana
Lambey L. J., Noor RR, Wasmen M, Duryadi D.2013. Karakteristik morfologi perbedaan jenis kelamin, dan pendugaan umur burung weris (Gallirallus philippensis) di Minahasa Sulawesi Utara, Veteriner 14:228-2238. Listiyowati, E. dan Roospitasari, K., 1992. Puyuh, Tata Laksana Budi Daya Secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta. Mansjoer.1981. Studi Sifat-Sifat Ekonomis yang Menurun pada Ayam Kampung. Laporan Penelitian No. 15/Penelitian. PUT/IPB?1979-1980. Fakultas Peternakan.Institut Pertanian Bogor.Bogor. Nasoetion, A.H. 1992. Panduan Berfikir dan Meneliti secara Ilmiah Bagi Remaja. Gramedia. Jakarta.111. Nugroho dan Mayun. 1981. Beternak Burung Puyuh (Quail). Cetakan I. Semarang: Eka Offset. Partodihardjo, S. 1990. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara, Jakarta. Tanudimadja, K., Sigit, R.I.R. Manggung, N. Sujono, dan L.H. Buntaran. 1983. Modelmodel Matematik dari Data Pertumbuhan Ayam Kampung Jantan dan Betina. LaporanPenelitian Bagian Anatomi Departemen Zoologi, Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor