IDENTIFIKASI PERSEPSI TENTANG KEBERADAAN BANK SYARIAH DI SOLO Oleh: Mabruroh, Fatchan Achyani, dan Fereshti N.D Abstract More increasing Syariah banks in Central Java are not in line with peoples’ intention to save their money in non-conventional banks. It is because of the products of the Syariah banks to have a tendency to religious faith. Likewise, they could not have a great potency in competitive with those of the conventional banks. According to the finding of the Indonesian Bank’s survey, a business strategy of the Syariah banks has is in a low dynamic, emphasizing the religious faith and using unfamiliar terms. The problem statement is “What is the students’ perception of the Syariah banks’ existence?” The study located in Solo because most of the Solo people are a Moslem and in the urban area, many Islamic Boarding Schools have been developing. The study qualitatively emphasized a survey aspect for mapping the students’ perception of the Syariah banks’ existence in Solo objectively. The analysis used a descriptive-qualitative statistics. Based on the analysis, the potency of the Syariah banks is fully great, especially related to the understanding that a fundamental reason they take a transaction with the banks is the religious faith. Thus, a nationally demographic aspect where most of the Indonesian people are a Moslem and familial aspect motivate the respondents to take a transaction with the Syariah banks. It is the aspect that causes the banks to be fully great. Keywords: sharia, conventional bank, Islamic Law A. Latar Belakang Keberadaan perbankan dengan prinsip syariah di Indonesia dimulai tahun 1992 lalu yang ditandai dengan lahirnya Bank Muamalat dan kondisi ini telah merubah status quo atas peta dominasi bank berbasis interest dengan landasan ideologi kapitalisnya (Sudarsih dan Tjiptohadi, 2002). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari kondisi ekonomi makro Indonesia dan berbagai model kebijakan yang dilakukan (Muryani, 1998). Di sisi lain, maraknya kemunculan bank syariah di Jawa Tengah di tiga tahun terakhir belum diimbangi tingginya minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank non-konvensional (BI dan Undip, 2000). B. Perumusan Masalah Mengacu fenomena perkembangan bank syariah dan terkaitan pengaruh penyerapan dana pihak ketiga, serta fenomena banking minded, rumusan masalah penelitian ini yaitu: bagaimana persepsi mahasiswa tentang keberadaan perbankan syariah? C. Tinjauan Pustaka 1. Tantangan Bank Syariah Pertumbuhan perbankan syariah telah bertranformasi yaitu dari memperkenalkan suatu alternatif perbankan menjadi bagaimana bank syariah menempatkan posisi pemain utama dalam percaturan ekonomi (Merza, 2006). Berdasar penelitian di tahun 2005 terhadap 3.000 nasabah bank syariah di seluruh Indonesia, diketahui lebih 70% nasabah memilih bank syariah dengan alasan utama sesuai keyakinan agama (ibid, 2006). Ini menunjukkan masih banyak yang menginginkan dalam 1
transaksi keuangan tak bertentangan dengan agama (Wilson, 1997). Alasan lain karena pelayanan bank syariah cepat - memuaskan (38%) dan lokasi kantor bank strategis (30%), di samping alasan-alasan rasional lainnya (Aggarwal, 2002). Dari penelitian itu, hampir 66% masih memakai bank konvensional di samping bertransaksi dengan bank syariah. Alasan inti dari kasus ini karena alasan-alasan rasional dalam kemudahan transaksi keuangan. Mereka berharap jaringan bank syariah diperluas dan meningkatkan pelayanan-produk yang mengakomodasikan kebutuhan mereka (Zaman, 2002). Dari sisi pendidikan, lebih dari dua pertiga nasabah bank syariah yaitu sarjana. Bisa disimpulkan bahwa seseorang menjadi nasabah bank syariah bukan hanya karena faktor emosional saja tapi juga karena aspek rasionalitas dalam kebutuhan perbankan dan ekonomi tanpa meninggalkan keyakinan agama. 2. Penelitian Terdahulu Riset tentang bank syariah yang dilakukan serentak berjudul "Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah" di Jawa, Sumatera Barat dan Jambi oleh BI bekerja sama dengan sejumlah PTN. Penelitian di Jawa yang dilakukan tahun 2000 menunjukkan, 45% responden berpendapat sistem bunga tidak sejalan dengan ajaran agama. Hasil penelitian di Sumatera Barat dan Jambi tahun 2001, masing-masing 20% dan 50% dari responden yang meyakini sistem bunga tidak sesuai ajaran agama. Hasil riset juga menunjukkan sikap responden di Jawa Barat (94%) dan Jawa Tengah (86%) menilai sistem bagi hasil adalah sistem yang universal dan bisa diterima karena menguntungkan bank - nasabah. Terkait ini, BI melalui Direktorat Penelitian dan Pengaturan berdasar laporan penelitian potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah di Jawa optimis menyimpulkan potensi pengembangan bank syariah (lihat tabel 1). Tabel 1 Peta potensial pengembangan kantor cabang bank syariah NO JAWA BARAT JAWA TENGAH - DIY JAWA BARAT 1. Bandung Cilacap Jombang 2. Botabek Kendal Gresik 3. Sukabumi Pekalongan Situbondo 4. Tasikmalaya Jepara Banyuwangi 5. Cianjur Brebes Ponorogo 6. Cirebon Magelang - Jogja Malang Sumber: Ringkasan Pokok-pokok hasil penelitian potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap Bank Syariah di Pulau Jawa, Bank Indonesia, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Desember, 2000
Mengacu penelitian sebelumnya (Sudaryana, 1997; Muryani, 1998; BI – Undip, 2000; BI-IPB, 2000; BI-Unibraw; Ramadania, 2000; Rahmawati, 2002; Sudarsih dan Tjiptohadi, 2002) bahwa motivasi nasabah dipengaruhi banyak faktor. Riset dari Priyono dkk (1999) menyimpulkan untuk memperluas pelayanan, manajemen bank perlu membentuk unit syariah. Riset ini menemukan bahwa minat penduduk Jakarta atas produk bank Syariah Mandiri cukup besar. Riset ini menyimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat DKI Jakarta tentang bank Syariah masih rendah, tetapi minat masyarakat terhadap jasa pelayanan bank Syariah cukup besar. 2
D. Tujuan Penelitian Problem pengembangan perbankan syariah dan memacu pertumbuhan serta proses sosialisasi perbankan syariah ternyata tidak mudah sebab ada banyak kepentingan yang melingkupi, terutama dikaitkan dengan masih kuatnya persepsi atas perbankan konvensional dan fenomena banking minded. Tujuan penelitian: untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang keberadaan perbankan syariah. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: (1) Memberi sumbangan bagi ilmu ekonomi terutama masalah pengembangan dan sosialisasi perbankan syariah serta prospek ke depan bagi bank syariah, (2) Memberikan sumbangan bagi perbankan khususnya dalam menangani masalah pengembangan dan sosialisasi bank syariah, dan (3) Memberi sumbangan bagi pengambil kebijakan terutama otoritas perbankan dalam menangani problem pengembangan dan sosialisasi perbankan syariah. F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Solo. Alasan utamanya yaitu karena daerah ini menjadi salah satu daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahkan, di Solo banyak berkembang pondok pesantren dan juga berdiri UMS yang sering disebut sebagai salah satu PTS dan PTM besar. Logika dibalik ini maka ada potensi besar untuk mampu mengembangkan bank syariah di Solo. 2. Fokus Penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif dengan penekanan pada aspek survei untuk dapat memetakan secara obyektif persepsi mahasiswa tentang keberadaan bank syariah di Solo. Esensi penelitian kualitatif menekankan pendalaman telaah yang dibantu dengan survei dan juga angket (Singarimbun dan Effendi, 1991). 3. Sampel dan Populasi Sampel penelitian mahasiswa FE UMS yang lulus mata kuliah Ekonomika Islam. Alasan yang mendasari bahwa responden diasumsikan telah mengetahui kaidah ekonomi Islam terutama terkait dengan prinsip syariah setelah lulus mata kuliah Ekonomika Islam. Penelusuran data melalui rekap nilai dari dosen pengampu lalu dipanggil untuk mengisi angket di ruang laboratorium manajemen dengan rentang waktu tiga hari yaitu senin – rabu mulai tanggal 1 – 3 juni 2009. 4. Data dan Identifikasi Variabel Mengacu sejumlah penelitian sebelumnya (Sudaryana, 1997; Muryani, 1998; BI – Undip, 2000; BI - IPB, 2000; BI - Unibraw; Ramadania, 2000; Rahmawati, 2002; Sudarsih dan Tjiptohadi, 2002) bahwa motivasi nasabah dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum bisa dikategorikan menjadi: (1) variabel demografi, (2) variabel ekonomi, (3) variabel sosial dan (4) variabel sistem syariah. a. Variabel Demografi
3
Secara umum, pemahaman tentang variabel demografi mengacu identifikasi karakteristik individual responden. Secara eksplisit, untuk variabel demografi dalam penelitian ini terdiri: (1) Umur: terkait umur responden dan umur orang tua responden, (2) Jenis kelamin: terkait tentang jenis kelamin responden, dan (3) Pendidikan: terkait tentang jenjang pendidikan responden b. Variabel Ekonomi Secara umum, pemahaman variabel ekonomi lebih mengacu pada identifikasi karakteristik ekonomi responden dan orang tua responden. Dalam penelitian ini, status responden adalah mahasiswa sehingga hal identifikasi atas variabel ekonomi lebih mengarah aspek mikro. Data dari variabel ekonomi terdiri dari: 1. Penghasilan (aktif atau pasif): yang dimaksud penghasilan aktif adalah dari orang tua responden dan penghasilan pasif adalah untuk responden. Hal ini asumsinya yaitu kiriman uang dari orang tua. Meskipun demikian ada juga beberapa mahasiswa yang kini juga terjun pada dunia bisnis sambil kuliah dan mereka juga termasuk dalam kriteria responden yang berpendapatan aktif dan pasif. 2. Aksesibilitas wilayah: yang dimaksud dalam hal ini lebih mengacu tentang interaksi antara penghasilan dengan kemauan untuk berinteraksi dengan pihak perbankan, baik bank syariah atau bank secara umum. Pemahaman tentang aksesibilitas ini tidak hanya terkait dengan responden saja tapi juga orang tua responden. Asumsinya adalah ketika orang tua responden harus mengirim uang ke responden, misalnya atau transaksi perbankan lainnya. Intinya, pemahaman tentang aksesibilitas wilayah lebih mengarah kepada ketersediaan atau lokasi bank terdekat untuk mampu mendukung transaksi perbankan bagi masyarakat. 3. Kepemilikan rekening: yang dimaksud dalam pemahaman variabel ini tak lain yaitu tentang kepemilikan rekening, baik oleh responden atau orang tua responden. Bagaimanapun juga, kepemilikan rekening identik dengan interaksi perbankan dan penghasilan seseorang. Oleh karena itu, variabel tentang kepemilikan rekening bisa mengindikasikan tentang intensitas bagi seseorang dalam berhubungan dengan perbankan, baik bank syariah atau bank lain non-syariah secara umum. c. Variabel Nilai Sosial Yang dimaksud variabel nilai sosial pada dasarnya lebih mengacu nilai sosial per individu dan responden dalam strata sosial kemasyarakatan. Mengacu penelitian terdahulu yang menjadi rujukan maka variabel nilai sosial terdiri: 1. Nilai keberagaman atau religiusitas: asumsi yang terkait dengan variabel ini lebih mengarah pada persepsi tentang keberadaan bank syariah dan sisi keyakinan tentang haram tidaknya suku bunga. 2. Keterbukaan terhadap hal baru: secara eksplisit dalam pengertian ini lebih mengacu pada perilaku responden untuk menerima sesuatu yang sifatnya 4
baru, misalnya tentang keberadaan bank syariah dengan prinsip bagi hasil yang berbeda dengan bank non-syariah secara umum. 3. Aktivitas sosial: yang dimaksud dalam pengertian ini yaitu aktivitas sosial responden secara umum yang tentunya bisa juga diinterpretasikan dengan proses interaksi dengan perbankan syariah dan aktivitas perbankan secara umum. 4. Tipologi keluarga: pengertian dalam hal ini lebih mengarah pada kerangka acuan secara umum yang melibatkan semuanya, yaitu peran orang tua dan respoden, termasuk juga antusiasme dalam menerima berbagai perubahan yang terjadi secara universal, misalnya tentang sistem perbankan. 5. Toleransi perbedaan budaya: hal ini pada dasarnya terkait dengan variabel norma keluarga dan juga pandangan tentang bank syariah dan bank secara umum yang berbeda prinsip dengan sistem bank syariah. 6. Akses terhadap informasi: pengertian ini lebih mengacu pada ketersediaan untuk menerima informasi dan juga pemahaman tentang perkembangan sistem informasi dalam format perbankan secara menyeluruh, tidak hanya bagi bank syariah tapi juga bank non-syariah. d. Variabel Sistem Syariah Selain informasi yang bersifat umum (mengetahui karakteristik responden), juga diperlukan informasi mengenai perilaku responden yang mencakup tentang: 1. Pemahaman atas sistem bagi hasil dan ragam produk perbankan syariah, 2. Lama menjadi nasabah bank syariah dan aspek kepuasan yang diterima, 3. Faktor penting yang menjadi motivasi untuk bertransaksi dengan lembaga keuangan, terutama bank syariah dan pengetahuan mereka tentang sistem dan produk bank syariah, 4. Informasi umum yang diperoleh melalui kontak interpersonal dari pihak yang memahami dan telah menggunakan jasa bank syariah. 5. Analisis Data Analisis pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis statistik deskriptif kualitatif. Model pendekatan kualitatif dipandang sangat tepat untuk mendukung pencapaian hasil penelitian yang detail dan cakupan wilayah yang relatif kuat, termasuk pada analisisnya (Singarimbun dan Effendi, 1989). G. Hasil dan Pembahasan 1. Identifikasi responden Mahasiswa manajemen yang lulus mata kuliah Ekonomika Islam berjumlah 124 orang. Dari jumlah sampel, ternyata yang datang mengisi kuesioner mencapai 90 orang. Pengisian kuesinoner dilakukan pada hari senin - rabu tanggal 1 - 3 juni 2009 di ruang laboratorium manajemen dan dibagi dalam 3 jam yaitu mulai jam 09.00 – 11.00 wib sehingga tiap jam dilakukan untuk 10 responden. Pembatasan ini didasarkan pertimbangan jumlah kursi di ruangan dan untuk meminimalisasi
5
terjadinya bias hasil kuesioner yang dilakukan oleh responden. Identifikasi dari sampel terlihat di tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Identifikasi responden NO 1.
IDENTIFIKASI RESPONDEN
JENIS KELAMIN L P
JUMLAH
Usia ≥ 23 tahun < 23 tahun
14 43
9 24
23 67
2.
Jenis Kelamin
57
33
90
3.
Kepemilikan Rekening Hanya 1 rekening 2 rekening Lebih dari 2 rekening
28 26 3
16 11 6
44 37 9
Status tinggal di Solo Rumah Orang Tua Rumah Saudara Kos Lainnya (melajo)
21 4 20 12
15 9 6 3
36 13 26 15
Pekerjaan Orang tua - Ayah PNS – ABRI Swasta Wiraswasta Pensiunan Lainnya
5 11 12 15 4
7 13 16 6 1
12 24 28 21 5
Pekerjaan Orang tua – Ibu PNS – ABRI Swasta Wiraswasta Pensiunan Lainnya
2 5 11 12 14
1 7 13 9 16
3 12 24 21 30
Jumlah tanggungan keluarga ≤ 2 anak > 2 anak
13 35
24 18
37 53
Status kepemilikan rumah Milik Sendiri Kontrak Lainnya
42 2 5
34 3 4
76 5 9
Pendapatan Sebulan < Rp. 10 juta Rp 10 – 20 juta > Rp. 20 juta
31 10 4
22 16 7
53 26 11
Kepemilikan Rekening Bank 1 Rekening bank 2 Rekening bank
5 13
7 22
12 35
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
6
Lebih dari 2 rekening bank
24
19
43
Sumber: data primer diolah
2. Variabel Demografi Identifikasi variabel demografi mengacu karakteristik responden secara umum terkait dengan pemahaman tentang keberadaan bank syariah secara umum dan prinsip-prinsip syariah. Dari identifikasi responden, temuan yang terkait dengan variabel demografi terlihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Identifikasi variabel demografi NO 1.
VARIABEL DEMOGRAFI Umur
2.
Jenis Kelamin
3.
Pendidikan
RESPONDEN ≥ 23 tahun < 23 tahun Jumlah L P Jumlah
23 67 90 57 33 90
ORANG TUA RESPONDEN Ayah
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diploma 3 Sarjana Pascasarjana Jumlah
0 3 18 15 8 6 50
JUMLAH Ibu
3 10 14 6 4 3 40
3 13 32 21 12 9 90
Ket: batasan usia 23 tahun adalah lulus S1 Sumber: data primer diolah
Dari variabel demografi menunjukan mayoritas responden berusia kurang dari 23 tahun (74%) dan berjenis kelamin laki-laki yaitu 57 orang (63%). Identifikasi untuk jenjang pendidikan dari orang tua responden yaitu mayoritas tamat SMA mencapai 32 orang (36%) yaitu terdiri laki-laki 18 orang (20%) dan perempuan 14 orang (15%). Untuk jenjang SD ternyata tidak ada satupun orang tua laki-laki (ayah dari responden) yang tamat SD sehingga minimal yaitu tamat SMP dan orang tua perempuan (ibu dari responden ) yang tamat SDM hanya ada 3 orang (0,3%). Selain itu, proporsi antara tamat sarjana dan pascarsarjana dari orang tua responden ternyata berimbang yaitu 12 orang (13%) dan 9 orang (10%). Aspek utama keterkaitan jenjang pendidikan orang tua terkait riset ini adalah adanya keyakinan tentang pemahaman orang tua terhadap pentingnya peran perbankan di bidang kepentingan ekonomi dan keuangan, termasuk tentunya keterlibatan dalam pemahaman tentang perbankan syariah kepada anak-anaknya. 3. Variabel Ekonomi Identifikasi variabel ekonomi lebih mengacu pemahaman makro tentang aspek finansial, baik dari sisi orang tua ataupun responden itu sendiri. Selain itu, faktor yang tak bisa lepas dari variabel ekonomi adalah aksesibilitas wilayah dan juga kepemilikan rekening, baik dari orang tua responden atau responden itu sendiri.
7
Tabel 4 Identifikasi variabel ekonomi NO 1.
2.
3.
VARIABEL EKONOMI Penghasilan
RESPONDEN Jenis Aktif Pasif Jumlah
L 23 24 47
P 8 35 43
Jumlah 31 59 90
Penghasilan Aktif
< 1 jt > 1 jt Jumlah
8 12
4 6
12 18 31
Penghasilan Pasif
< 1 jt > 1 jt Jumlah
15 10
9 25
24 35 59
Aksesbilitas Wilayah
Dekat = < 2 km Jauh = > 2 km
57
33
90
0
0
0
Kepemilikan Rekening
1 rekening 2 rekening Lebih dari 2 rekening Jumlah
Kepemilikan Rekening Perbankan Non-Syariah Kepemilikan Rekening Perbankan Syariah Jumlah
5 13 24
7 22 19
ORANG TUA RESPONDEN
KET
Dekat = < 2 km Jauh = > 2 km Jumlah
17
12 35 43
9 63 18
90
90
39
33
72
76
6
12
18
14
90
90
73 90
Ket: 1. 2.
3. 4.
Penghasilan aktif adalah responden sebagai mahasiswa tapi juga bekerja sehingga selain ada kiriman dari orang tua, juga mendapatkan penghasilan tambahan. Penghasilan pasif adalah respoden hanya sebagai mahasiswa, tidak melakukan pekerjaan sambilan yang menghasilkan penghasilan tambahan selain kiriman dari orang tua Aksesbilitas wilayah yaitu ketersedian kantor cabang bank syariah di sekitar tempat tinggal responden di Solo Kepemilikan rekening menunjukan interasi dengan perbankan, termasuk perbankan syariah
Dari tabel 4 menunjukan sejumlah mahasiswa yang menjadi respoden ternyata juga melakukan kegiatan produktif, selain menjadi mahasiswa sehingga mereka mendapat penghasilan tambahan. Jumlah yang melakukan hal ini mencapai 31 orang (34%) dan didominasi oleh mahasiswa pria yaitu 23 orang (26%). Jumlah mayoritas dari yang melakukan kegiatan produktif ini adalah berjualan voucher dan rental komputer. Hal ini tentu menjadi sangat menarik untuk dikaitkan nilai ekonomi, terutama aspek peluang bagi perbankan untuk menyerap dana mereka, apalagi jika dilihat bahwa pendapatan dari pekerjaan sambilan, selain sebagai mahasiswa bisa lebih dari Rp.1 juta per bulan. Di sisi lain, mayoritas responden masih terfokus pada tanggung jawab orang tua atau mereka tidak melakukan 8
kegiatan produktif – ekonomis yaitu 59 orang (66%) yang terdiri pria 24 orang (27%) dan perempuan 35 orang (39%). Temuan lain yang juga sangat menarik dicermati adalah aksesbilitas responden dan orang tua responden ke bank syariah, baik kantor cabang atau ATM ternyata banyak yang letaknya berdekatan yaitu berjarak kurang dari 2 km. Untuk kasus responden yang kos di sekitar kampus memang fakta ini benar adanya karena ada salah satu kantor cabang bank syariah di sekitar kampus tepatnya ada di dekat Muhammadiyah Medical Center. Fakta ini menunjukan meski responden tinggal di Solo bersamaan dengan orang tua yang mungkin saja rumah mereka jauh dari kantor cabang bank syariah atau ATM, namun ketika sudah berada di lingkungan kampus maka mereka dapat melakukan transaksi perbankan syariah dengan salah satu kantor cabang bank syariah yang ada di sekitar kampus. Persoalan riil aksesibilitas lebih terkait dengan fakta mayoritas responden masih menjadi tanggungan orang tua sehingga masih banyak yang pasif dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan kerja sambilan selain menjadi mahasiswa. Terkait hal ini, maka kepemilikan rekening di perbankan syariah juga tidak bisa terlepas peran dari orang tua. Di sisi lain, kepemilikan rekening di perbankan syariah oleh orang tua responden juga tidak terlalu besar yaitu hanya 14 orang (0,16%), dan yang memiliki rekening di perbankan non-syariah mencapai 76 orang (0,84%). Temuan ini secara tidak langsung membenarkan kepemilikan rekening responden di perbankan syariah sangat kecil yaitu 18 responden (0,2%) yaitu terdiri dari pria 6 responden (0,07%) dan perempuan 12 orang (0,13%). 4. Variabel Nilai Sosial Yang dimaksud variabel nilai sosial lebih mengacu nilai sosial responden dan orang tua responden dalam melihat berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan. Identifikasi variabel ini terlihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Identifikasi variabel nilai sosial NO 1.
Religiusitas
2.
Keterbukaan
3.
4.
VARIABEL
Aktivitas sosial
Tipologi keluarga
RESPONDEN Persepsi bunga bank Haram Halal Tidak tahu Jumlah Kehadiran bank syariah Menarik Tidak menarik Tidak tahu Jumlah Interaksi dengan perbankan syariah Menabung Meminjam Lainnya (misal tarik ATM, dll) Jumlah Interaksi dengan perbankan syariah Seminggu sekali Seminggu dua kali Lebih dari 2 kali Jumlah Keluarga selalu terbuka dengan setiap
L 43 0 4 47
P 36 0 7 43
JML 79 0 11 90
43 0 4 47
36 0 7 43
79 0 11 90
21 0 21 42
12 0 36 48
33 0 57 90
23 5 16 44 30
31 10 5 46 18
54 15 21 90 48
9
5.
Toleransi perbedaan budaya
6.
Akses informasi
perbedaan yang ada Keluarga sangat tertutup dengan setiap perbedaan yang ada Tidak tahu Jumlah Memahami dualisme terkait perbankan syariah (halal – haram) Toleran & menerima Tidak toleran dan tak menerima Tidak tahu Jumlah Mengetahui perbankan syariah Staf perbankan syariah Keluarga Teman Iklan Lainnya Jumlah
11
21
32
7 48
3 42
10 90
42 3 9 54
25 6 5 36
67 9 14 90
4 19 1 13 7 44
7 11 5 18 5 46
11 30 6 31 12 90
Ket:
Aspek religiusitas dikaitkan dengan persepsi tentang bunga bank Aspek keterbukaan dikaitkan dengan persepsi atas kehadiran bank syariah yaitu semakin menambah ketertarikan dunia perbankan secara umum atau tidak ada pengaruh sama sekali Aktivitas sosial terkait dengan interaksi dengan perbankan syariah Tipologi keluarga terkait dengan pemahaman secara umum tentang perbedaan pandang dari aspek kaidah tentang hukum bunga perbankan Toleransi perbedaan budaya tidak bisa terlepas dari tipologi keluarga terutama dalam aspek toleransi untuk menerima semua perbedaan sebagai suatu pengkayaan wacana Akses informasi terkait dengan sumber informasi terkait pemahaman perbankan syariah
Dari tabel diatas terlihat bahwa persepsi responden tentang bunga bank ternyata 79 orang menyatakan sebagai sesuatu yang haram (88%), meski di sisi lain ada juga masih tidak tahu terkait kontroversi tentang bunga bank yaitu ada 11 orang (12%). Konsisten dengan temuan ini ternyata 79 responden (88%) beranggapan kehadiran perbankan syariah sangat menarik dalam kaitan perkembangan sektor perbankan di Indonesia secara umum dan hanya 11 responden (12%) menjawab tidak tahu terkait perkembangan perbankan syariah dalam peta perbankan. Interaksi sosial antara responden dan perbankan syariah ternyata tak ada satupun yang terkait peminjaman dan aktivitas menabung mencapai 33 orang (37%) dan kegiatan interaksi lainnya, terutama menarik ATM mencapai 57 orang (63%). Interaksi responden dan perbankan syariah ternyata dilakukan seminggu sekali oleh 54 orang (60%) yang didominasi perempuan (31 orang). Interaksi yang dilakukan lebih dari dua kali seminggu hanya dilakukan oleh 21 orang dan ini menunjukan interaksi sosial dengan perbankan syariah masih sangat kecil. Secara umum tipologi keluarga dari responden cenderung terbuka dalam melihat perbedaan dalam kehidupan sosial, termasuk kontroversi tentang bunga bank. Yang menarik ternyata masih ada responden yang bimbang dalam mensikapi perbedaan dalam wacana sosial, termasuk salah satunya kontroversi bunga bank dan kelompok ini mencapai 10 orang (11%). Realitas ini sejalan dengan sikap responden dalam memandang toleransi terhadap setiap nilai perbedaan yang ada - muncul di kehidupan sosial – masyarakat yaitu mencapai 67 orang (74%).
10
Akses informasi yang menjadi dasar bagi perkembangan bank syariah ternyata lebih banyak bersumber kepada iklan 31 orang dan keluarga 30 orang. Temuan ini secara tidak langsung menunjukan sosialisasi melalui iklan dan penanaman kultur – nilai keagamaan menjadi dasar kuat untuk memperkokoh eksistensi perbankan syariah ke depan, terutama terkait dengan ketertarikan responden dalam melihat atas kiprah perbankan syariah. 5. Variabel Sistem Syariah Variabel dalam sistem syariah dalam penelitian ini lebih banyak terfokus pada aspek umum terkait dengan operasional perbankan syariah, misalnya tentang:
Pemahaman atas sistem bagi hasil dan ragam produk perbankan syariah, Lama menjadi nasabah bank syariah dan aspek kepuasan yang diterima, Faktor penting yang menjadi motivasi bertransaksi dengan bank syariah dan pengetahuan mereka tentang sistem dan produk bank syariah, Informasi umum yang diperoleh melalui kontak interpersonal dari pihak yang memahami dan telah menggunakan jasa bank syariah. Tabel 6 Identifikasi variabel sistem syariah
NO 1.
2.
3.
4.
VARIABEL Pemahaman atas bagi hasil dan ragam produk perbankan syariah
Lama dan aspek kepuasan
Motivasi bertransaksi
Informasi umum
RESPONDEN Sistem bagi hasil perbankan syariah sesuai dengan prinsip keadilan dan agama Setuju Tidak Setuju Tidak tahu Jumlah Pengetahuan tentang produk perbankan syariah Wadiah Salam Istisna Ijarah Mudharabah Murabahah Al qard ul hasan Jumlah Lama menjadi nasabah bank syariah < 1 tahun 1- 5 tahun . 5 tahun Jumlah Aspek kepuasan terhadap perbankan syariah Sangat puas Tidak puas Tidak tahu Jumlah Motif utama bertransaksi dengan perbankan syariah Ajaran agama Anjuran keluarga Nilai keuntungan (profit) Kualitas pelayanan yang baik Lain-lain Jumlah Informasi umum tentang perbankan syariah melalui kontak interpersonal Staf bank syariah
L
P
JML
57 0 0 57
33 0 0 33
90 0 0 90
2 0 0 0 32 5 0 39
6 0 0 0 30 15 0 51
8 0 0 0 62 20 0 90
27 15 3 45
24 20 1 45
51 35 4 90
23 13 4 40
18 25 7 50
41 38 11 90
11 5 16 3 4 39
22 10 9 8 2 51
33 15 25 11 6 90
4
8
12
11
Teman – kerabat Keluarga Lainnya Jumlah
11 21 4 40
14 19 9 50
25 40 13 90
Ket: Penghimpunan dana masyarakat yaitu: giro wadiah (merupakan rekening simpanan yang dapat digunakan oleh nasabah untuk menitipkan / menyimpan dana, dimana dana yang disimpan dapat diambil setiap saat dan nasabah berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank), tabungan dan deposito mudharabah (tabungan - deposito berjangka dimana deposan menerima imbalan dalam bentuk bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan bersama dan Al qard ul hasan (merupakan jenis rekening yang dapat digunakan untuk mengelola dana dari zakat, infaq dan sadaqah (ZIS), serta murabahah adalah pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah
6. Implikasi Kebijakan Dari temuan diatas bahwa potensi perbankan syariah untuk berkembang sangat besar terutama dikaitkan pemahaman bahwa alasan mendasar dalam berinteraksi pada perbankan syariah adalah motivasi ajaran agama. Dari alasan ini, maka aspek demografi nasional dimana masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam dan aspek kekeluargaan yang mendorong responden bertransaksi dengan perbankan syariah maka ke depan potensi perbankan syariah masih sangat besar. Temuan tentang dominasi faktor agama dibalik eksistensi perbankan syariah secara tak langsung memperkuat temuan dari Metawa dan Almossawi (1998) bahwa nasabah pada perbankan syariah mengacu pada prinsip syariat agama dalam melakukan transaksi. Hal ini juga diperkuat dengan temuan bahwa faktor keluarga menjadi salah satu faktor utama memacu interaksi dengan perbankan syariah. Adanya peran besar dari keluarga dan orang tua, maka edukasi yang dilakukan kepada masyarakat oleh perbankan syariah perlu ditingkatkan. Alasan mendasar dari fakta ini adalah untuk memberikan apresiasi kepada anak-anak dan kerabat yang melakukan transaksi dengan perbankan syariah berdasarkan informasi dari keluarga dan peran orang tua. Oleh karena itu, perbankan syariah perlu untuk melakukan pendekatan personal dan pendekatan lain yang lebih humanis agar sosialisasi prinsip-prinsip syariah juga dapat disalurkan melalui peran keluarga dan utamanya adalah dari orang tua. Temuan lain yang juga menarik dicermati bahwa mayoritas responden mengakui pentingnya keberadaan perbankan syariah tertutama mengacu pada prinsip dan ajaran agama. Di sisi lain, pengetahun tentang produk perbankan syariah masih minim, lama kepemilikan rekening masih sangat pendek yaitu mayoritas kurang dari 1 tahun, dan aspek kepuasan yang dirasa sangat besar. H. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan 1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yaitu:
Untuk variabel demografi: mayoritas responden berusia kurang dari 23 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan pendidikan orang tua mayoritas lulus SMA
12
Untuk variabel ekonomi: mayoritas responden masih mengandalkan bantuan dari orang tua, meski ada juga beberapa yang melakukan pekerjaan sambilan selain menjadi mahasiswa, aksesbilitas ternyata mayoritas lebih dekat dengan perbankan syariah, kepemilikan rekening lebih dari 2, dan kepemilikan untuk rekening perbankan syariah mencapai 72 responden. Untuk variabel nilai sosial: mayoritas mengakui bunga bank adalah haram, kehadiran perbankan syariah secara umum dianggap sangat menarik, interaksi dengan perbankan syariah yaitu antara menabung dan transaksi yang lainnya dengan frekwensi mayoritas yaitu seminggu sekali, tipologi keluarga sangat terbuka terhadap setiap perbedaan, adanya kekuatan dalam toleransi, dan akses informasi terkait dengan iklan. Untuk variabel sistem syariah: sistem bagi hasil adalah sesuai prinsip agama, pemahaman tentang produk perbankan syariah masih sangat minim, rentang waktu menjadi nasabah masih sangat pendek yaitu kurang dari setahun, meski di sisi lain responden mengaku puas dengan layanan perbankan syariah. Nilai penting lainnya yaitu kuatnya dorongan ajaran agama dari transaksi dengan perbankan syariah serta peran keluarga dalam menyebarkan informasi terkait perbankan syariah.
2. Saran Saran dari temuan penelitian ini yaitu perlu memaksimalkan semua potensi yang ada, termasuk peran keluarga juga publikasi dan sosialisasi untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah. Di sisi lain, aspek utama yang juga perlu dilakukan yaitu meminimalisasi berbagai kendala yang memicu kerentanan kepercayaan, misalnya berbagai istilah yang sulit diterima publik sehingga perlu ada langkah sosialisasi yang mendukung program edukasi untuk perbankan syariah ke depan. 3. Keterbatasan Keterbatasan penelitian yaitu responden yang menjadi sampel adalah mahasiswa yang berada dalam lingkup organisasional dengan peneliti sehingga memicu bias dalam menjawab setiap pertanyaan pada kuesioner yang disajikan. Oleh karena itu, penelitian mendatang perlu melakukannya dengan cakupan responden yang lebih luas dan independen agar bias jawaban tidak muncul dan generalisasi hasil bisa lebih memuaskan. I. Daftar Pustaka Aggarwal, R dan Tarik Yousef, (2002), "Islamic Banks and Investment Financing," Journal of Money, Credit and Banking, Vol. 32, No. 1, February, hal. 93120. BI dan Undip (2000), “Penelitian Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta”, Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian Undip - Bank Indonesia. BI dan IPB (2000), “Penelitian Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Barat”, Lembaga Penelitian IPB Bank Indonesia. Merza, G (2006), Tantangan Bank Syariah Ke Depan, http://www.mail-archive.com 13
Muryani (1998), Analisis Segmen Pasar Tabungan Bank Muamalat Indonesia Surabaya, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Priyono, E., Chotib., M. Abduh., T. Tachman., D.Abidin., UH. Pungut, dan L. Fitriwati (1999), Riset Potensi Pasar Produk-produk Unit Syariah Bank Mandiri: Untuk Wilayah Jakarta, http://www.ldfeui.org/Publications/RschAbstract Rahmawati, I.D (2002), Prinsip Operasional dan Manajemen Permodalan Bank Syariah: Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, Jurnal Ekonomi IKTISADIA, Vol. 2, no.2, Nopember Tahun 2002, hal. 159 168. Ramadania (2000), Kepercayaan dan Komitmen Sebagai Perantara Kunci Dalam Membangun Relationship Marketing: Survei Pada Nasabah BMI Surabaya, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1989). Metode penelitian survai. Jakarta: LP3ES. Sudarsih, E dan Tjiptohadi, S (2002), Analisis Strategi Pemasaran Bank Muamalat Memasuki Era Persaingan: Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Surabaya, Jurnal Ekonomi IKTISADIA, Vol. 2, no.2, Nopember Tahun 2002, hal. 141-158. Sudaryana, Arif (1997), Analisa motivasi konsumen dalam menabung pada bank umum di Yogyakarta, Jurnal Kajian Bisnis, STIE Widya Wiwaha, no.10, Januari, hal. 61-71. Wilson, R., (1997) ‘Islamic Finance and Ethical Investment’. International Journal of Social Economics, Vol. 24 (11), pp. 1325-1342. Zaman M.R., dan Hormoz Movassaghi (2001), "Islamic Banking: A Performance Analysis," The Journal of Global Business, Volume 12, No. 22, Spring, hal. 31-38. ------------ (2002), Interest-free Islamic Banking: Ideals and Reality, The International Journal of Finance 8, Vol. 14 No 4, hal. 2428 – 2443.
14