IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA USAHA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DI CIMAHI (Survey pada UMKM di Cimahi) Elis Dwiana1),Heni Nurani2), Euis Eti3) Fakultas Ekonomi UNJANI
[email protected],
[email protected],
[email protected] Jalan Terusan Jenderal Sudirman Cimahi
Abstrak - UMKM memegang peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia tapi perkembangannya belum seuai dengan harapan.Oleh karenanya perlu diidentifikasi faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengembangan usaha UMKM dan model pembinaan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha UMKM.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha UMKM. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan metode survai eksplanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah pengelola UMKM bidang fashion, makanan dan kerajinan, yang terdaftar di Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode Slovin. Ukuran sampel penelitian ini adalah 323 UMKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas,motivasi usaha dan pemanfaatan informasi secara bersama berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan dan berdampak positif terhadap kinerja usaha. Secara parsial, motivasi usaha para pengelola UMKM tidak signifikan mempengaruhi variabel kinerja pengambilan keputusan. Kata kunci : UMKM, kreativitas, motivasi usaha, pemanfaatan informasi, kinerja pengambilan keputusan, kinerja Usaha I. PENDAHULUAN Menghadapi era globalisasi, khususnya masyarakat ekonomi Asean tahun 2015, pemerintah harus berusaha memperkuat ekonominys. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan penting dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS dan Kantor Menteri Negara untuk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menegkop & UKM; 2006), usaha-usaha kecil termasuk usahausaha rumah tangga atau mikro (yaitu usaha dengan jumlah total penjualan (turn over) setahun yang kurang dari Rp. 1 milyar), pada tahun 2009 meliputi 99,9 persen dari total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia. Pembinaan UMKM harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha. Namun dalam pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial perusahaan, mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Secara spesifik masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah: pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar peluang pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen SDM. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha yang kurang
kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil (Kuncoro; 2003). Perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan kinerja UMKM dalam perkenomian di Cimahi diantaranya : a.
b.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengelolaan UMKM ditinjau dari aspek pemilik dan pengelola UMKM. Faktor pendorong dan penghambatan pemberdayaan UMKM di Kota Cimahi
II. LANDASAN TEORI Profil UMKM dilihat dari dua definisi yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha menurut Undang-undang no. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999). Dalam rangka pengelolaan usahanya agar berkembang maka diperlukan pengelola UMKM yang punya kreativitas yang tinggi. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996;116) mendefinisikan kreativitas sebagai
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
menghasilkan ide baru dan inovatif sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru, jasa baru atau metode baru untuk memproduksi. Demikian pula Hubeis (2005:13) menyatakan bahwa kreativitas merupakan suatu pertimbangan subjektif dan berkonteks khusus mengenai segala sesuatu yang baru serta merupakan hasil dari perilaku secara individu maupun kolektif. Aspek penting dalam kreativitas adalah membangkitkan ide, yang secara individu akan terkait dengan kebebasan dan beragam pola pemikiran. Ciri berpikir kreatif menurut Hubeis (2005:36) diantaranya didasarkan pada: (1). Mencoba mengemukakan ideide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru diantara hal-hal yang telah diketahui, (2). Mmeperhatikan hal-hal yang tidak diduga, (3). Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran, (4). Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya, (5). Tidak hanya berpuas hati dengan hanya menghasilkan ide-ide kreatif saja Menurut Helmhoz dalam Winardi (2005:205), mengemukakan langkah-langkah kreatif sebagai berikut: 1. Saturation, yaitu upaya mengumpulkan data, fakta serta sensasi-sensasi yang kemudian oleh pikiran dijadikan bahan mentah untuk memproduksi ide-ide baru. Proses tersebut dapat berlangsung secara sadar atau di bawah sadar. 2. Incubation, merupakan langkah berikut dalam proses yang berlangsung dilaksanakan tanpa adanya sesuatu upaya yang dilakukan secara sadar. Pikiran di bawah sadar menyeleksi informasi kemudian diolah menjadi berbagai kombinasi yang banyak, kemudian sebagian ditolak sebelum muncul pada pikiran sadar. 3. Iluminasi, berkaitan dengan suatu gejala yang dinyatakan sebagai ilham yang tiba-tiba datang dan muncul dalam pikiran dan seringkali terlihat setelah periode inkubasi yang berlangsung lama. Sekonyong-konyong pemecahan problem muncul dalam benak dan pikiran serta terkadang berisi hal-hal yang rinci. Untuk memperoleh kreatifitas yang tinggi maka dalam diri pengelola harus mempunyai motivasi yang tinggi. Pada dasarnya setiap manusia akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk didalamnya adalah para pengelola UMKM. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan, motivasi secara jelas dapat mendorong seseorang bekerja dengan baik. Motivasi merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam lingkungan kerjanya. Artinya semakin tinggi motivasi seseorang maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan. Kondisi ini akan semakin mendorong ketercapaian tujuan perusahaan. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya,
sehingga terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama (Siagian, 1997:137). Para ahli manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi memberikan definisi atau konsep mengenai motivasi dengan ungkapan berbeda-beda, namun makna yang terkandung sama, yaitu bahwa motivasi adalah keinginan/motif, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif. Salah satu langkah dalam meningkatkan kreatifitas pengelola adalah mengumpulkan data dan fakta (informasi). Artinya para pengelola UMKM akan memanfaatkan data/informasi tersebut dalam menciptakan sesuatu yang baru. Bentley dan Whitten (2007:76) mengemukakan bahwa pengembangan sistem informasi yang ditujukan untuk menghasilkan informasi yang berkualitas akan bermanfaat untuk peningkatan keuntungan usaha, mengurangi biaya usaha, beban dan manfaat sistem, peningkatan nilai pasar, meningkatkan hubungan dengan pelanggan, meningkatkan efisiensi, membantu pengambilan keputusan, kepatuhan terhadap aturan, mengurangi kesalahan, meningkatkan keamanan dan peningkatan kapasitas. Sistem informasi dikembangkan dalam rangka mengolah data menjadi informasi. Informasi merupakan sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan usaha. Gerald E. Nichols dalam Robert Galliers (1990:12) menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat 2 (dua) tipe dasar informasi yaitu informasi kuantitatif dan informasi deskriptif. Steven Alter (2002:67) menyatakan bahwa kualitas informasi adalah “Information quality is related to a combination of accuracy, precision, completeness, age, timeliness, and the source of the information”. Sementara O’Brien (2008:326) mengemukakan bahwa “ is information products whose characteristics, attributes, or qualities make the information more valuable to them”. Kualitas informasi menurut O’Brien (2008:327) dikelompokkan dalam 3 (tiga) dimensi, yaitu : (1) Time dimension : timeliness, currency, frequency, time period, (2) Content dimension : accuracy, relevance, completeness, conciseness, scope, performance, (3) Form dimension : clarity, detail, order, presentation, media. Susanto (2008:49-50) menyatakan tentang pemanfaat informasi dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Informasi pada tahap kecerdasan - Tahap kecerdasan berfungsi mendapatkan pengetahuan tentang apa yang terjadi didalam dan diluar perusahaan. Pengetahuan dapat mendeteksi apakah ada masalah atau kesempatan. Informasi pada tahap ini harus teranalisa, terintegrasi, dan terformat dengan baik.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
2.
Informasi pada tahap perancangan - Pada tahap ini diasumsikan bahwa semua data yang relevan dan dapat diakses tersedia untuk dianalisis, informasi yang diperlukan pada tahap ini misalnya model statistic seperti regresi dan analisa varian, model reset operasi seperti program linier. 3. Informasi pada tahap pemilihan – Ada tiga tipe informasi yang harus disajikan yaitu : a. Berbagai pemecahan yang disarankan b. Berbagai skenario dan hasil yang akan diperoleh sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan c. Informasi timbal balik untuk memonitor implementasi dari keputusan yang diambil Keputusan yang diambil oleh pengelola ditujukan untuk pencapaian kinerja usaha. Stoner (1995), mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan. Sedangkan Bernardin and Russel (1993: 379) mendefinisikan kinerja adalah ”Performance is the record of outcome prodused on a specified job function or activity during a specified time periode”.Prawiro Suntoro dalam Pabundu (2006: 121), mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi pada periode waktu tertentu. Menurut Gibson (2003), kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Artinya data dan analisis didasarkan pada angka-angka yang kemudian diperhitungkan secara statistik, sehingga pemaknaan dan penyimpulan hasil juga didasarkan atas hasil analisis statistik (Moleong,2000). Analisis data dilakukan dengan uji reliabitas menggunakan rank spearmen dan uji validitas menggunakan uji spearman brown, Hipitesis diuji dengan analisi jalur. Populasi penelitian adalah UMKM di bawah binaan Pemerintah Kota. Tehnik penetapan sampel digunakan metode Slovin yang menghasilkan minimal 299 sampel. Data UMKM yang berhasil dikumpulkan berasal dari 323 UMKM. IV. HASIL PENELITIAN UMKM yang menjadi objek penelitian ini adalah UMKM yang ada dalam binaan Pemerintah Kota Cimahi berjumlah 1.178 buah. UMKM dikelompokkan dalam 3 kluster yaitu kluster makanan, kluster kerajinan dan kluster fashion. UMKM yang menajdi sampel penelitian adalah UMKM yang telah dikelola selama 5 – 10 tahn, tapi dari sisi perijinan pada umumnya mereka belum mempunyai ijin usaha.Pengelola UMKM pada umum mempunyai tingkat pendidikan SD sampai dengan SMU. UMKM ini dikelola oleh keluarga sendiri termasuk pemilik dan karyawannya. Daerah pemasaran UMKM telah
menyebab keberbagai pelosok Jawa,Kalimantan, Sumatra dan bahkan ada yang sampai ke Malaysia dan Singapura. Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM diantaranya masalah pemasaran, tenaga kerja, sumber bahan baku, permodalan dan tehnologi produksi. Kinerja usaha pengelola UMKM dapat ditunjukkan dengan besarnya omzet penjualan, besarnya aset dan keuntungan bersih yang diperolehnya. Omxet penjualan per bulan yang diperoleh UMKM berada disekitar Rp. 10.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000. Sementar keuntungan bersih diperoleh berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 10.000.000/\. Besarnya aset yang dimiliki oleh UMKM berkisar antara Rp. 25.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000. Catatn yang diperoleh dari ketiga hal tersebut pada umumnya adalah taksiran saja karena pada umumnya UMKM belum mempunyai catatan akuntansi yang terstandar. Kreativitas dari para pengelola UMKM berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden atas pernyataan positif menunjukkan respon bahwa pengelola setuju atas indicator yang diteliti. Pengelola UMKM mempunyai kreativita syang tinggi untuk menghasilkan karya terbaik sementara hal yang kurang baik adalah kreativitas untuk membaca buku untuk menambah pengetahuan. Hal tersebut terjadi karena rendahnya motivasi untuk membaca buku dan keterbatasan waktu bagi para pengusaha UMKM. Namun dalam hal kemauan dalam bekerja sudah menjadi ciri dari pengusaha UMKM dalam mengelola usaha selalu ulet dan tekun dalam bekerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Motivasi usaha yang dimiliki pengelola UMKM mendirikan usaha adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sesuai dengan kenyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik menjadikan pengelola punya semangat yang tiggi untuk selalu berusaha mengembangkan usahanya. Dalam rangka meningkatkan kreatifitas mengelola usahanya, pengelola berusaha menghimpun data atau mengumpulkan informasi. Hal ini terbukti bahwa dari analisis angket yang ada pengelola berpendapat memerlukan informasi yang berkualitas yang bersumber dari dalam dan luar perusahaan. Walaupun demiian pengelola lebih percaya kepada dirinya untuk mengumpulkan dna mengolah informasi daripada menugaskan karyawannya mengolah data tersebut. Informasi yang dikumpulkan oleh pengelola pada dasarnya diguankan untuk mengambil keputusan dalam rangka pengelolaan usahanya. Keputusan yang diambil oleh para pengelola pada umumnya merupakan keputusan yang tepat dan cepat sehingga tidak banyak keluhan pelanggan yang tidak data dipecahkan. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat akan berdampak pada capaian kinerja usaha yang diharapkan. Pengelola akan selalu berusaha melakukan kreasi produk untuk menarik pelanggan, disilain kinerja usaha terkendala oleh pengalaman
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
karyawan yang rendah dalam mendukung kemajuan usaha. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha UMKM selalu berusaha untuk mengembangkan produknya dengan menambah kreasi produk yang dihasilkannya, namun masih belum memberikan penilaian terhadap pengalaman karyawannya sebagai bentuk apresiasi terhadap kemampuan karyawan dalam mendukung kemajuan usahanya. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi diketahui bahwa secara simultan variabel kreativitas, motivasi usaha dan pemanfaatan informasi memiliki kontribusi sebesar 19,1% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada kinerja pengambilan keputusan organisasi, sedangkan sisanya sebesar 80,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi usaha tidak mempengaruhi secara signifikan. Oleh karena itu dikeluarkan darimodel yang sedang diujikan. Dari hasil perhitungan Anova (uji F) terlihat bahwa secara simultan variabel kreativitas, motivasi usaha dan pemanfaatan informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja pengambilan keputusan organisasi yang ditunjukkan dari nilai P-value (sig.) 0,000 < Alpha 5% (tolak hipotesis nol dan terima hipotesis alternatif atau uji statistik F sudah signifikan). Persamaan regresi yang diperoleh dari analisis data dapat dirunuskan sebagai berikut : KPK= 0,167 K+ 0,293 PI+ Є1 Berdasarkan hasil perhitungan regresi untuk sub struktur yang kedua diketahui bahwa secara simultan variabel kreativitas, pemanfaatan informasi dan kinerja pengambilan keputusan memiliki kontribusi sebesar 49,8% dalam menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel kinerja usaha, sedangkan sisanya sebesar 50,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dari hasil uji Anova (uji F) terlihat bahwa secara simultan variabel kreativitas, pemanfaatan informasi dan kinerja pengambilan keputusan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja usaha yang ditunjukkan dari nilai P-value (sig.) 0,000 < Alpha 5% (tolak hipotesis nol dan terima hipotesis alternatif atau uji statistik F sudah signifikan). Pada hasil uji parsial terlihat bahwa variabel kreativitas dan pemanfaatan informasi secara statistik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja usaha yang ditunjukkan oleh nilai P-value (sig.) masing-masing lebih kecil dari Alpha 5% yaitu 0,000. Variabel kinerja pengambilan keputusan secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel kinerja usaha yang terlihat dari nilai P-value (sig.) sebesar 0,965 > Alpha 5% sehingga untuk variabel kinerja pengambilan keputusan di eliminasi dari model. Dengan demikian Persamaan sub struktur yang kedua menjadi seperti berikut KU=0,500 K +0,273 PI+ Є2
Dari tanda nilai koefisien (+), dapat dikatakan bahwa variabel kreativitas dan pemanfaatan informasi memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja usaha. Adapun pengaruh langsung dan tidak langsung serta pengaruh total dari tiap-tiap variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel kreativitas terhadap kinerja usaha: a. Pengaruh langsung variabel kreativitas terhadap kinerja usaha: 0,5 x 0,5 =0,25 atau 25% b. Pengaruh tidak langsung variabel kreativitas terhadap kinerja usaha melalui KPK= 0,167 x 0,5=0,0835 atau 8,35% c. Pengaruh total variabel kreativitas terhadap kinerja usaha = 0,25 + 0,0835 =0,3335 atau 33,35% 2. Untuk variabel motivasi usaha tidak dapat dihitung pengaruhnya terhadap kinerja usaha karena pada sub struktur yang pertama pengaruhnya terhadap kinerja pengambilan keputusan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan sehingga dieliminasi dari model. Demikian juga pengaruh tidak langsungnya melalui kinerja pengambilan keputusan tidak dapat diketahui karena kinerja pengambilan keputusan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. 3. Pengaruh variabel pemanfaatan informasi terhadap kinerja usaha: a. Pengaruh langsung pemanfaatan informasi terhadap kinerja usaha = 0,273 x 0,273 =0,074529 atau 7,45% b. Pengaruh tidak langsung pemanfaatan informasi terhadap kinerja usaha melalui kinerja pengambilan keputusan = 0,273 x 0,293=0,079989 atau 8% c. Pengaruh total pemanfaatan informasi terhadap kinerja usaha = 0,074529 +0,079989 = 0,154518 atau 15,45% Hasil analisis jalur dari hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :
Kreativi tas (K)
0,5 0,167
Motivasi Usaha (MU)
Pemanfaat an Informasi (PI)
Kinerja Pengambilan Keputusann (KPK)
Kinerja Usaha (KU)
0,2 73 0,29 3
Gambar 1 : Analisis Jalur
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan UMKM ditinjau dari aspek pemilik dan pengelola UMKM diantaranya adalah kreatifitas, pemanfaatan informasi dan kinerja pengambilan keputusan. 2. Faktor pendorong dan penghambatan pemberdayaan UMKM di Kota Cimahi adalah pemasaran, tenaga kerja, sumber bahan baku, permodalan dan tehnologi produksi. REFERENSI Azhar Susanto, 2004. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 3, Lingga Jaya, Bandung -------------------, 2008. Sistem Informasi Akuntansi : Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer, Edisi Perdana, Cetakan Pertama, Lingga Jaya, Bandung Bentley, Lonnie D. & Whitten, Jeffrey L. 2007. Systems Analysis & Design for the Global Enterprise. McGraw-Hill Irwin. Seventh Edition, New York Bernardin, John & Joyce A. Russel. 1993. Human Resource Management : An Experiential Approach. McGrawHill Inc.. Series In Management. New York. Dessy Irawati, 2006, MPRA Paper No. 5829, posted 20. November 2007 09:40 UTC Understanding The Triple Helix Model from The Perspective of the developing Country: A Demand or A Challange for Indonesian Case Study? Business School-Newcastle University. Greenberg, Jerald & Robert A. Baron, 2003, Behavior in Organizations. Eight Edition, Prentice Hall. New Jersey. Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske, 2003, Organization: Behavior, Structure, Processess, Eleventh Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of the America, New York, NY, 10020 Hanari Namawi, 2003, Kepemimpinan mengefektifkan Organisasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kerlinger, N. Fred. 2002. Foundation of Behavioral Research, Diterjemahkan oleh Landung R. Simatupang dan HJ Koesoemanto, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta Kusnendi.2005. Analisis Jalur, Konsep dan aplikasi Program SPSS & Lisrel 8, Cetakan Pertama, Badan Penerbit UPI, Bandung Kreitner, Robert, and Kinichi, Angelo, 2005, Organization Behavior, Irwin, McGraw-Hill, Boston. Loet Leydesdorff & Martin Meyer , 2006, Forthcoming in Research Policy vol.35, Triple Helix indicators of Knowledge – based Innovation Systems Introduction to the Special Issue, University of Amsterdam.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai, LP3ES Nicholas C. Wilson; David Stokes, 2005, Journal of Small Business and Enterprise Development, Managing creativity and innovation : The Challenge for Cultural Entrepreneurs, Kingston University. O’Brien, James A. & Marakas, George M. 2008. Introduction To Information Systems, Fourteenth Edition, MCGraw-Hill Irwin, New York Pabundu Tika, 2006, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara. Salusu J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta. Sugiama, A Gima. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen, Edisi Pertama, Guardaya Intimarta, Bandung Sugiyono,2009, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Cetakan Ketiga. Penerbit Alfabeta, Bandung Stoner, James A.F., Edward Freeman, Daniel R.Gilbert, 1995, Management, Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs., N.J. Robbins, P. Stephen, 2002, Essentials of Organizational Behavior, Prentice Hall International, Inc, New York. Yukl , A. Gary, 2005. Leadership in Organizations. Pentice-Hall. Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. Tatang Akhmad Taufik, 2010, Kemitraan dalam Penguatan Sistem Inovasi Nasional, Dewan Riset Nasional, Jakarta 2010. ISBN No. 978-9799017-24-6 Pola pembinaan UMKM ,
http://mfile.narotama.ac.id Pembinaan dan Kemitraan UKM, http://soemarno.multiply.com/tag/pemberdayaan (Manajemen Teknologi Agribisnis, Soemarno PSLP UB 2008) Pembinaan Wirausaha & UMKM dari http://www.scribd.com Biodata Penulis Elis Dwiana Ratna Murmi, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Manajemen Universitas Siliwangi, lulus tahun 1990. Memperoleh gelar Magister Pertanian (MP) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Heni Nurani Hartikayanti, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran, lulus tahun 1985. Memperoleh gelar Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
Bandung, lulus tahun 1997. Memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Euis Etty Suniati, Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1992. Memperoleh gelar Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2005. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7