:I^
\:?2
.ri
'"c
i LL\Z>
I' 'x'ti
MIVERSI
(jeketjasama den^an, #perhimpunan Hortikultura Indonesia - perhimpunan Agronomi Indonesia
-Terhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia
DAFTARISI I
Kata Pengantar
ii
Sambutan Rektor Universitas Brawijaya
iii
Sambutan Kepaia Litbang
ix
Sambutan Pengurus Pusat PERAGi Sambutan Pengurus Pusat PERHORTi
xii xiv
Sambutan Pengurus Pusat PERiPl
xvi
Seminar Nasionai 3 in ONE
xviii
Daftar isi
MAKALAH KOMiSi TEKNOLOGi PRODUKSi
Studi Popuiasi Laiat Buah pada Buah Pisang di Desa Waidi Kota Tidore
1-6
Kepuiauan Sami
Parameter Ketahanan Ubi Jaiar {Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap
7-14
Penyakit Kudis {Elsionoe batatas) dan Hubungannya dengan Penampiian
Agromorfoiogi
Anna Aina Roosda, Budi Waluyo, Talitha Wibisono, Agung Karuniawan
Kajian Aspek Ketahanan Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Penyakit Buiai (P. Maydis)
15-20
...
Eko Hary Pudjiwati, Kuswanto, NurBasuki, Anfin Noor Sugiharto Penaaruh Apiikasi Pupuk Hijau Orok-orok {Crotalaria juncea L.) dan Jumlah Bibit/Lubang Tanam pada Tanaman Padi {Oryza sativa L.) var.
21-29
CIBOGO
Titin Sumami. Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Dhinar Wahyu Lestan
Efektivitas Pupuk Organik pada Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering
30«^6
Masam
Afandi Kristiono, Subandi
Biofortifikasi Fe Padi untuk Mengatasi Kelaparan Tersembunyi (Kualitas Fisik dan Kandungan Gizi BesI Beras Galur-galur Padi Hasil Biofortifikasi Fe pada Tiga Dosis Pupuk K)
37-43
Pengaruh Bahan Oiganlk dan WaWu Pemberian Trtchoderma sp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat
44-52
Penorapan Biopestislda dan Kompos pada Tanaman Cabal dl Musim
53-57
Suwarto. Augustin, Bambang Rudianto
Mudii Santosa, Moch. Damam Maghfoer, Umi Masykuroh
e kSV/Ic Krismawati. Diding Rachmawati. Bicha E=« 1^-
Pastlsida Nabati Berbahan Aktif Aifa Eieostearic Acid
Eli Koriina, Andl Muhammad Amir, Iwa Tnsawa
Selektlvitas Insektlslda dan Fungtelda terhadap Perkembangan Jamur E^tomopatogen HIrsutella cttrifotmis secara In Vitro dan In Vivo Mutia Erti Dwiastuti. Muhammad Iqbal
XVlll
58-61
62-71
Pengaruh Waktu Inokulasi Penyakit Viroid Exocortis Jeruk (CEVd) Hasil
72-79
Koleksi terhadap Gejala dan Pertumbuhan Tanaman Mutia Erti Dwiastuti, Sri widyaningsih
Pemanfaatan Jamur Beauveria bassiana dari Isolat yang Berbeda dalam
80-84
Bahan Pembawa untuk Mengendalikan Hama Penggerek Bonggol Pisang {Cosmopolites sordidus)
Helvi Ardana Reswari, Dian Indratmi, Esa Robby SilmI A., Rina lestari
Pengendalian Penyakit Akar Gada {Plasmodiophora brassicae) pada Tanaman Saw! Daging Menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting
85-88
Rhizobacterium)
Diding Rachmawati, Baswarsiati, Gunawan
Respon Pemupukan N, K dan Tingkat Kepadatan Tanaman pada
89-98
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas {Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) yang Ditanam pada Musim Penghujan Nur Edy Sumlnarti
Poia Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru {Musa x
97-101
paradisiaca) Dan Pisang Mas Kirana {Musa acuminata) Pada Dua Ketinggian Tempat Yang Berbeda Defi An Susanti, Ullk Setiyobudi
Pengaruh Persaingan Gulma Kayu Apu {Pistia stratiotes L.) dan Dosis Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah {Oryza sativa
102-106
L.)
Husni Thamrin Sebayang, Setyono Yudo Tyasmoro, Randhy Isaac Sakanov
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi {Bra^ica
107-114
JunceaL.) pada Berbagai Media Tanam dan Nutrisi denganSistem Hidroponik Catur Wasonowati, Mustika Tripatmasari, Balia PenAfitasari
Pengaruh Waktu Panen terhadap Hasil dan Kualitas Biji Kacang Tanah
115-119
Herdina
Pratiwi, A. A. Rahmianna, Eriyanto Yusnawan
Aplikasi Azolla {AzoUa pinnata), Kayu Apu {Pistia stratiotes) dan Urea pada Tanaman Padi {Oryza sativa L.)
120-129
S. Y. Tyasmoro,H.T. Sebayang, M.Susanti
Penggunaan Bahan Organik Kompos dan Crotalaria juncea L. dalam
130-137
Upaya Peningkatan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Anggi Indah Yuliana, Titin Sumami, Sisca Fajriani
Respon Pertumbuhan Kedelai di Tanah Entisol terhadap Residu dan
138-144
Dosis Pupuk ZA Sutrisno, Henny Kuntyastuti, Abdullah Taufiq
Respon Berbagai Genotipe Kedelai terhadap Pupuk Posfor di Lahan
145-150
Gambut
Aslim Rasyad, Wardati
Kompatibilitas Awal Penyambungan pada Fase Bibit Antara Jarak Pagar {Jatropha curcas) danJarak Ulung {Jatropha gossyphifolia) IGM. Arya Parwata, Bambang B. Santoso
XIX
151-154
Pertumbuhan Jenis Mata Tunas pada Okulasi Beberapa Klon Tanaman Karet {Hevea brasiliensis Muell. Arg) Deby Kumiawati, MudjiSantoso, Eko Widaryanto
155-162
Penambahan Penyinaran untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kualitas iByui^ fPcitong Krisan {Chrysanthemum morifolium cvs. 'White Fiji' dan
163-170
'YcellQWfFiJi') Lilik Mufarrikha, Ninuk Heilina, Eko Widaryanto
Pengaruh Modifikasi Media Transplanting Plantlet Sedap Maiam
171-177
{Polyanthes tuberosa L). Varietas Roro Anteng PER. Prahardlnl, Amik Knsmawati
Studi Problematik Budidaya Tanaman Mawar (Rosasp.) Tina Yuliana Wahjanto, Lilik Setyobudi, Ninuk Heriina Poia Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru
178-185 (Musa
186-194
balbisiana cv. Agung Semeru) dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata cv. Mas Kirana) pada Ketinggian Tempat 850,950 Dan 1.050 Meter di Atas Permukaan Laut
Erma Yusnita, Lilik Setyobudi, Agus Suryanto
Studi Keberhasiian Grafting Tiga Kultivar Tanaman Durian (Durio
195-202
zlbethlnus Murr.) Secara Microskopis Ninuk Heriina, MudjiSantosa, Sulis Fitrianti
Evaluasi
Produktifitas 8 Varietas Jeruk Pamelo Unggul di Dataran
203-208
Rendah (KP KRATON 15 m.dpl) Emi Budiyati, Sakur
Peningkatan Kadar Kurkumin Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
209-214
Melalui Aplikasi Potasium pada Alfisol
Ellis NihayatI, Wisnu Eko Murdiono, TatikWardiyatI
Upaya Memperbaiki Kualitas Hasil Panon Tanaman Gandum Melalui
215-218
Aplikasi Citrat Sebagai Khelator Unsur Mikro
Nunun Barunawati, Wfenu E Murdiyono, Deffi Armita, Anna S Karyawati
Efek Pembungkusan Buah pada Pigmentasi Kulit Buah Mangga Hibrida
219-224
Syarif Husen, Kuswanto, Sumeru Ashari, Nur Basuki MAKALAH KOMISI PEMULIAAN TANAMAN
Hasil dan Kualitas Umbi Klon-klon Harapan Ubijalar Berkaroten di Tanah
225-233
Aluvial Pacet Mojokerto St A. Rahayuningsih, M. Jusuf, Wiwit Rahajeng
Keragaan Karakter Utama Klon-klon Harapan Ubijalar Ipomoea batatas L.
234-241
flam.)) I^ya Antoslanin atau p-Karotin pada UDHL di Kab. Malang dan Blitar
Tinuk Sri Wahyuni
Keragaan dan PotensI Bawang Merah Merah Varietas Rubaru sebagai 242-250 Varietas Unggul Nasional Asal Jawa TImur Baswarsiati, 2. Arifin, D. Rachmawati, N. Istiqomah
XX
Pengaruh Waktu Persilangan pada Stroberi {Fragaria x ananassa) Sweet
251-255
Charlie dan Festival secara Resipork
MmalunWmah', ChoirulAnam, M.MisbahulArifin, Fatimah Nursandi
Seleksi dan Uji Daya Hasil Galur-galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil Tinggi dan Umur Genjah Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Produksi Padi
256-263
di Lahan Kering
Dyah Susanti, Suprayogi, Ponendi Hidayat, Agus Riyanto, Siti Nurchasanah, NoorFarid, Suwarto, TotokAgung
Seleksi Galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil dan Berprotein Tinggi Agus Riyanto, Dyah Susanti dan Totok Agung Dwi Haryanto
264-271
Kajian Tingkat Keberhasllan dan Penibahan Karakter pada Hibrida Hasil
272-276
Persilangan Antar Spesies Vigna
Hery Haryanto, Lestari Ujianto, Astam Wiresyamsi Identiflkasi Tanaman Durian {Durio zibethinus Murray) Mirip Durian
277-282
Varietas Bido Kabupaten Jombang dengan Metode Isozim dan MorfologI Kenanga ArumNoviSaiasa, Sumeru Ashari, Ninuk Heriina
Seleksi Mutan Pertama (M1) Padi Hasil Radlasi Sinar Gamma 150Gray
283-288
Eries Dyah Mustikaiini, Maera Zasari, Kartika
Pemumian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekerlngan dan BerpotensI Hasil Tinggi
289-293
Zuyasna, Chairunnas, Efendi, Anfl/in
Identiflkasi Keragaman Genetik Aren Sumatera Utara Menggunakan
294-297
Primer OPD-12 dan OPD-16
Loliie Agustina P. Putri, M. Basyuni, Indna Eko Setyo Daya Hasil Galur-Galur Mutan Kacang Hijau Apri Sulistyo, Yuliasti
298-302
Ketahanan Galur Kedelai Tahan Masam Terhadap Kutu Kebul {Bemisia
303-311
tabaci Gennadius) AlfiInayati, Marwoto, Tantawizal, Heru Kuswantoro
Kriteria Seleksi yang Efektif untuk Menilal ToleransI Kacang Tanah
312-317
{Arachis hypogaea L. Merr.) terhadap Cekaman Kemasaman Lahan Trustinah, Astanto Kasno
Kedelai terhadap
318-321
EvaluasI Ketahanan Galur-Galur Harapan Kedelai Toleran Lahan Masam
322-327
Pertumbuhan
dan
Hasil
Galur-Galur
Harapan
Kemasaman Tanah
SitiMuzaiyanah, Henny K dan Kekerlngan terhadap Kepik Coklat Marida Santi YIB, Wedanimbi Tengkano
Seleksi Galur-gaiur Kedelai Tahan Soybean Mosaic Virus
328-334
Heru Kuswantoro, Mudji Rahaju, Apri SuHstyo
Potensi Hasil dan Mutu Buah Beberapa Kultlvar Salak Gulapasir pada Agroekoslstem Berbeda dl Ball
KSumantra, Sumeru Ashari, IN. Labek Suyasdi Pure
XXI
335-341
Variabilitas Kandungan Besi pada Bebar^):^^ Varietas Ubi Jalar di
342-348
Indonesia
Sri Umi Lestari, NurBasuki
Karakterisasi Morfo-Agronomis Kacang Bambara (Wgna Subterranea L.
349-357
Verde.) Asa! Jawa Barat
Noladhi Wicaksana, Hindur), Bud! Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan, Hakim Kumiawan
Pengkayaan Keragaman Genetik Kacang Tanah Melalui Akiinfiatlsasi
358-365
Varietas/Galur Introduksl Joko Pumomo
Produktivitas Beberapa Varietas/Klon Ubikayu di Lahan Kering Masam di
366-372
Lampung
Sri Wahyuningsih, Nila Prasetiaswati
Karakteristik Umbi dan Kandungan Kimia Ubi Jalar untuk Mendukung Penyediaan Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri Budi Waluyo, Noor Istifadah, Dedi Ruswandi, Agung Karuniawan
373-385
Adaptasi dan Stabilitas Hasil Galur-galur Padi Beras Merah Ampibi pada
386-391
TigaTipologi Tumbuh Berbeda di Pulau Lombok IGP Muliarta Aryana, Bambang B Santoso
Uji Daya Hasil Lanjutan Klon-klon Ubikayu untuk Varietas Adaptif Lahan
392-395
Kering Masam Sholihin
396-401
Pewarisan Karakteristik Polong dan Biji Kacang Tanah N. Nugrahaeni, L ZHasanah, J. Pumomo
Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Sawo {Acrhras zapota L.) di D.I.
402-406
Yogyakarta
Rudi Hari Muiti, Rozika, Setyastuti Purwanti, Sri Trisnowati
Keragaman Genetik Karakter Agronomis dan Karakteristik FIsiko-Klmla
407-413
Keragaman Genetik dan Heritabllltas pada Keturunan Hasil Persllangan
414-418
BIJI Kedelai HItam sebagai Bahan Baku AlternatifTempe Chindy Ulima Zanetta, Budi Waluyo, Agung Karuniawan
Antara Jagung Ketan Ddengan Jagung Manis
Idris, Uyek Malik Yakop, Lestari Ujianto, Karwati Zawani
Variasi Genetik, Heritabllltas, dan Kemajuan Genetik Ubijalar Berkadar
419-425
Beta Karoten TInggi Wiwit Rahajeng, St A. Rahayuningsih, M. Jusuf
Karakter Agronomi Hibrida-F1 Jarak Kepyar {Ricinus communis L.) Hasil Persllangan Kultlvar Lokal Beaq Amor dan Varietas HIbrlda China Bambang B. Santoso, IGP. Muliarta Aryana, IW. Sudika, IK DamarJaya
426-429
Karakteristik FIsik Polong dan BIjl Kacang Bambara {Vigna subterranea
430-435
(L). Verde.) Lokal
.
^
Hindun, Noladhi Wicaksana, Budi Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan
XXIi
Analisis Sidik Lintas Antara Komponen Hasil dan Hasil pada Tanaman
436-442
Tomat
Sri Lestari Pumamaningsih, Eko Widaryanto, Isnainim Mufarroha
Seleksi 90 Galur Harapan Kacang Panjang Berpolong Ungu Astrid Ika Paramitha, Cicik Septeningsih, Damanhuri, Kuswanto
443-453
Inkompatibilitas pada Persilangan Interspesies Stroberi {Fragaria x
454-481
annanassa, F.vesca, dan F.chiloensis)
Astrid Ika Paramitha, Damanhuri, Lita Soetopo, Sri Lestari Pumamaningsih MAKALAH KOMISI SOSIAL EKONOMI
Peran Komoditi Buah-buahan di Lahan Kering DAS Brantas Q. Dadang Emawanto, D. Hamowo
462-469
Pengkajian dan Diseminasi 5 Varietas Unggul Baru Inpari (Inbiida Pad! Sawah Irigasi) Speslflk SIstem Tanam Gogorancah di Nglmbang
470-476
Lamongan Sugiono, Eli Korlina
Peran RPL (Rumah Pangan Lestari) pada Ketahanan Pangan Rumah
477-480
Tangga Titiek Purhiati
Partlsipasi PetanI Dalam Usaha Penangkaran Benlh PadI dl Kota
481-485
Singkawang, Kalimantan Barat Pratiwi, Dadan Permana, Titiek Purhiati
Kajian Hukum Nomnatlf Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Upaya Perlindungan Varietas Tanaman Yang
486-496
Tersebar DI Berbagai Daerah Bambang Sudjito
Penlngkatan Pola Pangan Harapan Melalui Model Kawasan Rumah
497-503
Pangan Lestari (M-KRPL) dl Kabupaten Blltar Dini Hardini
Penerapan Usahatani Kedelal HItam di Kabupaten Madlun (Kasus pada iKelonquiik TanI "Marge Mulyo", Desa Samblrejo, Kecamatan Saradan,
504-511
Kabupaten Madlun, Kemltraan antara PT. Unilever Indonesia dengan PetanI) AmikKrismawati, Sri Zunaini Saadah
SIstem Wonotani pada Lahan 0,50 Ha/KK sebagai Model Upaya
512-519
Penlngkatan Pendapatan PetanI dan Pelestarlan Hutan Mudji Santoso MAKALAH KOMISI PASCA PANEN
Kajian Periakuan Pasca Panen terhadap Susut Bobot dan Umur Simpan Benih Bawang Merah (Alllum cepa Var. aggregatum) Eka Widiastuti, Evy Latifah
XXIIi
520-524
Presiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
STUDI KEBERHASILAN GRAFTING TIGA KULTIVAR
TANAMAN DURIAN {Durio zibethinus Murr.) SECARA MiCROSKOPIS Ninuk Herlina*, Mudji Santosa, Sulis Fitrianti Jurusan BP, Fakultas Pertanian, Unh/ersitas Brawijaya Malang *Email:
[email protected] ABSTRAK
Tujuan dari penelltian ini adalah untuk mendapatkan umur batang bawah yang dapat memberikan keberhasilan grafting tertinggi pada 3 kultivar tanaman durian. Penelltian dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Nurseri Fakultas Pertanian Unh/ersitas Brawijaya. Malang pada Mel -
September 2009. Rancangan yang digunakan adalah RAK faktorial, 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor 1 : umur batang bawah yang terdiri dari tiga taraf (2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan) dan faktor 2 . kultivar batang atas terdiri dari tiga taraf (Jingga, Sepanjang Musim dan Arab). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan umur batang bawah yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap saat pecah tunas, panjang batang atas umur 42, 56, 70 dan 84 hari setelah grafting
(hsg) dan persentase keberhasilan grafting pada 42, 56. 70 dan 84 hsg. Batang bawah umur 2 bulan memberikan saat pecah tunas tercepat, yaitu 15,09 hari, panjang batang atas (16,46 cm) dan persentase keberhasilan grafting (55.56%) yang lebih tinggi dibanding umur 3 bulan dan 4 bulan. Pengamatan secara mikroskopis pada jaringan vaskular (floem dan xilem) dan batang atas menunjukkan ada pengaruh nyata terhadap panjang batang atas dan persentase keberhasilan grafting.
Kultivar Arab menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kultivar Jingga^ Kultivar Arab d^^
Jingga menghasilkan panjang batang atas dan persentase keberhasilan grafting lebih tinggi dibanding Sepanjang Musim.
Kata kunci: grafting, durian, umur batang bawati, kultivar batang atas dan pengamatan mikroskopis PENDAHULUAN
Peimintaan terhadap buah durian di pasaran dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,
pada tahun 2005 impor durian sebesar 11.351,43 ton sedangkan tahun 2006 meningkat menjadi 16.334,24 ton (Ditlen Hortikuitura, 2009). Bibit unggui merupakan syarat ut^a untuk rronunjang
pengembangan tanaman durian. Perbanyakan v^etatff mempakan ^ajah s^" ^n untak mernpereieh bibit unggui, meskipun tanaman durian dap^ pula ^rbanyak secara generatif. Saiah
satu Sra yang digunakan daiam perbanyakan vegetatif adalah graftrng yartu menggabungkan bateng bawah dan bLng atas dari tanaman yang berbeda sehrngga tercapar kombrnasr yang akan tumbuh
menjadi ten^ai^tem^^
cara grafting sering mengalami kegagalan. Berdasarkan
hasii penSb^?i^tanaman durian hasil grafting ^besar 25^ (Kusumo ef a,., 1992). Grafting
yang ^lakukan petani dengan umur batang bawah 7-12 buian trdak sedrk. pula yang mengato, kegagalan. Saiah satu penyLb kegagalan grafting
batang atas yang kurang tepat. Pemiiihan t^ng bawah berkartan dengan pertumbuhan tanaman . j. .. . Pemiiihan batang bawah dan batang atas sebeium penyambungan menj^r tjag.an yang panting, agar batang bawah dan batang atas bisa terus mentor perpad^n yang kekal, sebaiknya dipiiih batang atas dan batang bawah yang masih mempunya, hubungan brtan, yang dek^ misainya arTtar varietas (Andriance dan Brisson, 1967). Penyambungan antara kultrvar b^ang ^as dengan batang bawah yang tidak sesuai akan menghasilkan bibit yang merapunya, pertmbuhan lOT^, seianfutnya bibit hasii sambungan akan mad. Upaya yang ditakukan untuk -^enrngtetkan kete^as. an penyambungan yaitu dengan memperhaUkan faktor4aktor yang berperigaruh terh^, keh^as.lan
dimana tratang bawah tterada pada kondisi aktif tumbuh.
grafting diantaranya umur batang bawah dan keserasianantar kultrvar. Oleh karena rtu, periu driakukan 195
Prosiding SeminarNasional 3 inONE Maiang, 21 Agustus 2013
peneiitian tentang penggunaan umur batang bawah dan macam kultivar batang atas pada grafting tananan durian.
Tujuan peneiitian ini adalah untuk mendapatkan umur batang bawah yang dapat membenkan keberhasiian grafting tertinggi pada 3 kultivar batang atas durian. BAHAN DAN METODE
Peneiitian dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis (UP-p Nurseri Fakultas Pertanian Unh/ersitas Brawijaya, Maiang (505 mdpi) dengan suhu rata-tata 25 Cdan kelembaban 79,4 pada bulan Mel sampai September 2009. Alat-alat yang digunakan tendin dan polibag ukuran 20 x25 ot, silet, gunting pangkas, sungkup komunal, sungkup plastik, ne^film, penggans, a e'
sprayer, mikr
kultivar Jingga, Sepanjang Musim dan Arab, media tanam sekam bakar dan tanah (1^1), pupuk ZA,
peaisida Anvil dan Dithane M^5 , kertas tissue, dan acetocarmin yang berfungs. sebaga, pewama
janngan.
merupakan percobaan faktorial menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
dan diulana 3kah pLLi umur atas amdiulang 3kali. Fakl^. urnur obatang9 bawah (2 ,3dan 4bulan) dan faktor II: kultwar batang pan^gng Jingga, Sepanjang Musim dan hasil pengamatan dianalisis dengan
m^gunf^n perlakuan yang nyatatanaman dilanjutkanyangdengan menggunaKan aTaliste anaiisis mgt ragam danlS"^^^^^^^ ua k Hiiakukan P-9-h denaan mengamati anngan telah u,i ^ 5%. Pengamatan
h'g (akJpembentuL Lus, dimana luka bekas
digrafting dengan menggunakan mikroskop ^da 8hsg^a^^^ P penyambungan telah tertutupi
^^
Pengamatan dllakukan dengan cara membuat irisan «• —- -
dil£dcukan pemotretan tepat pada titik sambungan. hasil dan pembahasan
InteraksiAntara Umur Batang Interaksi antara faktor urriur batang
batang atas terhadap pertumbuhan bibit ^ ^ dan 3menunjukkan bahwa tidak
durian tidak tenadi pada sernua parameter
teijadi interaksi antara faktor pe a
teriadi interaksi antara umur batang bawah dan
Gambar 1menunjukkan umu
vang lebih tinggi dari pada umur 3 dan 4 bulan.
pefsentase keberhasiian grafting. persentase hidup hasil grafting durian dari masingkultivar batang atas namun dan sisi digrafting dengan perlakuan umur batang bawah masing kultivar menunjukkan hasil yang berbeda biia aigranmg a (C^bar 1). ^2bulan yang digrafting dengan kultivar Jingga dan
Ar^ mempunyai persentase 1 Kultivar Sepanjang Musim yang digra g pengamatan (28 hsg) menunjukkan
batang bawah umur 2. 3dan 4bulan sejak awal . ^ggUan yang rendah dibandingkan kultivar Jingga gn batang bawah umur 3dan 4bulan tetjadi
dan Arab. Kultivar Sepanjang Musim yang g 56 - 84 hsg kultivar Sepanjang Musim yang pemjrunan yang tajam setelah 42 hsg. menaalami kematian (persentase keberhasiian 0%). digrafting dengan batang bawah umur apakah penurunan persentase hidup yang tajam Dibutuhkan peneiitian dan pengamatan disebabkanoleh umur penyambungan mengmgatsuhupaaa sc. r.penyambungan tiap perlakuan umur batang bawah berbeda.
196
Prosiding Seminar Nasional 3 In ONE Malang, 21 Agustus 2013 'jrrftftrara-'
2t!riten, Kigga
fJfj.OO
2 bulan, S.Miisnn
80.00
70.00
2 bulan, Arab
60.00 bU OO
3 bulan,
30.00
3 bulan, S.Miisiin
20.O0
3 bulan, Arab
10 oo u
OIJ
4 bulan, Jingga -it.
/.S
/(>
<S4
4 bulan, S.Musim
Umur (Hari Setelah Grafting) 4 bulan, Arab
Gambar 1. Persentase Keberhasilan Grafting pada Berbagai UmurPengamatan label I.Saat Pecah Tunas akibat Perlakuan Umur Batang Bawah dan kultivar Batang Atas Umur Batang Bawah
Saat Pecah Tunas
Kultivar
Saat Pecah Tunas 20.22
20.22
(Hsg)
(Hsg) 2 Bulan
15.09 a
Jingga
3 Bulan
20.35 b
Sepanjang Musim
4 Bulan
26.90 c
Arab
21.89
BNT 5%
3,68
BNT 5%
Tidak nyata
Keterangan :Angka yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Pengamh Umur Batang Bawah Terhadap Ket)erhasilan Grafting Durian Grafting merupakan penggabungan antara dua jenis tanaman, yaitu batang atas dan batang bawah yang berbeda akan tumbuh dan berkembang menjadi cabang, tunas dan produksi buah yang tinggi dengan kualitas yang baik. Keberhasilan grafting bibit durian antara batang bawah dan batang atas dapat dilihat dari hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu. saat pecah tunas,
panjang batang atas serta persentase keberhasilan grafting. Umur batang bawah berpengaruh nyata terhadap saat pecah tunas dan panjang batang atas (Tabel 1dan 2) Perlakuan umur batang bawah berpengaruh nyata terhadap panjang batang atas pada umur 42 -84 hsg. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan batang bawah umur 2 bulan memberikan hasil saat pecah tunas tercepat yaitu 15,09 hsg. Hal ini karena batang bawah yang lebih muda sel-selnya sedang berada
dalam keadaan aktif membelah, dimana batang bawah masih hijau dan lunak. Disamping itu, tanaman
yang masih muda juga memiliki kandungan hormon auksin yang tinggi, yaitu hormon yang berperan
dal^ pembentukan kalus (Islam at at., 2003). Kalus merupakan kumpulan sel-sel parenkim yang akan
membentuk jaringan parenkim yang berfungsi menutup luka (Ashari, 1999). Selain itu, auksin berperan pula pada diferensiasi xilem dan floem. Keadaan batang bawah yang sedang aktif membelah dan kandungan hormon auksin yang tinggi ini akan mempercepat proses penyembuhan luka dan mempercepat pertautan antara batang atas dan batang bawah. Semakin cepat proses pertautan dan penyembuhan luka maka semakin cepat proses transportasi hara dari batang bawah menuju batang atas yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Teijalinnya hubungan antara xilem batang atas dan batang bawah ini akan mempengaruhi pertumbuhan tunas (Esau, 1965). Martias etat (1997) dalam penelitiannya menjelaskan pada saat pecah tunas diperlukan energi yang berasal dari asimilat yang dihasilkan batang bawah Jadi semakin baik pertumbuhan batang bawah, ditunjang dengan mata tunas yang masak akan mempercepat saat pecah tunas. Cepatnya saat pecah tunas berpengaruh pula terhadap panjang batang atas, panjang batang atas tertinggi dihasilkan pada perlakuan batang bawah umur 2bulan (Tabel 1) Semakin cepat saat pecah tunas maka akan semakin panjang pula batang atas yang dihasilkan Tunas yang lebih cepat tumbuhnya akan memulai pertumbuhan lebih dahulu sehingga 197
Presiding Seminar Nasional 3 inONE Malang, 21 Agustus 2013
menghasilkan panjang tunas yang lebih panjang dan jumlah daun yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tanaman lain yang pecah tunasnya lebih lambat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Islarn et al (2003), Yuniastuti et al (1997a) dan Hidayat (2007) dimana saat pecah tunas tercepat akan menghasilkan panjang batang atas tertinggi. Dari hasil penelitian, hasil pertautan sambungan yang baik akan menyebabkan pertambahan panjang tunas dari tanaman tersebut (Mess. 1975 dalam Baswarsiati eta!., 1997).
Paiqaiq Batai^ Atas (cm) 28 hsg 10.89 (2.38) 10.37 (2.37) 10.05 (2.09)
Perlakuan 2 Bulan
3 Bulan 4 Bulan
12.45 (2.50c) 10.76 (2.03b) 9.23 (1.37a)
12.63 (2.58b) 12.18 (1.60a) 7.31 (1.15a)
13.73 (2.64b) 13.37 (1.51a) 7.79 (1.11a)
16.46 (2.73b) 14.00 (1.50a) 7.98 (1.12a)
0.40
0.47
0.50
0.50
tn
BNT 5%
10.51 (2.49b) 10.23 (1.94a) 10.57 (2.48b)
Jingga S. Musim
1Arab
84 hsg
70 hsg
56 hsg
42 hsg
11.60 (2.17b) 9.36 (1.47a) 11.49 (2.27b)
13.31 (1.88b) 6.46 (1.22a) 12.34 (2.22b)
16.46 (2.73b) 7.88 (1.16a) 14.36 (2.25b)
13.73 (2.64b) 13.37 (1.51a) 13.19 (2.19b)
0.50
n
0.40
BNT 5%
Keterangan: Angka yang didampingi huruf yang sama pada urnur yang sama menunjul^n ooaK berbeda nyata pada uji BNT 5%, data dilransfonnasi dengan cara VX+ 0,5
Tabel 3. PereentaseKebertiasilan Grafting akibatPeriakuan Urnur Batang Bawah dan Kultivar Batang Atas Perlakuan
Persentase <eberhasilan C5rafting (%)
70 hsg
82 hsg
60.00 b
58.89 b
32.22 a
27.78 a
55.56 b 26.67 a
16.67 a
14.44 a
14.44 a
17.22
17.30
15.89
35.56 b 14.44 a 46.67 b
28 hsg
42 hsg
56 hsg
2 Bulan
63.33
3 Bulan
65.55
61.11 b 50.00 b
4 Bulan
54.44
25.56 a A A CM
BNT 5%
tn
Jingga
52.22 b 28.89 a
38.89 b 18.89 a
17.78 a
Sepanjang Musim
65.56 b 48.89 a
35.56 b
68.89 b
55.56 b
BNT 5%
16.02
14.99
51.11 b 17.22
47.78 b
Arab
rvcieiaiigciii . rviiyivci
15.89
17.30
ijukkan tidak
isaHa umur var to sama menur
-i—
berbeda nyata pada uji BNT 5 % tanaman memilikipada kemampuan dan hidup yang Pertumbuhan yang teik.. m««„^hahkan y dicenninkan persentasetumbuh kebertiasilan grafting,
hnggi. Kemanrpoan f 2 bulan membetikan persentase kebertiasilan ,_:nnva vaitu 55 56%, batang bawah umur 3 bulan grafting yang lebih tinggi dan ^.,4440/, penurunan persentase hidup grafting yang cukup
Tabel 3 menunjukkan perlakuan bat g 26,67% dan batang bawah umur
besarteijadi pada perlakuan batang
•
^ bulan pada umur pengamatan 42 dan 56 hsg.
menielaskan, penyambungan mangga dengan batang
Yuniastuti et al (1997b) J^" kebertiasilan pembibitan mangga dibandingkan dengan ^ah yang lebih ^"^"^^rtiasilan penyambungan kelengkeng ditentukan oleh umur batang liatang bawah yang lebih tua. * dihasilkan di dalam jaringan batang suatu tanaman b^ah, Semakin tua ^"^^^han umur lanam tersebut (Ayuningtyas, 2008). Selain itu, akan berkurang seinng dengan .^aban udaia khususnya pada slang hart diduga juga faktor lingkungan diantaranya suhu d
tanaman durian. Pada bulan Mei (penyambungan
berpengaruh dalan, ^nta^ S^^r^aCS^inan sekitar 30-33°C dengan kelembaban sekitar umur batang bawah 2bulan) Kead^ t^ediaJan grafting yang lebih tinggi dari pada batang bawah
80% sehingga didaj^kan
bulan Juni dan Juli. Pada saat
umur 3 dan 4 bulan yang disambung masing-mabiny y 198
ProsidingSeminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
penyambungan batang bawah umur 3 bulan suhu slang 33-35°C dangan kelembaban udara yang cukup rendah khususnya pada minggu awal penyambungan, 2 minggu setelah penyambungan suhu mengalami peningkatan menjadi 37-38''C, kemudian teijadi penurunan kembali rndjacli 9* Fluktuasi suhu yang cukup tinggi yang terjadi selama penyambungan disertai kelembaban yang reig^if rendah diduga mempengaruhi persentase keberhasiian grafting pada periakuan umur batang bawah 3
bulan. Begitu pula pada batang bawah umur 4 bulan, pada saat awal penyambungan suhu slang cukup
tinggi teriebih pada saat 3minggu setelah penyambungan, yaltu 34-38°C disertai dengan kelembaban
yang rendah sekitar 67% sehingga batang bawah umur 4 bulan mengalami penurunan persentase keberhasiian yang tajam pada pengamatan umur 42 hsg khususnya kultivar Sepanjang Musim yang mengalami kematian pada umur 56 hsg (0%).
Suhu yang tinggi menyebabkan batang atas lama-kelamaan menjadi layu, coklat dan kering karena batang atas banyak mengalami transpirasl. Hartmann dan Kester (2002) menjelaskan sujiu berpengaruh pada produksi jaringan kalus. Suhu optimum pada grafting tanarnan mangga 24-28 C. Produksl kalus tanaman mangga toleran terhadap suhu tinggi yang mencapai 38 C dan penyatuan
jaringan teijadi dalam waktu 20 hari. Suhu yang tinggi (> 38 C) pada grafting tanaman mangga menyebabkan kematian jaringan kalus. Suhu udara berpengaruh terhadap tanaman melalui proses
metabolisme dalam tubuh tanaman yang tercermin dalam berbagai karakter seperti l^u pertumbuhan
tanaman. pendewasaan atau pematangan jaringan atau organ tanaman. Respon tanaman terhadap suhu juga bebeda-beda tergantung_kepada jenis tanaman, verietas, tahap pertumbuhan tanaman dan
macam organ atau jaringan. Jaringan atau organ yang masih muda biasanya lebih tidak tahan ^
pada organ tua. Hal ini berkaitan pada kadar air pada organ tanaman tersebut (Sugrto, 1999). Jumin (1989) menambahkan bila suhu udara meningkat, l^u transpirasl meningkat, tingkat kerusakan akibat suhu tinggi. lebih besar pada jaringan yang lebih muda. karena terjadi denaturasi protoplasma (dehidrasi) Suhu tinggi (di atas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacaukan ams respirasi dan absortsi air. Blla suhu udara meningkat maka laju transpirasl juga akan meningkat^Kelayuanakan teijadi blla laju absorbsl air terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler. Hartmann dan Kester (2002) menjelaskan bahwa kelembaban udara yang rendah dapat menghambat prc^s pembentukan kalus. Air merupakan salah satu baglan terpenting dalam pro^s dibutuhkan dalam pembentukan jembatan kalus antara batang aas dan batang tewah. Kelembaban yang optimal sangat dipeilukan dalam pertumbuhan b.bit dunan. terutama pada saat tenad.nya pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pengaruh KultivarBstsng Atas Terfisdsp Keberhasilsn Grafting • ut-j t, • uu Pengamatan saat pecah tunas pada kultivar batang atas secara terpisah tidak menunjukkan
perbedaarvrnq nyata (label 1). Hal ini diduga karena kemampuan pecah tunas dan ketiga kultivar
tersebut sama yaL batang atas yang digunakan pada penyambungan adalah batang atas yang doman Karena yangnatisudat, telahpenyambungan tegadi perubahan metalwirt , ^ batang L Han Dalampecah hasil tunas penelitian mangga, batang yaitu atas macam TulWar batang atas walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam parameter ^Tm^ri^T^Munas teta'pl panjang batang atas dipengaruhl ol^ kultKrar ^ang atas.
*bu"haSng l^ZaLta, ada yang cepat dan lamb^ dt^pat pembibftan. Hidayat (2007)
Lnambahkan varietas yang mempunyai pertumbuhan cepat berarti mempunyai respon yang tinggi terhadap faktoi^ lingkungan seperti sinar matahari. suhu. kelembaban dan penyerapan hara dan batang bawah Diduga tanaman tersebut mampu memanfaatkan faktor tumbuh s^re maksimal dan l^rh efisien untuk melakukan proses-proses flsiologisnya, sepert, totes,ntesrs, transpu^r, dan
pembentukan hormon^rormon pertumbuhan yang berperan dalam pernanjangan tunas. Has,I akh,r proses fisiologis yang berupa karbohidrat dan energi bermartfaat bag, pertumbuhan tan^an termasuk
Ljang tunas. Martias ef at (1997) menjelaskan okulas, pada vanetas batang atas rambutan
berpengaruh nyata terhadap panjang tunas dan Jumlah daun. Panjang tunas dan J™'ah daun dipengaruhl oleh varietas batang atas yang digunakan sebaga, entres. Yunrastust, e( al (1997a), 199
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
menjelaskan bahwa bibit anggur hasil sambungan batang atas dan batang bawah akan dipengaruhi o»eh varietas. Pada label 2 teriihat panjang batang atas kuitivar Sepanjang Musim mengalami penurunan pada pengamatan 42 dan 56 hsg. Hal in) disebabkan karena pada batang bawah umur 4
bulan yang dlsambungkan dengan batang atas kuitivar Sepanjang Musim mengalami kematian pada semua ulangan.
Terdapat perbedaan dalam persentase keberhasilan grafting dengan menggunakan 3 macam kuitivar batang atas (Tabel 3). Kuitivar Sepanjang Musim memberikan persentase keberhasilan grafting yang lebih rendah darl pada kuitivar Jingga dan Arab, yaitu sebesar 14,44%. Kuitivar Jingga dan Arab menghasilkan persentase keberhasilan grafting yang tidak berbeda nyata. Perbedaan persentase keberhasilan grafting dengan batang atas yang berbeda menunjukkan bahwa setiap jenis batang atas
mempunyai keserasian yang berbeda dengan batang bawahnya. Ketidakserasian dapat disebabkan karena perbedaan anatomi dan sebab fisiologis. Tingkat keberhasilan bibit sambungan sangat
tergantung dari hubungan kekerabatan atau kedekatan genetis dan tidak semua jenis (varietas) tanaman mempunyai respon yang sama bila disambung dengan semua jenis batang bawah. Penyambungan antara varietas batang atas dengan batang bawah yang tidak sesuai akan menghasilkan bibit dengan pertumbuhan lambat, selanjutnya bibit hasil sambungan akan mati (Baswarsiati et al., 1995 dalam Yuniasuti etal, 1997a). Rendahnya persentase keberhasilan dan
panjang batang atas kuitivar Sepanjang Musim diduga karena kuitivar Sepanjang Musim yang memiliki karakter dapat berbuah terus-menerus. Tanaman yang sedang berbuah akan mempengaruhi kualitas batang atas, hal ini disebabkan karena hasil fotosintat tanaman dikonsentrasikan ke pembentukan dan
pemasakan buah, dari pengamatan destruktif teriihat jarlngan batang atas dan batang bawah lambat
berlaut dibandingkan dengan kuitivar Jingga dan Kuitivar Arab (Gambar 2,3dan 4).
Pembagian hasil asimilasi biasanya diberikan ke daerah pemanfaatan yang terdekat dengan sumber. Sepanjang masa pertumbuhan vegetatif akar, daun, dan batang merupakan daerah-derah pemanfaatan yang kompetltif dari hasil asimilasi tetapi setelah pembungaan daerah pemanfaatan
reproduksi berubah menjadi sangat kuat, yang membatasi pembagian hasil asimilasi untuk pertumbuhan daun, batang, akar tambahan (Gardner et a!., 1991). Terjadinya penurunan persentase
keberhasilan sambungan pada kuitivar Sepanjang Musim (Tabel 3) juga disebabkan karena kematian pada batang atas walaupun sudah melewati tahap pecah tunas. Setelah penyambungan dilakukan mala tunas akan tumbuh menjadi daun dan berubah dengan cepat sehingga batang atas kehilangan
s^umlah kandungan air yang cukup besar sebelum sambungan bertaut sempuma. Kegagalan terjadi karena pada sambungan yang tidak kompatibel, pembuluh tidak berlanjut menjadi xilem oleh jaringan parenkim. Xilem yang tidak normal inilah menyebabkan translokasi hara dan air untuk mendorong pertumbuhan batang atas menjadi terganggu dan akhimya menyebabkan kematian pada tunas batang atas. Kegagalan tumbuhnya mata tunas yang diakibatkan oleh mengeringnya tunas yang disebabkari oleh pertautan antara batang atas dan batang bawah yang kurang sempuma merupakan pertanda awal terjadinya gejala inkompatibilitas (Hartmann dan Kester, 2002). Pengamatan Secaral^lkroakopis
Pengamatan ^ra mikroskopis terhadap pertautan jaringan nampak pada umur pengarratan
8 hsg teriihat bahwa kalife sudah mulai muncul tetapi belum memenuhi bidang pertautan. Gambar 2
menunjukkan periakuan umur batang bawah 2bulan kalus sudah hampir menutupi cdah antara tetang atas dan batang bawah dari pada batang bawah umur 3bulan (Gambar 3) dan 4bulan (Gambar 4). Munculnya kalus dari batang bawah maupun dari batang atas, merupakan tahap awal dan proses pertautan jaringan. Hartf#ann dan Kester (2002) menjelaskan pada penyambungari tanaman, pemotongan bagian tanalrn^n menyebabkan jaringan parenkim membentuk kalus. Kalus-kalus tersebut sangat berpengaruh pada proses pertautan sambungan. Mekanisme terjadinya proses pertautan antara batang atas dan batang bawah sebagai berikut. Lapisan kambium masing-masing sel tanaman bark batang atas dan batang bawah membentuk kalus berupa sel-sel parenkim. Sel-sel parenkrm dan batang bawah dan batang atas masing-masing saling kontak menyatu dan selanjutnya membaur.
Pada umur 20 hsg, hampir semua periakuan kalus sudah menunjukkan adanya diferensiasi
walaupun masih ada yang belum bertautao secara sempuma yaitu pada batang bawah umur 4 bulari (Gambar 4). Sel-sel parenkim yang terlaentuk akan berdiferensiasi membentuk kambium sebagai 200
Prosiding Seminar Nasional3 in ONE Malang, 21 Justus 2013
lanjutan dari lapisan kambium batang atas dan batang bawah yang iama. Dari lapisan kambtum akan membentuk jaringan pembutuh sehlngga proses translokasi hara dari dari batang bawah dan batang atasdan sebaliknya untuk hasil fotoslntesis dapat beriangsung kemball (Hartmann dan Kester, 2002).
Gambar 2. Irisan melintang bibit durian hasil grafting perlakuan
batang bawah umur 2 bulan pada pengamatan 8 dan 20 hsg, berturut-turut adalah Jingga, Sepanjang Musim dan Arab (A :
batang atas. B : batang bawah, a : Kalus, b : Xilem dan c : Floem)
Gambar 3. Irisan melintang blbit durian hasil grafting perlakuan
batang bawah umur 3 bulan pada pengamatan 8 dan 20 hsg, berturut-turut adalah Jingga. Sepanjang Musim dan Arab (A :
batang atas, B : batang bawah, a : Kalus, b : Xilem dan c : Floem)
Gambar 4 Irisan melintang bibit durian hasil grafting perlakuan
batang bawah umur 4 bulan pada pengamatan 8 dan 20 h^,
berturut-turut adalah Jingga. Sepanjang Musim dan Arab (A :
batang atas, B: batang bawah. a ; Kalus, b : Xilem dan c : Floem)
Dari pengamatan jaringan teriihat pertakuan penyambungan yang menggunakan tetang bawah
2bulan meng^^i pertautan yang lebih cepat bila dibandingkan l^rlakuan yang lamnya, Hal ,n, karena ^-«l dari batang l»wah umur 2bulan masih dalam keadaan aktrf membdah dan honnon yang masth
tinggi sehlngga dapat membantu dalam penyatuan antara batang atas dan batang tawah. Bams
(2M3), merllskan batang bawah lebih berperan dalam membentuk kalus dan pembentukan kalus
sangat dipengaruhi umur.
Prosiciing Seminar Nasional 3 In ONE Maiang, 21 Agustus 2013
KESIMPULAN
1. Perkembangan persentase keberhasllan grafting kultivar Arab, Jingga dan Sepanjang Musim menunjukkan hasll yang berbeda apablia digrafting dengan batang bawah umur 2. 3 dan 4 bulan
2. Batang bawah umur 2 bulan mengalami pertautan yang lebih cepat bila dibandingkan umur 3 dan 4 bulan. Batang bawah umur 2 bulan mempunyai saat pecah tunas tercepat (15,09 hsg), panjang batang atas tertinggi (16,46 cm) serta memberikan persentase keberhasllan grafting tertinggi (55,56%).
3. Kultivar Jingga dan Arab menghasilkan panjang batang atas dan persentase keberhasllan grafting yang lebih tinggi dibandingkan dengan Sepanjang Musim. DAFTAR PUSTAKA
Amidriance, G.V. and F.R. Brison. 1967. Propagation of Horticultural Plants. Tata Mc Graw Hill Publishing Company Ltd. NewDelhi, p.148-169. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Ul Press. Jakarta, p.147-157.
Ayuningtyas, V. 2009. Pengaruh Panjang Batang Atas dan Perbedaan Ukuran dan Diameter Batang Terhadap Keberhasllan Teknik Sambung Gelah Bibit Kelengkeng {Nephelium longata L.). FP UB. Maiang.
Barus, T. 2003. Peranan Batang Bawah Terhadap Batang Atas pada Penyambungan Tanaman Buahbuahan. IPB. Bogor. p.1-4.
Baswarsiati, E. P., Kusumainderawati, N.I. Sidikdan Rebin. 1995. Studi Kompatibilitas Berbagai Batang Bawah dan Batang Atas pada Perbanyakan Anggur dengan Cara Sambung. Jumal Hortikultura. 5(2): 36-40.
Diqen Hortikultura. 2009. Program Pengembangan Durian. Direktorat Jenderal Hortikultura. Jakarta. Esau, K. 1967. Plant Anatomy. JohnWilley and Sons Inc. New York, p.304-305. Gardner, F. P., R. B. Pierce dan R. L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Ul Press. Jakarta, p. 75-85.
i Hartmann, H.T. and D.E. Kester. 2002. Plant Propagation Principles and Practices. Prentice Hall. New Delhi. India. p.412-454.
IHidayat, R. 2007. Kajian Stadia Tumbuh Entres Terhadap Pertumbuhan Beberapa Jenis Bibit Mangga Sambungan. Presiding Seminar Nasional Hortikultura. 39-47.
iJumin, B.H. 1989. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Rajawali. Jakarta, i 'slam. M.M.. M.A. Haque dan M.M. Hossain. 2003. Effect of Age Rootstock And Time of Grafting on Success of Epycotil Grafting In Jackfruit {Artocarpus heterophyllus L.). Asian Journal of Plant Sciences 2(14): 10471051. Diakses 31 Januari 2012
Kusumo, S., Y. Sugita dan N. Solvia. 1992. Tempat dan Cara Perbanyakan Durian. Jurnal Hortikultura.
2('l): 23-26. I^^rtias, I. Sutarto dan S. Hadiati. 1997. Keserasian Jenis Batang Bawah dengan Batang Atas j
Rambutan Komersial. Jumal Hortikultura.7(1) 524-429.
!Pusat Penelitian Bioogi LIPI. 2005. Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio {Durio spp.) di Indonesia. 11 (1): 28-33.
ISiijigito, Y. 1999. Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Maiang. p. 43-47. ! Utomo, G.S.A. 2010. Karakterisasi Morfologi Klon Durian (Durio Zibethinus Murr.^ Lokal Berpotensi
'
Unggul di Kecamatan Kasembon. Skripsi Program Studi Hortikultura. FP UB. Maiang. p.17-50. Wudianto R 1989 Membuat Setek, Okulasi dan Cangkok. PenebarSwadaya. Jakarta, p. 76-119.
Yuniastuti, S., D.D. Widjajanto, A. Suryadi dan E. Srihastuti. 1997a. Teknik Top Woriring pada Anggur dengan Menggunakan Beberapa Varietas Batang Atas. Jumal Hortikultura. 7(1): 530-535. Yuniastuti, S., T. Purbiati, D.D.Widjaganto dan L Amalia. 1997b. Pengaruh Teknik Sambung/Tempel Terhadap Keberhasilan Top Working Mangga. Jumal Hortikultura. 72 : 631-634.
202
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN Jl.Veteran Malang - 65145. Indonesia NomorTetepon:+62-034l-57047l.569984 Fax:^2-0341-575846 Email:
[email protected] Wsbsits : hopW: bp.uh.acid
SURAT TUGAS Nomor: 342.A/UN.10.4/BP/KP/2013
Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di lingkup staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Perteinian Universitas Brawijaya, maka Ketua Jurusan menugaskan kepada staf pengajar Jurusan Budidaya Pertanian : Nama NIP
: Ir. Ninuk Herlina, MS ; 19630416198701 2 001
Untuk mempresentasikan hasil penelitiannya pada Seminar Nasional 3 In ONE, tanggai 21-22 Agustus 2013 dengan judul:
1. Stud! Keberhasilan Grafting Tiga Kultlvar Tanaman Durlan {Durio zibethinus Murr.) Secara Mikroskopis, Oleh : Ninuk Herllna, Mudji Santosa dan Sulis Fltrlanti
2. Identlfikasi Tanaman Durlan (Durio zibethinus Murray) MIrip Durlan Varietas Bido di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dengan Metode Izosim dan Morfologl, Oleh : Kenanga Arum Novl 5., Ninuk Herllna dan Sumeru Asharl
3. StudI Problematik Budidaya Tananman Mawar (Rosa sp.), oleh : Tina Yullana Wahjanto, LIlik Setyobudi dan Ninuk Herllna
4. Penambahan Penyinaran Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kualitas Bunga Potong
krisan (Chrysanthemum morlfolium cvs. "White Fiji"dan 'Yellow Fiji , Oleh : Lilik Mufarrikha, Ninuk Herllna dan Eko Widaryanto
Demikian surat tugas ini dibuat untuk dapat dUaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggungjawab.
Malang^^l^gustus 2013 4^, V"Ketua JiiruSi 't
ff
, -^1
MS
'1&1012 198601 2 001
SEHTIFIKAT NO:55SS/ UN10.4 / LL / 2013 Diberikan kepada :
rA.M
?^TAf 11/ -
TAN'A
KTAfMiAtV
Ir. hJCviuhHerlOnay, MS Atas partisipasinya sebagai: PEMAKALAH POSTER Dalam acara :
Seminar Nasional Hartikuitura, Agrenami dan Pamuiiaan Tanaman 3 in ONE
1.
Reran Nyata Hartikultnra, Agrenami dan Pamuiiaan Tariiadap Kataiianan Pangan Widyaloka - Universitas Brawijaya, 2J^3 Agustus 2013 PaiUtia,
iarms(wan Saptadi, SP., MR.
\i^idao7 3ioooi21002
. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., Ph.D. 9530328 198103 1 001
SEMINAR NASIONAL 3 IN ONE HORTIKULTURA, AGRONOMI DAN PEMUUAAN TANAMAN
Sekretariat:FakultasPertanianUniv0rsitasBrawiJaya
Jl. Veteran Malang - 65145; Telp. +341 551665; Faks. +341 560011 Etr}ail:semna$3in1@gma}f.com
SURAT KETERANGAN No: 112/SEMNAS3inl/IX 72013
Panitia Seminar Naslonal Hortikultura, Agronomi dan Pemuliaan Tanaman 3 in ONE menerangkan bahwa makalah dengan judul :
STUDIKEBERHASILAN GRAFTING TIGA KULTFVAR
TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) SECARA MICROSKOPIS
Penulis:
Ninuk Herlina, Mudji Satitosa dan Sulis Fitrianti
Telah dipresentasikan sebagal Pemakatah Poster
Pada Seminar Nasional Hortikultura, Agronomi dan Pemuliaan Tanaman 3 in ONE di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang padatanggal 21 - 23Agustus 2013.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 23 Agustus 2013 Paniti
eminar Nasional 3 in ONE
Ketua,
ran Saptadi, SP., MP. \
i,
NIP\1971P807 200012 1002