Ibm Program Pendampingan Implementasi Kurikulum Pendidikan Akuntansi Berbasis Kebutuhan Industri Bagi Lkp (Lembaga Kursus Dan Ketrampilan) Di Kota Batam* Wisnu Yuwono1, Sumantri 2
ABSTRACT: This community service program aimed to assist the Courses and Skills Institution in opening the new accounting program class focusing on high school graduates who were willing to work in that field. This program was one of the partner’s needs where the partner wanted to increase the diversification of qualified training programs for the society. Based on the existing data that one of the factors that caused the big number of unemployment at Batam was because the lack of specialties on the high school graduates which resulted to the incapability to work. This program was expected to increase the competence of them who were willing to work in accounting and finance. The method of this community service was using the CIPOO (context-input-process and output-outcome) assisting technic, starting with the designing and developing program, resources inventory, mentoring activity, and outputoutcome realization. Although there were a lot of constraints in implementing this program, such as the lack of people awareness and interest to sign up for the training, the this community service program had been implemented based on the method in overall, where the program designing and development were done using FGD technic, especially in determining the curriculum with entrepreneurs and academicians representatives. The resources inventory was done by collecting the demand data and adding the needed resources. The mentoring activity was done during the program by assisting the implementation of training activity and output realization, which were the curriculum, SAP, and training materials. Finally, this community service activity was expected to bring a positive outcome for the partner in the future, which was delivering qualified training graduates who were able to work. It was also expected that the partner would be better and more competitive in the future, in the world of courses and skills institution at Batam City. Keywords: Curriculum, Mentoring, SAP, FGD, CIPOO ABSTRAK: Tujuan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk memberikan pendampingan kepada LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) dalam pembukaan kelas baru program akuntansi yang peruntukannya diutamakan untuk lulusan SMA/K yang akan berminat bekerja di bidang tersebut. Program ini merupakan salah satu kebutuhan mitra dimana mitra ingin memperbanyak diversifikasi program pelatihan yang berkualitas kepada masyarakat. Berdasarkan data yang ada bahwa salah satu penyebab tingginya pengangguran di Kota Batam adalah kurangnya keahlian khusus bagi lulusan SMA/K sehingga tidak mampu terserap di dunia kerja. Melalui program ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi bagi mereka yang berminat bekerja di bidang akuntansi dan keuangan. Metode program pengabdian masyarakat ini menggunakan metode pendampingan dengan teknik CIPOO (contex-input-process dan output-outcome) yang dimulai dari perancangan dan pengembangan program, inventarisasi sumber daya, kegiatan mentoring, dan pencapaian output dan outcomes. Meskipun berbagai kendala dialami dalam kegiatan ini diantaranya minimnya kesadaran dan minat masyarakat untuk mendaftar mengikuti pelatihan, namun secara keseluruhan program pengabdian ini telah diimplementasikan sesuai dengan metode yang digunakan, dimana perancangan dan pengembangan program dilakukan melalui teknik FGD khususnya dalam menentukan kurikulum dengan perwakilan dunia usaha dan akademisi. Inventarisasi sumber daya dilakukan dengan mendata kebutuhan dan menambah sumber daya yang diperlukan. Kegiatan mentoring dilakukan selama kegiatan dengan memberikan pendampingan pada saat implementasi *Sudah dipresentasikan dalam seminar “SNHP3M 2015” 1 Staf Pengajar Universitas Internasional Batam (
[email protected]) 2 Staf Pengajar Universitas Internasional Batam (
[email protected])
63
pelaksanaan kegiatan pelatihan, dan pencapaian output yakni kurikulum, SAP, dan bahan ajar materi pelatihan. Pada akhirnya kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan akan membawa outcome yang positif kepada mitra dimasa depan, yakni menghasilkan lulusan peserta pelatihan yang berkualitas dan mampu terserap di dunia kerja, serta keberadaaan mitra di masa depan dapat lebih baik dan lebih kompetitif di dunia lembaga kursus dan pelatihan di Kota Batam Kata kunci: Kurikulum, mentoring, SAP, FGD, CIPOO
Pendahuluan Menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 telah membuat khawatir berbagai pihak khususnya masyarakat pekerja di Indonesia. Kondisi ini dirasakan juga oleh masyarakat di Kota Batam mengingat Kota Batam sebagai kawasan perbatasan yang langsung berhadapan dengan negara Singapura dan Malaysia, dimana lalu lintas perdagangan dan jasa dari ketiga negara sangat padat, termasuk juga lalu lintas tenaga kerja. Dalam perkembangannya saat ini ada kurang lebih 5.000 tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Batam. Angka ini diperkirakan akan meningkat pesat ketika MEA akan diberlakukan. Sedangkan dalam realitanya kondisi di Batam sendiri, di awal tahun 2014 ini masih banyak terjadi pengangguran, berdasarkan catatan dari Disnaker Kota Batam tercatat jumlah pengangguran sebanyak 5550 orang dimana mayoritas adalah lulusan SMA yang tidak memiliki keahlian khusus (warga nganggur, 2014). Kenyataan ini tentu saja sangat memprihatinkan, di mana penyebab utama pengangguran selalu permasalahan klasik yakni kurangnya keahlian khusus atau ketrampilan, bagaimana jadinya jika MEA sudah berlaku di tahun 2015, pastilah tenaga kerja Indonesia semakin terpuruk dan tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja asing, pada akhirnya akan menambah pengangguran dan mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. Secara umum persaingan pasar tenaga kerja meliputi berbagai tingkatan pendidikan, tidak hanya di tingkat SMA saja, namun di tingkat perguruan tinggi pun persaingan kerja sangatlah tinggi, namun yang perlu digaris bawahi di sini adalah lulusan SMA di Kota Batam memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi. Dengan semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan SDM yang berkualitas dari perusahaan yang ada di Kota Batam, lulusan SMA harus diberikan persiapan skill dan mental, supaya mereka dapat memperoleh pekerjaan di level-level tertentu, agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi pekerjaannya dengan baik dan benar di perusahaan/industri. Dalam realitanya banyak lulusan SMA yang belum bekerja untuk meningkatkan kompetensi diri khususnya di bidang akuntansi mengambil kursus pelatihan di LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan). Berdasarkan hasil wawancara tanggal 23 Maret 2014 dengan bapak Drs. Lasmi Oyong, M.Si (ketua perhimpunan LKP se-Kota Batam) bahwa jumlah LKP di kota Batam yang resmi berijin berjumlah kurang lebih 150 LKP, namun LKP yang khusus menyelenggarkan kursus akuntansi sangat sedikit dan kurikulum yang disajikan belum yang secara khusus berbasis kebutuhan industri sebagai ciri khas kota Batam sebagai daerah industri. Dengan melihat fenomena tersebut pengusul hibah IbM berusaha menjalin kerjasama dengan mitra yang terdiri dari LKP (lembaga kursus dan Pelatihan) Credible Collage dan LKP Rainusa Training Centre, untuk mulai menggagas program memberdayakan masyarakat yang disesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan dari mitra melalui analisis situasi di bawah ini.
64
Mitra yang pertama adalah LKP Credible College yang beralamat di Ruko Panbil Blok B No. 12 A Panbil Komersial Area (Panbil Mall) – Muka Kuning, Batam Indonesia Telp: 0778 – 371124. LKP ini terdaftar Dirjen Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Kemendikbud dengan nomor induk lembaga kursus (NILEK) 32201.1.0007 yang telah beroperasi di Kota Batam sejak tahun 2006 untuk bidang kursus dan ketrampilan profesi sekretaris, pelatihan bahasa asing dan komputer. Untuk program pendidikan akuntansi sendiri, selama ini hanya sebagai materi tambahan bagi kelas program profesi sekretaris. Sehingga mulai awal tahun 2014 ini LKP ini mulai merencanakan membuka program akuntansi, namun dalam perjalannya program ini tidak optimal, banyak memiliki kendala yang timbul diantaranya tentang perencanaan dan pengembangan programnya, dan belum memiliki mitra ahli dalam memecahkan permasalahan. Hal senada dengan juga dialami oleh Mitra kedua yakni LKP Rainusa Training Centre yang beralamat di Ruko Mediterania Mega Junction Blok B No 3 Batam yang selama ini menjalankan pelatihan di bidang IT. LKP ini telah terdaftar di Diknas Kota Batam dan sudah berjalan selama lebih dari 4 tahun, dan telah melakukan pembukaan program akuntansi komputer, namun belum optimal berjalan dikarenakan belum siapnya kurikulum dan standar kompetensi yang akan dicapai. Analisis situasi dijelaskan dengan metode SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) sebagai berikut. Pertama adalah strengths (kekuatan). Kekuatan mitra pertama LKP Credible College ini berlokasi di tempat yang strategis yakni berdekatan dengan kawasan industri dan pemukiman yang padat. Pemilik LKP ini memiliki komitmen untuk pengembangan usaha kursus dan pelatihan dimana pemilik LKP adalah pengurus (sekretaris) perhimpunan Lembaga Kursus dan Pelatihan di Kota Batam. LKP Credible memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap diantaranya bangunan 3 lantai (ruko) dan ruangan kelas yang representatif (AC, multimedia, Proyektor/Infokus, administrasi, laboratorium komputer dengan spesifikasi mulai P-4 berjumlah kurang lebih 15 buah, jaringan internet, laboratorium bahasa, dan-lain-lain dan Pernah mendapatkan penghargaan LKP berprestasi tingkat nasional tahun 2013 oleh Ditjen PAUDNI (satu-satunya perwakilan dari Kepri). Sedangkan mitra kedua LKP Rainusa Training Center berlokasi ditempat strategis berdekatan dengan pemukiman penduduk yang padat di daerah Batam Centre. Sudah berdiri lebih dari 4 tahun dan memiliki sarana prasarana yang lengkap diantaranya bangunan ruko dua lantai, ruangan yang representatif. AC, Infokus/LCD, jumlah komputer dengan spesifikasi terbaru sebanyak 8 unit, tenaga admnistrasi, dan lain-lain. Analisis weaknesses (kelemahan) terdapat dalam beberapa hal, yaitu: (1) penilaian kinerja dari Ditjen PAUDNI nilainya masih “C”; (2) sumber daya manusia yang masih kurang (belum memiliki SDM yang ahli khususnya di bidang pembuatan kurikulum akuntansi); (3) Program pendidikan akuntansi yang dijalankan belum optimal, diantaranya belum ada kurikulum yang spesifik/tematik, bahan ajar, komputerisasi akuntansi, dan lain-lain), sehingga dikhawatirkan mutu lulusan masih jauh dari yang diharapkan oleh industri. Hasil analisis berikutnya adalah opportunities (peluang). Meningkatnya permintaan dari dunia industri akan kebutuhan tenaga kerja yang berkeahlian khususnya level staff untuk bagian akuntansi. Kondisi ini secara riil terlihat dari pertumbuhan perusahaan asing yang sangat pesat di Kota Batam, dimana tahun 2013 pertumbuhan PMA sebesar 79% (selama 2013, 2014) LKP yang membuka program kelas akuntansi dengan kurikulum berbasis kebutuhan industri sepengetahuan pengusul hibah IbM
65
belum ada. Bahkan LKP yang membuka kursus pendidikan akuntansipun masih jarang. Melalui program ini dimungkinkan akan terjalin hubungan yang harmonis antara LKP dengan dunia industri tentang penyediaan SDM yang handal untk level staff atau asisten akunting. Banyaknya permintaan dan masukan dari masyarakat untuk membuka mengembangkan pendidikan akuntansi. Analisis terakhir adalah mengenai threats (ancaman). Di Kota batam terdapat kurang lebih 150 LKP, dikarenakan LKP ini nantinya sebagai yang pertama membuka pelatihan akuntansi yang berbasis kebutuhan industri, LKP lainnya nantinya akan dipastikan mengikuti jejak LKP ini sebagai pioner, sehingga diprediksi beberapa waktu yang akan datang akan banyak LKP yang membuka pelatihan yang sama, sehingga LKP ini perlu menyiapkan strategi yang lebih baik di masa yang akan datang. Dengan menganalisis tentang permasalahan yang ada dan hasil diskusi tentang permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dosen pengusul proposal IbM dan mitra sepekat untuk mengusulkan proposal “IbM yang berjudul: IbM Program Pendampingan Implementasi Kurikulum Pendidikan Akuntansi Berbasis Kebutuhan Industri Bagi LKP (Lembaga Kursus dan Ketrampilan) di Kota Batam”. Metode Penelitian Model program pendampingan ini merupakan program kemitraan mutualism partnership (kemitraan mutualistik) yakni penggabungan beberapa pihak yang mengetahui dan menyadari tentang aspek pentingnya dari kemitraan ini untuk saling memberikan manfaat dalam mencapai tujuan bersama (Sulistiyani, 2004). Model dari program pendampingan ini, juga menggunakan pendekatan inkubator bisnis yang merupakan proses pembinaan bagi industri kecil khususnya berorientasi dalam pengembangan produk, sehingga dengan adanya proses pendampingan tersebut akan mempercepat keberhasilan dan kemandirian dari usaha yang akan dijalankan. Program pendampingan ini dirancang untuk menjadi perusahaan yang semakin profitable. Untuk mendukung program pendampingan ini, diperlukan metodologi yang menjadi acuan dalam melaksanan program IbM. Metodologi program pendampingan antara lain sebagai berikut: Pra Pendampingan dengan menggunakan FGD (Focus Group Disscussion) dan Pada Saat Pendampingan: menggunakan pendekatan CIPOO (Contex-input-process dan output-outcome). FGD dilakukan sebelum pembuatan proposal IbM ini. Dalam FGD tersebut diperoleh analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) dari usaha LKP yang selama telah dijalankan maupun yang rencana akan dijalankan, yang pada akhirnya mengerucut pada pendampingan usaha yakni dalam program pendampingan implementasi kurikulum pendidikan akuntansi berbasis kebutuhan industri. Langkah kedua ini merupakan kelanjutkan atau penyempurnaan dari langkah pertama. Terdapat beberapa aspek CIPOO dan aplikasinya dalam metodologi ini. Pertama adalah contex, yakni perancangan dan pengembangan program. Dilaksanakan sebelum kelas program ini dijalankan. Metode yang digunakan adalah dengan FGD (Focus Group Disscussion) antara pengusul IBM, kedua mitra, dan mendatangkan perwakilan industri serta para pakar. Dalam metode ini didapatkan hasil berupa kurikulum pendidikan akuntansi yang berbasis kebutuhan industri. Perancangan program dalam satu tahun akan terbagi menjadi dua kelas angkatan yang akan berjalan efektif setiap angkatan sekitar 6 bulan.
66
Metode berikutnya adalah input, yakni mendata tentang sumberdaya dan fasilitas yang dimiliki untuk menghitung perkiraan kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses pendampingan. Dalam menjalankan pendampingan, seluruh sumber daya didata yang meliputi: Perkiraan jumlah peserta yang ditargetkan mengikuti program ini, Keperluan kelas diantaranya: meja kursi, infocus (LCD proyektor), Kebutuhan modul belajar dan komputer untuk program aplikasi, Kerjasama dengan penyedia software komputer dan ujian sertifikasi, Sumber daya manusia (instruktur, pakar, administrasi, lainnya). Metode ketiga merupakan process, yakni berisi langkah-langkah tahapan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan program pendampingan. Process dalam program IBM ini yakni implementasi pelatihan akuntansi yang berbasis kebutuhan industri. Dalam melaksanakan program pendampingan, digunakan metode mentoring. Mentoring merupakan proses pembelajaran dimana pengusul (mentor) mampu membuat mitra (peserta mentoring) menjadi mandiri. Mentoring merupakan bantuan untuk transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, pemikiran dalam kerja secara signifikan (McKimm, Jolie, & Hatter, 2007 dalam Nurmalia et. Al, 2013). Metode keempat adalah output, yakni berisi tentang hasil langsung yang dicapai kegiatan pelatihan ini, yakni: (1) Kurikulum; (2) Silabus; (3) Modul belajar; (4) Evaluasi kurikulum. Pembuatan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan kegiatan IbM secara keseluruhan, untuk disempurnakan di tahun berikutnya oleh mitra secara mandiri. Metode berikutnya adalah Outcome, yakni efek jangka panjang dari proses pendampingan ini yakni: bagi LKP jumlah siswa akan meningkat, mendapatkan income yang signifikan, dan menjadi mandiri dan peserta pelatihan menjadi lebih berkualitas di bidang akuntansi, sehingga mendatangkan efisiensi dan efektivitas bagi perusahaan yang menggunakan jasanya. Hasil Dan Pembahasan Dalam pelaksanaan program pendampingan kepada dua LKP ini, pengusul membagi kegiatan menjadi dua bagian yakni kegiatan pra pendampingan dan pada saat pendampingan. Kegiatan pra pendampingan dilakukan sebelum pelaksanaan IbM ini melalui focus group discussion (FGD) antara pengusul hibah IbM dengan pemilik LKP. Dalam FGD tersebut diperoleh analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) dari LKP yang selama telah dijalankan maupun yang rencana akan dijalankan, yang pada akhirnya mengerucut pada pendampingan program pelatihan yakni dalam pembukaan kelas baru untuk program pelatihan akuntansi dimana menggunakan dua proses yakni manual (teori dan praktek tertulis) dan praktek menggunakan aplikasi komputer akuntansi. Program ini dinilai cukup menarik mengingat peluang lowongan kerja untuk bidang administrasi keuangan dan akunting cukup banyak. Selain itu diperkirakan akan banyak permintaan dari pekerja pabrik/industri yang ingin meningkatkan keahlian di bidang ini, mengingat lokasi kedua LKP ini sangat strategis di sekitar lingkungan industri dan perdagangan. Kegiatan pada saat pendampingan menggunakan pendekatan CIPOO (Contexinput-process dan output-outcome). Pertama adalah contex meliputi perancangan dan pengembangan program. Dilaksanakan sebelum kelas program ini dijalankan. Metode yang digunakan adalah dengan FGD (Focus Group Disscussion) antara pengusul IBM, kedua mitra, dan mendatangkan perwakilan industri serta para pakar/akademisi. Dalam metode ini didapatkan hasil berupa kurikulum pendidikan akuntansi yang berbasis
67
kebutuhan industri. Perancangan program dalam satu tahun akan terbagi menjadi dua kelas angkatan yang akan berjalan efektif. Sedangkan perancangan kurikulum dilakukan melalui kegiatan FGD yang sudah dilakukan sebanyak 3 kali pelaksanaannya. FGD pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2015 Hasil FGD adalah berupa rumusan pembahasan kompetensi lulusan yang akan disesuaikan dengan kurikulum untuk program kelas akuntansi yang nanti akan dijalankan. FGD kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015 Hasil FGD ini adalah masukan-masukan dari pengurus IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) tentang kompetensi utama yang dimuat dalam kurikulum pelatihan akuntansi di LKP. FGD ketiga dilaksanakan pada tanggal 2 April 2015 untuk menerima masukan-masukan dari perwakilan industri dan akademisi tentang kurikulum yang nantinya akan dipakai dalam pelatihan akuntansi di LKP. Dari kegiatan ketiga FGD tersebut telah menghasilkan Kurikulum pelatihan akuntansi bagi LKP. Kurikulum pertama adalah tentang standar kompetensi yang akan dicapai pada kurikulum akuntansi berbasis kebutuan industri yaitu sebagai berikut: Tabel 1: Standar Kompetensi No Standar kompetensi Waktu 1 Memiliki kemampuan dalam memahami dan 12 Jam membuat siklus dan laporan keuangan serta analisis laporan keuangan yang dihasilkan untuk segala tipe perusahaan (jasa, dagang, dan manufaktur) dengan baik dan benar. 2 Mampu melakukan pencatatan akuntansi 12 Jam berbasis komputerisasi dan melakukan analisis laporan keuangan yang dihasilkan. Total 24 Jam Kurikulum kedua mengenai kompetensi dasar dan indikator. Standar kompetensi I memiliki kemampuan dasar dalam memahami dan membuat siklus dan laporan keuangan serta analisis laporan keuangan yang dihasilkan untuk segala tipe perusahaan (jasa, dagang, dan manufaktur) dengan baik dan benar). Waktu pelaksanaan 12 Jam (4 x pertemuan @ 3 jam) Tabel 2:
Standar Kompetensi I
Kompetensi dasar
Indikator
Materi
Mampu mengetahui teori dasar akuntansi dan bisnis serta menguasai persamaan dasar akuntansi
Mengetahui teori dasar akuntansi Mampu menjelaskan definisi akuntansi mampu menjelaskan definisi bisnis dan membedakan tipe bisnis yang ada Mengetahui peran akuntansi dalam bisnis Mampu memahami persamaan dasar akuntansi Dapat menghitung persamaan akuntansi Mampu menjelaskan siklus
PENGANTAR AKUNTANSI
68
1. Definisi Akuntansi 2. Nature of Business 3. Peranan Akuntansi dalam Bisnis PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI 1. Persamaan Akuntansi 2. Siklus Akuntansi
Kompetensi dasar
Indikator akuntansi secara lengkap Mengetahui jurnal akuntansi yang dapat diaplikasikan Mampu menganalisis transaksi bisnis ke dalam persamaan dasar akuntansi Memahami cara membuat laporan keuangan perusahaan jasa Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan perusahaan jasa beserta kriterianya Mampu menganalisis transaksi yang terjadi dalam perusahaan jasa Memahami cara membuat laporan keuangan perusahaan dagang Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang beserta karakteristik nya Mampu menganalisis transaksi yang terjadi di perusahaan dagang
Mampu membuat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan jasa
Mampu membuat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan dagang
Mampu membuat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan manufaktur
Memahami cara membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan perusahaan manufaktur dan karakteristiknya Mampu menganalisis transaksi yang terjadi dalam perusahaan manufaktur
Tabel 3: KOMPETENSI DASAR Mengenal MYOB dan mampu melakukan persiapan awal dalam menjalankan MYOB
Mampu menggunakan
Materi
3. Jurnal 4. Transaksi Bisnis LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA 1. Pengertian Perusahaan Jasa 2. Transaksi-Transaksi yang Sering Terjadi dalam Perusahaan Jasa LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG 1. Pengertian Perusahaan Dagang 2. Karakteristik Perusahaan Dagang 3. Transaksi Perusahaan Dagang LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR 1. Pengertian Perusahaan Manufaktur 2. Dasar Jurnal Pada Siklus Akuntansi Biaya
Standar Kompetensi II INDIKATOR
Mengetahui komputerisasi akuntansi MYOB Mampu mengetahui keuntungan menggunakan MYOB Mampu melakukan persiapan awal dalam menjalankan MYOB
Mampu menggunakan MYOB
MATERI MENGENAL MYOB 1. Pengenalan MYOB 2. Mengapa MYOB? PERSIAPAN AWAL PENGGUNAAN MYOB 1. Regional Setting 2. Setup Awal MYOB Accounting Versi 18 3. Saldo Awal MYOB Accounting versi 18 PENCATATAN 69
MYOB untuk mencatat traksaksi dan menganalisis laporan keuangan
dalam mencatat traksaksi
Mampu menyajikan laporan keuangan menggunakan MYOB
Mampu menggunakan MYOB dalam transaksi bisnis
Mampu menggunakan MYOB dalam transaksi bisnis
AKUNTANSI DAN PELAPORAN MENGGUNAKAN MYOB 1. Mencatat Transaksi 2. Menyajikan Laporan Keuangan LATIHAN KASUS SIKLUS AKUNTANSI MENGGUNAKAN MYOB
Dalam mendukung kegiatan pelatihan, selain penetapan kurikulum yang akan digunakan. Tim IbM menyiapkan juga SAP (satuan acara pembelajaran), dan modul/bahan ajar yang disesuaikan dengan standar kompetensi dalam kurikulum untuk kegiatan pelatihan. SAP dan modul pelatihan dapat lihat dalam lampiran. Input, yakni mendata tentang sumberdaya dan fasilitas yang dimiliki untuk menghitung perkiraan kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses pendampingan. Dalam menjalankan pendampingan, seluruh sumber daya didata. Pertama pendataan tentang perkiraan jumlah peserta yang ditargetkan mengikuti program ini. Penentuan jumlah peserta minimal dalam pelatihan ini ditentukan berdasarkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh LKP dalam kegiatan operasional pelatihan diantaranya: 1) Biaya honorarium untuk insruktur 2) Biaya listrik, air dan kebersihan 3) Biaya depresiasi asset-aset tetap yang digunakan 4) Biaya penggantian cetak modul 5) Biaya lain-lain Penentuan peserta pelatihan untuk kelas reguler, ditargetkan minimal 5 siswa agar bisa melaksanakan kegiatan ini. Biaya pelatihan sesuai kesepakatan dengan kedua pengelola LKP ditetapkan sebesar Rp. 1.850.000,- per siswa yang pembayarannya bisa langsung lunas/diangsur. Selain itu apabila ada permintaan pelatihan secara privat maka akan dikenakan biaya 2 x lipat biaya regular. Pendataan kedua mengenai keperluan kelas diantaranya: meja kursi, infocus (LCD proyektor). Untuk keperluan kelas diantaranya meja dan kursi untuk instruktur dan peserta, papan tulis beserta spidol, infocus (LCD proyektor/Televisi) sebagai media presentasi pembelajaran, dan komputer. Untuk keperluan kelas seperti ini kedua LKP sudah memilikinya. Pendataan terakhir mengenai kebutuhan modul belajar dan komputer untuk program aplikasi. Tim pengusul hibah IbM sudah mempersiapkan modul belajar yang lengkap beserta contoh soal yang digunakan yang disesuaikan dengan SAP. Untuk program aplikasinya menggunakan MYOB Premier V.12 versi trial (free). Penggunaan aplikasi tersebut dirasa sangat menguntungkan karena pemakai tidak perlu membayar untuk mendapatkan program aplikasinya karena telah disediakan secara gratis oleh MYOB, namun akses yang tersedia untuk membuat satu laporan keuangan hanya dibatasi 1 bulan saja terhitung dari awal pembukaan account untuk tiap perusahaan. Aplikasi ini bisa digunakan berkali-kali tergantung kebutuhan perusahaan. Pendataan berikutnya adalah untuk menjalin kerjasama dengan penyedia software komputer dan ujian sertifikasi. Peserta pelatihan yang menginginkan sertifikat MYOB bisa melaksanakan ujian MYOB dengan sertifikasi resmi dari MYOB dengan membayar biaya terpisah dari pelatihan sebesar Rp. 150.000,- untuk tiap peserta.
70
Pelaksanaan ujian dilaksanakan di Kampus Universitas Internasional Batam sesuai waktu yang telah ditentukan. Pendataan terakhir mengenai sumber daya manusia. Tim pengusul hibah IbM sudah menyiapkan 2 (dua) instruktur yang berkompetensi dan bersertifikasi MYOB. Kedepannya jika program IbM ini berakhir, kedua LKP tetap bisa menggunakan jasa kedua instruktur ini ataupun menggunakan jasa tenaga yang lainnya yang berkompeten. Dalam kegiatan pengembangan SDM di kedua LKP, pengusul IbM tidak memberikan pelatihan SDM untuk instruktur LKP di bidang pelatihan akuntansi ini, mengingat tenaga kerja instruktur di LKP bukan pegawai tetap, atau hanya tenaga kerja yang sifatnya panggilan saja/instruktur lepas. Process berisi langkah-langkah tahapan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan program pendampingan. Process dalam program IBM ini yakni implementasi pelatihan akuntansi yang berbasis kebutuhan industri. Dalam melaksanakan program pendampingan, digunakan metode mentoring. Mentoring merupakan proses pembelajaran dimana pengusul (mentor) mampu membuat mitra (peserta mentoring) menjadi mandiri. Mentoring merupakan bantuan untuk transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, pemikiran dalam kerja secara signifikan (McKimm, Jolie, & Hatter, 2007 dalam Nurmalia et. Al, 2013). Dalam kegiatan ini pengusul hibah melakukan mentoring kepada pengelola LKP yang diawali dari FGD pada saat awal merencanakan program, pemasaran program dan pada saat pelaksanaan program ini yang telah diaplikasikan untuk gelombang/angkatan kelas pertama, dimana pihak LKP dilibatkan penuh dalam proses ini. Output, yakni berisi tentang hasil langsung yang dicapai kegiatan pelatihan ini, yakni: 1. Kurikulum 2. Silabus 3. Modul belajar 4. Evaluasi kurikulum Pembuatan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan kegiatan IbM secara keseluruhan, untuk disempurnakan di tahun berikutnya oleh mitra secara mandiri. Outcome, yakni efek jangka panjang dari proses pendampingan ini yakni: bagi LKP jumlah siswa akan meningkat, mendapatkan income yang signifikan, dan menjadi mandiri, kemudian peserta pelatihan menjadi lebih berkualitas di bidang akuntansi, sehingga mendatangkan efisiensi dan efektivitas bagi perusahaan yang menggunakan jasanya. Simpulan Dan Implikasi Program pendampingan dalam bentuk mentoring kepada LKP Credible College dan LKP Rainusa Training Centre selama ini telah dilakukan dengan baik, dimana dimulai dengan mengadakan kunjungan kepada kedua LKP dalam proses perencanaan, kegiatan FGD yang melibatkan stakeholder dalam membuat kurikulum, SAP dan materi pelatihan, program pemasaran dan implementasi pelaksanaan pelatihan. Kegiatan pendampingan ini diharapkan akan membawa outcome yang positif kepada kedua LKP dimasa depan, yakni menghasilkan peserta pelatihan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang dibutuhkan oleh penggunanya kelak, sehingga keberadaaan kedua LKP di masa depan lebih baik dengan menawarkan banyak program
71
yang kompetitif di masyarakat. Di lain pihak masyarakat sebagai pengguna jasa pelatihan dapat memperoleh benefit yang lebih baik untuk diaplikasikan di dunia kerja. Daftar Pustaka Nurmalia, Devi., Hanny Handiyani., & Hening, Pujasari. (2013). Pengaruh program mentoring terhadap penerapan budaya keselamatan pasien. Jurnal Managemen Keperawatan. Volume 1, No. 2. Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan model-model pemberdayaan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Warga nganggur di batam 5550 orang. (2014, Febuary 18). http://batampos.co.id/18-022014/warga-nganggur-di-batam-5-550-orang Selama 2013, 119 pma investasi di batam. (2014, January 26). http://haluankepri.com/batam/58119-selama-2013-119-pma-investasi-dibatam.html
72