perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NUR PURWODADI
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : FATCHULLOH NIM. S540809308
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
1
digilib.uns.ac.id2
perpustakaan.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR PURWODADI
Oleh : FATCHULLOH NIM. S.540809308 Telah disetujui oleh Pembimbing untuk diseminarkan dihadapan dewan Penguji Tesis
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001
Jarot Subandono, dr.,M.Kes NIP.19680704 199903 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19480313 197610 1001 commit to user
digilib.uns.ac.id3
perpustakaan.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH BLOK SISTEM PENCERNAAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN-NUR PURWODADI
Di susun oleh : FATCHULLOH NIM. S540809308 Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 14 Januari 2011 Jabatan
Nama Penguji
Ketua
Sekretaris
Tanda tangan
: Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19480313 197610 1001
………………….
: Hj. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001
……………………
Anggota I
: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194307121973011001 …………………….
Anggota II
: Jarot Subandono, dr., M.Kes NIP. 196807041999031002 ……………………..
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana UNS
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan Magíster Kedokteran Keluarga commit to user
digilib.uns.ac.id4
perpustakaan.uns.ac.id
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. dr.,M.Kes.,MM.,PAK NIP : 19570820 198503 1 004
Prof. Dr. Didik Tamtomo, NIP : 19480313 197610 1001
commit to user
digilib.uns.ac.id5
perpustakaan.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama Nim
: Fatchulloh : S540809308
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul : Implementasi Pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran problem based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKES ) Annur Purwodadi betul- betul karya sendiri. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut di beri tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari program pasca terhadap tesis saya tersebut.
Surakarta, januari 2011 Yang membuat pernyataan
Fatchulloh
commit to user
digilib.uns.ac.id6
perpustakaan.uns.ac.id
MOTTO :
Karakter dihasilkan dari 2 hal yaitu ; Sikap mental dan Cara kita menghabiskan waktu ( Elbert green )
PERSEMBAHAN : Bapakku Chumaedi ( Almarhum ) & Ibu …. Atas segala do’a restu, pengorbanan, dukungan, nasehat, semangat dan kasih sayang yang selalu diberikan untuk keberhasilanku.
Istriku & 3 anakku ( Villa, Nesha & Zaki )………… Atas segala do’a, dorongan, Senyuman maniz kalian ketika penat menyelimutiku, nasehat dan kasih sayang yang selalu tercurah untukku ( ayah).
My buddy, anita, meity, musyaf, eli is, Fitri………… Atas segala suka & duka serta perjuangan yang telah kita lalui bersama selama 3 semester berjalan, banyak pelajaran yang kuambil dari kalian, terima kasih sahabatsahabat tuaku.. Insya Alloh aku akan selalu mengenangmu.
Sahabat- sahabat angkatan 2009 ( paralel 6 : Jogja-Solo-Boyolali, Purwodadi ) Atas segala yang kita lalui bersama satu atap, satu lantai, satu nasib, maafkan aku dan tetap terkenang walau hanya 3 semester.
commit to user
digilib.uns.ac.id7
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRAK Fatchulloh, NIM S540809308, 2010, Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan metode pembelajaran problem based learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi, Komisi pembimbing 1 : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, 2. dr. Jarot Subandono, M.Kes, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga minat utama pendidikan profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi, ( a ) Untuk mendeskripsikan bagaimana Penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( b ) Untuk mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( c ) Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen atau Tim Dosen dalam menerapkan pembelajaran Mata kuliah blok sistem Pencernaan dengan model Problem Based Learning , ( 2 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial pada blok sistem pencernaan dalam Problem Based Learning, ( 3 ) Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam model Problem Based Learning , ( 4 ) Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Annur Purwodadi- Grobogan. Penelitian dilakukan selama 6,5 bulan dimulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan bulan desember 2010. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif studi kasus terpancang tunggal, teknik pengumpulan data triangulasi ( wawancara, observasi dan dokumentasi ). Penelitian ini merupakan penelitian dengan memfokuskan metode pembelajaran problem based learning seven jumps step. Hasil penelitian ini adalah Dosen pada mata ajar blok sistem pencernaan telah membuat RPP Pembelajaran tutorial atau Problem Based Learning sebelum tutorial dilaksanakan, RPP dibuat dengan menetapkan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa terhadap mata ajar blok sistem pencernaan, Dosen memakai metode PBL karena memberikan pemahaman yang lebih terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, pada evaluasi dan alat penilaian yang digunakan adalah form penilaian tutorial, penialaian sikap, uji OSCA dan ujian yang diselenggrakan akhir blok secara formatif dan sumatif, pembelajaran remedial dilakukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh tim sistem pencernaan, dilakukan dengan pemberian kuliah dan penugasan secara terstruktur. Simpulan ; pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan metode PBL pada blok sistem pencernaan STIKES Annur Purwodadi terencana, commit to user
digilib.uns.ac.id8
perpustakaan.uns.ac.id
terlaksana dan evaluasi dilaksanakan dengan efektif dan memberikan pencapaian kompetensi mahasiswa baik hard skill maupun soft skill. Kata kunci : Problem based learning, kompetensi mahasiswa
commit to user
digilib.uns.ac.id9
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRACT Fatchulloh, S540809308 NIM, 2010, The Implementation of Competency-Based Learning Curriculum by using the approach problem based learning methods in the digestive block system coursed of in the Health Sciences Annur Purwodadi, the Commission is supervising 1: Prof. Dr. Haryanto Samsi, M. Pd, 2. Jarot Subandono, dr., M. Kes, Thesis: Master of Family Medicine, the main interest in health professions education, Graduate Program, University of Sebelas Maret Surakarta The purposes of this research are (1) To describe how the implementation of problem based Learning ( a ) To describe how makes the syllabus and teacher learning plans by the problem based learning in the digestive block system in Stikes Annur Purwodadi, ( b ) To describe how the media, lecturers strategies in applying course the digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( c ) To describe how the assessment tools and evaluations made by the Lecturer or Lectureres team in implementation the Digestive block system approach using of the Problem Based Learning, ( 2 ) To describe how the lecturer conducting remedial classes on the digestive block system in Problem Based Learning, (3) To describe how the results achieved in the implementation of competency based curriculum in Problem Based Learning method, (4) To describe how obstacles in the implementation of Problem Based Learning. The research was conducted on the students of Nursing departement the Health Sciences Annur Purwodadi. Research conducted during the 6.5 months beginning in July 2010 to December 2010. The method in this research is descriptive qualitative the case study of this research is single spikes, using of the triangulation data collection techniques (interviews, observation and documentation). This research is focusing problem based learning teaching method seven step jumps. The results of this study is the Lecturer in the teaching block of digestion block system has made RPP or Problem based learning before tutorials held, the RPP is made to determine competency to be achieved by students in the teaching digestive block system, Lecturer wear PBL method because it provides a deeper understanding towards the achievement of student competency, the evaluation and assessment tool used was a rating form of tutorials, attitude,evaluation OSCA and final exam be held in a formative and summative block, remedial learning undertaken to achieve the competencies set by the team of the digestive system, done by giving lectures and are structured assingment. Conclusion; The implementation of competency-based curriculum with PBL method approach to the digestive block system in STIKES Annur Purwodadi was planned, the implemented and the evaluation of it is effective and provide a good student competency content of hard skills and soft skills. Keywords: Problem based learning, student’s competency commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................iv ABSTRAK ................................................................................................. v ABSTRACT ...............................................................................................vi DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................vix DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................xv KATA PENGANTAR ............................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar belakang masalah ........................................................ 1 B. Fokus penelitian .................................................................... 6 C. Tujuan penelitian .................................................................. 7 D. Manfaat penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10 A. Kajian Teori .......................................................................... 10 1. Pembelajaran ................................................................... 10 2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ...................... 17 3. Pengembangan rancangan pembelajaran ( Silabus ) .......18 4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................... 21 5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi .............. 28 6. Pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran ..... 30 7. Konsep Model Pembelajaran PBL .................................33 8. Evaluasi ........................................................................... 36 9. Pembelajaran remidial .................................................... 38 commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Penelitian relevan................................................................... 39 C. Kerangka berfikir .................................................................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43 A. Bentuk dan strategi penelitian ……………………………...43 B. Tempat dan waktu penelitian ................................................ 43 C. Setting penelitian .................................................................. 44 D. Sumber data .......................................................................... 44 E. Teknik pengumpulan data ..................................................... 46 F. Teknik analisis data .............................................................. 48 G. Keabsahan data ..................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………....53 A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……………………………….53 B. Temuan Penelitian ………………………………………….57 C. Pembahasan …………………………………………………79
BAB V PENUTUP ………………………………………………………90 A. Simpulan ……………………………………………………90 B. Implikasi ……………………………………………………93 C. Saran ………………………………………………………..93 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….94 LAMPIRAN–LAMPIRAN
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1 Data mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Annur Purwodadi ............. 56
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1
Kerangka Berpikir .............................................................................42
Gambar 2
Komponen dalam analisis data ( Interactive model ).........................49
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Fokus Penelitian
Lampiran 2
Kisis- kisi wawancara
Lampiran 3
Catatan lapangan
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Tutorial PBL
Lampiran 5
Silabus dan Kontrak Perkuliahan
Lampiran 6
Modul Sistem GastroIntestinal
Lampiran 7
Contoh soal OSCA
Lampiran 8
Penilaian
Lampiran 9
Foto dokumentasi Penelitian PBL
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara alam semesta karena hanya karena limpahan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis dengan judul “Implementasi Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An-Nur Purwodadi Kabupaten Grobogan ”. Tesis ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir di Program Magister Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama menyelesaikan
tesis ini penulis
mendapat bantuan, dukungan dan semangat dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, tidak ada yang dapat penulis haturkan selain mengucapkan terima kasih yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. H. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM, M.Kes, PAK., selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Pancrasia Murdani K, dr. MHPEd., selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Prof. Dr. Samsi Haryanto., M.Pd, selaku, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu membimbing, memberi saran dan pengarahan pada penulis. 6. Jarot Subandono.,dr.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, saran dan motivasi pada penulis. 7. Ketua Yayasan An-Nur Purwodadi dan Para Pimpinan institusi An-Nur Purwodadi yang telah memberikan ijin tempat penelitian. 8. Seluruh Dosen dan staf dan civitas akademika STIKES An-Nur Purwodadi yang telah bersedia menjadi informan. 9. Istri, anak-anakku dan segenap keluarga tercinta yang telah memberi dukungan materiil dan spirituil. 10. Rekan-rekan mahasiswa Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dukungan semangat. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu dan telah membantu hingga tesis ini dapat selesai. Seperti pepatah klasik tak ada gading yang tak retak, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata, begitu juga tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mohon saran guna perbaikan tesis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuh.
Purwodadi ,
Januari 2011
Penulis commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) yang tinggi. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan tinggi yang bermutu yang didukung oleh ketersediaan staf pengajar, metode pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan menunjang proses pembelajaran. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa ( Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global ( Mulyasa, 2003 ). Sistem pendidikan tinggi keperawatan terutama pada pendidikan tingkat sarjana dan Ners sedang mengalami perubahan prinsip yang sangat mendasar. Hal ini terutama sebagai dampak perubahan demografik kependudukan, perkembangan penyakit dan respon pasien baik terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan yang berubah selama sakit dan dirawat. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan untuk kepentingan tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi currículum
atau Competency based
sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah pendidikan
( pengetahuan, ketrampilan, sikap )
dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan khususnya pada
jalur pendidikan
sekolah maupun pendidikan Tinggi. Setiap penyelenggarakaan pendidikan mengharapkan bentuk pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas, ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait, yakni lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepeminpinan, organisasi dan budaya internal sekolah, penjaminan mutu, kemitraan antara orang tua, sekolah dan masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru dan pengembangan profesionalisme, mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. ( Mulyasa, 2008 ). Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
( kompetensi )
tugas- tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik ( mahasiswa ). Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai personal bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan,
dengan
commit to peserta user mempersiapkan
didik,
melalui
perencanaan,
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan, evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil guna. Namun demikian kurikulum bukan sesuatu yang kaku dalam pendidikan. Justru kurikulum merupakan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan. Pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi outpu atau /out came suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai andil yang besar terhadap pelaksanaan pendidikan baik di lingkup kelas daerah atau Nasional. Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah.Imlementasi kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi sekolah
( School perform ). Reformasi sekolah
atau school perform merupakan suatu konsep perubahan kearah peningkatan mutu pendidikan. Reformasi school tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk. Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sukar untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan oleh karena itu, untuk memahaminya harus dianalisa dalam konteks yang sangat luas, demikian halnya dengan KBK. Kurikulum Berbasis Kompetensi
lahir sebagai jawaban terhadap berbagai komitmen masyarakat
terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Pembelajaran klasikal yang masih didominasi oleh kegiatan dosen didepan commit pembelajaran to user kelas telah banyak dikritik sebagai yang tidak membelajarkan.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pembelajaran teacher centered kurang memberikan pengalaman kepada mahasiswa.( Nurrohman, 2009 ). Pembelajaran Seven Jump merupakan sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of limburg-Maastricht dengan pendekatan Problem Based Learning. Dengan demikian, Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan. Beberapa faktor penting penghambat implementasi KBK di Perguruan Tinggi adalah minimnya referensi maupun buku paket termasuk didalamnya modul, study guide yang relevan dengan tuntutan KBK
serta belum lengkapnya sarana dan
prasarana pembelajaran serta sesuai dengan persyaratan minimal merujuk pada UU No. 23 Tahun 2003 (Delapan Standar Pelayanan Minimal) (Sutrisno, 2008 ). Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah Ketidaksiapan Dosen atau pengampu mata kuliah dalam melaksanakan KBK khususnya di STIKES An-Nur Purwodadi dapat dilihat dari kesiapan Dosen dalam menyusun Silabus, Rencana PelaksanaanPembelajaran ( RPP ) atau SAP,maupun modul RPP yang seharusnya disusun oleh setiap Dosen, metode, strategi dan media yang digunakan dalam pelaksanaan hal tersebut belum dapat berjalan secara keseluruhan, beberapa Dosen hanya secara instan mengajar dan memberikan materi secara langsung kepada mahasiswa. Seperti yang kita ketahui selama ini mahasiswa terpapar dengan metode pembelajaran yang berfokus pada staf pengajar ( Teacher-centered- methode ). Mahasiswa terbiasa dengan metode pembelajaran ini sehingga cenderung membuat user mahasiswa merasa aman hanya commit dengantomendengarkan dosen ceramah, membaca
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hand out dan assignment, mengkopi informasi dari media visual sudah cukup memberikan mereka informasi dan akhirnya sukses pada waktu ujian ( Billings & Halstead, 1998 ). Metode pembelajaran ini kurang berhasil menciptakan lulusan yang berfikir kritis ( Huba & Freed, 2000 ). Padahal berfikir kritis ini diperlukan karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi berfikir secara kritis dan menusia mempunyai kecenderungan untuk melibatkan perasaan dalam berpikir. Selain itu kuliah di perguruan tinggi berarti belajar memahami, menganalisis dan menyelesaikan masalah ( Takwin, 1997 ). Kelemahan lain dari metode ini hanya membutuhkan aspek kognitif dengan level rendah, cenderung cepat membosankan dan kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya, klarifikasi atau berdiskusi. Setiap mahasiswa baru di STIKES Annur Purwodadi diperkenalkan dengan metode ini agar mereka dapat mengetahui dan memahami peran mereka selama menjalani proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam metode ini akan menstimulasi kemandirian mahasiswa dalam belajar, mahasiswa dituntut untuk memotivasi diri untuk belajar, terbuka untuk bekerjasama, mampu mengorganisasi waktu dan mampu menetapkan sasaran yang akan meningkatkan prestasi. Dari uraian tersebut, peneliti memilih implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena STIKES An-Nur Purwodadi tersebut merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang telah mempunyai kesiapan dalam pelaksanaan KBK. Melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi diharapkan STIKES An-Nur Purwodadi berperan dalam menciptakan mahasiswa yang berprestasi.
commit to user
lebih
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah atau fokus dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES An-Nur Purwodadi ?”. Dengan rincian sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi Pembelajaran problem based learning pada
mata
kuliah blok sistem pencernaan ?
a. Bagaimana Penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Bagaimana
Media, strategi
yang diterapkan Dosen dalam pendekatan
Problem Based Learning mata kuliah blok sistem pencernaan ? c. Bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen pada pendekatan pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan ? 2.
Bagaimana implementasi pembelajaran
remidial mata kuliah blok sistem
pencernaan dengan model problem based learning ? 3.
Bagaimana hasil yang ingin dicapai pada implementasi kurikulum berbasis kompetensi dengan pembelajaran problem based learning ?
4. Bagaimana hambatan- hambatan yang dialami dalam pelaksanaan problem based learning ?
C. Tujuan Penelitian
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi Model Pembelajaran problem based learning mata kuliah blok sistem pencernaan di Stikes annur Purwodadi . a. Mendeskripsikan bagaimana Penyusunan Silabus dan Rencana pelaksanaan Pembelajaran model Problem based Learning b. Mendeskripsikan bagaimana media, strategi dosen dalam menerapkan pembelajaran blok sistem pencernaan dengan
model
Problem Based
Learning c. Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang dibuat oleh Dosen dalam menerapkan
pembelajaran blok sistem pencernaan
dengan Problem Based Learning 2.
Untuk mendeskripsikan bagaimana para Dosen melaksanakan perkuliahan remedial mata kuliah blok sistem pencernaan dengan model Problem Based Learning
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil yang dicapai pada pelaksanaan KBK dalam Problem Based Learning ? 4.
Untuk mendeskripsikan bagimana hambatan hambatan pelaksanaan dalam Problem Based Learning ?
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak atau instansi yang terkait pada dunia pendidikan Tinggi untuk pengambilan kebijakan dalam rangka commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peningkatan mutu atau kualitas pendidikan melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Secara Praktis Bagi Perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) penyelenggara pendidikan dapat dijadikan
sebagai
pembelajaran KBK.
bahan
pertimbangan
untuk
peningkatan
efektifitas
Dan bagi Stakeholder sebagai bahan masukan dalam
mendukung institusi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dan mengetahui lulusan yang digunakan dalam kinerja pelayanan di tatanan klinis.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tujuan
pembelajaran
merupakan
salah
satu
aspek
yang
perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali dipekenalkan oleh B.F Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavorial science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul “preparing instructional objective” pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil maksimal. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut (Uno, 2007 ). a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dam dimanfaatkan secara tepat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. c. Dosen atau Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran. d. Dosen atau Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat, artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran. e. Dosen atau Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik f. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peraalatan maupun bahan dalam keperluan belajar g. Dosen atau Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar h. Dosen atau Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. Banyak pengertian yang diberikan pada ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S Bloom dan D. Krathowl (1964 dalam Uno, 2007 ) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Dengan penjelasan sebagai berikut (Uno, 2007 ). a. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran user berawal dari tingkat pengetahuan berkenaan dengan prosescommit mentalto yang
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
sampai ke tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara hierarki berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Tingkat pengetahuan (knowledge) Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. 2) Tingkatan pemahaman (comperhension) Pemahaman disini dartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 3) Tingkat penerapan (aplication) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis (analysis) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. commit to user 5) Tingkat sintesis synthesis)
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sitensis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh 6) Tingkat evaluasi (evaluation) Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau kemampuan yang dimiliki. b. Kawasan Afektif ( Sikap dan Perilaku) Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut : 1) Kemauan menerima Kemauan menerima merupakan kegiatan untuk memperlihatkan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku mendengarkan musik, atau bergaul dengan orang yang memiliki ras yang berbeda.
2) Kemauan menanggapi Kemaunan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjukkan pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas
terstruktur,
menaati
peraturan,
mengikuti
diskusi
commit to user atau menolong orang lain. menyelesaikan tugas di laboratorium
kelas,
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Berkeyakinan Berkeyakinan dengan kemauan menerima sistem tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial. 4) Penerapan Karya Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselasaran antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan peranan dalam memecahkan suatu permasalahan.
5) Ketekunan dan Ketelitian Ketekunan dan ketelitian ini adalah tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan
perilakunya
sesuai
dengan
suistem
nilai
yang
dipegangnya. Seperti bersikap obyektif dalam segala hal. c. Kawasan Psikomotor Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (tertinggi) adalah : 1) Persepsi Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu. 2) Kesiapan Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuau kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set ) kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.
3) Mekanisme Mekanisme berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari dan menata laboratorium. 4) Respon terbimbing Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditujukan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error). 5) Kemahiran commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemahiran
adalah
penampilan
gerakan
motorik
dengan
ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti ketrampilan menyetir kendaraan bermotor. 6) Adaptasi Adaptasi berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis, pola-pola
gerakan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
mematahkan
permainan lawan.
7) Originasi Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah memiliki ketrampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan tarian.
2. Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) Kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni, “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka commitoleh to user waktu pendidikan yang harus ditempuh siwa yang bertujuan untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstrakurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
Kurikulum
merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan (Zamroni, 2003 ). Rencana nilai pengetahuan dan ketrampilan yang hendak ditransfer kepada peserta didik selanjutnya dikembangkan berdasarkan kemampuan dasar minimal harus dikuasai seorang peserta didik di sekolah yang bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan pendidikan. Kurikulum juga diartikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan berdasarkan standar pendidikan tentang kemampuan dari sikap, materi dan pengalaman belajar dan penilaian yang berbasis potensi kondisi peserta didik ( UU Sisdiknas, 2003 ). Kurikulum suatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak (potential carrl culum) (Nasution, 2003 ). Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi ) tugas- tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat commit to user kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab ( Mulyasa, 2008 ).
3. Pengembangan Rancangan Pembelajaran ( Silabus ) Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan,
dan
penyajian
materi
kurikulum,
yang
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004 ). Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah : a. Seperangkat
rencana
dan
pengaturan
tentang
kegiatan
pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. b. Komponen silabus menjawab: a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa?; b) bagaimana cara mengembangkannya?; c) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai / dikuasai oleh siswa? c. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar. d. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata pelajaran di sekolah / madrasah kelompok guru, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas pendidikan (Nurhadi, 2004 ). commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain adalah dokumen kurilum yang biasa disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh Sumantri (1988 ) dalam Silabi hanya tercakup
bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu
setahun atau satu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur : (1) Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2) Sasaran-sasaran mata pelajaran; (3) Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (4) Urutan topik-topik yang diajarkan; (5) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran; (6) Berbagai teknik evaluasi yang digunakan. ( Sanjaya, 2008 ) Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi (2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan : 1) bidang studi yang diajarkan; 2) tingkat sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan kompetensi dasar; 4) materi pokok;
5) indikator; 6) strategi pembelajaran; 7)
alokasi waktu, dan 8) bahan / alat / media. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
4. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaintannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik. Fungsi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut : a. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum commit bahwa to user rencana pelaksanaan pembelajaran tingkat satuan pendidikan adalah
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu setiap akan melakukan pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan menurunkan wibawa guru secara keseluruhan. b. Fungsi Pelaksanaan Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan kajian
oleh
peserta
didik
harus
disesuaikan
dengan
kebutuhan
dan
kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. c. Prinsip Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk to user belajar, dengan menggunakancommit berbagai variasi media, dan sumber belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai berikut : 1) Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit, kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3) Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. 4) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya 5) Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain. Penjelasan tiap-tiap komponen dalam RPP adalah sebagai berikut. 1) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar-Indikator adalah suatu alur pikir commit to user yang saling terkait tidak dapat dipisahkan).
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Indikator merupakan : (1) Ciri pelaku (bukti ukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar. (2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. (4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. (5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian b) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh : 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada kompetensi dasar.
2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Output (hasil langsung) dari suatu paket kegiatan pembelajaran 3) Menentukan Materi Pembelajaran Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator. 4) Menentukan Metode Pembelajaran commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat juga diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada bagian ini dicantumkan pembelajaran peserta didik. a) Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya pendekatan proses, kontekstual langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya b) Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya. 5) Menetapkan Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : a) Kegiatan Pendahuluan (1) Orientasi : memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya. (2) Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. (3) Motivasi : guru memberikan gambaran manfaat memperlajari materi tertentu (4) Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan amteri pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan
rencana langkah-langkah
pembelajaran). b) Kegiatan Inti Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skema (frame work) masingmasing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Modul pembelajaran, baik yang berjenis cetak atau non cetak. Khusus untuk pembelajaran ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan. c) Kegiatan Penutup (1) Dosen
mengarahkan
peserta
didik
untuk
membuat
rangkuman/simpulan (2) Dosen
memeriksa hasil belajar peserta didik dapat dengan
memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil kurang lebih 25% peserta didik sebagai sampelnya. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidial/pengayaan. (4) Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. 6) Memilih Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan pembelajaran. 7) Menentukan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) Depdiknas ( 2002 ) dalam Mulyasa ( 2008 ) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut ; a). Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal. b). Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) dan keberagaman, c). Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang
bervariasi, d).sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainya yang memenuhi unsur edukatif, 5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
a. Sistem belajar dengan modul KBK menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaanya untuk para Dosen. Pada umumnya sebuah modul terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut. 1. Lembar kegiatan peserta didik 2. Lembar kerja 3. Kunci lembar kerja 4. Lembar soal 5. Kembar jawaban ; dan 6. Kunci jawaban
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul yaitu , pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar, tes akhir. b. Menggunakan keseluruhan sumber belajar c. Pengalaman lapangan d. Strategi individual personal e. Kemudahan belajar f. Belajar tuntas
6. Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran a. Pendekatan Pembelajaran Abin Syamsudin Makmun (2000 ) menyatakan bahwa “Pendekatan secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (2000 ) menyatakan bahwa ; Pendekatan adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap sesuatu yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Atwi Suparman 2000) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, siswa, peralatan, bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dimyati dan Mujiono (2006) menyatakan bahwa : Belajar dapat dilakukan di semabarang tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi ,film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. Meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirnya seseorang terdorong untuk memperoleh, pengalaman dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat. Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan
kemampuan-kemampuan
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat (1) pengorganisasian siswa, (2) posisi guru-siswa dalam pengelolaan pesan, dan (3) pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran. b. Metode Pembelajaran Menurut Smaldino, Russel, et al (2005 ) menyatakan bahwa : Methods are the procedures of instruction selected to help
leaner
achieve the objectives of to internalize the content or massage. The student- directed methods include discrussion, cooperative learning commit toand userproblem solving. garning, simulation, discovery
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut gaberson ( 2002 ) dalam AIPNI ( 2010 ) Pembelajaran pada pendidikan Ners dengan kurikulum berbasis Kompetensi menggunakan berbagai metoda pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Metode pembelajaran pada program pendidikan sarjana keperawatan dan program pendidikan Profesi Ners adalah sebagai berikut : a. Small group discussion ; mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau mempraktekan/ mencoba berbagai model ( computer ) yang telah disiapkan. b. Role –Play & Simulation c. Case study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus tersebut d. Discovery learning : mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan. e. Self directed Learning : merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan dan menilai pengalaman belajarnya sendiri f. Cooperative Learning : membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan Dosen secara berkelompok. g. Collaborative learning : bekerjasama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan consensus kelompoknya sendiri. h. Contextual instruction : membahas konsep ( teori ) kaitanya dengan situasi nyata dan melakukan studi lapangan/ terjun didunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i. Project based Learning : mengerjakan tugas ( berupa proyek ) yang telah dirancang
secara
sistematis
dengan
menunjukan
kinerja
dan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum. j. Problem based learning and Inquiry : belajar dengan menggali atau mencari informasi ( inquiry ) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah factual atau yang dirancang oleh dosen.
7.
Konsep Metode Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ). a. Definisi PBL Alder dan milne ( 1997 ) dalam nursalam (2008 ) mendefinisikan PBL dengan metode yang terfokus kepada identifikasi permasalahan serta penyusunan kerangka dengan membentuk
analisis dan pemecahan. Metode ini dilakukan kelompok kelompok kecil, banyak kerjasama dan
interaksi, mendiskusikan hal- hal yang tidak atau kurang difahami, serta berbagai peran untuk melaksanakan tugas dan saling melaporkan. Menurut Peterson ( 2004 ) metode ini memberikan mahasiswa permasalahan yang tidak terstruktur dengan baik dan pemecahan masalah yang tidak satu saja karena terfokus pada pembelajaran sendiri ( self- learning ) serta sangat jauh dari penjelasan yang langsung ke inti atau jawaban atau isi dqan atau penjelasan yang langsung diberikan oleh dosen. Sikap dan ketrampilan umum yang perlu dikembangkan dalam PBL diantaranya : kerjasama tim, ketua kelompok, mendengarkan, menghargai pendapat teman, berpikir kritis, belajar mandiri dan penggunaan berbagai sumber, kemampuan presentasi. to user Metode Problem Basedcommit Learning, dimana
pembelajaran dimulai dari
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemunculan suatu masalah, kemudian mahasiswa bersama dosen akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tujuh langkah yang dikenal sebagai Seven Jump Methode ( SJM ). Sesuai dengan namanya, pada metode ini terdapat tujuh langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta didik, yaitu 1) klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2) mendefinisikan
permasalahan,
3)
Menganalisis
permasalahan
dan
menawarkan penjelasan sementara, 4) Menginventarisir berbagai penjelasan yang dibutuhkan, 5) Memformulasi tujuan belajar, 6) Mengumpulkan informasi melalui belajar Mandiri, 7) Mensintesis informasi baru dan menguji
serta
mengevaluasinya
untuk
permasalahan
yang
sedang
dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar. b. Penulisan skenario dalam PBL PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi. Pada sebagian besar kurikulum PBL, fakultas mengidentifikasi tujuan pembelajaran dengan cermat. Skenario harus mengarahkan mahasiswa menuju area khusus dari pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Dolman et al. ( 1997 ) ada beberapa langkah yang bias dilakukan dalam membuat skenario yang efektif yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran yang dicapai oleh mahasiswa setelah mereka mempelajari skenario seharusnya konsisten dengan tujuan pembelajaran dari fakultas. 2). Masalah yang diberikan seharusnya sesuai dengan tahapan kurikulum dan tingkat pemahaman mahasiswa, 3). Skenario menarik bagi mahasiswa atau relevan dengan praktik dimasa mendatang, 4). Ilmu- ilmu dasar dimasukan dalam user konteks skenario klinikcommit untukto mendorong integrasi pengetahuan, 5).
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Skenario seharusnya mngandung petunjuk ( clue ) guna memberi stimulus diskusi dan memotivasi mahasiswa untuk mencari penjelasan dari isu-isu yang dipresentasikan, 6). Masalah seharusnya benar- benar terbuka sehingga diskusi tidak berhenti ditengah jalan, 7). Skenario seharusnya mendorong partisipasi mahasiswa dalam mencari informasi dari berbagai referensi. c. Peran partisipasi dalam PBL Selama berlangsungnya
proses belajar dalam PBL, mahasiswa akan
mendapat bimbingan dari fasilitator, bergantung pada tahapan kegiatan yang dijalankan ( suradijono, 2004 ) dalam nursalam 2008). Tiap – tiap elemen dalam PBL memiliki peran spesifik sebagai berikut : 1. Narasumber a. Menyusun kasus pemicu ( trigger problem ) b. Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran berupa bahan cetak atau elektronik. c. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran. 2. Tutor/ fasilitator Pada pertuman pertama, mengatur kelompok, memastikan bahwa sebelum
proses pembelajaran dimulai setiap
kelompok telah
memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi dengan suara dikeraskan. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation, menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan, to user memantau jalanyacommit diskusi dan membuat catatan tentang berbagai
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masalah yang muncul dalam proses belajar, menjaga motivasi mahasiswa,
memberikan
pengarahan
agar
dapat
membantu
mahasiswa keluar dari kesulitanya, mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan. 8. Evaluasi Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi akhir saat ini ( Brown dan Knight, 1994 dalam AIPNI, 2010 ). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Evaluasi menurut Pendapat Robert dan Norman Groundlund (2000 ) menyatakan bahwa : At the end of a segment of instruction, our main interest is in mearsuring the extent to which the intended learning outcomes and performance standards have been achieved. End of unit test can be used for giving feedback to students, encouraging, students to underatake more challenging advanced work, assgning remedial work, and assessing instruction as well as for grading purposes. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan : a. Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya b. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukanya c. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran d. Untuk memotivasi peserta didik e. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik. Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi : user 1. OSCE ( Objective Structuredcommit ClinicaltoExamination )
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
2. Tes tertulis ( Essay, MCQs, Short Answer Question ) 3. Permasalahan ( case study ) 4. Reflective learning 5. Observasi 6. Oral test 7. Presentasi 8. Projek 9. Laporan Evaluasi proses 1. Evaluasi pelaksanaan 2. Evaluasi dosen oleh mahasiswa 3. Evaluasi dosen oleh dosen
9. Pembelajaran Remedial Pembelajaran remedial (remedial learning) merupakan bagian dari proses pembelajaran secara menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan atau ditetapkan. Tujuannya untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk membantu siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan commitPelaksanaan to user secara biasa (original instruction). pembelajaran remedial dapat
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dialakukan dalam proses pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam pelajaran biasa (guru dapat membuat jadwal dengan koordinasi sekolah atau kesepakatan antara guru dan siswa dengan koordinasi sekolah) (Arnie Fajar, 2004 ). Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial ialah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi kegiatan remedial adalah : a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru (fungsi korektif); b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya (fungsi pemahaman); c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa (fugnsi penyesuaian); d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (fungsi akselerasi); dan e. Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi (fungsi terapeutik) Bentuk pembelajaran remedial dapat berupa : tes ulang, pemberian tugas tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan guru, dan belajar kelompok dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya (tutor sebaya) (Arnie Fajar, 2004 ). B. Penelitian relevan 1. Joko Saryono, 2009 commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Implementasi Kurikulum tingkat satuan Pendidikan di SMP Sultan agung Salaman Magelang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) Bagaimana silabus dan RPP dibuat oleh Guru ; (2) bagaimana peran guru dalam memilih pendekatan pengajaran ; (3) bagaimana alat penilaian dibuat oleh Guru . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP Sultan agung salaman. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek penelitian dilakukan melalui trianggulasi.
2. Ringsung Suratno, 2004 Implementasi kurikulum berbasis kompetensi di SMP Negeri 7 Semarang. Masalah dalam penelitian terbatas pada : (1) bagaimana proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (2) bagaimana pemahaman kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang; (3) bagaimana tanggapan atau sikap warga sekolah SMP 7 Semarang terhadap penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru-guru SMP 7 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, analisa dan observasi, kemudian hasilnya dianalisis dengan model analisis mengalir. Data yang diperoleh dari subjek
penelitian
dilakukan
melalui
trianggulasi.
Hasil
penelitian
menyimpulkan: (1) seluruh stakeholder pendidikan di SMP 7 Semarang telah memahami tentang kurikulum bebasis kompetensi; (2) proses pelaksanaan commit to user kurikulum berbasis kompetensi di SMP 7 Semarang dilaksanakan secara terpadu
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) menekankan pentingnya desain pembelajaran dengan pendekatan Student Centered Learning dalam bentuk konkrit yang dipersiapkan oleh Dosen adalah Silabus, Modul,
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rancangan keseluruhan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh Dosen. Dosen mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Tugas dan tanggungjawab seorang Dosen adalah mengelola pembelajaran dengan efektif, dimamis, efisien, dan positif berdasarkan rencana pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat dengan menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai dan memungkinkan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara Dosen dan peserta didik atau mahasiswa. Hasil pembelajaran KBK
dapat diketahui apabila Dosen
melakukan
evaluasi. Evaluasi merupakan tindakan Dosen atau Guru untuk menentukan nilai hasil belajar. Aspek penting dalam pengelolaan pengajaran adalah evaluasi.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kerangka
berfikir
dalam
penelitian
dapat
digambarkan
sebagai
berikut
SDM, Dosen
Sarana dan Prasarana
Penunjang ( Hardware dan Software )
Pelaksanaan Pembelajaran KBK dengan Model PBL
Hasil Yang dicapai
Subtansi : - Silabus & RPP PBL - Media, materi ajar - Strategi - Evaluasi - Remidial
Mahasiswa
Hambatan - hambatan dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Gambar. 1 Kerangka berpikir
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan study kasus terpancang tunggal.
Penelitian ini berkeinginan untuk mengungkap data atau
informasi sebanyak mungkin mengenai implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata kuliah blok sistem Pencernaan
di Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES An-nur Purwodadi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES An-Nur Purwodadi.
Dengan alasan Perguruan Tinggi Yang sudah 15
tahun
berkiprah dalam membentuk insan perawat yang kompetetif dan profesional dan merupakan perguruan Tinggi Swasta ( PTS ) yang telah melaksanakan KBK dalam kurun waktu 2 ( dua ) tahun berjalan yang setiap tahunya terdapat peningkatan jumlah mahasiswa yang mengalami peningkatan setiap tahunnya . Penelitian ini dilakukan selama 6 - 7 bulan , dimulai pada bulan juli sampai dengan desember 2010.
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Setting Penelitian Dalam penelitian kualitatif, pemilihan natural setting mutlak diperlukan. Setting penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian. Adapun dalam penelitian yang akan dilakukan ini setting penelitian direncanakan berlangsung di Program Studi Keperawatan dengan harapan dapat memperoleh informasi dari Ketua STIKES, Pembantu Ketua Bidang Akademik, Ketua Program studi,
staf pengajar (Dosen ) Mahasiswa dan sebagainya yang
dimungkinkan peneliti memperoleh informasi tentang implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam penelitian yang akan diteliti ini peneliti menetapkan setting penelitian sebagai wadah pencarian data secara fisik yang terdiri dari tiga dimensi sosial yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan. C. Sumber Data Jenis sumber data menurut Sutopo (2002 ) adalah sebagai berikut : 1. Nara Sumber (informan) Jenis sumber data yang berupa manusia pada umumnya dikenal sebagai informan. Istilah tersebut sangat akrab digunakan dalam penelitian kualitatif, dengan pengertian bahwa peneliti memiliki posisi yang lebih penting. Informan posisinya sekedar memberikan tanggapan (respon) pada apa yang diminta atau ditentukan penelitinya. 2. Peristiwa atau aktivitas Data atau informasi juga akan dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti akan bisa commit to user mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara berlebih pasti karena
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutu ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja. Berbagai permasalahan memang memerlukan pemahaman lewat kajian terhadap perilaku atau siap dari para pelaku dalam lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari pada pelaku dalam aktifitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat kajian terhadap perilaku atau sikap dari para pelaku dalam aktivitas yang dilakukan atau yang terjadi sebenarnya. Bukan hanya lewat informasi yang diberikan oleh seseorang atau dari catatan-catatan yang ada mengenai aktivitas tertentu. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali ia merupakan aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Banyak peristiwa yang hanya terjadi satu kali, atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu dan tidak terulang kembali. Dalam hal semacam ini, kajian lewat peristiwa secara langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen rekaman dan gambar bila ada.
3. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan data tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas commit to usercatatan lapangan yang bersifat formal atau peristiwa tertentu). Bila ia merupakan
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan terencana dalam organisasi, ia cenderung disebut pasif. Namun keduanya bisa dikatakan sebagai suatu rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat secara baik dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data Sutopo (2002) strategi pengumpulan data dalam pengumpulan kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 2 cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif. Metode atau interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan focus group discussion ( FGD ) sedang yang non interaktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (coontent analysis) dan juga observasi tak berperan. Secara singkat metode interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Wawancara Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masalampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Di dalam melakukan wawancara ada tahapan-tahapan yang biasa dipakai, yaitu : a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai, b. Persiapan wawancara, c. Langkah awal,
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif, e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan. Wawancara pada penelitian yang akan dilakukan ini dilakukan terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara dan foto dokumentasi wawancara yang akan berlangsung dilaksanakan. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Dalam penelitian ini observasi partisipatif, yaitu dengan cara akan mendatangi peristiwanya, kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui oleh yang diamati, dan bagaimanapun hal itu membawa pengaruh pada yang diamati. Observasi yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada kisi-kisi observasi.
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analysis) Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang berupa dokumen dan arsip dilakukan dengan melakukan commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pencatatan. Pencatatan yang dilakukan bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat.
E. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir kegiatan penelitian. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan alur kegiatan seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, ( 2009) yakni, data reduction, data display and conclusion drawing verificaton, seperti terlihat dalam gambar berikut :
Data collection
Data display
Data reduction
Conclusion drawing verifying
Gambar. Komponen dalam analisis data ( interactive model )
Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi demikian commit to user banyak dan kompleks serta masih bercampur-campur, maka dibuatlah reduksi
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap data tersebut. Dalam proses reduksi ini dilakukan seleksi untuk memilih data yang relevan dan bermakna, yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan untuk menjawab pertanyaan. Begitu juga perlakuan peneliti terhadap transkrip itu penulis ambil sebagai data penelitian, kemudian peneliti masukkan dalam laporan penelitian. Setelah di reduksi, ditentukan komponen yang terfokus untuk diamati dari isi wawancara, yaitu mengenai implementasi kurikulum KBK. Hasil wawancara dan pengamatan tahap dua ini dibentangkan/ display. Selanjutnya data tersebut direduksi lagi, sehingga akhirnya pengamatan maupun wawancara ditunjukkan pada proses sosialisasi. Kurikulum KBK, Langkah selanjutnya adalah menyederhanakan, menyusun secara sistematis hal-hal yang pokok dan penting dan membuat abstraksi untuk memberi gambaran yang tajam serta bermakna. Proses pemilihan data mengarah pada pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, serta diformulasikan secara sederhana, disusun secara sistematis dengan menonjolkan hal-hal yang lebih substantive. Diharapkan dengan cara ini akan memberi abstraksi yang tajam tentang kebermaknaan hasil temuan di lapangan.
G. Keabsahan Data Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, maka keabsahan data terlebih dahulu dilakukan. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini pemeriksaan keabsahan data menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mempertinggi tingkat kredibilitas hasil penelitian dilaksanakan teknik pemeriksaan keabsahan data, menurut Lexy J. Moleong (2007), teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara :
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal ini bertujuan untuk : (a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (b) membatasi kekeliruan (bias) peneliti, (c) mengkonpensasikan pengaruh dari kejadiankejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. 2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tetaitif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tiddak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. 3. Trianggulasi Trianggulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Terdapat empat commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
macam trianggulasi yaitu : trianggulasi data, trianggulasi peneliti, trianggulasi metodologis, dan trianggulasi teoritis. 4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. 5. Uraian Rinci Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian. Dari uraian di atas, maka keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dimana peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai memperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Dengan perpanjangan keikutsertaan maka derajat kepercayaan data yang dikumpulkan dapat ditingkatkan.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini penulis akan menyajikan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan membahas hasil penelitian sebagai berikut : A. Deskripsi Wilayah Penelitian 1. Sejarah dan profil STIKES ANNUR Purwodadi Bertolak dari keberhasilan Bp. H. asaat Pitoyo, S.Kp.,M.Kes dan Ibu Hj.Waridah Nasution SKM, M.Kes dalam membina dan mengembangkan pendidikan DIII Keperawatan, serta bersama munculnya akper-akper baru, baik di jawa tengah tengah maupun di seluruh penjuru tanah air maka Bp. H. asaat Pitoyo, S.Kp.,M.Kes dan ibu Hj waridah Nasution sebagai perawat dan Bidan senior berminat untuk menambah institusi pendidikan keperawatan yang sudah dikelolanya. Keinginan ini juga didukung oleh adanya permintaan tenaga perawat dari berbagai negara/ luar negeri. Adapun dipilih lokasinya di kabupaten Grobogan adalah didasarkan pengalaman. Melihat bahwa peminat pendidikan akper Depkes Semarang paling banyak adalah dari daerah kabupaten sragen maupun kabupaten Grobogan. Studi kelayakan dan penyusunan proposal dilakukan tidak terlalu lama yaitu dimulai dengan pendirian yayasan
An-Nur
purodadi. Setelah yayasan tersebut berdiri, selanjutnya dimulai penyusunan proposal dan kemudian dimintakan rekomendasi pada Bp Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Grobogan dan Bapak Bupati Kab. Grobogan proses untuk mendapatkan Rekomendasi diwilayah Kab. Grobogan berlangsung agak commitKesehatan to user mengalami hambatan Di Dinas TK II, akan tetapi kemudian
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hambatan
tersebut
diselesaikan
oleh
Bapak
Bupati.
Selesai mendapatkan ijin dari daerah TK II selanjutnya proposal tersebut dikirim ke kanwil Depkes Jawa tengah dan dilanjutkan ke DEPKES Republik Indonesia ( Pusdiknakes ) atau Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan ) di Jakarta. setelah melalui proses panjang akhirnya keluarlah SK ijin Operasional akper dan akreditasi B dengan SK Menkes RI no. HK.00.06.1.1.0352. untuk operasional tahun pertama yaitu 1996 akper annur dilaksanakan di Jalan Kapten Rusdiat danyang- Purwodadi dengan menyewa gedung milik PEMDA Kab. grobogan ( bekas pakai STM pertanian ). dan pada akhir tahun ke III telah berhasil membangun
Satu
gedung
di
Jalan
Gajah
Mada
yang
ditempati
sampaisekarangini. Pada akhir tahun ke 2000. Akademi Keperawatan An-Nur, Ibu Waridah Nasution berencana mengembangkan dengan membuka program D-III Kebidanan, Setelah proposal Akademi kebidanan diajukan kepada Bp. kepala Dinas kesehatan TK I
ternyata Bp Kepala Dinas TK I semarang
menyatakan dan menyarankan agar di kabupaten grobogan juga didirikan AKBID. oleh karena itu maka AKBID An-Nur purwodadi mendapatkan SK pendirian ijin Operasional untuk AKBID An-Nur Purwodadi dan predikat akreditasinya
berdasr
SK
Menkes
RI
No.
HK.00.6.22.00109.
AKPER An-Nur dan AKBID An-Nur purwodadi adalah 2 Institusi Pendidikan tenaga kesehatan yang sama- sama bernaung dalam satu yayasan yaitu yayasan Annur
Purwodadi.
hingga pada akhirnya setelah berkembang cukup maju dan pesat AKPER AnNur purwodadi bernaung di bawah payung DIKTI dengan SK MendiknasRI to user N0.54/D/O/2006 terkonversi commit yang semula AKPER menjadi Sekolah Tinggi Ilmu
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesehatan ( STIKES ) An-Nur Purwodadi dengan 3 jurusan atau Program studi S1 Ilmu Keperawatan, DIII Keperawatan
( Akper ).
Visi STIKES adalah menjadi lembaga perguruan tinggi kesehatan yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta menghasilkan tenaga kesehatan profesional yang mampu berkompetisi secara global ( statuta STIKES, hal : 5 ) Misi STIKES adalah : 1. Menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang kesehatan berbagai
jenjang
pendidikan
serta
dalam
mengembangkan
dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan 2. Mengembangkan kehidupan akademik yang dilandasi nilai-nilai budaya bangsa dan jati diri STIKES An-Nur Purwodadi 3. Mengembangkan penelitian sesuai bidang keilmuan masing-masing 4. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil-hasil penelitian untuk menyelesaikan masalah-masalah aktual di masyarakat ( Statuta STIKES, hal : 5 ) Tujuan STIKES adalah : a. Menyiapkan tenaga kesehatan profesional dengan memperhatikan jumlah, mutu, relevansi, dan efektivitas. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. ( Statuta STIKES, hal : 6 ) 2. Kemahasiswaan Data mahasiswa pada tahun 2006 – 2010 (4 tahun terakhir) dapat commit to user disajikan seperti tabel dibawah ini.
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1 : Data mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes Annur Purwodadi Tahun 2006 – 2010 Tahun ajaran 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010
Calon Pendaftar 26 56 62 74
Semester 1 23 47 58 68
Semester Semester 3 5 23 47 23 46 38
Semester Jumlah 7 23 126 190 36 262
Sumber : Dokumen laporan SPMB STIKes Annur Purwodadi Tahun 2010 3. Sarana dan Prasarana Ruang kuliah yang ada di STIKes Annur Purwodadi terdiri dari ruang Kuliah 12 Kelas, 2 ruang demonstrasi keperawatan dan Kebidanan, ruang seminar, perpustakaan, ruang laboratorium bahasa,ruang laboratorium Komputer, Laboratorium Keperawatan yaitu Laboratorium Keperawatan dasar, Laboratorium Komunitas dan Gerontik, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Gawat darurat, Keperawatan dasar, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak dan Laboratorium Anatomi.
4. Data Dosen dan Staf edukatif Dosen yang ada di STIKES Annur Purwodadi Kabupaten Grobogan sejumlah 20 Dosen Keperawatan dan 2 Dosen Non Keperawatan, 5 Orang Staf Tata Usaha, 2 Pustakawan dan 2 di UPT Laboratorium.
B. Temuan Penelitian 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh Tim Dosen Mata ajar blok sistem pencernaan di STIKes Annur Purwodadi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan oleh Ketua Program studi dan Pembantu Ketua I Bidang Akademik bersama- sama dengan Koordinator Blok Mata kuliah sistem Pencernaan yang berdasarkan kurikulum AIPNI 2010 dan silabus mata kuliah. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat persemester dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasikan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (2) menentukan indikator; (3) menentukan metode dan teknik pembelajaran; (4) menentukan materi pembelajaran; (5) menyusun daya dukung lainnya; dan (6) menyusun evaluasi pembelajaran ( Buku pedoman 3 ; penyusunan RPP Stikes Annur Purwodadi, hal : 8 tahun 2009 ). Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat dengan mengacu pada Standar yang dikeluarkan oleh AIPNI dan BPPSDM Depkes RI Jakarta Pusat yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan target yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran. Standar kompetensi tersebut merupakan ukuran dari keberhasilan proses pembelajaran yang selanjutnya diuraikan dalam bentuk kompetensi dasar. Dari kompetensi dasar tersebut merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.. Semua RPP yang disusun oleh Dosen Blok sistem pencernaan
menunjukkan identitas yang
meliputi mata kuliah, Tingkat program, semester, dan tahun ajaran. Identitas tersebut bertujuan untuk mengetahui mata kuliah apa yang commit to user akan diuraikan di dalam RPP. Dengan adanya identitas mata kuliah tersebut
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selanjutnya Dosen merinci dalam satuan-satuan mata kuliah pokok blok yang sesuai di dalam identitas tersebut, sekaligus dicantumkan kelas atau tingkat, semester, dan tahun ajaran. Hal ini bertujuan agar Dosen dapat mengetahui dengan mudah jenis RPP yang akan dibuat (CL.5) Terkait dengan identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut Etika Dwi Winahyu, Ns ( Wawancara 25 April 2009) mengatakan bahwa : … sebelum menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar merumuskan indikator tujuan pembelajaran metode dan lain sebagainya terlebih dahulu setiap Dosen diwajibkan menuliskan identitas yang meliputi mata Kuliah, Tingkat, semester dan tahun ajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat membantu dosen dalam membuat rincian RPP. Penyusunan RPP di STIKes Annur Purwodadi dilakukan terlebih dulu sebelum tahun ajaran dimulai dengan rapat koordinasi Team teaching ( lih. Dokumentasi ). Meskipun
masih ada juga dosen
yang tampak kurang profesional dalam
menyusun desain pembelajaran dan terdapat perbedaan dan kurang satu persepsi.sebagaimana dikatakan oleh meity mulya susanti, Ns. Langkah dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada Blok sistem Pencernaan mula- mula di koordinatori oleh seorang koordinator blok dan merumuskan kompetensi yang akan dicapai, penentuan proses tutorial, learning objektif serta penentuan ujian blok, dimulai dari identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), merumuskan indikator, menentukan tujuan pembelajaran dll, hingga sampai menentukan evaluasi pembelajaran. Hambatan-hambatan dalam RPP antara lain dengan commit user adanya beda pendapat di awal kalitomelakukan penyususnan masing- masing
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
dosen memiliki argumentasi terkait dengan keseragaman ‘’ Form ‘’. Akan tetapi dengan pembagian persepsi yang sama akhirnya RPP pada blok sistem pencernaan telah disepakati dalam bentuk satu form. Sebagaimana di tuturkan oleh fitriani, S.Kp bahwa : ‘’ semenjak ada sosialisasi tentang form pembuatan RPP baik untuk digunakan tutorial, klasikal maupun laboratorium sekarang kita mengacu pada pedoman pembuatan silabus dan RPP yang telah disepakati bersama ‘’ RPP Proses pelaksanaan Tutorial di STIkes Annur Purwodadi masih menggunakan satu model bentuk RPP. Hanya saja menitik tekankan pada aspek proses pelaksanaan tutorialnya. Hasil wawancara diatas diperkuat dengan berbagai hasil pengamatan yang dilakukan. Terdapatnya pertemuan antara pengelola program dengan para dosen tiap bidang baik bidang blok sistem gawat darurat, sistem pencernaan, sistem neurobehavior, sistem pernafasan telah mampu menyusun RPP semua mata kuliah pada masing- masing semester sesuai dengan blok. Pada blok sistem pencernaan terlihat sebelum proses tutorial PBL berlangsung mahasiswa memiliki panduan tutorial, RPP yang dibuat oleh dosen sebelum pembelajaran PBL dilaksanakan. Desain RPP tersusun dengan sistematika sebagai berikut : identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dilakukan oleh dosen setelah memahami identitas yang meliputi mata kuliah, semester, tahun ajaran. Identitas tersebut perlu dipahami oleh dosen commit to user
dan tim agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
menjabarkan silabus yang ada ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan mata kuliah, semester serta dipergunakan untuk tahun ajaran berapa. Dalam menentukan identitas tersebut, seperti dinyatakan oleh ngatminah, S.Kp (wawancara tanggal 28 November 2010) mengatakan bahwa : Ketika kita membuat atau dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didahului dengan identifikasi, yang meliputi identitas mata kuliah, semester, dan tahun ajaran, dengan mengetahui mata kuliah yang akan diuraikan dalam RPP maka dapat dirinci dalam satuan-satuan acara perkuliahan yang sesuai, kejelasan mata kuliah, semester dan tahun ajaran tersebut dapat membantu dosen dalam membuat RPP secara rinci dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang berlaku. Dari informasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Penyusunan RPP meliputi identitas mata kuliah, semester dan tahun ajaran hal tersebut mutlak ditetapkan oleh dosen dan tim pengajaran terlebih dahulu, dengan memahami identitas, dan menetapkan identitas maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dibuat dengan terarah sesuai dengan mata kuliah, semester dan tahun ajarannya. Langkah kedua adalah menentukan materi standar. Untuk menyusun rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perlu pemahaman terhadap kurikulum dengan standar nasional pendidikan (SNP), pemahaman tersebut sangat penting dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), hal ini seperti disampaikan oleh Eli Isnaeni, S.Kp (Wawancara tanggal 28 November 2010) yang menyatakan : Sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu kami mencoba memahami standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar commit to user penilaian pendidikan, karena dengan memahami standar tersebut
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemungkinan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan dapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kurikulum berbasis kompetensi pengganti kurikulum
yang
merupakan kurikulum baru sebagai
nasional, setiap perubahan kurikulum tentunya
akan
membawa konsekuensi. Demikian halnya dengan perubahan kurikulum Nasional ke kurikulum berbasis kompetensi yang dirumuskan oleh institusi dan institusi memiliki hak penuh dalam mengembangkan kurikulum sesuai kekhasan atau penciri yang dimiliki oleh institusi penyelenggara. Pengembangan silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata kuliah blok sistem pencernaan di STIKES Annur Purwodadi dirumuskan oleh dosen tim keperawatan sistem pencernaan yang semula di keperawatan dahulu mengacu pada Silabus BKS Jawa tengah sekarang sudah mulai lebih dikembangkan oleh tim dosen Blok sistem pencernaan. Berdasarkan wawancara
dengan
dwi
Tristiningdyah, S.Kp tanggal 26 November 2010 bahwa ‘’ Ketika era di 2001 sampai dengan 2005 nan kami dalam tim pengajaran keperawatan sistem pencernaan terpatok pada beberapa sub pokok bahasan dalam memberikan materi kuliah ke mahasiswa, sehingga kami harus banyak menyampaikan sehingga mahasiswa pasif reseptif dan kami kejar tayang dan harus bisa menghabiskan materimateri sesuai dengan silabus yang diberikan oleh BKS, akan tetapi sejak adanya perubahan paradigma KBK dari TCL ke SCL ini dapat memberikan fleksibilitas para dosen pengampu untuk lebih bisa berimprovisasi terhadap bahasan- bahasan pada sistem pencernaan’’. Langkah ketiga dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah menentukan Leraning Objective atau tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditentukan setelah ditentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator, tujuan pembelajaran berisikan target yang akan dicapai commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam proses pembelajaran, tujuan pembelajaran merupakan hasil yang akan dicapai setelah dilakukan proses pembelajaran dalam satu tatap muka. Setiap menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Blok sistem pencernaan
setelah
identifikasi
dan
menentukan
kompetensi,
langkah
selanjutnya adalah menentukan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam setiap tatap muka, sehingga dalam menentukan tujuan tentunya disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh dosen tim pada blok sistem pencernaan, telah ditentukan tujuan pembelajaran yang telah dibuat terdiri dari tujuan pembelajaran pertemuan I dan II, dan seterusnya tergantung dari alokasi waktu yang disediakan. Langkah keempat dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)pada blok sistem Pencernaan adalah menentukan Rencana Kegiatan Pembelajaran. Rencana kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk langkahlangkah yang akan dilakukan oleh dosen dalam proses pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran dari pertemuan I, sampai dengan pertemuan berikutnya disertai dengan alokasi waktu, rencana tersebut merupakan gambaran kegiatan yang akan dilakukan oleh dosen di dalam kelas, rencana tersebut disusun dengan sistematika secara umumnya yaitu : pendahuluan dengan alokasi waktu 5 menit, kegiatan inti dengan alokasi waktu 30 menit, dan penutup 5 menit. Setiap dosen maupun Tim teaching pada pelbagai sistem atau blok telah melengkapi langkah pembelajaran disertai dengan alokasi waktu yang commit to user disesuaikan dengan kompetensi, tujuan pembelajaran dan alokasi yang tersedia,
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan langkah-langkah pembelajaran yang berisikan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. 2. Pelaksanaan melakukan metode dan media pembelajaran Langkah kelima yaitu menentukan metode pembelajaran, perencanaan metode pembelajaran,
khusus untuk mata kuliah Blok sistem pencernaan
menggunakan proses problem based learning dengan 7 ( tujuh langkah ) atau seven jumps kecuali mata kuliah- mata kuliah lain seperti Agma, bahasa indonesia metode bervariasi, metode penugasan dan metode diskusi atau small group discussion ( SGD ). Kasus pemicu : Tn. Ogah 33 tahun telah dilakukan laparatomi edcausa appendicitis hari ke-3. pasien masih merasakan nyeri pada area yang dioperasi nyeri semakin bertambah dan menyatakan sering keluar rembesan cairan dari luka operasi. Hasil pemeriksaan perawat warna dasar luka tampak kuning terdapat slough, dan terdapat maserasi dan evicerasi. Pasien enggan untuk makan karena takut jahitan tidak jadi.
Berikut adalah langkah- langkah problem based learning : 1). klarifikasi terminology dan konsep yang belum dipahami, 2) mendefinisikan
permasalahan,
3).
Menganalisis
permasalahan
dan
menawarkan penjelasan sementara, 4). Menginventarisir berbagai penjelasan yang dibutuhkan, 5). Memformulasi tujuan belajar,
6).
Mengumpulkan informasi melalui belajar Mandiri, 7). Mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar. Terkait dengan metode pembelajaran Eli isnaeni, S.Kp, (wawancara tanggal 26 November 2010) mengatakan bahwa : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
76 digilib.uns.ac.id
Metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh dosen di STIKES Annur Purwodadi pada blok- blok mata kuliah khususnya sistem Pencernaan dengan seven jump. Karena dengan PBL seven jump pemahaman mahasiswa lebih luas dan mehasiswa masing- masing memiliki argumentasi dan usaha untuk menjawab. Hal ini amat kami akui selama perkuliahan semester ini berjalan’’. Langkah keenam berikutnya sesudah menentukan metode dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Blok sistem pencernaan adalah menentukan media dan sumber belajar. Untuk menentukan media pembelajaran seven jump pada blok sistem pencernaan ini, dosen dan bersamasama mahasiswa memilih media yang sesuai dengan mata kuliahnya, media pembelajaran yang dipilih dosen dan digunakan oleh mahasiswa
dalam
perencanaan pembelajaran antara lain : papan tulis ( Flip chart ), gambar-gambar yang menunjang dengan mata kuliah misalnya adalah lembar booklet pencernaan, contoh menu seimbang, Torso manusia, audiovisual termasuk media komputer (multimedia) dan free hot spot area untuk browsing dan pelacakan referensi, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Sedangkan sumber belajar yang digunakan adalah fasilitasi modul pembelajaran ( Lihat buku modul pembeljaran I.a Blok sistem Pencernaan ) buku tambahan yang tersedia di perpustakaan. Selain dalam perencanaan dosen merencanakan sumber belajar dari internet sebagai tugas tambahan. Terkait dengan penggunaan media pembelajaran melalui akses internet Eli Isnaeni, S.Kp
mengatakan
bahwa : “ mahasiswa di fasilitasi free hot spot area yang bisa diakses secara gratis, ini dimaksudkan supaya mahasiswa bila menjalankan proses PBL seven jump bisa mengakses secara langsung gambar anatomi pencernaan, masalah- masalah dalam pencernaan, tehnik prosedur perawatan dll, hal ini akan menambah pengetahuan yang bagus dan pola pikir mahasiswa akan lebih luas karena commit to user langsung melacak jurnal- jurnal illmiah secara gratis, gitu ya pak........ ’’
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penggunaan media pembelajaran yang tepat bertujuan untuk membantu dosen dalam melaksanakan proses turorial, hal ini seperti disampaikan oleh Etika dwi Winahyu yang menyatakan bahwa : Untuk membantu proses tutorial denga Problem based Learning ( PBL ) kami sering menggunakan papan tulis kecil- kecil perkelompok sebagai media pembelajaran, mengenai sumber belajar juga masih terbatas pada modul karena sejak 2 tahun berjalan ini modul belum ada revisi dan beberapa buku tambahan literatur yang ada di perpustakaan pada mata ajar pencernaan masih terbatas sehingga perlu sekali untuk akses di internet, tepai juga manakala papan putih atau papan flip chart terkadang terbatas, maka inisiatif mahasiswa memakai kertas manila dan itu belaku pada seluruh kelompok tutorial.
Keterbatasan
media
pembelajaran
yang
dimiliki
oleh
kampus
menyebabkan Tim dan mahasiswa menggunakan media pembelajaran seadanya. Lebih- lebih kelas, terkadang aula dijadikan sebagai tempat pembelajaran seven jump. Langkah ketujuh adalah menentukan waktu pembelajaran, waktu pembelajaran ditentukan setelah dosen menentukan standar kompetensi, materi standar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran. Waktu pembelajaran direncanakan sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada kegiatan pembelajaran, waktu yang digunakan oleh tim teaching seven jumps dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkisar 200 menit. Langkah kedelapan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah merancang penilaian. Setiap RPP yang dibuat selalu dilengkapi dengan rencana penilaian, rencana penilaian dibuat direncanakan secara tertulis, to user dalam bentuk isian, dan commit objektif. Penilaian dilakukan sesudah proses
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran dengan alokasi waktu 5-10 menit. Teknik penilaian yang direncanakan ada yang dibuat secara lisan, tetapi ada pula yang dibuat secara tertulis, tergantung dari kesiapan tim dan kondisi mahasiswa, serta alokasi waktu. Bila waktunya memungkinkan, rencana penilaian dibuat dalam teknik tertulis dalam bentuk isian maupun objektif, tetapi jika waktunya sedikit, rencana penilaian dibuat dalam bentuk lisan atau oral quiz. Langkah kesembilan adalah merencanakan daya dukung lainnya. Pemanfaatan daya dukung seperti fasilitas, situasi dan kondisi yang tepat untuk pembelajaran, berdasarkan data yang ada tidak direncanakan oleh dosen, dari data yang ada tidak satupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencantumkan fasilitas pembelajaran, situasi pembelajaran dan lain-lainnya. Padahal
perencanaan
keberhasilan
daya
pembelajaran,
dukung
pembelajaran
selanjutnya
Meity
sangat
MS,
Ns
mendukung mengatakan
“pembelajaran akan kondusif, membuat mahasiswa nyaman dan menyenangkan apabila didukung oleh ruang kelas yang tidak pengap, terang dan ventilasi udara yang cukup karena ada beberapa kelas yang hanya memiliki ventilasi terbatas akan tetapi fan/ kipas angin hanya ada 1 ( satu ) dan itu berfungsi tidak optimal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam melaksanakan Pembelajaran yang mengacu pada kompetensi ( KBK )
mempunyai pola
perencanaan dalam bentuk program tahunan, program tengah semester, kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), RPP telah dibuat oleh dosen tim pengampu sistem pencernaan melalui kegiatan forum ilmiah antar dosen antar tim atau departemen keilmuan.
Penyusunan RPP
user mata kuliah, standar kompetensi, melalui beberapa tahap. RPPcommit memuattoidentitas
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. 3. Pelaksanaan Tim Dosen Blok sistem Pencernaan dalam memilih model problem based Learning . Model pembelajaran oleh dosen pada blok sistem pencernaan dikemas dalam tiga model yaitu PBL dengan seven jumps, ISS IT, klasikal atau konvensional pada pokok- pokok bahasan tertentu dan Kuliah penunjang yang menghadirkan dokter ahli dan perawat Spesialis dalam bidangnya, pada saat awal dilksanakan pembelajaran maka tiap sesi pembelajaran terdapat 3 kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup dan tindak lanjut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Eli isnaeni, S.Kp (wawancara tanggal 23 November 2010) bahwa : Penerapan metode pembelajaran oleh dosen pada mata kuliah kami yaitu blok sistem pencernaan terdapat 3 metode yaitu seven jumps yang terbagi menjadi beberapa kelompok dan terdapat beberapa skenario. ISS- IT sekaligus SGD dengan masing- masing terdapat tahapan dalam memulai pembelajaran yaitu kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (kegiatan akhir). Begitu juga
dengan pernyataan yang disampaikan wahyu, Ns
(wawancara tanggal 23 November 2010) mengatakan bahwa : Tim Dosen pencernaan melakukan kegitan pokok penting dalam mengawali pembelajaran dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Mahasiswa dibagi 8 – 10 kelompok yang masing- masing di jelaskan tahapan- tahapan pembelajaran terlebih dulu. Berbagai metode masing- masing dosen dalam tim pengajaran pecernaan dalam melaksanakan metode pembelajaran, diantaranya adalah Tutorial, commit to user klasikal, ISS-IT, SGD . Berdasarkan pengarahan Ketua STIKES melalui
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PUKET I bidang akademik dianjurkan untuk memperbanyak menggunakan Model terkini dengan memfokuskan student centered learning ( SCL ) karena dengan menggunakan metode tersebut dapat membantu mahasiswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata mahasiswa dan dapat mendorong mahasiswa untuk pro aktif dan untuk lebih mengembangkan diri, sedangkan dosen hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan memberikan feed back ( umpan balik ). Pernyataan tentang penggunaan metode
pembelajaran
tersebut
diungkapkan oleh Meity MS, S.Kp,Ns (wawancara tanggal 24 November 2010) mengatakan bahwa : Untuk membantu dosen dan mahasiswa dalam memahami bahan ajar maupun materi yang akan dicapai berdasarkan kompetensi, tim dosen dianjurkan untuk menggunakan metode SCL – PBL, karena dengan metode tersebut mahasiswa dapat menghubungkan antara materi yang ditulis di silabus dengan situasi dunia nyata mahasiswa melalui berbagai hal, hal ini dapat mendorong mahasiswa untuk lebih mengembangkan pengetahuan yang dia peroleh dan lebih kompleks akan tetapi LO atau learning objective harus dirumuskan terkait dengan dosen dalam bidangnya. Senada dengan pernyataan tersebut, Etika DW, Ns sebagai Ka. Prodi sekaligus sebagai tim dosen pencernaan
(wawancara tanggal 24 November
2010), mengemukakan sebagai berikut : Walaupun PBL- tutorial seven jump dilaksanakan, mengingat kapasitas mahasiswa dan dosen sangat bervariasi, maka kuliah klasikal atau konvensional tetap diadakan karena terdapat mata kuliah tertentu yang pencapaian kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa dan dosen pengampu berbeda contoh mata kuliah mikrobiologi dan gizi, ini masih memerlukan adanya kuliah klasikal. Mengingat dosen yang di panggil untuk mengajar adalah dosen luar. Hal ini sangat sulit untuk dikondisikan. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada semester IV (observasi, tanggal 24 November 2010), diketahui mahasiswa dibentuk dalam kelompok melakukan kegiatan tutorial baik di kelas maupun dilaboratorium ( Field Lab atau skill lab ) terlihat kegiatan berjalan dengan baik dan mahasiswa pro aktif. Antar kelompok telah menjalankan tahapan- tahapan seven jump pada pertemuan awal yaitu tahap 1 sampai dengan tahap ke-5 dilaksanakan dan terkoordinasi oleh tim tutorial. Disini terlihat adanya sarana maupun prasarana yang mendukung tercipnya PBL seven jump karena terdapat hot spot area yang memudahkan mahasiswa searching bahan tutorial, papan flip chart dan lap top ( note book ). Sehingga tutorial tampak hidup. Hasil wawancara mahasiswa fitria mukti H ( wawancara tanggal 29 November 2010 ) mengatakan bahwa : Pak kami sekarang belajar lebih senang dengan memakai metode PBL – SJM ketimbang PBL ISS-IT , sebetulnya dua ( 2 ) strategi atau metode ini baik hanya saja karena di SJM tahapanya lebih mudah kita terapkan, memang harus banyak waktu yang diperlukan, tetapi tahapanya secara sistematik membuat kami jadi tahu.... oh ini... tahap awal yang ini tahap ke 2, ke 3 dan seterusnya. Terus terang kami khususnya saya, ini lebih senang ketika tim dosen masuk PBL ketimbang ISS- IT.
Senada yang di sampaikan oleh informan mahasiswa heny nahar bakdiyah ( wawancara tanggal 29 November 2010 ) ia menyatakan bahwa: Ya kalo menurut heny sih pak sama dengan mbak fitri atau teman lain yang saya ketahui, kalo pada saat kami diskusi terkait dengan asuhan keperawatan dan konsep dasar dari aspek medis tentang gangguangangguan fungsi dari pencernaan, saya lebih enak menangkap dan memiliki ide- ide untuk menjawab skaligus mendeskripsikan pak. karena di SJM ini setiap sesi ada bagian- bagianya contoh sesi pertama kita bisa menyelesaikan tahap I sampai dengan tahap 5, dan disini kita di tuntut untuk berargumentasi dan menyelesaikan tahapan itu. Sedang sesi ke-2 kita bisa melakukan tahap 6 dan tahap ke tujuh. Gitu pak.....’’ commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di STIKES Annur Purwodadi, dianjurkan untuk selalu menggunakan metode pembelajaran Problem based learning Seven jump. Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk mencapai standar kompetensi dan standar isi yang telah direncanakan oleh dosen.. Mahasiswa pada saat melaksanakan tutorial PBL difasilitasi dengan modul yang berisi materi, skenario kasus. Adapun pertimbangan dosen
dalam memilih metode pembelajaran
adalah: memberikan dasar- dasar berfikir lebih kritis, menganalisis dan menelaah skenario kasus yang dibuat oleh tim dosen, dan tujuan akhir kompetensi yang akan dicapai dalam blok terpenuhi.
4. Pelaksanaan
penilaian dan evaluasi PBL
oleh Dosen Blok Sistem
Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 6 Desember 2010 dapat diketahui bahwa dalam menentukan alat penilaian kemajuan hasil belajar peserta didik yang dilakukan dosen blok sistem pencernaan
di STIKes Annur
Purwodadi sangat beragam jenisnya, antara lain penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, dan penilaian diri. Penilaian dilakukan baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar dan pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui perkembangan kemajuan belajar peserta didik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dilakukan. commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wawancara dengan Ngatminah, S.Kp ( wawancara tanggal 6 Desember 2010) diketahui bahwa Dosen blok Pencernaan
melakukan berbagai cara
penilaian, seperti penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, pertanyaan langsung dan melalui bentuk Field lab, serta OSCA, penilaian unjuk kerja dilakukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Selain cara penilaian tersebut dosen melakukan berbagai penilaian antara lain OSCA, Uji Skill di Lab terkait dengan Perawatan Colostomy, Tindakan Scorstien, Pemasangan NGT dan Pemberian Nutrisi lewat NGT, Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu menyusui, Kegawatdaruratan ( chest trust, Heimlich manuver ) Pada hari yang sama Eli Isnanei, S.Kp (Wawancara tanggal 6 Desember 2010 ) menyatakan sebagai berikut : Berbagai teknik penilaian yang digunakan oleh dosen, diantaranya adalah penilaian unjuk kerja. Penilaian unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti diskusi dalam kelompok kecil,melakukan wawancara. Dengan demikian gambaran kemampuan pesertadidik atau mahasiswa akan lebih utuh. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan melalui pembimbing Akademik ( PA ). Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Etika Dwi Winahyu, Ns (wawancara tanggal 8 Desember 2010), menyatakan bahwa : Dosen mempunyai rancangan beragam, teknik yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar sangat beragam, namun intinya desain evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar baik pencapaian hasil belajar domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Adapun teknik yang digunakan oleh Dosenantara lain: (1) penilaian unjuk kerja, (2) penilaian sikap, (3) penilaian tertulis, (4) penilaian melalui SGD, (5) penilaian Field Lab. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah
untuk
menentukan
pengolahan
hasil
penilaian
adalah
melakukan dan menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi. Menurut Meity Mulya Susanti, Ns (wawancara tanggal 24 November 2010) mengemukakan bahwa : Dalam menentukan pengolahan hasil penilaian terhadap peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi mengacu pada: penilaian yang dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung, indikator dapat dijaring melalui pemberian soal atau tugas melalui tugas terstruktur. Hanya saja kita sebagai dosen tetap berpegang prinsip pada kesahihan, harus objective, adil, terpadu dan sistematis serta akuntabel. Senada dengan pernyataan tersebut Purhadi, Ns (wawancara tanggal 26 November 2010) menyatakan bahwa : Pengelolaan hasil penilaian terhadap peserta didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai standar kompetensi dan standar isi yang telah ditetapkan melalui pemberian tugas atau soal tes dan non tes, dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ). Dan hasil tes ini berpijak pada evalusi yang diberikan apakah evaluasinya secara sumatif atau formatif.
Penilaian sikap, dilakukan oleh Dosen berdasarkan catatan harian peserta didik berdasarkan penggambaran yang dilakukan oleh dosen mata kuliah. Informasi tentang penilaian sikap disampaikan oleh Eli Isnaeni (wawancara tanggal 25 Desember 2010) sebagai berikut : Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan/observasi Dosen mata kuliah blok sistem pencernaan. Data hasil pengamatan dosen dapat dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan dari masingmasing Pembimbing Akademik Data penilaian tertulis adalah skor yang diperoleh peserta didik dari hasil berbagai tes tertulis yang diikuti peserta didik. Soal tes tertulis dapat berbentuk commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pilihan ganda, benar salah, uraian, jawaban singkat. Hal ini seperti dituturkan oleh Ngatminah, S.Kp (wawancara tanggal 8 desember
2010) menyatakan
sebagai berikut. Dosen memberikan soal (tes) secara tertulis dalam bentuk pilihan ganda, benar salah, uraian, maupun jawaban singkat, hasil tes tersebut diberikan skor sesuai dengan standar skor yang berlaku, misalnya untuk soal bentuk pilihan ganda diskor dengan memberikan angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan prosedur Jumlah benar : Jumlah soal x 100 %.
Mengenai bentuk ujian, Eli Isnaeni, S.Kp (wawancara tanggal 6 Desember 2010 ) menyatakan sebagai berikut :
Bentuk ujian meliputi uji komprehensif yang menilai tentang skill di klinis dan untuk sebagai ujian akhir kami menilai lewat uji metode OSCA dengan 20 stasi yang di lakukan oleh peserta didik. Penilaian soal tulis tiap stase yaitu Setiap butir soal memiliki bobot 2,0, Nilai diperoleh = jawaban betul x 2,0, Nilai maksimal 10, Sedangkan Penilaian prosedur/pemeriksaan fisik dan anamnesa/pendidikan kesehatan tiap stase, Nilai maksimal 10, Setiap prosedur dinilai oleh seorang penguji (observer) dengan menggunakan lembar penilaian oleh Tim dosen. Nilai akhir adalah :
Nilai Akhir = Nilai semua UT + Nilai semua UK 18
Indeks Prestasi = Nilai Akhir 2,5
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jenis alat penilaian kemajuan hasil belajar peserta didik yang dilakukan Tim dosen Blok sistem Pencernaan
antara lain penilaian proses tutorial, penilaian sikap, penilaian commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tertulis, penilaian metode OSCA, komprehensif di klinis
( adapun contoh
format- format penialaian terlampir ). OSCA memberikan penilaian yang objektif. Efektif dilaksanakan karena memberikan kemudahan tim dosen dalam mengobservasi. Hanya saja kelemahan OSCA membutuhkan waktu dan tenaga dosen lebih banyak.
5. Pelaksanaan pembelajaran remedial Pada blok sistem pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Pembelajaran ulang ( Remedial)
merupakan pembelajaran tambahan
terhadap mahasiswa yang belum mencapai kriteria kelulusan terhadap indikator mata kuliah tertentu, informasi tentang pelaksanaan pembelajaran remedial di STIKes Annur Purwodadi, seperti dituturkan oleh Ngatminah, S.Kp (wawancara tanggal 25 November 2010) mengatakan sebagai berikut : Pelaksanaan pembelajaran remedial diberikan kepada mahasiswa atau peserta didik yang belum mencapai kriteria kelulusan khusus untuk indikator tertentu. Jadi tidak semua kompetensi, pelaksanaan pembelajaran remedial diserahkan kepada Dosen masing-masing, karena dosen dalam hal ini Team teaching yang mengetahui kekurangan dari peserta didik. Berbagai cara dilakukan oleh dosen, bila jumlah peserta didik yang harus mengikuti remedial banyak, biasanya dosen memberikan perkuliahan tambahan di luar jam efektif, namun bila satu atau dua Mahasiswa, Dosen memberikan tugas belajar secara mandiri, selanjutnya dilakukan penilaian. Pada dasarnya pembelajaran
remedial bertujuan untuk membantu
mahasiswa untuk mencapai kelulusan
seluruh indikator dalam suatu
kompetensi, sehingga pembelajaran dan atau pengajaran
hanya diberikan
kepada mahasiswa untuk indikator tertentu, hal ini seperti disampaikan oleh commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dwi Trsitiningdyah, S.Kp (wawancara tanggal 28 November 2010) yang menyatakan bahwa : Pada Setiap semester tidak semua mahasiswa dapat mencapai kelulusan, satu atau dua mahasiswa biasanya mengalami kesulitan untuk mencapai kelulusan, karena indikator yang dicapai berbeda antara mahaisiswa satu dengan yang lainnya, maka pengajaran remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum lulus. Dan nantinya mahasiwa yang akan melakukan remedial diberikan oleh biaya sks tersendiri yang sudah di tetapkan oleh program. Pernyataan kedua informan tersebut di atas dipertegas oleh Etika Ns (wawancara tanggal 25 November 2010) bahwa : Pembelajaran remedial diserahkan sepenuhnya kepada dosen masing-masing, karena dosen yang mengetahui kekurangan mahasiswa, terhadap mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan, dosen diwajibkan untuk membantu mahasiswa mencapai ketuntasan, sehingga pengajaran remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum dicapai. Mengenai pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada dosen team Blok sistem Pencernaan, tentunya koordinasi dengan Pembantu Ketua I bidang kurikulum dan Ketua Prodi.
Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial, diserahkan kepada dosen masing-masing, biasanya dilaksanakan seminggu sesudah ujian blok maupun ujian semester, teknik pelaksanaannyapun beraneka ragam, ada yang menyampaikan di kelas dalam bentuk Tutorial dan kuliah penunjang, tetapi ada pula dosen memanggil mahasiswa yang belum tuntas di ruang Bimbingan Konseling ( BK ), selanjutnya diberikan tugas mandiri, atau Kuliah tambahan secara tatap muka, hal ini seperti terungkap dalam wawancara dengan Wahyu Riniasih, Ns (wawancara, tanggal
8 Desember 2010) mengatakan sebagai
berikut : Bagi mahasiswa yang belum lulus dan belum tuntas, saya panggil ke ruang BK, untuk diberikan kuliah tambahan, atau pengarahan tugas commit to usercara demikian mahasiswa merasa mandiri, saya berharap dengan
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendapat perhatian khusus, tetapi terkadang saya juga mengumumkan di kelas tentang mahasiswa-mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan dan indikator yang belum dicapai, dengan demikian kemungkinan mahasiswa lain dapat membantu dalam pembelajaran, remedial dilaksanakan seminggu sesudah ujian semester . Dengan perkuliahan remedial mahasiswa merasa terbantu, karena dengan perkuliahan remedial mahasiswa mengetahui kekurangannya yang selanjutnya dengan berbagai cara berusaha untuk memperbaik agar mencapai ketuntasan, hal ini seperti diungkapkan oleh Mahasiswa Wasis (wawancara tanggal 9 Desember 2010) sebagai berikut Dengan remedial, saya merasa terbantu untuk mencapai kompetensi dan dengan pelaksanaan perkuliahan remedial tersebut, saya mengetahui kekurangan-kekurangan saya, sehingga saya dapat lebih konsentrasi belajar, dengan cara demikian dimungkinkan setiap mahasiswa dapat mencapai ketuntasan Dari data yang dihimpun dari informan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa remedial dilakukan oleh dosen pada Blok sistem Pencernaan yang teknik remedial dilakukan masing- masing bidang perawatan yang terkait dengan metode disesuaikan oleh dosen yang bersangkutan. 6. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan PBL pada blok sistem pencernaan di STIKES Annur Purwodadi. Pelaksanaan problem based learning seven jump pada
blok sistem
pencernaan di STIKES Annur purwodadi diterapkan dengan memenuhi unsurunsur yang tertulis dalam pedoman pembelajaran ( yaitu buku I ) yang dimiliki oleh STIKES. Metode yang dilaksanakan utama adalah seven jumps dengan proses tutorial. Hanya saja STIKES mengembangkan model selain seven jumps adalah ISS-IT dan SGD. commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seperti yang di jelaskan oleh
Dwi Tristiningdyah, S.Kp ( wawancara 11
Desember 2010 ) ia menyatakan bahwa : Metode PBL menciptakan pola interaksi yang baik antara dosen dan mahasiswa sehingga mimbar dan atmosfir akademik tercipta. Peran dosen sangat vital selain memotivasi dan fasilitasi dosen sebagai pemberi umpan balik ketika proses tutorial maupun diluar kelas memberikan layanan terhadap proses pembelajaran terhadap mahasiswa. Metode ini memang belum sempurna 100 % pak...... tetapi kami sebagai tim bisa menunjukan perubahan sesuai dengan paradigmanya. SCL dengan PBL ini jauh lebih bisa dilaksanakan dan mahasiswa senang dengan metode ini ketimbang di tahun- tahun yang lalu yang hanya memakai klasikal saja pak... karena kami komit bahwa profil yang akan kita bentuk itu adalah perawat yang memiliki soft skill, pengetahuan dan integritas yang tinggi.
Begitu juga yang disampaikan oleh mahasiswa satrio laksana ( wawancara tanggal 9 November 2010 ) ia mengatakan bahwa : Menurut saya pak... teman- teman dan saya sendiri tidak ngantuk bila metode SJM diberikan karena bila klasikal maka dosen yang menguasai sementara mahasiswa mendengar dan resepsif.SJM kita laksanakan tiap blok mata kuliah- mata kuliah tertentu meningkatkan daya fikir mahasiswa sehingga soft skill mahasiswa akan tampak contoh ya pak lebih komunikatif, kooperatif dll..... selain kami dituntut untuk berargumentasi kami bisa berani untuk mengeluarkan ide- ide yang ilmiah. Bila mana ada mahasiswa yang tidak bisa jawab otomatis akan malu.. lha disini upaya kita untuk adu argumentasi sesuai dengan tahapan SJM itu, modul dan pedoman- pedoman pembelajaran terlebih dahulu kami dapatkan sehingga kami melaksanakan tutorial sesuai dengan panduan tersebut..
Dari uraian tersebut diatas, dapat di simpulkan bahwa ketercapaian sebuah pembelajaran dengan problem based learning meningkatkan pemahaman mahasiswa di dalam melakukan bedah kasus terhadap skenario yang dibuat oleh dosen. Terdapat interaksi yang baik yang dibangun oleh tim dosen dan mahasiswa. Di prodi Ilmu Keperawatan STIKES Annur Purwodadi masih 75 % commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
pencapaianya. Karena banyak kendala yang ada pada saat proses Problem based learning dilaksanakan. 7. Hambatan – hambatan pelaksanaan PBL pada blok sistem pencernaan di STIKES Annur Purwodadi Seperti yang dikemukankan oleh Etika Dwi Winahyu, S.Kp.,Ns
(
wawancara tanggal 19 November 2010 ) mengatakan bahwa : Didalam KBK untuk pelaksanaan PBL pasti tidak terlepas dari hambatan hambatan. Hambatan tersebut pesti ada seperti halnya, waktu dosen dan mahasiswa harus banyak sehingga butuh kesepakatan, kemudian papan flip chart yang kadang terbatas membuat mahasiswa merasa kurang lengkap sehingga sebagai gantinya memakai manilla untuk dibuat diskusi tutorial.
Senada yang disampaikan oleh Eli isnaeni, S.Kp ( wawancara tanggal
19
November 2010 ) menyatakan bahwa : Hambatan selalu ada, dimana kegiatan pesti ada faktor pendukung dan faktor penghambat, media pembelajaran terkadang tidak ada, kurangnya tutor, idealnya 1 kelompok 1 tutor tapi kami masih menghandle 2 kelompok 1 tutor. Sehingga mahasiswa kadang tidak memberikan pendapat bahkan jawabanya idem dengan teman disampingnya... lha ini peran motivator kita sebagai dosen ya harus bisa memonitor dengan baik.
B. Pembahasan 1. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) oleh Dosen Tim Mata ajar Blok sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) di Program Ilmu Keperawatan STIKES Annur Purwodadi dilakukan oleh Tim dosen dengan di koordinasi oleh koordinator blok yang sebelumnya di rapatkan dalam tingkat program akademik, mencakup tiga kegiatan yaitu : identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penentuan
identitas
dalam
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
merupakan syarat mutlak, karena dengan diketahuinya identitas, maka tujuan dari perencanaan untuk merencanakan suatu desain pembelajaran dapat dibuat dengan tepat. Kegiatan dosen atau guru menentukan identifikasi terhadap mata pelajaran tersebut sesuai dengan tujuan, sesuai pendapat Susilo ( 2007: 94) yang menyatakan bahwa: “KBK ataupun KTSP memberikan keleluasaan penuh setiap penyelenggara
pendidikan
mengembangkan
kurikulum
dengan
tetap
memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar, KBK merupakan hasil kreasi dari para pendidik di institusi penyelenggara berdasarkan standar isi dan standar kompetensi”. Seperti yang ditulis oleh atwi Suparman ( 1993 ) diambil dari
Un : 2009 : 112 bahwa
penyusunan RPP atau rancangan
pelaksanaan pembelajaran perlu memenuhi elemen- elemen penting dalam memenuhi dan mengembangkan rancangan pembelajaran serta harus memenuhi standar minimal. Seperti model yang dikembangkan oleh pusat Kurikulum depdiknas ( 2002 ), Institusi dapat menambahkan lagi sejumlah kriteria sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing; serta menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oelh institusi ( misalnya 80 % dari kriteria yang ditetapkan harus dipenuhi oleh institusi pendidikan ). ( Mulyasa, 2009 : 168 ). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Annur Purwodadi merupakan implementasi dari pelaksanaan KBK secara universal di tingkat keperawatan, seperti yang disampaikan Elly Nurrachmah, 2010 pada simposium di bali tanggal 4 November 2010 ia mngatakan dalam pidatonya bahwa institusi
diberikan
commit tountuk user mengembangkan kurikulum dan kewenangan yang seluas-luasnya
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menetapkan kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainya, kompetensi utama pada institusi 60 – 80 %harus dimiliki oleh intitusi pendidikan
khusunya
keperawatan.
Penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran ( RPP ) di STIKES Annur untuk blok sistem pencernaan pada awalnya dirasa sulit oleh Tim pengajaran , namun setelah dipahami, hal tersebut ternyata dapat berjalan seperti yang diharapkan. Dalam lingkup satuan pendidikan atau sekolah, perguruan Tinggi paradigma yang sama juga ingin diberlakukan., yakni satuan pendidikan menjadi mandiri, dan diberi kesempatan mengerahkan seluruh potensi demi kemajuan pendidikan yang kontekstual, meski harus disadari, hal ini tidak mudah dilaksanakan. Langkah baru dalam menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan strategi dasar dalam belajar mengajar sesuai pendapat Djamarah (2006:5) yang menyatakan bahwa ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yaitu : (1) mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intsruksional yang commit to user bersangkutan secara keseluruhan.
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosen telah menyusun RPP sesuai dengan pedoman yang diberlakukan. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran di STIKES Annur merupakan kegiatan yang direncanakan oleh pengelola dan pelaku pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi dengan ciri mencakup identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh ka. Prodi dan dosen
memberikan gambaran kebebasan
institusi dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi atau penciri dari institusi penyelenggara. RPP telah memberikan gambaran nyata tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh dosen sistem Pencernaan sesuai dengan diskusi dan perumusan antar tim dosen blok tersebut. Dengan
demikian jelas bahwa dosen Tim sistem Pencernaan didalam
melaksanakan perkuliahan tutorial atau telah merencanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi.
2. Pelaksanaan Dosen dalam memilih model pembelajaran PBL Seven Jump. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen blok sistem pencernaan
sebagian besar mengacu
pada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa ( student centered learning ) sebagai subjek belajar dengan segala karakteristiknya.
Langkah dalam
melaksanakan metode pembelajaran seven jumps. SJM merupakan sebuah to user oleh Gijselaers ( 1995 ) sebagai metode pembelajaran yang commit dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada university of limburg – Maastrict dengan pendekatan problem based learning. Sesuai dengan namanya, pada metode ini terdapat tujuh ( 7 ) langkah pembelajaran yang harus dialami oleh peserta didik, yaitu ( 1 ) klarifikasi terminologi dan konsep yang belum dipahami, ( 2 ). Mendefiniskan permasalahan, ( 3 ). Menganalisis permasalahan dan menawarkan penjelasan sementara, ( 4 ). Menginventarisasi berbagai penjelasanan yang dibutuhkan, ( 5 ), Memformulasikan tujuan belajar ( LO ) (6 ). Mengumpulkan informasi melalui belajar mandiri, ( 7 ), Mensisntesis informasi terbaru dan menguji serta mengevaluasi untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan hasil belajar. Ketujuh langkah tersebut dilakukan dalam 3 sesi belajar. Menurut Hasibuan dan Moedjiono ( 2006 : 37 ) dalam memilih metode pembelajaran baik Problem based leraning maupun klasikal atau sejenis secara umum dosen atau guru mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: (1) tujuan yang akan dicapai, dengan mengetahui dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka guru atau dosen
dapat menentukan
metode yang akan digunakan, apakah guru menggunakan metode kooperatif, atau menggunakan metode lanilla atau model kontekstual lainnya, dengan memahami tujuan yang telah ditetapkan dalam RPP tersebut maka guru atau dapat memilih metode secara tepat, (2) bahan ajar yang akan diberikan, selain tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru atau dosen
mempunyai
pertimbangan terhadap bahan ajar yang akan disampaikan, dengan mengetahui bahan ajar, maka guru atau dosen dapat menentukan metode yang tepat dalam commit to merencanakan metode pembelajaran (3)user waktu dan perlengkapan yang tersedia.
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemampuan Dosen atau guru dalam memilih metode pembelajaran tersebut sesuai dengan pendapat Suryosubroto (2002: 160) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut: (1) tujuan yang akan dicapai, (2) bahan yang akan diberikan, (3) waktu dan perlengkapan yang tersedia, (4) kemampuan dan banyaknya murid atau peserta didik, (5) kemampuan dosen atau guru mengajar. 3. Pelaksanaan
penilaian atau evaluasi yang mengukur ketercapaian
kompetensi pada Blok sistem pencernaan di STIKes ANNUR Purwodadi Dari paparan data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyusunan alat penilaian
untuk
mengukur
Keperawatan STIKES Annur
ketercapaian
kompetensi
oleh
prodi
Ilmu
Purwodadi dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya adalah penilaian penilaian sikap, penilaian tertulis, metode OSCA, Penilaian skill lab atau field lab, dan penilaian diri. Menurut Scriven ( 1967 : 47 ) dalam Sanjaya, ( 2008 : 182 ) fungsi evaluasi menilai keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk pernbaikan proses pembelajaran dan keduanya tersebut meruapakn fungís sumatif dan formatif.. sebagai statu proses pelaksanaan penilaian harus terencana dan terarah sesuai dengan tujuan pencapaian kompetensi. Oleh karena itulah dalam proses pelaksanaanya, dosen perlu memperhatikan prinsip- prinsip diantaranya adalah 1). Motivasi, 2) validitas, 3) adil, 4). Terbuka, 5). Bermakna, 6) berkesinambungan, 7). Menyeluruh, 8). Edukatif. Hasil evaluasi pencapaian belajar harus segera ditindaklanjuti. Perlu ditabulasi secara cermat, kemampuan apa saja yang sudah dikuasai dan commit to user belum dikuasai oleh mahasiswa dalam pelaksananaan , bahkan kalau
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mungkin diidentifikasi pula penyebab kurang berhasilnya mahasiswa dalam belajar ( Sanjaya, 2008 : 193 ). Bantuan perbaikan atau remedi yang diberikan harus berdasarkan pada informasi yang digali dosen ini. Apabila kegagalan yang terjadi dikarenakan faktor akademik, maka perlu dicermati aspek mana dan butir apa yang masih memerlukan remidi. 4. Pelaksanaan pembelajaran remedial Blok sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Pembelajaran remidial di STIKES Annur Purwodadi
menunjukkan
bahwa pelaksanaan pengajaran atau pembelajaran remidial dilakukan oleh dosen pada blok atau departemen mata ajar masing-masing, dengan melalui tatap muka maupun tugas mandiri atau tugas terstruktur, Pemberian beban tugas kepada dosen masing-masing tersebut atas pertimbangan bahwa dosen yang paling mengetahui kekurangan dari peserta didik, dan dosen tersebut yang mengetahui indikator yang belum dituntaskan atau yang belum dicapai oleh
peserta didik. Pelaksanaan pengajaran remedial mempunyai tujuan
untuk mendongkrak nilai atau membantu mahasiswa yang belum mencapai nilai kelulusan maupun belajar secara tuntas dalam indikator tertentu. Dengan remedial peserta didik dapat membangun pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna melalui tatap muka dengan tim atau dosen
maupun melalui penugasan secara mandiri atau terdapat
pendekatan dosen melalui coaching. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan commit toremedial user teori dan pengertian pengajaran yang dikemukakan oleh Arnie
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fajar (2004 : 236) sebagai berikut: tujuan pengajaran remedial adalah untuk membantu peserta didik atau siswa dalam membangun pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon informasi tersebut dengan baik dan bermakna. Dilaksanakan untuk membantu peserta didik atau siswa yang terlambat memahami standar kompetensi dan memberi kesempatan untuk memahami lebih baik dari pembelajaran yang dilaksanakan secara biasa (original instruction). Pelaksanaan
pembelajaran
remedial
dapat
dilakukan
dalam
proses
pembelajaran pada jam pelajaran biasa dan/atau di luar jam pelajaran biasa yang dikoordinasikan kepada ketua program studi dan pembantu ketua I bidang akademik. Pelaksanaan penilaian pengajaran remedial dilakukan oleh dosen atau guru dengan cara menjawab pertanyaan, membuat resume mata kuliah, atau, mengerjakan tugas mengumpulkan data. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arnie Fajar (2004: 237), yang menyatakan bahwa penilaian remedial dapat dilakukan dengan cara : tes ulang, pemberian tugas tambahan, pembelajaran ulang (penjelasan-penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian tes, belajar kelompok dengan bimbingan ‘’ coaching ‘’. Dari uraian diatas dapat dimaknai bahwa pelaksanaan pembelajaran ataupun pengajaran remedial di STIKES Annur Purwodadi mempunyai tujuan untuk memberikan pengayaan kepada mahasiswa atau peserta didik dan membantu peserta didik mahasiswa dalam membangun pengetahuan secara menyeluruh dengan memproses informasi secara baik dan merespon commit user informasi tersebut dengan baik to dan bermakna melalui bantuan guru atau
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dosen baik dengan cara tatap muka maupun belajar mandiri yang bobotnya sama dengan proses di problem based learning. 5. Hasil Pelaksanaan Problem based Learning Blok sistem Pencernaan di STIKES Annur Purwodadi. Model pembelajaran problem based learning dosen tim pengajar blok sistem pencernaan yamapaikan belum 100 % yang di capai, umumnya mengatakan 2 tahun berjalan sudah 75 % dapat memicu motivasi mahasiswa.
Model
pembelajaran ini dilandasi pemikiran bahwa kegiatan belajar di pendidikan Tinggi dapat mendorong dan membantu peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan sehingga mencapai pemahaman yang mendalam terhadap materi kuliah.
Disamping itu
metode pembelajaran
Problem based learning dapat menjadi pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Billings dan halstead ( 1998 ), dimana model ini lebih melibatkan proses menstimulasi level kognitif tinggi dan membiasakan mahasiswa untuk berpikir kritis dan memotivasi diri untuk belajar. Hal ini sangat penting
untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat
berubah. 6. Hambatan- hambatan pelaksanaan Problem Based Learning di STIKES Annur Purwodadi. Hambatan yang ditemukan selama problem based learning dilaksanakan di STIKES Annur menjadi bahan masukan bagi pengelola pendidikan Tinggi dan yayasan.
Kekurangan Sumber daya manusia menjadi kendala utama karena
commit to userbaik, tutor yang tidak dapat mengajar harus menyiapkan tenaga yang berkualitas
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
; tutor merasa nyaman dengan metode tradisional sehingga kemungkinan PBL akan terasa membosankan dan sulit. sumber- sumber lain yang menjadi kendala atau hambatan adalah sebagian besar mahasiswa memerlukan akses pada perpustakaan yang sama dan internet secara bersamaan pula sehingga hot spot area menjadi loading dan tidak mendukung saat problem based learning berlangsung. 7. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian kualitatif ini peneliti hanya melakukan penelitian di program studi ilmu keperawatan. Peneliti tidak melakukan penelitian di program studi lain. Sedangkan informan yang peneliti lakukan wawancara hanya beberapa mahasiswa yang telah mendapatkan mata kuliah blok sistem pencernaan dan dosen tim di blok sistem pencernaan. Peneliti tidak memberikan kuesioner sebagai parameter
pencapaian baik pada informan dosen maupun terhadap
mahasiswa. Untuk peneliti selanjutnya
di upayakan untuk melakukan
penyebaran kuesioner terhadap pencapaian kompetensi dan model pembelajaran problem based learning dan tidak hanya observasi maupun indepth interview.
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP Bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran sebagaimana tertulis sebagai berikut : A. Simpulan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Problem based Leraning Belajar berdasarkan masalah ( Problem based learning ) merupakan metode pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip bahwa masalah ( Problem ) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan ilmu ( knowledge ) baru. Tahapan dalam PBL diantaranya adalah identifikasi masalah, isucommit to user isu yang dipelajari, belajar mandiri, re-evaluasi, penerapan pengetahuan baru
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap masalah serta pengkajian dan refleksi, sedangkan PBL bisa berhasil jika skenario yang digunakan berkualitas tinggi, setiap elemen dalam PBL memiliki peran spesifik dalam menjamin kontinuitas pembelajaran. Dari temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
tim
Dosen PBL pada mata kuliah blok sistem pencernaan Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh dosen tim pada blok sistem pencernaan sebelum melakukan proses pembelajaran tutorial maupun problem based learning lainya. Dalam menyusun RPP, dosen Keperawatan sistem pencernaan mempunyai kewenangan dalam menentukan standar isi dan standar kompetensi. RPP yang disusun oleh dosen merupakan rencana kegiatan proses tutorial yang berisi skenario kasus untuk di bahas dalam 7 tahap seven jumps. b. Pelaksanaan metode dan strategi pembelajaran PBL pada Blok sistem Pencernaan. Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan dosen dalam memilih metode pembelajaran
problem based learning adalah :.
Dengan pertimbangan tersebut menunjukkan bahwa dalam pemilihan metode dan pendekatan pembelajaran guru berusaha untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif. c. Pelaksanaan
penilaian atau evaluasi yang mengukur ketercapaian
kompetensi oleh Dosen Tim pada pembelajaran Blok sistem Pencernaan dengan PBL commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk mengatur ketercapaian kompetensi oleh dosen di lingkungan stikes annur purwodadi dan tim keperawatan sistem pencernaan dillakukan dengan menggunakan penilaian sikap, penilaian tertulis, Uji OSCA dan penilaian diri. Dengan melakukan penilaian, maka guru dapat mengetahui prestasi belajar yang dicapai mahasiswa. 2. Pelaksanaan pembelajaran remedial blok sistem Pencernaan di STIKes Annur Purwodadi Pelaksanaan penilaian pembelajaran remidial, dilakukan oleh dosen dengan cara tes ulang, pemberian tugas mandiri, pembelajaran ulang (penjelasan ulang), belajar mandiri kemudian tes, coaching, dan belajar kelompok. 3. Hasil Pembelajaran Problem Based Learning di STIKES Annur Purwodadi Hasil yang
dicapai pada pembelajaran Problem based learning adalah
pengetahuan mahasiswa meningkat, mahasiswa lebih berfikir kritis, memiliki wawasan lebih luas dan mampu melakukan dokumentasi keperawatan berbasis Informasi teknologi. Pada pelaksanaan Problem based learning blok sistem pencernaan
belum mencapai 100 %,
hasil informasi yang di dapat dari
informan 75 % pada blok sistem pencernaan dengan model pembelejaran Problem based learning di keperawatan STIKES Annur Purwodadi. 4. Hambatan- hambatan pelaksanaan Problem based learning di STIKES Annur Purwodadi. Hambatan – hambatan pada penerapan problem based learning di prodi ilmu keperawatan STIKES Annur Purwodadi diantaranya adalah sumber daya pengajar ( Dosen ) masih terbatas sehingga penerapan Problem based learning commit to user optimal, masih terdapat dosen yang dosen sebagai tutor belum berfungsi secara
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan pembelajaran cermah klasikal dan merangkap jabatan mengajar di prodi diploma III Keperawatan, Hambatan berikutnya adalah terbatasnya akses internet sebagai hot spot area sehingga mahasiswa harus meluangkan waktu tersendiri dalam mencari referensi, ruang tutorial yang terbatas sehingga mahasiswa melakukan PBL dalam satu ruangan. Informasi berlebihan ; mahasiswa kemungkinan tidak yakin dengan seberapa banyak belajar mandiri yang diperlukan dan informasi apa yang relevan dan berguna. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan seperti diatas, bahwa model pembelajaran problem based learning perlu lebih disosialisasikan terhadap seluruh dosen maupun tim pengampu dosen blok selain pencernaan dan perlu di terapkan pada mata kuliah yang relevan. Untuk menerapkan pembelajaran yang lebih luas dipersiapkan lebih berkualitas untuk penerapanya supaya mahasiswa bisa berfikir kritis, logis dan mampu memiliki pengetahuan secara luas. C. Saran-Saran 1. Untuk Dosen STIKes Annur Purwodadi Perlu di beri pelatihan dalam penerapan model pembelajaran problem based learning, pelatihan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Problem based learning dan strategi pembelajaran serta evaluasi pembelajaran Problem based learning. 2. Untuk Peneliti selanjutnya Peneliti menyarakan perlunya dilakukan penelitian sejenis selanjutnya untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah keperawatan commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui perbandingan antara metode PBL dan Collaborative Learning dengan metode ceramah/ konvensional di STIKES Annur Purwodadi. 2. Untuk Pengelola Pendidikan Perlu melengkapi sarana maupun prasarana yang lebih memadai guna untuk kemajuan terhadap institusi didalam menghasilkan perawat- perawat yang memiliki pengetahuan tinggi dan berfikir kritis.
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
JADWAL PENELITIAN Jadwal dari kegiatan penelian ini sebagai berikut : Juli
Agustus
Sept
2010
2010
2010
Okt 2010
Tahap Pra Lapangan Persiapan, menentukan lapangan penelitian, Survey awal Proposal
penelitian
dan
Ujian Proposal Penelitian Tahap Lapangan Menyiapkan perlengkapan penelitian, Pengambilan data, evaluasi. Tahap Laporan Penyusunan hasil penelitian Ujian tesis / hasil penelitian
commit to user
Nop 2010
Des 2010
Jan 2011