perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Oleh: HIDAYATI MARTHATIASARI K 7406011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh: HIDAYATI MARTHATIASARI K7406011
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 9 Desember 2010
Pembimbing II
Pembimbing I
Dra.Dewi Kusuma W, M.Si NIP. 197003261998022001
Prof. Dr. Soetarno, J, M.Pd NIP. 194807131973041001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Kamis
Tanggal
: 9 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Sudarno, S.Pd, M.Pd.
Sekretaris
: Drs. Soemarsono, M.Pd.
Anggota I
: Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd.
Anggota II
: Dra. Dewi Kusuma W, M.Si.
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Hidayati Marthatiasari. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta dan siswa kelas X SMA Islam 1Surakarta semester II tahun ajaran 2009/2010. Teknik sampling yang digunakan bersifat purposive sampling (sampel bertujuan) dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, serta observasi berperan pasif. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (interactive of analysis). Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa (1) Implementasi KTSP indikatornya adalah perencanaan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi, dalam hal ini terbukti bahwa masing-masing kegiatan pokok dalam implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun dampak tersendiri, antara lain perencanaan pembelajaran, guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan sistematis, dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah berupaya menyampaikan materi dengan mengkaitkan pada kehidupan sehari-hari, dalam hal evaluasi guru telah berupaya melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi meningkat dengan adanya implementasi KTSP (2) Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam implementasi KTSP yaitu guru masih belum mampu mengembangkan kurikulum sendiri, minat dan antusias belajar dari peserta didik rendah menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media whiteboard, belum ada LCD atau OHP. Buku-buku di perpustakaan juga kurang lengkap sehingga menghambat jalannya proses pembelajaran, peserta didik juga tidak mempunyai buku pendamping dan hanya memiliki LKS saja. Usaha yang dilakukan sekolah
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam peningkatan kompetensi guru yaitu dengan mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan berkenaan dengan metode pembelajaran inovatif. Guru diharapkan mampu mengembangkan minat belajar kepada peserta didik untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu dari komite sekolah dan para donatur untuk menambah sarana yang belum ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas dapat merangsang guru untuk lebih inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Hidayati Marthatiasari. The Implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) In The Effort of Improving Economics Subject matter Teacher¶s Competency In The Class X (A Study on SMA Islam 1 Surakarta in the School Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, November 2010. The objectives of research are (1) to find out the extent to which the Education Unit Level Curriculum (KTSP) can improve the economics subject PDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LQVHFRQGVHPHVWHURI&ODVV;in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta, (2) to find out the obstacles of the school HQFRXQWHUVLQLPSURYLQJWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\DQG the efforts taken to cope with such obstacles in implementing the Education Unit Level Curriculum in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta. The research method used was a descriptive qualitative method. The VXEMHFW RI UHVHDUFK ZDV WKH HFRQRPLFV VXEMHFW PDWWHU WHDFKHU¶V RI 60$ ,VODP Surakarta and the X graders of SMA Islam 1 Surakarta in the semester II of 2009/2010 School Year. The writer used purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were interview, documentation, as well as pasive participatory observation. Technique of analyzing data used was an interactive analysis one. The data validity techniques employed in this research were source triangulations and method triangulations. The conclusion of this research mentions that (1) the indicators of the implementation of KTSP are programme plan, the process of learning activities, and evaluation of learning result that can improve the economics subject matter WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ ,W FDQ EH VHHQ WKDW HDFK PDLQ DFWLYLW\ LQ WKH .763 implementation has their own role and effect, such as in the lesson plans, the teacher had prepared the learning set involving syllabus, lesson plan and other well-arranged and systematical sets, in the term of learning implementation, in the learning process, the teacher tried explaining the material by relating to the daily life, in the term of evaluation, the teacher had evaluated the learning to asses the VWXGHQWV¶DEVRUEDELOLW\WRWKHPDWHULDOGHOLYHUHGZHOO7KXVLWFDQEHVDLGWKDWWKH HFRQRP\ VXEMHFW WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ LQFUHDVH ZLWK WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI KTSP; (2) the obstacles faced by the school in the implementation of KTSP are the teacher is still uncapable to develop his own curriculum, in this case (KTSP). 7KH UHOXFWDQFH RI WKH VWXGHQW¶V LQWHUHVW DQG HQWKXVLDVP FDXVHG WKH VWXGHQWV OHVV active. It indicates that the students are less active in the learning process. The school facilities are inadequate; it can be seen from the learning process in which the teacher only uses whiteboard media, not LCD or OHP. The books available in the library are also incomplete so that it inhibits the learning process; the students GRQ¶WKDYHWKHVRXUFHERRNVRUWKHOHVVRQERRNVWKH\RQO\KDYHZRUNVKHHW7KH HIIRUW WKH VFKRRO WDNHV WR LPSURYH WKH WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ LV E\ LQYROYLQJ WKH teacher in training program concerning innovative learning method. The teacher is expected to motivate the students in order to be always active in learning. In the term of school facilities, the school is helped by the school committee and the
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
donator to add the school facilities which are not available at school yet. So that, it is expected that the presence of school facilities supporting the learning process in the classroom can stimulate the teacher to deliver material more innovatively to the students
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim (HR. At-Tabrani) Kesulitan dan tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok (William J.H. Boetcker)
Kebahagiaan sejatiku adalah ketika aku bisa melukiskan senyuman bangga di hati kedua orang tuaku (Penulis) Tiap detik waktu sangatlah berarti karena di tiap detik waktu bergerak tidak akan dapat terulang kembali. (Penulis)
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk: Bapak dan Almarhumah ,EXVHEDJDLVXPEHUVHPDQJDWNXDWDVGR¶DNDVLKVD\DQJ dan pengorbanan yang tak pernah tergantikan apapun Kakak-kakakku mas Fajar, mbak Erni, mbak Titin, mbak Ria, mbak Ucik yang selalu mendukungku Adikku tersayang (dik taufik) penghibur dikala kelelahan dan kebosanan melanda Sahabat-Sahabat terbaikku Nisa, Puji, Ika, Mala, Isti, Shana, Dini, Trijhi, Tin-Tin pemberi semangat dan arti persahabatan yang sejati Teman-WHPDQVHSHUMXDQJDQ371µ Almamater tercinta
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 4. Sudarno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 5. Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Dosen Prodi pendidikan Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini. 8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
melaksanakan
commit to user xi
ujian
skripsi
guna
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Drs. Kadarusman, selaku Kepala SMA Islam 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 10. Dwi Djajanti, S.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini. 11. Henny Farida Rifai selaku guru Ekonomi SMA Islam 1 Surakarta yang telah membantu dan menyediakan waktu dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan penelitian. 12. Siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta, terima kasih atas kerjasama dalam pengumpulan data sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat waktu. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surakarta, Desember 2010
Penulis
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JUDUL
i
PENGAJUAN SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN
iii
PENGESAHAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vii
MOTTO
viii
PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
8
1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pengertian KTSP
8
b. Hakekat KTSP
9
c. Tujuan KTSP
10
d. Komponen KTSP
11
e. Karakteristik KTSP
14
f. Landasan Pengembangan KTSP
16
g. Prinsip Pengembangan KTSP
16
2. Tinjauan Tentang Implementasi KTSP a. Pengertian Implementasi
commit to user xiv
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kegiatan Pokok Implementasi KTSP
19
c. Proses Pembelajaran dalam KTSP
19
d. Evaluasi dalam KTSP
21
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru
23
b. Macam-macam Kompetensi Guru
25
c. KTSP dan Peningkatan kompetensi guru
28
B. Kerangka Berfikir
34
BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian
38
1. Tempat Penelitian
38
2. Waktu Penelitian
38
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
38
1. Bentuk Penelitian
38
2. Strategi Penelitian
39
C. Sumber Data
40
D. Teknik Sampling
41
E. Teknik Pengumpulan Data
42
1.Wawancara.
42
2.Observasi.
43
3.Analisis Dokumen
43
4.Validitas Data
43
F. Analisis Data.
45
G. Prosedur Penelitian
47
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
49
B. Deskripsi Hasil Penelitian
55
C. Pembahasan
64
commit to user xv
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI , SARAN
72
A. Simpulan
73
B. Implikasi
75
C. Saran
77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir
37
Gambar 2. Model Analisis Interaktif.
46
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian
48
Gambar 4. Struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta
52
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar guru mata pelajaran SMA Islam 1 Surakarta
53
Tabel 2. Daftar karyawan SMA Islam 1 Surakarta
53
Tabel 3. Daftar rekap siswa SMA Islam 1 Surakarta tahun 2009/2010
54
Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta
59
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
76
Lampiran 2. Denah Lokasi SMA Islam 1 Surakarta
77
Lampiran 3. Kalender Pendidikan SMA Islam 1 Surakarta
78
Lampiran 4. Daftar Informan
79
Lampiran 5. Daftar Pedoman Wawancara
80
Lampiran 6. Pedoman Observasi
85
Lampiran 7. Daftar Pedoman Analisis Dokumen
87
Lampiran 8. Daftar Catatan Lapangan
88
Lampiran 9. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode
127
Lampiran 10. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber
132
Lampiran 11. Silabus
139
Lampiran 12. RPP
141
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
147
Lampiran 14. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada
150
Dekan FKIP UNS Lampiran 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS
151
Lampiran 16. Surat Keterangan Ijin Penelitian kepada Kepala
152
SMA Islam 1 Surakarta Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari Kepala SMA Islam 1 Surakarta.
commit to user xix
153
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, oleh sebab itu kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar kurikulum yang ada tidak ketinggalan zaman dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi aktual. Perbaikan biasanya dilakukan dalam suatu periode tertentu, misalnya; tiap lima tahun, tiap sepuluh tahun dan seterusnya. Peraturan Mendiknas RI No.24 tahun 2006 dan pelaksanaan PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan PP No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menandai peluncuran kurikulum baru yang dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran mulai tahun 2006/2007. Beberapa pihak memberi istilah kurikulum baru tersebut dengan nama ´.XULNXOXP ´ QDPXQ DGD MXJD \DQJ PHQ\HEXWNDQ GHQJDQ ´.XULNXOXP Tingkat 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ .763 ´ 3HUXEDKDQ NXULNXOXP WHUVHEXW DNDQ membawa dampak bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus terdapat tiga tujuan diterapkannya KTSP, yaitu: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan
kurikulum,
mengelola
dan
memberdayakan
sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan
kepedulian
warga
sekolah
dan
masyarakat
dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Perubahan kurikulum ini memberi dampak yang sangat luas terhadap keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen ini antara lain guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen ini menjalankan fungsinya masing-masing dalam suatu ikatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru sebagai figur sentral pendidikan, harus dapat diteladani akhlaknya di samping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu, guru harus mempunyai tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik peserta didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak (Azyumardi Azra, 2006: 9). Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi sosok yang suka berceramah dengan pola pembelajaran yang konvensional, tetapi juga sosok yang mahir di bidang teknologi informasi dengan model pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology). Dalam KTSP ini peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Guru juga harus menentukan indikator sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan dan karakteristik peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif berperan dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa memberikan peluang yang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan edukatif. Jika guru kurang kreatif dalam pengelolaan pembelajaran dengan memberikan metode pembelajaran yang kurang variatif maka akan menghambat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal yang paling penting adalah faktor guru.Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugas dan hasilnya pun tidak akan optimal. Tingkat kesulitan yang dialami oleh guru dari berbagai jenis pendidikan tentu saja akan sangat berlainan. Perbedaan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh guru dari satu jenis pendidikan disebabkan oleh kemampuan dan kemauan para tenaga
pendidik
untuk
senantiasa
memperbaharui
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, menganalisis sumberdaya lokal, dan menganalisis kebutuhan masyarakat adalah perbedaan materi yang akan disajikan kepada peserta didik. Sebagai contoh, materi yang akan disajikan untuk peserta didik dari pendidikan dasar tentu sangat berbeda dengan materi yang akan disajikan untuk peserta didik pendidikan menengah. Dengan adanya perbedaan ini, guru dan peserta didik sebagai subjek utama proses pembelajaran dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Bagi guru yang mempunyai peranan sebagai pembimbing dan fasilitator pengajaran hendaknya lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat secepatnya membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini mencakup pemilihan materi pelajaran, metode yang digunakan dan media yang diperlukan. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Islam 1 Surakarta dalam mengimplementasikan KTSP adalah : a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut guru untuk mampu menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri, kenyataannya selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum yang hanya dibuat oleh pusat. Guru merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum. Seperti dalam pengembangan silabus kesulitan yang dihadapi guru adalah: 1) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
2) Mengembangkan indikator ketercapaian dari proses pembelajaran yang dilaksanakan 3) Merencanakan kegiatan pembelajaranyang dapat mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi yang sedang dipelajari b.
Terbatasnya sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta.
c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas masih terlalu banyak. Untuk mengimplementasikan
metode
pembelajaran
yang
variatif
dan
menyenangkan seperti tuntutan KTSP, mengembangkan sistem penilaian yang berkelanjutan, mengembangkan program remidial dan pengayaan yang merupakan pelayanan individual terhadap peserta didik, sulit terlaksana karena situasi kelas tidak kondusif. Implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menarik peserta didik. Guru mampu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, serta memilih bahan pelajaran yang mengaktifkan peserta didik. Selain itu guru juga mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar peserta didik, atau untuk menilai efisiensi pelaksanaannya. (Nana Syaodih, 2000) Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 189) menyatakan bahwa guru perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu : 1) 2) 3) 4) 5)
Mengurangi metode ceramah Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya. Jangan ragu untuk berhubungan dengan spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan 6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan 7) Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Di samping itu terdapat permasalahan lain yaitu kurang optimalnya penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan perpustakaan, kurang memadai buku-buku referensi bagi guru maupun peserta didik. Implementasi KTSP memerlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan sekolah yaitu peserta didik, guru, dan pengelola sekolah. Hal ini bertujuan agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kesiapan sekolah dan kompetensi guru mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum. Permasalahan dalam implementasi KTSP menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul ´,MPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU 0$7$3(/$-$5$1(.2120,.(/$6 ;´ (Studi Kasus di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X Semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta? 2.
Kendala-kendala
apa
saja
yang
dihadapi
oleh
sekolah
dalam
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan informasi yang akurat, rinci, dan faktual, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi peneliti sendiri dan orang lain. Manfaaat penelitian ini dapat dilihat dari sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :
1. Manfaat Teoritis Bagi ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan wacana bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang pengembangan kurikulum, perencanaan pengajaran, dan belajar pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan proses belajar mengajar. b. Bagi pembuat kebijakan tidak menutup kemungkinan pemerintah, dapat menambah informasi dalam upaya pengembangan dan penyempurnaan kurikulum c. Bagi peneliti, berguna untuk memperkaya wawasan pengetahuan serta untuk memperdalam teori-teori yang diperoleh dalam kuliah dan menerapkannya ke dunia praktis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Hilda Taba dalam Nasution (2003) mengemukakan bahwa pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar. 0HQXUXW 0XO\DVD PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´.XULNXOXP adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi GDVDUGDQWXMXDQSHQGLGLNDQ´.XULNXOXPQDQWLQ\DDNDQGLJXQDNDQVHEDJDLDODW untuk membina dan mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang berilmu (berkemampuan intelektual tinggi/cerdas), bermoral (memahami dan memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi) sebagai pedoman hidupnya serta beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat) sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial. Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor serta komponen kurikulum penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran (Hamalik, 2001: 26). 0HQXUXW %613 ´.XULNXOXP 7LQJNDW 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-PDVLQJVDWXDQSHQGLGLNDQ´0HQXUXW0XO\DVD - ´.763 adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi \DQJSDOLQJGHNDWGHQJDQSHPEHODMDUDQ\DNQLVHNRODKGDQVDWXDQSHQGLGLNDQ´
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
KTSP
merupakan
paradigma
baru
pengembangan
kurikulum,
yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
b. Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1) Landasan Landasan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu: a). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c). Standar Isi (SI) Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 tahun 2006.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
d). Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
c. Tujuan KTSP Mulyasa (2007) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam
pengembangan
kurikulum.
Secara
khusus
tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk: 1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. 2) Meningkatkan
kepedulian
warga
sekolah
dan
masyarakat
dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melaui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan. Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
d. Komponen-Komponen KTSP 1) Visi dan misi satuan pendidikan Dalam
mengembangkan
visinya,
kepala
sekolah
harus
mampu
mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang berlangsung di luar sekolah. Kedua, kekuatan yang berhubungan dengan klien pendidikan yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan, sumbersumber masyarakat dan karakteristik lingkungan. Kepala sekolah dalam mengembangkan visinya harus mampu menyeleksi secara berkelanjutan atas kelompok-kelompok kekuatan tersebut. 2) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus mampu menyusun program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai untuk program jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan
pendidikan
dasar
adalah
meletakkan
dasar
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Menyusun kalender pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
4) Struktur muatan KTSP Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. a). Mata pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. b). Muatan lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan
daerah,
yang
materinya
tidak
dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. c). Kegiatan pengembangan diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karier peserta didik. d). Pengaturan beban belajar Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SLB, SMP/MTs/SMPLB
baik
kategori
commit to user
standar
maupun
mandiri,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket SD/MI/SLB
0%-40%,
SMP/MTs/SMPLB
0%-50%
dan
SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu mandiri untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk
SMP/MTs/SMPLB
dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut: satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. e). Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan mengacu pada standar penilaian
yang
dikembangkan
oleh
Badan
Standar
Nasional
Pendidikan (BSNP). Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam memutuskan kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik. f). Pendidikan kecakapan hidup Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB dan SMA/MA/ SMALB, SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan satu kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. g). Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian semua mata pelajaran. 5) Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar.
Silabus
merupakan
penjabaran
standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 6) RPP RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
e. Karakteristik KTSP KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat peserta didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, salah satu perhatian sekolah harus ditujukan pada asas pemerataan, baik dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah. Karakteristik KTSP dapat diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan,
sumber
belajar,
profesionalisme
tenaga
kependidikan, serta sistem penilaian. Mulyasa (2007) terdapat 4 karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut: 1) Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. 2) Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 3) Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati
bersama
untuk
memberi
kemudahan
dan
mendukung
keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
NHSXWXVDQNHSDODVHNRODKPHQJLPSOHPHQWDVLNDQSURVHV´bottom-up´VHFDUD demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya. 4) Tim kerja yang kompak dan Transparan Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, kebehasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari kolaborasi tim yang kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidika, terutama mencakup pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta penilaian hasil belajara peserta didik.
f. Landasan Pengembangan KTSP KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut: 1) Undang ±Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas 2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3) Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar isi 4) Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5) Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no.22, dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1) g. Prinsip Pengembangan KTSP Dalam bukunya Mulyasa (2007) mengemukakan prinsip-prisip pengembangan KTSP, antara lain: 1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki posisisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
2) Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. 3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4) Relevan dengan Kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spritual, ketrampilan berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional. 5) Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6) Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Tinjauan Tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pegertian Implementasi KTSP ³Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan VLNDS´ 0XKDPPDG -RNR 6XVLOR /HELK ODQMXW GLMHODVNDQ Mulyasa dalam bukunya Muhammad Joko Susilo bahwa ³Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran, sehingga terjadi perubahan SDGDVHNHORPSRNRUDQJ\DQJGLKDUDSNDQXQWXNEHUXEDK´ Mulyasa
(2006:
246)
mengemukakan
bahwa
³Implementasi
pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkXQJDQ´ 0DUV GDODP EXNXQ\D Mulyasa (2007: 247) ³Tiga faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP yaitu adanya dukungan dari kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, GDQGDULGDODPGLULJXUXLWXVHQGLUL´ Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasional konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
b. Kegiatan Pokok Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Muhammad Joko Susilo (2007) secara garis besarnya implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi: 1) Pengembangan Program Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan (program umum umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program modul/pokok bahasan ( lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan konseling. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Dalam
pembelajaran,
tugas
guru
yang
paling
utama
adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan kompetensi, post test. 3) Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian.
c. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Hasan yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 246) pembelajaran berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut: 1) Karakteristik KTSP, mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan. 2) Strategi pembelajaran, yaitu srategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik. 3) Karakteristik pengguna kurikulum, meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Dalam suatu pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal), pembentukan kompetensi, dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini: 1) Pre Test (tes awal) Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test. Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. 2) Pembentukan Kompetensi Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana tindak lanjutnya. 3) Post Test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre test dan post test. b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi. d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Dalam pengembangan KTSP juga perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna.
d. Evaluasi/Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil. Diberlakukannya KTSP mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, ³Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan SHQLODLDQSURJUDP´+DOWHUVHEXWGLMHODVNDQVHEDJDi berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
1) Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut: a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama. b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semster kedua. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas. 2) Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlakukan dalam rangka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
memperbaiki
program
pembelajaran
(program
remedial).
Tes
kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III. 3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggrakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. 4) Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah. 5) Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntuntan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 25) PHQJHPXNDNDQ EDKZD NRPSHWHQVL JXUX VHEDJDL ´...descriptive qualitative nature of teacher behaviour appears to be entirely meaningful´NRPSHWHQVL guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.) Menurut Charles yang juga dikutip oleh Mulyasa (2007: 25) mengemukakan bahwa: ³Competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition´ NRPSHWHQVL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.). Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa ³Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan GLNXDVDLROHKJXUXDWDXGRVHQGDODPPHODNVDQDNDQWXJDVNHSURIHVLRQDODQ´ Menurut Uzer Usman (2001: ³.RPSHWHQVL JXUX DGDODK kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara EHUWDQJJXQJMDZDEGDQOD\DN´ Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria kompetensi secara profesional. Kriteria guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila: 1) Guru tersebut harus mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. 2) Guru tersebut harus mampu menjalankan peran-peranannya secara berhasil. 3) Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah. 4) Guru tersebut harus mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. (Hamalik, 2006: 38) Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikannya yang teramat luas, termasuk di dalamnya tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi, muara tugas utama kedua peran tersebut terjadi pada arena proses pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan situasi interaksi pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya perkembangan optimal peserta didik. Guru memainkan multiperan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi. Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar apabila memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode pembelajaran. Seorang guru harus selalu memiliki ilmu pengetahuan. Ia harus mampu mengupayakan dirinya sendiri agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang ilmu pengetahuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
b. Macam-macam Kompetensi Guru Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar peserta didik, kompetensi guru berperan penting. Proses pembelajaran dan hasil belajar para peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para peserta didik. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik berada pada tingkat optimal. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Syaiful Sagala (2009) mengemukakan bahwa kompetensi guru meliputi: 1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Pada sistem pengelolaan pembelajaran yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah. b) Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat. c) Pengembangan
kurikulum/silabus.
Guru
memiliki
kemampuan
mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah. d) Perancangan pembelajaran. Guru memiliki perencanaan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas
pembelajaran
dari
awal
sampai
akhir
telah
dapat
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan. e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. f)
Evaluasi
hasil
belajar.
Guru
memiliki
kemampuan
untuk
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Guru
commit to user
memiliki
kemampuan
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. 2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal pendidik yang mencerminkan kepribadian. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakn cerminan dari kepribadian seseorang. Kompetensi kepribadian meliputi: a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku. b) Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan
keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak. d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik. e) Berakhlak mulia dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius. 3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, yaitu: a) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional. b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan. c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain berikut ini: a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik. b) Bersikap simpatik. c) Dapat bekerja sama dengan Komite sekolah maupun Dewan Pendidikan. d) Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan. e) Memahami lingkungan sekitarnya dan sosial. (Wanda, 2009) 4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari sub kompetensi: a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang ada dalam kurikulum KTSP c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk mengoptimalkan
potensinya
dalam
kerangka
pencapaian
standar
pendidikan yang ditetapkan.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi Guru Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 97) mengemukakan bahwa kompetensi dalam kurikulum ³...is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and SV\FKRPRWRU EHKDYLRXUV´. (Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.) Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Guru adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar peserta didik. Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Guru tidak berperan lagi sebagai penyampai informasi tetapi guru juga harus mampu menjadikan dirinya sebagai fasilitator agar peserta didik dapat belajar dengan lebih optimal. Mulyasa (2007: 164) mengemukakan bahwa Agar KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut: 1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik. 2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi. 3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasinya. 4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik. 5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi 6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir 7) Menyiapkan proses pembelajaran. 8) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Karakteristik guru yang berhasil dalam mengembangkan pembelajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil) 2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan pembelajaran. 3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik) 4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik 5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal 6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik 7) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik. Gordon dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 99) menjelaskan tentang aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi guru dalam KTSP yaitu sebagai berikut: 1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. 2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik. 3) Kemampuan (skills) yaitu sesuatu yang dimiliki seorang individu untuk melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana dalam untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
4) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain). 5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya. 6) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru-peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut akan berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan baik dan dikelola dengan baik pula. Kompetensi guru harus diperhatikan secara seksama dan proporsional. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kompetensi bagi para guru dalam melaksanakan KTSP. Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mambo (2007) Banyak kelompok guru yang mendiskusikan hal-hal yang lebih teknis seperti substansi mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik dan cara penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang efektif, semua itu secara langsung maupun tak langsung akan meningkatkan kompetensi para guru. Dalam garis besarnya unsur-unsur pokok dalam implementasi KTSP yaitu meliputi pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Tiga kegiatan pokok dalam KTSP yang dapat meningkatkan kompetensi guru yaitu: (1) pengembangan program, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1) Pengembangan program a) Implementasi KTSP dalam hal pengembangan program menuntut guru untuk memahami tujuan yang hendak dicapai, isi/materi bahan pelajaran dari setiap pokok bahasan, alokasi waktu untuk setiap bahan pelajaran, dan sumber belajar yang akan digunakan, oleh karena itu guru berupaya untuk menyusun dan menjabarkan silabus ke dalam RPP dengan cara merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, alokasi waktu, materi yang akan disampaikan, metode pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah dalam proses pembelajaran, menentukan sumber belajar sampai dengan teknik evaluasi/penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, sehingga kegiatan dalam mengembangkan program ini dapat meningkatakan kompetensi pedagogik guru. b) Kegiatan dalam pengembangan program ini juga menuntut guru untuk menyesuaikan antara program pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan belajar, oleh karena itu guru dapat bijaksana dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak sehingga mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru. c) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait antara lain komite sekolah, kepala sekolah, dan kawan sekerja, oleh karena itu guru mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama baik secara individu maupun kelompok secara efektif sehingga dapat meningkatkan kompetensi sosial. d) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk mamahami secara luas dan mendalam terhadap materi pelajaran yang akan di dilaksanakan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi, oleh karena itu guru berupaya menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang sudah di tetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, sehingga kegiatan dalam hal pengembangan program ini mampu meningkatkan kompetensi profesional guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
2) Pelaksanaan pembelajaran a) Pelaksanaan
pembelajaran
dalam
KTSP
menuntut
guru
untuk
mengimplementasikan kurikulum dengan cara mengaktualisasikan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas kepada peserta didik, oleh karena itu guru berupaya untuk menciptakan situasi belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
sehingga
potensi
peserta
didik
dapat
dilatih
dan
dikembangkan, dengan upaya yang dilakukan guru tersebut mampu meningkatkan kompetensi pedagogik. b) Guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dituntut
untuk
memiliki
konsistensi dalam bertindak sehingga membawa pengaruh positif terhadap peserta didik, oleh sebab itu guru berupaya untuk berperilaku positif dengan tidak mengeluarkan kata-kata jorok dalam proses pembelajaran, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru. c) Pelaksanaan pembelajaran menuntut guru untuk dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan supaya peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosialnya, oleh sebab itu guru berupaya mengaktifkan siswa dengan cara berkomunikasi dengan peserta didik baik itu dengan tanya jawab ataupun memberikan sedikit humor supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Dengan upaya tersebut diharapkan kompetensi sosial guru meningkat. d) Pelaksanaan pembelajaran KTSP menuntut guru untuk memahami materi secara luas dan mendalam, oleh sebab itu dalam menjelaskan materi pelajaran guru dapat mengkaitkan antara materi dengan kehidupan seharihari, dengan usaha tersebut diharapkan kompetensi profesional guru meningkat. 3) Evaluasi hasil belajar a) Evaluasi hasil belajar dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
penentuan kenaikan kelas, oleh sebab itu guru memberikan evaluasi harus sesuai dengan materi yang sudah disampaikan sehingga dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru. b) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk bijaksana dalam memberikan penilaian secara objektif, oleh sebab itu guru dalam memberikan penilaian tidak pilih kasih dan terbuka terhadap peserta didik, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru. c) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan
yang
diharapakan,
oleh
sebab
itu
guru
berupaya
untuk
berkomunikasi dan berinteraksi terhadap peserta didik mengenai kesulitankesulitan apa saja yang dihadapi, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi sosial guru. d) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk dapat menyusun perangkat penilaian hasil belajar, oleh karena itu guru memberikan evaluasi harus sesuai dengan materi yang sudah diajarkan kepada peserta didik. Upaya tersebut mampu meningkatkan kompetensi profesional guru. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok dalam implementasi KTSP dapat meningkatkan kompetensi guru, baik meningkatkan
kompetensi
pedagogik,
kepribadian,
sosial,
maupun
profesional.
B. Kerangka Berfikir Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah KTSP. Kurikulum KTSP disusun oleh sekolah dengan berpedoman pada standar isi dan standar kelulusan. Implementasi kurikulum KTSP mengisyaratkan dan menuntut guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri dengan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP. Perubahan kurikulum tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap insan pendidikan terutama para guru termasuk guru ekonomi SMA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Islam 1 Surakarta dan peserta didik. Hal itu dikarenakan antara guru, peserta didik dan kurikulum merupakan komponen pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Kompetensi guru semakin meningkat dengan diberlakukannya KTSP. Implementasi KTSP terbagi dalam tiga kegiatan pokok yaitu perencanaan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Pertama, perencanaan program misalnya upaya guru untuk menjabarkan silabus dan RPP meningkatkan kompetensi pedagogik, upaya guru untuk menyesuaikan program dengan kondisi peserta didik menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak meningkatkan kompetensi kepribadian, guru dapat bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif dengan pihak-pihak terkait sehingga meningkatkan kompetensi sosial, guru mampu menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan sehingga meningkatkan kompetensi profesional. Kedua, kegiatan pembelajaran upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensinya yaitu antara lain dengan cara menciptakan suasana yang aktif, kreatif, dan menyenangkan meningkatkan kompetensi pedagogik, berperilaku positif sehingga berpengaruh positif pula terhadap peserta didik meningkatkan kompetensi kepribadian, guru mampu berkomunikasi secara efektif terhadap peserta didik meningkatkan kompetensi sosial dan guru juga mampu mengkaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari pelaksanaan mengevaluasi
sehingga
meningkatkan
kompetensi
profesional.
evaluasi
meningkatkan
kompetensi
guru
berupaya
menyesuaikan
dengan
materi
yaitu
Ketiga, dalam
meningkatkan
kompetensi pedagogik, bijaksana dan objektif dalam memberikan penilaian meningkatkan kompetensi kepribadian, guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik meningkatkan kompetensi sosial dan yang terakhir guru dalam memberikan evaluasi harus sesuai dengan materi yang diajarkan meningkatkan kompetensi profesional. Implementasi KTSP di sekolah, tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi. Kendala tersebut antara lain guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri, karena kurikulum sebelumnya guru langsung menerapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan. Kendala yang kedua yaitu peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran karena guru masih menggunakan metode konvensional, dan kendala yang ketiga yaitu sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah belum lengkap sehingga belum dimanfaatkan secara optimal, upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah sekolah memberikan sosialisasi KTSP terhadap semua komponenkomponen yang ada di sekolah terutama guru, guru mulai menerapkan metode pembelajaran inovatif untuk mengaktifkan peserta didik, dan melengkapi sarana prasarana dengan bantuan dari donatur dan komite sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat alur pemikiran untuk memberikan gambaran nyata tentang penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Implementasi KTSP: a. Pengembangan program b.Pelaksanaan pembelajaran c. Evaluasi hasil belajar
Kendala-kendala dalam implementasi KTSP: a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri dan pembelajaran masih konvensional b. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran c. Sarana dan prasarana kurang lengkap
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam implemenatsi KTSP: a. Sekolah memberikan evaluasi tetang KTSP dan Guru mengikuti workshop tentang pembelajaran inovatif b. Guru menerapkan model pembelajaran inovatif dan memberikan reward bagi siswa yang aktif c. Melengkapi dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
Implementasi KTSP berjalan dengan efektif a. Guru mampu membuat Silabus dan RPP b. Pelaksanaan pembelajaran yang aktif c. Evaluasi hasil belajar tercapai
Kompetensi guru menjadi meningkat a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Sosial d. Kompetensi Profesional
Gambar 1. Kerangka Berfikir Implementasi KTSP dalam upaya meningkatkan kompetensi guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam 1 Surakarta. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah sebagai berikut : a. SMA Islam 1 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah atas yang melakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. b. SMA Islam 1 Surakarta terdapat data yang memadai untuk keperluan penelitian tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2. Waktu Penelitian Waktu merupakan faktor penting yang tidak boleh diabaikan dalam suatu aktivitas penelitian. Seorang peneliti seharusnya memiliki target waktu untuk melaksanakan tahap demi tahap penelitian yang dilakukan. Lama sedikitnya waktu tergantung luas sempitnya masalah yang diteliti, serta kesungguhan dari peneliti itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama 6 bulan, terhitung dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada masalah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti tidak membuktikan ataupun menolak hipotesis yang dibuat sebelum peneliian dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, karena data yang terkumpul dideskripsikan ke dalam kalimat-kalimat yang memiliki arti yang lebih mendalam.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
/H[\ -0ROHRQJ PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´3HQHOLWLDQ NXDOLWDWLI adalah adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbDJDLPHWRGHLOPLDK´ Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan asumsi bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya.
2. Strategi Penelitian Dalam mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap, diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi yang dipilih oleh peneliti yang digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang disini mengandung pengertian tunggal dalam arti hanya satu lingkup lokasi penelitian yaitu SMA Islam 1 Surakarta. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian maksudnya bahwa yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada masalah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus karena penelitian ini hanya mencakup lingkungan SMA Islam 1 Surakarta dan masalah yang dikaji adalah pelaksanaan Kurikulum Tingkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Satuan Pendidikan dan usaha yang dilakukan sekolah untuk menanggulangi kendala tersebut dalam upaya meningkatkan kompetensi guru.
C. Sumber Data Menurut Lexy J.Moleong (2009: 157 ³6XPEHU GDWD XWDPD GDODP penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-ODLQ´. Menurut H.B Sutopo (2002) Sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dan tingkah laku, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip, serta berbagai benda lain. Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Informan Informasi diperoleh dari informan, yaitu orang-orang yang memberikan informasi kepada peneliti karena orang tersebut dirasakan mengetahui dan memahami permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian ini. Informan yang dianggap berhubungan dengan penelitian ini adalah : a. Kepala sekolah SMA Islam 1 Surakarta b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta c. Guru mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Islam 1 Surakarta d. Peserta didik 2. Tempat dan Peristiwa Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis summber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi, peristiwa atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
merupakan tempat maupun lingkungannya (H.B.Sutopo, 2002). Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah SMA Islam 1 Surakarta, sedangkan peristiwa
yang
relevan
dengan
permasalahannnya
adalah
mengenai
implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta yang menyangkut terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X di sekolah. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen atau arsip merupakan sumber data yang penting, walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata atau tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu, tidak bisa diabaikan, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Menurut H.B Sutopo (2002: 54 ´'RNXPHQGDQ$UVLSPHUXSDNDQ EDKDQ WHUWXOLV \DQJ EHUNDLWDQ GHQJDQ VXDWX SHULVWLZD DWDX DNWLYLWDV WHUWHQWX´ Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sejarah berdirinya SMA Islam 1 Surakarta, denah lokasi gedung SMA Islam 1 Surakarta, dan data lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
D. Teknik Sampling Menurut H.B Sutopo (2002: 55 ´7HNQLN VDPSOLQJ PHUXSDNDQ VXDWX bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang PHQJDUDK SDGD VHOHNVL´ &XSOLNDQ dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai internal sampling artinya cuplikan diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya, melainkan oleh kedalaman pemahaman akan informasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti lebih cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Teknik ini dikenal dengan nama Purposive Sampling, bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
´7HNQLNSHQJDPELODQVDPSHOVXPEHUGDWD\DQJSDGDDZDOQ\DMXPODKQ\DVHGLNLW lama-ODPD PHQMDGL EHVDU´ 6XJL\RQR +DO LQL GLODNXNDQ NDUHQD GDUL jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang akan digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian, karena data yang terkumpul dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Beragam sumber data yang menuntut cara atau teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahannya. Berdasarkan dari jenis sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari : 1. Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif terutama dalam penelitian lapangan.Menurut Sugiyono (2007: ´:DZDQFDUD DGDODK pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topik tertentu´ Wawancara adalah ³Sebuah dialog yang GLODNXNDQROHKSHZDZDQFDUDXQWXNPHPSHUROHKLQIRUPDVLGDULWHUZDZDQFDUD´ (Suharsimi Arikunto, 2002: 131). Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Peneliti menggunakan teknik pengumpul data dengan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai: a. Implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta dari awal pemberlakuan usaha yang dilakukan pihak sekolah, sosialisasi, sampai dengan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
b. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X dalam mengimplementasikan KTSP . Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2. Observasi Teknik observasi yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda. Menurut HB. Sutopo (2002) observasi dibagi dua yaitu observasi secara langsung maupun tidak langsung dengan melakukan pengamatan secara langsung dan terjun ke lokasi penelitian yaitu di SMA Islam 1 Surakarta. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas subjek dan kondisi lingkungan penelitian selama penelitian berlangsung baik secara formal maupun informal. 3. Analisis Dokumen Menurut Sugiyono (2007: ´Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-NDU\D PRQXPHQWDO GDUL VHVHRUDQJ´ 3HQJXPSXODQ GDWD GHQJDQ menganalisis dokumen dan arsip digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan agar data yang diperlukan menjadi benar-benar valid, karena sumber data yang berupa dokumen merupakan sumber daya yang stabil, kaya dan bersifat alamiah karena sesuai dengan konteks lahiriah.
F. Validitas Data Untuk menetapkan keabsahan data agar hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan teknik pemeriksaaan data yang tepat. Menurut HB. Sutopo (2002: 78) ³Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan VLPSXODQGDQWDIVLUPDNQDVHEDJDLKDVLOSHQHOLWLDQ´ Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Lexy J.Moleong (2009: 330)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
PHQ\DWDNDQ EDKZD ´7ULDQJJXODVL DGDODK WHNQLN SHPHULNVDDQ keabsahan data yang meanfaatkan sesuatu yang lain dari data tersebut untuk keperluan SHQJHFHNDQDWDXVHEDJDLSHEDQGLQJWHUKDGDSGDWDWHUVHEXW´ Patton dalam HB.Sutopo (2002: 92) membagi trianggulasi menjadi empat macam yaitu: 1. Trianggulasi Data atau Sumber yaitu pengumpulan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber yang berbeda. 2. Trianggulasi Metode yaitu pengumpulan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. 3. Trianggulasi Teori yaitu mengkaji salah satu topik permasalahan dengan menggunakan perspektif teori yang berbeda. 4. Trianggulasi Peneliti yaitu pengumpulan data yang semacam yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Patton dalam Lexy J.Moleong (2009: 330), trianggulasi sumber data dapat dicapai dengan : a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan baik menengah ataupun tinggi, orang berada, orang pemerintahan. d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Peneliti juga menggunakan trianggulasi metode karena dalam penelitian ini, metode yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen, sehingga dengan menggunakan pengumpulan data yang berbeda, sumber data sejenis yang dihasilkan dapat diuji kemantapan informasinya. Dengan kedua cara tersebut, diharapkan hasil dari data yang terkumpul dalam penelitian
benar-benar
dapat
dipercaya
dan
dipertanggungjawabkan.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil dari wawancara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
G. Analisis Data Dalam penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis yang dibuat sebelum penelitian. Proses analisis data dilakukan bersamaan dan berkelanjutan dengan proses pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh HB. Sutopo (2006) menyatakan bahwa terdapat dua model analisis dalam penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) dan model analisis interaktif. Model analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis interaktif, yaitu model analisis dimana tiga komponen pokok dalam penelitian kualitatif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data yang berbentuk siklus. Peneliti memilih model analisis interaktif dengan alasan bahwa dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah proses pengumpulan datanya berakhir, peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen tersebut dengan menggunakan waktu yang masih tersisa. Pada waktu pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data, yaitu yang berupa catatan lapangan yaitu data yang telah digali dan dicatat. Reduksi dan sajian data ini harus disusun pada waktu peneliti sudah mendapatkan unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam penelitian. Pada waktu pengumpulan data berakhir, peneliti mulai melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. Model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
verifikasi Gambar 2. Model Analisis Interaktif Sumber: HB.Sutopo (2002: 96) 1.
Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data yang diperoleh di lapangan yang berasal dari sumber data yang telah dipilih dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
2.
Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama, yaitu dengan cara membatasi permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dijawab dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar banyaknya data yang terkumpul di lapangan dapat dengan mudah dikendalikan.
3.
Sajian Data Setelah dilakukan reduksi data, kemudian diikuti dengan penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matriks, gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian data.
4.
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasar semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. Ketiga kegiatan analisis tersebut dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
H. Prosedur Penelitian Dalam penelitian, peneliti harus melakukan beberapa langkah atau prosedur penelitian. Langkah-langkah atau prosedur penelitian tersebut adalah : 1.
Studi Pendahuluan Dalam tahap ini peneliti melakukan persiapan awal yaitu penjajagan lapangan untuk mengenal segala unsur yang ada di lapangan yang ada kaitannya dengan penelitian dengan tujuan untuk persiapan peneliti dari segi fisik, mental dan spiritual.
2.
Tahap Pra lapangan Dalam tahap ini peneliti belum terjun ke lapangan, melainkan masih berkonsentrasi dalam pembuatan proposal penelitian sampai dengan pengurusan berkas perijinan penelitian di lapangan.
3.
Tahap Lapangan Tahap ini peneliti mulai terjun ke lapangan untuk mulai mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian.
4.
Tahap Analisis Data Data yang telah diperoleh dari lapangan akan diproses. Pemrosesan data dilakukan dari awal sampai pengumpulan data berakhir.
5.
Tahap Penulisan dan Perbanyakan Laporan Merupakan tahap terakhir dari prosedur penelitian, yaitu kegiatan menyusun
penelitian
dalam
bentuk
laporan
yang
harus
dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji, sampai pembuatan dalam bentuk skripsi beserta penggandaanya. Apabila digambarkan dalam bentuk skema, maka prosedur penelitian yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Penulisan proposal
Penarikan kesimpulan
Pengumpulan data dan analisis
Analisis akhir
Penulisan laporan
Pelaksanaan
Gambar 3. Prosedur penelitian tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X (studi kasus di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010) Prosedur penelitian ini dimulai dengan observasi singkat yang dilakukan untuk memahami lokasi yang dipilih sebagai objek penelitian. Selanjutnya menyusun proposal yang diajukan sebagai acuan sementara untuk proses penelitian berikutnya. Setelah pembuatan proposal adalah kegiatan pengurusan perijinan pada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan penelitian. Selanjutnya peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang telah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan proses analisis data dan dilakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan akhir yang telah mantap merupakan akhir dari kegiatan penelitian. Hasil penelitian kemudian dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji pada kesempatan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMA Islam 1 Surakarta Berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam 1 Surakarta diawali pada tahun 1967 yaitu Yayasan Pendidikan Islam Surakarta yang bergerak di bidang dakwah islam mendirikan Sekolah Dasar di atas tanah ± 200 m² di Jalan Brigjen Sudiarto 151 Solo. Sekolah Dasar tersebut mempunyai 3 kelas. Pada sore hari, gedung Sekolah Dasar dipergunakan untuk sekolah Diniah atau Sekolah yang memberikan pelajaran Agama Islam. Yayasan mempunyai rencana akan mendirikan Sekolah Dasar ke gedung lain ± 500 m² sebelah utara gedung lama yang pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Perguruan Muhammadiyah. Pada bulan Maret tahun 1972 di gedung tersebut didirikan pondok pesantren Islam Al-Mukmin, karena perkembangannya yang cukup maju sehingga gedung yang hanya 5 lokal tidak mampu menampung santri-santrinya. Pada awal tahun 1974 pondok pesantren Al-Mukmin kemudian dipindahkan ke desa Ngruki Grogol, Sukoharjo. Gedung yang lama kemudian dipergunakan untuk pendidikan Madrasah khusus putri sampai tahun 1976 yang kemudian ikut pindah ke Ngruki Grogol, Sukoharjo. Yayasan berusaha untuk memanfaatkan gedung yang kosong tersebut untuk pendidikan umum. Pada bulan Mei sampai bulan Juni 1979 SMA Islam 1 Surakarta mendaftarkan pendirian sekolah ke Kanwil Depdikbud Prop. Jateng, ijin operasional SMA Islam 1 Surakarta diterbitkan pada tanggal 8 Juli 1979. Pada waktu pendaftaran peserta didik baru, SMA Islam 1 Surakarta mendapatkan ± 30 peserta didik. Pada waktu itulah secara resmi SMA Islam 1 Surakarta berdiri hingga sekarang.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
2. Visi dan Misi SMA Islam 1 Surakarta a.
Visi
Terwujudnya insan bertaqwa, berprestasi, terampil dan berjiwa wirausaha b. Misi 1) Memperluas pengetahuan untuk menguasai IPTEK 2) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki 3) Mengenalkan dan menggunakan serta mengembangkan hasil teknologi modern 4) Mengoptimalisasi bakat dan ketrampilan peserta didik sehingga memiliki kemandirian dan kecakapan hidup ditengah masyarakat 5) Menumbuhkan semangat ketertiban dan kedisiplinan bagi warga sekolah sebagai konsep dasar menuju sukses 6) Mendorong semangat kerja bagi guru dan karyawan sehingga memiliki tanggung jawab dan berdedikasi tinggi 7) Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam berperilaku 8) Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenali potensi dari dalam bidang olahraga dan seni sehingga dapat berkembang secara optimal 9) Membudayakan etika pergaulan yang saling senyum, salam, dan sapa serta berjabat tangan oleh seluruh warga sekolah saat berada di lingkungan sekolah
sehingga
dapat
terjalin
persaudaraan
yang
erat
dan
kesetiakawanan sejati, saling asah, asih, dan asuh.
3. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta a.
Lokasi SMA Islam 1 Surakarta berada di Jalan Brigjen Sudiarto 151 Solo, tepatnya berbatasan dengan: 1) Sebelah utara : Kali Jenes 2) Sebelah barat : Jalan Brigjen Sudiarto
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Jika dilihat dari kondisi lingkungan di sekitar SMA Islam 1 Surakarta yang strategis, maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan belajar peserta didik cukup terjamin ketenangannya, walaupun SMA Islam 1 Surakarta terletak di tepi jakan raya, namun letaknya sangat strategis, dan bangunan sekolah yang agak masuk dan tertutup menjadikan prose pembelajaran tidaj terganggu oleh lalu lalangnya kendaraan. b. Sarana dan Prasarana SMA Islam 1 Surakarta Secara umum, gedung SMA Islam 1 Surakarta dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan pembelajaran. Di samping itu, di atas tanah yang luasnya yaitu ± 200 m² didirikan ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan pembelajaran terdiri dari: a.
Ruang Kepsek
:1
b.
Ruang Guru
:1
c.
Ruang TU
:1
d.
Ruang BP
:1
e.
Ruang Kelas
:9
f.
Ruang Komputer
:1
g.
Ruang UKS
:1
h.
Ruang Perpustakaan
:1
i.
Kantin
:2
j.
Koperasi
:1
k.
Mushola
:1
l.
Masjid
:1
m. Aula
:1
n.
Ruang Pelaksana
:1
o.
Ruang Sablon
:1
p.
Ruang Ketrampilan
:1
q.
Ruang Kesenian
:1
r.
Ruang Tata Boga
:1
s.
Ruang Multimedia
:1
t.
Lapangan Basket
:1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
u.
Kamar mandi Guru
:2
v.
Kamar mandi Peserta didik
:2
w.
Laboratoriun
:2
x.
Ruang Jaga
:1
c. Struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta Tahun 2009/2010 KANWIL DIKPORA PROP. JATENG
DIKPORA KOTA SURAKARTA
YPIA AL-MUKMIN SURAKARTA
KEPALA SEKOLAH DRS. KADARUSMAN KOMITE SEKOLAH KA. TU/ STAF
WK. KURIKULUM
WK. KEPESERTA
WK. SARANA
KOORDINATOR BP
WK. HUMAS
GURU
PESERTA Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta Sumber: Arsip TU SMA Islam 1 Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
d.
Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta didik
Tabel.1 Daftar guru mata pelajaran di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010 No. Nama Guru Mata Pelajaran 1.
Drs. Bambang Kusparnanto
Seni musik, bhs. Jawa
2.
Drs. Sudirman
3.
Drs. Sudadi Wahyono
PPKN
4.
Drs. Sunarno
Sejarah
5.
Heny Farida Rifai, B.A
Ekonomi
6.
Rachmad Widodo, Bsc
Matematika
7.
Giyatmi, S.Pd
Biologi
8.
Dwi Djajanti, S.Pd
Kimia
9.
Mujono Yasin
10.
Drs. Safawi
11.
Sri Handayani, S.Pd
12.
Yunie Dwi Ratnawati, S.Pd
13.
Drs. Sadarma
14.
Saptaning Murtiati, S.Pd
Sosiologi
15.
Endritanto, S.Pd
Penjaskes
16.
Imam Muhtarom, S.Pd
17.
Indah Purnamaningsih, S.Pd
18.
Drs. Mulyono
Biologi
19.
Sumardi, S.Pd
Bhs. Inggris
20.
Sunarman
Biologi
21.
Drs. Ponco Budiyanto
Kimia
22.
Drs. Ali Mursyidi
23.
Muh. Tafif, B.A
24.
Drs. Suhadi
25.
Dra. Mujiasri
26.
'UV$PDU0D¶UXI
27.
Dra. Sri Sukamti, S.Ag
BP
Penjaskes BTA Bhs. Indonesia Fisika Bhs. Indonesia
TIK, komputer Matematika
Bhs. Inggris Bhs. Arab BTA Geografi Bhs. Inggris Syariah, Aqidah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
28.
Sugiyo, S.Ag
akhlaq
29.
Drs. Daliyo
30.
Joko Sriyanto
31.
Atin Nur Widayati, S.Pd
32.
Warso, S.Pd
Bhs. Indonesia Matematika Akuntansi Bhs. Inggris
Tabel.2 Daftar Karyawan di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010 No. Nama Karyawan Jabatan 1. Sukimin Ka. TU 2. Mujiman Staf TU 3. Rahmawati Staf TU 4. Joko Suprapto Bendahara 5. Heri suranto Perpustakaan 6. suyoto Jaga malam 7. muhammadi Kebersihan 8. Handoko aji Nugroho Kebersihan
Tabel.3 Daftar Rekap Peserta didik di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010 Kelas X1 X2 X3 XI-IA XI-IS 1 XI-IS 2 XII-IA XII-IS 1 XII-IS 2 TOTAL
Laki-laki 20 22 19 7 13 14 16 20 18
Perempuan 18 18 19 18 20 17 17 14 15
Jumlah 38 40 38 25 33 31 33 34 33 305
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
B.
Deskripsi Hasil Penelitian
Sesuai dengan data atau informasi yang berhasil dikumpulkan, maka untuk langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap data-data atau informasi guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sejak awal penelitian. Peneliti dalam hal ini menggunakan analisis interaktif, yaitu dengan mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul kemudian disusun secara sistematis, sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Permasalahan
yang dikaji
peneliti
yaitu
mengenai
implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X, sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka deskripsi masalah yang dirumuskan meliputi implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta yaitu kegiatan perencanaan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dalam upaya meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X, kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kompetensi guru, dan usaha untuk megatasi kendala dalam pelaksanaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta.
1. Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai diberlakukan di SMA Islam 1 Surakarta sejak tahun ajaran 2006/2007. Informasi ini sebagaimana dikemukakan oleh informan 1 yang mengungkapkan bahwa pelaksanaan KTSP mulai disosialisasikan sejak tahun 2006. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing dengan cara mengelola dan memberdayakan potensi sekolah yang ada. Dasar pelaksanaan KTSP adalah UU RI no. 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP RI no. 19 th 2005 tentang
SNP, dan Permendiknas no. 24 th 2006 tentang pelaksanaan
Permendiknas no.22 dan 23. (Catatan Lapangan No.1) Pelaksanaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta sudah berjalan baik namun masih belum optimal. Pihak sekolah pernah memberikan sosialisasi tentang ktsp terhadap guru-guru mata pelajaran, namun hal itu hanya dilakkan beberapa kali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
saja. Hal itu menyebabkan beberapa guru belum siap dalam membuat perangkatnya sendiri karena sebelumnya semuanya dari pusat. Sarana dan prasarana di sekolah juga belum lengkap dalam menunjang pembelajaran, hal ini dikarenakan terbatasnya dana. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sarana dan prasarana yang seadanya. (Catatan lapangan no.2) Berdasarkan hasil wawancara, observasi serta studi dokumentasi dapat diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta. Secara garis besarnya meliputi sebagai berikut: a.
Perencanaan Program Pembelajaran Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ekonomi bahwa
pengembangan program pembelajaran dalam KTSP yaitu berupa Silabus dan RPP. Guru sudah membuat program pembelajaran untuk satu tahun ajaran. Silabus yang dibuat oleh guru mengacu dari BNSP, guru tinggal menyesuaikan dengan karakteristik dan kondisi peserta didik. Guru sebelum mengajar selalu melihat RPP untuk menentukan materi selanjutnya. RPP yang telah dibuat guru untuk beberapa kali pertemuan. Penyusunan RPP dilakukan dengan melihat silabus untuk memahami isinya yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi waktu, sistem penilaian dan sumber belajar. RPP tersebut merupakan penjabaran dari silabus yang berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran. (Catatan Lapangan No.5) Kegiatan guru setelah memahami silabus yaitu menyusun RPP serta menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan materi yang dikembangkan dengan kebutuhan peserta didik. Silabus dan RPP disusun untuk jangka waktu satu tahun ajaran, RPP yang telah disusun tersebut digunakan sebagai persiapan mengajar setiap pertemuan tatap muka. Sumber belajar yang digunakan oleh guru berupa buku pendamping yang relevan dengan materi untuk melengkapi materi yang sekiranya di LKS belum ada. Berdasarkan data mengenai Silabus dan
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang terlampir dan hasil wawancara, observasi, serta analisis dokumen mengenai perencanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
menunjukkan bahwa guru telah mempunyai kompetensi dan kesiapan sebelum berhadapan dengan peserta didik. b.
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Hasil wawancara dengan guru ekonomi mengenai pelaksanaan pembelajaran bahwa upaya yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan melakukan pretest terlebih dahulu, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk menjawab pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, lalu menjelaskan materi, memberi contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Materi pokok dijelaskan dulu, baru prakteknya dengan mengerjakan latihan di LKS, memberi tugas, memberikan pertanyaan dan tanya jawab. Cara menyampaikan materi masih seperti dahulu dengan metode konvensional, guru sebagai sumber utama. Pengalaman langsung dengan membawa peserta didik keluar belum pernah dilakukan karena kondisi peserta didik yang belum memungkinkan diajak keluar. Media pembelajaran hanya menggunakan whiteboard. (Catatan Lapangan No.6) Pada awal pembelajaran, guru selalu memberikan pertanyaan kepada beberapa peserta didik mengenai materi sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi-materi yang sudah diajarkan, lalu guru mulai menjelaskan materi selanjutnya. Guru dalam menjelaskan biasanya dengan ceramah, sambil peserta didiknya mencatat apa yang telah disampaikan guru tadi. Dalam memudahkan pemahaman peserta didik biasanya guru memberikan contoh dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
dengan begitu peserta didik lebih paham. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan latihan soal di LKS untuk dikerjakan oleh peserta didik dirumah. (Catatan Lapangan No.19) Hal senada juga diungkapkan oleh peserta didik kelas X-1 yang mengatakan bahwa cara mengajar guru ekonomi menyenangkan, namun guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, suasana kelas saat pelajaran tidak tegang saat peserta didik mulai jenuh biasanya guru menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan, tetapi guru masih fokus terhadap materi. Dalam penyampaian materi biasanya guru memberikan contoh-contoh lebih dari satu dan dihubungkan dengan contoh konkrit jadi materi lebih mudah dipahami. Guru belum pernah mengajak untuk praktek ke lapangan, biasanya guru hanya menggambarkan kedaan yang ada di sekitar kita. (Catatan Lapangan No.15) Berdasarkan hasil observasi guru
dalam mengajar di kelas dapat
diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas terdiri dari tiga bagian yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, serta kegiatan penutup. Berikut merupakan data mengenai pelaksanaan pembelajaran guru di kelas. Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X-3 Bagian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan inti
Jenis Kegiatan Apersepsi
Upaya guru Guru mengetes peserta didik dengan memberi beberapa pertanyaan mengenai materi sebelumnya. tujuan Memotivasi Peserta Memberitahu pembelajaran, gambaran dan didik kegiatan yang akan dilakukan. Menyampaikan Penyampaian dengan ceramah bahan dan menjelaskan materi dengan lancar. Memberikan contoh Lebih dari satu contoh dan semuanya sesuai dengan materi Menggunakan Menjelaskan dengan gambar media atau poin-poin penting di whiteboard Menunjuk beberapa peserta Memberi kesempatan untuk didik untuk menambahi contohpeserta didik terlibat contoh selain contoh yang sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
aktif Kegiatan penutup
Memberikan penguatan Kesimpulan
Penutup
disebutkan oleh guru sesuai dengan materi. Review materi yang diajarkan, kesempatan bertanya bagi peserta didik. Guru beserta peserta didik menarik kesimpulan bersama, penugasan mengerjakan LKS. Penugasan dalam bentuk latihan LKS, membacakan materi untuk pertemuan berikutnya serta memberikan salam penutup.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa setiap awal pelajaran guru memulainya dengan melakukan pre test dengan cara memberikan pertanyaan lesan kepada peserta didik yang ditunjuk, hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik terhadap materi sebelumnya. Memotivasi peserta didik dengan memberitahu tujuan pembelajaran, gambaran dan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan inti dalam pembentukan kompetensi peserta didik, guru menyampaikan materi dengan lancar dan sistematis serta memberikan contohcontoh konkrit yang berkaitan dengan materi. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat salah seorang peserta didik yang menyatakan bahwa cara guru ekonomi menyenangkan, suasana kelas juga tidak tegang. Saat peserta didik mulai jenuh, guru biasanya menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan, tetapi
pada
intinya
suasana
pelajaran
menyenangkan.
Guru
mengajar
menggunakan media whiteboard untuk memudahkan pemahaman peserta didik dan selalu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas tentang hal pokok yang telah disampaikan, menyimpulkan materi bersama peserta didik serta memberikan penugasan untuk mengerjakan LKS, dan membacakan materi pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam penutup oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Kesimpulan: Berdasarkan wawancara dan hasil observasi di kelas pada saat guru mengajar dapat diketahui bahwa guru dalam mengajar sudah mempunyai kompetensi yang cukup. Hal tersebut dapat terlihat pada saat guru guru mengajar berpenampilan rapi, dalam menyampaikan materi cukup lancar, urutan materi jelas dan sangat menguasai materi ajar serta tidak pernah mengeluarkan ucapan yang jorok. Guru juga berupaya dekat dengan peserta didik dengan cara menghilangkan kesan kaku di hadapan peserta didik c. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar Pelaksanaan penilaian di SMA Islam 1 Surakarta adalah dengan menetapkan standar penilaian atau KKM 60 untuk mata pelajaran ekonomi. Dalam penilaian ini seseorang dianggap telah berhasil apabila nilainya 60 atau lebih, sedangkan peserta didik yang nilainya kurang dari 60 dianggap belum berhasil dan harus mengikuti remidi. Evaluasi terhadap prestasi belajar peserta didik berbentuk ulangan harian, penugasan, dan tes blok semester. Dalam KTSP nilai tugas itu sama dengan nilai test atau ulangan, sehingga apabila ada peserta didik yang nilai ulangannya jelek, namun nilai tugasnya baik, hal itu akan sangat membantu peserta didik. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk mendeteksi seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran. Guru tidak melakukan pengayaan karena terbatasnya waktu. Penilaian yang dilakukan guru meliputi aspek kognitif dan afektif saja, penilaian psikomotorik belum dilakukan karena guru belum pernah mengajak praktek ke lapangan atau unjuk kerja. (Catatan Lapangan No.7) Evaluasi terhadap peserta didik yaitu berbentuk ulangan harian, penugasan, dan ulangan semester. Peserta didik diberi penugasan untuk mengerjakan LKS di rumah maupun penugasan lainnya agar peserta didik memahami serta mendalami benar tentang materi yang diberikan guru. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada orang tua setiap semester. Penilaian atau evaluasi dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes dalam bentuk tertulis, maupun lisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Penilaian yang dilakukan guru biasanya nilai dari ulangan harian, tugas, latihan soal di LKS, dan nilai ulangan semester. Bagi peserta didik yang nilainya masih kurang dari 60 diadakan remidi. Nilai mid semester dibagikan peserta didik untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar lagi.(Catatan Lapangan No.16) Guru menilai hasil belajar peserta didik dari nilai ulangan harian, tugas, dan semesteran. Nilai tugas sangat membantu peserta didik untuk menambah nilai ujian yang masih rendah. Remidi dilakukan untuk peserta didik yang nilai ujiannya masih rendah. (Catatan Lapangan No.24) Hal senada juga disampaikan oleh informan 6 yang mengatakan bahwa penilaian guru meliputi hasil dari nilai ulangan, tugas, dan semesteran. Hasil semesteran nanti dibagikan kepada orang tua. Nilai dari tugas akan menambah nilai akhir semesteran. Bagi yang nilainya kurang dari 60, guru mengadakan remidi.( Catatan Lapangan No.28) Kesimpulan: berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa guru melakukan penilaian dari hasil tugas, ulangan harian, dan semesteran. Guru juga melakukan remidi bagi peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM yaitu 60. penilaian guru hanya dilihat dari aspek kognitif dan afektif saja, guru belum menilai dari aspek psikomotorik karena guru belum pernah melakukan praktek ke lapangan.
2. Kendala SMA Islam 1 Surakarta dalam Implementasi KTSP Implementasi KTSP di SMA Islam 1 Surakarta sudah empat tahun dilaksanakan. Secara umum dalam pelaksanaannya masih menemui berbagi kendala. Kendala-kendala yang dialami oleh SMA Islam 1 Surakarta dalam mengimplementasikan KTSP adalah sebagai berikut: Kendala dari pihak guru yaitu guru belum optimal dalam membuat perangkat pembelajaran, karena selama ini sudah dibuatkan oleh pusat. Peserta didik di sekolah ini kurang begitu ada motivasi dan antusias dalam belajar, sehingga menyebabkan prestasi di sekolah ini rendah. Sarana dan prasarana di sekolah juga kurang begitu mendukung di setiap kelas belum disediakan LCD dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
OHP, buku-buku penunjang pembelajaran masih terlalu sedikit yang disediakan di perpustakaan.(Catatan Lapangan No.3) Guru ekonomi juga menambahkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru ada berbagai faktor, guru masih mengajar dengan model pembelajaran konvensional. Faktor lainnya yaitu dari peserta didik, rendahnya antusias peserta didik dalam belajar mempengaruhi kurang aktif dalam pembelajaran di kelas, sarana dan prasarana pembelajaran disini masih belum lengkap, karena terbatasnya dana belum disediakan LCD atau OHP jadi guru hanya menggunakan media whiteboard saja.(Catatan Lapangan No.13) Pernyataan diatas diperkuat oleh peserta didik kelas X-1 yang mengatakan bahwa peserta didik disini kebanyakan hanya mempunyai LKS tidak mempunyai buku pendamping lainnya sehingga peserta didik hanya tergantung dengan guru saja. Dalam menjelaskan materi guru hanya ceramah sehingga membuat kami jenuh, namun bila kami sudah terlihat mulai bosan biasanya guru memberikan guyonan-guyonan, supaya kami tetap fokus pada materi.Upaya yang kami lakukan dengan meminjam buku pelajaran dari kakak kelas atau bertanya pada guru bila ada materi yang kami belum pahami.(Catatan Lapangan No.18) Kendala pada waktu pembelajaran di kelas adalah peserta didik ramai dan kondisi kelas panas, karena di dalam kelas tidak ada kipas angin ataupun AC. Pembelajaran juga hanya mengandalkan guru, karena peserta didik hanya mempunyai LKS. (Catatan Lapangan No. 30) Guru dalam menjelaskan dengan ceramah, peserta didik lain ada yang ramai sendiri mengganggu konsentrasi, peserta didik juga hanya mempunyai LKS saja, suasana di kelas panas karena dalam kelas tidak ada kipas angina tau AC. (Catatan Lapangan No.34) Kesimpulan: berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi KTSP yaitu dari pihak guru dalam mengajar masih menggunakan metode konvensional, peserta didik yang kurang aktif, dan sarana prasarana yang belum optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengimplementasikan KTSP Wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru lebih sering diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan atau workshop mengenai pelaksanaan KTSP agar menambah pengetahuan dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan intensitas belajarnya. Sekolah juga meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai sarana dan prasarana, untuk melengkapi sarana dan prasarana yang masih kurang koordinasinya dengan Yayasan dan Dinas Pendidikan. (Catatan Lapangan No. 4) Hal senada juga disampaikan oleh guru ekonomi bahwa guru sering diikutsertakan
dalam
pelatihan-pelatihan,
workshop
mengenai
metode
pembelajaran inovatif, guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk bisa aktif di dalam kelas, mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah ada dulu, sedangkan untuk model pembelajaran, guru sedikit-sedikit sudah mulai menerapkan model pembelajaran inovatif. (Catatan Lapangan No. 14). Kesimpulan: upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan mengenai pembelajaran inovatif, guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk bisa aktif dalam pembelajaran di kelas, dan sekolah juga berkoordinasi dengan yayasan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran.
C. Pembahasan 1. Implementasi Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan konsep kurikulum yang menyempurnakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam pelaksanaanya ada tiga kegiatan pokok yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
a. Perencanaan Program Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20 bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh karena itu, silabus hendaknya disusun yang sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling terkait guna tercapainya kompetensi dasar. (Depdiknas, 2002: 13). Menurut Nurhadi (2005: 151) rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang disusun oleh guru untuk satu atau dua kali pertemuan, untuk mencapai target satu kompetensi dasar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diturunkan dari silabus yang telah disusun dan bersifat aplikatif di kelas. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta sudah melaksanakan sesuai dengan konsep KTSP. Guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Dalam hal ini perencanaan pembelajaran oleh guru sebagai persiapan mengajar bahwa guru telah membuat perencanaan pembelajaran mulai dari silabus, RPP, serta material yang lainnya. Guru telah mempunyai kompetensi untuk membuat RPP yang merupakan penjabaran dari silabus yang dibuat serta guru telah menuangkan segala kompetensi dan kreatifitasnya dalam penyususnan RPP tersebut. Dengan demikian guru telah mempunyai kesiapan yang matang sebelum berhadapan dengan peserta didik. b. Pelaksanaan Pembelajaran Menurut Syarifudin dan Basyirudin (2002: 72) pembelajaran merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam rangka mengimplementasikan kurikulum untuk itulah sampai ada yang mengemukakan bahwa implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran. Lebih lanjut Martinis (2007) mengemukakan bahwa pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara timbal balik antara guru peserta didik dalam memahami, mendiskusi, tanya jawab, mendemonstrasi, mempraktikkan materi pelajaran di dalam kelas. Menurut Mulyasa (2006) pelaksanan pembelajaran KTSP meliputi tiga hal yaitu: 1)
Pre test Berperan penting dalam proses pembelajaran meliputi menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui kemajuan peserta didik, untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai. Dalam pelaksanaan di lapangan guru sebelum pembelajaran dimulai biasanya menanyakan materi sudah sampai mana dan apakah peserta didik telah memahami materi atau belum. Pre test dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada peserta didik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Materi yang ditanyakan adalah materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada saat pre test diberikan oleh guru, hanya beberapa peserta didik yang dapat menjawabnya. Guru akan mengulang materi apabila peserta didik belum menguasai materi.
2)
Pembentukan kompetensi Dalam kajian teori pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dalam proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik,
dan
bagaimana
tujuan-tujuan
belajar
direalisasikan.
Proses
pembelajaran menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga melibatkan peserta didik secara aktif baik metal atau fisik, untuk memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan strategi belajar yang bervariasi. Pelaksanaan di lapangan proses pembelajaran yang dilakukan diawali dengan adanya penjelasan materi pokok terlebih dahulu oleh guru secara rinci, kemudian dalam menjelaskan guru selalu memberikan contoh yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (CTL), memberikan pertanyaan lesan kemudian peserta didik menjawab dengan mengacungkan jari terlebih dahuli (metode struktural), dan diakhiri dengan penugasan latihan di LKS (pembelajaran modul). Belajar tuntas dilakukan dengan adanya remidi. Praktek langsung ke lapangan belum pernah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
dilakukan hanya lewat tugas untuk mencari data atau mengamati kegiatan ekonomi yang ada kaitannya dengan materi. 3)
Post test Dalam kajian teori digunakan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang ditentukan serta untuk mengetahui peserta didik yang mengikuti kegiatan remidial atau pengayaan. Pelaksanaan di lapangan post test dilakukan dengan memberi latihan atau tugas di rumah setelah materi selesai dijelaskan, pertanyaan lesan, ulangan harian, dan tes. Dihubungkan dengan kajian teori di atas telah diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah baik, hal ini terlihat dari cara guru untuk dapat mengatur pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan serta menghilangkan kesan kaku dengan peserta didik. Dalam pembelajaran guru memberikan contoh konkrit, sehingga materi mudah diterima oleh peserta didik.
c.
Evaluasi /Penilaian Hasil Belajar Menurut Percival dalam Oemar Hamalik (2007: 146) evaluation as a
series of activities that are designed to measure the effectiviness of a teching/learning system as a whole (evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan). Dihubungkan dengan teori tersebut, guru mata pelajaran ekonomi juga telah melaksanakan kegiatan evaluasi untuk mengukur sejauh mana peserta didik mampu menyerap materi yang telah disampaikan dalam bentuk tes lisan maupun tes tertulis untuk kemudian diambil tindak lanjut untuk memperbaiki proses pembelajaran agar lebih berkualitas. Evaluasi yang dilakukan guru adalah setelah guru selesai menyampaikan satu maupun dua kompetensi dasar dalam bentuk ulangan harian, mid semester dan ujian semester. Evaluasi tersebut dilaporkan kepada orang tua peserta didik dalam bentuk raport setiap semester. Pelaksanaan penilaian di SMA Islam 1 Surakarta adalah dengan menetapkan standar penilaian atau batas tuntas 60 untuk mata pelajaran ekonomi. Dalam penilaian ini peserta didik dianggap telah berhasil apabila nilainya 60 atau lebih sedangkan peserta didik yang nilainya kurang dari 60 dianggap belum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
berhasil dan harus mengikuti remidi. Remidi dilakukan setelah tes selesai, pengayaan tidak dilaksanakan karena waktu yang terbatas untuk mengejar materi selanjutnya. Pelaksanaan penilaian berbasis kelas dengan melakukan penilaian setiap tatap muka. Jenis penilaian yang dilakukan adalah ulangan harian, ulangan mid semester, akhir semester, pemberian tugas.
2. Kendala yang Dihadapi dalam Implementasi KTSP Pelaksanaan KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan dan mengelola sumber daya, suber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya kompetensi guru. Dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, kendala yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta dalam implemenentasi KTSP adalah sebagai berikut: a.
Guru Dalam kajian teori tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar terjadi perubahan perilaku peserta didik. Menurut Mulyasa (2007) hal-hal yang perlu dimiliki guru dalam mengimplementasikan KTSP agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik, menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi, memahami peserta didik, menggunakan metode yang bervariasi, mampu memilih materi
yang
dianggap
penting,
mengikuti
perkembangan
pengetahuan,
menyiapkan proses pembelajaran, mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang baik, menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Pelaksanaan di lapangan guru masih merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum. Dalam kajian teori KTSP guru dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti metode inquiry, discovery, Contextual, problem solving dan sebagainya, namun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dalam pelaksanaannya guru mengalami beberapa hambatan sehingga penggunaan metode pembelajaran selama ini belum bisa berlangsung secara optimal. Pelaksanaan di lapangan, proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. b.
Peserta didik Kajian teori menyebutkan bahwa dalam KTSP peserta didik perlu
diposisikan sebagai subjek dari implementasi kurikulum. Peserta didik dituntut mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik belum sepenuhnya siap melaksanakan KTSP. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman peserta didik tentang KTSP karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada peserta didik mengenai pelaksanaan KTSP, serta adanya tuntutan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, akan tetapi guru selalu memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dengan mengembangkan pembelajaran, sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dalam suatu pembelajaran. c.
Sarana dan Prasarana Kajian teori menyebutkan bahwa sarana dan prasaran belajar diharapkan
dapat memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik maupun guru, namun dari data di lapangan sarana dan prasarana untuk pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta masih sangat terbatas. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran guru hanya menggunakan media pembelajaran whiteboard, sekolah belum menyediakan OHP atau LCD. Hal ini menyebabkan guru menjadi tidak kreatif dan inovatif serta menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif
dalam
pembelajaran
3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengimplementasikan KTSP a.
Kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan KTSP harus segera diatasi, karena apabila tidak segera diatasi maka akan dapat mengganggu pelaksanaan KTSP yang diterapkan di SMA Islam 1 Surakarta. Upaya-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
upaya yang telah dilakukan oleh pihak SMA Islam 1 Surakarta adalah sebagai berikut Sekolah memberikan Sosialisasi dan pengembangan SDM Sekolah senantiasa menginginkan seluruh warga sekolah lebih khususnya para
pendidik
untuk
melaksanakan
tugas
secara
optimal
dan
menyumbangkan kemampuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal yang dilakukan SMA Islam 1 Surakarta supaya guru, peserta didik, dan seluruh komponen dapat melaksanakan KTSP adalah dengan sosialisasi mengenai KTSP, selain itu untuk mengembangkan SDM-nya sekolah mengirimkan guru ke penataran-penataran dan organisasi perkumpulan guru-guru supaya kompetensi guru semakin meningkat. b.
Guru Menerapkan metode pembelajaran Inovatif Pelaksanaan KTSP menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, untuk itulah peran guru dalam memotivasi peserta didik diperlukan agar peserta didik lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Guru merupakan fasilitator belajar bagi peserta didik untuk mengatasi permasalahan belajar, apabila peserta didik belum siap mengikuti pembelajaran KTSP yang menuntut keaktifan, guru hendaknya mengubah metode yang digunakan dengan metode inovatif yang dirasakan dapat membangkitkan keaktifan peserta didik.
c.
Melengkapi Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang tersedia akan mempermudah guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. SMA Islam 1 Surakarta berusaha melengkapi sarana dan prasaran yang masih kurang dengan bantuan dari komite sekolah dan para donatur, dengan sarana dan prasarana yang lengkap diharapkan dapat merangsang guru untuk lebih kreatif dan inovatif lagi sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Implementasi KTSP terbukti berpengaruh dalam peningkatan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi, hal ini terbukti bahwa masing-masing kegiatan pokok dalam implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun dampak tersendiri, antara lain perencanaan pembelajaran, guru selalu mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan sistematis, dalam pelaksanaan pembelajaran, guru telah mengajar dengan lancar dan komunikatif dengan peserta didik, dalam hal evaluasi, guru telah melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi meningkat dengan adanya implementasi KTSP.
2.
Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam implementasi KTSP yaitu guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Model pembelajaran konvensional menyebabkan minat dan antusias belajar dari peserta didik rendah. Hal ini menunjukkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media whiteboard, belum ada LCD atau OHP. Buku-buku di perpustakaan juga kurang lengkap menyebabkan menghambat jalannya proses pembelajaran karena peserta didik tidak mempunyai buku pendamping hanya memiliki LKS saja.
3.
Usaha yang dilakukan sekolah dalam peningkatan kompetensi guru yaitu dengan mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan berkenaan
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
dengan metode pembelajaran inovatif. Guru diharapkan mampu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu dari komite sekoleh dan para donatur untuk menambah sarana yang belum ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas, dapat merangsang guru untuk lebih inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
B. Implikasi Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang jelas
bahwa
keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pelaksanaan kurikulum, faktor guru maupun peserta didik. Faktor dari pihak guru antara lain kompetensi guru dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi dari sebuah kurikulum, kompetensi guru dalam mengembangkan model pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kompetensi guru dalam meningkatkan minat dan antusias peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor yang berasal dari peserta didik antara lain minat dan antusias belajar serta keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan kurikulum KTSP dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari upaya guru untuk melaksanaan perencanaaan program sudah sesuai dengan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuatnya, hingga evaluasi hasil belajar yang kesemuanya itu dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Pelaksanaan kegiatan dalam implementasi KTSP dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan
kompetensi
guru
baik
kompetensi
pedagogik,
kepribadian, sosial, maupun profesional. Guru dapat menerapkan berbagai model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu peserta didik untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah a.
Kepala Sekolah lebih meningkatkan dalam memberikan kesempatan kepada guru mata pelajaran untuk aktif mengikuti workshop atau pelatihan yang berhubungan dengan KTSP secara intensif.
b.
Sekolah Lebih menggiatkan pendelegasian guru untuk aktif mengikuti MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensinya, karena dalam MGMP guru dapat berdiskusi mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dalam merancang model pembelajaran yang inovatif dan implementasi KTSP yang efektif dan efisien.
c.
Sekolah lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana seperti penyediaan buku-buku di perpustakaan lebih lengkap untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
2. Bagi Guru a.
Guru
meningkatkan
kompetensi
dalam
mengembangkan
dan
menyampaikan materi dengan cara mengikuti berbagai pelatihan, seminar pendidikan maupun diskusi dengan rekan seprofesi sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat. b.
Guru membiasakan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan cara memilih, dan mengkombinasikan model pembelajaran inovatif yang sesuai dan tepat untuk pelajaran Ekonomi.
c.
Guru perlu melakukan penilaian secara menyeluruh bukan hanya aspek kognitif dan afektif saja, tetapi juga aspek psikomotorik yang dilakukan secara berkala dengan memperhatikan proses dan hasil yang dicapai peserta didik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
d.
Guru perlu menerapkan teknik penilaian yang sesuai dengan yang diinginkan KTSP yaitu berupa penilaian portofolio, penilaian hasil kerja (produk), penilaian diri ( self assessment), dan penilaian sikap.
3. Bagi Peserta didik a. Peserta didik tidak hanya mengandalkan informasi dari guru dan menganggap guru sebagai satu-satunya pusat informasi, namun mencoba untuk membuka diri dari buku, media cetak maupun elektronik untuk menambah pengetahuan mereka. b. Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara berani mengemukakan pendapat untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik, dimana hal ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
commit to user