Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
IbM KELOMPOK USAHA SAPI PERAH DAN PENGOLAH DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG Syamsul Rahman 1) dan Awaluddin Rauf 1) 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM) E-mail :
[email protected] Ringkasan eksekutif Kabupaten Enrekang adalah salah satu daerah yang menjadi prioritas pengembangan peternakan sapi perah di Sulawesi Selatan. Dukungan dari Dinas Peternakan Kabupaten Enrekang tampak dengan adanya program-program pemberian modal bagi peternak, dan Inseminasi Buatan (IB) yang bertujuan mengembangkan produksi susu untuk mendukung kegiatan pengolahan dangke yang diolah dari susu sapi atau susu kerbau. Dangke merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat dari susu sapi atau susu kerbau yang diolah secara enzimatis menggunakan papain dari getah pepaya. Permasalahan pengolahan dangke di Kabupaten Enrekang masih dalam skala rumah tangga (home industry). Kegiatan PPM ini dilakukan bulan Mei sampai dengan Nopember 2013, dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi kegiatan dan pendampingan. Tahap persiapan dilakukan survey data lapangan untuk memperoleh data kondisi sosial ekonomi peternak dan pengolah dangke, dan penyusunan materi pelatihan dan penyuluhan. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan praktek pembuatan dangke. Materi ceramah tentang bagaimana sistem pengelolaan usaha sapi perah, metode dan teknik pemerahan susu, penanganan susu segar, dan teknologi pengolahan dangke yang steril, higienis, aman, dan bergizi. Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa : a) kelompok peternak sudah melakukan perbaikan sistem pengelolaan dan pemeliharaan usaha sapi perah, khususnya memahami tujuan pembesaran sapi, seluk beluk manfaat pemberian pakan dan standar perkandangan sapi perah supaya dapat meningkatkan produktivitas susu. b) perbaikan sistem pemerahan susu, terutama alat pemerahan yang digunakan, teknik pemerahan, dan jadwal pemerahan, sehingga mendapatkan susu yang optimal dan bermutu. c) perbaikan penanganan susu seperti pemeliharaan kesehatan sapi, petugas pemerah harus bersih dan sehat, lingkungan kandang harus bersih, ruang susu harus terpisah dari kandang, dan alat-alat yang digunakan dalam pemerahan harus steril dan higienis agar susu tersebut tetap aman dan bergizi. d) proses pembuatan dangke pada umumnya peternak dan pengolah dangke sudah terampil, sehingga dengan adanya kegiatan ini mereka sudah memahami pentingnya penggunaan alat dan bahan yang steril dan higienis, seperti peralatan dapur dan bahan kemasan yang digunakan sehingga produk yang dihasilkan tidak cepat rusak dan tetap menarik konsumen. Kata kunci : IbM, kelompok, usaha, sapi, perah, pengolah, dangke Excutive Summary Regency of Enrekang is ane area which has become priority in developing animal husbandry of dairy cow in South Sulawesi. Departement of Animal Husbandry of Enrekang Regency supported with programs both giving capital and artificial insemination and purposed to improve milk production and supported processing of dangke which is processed from cow’s milk or buffalo’s milk. Dangke is a kind of tradisional food which made from cow’s milk or 48
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
buffalo’s milk. Dangke is processed enzymatic by papain from papaya sap. The problem of dangke processing in Enrekang Regency is it was still processed as home industry. PPM program held on May until November 2013. It was divided into some steps ; preparation step, action step, evaluation and assistance step. Preparation step was started with field survey to get data about social economical condision of poultry and dangke processor, and arranged of education and training material. Action step was done by some method such as speech, asking and answer, discussion, demonstration and practiced in making dangke. Speech method contained about how to manage dairy cow enterprise, method and technique how to take the milk, handling of fresh milk, and technology of dangke processing to gain hygiene, sterile, safe, and nutritionus. Based on the result and explanation, it was concluded that : a) poultry group have done improvement of management system and maintaining of dairy cow specially know about purpose of raising cow, know about advantage of giving food, and standard of dairy cow stable to increase milk productivity. b) improvement of dairy milk system, specially for using the equipments, technique and schedule of getting dairy milk to get qualified and optimal milk. c) improvement of milk handling such as maintain health of cow, the worker must be health and clean, stable environment must be clean, milk room must be separated from the stable, and using sterile and hygienic equipments to keep safe and nutritious. d) in processing of make dangke, commonly poultry worker and dangke processor has good skill, so through the program they know about the and importance of equipments using and also sterile and hygienic source such as kitchen set and wrapping material which is used so that the products was not perishableand also interesting for consumer. Keyword : ibM, group, enterprise, dairy cow, processor, dangke
belum menggunakan system breeding yang
A. PENDAHULUAN Susu sebagai salah produk peternakan
terarah (Kasim dkk, 2011).
merupakan sumber protein hewani yang
Kabupaten Enrekang adalah salah satu
semakin dibutuhkan dalam meningkatkan
yang telah menjadi prioritas pengembangan
kualitas hidup masyarakat. Sebagai upaya
peternakan sapi perah Sulawesi Selatan.
untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut
Dukungan dari Dinas Peternakan Kabupaten
dilakukan peningkatan populasi, produksi
Enrekang tampak dengan adanya program-
dan produktivitas sapi perah. Saat ini
program pemberian modal bagi peternak,
sebagian
dan Inseminasi Buatan (IB) yang bertujuan
peternakan
sapi
perah
telah
dikelolah dalam bentuk usaha peternakan
mengembangkan
produksi
susu
untuk
sapi perah dan sebagian lagi masih berupa
mendukung kegiatan pengolahan dangke
peternakan rakyat yang dikelolah dalam
yang diolah dari susu sapi atau susu kerbau
skala kecil, populasi tidak terstruktur dan
(Kasim dkk, 2011). Dangke merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat 49
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
dari susu sapi atau susu kerbau yang diolah
seiring
secara enzimatis menggunakan papain dari
persapiperahan sebagai penyedia bahan baku
getah pepaya. Permasalahan pengolahan
produk
dangke di Kabupaten Enrekang masih dalam
Kabupaten
Enrekang.
skala rumah tangga. Sehingga rata-rata
Peternakan
dan
produksi
3
Enrekang (2011) populasi sapi perah yang
susu
ada di Kabupaten Enrekang sebanyak 1443
hanya 5 liter/ekor/hari (1 biji dangke
ekor dan mampu menghasilkan susu segar
diproduksi dari 1,5 liter susu).
4613 liter/hari. Adapun populasi sapi perah
dangke
biji/ekor/hari
saat
karena
ini
adalah
produktivitas
Pengembangan industri kecil makanan
dengan
dalam
cerahnya
bentuk
susu
prospek
segar
Menurut
Perikanan
di
Dinas
Kabupaten
dan produksi susu di Kabupaten seperti
khas tradisional dangke di Kabupaten
ditunjukkan pada Tabel 1.
Enrekang memiliki potensi yang cerah Tabel 1. Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu berdasarkan Keamatan di Kabupaten Enrekang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kecamatan Enrekang Cendana Maiwa Anggeraja Alla Baraka Malua Bungin Buntu Batu Masalle Curio Baroko Total Sumber : Saputra A (2012)
Jumlah 174 686 5 242 143 68 3 19 33 40 30 1443
Dari Tabel 1 menunjukkan populasi
Produksi susu/hari (liter) 456 2538 27 784 387 236 20 52 95 18 4613
pengembangan
usaha
sapi
perah
di
sapi perah terbanyak berada di Kecamatan
Kabupaten Enrekang terbesar di bagian
Cendana (686 ekor), Anggeraja (242 ekor),
selatan kota Enrekang yang merupakan
Enrekang (174 ekor), Alla (143 ekor), dan
daerah
Baraka (68 ekor). Hal ini mengindikasikan
jumlah populasi sapi perah dan produksi 50
dataran
rendah.
Perkembangan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
susu yang dihasilkan seperti ditunjukkan
memperbaiki sistem dan metode pemerahan
pada Tabel 1 direspon dengan tumbuh dan
susu supaya menghasilkan produksi yang
berkembangnya industri kacil makanan khas
optimal dan bermutu. 3) memperbaiki sistem
tradisional dangke sebanyak 182 unit usaha
penanganan susu supaya menghasilakn susu
yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
yang steril, higienis, aman dan bergizi. 4)
Enrekang.
memperbaiki sistem pengolahan dangke
Tujuan kegiatan PPM ini adalah : 1) memperbaiki
sistem
sapi
digunakan pada saat pengolahan, seperti
perah supaya kelompok tani ternak (mitra)
sterilisasi dan higienitas peralatan dapur dan
mampu mengelola usahanya dengan baik,
kemasan batok kelapa dan daun pisang yang
efisien,
digunakan.
produktif,
pemeliharaan
terutama kebersihan alat dan bahan yang
dan
mandiri.
2)
perah di Kabupaten Enrekang masih bersifat
B.SUMBER INSPIRASI Perkembangan
populasi
dan
usaha sampingan, karena masyarakat rata-
produksi susu tersebut tidak dibarengi
rata memiliki pekerjaaan pokok sebagai
dengan pemeliharaan sapi perah dengan
petani dan ada juga sebagai PNS. Sehingga
baik, sehingga produksi dan kualitas susu
pemeliharaan sapi perah hanya dilakukan
yang dihasilkan belum optimal, sehingga
oleh keluarga atau pemilik ternak sendiri
berdampak pada kualitas dangke yang
tanpa menggunakan tenaga kerja. Misalnya
dihasilkan. Menurut Baba dkk (2012)
pemerahan hanya dilakukan oleh pemilik
rendahnya
yang
ternak pada pagi dan sore hari, demikian
dihasilkan disebabkan rendahnya adopsi
juga dengan proses pembuatan dangke pada
teknologi pakan oleh peternak yaitu dengan
umumnya dilakukan oleh ibu rumah tangga
hanya memberikan rumput gajah dan dedak
pada pagi dan sore hari saja.
produktivitas
susu
sebagai pakan tambahan. Bahkan pada musim
kemarau
memanfaatkan
limbah
peternak pertanian
Demikian juga pengetahuan atau
hanya
SDM peternak tentang teknologi yang masih
dan
rendah, sehingga berimbas pada sistem
perkebunan (jeramih dan daun ubi jalar)
pemeliharaan
tanpa mengolahnya sehingga produktivitas
Pengetahuan
susu menurun drastis. Selain itu Kasim, dkk
tekonologi merupakan permasalahan utama
(2011) juga menjelaskan bahwa usaha sapi
yang dihadapai usaha sapi perah (mitra). 51
yang yang
kurang
kurang
dalam
baik. hal
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Sistem
pemeliharaan
sapi
perah
yang
modern
dengan
sentuhan
teknologi.
dilakukan mitra masih kurang baik, ini dapat
Sentuhan teknologi yang belum banyak
dilihat
yang
dilakukan kelompok mitra terutama dalam
terserang penyakit seperti luka pada mata,
hal memperpanjang masa simpan sehingga
kaki dan diare. Termasuk petugas lapang
dapat memperluas wilayah pemasaran dan
yang ada di Kabupaten Enrekang masih
penyebaran ke pasar-pasar di daerah lain.
kurang, seperti inseminatornya hanya ada 2
Menurut
orang
untuk
pendistribusian dangke adalah pedagang
menghubungi apabila ada ternaknya yang
pengumpul membeli dangke dari beberapa
birahi.
kampung (desa), kemudian dangke tersebut
masih
banyaknya
sehingga
peternak
ternak
sulit
Sistem pemeliharaan yang kurang
Rahman
S.
(2010)
pola
dijual ke pasar-pasar lokal dalam wilayah
baik berdampak pada kualitas air susu yang
Kabupaten
Enrekang.
Hasil
studi
dihasilkan dan daya awet yang masih rendah
identifikasi
lapangan
serta
koordinasi
menjadi
yang
dengan kelompok usaha sapi perah dan
dihadapi usaha sapi perah (mitra). Terutama
pengolahan dangke (mitra), secara umum
teknologi penanganan susu segar setelah
permasalahan utama yang dihadapi adalah :
pemerahan, yaitu metode penyimpanan dan
1) Sistem pemeliharaan ternak sapi perah
pendinginannya. Karena untuk mendapatkan
belum baik, 2) Sistem pemerahan dan
produk dangke bermutu baik, susu hasil
peralatan yang digunakan belum standar, 3)
pemerahan sebaiknya langsung di proses
Teknologi penanganan susu segar, 4). Daya
menjadi dangke.
awet dan pengemasan dangke.
salah
satu
permasahan
Permasalahan lain yang dihadapi kelompok
usaha
pengolahan
Berdasarkan
makanan
kesepakatan
dan
dengan
pihak mitra, permasalahan prioritas yang
tradisional dangke (mitra) adalah rata-rata
akan
masih berskala rumah tangga sehingga
program ipteks bagi masyarakat (IbM)
hanya mampu menghasilkan 5 – 10 buah
adalah : a) Perbaikan sistem pemeliharaan
dangke perhari, karena kurangnya sentuhan
ternak supaya menghasilkan susu yang
teknologi
(
berkualitas, b) Perbaikan proses pengolahan
Rahman S, 2010). Karena produk dangke
dan pengemasan dangke supaya dapat
akan memiliki nilai jual dan selera yang
memperpanjang masa simpan.
produksi
dan pengemasan
tinggi jika disajikan dengan cara yang 52
diselesaikan
selama
pelaksanaan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
ceramah, tanya jawab, diskusi, pemutaran
C.METODE PELAKSANAAN Metode pengabdian
pelaksanaan masyarakat
kegiatan
(PPM)
film,
untuk
praktek
pemerahan
dengan
alat
sederhana dan pembuatan dangke.
Kelompok Usaha Sapi Perah dan Pengolah Dangke adalah :
D.KARYA UTAMA
Survey
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Melaksanakan survey data lapangan
Kegiatan PPM IbM ini dilaksanakan
untuk memperoleh data kondisi sosial
mulai bulan Mei sampai dengan Nopember
ekonomi peternak dan pengolah dangke
2013 yang meliputi teori pada saat pelatihan,
(home industry).
praktek/demonstrasi pemerahan susu dan
Pelatihan dan Pendampingan Peternak (Feeding Trial)
pembuatan
Kegiatan
yang
hasil
pemerahan.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung di dua
adalah
tempat, yaitu di rumah Ketua Kelompok
pelatihan dan penyuluhan kepada peternak
Tani Ternak Laiting (mitra 1) Desa Cendana
dan pengolah dangke yang meliputi : a)
dan di rumah Ketua Kelompok Tani Ternak
Sistem pemeliharaan sapi dara dan bunting,
Mattongan-tongan (mitra 2) Desa Karrang
sapi laktasi, sapi kering kandang, dan sapi
Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang
pedet, serta pemberian pakan dan sistem
Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah peserta
pembuatan kandang. b) Sistem pemerahan
semula direncanakan berasal dari semua
susu
teknik
anggota Kelompok Tani Ternak Laiting
dan
sebanyak 25 orang, namun karena kegiatan
pencatatan produksi susu yang dihasilkan. c)
bersamaan dengan kegiatan lain, maka
Penanganan susu supaya menghasilkan susu
peserta
yang berkualitas, meliputi pemeliharaan
Demikian juga dengan Kelompok Tani
kesehatansapi, tenaga kerja yang bersih dan
Ternak Mattongan-tongan, yang semula
sehat, lingkungan kandang yang bersih,
diharapkan semua anggota kelompok hadir
ruang susu yang terpisah, dan alat-alat harus
sebanyak 25 orang, tapi ternyata yang
bersih.
sempat hadir sebanyak 20 orang.
meliputi
pemerahan,
Tahap
alat
frekuensi
dilakukan
dangke
pemerahan, pemerahan
pelaksanaan
kegiatan
yang
hadir
hanya
22
orang.
Peserta kegiatan PPM ini kebanyakan
pengabdian ini dilakukan dengan metode
dari 53
bapak-bapak
yang
memiliki
dan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
memelihara ternak sapi perah antara 4 – 6
kebanyakan dari ibu-ibu yang mempunyai
ekor, sedangkan untuk pengolah dangke
usaha pengolahan dangke.
Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM di Desa Cendana dan Desa Mattongantongan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Indikator Sasaran (Goal)
Uraian
Realisasi
1. Jumlah peserta kegiatan
50 orang
42 orang
2. Pemberdayaan masyarakat desa
Semua anggota Kelompok Tani Ternak Laiting dan Mattongantongan 30 bapak 20 ibu Adanya respon dan keinginan untuk meningkatkan kualitas produksi susu dan dangke berbekal teori yg telah diberikan Transfer IPTEKS khususnya perbaikan pemeliharaan ternak sapi perah, metode dan teknik pemerahan susu yang baik, penanganan susu segar sebelum diolah, teknologi pengolahan dangke dan olahan berbasis susu lainnya
Semua anggota Kelompok Tani Ternak Laiting dan Mattongantongan 29 bapak 13 ibu Mulai bermunculan home industry berbasis susu yang sudah menggunakan teknologi tepat guna
Memahami tujuan pembesaran ternak sapi perah, mengetahui seluk beluk pemberian pakan, dan mengetahui sistem perkandangan sapi perah dengan baik Mengetahui alat pemerahan yang baik, teknik pemerahan, frekuensi pemerahan, dan mengadakan pencatatan
Peserta memahami tujuan pembesaran sapi perah, cara pemberian pakan, dan membuat kandang yang standar
3. Jenis kelamin peserta kegiatan 4. Berkembangnya produktivitas susu dan home industry dangke yg menggunakan teknolo gi tepat guna Keluran (Output)
Rencana/Target
1. Penjelasan mengenai bagaimana sistem pemeliharaan sapi perah dengan baik, metode pemerahan susu, penanganan susu segar, dan pengolahan dangke
2. Pelatihan dan penyuluhan sistem pemeliharaan sapi perah
3. Pelatihan dan penyuluhan tentang metode & teknik pemerahan susu
54
Peserta sudah memahami pemeliharan ternak sapi dengan baik, teknik dan metode pemerahan susu, penanganan susu, dan teknologi pengolahan pangan berbasis susu
Menggunakan alat pemerahan yang standar, memahami teknik pemerahan, dan melakukan pemerahan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
produksi susu 4. Pelatihan dan penyuluhan penanganan susu segar sebelum diolah
5. Demonstrasi pembuatan dangke yang steril dan higienis
Hasil (Outcome)
Indikator Keberhasilan
Memahami hal-hal yang terkait untuk mendapatkan susu yang berkualitas seperti kesehatan sapi, kebersihan pemerah, kebersihan lingkungan kandang, ruang susu harus terpisah, dan alatalat yang digunakan harus bersih Memahami pentingnya kebersihan peralatan dan kemasan yang digunakan untuk mengemas dangke
1. Manajemen pemeliharaan sapi perah yang efektif dan efisien supaya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas susu yang dihasilkan 2. Memberikan alternatif produk selain dangke yang berbasis susu yg aman, bermutu, dan bergizi dengan kema – san yang higienis dan menarik konsumen 3. Dapat meningkatkan diversifikasi pangan berbasis susu yang selanjutnya memperkuat ketahanan pangan berdasarkan kearifan lokal
Manajemen pemeliharaan sapi perah yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu
1. Jumlah peserta
50 orang
2. Transfer IPTEKS khu – susnya manajemen pengelolaan sapi perah,
Transfer IPTEKS khususnya perbaikan pengelolaan sapi perah,
Terciptanya produk olahan susu selain dangke yang aman, bermutu, dan bergizi dengan kemasan yang higienis dan menarik Dapat meningkatkan diversifikasi pangan berbasis susu yang selanjutnya memperkuat ketahanan pangan berdasarkan kearifan lokal
55
sesuai waktu yang ditentukan (2 kali sehari) Peserta sudah memahami hal-hal dapat memicu kerusakan dan menurunkan mutu susu hasil pemerahan
Peserta sudah mempraktekkan caracara pengolahan dangke yang steril dan higienis supaya mendapatkan dangke yang aman dan bermutu Diterapkannya manajemen pemeliharaan sapi perah secara efektif dan efisien
Ada alternatif produk dari susu selain dangke, seperti kripik dangke yang aman, bermutu, dan bergizi dengan kemasan yang standar dan menarik Dapat meningkatkan diversifikasi pangan berbasis susu yang selanjutnya memperkuat ketahanan pangan berdasarkan kearifan lokal 29 bapak-bapak 13 ibu-ibu Peserta sudah memahami pengelolaan sapi perah, pemerahan,
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
pemerahan susu, dan penanganan susu
pemerahan susu, dan penanganan susu
dan penanganan susu
3. Pembuatan dan pengolahan dangke secara higienis
Alat dan bahan proses pembuatan dangke harus steril dan higienis
4. Diversifikasi produk pangan olahan berbasis susu
Diversifikasi produk pangan olahan berbasis susu
Peserta sudah memahami perlakuan alat dan bahan yang steril dan higienis dalam membuat dangke Sudah dilakukan diversifikasi produk olahan selain dangke, seperti kripik dangke.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
hamper
semua
kegiatan
dan bermutu. Pada kegiatan ini peserta
yang
sangat
antusias
dengan
materi
yang
direncanakan sudah dapat direalisasikan
diberikan. Hal ini ditunjukkan dengan tanya
dengan baik dan memenuhi target yang
jawab yang cukup lama, terutama berkaitan
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan
pelaksanaan kegiatan IbM ini telah berhasil
pengemasan dangke.
dengan baik dalam memperbaiki sistem
teknologi
pongalahan
dan
Peserta pelatihan mempunyai motivasi
pemeliharaan sapi perah, teknik dan metode
yang
pemerahan susu, penanganan susu sebelum
pemeliharaan sapi perah dan home industry
dan sesudah pemerahan, dan penerapan
dangke
teknologi
pelatihan menyadari bahwa selama ini
tepat
guna
pada
pembuatan
dangke yang aman dan bermutu.
mereka
tinggi
serta
kripik
mengolah
memperhatikan Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
untuk
aspek
mengembangkan
dangke.
Peserta
dangke
tanpa
sterilisasi
dan
higienitas alat dan bahan yang digunakan
a).Pemberian Materi Teori
untuk membuat dangke. Bahkan peserta juga
Pemberian materi dilakukan dengan
berharap agar ada kegiatan pengabdian
ceramah dan tanya jawab yang meliputi
tahun berikutnya khususnya pengolahan
sistem pengelolaan sapi perah, metode dan
limbah padat (feces) untuk biogas dan
teknik pemerahan susu, penanganan susu
limbah cair (urine) untuk pupuk organik.
sebelum dan sesudah pemerahan, serta
b). Pelatihan Sistem Pemeliharaan Sapi Perah
teknologi pengolahan dangke yang aman
56
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Pemeliharaan
perah
meliputi
yang akan datang lebih baik, selain itu untuk
dan
bunting,
mengisi kembali kebutuhan vitamin-vitamin
pemeliharaan sapi laktasi, pemeliharaan sapi
dan miniral setelah mengalami masa laktasi
kering kandang, dan pemeliharaan pedet
berat sehingga tetap sehat dan menjamin
(Putra, 2009). Sapi dara adalah sapi pada
pertumbuhan foetus di dalam kandungan.
masa antara lepas sapih sampai laktasi
Demikian pula dengan perawatan sapi pedet,
pertama kali yaitu berkisar antara umur 12
menurut Blakely dan Bade (1998) diacu
minggu
tahun.
dalam Putra (2009) bahwa pedet yang baru
Pemeliharaan sapi dara yang baik serta
lahir dikeringkan atau membiarkan induk
pemberian ransum yang berkualitas baik
menjilatinya
pula, sapi dara akan terus tumbuh sampai
kedinginan apabila cuaca dalam keadaan
umur 4 – 5 tahun.
dingin. Metode lain yang dapat dilakukan
pemeliharaan
sapi
sapi
sampai
dara
dengan
2
Pemeliharaan sapi perah bunting adalah dengan
member
ransum
dan
sehingga
pedet
tidak
adalah pedet yang baru lahir disiapkan
menjaga
kandang dengan memberikan alas berupa
kesehatannya. Sapi perah yang mendapat
jerami kering atau serbuk gergaji (Putra,
ransum yang baik dalam kuantitas dan
2009).
kualitas serta kesehatan yang terpelihara
c). Pelatihan Sistem Pemerahan Susu
baik akan melahirkan pedet yang sehat dan
Tujuan
pemerahan
adalah
untuk
kuat. Sedangkan perawatan sapi laktasi
mendapatkan jumlah susu maksimal dari
berkaitan dengan kebersihan kandang setiap
ambingnya,
hari agar sapi senantiasa bersih dan bebas
sempurna sapi induk cenderung untuk
dari kotoran sehingga susu yang diperoleh
menjadi kering terlalu cepat dan produksi
tidak rusak dan tercemar. Pada permulaan
total susu menjadi menurun. Pemerahan
laktasi, bobot badan sapi akan mengalami
yang dilakukan kelompok mitra umumnya
penurunan karena sebagian dari zat-zat
masih tradisional yaitu masih menggunakan
makanan
tangan dan jari-jari tangan manusia, begitu
yang
dibutuhkan
untuk
pembentukan susu diambil dari tubuh sapi. Selanjutnya
perawatan
sapi
apabila
pemerahan
tidak
pula dalam penggunaan peralatan masih
kering
secara tradisional.
kandang dilakukan selama 6 – 8 minggu
Saleh (2004) menjelaskan bahwa faktor
untuk mengembalikan kondisi tubuh atau
yang mempengaruhi produksi susu antara
memberi
lain adalah jumlah pemerahan setiap hari,
istirahat sapi supaya produksi 57
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan.
kembali air susu secara aktif. d) Frekuensi
Jumlah pemerahan 3 – 4 kali setiap hari
pemerahan, Jumlah pemerahan 3 – 4 kali
dapat meningkatkan produksi susu daripada
setiap hari dapat meningkatkan produksi
jika hanya diperah dua kali sehari. Adapun
susu daripada jika hanya diperah dua kali
persiapan dan langkah-langkah yang harus
sehari. Semakin lama selang pemerahan
dilakukan pada proses pemerahan adalah : a)
semakin
Persiapan pemerahan, sebelum melakukan
dihasilkan.
pemerahan maka yang perlu diperhatikan
diusahakan harus seragam yaitu setiap 12
dan harus dilakukan adalah kebersihan
atau 14 jam dan 10 jam. Waktu pemerahan
ambing dan sekitarnya, kebersihan kandang
pagi hari sekitar pukul 05.00 sampai 06.00,
seperti kotoran sapi, air kencing, sisa-sisa
dan sore hari pukul 13.00 – 16.00, apabila
rumput baik di dalam kandang maupun
mempunyai produksi susunya tinggi maka
disekitar lokasi kandang, serta kebersihan
pemerahan dapat dilakukan tiga kali yaitu
petugas yang melakukan pemerahan. b)
pada siang hari.
Peralatan pemerahan, harus terbuat dari
d). Pelatihan Penanganan Susu Segar
turun
produksi
Selang
waktu
susu
yang
pemerahan
bahan yang anti karat, tahan lama, dan
Susu merupakan salah satu produk
mudah dibersihkan (umumnya terbuat dari
peternakan yang bersifat mudah rusak,
stainless atau aluminium), seperti ember
terutama di daerah tropis dan kelembaban
penampung, tambang untuk mengikat kaki
tinggi karena mikroba akan berkembangbiak
sapi, veseline, milkcan, saringan susu (kain
dengan cepat.
bersih), bangku kecil, dan tester untuk
pangan yang mengandung gizi lengkap
pengetesan penyakit mastitis. c) Teknik
seperti protein, lemak, karbohidrat, miniral
pemerahan, harus dilakukan dengan baik
dan vitamin. Untuk mengatasi hal tersebut,
dan benar agar putting susu sapi tidak
maka perlu penanganan susu secara cepat
terluka atau lecet. Pemerahan usahakan
yaitu dengan memproses susu dengan
dengan menggunakan ke lima jari tangan
pengawetan, agar tahan lebih lama dari
dan jangan dipecah secara dipijit atau ditarik
kerusakan susu.
Susu
merupakan bahan
karena putting susu lama kelamaan akan
Untuk memperoleh susu yang bermutu
memanjang. Pemerahan hendaknya harus
tinggi dan aman dikonsumsi diperlukan
habis, yang bertujuan untuk merangsang
manajemen yang baik meliputi sanitasi alat-
kelenjar-kelenjar susu untuk memproduksi
alat operasional pemerahan dan lingkungan 58
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
(pakan, kandang, operator), kebersihan dan
tenaga kerja di pedesaan, juga sebagai
kesehatan ternak, serta kebersihan sumber
penggerak
air dan penanganan susu setelah pemerahan
pelayanan masyarakat untuk memenuhi
(Budiyanto dan Usmiati, 2008). Demikian
kebutuhan
juga menurut Saleh (2004) bahwa faktor-
menguraikan bahwa cara pembuatan dangke
faktor yang mempengaruhi kualitas air susu
sangat sederhana karena pengolah tinggal
adalah keadaan kandang, keadaan kamar
memasukkan susu segar ke dalam panci,
susu,
kesehatan
kemudian dipanaskan dengan api kecil
pemeliharaan sapi, cara pemberian pakan
dengan suhu sekitar 70 – 80 0C sampai
sapi, persiapan sapi yang akan diperah,
mendidih.
persiapan pemerah, bentuk dari ember,
koagulan berupa getah papaya (enzim
pemindahan air susu dari kandang, cara
papain) sehingga terjadi penggumpalan.
pendinginan air susu, cara pencucian alat,
Setelah menggumpal kemudian dimasukkan
dan pengawasan terhadap lalat.
ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari
e). Praktek dan Demonstrasi Pembuatan Dangke Usaha pembuatan/pengolah dangke
tempurung kelapa, sambil ditekan sehingga
kesehatan
dikategorikan
sebagai
sapi,
industri
roda
perekonomian
gizinya.
Anonim
Selanjutnya
serta
(2010)
ditambahkan
cairannya terpisah. Konsentrasi (papain + air ) yang digunakan lebih kurang ½ sendok
berskala
makan untuk 1 liter susu, dan dari jumlah
rumah tangga. Sebab mulai dari produksi
tersebut dapat dihasilkan 4 buah dangke.
bahan mentah sampai pada pengolahannya
Selanjutnya dikemas dengan menggunakan
menjadi dangke dilakukan oleh anggota
daun pisang atau plastik.
keluarga. Umumnya bahan baku yang
Adapun
digunakan untuk membuat dangke diperoleh
diagram
alir
dari
proses
pembuatan (pengolahan) dangke disajikan
dari susu segar yang mereka hasilkan dari
pada Gambar 1.
ternak sendiri. Peran penting dari usaha dangke, selain merupakan wahana dalam upaya penyerapan
59
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Susu Segar Enzim Papain + Air Garam
Pemasakan
Why
Penirisan (Pencetakan)
Diberikan ke anak sapi Dangke
Pengemasan Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan (2012).
Dangke (Marzoeki, dkk,1978) dalam Isyana
sapi, petugas pemerah harus bersih dan
E.KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengabdian yang
sehat, lingkungan kandang harus bersih,
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
ruang susu harus terpisah dari kandang, dan
1) Perlunya kelompok petani peternak
alat-alat yang digunakan dalam pemerahan
(mitra) memperbaiki sistem pengelolaan
harus steril dan higienis agar susu tersebut
usaha sapi perah, khususnya pemahaman
tetap aman dan bergizi. 4) Proses pembuatan
peternak apa tujuan pembesaran sapi perah,
dangke
seluk beluk manfaat pemberian pakan bagi
pengolah dangke sudah terampil, tetapi
sapi perah, dan standar perkandangan sapi
belum
perah
meningkatkan
penggunaan alat dan bahan yang steril dan
produktivitas hasil susu. 2) Perbaikan sistem
higienis, seperti peralatan dapur dan bahan
pemerahan susu, terutama alat pemerahan
kemasan yang digunakan sehingga produk
yang digunakan, teknik pemerahan, jadwal
yang dihasilkan cepat rusak dan tidak
pemerahan, dan pencatatan produk susu
menarik.
supaya
dapat
yang dihasilkan, sehingga mendapatkan susu yang optimal dan bermutu. 3) Perbaikan penanganan susu baik sebelum dan sesudah pemerahan, seperti pemeliharaan kesehatan 60
pada
umumnya
memahami
peternak
dan
sesungguhnya
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
F.
DAMPAK DAN KEGIATAN
berada khususnya peningkatan pendapatan
MANFAAT
dan kesejahteraan masyarakat setempat. c)
Dampak dari kegiatan pengabdian ini
kelompok mitra mampu menerapkan atau
adalah : a) mendorong pengembangan dan
mengadopsi teknologi tepat guna yang
peningkatan kemampuan kelompok mitra
spesifik
(peternak) dalam memproduksi susu, baik
pemeliharaan sapi perah dan teknologi
kuantitas
pengolahan dangke supaya daya awetnya
maupun
kualitasnya
sehingga
menghasilkan produk dangke yang bermutu.
lokasi,
khususnya
sistem
meningkat.
b) meningkatkan kemampuan sumber daya DAFTAR PUSTAKA
manusia (SDM) peternak dalam mengadopsi
Anonim, 2010. Pengolahan Dangke. Situs Resmi Kabupaten Enrekang. www.enrekangkab.go.id. Download via www.geogle.co.id/ 20 Desember 2011
teknologi persapiperahan dan pengolahan dangke.
c)
pada
konteks
pendidikan,
peningkatan
skala
usaha,
standarisasi
produk, dan peningkatan kualitas SDM, akan
lebih
meningkatkan
Biro Pusat Statistik 2011. Indikator Ekonomi Kabupaten Enrekang Tahun 2010. Biro Pusat Statistik Kabupaten Enrekang.
kedekatan
perguruan tinggi (PT) dengan peternak dan pengolah dangke. d) menumbuhkembangkan
Budiyanto dan Usmiati, 2008. Pemerahan Susu Secara Higienis Menggunakan. Alat Perah Sederhana. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
home industri, industri kecil dan menengah berbasis susu di Kabupaten Enrekang. e) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak sapi perah dan pelaku usaha pengolahan dangke di Kabupaten Enrekang. Sedangkan
manfaat
kegiatan
Baba dkk.,2012. Produksi Complete Feed Berbahan Baku Lokal dan Murah melalui Aplikasi Participatory Technology Development Guna Meningkatkan Produksi Dangke Susu di Kabupaten Enrekang. Prossiding InSiNas, 2012
pengabdian yang diharapkan yaitu : a) terbentuknya kelompok usaha sapi perah dan
pengolah
dangke
yang
mampu
mengelola usahanya dengan baik, efisien, produktif dan mandiri. b) kedua kelompok
Isyana, 2012. Studi Tingkat Higiene dan Cemaran Salmonella sp pada Pembuatan Dangke Susu Sapi di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Skripsi Fakultas
mitra dapat menjadi peternak sapi perah dan pengolah dangke dapat membawa perubahan bagi kedua desa dimana kelompok mitra itu 61
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas).
G. PERSANTUNAN Ucapan
Kasim dkk, 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang. Jurnal Agribisnis. Vol X (3) September 2011.
terima
kasih
kepada
DITLITABMAS DIKTI atas dana yang diberikan sehingga kegiatan PPM ini dapat dilaksanakan, juga kepada kedua kelompok
Putra A, 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih pada Usaha Peternakan Sapi Perah. Tesis Magister Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro.
mitra yaitu Kelompok Tani Ternak Laiting
Rahman, 2010. Pengembangan Makanan Tradisional Dangka Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Enrekang. Jurnal Bertani Kopertis Wil IX Sulawesi. Vol V, Ed. 3.
untuk melaksanakan kegiatan PPM di
Saputra, 2012. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas).
tersebut.
dan Mattongan-tongan atas kerjasamanya dalam kegiatan PPM ini, serta Pemerintah Kabupaten Enrekeng yang memberikan izin
daerah tersebut, dan LP3M Universitas Islam Makassar (UIM) atas bimbingan dan arahannya selama
Saleh E, 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
62
pelaksanaan kegiatan