BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN SAYEMBARA GAGASAN TIPOLOGI SEKOLAH NEGERI DI WILAYAH DKI JAKARTA Senin, 11 November 2013 | Pukul. 14.00 – 15.30 Ruang Rapat Tempo Doeloe, Gd. Balaikota Blok G Lt. 2 I.
Sambutan Pemprov DKI oleh Setiaji, ST, M.Si Kali ini kita akan membahas Sayembara Gagasan Tipologi Sekolah Negeri. Seperti telah dicontohkan oleh Pembangunan Gedung LKPP yang melalui proses Sayembara. Pemprov ingin membuka partisipasi publik dalam gagasan pembangunan ini dan mengharapkan masyarakat yang ahli untuk dapat menyumbangkan pemikirannya. Selama ini memang gedung sekolah ada standar bangunan nya, tetapi ada amanat dari Pak Gubernur bahwa Gedung sekolah harus ada ciri khas karakteristik Betawi nya. Selain itu Gedung sekolah ada interaksi dengan lingkungan sekitarnya, tentunya juga harus diperhatikan. Dari sisi perencanaan diharapkan dapat mengakomodir kapasitas di suatu lokasi tersebut, dari sisi maintenance juga diharapkan bangunan yang mudah dalam perawatannya. Kemudian perlu diperhatikan efisiensi dalam penggunaan energi. Intinya harapan kami agar bisa mengakomodir sebuah gedung yang bertahan di masa depan/ merancang untuk kebutuhan di masa depan. Selanjutnya mengenai perihal teknis sayembara akan dijelaskan oleh pihak IAI Jakarta.
II. Sambutan IAI Jakarta oleh Her Pramtama, IAI Sayembara ini merupakan langkah awal untuk membangun suasana baru pada arsitektur sekolah. Tentunya sekolah tidak bisa berdiri sendiri, dan tentunya memberi kesemrawutan sendiri seperti kemacetan, transportasi, lalu lintas, PKL disekitar sekolah. Kita ingin membuat usulan, bagaimana sekolah yang baik dan harus dimulai pada konteks tata ruang, aksesibilitas, pencapaian dan fasilitas pendukung. Seringkali perencanaan sekolah terbatas, contoh nya : 1. tidak disediakan kantin sehingga banyak pedagang kaki lima tumbuh di lingkungan sekolah 2. Ada beberapa sekolah negeri favorit yang siswa nya membawa mobil, akan tetapi tidak didukung dengan fasilitas parkir sehingga banyak parkir di pinggir jalan.
1
Membangun sekolah adalah membangun KBM dan karakter bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Sekolah perlu memiliki karakter yang khusus dan seringkali disalah artikan harus dengan menggunakan arsitektur betawi, tetapi sebenarnya dapat dengan filosofi kebudayaan betawi. Jika arsitektur betawi, maka kita akan terbatas pada ornamen – ornamen tertentu pada bangunan seperti lisplang dan sebagainya. Akan tetapi jika kebudayaan, bukan hanya sebatas ornamen saja, tetapi kita bisa meminjam filosofi dari kesenian, baju, makanan, upacara adat dan lain sebagainya. Pembangunan sarana pendidikan adalah salah satu dari program pembangunan yang bertujuan untuk membangun Warga Negara Indonesia yang memiliki karakter berbangsa dan bernegara. Akan ada 42 titik sekolah yang akan dikembangkan pada tahun 2014, tentunya akan mengambil tipologi dari hasil sayembara.
III. Tanya Jawab 1. ILHAM Koran SINDO a. Apakah pembangunan ini revitalisasi atau membangun baru, berapakah total sekolah yang akan di bangun dan berapa jumlah SD, SMP dan SMA ? b. Berapakah Nominasi pemenang yang dipilih dari sayembara ini, mengingat ada banyak titik yang akan dibangun nantinya ? c. Berapa lamakah program ini ? apakah multi years ? Jawab : a. Total sekolah yang masuk dalam rencana pembangunan ada 42 sekolah yang terdiri dari :
2
Pembangunan sekolah baru sebanyak 2 sekolah : 1 SD & 1 SMP
Revitalisasi SD sebanyak 33 sekolah
Revitalisasi SMP sebanyak 6 sekolah
Revitalisasi SMA sebanyak 1 Sekolah
b. Pemprov DKI Menentukan 1 ide tipologi sekolah sebagai guideline / benang merah sebuah desain sekolah bagi pengembangan 42 titik sekolah. Seperti pom bensin pertamina dan shell, meskipun tempatnya berbeda – beda dan bentuk lahannya berbeda, tetap memiliki ciri khas sendiri. c. Progress pembangunan adalah multiyears, karena bergantung kepada kemampuan anggaran dan kemampuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk pelaksanaannya. Pada proses Pembangunan revitalisasi sekolah nantinya, maka siswa akan dipindahkan ke sekolah yang terdekat. Dan tidak dikenakan pungutan biaya lagi. 2. Nadya – Housing Estate a. Berapakah target peserta dalam sayembara ini ? b. Berapakah anggaran pembangunan sekolah ? c. Berapakah pemenang dari sayembara ini ? Jawab : a. Target Peserta yang mengikuti sayembara ini adalah 50 peserta. b. Kisaran anggaran bangunan rata – rata adalah : - Sekolah SD rata-rata ± 9 Milyar - Sekolah SMP rata-rata ± 16 Milyar - Sekolah SMA ± 20 Milyar Disebut rata – rata dikarenakan anggaran sebuah sekolah berbeda – beda, pada SD misalnya ada yang 7 milyar, 8 milyar tergantung pada luas lahan dan bangunannya. c. Pemenang terpilih hanya 1 (satu) saja. 3. Imelda - Smart Desain Magazine Pada sistem belajar ada kurikulum baru, apakah tipologi ini memasukan program ruang yang mendukung pada sistem belajar yang diterapkan. Misalnya mengikut sertakan kegiatan yang lebih banyak di outdoor, atau mungkin nantinya ada klasifikasi kelas seperti kelas IPA, Musik dan lain sebagainya. Seperti apakah panitia memberikan acuan agar tipologi dapat mendukung kemungkinan tersebut ?
3
Jawab : Kurikulum baru hanyalah perubahan cara mengajar, tidak ada pengaruh kepada ruang kelas.. Kemungkinan perubahan kurikulum yang berpengaruh pada program ruang saat ini belum ada. Mengenai program ruang, Pemprov DKI terbatas kepada aturan dari Pemerintah Pusat yaitu Peraturan Kementerian Kebudayaan. Yang disayembarakan bukan difokuskan kepada fungsinya, akan tetapi lebih kepada karakternya. 4. Hamzah – Idea Online a. Mungkinkah dalam satu konsep desain dapat merubah sistem belajar atau sebaliknya ? b. Apa sajakah poin – poin yang masuk kedalam penilaian ? c. Apa saja kriteria peserta sayembara tersebut ? Jawab : a. Sekali lagi kami menyatakan tidak ada perubahan pada fungsi ruang pada standar sekolah yang ada saat ini. Untuk sekolah swasta tentu mungkin saja untuk melakukan improvisasi, akan tetapi pada sekolah negeri tentunya terbatas pada peraturan b. Poin – poin yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah pada target perancangan, yaitu :
Karakter khusus dan ciri khas bangunan. Tidak terpaku oleh ornamen arsitektur bangunan, tetapi bisa lebih luas cakupan filosofi budaya betawi.. Bangunan disesuaikan dengan iklim tropis. Biaya konstruksi bangunan masuk dalam kategori wajar dan tidak berlebihan, sekolah adalah termasuk kategori bangunan sederhana. frekuensi perawatan bangunan agar low maintenance. Unsur karakter khusus dapat di aplikasikan ke dalam bentuk tapak/lahan yang berbeda. Bangunan sekolah haruslah berkinerja tinggi (high performance), terutama dalam kategori kinerja yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar. Setidaktidaknya, setiap bangunan sekolah haruslah memiliki kinerja tinggi dalam bidang pencahayaan alami dan kenyamanan termal. Bersamaan dengan itu, bangunan sekolah juga harus efisien dalam mengkonsumsi energi dan air.
c. Dikarenakan hasil sayembara ini akan terbangun, maka : Sayembara ini terbuka bagi masyarakat yang memiliki kompetensi dalam bidang arsitektur dan memiliki Sertifikat Keahlian Arsitektur (SKA) semua golongan dan Izin Pelaku Teknis Bangunan (IPTB) semua Golongan yang masih berlaku;
4
Peserta dapat terdiri atas perseorangan atau kelompok. Bagi peserta yang berkelompok diwajibkan bagi Ketua Kelompok/ Penanggung jawab perencana yang memiliki SKA Minimal Madya IAI – IPTB Semua Golongan. Untuk peserta berkelompok, maksimal anggota termasuk ketua kelompok 5 orang. Persyaratan administrasi meliputi : 1) 2) 3) 4) 5)
Salinan kartu anggota IAI perorangan/ketua kelompok ; SKA (Ketua Kelompok) ; IPTB (Ketua Kelompok) ; NPWP Perorangan ( Ketua Kelompok ) ; kartu indentitas untuk perorangan/kelompok
5. Tabitha – Kompas.com Apakah pemenang terpilih tetap menjadi advisor pada pembangunan 42 titik tersebut ? Jawab : Pemenang terpilih akan menjadi advisor sampai pada tahap pembangunan tahun 2014. 6. Adithya - Asri Adakah standar jumlah kelas dan standar jumlah siswa dalam 1 kelas ? Jawab : Standar jumlah kelas tidak ada, untuk standar jumlah siswa maksimal dalam 1 ruang kelas adalah a. Pada sekolah SD 1 ruang kelas maksimal 28 siswa b. Pada Sekolah SMP maksimal 36 siswa. Pemprov DKI ingin mendapatkan dimensi yang nyaman dari arsitek bagi jumlah siswa yang ditentukan. 7. Peserta Aanwijzing a. Sekolah yang dibangun apakah SD,SMP dan SMA ataukah SMP saja ?, b. bagaimana klasifikasi kelasnya, apakah kelas 1 A,B,C dan seterusnya ataukah hanya 1,2,3 ? Jawab : Pada Sayembara Tipologi ini, studi kasus nya adalah SMPN 197. Setelah ide nya menang, maka akan diterapkan pada 42 titik. Ada KDB dan KLB yang mengunci batasan-batasan, misal : luas tanah
5
: 1000 m2
Koefisien Luas Bangunan
: 2,5
Lapis Bangunan Maksimum
: 4 Lantai
Yang di ijinkan terbangun adalah 2500 m2, dengan luas perlantai adalah 2500 dibagi 4 lantai. IV. Informasi Tambahan 1. Standar sarana sekolah dapat dilihat pada Permen Diknas No.24 Tahun 2007 2. Pada KAK di Poin D Batasan dan Permintaan di dalam jenis ruang ada toilet kepala sekolah di ruang kepala sekolah dihapuskan. Toilet hanya ada 2 jenis yaitu toilet pengelola sekolah (kepala sekolah sampai guru) dan Toilet untuk murid. 3. Pada KAK di Poin D Batasan dan Permintaan di dalam jenis ruang poin B (Ruang Belajar Mengajar) poin 5,6,7 (laboratorium fisika, kimia dan biologi) cukup laboratorium IPA saja, ketiga poin belum ada di SMP. 4. Sekolah harus dapat merespon penyandang cacat (difabel). 5. Sekolah harus hemat energy, dan juga agar memperhatikan pencahayaan alami. 6. Poin E pada target perancangan : Bangunan sekolah haruslah berkinerja tinggi (high performance), terutama dalam kategori kinerja yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar. Setidak-tidaknya, setiap bangunan sekolah haruslah memiliki kinerja tinggi dalam bidang pencahayaan alami dan kenyamanan termal. Bersamaan dengan itu, bangunan sekolah juga harus efisien dalam mengkonsumsi energi dan air. Adalah poin untuk nilai tambah, bukanlah sebuah kewajiban yang menentukan gugur atau tidaknya 7. Persyaratan awal peserta dengan SKA Madya diubah menjadi SKA Semua Golongan
Disusun oleh, Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta
Bambang Wicaksono Ketua
6