Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RiSTEK
ISSN 1410-6086
PENYIAPAN TAPAK PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF DI PULAU JAWA DAN SEKITARNYA
Budi Setiawan, Teddy Sumantry, Heru Sriwahyuni, Hendra A. Pratama, Nurul Efri E., Achmad Sjarmufni, Pratomo Budiman, Dadang Suganda Soegeng Waluyo, Ari Pudyo, Dewi Susilowati, Marwoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
ABSTRAK PENYIAPAN TAPAK PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH RADIOAKTIF DI PULAU JAWA DAN SEKITARNYA. Kesinambungan tugas dan kebutuhan nasional mengisyaratkan perlunya dimulai penyiapan fasilitas penyimpanan lestari limbah radioaktif. Sebagai langkah pertama sesuai prosedur International Atomic Energy Agency adalah melakukan tahap konsep dan perencanaan dalam pemilihan lokasi penyimpanan lestari limbah radioaktif di Pulau Jawa. Oi dalam rencana tersebut telah ditetapkan Milestone kegiatan, faktor-faktor penting tapak, jenis batuan pengungkung potensial, wilayah-wilayah yang memungkinkan, tujuan-tujuan dan program-program penyelidikan. Dari prosedur yang dijalankan ini diharapkan pada akhir kegiatan akan diperoleh tapak terpilih untuk digunakan sebagai fasilitas penyimpanan akhir limbah radioaktifpada masa yang akan datang. ABSTRACT PREPARATION OF RADWASTE DISPOSAL SITE IN JAWA ISLAND AND ITS SURROUNDING AREAS. The task continuation and national needs indicate the important of starting for radioactive waste disposal preparation. As the IAEA procedures for the first step are to accomplished the conceptual and planning stage of radwaste disposal siting in Jawa island. Within the plan. the Milestone. the site important factors. the potential host rock. the possible areas, the aims and the investigation programs have been defined. From the procedures which are followed hopefully in the end of the activities, suitable site(s) to be able selectedfor radioactive waste disposal facility in near future.
PENDAHULUAN
dilakukan adalah memilih lokasi disposal LR. Terpilihnya suatu tapak untuk disposal LR akan memberikan efek beruntun kepada tugas-tugas pokok bidang yang lainnya, karena berdasar data lokasi terpilih tersebut, akan dapat dibuat desain disposal LR, analisis keselamatan disposal LR, analisis keselamatan lingkungan disposal LR, dan sebagainya.
Berdasarkan Pasal 288, Peraturan Kepala BATAN No. 123/KANlII/2007, Bidang Teknologi Penyimpanan Lestari (BTPL) mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan teknologi penyimpanan lestari limbah radioaktif (disposal LR), dengan rincian berupa pengembangan teknologi yang berkaitan dengan sistem penyimpanan LR seperti (J) desain disposal LR, (2) imobilisasi LR, (3) wadah LR, (4) penyimpanan limbah pada fasilitas disposal LR, (5) penetapan lokasi disposal LR, (6) keselamatan disposal LR , dan (7) keselamatan lingkungan disposal LR
Kegiatan penyiapan tapak ini merupakan hal yang pertama kali dalam sejarah pencarian tapak untuk penyimpanan limbah radioaktif di Indonesia, hal ini didasari oleh adanya tuntutan secara eksternal maupun internal BATAN. Keperluan untuk melakukan pemilihan lokasi /tapak disposal pada saat ini, bukan hanya disebabkan oleh tuntutan internal saja, namun juga karena adanya sejumlah masalah ekternal yang terkait dengan situasi Indonesia saat ini. Penyebab-penyebab internal dan eksternal tersebut ialah (I) untuk menjawab pertanyaan masyarakat yang semakin kritis tentang penyimpanan akhir limbah radioaktif, (2) untuk mengantisipasi semakin sulit dan mahalnya penyediaan
[I].
Sejak hampir 20 tahun yang lalu ke tujuh tugas tersebut telah dijadikan bahan kaj ian dan penelitian secara terus-menerus. Untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil-hasil kajian dan penelitian tersebut maka perlu diterapkan dan diwujudkan hasilhasil kaj ian dan penelitian tersebut dalam bentuk penyiapan tapak disposal LR. Sebagai langkah pertama yang perlu
188
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
lahan untuk penyimpanan limbah, (3) untuk mengantisipasi penolakan masyarakat terhadap pemakaian wilayah lingkungan mereka untuk penyimpanan limbah nuklir, (4) untuk mendukung program nasional pembangunan PLTN, (5) untuk mecari lokasi yang memenuhi persyaratan keselamatan nasional dan intemasional untuk penyimpanan akhir limbah radioaktif, (6) untuk masukan bagi pembuatan kebijakan nasional di bidang limbah radioaktif dan daur bahan bakar nuklir, dan (7) serta melanjutkan dan menyelesaikan kegiatan pemilihan lokasi/tapak yang telah dilakukan di masa lalu menjadi lebih tajam dan fokus terutama dari aspek keselamatan nuklir [2-5].
mempelajari dan mengadopsi kegiatan serupa yang pemah dilakukan oleh negaranegara lain, dan (3) evaluasi database nasional [6-16].
Ada beberapa alasan untuk memilih P.Jawa sebagai lokasi/tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif disebabkan adanya beberapa alasan yang penting seperti ( I) volume terbesar limbah radioaktif dihasilkan di P. Jawa (industri, rumah sakit, penelitian dU.), (2) PLTN Indonesia yang pertama akan beroperasi di P. Jawa, (3) untuk kemudahan, keamanan dan keselamatan transportasi limbah radioaktif, dan (4) untuk mencari lokasi yang memenuhi persyaratan keselamatan nasional dan intemasional untuk penyimpanan akhir limbah radioaktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara substantif prosedur penyiapan tapak telah dikembangkan oleh IAEA Safety Guides [7,8,17,18]. Namun seperti layaknya sebuah panduan, dokumen-dokumen IAEA tersebut hanya memberi arahan langkahlangkah dan parameter yang harus diselidiki dan bersifat generik. Oleh karena itu dalam penerapan dan pelaksanaan praktis, perlu dilakukan langkah adopsi teknik-teknik yang telah dilakukan oleh sejumlah negara lain, termasuk mengadopsi pengalaman siting pada PLTN Muria [19].
Kegiatan penyiapan tapak diawali dengan pembuatan konsep dan perencanaan. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor penting tapak, (2) mengidentifikasi batuan pengungkung potensial, (3) mengidentifikasi wilayahwilayah yang memungkinkan, (4) menetapkan tujuan-tujuan dan programprogram penyelidikan. Pada tahap ini ditetapkan suatu faktor penapis yang disusun berdasarkan parameter-parameter penting untuk tapak [6,7].
Untuk memulai suatu kegiatan penyiapan tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif di Pulau Jawa, maka tahapan penyiapan dilakukan dengan mengadopsi prosedur yang ada di IAEA, seperti (I) tahap konsep dan perencanaan, (2) tahap survei wilayah, (3) tahap karakterisasi tapak, (4) tahap konfirmasi tapak [6,7].
Kemudian penyiapan tapak ini dilanjutkan menjadi kegiatan survei wilayah dengan tujuan untuk menguji hasil tahap konsep dan perencanaan pada suatu wilayah yang luas. Pengujian ini dilakukan berupa suatu kegiatan lapangan, dengan maksud untuk mengidentifikasi satu atau lebih ada/tidaknya tapak-tapak potensial. Kegiatan pada tahap ini terdiri dari dua fase yaitu fase ke-I berupa analisis wilayah (fase pemetaan regional) untuk mengidentifikasi wilayahwilayah yang mengandung potensi tapaktapak yang cocok, dan fase ke-2 berupa penyaringan untuk memilih tapak-tapak potensial bagi evaluasi pada tahap selanjutnya [6,7].
Pada makalah ini akan disajikan suatu pendekatan penyiapan tapak penyimpanan lestari LR. Tujuan dari kegiatan ini adalah menginformasikan kegiatan penyiapan tapak yang memenuhi persyaratan keselamatan nasional dan intemasional untuk penyimpanan LR yang rencananya akan dilaksanakan di P.Jawa dan sekitamya dengan mengikuti suatu prosedur yang telah disarankan oleh IAEA. Juga informasi tentang kegiatan-kegiatan penyiapan tapak yang telah dilakukan sebelumnya [2-5].
Bersamaan dengan jalannya kegiatankegiatan di atas maka manajemen teknologi pendukung perlu disiapkan. Tujuan adanya persiapan manajemen teknologi pendukung adalah (1) menyiapkan segala sesuatu yang bersifat dukungan fasilitas teknis bagi kelancaran seluruh kegiatan dan (2) mulai melakukan analisis keselamatan awal terhadap wilayah potensial yang dihasilkan dari kegiatan survei wilayah.
TATA KERJA Metode untuk pelaksanaan kegiatan ini diawali secara desktop study, berupa (I) kajian atas standar keselamatan IAEA, BAPETEN, KLH dan kebijakan SATAN, (2)
189
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
Pada beberapa tapak potensial yang terpilih tadi, kegiatan dilanjutkan dengan tahap karakterisasi tapak dimana kegiatan pada kegiatan ini karakter tapak mulai diidentifikasi secara lebih rinei lagi. Hasil identifikasi dimaksudkan untuk mempertemukan antara persyaratan keselamatan dan lingkungan. Untuk itu diperlukan data/informasi yang spesifik dari tapak agar selanjutnya dapat ditetapkan karakter yang sebenarnya dari tapak yang diinginkan sebagai calon tempat penyimpanan LR. Pada tahap ini diperlukan sekali data yang berasal dari kegiatan on-site investigation dan hasil laboratorium yang berhubungan dengan kondisi geologi, geokimia dan hidrogeologi tapak [6,7].
ISSN 1410-6086
Survei di Semenanjung Muria (1990-2005), menunjukkan volcanic host rocks [2-5]. Untuk melengkapi studi host rock fasilitas disposal LR maka batuan lempung perlu pula untuk diintroduksikan sebagai salah satu calon host rock disposal LR karena termasuk jenis batuan yang juga telah dipakai untuk lokasi disposal LR di negara lain [20,21]. Selanjutnya pada tahun 2006 secara selintas telah dilakukan studi pustaka dan pengecekan singkat ke lapangan dengan hasil diperolehnya beberapa wilayah yang menarik seperti Karawang, Subang, Majalengka, Tambakrogo, Tuban dan Madura. Bertitik tolak dari panduan keselamatan IAEA, telah dikembangkan sejumlah faktor/ kriteria penapis (screening factorslcriteria) untuk memilih lokasi/tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif. Kriteria-kriteria terse but merupakan kriteria keselamatan nuklir yang nantinya akan bersifat selaras dengan parameter-parameter untuk analisis keselamatan danjaminan kualitas [6,7].
Tahap akhir dari kegiatan penyiapan tapak adalah tahap konfirmasi tapak. Pada tahap ini dilakukan kegiatan secara rinei dan lengkap tentang penyelidikan tapak pada tapak-tapak yang diinginkan (preferred sites) sehingga diperlukan hasil analisis laboratorium serta penyelidikan ke lapangan dengan lengkap. Data tentang tapak-tapak yang diinginkan termasuk datalkondisi lingkungan yang ada di sekeliling tapak. Evaluasi termasuk hal yang berkaitan dengan aspek-aspek radiologi, migrasi radionuklida serta ekologi/lingkungan. Data analisis keselamatan serta pemodelannya juga perlu dilakukan, dimana data masukannya berasal dari data primer tapak-tapak tersebut. Hasil keseluruhanya kemudian akan dibandingkan satu dengan lainnya, dan hasil pembandingan dengan kriteria yang ada akan meyakinkan bahwa tapak-tapak yang ada akan memenuhi persyaratan yang ditetapkan [6,7].
Pad a tahap awal ditetapkan dua faktor utama penapis yaitu faktor penolak (exclusion factors) dan faktor pembanding (comparative factors). Dengan memperhatikan kondisi alam dan sosial Indonesia, maka ditetapkan beberapa parameter yang termasuk ke dalam faktor penolak seperti geologi, hidrogeologi, geokimia, kegempaan, proses permukaan, meteorologi, intrusi manusi, transportasi, tata guna lahan, kependudukan, perlindungan alam dan budaya serta pertahanan negara. Sedangkan yang ditetapkan untuk dimasukkan ke dalam kelompok faktor pembanding ialah geologi, kegempaan, meteorologi, badan air dan aquifer, transportasi lingkungan, demografi dan tata guna lahan. Setelah tahap ini dilanjutkan dengan penetapan kriteria untuk penolak dan pembanding yang akan digunakan dalam proses penapisan wilayah maupun tapak yang potensial untuk kemudian ditetapkan sebagai tapak terpilih.
Kegiatan penyiapan tapak untuk penyimpanan LR di P.1awa dan sekitarnya ini sebenarnya telah dimulai sejak lama, dimana kegiatan terdahulu telah dilakukan pada sejumlah wilayah yang ditunjuk oleh BATAN. Seperti kegiatan : (I). Survei di Kepulauan Karimunjawa (1989-1990), yaitu di Pulau Genting, menunjukkan basaltic lava host rock, dan di Pulau Parang, menunjukkan basaltic lava host rock) ,2) Survei di Kepulauan Masalembu (1989-1990), yaitu di Pulau Masalembu, menunjukkan andesitic lava host rock, di Pulau Masakambing, menunjukkan andesitic lava host rock, dan di Pulau Keramaian, menunjukkan andesitic lava and sandstone host rocks, (3) Evaluasi data sekunder PPTN Serpong (1990-2005), menunjukkan volcanic host rocks (tuff, conglomeratic tuff, tuffaceous sandstone), (4)
Dari laporan tentang wilayah-wilayah yang telah ditunjuk oleh BATAN sebagai lokasi disposal [2-5], setelah dilakukan analisis awal diketahui bahwa wilayahwilayah tersebut kemungkinan merupakan host rock yang lulus air (permeable) akibat retak-retaknya batuan tersebut atau karena sifat batuan aslinya yang memang lulus air. Hal ini berarti fasilitas disposal yang akan
190
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah RadioaktifBATAN Pusat Penelitian lImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
diletakkan pada batuan tersebut kemungkinan akan bisa terendam air atau dapat mudah dilalui air. Terkait dengan fakta itu, sangat penting untuk diingat bahwa Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan yang sangat tinggi (1000-4000 mm/th, dimana Pulau Jawa 1000-2000 mm/th) dan juga kelembaban udara yang tinggi (70-90 %) [22], dengan kedalaman air tanah yang umumnya sangat dangkal. Sehingga jenis batuan lempung yang mempunyai sifat kelulusan air yang rendah/impermeable, plastis serta suka akan air/adsorbent menjadi pilihan utama sebagai host rock untuk penyimpanan lestari LR di P.Jawa.
ISSN 1410-6086
pencarian. Identifikasi sebaran ini dilakukan menggunakan peta geologi P. Jawa berskala I: 500.000, dan memanfaatkan informasi dari stratigraphic lexicon of Indonesia [13-16]. Proses identifikasi melalui desktop study ini dan dengan menerapkan kriteria penolak telah menghasilkan sejumlah wilayah potensial di P.Jawa yaitu Karawang, Subang, Majalengka, Tambakrogo, Tuban dan Madura. Di dalam menetapkan tujuan dan program penyelidikan, telah dibuat rancangan keseluruhan dalam bentuk bagan alir. Dari mile stone yang telah dibuat ini terlihat beberapa tahapan-tahapan dan tahun pencapaian telah ditargetkan, walaupun pada pelaksanaan banyak faktor baik teknis atau non-teknis yang sangat mempengaruhi pencapaian target kegiatan tersebut. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah diperolehnya tapak terbaik (final site(s), yang layak. sesuai dan am an dari segi keselamatan yang dapat digunakan sebagai fasilitas disposal LR di masa yang akan datang. Rancangan ini menggambarkan seluruh proses dari awal hingga akhir berupa obyek penyelidikan, lingkup kegiatan, urutan kegiatan, kerangka waktu, kriteria yang digunakan, target antara, bahkan metodologi umum yang menyeluruh. Milestone dan bagan alir penyiapan tapak ditunjukkan masing-masing pad a Gambar 1 dan Gambar 2.
Pada kasus near surface disposal, Iimbah radioaktif yang boleh disimpan disini mempunyai waktu paruh maksimum adalah 30 tahun (Cs-137), sehingga ketahanan pengungkung buatan (engineered barrier) yang disyaratkan adalah 300 tahun. Rentang waktu yang 300 tahun itu masih terbuka kemungkinan bagi manusia berkemampuan untuk membuat pengungkung buatan yang dapat bertahan selama 300 tahun. Namun 'dengan pemilihan sifat host rock yang impermeable maka kelulusan air yang berpotensi sebagai dispersion agent akan minimal, selain itu diketahui bahwa beberapa jenis lempung diantaranya bersifat menyerap radionuklida dan dapat swelling [23]. . Terserapnya radionuklida pada host rock serta adanya sifat swelling membuat air tanah dan radionuklida akan terhambat untuk
KESIMPULAN Bidang Teknologi Penyimpanan Lestari dengan 7 Tugas Pokoknya selama hampir 20 tahun telah melaksanakan kegiatan penelitian dan kajian tentang penyiapan tapak penyimpanan lestari limbah radioaktf. Mulai tahun 2007 hasil kajian dan penelitian tersebut akan mulai diwujudkan dengan menyiapkan tapak penyimpanan lestari Iimbah radioaktf di P. Jawa. Selain sebagai tuntutan kesinambungan tugas (internal), kegiatan ini dilakukan juga karena alasanalasan yang bersifat eksternal yaitu untuk merespon situasi dan kebutuhan nasional saat ini.
"Iepas" ke Iingkungan sehingga hal ini dapat menurunkan kemungkinan dampak tersebarnya radionuklida ke Iingkungan. Keuntungan lainnya dari penggunaan lempung sebagai host rock adalah akan meminimalisir penggunaan engineered barrier pada fasilitas tersebut, akibatnya fasilitas disposal LR tersebut menjadi lebih ekonomis. Namun berbeda halnya dengan disposal Iimbah yang berwaktu paruh lebih lama, yaitu pad a kasus intermediate disposal atau geological disposal, maka pembuatan pengungkung buatan yang berumur hingga ribuan tahun dapat dianggap mustahil secara teknologi, dan biaya yang sangat tidak ekonomis. Oleh karena itu, pemilihan host rock yang kedap air merupakan pilihan yang paling utama, terutama dari segi keselamatan nuklir.
Kegiatan diawali dengan dekstop study untuk pembuatan konsep dan perencanaan pemilihan tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif, yang cocok dan aman berdasar standar keselamatan nasional dan internasional. Pad a tahap ini diidentifikasi dan ditetapkan faktor-faktor penting tapak yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yang terdiri dari grup faktor penolak dan grup
Dengan ditetapkannya batulempung sebagai host rock terbaik, maka identifikasi wilayah sebaran batulempung yang muncul di permukaan di P. Jawa menjadi target
19]
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat TeknologiLimbah RadioaktifBATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahllan dan Teknologi-RISTEK
faktor pembanding. Kemudian ditetapkan kriteria penolak serta kriteria pembanding. Identifikasi batuan pengungkung potensial juga telah dilakukan, dan telah ditetapkan host rock batu lempung sebagai pilihan terbaik untuk Pulau Jawa, karena sifatnya yang kedap air, absorbent dan beberapa jenis diantaranya bersifat swelling. Di dalam mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memungkinkan, identifikasi melalui desktop study telah menghasilkan wilayah-wilayah potensial yaitu Karawang, Subang, Majalengka, Rembang, Tambakrogo, Tuban dan Madura.
Pengelolaan Lingkungan Hidup, KLHJakarta (1997) 10. SOENTONO, S., Sambutan Ka.BATAN pad a Seminar GeoIogi Nuklir dan Sumber Daya Tambang, PPGNBATAN, Jakarta (2006) J J. SCHALLER, A., Site Selection of Low And Intermediate Level Radioactive
12.
Akhirnya, telah ditetapkan tujuan-tujuan dan program-program penyelidikan dan telah dibuat rancangan keseluruhan dalam bentuk bagan alir untuk mendapatkan tapak terbaik.
13.
DAFfARPUSTAKA I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ISSN 1410-6086
Ka.BATAN tentang BATANLaksana,
BATAN, Peraturan No. I23/KA/VI11/2007
14.
Organisasi Tata Jakarta (2007) ITB, Preliminary Site Investigation for Radioactive Waste Repositories (Masalembu Islands), ITB-Bandung 1989. ITB, Preliminary Survey at Genting and Parang Islands for The location of Radioactive Waste Repository, ITBBandung 1990 SUCIPTA;'Evaluasi Pendahuluan Geologi Lingkungan Untuk Calon Lokasi Penyimpanan Limbah Radioaktif PLTN Daerah Muria Bagian Utara", Pros. Seminar Tekno!. dan Keselamatan PLTN, PPTKR/PRSG-BATAN, Serpong, DBBL2-1 (1995). SUCIPTA,"Pemilihan Tapak Penyimpanan Limbah Radioaktif di Kawasan PUSPIPTEK Serpong, J. Teknol. Pengelolaan Limbah VoI.9(2), p.28 (Des. 2006). IAEA, Siting of Near surface Disposal Facilities, Safety Series No. III-G-3.1, IAEA- Vienna (I 994) IAEA, Siting of Geological Disposal Facilities, Safety Series No. I I I-G-4. I, IAEA-Vienna (1994) BAPETEN, SK Ka.BAPETEN No. 03/Ka.BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAPETEN-Jakarta (1999) KLH, UU No.23 Tahun 1997 tentang
IS.
16.
17.
18.
19. 20.
2 J.
22.
23.
192
Waste Repository In The Republic of Croatia, APO - Hazardous Waste Management Agency, Zagreb-Croatia (I 996) Dept. of Primary Industries and Energy, A Radioactive Waste Repository For Australia Site Selection Study - Phase 3, Regional Assessment, A Public Discussion Paper, Canberra-Australia ( 1997) AM IN, TC., RATMAN, N., GAFOER, S., Peta Geologi Lembar Jawa Bagian Barat, skala J: 500.000. Puslitbang Geologi, Bandung-Indonesia (1998). AMIN, TC., RATMAN, N., GAFOER, S., Peta Geologi Lembar Jawa Bagian Tengah skala J: 500.000. Puslitbang Geologi, Bandung-Indonesia (1999). AMIN, TC., RATMAN, N., GAFOER, S., Peta Geologi Lembar Jawa Bagian Barat, Tengah, 'limur skala J: 500.000. Puslitbang Geologi, Bandung-Indonesia (I998, 1999). HARAHAP, B et.a!., Stratigraphic Lexicon of Indonesia Jst ed., Geology R&D Center, Bandung-Indonesia (2003). IAEA, Design, Construction Operation and Closure of Geological Repositories, Safety Series No. III-G-4.2, IAEAVienna (I 994) IAEA, Design, Construction Operation and Closure of Near surface Repositories, Safety Series No. III-G3.2, IAEA-Vienna (1994) SJARMUFNI, A., komunikasi pribadi www.world-nuclear.org/info/inf94. htmI. f!.uclear Power in Belgium (August 2007). www.uic.com.au/nip28.htm. Nuclear Power in France, Briefing Paper 28 (Dee 2007). Depdagri, Peta Curah Hujan Tahunan, skala 1:2.500.000, Dir.Tata Guna Tanah, Dirjen Agraria-Depdagri, September 1981. PRATOMO, BS. dkk., "Sorpsi Cesium pada Lempung Sayati", Pros. Seminar Teknologi dan Keselamatan Reaktor serta Fasilitas Nuklir, PRSG-PPTKR,
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah RadioaktifBATAN Pusat Penelitian llmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
ISSN 1410-6086
BATAN, Serpong (1994).
Gambar I. Milestone penyiapan tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif di Pulau Jawa.
193
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK
II ~ z< ..J
:z:o.
<
c;;
:z:
~ ..oJ
z
~~c I
zw TERMASUK 11SERP I j PENOLAK I STANDAR 4I.................................. WLAYNi YIWG DITUNJUK mpenolak) DAN SELEKSI CALON TAPAI< TERTOLAK F'ERBANDI NGAN TAPAK POTENSIAL WlLAYAH TAPAK IL ONG, KARIMUNJAWA, MASALEMBU -Cf) TERTOLAK . KRITERIA KRITERIA ANALISISWILAYAH DAN <..J Ii'f.~ W KESELURUHAN ( penapisan en w INVENTORI IMURlA, LlMBAH RADIOAKTIF w <-.Jc II RANCANGAN ..Jw 1-< Z a: a:: ITAPAK z~ Xz <w :J:S c~~ ;; IDENTIFIKASI I ·1 WlLAYAH I TAPAKPOTENSIAL ~ I;>:z I II DAN PULAU JAWA I IWILAYAH ~ TERTOLAK POTENSIAL =:I I ~ I PERBANDI NGAN AWAL
«Cf)
Cf)
ISSN 1410-6086
:z: Co. 0« 0<..1 o.!i!
~ i
-._
..
__
._------.-------_-._---------------_._---,
TAHAP KARAKTERISASI
TAPAK
j
~_~_-_~-~~~_-_~~~_~_~_~~~_~_~_-_~_I~_-~~~~-=-~=--=-~~=~~~~~, i
.
TAHAP KONFIRMASI
TAPAK
i
~~~~~~~~~~~~~~~~~=~~~~~]~~~~~~~_~_~~-_-~~_-_~~ ~
il
DESAIN REPOSITORI Gambar
I
J
2. Bagan alir pemilihan tapak penyimpanan limbah radioaktif di Pulau Jawa.
194