1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang merupakan salah satu modal utama untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian.
Dalam bidang pertanian
tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan yangt banyak sekali diusahakan oleh rakyat maupun oleh pemerintah, salah satu diantaranya adalah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman primadona
dibidang perkebunan sebab telah menjadi tanaman yang sangat dibutuhkan oleh dunia dari segi olahannya (Lubis, 1992). Perkembangan industri minyak sawit Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Dimana pertumbuhan dan ekspor CPO (crude palm oil) Indonesia dari tahun 1998 sebesar 5100 ton hingga tahun 2007 mencapai 16.800 ton. Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) diyakini berasal dari Guinea, Afrika Barat, yang masuk ke Indonesia pada tahun 1884 yang dibawa oleh bangsa Belanda.
Di Indonoesia
tahun
1911 kelapa
sawit mulai
dikomersilkan.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pertama kali dikembangkan di daerah Sumatera Utara dan Aceh. Selanjutnya berkembang ke daerah Riau, Jambi Sumatera Barat, serta propinsi lainnya di Indonesia. Pada saat ini kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang handal, karena pangsa pasarnya besar dan luas ( Lubis, 1992).
2
Tabel 1. Produsen CPO Dunia (Word Major Producers Of Palm Oil 1998) Country
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Indonesia
5.100
6.250
7.050
8.080
9.370
10.600
12.380
14.100
16.050
16.800
Malaysia
8.320
10.554
10.842
11.804
11.909
13.355
13.976
14.962
15.881
15.824
Thailan
475
560
525
625
600
690
735
700
860
835
Nigeria
690
720
740
770
775
785
790
800
815
780
Colombia
424
500
524
548
528
527
632
661
713
395
papua New gunea
210
264
336
329
316
326
345
310
365
385
Ecuador
200
263
218
228
238
262
279
319
352
320
Cote Dhoire
269
264
278
205
265
240
270
320
330
215
Costa Rica
105
122
137
150
128
155
180
210
198
205
Honduras
92
90
101
130
126
158
170
180
195
190
Brazil
89
92
108
110
118
129
142
160
170
137
Guatemaia
47
53
65
70
86
85
87
92
125
76
Vanezuela
44
60
70
52
55
41
61
63
65
1.064
Others
855
833
873
883
895
906
940
969
1.023
1.064
16.920
20.625
21.867
23.984
25.409
28.259
30.987
33.846
37.142
38.290
Total
Source Oil Word Annual (1998 - 2007) & Oil Word Weekly (14 December 2007) Source MPOB - For data on Malaysia Pangsa pasar ekspor tanaman kelapa sawit tetap terbuka. Dimana pertumbuhan produksi dan ekspor CPO Indonesia dari tahun 1998 – 2007 dapat dilihat pada Gambar 1. Pertumbuhan produksi CPO Indonesia dari tahun 1998 – 2007 berkisar dari 5.100 – 16.800 tonnes dan ekspor CPO dari Indonesia tahun 1964 adalah 200 tonnes sampai dengan tahun 2007 mencapai 1.375 tonnes dapat dilihat pada Gambar 1. Konsumsi minyak kelapa sawit dunia yang sangat besar tidak mungkin terpenuhi oleh produsen kelapa sawit tanpa diusahakan perluasan areal penanamannya atau ekstensifikasi dan intensifikasi. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka pemerintah memberi peluang dan kemudahan serta prioritas untuk mengembangkan penanamannya (Penebar swadaya, 1997).
3
Gambar 1. Grafik perkembangan produksi dan ekspor CPO Indonesia Pada tahun 2004 penyebaran kelapa sawit di Indonesia mencakup 19 provinsi dengan luas areal tanaman sebesar 5,45 juta Ha.
Provinsi yang
mempunyai luas areal terbesar adalah Riau dengan luas 1,37 juta Ha atau merupakan 25,15 % dari total areal kelapa sawit nasional. Peringkat kedua dan ketiga yaitu Sumatera Utara (17,53 %) dan Sumatera Selatan (9,45 %) (Pahan 2006). Komposisi kepemilikan usaha yang paling dominan yaitu perkebunan besar swasta nasional (PBSN), perusahaan besar swasta asing, disusul kemudian oleh perkebunan rakyat dan perkebunan Negara.
Pulau yang paling luas
perkebunan kelapa sawitnya adalah pulau Sumatera, yaitu 76,93 % dari luas perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Daerah yang paling menjanjikan
perkembangan pesat di masa yang akan datang yaitu pulau Kalimantan dan
4
Papua, walaupun masih tergantung dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah daerah (Pahan, 2006). Dalam proses perkembangan perkebunan kelapa sawit kerap kali muncul persoalan di perkebunan terutama masalah produktifitas dan mutu hasil yang rendah.
Hal ini terjadi terutama pada perkebunan rakyat.
Komoditas
perkebunan kelapa sawit harus diusahakan sebaik mungkin agar memiliki daya saing yang tinggi, terutama untuk menghadapi era globalisasi (perdagangan bebas) (Pahan, 2006). Berbagai usaha telah dilakukan agar produksi kelapa sawit selalu meningkat, mulai dari proses budidaya sampai pengelolaan kelapa sawit. Untuk itu, diperlukan tenaga terampil yang dapat mengelola perkebunan kelapa sawit. Tenaga – tenaga terampil itu dapat diperoleh dari lembaga pendidikan. Politeknik Pertanian merupakan salah satu lembaga pendidikan di bidang
pertanian
yang
menghasilkan
tenaga
professional
dan
memiliki
kemampuan teknis serta memiliki kemampuan manajemen yang berkualitas. Pendidikan di Politeknik Pertanian diselenggarakan melalui kuliah, laboratorium dan praktek lapang.
Pelaksanaannya 60 % praktek lapang dan
praktek laboratorim serta 40 % teori melalui kegiatan kuliah. Selain itu dilakukan juga Karya Wisata ke berbagai perkebunan untuk menambah wawasan serta melengkapi pengetahuan dan keterampilan. Pada tahun ke tiga, semester VI, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) keberbagai bidang usaha sesuai dengan jurusan masing – masing selama 2 – 3 bulan, berdasarkan persetujuan pihak Politeknik Pertanian dengan tempat PKPM dilaksanakan.
5
1.2. Tujuan Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan dengan tujuan untuk memberi pengalaman pekerjaan lapang yang sesungguhnya bagi mahasiswa tentang praktek berusaha di bidang yang digeluti agar mahasiswa tidak asing lagi bila akan terjun ke lapangan untuk bekerja. Melalui PKPM ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1) Membandingkan teori yang di dapat pada bangku perkuliahan ke lapangan melalui pekerjaan yang sesungguhnya. 2) Memperluas
wawasan,
menambah
pengetahuan,
dan
keterampilan
mengenai teknik dan manajemen budidaya tanaman kelapa sawit di PT. Minang Agro. 3) Menyerap ilmu dan keterampilan tentang budidaya kelapa sawit secara nyata mulai
dari
persiapan
lahan,
penyiapan
bahan
tanam,
penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemeliharaan lingkungan kebun, pemungutan hasil, pengolahan hasil serta manajemen perkebunan kelapa sawit. 4) Memahami kegunaan suatu teknologi budidaya pada situasi dan kondisi yang spesifik. 5) Berfikir secara kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan cara memberikan komentar terhadap kegiatan yang dilaksanakan selama PKPM. 6) Memberikan laporan tentang teknik budidaya dan pengolahan kelapa sawit yang dilaksanakan di PT. . Minang Agro Sumatera Barat sesuai dengan petunjuk penulisan PKPM dan pedoman penulisan laporan akhir PKPM yang telah ditetapkan.