lingkungan hidup pada suatu wilayah.
Latar Belakang Pembangunan dikonseptualisasikan proses
sebagai
perbaikan
berkesinambungan
atas
dapat
Pengembangan
suatu
diperlukan
yang
ekonomi, budaya, dan geografis yang
suatu
sangat berbeda antara suatu wilayah
masyarakat atau sistemsosial secara
wilayah
karena
sangat
kondisi
sosial
dengan wilayah lainnya.
keseluruhan menuju kehidupan yang
Konsep pengembangan wilayah
lebih baik atau lebih manusiawi, dan
adalah suatu upaya dalam mewujudkan
pembangunan adalah mengadakan atau
keterpaduan penggunaan sumberdaya
membuat atau mengatur sesuatu yang
dengan penyeimbangan dan penyerasian
belum ada. Paling tidak menurut Todaro
pembangunan antar daerah, antar sector,
(2000) pembangunan harus memenuhi
serta antar pelaku pembangunan dalam
tiga komponen dasar yang dijadikan
mewujudkan
sebagai basis konseptual dan pedoman
daerah (Anwar, 2005)
praktis dalam memahami pembangunan
Pada
tujuan
era
pembangunan
otonomi
daerah,
yang paling hakiki yaitu kecukupan
transmigrasi masih menjadi salah satu
(sustenance)
model
memenuhi
kebutuhan
pembangunan
pokok, meningkatkan rasa harga diri
penyelenggaraan
atau
dihadapkan
jatidiri
(self-esteem),
serta
kebebasan (freedom) untuk memilih. Pada juga
dasarnya
diikuti
transmigrasinya tantangan
terkait
dengan perubahan tata pemerintahan.
pembangunan
dengan
pada
yang
adanya
Penyelenggaraan
transmigrasi
yang
selama ini berciri sentralistik, kini
pengembangan untuk melakukan sesuatu
dihadapkan
yang sebenarnya sudah ada tapi kualitas
penerapan
dan
atau
otonomi. Perubahan-perubahan tersebut
diperluas (Rustiadi, 2009).Riyadi (2002)
telah melahirkan UU No. 15 Tahun 1997
secara terperinci mengemukakan bahwa
tentang
pengembangan
merupakan
kemudian diubah melalui UU Nomor 29
upaya untuk memacu perkembangan
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
antar wilayah, dan menjaga kelestarian
tentang
kuantitasnya
ditingkatkan
wilayah
pada asas
tantangan desentralisasi
Ketransmigrasian,
Ketransmigrasian.
berupa dan
yang
Dalam
undang-undang
tersebut
dinyatakan
I. Pendahuluan
tujuan transmigrasi adalah untuk (1)
Suatu fakta yang jelas bahwa di
meningkatkan kesejahteraan transmigran
Negara Indonesia yang terdiri dari
dan
(2)
pulau-pulau besar dan kecil adalah
meningkatkan pemerataan pembangunan
keadaan penduduknya yang tidak merata
daerah, dan (3) memperkuat persatuan
penyebarannya dalam arti bahwa daerah
dan kesatuan bangsa.
Pulau Jawa, Madura, dan Bali termasuk
masyarakat
sekitar,
Transmigrasi secara nyata telah
Daerah
yang
padat
penduduknya,
menunjukkan peran yang penting dalam
sedangkan
pengembangan
khususnya
termasuk daerah Sulawesi adalah jarang
daerah-daerah di luar Pulau Jawa.Dilihat
penduduknya. Oleh karena itu dapat
dari karakteristik dan cara kerjanya,
dimaklumi usaha Pemerintah di dalam
transmigrasi
pelaksanaan
wilayah,
merupakan
program
daerah-daerah
lainnya
transmigrasi
pembangunan yang secara langsung
dikaitkan
berkaitan dengan pembentukan sebuah
sekarang ini adalah untuk mencapai hal-
kawasan. Produk akhir transmigrasi
hal sebagai berikut :
adalah terbentuknya sebuah kawasan
dengan
apabila
Memindahkan
pembangunan
penduduk
dari
permukiman (kawasan pengembangan)
daerah yang padat ke daerah
yang diharapkan dapat maju, baik secara
yang kurang padat
ekonomi,
sosial
maupun
Pemindahan penduduk tersebut
budaya.Kehadiran program transmigrasi
akan berarti sekaligus mengolah
sesungguhnya
dirasakan
kekayaan alam di daerah yang
setempat
kurang padat penduduk (luar
manfaatnya
dapat oleh
daerah
sebagai suatu bentuk penambahan ruang ekonomi,
sekaligus
penambahan
Jawa)
Usaha
ini
memberikan
penduduk (sumber daya manusia). Oleh
kesempatan kerja kepada tenaga
karena
kerja yang menganggur, dengan
itu
membahas
kelompok tentang
kami
akan
“Transmigrasi
demikian
Merupakan Akibat dari Pesatnya Pembangunan yang Tidak Merata”
dapat
menaikkan
pendapatannya.
Melakukan
pembangunan
daerah yang lebih merata
Tentu saja usaha Pemerintah di bidang
penerima dan daerah asal transmigran,
ini adalah sangat besar manfaatnya
contohnya
dalam suasana pembangunan sekarang.
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
Namun apabila usaha yang baik ini tidak
dengan Propinsi
diikuti dengan usaha-usaha peningkatan
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
di dalam pelaksanaannya, maka akan
dalam menangani Transmigrasi. Seperti
menjadi sia-sia belaka.
telah diuraikan diatas, bahwa satu pihak
Pengalaman
Kerjasama
antar
daerah
Daerah Tingkat
I
menunjukkan
Provinsi Jatim dihadapkan pada masalah
betapapun baiknya ketentuan-ketentuan
penduduk yang gawat, sedangkan pihak
yang
dalam
Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi
peraturan dan penanganan transmigrasi
Selatan kekurangan tenaga kerja efektif
tapi
berbagai
untuk meningkatkan produktivitas. Suatu
hambatan yang biasanya berasal dari
kerjasama yang teratur dan terarah
penduduk yang belum siap dalam art5i
anatara daerah-daerah tersebut akan
kualitas atau mereka yang mentalnya
dapat meningkatkan
belumcukup kuat untuk menghadapi
ketergantungan
berbagai macam situasi (yang tentu saja
sehingga dapat diharapkan hasil yang
berbeda dari daerah asalnya) dan kondisi
lebih
daerah
mengakibatkan
operasional transmigrasi antara Daerah
tidak betah berada di daerah obyek
Jawa Timur dengan Sulawesi selatan dan
trnasmigrasi, dan tak jarang mereka
Sulawesi Tengah. Kerjasama dimaksud
mengganggu ketertiban dan keamanan di
haruslah
kota. Keadaan seperti ini
berikut :
sudah
masih
dicantumkan
sering
transmigrasi,
timbul
merupakan
baik
hubungansaling
yang
menunjang
dalam
mencakup
penanganan
bidang-bidang
salah satu contoh dari pelaksanaan
transmigrasi yang tidak cukup baik
adalah menjadi tanggungjawab Pemda
perencanaannya
pengirim untuk melakukan persiapan-
ataupun
pelaksanaannya. Hambatan-hambatan ini hanya
Persiapan Pengiriman
persiapan yang intensif bagi para calon transmigran, baik dalam arti persiapan
dapat dihilangkan atau minimal di
mental
kurangi efek negatifnya dengan jalan
persiapan pisik dengan menampung
membentuk kerjasama antara daerah
sementara serta memberikan pelayanan
dan
kapabilitas
maupun
kesehatan selama belum diberangkatkan.
Selatan dan Sulawesi Tengah relative
Tentu saja usaha pendahuluan adalah
berada di bawah dari apa yang
menyangkut bertransmigrasi sehingga
dihasilkan oleh Jawa Timur, sehingga
keinginan untuk meninggalkan daerah
lebih banyak berbagai kebutuhan dan
asal dapat terpancing oleh bayangan
kegiatan pembangunan lainnya, yang
yang meyakinkan tentang kemungkinan
juga membutuhkan biaya tidak kecil.
yang luas bagi mereka untuk menikmati
Oleh sebab itu, adalah bijaksana kalau
hidup yang lebih baik di daerah baru.
Pemda Tingkat I Jatim juga turut membantu
tempat
beban
pembiayaan bagi lokasi transmigran
Penempatan Transmigran
Pemilihan
meringankan
telah
sebagai
obyek
yang
bebrasal
dari
transmigrasi adalah ditentukan oeleh
Kebutuhan
Pemerintah
atas
gedung-gedung sekolah misalnya, tentu
Perwakilan
akan lebih cepat terpenuhi kalau terdapat
petunjuk
Daerah pusat
penerima
(Kantor
akan
daerahnya.
suatu
saja penunjukan itu berdasarkan proses
penyediaan biaya pembangunan antara
penentuan tempat yang positif atas suatu
pemerintah
lokasi, setelah meninjau dari berbagai
Pemerintahan Jatim sebagai pengirim
segi
mempengaruhi
transmigran.
mobilitas dan dinamika transmigran
Kesimpulan
dianggap
yang
setempat
baik
atau
Ditjen Transmigrasi di daerah)yangtentu
yang
kerjasama
perumahan
dalam
dengan
yang akan ditempatkan, sehingga dalam
Masalah Transmigrasi khususnya
suatu jangka tertentu, sudah dapat
dipulau Jawa adalah sangat menentukan
diharapkan hasil-hasil yang ditargetkan.
bagi perkembangan pembangunan di
Selain itu, kebutuhan akan berbagai
masa yang akan dating. Pembangunan
fasilitas bagi para transmigran di daerah
yang dilaksanakan sekarang ini adalah
penerima, telah memberi isyarat yang
terutama untuk memerangi kemiskinan.
pasti akan diperlukan sejumlah biaya
Hal ini disebabkan oleh karena Negara
tertentu,
merupakan
Indonesia maish bersifat agraris dimana
Daerah
keadaan alamnya masih memungkinkan
kalau
disadari
untuk perkembangan pertanian. Fungsi
Daerah
Sulawesi
transmigrasi adalah yang terutama ialah
bukan
tanggungan penerima,
berarti
Pemerintah apalagi
pembangunan
di
memeratakan penyebaran penduduk di
tidak harus pindah ke jawa tetapi mereka
seluruh wilayah Negara kita dimana
pun bisa membuka lapangan usaha
penduduk tersebut pada umumnya masih
sendiri di daerahnya contoh di Sulawesi
terpusat dii pulau Jawa. Dengan adanya
Selatan.
transmigrasi dari Jawa Timur ke daerah-
memanfaatkan potensi sumber daya
daerah di luarnya atau secara tegas ke
alam
yang
ada
daerah Sulawesi di satu sisi akan
meningkatkan
nilai
mengurangi kepadatan penduduk Jawa
Kemudian solusi selanjutnya adalah
Timur, di lain pihak Sulawesi Selatan
pengembangan kapasitas sumber daya
dan Sulawesi Tengah akan mendapatkan
aparatur
tenaga-tenaga
profesionalitas kerja dan pelayanan yang
kerja
yang
sangat
Masyarakat
agar
disana daerah
mereka.
terwujud
tanah pertanian yang kini masih banyak
terlaksananya transmigrasi yang dapat
terbengkalai.
mengelola sumber daya manusia dan
transmigrasi
ini
kan
itu
memberikan
aparatur
suatu
baik
samping
para
untuk
diperlukan dalam pengelolahan tanah-
Di
dari
dapat
untuk
sumber daya alam.
kesempatan kepada penduduk asli untuk lebih banyak belajar tentang teknik-
Daftar Pustaka
teknik pertanian yang agak lebih maju. Pamudji, “Kerjasama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah” PT.
Solusi Menanggapi
problematika
trasmigrasi
akibat
dari
mengenai pesatnya
Bina Aksara, Jakarta, 1985 Bappenas.
2006.
“Keterpaduan
pembangunan yang tidak merata, kami
Kebijakan Antar Sektor dan Antar
memberikan solusi salah satunya dengan
Daerah dalam Peningkatan Daya Saing
revitalisasi
Kawasan
transmigrasi
Revitalisasi
Andalan
sendiri merupakan jalan keluar untuk
Pembangunan
memeratakan jumlah penduduk agar
Laporan
tidak terpusat khususnya di pulau jawa.
Jakarta.
Awal dari revitalisasi itu merupakan penyadaran kepada masyarakat bahwa untuk mencapai suatu kesejahteraan
Akhir
dan
Daerah Kajian.
Percepatan Tertinggal”. Bappenas.