I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi. Sektor pertanian juga merupakan konsep pembangunan perekonomian nasional yang menempatkan pembangunan pertanian untuk peningkatan produksi, pendapatan petani, dan ekspor (Gafar, 2001). Potensi alam Indonesia yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian, di mana pembangunan pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani, yang dicapai melalui investasi teknologi, pengembangan produktivitas tenaga kerja, pembangunan sarana ekonomi, serta penataan, dan pengembangan kelembagaan pertanian. Salah satunya dengan menetapkan prioritas pengembangan komoditas pertanian unggulan, yaitu hortikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hortikultura adalah ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Keanekaragaman tanaman hortikultura yang dimiliki Indonesia sebagai daerah tropis mampu membuka peluang besar pengembangan agribisnis oleh masyarakat (Ginting, 2010). Saat ini tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya dapat ditanam pada areal yang sempit dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima oleh masyarakat. Tanaman hias dinikmati oleh konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi. Membudidayakan jenis
1
tanaman hias dapat menjadi usaha yang sangat prospektif bagi masyarakat. Kebutuhan akan tanaman hias dari waktu ke waktu terus meningkat. Besarnya minat masyarakat terhadap tanaman hias berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi dan karakteristik tertentu. Tanaman hias sudah menjadi gaya hidup bagi orang-orang yang memiliki selera seni dan kekaguman yang tinggi terhadap nilai keindahan yang dimilikinya. Tanaman hias digunakan sebagai pelengkap hiasan ruangan maupun pekarangan. Perhatian masyarakat terhadap tanaman hias semakin meningkat, di mana minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman hias secara komersial juga meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar. Peningkatan jumlah tersebut perlu diimbangi dengan pembinaan, agar peningkatan luas area dan petani dapat memberikan keuntungan maksimal tanpa merusak lingkungan sistem produksi. Permintaan tanaman hias senantiasa semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta pesatnya industri pariwisata seperti industri perhotelan yang memang memerlukan keindahan dengan menghadirkan berbagai macam tanaman hias, seperti anggrek, Anthurium, anyelir, Gerbera (Herbras), Gladiol, Heliconia, krisan, dan mawar. Hal tersebut menjadi tantangan bagi petani tanaman hias untuk selalu meningkatkan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Di Provinsi Bali perkembangan tanaman hias cukup pesat, mengingat semakin besarnya permintaan pasar akan tanaman hias. Heliconia adalah salah
2
satu tanaman hias yang dikembangkan di Provinsi Bali. Khususnya di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar bunga Heliconia telah di kembangkan produksinya dan menjadi salah satu produk dari Kabupaten Gianyar. Heliconia atau bunga pisang-pisangan adalah jenis tanaman hias khas tropis, sering disebut sebagai pisang hias. Heliconia sering digunakan sebagai penghias taman di rumah, perkantoran, hotel, sampai pelengkap rangkaian bunga. Bisnis tanaman hias di Indonesia mempunyai dampak positif yaitu dapat memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan para petani, dan kenyamanan lingkungan. Adapun data perkembangan produksi bunga Heliconia di Kabupaten Gianyar Tahun 2010 s.d 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perkembangan Produksi Bunga Heliconia di Kabupaten Gianyar Tahun 2010 s.d 2013 Luas Hasil Perkembangan Produktivitas No Tahun tanam produksi produksi (tangkai/m2) 2 (m ) (tangkai) (%) 1 2010 7.500 61.850 8,24 2 2011 3.500 8.000 -87,06 2,28 3 2012 10.003 44.000 450 4,39 4 2013 86.049 1.186.948 2.579 13,79 Jumlah 107.052 1.300.798 2.941,94 28,7 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar (2014) Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil produksi bunga Heliconia yang terendah pada tahun 2011 yaitu sebesar 8.000 tangkai
dengan luas tanam
3.500 m2, sedangkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 1.186.948 tangkai dengan luas tanam 86.049 m2 merupakan hasil produksi tertinggi. Luas tanam yang menurun di tahun 2011 disebabkan oleh faktor bibit yang sulit diperoleh sehingga luas tanam pun dikurangi, maka berpengaruh terhadap hasil produksi bunga
3
Heliconia. Faktor cuaca juga menjadi penyebab dalam menurunnya hasil produksi bunga Heliconia. Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu sentra perkebunan bunga Heliconia terbesar di Bali. Ada 11 Poktan yang mengembangkan bunga Heliconia di Desa Kerta, Kecamatan Payangan. Dalam pengembangan Heliconia petani kesulitan dalam memperoleh bibit serta pemasaran hasil produksi, hal tersebut karena kurangnya modal yang dimiliki petani dan juga kurangnya pengetahuan yang dimiliki petani akan informasi pasar. Tingkat pengetahuan petani belum maksimal dalam proses pengembangannya. Untuk meningkatkan produktivitas serta pemenuhan permintaan pasar diperlukan upaya pengembangan produk oleh sumberdaya manusia yang terampil serta mengetahui keadaan pasar. Salah satu hal yang diperlukan petani adalah adanya lembaga atau perusahaan yang dapat membantu petani dalam penyediaan sarana dan prasarana serta pemasaran hasil produksi. Kemitraan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani dalam proses pengembangan produksinya, karena dengan adanya kemitraan akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang menjalankan kemitraan usaha tersebut. Kemitraan usaha juga akan meringankan pelaku kemitraan dalam menanggung resiko karena akan ditanggung bersama sesuai dengan besarnya modal dan keuntungan yang diperoleh. Manfaat lainnya adalah terjaminnya kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta memberikan dampak sosial yang cukup tinggi yakni menghasilkan persaudaraan antara pelaku ekonomi yang berbeda status (Hafsah, 2000).
4
Sekar Bumi Farm adalah sebuah usaha penanaman bunga Heliconia di Desa Kerta yang berdiri sejak tahun 2008. Sekar Bumi Farm ini didirikan oleh pengusaha agribisnis I Ketut Subagia. Di Sekar Bumi Farm dikembangkan berbagai jenis bunga Heliconia, yang bibitnya di peroleh dari dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 2009 Sekar Bumi Farm merangkul delapan Poktan dengan jumlah 133 orang petani untuk bermitra dalam mengembangkan dan memproduksi bunga Heliconia. Delapan kelompok tani itu yaitu, Sekar Bumi, Sekar Lestari, Mawar Sari Kamboja, Sari Pertiwi, Citra Lestari, Melati, dan Tunas Mekar. Pada tahun 2012 ada tiga Poktan dengan jumlah 72 orang petani yang bermitra dengan Sekar Bumi Farm yaitu Jati Mekar, Amerta Jati, dan Jati mulia. Sekar Bumi Farm ini memiliki pangsa pasar yang luas. Konsumen dari Sekar Bumi Farm adalah beberapa toko bunga yang ada di Bali, Sekar Bumi Farm juga memasarkan produknya ke hotel-hotel, restoran dalam bentuk bunga segar atau dengan melewati proses perangkaian bunga sebelumnya. Namun untuk memenuhi permintaan pasar Sekar Bumi Farm masih kekurangan produk bunga Heliconia, hal tersebut dikarenakan kurangnya lahan yang dimiliki oleh Sekar Bumi Farm serta tingginya permintaan konsumen akan produk Heliconia. Untuk meningkatkan pengembangan produksi bunga Heliconia diperlukan upaya pengelolaan yang baik agar produksi yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar serta pengetahuan dan modal yang memadai diperlukan dalam proses peningkatan produksi dari bunga Heliconia ini. Namun kenyataannya, petani memiliki keterbatasan modal dan kurangnya pengetahuan petani dalam
5
menghasilkan produk yang berkualitas serta bersaing dalam pemasaran produk. Sekar Bumi Farm memiliki modal dan jalur pemasaran yang luas namun masih kekurangan dalam memenuhi kebutuhan konsumen akan produk Heliconia karena kurangnya lahan untuk penanaman dan pengembangan produksinya. Keadaan inilah yang akhirnya membuat petani penanam Heliconia dengan Sekar Bumi Farm menjalin kerjasama/kemitraan, sehingga dapat menghasilkan produksi dengan kualitas yang tinggi serta dapat memenuhi permintaan pasar. Kemitraan Sekar Bumi Farm dengan petani bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi serta adanya jaminan pasar bagi petani. Konsep kemitraan antara Sekar Bumi Farm dengan petani dilakukan agar semua pihak dapat saling melengkapi, saling menguntungkan, dan bertanggung jawab. Dalam hal ini petani memerlukan prasarana dalam membudidayakan bunga Heliconia dan Sekar Bumi Farm membutuhkan ketersediaan produksi bunga Heliconia. Mengingat potensi-potensi, manfaat, dan kendala-kendala dalam kemitraan yang dilaksanakan Sekar Bumi Farm dan petani mempunyai cakupan yang luas, maka diharapkan hubungan ideal dalam kemitraan adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, di mana semua pihak dapat saling melengkapi. Kemitraan yang terjalin antara petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm dibentuk karena adanya kesepakatan antara hak dan kewajiban dari masingmasing pihak, sehingga diperlukan mekanisme dan bentuk pelaksanaan kemitraan yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak mitra. Namun dalam pelaksanaan kemitraan belum tentu berjalan sesuai dengan kesepakatan awal, karena adanya kendala-kendala yang terjadi dalam proses kemitraan yang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keberhasilan kemitraan antara
6
petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana mekanisme kemitraan yang dilakukan antara petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar? 2. Bagaimana keberhasilan petani Heliconia di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dalam melakukan pola kemitraan dengan Sekar Bumi Farm? 3. Apa manfaat yang diperoleh petani Heliconia dan Sekar Bumi Farm dalam kemitraan? 4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses kemitraan antara petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. 1. Mekanisme kemitraan yang dilakukan antara petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar 2. Keberhasilan petani Heliconia di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dalam melakukan pola kemitraan dengan Sekar Bumi Farm? 3. Manfaat kemitraan bagi petani Heliconia dan Sekar Bumi Farm
7
4. Kendala yang dihadapi petani Heliconia saat bermitra dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Petani Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi keberhasilan kemitraan yang dilakukan dengan Sekar Bumi Farm. 2. Perusahaan Sebagai masukan bagi perusahaan untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan. 3. Peneliti Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pola kemitraan serta sebagai salah satu sarana untuk melatih kemampuan dalam menganalisis berdasarkan fakta dan data yang tersedia. 4. Pemerintah Sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pola kemitraan agribisnis usaha bunga Heliconia sehingga menguntungkan semua pihak terkait. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Adapun ruang lingkup penelitian ini membahas tentang mekanisme dan keberhasilan petani Heliconia di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dalam melakukan pola kemitraan dengan Sekar Bumi Farm. Metode
8
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis mekanisme kemitraan yang terjalin antara petani dengan Sekar Bumi Farm, manfaat yang diperoleh petani Heliconia dan Sekar Bumi Farm serta kendala-kendala yang dihadapi oleh petani dan Sekar Bumi Farm selama menjalin kerjasama kemitraan. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis tingkat keberhasilan kemitraan yang telah dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm yang ditinjau dari nisbah keuntungan yang diperoleh petani sebelum bermitra dan setelah bermitra.
9