I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar 17,3 persen dan menempati urutan kedua setelah industri pengolahan. Dalam bidang penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian tidak dapat diabaikan karena dari 90,8 juta penduduk yang bekerja, sekitar 44,3 persennya bekerja di sektor pertanian. Selain itu sektor pertanian juga berperan penting dalam penyediaan bahan baku bagi keperluan industri (BPS, 2001). Pertambahan penduduk Indonesia yang cenderung meningkat dari 206 juta pada tahun 2000 menjadi 220 juta pada tahun 2002, dapat menimbulkan beberapa permasalahan pokok seperti ketersediaan pangan, papan, jaminan kesehatan, dan ketersediaan sumber daya alam.
Khusus dalam bidang pertanian dan
permasalahan pangan yang dihadapi adalah produksi padi yang belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga masih dilakukan impor. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kegagalan panen karena gangguan alam dan hama penyakit, serta meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian. Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia Tahun
Luas Areal (Ha) 11.963.204 11.793.476 11.499.997 11.521.166 11.476.187
1999 2000 2001 2002 2003*) *) Nilai pendugaan Sumber: www.bps.go.id 2003
Produksi (Ton) 50.886.387 51.898.852 50.460.782 51.489.694 51.829.341
Pertumbuhan Produksi (%) 3.31 2.03 -2.77 2.04 0.66
Kabupaten Karawang merupakan salah satu lumbung padi nasional dengan tingkat produksi 1.109.614 ton per tahun pada tahun 2001. Berdasarkan penggunaan lahan, pada tahun 2001 Kabupaten Karawang memiliki lahan pertanian yang terdiri dari 93.590 ha lahan sawah dengan pengairan teknis dan 81.737 ha lahan kering (www. karawang.go.id, 2003). Tabel 2. Produksi Padi Kabupaten Karawang No
TAHUN
PRODUKSI PADI (TON)
1 1996 2 1997 3 1998 4 1999 5 2000 Sumber www.bps.go.id. 2003
1.238.391 1.234.133 918.924 1.108.996 1.083.596
Upaya meningkatkan produksi pangan terutama padi selalu menghadapi kendala-kendala yang bersifat fisik, sosial ekonomi, maupun biologi yang mengancam keberhasilan produksi. Salah satu kendala biologis yang muncul bersamaan dengan makin intensifnya usaha peningkatan produksi pangan adalah spesies organisme pengganggu yang menyerang tanaman sehingga menyebabkan penurunan baik kualitas maupun kuantitas produksi padi bahkan sampai meyebabkan kegagalan panen. Menurut Badan Pusat Statistik (2001) secara komulatif serangan organisme pengganggu tanaman pada tanaman padi selama tahun 2000 mencapai 520.263 ha. Serangan organisme terbesar adalah tikus 159.333 ha, penggerek batang 122.131. ha. Wereng coklat 13.709 ha, walang sangit 24.966 ha dan organisme lain mencapai 200.124 ha. Peningkatan sektor pertanian memerlukan berbagai sarana yang mendukung agar dapat dicapai hasil yang memuaskan dan terutama dalam hal mencukupi kebutuhan pangan nasional. Sarana-sarana yang mendukung peningkatan hasil di
2
bidang pertanian tersebut adalah alat-alat pertanian, pupuk, bahan-bahan kimia yang termasuk di dalamnya adalah pestisida. Pada
awal
usaha
peningkatan
produksi
padi,
pemerintah
hanya
mengkonsentrasikan pada upaya peningkatan produksi dengan mengintensifkan pemakaian pupuk dan menciptakan varietas-varietas unggul yang berproduksi tinggi, sedangkan dari aspek ketahanan terhadap hama kurang diperhatikan. Dewasa ini kegiatan pertanian secara umum dilakukan secara intensif, yaitu sistem pertanian yang ditandai dengan penggunaan energi tinggi dan bahan-bahan kimia.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan produksi
pangan dalam kaitannya dengan peningkatan kebutuhan pangan. Usaha tersebut telah berhasil meningkatkan produksi pangan secara nyata. Pestisida mulai intensif digunakan pada masa bimbingann masal (BIMAS) padi, palawija, dan sayuran tahun 1968.
Pada masa tersebut penggunaan
pestisida, terutama insektisida sangat diutamakan karena dapat memperkecil kerugian akibat gangguan hama dan penyakit, seperti wereng, walang sangit dan masih banyak jenis hama penyakit lainnya.
Sebelum penggunaan pestisida
produksi padi mengalami kerugian antara 19-24 persen tetapi dapat diturunkan menjadi 1-4 persen melalui penggunaan pestisida (Soekardi dan Sumatera, 1992) Tabel 3. Perkembangan Kapasitas Produksi Industri Pestisida. No Tahun 1 1997 2 1998 3 1999 4 2000 5 2001 6 2002 Sumber. Deperindag. 2003
Kapasitas (Ton) 21.000 21.000 21.000 19.000 19.000 21.000
3
Produksi (Ton) 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 8.000
Insektisida telah menjadi alat bantu yang sangat penting di dalam meningkatkan produksi pertanian.
Serangan
hama dan penyakit telah
menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi sektor pertanian.
Pengunaan
pestisida telah mampu menyelamatkan paling tidak sepertiga dari kerugian tersebut (Wudianto,1999). Produk insektisida Spontan merupakan insektisida racun kontak, lambung dan sistemik berbentuk pekatan yang dapat larut dalam air, berwarna coklat kemerah-merahan. Insektisida Spontan tidak berdampak negatif musuh alami tanaman padi seperti Lycosa lividipnneis (Kepending tanaman) dan Aphionea nigrofasciata (Kumbang tanah). Strategi pemasaran yang tepat dan efektif bagi para produsen dan penyalur agar produknya dapat diterima dan sukses di pasar sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempertimbangkan preferensi konsumen. Preferensi konsumen adalah bagian dari studi tentang perilaku konsumen yang menitikberatkan kepada sikap dan persepsi konsumen terhadap keinginan dan kebutuhan atas suatu produk, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam membuat suatu keputusan pembelian. Melalui strategi pemasaran yang tepat untuk insektisida Spontan diharapkan dapat menghasilkan kemampuan bersaing secara efektif dan mampu mencapai pertumbuhan pemasaran. Strategi pemasaran harus didukung oleh informasi yang akurat yang didapat dari riset pemasaran. PT. Agricon merupakan perusahaan produsen sekaligus distributor produkproduk agrokimia termasuk di dalamnya pestisida. Sebagian besar produk PT. Agricon digunakan untuk kebutuhan pertanian. Konsumen terbesarnya adalah petani dan perkebunan-perkebunan besar di seluruh Indonesia baik yang dimiliki pemerintah maupun swasta. Persaingan yang sangat ketat menuntut perusahaan
4
harus bisa mengetahui sejauh mana preferensi konsumen dalam memilih produk pestisida sehingga bisa memberikan kepuasan kepada konsumennya. 1.2. Rumusan Masalah Insektisida sebagai salah satu penunjang keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia memiliki peranan yang strategis dalam meningkatkan produksi pertanian. Dengan adanya insektisida, maka resiko kegagalan dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi secara signifikan. Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian merupakan pasar yang besar yang dapat dimanfaatkan oleh produsen insektisida dalam memasarkan produknya. Pada saat ini PT. Agricon mengalami tantangan dalam pemasaran produknya.
Ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini
dengan segala keunggulan yang dimiliki. Untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang ketat seperti sekarang ini, PT. Agricon
harus mampu
memperoleh laba yang tinggi cara mengerahkan segala daya dan upaya dalam memasarkan produk dengan lebih baik dalam melayani pasar yang dipilih. Hal ini berarti perusahaan harus memiliki gambaran mengenai preferensi konsumen pengguna insektisida dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan PT. Agricon ditinjau dari preferensi konsumen ? 2. Bagaimana segmentasi dari pengguna insektisida merek Spontan. 3. Apa yang diinginkan konsumen dari suatu produk insektisida ? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan pembelian insektisida ?
5
5. Bagaimana kombinasi atribut suatu produk insektisida yang paling disukai oleh petani ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada di perusahaan PT. Agricon maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi preferensi konsumen terhadap insektisida merek Spontan. 2. Menganalisis segmen pasar insektisida merek Spontan berdasarkan aspek demografi dan psikografi. 3. Mencari keunggulan produk insektisida merek Spontan terhadap pesaing di wilayah Karawang. 4. Merekomendasikan suatu alternatif konsep strategi pemasaran berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran sebelumnya yang disesuaikan dengan hasil dari analisis preferensi konsumen.
6
UNTUK SELENGKAPNYA DAPAT DI AKSES PADA PERPUSTAKAAN MB IPB
7